2
Nama :Yamtini Kelas : IX E NO :27 DANAU TOBA SUATU SENJA Pada suatu hari di Danau Toba, tepatnya di desa Buhit ada seorang anak yang bernama Todo. Ia dari Medan bersama adiknya yang bernama Kania, bermaksud untuk liburan ke pulau samosir di rumah kakeknya. Ia pergi ke danau untuk memancing ikan, ia berharap supaya ia mendapatkan ikan selain ikan mujahir. Todo memancing ikan di atas perahu kecil, yang oleh masyarakat setempat biasa disebut solu. Saat mau menarik pancingnya, Todo mengira bahwa ikan yang ia dapatkan adalah ikan mujair, tetapi Todo heran ketika melihat sisi sebelah ikan itu berwarna hitam gelap, sedangkan sebelahnya masih mentah. Todo kebingungan, lalu ia membawa ikan ajaib itu pulang. Sesampainya dirumah Opung meminta agar ikan itu kembalikan ke danau. Dengan malas Todo mengembalikan ikan itu ke danau di temani oleh Opung. Setelah dilepas merasa lega. Opung meminta kepada Todo agar tidak memancing di danau itu lagi. Besoknya Todo tetap memancing dan tidak menghiraukan perkataan Opungnya. Ia memanging hingga sampai di tengah danau tapi dia tidak perduli. Langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap seketika. Ombak bergulung gulung mendekati solu milik Todo. Ia terlempar seketika ke danau itu. Ia berusaha berenang ke daratan tapi dari bawah kakinya ada yang menariknya. Todo lalu duduk disebelah batu yang menjorok ke danau, dari belakang Patar menepuk pundaknya. Patar bercerita panjang lebar, teryata Patar adalah anak dari Opung yang paling tua. Tak lama kemudian danau yang tadinya tenang berubah menjadi ganas. Patar bermaksud untuk menolong Todo, agar ia bisa pulang, dengan masuk ke dalam pusaran air itu. Karena Todo takut, Patar lalu mendorong Todo ke pusaran air itu. Sebelum mendorong Todo, Patar sempat sempatnya mengalungkan sebuah kalung perak di lehernya dan Patar pun juga berpesan pada Todo agar menyampaikan kepada Opung bahwa ia baik baik

Danau Toba

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Danau Toba

Nama :YamtiniKelas : IX ENO :27

DANAU TOBA SUATU SENJA

Pada suatu hari di Danau Toba, tepatnya di desa Buhit ada seorang anak yang bernama Todo. Ia dari Medan bersama adiknya yang bernama Kania, bermaksud untuk liburan ke pulau samosir di rumah kakeknya. Ia pergi ke danau untuk memancing ikan, ia berharap supaya ia mendapatkan ikan selain ikan mujahir. Todo memancing ikan di atas perahu kecil, yang oleh masyarakat setempat biasa disebut solu. Saat mau menarik pancingnya, Todo mengira bahwa ikan yang ia dapatkan adalah ikan mujair, tetapi Todo heran ketika melihat sisi sebelah ikan itu berwarna hitam gelap, sedangkan sebelahnya masih mentah. Todo kebingungan, lalu ia membawa ikan ajaib itu pulang. Sesampainya dirumah Opung meminta agar ikan itu kembalikan ke danau. Dengan malas Todo mengembalikan ikan itu ke danau di temani oleh Opung. Setelah dilepas merasa lega. Opung meminta kepada Todo agar tidak memancing di danau itu lagi. Besoknya Todo tetap memancing dan tidak menghiraukan perkataan Opungnya. Ia memanging hingga sampai di tengah danau tapi dia tidak perduli. Langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap seketika. Ombak bergulung gulung mendekati solu milik Todo. Ia terlempar seketika ke danau itu. Ia berusaha berenang ke daratan tapi dari bawah kakinya ada yang menariknya. Todo lalu duduk disebelah batu yang menjorok ke danau, dari belakang Patar menepuk pundaknya. Patar bercerita panjang lebar, teryata Patar adalah anak dari Opung yang paling tua. Tak lama kemudian danau yang tadinya tenang berubah menjadi ganas. Patar bermaksud untuk menolong Todo, agar ia bisa pulang, dengan masuk ke dalam pusaran air itu. Karena Todo takut, Patar lalu mendorong Todo ke pusaran air itu. Sebelum mendorong Todo, Patar sempat sempatnya mengalungkan sebuah kalung perak di lehernya dan Patar pun juga berpesan pada Todo agar menyampaikan kepada Opung bahwa ia baik baik saja. Todo lalu terbawa oleh pusaran air dan berhasil sampai daratan dengan selamat. Setibanya dirumah, akhirnya Opung bercerita yang sebenarnya tentang Patar yang berpuluh puluh tahun yang coba ingin lupakan. Dan kejadian tersebut sama seperti yang dialami Patar. Todo disana hanya merasa satu senja padahal ia dinyatakan hilang selama lebih dari seminggu.