25
JURNAL RADIO SWASTA DAN PELESTARIAN SENI BUDAYA DAERAH (Peran Radio 92,5 Swara Slenk FM Dalam Melestarikan Seni Karawitan di Surakarta) Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Diajukan Oleh: Triana Yulianti Sucipto D 0212100

D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

JURNAL

RADIO SWASTA DAN PELESTARIAN SENI BUDAYA DAERAH

(Peran Radio 92,5 Swara Slenk FM Dalam Melestarikan Seni Karawitan di

Surakarta)

Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret

Diajukan Oleh:

Triana Yulianti Sucipto

D 0212100

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

Page 2: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

RADIO SWASTA DAN PELESTARIAN SENI BUDAYA DAERAH

(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peran Radio 92,5 Swara Slenk FM

Dalam Pelestarian Seni Karawitan di Surakarta)

Triana Yulianti Sucipto

Sofiah

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractAs time progresses, broadcast radio tecnology is lagging behind new discoveries, such as television. But even so, not necesarily make the radio left by the listener. New discoveries such as the internet also create a new trend in the world of radio broadcasting. As a mass media, broadcast radio has a function as a distributor of cultural values from one generation, to the next generation. Radio Swara Slenk FM was founded by a pupeteer named Ki Warseno Slenk, has a vision and mision to preserve local arts, especialy local arts of Java.

According to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication studies that see the role of mass media to the wider community and its institutions; And (2) mass communication studies that see the relationship between the media and its audiences, both group and individual. This study aims to describe the role of Radio Swara Slenk FM in preserving the art of karawitan.The conclusion of this research is, Radio Swara Slenk FM able to run its role as mass media in preserving artistry of karawitan in Surakarta. The role is apparent in terms of making music programs that are able to entertain karawitan and educate the public. In addition, there is also a race macapat elementary school as Surakarta, to also introduce the art of karawitan to children from an early age. In certain occasions, Radio Swara Slenk FM also invites listeners to participate directly in the musical program karawitan, so it can stimulate public awareness to participate preserve the art of karawitan and introduce the art of karawitan more broadly.

Keywords : The Role of Mass Media, Local Arts Preservation, Radio Swara Slenk FM.

Page 3: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali macam

kebudayaan. Dengan berbagai karaketeristik yang berbeda, kebudayaan tersebut

mampu menjadi identitas bagi masing-masing daerah di Indonesia. Budaya-

budaya lokal tersebut juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan

domestik dan mancanegara. Namun sayangnya, semakin berkembangnya

teknologi dan maraknya arus globalisasi, kebudayaan lokal perlahan mulai

tergerus dan tergeser oleh budaya Barat yang mulai merasuki jiwa-jiwa generasi

muda saat ini.

Menurut Sri Handayani, Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Semarang (UNNES) dalam wawancara untuk Kompas.com, saat ini banyak anak-

anak muda kurang mengenal kesenian tradisional seperti karawitan, gamelan, dan

juga wayang baik itu wayang kulit, wayang orang, maupun wayang golek, mereka

(anak muda) lebih senang dengan kesenian dan tradisi dari luar yang tidak jelas

benar dari mana asalnya (Kompas, diakses pada Rabu, 25 Januari 2017 pukul

13.35 WIB). Kesenian tradisional tersebut semakin tergeser oleh budaya pop

khas Barat yang dianggap lebih menarik dan modern bagi kalangan muda zaman

sekarang. Padahal, bukan tidak mungkin budaya yang digandrungi anak muda itu

sama sekali tidak memiliki nilai positif.

Menurut Djuarsa Sendjaja dkk. (Morissan, 2009), secara umum studi

komunikasi massa membahas dua hal pokok, yakni: (1) studi komunikasi massa

yang melihat peran media massa terhadap masyarakat luas beserta institusi-

institusinya; dan (2) studi komunikasi massa yang melihat hubungan antara media

dengan audiennya, baik secara kelompok maupun individual. Untuk itu, peran

Radio Swara Slenk FM dalam melestarikan seni Karawitan menjadi perlu untuk

dievaluasi lebih lanjut dan menjadi salah satu bahan kajian dalam penelitian studi

komunikasi massa. Kemampuan media penyiaran, dalam hal ini radio, dalam

menyampaikan pesan kepada masyarakat luas menjadikan radio sebagai objek

penelitian yang penting, terutama dalam ilmu komunikasi.

Page 4: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan

masalah sebagai berikut:

Bagaimana peran serta Radio 92.5 Swara Slenk FM dalam melestarikan seni

Karawitan di Surakarta?

Kajian Teori

1. Radio Sebagai Media Komunikasi Massa

Harold Lasswell mendefinisikan komunikasi dengan pernyataan who

says what in which channel to whom with what effect? (Deddy Mulyana,

2000). Dari pernyataan Lasswell dapat dirumuskan unsur komunikasi sebagai

berikut:

1. Komunikator (communicator, source, sender)

2. Pesan (massage)

3. Media (media, channel)

4. Komunikan (communican, receiver, recipient)

5. Efek (effect, impact, influence)

Dari pendapat Lasswell tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan

melalui suatu media tertentu sehingga menimbulkan efek kepada komunikan.

Media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dapat melalui berbagai

macam, salah satunya adalah media massa. Komunikasi yang menggunakan

media massa sebagai perantara penyampaian pesan disebut komunikasi

massa.

Radio sebagai media komunikasi massa merupakan sebuah kegiatan

penyampaian pesan dari komunikator, kepada komunikan melalui media

massa yakni radio. Perbedaan mendasar antara radio dan televisi adalah radio

sifatnya auditif, sedankan televisi sifatnya audio-visual, oleh karenanya,

penyampaian pesan melalui radio siaran hanya dapat dilakukan dengan

menggunakan bahasa lisan (Onong Uchjana Effendy, 1978). Karena

karakteristik audien radio yang hanya ingin mendengarkan sesuatu yang

Page 5: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

ringan-ringan saja, maka acara yang disiarkan oleh radio cenderung santai

dan penyajiannya akan dibuat semenarik mungkin agar khalayaknya tidak

cepat jenuh. Terlebih lagi khalayak radio cenderung selektif dan mudah

berpaling.

2. Radio Swasta

Radio lahir dari kebutuhan informasi publik. Dalam hal ini radio

memiliki beban tuntutan publik sebagai saluran informasi dalam hubungan

sosial, yang lebih kecenderungan memperkembangkan dan memajukan

kebudayaan (Fred Wibowo, 2012). Informasi, pendidikan, dan hiburan

merupakan tiga muatan utama dari radio siaran dalam fungsinya sebagai

media massa yang berada dalam ranah publik dan dengan demikian menjadi

institusi masyarakat (Fred Wibowo, 2012). Kehadiran radio sebagai institusi

masyarakat, membawa kewajiban radio sebagai medium penyebar informasi

yang diperlukan oleh masyarakat dalam berkomunikasi. Oleh karenanya,

Radio Siaran di tengah masyarakat ada dalam rangka pelayanan informasi

(Fred Wibowo, 2012).

Dalam modal pendiriannya, Stasiun Penyiaran Swasta didirikan dengan

modal awal yang seluruhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan/ atau

badan hukum Indonesia berupa perseroan terbatas (PT). Sumber pembiayaan

radio swasta diperoleh melalui iklan, dan usaha lain yang sah dan terkait

dengan penyelenggaraan penyiaran (Harliantara Harley Prayudha & Andy

Rustam, 2013).

Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2005 mengenai

Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Swasta, dalam hal stasiun radio, maka

pemusatan kepemilikan dan penguasaan stasiun radio swasta oleh satu orang

atau satu badan hukum, baik di satu wilayah siaran maupun di beberapa

wilayah siaran di seluruh Indonesia dibatasi sebagai berikut:

1. Satu badan hukum hanya boleh memiliki satu izin penyelenggaraan

radio.

Page 6: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

2. Paling banyak memiliki saham sebesar 100% pada badan hukum ke

satu sampai dengan ketujuh.

3. Paling banyak memiliki saham sebesar 49% pada badan hukum ke

delapan sampai dengan keempat belas.

4. Paling banyak memiliki saham sebesar 20% pada badan hukum kelima

belas sampai dengan kedua puluh satu.

5. Paling banyak memiliki saham sebesar 5% pada badan hukum kedua

puluh dua dan seterusnya.

3. Program Acara Radio

Menurut Masduki, istilah program di radio dapat dianalogikan sebagai

barang (goods) atau pelayanan (services) (Masduki, 2005). Lebih lanjut

dijelaskan menurut John R. Bittner bahwa program atau kerap disebut pula

dengan istilah acara adalah barang yang dibutuhkan orang sehingga mereka

bersedia mendengarnya. Dalam menyusun program acara di radio tidak bisa

dilakukan dengan sembarangan. Standar yang sangat mendasar dalam strategi

memprogram acara radio adalah (Harliantara Harley Prayudha & Andy

Rustam, 2013):

1. Rumuskan target-target penyiaran, baik dalam pendekatan meraih

pendengar semaksimal mungkin sesuai pilihan segmentasi, serta

pertimbangan memperoleh keuntungan finansial melalui target

periklanan.

2. Pemahaman apa yang dimiliki penyusun program siaran tentang

karakteristik medium radio, terutama yang berkaitan dengan kekuatan

radio maupun kelemahannya.

3. Penempatan waktu peyiaran yang dianggap tepat, berhubungan dengan

kesempatan dan kebiasaan target pendengar mendengarkan siaran radio.

4. Format dan bentuk siaran seperti apa yang menjadi kesukaan target

pendengar. Perumusannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Keseimbangan tujuan menghibur dan menginformasikan.

b. Keseimbangan antara musik dan siaran kata.

Page 7: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

c. Keragaman model acara yang dimungkinkan, seperti program

pemberitaan, drama, requez quis, game, dan acara iklan.

d. Keseimbangan kebutuhan khalayak yang mendengarkan radio sebagai

refleksi peran radio terhadap kebutuhan pendengar.

5. Elemen atau unsur siaran apa saja yang menjadi kebutuhan acara,

berkaitan dengan isi siaran yang dibutuhkan pendengar. Karenanya

penyusunan program mempertimbangkan elemen dasar yang dibutuhkan,

menyangkut musik, informasi, bunyi-bunyian, kepenyiaran, dan materi

lainnya. Kebutuhan-kebutuhan elemen menyesuaikan desain program

sebagai turunan dan penetapan format siaran dan target segmentasi.

6. Kegiatan merencanakan program siaran standar lainnya gunakan aktivitas

riset khalayak sebagai pendekatan yang lebih terukur, walaupun saat ini

masih banyak yang mengandalkan asumsi atau insting.

Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas

mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Secara garis

besar, berdasarkan jenisnya program dibagi menjadi 2, yakni program

informasi, dan program hiburan (Morissan, 2009). Program informasi lebih

lajut dibagi lagi menjadi 2 jenis yakni program berita keras (hard news) yang

merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan, dan berita

lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini.

Sementara itu program hiburan dibagi menjadi 3 kelompok, yakni program

musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan.

4. Peran Media Massa Dalam Pelestarian Seni Budaya

Menurut Harold Lasswell, media massa memiliki fungsi sebagai berikut

(Darwanto, 2007):

1. Media massa memiliki peran sebagai pengamat lingkungan (the

surveillance of the environment).

2. Media massa mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh

dengan kebutuhan khalayak sasaran karena komunikator lebih

Page 8: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

menekankan pada seleksi evaluasi interpretasi (the correlation of part of

society inresponding to the environtmen).

3. Media massa berperan sebagai penyalur nilai-nilai budaya dari satu

generasi ke generasi berikutnya (the transmission of the social heritage

from one generation to the next).

Dari yang telah dikemukakan oleh Lasswell mengenai fungsi utama

media massa, maka dapat dijabarkan bahwa, pertama media massa merekam

informasi yang berada dalam masyarakat. Dalam hal ini media massa berlaku

sebagai pengamat. Media massa mengamati dan kemudian merekam

informasi yang dapat berupa kejadian atau peristiwa yang ada di masyarakat

untuk kemudian disebarluaskan. Kedua, media massa melakukan seleksi

mengenai informasi-informasi apa saja yang harus beredar di masyarakat.

Seleksi ini dilakukan untuk membatasi arus informasi di masyarakat, dan bisa

juga dilakukan untuk mengarahkan pemikiran masyarakat terhadap suatu hal.

Ketiga, media massa menjadi sarana penyaluran warisan sosial dan budaya di

masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Media massa dapat

massa menjadi media dalam melestarikan nilai-nilai budaya yang ada di

masyarakat, sehingga nilai-nilai tersebut tidak luntur.

Menurut Fred Wibodo (2012), terdapat 3 muatan utama yang terkandung

di dalam radio siaran dalam fungsinya sebagai media massa, yakni informasi,

pendidikan, dan hiburan. Di balik muatan informasi, pendidikan, dan hiburan,

terdapat substansi yang sangat bermakna dari fungsi keberadaan radio siaran.

Substansi ini bersangkut paut dengan nilai-nilai yang seharusnya terus

dikembangkan oleh media komunikasi apapun, yakni menjadikan kehidupan

manusia ini menjadi lebih insani dalam konteks kesatuan dan keserasian

dengan seluruh alam lingkungannya. Dengan kata lain, media massa

membangun kehidupan yang semakin berkebudayaan.

Pada dasarnya, media massa memiliki sifat transitory atau meneruskan.

Melalui sifat media massa sebagai penerus, media massa menjadi perantara

pesan yang kemudian diteruskan kepada khalayak. Dalam hal ini media

massa meneruskan pesan berupa budaya kepada masyarakat. Media massa

Page 9: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

menyiarkan nilai-nilai kebudayaan yang kemudian diterima oleh masyarakat

dan diapresiasi secara berkelanjutan. Sehingga nantinya nilai-nilai

kebudayaan tersebut akan terus ada dan berkembang di masyarakat.

Dalam buku “Theories of Mass Communication”, Melvin de Fleur

menjelaskan bahwa hal terpenting dalam teori komunikasi kontemporer

adalah bagaimana mengukur pengaruh (effect) komunikasi terhadap

kehidupan masyarakat (Eduard Depari & Colin Andrews, 1995). Lebih lanjut,

Melvin de Fleur juga memberikan contoh misalnya, bagaimana komunikasi

mempengaruhi ide politik masyarakat atau pola pemilihan mereka dalam

pemilihan umum? Atau bagaimana komunikasi mempengaruhi pilihan

masyarakat terhadap produk tertentu?

Media massa memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan

masyarakat. Media massa dapat mempengaruhi pikiran masyarakat mengenai

suatu hal. Media massa juga dapat mengarahkan pemikiran atau pandangan

masyarakat terhadap suatu isu. Pengaruh yang diberikan oleh media massa

sangat besar dan berkaitan dengan berbagi aspek. Misalnya sifat komunikator,

isi media, serta sifat khalayak atau komunikan. Yang menjadi persoalan yakni

seberapa jauh aspek-aspek tersebut turut berperan dalam penentuan

tanggapan oleh khalayak yang berhadapan dengan media.

Lazarsfeld dan Merton menjelaskan bahwa sebenarnya media massa

hanya berpengaruh dalam memperkokoh norma-norma budaya yang berlaku.

Keduanya mengasumsikan bahwa media bekerja secara konservatif dan

hanya menyesuaikan diri dengan norma-norma budaya masyarakat seperti

selera dan nilai-nilai, daripada memimpin mereka untuk membentuk norma-

norma yang baru (Eduard Depari & Colin MacAndrews, 1995).

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa media massa

memiliki kemampuan untuk memperkuat norma-norma budaya melalui

informasi-informasi yang disampaikan setiap harinya. Selain itu, media massa

juga mampu mengaktifkan perilaku tertentu dalam individu, apabila informasi

yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan individu dan tidak bertentangan

dengan norma-norma budaya yang berlaku. Media massa bahkan dapat

Page 10: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

menumbuhkan norma-norma budaya baru dalam perilaku selama norma

tersebut tidak dihalangi oleh hambatan-hambatan sosial budaya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan menggunakan

pendekatan kualitatif, yang bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu

gejala sosial yang diteliti (Y. Slamet, 2006). Lebih lanjut dirinya juga menjelaskan

bahwa dalam penelitian deskriptif, peneliti mendeskripsikan suatu gejala

berdasarkan pada indikator-indikator yang dia jadikan dasar dari ada tidaknya

suatu gejala yang dia teliti.

Lokasi penelitian ini dilakukan di Stasiun Radio Swara Slenk FM yang

berlokasi di kawasan Kranggan RT 02/ RW 18 Makamhaji, Surakarta, Sukoharjo.

Lokasi ini dipilih berdasarkan keterkaitan penelitian mengenai peran radio

komunitas dalam melestarikan seni karawitan di Surakarta.

Penelitian ini mengamati objek yakni program acara musik Karawitan yang

disiarkan oleh Radio Swara Slenk FM, dari sini peneliti nantinya akan melihat dan

mengamati bagaimana Radio Swara Slenk FM menjalankan perannya dalam

melestarikan seni Karawitan di Surakarta.

Sementara itu, subjek dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang dianggap

mengetahui dan memahami mengenai permasalahan yang diteliti. Pihak-pihak

yang menjadi subjek penelitian di antaranya adalah perwakilan dari elemen

masyarakat, yakni Radio Swara Slenk FM, seniman Karawitan, kalangan

budayawan, dan masyarakat pendengar acara musik karawitan di Radio Swara

Slenk FM.

Peneliti menggunakan 2 sumber data, yakni data primer yang dikumpulkan

dan diolah sendiri oleh peneliti, dan data sekunder sebagai data pedukung yang

didapat dari pustaka penunjang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

wawancara, observasi, dan pengumpulan data kepustakaan. Peneliti mewawancara

piak-pihak yang dianggap mengerti pokok permasalahan yang sedang diteliti.

Page 11: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

Pihak-pihak yang diwawancara di antaranya adalah 2 orang perwakilan dari Radio

Swara Slenk FM, dan 4 orang pendengar.

Peneliti menggunakan teknik validitas data dengan metode triangulasi

sumber, yakni membandingkan dan mengecek kembali derajat kepecayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda (Kriyantono, 2008).

Untuk teknik analisis data, peneliti menggunakan metode analisis interaktif, yang

terdiri dari 3 komponen utama, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi (Sutopo, 2006).

Sajian dan Analisis Data

Peran Radio Swara Slenk FM Dalam Melestarikan Kesenian Karawitan

a. Pengaruh Keberadaan Radio Swara Slenk FM Dalam Menayangkan

Program Acara Karawitan

Menurut Harold Lasswell (Darwanto, 2007), media massa memiliki

peran sebagai penyalur nilai-nilai budaya dari satu generasi, ke generasi

selanjutnya. Dari pendapat Lasswell tersebut, dapat dijabarkan bahwa,

media massa menjadi sarana penyaluran warisan sosial dan budaya di

masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Media massa dapat

menjadi media dalam melestarikan nilai-nilai budaya yang ada di

masyarakat, sehingga nilai-nilai tersebut tidak luntur.

Dalam rangka melestarikan kesenian Jawa, khususnya kesenian

karawitan, Radio Swara Slenk FM membuat beberapa acara yang

menyajikan kesenian Karawitan sebagai hiburan utamanya. Terdapat lima

acara yang menyajikan karawitan di Radio Swara Slenk FM, diantaranya

adalah Palaran, Kembang Setaman, Klenengan Nyes, Ronda-Ronda, dan

Sekar Macapat.

Menamakan diri sebagai radio budaya, dan memiliki tujuan utama

dalam melestarikan kebudayaan, tentunya Radio Swara Slenk FM

memiliki strategi tersendiri dalam mencapai tujuannya itu. Sejalan dengan

itu, Radio Swara Slenk FM memiliki komitmen nyata dalam melestarikan

kesenian Karawitan dengan mempertahankan dan menjadikan lebih baik

Page 12: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

acara-acara musik karawitan di Radio Swara Slenk FM. Selain itu, Radio

Swara Slenk FM juga merangkul lembaga-lembaga lain agar tujuan

pelestarian kesenian karawitan lebih mudah dicapai. Lembaga-lembaga

tersebut diantaranya adalah Kraton Surakarta, Taman Budaya Jawa

Tengah, Balai Sudjatmoko, ISI Surakarta, dan SMKI atau SMK 8.

Agar tujuan pelestarian kesenian karawitan semakin mudah tercapai,

Radio Swara Slenk FM tidak hanya menyiarkan siaran musik karawitan

begitu saja, melainkan juga mengajak pendengar untuk turut berpartisipasi

dalam acara tersebut. Salah satu acara dimana pendengar dapat menjadi

pengisi acara adalah acara Sekar Macapat. Dalam acara tersebut,

pendengar dapat datang langsung untuk mengisi acara pada saat on air,

datang untuk direkam kemudian disiarkan di kemudian hari, atau

berpartisipasi secara langsung melalui melalui telepon.

Sayangnya, pendengar yang secara sukarela mau berpartisipasi

mengisi acara masih didominasi oleh orang-orang dewasa di atas usia 30

tahun. Partisipasi pendengar usia di bawah itu masih sedikit sekali. Untuk

menyiasati itu, pihak Radio Swara Slenk FM mengadakan perlombaan

Nembang Macapat untuk anak-anak usia taman kanak-kanak dan sekolah

dasar yang rutin diadakan setiap dua tahun sekali dalam rangka

memperingati ulang tahun Radio Swara Slenk FM. Juri-juri yang menilai

perlombaan tersebut berasal dari berbagai kalangan praktsi yang mengerti

mengenai kesenian karawitan, khususnya nembang macapat, seperti

misalnya seniman karawitan, guru kesenian karawitan, dosen karawitan,

dan lain sebagainya.

Dalam fungsinya sebagai media massa, Harold Lasswell (Darwanto,

2007) radio memiliki kewajiban untuk mengadakan korelasi antara

informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran karena

komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi interpretasi. Jika

dilihat dari pemaparan di atas, Radio Swara Slenk FM telah memberikan

dampak bagi kemajuan masyarakat melalui pengelolaan informasi dan

hiburan yang mampu menarik pendengar, khususnya dalam aspek budaya.

Page 13: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

Dengan memanfaatkan potensi lokal, Radio Swara Slenk FM mampu

mengolah informasi yang ada, dalam hal ini kesenian daerah, menjadi

menarik untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dilihat dari manfaat yang

dirasakan oleh masyarakat secara langsung, Radio Swara Slenk FM telah

memenuhi kebutuhan pendengar dengan menjadi saluran informasi dan

penyedia hiburan yang disukai oleh masyarakat

b. Tayangan Kesenian Karawitan Sebagai Hiburan Budaya Mulai Disukai

Masyarakat

Menurut Fred Wibowo (2012), terdapat tiga muatan utama yang

terkandung dalam sebuah siaran radio dalam fungsinya sebagai media

massa, yakni informasi, pendidikan, dan hiburan. Dalam rangka

menjalankan fungsinya sebagai media hiburan, radio membuat program

acara yang mampu menarik pendengar. Ketika pendengar tertarik dengan

materi yang disiarkan, dalam hal ini pendengar terhibur dengan materi

tersebut, maka proses penyerapan informasi akan lebih mudah diterima

oleh pendengar.

Sebagai media massa lokal, Radio Swara Slenk FM juga memiliki

fungsi hiburan bagi pendengarnya. Maka dari itu, Radio Swara Slenk FM

pun memiliki program-program acara yang mampu menghibur dan

menarik pendengarnya. Salah satunnya adalah program acara musik

Karawitan, yang juga merupakan salah satu kesenian tradisional Jawa.

Terdapat beberapa acara musik karawitan di Radio Swara Slenk FM

dengan pendengar setia yang banyak. Selain bertujuan untuk melestarikan

kesenian karawitan, program acara tersebut juga menjadi hiburan bagi

pendengarnya.

Program acara yang disiarkan oleh Radio Swara Slenk FM selain

memiliki fungsi untuk melestarikan kesenian karawitan, juga berfungsi

untuk menghibur pendengar. Anggapan mengenai program siaran juga

memiliki manfaat sebagai hiburan muncul di kalangan pendengar sebagai

penikmat utama. Ketika ditanya mengenai apakah siaran kesenian

karawitan di Radio Swara Slenk FM menghibur atau tidak, secara umum

Page 14: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

pendengar menanggapi positif. Dan memang motivasi utama pendengar

adalah untuk mencari hiburan.

Dari hasil wawancara peneliti terhadap pendengar acara siaran musik

karawitan Radio Swara Slenk FM mengenai sejauh mana acara musik

karawitan di Radio Swara Slenk FM mampu menghibur pendengarnya,

peneliti sampai pada kesimpulan bahwa program acara musik karawitan

di Radio Swara Slenk FM memang disukai pendengar dan menjadi

hiburan yang berbudaya. Siaran yang selalu menampilkan unsur

kebudayaan menjadi alasan paling umum yang diutarakan oleh responden.

Banyak manfaat yang diperoleh dari acara siaran musik karawitan, selain

sebagai hiburan, siaran musik karawitan di Radio Swara Slenk FM juga

menjadi sarana edukasi bagi pendengarnya, karena pendengar dapat

belajar mengenai kesenian musik karawitan melalui acara-acara yang

disiarkan.

Kesimpulan dan Saran

Peran serta Radio Swara Slenk FM dalam melestarikan kesenin karawitan

terlihat dari pertama, dibuatnya beberapa program acara karawitan yang

ditayangkan secara rutin di Radio Swara Slenk FM. Penyiaran program acara

musik karawitan menjadi sarana hiburan dan edukasi yang menarik bagi

pendengar. Kedua, mengadakan perlombaan macapat tingkat SD. Melalui

kegiatan ini, sasaran pendengar tidak hanya pada pendengar-pendengar dewasa,

melainkan juga dapat menyasar pada pendengar anak-anak. Ketiga, mengajak

masyarakat untuk berpartisipasi dalam program acara kesenian karawitan dalam

bentuk menjadi pengisi acara maupun dialog interaktif.

Karena kekurangan sumber daya manusia, kegiatan siaran langsung karawitan

sudah tidak lagi dilakukan. Padahal pada saat siaran langsung tersebut, pendengar

dapat datang dan melihat langsung bagaimana para seniman memainkan alat

musik gamelan. Melalui kegiatan siaran langsung tersebut, penonton yang hadir

dapat terhibur dan juga menjadi sarana edukasi. Alangkah baiknya jika kegiatan

siaran langsung program musik karawitan kembali dilakukan. Agar tujuan Radio

Page 15: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

Swara Slenk FM dalam melestarikan kesenian Jawa juga semakin mudah tercapai.

Untuk menyiasati kekurangan SDM yang dikeluhkan, pihak Radio Swara Slenk

FM dapat merekrut voluntir atau sukarelawan.

Daftar PustakaAstuti, Santi Indra. (2008). Jurnalisme Radio Teori dan Praktek. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.Darwanto. (2007). Televisi Sebagai Media Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Depari, Eduard; MacAndrews, Colin. (1995). Peranan Komunikasi Massa Dalam

Pembangunan. Yogyakarta: UGM PressDjamal, Hidajanto; Fachruddin, Andi. (2011). Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah,

Organisasi, dan Regulasi. Jakarta: Kencana.Effendy Onong Uchjana. (1993). Televisi Siaran Teori dan Praktek. Bandung:

Mandar Maju.Effendy, Onong Uchjana. (1978). Radio Siaran, Teori dan Praktek.

Bandung:Penerbit Alumni.Kompas. (2008).

http://nasional.kompas.com/read/2008/09/14/02422737/anak.muda.ogah.melirik.seni.tradisional, diakses pada Rabu, 25 Januari 2017 pukul 13.35 WIB.

Kridalaksana, Harimurti; Rahyono, F.X; Puspitorini, Dwi; Widodo, Supriyanto; Darmoko. (2001). Wiwara, Pengantar Bahasa dan Kebudayaan Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti; Rahyono, F.X; Puspitorini, Dwi; Widodo, Supriyanto; Darmoko. (2001). Wiwara, Pengantar Bahasa dan Kebudayaan Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Masduki. (2004). Perkembangan dan Problematika Radio Komunitas di Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 1, Nomor 1, Juni 2004: 73-86.

Morissan. (2009). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada.

Mubah, Safril. (2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Surabaya: Universitas Airlangga

Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurudin. (2013). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.Prayudha, Harliantara Harley; M, Andy Rustam. (2013). Radio Is Sound Olny:

Pengantar dan Prinsip Penyiaran di Era Digital. Jakarta: Broadcastmagz Publisher.

Rakhmat, Jalaludin. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slamet, Y. (2006). Metode Penelitian Sosial. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Page 16: D0212100.…  · Web viewAccording to Djuarsa Sendjaja et al. (Morissan, 2009), in general the study of mass communication discusses two main points, namely: (1) mass communication

Soedarsono. (1992). Pengantar Aprsiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.Sutopo, H. B. (2006). Metode Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya

Dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.Undang-Undang NO. 32 tahun 2002 Tentang Penyiaran.Wibowo, Fred. (2007). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus.