23
x x DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN JUDUL……………………………………….………. i HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA……….….… ii PERNYATAAN KEASLIAN……………………………….….…. iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………….……… iv LEMBAR PENGESAHAN……………………………….……..... v PANITIA PENGUJI……………………………………….……… vi KATA PENGANTAR……………………………………………... vii DAFTAR ISI………………………………………………………. x DAFTAR SINGKATAN………………………………………….. xiii DAFTAR LAMBANG…………………………………………….. xiv ABSTRAK…………………………………………………………. xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……………………….…………….. 1 1.2 Rumusan Masalah……………………………….…. 3 1.3 Tujuan………………………………………………. 4 1.3.1 Tujuan Umum………………………………………. 4 1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………... 4 1.4 Manfaat Penelitian…………………………………. 5 1.4.1 Manfaat Teoretis…………………………………… 5 1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………….. 5 1.5 Kajian Pustaka, Konsep, dan Landasan Teori……… 5 1.5.1 Kajian Pustaka……………………………………… 5 1.5.2 Konsep……………………………………………… 7 1.5.2.1 Morf………………………………………………… 7 1.5.2.2 Alomorf…………………………………………….. . 7 1.5.2.3 Morfem……………………………………………… 8

DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

x

x

DAFTAR ISI

JUDUL

HALAMAN JUDUL……………………………………….………. i

HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA……….….… ii

PERNYATAAN KEASLIAN……………………………….….…. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………….……… iv

LEMBAR PENGESAHAN……………………………….……..... v

PANITIA PENGUJI……………………………………….……… vi

KATA PENGANTAR……………………………………………... vii

DAFTAR ISI………………………………………………………. x

DAFTAR SINGKATAN………………………………………….. xiii

DAFTAR LAMBANG…………………………………………….. xiv

ABSTRAK…………………………………………………………. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………….…………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………….…. 3

1.3 Tujuan………………………………………………. 4

1.3.1 Tujuan Umum………………………………………. 4

1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………... 4

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………. 5

1.4.1 Manfaat Teoretis…………………………………… 5

1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………….. 5

1.5 Kajian Pustaka, Konsep, dan Landasan Teori……… 5

1.5.1 Kajian Pustaka……………………………………… 5

1.5.2 Konsep……………………………………………… 7

1.5.2.1 Morf………………………………………………… 7

1.5.2.2 Alomorf…………………………………………….. . 7

1.5.2.3 Morfem……………………………………………… 8

Page 2: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

xi

xi

1.5.2.4 Kata…………………………………………………. 8

1.5.3 Landasan Teori………………………………………. 9

1.5.3.1 Morfologi……………………………………………. 9

1.6 Metode dan Teknik Penelitian………………………. 17

1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data……………… 18

1.6.2 Metode dan Teknik Analisi Data……………………. 18

1.6.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisi Data…... 19

BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA DALAM KUMPULAN CERPEN

1 PEREMPUAN 14 LAKI-LAKI KARYA DJENAR MAESA AYU

2.1 Afiksasi………………………………………………. 20

2.1.1 Bentuk………………………………………………… 21

2.1.1.1 Prefiks ………………………………………………… 21

2.1.1.2 infiks…………………………………………………. 29

2.1.1.3 Sufiks………………………………………………… 29

2.1.1.4 Konfiks…..……………………………………………. 31

2.1.1.5 Simulfiks………………………………………………. 33

2.1.2 Fungsi……….………………………………………….. 34

2.1.2.1 Prefiks………………………………………………… 34

2.1.2.2 Sufiks…….…………………………………………… 39

2.1.2.3 Konfiks………………………………………………… 40

2.1.3 Makna……………………………………………….... 42

2.1.3.1 Prefiks….……………………………………………. 42

2.1.3.2 Sufiks….……………………………………………… 49

2.1.3.3 Konfiks………………………………………………... 52

2.2 Reduplikasi…………………………………………….. 55

2.2.1 Reduplikasi Morfemis………………………………… 56

2.2.1.1 Reduplikasi akar………………………………………. 56

2.2.1.2 Reduplikasi berafiks…………………………………… 57

2.3 Komposisi……………………………………………… 60

Page 3: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

xii

xii

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan……………………………………………… 63

3.2 Saran………………………………………………….. 64

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 65

LAMPIRAN…………………………………………………………. 67

Page 4: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

xv

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pembentukan kata

dalam kumpulan cerpern 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu.

Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari buku yang berisi 14 cerpen

di dalamnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak.

Data dianalisis dengan menerapkan metode agih, dengan cara memaparkan

menggunakan teori morflogi. Dengan pendekatan dan teori tersebut, dipaparkan

proses pembentukan kata pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya

Djenar Maesa Ayu.

Proses pembentukan kata pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-

Laki karya Djenar Maesa Ayu terdiri atas afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.

Proses pembentukan kata diteliti mengenai bentuk, fungsi, dan maknanya.

Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang

ditemukan dalam kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar

Maesa Ayu adalah prefiks meng-, ke-, ber-, di-, se-, per-, peng-, dan ter-. Infiks

yang ditemukan adalah infiks -el- dan -em-. Sufiks yang ditemukan adalah -an, -i,

-kan, dan -nya. Konfiks yang ditemukan adalah ke-…-an, ber-…-an, per-…-an,

peng-…-an, dan se-…-nya. Sementara itu, simulfiks yang ditemukan adalah

simulfiks meng-…-kan, meng-…-i, dan meng-per…-kan. Selain afiksasi

ditemukan juga proses pembentukan kata melalui reduplikasi. Reduplikasi yang

ditemukan adalah reduplikasi morfemis. Reduplikasi morfemis terdiri atas dua

macam, yaitu reduplikasi akar dan reduplikasi berafiks. Selain itu, ditemukan juga

proses pembentukan kata melalui komposisi. Komposisi yang ditemukan hanya

komposisi nominal. Komposisi nominal terdiri atas komposisi nominal bermakna

gramatikal dan komposisi nominal bermakna idiomatik.

Kata kunci : proses pembentukan kata, kumpulan cerpen, dan Djenar Maesa Ayu

Page 5: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2011:364), cerita pendek

adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal

yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Cerpen

(cerita pendek) termasuk salah satu prosa fiksi selain novel dan drama. Salah

seorang sastrawan yang menciptakan karya sastra berupa cerpen adalah Djenar

Maesa Ayu. Djenar Maesa Ayu adalah seorang sastrawan yang sudah

menciptakan beberapa karya sastra yang berupa cerpen dan novel. Dia juga

sempat beberapa kali menjadi sutradara, penulis skenario, dan membintangi

beberapa film. Djenar juga beberapa kali mendapat penghargaan tentang karya

sastranya yang telah terbit.

Karya sastra pertama yang diterbitkan oleh Djenar Maesa Ayu berupa

cerpen yang berjudul “Lintah” (2002) yang mengusung tema tentang faminisme

dan dimuat di Kompas. Sementara itu, buku pertama Djenar yang berupa

kumpulan cerpen berjudul “Mereka Bilang, Saya Monyet!” (2004). Buku tersebut

telah dicetak ulang sebanyak delapan kali dan masuk dalam sepuluh buku terbaik

Khatulistiwa Literary Award 2003.

Penelitian ini menggunakan salah satu karya sastra Djenar Maesa Ayu

yang berupa kumpulan cerpen yang berjudul “1 Perempuan 14 Laki-laki”. Dalam

kumpulan cerpen ini Djenar berkolaborasi dengan 14 laki-laki yang sudah

terkenal di Indonesia. Orang-orang yang berkolaborasi dengan Djenar dalam

Page 6: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

2

cerpen “1 Perempuan 14 Laki-Laki” ini adalah (1) Agus Noor, (2) Arya

Yudistira Syuman, (3) Butet Kartaredjasa, (4) Enrico Soekarno, (5) Indra

Herlambang, (6) JRX, (7) Lukman Sardi, (8) Mudji Sutrisno, (9) Nugroho

Suksmanto, (10) Richard Oh, (11) Robertus Robet, (12) Sardono W. Kusumo,

(13) Sujiwo Tejo, (14) Totot Indrarto.

Dalam penelitian ini digunakan teori morfologi. Morfologi adalah bagian

ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk struktur kata

serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dan arti kata

(Ramlan, 1985:2). Ada juga pendapat lain morfologi adalah ilmu yang

menyelidiki morfem-morfem dan penggabungannya menjadi kata (Simpen,

2009:4). Bahasa karya sastra dituangkan dalam bentuk kata-kata. Kata dalam

bahasa Indonesia dibentuk melalui proses morfologis dan di luar proses

morfologis. Proses morfologis, yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan

lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dengan kata lain, proses morfologis adalah

proses penggabungan satu morfem dengan morfem yang lain agar menjadi kata.

Ciri kata yang sudah mengalami proses morfologis adalah (1) kata tersebut sudah

berubah bentuk, (2) kata tersebut mengalami perubahan makna, dan (3) kata

tersebut mengalami perubahan jenis kata. Ada beberapa cara pembentukan kata

melalui proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, pemajemukan, derivasi

balik, abreviasi, dan penganamatopean (Simpen, 2009:47-50). Akan tetapi, dalam

penelitian ini hanya digunakan tiga proses pembentukan kata, yaitu afiksasi,

reduplikasi, dan pemajemukan atau komposisi.

Page 7: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

3

Cerpen “1 Perempuan 14 Laki-Laki” dijadikan objek penelitian karena di

dalamnya terdapat kata-kata yang jarang digunakan masyarakat pada umumnya.

Biasanya pembaca harus berpikir untuk memahami hal yang ingin disampaikan

oleh pengarang. Dalam cerpen tersebut banyak kata yang jarang digunakan oleh

masyarakat untuk berkomunikasi sehari-hari. Di samping itu, dalam kumpulan

cerpen tersebut cukup banyak terdapat proses morfologi, seperti afiksasi,

reduplikasi, dan pemajemukan. Contohnya kalimat “Menyeruput Kopi Di Wajah

Tampan” biasanya masyarakat menggunakan kata “meminum kopi” tetapi Djenar

menggunakan kata “menyeruput”. Kata dasar “seruput” dan mendapatkan afiks

meng- menjadi “menyeruput” dan memiliki makna “melakukan pekerjaan”.

Penulis memilih cerpen tersebut sebagai objek penelitian karena ingin mengetahui

lebih dalam lagi tentang macam-macam fungsi, bentuk, dan makna yang terdapat

dalam pembentukan kata. Alasan inilah yang melatarbelakangi dilakukan

penelitian proses pembentukan kata pada kumpulan cerpen karya Djenar Maesa

Ayu yang berjudul “1 Perempuan 14 Laki-Laki”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut.

1) Proses afiksasi apa sajakah yang terdapat pada kumpulan cerpen 1

Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu?

2) Proses reduplikasi apa sajakah yang terdapat pada kumpulan cerpen 1

Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu?

Page 8: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

4

3) Pemajemukan apa sajakah yang terdapat pada kumpulan cerpen 1

Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu?

1.3 Tujuan

Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang hendak dicapai.

Adapun tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan tersebut diuraikan secara terperinci sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kebahasaan

terutama morfologi. Dalam karya sastra yang diteliti terdapat data kebahasaan

yang mengandung proses pembentukan kata. Di dalamnya terdapat proses

mengenai afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1) menganalisis afiksasi pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-

Laki karya Djenar Maesa Ayu;

2) menganalisis reduplikasi pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-

Laki karya Djenar Maesa Ayu; dan

3) menganalisis pemajemukan pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14

Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu.

Page 9: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

5

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan

dan masyarakat luas, khususnya para peneliti yang mempelajari ilmu kebahasaan.

Manfaat penelitian dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

Kedua manfaat ini dapat diuraikan sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperkaya

kajian keilmuan dalam bidang mikrolinguistik, khususnya dalam bidang

morfologi. Di samping itu, manfaat teoretis lainnya adalah untuk menunjang

pengembangan pengetahuan mahasiswa tentang proses pembentukan kata, seperti

afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

mahasiswa yang akan meneliti kembali proses pembentukan kata. Pada zaman

sekarang banyak mahasiswa yang mengaku anak Sastra Indonesia, tetapi tidak

mengerti tentang proses pembentukan kata, seperti afiksasi, reduplikasi, dan

pemajemukan.

1.5 Kajian Pustaka, Konsep, dan Landasan Teori

1.5.1 Kajian Pustaka

Penelitian mengenai pembentukan kata pada kumpulan cerpen karya

Djenar Maesa Ayu yang berjudul “1 Perempuan 14 Laki-Laki” sampai saat ini

Page 10: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

6

belum ada yang melakukan. Beberapa pustaka atau hasil penelitian yang berkaitan

dengan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

Tongeng (2012) dalam artikelnya yang berjudul “Analisis Kesalahan

Berbahasa dalam Pembentukan Kata” menyatakan bahwa kesalahan berbahasa

Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang

meliputi kata, kalimat, paragraf yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa

Indonesia baku. Selain itu, pemakaian ejaan dan tanda baca menyimpang dari

sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan dalam buku Ejaan Bahasa

Indonesia yang disempurnakan. Ada dua jenis kesalahan berbahasa, yakni 1.

kesalah terbuka dan 2. kesalahan tertutup. Kesalahan terbuka adalah kesalahan

berbahasa pada tingkat ketatabahasaan yang terlihat dalam kalimat-kalimat yang

dihasilkan dalam proses pembelajaran. Kesalahan tertutup merupakan kesalahan

yang tersembunyi di balik kalimat yang tersusun secara benar menurut tata bahasa

yaitu, secara benar menurut kaidah ketatabahasaan tetapi tidak benar dari sudut

semantiknya.

Ifauzi dkk. (2012) dalam makalahnya yang berjudul “Pembentukan Kata”

menyatakan bahwa pembentukan kata itu terdiri atas lima komponen, yaitu

afiksasi, reduplikasi, komposisi, abreviasi, dan derivasi balik. Afiksasi terdiri atas

prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, suprafiks, interfiks, transfiks, dan

kombinasi afiks. Reduplikasi terdiri dari reduplikasi morfemis, reduplikasi

sintaksis, reduplikasi fonologis, dwipurwa, dwilingga, dwilingga salin swara,

dwiwasana, dan trilingga. Selanjutnya komposisi. Abreviasi antara lain singkatan,

penggalan, akronim, kontrasi, dan lambang huruf. Terakhir derivasi balik.

Page 11: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

7

Wiryananda (2015) dalam skripsinya berjudul “Pembentukan Kata pada

Lirik Lagu Ebiet G. Ade” meneliti afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.

Skripsi tersebut membahas bentuk, fungsi, dan makna dari afiksasi, reduplikasi,

dan pemajemukan dalam lagu Ebiet G. Ade. Tujuan penelitian ini untuk

mendapatkan proses terbentuknya afiksasi, reduplikasi, pemajemukan, dan

kekhasan bentukan kata dalam lirik lagu Ebiet G. Ade.

1.5.2 Konsep

Konsep-konsep yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah morf, alomorf,

morfem, dan kata. Adapun konsep-konsep yang dijelaskan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1.5.2.1 Morf

Morf adalah tiap bentuk terkecil yang mempunyai makna, yang tidak atau

belum dibicarakan dalam hubungan keanggotaan terhadap suatu morfem

(Kentjono dalam Kentjono,ed., 1982:45). Sementara itu, dalam Kamus Linguistik

disebutkan bahwa morf adalah fonem atau urutan fonem yang berasosiasi dengan

suatu makna (Kridalaksana, 2008:157). Misalnya: meng-, mem-, meny-, me-,

menge-, men-.

1.5.2.2 Alomorf

Alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam pertuturan) dari sebuah

morfem (Chaer, 2007:150). Sementara itu, dalam Kamus Linguistik disebukan

bahwa alomorf adalah anggota morfem yang telah ditentukan posisinya

(Kridalaksana, 2008:11). Dengan kata lain, alomorf adalah bagian dari morfem.

Page 12: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

8

Misalnya: pe-, peng-, peny-, penge-, pen-, pem- merupakan alomorf dari morfem

peng-.

1.5.2.3 Morfem

Morfem adalah satuan gramatik yang paling kecil, satuan gramatik yang

tidak mempunyai satuan lain sebagai unsurnya (Ramlan, 1985:28). Pengertian

morfem dalam Kamus Linguistik adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya

secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih

kecil (Kridalaksana, 2008:157). Sementara itu, menurut Djoko Kentjono (dalam

Kentjono, ed., 1982:39) dalam buku Dasar-Dasar Linguistik Umum disebutkan

bahwa morfem adalah satuan gramatikal yang terkecil. Sebagai satuan gramatikal

morfem mempunyai makna. Sebagai satuan terkecil morfem tidak dapat dipecah

menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang masing-masing mengandung makna.

Misalnya pada kalimat: Adik membeli alat tulis dalam kalimat tersebut terdapat

lima morfem, yaitu: Adik mem- beli alat tulis.

1.5.2.4 Kata

Pengertian kata menurut tata bahasawan tradisonal berdasarkan arti dan

ortografi adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian, atau kata adalah

deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti (Chaer,

2007:162). Kata dalam Kamus Linguistik adalah morfem atau kombinasi morfem

yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan

sebagai bentuk yang bebas (Kridalaksana, 2008: 110). Sementara itu, menurut

Djoko Kentjono (dalam Kentjono, ed., 1982:44) dalam buku Dasar-Dasar

Linguistik Umum disebutkan bahwa kata adalah satuan gramatikal bebas yang

Page 13: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

9

terkecil. Menurut Bloomfield (dalam Chaer, 2007:163), kata adalah satuan bebas

terkecil tidak pernah diulas atau dikomentari, seolah-olah batasan itu sudah

bersifat final. Misalnya: kata rumah terdiri dari dua suku kata, yaitu ru- dan -mah.

1.5.3 Landasan Teori

Penelitian mengenai pembentukan kata dalam kumpulan cerpen 1

Perempuan 14 Laki-Laki menggunakan landasan teori morfologi. Unsur-unsur

morfologi yang dijabarkan dalam landasan teori ini adalah afiksasi, reduplikasi,

dan pemajemukan.

1.5.3.1 Morfologi

Secara etimologis kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti

‘bentuk’ dan kata logos yang berarti ‘ilmu’. Jadi, secara harfiah kata morfologi

berarti ‘ilmu mengenai bentuk’. Dalam kajian linguistik, morfologi berarti ‘ilmu

mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata’ (Chaer, 2008:3). Morfologi

adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-

perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik

(Ramlan, 1987:21). Menurut Kridalaksana (1989:26), morfologi adalah ilmu

tentang pembentukan kata. Dalam morfologi terdapat istilah pembentukan kata.

Pembentukan kata memiliki tujuh bagian, yaitu afiksasi, reduplikasi,

pemajemukan, abreviasi, derivasi balik, suplisi, dan penganamatopean. Dalam

penelitian ini hanya akan membahas tiga proses pembentukan kata, yaitu afiksasi,

reduplikasi, dan pemajemukan.

Page 14: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

10

1. Afiksasi

Afiksasi adalah proses morfologis yang mengubah sebuah leksem menjadi

kata setelah mendapat afiks yang dalam bahasa kita cukup banyak jumlahnya

(Arifin dan Junaiyah, 2009:10). Afiksasi adalah pembubuhan afiks pada suatu

satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk

membentuk kata (Ramlan, 1985:54). Afiksasi adalah penggabungan akar kata atau

pokok dengan afiks (Samsuri, 1985:190). Afiks dibagi menjadi tiga macam, yaitu

prefiks (awalan), infiks (sisipan), dan sufiks (akhiran). Sementara itu, menurut

Kridalaksana (1989:28) afiksasi adalah proses yang mengubah leksem menjadi

kata kompleks. Dalam proses afiksasi leksem berubah bentuknya, menjadi

kategori tertentu sehingga berstatus kata (atau bila telah berstatus kata berganti

kategori), dan sedikit banyak berubah maknanya.

Jenis-jenis afiks dalam bahasa Indonesia menurut Kridalaksana (1989:28)

diklaifikasikan sebagai berikut.

a) Prefiks, yaitu afiks yang dilekatkan di depan bentuk dasar. Misalnya:

meng-, ke-, ber-, di-, se-, peng-, ter- per-.

b) Infiks, yaitu afiks yang dilekatkan di dalam bentuk dasar. Misalnya: -el-,

-em-, -er-, -in-.

c) Sufiks, yaitu afiks yang dilekatkan di belakang bentuk dasar. Misalnya:

-an, -kan,-i.

d) Simulfiks, yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental

yang dileburkan pada dasar.

Page 15: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

11

e) Konfiks, yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur, satu di depan bentuk dasar

dan satu di belakang bentuk dasar dan berfungsi sebagai satu morfem

terbagi. Misalnya: ke-…-an, ber-…-an, peng-…-an, per-…-an.

Sementara itu, menurut Arifin dan Junaiyah (2009:6) jenis-jenis afiks

dalam bahasa Indonesia diuraikan sebagai berikut.

a) Prefiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan bentuk dasar, Misalnya:

meng-, ke-, ber-, di-, se-, peng-, ter-, per-.

b) Infiks adalah imbuhan yang dilekatkan di tengah bentuk dasar, Misalnya:

-el-, -em-, -er-, -in-.

c) Sufiks adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir dasar, Misalnya: -i,

-kan, -an, -man, -wan, -wati, -wi (-wiah), -nya.

d) Konfiks lazim juga disebut imbuhan terbelah, adalah imbuhan yang

dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir bentuk dasar, Misalnya: ke-…-

an, ber-…-an, peng-…-an, per-…-an, se-…nya.

e) Simulfiks atau imbuhan gabungan adalah dua imbuhan atau lebih yang

ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap,

Misalnya: member-…-kan yang melekat pada kata memberlakukan. Afiks

yang pertama kali melekat pada kata dasar laku adalah prefiks ber-

menjadi berlaku setelah itu sufiks -kan menjadi berlakukan. Akhirnya baru

prefiks meng- dilekatkan pada kata tersebut sehingga menjadi

memberlakukan.

Afiks pembentuk verba

Prefiks meng-

Page 16: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

12

a) meng- V Vtr “melakukan”

1. Adik saya mengarang sebuah puisi.

2. Iran telah mengusir empat diplomat Perancis yang dituduh mata-

mata.

b) meng- V Vintr “melakukan”

Murid-murid menyanyi dengan merdu.

Prefiks ber-

c) ber- V V “sedang mengerjakan (atelis)”

1. Berpikir itu pelita hati.

2. Bertanam padi merupakan mata pencarian penduduk di pulau ini.

d) ber- N V “mengusahakan sebagai mata pencaharian”

1. Sekolahnya dibiayai orang tuanya yang hidup bersawah di desa.

2. Dengan berternak ayam ia menghidupi keluarganya.

Konfiks ber-R

e) ber-R A V “dalam keadaan”

1. Dia selalu bermalas-malas apabila sudah pukul 12.00.

2. Anak itu selalu berfoya-foya semenjak usaha bapaknya lancar.

Prefiks per-

f) per- N V “menjadikan atau membuat sesuatu jadi”

1. Jangan perbudak orang-orang miskin itu!

2. Peristrilah wanita yang baik dan cantik itu!

Prefiks ter-

g) ter- V V “sudah di, perfektif”

Page 17: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

13

Kangkung yang baru saja kubeli itu terikat jadi satu.

h) ter- N V “spontan”

Ia terpesona melihat gadis yang lewat di depannya.

Prefiks ke-

i) ke- “menyatakan kumpulan”

1. Kedua pasangan itu sedang berduaan di taman.

2. Ketiga orang itu sedang makan di kantin.

j) ke- “menyatakan urutan”

1. Pak Agus membangun rumah ketiga di daerah Deanpasar.

2. Letakkan saja buku itu di meja keempat dari depan!

2. Reduplikasi

Menurut Harimurti Kridalaksana reduplikasi terdapat beberapa macam.

Ada tiga macam bentuk reduplikasi, yaitu:

a) reduplikasi fonologis;

b) reduplikasi morfemis; dan

c) reduplikasi sintaksis.

Selain pembagian atas tiga macam reduplikasi, gejala yang sama dapat

pula dibagi atas:

a) dwipurwa;

b) dwilingga;

c) dwilingga salin swara;

d) dwiwasana; dan

e) trilingga.

Page 18: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

14

a) Reduplikasi Fonologis

Dalam reduplikasi fonologis tidak terjadi perubahan makna, karena

pengulangannya hanya bersifat fonologis artinya bukan atau tidak ada

pengulangan leksem. Misalnya: dada, pipi, kuku.

b) Reduplikasi Morfemis

Dalam reduplikasi morfemis terjadi perubahan makna gramatikal

atas leksem yang diulang, sehingga terjadilah satuan yang berstatus kata.

Reduplikasi morfemis inilah yang menjadi pembicaraan dalam morfologi.

Misalnya: dada-dada, pipi-pipi

c) Reduplikasi Sintaksis

Reduplikasi sintaksis adalah proses yang terjadi atas leksem yang

menghasilkan satuan yang berstatus klausa, jadi berada di luar cakupan

morfologi. Misalnya:

1. Jauh-jauh, didatangi juga rumah sahabat lamanya itu.

2. Asam-asam, dimakannya juga mangga itu.

d) Dwipurwa

Dwipurwa adalah pengulangan suku pertama pada leksem dengan

pelemahan vokal. Misalnya: tetangga, lelaki, tetamu, sesama.

e) Dwilingga

Dwilingga adalah pengulangan leksem. Misalnya: rumah-rumah,

makan-makan, pagi-pagi.

f) Dwilingga salin swara

Page 19: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

15

Dwilingga salin swara adalah pengulangan leksem dengan variasi

fonem. Misalnya: pontang-panting, bolak-balik, corat-coret.

g) Dwiwasana

Dwiwasana adalah pengulangan bagian belakang dari leksem.

Misalnya: pertama-tama, perlahan-lahan, sekali-kali.

h) Trilingga

Trilingga merupakan pengulangan onomatope tiga kali dengan

variasi fonem. Misalnya:

1. Ibu-ibu itu lebih suka cas-cis-cus dalam bahasa Belanda daripada

berbahasa Indonesia.

2. Hatiku dag-dig-dug menunggu pengumuman hasil ujian.

3. Terdengar dar-der-dor terus-menerus malam itu di Beirut Barat.

Reduplikasi Pembentuk Verba

a. Dwilingga V V “sungguh-sungguh (intensif)”

1. Jangan bongkar-bongkar lagi, semua sudah teratur rapi.

2. Sebaiknya beres-beres dari sekarang.

b. Dwilingga V V “berkali-kali (iteratif)”

Kami cuma keliling-keliling di kebun teh.

c. Kombinasi me- + R V V “sungguh-sungguh (intensif)”

Tina jangan suka mengada-ada. Lama-kelamaan tidak ada orang yang

mempercayaimu lagi.

d. Kombinasi me- + R V V “Berkali-kali (iteratif)”

Anjing itu mencakar-cakar pintu rumah minta dibukakan pintu.

Page 20: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

16

e. Konfiks ber- + R + -an N V V “berbalasan, sungguh-

sungguh(respirokal, intensif)”

1. Rama dan Sinta sedang bercinta-cintaan di taman.

2. Kedua anak itu berpukul-pukulan memperebutkan sebatang cokelat.

Reduplikasi Pembentuk Adjektiva

f. Dwilingga A A “yang mempunyai sifat itu lebih dari satu”

1. Murid sekolah itu kaya-kaya tetapi tidak sombong.

2. Anak Pak Hasan cantik-cantik.

g. Dwilingga + -an A A “ketidakpastian”

Kamu tidak boleh mengerjakan soal ujian itu secara untung-untungan

h. Dwilingga salin suara “sungguh-sungguh (intensif)”

1. Dia lari pontang-panting dikejar anjing gila.

2. Ketika terdengar bunyi tembakan, barisan itu menjadi kucar-kacir.

i. Konfiks R + infiks V V

Keris itu pusaka turun-temurun keluarga kami.

Reduplikasi Pembentuk Nomina

j. Dwilingga N N “jamak”

1. Rumah-rumah di Jakarta tidak diatur sedemikian rupa sehingga

kelihatan semrawut.

2. Pohon-pohon di sepanjang Sungai Batanghari sangat rimbun.

k. Dwipurwa A N “yang dianggap”

Leluhur bangsa Indonesia adalah orang-orang pemberani.

Page 21: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

17

l. Konfiks R + -an V N

Ramu-ramuan ini dapat menyembuhkan penyakit rematik.

3. Pemajemukan

Pemajemukan adalah proses penggabungan dasar dengan dasar untuk

mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung dalam sebuah kata (Chaer,

2008:209). Makna yang timbul akibat penggabungan tersebut ada yang dapat

dilihat dari unsur pembentuknya dan ada yang maknanya tidak berkaitan dengan

unsur pembentuknya dan ada juga yang memiliki makna yang aneh/unik.

Sementara itu, menurut Kridalaksana (1989:104) pemajemukan adalah proses

penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata.

Misalnya: pisang goreng

tua renta

kumis kucing

dua hati

tertangkap basah Pemajemukan berafiks

membawa diri Pemajemukan berafiks

beralih nama Pemajemukan berafiks

1.6 Metode dan Teknik Penelitian

Metode adalah cara yang ditempuh peneliti untuk mengamati, mendekati,

menganalisis, dan menjelaskan suatu fenomena (Kridalaksana, 2008:153). Metode

sebagai suatu cara yang harus dilaksanakan sedangkan teknik adalah cara

melaksanakan metode (Sudaryanto, 1993:9). Metode dan teknik dibagi menjadi

Page 22: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

18

tiga tahapan, yaitu (1) metode dan teknik pengumpulan data, (2) metode dan

teknik analisis data, (3) metode dan teknik penyajian hasil analisis data.

1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode simak. Metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan

bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Penelitian ini dilakukan dengan cara menyimak

percakapan yang ada di kumpulan cerpen tersebut lalu dilanjutkan dengan teknik

mencatat. Setiap kata dan kalimat yang terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut,

yang berhubungan dengan pembentukan kata dicatat. Selanjutnya data tersebut

dipilah-pilah berdasarkan kategorinya. Misalnya yang merupakan afiksasi

dijadikan satu dengan afiksasi, begitu pula dengan reduplikasi digabungkan

dengan reduplikasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen

karya Djenar Maesa Ayu yang berjudul “1 Perempuan 14 Laki-laki” yang terbit

pada cetakan keempat pada Juni 2011. Dalam kumpulan cerpen “1 Perempuan 14

Laki-Laki” terdapat 14 Cerpen.

1.6.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode agih, yaitu metode yang pelaksanaannya dengan menggunakan

unsur penentu yang berupa unsur bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15).

Sementara itu, teknik yang digunakan adalah teknik urai unsur terkecil atau UCA

(Ulitimate Constituent Analysis), yaitu teknik dengan cara mengurai suatu satuan

lingual tertentu atas unsur-unsur terkecilnya. Unsur terkecil yang mempunyai

Page 23: DAFTAR ISI JUDUL i iv vi xv - sinta.unud.ac.id · Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Prefiks yang Prefiks yang ditemukan dalam kumpulan cerpen

19

makna biasanya disebut morfem, misalnya berlari, unsur terkecilnya adalah ber-

dan lari.

1.6.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Metode dan teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode formal dan informal. Metode formal berupa

penyajian, dengan menggunakan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto,

1993:145). Sementara itu, metode informal adalah perumusan kata-kata biasa

(Sudaryanto, 1993:145). Metode informal merupakan metode yang cara

menyampaikannya hasil penelitian secara verbalitas, yaitu menggunakan kalimat

atau gambar, sementara itu, metode formal merupakan metode yang cara

menyampaikannya dengan menggunakan tanda dan lambang-lambang.