Upload
hakazawahikari
View
229
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASISEMESTER III TH 2015/2016
JUDUL
DELTA MODULATION (DM)
GRUP
02
3DPROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA2015
Judul : Delta Modulation
Nama Praktikan :
1. Gita Nur Septiani
2. Dwi Mega Yulianingrum
3. Fainaya Permatasari
4. Gusti Prabowo R
5. Hananto Wicaksono
Kelas / Group : Teknik Telekomunikasi 3D / 02
Tanggal Percobaan : 17 September 2015
Instruktur : Pak Tri P.
Delta Modulation
I. Tujuan
- Mengerti prinsip delta modulation
- Menjelaskan rangkaian dan fungsi dari delta modulation dan demodulator
- Menjelaskan keuntungan dan kerugian delta modulation
- Menggambarkan dan menjelaskan bentuk rangkaian dari : LPF, komparator, integrator,
sample dan hold
II. Alat-alat yang Digunakan
III. Dasar Teori
Delta modulator merupakan salah satu A/D converter yang mudah dan sederhana.
Berbeda dengan pulse code modulation (PCM), di mana digunakan n-bit kode dalam proses
kwantisasinya. Sedangkan delta modulation menggunakan kwantisasi satu bit.
Konsep kerja delta modulation:
Delta modulation adalah suatu teknik yang sederhana untuk mengkodekan sinyal
analog ke digital. Berbeda dengan PCM, delta modulation hanya mendeteksi tanda dari
sinyal error yang merupakan perbedaan antara sinyal input dan sinyal feedback. Dasar delta
modulation seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Rangkaian tersebut terdiri dari suatu
negative feedback dari komparator, sebuah sampler, dan sebuah local decoder yang dalam
hal ini merupakan rangkaian integrator. Sinyal analog a(t) pada input dari encoder dikurangi
dengan sinyal feedback b(t). Perbedaan antara a(t) – b(t) merupakan sinyal error e(t). Sinyal
error tersebut dapat menjadi positif atau negative trgantung kepada amplitude dari kedua
sinyal a(t) dan b(t). Komparator mendeteksi tanda sinyal error e(t) dan memberikan
tegangan output +E volt yang tetap amplitudonya. Bentuk gelombang yang tetap
amplitudonya ini kemudian disampler pada rate sampling feedback untuk memberikan
output S (t) yang merupakan deretan pulsa-pulsa. Pada local decoder S(t) diintegrasikan dan
menghasilkan sebuah sinyal step yang merupakan sinyal feedback b(t) dan kemudian
dipergunakan terhadap sinyal input a(t).
Gambar 3.1 Rangkaian dasar delta modulation encoder
Rangkaian negative feedback ditujukan untuk menghasilkan e(t) dan menstabilkan
encoder. Output delta modulation diambil dari rangkaian sampler yang berupa deretan
digital. Secara praktek hal ini diinginkan untuk mengirimkan pulsa-pulsa dengan lebar yang
terbatas, yang lebih baik daripada pulsa yang sangat sempit. Dalam hal ini sampler diganti
dengan sebuah rangkaian sampler dan hold, dan local decoder diganti dengan sebuah
rangkaian integrator RC (gambar 2).
Gambar 3.2 Rangkaian delta modulation encoder secara praktis
Delta modulation decoder di penerima yang merubah sinyal digital ke bentuk analog,
terdiri dari sebuah integrator yang sama dengan integrator dengan local decoder yang diikuti
dengan sebuah low pass filter untuk mengeliminasi noise yang berasal dari informasi di luar
band tersebut.
Gambar 3.3 Rangkaian delta modulation encoder dan decoder
Prinsip kerjanya:
Encoder merubah sinyal analog menjadi kode biner. Sebaliknya decoder
memperoleh kembali dari kode biner tersebut menjadi sinyal analog. Pada bagian pengirim
terdiri dari rangkaian pembanding (komparator), sampler dan integrator. Input dan
komparator merupakan perbedaan antara sinyal input a(t) dan sinyal feedback b (t) dan
tanda dari error tersebut yang akan dideteksi oleh komparator. Bila sinyal input a(t) lebih
besar dari sinyal feed back b(t), maka
a (t )−b (t )=e(t )
Mempunyai nilai positif sehingga output encoder merupakan pulsa positif.
Bila a(t) < b (t), maka e (t) mempunyai tanda negative. Output dari encoder s(t)
merupakan input integrator yang merupakan local encoder. Output integrator digunakan
untuk mendekati input analog, dan output tersebut merupakan fungsi ramp (ramp function)
dengan slope yang positif atau negative. Output encoder ini kemudian dikirim ke penerima
(decoder) yang letaknya jauh dari encoder dalam bentuk pulsa biner. Karena itu integrator
yang sama dengan local decoder pada bagian pengirim, yang diikuti dengan low pass pada
penerima diperlukan untuk memperoleh kembali input analog. Keadaan sinyal yang
dihasilkan kembali ke aslinya tidak akan sama dengan sinyal yang dikirimkan.perbedaan
antara sinyal output decoder engan sinyal input encoder menimbulakan noise yang dikenal
dengan noise kwantisasi dan akan berpengaruh terhadap S/N dari delta modulation. Bentuk
input dan output dari delta modulation dapat dilihat pada gambar ini.
Gambar 3.4 Bentuk input dan output dari delta modulation
a (t), sinyal input analogb (t), output integrator pada encoderS (t), output encoder yang dikirimkan
Keadaan output delta modulation jika input sama dengan nol.
Jika rangkaian pada kondisi sinyal input sama dengan nol (tanpa input) dan
komparator dalam keadaan setimbang, maka terlihat di sini bahwa bentuk output delta
modulation berupa pulasa-pulsa positifdan negative yang silih berganti keadaan seperti ini
terlihat pada gambar di bawah ini.
Output dari integrator mendekati gelombang segitiga dengan slope positif dan
negative seperti gambar di bawah ini.
Sedangkan untuk input yang veriasi amplitudonya lebih kecil dari stepnya, tidak
akan terdeteksi oleh delta modulation sehingga bila output tersebut diterima oleh penerima
akan dihasilkan sinyal sama dengan nol.
IV. Langkah Kerja
V. Data Hasil Percobaan
VI. Analisa
Rangkaian IV.1
Pada rangkaian ini digunakan sinyal sinusoida 2KHz, 1,5 vpp dari function generator
sebagai input. Pada delta modulator, clock diatur frekuensinya sehingga menjadi 30
KHz. Pada rangkaian ini akan dilihat bentuk gelombang output dari integrator. Secara
teori , output dari integrator ini adalah output rangkaian delta modulator yang dijadikan
sinyal feedback negative, yang kemudian akan dibandingkan dengan sinyal input oleh
komparator. Pada hasil percobaan, terlihat bahwa gelombang yang dihasilkan oleh
integrator membentuk gelombang segitiga. Hal ini membuktikan bahwa gelombang
input dapat dibaca oleh delta modulator. Hal sesuai dengan teori, yaitu jika gelombang
input dapat dibaca oleh delta modulator, maka gelombang yang dihasilkan integrator
akan membentuk gelombang segitiga, yang akan dibandingkan dengan sinyal input.
Kemudian hasilnya akan diubah ke bentuk gelomban digital (pulsa).
Rangkaian IV.2
Pada rangkaian ini digunakan sinyal sinusoida 1 KHz, 4 vpp dari function generator
sebagai input. Pada delta modulator, clock diatur frekuensinya sehingga menjadi 25
KHz. Pada rangkaian ini akan dilihat bentuk gelombang output dari integrator dan
output delta modulator. Pada hasil percobaan, dapat dilihat bahwa gelombang output
yang dihasilkan berupa gelombang digital, yaitu sinyal positif dan negatif. Hal ini sesuai
dengan teori, yaitu gelombang output dari komparator akan diubah menjadi sinyal digital
sebagai output delta modulator. Dari hasil percobaan, terlihat bahwa gelombang yang
dihasilkan integrator tidak membentuk gelombang segitiga sempurna. Hal ini
menunjukkan bahwa gelombang input tidak terdeteksi oleh delta modulator, sehingga
dianggap input nol. Hal ini dapat terjadi jika gelombang input memiliki variasi
amplitudo yang lebih kecil dari stepnya. Kondisi ini juga dibuktikan oleh output delta
modulator yang berupa sinyal positif dan negatif yang silih berganti dengan periode
konstan.
Rangkaian IV.3
Pada rangkaian ini digunakan sinyal sinusoida 60 Hz, 4 vpp dari function generator
sebagai input. Pada delta modulator, clock diatur frekuensinya sehingga menjadi nilai
minimum. Pada rangkaian ini akan dibandingkan gelombang input dengan gelombang
output dari demodulator. Pada demodulator terdapat rangkaian filter low pass yang
berfungsi untuk mengurangi noise. Output dari demodulator seharusnya menghasilkan
gelombang yang sama dengan gelombang input. Pada hasil percobaan, dapat dilihat
bahwa gelombang output juga berbentuk sinusoida, akan tetapi frekuensinya berbeda
dari frekuensi input. Keadaan ini disebut dengan noise kuantisasi. Hal ini terjadi karena
fekuensi atau step dari gelombang output integrator tidak sama dengan gelombang input,
sehingga ketika dibandingkan oleh komparator akan menimbulkan error, yaitu level
output yang tidak sama dengan level input.
VII. Kesimpulan
1. Delta Modulasi merupakan teknik konversi analog-ke- digital dan digital-ke- sinyal
analog yang digunakan untuk pengiriman informasi suara (1KHz - 4KHz).
2. Rangkaian delta modulation terdiri dari rangkaian encoder dan decoder. Rangkaian
encoder terdiri dari komparator yang berfungsi sebagai pembanding antara sinyal input
dan sinyal feedback dari integrator; integrator berfungsi sebagai local decoder; Sample &
Host berfungsi menyampling sinyal yang keluar dari komparator sehingga berbentuk
biner. Rangkaian decoder terdiri dari integrator yang sama pada encoder dan LPF(Low
Pass Filter) yang berfungsi memfilter sinyal sehingga menjadi sinyal analog yang utuh.
3. Rangkaian Delta Modulator merupakan rangkaian sederhana dari PCM yang
menggunakan 1 bit untuk encoding. Namun, rangkaian ini memiliki kelemahan pada
output yang dikirimkan. Rangkaian ini tidak terlalu mementingkan nilai output yang
dihasilkan sehingga informasi bisa saja terganggu oleh noise.
4. Rangkaian LPF
Konsep low-pass filter ada dalam berbagai bentuk, termasuk sirkuit elektronik (seperti
desis filter yang digunakan dalam audio), algoritma digital untuk set smoothing data,
hambatan akustik, kabur gambar, dan sebagainya. Kadang-kadang, amplifier gain
sederhana (sebagai lawan dari penguat operasi yang sangat-high gain) adalah berubah
menjadi sebuah low-pass filter dengan hanya menambahkan kapasitor C. umpan balik
Umpan balik ini menurunkan respon frekuensi pada frekuensi tinggi melalui efek Miller,
dan membantu untuk menghindari osilasi dalam amplifier.
Rangkaian Komparator sederhana
Komparator tegangan adalah sebuah rangkaian yang dapat membandingkan besar tegangan masukan. Komparator tegangan biasanya menggunakan Op-Amp sebagai piranti utama dalam rangkaian. Seperti gambar di atas, Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan + Vsupply. Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM339 yang banyak di pasaran.
Rangkaian Integrator
Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian op-amp inverting, hanya saja
rangkaian umpanbaliknya (feedback) bukan resistor melainkan menggunakan capasitor C.
Secara matematis tegangan keluaran rangkaian ini merupakan fungsi integral dari
tegangan input. Sesuai dengan nama penemunya, rangkaian yang demikian dinamakan
juga rangkaian Miller Integral. Aplikasi yang paling populer menggunakan rangkaian
integrator adalah rangkaian pembangkit sinyal segitiga dari inputnya yang berupa sinyal
kotak.
Rangkaian Sample and Hold
Rangkaian Sample-and-Hold terdiri dari empat komponen utama, yaitu input buffer amplifier, komponen penyimpan energi berupa hold capacitor, output buffer amplifier, dan rangkaian switching, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
VIII.Referensi
Delta Modulation (DM)
Modulasi Delta adalah suatu analog to digital dan digital to analog teknik konversi sinyal yang digunakan untuk transmisi dari informasi suara. Modulasi Delta merupakan sebuah teknik modulasi dimana suatu sinyal analog dapat dikodekan dalam digit (bit) kembar. Karena itu Modulasi Delta merupakan salah satu sistem berbasis Pulse Code Modulation (PCM). Prinsip kerja modulasi delta adalah pemancaran rentetan pulsa-pulsa dengan lebar tetap, yang polaritasnya menunjukkan apakah keluaran demodulator harus naik atau turun pada masing-masing pulsa. Keluaran dibuat naik atau turun oleh suatu tinggi langkah yang tetap pada masing-masing pulsa. Rangkaian modulasi delta pada modul praktikum 2960 G terdiri atas beberapa blok rangkaian yaitu; differential amplifier,integrator,komparator,clock and pulse generator , dan low pass filter.
Modulasi Delta merupakan alternatif sederhana dari PCM yang hanya menggunakan 1
bit untuk proses encoding. Dengan hanya 1 bit maka ada dua keadaan yang dapat dikodekan.
Pada Delta Modulation (DM) hanya selisih antara nilai interval s(t) dan nilai didekatnya
yang dikodekan. Konsekuensinya Delta Modulation (DM) merupakan salah satu metode
modulasi prediktif. sinyal pemodulasi s(t) dimasukkan pada input positif komparator. Sinyal
prediksi X dimasukkan ke input pembalik komparator. Hasilnya sinyal prediksi membentuk
suatu nilai ambang variable komparator switch.
Jika s(t) > X maka keluaran komparator akan memberikan kondisi logika 1. Jika s(t) <
X maka komparator memberikan kondisi logika 0.Switch komparator bergantung pada nilai
sesaat sinyal pemodulasi s(t) dan nilai estimasi X yang tersimpan dalam D-flip-flop. Pada
setiap clock pulsa, D-FF akan menggeser informasi dari D-input ke keluaran D-FF dan
menyimpannya sampai masukan berikutnya. nilai estimasi X dibentuk dari keluaran D-FF
dengan suatu rangkaian integrator. Secara sederhana rangkaian ini terdiri dari LPF-RC.
Delta Modulasi (DM atau Δ-modulasi) adalah analog-ke- digital dan digital-ke-
sinyal analog konversi teknik yang digunakan untuk pengiriman informasi suara dimana
kualitas tidak penting primer. DM adalah bentuk paling sederhana diferensial -modulasi kode
pulsa ( DPCM ) di mana perbedaan antara sampel yang berurutan dikodekan menjadi-bit data
n stream. Dalam modulasi delta, data yang ditransmisikan dikurangi menjadi aliran data 1-
bit.
Fitur utamanya adalah:
sinyal analog didekati dengan serangkaian segmen
setiap segmen dari sinyal didekati dibandingkan dengan gelombang analog yang asli
untuk menentukan kenaikan atau penurunan amplitudo relatif
proses keputusan untuk mendirikan negara bit berurutan ditentukan oleh
perbandingan ini
hanya perubahan informasi yang dikirim, yaitu, hanya peningkatan atau penurunan
amplitudo sinyal dari sampel sebelumnya dikirim sedangkan-kondisi perubahan tidak
menyebabkan sinyal dimodulasi untuk tetap berada di keadaan 0 atau 1 yang sama
dari sampel sebelumnya.
Untuk mencapai tinggi -to-noise rasio sinyal , modulasi delta harus menggunakan
oversampling teknik, yaitu, sinyal analog sampel pada tingkat yang beberapa kali lebih
tinggi dari laju Nyquist . Berasal bentuk delta modulasi yang terus variabel modulasi delta
lereng , -sigma modulasi delta , dan modulasi diferensial . The Differential Pulse Code
Modulation adalah himpunan super DM.
Prinsip
Daripada mengkuantisasi nilai absolut dari gelombang analog input, modulasi delta
quantizes perbedaan antara arus dan langkah sebelumnya, seperti ditunjukkan dalam
diagram blok pada Gambar. 1. 1.
Blok diagram dari Δ-modulator/demodulator
modulator ini dibuat oleh quantizer yang mengubah perbedaan antara sinyal input dan
rata-rata dari langkah-langkah sebelumnya. Dalam bentuknya yang paling sederhana,
quantizer tersebut dapat diwujudkan dengan pembanding referensi ke 0 (dua tingkat
quantizer), yang output adalah 1 atau 0 jika sinyal input positif atau negatif. Hal ini juga
sedikit-quantizer karena quantizes hanya sedikit pada suatu waktu. demodulator hanyalah
integrator (seperti yang di loop umpan balik) yang output naik atau turun dengan masing-
masing 1 atau 0 diterima.
Perbandingan PCM dan DM
Signal-to-noise rasio DM lebih besar dibandingkan sinyal-terhadap rasio-suara PCM.
Untuk ADM rasio signal-to-noise adalah sebanding dengan rasio Signal-to-suara PCM
companded.
Delta modulation adalah cara spesial dari pulse code modulation dibanding dengan
sisitem PCM yang lain,hanya 1 bit yang digunakan untuk menhkode.
Blok diagram ditunjukkan berdasarkan prinsip dari DM transmission.
Bandwith dari sinyal s(t) yang digunakan adalah dibatasi oleh lowpast filter dan
dibandingkan dengan ukuran sinyal y(t). Perbedaannya adalah jumlah dalam comparator dan
contoh dari penurunan kecepatan, oleh frekuency clock. y(t) diperoleh dikenaikan pulsa
output dimana tergantung dari sinyal output. Perkiraan dari jumlah tingkatan adalah dapat
bertambah dan berkurang.Amplitudo dari jumlah steps tergantung dari frekuency clock dan
kenaikan konstan.
Di dalam demodulator, pulsa y(t) dibentuk oleh kenaikan low pass filter diikuti oleh
perpindahan sisa komponen dari frekuency carrier dan s(t) yang diperoleh.
Unit modulator dan demodulator digunakan pada kegiatan ini,berisi 4th,perintah butterworth
filter, dengan batas frekuency 3,4 KHz.
Keuntungan dari letak delta modulation di dalam keperluan hardware sederhana dan
pembungkus untuk kesalahna transmisi dalam penambahan yang biasanya menjadi keuntungan dari
transfer digital. Cara daro transmisi ini hanya menggunakan bit dari nilai yang sama. Sistem delta
modulation syaratnya tidak bisa di sinkronisasi.
Kerugian dari delta modulation adalah ferquency clock yang tinggi, terjadi noise, dan noise
yang berlebih yang mana terjadi kira-kira karena sinyal tidak dapat mengikuti tepi yang curam dari
sinyal yang di inginkan.
Sistem ini di gunakan dengan cara economical dari proses transmisi arus kecil dari informasi
pada kualitas rendah. Pengembangan dalam kualitas dari transmisi adalah mungkin, dengan
menggunakan adaptive delta modulation. Disini, terdapat pebedaan yang tampak untuk cara
penggambaran dari linier DM, menggunakan tingkatan kualitas dari level yang sama, dalam
tingkatan ADM. Cara ini digunakan untuk level dari sinyal dan perbedaan kualitas steps yang
digunakan.
IX. Daftar Pustaka
http://elkakom.telkompoltek.net/2010/07/rangkaian-komparator-tegangan-
sederhana.html
telkom.ub.ac.id/download/teori_2_stt.doc
www.avaible.co.cc/2010/03/delta-modulation-dm.html - Tembolok
http://elkakom.telkompoltek.net/2010/07/rangkaian-integrator.html
http://isktutorialrad.blogspot.com/2006/11/minggu-10.html