Upload
shabr
View
105
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dafpus
Citation preview
http://idikarimun.blogspot.com/2012/02/medikolegal-surat-keterangan-dokter.htmlRABU, 15 FEBRUARI 2012
MEDIKOLEGAL SURAT KETERANGAN DOKTERPEDOMAN SURAT KETERANGAN DOKTER :
1. BAB I Pasal 7 KODEKI : “ Setiap Dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya”
2. BAB II Pasal 12 KODEKI :” Setiap Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien meninggal dunia”
3. Paragraph 4 Pasal 48 Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran “
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundangundangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.
Jenis Surat Keterangan Dokter1. Surat Keterangan lahir2. Surat Keterangan Meninggal3. Surat Keterangan Sehat4. Surat Keterangan Sakit5. Surat Keterangan Cacat6. Surat Keterangan Pelayanan Medis untuk penggantian biaya dari asuransi kesehatan7. Surat Keterangan Cuti Hamil8. Surat Keterangan Ibu hamil, bepergian dengan pesawat udara9. Visum et Repertum10. Laporan Penyakit Menular11. Kuitansi
SURAT KETERANGAN LAHIR
SK kelahiran berisikan tentang waktu (tanggal dan jam) lahirnya bayi, kelamin, BB dan nama orang tua.Diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya oleh karena sering adanya permintaan khusus daripasien.Hal yang sering menjadi masalah :1. Anak yang lahir dari inseminasi buatan dari semen donor ( Arteficial Insemination by Donor = AID )2. Anak yang lahir hasil bayi tabung yang sel telur dan/atau sel maninya berasal dari donor ( In vitro Fertilization by Donor )3. Anak yang lahir hasil konsepsi dari saudara kandung suamiKetiga hal diatas bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia
SURAT KETERANGAN MENINGGAL
1. Surat keterangan untuk keperluan penguburan, perlu dicantumkan identitas jenazah, tempat, dan waktu meninggalnya.2. Surat Keterangan ( Laporan ) kematian Mengenai hal ini perlu diisi sebab kematiansesuai dengan pengetahuan dokter. Karena bedah mayat klinik belum dapat dilakukanhingga waktu ini, sebab kematian secara klinik saja dilaporkan. Lamanya menderita sakithingga meninggal dunia juga harus dicantumkan. Jika jenazah dibawa ke luar daerah atau luar negeri maka adanya kematian karena penyakit menular harus diperhatikan.
SURAT KETERANGAN SEHAT
A. Untuk Asuransi JiwaDalam menulis laporan pengujian kesehatan untuk asuransi jiwa, perlu diperhatikan agar :• Laporan dokter harus objektif, jangan dipengaruhi oleh keinginan calon nasabah atau agen perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.• Sebaliknya jangan menguji kesehatan seorangcalon yang masih atau pernah menjadi pasien sendiri untuk menghindari timbulnya kesukaran dalam mempertahankan wajib menyimpan rahasia jabatan
• Jangan memberitahukan kesimpulan hasil pemeriksaan medik kepada pasien, langsung kepada perusahaan asuransi itu sendiri.
Dokter selaku ahli, bukan orang kepercayaan perusahaan asuransi kesehatan.Pemeriksaan oleh dokter yang dipilih pasien pada dasarnya untuk kepentingan pihak asuransi oleh karena sebagai dokter penguji kesehatan tersebut, dokter wajib memberitahukan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang ia ketahui dari orang yang kesehatannya diuji. Dapat terjebak melanggar wajib simpan rahasia jabatan. Seharusnya dokter keluarga menolak untuk menguji kesehatan pasiennya.
B. Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM).Perlu diperhatikan olehkarena pengendara atau faktor manusia merupakan faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas.
C. Untuk NikahSelain pemeriksaan medis, dokter juga harus memberikan edukasi reproduksi dan pendidikan seks kepada pasangan calon suami-istri. Yang sering menjadi dilema adalah apakah dokter harusmemberitahukan kepada salah satu calon suami-istri tersebut apabila menemukan kelainan-kelainan atau penyakit-penyakit yang diderita salah satu calon pasangannya?
SURAT KETERANGAN SAKITSeorang dokter harus waspada terhadap kemungkinan sandiwara (simulasi) atau melebih-lebihkan (agrravi) pada waktu memberikan keterangan mengenai cuti sakit seorang karyawan. Ada kalanya cuti sakit disalahgunakan untuk tujuan lain. Surat keterangan cuti sakit palsu dapat menyebabkan seorang dokter dituntut menurut pasal 263 dan 267 KUHP.
SURAT KETERANGAN CACATSangat erat hubungannya dengan besarnya tunjangan atau pensiun yang akan diterima olehpekerja, yang tergantung kepada keterangan dokter tentang sifat cacatnya.
SURAT KETERANGAN CUTI HAMILHak cuti hamil seorang ibu adalah 3 bulan, yaitu sekitar 1 bulan sebelum dan 2 bulan setelahpersalinan. Tujuan : agar si ibu cukup istirahat dan mempersiapkan dirinya dalam menghadapi proses persalinan, dan mulai kerja kembali setelah masa nifas.
VISUM et REPERTUMVisum et repertum (VeR) adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh dokter untuk penyidik dan pengadilan. VeR mempunyai daya bukti dan alat bukti yang sah dalam perkara pidana.Kasus PemerkosaanKesulitan jika korban dikirim terlambat karena hasil pemeriksaan tidak menunjukkan keadaan sebenarnyaBedah mayat kedokteran kehakiman
Harus objektif tanpa pengaruh dari mereka yang berkepentingan dalam perkara. Keterangan dibuat dengan istilah yang mudah dipahami, berdasarkan apa yang dilihat dan ditemukan, sehingga tidak berulang kali dipanggil ke pengadilan untuk dimintakan keterangan tambahan.
SURAT KETERANGAN IBU HAMIL BEPERGIAN DENGAN PESAWAT UDARASesuai dengan ketentuan internasional Aviation, Ibu hamil tidak dibenarkan bepergian dengan pesawat udara, jika mengalami :1. hiperemesis atau emesis gravidarum2. hamil dengan komplikasi ( perdarahan, preeklamsi dsb )3. hamil >36 minggu4. hamil dengan penyakit-penyakit lain yang beresiko.
LAPORAN PENYAKIT MENULARDiatur dalam UU No. 6 tahun 1962 tentang wabah.Kepentingan umum yang diutamakan.Pasal 50 KUHP : “ Tiada boleh dihukum barang siapa melakukan perbuatan untuk menjalankan aturan undang-undang”.Bagaimana hubungannya dengan wajib simpan rahasia jabatan????
KUITANSISering diminta sebagai bukti pembayaran, tidak menimbulkan masalah apabila sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Berhubungan dengan penggantian biaya berobat dari perusahaan tepat pasien atau pasangannya bekerja.Contoh :.... perusahaan hanya mengganti 50% biaya pengobatan, pasien minta dibuatkan kuitansi sebesar 2 kali imbalan jasa yan diterima dokter,.... pasien meminta agar imbalan jasa dokter dinaikkan dengan sisa imbalan dibagi 50-50% antara dokter dan pasien,.... Pasien meminta agar biaya pengangkutan pulang pergi dari luar kota ke tempat berobat dimasukkan dalam kuitansi berobat (built in), sedangkan dokter tidak menerima bagian dari biaya pengangkutan tersebut.Ketiga contoh di atas jelas malpraktik etik dan malpraktik kriminil.
SURAT KETERANGAN CUTI PALSU dapat menyebabkan seorang dokter dituntut menurut pasal 263 dan 267 KUHP
KUHP PASAL 263(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.
PASAL 267 KUHP1. Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
2. Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang ke dalam rumah sakit jiwa atau untuk menahannya di situ, dijatuhkan pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan.
3. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat keterangan palsu itu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran.
PASAL 268 KUHP1. Barang siapa membuat secara palsu atau memalsu surat keterangan dokter tentang ada atau tidak adanya penyakit, kelemahan atau cacat, dengan maksud untuk menyesatkan penguasa umum atau penanggung, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
2. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan maksud yang sama memakai surat keterangan yang tidak benar atau yang dipalsu, seolah-olah surat itu benar dan tidak dipalsu.
Diposkan oleh IDI KARIMUN di 17:17
http://yulyanikaramoy.webs.com/suratkematian.htm
Surat Kematian Setelah pasien dinyatakan meninggal dunia, dokter yang ada harus menyiapkan kopi surat kematian, yang berisikan data-data seperti: nama, dan alamat orang yang meninggal, umur, tempat, tanggal lahir, nama orang tua (termasuk nama gadis ibu), tempat lahir orang tua, ras dan pekerjaan. Data ini diikutsertakan terutama untuk tujuan statistik dan/atau epidemiologi.
Surat kematian juga memberikan ruang untuk dokter yang ada saat itu untuk memberitahu berapa lama ia merawat pasien, kapan terakhir kali ia melihat pasien hidup, dan penyebab kematian, serta durasinya. Kondisi lain dimana pasien merasakan penderitaan, yang tidak terlalu menyebabkan kematiannya, juga ditulis. Sebagian besar Negara bagian juga menyediakan data untuk pembedahan dan/atau biopsy serta otopsi sebagai penunjuk penyebab kematian. Penting untuk dicatat bahwa penyebab langsung kematian tidak selalu menjadi mekanisme kematian, seperti henti jantung atau fibrilasi ventricular, tetapi lebih ke kondisi yang pada akhirnya menyebabkan kematian, seperti infrak miokardiak dengan aritmia. Dengan menggunakan dokumen kerja ini, petugas kematian akan mengetikkan surat kematian akhir, yang kemudian diteruskan ke dokter untuk ditandatangani dan diberi tanggal. Pemakaman atau pengaturan lain tetap tidak diperkenankan oleh sebagian besar Negara bagian sampai surat kematian yang sudah lengkap ditandatangani oleh dokter yang ada saat itu
T H U R S D A Y , F E B R U A R Y 1 0 , 2 0 1 1
http://imeinars.blogspot.com/2011/02/surat-keterangan-kematian.htmlSurat Keterangan KematianSurat kematian ialah surat yang berisi pernyataan bahwa seseorang telah dinyatakan
meninggal dunia menurut pemeriksaan medis. Tidak kalah pentingnya dengan surat
atau akte kelahiran, surat keterangan kematian juga memiliki banyak kegunaan.
Kegunaan surat keterangan kematian :
-Pemakaman
-Pensiun
-Asuransi
-Warisan
-Hutang piutang
-Hukum
-Statistik
Manfaat statistik penyebab kematian :
-Tren dan diferensial penyakit
-Perencanaan program intervensi
-Monitoring
-Evaluasi program
-Penelitian epidemiologi
-Penelitian biomedis dan sosiomedis
Surat Keterangan Kematian memuat : identitas, saat kematian, dan sebab
kematian.
Surat keterangan kematian => pelaporan dan pencatatan => statistik => perencanaan.
Peran dokter dalam hal ini ialah :
-Menentukan seseorang telah meninggal dunia (berhenti secara permanen: sirkulasi,
respirasi dan neurologi)
-Menuliskan sebab kematian, jika diperlukan => otopsi
-Jika jenazah tidak dikenal => membantu identifikasi
Perkembangan Statistik Kematian di Indonesia sendiri masih memprihatinkan,
dikarenakan :
Sebagian besar kejadian kematian di rumah (>60%)
Tidak ada catatan medis/tidak memadai
Tidak ada laporan ke dinkes kabupaten, ke propinsi, dan ke pusat
Laporan tidak terstandardisasi dengan baik (ICD 10)
Laporan tidak memadai untuk tingkat nasional
Antisipasi DepKes untuk hal tersebut:
-Survei mortalitas-AV secara berkala: 1981-2007
Referensi :
Materi kuliah mengenai “Surat Keterangan Kematian” yang disampaikan oleh dr.
Yudha Nurhantari
http://www.slideshare.net/astari81/sosialisasi-cod-dan-city-morgue-10166914
1. ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN& SURAT KETERANGAN KEMATIAN SOSIALISASI PUSATPENINGKATAN SISTEM REGISTRASI PENYEBAB KEMATIAN 12-13 AGUSTUS 2010
2. DEFINISI KEMATIAN1. MATI KLINIS Berhenti bekerjanya
Jantung & Paru2. MATI BATANG OTAK Matinya sel saraf pada pusat
otonom di batang otak mengakibatkan berhenti bekerjanya jantung dan
paru3. MATI SELULAR Matinya sel-sel tubuh4. MATI OTAK Matinya
sel-sel saraf otak neokorteks yang sifatnya ireversibel
3. DEFINISI KEMATIAN UU No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 117: “Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi
jantung-sirkulasi dan sistem pernapasan terbukti telah berhenti secara
permanen, atau apabila kematian batang otak telah dapat dibuktikan.”
4. MENGAPA KEMATIAN HARUS DITANGANI DENGAN
BENAR?• Kehilangan hak – Dihentikan nya segala tindakan medis –
Status kependudukan berubah – Segala kepemilikan berpindah tangan
pada ahli waris• Timbulnya hak – Pernyataan medis (Sertifikat
kematian Surat Keterangan Kematian) – Deklarasi / pernyataan dari
pemerintah (akta kematian)
5. MENGAPA KEMATIAN HARUS DITANGANI DENGAN
BENAR?• Nilai luhur dan keberadaban budaya Penghormatan
terhadap kematian Ritual budaya dan agama• Aspek sosial ekonomi
Hubungan kekerabatan berubah Beban ekonomi masyarakat
berubah• Aspek kesehatan masyarakat Penanganan jenazah dengan
penyakit menular Program kesehatan yang tepat sasaran
6. MENGAPA KEMATIAN HARUS DITANGANI DENGAN
BENAR?• Pemerintah yang beradab Bagian dari penegakkan hak
asasi manusia• Kewajiban hukum: 1. UU Kesehatan no. 36 th 2009 2.
Kitab Undang-undang Hukum Pidana 3. Peraturan Bersama Mendagri
& Menkes tentang Pelaporan Kematian dan Penyebab Kematian•
Perencanaan program pemerintah 1. Aspek kependudukan Statistik ,
beban wilayah 2. Aspek Kesehatan evidence based, spesifik, tepat
sasaran
7. UU Kesehatan no. 36 th 2009 (kewajiban Pemda) Ps
118PENANGANAN & Ps 125 Ps 119 Ps 122 IDENTIFFIKASI BIAYA
AUTOPSI AUTOPSI KLINIS AUTOPSI FORENSIK JENAZAH TAK
FORENSIK DIKENAL KUHAP (kewajiban Pemda) Ps 133 Ps 136
TENAGA AHLI UNTUK AUTOPSI BIAYA AUTOPSI FORENSIK
FORENSIK Peraturan Bersama Mendagri & Menkes th 2010 Ps 6 (2)
KEWAJIBAN PENELUSURAN SEBAB MATI UTK KEMATIAN DI
LUAR FASILITAS KESEHATAN
8. PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN EVIDENCE
BASED berdasarkan angka aktual, termasuk kematian berdasarkan
informasi riil, dalam hal penyebab kematian dapat dipertanggung
jawabkan, dalam hal metode penentuan sebab mati SPESIFIK
masing-masing daerah memiliki karakteristik informasi kematian dan
penyebab kematian berbeda harus diketahui TEPAT SASARAN
penyebab kematian terbanyak, tersering, terfatal harus menjadi
program prioritas
9. HAL TERKAIT DALAM ISU KEMATIAN CARA KEMATIAN
sifat peristiwa yang menimbulkan penyebab kematian: Wajar – Tidak
Wajar SEBAB KEMATIAN jenis kekerasan atau penyakit yang
menyebabkan kematian MEKANISME KEMATIAN Perubahan
biologis, kimiawi dan patologi akibat penyebab kematian LOKASI
KEMATIAN tempat terjadinya kematian dan atau ditemukannya
jenazah: Fasilitas Kesehatan- Diluar Fasilitas kesehatan
10. SIAPA YANG DAPAT MENENTUKANSEBAB KEMATIAN?
Dilakukan oleh “ahlinya” Ahli: Seseorang yang memiliki keahlian
untuk membuat terang suatu perkara guna kepentingan pemeriksaan
Contoh: Dokter, perawat, bidan. Sebab Mati versi ICD-10 vs Sebab
Mati versi Forensik
11. SEBAB KEMATIAN(PERSPEKTIF FORENSIK)
Mengutamakan “kepastian” Bila ragu2 – harus di “declare tidak dapat
ditentukan” If you don’t see it – don’t say it Purpose: pemastian
hak / kewajiban / konsekuensi yuridis Cara berpikir: critical analisis
cod …. Deduktif
12. SEBAB KEMATIAN(ICD-10) Penyebab Kematian
langsung Penyebab Kematian antara Penyebab Kematian Dasar
13. ASPEK MEDIKOLEGAL:AUTOPSI UNTUK PENENTUAN
SEBAB KEMATIAN Pasal 119: 1. Untuk kepentingan
penelitianUntuk Kepentingan dan pengembangan dapatPenelitian
danPengembangan dilakukan bedah mayat klinis di rumah sakit.UU
No.36 Tahun 2009 2. Bedah mayat klinis ditujukantentang Kesehatan
untuk menegakkan diagnosis dan/atau menyimpulkan penyebab
kematian
14. ASPEK MEDIKOLEGAL:AUTOPSI UNTUK PENENTUAN
SEBAB KEMATIAN • Pasal 120: 1. Untuk kepentingan
pendidikanUntuk Kepentingan di bidang ilmu kedokteran
danPendidikan biomedik dapat dilakukan bedah mayat anatomis diUU
No.36 Tahun 2009 rumah sakit pendidikan atau ditentang Kesehatan
institusi pendidikan kedokteran 2. Dilakukan pada mayat yang tidak
dikenal atau tidak diurus oleh keluarganya atau atas persetujuan
tertulis
15. ASPEK MEDIKOLEGAL:AUTOPSI UNTUK PENENTUAN
SEBAB KEMATIAN • Pasal 122: 1. Untuk kepentingan
penegakanUntuk Kepentingan hukum dapat dilakukan
bedahPenegakan Hukum mayat forensik sesuai dengan ketentuan
peraturanUU No.36 Tahun 2009 perundang-undangan.tentang
Kesehatan 2. Dilakukan oleh dokter ahli forensik atau dokter lain
apabila tidak terdapat dokter ahli forensik atau tidak memungkinkan
dirujuk.
16. Rahasia Kedokteran SEGALA SESUATU YANG
DIKETAHUI OLEH KARENA ATAU PADA SAAT MELAKUKAN
PEKERJAAN DI BIDANG KEDOKTERAN (PP 10 / 1966) UU
No.36/2009: Hubungan dokter-pasien didasarkan atas itikad baik dan
saling percaya Right of privacy
17. PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN IJIN /
OTORISASI PASIEN UU WABAH DLL, KUHAP, jo PP 10/66 PS 48
KUHP : DAYA PAKSA PS 50 KUHP : MENJALANKAN UU PS 51
KUHP : PERINTAH JABATAN KEILMUAN, KEPENTINGAN UMUM
18. INFORMASI TERKAIT KEMATIAN DAN RAHASIA
KEDOKTERAN Surat keterangan kematian memuat informasi yang
spesifik yang mengungkapkan kondisi kesehatan seseorang. Perlu
dibatasi penggunaannya Perlu dibatasi informasi yang termuat
didalamnya Perlu dilakukan penjagaan identitas jenazah sebagai
bagian dari privacy jenazah dan keluarganya
19. KEMATIAN Penanganan kematian akan merupakan
kegiatan sertifikasi dan non sertifikasi Kegiatan sertifikasi
menghasilkan surat keterangan medis bahwa seseorang telah
meninggal = “Surat Keterangan Kematian” Kegiatan non sertifikasi
menghasilkan akan menghasilkan data dan informasi seputar
kematian = penyebab kematian, database, dll Pelayanan Forensik
ada perannya di kedua kegiatan tersebut melalui pelayanan langsung
terhadap jenazah Peran itu akan dijalankan dengan lebih efektif
melalui City Morgue
20. SURAT KETERANGAN KEMATIAN -revisi terbaru Memiliki
spirit sertifikat kematian namun memfasilitasi kebutuhan registrasi
penyebab kematian. Fungsi:- Pernyataan kematian dari petugas
medis- Untuk diberikan pada keluarga almarhum/ah- Syarat
pengurusan administrasi kependudukan & pemulasaraan
21. SURAT KETERANGAN KEMATIANLEMBAR 1 Yang
berisi: •Identitas jenazah (Nama, NIK,jenis kelamin, ttl, agama, tk
pendidikan, pekerjaan, alamat, status kependudukan) •Deklarasi
Kematian •Waktu meninggal •Umur saat meninggal •Tempat meninggal
•Rencana pemulasaraan •Dokter pemeriksa dan keluarga penerima
jenazah
22. FORMULIR KETERANGANPENYEBAB
KEMATIANLEMBAR 2-4Untuk kepentingan registrasipenyebab
kematianNama almarhum/ah di blokhitam, ditambah kolom
inisialsajaBerisi keterangan lengkappenyebab kematianAkan dijelaskan
lebih lanjutpada sesi presentasiberikutnya
23. CITY MORGUE& PERANNYA DALAMSISTEM
REGISTRASIPENYEBAB KEMATIAN
24. JUSTIFIKASI Setiap Municipal (Pemerintah Daerah)
diseluruh dunia bertanggungjawab untuk (mengurus) seluruh warganya
mulai dari lahir hingga meninggal Penghargaan terhadap harkat
martabat (warga) sebagai manusia (berbeda dengan binatang yang
mati) Peristiwa meninggalnya seseorang (warga) disuatu wilayah
adalah urusan publik (public services) tanpa memandang status sos-
ek Terjadinya suatu Peristiwa Hukum: Berubahnya status
seseorang dari warga menjadi bukan warga (dengan segala hak dan
kewajibannya) Beralihnya hak dan kewajiban seorang subyek hukum
(waris, dll) Mulai timbulnya hak-hak seseorang (waris, pensiun,
asuransi, dll) Kemungkinan terjadinya peristiwa pidana
(pembunuhan, kecelakaan, dll)
25. TERJEMAHAN & DEFINISI “City Morgue” Terjemahan
langsung Definisi Fungsional Kamar jenazah kota, Pusat
pelayanan medikolegal rumah mayat kota di wilayah kerjanya ??? atau
Pusat pelayanan jenazah dan kurang sesuai dengan informasi
kematian terpadu perannya yang diharapkan di wilayah kerjanya ???
Lebih sesuai namun masih butuh revisi Belum ada konsensus khusus
26. KONSEP CITY MORGUE DENGAN SURAT
KETERANGAN AUTOPSI KEMATIAN, RAHASIA FORENSIK
&KEDOKTERAN, WARISAN, KLINIK ASURANSI, DLL PERHATIAN
STANDAR BAKU PADA ASPEK EMAS METODE MEDIKOLEGAL
PENENTUAN KEMATIAN COD KELENGKAPAN PEMUSATAN
PELAPORAN INFORMASI KEMATIAN DAN KEMATIAN PENYEBAB
KEMATIANPENAMPUNG JENAZAH KOTA SEBAGAI PENGUMPUL
DAN SUMBER INFORMASI SURAT KETERANGAN KEMATIAN
KEMATIAN TERISI LENGKAP & PELAPORAN TOTAL SELURUH
JENAZAH YG DIPERIKSA HERKUTANTO & ASTARI. HOTEL
AKASIA 22 JULI 2010
27. KONSEP “City Morgue” Suatu lembaga teknis milik
pemerintah daerah kabupaten/ kota Yang memberikan pelayanan
terpadu terhadap kejadian kematian di wilayahnya (terhadap fisik
jenazah maupun data penyebab kematiannya) Sifatnya khas karena
memerlukan kompetensi institusi dan kompetensi sumber daya yang
khusus Bertujuan untuk melayani seluruh kematian yang terjadi di
kab/ kota baik langsung (pemeriksaan jenazah) maupun tidak langsung
(autopsi verbal, pengumpulan data)
28. INSTITUSI “City Morgue” Salah satu usulan bentuk:
“BADAN URUSAN KEMATIAN DAN MEDIKOLEGAL KABUPATEN/
KOTA” Merupakan sebuah lembaga teknis hasil kerjasama komponen
dibawah ini:- Kementrian Dalam Negeri- Kementrian Kesehatan-
Pemerintah Kab/ Kota (Dinas Kesehatan dan Dinas Kependudukan)-
Profesional
29. PORSI PERAN UNTUK KEBERADAAN CITY MORGUE
Kementrian Dalam Negeri merupakan kontributor terbesar karena
membawahi Pemda Kementrian Kesehatan berkontribusi dalam
kompetensi SDM dan prosedur Pemerintah Daerah berkewajiban
langsung atas ketersediaannya
30. KAMAR JENAZAH RUMAH SAKIT Didisain sebagai
tempat persinggahan sementara bagi pasien yang meninggal di rumah
sakit tersebut Rumah sakit didisain untuk yang masih hidup Tidak
didisain untuk menerima jenazah dari luar rumah sakit
31. KAMAR JENAZAH RS Selama ini di “fait accompli”
sebagai city morgue, dengan beberapa akibat: Peningkatan Beban
Pelayanan di RS yang tidak semestinya Penanganan jenazah TIDAK
OPTIMAL, karena Kamar Jenazah RS tidak di disain sebagai “City
Morgue” Indonesia belum memiliki City Morgue
32. CITY MORGUE Diselenggarakan sebagai salah satu
bentuk tanggungjawab Pemerintah Daerah Menangani semua
kematian yang memenuhi kriteria untuk ditangani di City Morgue
kematian tidak wajar (unnatural) Kematian yang mendadak (belum
diketahui penyebabnya) Kematian ditempat umum (jalan raya, pasar,
terminal, bandara, dll) Kematian di fasilitas non kesehatan (lembaga
pemasyarakatan, panti wreda, panti sosial, dll)
33. City Morgue Diharapkan menjadi pusat Pemeriksaan
jenazah dan penentuan sebab kematian Pemulasaraan jenazah
wilayah kerjanya Rujukan kasus Pusat pengumpul data penyebab
kematian di wilayahnya
34. Contoh: DKI JAKARTA Pernah dilakukan analisa untuk
DKI Jakarta Estimasi kematian yang memerlukan city morgue 10 %
dari total kematian Sekitar 20 jenazah per hari memerlukan
penampungan di City Morgue Kemungkinan Jakarta Morgue: -
Tersedia di 5 wilayah kotamadya ATAU - Terpusat di 1 tempat
35. GAMBARAN sebuah Badan Urusan Kematian dan
Medikolegal kab/ kota Pelayanan- Pemeriksaan Jenazah (AF, AK)-
Laboratorium dan penunjang autopsi- Rujukan kasus dari Puskesmas/
RS- Konsultasi medikolegal Penelitian- Basis data mentah- Analisa
data- Publikasi data- Pelaporan data Pendidikan- Kerjasama dengan
institusi pendidikan kedokteran
36. GAMBARAN sebuah Badan Urusan Kematian dan
Medikolegal kab/ kota SUMBER DAYA MANUSIA- Profesional/
fungsional:1. Dokter forensik2. Dokter patologi anatomi3.
Toksikologist4. Epidemiologist5. Ahli statistik, dll- Manajerial/
struktural:1. Pimpinan badan2. Staf badan- Representasi stake
holder1. Dinas kependudukan2. Dinas kesehatan3. Dinas sosial4.
BPS5. Kepolisian, dll
37. TIM REGISTASI PENYEBAB KEMATIAN TIM
FORENSIK PUSAT (bagian dari Tim COD):1. Mengembangkan
konsep city morgue sebagai salah satu upaya peningkatan registrasi
penyebab kematian2. Mendorong dilahirkannya payung hukum yang
kuat untuk pengembangan city morgue dengan menjalin kerjasama
lintas sektor3. Memberikan masukan dari sisi medikolegal terhadap
kegiatan peningkatan registrasi penyebab kematian
38. TIM REGISTASI PENYEBAB KEMATIAN TIM
FORENSIK PUSAT (bagian dari Tim COD):4. Melakukan kegiatan
sosialisasi dan pelatihan5. Membantu penyelesaian konflik medikolegal
di lapangan yang rumit terkait kegiatan peningkatan registrasi
penyebab kematian6. Mengevaluasi pelaksanaan dan menerima
masukan dari kab/kota untuk upaya perbaikan berkelanjutan kegiatan
peningkatan registrasi penyebab kematian7. Membangun jalur
komunikasi langsung dengan dokter forensik perwakilan
kabupaten/kota untuk memperlancar kegiatan peningkatan registrasi
penyebab kematian
39. TIM REGISTASI PENYEBAB KEMATIAN DOKTER
FORENSIK PERWAKILAN KAB/KOTA TERPILIH:1. Mensosialisasikan
pentingnya penanganan kejadian kematian dengan layak dan akurat2.
Menjalin komunikasi langsung dengan dinas kesehatan, dinas
kependudukan, rumah sakit dan puskesmas di kabupaten/ kota untuk
memperlancar kegiatan peningkatan registrasi penyebab kematian3.
Sebagai tempat bertanya dan konsultasi bagi petugas lapangan (dokter
umum, bidan, perawat) mengenai penentuan sebab kematian untuk
meningkatkan registrasi penyebab kematian
40. TIM REGISTASI PENYEBAB KEMATIAN DOKTER
FORENSIK PERWAKILAN KAB/KOTA TERPILIH:4. Berpartisipasi
dalam pengumpulan data penyebab kematian dari pelayanan forensik
setempat : a. Penggunaan surat keterangan kematian & form
keterangan penyebab kematian (revisi terbaru) b. Melaporkan hasil
kegiatan pada dinas kesehatan dan Balitbangkes Kemenkes5.
Memberikan masukan pada tim pusat berdasarkan pengalaman
lapangan melaksanakan kegiatan peningkatan registrasi penyebab
kematian
41. TIM REGISTASI PENYEBAB KEMATIAN DOKTER
FORENSIK PERWAKILAN KAB/KOTA TERPILIH:6. Mendorong
pengembangan sistem registrasi penyebab kematian di kab/kota
melalui konsep city morgue7. Penanganan konflik medikolegal di
lapangan terkait kegiatan peningkatan registrasi penyebab kematian
http://dinkes.pasuruankab.go.id/media.php?module=detailberita&id=44
ditulis oleh : PMK, Last Update Senin, 09 Mei 2011
METODE PEMULASARAAN JENAZAH YANG BERPENYAKIT MENULAR
Cara memandikan jenazah pengidap penyakit menular seperti HIV/AIDS tidak bisa sembarangan. Salah satunya, wajib mengenakan universal precaution (UP), yakni standar perlengkapan kesehatan yang terdiri atas penutup kepala, masker, goggle (penutup hidung), sarung tangan, pakaian steril, dan sepatu bot.
Demikian peragaan yang disampaikan pada pelatihan memandikan jenazah orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di Pendopo Kecamatan Beji,Sabtu (09/09), diprakarsai Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Kecamatan Beji, UPTD Kesehatan Puskesmas Beji dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).
Kepada 40 peserta terdiri dari modin laki-laki dan modin perempuan itu, H. Agus Pudji W., S.Psi, MM mengingatkan, bahwa meski cara memandikannya tetap sama, namun terhadap jenazah penderita HIV/AIDS tidak boleh dipangku seperti ketika memandikan jenazah yang terkena penyakit lain. Wajib gunakan UP (Universal Precaution), \"Memang terlihat ribet dan aneh. Pemulasaraan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan Kewaspadaan Universal tanpa mengabaikan budaya dan agama yang dianut. Setiap petugas kesehatan harus dapat memberikan nasehat dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit menular seperti AIDS, kolera, TBC, demam tipoid.
Prinsip Kewaspadaan Universal adalah memperlakukan setiap cairan tubuh, darah, dan jaringan tubuh manusia sebagai bahan infeksius.
KLORINAir yang dipakai harus clorin supaya virus yang berpotesi menularkan bibit penyakit bisa mati,Untuk percikan darah dianjurkan menggunakan Klorin dari bahan pemutih dengan pengenceran 1:10 sampai 1:100. cara ini akan meminimalkan risiko terpajan darah atau cairan tubuh.
Disebutkan, ada beberapa hal lain yang juga harus diperhatikan, yakni seperti pastikan air bekas memandikan jenazah bisa langsung mengalir ke got atau saluran pembuangan, dan jangan sampai tergenang. Sebab, genangan tersebut memungkinkan terjadinya
penularan virus lain selain HIV/AIDS. \"
Ketika membersihkan jenazah ODHA, para modin tak boleh memangkunya. Cara itu \"Jenazah diletakkan di tempat tidur, sementara modin membersihkan jenazah. Setelah itu, sesegera mungkin jenazah dikafani dan dimakamkan,\" katanya. Dia menyatakan, tak ada perbedaan teknik mengafani jenazah. Para modin tetap menggunakan UP ketika mengafani jenazah ODHA. \"Masyarakat jangan berpikir tindakan tersebut merupakan bentuk diskriminasi. Tapi, itu upaya melindungi modin agar tidak tertular penyakit yang sama,\" ungkapnya
PERSIAPAN * Sarung tangan untuk semua yang akan menangani jenazah * Gaun pelindung * Masker * Kacamata * Kain bersih penutup jenazah * Gunting * Plester kedap air * Kapas atau kasa * Pembalut * Wadah barang berharga * Tempat barang bekas/ kotor
PROSEDUR1. Mencuci tangan2. Semua petugas dan keluarga yang akan menangani jenazah harus mengenakan sarung tangan dan gaun pelindung.3. Kenakan masker dan pelindung mata bila ada kemungkinan terjadi percikan4. Bila ada luka tutup dan plester kedap air5. Lepaskan pakaian kotor dan tempatkan pada tempat yang tersedia6. Atur jenazah dalam posisi terlentang7. Tutup kelopak mata, telinga, mulut dan selubang dengan kapas lembab8. Bersihkan jenazah9. Tempatkan jenazah di tempat yang tersedia
Pemulasaraan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan Kewaspadaan Universal tanpa mengabaikan budaya dan agama yang dianut. Setiap petugas kesehatan harus dapat memberikan nasehat dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit menular seperti AIDS, kolera, TBC, demam tipoid.
Prinsip Kewaspadaan Universal adalah memperlakukan setiap cairan tubuh, darah, dan jaringan tubuh manusia sebagai bahan infeksius.
Sementara itu di Kabupaten Pasuruan sejak tahun1993 s/d agustus 2010 dilaporkan sebanyak 437 kasus dan 215 kasus HIV dan 222 kasus AIDS dengan 78 kasus Kematian. Setiap seorang penderita bisa menularkan ke 100 orang
http://www.slideshare.net/moedawaly/59penatalaksanaanjenasah-hiv-aids
1. Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi SOP /
PROTAP PENATALAKSANAAN JENAZAH PASIEN DALAM
KEWAPADAAN DINI No Dokumen No Revisi Halaman PT-TUMPANG.
UGD-59 00 1/2 Puskesmas Tumpang PROTAP Tanggal Terbit
Disetujui oleh, Kepala UPTD Puskesmas Tumpang UGD 1 Juni 2008
dr. Sri Ratna Murti P NIP. 140228521Pengertian Jenazah adalah
seseorang yang meninggal karena penyakitTujuan 1. Upaya
pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua kondisi 2.
Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat
umumKebijakan 1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada
tenaga medis dan paramedis 2. Peralatan dalam keadaan steril saat
digunakan diawal dan dilakukan strilisasi ulang saat setelah pemakaian
sesuai prosedur sterilisasi alat penanganan jenazah 3. Prosedur disini
dengan semua prosedur semua ditangani oleh petugas mulai saat
memandikan sampai menguburkan kecuali saat mensholati yang akan
dipimpin oleh modin setempat 4. Pelaksana perawatan jenazah adalah
bidan dan perawat tumpang 5. kewaspadaan dini dalam hal ini yang
paling gencar saat ini adalah HIV-AIDS dan FLU burung, tetapi tidak
menutup kemungkinan penyakit –penyakit lain yang
berbahaya.Prosedur Alat Yang Disiapkan : Alat pelindung diri
diantaranya : sarung tangan, pelindung muka (masker dan kaca mata),
gaun/jubah/apron dan pelindung kaki Penatalaksanaan : 1. Petugas
melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik bisa pilih
salah satu antiseptik dan dilanjutkan dengan mencuci tangan kembali
dengan air mengalir selama 2-5 Menit 2. Semua Petugas memakai alat
pelindung semua alat haru dipakai pada saat menangani jenazah untuk
mengurangi pejanan darah dan cairan tubuh jenazah 3. Petugas yang
sudahberpakain lengkap mengangakat jenazah ke meja untuk
dimandikan 4. Setelah selesasi dimandikan jenazah di siram dengan
larutan kaporit , tunggu 5 – 10 menit dan bilas ulang dengan air sampai
kering dengan dosis kaporit dengan konsentrasi 35 % : 14 dr kaporit
dalam 1 liter air, kaporit dengan konsentrasi 60% : 8 gr kaporit dalam 1
liter air, kaporit dengan konsentrasi 70 % :7,1 % gr kaporit dalam 1 liter
air 5. Setelah jenazah kering dilakukan pengkafanan dengan bungkus
kain kafan yang
2. harus dilakukan oleh petugas yang berpakaian lengkap6.
Setelah dikafani pasien dibungkus dengan plastik7. Setelah petugas
selesasi mengakfani petugas menyerahkan ke modin setempat untuk
disholatkan8. Modin memimpin pelaksanaan sholat jenazah sesuai
pelaksanaan sholat jenazah9. Selesai sholat, Selanjutnya jenazah
diangkat oleh petugas ke keranda mayat untuk dibawa ke
pamakaman10. Pada saat sampai petugas menyerahkan kepada
modin untuk melakukan ritual sesuai adat setempat , dan apabila
lubang kuburan sudah siap maka selanjutnya pelaksanaan penguburan
dapat dilaksanakan11. Penguburan dilakukan oleh petugas sampai
jenazah berada di tanah untuk selanjutnya sesuai penguburan di
daerah setempat
3. SOP / PROTAP PENATALAKSANAAN JENAZAH HIV-AIDS
HIV-AIDS No Dokumen No Revisi Halaman PT-TUMPANG. UGD-59
00 2/2 Puskesmas TumpangProsedur Catatan : 1. Air yang digunakan
untuk memandikan jenazah ahatus diawasai dan dan berada dibawah
tanggung jawab petugas kesehatan untuk pengeloaalan selanjutnya
alat- alat disterilisasi atau diposible apabila memungkinkan 2. Semua
hal yang sudah mengenai tubuh jenazah harus dikelola selanjutnya
oleh petugas kesehatan untuk mecegah penularan penyakit berbahaya
tersebut 3. Apabila ada keluarga/modin /masyarakat yang menyentuh
tubuh korban harus siizin petugas kesehatanUnit terkait Kepala desa
setempat, semua petugas kesehatan
Hasil Wawancara dengan Petugas Kamar Mayat
Pengiriman jenazah ke luar kota:
Pada pengiriman jenazah ke luar kota dari Instalasi kedokteran Forensik hanya menyertakan Surat Keterangan Kematian dari dokter yang memeriksa. Setiap jenazah yang dikirim ke tempat yang masih satu pulau tidak perlu pelaporan ke Dinas Kesehatan dan Kepolisian. Jika jenazah dikirim ke luar pulau maka disertakan pelaporan ke Dinas Kesehatan dan Kepolisian.
Perawatan Jenazah dengan HIV / AIDS
Pada jenazah dengan HIV / AIDS, dokter memberitahu penyakit yang diderita jenazah hanya ke kekeluarga jenazah terdekat (suami/istri), bila kurang diperbolehkan memberitahukan ke orang tua korban, keluarga diberikan pilihan apakah jenazah dimandikan di rumah sakit atau dimandikan keluarga sendiri. Jika dimandikan di rumah sakit, petugas menggunakan alat pelindung diri, setelah jenazah dimandikan, disiram dengan larutan kaporit, setelah jenazah kering dilakukan pengkafanan dengan bungkus kain kafan yang dilakukan oleh petugas berpakaian lengkap, setelah itu dibungkus dengan plastik dan penguburan dilakukan oleh petugas atau keluarga sampai jenazah berada di tanah untuk selanjutnya sesuai penguburan seperti biasa di daerah setempat.