13
Universitas Gadjah Mada DASAR-DASAR PENYUSUNAN AMDAL DAN STUDI KASUSNYA 4.1. Proses Penyusunan AMDAL AMDAL wajib disusun oleh pemrakarsa dan biasanya dalam penyusunan AMDAL, pemrakarsa dibantu oleh konsultan penyusun AMDAL. Karena konsultan ini bersifat membantu, segala tanggung jawab tetap dipikul oleh pemrakarsa. Peranan terpenting pemrakarsa adalah penjabaran diskripsi kegiatan yang sejelas- jelasnya dan sejujur-jujurnya. Tanpa diskripsi kegiatan yang jelas, AMDAL tidak dapat disusun dengan balk dan benar. Kerangka acuan AMDAL disusun berdasarkan deskripsi kegiatan. Dengan demikian dapat diidentifikasi hal-hal yang penting, dievaluasi isu-isu utama, dan selanjutnya dilakukan pemusatan isu-isu utama. Hal ini penting untuk memberikan arahan AMDAL. Berdasarkan KA dan Rona Lingkungan Awal ditentukan batas- batas wilayah studi, komponen lingkungan yang ditelaah dan komponen kegiatan yang ditelaah. Kemudian dilakukan identifikasi dampak dengan metode yang sesuai. Berdasarkan identi ikasi dampak dilakukan prakiraan dan evaluasi dampak menggunakan metode yang sesuai. Hasil evaluasi dampak berupa arahan RKL dan RPL yang selanjutnya dipakai sebagai dasar penyusunan RKL dan RPL. Skema proses penyusunan AMDAL dapat dilihat pada Gambar 2. 4

Dasar - Dasar Penyusunan AMDAL Dan Studi Kasusnya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

amdal

Citation preview

  • Universitas Gadjah Mada

    DASAR-DASAR PENYUSUNAN

    AMDAL DAN STUDI KASUSNYA

    4.1. Proses Penyusunan AMDAL

    AMDAL wajib disusun oleh pemrakarsa dan biasanya dalam penyusunan

    AMDAL, pemrakarsa dibantu oleh konsultan penyusun AMDAL. Karena konsultan

    ini bersifat membantu, segala tanggung jawab tetap dipikul oleh pemrakarsa.

    Peranan terpenting pemrakarsa adalah penjabaran diskripsi kegiatan yang sejelas-

    jelasnya dan sejujur-jujurnya. Tanpa diskripsi kegiatan yang jelas, AMDAL tidak

    dapat disusun dengan balk dan benar.

    Kerangka acuan AMDAL disusun berdasarkan deskripsi kegiatan. Dengan

    demikian dapat diidentifikasi hal-hal yang penting, dievaluasi isu-isu utama, dan

    selanjutnya dilakukan pemusatan isu-isu utama. Hal ini penting untuk memberikan

    arahan AMDAL. Berdasarkan KA dan Rona Lingkungan Awal ditentukan batas-

    batas wilayah studi, komponen lingkungan yang ditelaah dan komponen kegiatan

    yang ditelaah. Kemudian dilakukan identifikasi dampak dengan metode yang

    sesuai.

    Berdasarkan identi ikasi dampak dilakukan prakiraan dan evaluasi dampak

    menggunakan metode yang sesuai. Hasil evaluasi dampak berupa arahan RKL

    dan RPL yang selanjutnya dipakai sebagai dasar penyusunan RKL dan RPL.

    Skema proses penyusunan AMDAL dapat dilihat pada Gambar 2.

    4

  • Universitas Gadjah Mada

    Gambar 2. Skema Proses Penyusunan AMDAL

  • Universitas Gadjah Mada

    4.2. Identifikasi Dampak

    a. Tujuan Identifikasi Dampak

    Identifikasi dampak bertujuan untuk menentukan ada/tidaknya dampak

    lingkungan (+) atau (-). Dalam penyusunan AMDAL, identifikasi dampak

    terutama dilakukan dalam Kerangka Acuan ANDAL didasarkan pada

    pelingkupan.

    b. Metode Identifikasi Dampak

    Macam-macam metode identifikasi dampak yang biasa dipakai, ialah:

    (1) Daftar uji sementara (Simple checklist)

    Produk metoda ini sangat sederhana, hanya berupa serangkaian

    data tentang parameter-parameter lingkungan yang perlu mendapat

    perhatian akibat adanya suatu rencana kegiatan. Daftar uji sederhana ini

    sangat membantu dalam mengidentifikasi dampak potensial yang diduga

    akan timbul. Namun demikian metode ini hanya memberi sedikit informasi

    tentang dampak yang timbul bila dibandingkan dengan metode Daftar Uji

    Kuisioner dan Matriks.

    (2) Daftar uji kuisioner (quetioner checklis)

    Daftar uji jenis ini adalah daftar uji dengan kuisioner. Daftar uji

    kuisioner ini akan memberi manfaat bila dalam mengidentifikasi dampak

    potensial didukung dengan pengamatan ke wilayah sekitar rencana

    kegiatan.

    (3) Daftar uji diskriptif (descriptive checklis)

    Daftar uji diskriptif menguraikan tentang hal-hal yang patut diteliti

    oleh penyusun AMDAL/SEL seperti data dan informasi yang diperlukan

    untuk analisis parameter yang diduga sebagai dampak penting, sumber

    data dan bahkan metoda prakiraan dampak yang direkomendasikan untuk

    diterapkan. Umumnya daftar uji deskriptif ini di awali dengan parameter

    yang relevan untuk diteliti dan selanjutnya diikuti dengan petunjuk

    pencarian data.

    Kekuatan metode daftar uji terletak pada kesederhanaanya, namun

    demikian apabila daftar uji ini tidak diversifikasikan dengan kondisi

    lingkungan dan proyek yang diteliti, maka kemungkinan besar butir-butir

    yang dipanadang relevan untuk ditelaah tidak termuat dalam daftar, dan

    sebaliknya hal-hal yang tidak relevan tercantum dalam daftar.

  • Universitas Gadjah Mada

    Mengingat dampak suatu proyek bersifat unik dan khas maka relatif

    tidak ada daftar uji yang berlaku sama untuk semua jenis proyek di semua

    lokasi/ruang. Dengan demikian isi atau materi daftar uji yang relevan

    dengan karakteristik proyek dan kondisi wilayah sekitar proyek harus

    dikembangkan sendiri oleh penyusun AMDAL/SEL. Satu kelemahan lain

    dari daftar uji adalah tidak diketahuinya secara jelas sumber penyebab

    dampak.

    (4) Matriks

    Matrik yang digunakan untuk keperluan identifikasi dampak

    merupakan matrik sederhana (simple marix). Matrik sederhana

    menggambarkan interaksi antara kegiatan proyek dengan komponen-

    komponen lingkungan di sekitarnya. Pada bagianlajur tertera kegiatan

    pembangunan yang direncanakan , sedang pada bagian baris tertera

    berbagai komponen dan parameter lingkungan. Apabila suatu kegiatan

    proyek, misal kegiatan ke-i (i : 1, 2, 3, , m), secara potensial menimbulkan

    dampak pada komponen lingkungan tertentu, misal komponen ke-j (j: 1, 2,

    3, , n), maka pada interaksi ke ij diberi tanda atau noktah seperti x.

    Kelebihan matrik sederhana ini dibandingkan daftar uji adalah diketahuinya

    sumber penyebab timbulnya potensi dampak lingkungan.

    (5) Bagan Alir

    Bagan alir merupakan suatu model yang dikonstruksikan melalui

    jalingan hubungan sebab akibat antara sumber penyebab dampak

    (kegiatan/proyek) dan faktor-faktor lingkungan yang terkena dampak, balk

    dampak lingkungan yang bersifat primer, sekunder maupun tersier.

    Metode bagan alir ini dapat digunakan untuk mengantisipasi

    dampakdampak lingkungan yang dapat timbul akibat adanya aktivitas

    proyek. Metode ini tergolong komunikatif untuk materi diskusi dan

    konsultasi dengan para pejabat instansi pemerintah atau masyarakat awam

    yang ingin mengetahui dampak lingkungan suatu kegiatan/proyek.

    (6) Contoh identifikasi Dampak

    Berikut ini disampaikan identifikasi dampak untuk kegiatan DAS

    Citarum dan identifikasi dampak untuk pembangunan jalan raga. Masing-

    masing menggunakan metode bagan alir dan matriks serti yang

    ditunjukkan pada Gambar 3 dan Tabel 4.

  • Universitas Gadjah Mada

    Gambar 3. jdentifikasi Dampak Kegiatan di DAS Citarum Menggunakan Metode

    Bagan Alir

  • Universitas Gadjah Mada

    label 4. Identifikasi Dampck Kegiatan Jalan Tol Arteri Semarang Seksi A dan B

    Menggunakan Metode Matriks

    No.

    Komponen

    Kegiatan Komp. Lingkungan

    Pra

    Konstruksi Konstruksi

    Pasca

    Konstruksi

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    FISIK-KIMIA

    1 lklim - - - - - - - - - x - -

    2 Fisiografi - - - - -

    3 Lalulintas - - - x - x - - x - x x

    4 Udara - - - x - x - - x x x x

    5 Kebisingan - - - x - x - - x x x x

    6 Hidrologi - - - -

    7 Geoteknik - - - - - x -

    BlOTlS

    8 Flora - - - - -

    9 Fauna - - - - -

    SOSEKBUDKESMAS

    10 Sosekbud x x x - x - - - - - x x

    11 Kesmas - - - - - x -

    12 Kecelakaan Lalin - - x x

    Keterangan kegiatan:

    1. Penentuan lokasi dan trase

    2. Pembebasan tanah

    3. Pemindahan penduduk

    4. Mobilisasi material dan alat-alat besar

    5. Mobilisasi tenaga kerja

    6. Pembuatan/pengoperasian base camp, bengkel, gudang

    7. Penyiapan tanah dasar

    8. Galian dan timbunan tanah

    9. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek

    10. Pekerjaan lapis perkerasan

    11. Pengoperasian jalan dan jembatan

    12. Pemeliharaan jalan dan jembatan

    4.3. Prakiraan Dampak

    a. Tujuan prakiraan dampak

    Prakiraan dampak bertujuan untuk memprakirakan besarnya

    perubahan kualitas lingkungan semua komponen lingkungan yang telah

    diidentifikasikan. Prakiraan dampak dilakukan dengan memperhatikan

    dimensi ruang dan waktu.

    b. Manfaat prakiraan dampak

  • Universitas Gadjah Mada

    Prakiraan dampak sangat bermanfaat sebagai bahan evaluasi

    dampak. Hasil prakiraan dampak sangat menentukan hasil evaluasi dan

    selanjutnya hash evaluasi dampak akan menentukan:

    - Pengambilan keputusan: apakah rencana kegiatan diterima (dengan atau

    tanpa revisi) ataukah ditolak.

    - Langkah apa yang harus diambil untuk mengelola lingkungan.

    - Langkah apa yang harus diambil untuk memantau kualitas lingkungan.

    Dikarenakan oleh pentingnya prakiraan dampak, maka prakiraan

    dampak harus dilakukan secara bersungguh-sungguh, dan dilakukan oleh

    ahli yang sesuai dengan bidangnya. Di sini yang dibahas adalah metode

    ANDAL yang dipakai dalam prakirakan dampak. Sedangkan metode untuk

    mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dihasilkan informasi yang

    tentang perubahan kualitas lingkungan dilakukan menggunakan teori yang

    telah dipunyai oleh masing-masing bidang keahlian (misal: ahli sosial, ahli

    hidrologi, ahli biologi, ahli kimia).

    c. Metode prakiraan dampak

    (1) Apa saja yang diprakirakan.

    Dalam prakiraan dampak semua hal yang diperlukan untuk bahan

    evaluasi dampak harus dianalisis.Karena umumnya evaluasi dampak

    dilakukan menggunakan 7 kriteria yang disusun dalam Keputusan

    Ketua BAPEDAL No. Kep056/1994 (atau 6 kriteria menurut pasal 5 PP

    No. 27 Tahun 1999), maka ketujuh (atau keenam) komponen yang

    rnasuk dalam kriteria tersebut harus diprakirakan besarnya. Untuk

    lebih jelasnya masing-masing dari ketujuh komponen akan dijelaskan

    pada bagian (ii). Perlu diingat kembali bahwa prakiraan ini dilakukan

    untuk setiap sel yang telah diidentifikasi dalam matriks identifikasi

    dampak.

    (2) Tujuh kriteria yang dipakai dalam evaluasi dampak

    Apabila yang dipakai dalam evaluasi untuk menentukan tingkat

    kepentingan dampak adalah 7 kriteria maka dalam prakiraan dampak

    ketujuh kriteria tersebut harus dianalisis. Tujuh kriteria tersebut adalah:

    - jumlah manusia yang terkena dampak

    - luas wilayah persebaran dampak

    - lamanya dampak berlangsung

    - intensitas dampak (seberapa besar dampak lingkungan berubah)

  • Universitas Gadjah Mada

    - banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

    - sifat komulatif dampak

    - berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

    (3) Dasar-dasar dalam melakukan prakiraan dampak.

    Pada prinsinya prakiraan dampak dilakukan dengan

    memperhitungkan ruang dan waktu. Untuk lebih jelasnya Gambar 4

    menunjukkan contoh hubungan tingkat kebisingan dengan waktu

    (kegiatan).

    Gambar 4. Contoh Grafik Prakiraan Dampak Kebisingan Rencana

    Kegiatan: Pembangunan dan Beroperasinya Sebuah Jalan Tol

    Keterangan:

    A : Tingkat kebisingan saat ini (to)

    B : Tingkat kebisingan pada awal kegiatan (t1)

    C : Tingkat kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2), kondisi tanpa

    proyek.

    D : Tingkat kebisingan pada tahap konstruksi (t3), kondisi tanpa

    proyek.

    E : Tingkat kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2), kondisi

    dengan proyek.

    F : Tingkat kebisingan pada tahap konstruksi (t3), kondisi dengan

    proyek.

    CE : Dampak kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2)

  • Universitas Gadjah Mada

    DE : Dampak kebisingan pada tahap pasca konstruksi (t3)

    Seperti ditunjukkan oleh Gambar 4, yang perlu dianalisis

    adalah:

    - Kualitas lingkungan dalam kondisi tanpa kegiatan (ditunjukkan

    oleh garis ABCD),

    - Kualitas lingkungan dalam kondisi dengan kegiatan (ditunjukan

    oleh garis BEF),

    - Perubahan kualitas lingkungan akibat adanya kegiatan (kualitas

    lingkungan dengan adanya kegiatan kualitas Iingkungan tanpa

    kegiatan).

    Analisis dampak dengan cara ini dilakukan tidak hanya untuk

    setiap waktu (kegiatan), namun juga untuk suatu ruang (jarak) tertentu.

    Misalnya: perubahan kebisisngan yang terjadi dihitung untuk koridor

    dengan jarak 0, 50, 100, 150 dan 200 m dari pusat kegiatan.

    Data yang diperlukan untuk melakukan prakiraan dampak adalah

    rencana kegiatan dan rona lingkungan awal. Keduanya diuraikan secara

    rind berikut ini.

    Rencana Kegiatan

    Rencana Kegiatan harus diuraikan ke dalam beberapa komponen

    kegiatan yang relevan.

    Rona lingkungan awal

    Rona lingkungan awal adalah kualitas lingkungan yang diukur

    sebelum kegiatan dilaksanakan. Data kualitas lingkungan untuk setiap

    komponen lingkungan dikumpulkan dengan cara sesuai bidang keilmuan

    masing-masing. Rona Iingkungan awal sangat penting sebagai titik awal

    dalam memprakirakan dampak (merupakan kualitas lingkungan pada to

    pada Gambar 4.

  • Universitas Gadjah Mada

    d. Contoh hasil prakiraan dampak

    Tabel 5 menunjukkan contoh hasil prakiraan dampak.

    Tabel 5. Tingkat Kebisingan di Ruas Yogyakarta Prambanan

    Tahun Tingkat Kebisingan pada Jarak Tertentu (Leg.

    DBA) 30 meter 100 meter

    1998

    2003

    77,52 - 79,11 57,52

    59,11 2003

    2008

    79,11

    81,21

    59,11

    60,21 2008

    2013

    81,21

    82,23

    60,21

    60,42 2013 - 2015 82,23

    83,21

    60,42

    60,62 4.4. Evaluasi Dampak

    Evaluasi dampak dilakukan secara holistik dan digunakan sebagai:

    - dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan dari berbagai alternatif usaha atau

    kegiatan,

    - arah pengelolaan dampak penting yang ditimbulkan.

    Yang dimaksud evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan

    secara totalitas terhadap beragam dampak penting lingkungan, dengan sumber

    usaha atau kegiatan dampak. Beragam komponen lingkungan yang terkena

    dampak penting tersebut (balk positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu

    kesatuan yang soling terkait dan saling pengaruh-mempengaruhi, sehingga

    diketahu sejauh mana "pertimbangan" dampak peting yang bersifat positif

    dengan yang bersifat negatif. Dampak-dampak penting yang dihasilkan dari

    evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak penting yang harus dikelola.

    Contoh Hasil Evaluasi Dampak dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

  • Universitas Gadjah Mada

    4.5. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan

    (RPL)

    Semua dampak penting yang ditemukan pada studi ANDAL harus

    dikelola dan dipantau. Cara-cara pengelolaan dan pernantauan lingkungan

    masing-masing disusun dalam dokumen RKL dan RPL.

    Tabel 6. Damoak vana Terpenting oada Setiao Kegiatan

    No Tahap Kegiatan Dampak Terpenting Sumber Dampak

    1 Pro konstruksi Sosial Budaya Pembebasan lahan

    Persepsi Masyarakat Pembebasan lahan

    2 Konstruksi Sosial Budaya Galian dan timbunan

    3 Pasco konstruksi Ruang, tanah dan lahan Operasional jalan tol

    Mobilisasi penduduk Operasional jalan tol

    Perekonomian masyarakat Operasional jalan tol

    Kualitas udara dan

    kebisingan

    Operasional kendaraan

  • Universitas Gadjah Mada

    Tabel 7. Matriks Evaluasi Dampak Secara Holistik dengan Kep. Kepala BAPEDAL No. Kep-056/1994

    No Komponen Lingkungan 7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1994 Kepent.

    Dampak

    Prioritas

    Pengelolaan

    Sifat

    Dampak Catatan

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Pembebasan lahan Tujuh kriteria: a. Ruang, tanah dan lahan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 1. Jml

    manusia b. Kependudukan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 2. lugs wilayah

    c. Sosial budaya 2 3 3 3 3 3 5 2430 1 - 3. lama dampak d. Persepsi masyarakat 2 3 5 3 5 3 2 2700 1 - 4. banyaknya

    2 Mobilisasi alat berat komponen

    a. Lalulintas dan keselamatan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 5. komulatif

    b. Perkerasan jalan umum 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 6. berbalik/tdk

    3 Pekerjaan galian dan timbunan a. Fisiografi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Ting. kepentingan

    b. Biotis 2 2 3 3 3 3 2 1296 2 - 1. kurang

    penting c. Sosial Budaya 2 3 3 4 3 2 5 2160 1 - 2. cukup

    penting 4 Pengangkutan material 3. penting

    a. Lalulintas dan keselamatan 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 4. lebih penting

    b. Perkerasan jalan umum 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 5. sangat penting

    5 Pekerjaan perkerasan jalan a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 3 4 4 2 2 1152 2 - Intensitas dampak b. Hidrologi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Perub. Skala

    6 Pemagaran sepanjang jalan tol 0 1

    a. Mobilisasi penduduk 3 3 3 3 3 2 2 972 3 1 2

    b. Persepsi masyarakat 3 3 3 3 3 2 2 972 3 2 3 7 Operasi jalan tol 3 4

    a. Fisiografi 2 2 5 2 3 2 2 648 3 - 4 5 b. Hidrologi 2 2 5 3 3 2 2 720 3 -

    c. Ruang, tanah dan lahan 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +

    d. Mobilisasi penduduk 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +

  • Universitas Gadjah Mada

    Tabel 7. Matriks Evaluasi Dampak Secara Holistik dengan Kep. Kepala BAPEDAL No. Kep-056/1994 (lanjutan)

    No Komponen Lingkungan 7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1994 Kepent.

    Dampak

    Prioritas

    Pengelolaan

    Sifat

    Dampak Catatan

    1 2 3 4 5 6 7

    e. Perekonomian masyarakat 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 + Prioritas penanganan

    f. Persepsi masyarakat 3 4 5 3 3 2 2 2880 1 + dampak:

    8 Operasional kendaraan

    a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 5 5 4 2 2 2400 1 -

    No Kepentingan

    Prioritas Dampak

    b. Lalulintas dan keselamatan 2 3 5 3 3 2 2 1080 2 + 3