57
DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi Sitty Nurul Magfirah Moersidi J111 12 285 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015

DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT

APEL MANALAGI TERHADAP PERTUMBUHAN

Candida albicans

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi

Sitty Nurul Magfirah Moersidi

J111 12 285

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015

Page 2: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

ii

Page 3: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

iv

Page 4: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatu

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam atas rahmat

dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Daya hambat minimal ekstrak kulit apel manalagi terhadap pertumbuhan

Candida albicans”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada

junjungan dan tauladan kita, Muhammad Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan,

do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes., Sp.Pros sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf atas bantuannya

selama penulis mengikuti pendidikan. Semoga Allah membalas dengan

sebaik-baik balasan.

2. drg. Ali Yusran, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing

penulis dalam menyusun skripsi. Semoga Allah membalas dengan sebaik-

baik balasan.

3. drg. Arni Irawaty Djais Sp.Perio sebagai penasehat akademik atas

bimbingan dan nasehat bagi penulis selama memgikuti pendidikan. Semoga

Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.

4. Kepada orang tua tersayang, Bapak Yalman Mursidi, S.E dan Mama Safria

Faridi, S.E atas do’a, bimbingan, kasih sayang, perhatian dan penjagaan

Page 5: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

v

kepada penulis sejak kecil hingga saat ini yang tak dapat penulis balas,

semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.

5. Untuk saudara penulis, kakak tercinta dan tertampan Abdul Halil Mubaraq

Mursidi atas do’a, perhatian, bimbingan kepada penulis, serta untuk adik-

adik tercinta Sitti Hartinah Yaumil Moersidi dan Sitti Khofifah Qomariah

Mursidi atas kasih sayang dan do’a selama ini. Dan seluruh keluarga besar

Moersidi dan Faridi. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.

6. Untuk sahabat-sahabat AURILIAND (Anggun, Uzhye, Rida, Iyrha, Liza,

Intan, Anna dan Dita), terutama untuk saudara seperjuangan di FKG,

ANNA MARDHIANA dan FILDZAH RAHMAN atas do’a, dukungan dan

bantuan selama ini. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.

7. Sahabat tersayang FACHRUNNISA MURSALIN dan NURZULASNIH

atas kebaikan selama ini. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik

balasan.

8. Saudara-saudari seperjuangan MASTIKASI 2012, Ijha, Anna, Yuni ai,

Mama Uli, Tuti, Nenek Bani, Suci, Dhia, Nining aji, Fikha, Kakak Risda,

Kak ‘Aisyah, Kak Nuki dan teman-teman yang tak dapat penulis sebut satu

persatu, kakak-kakak Oklusal 2011, Atrisi 2010, Insisal 2009 dan adik-adik

Restorasi 2013 serta Intrusi 2014. Semoga Allah membalas dengan sebaik-

baik balasan.

9. Saudara-saudari relawan BSMI Kota Makassar atas kebaikan selama ini,

terutama untuk kakak NURUL MUKHLIZA atas ilmunya, Nenek Bani,

Suci, Dhia, Mama Uli, Anna, Yuni ai, Tuti, Kakak Risda, Kak Ocha,

Page 6: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

vi

Kak Bunga, Kak Sukma, dan seluruh relawan yang tak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.

10. Ummu Royyan atas kebaikan dan ilmunya selama ini. Semoga Allah

membalas dengan sebaik-baik balasan.

11. Seluruh dosen, Staf akademik, Staf tata usaha, staf perpustakaan, dan

staf bagian IPM. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.

12. Teman-teman bagian IPM, Kak Eky, Kak ‘Aisyah, Ijha dan Anna atas

kebaikannya. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan.

13. Kepada Bu Vero, Pak Safri dan Pak Rahim atas bantuan selama penulis

melaksanakan penelitian di laboratorium mikrobiologi RSP Unhas dan

Fitokimia Farmasi. Serta kak Kiki ‘Kimia Forensik UGM’ atas kesediaannya

berbagi sedikit ilmu dalam bidang kimia. Semoga Allah membalas dengan

sebaik-baik balasan.

Demikian, penulis ucapkan jazakumullah khoiron kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Kita memohon kepada Allah

untuk menjadikan amalan yang ikhlas dan memberikan manfaat dengan

kemanfaatan yang luas. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada

Rasulullah, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir

zaman.

Makassar, Juni 2015 M / Syakban 1436 H

Sitty Nurul Magfirah Moersidi

Page 7: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

vii

“ ....dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus

asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”

(Q.S. Yusuf : 87)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap”

(Q.S. Asy-Syarh : 5-8)

“Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

(Q.S. Al-A’raf : 56)

“....Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

(Q.S. Al-Baqarah : 214)

Page 8: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

viii

Daya Hambat Minimal Ekstrak Kulit Apel Manalagi terhadapPertumbuhan Candida albicans

Sitty Nurul Magfirah Moersidi

AbstrakKulit buah apel malang mengandung beberapa fitokimia turunan polifenol antara lainkatekin, kuersetin, phloridzin, dan asam klorogenik. Katekin merupakan golonganflavonoid. Flavonoid merupakan senyawa fitokimia yang memiliki peran sebagaiagen antifungi. Candida albicans merupakan mikroflora dalam mulut yang seringmenyebabkan infeksi opurtunistik pada pasien yang mengalami penurunan sistemkekebalan tubuh. Kandidiasis merupakan infeksi oportunistik jamur yang palingsering terjadi di rongga mulut yang dikenal sebagai kandidiasis oral. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui daya antijamur dan konsentrasi terendah ekstrak kulitapel manalagi dalam menghambat C. albicans. Sampel terdiri dari berbagaikonsentrasi ekstrak kulit apel manalagi yaitu 0.78%, 1.56%, 3.125%, 6.25%, 12.5%,25%, dan 50%. Kontrol positif menggunakan miconazole nitrate 2% danketoconazole 2%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit apelmanalagi dalam berbagai konsentrasi dan juga setelah dilakukan partisi tidakmemiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans.Kata kunci : Ekstrak kulit apel manalagi, Candida albicans, partisi.

Page 9: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

ix

Minimal Inhibitory of Manalagi Apple’s Peel Extract on the Growthof Candida albicans

Sitty Nurul Magfirah Moersidi

AbstractMalang apple’s peel contains several phytochemicals derived polyphenols includecatechin, quercetin, phloridzin and chlorogenic acid. Catechins are flavonoid.Flavonoids are phytochemical compounds that have a role as an antifungal agent.Candida albicans is the microflora in the mouth that often cause opportunisticinfections in patients who experience a decrease in the immune system. Candidiasisis a fungal opportunistic infections most often occur in the oral cavity, known as oralcandidiasis. This research is aimed to determine the antifungal activity manalagiapple’s peel extract on the growth of C. albicans and minimum concentration toinhibit growth. Samples consisted various concentration of 0.78%, 1.56%, 3.125%,6.25%, 12.5%, 25%, and 50%. Positive control group used miconazole nitrate 2%and ketoconazole 2%. The results of this research showed that manalagi apple’s peelextract at all concentration and after partition hasn’t antifungal activity against thegrowth of C. albicans.Keywords : Manalagi apple’s peel extract, Candida albicans, partition.

Page 10: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

x

DAFTAR ISI

Halaman sampul ........................................................................................................ i

Lembar pengesahan.................................................................................................... ii

Pernyataan .................................................................................................................. iii

Kata pengantar ........................................................................................................... iv

Abstrak ....................................................................................................................... viii

Daftar isi..................................................................................................................... x

Daftar gambar............................................................................................................. xii

Daftar tabel................................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah..................................................................................... 3

1.3 Tujuan penelitian...................................................................................... 4

1.4 Hipotesis................................................................................................... 4

1.5 Manfaat penelitian ................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah penyebaran apel........................................................................... 6

2.1.1 Apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) .......................................... 7

2.1.2 Klasifikasi tanaman ........................................................................ 8

2.1.3 Kandungan kimia ........................................................................... 9

2.2 Candida albicans ..................................................................................... 13

2.2.1 Taksonomi...................................................................................... 14

Page 11: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

xi

2.2.2 Ciri-ciri organisme ......................................................................... 14

2.2.3 Morfologi dan kultur ...................................................................... 15

2.2.4 Patogenesis dan gambaran klinis.................................................... 15

BAB III KERANGKA KONSEP .............................................................................. 19

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian.. ....................................................................................... 20

4.2 Tempat penelitian..................................................................................... 20

4.3 Waktu penelitian ...................................................................................... 20

4.4 Variabel penelitian ................................................................................... 20

4.5 Definisi operasional penelitian................................................................. 21

4.6 Alat dan bahan.......................................................................................... 21

4.7 Prosedur penelitian................................................................................... 23

4.8 Alat ukur dan pengukuran........................................................................ 26

4.9 Alur penelitian.......................................................................................... 27

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 28

BAB VI PEMBAHASAN.......................................................................................... 31

BAB VII PENUTUP.................................................................................................. 33

7.1 Kesimpulan............................................................................................... 33

7.2 Saran......................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 34

LAMPIRAN............................................................................................................... 36

Page 12: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Apel manalagi .......................................................................... 8

Gambar 2.2 Kerangka C6-C3-C6 Flavonoid .. ................................................ 11

Gambar 2.3 Struktur flavonoid .................................................................... 12

Gambar 2.4 Candida albicans...................................................................... 13

Page 13: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

xiii

DAFTAR TABEL

Gambar 5.1 Hasil uji daya hambat.. ............................................................. 30

Page 14: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di daerah khatulistiwa.

Posisi ini memberi keuntungan bagi masyarakatnya berupa tanah yang subur,

sehingga beragam tumbuhan dapat tumbuh di wilayah ini. Beragam tumbuhan ini

memiliki banyak manfaat termasuk dalam bidang obat-obatan alternatif alami. Salah

satu jenis tumbuhan yang dapat tumbuh di Indonesia ialah apel. Apel selain gemar

dikonsumsi juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Tidak hanya daging pada buah apel yang bermanfaat bagi tubuh, kulit buah apel

juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Bahkan, senyawa polifenol pada kulit

buah apel nilainya lebih tinggi dibanding daging buah apel itu sendiri. Penelitian

sebelumnya telah membuktikan ekstrak dari kulit apel memiliki efek antimikroba

terhadap bakteri patogen pada manusia seperti Escherichia coli, Staphylococcus

aureus, dan Pseudomonas aeruginosa.1

Salah satu jenis buah apel di Indonesia adalah apel manalagi (Malus sylvestris

Mill.). Apel manalagi dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena rasanya manis,

mudah didapat, dan harganya terjangkau. Hasil penelitian terhadap apel manalagi

didapatkan bahwa ekstrak buah apel manalagi memiliki daya hambat terhadap

bakteri Salmonella thyposa, sedangkan ekstrak kulit apel manalagi memiliki daya

antimikroba terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dalam rongga mulut.1

Page 15: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

2

Kulit buah apel manalagi mengandung beberapa fitokimia turunan polifenol

antara lain katekin, kuersetin, phloridzin, dan asam klorogenik.1 Polifenol telah

diketahui memiliki banyak manfaat dalam bidang kedokteran salah satunya adalah

aktivitas antifungi, namun hanya sedikit studi mengenai aktivitas antifungi.2

Polifenol menunjukkan dampak terhadap biofilm kandida.3 Katekin merupakan

golongan flavonoid dan termasuk golongan metabolit sekunder yang dihasilkan

tumbuhan. Kuersetin juga salah satu zat aktif golongan flavonoid. Phloridzin juga

termasuk sejenis flavonoid.1 Flavonoid merupakan senyawa fitokimia yang memiliki

peran sebagai agen antifungi. Flavonoid membentuk ikatan dengan protein kemudian

mendenaturasi ikatan protein pada membran sel sehingga membran sel jamur lisis.

Senyawa tersebut masuk ke dalam inti sel jamur menyebabkan jamur tidak dapat

berkembang.4

Candida albicans merupakan mikroflora dalam mulut yang sering menyebabkan

infeksi opurtunistik pada pasien yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh

yang dapat disebabkan oleh penuaan, diabetes, Acquired immunodeficiency

syndrome (AIDS), serta faktor iatrogenik. Candida albicans sering berkolonisasi

dalam rongga mulut. Invasi Candida albicans pada jaringan lunak rongga mulut

dapat menyebabkan terjadinya kandidiasis oral.5 Kandidiasis merupakan infeksi

oportunistik jamur yang paling sering terjadi di rongga mulut yang dikenal sebagai

kandidiasis oral.4 Infeksi kandida biasanya berhubungan dengan permukaan

bioprostetik seperti implan gigi, katup jantung, dan sendi artifisial. Mortalitas yang

disebabkan oleh invasi kandidiasis dapat mencapai 40%.6

Page 16: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

3

Penggunaan tanaman sebagai alternatif pengobatan antifungi telah digunakan

meluas, pemberian obat-obatan antifungi diberikan untuk lesi rongga mulut akibat

infeksi. Namun banyak dilaporkan beberapa jamur telah resisten terhadap obat-

obatan antifungi tersebut, akibat penggunaan antifungi yang tidak rasional dan secara

luas sehingga perlu dilakukan penelitian tentang antifungi dengan pemanfaatan obat

tradisional sebagai alternatif.4 Tanaman obat dapat menghasilkan metabolit sekunder

dengan struktur molekul dan aktivitas biologik yang bervariasi, dan berpotensi untuk

dikembangkan menjadi obat anti infeksi. Menurut perkiraan badan kesehatan dunia,

World Health Organization (WHO), 80% penduduk dunia masih bergantung pada

pengobatan tradisional untuk masalah kesehatan mereka termasuk menggunakan

obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.5

Saat ini, belum ada yang melakukan penelitian tentang manfaat kulit apel

manalagi sebagai antifungi. Namun, beberapa penelitian sebelumnya yang

membuktikan manfaat dari apel manalagi sebagai antibakteri yaitu pada buah apel

manalagi yang mampu menghambat beberapa bakteri patogen dalam tubuh seperti

Salmonella thyposa dan kulit apel manalagi yang mampu menghambat pertumbuhan

S. mutans. Karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang daya

hambat minimal ekstrak kulit apel manalagi terhadap pertumbuhan Candida

albicans.

Page 17: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

4

1.2. Rumusan masalah

Bertitik tolak dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ekstrak kulit apel manalagi dapat menghambat pertumbuhan Candida

albicans?

2. Pada konsentrasi minimal berapa ekstrak kulit apel manalagi dapat menghambat

pertumbuhan Candida albicans?

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit apel manalagi terhadap

pertumbuhan Candida albicans.

2. Untuk mengetahui konsentrasi minimal daya hambat ekstrak kulit apel manalagi

terhadap Candida albicans.

1.4. Hipotesis

Ekstrak kulit apel manalagi dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans.

Page 18: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

5

1.5. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dalam dunia

pendidikan kedokteran gigi dan secara khusus pada bidang ilmu penyakit mulut.

2. Manfaat untuk peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan untuk penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan daya hambat dari ekstrak kulit apel manalagi.

3. Manfaat untuk masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dari kulit buah apel

manalagi khususnya peranannya sebagai antifungi. Serta menginformasikan

kepada masyarakat untuk mengonsumsi buah apel beserta kulitnya.

Page 19: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah penyebaran apel

Genus Malus merupakan tumbuhan asli dari zona iklim belahan bumi utara,

Eropa, Asia dan Amerika Utara, dan terdiri atas 30-35 spesis dari pohon kecil dan

berdaun gugur atau tumbuhan semak dalam keluarga rosaceae.7 Penemuan fosil

awal di sebuah danau di Swiss sering dijadikan patokan bahwa apel sudah dikenal

sejak berabad-abad yang lalu. Namun, para arkeolog memperkirakan manusia sudah

menikmati apel sejak 6500 tahun yang lalu. Penyebarannya dilakukan oleh tentara-

tentara Romawi yang selalu mengadakan invasi dan penjelajahan ke berbagai

penjuru dunia.8

Apel adalah buah yang dibudidayakan diberbagai iklim belahan dunia, dan saat

ini tumbuh di berbagai negara dengan total produksi lebih dari 71 juta ton. Dalam

dunia ekonomi apel adalah buah keempat yang paling penting setelah jeruk, anggur,

dan pisang. Apel dikonsumsi segar atau secara langsung setelah dipanen atau setelah

periode penyimpanan hingga enam bulan atau bahkan lebih lama. Apel juga dapat

diolah misalnya menjadi jus, saus, cuka, dan sari buah apel. Sebagian besar apel

dibudidayakan berasal dari spesies Malus domestica dalam keluarga rosaceae. Lebih

dari 7500 varietas apel telah dideskripsikan diberbagai negara.9

Page 20: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

7

Dalam catatan lain dituliskan, apel merupakan tanaman buah tahunan yang

berasal dari pegunungan Caucacus di Asia Barat, dan kemudian menyebar ke seluruh

pelosok Asia. Varietas apel yang dikembangkan di Indonesia, umumnya

didatangkan dari Eropa dan Australia. Buah ini masuk ke Indonesia sejak tahun 1934

melalui proses yang panjang.8

2.1.1. Apel manalagi

Jenis apel dari Malang antara lain apel manalagi, Rome Beauty dan Princes

Noble. Apel Malang banyak mengandung vitamin, contohnya seperti vitamin A, B,

dan C serta mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi, klor, magnesium, natrium,

potasium dan silikon. Buah apel manalagi merupakan salah satu jenis apel yang

banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, karena rasanya yang manis, enak, mudah

didapat dan harganya cukup terjangkau.10

Salah satu manfaat dari buah apel manalagi adalah mampu menghambat bakteri.

Buah apel mengandung beberapa zat yang diketahui mempunyai kemampuan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri yaitu polifenol, flavonoid, saponin, pektin, dan

yodium.10 Selain memiliki efek antimikroba, polifenol, flavonoid, saponin juga

memiliki efek antifungi.11

Buah apel manalagi berbentuk bulat dengan ujung dan pangkal berlekuk dangkal,

dengan diameter 4-7 cm dan berat 75-160 gram/buah. Buah apel manalagi berwarna

hijau muda kekuningan dengan aroma yang harum segar. Daging buahnya berwarna

putih, sedikit air dan teksturnya agak liat. Bentuk bijinya bulat pendek dan berwarna

cokelat tua. Produksi buah rata-rata tiap pohonnya sekitar 75 kg per musim.1

Page 21: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

8

Gambar : 2.1 Apel manalagiSumber : http://supplier-sayuranbuah.blogspot.com/p/home.html

2.1.2. Taksonomi

Tanaman apel termasuk dalam8 :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Klas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Malus

Spesies : Malus sylvestris Mill.

Page 22: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

9

2.1.3. Kandungan kimia

Kulit apel mengandung beberapa fitokimia turunan polifenol antara lain katekin,

kuersetin, phloridzin, dan asam klorogenik. Katekin adalah golongan metabolit

sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan dan termasuk golongan flavonoid.

Kuersetin juga salah satu zat aktif golongan flavonoid. Phloridzin termasuk dalam

kelompok dihydrochalcones, sejenis flavonoid.1

1. Polifenol

Studi in vitro menunjukkan bukti-bukti yang baik terhadap efek polifenol dalam

mencegah kanker mulut. Penelitian yang terus menerus menunjukkan bahwa

polifenol menonaktifkan kuman patogen periodontal dan meningkatkan kapasitas

antioksidan dari cairan rongga mulut, menunjukkan efek pencegahan terhadap

penyakit periodontal dengan bukti yang baik. Studi in vitro menunjukkan bahwa

polifeol menurunkan virulensi S. mutans dan akumulasi plak gigi, menunjukkan efek

pencegahan terjadinya karies gigi dengan bukti yang baik.12

Polifenol merupakan karakteristik metabolit tumbuhan yang terdiri dari beberapa

grup fenol (yaitu cincin aromatik dengan hidroksil), yang berasal dari L-fenilalanin.

Polifenol umumnya terdapat pada buah dan sayuran yang dikonsumsi.12 Polifenol

memiliki banyak manfaat dalam dunia medis termasuk memiliki daya antifungi.

Misalnya, polifenol dalam teh menunjukkan daya melawan Candida albicans. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan, berbagai jenis teh memiliki efek melawan Candida

albicans. Aktivitas antifungi tertinggi juga berhubungan dengan kandungan total

polifenol tertinggi dan aktivitas antioksidan.2 Variasi saponin dan polifenol

menunjukkan dampak terhadap biofilm kandida.3

Page 23: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

10

2. Flavonoid

Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang

banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6000 senyawa yang berbeda

masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet

manusia karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan

flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik

untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi struktur

sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin

C), anti inflamasi, mencegah tulang keropos dan sebagai antibiotik.13

Flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu

fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Selain itu, flavonoid juga

dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain

seperti asma, katarak, diabetes, rematik, wasir, dan periodontitis.13

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang

paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman, termasuk dalam golongan

senyawa fenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6. Kerangka flavonoid terdiri atas

satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik

yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar

pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem penomoran digunakan

untuk membedakan posisi karbon di sekitar molekulnya.14

Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai

salah satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayur-sayuran, dan

buah-buahan, telah banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan

Page 24: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

12

dengan cara mendonasikan atom hidrogennya berada dalam bentuk glukosida

(mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut

aglikon.14

OH

O OOH

OH

OH O

Gambar 2.2 : Kerangka C6-C3-C6 FlavonoidSumber : Redha A. Flavonoid: struktur, sifat antioksidatif dan peranannya dalam sistem biologis.

Jurnal Belian. 2010

Flavonol merupakan senyawa fitokimia yang ditemukan dalam konsentrasi

tinggi dalam berbagai makanan dan minuman nabati. Berdasarkan struktur mereka,

flavonol diklasifikasikan sebagai flavonoid dan termasuk senyawa berikut: kuersetin,

kaempferol, dan myricetin. Jumlah spesifik flavonol dalam makanan dipengaruhi

oleh berbagai faktor termasuk jenis tanaman dan pertumbuhan, musim, tingkat

kematangan, pencahayaan, dan pengolahannya. Konsentrasi tinggi dapat ditemukan

dalam apel, aprikot, kacang-kacangan, brokoli, tomat, daun bawang, kangkung, pir,

bawang, anggur merah, ceri, dan kismis putih.15

Istilah genetik flavonoid yang digunakan untuk senyawa aromatik heterosiklik

oksigen yang berasal dari 2-fenilbenzopiran atau 2,3-dehidro. Senyawa flavonoid

dalam bentuk aglikon dalam usus diserap bersama dengan sekresi empedu melalui

epitel ke dalam sistem vaskular. Melalui porta vena, sebagian besar flavonoid

menuju ke hati sebagai organ utama untuk metabolisme. Proses metabolisme juga

Page 25: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

12

dapat terjadi pada usus besar maupun di organ ginjal. Beberapa fungsi biologis akan

meningkat bila flavonoid diserap. Fungsi- fungsi termasuk proses sintesis protein,

diferensiasi sel, proliferasi dan angiogenesis. Studi in vivo dan In vitro menunjukkan

bahwa flavonoid memiliki aktivitas biologis dan farmakologis, termasuk aktivitas

antimikroba.16

Selain sebagai antimikroba, flavonoid juga berperan penting sebagai antifungi.

flavonoid membentuk ikatan dengan protein lalu mendenaturasi ikatan protein pada

membran sel sehingga membran sel jamur lisis. Akibatnya sel tersebut masuk ke

dalam inti sel jamur sehingga jamur tidak berkembang.4

Gambar : 2.3 Struktur flavonoidSumber : Sumono A, Wulan A.The use of bay leaf (Eugenia polyantha Wight) in

dentistry.Dental Journal.2008

12

dapat terjadi pada usus besar maupun di organ ginjal. Beberapa fungsi biologis akan

meningkat bila flavonoid diserap. Fungsi- fungsi termasuk proses sintesis protein,

diferensiasi sel, proliferasi dan angiogenesis. Studi in vivo dan In vitro menunjukkan

bahwa flavonoid memiliki aktivitas biologis dan farmakologis, termasuk aktivitas

antimikroba.16

Selain sebagai antimikroba, flavonoid juga berperan penting sebagai antifungi.

flavonoid membentuk ikatan dengan protein lalu mendenaturasi ikatan protein pada

membran sel sehingga membran sel jamur lisis. Akibatnya sel tersebut masuk ke

dalam inti sel jamur sehingga jamur tidak berkembang.4

Gambar : 2.3 Struktur flavonoidSumber : Sumono A, Wulan A.The use of bay leaf (Eugenia polyantha Wight) in

dentistry.Dental Journal.2008

12

dapat terjadi pada usus besar maupun di organ ginjal. Beberapa fungsi biologis akan

meningkat bila flavonoid diserap. Fungsi- fungsi termasuk proses sintesis protein,

diferensiasi sel, proliferasi dan angiogenesis. Studi in vivo dan In vitro menunjukkan

bahwa flavonoid memiliki aktivitas biologis dan farmakologis, termasuk aktivitas

antimikroba.16

Selain sebagai antimikroba, flavonoid juga berperan penting sebagai antifungi.

flavonoid membentuk ikatan dengan protein lalu mendenaturasi ikatan protein pada

membran sel sehingga membran sel jamur lisis. Akibatnya sel tersebut masuk ke

dalam inti sel jamur sehingga jamur tidak berkembang.4

Gambar : 2.3 Struktur flavonoidSumber : Sumono A, Wulan A.The use of bay leaf (Eugenia polyantha Wight) in

dentistry.Dental Journal.2008

Page 26: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

13

2.2. Candida albicans

Kandida merupakan mikroflora normal dalam rongga mulut. Mikroorganisme

ini mencapai 40-60% dari populasi. Jamur ini dapat menjadi patogen dalam

kondisi tertentu atau pada orang-orang yang mengalami penurunan sistem imun

tubuh. Spesis kandida dalam rongga mulut bermacam-macam, yaitu Candida

albicans, Candida parapsilosis, Candida tropicalis, Candida glabrata, dan

Candida guillermondii. Candida albicans merupakan organisme komensal dan

merupakan bagian dari flora mulut, serta mampu menghasilkan infeksi-infeksi

oportunis dalam rongga mulut jika ada faktor-faktor predisposisi yang

mendukung.17 Infeksi jamur di mulut (thrush) biasanya disebabkan oleh jamur

mirip ragi, Candida albicans dan disebut kandidiasis. Candida albicans

merupakan bagian dari flora normal manusia, tetapi pada keadaan tertentu dapat

bermultiplikasi secara berlebihan.18

Candida albicans merupakan mikroflora normal rongga mulut yang seringkali

menyebabkan infeksi opurtunistik pada pasien yang mengalami penurunan sistem

kekebalan tubuh akibat penuaan, penyakit diabetes dan AIDS, serta faktor

iatrogenik. Spesis tersebut seringkali berkolonisasi dalam rongga mulut yaitu

sebesar 30%-60% dan permukaan gigitiruan yang tidak pas sebesar 60%-100%.

Invasi Candida albicans pada jaringan lunak rongga mulut dapat menyebabkan

terjadinya kandidiasis oral. Prevalensi kandidiasis oral di Indonesia mencapai

84% sampai tahun 2009.5

Page 27: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

14

Gambar : 2.4 Candida albicansSumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Candida_albicans

2.2.1. Taksonomi

Taksonomi kandida adalah19 :

Jamur imperfecti atau Deutromycota

Famili : Cryptococcaccae

Subfamili : Candidoidea

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

2.2.2. Ciri-ciri organisme

Sel-sel jamur kandida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong dengan

ukuran 2-5µ x 3-6 µ sampai 2-5,5 µ x 5-28,5 µ. Berkembang biak dengan spora

yang tumbuh dari tunas, disebut blastospora.19

Kandida dapat mudah tumbuh di dalam media agar dengan membentuk koloni

ragi dengan sifat-sifat khas, yakni menonjol, dari permukaan medium, permukaan

koloni halus, licin, berwarna putih kekuning-kuningan, dan berbau ragi. Jamur

Page 28: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

15

kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup sebagai parasit atau saprofit,

yaitu di dalam pencernaan, alat pernapasan, dan rongga mulut orang sehat. Pada

keadaan tertentu, sifat kandida ini dapat berubah menjadi patogen dan dapat

menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis atau kandidosis.19

2.2.3. Morfologi dan kultur

Pewarnaan Gram dari persiapan primer menunjukkan bahwa Candida

albicans merupakan Gram positif. Oval yeast dengan diameter sekitar 5µm.

Candida albicans dapat tumbuh pada media kultur. Setelah 48 jam diinkubasi

pada medium agar, akan terbentuk koloni yang agak kasar, bulat dan berwarna

putih. Koloni Candida albicans dibedakan dari ragi lain berdasarkan morfologi

dan karakteristik biokimia.20

2.2.4. Patogenesis dan gambaran klinis

Kandidiasis rongga mulut merupakan salah satu penyakit infeksi yang

disebabkan oleh jamur dalam rongga mulut, terutama oleh Candida albicans.

Candida albicans merupakan jamur yang pada keadaan normal merupakan

kelompok organisme komensal yang berada dalam rongga mulut. Ketika

seseorang mengalami gangguan imun, jamur ini akan bersifat patogen. Bila terjadi

infeksi, filamen dari jamur ini akan berkembang dan meluas ke daerah apikal,

yaitu bentuk cabang lateral mulai terlihat pada hifa dan mycelium, dan devisi sel

tunggal yang dihubungkan dengan bentuk yeast. Adesi kandida pada dinding sel

epitelial yang merupakan langkah penting pada infeksi awal ditingkatkan oleh

komponen dinding sel jamur seperti mannose, reseptor Cd3, mannoprotein, dan

Page 29: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

16

sakarin. Proses ini akan dipeberat dengan faktor-faktor predisposisinya dan terus

berlanjut sehubungan dengan imunodefisiensi yang dialami oleh pasien.

Kandidiasis pada mukosa mulut dapat memberikan pola gambaran klinis yang

beragam. Banyak pasien yang memberikan gambaran pola tunggal, namun

beberapa pasien lainnya akan memberikan gambaran pola kandidiasis lebih dari

satu pola klinis.17 Kandida merupakan flora normal pada mukosa manusia dan

hewan. Karena itu infeksi oleh kandida dianggap sebagai endogenus. Kandidosis

biasanya berkembang pada orang yang mengalami gangguan imunitas, dan paling

sering terjadi pada imunitas seluler yang terganggu. Mukosa lebih sering terkena,

sedangkan lebih jarang pada kulit bagian luar, dan organ dalam (deep

candidiasis). Pada infeksi rongga mulut, permukaan keras dan berwarna putih

terlihat pada mukosa pipi dan lidah.20

Karena Candida albicans umumnya terdapat pada permukaan mukosa,

penyakit secara tidak langsung merubah organisme, host atau keduanya.

Perubahan dari ragi ke bentuk hifa sangat terkait dengan potensi patogen dari

Candida albicans. Secara histologis, hifa terlihat hanya ketika kandida memulai

invasi, baik superfisial atau di dalam jaringan. Perubahan ini dikontrol secara in

vitro oleh manipulasi kondisi lingkungan, tetapi tidak diketahui apa yang memicu

perubahan penyakit manusia. Telah diketahui bahwa perubahan morfologi juga

berhubungan dengan munculnya faktor yang terkait dengan jaringan dan

pencernaan.21

Hifa Candida albicans memiliki kapasitas untuk membentuk perlekatan yang

kuat dengan sel-sel manusia. Mediator ini mungkin mengikat permukaan protein

Page 30: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

17

dinding hifa, yang hanya ditemukan pada permukaan germ tubes dan hifa. Protein

ini memiliki urutan asam amino yang mirip dengan yang ada di substrat

transaminase keratinosit mamalia, yang merupakan cross-links antara protein

tertentu epitel skuamosa. Strategi patogen baru ini menggunakan enzim dari host

untuk mengikat patogen ke sel-sel epitel. Mannoproteins lain yang memiliki

kemiripan dengan integrin vertebrata juga dapat menengahi ikatan komponen

matriks ekstraselular, seperti fibronektin, kolagen, dan laminin. Hifa juga

mengeluarkan proteinase dan phospholipases yang mampu mencerna sel-sel epitel

dan mungkin memfasilitasi invasi. Terdapat bukti bahwa Candida albicans

mungkin dapat menginduksi sendiri fagositosis oleh sel endotel. Secara bersama,

faktor-faktor ini merupakan virulensi yang tampaknya terkait dalam perubahan

dari ragi hinga perubahan hifa.21 Candida albicans memiliki reseptor permukaan

protein yang mengikat komponen tertentu dari komplemen dengan cara yang

sama dengan yang ada pada reseptor neutrofil. Komponen ini terikat pada

permukaan kandida oleh reseptor dengan demikian berorientasi dengan cara yang

membuatnya tersedia untuk opsonisasi. Meningkatkan produksi reseptor dalam

berbagai kondisi misalnya konsentrasi glukosa terkait resistensi terhadap

fagositosis oleh neutrofil.21

Faktor-faktor yang memungkinkan Candida albicans untuk meningkatkan

ukuran relatif dari flora (terapi antimikroba), yang dicurigai yaitu kekebalan imun

host secara umum (leukopenia atau terapi kortikosteroid), atau yang mengganggu

fungsi T-limfosit sering dikaitkan dengan infeksi lokal dan invasif. Diabetes

melitus juga merupakan faktor predisposisi infeksi Candida albicans, mungkin

Page 31: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

18

karena diketahui bahwa produksi berlebih dari permukaan mannoprotein

menimbulkan konsentrasi glukosa yang tinggi.21

Page 32: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

BAB III

KERANGKA KONSEP

Keterangan :

: Variabel independen

: Variabel antara

: Variabel dependen

Kulit Apel Manalagi

(Malus sylvestris Mill.)

Ekstrak kulit apel manalagi(Malus sylvestris Mill.)

Agen antifungi

Terjadi hambatan pertumbuhanCandida albicans

Polifenol

Katekin

Kuersetin

Phloridzin

Golongan Flavonoid

Asam klorogenik

Page 33: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris.

4.2. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin dan Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Pendidikan

Universitas Hasanuddin.

4.3. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret-Mei 2015.

4.4. Variabel penelitian

Variabel independen : Daya hambat ekstrak kulit apel manalagi

Variabel dependen : Pertumbuhan Candida albicans

Page 34: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

21

4.5. Definisi operasional variabel

a. Ekstrak kulit apel manalagi merupakan jumlah sediaan pekat yang diperoleh

dengan mengekstraksi zat aktif dari kulit apel manalagi menggunakan pelarut

etanol 70%.

b. Daya hambat merupakan diameter yang tampak bening dan terbentuk di area

medium pertumbuhan setelah diberikan paper disk yang mengandung ekstrak

kulit apel manalagi. Zona inhibisi disekitar paper disk diukur dengan

menggunakan caliper atau jangka sorong.

c. Candida albicans merupakan jamur yang diperoleh dari isolat murni di

Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin.

4.6. Alat dan bahan

4.6.1. Alat

a. Cawan petri

b. Neraca analitik

c. Autoklaf

d. Labu Erlenmeyer

e. Tabung reaksi

f. Jangka sorong

g. Inkubator

h. Bunsen

i. Pinset

Page 35: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

23

j. Gelas ukur

k. Ose bulat

l. Oven

m. Toples kaca

n. Eksikator

o. Rotary evaporator

p. Mikro pipet

q. Spatula

r. Laminar air flow

s. Microwave

4.6.2. Bahan

a. Candida albicans

b. Kulit buah apel manalagi

c. Akuades steril

d. Soboroud dextrose agar (SDA)

e. Spiritus

f. Etanol 70%

g. Masker

h. Handschoen

i. Pencadam

j. Spidol

k. Kapas

l. Etil asetat

Page 36: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

23

4.7. Prosedur penelitian

a. Sterilisasi alat

Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini disterilkan terlebih dahulu

sebelum digunakan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.

b. Pembuatan ekstrak kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.)

Pembuatan ekstrak kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) diawali dengan

mencuci 10 kg buah apel manalagi kemudian diambil kulitnya. Selanjutnya dioven

pada suhu 40oC selama 24 jam hingga diperoleh kulit apel manalagi kering sebanyak

150 gram. Kulit apel manalagi kering kemudian digunting kecil-kecil dan diayak

sampai menjadi bubuk halus. Bubuk halus tersebut selanjutnya dimaserasi dengan

etanol 70% sebanyak 2000 ml selama 48 jam dan disaring menggunakan kertas

saring. Maserat kemudian diuapkan sampai bebas dari pelarut etanol menggunakan

rotary evaporator pada suhu 45oC-50oC, sehingga didapatkan ekstrak kulit apel

manalagi konsentrasi 100% sebanyak 51 gram, konsistensi semi solid dan berwarna

coklat pekat. Ekstrak kemudian disimpan di dalam eksikator untuk menjaga agar

ekstrak tidak berjamur sebelum digunakan.

c. Pembuatan partisi ekstrak kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.)

Pembuatan partisi ekstrak kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) dilakukan

dengan cara mencampur ekstrak kulit apel manalagi dengan larutan etil asetat

kemudian dihomogenkan. Kemudian ekstrak kulit apel manalagi terbagi menjadi dua

bagian berdasarkan kepolarannya. Ekstrak yang larut dalam pelarut etil asetat adalah

bagian yang nonpolar, sedangkan ekstrak yang tidak larut dalam etil asetat adalah

Page 37: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

24

bagian yang polar. Setelah itu kedua bagian dari ekstrak yang larut dan tidak larut

dalam etil asetat kemudian diuapkan sampai bebas dari pelarut menggunakan rotary

evaporator pada suhu 45-50oC.

d. Pembuatan medium

Pembuatan medium soboroud dextrose agar (SDA) dilakukan dengan

mencampur bubuk SDA sebanyak 19,5 gram dengan 300 ml akuades, lalu

dihomogenkan dan dimasukan ke dalam autoklaf suhu 121oC selama 2 jam.

Kemudian menyiapkan dua buah cawan petri lalu ditambahkan soboroud dextrose

agar (SDA) cair yang telah dipanaskan dalam autoklaf. Dibiarkan hingga dingin dan

padat. Setelah itu pada masing-masing cawan petri diletakkan empat buah pencadam.

kemudian ditambahkan kembali SDA cair yang telah ditambah inokulum Candida

albicans sebanyak 1,9 McF. Lalu dituang ke masing-masing cawan petri, dan

ditunggu hingga memadat. Setelah memadat, pencadam diambil sehingga terbentuk

empat buah lingkaran pada masing-masing cawan petri sebagai tempat masing-

masing konsentrasi ekstrak kulit apel manalagi dan kontrol positif.

e. Pengenceran

Pengenceran dibuat dari ekstrak kulit apel manalagi untuk menghasilkan

beberapa konsentrasi yang akan digunakan untuk menghambat pertumbuhan

Candida albicans dan zona hambatnya. Pengenceran dibuat dengan konsentrasi

0,78%, 1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%. Pembuatan ekstrak kulit apel

manalagi dalam berbagai konsentrasi menggunakan metode serial dilution.

Page 38: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

25

I. Sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 0,78% dilakukan dengan

mengambil 1 ml sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 1,56% yang

dicampur dengan 1 ml akuades steril.

II. Sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 1,56% dilakukan dengan

mengambil 1 ml sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 3,125% yang

dicampur dengan 1 ml akuades steril.

III. Sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 3,125% dilakukan dengan

mengambil 1 ml sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 6,25% yang

dicampur dengan 1 ml akuades steril.

IV. Sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 6,25% dilakukan dengan

mengambil 1 ml sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 12,5% yang

dicampur dengan 1 ml akuades steril.

V. Sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 12,5% dilakukan dengan

mengambil 1 ml sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 25% yang

dicampur dengan 1 ml akuades steril.

VI. Sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 25% dilakukan dengan

mengambil 1 ml sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 50% yang

dicampur dengan 1 ml akuades steril.

VII. Sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 50% dilakukan dengan

mengambil 1 ml sediaan ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 100% yang

dicampur dengan 1 ml akuades steril.

Metode yang sama digunakan untuk mengencerkan bagian polar dan

nonpolar dari ekstrak kulit apel manalagi (hasil partisi).

Page 39: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

26

f. Uji daya hambat

Uji daya hambat dilakukan dengan menyiapkan dua buah cawan petri yang

telah berisi medium SDA yang ditambah 1,9 McF inokulum Candida albicans,

lalu pada masing-masing pencadam dituang 2 ml ekstrak kulit apel manalagi

dalam berbagai konsentrasi dan satu untuk kontrol positif miconazole nitrate

2%. Lalu di inkubasi dalam inkubator selama 48 jam. Uji daya hambat juga

menggunakan hasil partisi ekstrak kulit apel manalagi, masing-masing

menggunaan dua cawan petri dengan konsentrasi yang sama, menggunakan

kontrol positif ketoconazole 2%.

g. Zona hambat

Daya hambat diketahui berdasarkan pengukuran diameter zona inhibisi yang

terbentuk di sekitar pencadam.

4.8. Alat ukur dan pengukuran

Alat ukur pada penelitian ini adalah cara uji daya hambat (zona inhibisi), dengan

menggunakan caliper atau jangka sorong. Sedangkan pengukuran menggunakan

pengamatan kuantitatif.

Page 40: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

27

4.9. Alur penelitian

Pembuatan bahan uji

Pengenceran bahan uji

Pembuatan mediumagar

Konsentrasi ekstrak :0,78%, 1,56%, 3,125%,

6,25%, 12,5%, 25%,dan 50%.

Candida albicansdiinokulasikan

pada SDA

Uji daya hambat

Daya hambatminimum

Page 41: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium fitokimia fakultas farmasi universitas

hasanuddin untuk membuat ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 100% dan partisi

ekstrak kulit apel manalagi, serta di laboratorium mikrobiologi Rumah Sakit

Pendidikan Universitas Hasanuddin untuk menguji daya hambat ekstrak kulit apel

manalagi terhadap pertumbuhan Candida albicans dan daya hambat hasil partisi

ekstrak kulit apel manalagi terhadap pertumbuhan Candida albicans.

Penelitian dilakukan dengan mengencerkan ekstrak kulit apel manalagi

konsentrasi 0,78%, 1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%. Telah dilakukan

empat kali replikasi menggunakan medium dengan metode sebar dan dua kali

replikasi menggunakan metode tuang. Sehingga terdapat enam kali replikasi, lalu

dilakukan replikasi ketujuh menggunakan metode tuang, namun pada replikasi

ketujuh Candida albicans tidak tumbuh sehingga uji pada replikasi ketujuh tidak

dilakukan. Pada enam replikasi sebelumnya tidak terdapat daya hambat pada

berbagai konsentrasi ekstrak kulit apel manalagi. Daya hambat juga diujikan pada

ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 100% dan tidak terdapat daya hambat.

Namun terdapat daya hambat pada kontrol positif miconazole nitrate 2%.

Telah dilakukan beberapa kali replikasi dengan metode sebar dan metode tuang

untuk menghilangkan bias yang dapat terjadi selama penelitian yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Pada replikasi pertama hingga keempat tidak

dilakukan pengenceran ulang, namun pada replikasi selanjutnya dilakukan

pengenceran ulang untuk menghindari bias yang dapat terjadi dari hasil pengenceran.

Page 42: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

29

Tetapi, ekstrak kulit apel manalagi tidak dapat menghambat pertumbuhan Candida

albicans setelah dilakukan pengenceran ulang. Selanjutnya dilakukan uji kepada

bakteri Staphylococcus aureus untuk menguji keefektifan ekstrak kulit apel manalagi

konsentrasi 100% dan 50% pada bakteri dan didapatkan hasil bahwa ekstrak kulit

apel manalagi dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan zona

hambat 22 mm pada konsentrasi 100% dan 13 mm pada konsentrasi 50%.

Partisi kemudian dilakukan untuk membagi ekstrak kulit apel manalagi

berdasarkan kepolarannya menggunakan pelarut etil asetat yang bersifat nonpolar.

Ekstrak yang larut dalam etil asetat adalah bagian yang nonpolar dan ekstrak yang

tidak larut dalam etil asetat adalah bagian yang polar. Kemudian dilakukan uji daya

hambat pada ekstrak yang larut dan tidak larut dalam etil asetat dengan konsentrasi

yang sama dengan ekstrak kulit apel manalagi sebelum dipartisi yaitu konsentrasi

0,78%, 1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%. Kontrol positif pada uji daya

hambat menggunakan hasil partisi adalah ketoconazole 2 %, dan juga konsentrasi

hasil partisi 100%. Hasil dari uji daya hambat menggunakan partisi ekstrak kulit apel

manalagi didapatkan hasil bahwa partisi ekstrak kulit apel manalagi tidak dapat

menghambat pertumbuhan Candida albicans, yaitu tidak terdapat zona hambat

disekitar konsentrasi hasil partisi baik yang polar maupun nonpolar.

Page 43: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

30

Tabel 5.1. hasil uji daya hambat (Sumber: Data primer)

Konsentrasi (%) ekstrak kulit apel manalagi* Polar* Nonpolar*0,78 0 0 01,56 0 0 03,125 0 0 06,25 0 0 012,5 0 0 025 0 0 050 0 0 0100 0 0 0

Kontrol 68 25 26*dalam mm

Tabel 5.1. menunjukkan tidak terbentuk zona hambat pada berbagai konsentrasi

pada ekstrak kulit apel manalagi dan juga dari hasil partisi ekstrak kulit apel

manalagi (polar dan nonpolar). Dari tabel juga dapat dilihat bahwa spektrum kerja

moconazole nitrate 2% lebih luas (68 mm) dibanding dengan ketoconazole 2% (25-

26 mm). Miconazole nitrate 2% dan ketoconazole 2% merupakan kontrol positif

pada penelitian ini.

Page 44: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan tujuan

untuk mengetahui daya hambat terhadap Candida albicans dan konsentrasi minimal

ekstrak kulit apel manalagi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa uji

daya hambat ekstrak kulit apel manalagi terhadap Candida albicans dengan

konsentrasi 0,78%, 1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%, tidak

memperlihatkan adanya zona hambat bahkan pada konsentrasi 100%.

Partisi juga dilakukan untuk membagi ekstrak berdasarkan sifat kepolarannya,

sebab zat yang diyakini dapat menghambat jamur adalah polifenol dan turunannya

serta termasuk golongan flavonoid bersifat nonpolar. Namun, setelah dilakukan

partisi dan pengenceran pada hasil partisi, juga tidak menunjukkan adanya zona

hambat baik pada ekstrak yang larut dalam pelarut nonpolar etil asetat serta zat yang

tidak larut dalam etil asetat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit apel

manalagi tidak memiliki daya hambat terhadap Candida albicans bahkan setelah

dilakukan partisi pada ekstrak kulit apel manalagi.

Telah dilakukan uji daya hambat pada Staphylococcus aureus pada konsentrasi

100% dan 50% dan didapatkan hasil 22 mm untuk konsentrasi 100%, dan 13 mm

untuk konsentrasi 50%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit apel

manalagi memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Penelitian

sebelumnya juga telah membuktikan manfaat dari apel manalagi sebagai antibakteri

yaitu pada buah apel manalagi yang mampu menghambat beberapa bakteri patogen

Page 45: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

32

dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Adisti Wulandari10 didapatkan bahwa

ekstrak buah apel manalagi dapat menghambat bakteri Salmonella thyposa dan hasil

yang dilakukan oleh Rabbani Hafidata Jannata, Achmad Gunadi, dan Tantin

Ermawati1 pada tahun 2014 didapatkan ekstrak kulit apel manalagi memiliki daya

antimikroba terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dalam rongga mulut.

Ada kemungkinan salah satu diantara turunan polifenol yang termasuk dalam

golongan flavonoid pada kulit apel manalagi dapat menghambat pertumbuhan

Candida albicans, tetapi hal itu masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Penelitian dengan mengisolasi salah satu kandungan tertentu membutuhkan

ketelitian, dana yang lebih besar dan pada kompetensi yang lebih tinggi. Sehingga

peneliti tidak melanjutkan penelitian untuk mengisolasi senyawa tertentu sebab tidak

termasuk dalam kompetensi peneliti saat ini.

Page 46: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak kulit apel manalagi tidak memiliki daya hambat terhadap

pertumbuhan Candida albicans bahkan setelah dilakukan partisi untuk

memisahkan ekstrak berdasarkan sifat kepolarannya. Namun, ekstrak

kulit apel manalagi memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri.

2. Hipotesis ditolak, H0 diterima.

7.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan ekstrak

kulit apel manalagi sebagai antijamur pada jamur yang bersifat patogen.

Page 47: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

34

DAFTAR PUSTAKA

1. Jannata RH, Gunadi A, Ermawati T. Daya antibakteri ekstrak kulit apelmanalagi (Malus sylvestris Mill.) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.E-Jurnal Pustaka Kesehatan; 2014;2: 24,6

2. Koech KR, Wachira FN, Ngure RM, Orina IA, Wanyoko JK, Bii C, and KaroriSM. Antifungal activity of crude tea extracts. Afr. J. Agric. Res; 2013;8:2086,8

3. Bink A, Pellens BPA, Cammue and Thevissen K. Anti-biofilm strategies: howto eradicate Candida biofilms. The Open Mycology Journal; 2011;5: 34

4. Limbri SC, Djamhari M, Soebadi B. Daya antifungi ekstrak biji avokad(Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan Candida tropicalis secara invitro. Oral Medicine Dental Journal; 2014;6: 69,71-2

5. Santoso HD, Budiarti LY, Carabelly AN. Perbandingan aktivitas antifungiekstrak etanol jahe putih kecil (Zingiber officinale Var. Amarum) 30% denganchlorhexidine glukonat 0,2% terhadap Candida albicansin vitro. Dentino (Jur.Ked. Gigi); 2014;II: 126

6. Evensen NA, Braun PC. The effects of tea polyphenols on Candida albicans:inhibition of biofilm formation and proteasome inactivation. Can. J. Microbial;2009;55: 1033

7. Giomaro G, Karioti A, Bilia AR, et al. Polyphenols profile and antioxidantactivity of skin and pulp of a rare apple from marche region (italy). ChemistryCentral Journal; 2014;8: 1

8. Sufrida Y, Irlansyah, Edi J, Mufatis W. Khasiat dan manfaat apel. Jakarta:Agro Media; 2007, pp. 22-3

9. Afzadi MA. Genetic and biochemical properties of apples that affect storabilityand nutritional value. Introductory Paper at the Faculty of LandscapePlanning, Horticulture and Agricultural Science. Swedish: SLU; 2012. p. 3

Page 48: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

35

10. Wulandari A. Daya antibakteri ekstrak buah apel manalagi terhadap bakteriSalmonella thyposa. Jurnal Healthy Science AAKMAL: 2012;2: 1-3

11. Djamhari M, Hernawan I, Pradika DT. Efektivitas antifungi ekstrak bijiavokad (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan Candida albicanssecara in vitro. Oral Medicine Dental Journal: 2014;6: 3

12. Scully C, Petti S. Polyphenols, oral health and disease:a review. Journal ofDentistry; 2009;37: 413

13. Subroto MA, Saputro H. Gempur penyakit dengan sarang semut. Jakarta: PS;2006. Hal. 27-9

14. Redha A. Flavonoid: struktur, sifat antioksidatif dan peranannya dalam sistembiologis. Jurnal Belian: 2010;9: 197

15. Heneman K, Zidenberg-Cherr S. Some facts about flavonols. Nutrition andHealth Info-Sheet for Health Professionals: 2008: 1

16. Sumono A, Wulan A. The use of bay leaf (Eugenia polyantha Wight) indentistry. Dental Journal: 2008;41: 148-9

17. Gaib Z. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kandidiasiseritematosa pada pengguna gigitiruan lengkap. Ejournal unsrat: 2013;1:

18. Corwin EJ, Subekti NB, translator. Buku saku patofisiologi edisi 3. Jakarta:EGC; 2007. Hal. 125

19. Siregar. Penyakit jamur kulit edisi 2. Jakarta: EGC; 2002. Hal. 44-5

20. Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel RM. Color atlas of medicalmicrobiology. New York: Thieme; 2005. p. 363

21. Ryan KJ, Ray CG. Sherris medical microbiology an introduction to infectiousdiseases 4th ed. Unites States: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2004. pp.661-2.

Page 49: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

36

LAMPIRAN

Page 50: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

37

Dokumentasi

Kulit apel manalagi kering

Kulit apel manalagi kering direndam dalam larutan etanol 70%

Page 51: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

38

Ekstrak kulit apel manalagi di dalam eksikator

Ekstrak kulit apel manalagi konsentrasi 100%

Bunsen digunakan untuk menjaga kondisi ruangan tetap steril

Page 52: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

39

Mikro pipet

Sabouraud dextrose agar

Medium SDA yang telah diberi pencadam

Page 53: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

40

Kriteria inokulum pada yeast adalah 1,8 – 2,2 McF

Rotary evaporator

Persiapan partisi

Page 54: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

41

Pelarut etil asetat

Ekstrak kulit apel manalagi dicampur dengan etil asetat

Bagian ekstrak yang larut dalam pelarut etil asetat

Page 55: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

42

Bagian ekstrak yang tidak larut dalam pelarut etil asetat

Ekstrak hasil partisi diuapkan lagi setelah diproses dalam rotary evaporator

Ekstrak hasil partisi nonpolar, polar, dan ekstrak yang tidak dipartisi

Page 56: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

43

Hasil uji ekstrak kulit apel manalagi berbagai konsentrasi tidak menunjukkandaya hambat terhadap Candida albicans. Kontrol positif miconazole nitrate 2%

menunjukkan zona hambat yang besar.

Page 57: DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK KULIT APEL MANALAGI … · Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, do’a dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis

44

Hasil uji ekstrak yang larut dalam pelarut etil asetat (nonpolar) berbagaikonsentrasi tidak menunjukkan daya hambat terhadap pertumbuhan Candidaalbicans. Kontrol positif ketoconazole 2% menunjukkan zona hambat sebesar

26 mm.

Hasil uji ekstrak yang tidak larut dalam pelarut etil asetat (polar) berbagaikonsentrasi tidak menunjukkan daya hambat terhadap pertumbuhan Candidaalbicans. Kontrol positif ketoconazole 2% menunjukkan zona hambat sebesar

25 mm.