10
3.1 Degradasi Polimer Limbah Agar 3.1.1 Persiapan Limbah Agar Untuk Fermentasi Gambar 1. Limbah Agar Pemanfaatan limbah, khusunya limbah agar sebagai bahan pakan ikan merupakan alternative yang tepat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Namun pemanfaatana limbah agar sebagai pakan ikan secara umum mempunyai faktor pembatas Antara lain kualitas nutrisi yang rendah akibat kandungan serat yang tinggi sehingga diberikan perlakuan untuk menghilangkan atau memutusakan ikatan yang terjadi diantara komponen serat. Salah satunya adalah dengan proses fermentasi. Dalam kegiatan ini limbah agar yang akan di fermentasi berasal dari dari Brebes Jawa tengah dengan jenis Gracilaria sp,. Limbah yang tersedia masih dalam bentuk kasar sehingga harus dihaluskan terlebih dahulu untuk memudahkan proses fermentasi. Proses penghalusan limbah

Degradasi Polimer Limbah Agar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

prosedur degradasi polimer limbah agar dengan menggunakan probiotik.

Citation preview

3.1 Degradasi Polimer Limbah Agar

3.1.1 Persiapan Limbah Agar Untuk Fermentasi

Gambar 1. Limbah Agar

Pemanfaatan limbah, khusunya limbah agar sebagai bahan pakan ikan

merupakan alternative yang tepat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Namun

pemanfaatana limbah agar sebagai pakan ikan secara umum mempunyai faktor

pembatas Antara lain kualitas nutrisi yang rendah akibat kandungan serat yang tinggi

sehingga diberikan perlakuan untuk menghilangkan atau memutusakan ikatan yang

terjadi diantara komponen serat. Salah satunya adalah dengan proses fermentasi.

Dalam kegiatan ini limbah agar yang akan di fermentasi berasal dari dari

Brebes Jawa tengah dengan jenis Gracilaria sp,. Limbah yang tersedia masih dalam

bentuk kasar sehingga harus dihaluskan terlebih dahulu untuk memudahkan proses

fermentasi. Proses penghalusan limbah agar ini menggunakan bantuan alat penggiling

(grinder) yang berada di Laboratorium Pengolahan. Limbah yang digunakan untuk

kegiatan ini adalah adalah sebanyak 2 kg. Berikut langkah-langkah persiapan limbah

agar untuk di fermentasi :

1. Menimbang limbah agar sebanyak 2 kg.

2. Memanaskan alat penggiling (grinder).

3. Memasukan limbah agar sedikit demi sedikit untuk di giling.

4. Hasil gilingan dimasukan kedalam wadah atau kantong plastic.

5. Limbah siap untuk di fermentasi.

3.1.2 Fermentasi Limbah Agar

Gambar 2. Kegiatan Fermentasi

Limbah agar yang telah digiling atau dihaluskan siap untuk di fermentasi.

Tujuan dari fermentasi ini adalah untuk mendegradasi jumlah serat yang terkandung

dalam sampel dan meningkatkan jumlah protein. Fermentasi ini melibatkan probiotik,

dua jenis probiotik yang digunakan dalam kegiatan ini adalah starbio dan em4.

Dilakukan enam perlakuan dengan kadar probiotik yang berbeda yaitu 0, 1, 2, 4, 6, 8

g pada setiap probiotik yang berbeda, masing-masing perlakuan dilakukan du kali

ulangan (diplo). Fermentasi dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob) selama 4 hari.

Berikut adalah langkah-langkah fermentasinya :

1. Menimbang 50 g limbah kering yang telah digiling.

2. Menambahkan 10 g gula pasir, 0, 1, 2, 4, 6, 8 g probiotik, 2,5 gram urea.

3. Memasukan semua bahan kedalam baskom plastik sampai homogen.

4. Menambahkan aquades ±300 ml sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai

campuran berbentuk pasta.

5. Campuran yang telah homogen dimasukan kedalam toples fermentasi kemudian

ditutup rapat dan disimpan selama 4 hari pada suhu ruang.

6. Campuran dikeluarkan dari toples fermentasi untuk dilakukan pengeringan

dengan panas matahari ± 8 jam.

7. Dilakukan sebanyak 2x ulangan dengan 2 perlakukan probiotik.

3.1.3 Karakterisasi Hasil Fermentasi

Banyak analisa yang diperlukan untuk mengetahui karakteristik sampel hasil

fermentasi. Namun hal terpenting sebelum dilakukan analisa adalah preparasi sample.

Dalam kegiatan ini sampel hasil fermentasi masih dalam bentuk kasar dan kering

sehingga sulit untuk dilakukan analisa, oleh karena itu sampel harus dihomogenkan

terlebih dahulu dengan cara menghaluskan sampel menggunakan mortar atau alat

penghalus lainnya. Setelah itu sampel siap untuk di analisa. Beberapa analisa yang

dilakukan diantaranya :

A Kadar Air

Kadar air merupakan jumlah molekul air tidak terikat (free water) yang

terkandung dalam suatu produk. Pada prinsipnya analisa kadar air ini adalah dengan

menghilangkan molekul air melalui pemanasan dengan oven vakum pada suhu 95oC-

100oC dengan tekanan udara tidak lebih dari 100 mmHg selama 5 jam, kemudian

dihitung secara gravimetric berdasarkan selisih berat sampel sebelum dan sesudah

contoh dikeringkan. Berikut adalah langkah untuk analisa kadar air :

1. Mengkondisikan oven pada suhu yang akan digunakan hingga mencapai

kondisi stabil.

2. Memasukan cawan kosong ke dalam oven minimal 2 jam.

3. Memindahkan cawan kosong ke dalam desikator sekitar 30 menit sampai

mencapai suhu ruang dan timbang cawan kosong tersebut. Dicatat beratnya.

4. Menimbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak ±2 g ke dalam cawan

kosong yang telah ditimbang beratnya.

5. Memasukan cawan yang telah diisi dengan sampel ke dalam oven vakum pada

suku 95oC-100oC, dengan tekanan udara tidak lebih dari 100 mmHg selama 5

jam.

6. Memindahkan cawan dengan menggunakan alat penjepit ke dalam desikator

selama ±30 menit agar suhu stabil, kemudian ditimbang.

Untuk mengetahui persentasi nilai kadar airnya di hitung dengan rumus :

Keterangan :

A = Berat cawan kosong (g)

B = Berat cawan + sampel awal (g)

C = Berat cawan + sampel kering (g)

B Kadar Abu

Analisa kadar abu merupakan lanjutan dari analisa sebelumnya yaitu kadar air,

karena sampel yang di analisa merupakan hasil dari analisa kadar air. Pada prinsipnya

analisa kadar abu ini yaitu mengoksidasi sampel pada suhu 550oC dalam tungku

pengabuan selama 8 jam atau sampai mendapatkan abu berwarna putih, penetapan

berat abu dihitung secara gravimetri. Tahap analisa kadar abu adalah :

1. Memindahkan cawan yang telah ditimbang untuk analisa kadar air kedalam

tungku pengabuan dan menaikan tempertur secara bertahap sampai suhu

mencapai 550oC ± 5oC selama 8 jam atau sampai diperoleh abu berwarna putih.

2. Tungku pengabuan diturunkan suhunya menjadi sekitar 40oC, mengeluarkan

cawan dengan menggunakan penjepit dan memasukan ke dalam desikator

selama 30 menit agar suhunya stabil. Kemudian ditimbang.

Untuk menghitung persentasi kadar abunya, dihitung dengan rumus :

Keterangan :

A = Berat cawan kosong (g)

B = Berat cawan + sampel awal (g)

C Kadar Protein

Gambar 3. Kegiatan Analisa Protein

Kadar protein merupakan jumlah protein yang terkandung dalam suatu produk.

Analisa kadar protein dilakukan dua tahap, pertama adalah destruksi dan kedua

adalah pembacaan hasil destruksi dia alat pembaca protein. Pada prinsipnya analisa

protein yaitu melepaskan senyawa nitrogen dari jaringan suatu sampel dengan

melalui destruksi menggunakan asam sulfat pekat dengan bentuan panas pada suhu

415oC selam ± 1 jam (sampai diperoleh larutan jernih) dimana senyawa nitrogen

terikat oleh sulfat membentuk ammonium sulfat. Selanjutnya ammonium sulfat

diubah menjadi garam basa NH4OH dengan penambahan NaOH. NH4OH didestilasi

menggunakan panas uap untuk memisahkan senyawa amoniak. Amoniak ditangkap

oleh asam borat membentuk ammonium borat dan selanjutnya dilakukan titrasi

dengan asam klorida. Penetapan jumlah nitrogen dihitung secara stoikiometri dan

kadar protein diperoleh dengan mengalikan jumlah nitrogen dengan faktor konversi.

Langkah-langkah dalam menentukan kadar protein adalah sebagai berikut :

1. Menimbang sampel ±0,5 g pada kertas timbang, dilipat dan dimasukan kedalam

labu destruksi.

2. Menambahkan 1 buah tablet katalis kjehdal dan 10 ml H2SO4 pekat.

3. Destruksi pada suhu 415oC selama 1 jam.

4. Didinginkan dan dibaca kadar protein pada alat pembaca.

D Serat Kasar

Gambar 4. Kegiatan Analisa Serat Kasar

Untuk menentukan kadar serat kasar dari suatu sampel, langkah-langkahnya

adalah sebagi berikut :

1. Menimbang sample ± 2 g dimasukan kedalam erlenmeyar 250 ml.

2. Menambahkan 200 ml H2SO4 0,255 N.

3. Memanaskan pada pendingin balik selama 30 menit, kemudian di dinginkan.

4. Disaring, residu dicuci dengan aquades panas sampai bebas asam.

5. Memindahkan residu ke Erlenmeyer 250 ml ditambahkan 200 ml NaOH 0,313

N.

6. Memanaskan kembali pada pendingin balik selama 30 menit.

7. Disaring dengan kertas saring yang telah di oven selama 30 menit dan diketahui

beratnya.

8. Residu dicuci sampai bebas asam dengan aquades panas.

9. Dicuci dengan K2SO4 10% 15 ml, dicuci dengan aquades, dan dibilas dengan

alcohol absolut 15 ml.

10. Mengeringkannya di oven sampai berat konstan.

Untuk mengetahui persentasi kadar serat kasarnya adalah dengan menggunakan

rumus :

E Gula Pereduksi

Dalam menentukan karbohidrat (gula pereduksi), berikut adalah langkah-

langkahnya :

1. Menimbang sampel ±2 g dimaksukan kedalam Erlenmeyer 250 ml.

2. Menambahkan HCL 3 % 200 ml.

3. Memanaskan pada pendingin balik selama 3 jam. Kemudian di dinginkan.

4. Dinetralkan dengan menambahkan NaOH bila asam dan menambahkan HCL

bila basa.

5. Memindahkan ke labu ukur 500 ml dan menambahkan aquades sampai tanda

batas labu.

6. Disaring dan diambil hasil saringan 10 ml ke Erlenmeyer 250 ml.

7. Menambahkan 25 ml luff scrool, 15 ml aquades, batu didih.

8. Memanaskan dalam pendingin balik selama 10 menit. Di dinginkan.

9. Menambahkan larutan KI 30% 10 ml, H2S04 25% 25 ml.

10. Titrasi dengan thio sulfat 0,1 N dan ditambahkan amylum 4 tetes sampai warna

berubah seperti air susu.