90
KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP MADRASAH ALIYAH ANNIDA AL-ISLAMY CENGKARENG JAKARTA BARAT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) oleh RIZQI HERFIYANTI 107013000660 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM

KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP

MADRASAH ALIYAH ANNIDA AL-ISLAMY

CENGKARENG

JAKARTA BARAT

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

oleh

RIZQI HERFIYANTI

107013000660

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 3: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 4: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 5: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

i

ABSTRAK

Rizqi Herfiyanti, NIM 107013000660 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Judul skripsi “Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan

Deskripsi Siswa kelas XI Semester Genap Madrasah Aliyah. Annida Al-Islamy

Cengkareng Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 .”

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam

menggunakan prefiks pada karangan deskripsi. Subjek penelitian ini adalah

sisiwa kelas XI Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy Jakarta. Instrumen dalam

penelitian ini adalah tes tertulis berupa karangan dengan judul yang berbeda

yaitu Ayah dan Pasar. Data yang dianalisis berjumlah delapan belas karangan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif, yaitu metode yang melibatkan peneliti secara langsung untuk

mengamati objek yang sedang diteliti. Setelah data terkumpul dari hasil

pengamatan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Teknik analisis data yang

digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan langkah-langkah pengklasifikasian,

pengodean, pembetulan/pengoreksian, pengalkulasian, penginterpretasi, dan

penyimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan yang paling sering

ditemukan dalam 18 karangan tersebut adalah dalam penggunaan prefiks di-

berjumlah 23 kata dengan persentase sebanyak 76,66%. Kesalahan prefiks yang

lain terjadi pada prefiks ber- dengan persentase sebanyak 6,66%, prefiks pe-

dengan persentase sebanyak 6,66%, prefiks me- dengan persentase sebanyak

3,33%, prefiks menge- dengan persentase sebanyak 3,33%, prefiks be- dengan

persentase sebanyak 3,33%, dan prefiks penge- persentase sebanyak3,33%.

Kata Kunci: Prefik, Karangan Deskripsi

Page 6: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala nikmat-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa tercurah kepada Nabi

Muhammad saw seorang penyempurna akhlak dalam kehidupan di dunia ini. Dengan

cinta dan kasih sayang yang tulus, beliau telah menunjukkan kepada jalan kebenaran

dan kebahagian yang diridhoi-Nya.

Alhamdulillah berkat bantuan dan petunjuk dari semua pihak baik secara

moril maupun materil, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun masih jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu dengan selesainya skripsi ini, penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA. Ph. D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dra. Hindun, M. Pd. dosen pembimbing skripsi sekaligus sekertaris Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan, pengarahan serta motivasi yang bermanfaat dan tak pernah henti-

hentinya bagi penulis.

Page 7: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

iii

4. Kepala sekolah, guru, serta siswa kelas XI MAK dan XI IPS Madrasah Aliyah

Annida Al-Islamy Jakarta Barat atas kesempatan yang diberikan untuk

melakukan penelitian.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta (H. Jamhari dan Hj. Halipah ), kakak-kakaku dan

khususnya Ahmad Jamil yang selalu memberikan do’a dan motivasi moril

maupun materil serta kasih sayang, dan dukungan untuk terus mengiringi

langkahku menggapai cita-cita.

6. Ahmad Fajrin yang selalu memberikan dukungan serta tempat bertukar pikiran

Terima kasih untuk doa dan dukungannya.

7. Sahabat-sahabatku tersayang Maidatussalamiyah, Siti Zulfa, Mariyani,

Nurmaliana, Tri Amalia, Lili Sholihah dan Neti Damayanti yang selalu

mendukung dan memotivasi.

8. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa/i Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2007, yang telah memberikan saran-saran yang berguna dalam

menyusun skripsi ini.

Semoga segala kebaikan yang telah dibeikan kepada penulis mendapat

imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksana. Amin. Penulis hanya

bisa berdoa dan berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sarta

sumbangan pemikiran bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Akhirnya, hanya kepada Allah jualah kita berharap. Semoga segala aktivitas

kita mempunyai nilai ibadah dan mendapat ridha-Nya. Amin.

Page 8: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

iv

Jakarta, 19 Maret 2014

Penulis

Page 9: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3

C. Batasan Masalah ........................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II ACUAN TEORETIS ...................................................................... 6

A. Imbuhan ....................................................................................... 6

1. Pengertian Imbuhan .................................................................. 7

2. Awalan (Prefiks) ...................................................................... 9

a. Awalan me- .......................................................................... 10

b. Awalan ber- ......................................................................... 15

c. Awalan per- ......................................................................... 17

d. Awalan di- ........................................................................... 19

B. Karangan ...................................................................................... 20

Page 10: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

vi

1. Pengertian Karangan ................................................................ 20

2. Penggolongan Karangan Menurut Cara Penyajiannya dan

Tujuan Penyampaiannya .......................................................... 20

3. Bagian-bagian Utama Karangan .............................................. 21

C. Karangan Deskripsi ....................................................................... 23

1. Pengertian Karangan Deskripsi ................................................ 23

2. Ciri-ciri Karangan Deskripsi .................................................... 25

3. Langkah Menyusun Karangan Deskripsi ............................... 25

4. Contoh Karangan Deskripsi ..................................................... 26

D. Penelitian yang Relevan ............................................................... 27

BAB III METODOLOGI ............................................................................. 30

A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 30

B. Metode Penelitian ......................................................................... 31

C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 31

D. Intrumen Penelitian ...................................................................... 31

E. Teknik Analisis Data .................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 34

A. Profil Sekolah ............................................................................... 34

1. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy .......... 34

2. Visi dan Misi sekolah ............................................................... 35

3. Keadaan Tenaga Kerja ............................................................. 35

a. Keadaan Siswa ....................................................................... 35

b. Fasilitas Belajar ...................................................................... 36

c. Kegiatan ekstrakurikuler ........................................................ 37

B. Deskripsi Data .............................................................................. 38

Page 11: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

vii

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 61

A. Simpulan ...................................................................................... 61

B. Saran-Saran .................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63

BIODATA PENULIS

Page 12: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks 39

Tabel 4.1 Tabel Jumlah Siswa MA. Annida Al-Islamy Tahun

Pelajaran 2011-2012 43

Tabel 4.2` Tabel Fasilitas Belajar 43

Tabel 4.3 Tabel Ekstra Kurikuler 44

Tabel 4.4 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Ahmad Milki (Ayah) 45

Tabel 4.5 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Atia Balqi A. (Pasar) 46

Tabel 4.6 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Awaliyah A. (Pasar) 47

Tabel 4.7 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Citra Alvia (Pasar) 49

Tabel 4.8 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Fauziah (Ayah) 51

Tabel 4.9 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Ferdi R (Pasar) 52

Tabel 4.10 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Huailah (Ayah) 53

Tabel 4.11 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Iffah Lathifah (Ayah) 55

Tabel 4.12 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Ihya Haqiqi (Ayah) 56

Tabel 4.13 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Inganatu M. (Pasar) 57

Tabel 4.14 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Komala Sari (Pasar) 58

Tabel 4.15 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa M. Husni Sani (Ayah) 59

Page 13: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

ix

Tabel 4.16 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Masitoh (Pasar) 60

Tabel 4.17 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Nina Lestiana (Ayah) 61

Tabel 4.18 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Novia Rahmasari (Ayah) 62

Tabel 4.19 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa M.Ismail (Ayah) 63

Tabel 4.20 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa M. Ramadhan (Pasar) 64

Tabel 4.21 Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam

Karangan Deskripsi Siswa Riri Khoiriyah (Ayah) 65

Page 14: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pemohonan Izin Penelitian

Lampiran 2. Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3. Surat Keterangan

Lampiran 4. Karangan Deskripsi Siswa

Lampiran 5. Uji Referensi

Page 15: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sering kali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan

untuk dapat digunakan didalam pertuturan. Imbuhan ini dapat mengubah makna,

jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain yang

mempunyai fungsi berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya.

Proses afiksasi merupakan satu proses yang paling umum dalam bahasa.

Proses afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau diletakkan

pada sebuah morfem bebas secara urut lurus. “Berdasarkan posisi morfem terikat

terhadap morfem bebas tersebut, proses afiksasi dapat dibedakan atas (1)

pembubuhan depan, (2) pembubuhan tengah, (3) pembubuhan akhir, dan (4)

pembubuhan terbagi. Morfemnya disebut morfem terikat depan (STA: imbuhan

awalan; umum: prefiks), pembubuhan tengah (STA: imbuhan sisipan ; umum:

infiks), morfem terikat akhir (STA: imbuhan akhiran; umum: sufiks), morfem

terikat terbagi (konfiks).”1

Kemampuan berbahasa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) mencakup empat aspek penting, yaitu keterampilan mendengar,

keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

Dalam keterampilan berbahasa tersebut, aspek yang digunakan untuk

berkomunikasi bukan hanya berbicara, menulis pun dapat digunakan sebagai

salah satu alat komunikasi yang efektif karena dengan tulisan seseorang dapat

menyampaikan gagasannya ke setiap orang tanpa dibatasi ruang dan waktu.

1 Jos Daniel Parare, Morfologi, (Jakarta: Gramedia, 1990), Cet. Ke-2, hlm.18

Page 16: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

2

Menulis karangan memang mudah jika menulis dengan tidak

memerhatikan kaidah bahasanya. Berbeda dengan penulisan yang mengikuti

kaidah bahasa yang telah ditentukan, dalam hal ini untuk menghasilkan karangan

yang baik dan benar, siswa harus memahami dan menguasai beberapa aturan

dalam penggunaan bahasa. Misalnya penggunaan kata berimbuhan dalam

kalimat. Hal ini wajar karena jika penggunaan kata berimbuhan yang tidak tepat,

mka makna dan maksud yang terkandung dalam kalimat-kalimat pada karangan

tersebut tidak akan tersampaikan kepada pembaca dengan maksimal bahkan

mungkin pembaca bisa salah tafsiratau terjadi kekeliruan makna pada kata

berimbuhan.

Contoh penggunaan imbuhan yang mengakibatkan kekeliruan makna

pada kata berimbuhan. Contoh “Salat itu jangan di langgar” kata di langgar jika

penulisannya dipisah merupakan kata depan, menurut KBBI “ langgar adalah

masjid kecil tempat mengaji atau bersalat”2

“Menulis adalah sesuatu yang mudah dan sangat menyenangkan”.3

Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima dari

proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak atau

membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk diekspesikan

secara tertulis.

Dalam menulis karangan siswa harus menguasai ejaan yang

disempurnakan dan memahami macam-macam imbuhan dalam bahasa Indonesia.

Setelah menguasai ejaan yang disempurnakan dan memahami macam-macam

imbuhan barulah seseorang bisa membuat sebuah kalimat maupun karangan.

Kalimat-kalimat tersebut dibuat berdasarkan ejaan yang disempurnakan yang

2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2008), Cet. 1 Edisi IV, hlm.783. 3 R. Kunjani Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2010),

hlm. 137.

Page 17: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

3

diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972. Dengan memahami macam-macam

imbuhan siswa diharapkan dapat menulis sebuah karangan dengan baik dan

menggunkaan imbuhan yang tepat.

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

semakin penting untuk dikuasai, pengembangan kemampuan menulis perlu

mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sejak tingkat pendidikan dasar.

Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis dapat dikuasai oleh

siapa saja yang memilki kemampuan intelektual yang memadai. Berbeda dengan

kemampuan menyimak dan berbicara, kemampuan menulis tidak diperoleh

secara “alamiah”, tetapi harus dipelajari dan dilatihkan dengan sungguh-sungguh.

Keterampilan menulis adalah keterampilan yang bersifat mekanis.

Keterampilan itu tidak mungkin dikuasai melalui teori saja. Keterampilan

tersebut baru dapat dikuasai oleh orang yang rajin berlatih. Mengarang pada

prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatau yang ada pada angan-angan dan

dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Namun menuangkan buah

pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam tulisan tidaklah mudah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk mengangkat judul skripsi “ KESALAHAN PENGGUNAAN

PREFIKS DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI

SEMESTER GENAP MADRASAH ALIYAH ANNIDA AL-ISLAMY

CENGKARENG JAKARTA BARAT TAHUN PELAJARAN 2011-2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dilakukan identifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Penulisan imbuhan dalam karangan deskripsi siswa yang kurang tepat dapat

menyebabkan pemahaman yang berbeda bagi para siswa.

Page 18: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

4

2. Penulisan imbuhan dalam karangan deskripsi siswa yang kurang tepat secara

perlahan dapat menghilangkan tata bahasa yang sesuai dengan ejaan yang

disempurnakan.

3. Penulisan imbuhan yang benar akan memudahkan siswa untuk memahami

suatu karangan.

C. Batasan Masalah

Agar lebih terarah dan tidak melebar dalam pembahasan ini, maka penulis

membatasi masalah penelitian yaitu, meliputi:

1. Penggunaan imbuhan /me-/, /ber-/, /pe-/, dan /di-/ dan alomorfnya dalam

karangan deskripsi siswa.

2. Karangan deskripsi Siswa Kelas XI Semester Genap Madrasah Aliyah

Annida Al-Islamy Cengkareng Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2011-2012.

3. Siswa kelas XI semester genap tahun pelajaran 2011-2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis merumuskan permasalahan

pokok dan permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah:

Bagaimanakah penggunaan prefiks /me-/, /ber-/, /pe-/, dan /di-/ dan alomofnya

dalam karangan deskripsi siswa kelas XI semester genap Madrasah Aliyah

Annida Al-Islamy Cengkareng Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2011-2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah

Page 19: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

5

Untuk mengetahui bagaimana penggunaan imbuhan /me-/, /ber-/, /pe-/,

dan /di-/ dan alomorfnya dalam karangan deskripsi siswa kelas XI semester

genap Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy Cengkareng Jakarta Barat Tahun

Pelajaran 2011-2012.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan

keterampilan menulis siswa dalam pemakaian imbuhan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

a) Bagi guru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan bahasa khususnya

imbuhan dan karangan deskripsi.

b) Bagi peneliti untuk memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan

khususnya tentang penggunaan imbuhan dalam karangan deskripsi siswa

bahasa Indonesia.

c) Bagi mahasiswa jurusan bahasa Indonesia hasil penelitian ini merupakan

langkah awal dan dapat ditindaklanjuti oleh penulis berikutnya.

Page 20: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

6

BAB II

ACUAN TEORETIS

A. Imbuhan

1. Pengertian Imbuhan

Setiap permasalahan mempunyai ruang lingkup atau cakupan sendiri-

sendiri, demikian juga dengan persolaan afiksasi/ imbuhan. Proses afiksasi/

imbuahan merupakan satu proses yang paling umum dalam bahasa. Proses

afiksasi/ imbuhan terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau

diletakan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus.

Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah afiks (imbuhan). Afiksasi

dibahas dalam ilmu morfologi. Selain dalam bahasa Indonesia, dikenal juga

imbuhan/afiks kosa kata dalam bahasa Sunda. Apalagi bahasa Indonesia

diperkaya dari bahasa daerah.

Ada empat macam afiks atau imbuhan yang dipakai untuk

menurunkan verba : prefiks, sufiks, konfiks, dan infiks. “Prefiks yang sering

juga dinamakan awalan, adalah afiks yang diletakkan di muka dasar. Sufiks,

yang juga disebut akhiran, diletakkan di belakang dasar. Konfiks adalah

gabungan prefiks dan sufiks yang mengapit dasar dan membentuk satu

kesatuan. Infiks, yang juga dinamakan sisipan, adalah bentuk afiks yang

ditempatkan di tengah dasar.”1

Disampaikan oleh Ramlan dalam buku Morfologi yang dimaksud

dengan “afiks atau imbuhan adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam

suatu kata merupakan unsur langsung yang bukan kata dan bukan pokok kata,

1 Hasan Alwi, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) Cet. Ke-5,

hlm. 102.

Page 21: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

7

yang memiliki kesanggupan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk

membentuk kata atau pokok kata baru.”2

Disampaikan oleh Kusno dalam buku Problematika Bahasa Indonesia

“afiksasi atau imbuhan adalah bentuk atau morfem terikat secara morfologis,

yang terdiri dari awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan

gabungan dari dua imbuhan secara serentak (konfiks)”3

Dalam pengertian lain mengenai imbuhan yaitu “Many english word

are made by attaching a short form called an affix to either the beginning or

the and of a word. when this is done, the word itself is referred to as a stem.

the form at the beginning of the stem called a prefix an the form at the end is

called a suffix.4

Maksud dari pengertian di atas adalah kata dalam bahasa Inggris

banyak dibuat dengan menyertakan bentuk singkat yang disebut afiks kepada

salah satu bagian awal atau dan dari sebuah kata. Saat ini dilakukan, kata itu

sendiri disebut sebagai induk. Bentuk pada awal kata isebut prefiks, sebuah

bentuk di bagian akhir kata disebut sufiks.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

imbuhan adalah bubuhan yang berupa prefiks, sufiks, konfiks dan infiks yang

melekat pada kata dasar untuk membentuk kata baru. Penulisan imbuhan

dilakukan dengan cara merangkaikan kata yang dibubuhi. Dengan kata lain

penulisan imbuhan disatukan dengan kata yang mengikutinya.

Dalam penggunaan afiks, walaupun terdiri dari satu atau lebih dari

satu huruf, tetapi tidak bisa dikatakan sebagai kata. Karena afiks tidak

memiliki makna tersendiri. Satu-satunya persamaan anatara afiks dan kata

adalah kedua-duanya adalah morfem.

2 M. Ramlan, Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif, (Yogyakarta: U.P. Karyono, 1980) Cet. Ke-

3, hlm. 31. 3 Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990),

hlm.34 4 Nasrun Mahmud, English For Muslim University Students, (Ciputat: PT Siwibakti

Darma,2010 ) Cet Ke-4, hlm. 99.

Page 22: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

8

Kata merupakan satuan terkecil yang biasa dan dapat menduduki salah

satu fungsi sintaksis, dan dalam morfologi kata merupakan satuan terbesar

dibentuk oleh salah satu proses morfologi. Sedangkan morfem adalah satuan

gramatikal terkecil yang bermakna.

“Morfem ini dibagi menjadi dua, yaitu morfem bebas (fase morpheme)

dan morfem terikat”.5 Morfem bebas yaitu morfem yang tanpa keterkaitannya

dengan morfem lain dan dapat langsung digunakan dalam tuturan, sedangkan

morfem terikat yaitu morfem yang terlebih dahulu bergabung dengan morfem

lain untuk dapat digunakan dalam tuturan.

Dan pengertian lain dari morfem yaitu “Morfem afiks adalah morfem

yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, tetapi hanya

menjadi unsur pembentuk dalam proses afiksasi. Dalam bahasa

Indonesia dibedakan adanya morfem afiks yang disebut: (1) Prefiks,

yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri bentuk dasar, yaitu prefiks ber-,

prefiks me-, prefiks per-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks se-, dan

prefiks ke-. (2) Infiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata,

biasanya pada suku awal kata, yaitu infiks –el-, infiks –em-, dan infiks

–er-.(3) Sufiks, adalah afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar

yaitu sufiks –kan, sufiks –i, sufiks –an, dan sufiks –nya. (4) Konfiks,

yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan bentuk dasar secara

bersamaan kerena konfiks ini merupakan satu kesatuan afiks, yaitu

konfiks ke-an, konfiks ber-an, konfiks pe-an, konfiks per-an, dan

konfiks se-nya. (5) dalam bahasa Indonesia ada kata bentuk yang

berklofiks, yaitu kata yang dibubuhi afiks pada kiri dan kanannya;

tetapi pembubuhannya itu tidak sekaligus, melainkan bertahap,. Kata-

kata berklofiks dalam bahasa Indonesia adalah yang berbentuk me-

kan, me-i, memper, memper-kan, memper-i, ber-kan, di-kan, di-i,

diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ter-per, teper-kan, teper-i”.6

Maksud dari pengertian di atas morfem afiks yaitu morfem yang tidak

dapat menjadi dasar dalam pembentukkan kata, tetapi hanya menjadi unsur

pembentukan dalam proses afiksasi. Morfem afiks dibedakan menjadi prefiks,

infiks, sufiks, konfiks, dan berklofiks.

5 Zainurrahman, Menulis dari Teori Hingga Praktik, (Bandung: Alfabeta,2011), hlm. 98

6 Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2008), hlm.23.

Page 23: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

9

Afiks ialah proses pembentukkan kata dengan cara menggabungkan

afiks pada bentuk atau juga disebut sebagai proses penambahan afiks atau

imbuhan menjadi kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan disebut

kata berimbuhan.

Infiks atau sisipan adalah proses pembentukan kata dengan

menambahkan afiks atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Proses

pembentukan kata telunjuk, gemetar dan gerigi dilakukan dengan

menambahkan infiks di tengah bentuk dasarnya. Contohnya: -el-, -er-, -em-,

dan –in-.

Sufiks adalah proses pembentukan kata yang dilakukan dengan cara

menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya. Sebuah

afiks yang termasuk sufiks dikategorikan sebagai keluarga afiks bahasa

Indonesia jika sudah dapat melekat pada bentuk dasar asli bahasa Indonesia

sehingga afiks itu secara potensial dapat digunakan untuk membentuk kata-

kata baru dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia hanya melakukan

penyesuian pelafalan dan penulisan yang dianggap perlu. Contoh: -an, -kan,

dan –i.

2. Awalan (Prefiks)

Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Proses

awalan (prefiks) ini disebit prefiksasi. Awalan dalam bahasa Indonesia terdiri

dari me, di, ke, ter, pe, per, se, ber. Pendapat Alwi dalam buku Tata Bahasa

Baku Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan “ Prefiks atau awalan adalah

afiks yang diletakkan di awal bentuk kata dasar”.7

Senada dengan pendapat di atas, Harimurti dalam bukunya

Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia “Prefiks yaitu afiks yang

diletakkan di muka dasar. Adapun yang termasuk awalan/prefiks yaitu: /me-/,

7 Alwi Hasan, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Edisi

ketiga, hlm. 31.

Page 24: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

10

/di-/, /ber-/, /ke-/, /ter-/, /pe-/, /per-/, /se-/.”8 Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), Prefiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal

sebuah kata dasar atau bentuk.9

Pengertian lain mengenai imbuhan yaitu “A prefix is a word-part that

is added at the beginning of a word to make a new word.10

Maksud dari

pengertian di atas adalah awalan merupakan kata bagian yang ditambahkan pada

awal sebuah kata untuk membuat kata baru.

Menurut kamus Linguistik, Prefiks adalah afiks yang ditambahkan

pada bagian depan pangkal.11

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa awalan/prefiks imbuhan yang diberikan di awal kata.

Proeses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan

di depan bentuk dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang

dilakukan dengan cara membubuhkan atau menambahkan atau menempelkan

afiks di depan bentuk kata dasarnya. Awalan yang dibahas dalam skripsi ini

hanya awalan (prefiks) /me-/, /ber-/, /pe-/, dan /di-/ dan alomorfnya.

a. Awalan Me-

Awalan /me-/ pada sebuah kata dasar berfungsi untuk membentuk

kata kerja aktif. “Awalan /me-/ adalah imbuhan yang produktif.

Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menghilangkannya di muka kata

yang diimbuhinya. Awalan /me-/ dalam proses pembentukan kata akan

menimbulkan bunyi nasal yang bermacam-macam tergantung dari fonem

yang mengawali kata dasarnya. Adapun bunyi-bunyi nasal yang

8 Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

2009), hlm.28. 9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2008), Cet. 1 Edisi IV, hlm.1100. 10

Nasrun Mahmud, English For Muslim University Students, (Ciputat: PT Siwibakti Darma,2010 ) Cet Ke-4, hlm. 99.

11 Harimurti Kridalaksana, Kamus Lingustik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),

Edisi IV, hlm. 199.

Page 25: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

11

ditimbulkan tersebut adalah n, m, ny, ng, dan nasal zero (kosong).12

Awalan /me-/ mempunyai enam macam alomorf, yaitu:

(a) /me-/

(b) /mem-/

(c) /men-/

(d) /meny-/

(e) /meng-/

(f) /menge-/

Aturan penggunaannya adalah:

(a) /me-/ digunakan pada pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l,

w, dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng.13

Seperti terdapat

pada kata-kata.

Meraba (me + raba)

Melukis (me + lukis)

Mewawancara (me + wawancara)

Menyakinkan (me + yakinkan)

Meminum (me + minum)

Menaik (me + naik)

Menyanyi (me + nyanyi)

Mengerikan (me + ngerikan)

(b) /mem-/ digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p,

f, dan v; konsonan b, f, dan v, tetap berwujud, sedangkan konsonan p

tidak diwujudkan, tetapi disenyawakan dengan bunyi nasal dari awalan

itu. 14

Seperti terdapat pada kata-kata:

Membuka (me + buka)

12

Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1990), hlm.35.

13 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), Edisi

Revisi, hlm.225. 14

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis..., hlm, 225.

Page 26: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

12

Memahat (me + pahat)

Memfinah (me + fitnah)

Memvonis (me + vonis)

(c) /men-/ digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan

t. Konsonan d tetap berwujudkan; sedangkan konsonan t tidak

diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal dari awalan

itu.15

Seperti terdapat pada kata-kata:

Mendengar (me + dengar)

Menabrak (me + tabrak)

Menopang (me + topang)

Meniup (me + tiup)

Catatan:

Sesuai dengan ejaan yang berlaku /men-/ digunakan juga pada

kata-kata yang mulai dengan konsonan c, j, sy, dan z. Seperti terdapat

pada kata-kata:

Mencuri (me + curi)

Menjual (me + jual)

Mensyukuri (me + syukuri)

Menzakati (me + zakati)

Secara fonetis /men-/ pada kata-kata tersebut berbunyi /meny-/.

(d) /meny-/ digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan s;

dan konsonan s tidak diwujudkan, tetapi disenyawakan dengan bunyi

nasal dari awalan itu.16

Seperti terdapat pada kata-kata:

Menyetrika (me + setrika)

Menyapu (me + sapu)

Menyeret (me + seret)

15

Abdul Chaer. Tata Bahasa Praktis..., ibid. hlm. 226 16

Abdul Chaer. Tata Bahasa Praktis..., ibid. hlm. 226

Page 27: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

13

(e) /meng-/ digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan k, g,

h, dan kh; serta vokal a, i, u, e, é, dan o. Konsonan k tidak diwujudkan,

tetapi disenyawakan dengan bunyi nasal dari awalan itu.17

Seperti

terdapat pada kata-kata:

Mengklaim (me + klaim)

Menggaruk (me + garuk)

Menghirup (me + hirup)

Mengkhayal (me + khayal)

Mengacak (me + acak)

Mengatur (me + atur)

Mengubah (me + ubah)

Mengekor (me + ekor)

Mengolah (me + olah)

(f) /menge-/ digunakan pada kata-kata yang hanya bersuku satu. Seperti

terdapat pada kata-kata.

Mengetik (me + tik)

Mengebom (me + bom)

Mengecat (me + cat)

Mengelas (me + las)

Mengetes (me + tes)18

Dalam hal ini disarankan untuk tidak menggunakan bentuk-

bentuk tersebut menjadi:

Mentik

Membom

Mencat

Melas

Mentes

17

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis..., ibid. hlm. 227 18

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis..., ibid. hlm. 227

Page 28: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

14

Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan /me-/ ini adalah:

(1) Untuk mendapatkan makna „melakukan perbuatan yang disebut

kata dasarnya‟ awalan /me-/ harus diimbuhkan pada kata dasar kata

kerja.

Contoh: Tika membuka pintu.

(2) Untuk mendapatkan makna „bekerja dengan alat yang disebut kata

dasarnya‟ awalan /me-/ harus diimbuhkan pada kata benda yang

menyatakan alat atau perkakas.

Contoh: Paman sedang menggergaji kayu

(3) Untuk mendapatkan makna „membuat barang yang disebut kata

dasarnya‟ awalan /me-/ harus diimbuhkan pada kata benda yang

menyatakan hasil olahan atau kerajinan.

Contoh: Adik menggambar dengan pensil.

(4) Untuk mendapatkan makna „bekerja dengan bahan yang disebut

kata dasarnya‟ awalan /me-/ harus diimbuhkan pada kata benda

yang menyatakan bahan.

Contoh: Tukang itu sedang mengecat rumah baruku.

Mengapur artinya „melakukan kerja dengan kapur sebagai alatnya‟

(5) Untuk mendapatkan makna „memakan, meminum, atau mengisap‟

awalan /me-/ harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan

makanan atau minuman.

Contoh: Kakek masih suka merokok.

(6) Untuk mendapatkan makna „menuju arah‟ awalan /me-/ harus

diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan empat atau arah.

Contoh: Nelayan tidak dapat melaut pada musim seperti ini.

(7) Untuk mendapatkan makna „mengeluarkan‟ awalan /me-/ harus

diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bunyi atau suara.

Contoh: Kucing itu melompat sambil mengeong.

(8) Untuk mendapatkan makna „menjadi‟ awalan /me-/ harus

diimbuhkan pada kata sifat yang menyatakan warna, keadaan, atau

situasi.

Contoh: Kondisi Ayah semakin memburuk.

(9) Untuk mendapatkan makna „menjadi lebih awalan /me-/ harus

diimbuhkan pada kata sifat yang sudah diberi awalan /per-/.

Contoh: Peristiwa itu semakin memperburuk situasi di Beirut

Barat.

(10) Untuk mendapatkan makna „menjadi seperti atau berlaku

seperti‟ awalan /me-/ harus diimbuhkan pada kata benda yang

dikenal dengan sifat khususnya.

Contoh: Pagi-pagi sekali calon mahasiswa sudah menyemut di

Senayan.

Page 29: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

15

Menyemut artinya „keadaannya menjadi seperti semu (karena

banyaknya)‟

(11) Untuk mendapatkan makna „menjadikan, menganggap, atau

memeprlakukan seperti‟ awalan /me-/ harus diimbuhkan pada kata

benda yang sudah diberi awalan /per-/.

Contoh: Jangan memperbudak kawan sendiri.

(12) Untuk mendapatkan makna „memperingati‟ awalan /me-/

digunakan pada beberapa kata bilangan.

Contoh: Makan minum tidak perlu pada waktu meniga hari.19

Meniga artinya „memperingati hari ketiga (wafatnya seseorang).

b. Awalan ber-

Awalan /ber-/ dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai pembentuk

kata kerja atau kata sifat. Kata kerja yang dibentuk tidak memiliki objek

(intransitif), tapi dapat memiliki pelengkap atau keterangan. Karena kata

kerja yang dihasilkan awalan /ber-/ intransitif, kata kerja itu tidak dapat

dipasifkan dengan awalan /di-/

Awalan /ber-/ mempunyai tiga macam alomorf yaitu:

(a) /ber-/

(b) /be-/

(c) /bel-/

Aturan penggunaannya adalah:

(a) /ber-/ digunakan secara umum, yaitu yang tidak dengan /be-/ atau

/bel-/, seperti pada kata-kata: Berlibur, berguna, berair, bertiga, dan

bersuami

(b) /be-/ digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, seperti

pada kata-kata: Beragam, beracun, berevolusi, berunding, berumah

Atau pada kata-kata yang suku pertamanya mengandung bunyi

/-er/, seperti pada kata-kata: Bekerja, beternak, beserta, beterbangan,

dan becermin.

19

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), edisi Revisi, hlm. 225-231

Page 30: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

16

(c) /bel-/ digunakan hanya pada kata dasar ajar, sehingga menjadi belajar.

Contoh lain tidak ada.20

Sedangkan makna yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan

dengan awalan /Ber-/ itu, antara lain:

(1) Untuk mendapatkan makna „mempunyai atau memiliki‟ awalan

/ber-/ harus diimbuhkan pada kata benda umum.

Contoh: Anak itu sudah tidak berayah lagi.

Untuk mendapatkan makna mempunyai atau memiliki

awalan /ber-/ dapat pula diimbuhkan pada:

(a) Kata benda berimbuhan

Contoh: Negara Republik Indonesia berpenduduk 190 juta

orang.

(b) Gabungan kata benda

Contoh: Kami bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban.

(2) Untuk mendapatkan makna „memakai atau mengenakan‟ awalan

/ber-/ harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan

pakaian atau perhiasan.

Contoh: Orang yang berdasi itu bukan paman saya.

(3) Untuk mendapatkan makna „mengendarai, menaiki, atau

menumpang‟ awalan /ber-/ harus diimbuhkan pada kata benda

yang menyatakan kendaraan atau alat angkutan.

Contoh: Setiap hari dia bersepeda ke pasar.

(4) Untuk mendapatkan makna „mengeluarkan atau menghasilkan‟

awalan /ber-/ harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan

zat.

Contoh: Bahan makanan ini cukup bergizi.

(5) Untuk mendapatkan makna „mempunyai atau memiliki‟ awalan

/ber-/ harus diimbuhkan pada kata benda umum.

(6) Untuk mendapatkan makna „mengusahakan atau melakukan

sebagai mata pencaharian‟ awalan /ber-/ harus diimbuhkan pada

kata benda yang menyatakan bidang usaha.

Contoh: Banyak orang beternak ayam di daerah Bogor.

(7) Untuk mendapatkan makna „memanggil, menyebut, atau menyapa‟

awalan /ber-/ harus diimbuhkan pada beberapa kata ganti dan kata

yang menyatakan tali perkerabatan.

Contoh: Sejak dulu dia berkakak kepada saya.

(8) Untuk mendapatkan makna ‟melakukan atau mengerjakan‟ awalan

/ber-/ harus diimbuhkan pada:

a. Kata benda yang menyatakan kegiatan.

20

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis..., ibid. hlm,209-210.

Page 31: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

17

Contoh: Kita harus berolah raga untuk menjaga kesehatan.

b. Beberapa kata kerja

Contoh: Di dalam gua itu dia bersemadi.

c. Sejumlah bentuk dasar prakategonal yang menyatakan

tindakan.

Contoh: Mereka berkelahi di kelas kemarin.

(9) Untuk mendapatkan makna „merasakan, mengalami, atau dalam

keadaan‟ awalan /ber-/ harus diimbuhkan pada kata sifat yang

menyatakan keadaan batin.

Contoh: Kalau kamu lulus ujian, saya pun ikut bergembira.

(10) Untuk mendapatkan makna „kelompok atau himpunan‟ awalan

/ber-/ harus diimbuhkan pada kata bilangan utama.

Contoh: Mereka berlima sudah berangkat.21

c. Awalan per-

Awalan pe- termasuk awalan yang produktif. Pengimbuhannya

dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata diimbuhinya.

Awalan /pe-/ mempunyai enam macam alomorf, yaitu /pe-/, /pem-/, /pen-

/, /peng-/, dan /penge-/. 22

Aturan penggunaanya adalah:

(1) /pe-/ digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan l, r, w,

y, m, n, ng, dan ny, seperti terdapat padda kata-kata berikut:

Pelari (kata dasar : lari)

Perawat (kata dasar : rawat)

Pewaris (kata dasar : waris)

Peyakin (kata dasar : yakin)

Pemarah (kata dasar : marah)

Penanti (kata dasar : nanti)

Penyanyi (kata dasar : nyanyi)

Pengeri (kata dasar : ngeri)

(2) pem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, dan

p. konsonan b tetap diwujudkan; sedangkan konsonan p tidak

21

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis..., Ibid, hal.211-214 22

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis..., Ibid, hal.266

Page 32: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

18

diwujudkan tetapi disenyawakan dengan bunyi sangau dari awalan itu.

Contoh:

Pemborong (kata dasar : borong)

Pemotong (kata dasar : potong)

(3) pen- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t.

konsonan d tetap diwujudkan, sedangkan konsonan t tidak diwujudkan

tetapi disenyawakan dengan bunyi sangau dari awalan itu. Contoh:

Pendaftar (kata dasar : daftar)

Penabrak (kata dasar : tabrak)

(4) peny- digunakan pada kata-kata yang di mulai dengankonsonan s,

konsonan s itu tidak diwujudkan tetapi disenyawakan dengan bunyi

sangau dari awan itu. Contoh:

Penyelam (kata dasar : selam)

Penyiar (kata dasar : siar)

(5) peng- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan k, kh,

h, g, serta vocal a, I, u, e, e, dan o, konsonana k tidak diwujudkan

tetapi disenyawakan dengan bunyi sengau dari awalan itu, sedangkan

konsonan kh, h, g, serta vocal a, i, u, e, e, dan o, tetap diwujudkan.

Contoh:

Pengibar (kata dasar : kibar)

Pengkhayal (kata dasar : khayal)

Penghitam (kata dasar : hitam)

Pengali (kata dasar : gali)

Pengikat (kata dasar : ikat)

Pengubah (kata dasar : ubah)

Pengembara (kata dasar : embara)

Pengobat (kata dasar : obat)

(6) penge- digunakan pada kata-kata yang hanya bersuku satu. Contoh:

Pengetik (kata dasar : tik)

Page 33: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

19

Mengecat (kata dasar : cat)

Fungsi awalan pe- adalah membentuk kata benda. Sedangkan

makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya adalah:

(1) Orang yang melakukan atau yang berbuat

(2) Orang yang perkerjaanya

(3) Orang yang suka, gemar, atau acapkali melakukan

(4) Orang yang bersifat

(5) Alat untuk menegrjakan sesuatu.23

d. Awalan di-

Awalan /di-/ tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi

dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya /di-/

sebagai awalan dan /di-/ sebagai kata depan.24

Fungsi awalan /di-/ adalah "membentuk kata kerja pasif, sebagai

kebalikan dari kata kerja aktif berlawanan /me-/.”25

Apabila fungsi awalan

/me-/ membentuk kata kerja pasif, artinya bahwa sesuatu yang diterangkan

terkena atau dikenai tindakan.

Di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata

yang dibubuhinya. Sedangkan /di-/ sebagai kata depan dilafalkan dan

dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh: - Adi ditangkap polisi.

- Ibu memasak di dapur

Di- pada kata ditangkap adalah sebagai sebuah awalan; dan di- yang

terletak di muka dapur adalah sebuah kata depan.

23

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis..., Ibid, hal.268 24

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis..., Ibid, hal.266 25

Walija, Bahasa Indonesia Komprehensif, (Jakarta: PT Penebar Aksara, 1996), hlm. 68.

Page 34: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

20

B. Karangan

1. Pengertian Karangan

Kata karangan terdiri atas kata dasar karang dan akhiran an. Di antara

arti kata karang ialah: rangkai, susun, gubah, cipta. Karangan berarti:

rangkaian, susunan, gubahan, ciptaan, komposisi, karya. “Berdasarkan

makna katanya, karangan berarti rangkaian, susunan, atau komposisi yang

dirangkai adalah beberapa kesatuan pikiran yang diwujudkan dengan kaidah

komposisi.26

Jadi karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan ide,

pikiran, dan perasaan dalam kesatuan yang utuh.

Dikatakan karangan jika sekumpulan paragraf terdiri dari satu kalimat

topik dan beberapa penjelas. Tentu saja, antar satu kailimat dengan kalimat

lain dalam paragraf tersebut haruslah berhubungan atau padu. Karangan

merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan

gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk

dipahami.

2. Penggolongan Karangan Menurut Cara Penyajian dan Tujuan

Penyampaiannya

Bersadarkan cara penyajian dan tujuan penyampaiannya, karangan

dapat dibedakan atas enam jenis, yaitu:

a. Deskripsi (pelukisan)

Karangan deskripsi adalah karangan yang lebih menonjolkan

aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya.27

Penulis atau

pembicara berkeinginan untuk mengembangkan atau melukiskan untuk

mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa atau orang.

b. Narasi (pengisahan)

Karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha

menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan

26

Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004), hlm. 228 27

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahsa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia), hlm. 192.

Page 35: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

21

manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang

berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.28

c. Eksposisi (pemaparan)

Karangan eksposisi adalah uraian (paparan) yang bertujuan

menjelaskan maksud dan tujuan suatu karangan.29

Dari sudut penulis

memenuhi keinginan untuk memberi informasi kepada orang lain, atau

dari sudut pembaca berkeinginan untuk memperoleh informasi dari orang

lain mengenai suatu hal.

d. Argumentasi (pembahasan)

Karangan argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau

menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.30

Argumentasi adalah

jenis tulisan yang memberikan alasan berdasarkan fakta dan data. Dengan

fakta dan data, penulis berusaha menyakinkan pembaca sehingga tulisan

itu diterima oleh pembacanya.

e. Persuasi (pengajakan)

Karangan persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara

memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya.31

Persuasi

lebih condong untuk memengaruhi manusianya daripada

memeprtahankan kebenar mengenai suatu objek tertentu.

3. Bagian-Bagian Utama Karangan

Suatu karangan yang tersusun secara sempurna dan baik, betapapun

panjang atau pendeknya, selalu mengandung 3 bagian utama, yaitu bagian

pendahuluan (introduction), isi (body), dan penutup (conclusion). Setiap

bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda.32

28

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahsa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia), hlm. 190. 29

Departemen Pendidikan Nasional, ibid., hal. 360. 30

Departemen Pendidikan Nasional, ibid., hal. 85. 31

Departemen Pendidikan Nasional, ibid., hal. 1062. 32

Djago Tarigan, Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya, (Bandung: Angkasa, 2009), hlm.1

Page 36: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

22

1. Pendahuluan

Fungsi bagian pendahuluan adalah salah satu atau kombinasi dari

fungsi untuk menarik minat pembaca, mengarahkan perhatian pembaca,

menjelaskan secara singkat ide pokok atau tema karangan, dan

menjelaskan di bagian mana suatu hal akan diperbincangkan.33

Oleh

sebab itu, penulis harus mampu menjajikan pendahuluan dengan kalimat

yang menarik.

2. Isi

Fungsi bagian isi adalah sebagai jembatan yang menghubungkan

bagian pendahuluan dan bagian penutup.34

Bagian isi merupakan

penjelasan terperinci terhadap apa yang diutarakan pada bagian

pendahuluan dan menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang

penulis. Oleh sebab itu secara kuantitas bagian ini paling panjang dan

anatra kalimat maupun paragraf harus saling berhubungan secara logis.

3. Penutup

Fungsi bagian penutup adalah salah satu atau kombinasi dari

fungsi untuk memberikan simpulan, penekanan bagian-bagian tertentu,

klimaks, melengkapi penjelasan terperinci terhadap apa yang diutarakan

pada bagian pendahuluan.35

Paragraf penutup berfungsi mengakhiri

sebuah karangan tidak panjang. Namun, tidak berarti bagian ini dapat

tiba-tiba diputuskan begitu saja. Jadi penulis dapat menjaga perbandingan

antara bagian pendahulua, isi, dan penutup.

Jadi bagian utama karangan dapat disimpulkan ada tiga, yaitu bagian

pendahuluan yaitu menjelaskan secara singkat ide pokok atau tema karangan

dan menjelaskan di bagian mana suatu hal akan di bicarakan, bagian isi yaitu

penjelasan terperinci terhadap apa yang diutarakan pada bagian pendahuluan

33

Djago Tarigan, Membina Keterampilan...., ibid, hlm.1 34

Djago Tarigan, Membina Keterampilan..., ibid, hlm. 2 35

Djago Tarigan, Membina Keterampilan..., ibid, hlm. 2

Page 37: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

23

dan bagian penutup yaitu sebagai kesimpulan dan penjelasan terperinci

terhadap apa yang diutarakan pada bagian pendahuluan.

C. Karangan Deskripsi

1. Pengertian Karangan Deskripsi

Kata deskripsi diambil dari bahasa Inggris description yang tentu saja

berhubungan dengan kata kerjanya to describe (melukiskan dengan bahasa). 36

Tulisan deskripsi adalah tulisan yang bersifat menyebutkan karakteristki-

karakteristik suatu objek secara keseluruhan, jelas dan sistematis.

Karangan deskripsi adalah bentuk tulisan yang melukiskan objek yang

sebenarnya dengan tujuan untuk memperluas pengalaman dan pengetahuan

pembaca. Deskripsi yaitu menguraikan, memberikan atau melukiskan.

“Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan untuk memberikan kesan

kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat peristiwa dan semacamnya

yang ingin disampaikan penulis.37

Dalam karangan deskripsi penulis berusaha semaksimal mungkin agar

pembaca seolah-olah dapat melihat, mengalami, merasakan apa yang sedang

dideskripsikan. Penulis tidak hanya harus kaya kosakata, tetapi juga harus

mampu menggunakan kata yang sesuai dan “hidup” untuk memberikan

satuhan psikologis kepada pembaca dan dengan demikia pembaca bisa benar-

benar memahami isi tulisan dan mencapai tujuan fungsionalnya.

. "Terdapat dua sikap yang dapat memengaruhi pikiran penulis, yaitu

sikap objektif dan sikap subjektif.38

Jika penulis melukiskan suatu benda

secara subjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya, maka

karangan tersebut dinamakan deksripsi realistis, sedangkan jika penulis

36

Lamuddin Finoza, Ibid., hlm. 190. 37

Asul Wiyanto, Terampil Menulis Paragraf,(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), hlm. 64.s

38 Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Barbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2010), Cet Ke- 8, hlm. 231

Page 38: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

24

melukiskan suatu benda dengan memasukkan unsur objektif, penulis turut

menginterprestasi pandangan dirinya terhadap benda yang dilukisnya,

karangan yang ia buat adalah jenis deskripsi impresionistis.

Deskripsi adalah bentuk karangan yang menggambarkan atau

melukiskan sesuatu, benda atau peristiwa. Deskripsi berkaitan dengan kesan

pancaindra. Melalui deskripsi, pembaca diajak melihat, mendengar, atau

merasakan sesuai dengan yang dilukiskan.

Karangan deskripsi terbagi atas dua macam, yaitu deskripsi

ekspositaris dan deskripsi impresionistik.39

Melalui deskripsi ekspositoris,

penulis mengajak pembaca agar mengetahui apa yang dilukiskan. Misalnya,

orang melukiskan gedung bertingkat: dari bawah ke atas, dari kiri ke kanan,

atau melukiskan ruang kuliah: ukuran, letak papan tulis, deretan kursi, meja

dosen, dan lain-lain.

Deskripsi impresionistik menghendaki adanya kesan atau reaksi.

Misalnya, seseorang bisa melukiskan kepribadian penghuni sebuah kamar

kerja. Orang bisa melukiskan demikian rupa, sehingga kesan pembaca

terhadap penghuni dalam cerita di atas cermat dan rapi. Mungkin juga atas

dasar lukisan itu, penghuni kamar tersebut menurut penilaian pembaca, adalah

orang yang tidak rapi dan jorok.

Menggambarkan adalah kata kunci dari pengertian tulisan deskripsi,

dan dengan dasar itulah dapat dipahami bahwa fungsi sosial dari tulisan

deskripsi adalah memberikan gambaran kepada pembaca. Dalam tulisan

deskripsi, penulis berusaha semaksimal mungkin agar pembaca seolah-olah

dapat melihat, mengalami, merasakan apa yang ditulis pengarang.

39

Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta:FITK UIN Jakarta,2004), hlm.230

Page 39: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

25

2. Ciri-Ciri Karangan Deskripsi

Dalam menulis karangan deskripsi siswa harus memperhatikan ciri-

ciri karangan deskripsi. Ciri-ciri karangan deskripsi yang sekaligus sebagai

pembeda dengan eksposisi. Adapun ciri-ciri karangan deskripsi sebagai

berikut:

a. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perinci tentang

objek.

b. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk

imajinasi pembaca.

c. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dengan pilihan kata

yang menggugah; sedangkan ekposisi gayanya lebeih lugas.

d. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar

dilihat, dan dirasakan sehingga objek pada umumnya berupa benda, alam,

warna, dan manusia.

e. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang.40

3. Langkah Menyusun Karangan Deskripsi

Untuk melakukan pendeksripsian ada langkah-langkah yang harus

diperhatikan. Adapun langkah-langkah menyusun karangan deskripsi tersebut

adalah sebagai berikut:41

a. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan;

Dalam menulis karangan deskripsi seseorang harus menentukan objek

atau tema yang akan dideskripsikan agar lebih mudah untuk menulisnya.

b. Tentukan tujuan;

Dengan menulis deskripsi maka tujuan hendak dicapai ialah memberikan

gambaran dan rincian suatu objek kepada pembaca. Jika seseorang

menulis dalam bentuk deskripsi sugestif maka tujuan menulis ialah

berusaha menciptakan penghayatan melalui imajinasi pembaca terhadap

objek tertentu. Akan tetapi, jika seseorang itu menulis dalam bentuk

40

M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa raya, 1990), hlm. 43. 41

Yosi Abdiyanti Tiondaon, Langkah-langkah Menulis karangan Deskripsi, di akses http://yosiabdiantindaon.blogspot.com pada tanggal 10 November 2012.

Page 40: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

26

deskripsi teknis maka tujuan menulis ialah berusaha menanamkan

pengertian kepada pembaca terhadap objek tertentu dengan cara

memberikan indentifikasi dan informasi mengenai objek tersebut.

c. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan

Bahan tulisan dapat diperoleh melalui berbagai cara, di antaranya :

1. Dengan mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap

objek yang akan ditulis.

2. Membaca buku, Koran, majalah, atau bahan bacaan lainnya. Cara

seperti ini disebut studi bacaan atau studi kepustakaan.

3. Melalui wawancara dengan narasumber yang menguasai permasalahan

yang ingin kita ketahui.

d. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka

karangan);

Umpamanya seseorang hendak menulis karangan deskripsi tentang Desa

dengan bahan-bahan yang telah dikumpulkan.

e. Menguraikan kerangka karangan menjadi deskripsi yang sesuai dengan

tema yang ditentukan.

Setelah menyusun kerangka karangan selanjutnya menguraikan kerangka

karangan menjadi karangan deskripsi.

4. Contoh Karangan Deskripsi

Tepat pukul 06.00 WIB aku terbangun, diiringi dengan suara-suara

ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang

yang masih tidur. Serta dapat ku lihat burung-burung yang berterbangan

meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya

menyapaku dengan menampakkan cahayanya. Aku berjalan ke halaman depan

rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari

kejauhan tampak lapak-lapak para pedagang yang sedang menjajakan

dagangan berupa sayur mayur yang terlihat begitu segar dengan bermacam-

Page 41: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

27

macam warna, dan ada juga seorang pembeli yang sedang memilih-milih

sayuran. Pasar di dekat rumahku hanya pagi saja, orang-orang biasanya

menyebut dengan sebutan pasar kaget.

Sumber: karangan penulis

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang peneliti lakukan mengambil judul “ kesalahan penggunaan

prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas XI Marasah Aliyah Annida

Al-Islamy Cengkareng Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian

ini menggunakan penelitian kualitatif deskripsi, dalam penelitian ini peneliti

hanya meneliti karangan deskripsi siswa berupa kesalahan /me-/, /ber-/, /pe-/,

/di-/ dan alomorfnya. Mengenai judul skripsi di atas, peneliti mempunyai

beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang peneliti

lakukan.

1. Judul skripsi Analisis Bandingan Makna Imbuhan Me-, Ber-, Pe-, dan –

An Berdasarkan Para Penulis dan Pakar Buku Tata Bahasa Indonesia serta

Implikasinya Terhadap Pengajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA, karya

Savitri Martina Kunhadiyati. Dalam skripsi ini Savitri mengelompokkan

menurut masing-masing makna imbuhan me-, ber-, pe-, dan –an menurut

penulis S. T. Alisjahbana, Gorys Keraf, C. A. Mees, Slamet Muljana, dan

Van Ophuijsen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1994

IKIP. Masing-masing makna imbuhan me-, ber-, pe-, dan –an dianalisis

dengan cara mengelompokkan dalam daftar persamaan perbedaan.

Adapun perbedaan penelitian Savitri dengan skripsi ini adalah:

a. Penelitian Savitri mengambil objek buku pakar Tata bahasa

Indonesia, sedangkan penelitian ini objeknya karangan deskripsi

siswa.

b. Penelitian savitri meneliti tentang perbandingan makna, sedangkan

penelitian ini tentang kesalahan pengunaan prefiks.

Page 42: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

28

2. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang ditulis oleh

Mumpuni Titrin S. berjudul Analisis Kontaminasi Frase dan Penanda

Ganda dalam Karanga Deskripsi Siswa SMA Kelas II di DKI Jakarta.

Relevansinya terlihat pada kontaminasi Frase dan Penanda ganda Jurtusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1990 IKIP. Dalam penelitian

tersebut bentuk kontaminasi yang dilakukan siswa pada pengabungan

bentuk (Frase) yang tidak tepat dan kesalahan penanda ganda yang

dilakukan siswa membuat kalimat menjadi tidak efektif dan efisien.

Adapun perbedaan penelitian Mumpuni dengan skripsi ini adalah:

a. Penelitian Mumpuni meneliti tentang analisis kontaminasi frase

dan penanda ganda sedangkan peneliti bentuk kontaminasi frase

yang tidak tepat dan penandaan ganda pada kalimat yang menjadi

tidak efektif dan efesien, sedangkan penelitian ini tentang

kesalahan penggunan prefiks.

b. Penelitian Mumpuni objek penelitiannya adalah karangan dekripsi

sisiwa SMA Kelas II di DKI Jakarta, sedangkan penelitian ini

objeknya siswa Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy Kelas XI

Jakarta

3. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi yang ditulis

oleh Ani Nurhayati yang berjudul Analisis kata berimbuhan dalam

karangan deskripsi siswa kelas X SMK Nusantara, Legoso Ciputat

Tanggerang Tahun Pelajaran 2011/2012. Adapun perbedaan penelitian

Ani dengan skripsi ini adalah:

a. Penelitian skripsi ini dilakukan di sekolah MA Annida Al-Islamy

Cengkareng Jakarta Barat, sedangkan Ani dilakukan di sekolah

SMK Nusantara Legoso Ciputat.

b. Penelitian skripsi ini hanya menekankan penggunan imbuhan me-,

ber-, per-, dan di-, sedangkan Ani semua kata berimbuhan seperti

Page 43: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

29

penyengauan kata dasar, pemakaian konflik yang keliru dan

pemakaian sufik –nya yang keliru.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, dapat peneliti simpulkan

bahwa penelitian yang akan dilakukan penulis tidaklah sama dengan apa yang

dilakukan oleh peneliti-peneliti yang terdahulu. Savitri Martina Kunhadiyati

mengelompokan menurut masing-masing makna imbuhan me-, ber-, pe-, dan

–an menurut penulis pakar buku S. T. Alisjahbana, Gorys Keraf, C. A. Mees,

Slamet Muljana, dan Van Ophuijsen. Mumpuni Titrin S penelitian dilakukan

untuk mengetahui kontaminasi Frase dan Penanda ganda dalam Karanga

Deskripsi Siswa. Penelitian Ani Nurhayti berfokus pada pemakaian kata

berimbuhan, penyengauan kata dasar, pemakaian konflik yang keliru dan

pemakaian sufik –nya yang keliru. Sedangkan peneliti sendiri menekankan

pada kesalahan penggunaan imbuhan (/me-/, /ber-/, /pe-/, dan /di-/) dan

alomorf pada karangan deskripsi siswa.

Page 44: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

“Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang

mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi adalah suatu

pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode”.1 Jadi metodologi

penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang

terdapat dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian

kualitatif pada umumnya penelitian yang bermaksud “untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan lain-lain., secara historik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.2

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai kesalahan peggunaan prefiks dalam karangan

deskripsi siswa kelas XI dilakuakan di Madrasah Aliyah Annida Al- Islamy

Jakarta, berlokasi di Jalan Raya Kosambi No.33A Cengkareng Jakarta Barat.

Penelitian ini dilaksanakan pada waktu semester genap tahun pelajaran

2011/2012. Pengambilan data penelitian dilakukan di sekolah ini, khususnya

pada kelas XI.

1 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

Aksara,2006) Cet. Ke-6, hlm.42. 2 Lexy J, Moleong, metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009),

hlm 6, cet. Ke-26.

Page 45: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

31

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi untuk mendapatkan data

faktual sehubungan dengan kesalahan penggunaan prefiks /me-/, /ber-/, /pe-/, dan

/di-/ yang dilakukan siswa Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy dalam karangan

deskripsi. Data mengenai kesalahan penggunaan prefiks /me-/, /ber-/, /pe-/, dan

/di-/ pada karangan deskripsi diperoleh melalui observasi langsung dan yang

penulis jadikan sebagai lokasi penelitian. Observasi langsung dilakukan dengan

memberikan perintah kepada siswa kelas XI untuk menulis/mengarang deskripsi.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI yang

berjumlah dua puluh delapan orang, Penelitian ini diperoleh melalui teknik

purposive sampling, yang dimaksud dengan “purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.”3

Objek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah karangan

deskripsi siswa kelas XI semester ganjil Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy

Cengkareng Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes menulis/mengarang

deskripsi yang berjudul Ayah dan pasar. Panjang karangan ditentukan tiga-empat

paragraf. Tes menulis/mengarang ini langsung ditujukan kepada siswa Madrasah

Aliyah Annida Al-Islamy kelas XI dengan menggunkan waktu pelajaran bidang

studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Dari tes tersebut penulis akan meneliti aspek-

aspek kesalahan yang dilakukan siswa (imbuhan /me-/, /ber-/, /pe-/, dan /di-/ dan

alomorf)

3 Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2011), hlm. 300, cet ke-12

Page 46: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

32

Instrumen penelitian ini dibantu dengan tabel pengamatan untuk mencatat

data berupa kalimat yang terdapat karangan deskripsi yang penggunaan prefiks

kurang tepat atau salah, seperti contoh:

Tabel 3.1

Tabel Analisis Kesalahan Prefiks dalam Karnagan Deskripsi Siswa

Nama siswa

Kelas (Judul karangan)

no Kalimat Prefiks Perbaikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Keterangan:

1. Kesalahan penggunaan prefiks /Me-/

2. Kesalahan penggunaan prefiks /Mem-/

3. Kesalahan penggunaan prefiks /Men-/

4. Kesalahan penggunaan prefiks /Meny-/

5. Kesalahan penggunaan prefiks /Meng-/

6. Kesalahan penggunaan prefiks /Menge-/

7. Kesalahan penggunaan prefiks /Ber-/

8. Kesalahan penggunaan prefiks /Be-/

9. Kesalahan penggunaan prefiks /Bel-/

10. Kesalahan penggunaan prefiks /Pe-/

11. Kesalahan penggunaan prefiks /Pem-/

12. Kesalahan penggunaan prefiks /Pen-/

13. Kesalahan penggunaan prefiks peny-/

14. Keasalahan penggunaan prefiks /peng-/

15. Kesalahan penggunaan prefiks /penge-/

16. Kesalahan penggunaan prefiks /di-/

Page 47: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

33

E. Teknik Analisis Data

Data diperoleh dengan cara memberikan siswa sebuah pilihan dengan

tema yang berbeda yaitu Ayah dan Pasar. Setelah data terkumpul, data dianalisis

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengklsifikasian;

b. Pengkodean;

c. Pemabulasian;

d. Pembetulan/pengoreksian;

e. Pengalkulasian dengan menggunakan rumus:

Keterangan: х = Frekuensi Kalimat yang Dianalisis

х 2 = Jumlah Kesalahan

f. Penginterpretasian dan penyimpulan.

Page 48: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah

1. Gambaran Umum Madrasah Aliayah Annida Al-Islamy

Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy berdiri sejak tahun 1982

dibawah naungan yayasan Sirotul Al Rahim yang didirikan pertama kali

oleh 8 orang pendiri yaitu Kh. Ma’mun , Kh. Abdul Mubin, H. Matsani,

H. Deran, H. Moh. Soleh, H. Muhammad Arif, H. Hadromi, dan H.

Sofyan, namun baru beroperasi tahun 1987. Disusul dengan pendiri kedua

yayasan Sirotul Al Rahim Kh. Mahfudz, H. Juaini, H. Hasan Ya’kub.

Perguruan Annida Al Islamy berawal dari tingkat Tsnawiyah yang

dipimpin oleh Kh. Abdul Mubin pada tahun 1982 hingga 1983, ketika itu

perguruan Annida Al Islamy berada di Rawabuaya .Pada tahun 1984 Mts

Annida Al Islamy pindah dari Rawabuaya ke Duri Kosambi begitu pula

kepemimpinan Mts Annida beralih dari Kh. Abdul Mubin kepada generasi

penerusnya yaitu Ust. H. Jamhari. Tahun 1984 adalah tahun pertama

kalinya Mts Annida Al Islamy mengadakan ujian Negara yang diikuti oleh

20 siswa.

Pada bulan Juli 1987 perguruan Annida Al Islamy

mengembangkan sayapnya dengan membuka tingkat lanjutan yaitu

Madrasah Aliyah Annida Al Islamy yang yang dipercayakan

kepemimpinan kepada Ust. H. Abdul Rozak S, BA., beliau memimpin

Aliyah selama 12 tahun (1987-1999), kemudian dipimpin oleh Drs. H.

Harun Rasyid selama 3 tahun (1999-2002). Pada tahun 2002 beliau

digantikan oleh Drs. Kh. Sofyan Hadi selama 2 tahun (2002-2004), setelah

itu estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh Drs. H. Masykur Syah selama 8

tahun (2004-2012).

Madrasah Aliyah Annida Al-Islami Terletak di Jl. Rawabuaya Pos

No.33 Duri Kosambi Cengkareng Jakarta Barat, berdiri di atas luas tanah

3158 M² dan Standar Madrasah swasta. Walaupun swasta Madrasah

Page 49: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

35

fasilitas madrasah ini semakain memadai dan sumber daya manusia pun

semakin profesioanal.

2. Visi dan Misi Sekolah

Visi Madrasah Annida Al-Islamy ialah “Membentuk Masyarakat yang

Beragama, Berakhlak Mulia, Berbudaya, Berpendidikan Serta

Sejahtera Lahir dan Batin”.

Misi Madarsah Annida Al-Islamy

a. Akademis :”Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat Dengan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Agama dan

Ilmu Pengetahuan Umum”.

b. Non Akademis :”Membentuk Generasi Bangsa yang

Bertanggung Jawab dan Mandiri Meningkatkan

Taraf Hidup Masyarakat”.

3. Keadaan Tenaga Pengajar

Guru adalah pengajara yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar

bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik

generasi muda bangsa. Sama halnya Madrasah Annida Al-Islamy Jakarta

yang terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan mendapatkan

guru-guru yang tidak hanya profesional, tetapi memiliki latar belakang

pendidikan dari jenjang SI dan S2 yang sesuai dengan bidang dan disiplin

ilmu masing-masing. Jumlah pengajar sebanyak duapuluh dua orang

terdiri dari sembilan guru pegawai negeri sipil dan tiga belas guru honorer

dan dibantu oleh tiga orang yang bertugas sebagai tata usaha.

a. Keadaan Siswa

Madrasah Aliayah Annida Al- Islamy setiap tahun menyeleksi

siswa yang mendaftar untuk masuk di sekolah ini dengan ketetapan

nilai yang ditentukan. siswa yang bersekolah di sini bersifat heterogen

yakni berasal dari latar belakang dan kecerdasan yang berbeda. Berikut

ini merupakan tabel jumlah siswa Annida Al-Islamy.

Page 50: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

36

Tabel 4.1

Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Annida Al Islamy Tahun

2011/2012

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 X 20 18 38

2 XII 16 22 38

3 XIII 12 17 29

Jumlah 50 57 105

b. Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar merupakan segala sesuatu yang dapat

dimanfaatkan untuk memfalitasi belajar para siswa. Fasilitas ini secara

tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.

Alat belajar merupakan bahan atau alat apapun yang digunakan untu

membantu, menyampaikan, dan menyajikan materi pembelajaran. Alat

ini berupa alat peraga baik itu alat elektronik maupun alat lainnya yang

digunakan dalam proses belajar mengajar agar tercipta suasan yang

kondusif guna kelancaran dan tercapainya tujuan pembelajan. Adapun

fasilitas belajar yang terdapat di sekolah ini:

Tabel 4.2

Tabel Fasilitas Belajar

No Jenis Fasilitas Jumlah Keterangan

1 Gedung 2 2 Lantai

2 Kantor 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang Kelas 5

5 Ruang OSIS 1

6 Laboratorium Bahasa 1 40 set

Page 51: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

37

7 Laboratorium Komputer 2 40 set

8 Laboatorium IPA 1

9 Perpustakaan 1

10 observatorium Falaq 1

11 Mushollah 1

12 Meja Guru 5

13 Kurswi Guru 5

14 Meja Siswa 115

15 Kursi Siswa 115

16 White Board 5

17 Papan Absensi 5

18 Lap. Olah Raga 1

19 Peralatan Olah Raga 5

20 Peralatan Matematika 1 paket

21 Peralatan IPS 1 paket

22 WC Guru 2

23 WC Siswa 8

c. Kegiatan Eksra Kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegian pendidikan di luar mata

pelajaran dan pelayanan untuk membatu pengembangan peserta didik

sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka. Melalui

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau

tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di

sekolah/madrasah. Adapun kegiatan ektra kurikuler di sekolah ini

sebagai berikut:

Page 52: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

38

Tabel 4.3

Tabel Ekstra Kurikuler

No Jenis Eksul Keterangan

1 Pramuka

2 Paskibra

3 Sepak Bola

4 Foot Sal

5 Volly Ball

6 Basket

7 Badminton

8 Marawis

Sumber : Tata Usaha Madrasah Aliyah Annida Al Islamy

Cengkareng Jak-Bar.

B. Deskripsi Data

Pada bagian deskripsi data ini, penulis akan menguraikan tentang

frekuensi kesalahan pengunaan prefiks (/me/, /ber/, /pe/, dan /di/) dan

alomofnya dalam karangan deskripsi masing-masing siswa pada tiap-tiap

kalimat. Setelah diketahui kesalahannya, data-data tersebut kemudian

dianalisis. Hasil analisis disajiakan dalam bentuk wacana deskripsi. Untuk

lebih jelas mengenai deskripsi data hasil pekerjaan siswa dimaksud, dapat

diuraikan satu persatu di bawah ini:

Tabel 4.4

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Ahmad Milki ( Ayah)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Ayahku

adalah

Ayahku

adalah

Page 53: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

39

seorang

figur

yang

patut di

contoh

seorang

figur yang

patut

dicontoh

Jumlah 1

Keterangan :

1. Kesalahan penggunaan prefiks /Me-/

2. Kesalahan penggunaan prefiks /Mem-/

3. Kesalahan penggunaan prefiks /Men-/

4. Kesalahan penggunaan prefiks /Meny-/

5. Kesalahan penggunaan prefiks /Meng-/

6. Kesalahan penggunaan prefiks /Menge-/

7. Kesalahan penggunaan prefiks /Ber-/

8. Kesalahan penggunaan prefiks /Be-/

9. Kesalahan penggunaan prefiks /Bel-/

10. Kesalahan penggunaan prefiks /Pe-/

11. Kesalahan penggunaan prefiks /Pem-/

12. Kesalahan penggunaan prefiks /Pen-/

13. Kesalahan penggunaan prefiks /Peny-/

14. Kesalahan penggunaan prefiks /Peng-/

15. Kesalahan penggunaan prefiks /Penge-/

16. Kesalahan penggunaan prefiks /Di-/

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Ahmad Milki sebanyak satu kali, yaitu kesalahan

dalam penggunaan prefiks dengan kode 16. Kesalahan terletak pada paragraf

ke-4 baris ke-1.

1. Kesalahan pengunaan prefiks di-

Paragraf ke-4 baris ke-1 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan

kode 16. Kutipan yang terdapat pada paragraf keempat adalah “ Ayahku

adalah seorang figur yang patut di contoh”.

Penggunaan kata di contoh pada kalimat di atas tidak benar karena

di- sebagai imbuhan dilafalkan dan dituliskan serangakai dengan kata yang

diimbuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata kerja pasif, maka

makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan

dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang

transitif. Jadi kalimat yang benar adalah “Ayahku adalah seorang figur

yang patut dicontoh”.

Page 54: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

40

Tabel 4.5

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Atia Balqis Andriani (Pasar)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1

Suasana

malam

yan indah

di tambah

lampu-

lampu

yang

menghiasi.

Suasana

malam yan

indah

ditambah

lampu-

lampu yang

menghiasi.

2.

Di sana

ada

beraneka

permainan

yang di

khususkan

untuk

anak-anak.

Di sana ada

beraneka

permainan

yang

dikhususkan

untuk anak-

anak.

Jumlah 2

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

Prefiks yang dilakukan oleh Atia Balqis Andriani sebanyak dua kali, yaitu

kesalahan dalam penggunaan imbuhan dengan kode 16. Kesalahan terletak

pada paragraf ke-2 baris ke-1.

1. Kesalahan penggunaan prefiks meny-

Paragraf ke-2 ditemukan kesalahan prefiks meny- dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-2 baris ke-1 “Suasana malam

yang indah di tambah lagi lampu-lampu yang menghiasi”, dan “ Di sana

ada beraneka permainan yang di khususkan untuk anak-anak”.

Penggunaan kata di tambah dan di khususkan pada kalimat di atas

tidak benar karena di- sebagai prefiks dilafalkan dan dituliskan serangkai

sengan kata yang diimbuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata

Page 55: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

41

kerja pasif, maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya

merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja

berawalan me- yang transitif. Jadi kalimat yang benar “Suasana malam

yang indah ditambah lagi lampu-lampu yang menghiasai”, dan “ Di sana

ada beraneka permainan yang dikhususkan untuk anak-anak”.

Tabel 4.6

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Awaliyah A (Pasar)

N

o Kalimat

Prefiks Perbaikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1.

Tetapi ada

juga pasar

yang

menjual

makanan-

makanan

yang sudah

tidak layak

untuk di

konsumsi

oleh

pengunjung

a

Tetapi ada

juga pasar

yang menjual

makanan-

makanan

yang sudah

tidak layak

untuk

dikonsumsi

oleh

pengunjunga

2

Tetapi pasar

juga

menjual

alat-alat

untuk

memasak

seperti

panik,

pengorenga

n

Tetapi pasar

juga menjual

alat-alat

untuk

memasak

seperti panik,

penggorenga

n

Jumlah 1 1

Page 56: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

42

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dulakukan oleh Awaliyah A sebanyak dua kali, yaitu kesalahan

dalam penggunaan prefiks dengan kode 15 dan 16. Kesalahan terletak pada

paragraf ke-2 baris ke-3 dan paragraf ke-3 baris ke-3.

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-2 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-2 baris ke-3. “Tetapi ada juga

pasar yang menjual makanan-makanan yang sudah tidak layak untuk di

konsumsi oleh pengunjung”.

Penggunaan kata di konsumsi pada kalimat di atas tidak benar

karena di- sebagai prefiks dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata

yang dibubuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata kerja pasif,

maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan

kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan

me- yang transitif. Jadi kalimat yang benar “Tetapi ada juga pasar yang

menjual makanan-makanan yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi oleh

pengunjung”.

2. Kesalahan penggunaan prefiks peng-

Paragraf ke-2 ditemukan kesalahan prefiks peng- dengan kode 15.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-2. “Tetapi pasar juga menjual alat-

alat untuk memasak, seperti panik, pengorengan.”

Penggunaan kata pengorengan pada kalimat di atas tidak benar

karena prefiks peng- bila digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan

konsonan kh, h, g, serta vokal a i, u, e, e, dan o tetap diwujudkan. Fungsi

prefiks pe- adalah membentuk kata benda. Jadi kalimat yang benar adalah

“Tetapi pasar juga menjual alat-alat untuk memasak, seperti panik,

penggorengan.”

Page 57: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

43

Tabel 4.7

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Citra Alvia (Pasar)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1.

Disana terbagi

2 jenis

kegiatan, yaitu

pembenli dan

penjual.

Di sana terbagi

2 jenis

kegiatan, yaitu

pembenli dan

penjual.

2.

Pasar bisa

dikatakan

sebagai wadah

atau tempat

berlangsungnya

transaksi-

transaksi yang

di sepakati oleh

kedua belah

pihak

Pasar bisa

dikatakan

sebagai wadah

atau tempat

berlangsungnya

transaksi-

transaksi yang

disepakati oleh

kedua belah

pihak

3.

Pasar

tradisional

banyak sekali

berada di

lahan-lahan

kosong dan

bisa di bilang

tempatnya

kotor

Pasar

tradisional

banyak sekali

berada di

lahan-lahan

kosong dan

bisa dibilang

tempatnya

kotor

4.

Mayoritas yang

dijual disana

adalah barang

yang sudah di

kemas

sedemikian

rupa.

Mayoritas yang

dijual disana

adalah barang

yang sudah

dikemas

sedemikian

rupa.

Jumlah 4

Page 58: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

44

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Citra Alvia sebanyak empat kali, yaitu kesalahan

dalam penggunaan prefiks di- dengan kode 16. Kesalahan terletak pada

paragraf ke-2, paragraf ke-3 dan paragraf ke-4.

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-2 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kode 16. Kutipan

yang terdapat pada paragraf ke-2 “Disana terbagi 2 jenis kegiatan, yaitu

pembemli dan penjual”, “Pasar bisa dikatakan sebagai wadah atau tempat

berlangsungnya transaksi-transaksi yang di sepakati oleh kedua belah

pihak”, “Pasar tradisional banyak sekali berada di lahan-lahan kosong dan

bisa di bilang tempatnya kotor”, “Mayoritas yang dijual di sana adalah

barang yang sudah di kemas sedemikian rupa.”.

Penggunaan kata disana pada kalimat di atas tidak benar karena di-

sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan dipisah dengan kata yang

dibubuhinya. Jadi kalimat yang benar adalah “ Di sana terbagi 2 jenis

kegiatan, yaitu penjual dan pembeli”.

Penggunaan kata di sepakati, di bilang dan di kemas pada kalimat di

atas tidak benar karena di- sebagai prefiks dilafalkan dan dituliskan

serangkai dengan kata yang dibubuhinya. Fungsi prefiks di- adalah

membentuk kata kerja pasif, maka makna yang didapat sebagai hasil

pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif,

yakni kata kerja berawalan me- yang transitif. Jadi kalimat yang benar adalah

“Pasar bisa dikatakan sebagai wadah atau tempat berlangsungnya transaksi-

transaksi yang disepakati oleh kedua belah pihak”, “Pasar tradisional

banyak sekali berada di lahan-lahan kosong dan bisa dibilang tempatnya

kotor”, “Mayoritas yang dijual disana adalah barang yang sudah dikemas

sedemikian rupa”.

Page 59: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

45

Tabel 4.8

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Fauziah (Ayah)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1

Ayahku

seorang

perkerja

keras yang

tidak

pernah ber

putus asa

akan

keadaannya

Ayahku

seorang

pekerja

keras yang

tidak

pernah

berputus

asa akan

keadaannya

Jumlah 1

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Fauziah sebanyak dua kali, yaitu kesalahan dalam

penggunaan prefiks dengan kode 7. Kesalahan terletak pada paragraf ke-3 baris

ke-1 dan ke-2 dan paragraf ke-4 baris ke-3.

1. Kesalahan penggunaan prefiks pe-

Paragraf ke-3 ditemukan kesalahan prefiks pe- dengan kode 10.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-2 baris ke-1 “Ayahku seorang

perkerja keras yang tidak pernah berputus asa akan keadaannya.”

Penggunaan kata Perkerja pada kalimat di atas tidak benar karena

prefiks pe- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan k, l,

r, w, y, m, n, n, ng, dan ny dan ditulis dengan cara merangkaikannya di

muka kata yang diimbuhinya. Dalam KBBI Pekerja ialah orang yang

bekerja. Jadi kalimat yang benar adalah “Ayahku seorang pekerja keras

yang tidak pernah beputus asa akan keadaannya.”

Page 60: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

46

Tabel 4.9

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskrifsi Siswa

Ferdi R (Pasar)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1

Dipasar

tersebut

banyak

yang

berjualan

Di pasar

tersebut

banyak

yang

berjualan

2

Dipasar

cengkareng

ini selalu di

penuhi

pengunjung

Di pasar

cengkareng

ini selalu

dipenuhi

pengunjung

Jumlah 2

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Fauziah sebanyak dua kali, yaitu kesalahan dalam

penggunaan imbuhan di- dengan kode 16. Kesalahan terletak pada paragraf ke-

3 baris ke-1 dan ke-2.

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-1 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-1 baris ke-2 “Dipasar tersebut

banyak yang berjualan.”

Penggunaan kata dipasar pada kalimat di atas tidak benar karena

prefiks di- merupakan kata depan dan ditulis dan dilafalkan terpisah

dengan kata yang diimbuhinya . Jadi kalimat yang benar “Di pasar

tersebut banyak yang berjualan”.

Paragraf ke-2 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada paragraf dua baris kedua “Di pasar

Cengkareng ini selalu di penuhi pengunjung”

Page 61: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

47

Penggunaan kata di penuhi pada kalimat di atas tidak benar karena

di- sebagai prefiks dilafalkan dan dituliskan serangkain dengan kata yang

diimbuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata kerja pasif, maka

makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan

dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang

transitif. Jadi kalimat yang benar “Dipasar cengkareng ini selalu dipenuhi

pengunjung”

Tabel 4.10

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Huailah (Ayah)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1.

Aku

menyiapkan

bekal untuk

di bawa nanti

Aku

nyiapkan

bekal untuk

dibawa nanti.

2.

Tiba-tba

pancinganku

di makan

oleh ikan

besar.

Tiba-tiba

pancinganku

dimakan oleh

ikan besar

3.

Aku dan

ayahku

membereskan

barang-

barang dan

begegas

pulang

kerumah.

Aku dan

ayahku

membereskan

barang-

barang dan

bergegas

pulang

kerumah.

Jumlah 1 2

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Huailah sebanyak tiga kali, yaitu kesalahan dalam

prefiks dengan kode 16 dan 8. Kesalahan terletak pada paragraf ke-1 baris ke-

2, paragraf dua baris ke-1 dan paragraf ke-4 baris ke-1.

Page 62: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

48

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-1 baris ke-1 dengan kode 16. Kutipan yang terdapat

pada paragraf ke-1 adalah “ Aku menyiapkan bekal untuk di bawa nanti”

dan “Tiba-tiba pancinganku di makan oleh ikan besar’”

Penggunaan kata di bawa dan di makan pada kalimat di atas tidak

benar karena di- sebagai prefiks dilafalkan dan dituliskan serangkai

dengan kata yang diimbuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata

kerja pasif, maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya

merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja

berawalan me- yang transitif Jadi kaliamat yang benar “ Aku menyiapkan

bekal untuk dibawa nanti” dan “ tiba-tiba pancinganku dimakan oleh ikan

besar.”

2. Kesalahan penggunaan prefiks be-

Paragraf ke-4 baris ke-1 ditemukan kesalahn prefiks be- dengan

kode 8. Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-4 baris ke-1 “ Aku dan

ayahku membereskan barang-barang dan begegas pulang kerumah.”

Penggunaan kata begegas pada kalimat di atas tidak benar karena

be- digunakan secara umum, yaitu yang tidak dengan be- atau bel-. Fungsi

prefiks ber- adalah membentuk kata kerja intransitif. Jadi kalimat yang

benar “Aku dan Ayahku membereskan barang-barang dan bergegas

pulang kerumah.”

Tabel 4.11

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Iffah Lathifah (Ayah)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1

Ia tak

mengenal

lelah saat

berkerja

Ia tak

mengenal

lelah saat

bekerja

Jumlah 1

Page 63: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

49

Berdasarkan table 4.9 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Iffah Lathifah sebanyak satu kali, yaitu kesalahan

dalam penggunaan prefiks dengan kode 7. Kesalahan terletak pada paragraf ke-

1 baris ke-3.

1. Kesalahan penggunaan prefiks ber-

Paragraf ke-1 ditemukan kesalahan prefiks ber- dengan kode 8.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-1 baris ke-3 “Ia tak mengenal

lelah saat berkerja.”

Penggunaan kata berkerja pada kalimat di atas tidak benar karena

prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada dasar yang suku

pertamanya berakhiran ᵊ r, atau pada kata-kata yang suku pertamanya

menggunakan bunyi -er seperti bekerja, beternak dan beserta. Fungsi

prefiks ber- adalah membentuk kata kerja intransitif. Jadi kalimat yang

benar adalah “Ia tak mengenal lelah saat bekerja..”

Tabel 4.12

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Ihya Haqiqi (Ayah)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1

Kadang dia

sendiri yang

bikin

peraturan

tapi dia

sendiri yang

ngelanggar

Kadang

dia sendiri

yang bikin

peraturan

tapi dia

sendiri

yang

melanggar

Jumlah 1

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diketahui frekuensi kesalahan prefiks

yang dilakukan oleh Ihya Haqiqi sebanyak 1 kali, yaitu kesalahan dalam

Page 64: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

50

penggunaan prefiks dengan kode 1. Kesalahan terletak pada paragraf ke-3 baris

ke-4.

1. Kesalahan penggunaan prefiks me-

Paragraf ke-3 ditemukan kesalahan prefiks me- dengan kode 1.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-3 baris ke-4 “Kadang dia sendiri

yang bikin peraturan tapi dia sendiri yang ngelanggar.”

Penggunaan kata ngelanggar pada kalimat di atas tidak benar

karena tidak ada imbuhan nge tetapi yang tepat pada kalimat tersebut

adalah prefiks me-, me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan

konsonan r, l, w, dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. Fungasi

prefiks me- adalah membentuk kata kerja aktif transitif dan intransitif.

Jadi kalimat yang benar adalah “Kadang dia sendiri yang bikin peraturan

tapi dia sendiri yang melanggar.”

Tabel 4.13

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa Inganatul

Muslikha (Pasar)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1.

Disana ada

jenis-jenis

buah-

buahan.

Di sana

ada jenis-

jenis

buah-

buahan.

2.

Disana juga

ada berbagai

macam ikan. √

Di sana

juga ada

berbagai

macam

ikan.

3.

Disana juga

ada bumbu

dapur.

Di sana

juga ada

bumbu

Page 65: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

51

dapur.

Jumlah 3

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Inganatul Muslikha sebanyak tiga kali, yaitu

kesalahan dalam penggunaan prefiks dengan kode 7 dan 16. Kesalahan terletak

pada paragraf ke-1 baris ke-1 dan paragraf ke-2 baris ke-1.

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-2 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kede 16.

Kutipan yang terdapat pada paragrap ke-2, ke-3 dan ke-4 “ Disana ada

jenis-jenis buah-buahan”, “ Disana juga ada berbagai macam ikan”, dan “

Disana juga ada bumbu dapur”.

Penggunaan kata disana pada kalimat di atas tidak benar karena

kata di- ditulis terpisah dan merupakan kata depan bukan prefiks. Jadi

kalimat yang benar adalah “ Di sana ada jenis-jenis buah-buahan”,

“ Di sana juga ada berbagai macam ikan”, dan “ Di sana juga ada bumbu

dapur”.

Tabel 4.14

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Komala Sari (Pasar)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1. Pasar yang

begitu ramai

banyak

sekali di

selingi oleh

padangan

asongan.

√ Pasar yang

begitu

ramai

banyak

sekali di

selingi

oleh

padangan

asongan.

Jumlah 1

Page 66: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

52

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Komala sari sebanyak satu kali, yaitu kesalahan

dalam penggunaan prefiks dengan kode 16. Kesalahan terletak pada paragraf

ke-3 basris ke-2.

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-3 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-3 baris ke-2 adalah “Pasar yang

begitu ramai banyak sekali di selingi oleh padangan asongan”

Penggunaan kata di selingi di atas tidak benar karena di pada kata

di selingim merupakan prefiks dan sebagai prefiks di ditulis dan dilafalkan

dengan cara dirangkaikan dengan kata yang dibubuhinya. Fungsi prefiks

di- adalah membentuk kata kerja pasif, maka makna yang didapat sebagai

hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif

transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif. Jadi kalimat yang

benar adalah “Pasar yang begitu ramai banyak sekali diselingi oleh

padangan asongan”.

Tabel 4.15

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

M. Husin Sani (Ayah)

No Kalimat Prefik

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Ayah pun

banyak aktif di

kegiatan-

kegiatan

kemasyarakatan

lainnya.

√ Ayah pun

banyak aktif

dikegiatan-

kegiatan

kemasyarakatan

lainnya.

2. Ditengah

semua

kesibukan itu

ayah pandai

memasak.

√ Ditengah

semua

kesibukan itu

ayah pandai

memasak.

Page 67: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

53

3. Di karenakan

faktor mur yang

sudah berumur

50-an

√ Di karenakan

faktor mur yang

sudah berumur

50-an

Jumlah 3

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diketahui frekuensi bahwa kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh M. Husni Sani sebanyak tiga kali, yaitu kesalahan

dalam penggunaan prefiks di- dengan kode 16. Kesalahan terletak pada

paragraf ke-1 baris ke-2 dan paragraf ke-3 baris ke-1.

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-1 baris ke-2 dan paragraf ke-3 baris ke-1ditemukan

kesalahan prefiks di- dengan kode 16. “ Ayah pun banyak aktif di

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya”, dan “ Di karenakan faktor

imur yang sudah berumur 50-an”.

Penggunaan kata di kegiatan dan di karenakan pada kalimat di

atas tidak benar karena prefiks di- ditulis dan dilafalkan serangkai dengan

kata yang diimbuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata kerja

pasif, maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya

merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja

berawalan me- yang transitif. Jadi kaliamat yang benar dalah “ Ayah pun

banyak aktif dikegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya”.

Kalimat kedua ditemukan kesalahan prefiks dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “Ditengah semua kesibukan itu

ayah pandai memasak”.

Penggunaan kata ditengah pada kalimat di atas tidak benar karena

kata di merupakan kata depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata

yang mengikutinya. Jadi kalimat yang benar “ Di tengah semua kesibukan

itu ayah pandai memasak”.

Page 68: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

54

Tabel 4.16

Kesalahan Penggunaan Prefiks Dalam Karangan Deskripsi Siswa

Masitoh (Pasar)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Pasar

swalayann

yang saat ini

tidak asing

lagi di

dengar oleh

kita

√ Pasar

swalayann

yang saat

ini tidak

asing lagi

didengar

oleh kita

Jumlah 1

Berdasarkan tabel 4.16 di atas diketahui bahwa frekuensi kesalahan prefiks

yang dilakukan Masitoh sebanyak satu kali, yaitu kesalahan dalam penggunaan

prefiks pada kode 16. Kesalahan terletak pada paragraf ke-3 baris ke-2.

1. Kesalahan penggunan prefiks di-

Paragraf ke-3 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-1 baris ke-2“Pasar swalayan yang

saat ini tidak asing lagi di dengar oleh kita”.

Penggunaan kata di dengar pada kalimat di atas tidak benar karena

prefiks di- sebagai prefiks dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata

yang diimbuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata kerja pasif,

maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan

kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan

me- yang transitif. Jadi kalimat yang benar “Pasar swalayan yang saat ini

tidaka asing lagi didengar oleh kita”.

Page 69: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

55

Tabel 4.17

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan deskripsi Siswa

Nina Lestiana (Ayah)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Ayah

perkerja

keras dan

seorang

yang

pantang

menyerah.

√ Ayah

pekerja

keras dan

seorang

yang

pantang

menyerah.

Jumlah 1

Berdasarkan tabel 4.17 di atas diketahui frekuensi kesalahan prefiks

yang dilakukan oleh Nina Lestiana sebanyak satu kali, yaitu kesalahan prefiks

dengan kode 10. Kesalahan terletak pada paragraf ke-1 baris ke-3.

1. Kealahan penggunaan prefiks pe-

Paragraf ke-1 baris ke-3 ditemukan kesalahan prefiks pe- dengan

kode 10. Kutipan yang tertdapat paragraf tersebut adalah “ Ayah perkerja

keras dan seorang yang pantang menyerah”.

Penggunaan kata perkerja pada kalimat di atas tidak benar karena

apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /r/, atau suku pertama /er/

terjadi pelepasan ponem /r/. Fungsi prefiks pe- adalah membentuk kata

kerja. Jadi kalimat yang benar adalah “ Ayah pekerja keras dan seorang

yang pantang menyerah”.

Tabel 4.18

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Novia Rahmasari (Ayah)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Ayah √ Ayah dialah

Page 70: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

56

dialah

sosok yang

susuah

untuk di

ungkapkan

setelah ibu

sosok yang

susuah

untuk

diungkapkan

setelah ibu

Jumlah 1

Berdasarkan tabel 4.18 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Novia Rahmasari sebanyak satu kali, yaitu

kesalahan dalam penggunaan prefiks dengan kode 16. Kesalahan terletak pada

paragraf ke-4.

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-4 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-4 adalah “ Ayah dialah sosok yang

susah untuk di ungkapkan setelah ibu”.

Penggunaan kata di ungkapkan pada kalimat tersebut tidak benar

karen di- sebagai prefiks dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata

yang diimbuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata kerja pasif,

maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan

kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan

me- yang transitif. Jadi kalimat yang benar adalah “ Ayah dialah sosok yang

susah untuk diungkapkan setelah ibu”.

Tabel 4.19

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

M. Ismail (Ayah)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Disaat ku

sakit ayah

paling

cemas akan

√ Di saat ku

sakit ayah

paling

cemas

Page 71: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

57

keadaanku. akan

keadaanku.

Jumlah 1

Berdasarkan tabel 4.19 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh M. Ismail sebanyak satu kali, yaitu kesalahan

dalam penggunaan prefiks dengan kode 16. Kesalahan terletak pada paragraf

ke-3.

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-3 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-3 adalah “ Disaat ku sakit ayah

paling cemas akan keadaan ku”.

Penggunaan kata disaat pada kalimat di atas tidak benar karena di-

pada kata disaat itu termasuk kata depan, di- sebagai kata depan dilafalkan

dan dituliskanter pisah dari kata yang mengikutinya. Jadi kalimat yang

benar adalah “ Di saat ku sakit ayah paling cemas akan keberadaan ku”.

Tabel 4.20

Kesalahan Penggunaan Prefiks dalam Karangan Deskrifsi Siswa

M. Ramadhan (Pasar)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1

Disana juga

ada yang

menjual

benda-benda

rumah tangga. √

Di sana

juga ada

yang

menjual

benda-

benda

rumah

tangga.

Jumlah 1

Berdasarkan tabel 4.18 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahn

prefiks yang dilakukan oleh M. Ramadhan sebanyak satu kali, yaitu kesalahan

Page 72: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

58

dalam penggunaan prefiks dengan kode 16. Kesalahan terletak pada paragraf

ke-2.

1. Kesalahan penggunaan prefiks di-

Paragraf ke-2 ditemukan kesalahan prefiks di- dengan kode 16.

Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-2 adalah “ Disana ada juga ynag

menjual benda-benda rumah tangga”.

Penggunaan kata disana pada kalimat di atas tidak benar karena

di- pada kata disana itu termasuk kata depan, di- sebagai kata depan

dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya. Jadi

kalimat yang benar adalah “ Di sana ada juga yang menjual benda-benda

rumah tangga”.

Tabel 4.21

Kesalahan Pengunaan Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa

Riri Khoiriyah (Ayah)

No Kalimat Prefiks

Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Dia sangat

menyayangi

dan

mengkasihi

anak-

anaknya.

√ Dia sangat

menyayang

i dan

mengasihi

anak-

anaknya

Jumlah 1

Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

prefiks yang dilakukan oleh Riri Khoriyah sebanyak satu kali, yaitu kesalahan

dalam penggunaan prefiks dengan kode 6. Kesalahan terletak pada paragraf

ke-1.

1. Kesalahan penggunaan prefiks meng-

Paragraf ke-1 ditemukan kesalahan dengan kode 6. Kutipan yang

terdapat pada paragraf ke-1 dalah “ Dia sangat menyayangi dan mengkasihi

anak-anaknya”.

Page 73: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

59

Penggunaan kata mengkasihi pada kalimat di atas tidak benar

karena meng- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonsan k,

g, h, dan kh; serta vokal a, i, u, e, ӗ dan o. Konsonan k tidak diwujudkan,

tetapi diesenyawakan dengan bunyi nasal dari awalan itu. Jadi kalimat yang

benar adalah “ Dia sangat menyayangi dan mengasihi anak-anaknya”.

Berdasarkan tabel-tabel di atas agar lebih jelas jumlah kesalahan

penggunan prefiks dalam karangan deskripsi siswa, maka akan disajikan dalam

bentuk persentase sebagai berikut:

a. Kesalahan pengunaan prefiks me- yang dilakukan siswa yaitu:

b. Kesalahan pengunaan prefiks menge- yang dilakukan siswa yaitu:

c. Kesalahan pengunaan prefiks ber- yang dilakukan siswa yaitu:

d. Kesalahan pengunaan prefiks be- yang dilakukan siswa yaitu:

e. Kesalahan pengunaan prefiks pe- yang dilakukan siswa yaitu:

f. Kesalahan pengunaan prefiks penge- yang dilakukan siswa yaitu:

g. Kesalahan pengunaan prefiks di- yang dilakukan siswa yaitu:

Page 74: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

60

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data, diperoleh 30 karangan deskripsi siswa. Dari 30

karangan tersebut didapatkan 18 karangan yang masih terdapat kesalahan

dalam penggunaan prefiks yang digunakan dalam karangan deskripsi siswa,

menghasilkan interpretasi data sebagai berikut: kesalahan pengguan prefiks

sering dilakukan siswa dalam penggunaan prefiks di- berjumlah dua puluh

tiga kata dengan persentase sebanyak 76,66%. Fungsi prefiks di- adalah

membentuk kata kerja pasif, maka makna yang didapat sebagai hasil

pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif,

yakni kata kerja berawalan me- yang transitif. Kesalahan prefiks terjadi pada

penggunaan prefiks ber- sebanyak dua kali dengan persentase sebanyak

6,66%. Kesalahan prefiks terjadi pada penggunaan prefiks pe- sebanyak dua

kali dengan persentase sebanyak 6,66%, fungsi prefiks pe- adalah membentuk

kata benda. Kesalahan prefiks terjadi pada penggunaan prefiks me- sebanyak

satu kali dengan persentase sebanyak 3,33%, fungsi prefiks me- adalah

membentuk kata kerja transitif dan intransitif. Kesalahan prefiks terjadi pada

penggunaan prefiks be- sebanyak satu kali dengan persentase sebanyak

3,33%, fungsi prefiks be- adalah membentuk kata kerja intransitif. Kesalahan

prefiks pada penggunaan prefiks menge- sebanyak satu kali dengan

persentase sebanyak 3,33%. Kesalahan penggunaan prefiks pada penggunaan

prefiks penge- sebanyak satu kali dengan persentase sebanyak 3,33%.

Page 75: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

61

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pkesalahan penggunaan prefiks

dalam karangan deskripsi siswa MA Annida Al-Islamy semester genap tahun

pelajaran 2011/2012, maka dapat disimpulkan beberapa simpulan sebagai

berikut:

1. Delapan belas karangan yang dianalisis dapat diperoleh kesimpulan

bahwa kesalahan yang paling sering dilakukan siswa dalam penggunaan

prefiks di- berjumlah dua puluh tiga kata dengan persentase sebanyak

76,66%. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata kerja pasif, maka

makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan

dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang

transitif. Kesalahan prefiks terjadi pada penggunaan prefiks ber- sebanyak

dua kali dengan persentase sebanyak 6,66%. Kesalahan prefiks terjadi

pada penggunaan prefiks pe- sebanyak dua kali dengan persentase

sebanyak 6,66%, fungsi prefiks pe- adalah membentuk kata benda.

Kesalahan prefiks terjadi pada penggunaan prefiks me- sebanyak satu kali

dengan persentase sebanyak 3,33%, fungsi prefiks me- adalah membentuk

kata kerja transitif dan intransitif. Kesalahan prefiks terjadi pada

penggunaan prefiks be- sebanyak satu kali dengan persentase sebanyak

3,33%, fungsi prefiks be- adalah membentuk kata kerja intransitif.

Kesalahan prefiks pada penggunaan prefiks menge- sebanyak satu kali

dengan persentase sebanyak 3,33%. Kesalahan penggunaan prefiks pada

penggunaan prefiks penge- sebanyak satu kali dengan persentase sebanyak

3,33%.

2. Kesalahan paling banyak terjadi pada karangan deskripsi siswa Annida Al-

Islamy adalah kesalahan penggunan imbuhan di- berjumlah dua puluh tiga

kata dengan persentase sebesar 76,66%.

Page 76: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

62

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat ditemukan saran dan

masukan kepada:

1. Guru hendaknya memerhatikan kaidah-kaidah pembentukan kata

berimbuhan dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat memahami

bagaimana penulisan berimbuhan yang baik dan benar.

2. Peneliti sebidang atau peneliti lain yang sejenis. Dengan demikian akan

diketahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan

mengarang.

Page 77: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

63

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

B.S, Kusno. Problematika Bahasa Indonesia (Sebuah Analisis Praktis Bahasa

Baku). Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990.

Chaer, Abdul. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses. Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2008.

___________. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta,

2006.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia,

2004.

Hindun, Analisis Kontrastif Bahasa Jawa Dialek Cirebon dengan Bahasa

Indonesia, (Dialektika Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Vol. I, No. 1, Juni 2010). Jakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

J. Lexy, Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Gramedia Pustaka utama, 2009.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2008.

___________________. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009.

M. Kuntarto, Ninik. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta:

Mitra Wacana Media, 2010.

Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004.

Mahmud, Nasrun. English For Muslim University Students (Third Edition).

Ciputat: PT. Siwibakti Darma, 2010.

Parera, Jos D. Morfologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1990.

Ramlan, M. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriftif. Yogyakarta: U.P. karyono,

1980.

Page 78: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

64

Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga,

2010.

Semi, M. Atar. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya, 1990.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Tarigan, Djago. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan

Pengembangannya. Bandung: Angkasa, 2009.

Usman, Huasain dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta:Bumi Aksara, 2006.

Walija. Bahasa Indonesia Komprehensif. Jakarta: PT Penebas Aksara, 1996.

Wiyanto, Asrul. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2004.

Zainurrahman. Menulis dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme).

Bandung : Alfabeta, 2011.

Page 79: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 80: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 81: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 82: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 83: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 84: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 85: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 86: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 87: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 88: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 89: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a
Page 90: KESALAHAN PENGGUNAAN PREFIKS DALAM KARANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24856/4/RIZQI... · imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksan. a

BIODATA PENULIS

Rizqi Herfiyanti anak bungsu dari pasangan H.Jamhari dan

Hj, Halipa. Lahir di Jakarta 10 November 1989. Penulis

bertempat tinggal di Jalan Rawa Buaya Cengkareng Jakarta

Barat No. 31A.

Sejarah pendidiakaan formal penulis, yaitu berawal di bangku di TK

Melati I pada tahun 1995-1996, kemudian melanjutkan di MI Shiraturrahman 1

tahun 1996-2001, selanjutnya di MTs. Annida Al-Islamy Jakarta tahun 2001-

2004, dan pendidikan menengah ditempuh di MAN 12 Jakarta tahun 2004-2007.

Kemudian anak kedelapan berdarah betawi ini tercatat sebagai mahasiswa

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.