57
BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Based Information System Dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat ini telah banyak perusahaan yang telah mengembangkan sistem informasi untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Perusahaan menggunakan sistem informasi tersebut bertujuan untuk dapat mendapatkan informasi, keperluan akan informasi tersebut yang akan membuat perusahaan dapat bergerak dengan cepat dalam hal menentukan strategi setiap perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat merealisasikan peluang yang ada. Sehingga perusahaan dapat berkompetisi dengan para kompetitor bisnis tersebut. Pada sistem informasi berbasis komputer diperlukannya arsitektur IT dan infrastruktur IT yang menjadi dasar dalam sistem informasi pada suatu organisasi. Suatu sistem informasi berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Sistem informasi berbasis komputer merupakan sebuah sistem yang menggunakan teknologi komputer untuk melakukan beberapa atau semua tugas yang ada dalam organisasi atau perusahaan. 7

CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

BAB 2

LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Computer Based Information System

Dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat ini telah banyak

perusahaan yang telah mengembangkan sistem informasi untuk mendukung kegiatan

operasionalnya. Perusahaan menggunakan sistem informasi tersebut bertujuan untuk

dapat mendapatkan informasi, keperluan akan informasi tersebut yang akan membuat

perusahaan dapat bergerak dengan cepat dalam hal menentukan strategi setiap

perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat merealisasikan peluang yang ada.

Sehingga perusahaan dapat berkompetisi dengan para kompetitor bisnis tersebut.

Pada sistem informasi berbasis komputer diperlukannya arsitektur IT dan

infrastruktur IT yang menjadi dasar dalam sistem informasi pada suatu organisasi.

Suatu sistem informasi berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,

menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.

Sistem informasi berbasis komputer merupakan sebuah sistem yang

menggunakan teknologi komputer untuk melakukan beberapa atau semua tugas yang

ada dalam organisasi atau perusahaan.

Gambar 2.1 Piramida Sistem Informasi

(A.Hall, 2007)

7

Page 2: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

8

Pada gambar 2.1 merupakan gambaran piramida sistem informasi yang menjadi

komponen dan gambaran penting dalam sistem informasi, pada piramida sistem

informasi tersebut terdapat infrastruktur dari teknologi informasi yang menjadi dasar

pada suatu sistem informasi itu dapat berjalan. Tujuan dari gambaran piramida

sistem informasi ini adalah untuk memahami arah arus informasi dari proses

operasional hingga eksekutif sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dapat

bermanfaat bagi perusahaan terhadap pengembangan apa yang masih dibutuhkan

oleh perusahaan tersebut. Dalam memahami arus informasi pada perusahaan tersebut

diperlukannya infrastrukur teknologi informasi yang menjadi dasar pada piramida

sistem informasi tersebut. Pada infrastruktur teknologi informasi memiliki komponen

yang menjadi dasar pada penerapan sistem informasi berbasis komputer. Komponen

teknologi informasi tersebut antara lain hardware, software, dan communication

technologies. Ketiga komponen tersebut merupakan fondasi untuk semua sistem

informasi keseluruhan pada perusahaan. Komponen pada infrastruktur teknologi

informasi tersebut digunakan oleh para personnel/pengguna untuk menghasilkan IT

service yang mengandung manajemen data, pengembangan sistem, dan masalah

keamanan pada sistem yang nantinya akan digunakan oleh tiap bagian dari sistem

informasi organizational yang digambarkan pada piramida sistem informasi tersebut.

bagian dari sistem informasi organizational tersebut dibagi menjadi lima bagian

tingakatan manajemen anatara lain :

1. Manajemen Puncak : merupakan tingkatan strategi yang menetapkan suatu

tujuan perusahaan dan bertanggung jawab atas perencanaan jangka panjang

pada perusahaan.

2. Manajemen Menengah : bertanggung jawab atas segala aktivitas perencanaan

dan dan menentukan tujuan jangka pendek yang menunjang kebutuhan

manajemen tingkat puncak.

3. Manajemen Operasional : pada manajemen operasional secara langsung

bertanggung jawab atas pengendalian operasional harian.

4. Personal Level : personal level merupakan penggerak dari proses bisnis

perusahaan dan dilakukan melalui proses transaksi.

Pada piramida sistem informasi setiap area fungsional pada organisasi

memiliki kumpulan aplikasi dan sistem informasi yang dapat digunakan untuk

Page 3: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

9

menunjang kebutuhannya. Seperti contoh sistem informasi penjualan, sistem

informasi keuangan, dan sebagainya. Transactional processing system yang

mendukung pemantauan, pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data dari

transaksi bisnis dasar pada organisasi, dan masing – masing menghasilkan data.

Sebagai contoh staff admin menjadi area untuk segala proses transaksi. Konsep

piramida sistem informasi ini diterapkan dalam menentukan dekomposisi fungsi pada

bab 3.4 sehingga dapat mengetahui apa yang masih dibutukan dalam melakukan

pengembangan sistem. Pengembangan sistem tersebut akan didukung dengan sistem

informasi itu sendiri, berikut merupakan tipe information system pada perusahaan,

antara lain :

1. Executive Information System

2. Transaction Processing Systems

3. Management Information Systems

4. Decision Support System

Dari tipe sistem informasi ini dapat dipetakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan

dari tiap level pada organisasi yaitu :

Tingkatan Organisasi Tipe SI

Manajemen Puncak Executive Information System

Manajemen menengah Decision Support System

Manajemen Operasional Management Information System

Personal Level Transactional Processing System

2.2 Business Intelligence (BI) Business Intelligence (BI)

2.2.1 Pengertian Business Intelligence

Business Intelligence merupakan istilah umum yang mengkombinasikan dan

menggabungkan arsitektur, tools, basis data, analytical tools, aplikasi, dan

metodologi. (Turban, Sharda, & Delen, 2011). Tujuan utama dari BI adalah untuk

memungkinkan dan menciptakan akses interaktif yang dapat bersifat realtime,

sehingga dapat membantu area manajemen bisnis dan pendukung keputusan strategis

pada perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam perusahaan.

Page 4: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

10

BI bukanlah sebuah produk maupun sistem melainkan BI merupakan

arsitektur dan operasional serta aplikasi pendukung keputusan terintegrasi yang

menyediakan akses yang mudah ke data bisnis. (Larissa T.Moss, 2003). Dengan kata

lain, business intelligence merupakan bentuk implementasi yang dapat digunakan

oleh perusahaan untuk mengolah data menjadi informasi, dan kemudian informasi

tersebut diolah kembali menjadi intelligence sehingga dapat membantu proses

analisis data perusahaan lebih efektif. Contohnya yaitu dengan BI perusahaan dapat

melakukan forecasting terhadap penjualan dalam beberapa waktu mendatang dengan

tujuan meningkatkan pendapatan dan mengurangi cost. BI merupakan bagian dari

EIS, jadi untuk mencapai suatu penerapan EIS yang berkualitas memerlukan cara,

dan BI yang menjadi solusi dalam penerapan EIS tersebut.

2.2.2 Komponen Business Intelligence

Business Intelligence memiliki 4 komponen utama yang mendukung suatu

kinerja dari penerapan BI tersebut yaitu data warehouse, business analytics,

Managers/executives BPM Strategies, dan user interface. (Turban, Sharda, & Delen,

2011).

Gambar 2.2 Alur kerja BI

(Turban, Sharda, & Delen, 2011)

Page 5: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

11

1. Data warehouse

Data warehouse merupakan kumpulan data yang telah diringkas dan

terintegrasi dari data operasional maupun data external, bersifat berorientasi

subjek, integrated, tidak mengalami perubahan dan mempunyai variasi

waktu. Data yang mentah yang telah didapatkan tersebut dikumpulkan dalam

media penyimpanan data warehouse, dan nantinya dilakukan pengolahan

oleh tools BI. Hasil dari pengolaan data tersebut digunakan sebagai

pendukung pihak manajemen dalam mengambil keputusan.

2. Business analytics

Pada business analytics ini memiliki fungsi untuk mengolah data yang

telah disimpan oleh data warehouse. End user dapat mengolah data dan

informasi dalam data warehouse dengan menggunakan tools dan teknik yang

bervariasi (Turban, Sharda, & Delen, 2011).Tools dan teknik tersebut terbagi

dalam 2 kategori utama yaitu :

1. Laporan dan queries : Business analytics termasul kedalam kategori

reporting, semua tipe query, penemuan informasi baru, multi dimensional

view, drilldown yang bersifat static dan dinamis.

2. Data, text, dan web mining dan perangkat statistik lainnya :

Merupakan tools yang berfungsi untuk melakukan pencarian relasi yang

tidak diketahui dan informasi yang ada dalam database yang besar atau

data warehouse.

3. Managers/Executives BPM Strategies

BPM memunculkan suatu portofolio dari aplikasi dan metodologi

yang berisikan arsitektur BI. BPM mengembangkan monitoring, pengukuran,

dan perbandingan antara penjualan, keuntungan, biaya, profitabilitas, dan

indikator performa lainnya dengan memperkenalkan konsep manajemen dan

feedback. BPM mencakup proses seperti perencanaan dan forecasting sebagai

inti prinsip strategis bisnis. BPM menyediakan fitur top-down untuk

mengembangkan strategi perusahaan.

Page 6: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

12

4. User Interface

Dashboard merupakan salah satu bagian dalam user interface pada

BI. Dashboard berfungsi untuk mendukung manajer dan pihak eksekutif

dalam organisasi, dashboard menyediakan akses cepat untuk menyampaikan

informasi terstruktur secara aktual dalam bentuk laporan. (Rainer &

Cegielski, 2007).

Gambar 2.3 Contoh performance dashboard

(Dundas Software,

demos1.dundas.com/DundasGauge/Marketing-Dashboard/Summary.aspx)

Menurut Eckerson (2006), dashboard memiliki fitur yang paling khas

yaitu tiga lapisan atas informasi antara lain :

1. Monitoring : dalam fitur monitoring ini dapat menyampaikan status

kinerja yang sedang terjadi secara real kepada user. Dalam fitur ini

menyediakan gaugemeter yang berfungsi untuk mengamati

perbandingan terhadap suatu pengukuran yang telah ditargetkan.

Page 7: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

13

2. Analysis : pada fitur analisis ini berfungsi untuk membantu user

dalam memantau performance dashboard dengan memberikan

informasi berupa batasan terhadap suatu pengukuran tersebut, pada

analisis ini juga meringkas dimensi data untuk menganalisis akar

penyebab dari suatu masalah yang dihadapi.

3. Management : data operasional yang bersifat rinci yang dapat

membantu eksekutif untuk mengidentifikasi terhadap langkah apa

yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam

perusahaan tersebut.

Menurut Rainer & Cegielski (2007), dashboard yang merupakan

evolusi dari EIS tersebut memiliki tujuh kemampuan utama dalam

menyajikan informasi bagi para eksekutif, antara lain :

Tabel 2.1 Kemampuan performance dashboard

Kemampuan Penjelasan

Drill Down Kemampuan untuk memberikan detil

informasi pada beberapa level, dapat

dilakukan pada beberapa menu atau

query.

Critical success factors (CSFs) Faktor yang bersifat kritis yang

mendukung kesuksesan terhadap bisnis.

Key performance indicators ( KPIs) Pengukuran spesifik dari CSF

Status Access Data terakhir yang tersedia dalam KPI.

Idealnya tersedia secara realtime.

Trend Analysis Tren jangka pendek, menengah,

danjangka panjang suatu KPI yang

diproyeksikan menggunakan metode

forecasting.

Ad-hoc Analysis Analisis yang dilakukan setiap saat atas

permintaan dan semua yang dibutuhkan.

Laporan Memberikan laporan yang menekankan

terhadap deviasi dari batas tertentu.

Page 8: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

14

2.3 Data Warehouse

2.3.1 Pengertian Data Warehouse

Data warehouse merupakan kumpulan terintegrasi yang terdapat dari basis

data yang bersifat beroientasi pada subjek yang dirancang untuk mendukung fungsi

sistem pengambil keputusan, dimana setiap unit dari data relevan pada kejadian

tertentu. Data warehouse mencakup data atomik dan simpulan data yang ringkas.

(Inmon, 2005).

Dalam membuat data warehouse diperlukan proses ETL yang berfungsi

untuk menyaring data, dan menghindari terhadap tidak konsistennya pada data

operasional yang dipindahkan ke dalam suatu data warehouse. Sehingga dengan

ETL data yang masuk ke dalam data warehouse merupakan data yang berguna dan

memilki value dan konsisten. Jadi pada penerapan executive information system,

business intelligence yang merupakan tools dari penerapan EIS tersebut memerlukan

data source perusahaan, salah satu solusi untuk mendapatkan data source tersebut

menggunakan data warehouse. Adapun karakteristik dari data warehouse yang akan

dijelaskan pada subbab 2.3.2 mengenai karakteristik data warehouse.

2.3.2 Karakteristik Data Warehouse

Data warehouse memiliki karakteristik utama yang bersifat fundamental.

(Inmon, 2005) antara lain :

1. Subject oriented : data diorganisir berdasarkan subjek secara detil, seperti

penjualan, produk atau pelanggan. data warehouse dibangun untuk

memenuhi kebutuhan analisis data berdasarkan subjek tertentu dan hanya

berisikan informasi yang bersifat relevan untuk mendukung dalam

pengambilan keputusan. Terdapat perbandingan antara subjek data pada

data warehouse dengan subjek yang ada pada data kegiatan operasional

yang dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Perbandingan subjek datawarehouse dengan Data operasional

Perbedaan Data warehouse Dataoperasional

Maksud perancangan Untuk kegiatan

analisis perusahaan

Untuk kegiatan

opersaional

Page 9: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

15

perusahaan.

Lingkungan

perancangan

Terletak pada

subjek utama

Terletak pada proses

yang dilakukan

perusahaan.

Data yang disimpan Data analisis dari

kumpulan data

operasional dan

bersifat statis

Data detil dari hasil

kegiatan perusahaan

dan bersifat dinamis.

Pengguna Managerial user

dalam jumlah yang

relatif sedikit.

Operasional user

dalam jumlah yang

relatif banyak.

2. Integrated :karena sumber data yang didapat dari sistem aplikasi

enterprise yang berbeda-beda, sumber data ini sering tidak konsisten,

misalnya memiliki format yang berbeda. Sumber data yang terintegrasi

harus dibuat secara konsisten untuk menampilkan data yang terintegrasi

satu sama lain kepada pengguna (Inmon, 2005).

Page 10: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

16

Gambar 2.4 Contoh Integrasi

(Inmon, 2005)

3. Time variant : Datawarehouse bersifat historical, data yang tersimpan

pada data warehouse hanya valid pada waktu tertentu. Data yang

digunakan untuk analisis berasal dari berbagai sumber dan berisikan

beberapa titik waktu seperti harian, mingguan dan bulanan. Data

historical tersebut digunakan untuk mendeteksi tren, deviasi, dan relasi

jangka panjang untuk peramalan dan perbandingan yang nantinya akan

digunakan untuk mendukung dalam pengambilan keputusan.

Gambar 2.5 Contoh Time Variancy

(Inmon, 2005)

Page 11: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

17

4. Nonvolatile : proses pengubahan tidak dapat dilakukan pada data

warehouse, seperti update tidak dapat dilakukan secara real time

melainkan dilakukan melalui refresh dari sistem operasional dalam basis

regular. Data baru selalu ditambahkan sebagai tambahan. Database secara

terus menerus akan mengambil data baru dan menggabungkannya dengan

data sebelumnnya.

Gambar 2.6 Contoh Non-volatile

(Inmon, 2005)

2.4 ETL (Extract, Transform, Load)

` Hal terpenting dari sisi teknis pada proses data warehouse adalah extract,

transform, load (ETL). Proses ETL merupakan komponen integral pada proyek

apapun yang sifatnya berpusat pada data. Pada proyek tersebut, proses ETL

umumnya memakan waktu sekitar 70 persen.

Proses ETL terdiri dari extraction (yaitu membaca data dari satu atau lebih

database), transformation (yaitu merngkonversi data yang diekstraksi dari bentuk

sebelumnya ke bentuk data yang seharusnya agar dapat ditempatkan pada data

warehouse ataupun database lainnya), dan load (yaitu memasukkan data ke dalam

data warehouse). Proses transformasi terjadi dengan menggunakan aturan atau

tabel acuan atau dengan mengkombinasikan data dengan data lainnya. Fungsi

ketiga database diintegrasikan ke dalam satu tool untuk menarik data dari satu atau

lebih database dan meletakkannya ke database lain, database terkonsolidasi atau

data warehouse.

Page 12: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

18

ETL tool juga berfungsi memindahkan data antara sumber dan target,

mendokumentasikan bagaimana elemen data (misalnya metadata) berubah ketika

elemen data tersebut berpindah antara sumber dan target, menukar metadata dengan

aplikasi lainnya yang dibutuhkan, dan mengelola semua proses runtime dan operasi

(misalnya, penjadwalan, manajemen kesalahan, audit log, statistik). ETL sangatlah

penting untuk intergrasi data dan data warehousing. Tujuan dari ETL adalah untuk

mengisi warehouse dengan data yang bersih dan terintegrasi. Data yang digunakan

dalam proses ETL dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain aplikasi

mainframe, aplikasi ERP, CRM tool, flat file, spreadsheet Excel, atau bahkan

antrian pesan. (Turban, Sharda, & Delen, 2011). Penerapan ETL tersebut dilakukan

pada tahap konstruksi pada Executive Information System Lifecycle, yaitu dengan

tujuan untuk mentransformasi data baik data internal maupun eksternal menjadi

data yang sesuai untuk digunakan oleh perusahaan khususnya pihak eksekutif pada

perusahaan.

2.5 Meta Data

Metadata berfungsi untuk mengelompokan dan memberikan informasi yang

dibuat dalam satu file dan berisi mengenai penjelasan file tersebut. (Inmon,2005).

Fungsi pengelompokan pada metadata antara lain :

1. Membuat data menjadi dapat ditemukan dengan menggunakan pada

kriteria yang sesuai dengan data yang ada dalam metadata.

2. Mengidentifikasi terhadap sumber data.

3. Mengelompokan data yang memiliki kriteria dan jenis yang sama.

4. Memberikan informasi mengenai lokasi data.

5. Membedakan data yang tidak memiliki kesamaan.

Metadata merupakan komponen penting dalam lingkungan data warehouse.

Metadata menjadi pedoman terhadap end user untuk melakukan analisis dalam

mengambil keputusan, dengan menggunakan metadata pengguna dapat dengan

cepat mendapatkan data yang dibutuhkan.

2.6 Data Mart

Data mart memiliki perbedaan dari data warehouse, dimana data warehouse

mengkombinasikan database pada seluruh enterprise, sementara data mart

umumnya memiliki lingkup lebih kecil dan fokus pada subjek atau departemen

Page 13: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

19

tertentu. Data mart merupakan subset dari data warehouse, dengan kata lain data

warehouse dibangun yang terdiri dari area subjek tunggal (seperti marketing,

operasi). Data mart dapat bersifat dependen maupun independen. Data mart

dependen merupakan subset yang dibuat langsung dari data warehouse.

Keuntungannya adalah penggunaan data model yang konsisten dan penyediaan data

kualitas. Data mart dependen memastikan pengguna melihat versi data yang sama

dengan yang diakses oleh seluruh pengguna data warehouse lainnya. Tingginya

harga data warehouse membatasi penggunaannya untuk perusahaan besar. Sebagai

alternatif, banyak perusahaan menggunakan versi data warehouse yang lebih

murah, yaitu data mart independen. Data mart independen merupakan warehouse

kecil yang dirancang untuk unit bisnis strategis. (Turban, Sharda, & Delen, 2011).

2.7 ERD (Entity Relationship Diagram)

Entity Relationship Diagram memiliki fungsi untuk memodelkan struktur

data dan relasi antar data, ERD itu sendiri merupakan model untuk mendefinisikan

hubungan relasi antar data pada basis data berdasarkan objek data. ERD digunakan

untuk mengindentifikasi data yang akan disimpan, diolah, dan di ubah untuk

mendukung aktifitas bisnis suatu organisasi (Conolly & Begg, 2005). ERD akan

memudahkan pemahaman terhadap isi database secara keseluruhan.

Gambar 2.7 Contoh ERD

(Conolly & Begg, 2005)

Page 14: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

20

2.8 Star Schema

Star Schema merupakan sebuah struktur logis yang memiliki tabel fakta yang

berisi data-data yang bersifat faktual ditengah dan dikelilingi oleh tabel dimensi yang

berisi data referensi. (Conolly & Begg, 2005). Dimensional modelling star schema

tersebut digunakan karena memiliki beberapa keuntungan dalam data warehouse.

Keuntungan yang bisa didapatkan seperti efisiensi, pemprosesan query yang dapat

diprediksi, kemampuan untuk menggambarkan model situasi bisnis yang umum. Star

schema mengeksploitasi karakteristik data yang bersifat faktual, sehingga data yang

dihasilkan ditujukan pada event yang terjadi di masa lalu.

Gambar 2.8 Contoh Star Schema

(Conolly & Begg, 2005)

Page 15: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

21

2.9 Executive Information System

2.9.1 Konsep EIS

Pihak eksekutif dan petinggi-petinggi perusahaan memiliki peranan penting

dalam jalannya sebuah bisnis dalam perusahaan atau organisasi tertentu. Tak lepas

peranan eksekutif yaitu sebagai pengambil keputusan terhadap suatu strategi yang

direncanakan untuk mencapai keberhasilan perusahaan. Namun dalam mengambil

keputusan tersebut, pihak eksekutif membutuhkan informasi yang akurat dan cepat.

Sehingga dapat memberikan keputusan yang tepat dalam menentukan suatu strategi.

Alat bantu yang dapat digunakan oleh pihak eksekutif seperi EIS yang dapat

menyajikan informasi secara aktual dengan tampilan yang interaktif.

Executive Information System adalah usaha awal untuk menyampaikan

informasi bisnis dan analisis bisnis untuk mendukung perencanaan manajemen dan

mengkontrol aktivitas. EIS mengkombinasikan informasi dengan analisis bisnis

untuk menyediakan solusi business intelligence yang dapat dirancangdengan mudah

sesuai kebutuhan perusahaan. (Williams & Williams, 2007). Dalam membangun

exeutive information system pada suatu organisasi pada umumnya menggunakan

framework, sehingga pembangunan executive information system tersebut dapat

memiliki arah dan memahami fungsi – fungsi untuk membangun executive

information system. Pembangunan executive information system tersebut idealnya

dibangun menggunakan lifecycle, sehingga dapat memahami segala proses dan alur

yang menjadi dasar dalam pembangunan EIS pada perusahaan.

2.9.2 Kemampuan EIS

Executive information system menawarkan kemampuan utama yang berfungsi

untuk mendukung pihak eksekutif dalam membuat perencanaan strategis (Turban,

Aronson & Liang, 2007):

1. Drill Down : merupakan salah satu kemampuan EIS yang menyediakan

rincian informasi yang diberikan. Informasi yang diberikan kepada pihak

eksekutif merupakan summary dan rangkuman. Dengan teknik drill down ini

pihak eksekutif dapat mendapatkan informasi yang lebih rinci dan detil

terhadap kebutuhan informasi yang dibutuhkan, sebagai contoh pihak ekseku-

tif ingin melihat penjualan produk mereka di Indonesia secara summarize dan

dapat di analisis lebih detail lagi hingga per Provinsi , Kecamatan, bahkan

Page 16: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

22

sampe setiap cabang. Sehingga pihak eksekutif dapat mendapatkan informasi

yang summarize hingga terdetail untuk pengambilan keputusan.

2. Critical Success Factor : merupakan faktor kunci yang harus diperhatikan

oleh perusahaan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Faktor-

faktor tersebut dapat menjadi strategic, manajerial, atau operasional dan

berasal berdasarkan lingkungan dari perusahaan. Misalnya sebuah perusahaan

memiliki tujuan “Memberikan harga terbaik bagi para konsumen” untuk

menentukan CSF, maka banyak tahap dari mulai evaluasi kandidat CSF,

identifikasi bagaimana CSF dimonitor dan diukur, komunikasikan CSF den-

gan elemen penting perusahaan, serta keep monitoring and reevaluating

CSF.

3. Status Access : EIS menyediakan kebutuhan informasi yang cepat, data yang

terbaru yang dihasilkan ditandai oleh status key indicator dalam EIS dan

dapat diakses kapanpun sesuai dengan kebutuhan.

Proses pengaksesan status ini mungkin saja terjadi setiap hari, setiap jam , bu-

lan, bahkan mememungkinkan pelaporan secara real-time.

4. Analisis : analisis pada EIS bertujuan untuk menganalisis sehingga pihak

eksekkutif dapat menggunakan kemampuan analitik yang disediakan EIS.

Eksekutif dapat memilih isi dari database, output dari analisis yang

diinginkan.

5. Exception reporting : pada exception reporting pihak eksekutif hanya akan

dipanggil apabila ada kasus yang memiliki performa buruk atau sangat baik.

Exception reporting ini akan mengefisiensikan waktu yang dibutuhkan bagi

pembuat dan pembaca laporan. Sebagai contoh exceptional reporting salah

satunya perbandingan tagihan dengan pembayaran yang akan menghasilkan

exceptional reporting.

6. Komunikasi : komunikasi diperlukan dalam suatu organisasi maupun

perusahaan untuk membagikan knowledge satu sama lainnya dalam

perusahaan. komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan e-mail, secara

verbal, memanggil untuk melakukan meeting, dll.

7. Penggunaan warna dan audio visual : pada EIS dapat digunakan penggunaan

warna dan audio visual untuk menginformasikan dan memberi pesan kepada

pihak eksekutif untuk hal yang bersifat kritis dan dianggap penting misal

menggunakan warna merah untuk hal yang bersiftat kritis tersebut dan

Page 17: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

23

sebaliknya apabila pesan yang disampaikan tersebut merupakan hal yang

sangat baik dapat menggunakan warna hijau. hal ini dapat membantu

eksekutif pada waktu menggunakan executive information system.

8. Navigasi informasi : fasilitas ini memungkinkan eksekutif memiliki

kemampuan yang memungkinkan untuk mengeksplorasi data dalam jumlah

yang banyak dengan mudah dan cepat tanpa bantuan perantara.Contohnya

dashboard yang menyajikan informasi yang ter-summarize dalam bentuk

yang lebih mudah di pahami dan menarik.

2.9.3 Framework Executive Information System

Gambar 2.9 Framework Executive Information System

(Kamaruddin & Razali, 2011)

Page 18: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

24

Kerangka kerja atau yang biasa dikenal dengan framework sangat dibutuhkan

dalam proses perancangan EIS. Kerangka kerja merupakan kumpulan komponen,

fungsi, dan class dari prosedur dengan tujuan-tujuan yang siap digunakan.Pada

framework EIS ini memiliki 4 (empat) faktor yang dapat mendukung suksesnya suatu

pembangunan EIS, faktor-faktor itu antara lain lingkungan, people, proses, dan

produk.Faktor framework EIS tersebut memiliki hubungan erat yang bilamana satu

komponen tersebut tidak ada maka mungkin produk yang dihasilkan menjadi tidak

sesuai bahkan tidak jadi sebuah EIS. Tujuan dari penggunaan framework dalam

membangun executive information system adalah agar dalam pembangunan executive

information system tersebut dapat memiliki arah sesuai tujuan dan kebutuhan yang

dibutuhkan oleh perusahaan.

A. EnvironmentSetiap faktor dalam framework EIS ini memiliki komponen yang merupakan

fungsi-fungsi dari pembangunan EIS tersebut.Dalam penggunaan framework ini

diharapkan pengembang sistem dapat mempermudah dalam membangun EIS karena

telah memiliki pola yang diharapkan dari tujuan pembangunan sistem.Faktor utama

dalam framework EIS ini adalah lingkungan. Faktor lingkungan itu sendiri memiliki

beberapa komponen antara lain :

1. Praktek manajemen

Praktek manajemen merupakan salah satu bagian dari lingkungan dimana

terdapat kondisi finansial perusahaan, kegiatan operasional perusahaan

tersebut, dan kebutuhan terhadap sumber sistem informasi.Praktek

manajemen ini terdapat pada justification yang berfungsi untuk mengenal

bagaimana sifat-sifat lingkungan berupa finansial, kegiatan operasional yang

nantinya digunakan sebagai fungsi untuk menilai tekanan-tekanan yang ada

dalam perusahaan.

2. Politik dan budaya perusahaan

Politik dan budaya sangat mempengaruhi kinerja organisasi, budaya yang

baik perlu diciptakan oleh setiap individu karyawan untuk mendukung

lingkungan yang kondusif. Mengenali nilai-nilai aturan politik dan budaya

perusahaan merupakan prinsip, tradisi dan cara untuk melakukan pekerjaan

dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya politik dan budaya yang matang

Page 19: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

25

ini diharapkan people yang berada dalam struktur organisasi akan menjadi

siap dalam melakukan pembangunan sistem EIS tersebut.

3. Rencana dan Kebijakan

Pada komponen rencana dan kebijakan ini akan dilakukan perencanaan

atau gambaran hasil dari sharing antar individu di lingkungan sekitar, para

eksekutif membuat perencanaan dan kebijakan terhadap kebutuhan-

kebutuhan yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Dalam pembangunan EIS

ini direncanakan terhadap penggunaan dashboard, KPI, menganalisis cost,

dan menganalisis tujuan dan strategi bisnis dari peruahaan.

C. PeopleFaktor kedua dari framework EIS ini adalah faktor people.Pada faktor people

ini menjelaskan mengenai tiap individu yang terlibat dalam pembangunan sistem SIE

ini.People bertujuan untuk menentukan businessdrivers dari pembangunan EIS. Pada

faktor people ini terdapat beberapa komponen yaitu pihak Eksekutif perusahaan,

timdevelopment, dan personnel.

1. Eksekutif / top management

Para pihak eksekutif merupakan pihak yang berpengaruh besar dalam

environment perusahaan.Pihak eksekutif mendukung dan terlibat dalam

pembangunan dan pengembangan sistem. Pihak eksekutif yang nantinya akan

mengambil peran dalam pengambilan keputusan.

2. Tim Pengembang (development)

Tim development ini didukung sepenuhnya oleh pihak eksekutif dengan

pembagian knowledge, sharing pengalaman yang membantu timdevelopment

dalam membangun sebuah sistem EIS. Tim pembangun sistem tersebut

diharapkan memiliki kahlian secara teknikal maupun non-teknikal seperti soft

skill, attitude sehingga mendukung secara penuh dalam membangun sebuah

sistem.

3. Personnel (karyawan)

Tiap individu karyawan saling sharing informasi berdasarkan best

practices baik secara tertulis dan tidak tertulis dan bersifat tangible serta

Page 20: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

26

intangible sehingga menghasilkan saran-saran yang bermanfaat oleh pihak

development dalam membangun sistem tersebut. ketiga komponen dalam

people tersebut saling bekerja sama dalam berlangsungnya pembangunan

sistem EIS.

B. ProcessFaktor ketiga dari framework EIS ini adalah proses. Pada faktor proses ini

menjelaskan proses-proses apa saja yang akan dilaksanakan dalam pembangunan

sistem. Faktor proses ini juga terbagi atas beberapa komponen, yang pertama adalah

proses perencanaan. Dalam proses perencanaan dapat dikategorikan sebagai tahapan

dari planning dan business analysis dalam life cylcle EIS tersebut. Dalam proses

perencanaan ini lebih banyak menganalisis kebutuhan infrastruktur baik hardware

maupun software, menganalisis strategi, mengidentifikasi kebutuhan sistem,

menganalisis biaya dan manfaat, serta melakukan monitoring terhadap proses

tersebut. setelah semua perencanaan tersebut dilakukan dan keputusan telah diambil

oleh pihak eksekutif tahap berikutnya adalah memasuki tahap proses perancangan

dan eksekusi. Pada proses perancangan ini tim development khususnya desain

melakukan perancangan basis data sesuai kebutuhan perusahaan, melakukan

ekstraksi data-data. Setelah data-data tersebut di ekstraksi terhadap kebutuhan

perusahaan maka timdevelopment melakukan pembangunan basis data, metadata,

dan proses ETL.

A. ProdukFaktor yang keempat pada framework ini adalah faktor produk, setelah ketiga

faktor lingkungan, faktor people, faktor proses tersebut diintegrasikan dengan baik.

Maka faktor tersebut akan menghasilkan produk yaitu EIS. Komponen produk ini

merupakan bagian akhir dari tahap life cycle EIS ini yaitu deployment dimana setelah

produk tersebut dijalankan maka akan dilakukan evaluasi dan membuat laporan akhir

terhadap pembangunan sistem EIS tersebut.

Page 21: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

27

2.9.3 Executive Information System Development Life Cycle

Gambar 2.10 EIS Development Lifecycle

(Lungu &Bâra, 2005)

Stage 1 : Justifikasi

Dalam melakukan pengembangan EIS diperlukan justifikasi untuk

mengidentifikasi segala perencanaan dan aktivitas proyek. Justifikasi itu sendiri

merupakan suatu proses mengidentifikasi suatu perencanaan proyek yang dilakukan

dengan mendefinisikan masalah berdasarkan kondisi lingkungan, baik lingkungan

internal maupun eksternal. Tujuan dari justifikasi ini yaitu memahami kondisi

lingkungan pada perusahaan, dalam memahami suatu kondisi lingkungan pada

perusahaan dapat menggunakan tools analisis value chain untuk memetakan proses

kerja dalam perusahaan internal dan analisis Porter five force model untuk

mengidentifikasi lingkungan eksternal. Proses justifikasi ini juga dilakukan analisis

kebutuhan bisnis dan menentukan nilai-nilai yang menjadi biaya dan manfaat dalam

pengembangan EIS. Justifikasi ini akan diidentifikasikan dalam business case

assesment, dimana terdapat 11 aktivitas utama yang akan dilakukan dalam proses

justifikasi, antara lain :

1. Introduction : memberikan penjelasan mengenai proposal yang

mengandung kunci objetif. Deskripsi tersebut harus komprehensif, jelas

dan ringkas.

Page 22: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

28

2. Strategies : mengidentifikasi aspek rencana organisasi dan

perencanaan strategi yang akan digunakan.

3. Benefits : mendeskripsikan peluang yang dapat dijadikan menjadi

manfaat bagi organisasi.

4. Implication of not undertaking proposal : Merupakan penjelasan

terhadap masalah yang akan terjadi dan pemecahan masalah apabila

proposal tidak disetujui.

5. Alternatif : merupakan usulan terhadap alternatif yang digunakan

untuk mengatasi masalah.

6. Organizational area affected :menjelaskan mengenai bagian yang

akan berpengaruh apabila pelaksanaan pembangunan terhadap

proposal tersebut dilakukan.

7. Risks : pada tahap ini menjelaskan resiko yang mungkin terhadi dalam

pengimplementasian proposal dan cara menanggulangi resiko

tersebut.

8. Investment costs : merupakan pendeskripsian terhadap biaya investasi

yang diperlukan terhadap pembangunan proposal.

9. Payback : menjelaskan terhadap bagaimana biaya terhadap

pembangunan tersebut menghasilkan keuntungan. Pada bagian ini

biasanya dideskripsikan menggunakan analisis cost dan benefit.

10. Timescales / phasing : jangka waktu dan batasan akhir dalam

pembangunan proposal. Pada bagian ini akan menentukan jangka

waktu yang diperlukan dalam pembangunan proyek.

11. Decisions : pada bagian ini berisikan putusan pihak eksekutif yang

telah ada, hal ini akan diisi setelah keputusan telah dibuat dan akan

berisi rincian dari kondisi persetujuan.

Tujuan dari business case assesment yang dihasilkan tersebut adalah untuk

mengidentifikasi kesiapan perusahaan apakah perusahaan tersebut siap atau tidak

dalam menerapkan executive information system. EIS readiness tersebut ditentukan

pihak eksekutif yang memberikan keputusan apakah EIStersebut akan diterapkan

atau tidak pada perusahaan. Proses justifikasi tersebut memiliki empat komponen

utama yang menjadi parameter dalam pelaksanaan business case assesment.

Komponen-komponen tersebut terdiri dari :

Page 23: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

29

Gambar 2.11 Komponen Justifikasi

(Larissa T.Moss, 2003)

1. Business Drivers : mengidentifikasi penggerak bisnis, tujuan bisnis, dan

tujuan aplikasi EIS. Memastikan bahwa tujuan aplikasi itu mendukung

tujuan bisnis strategis.

2. Cost and benefit analysis : mengestimasi biaya untuk pembangunan dan

pemeliharaan lingkungan sistem pendukung EIS yang sukses.

Menentukan return of investment (ROI) dengan menentukan nilai nilai

keuntungan tangible dan intangible pada perusahaan.

3. Business analysis issues : mendefinisikan isu isu bisnis dan kebutuhan

informasi untuk menemukan strategi yang telah ditentukan dengan

menjelaskan kebutuhan bisnis informasi tingkat atas.

4. Risk assessment : menilai resiko dalam hal teknologi, kompleksitas,

integritas, organisasi, tim proyek, dan investasi finansial.

Stage 2 : Planning

Setelah melakukan justifikasi, tahap berikutnya akan dilakukan

perencanaan terhadap infrastruktur yang dimiliki perusahaan dalam

pengembangan EIS dan membuat perencanaan proyek secara keseluruhan.

Pada tahapan analisis infrastruktur terdiri dari 2 bagian yaitu:

1. Technical infrastructure terdiri dari hardware, software, middleware

dan database.

2. Non-technical infrastructure akan menentukan standar yang cocok

pada perusahaan seperti standarisasi dan bisnis rule.

Page 24: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

30

Selanjutnya dari tahapan perencanaan adalah melakuka perencanaan proyek,

yang nantinya akan menjadi pedoman dalam pengembangan EIS.

Pada perencanaan proyek, memiliki 2 langkah yaitu:

1. Defining EIS project.

Dalam identifikasi proyek EIS akan mengidentifkasi objektif dan tujuan

EIS.

2. Planning EIS Project

mempersiapkan perencanaan proyek seperti aktivitas dan tugas, estimasi

pengembangan, project schedule.

Tujuan dari tahapan planning ini adalah memahami kebutuhan infrastruktur baik

secara teknikal maupun non-teknikal terhadap kebutuhan akan penerapan EIS

pada perusahaan tersebut.

Stage 3 : Business Analysis

Pada tahap business case analysis ini akan dilakukan analisis

kebutuhan perusahaan yang bersifat aktual. Kebutuhan yang bersifat aktual

pada perusahaan harus diidentifikasi dan dilakukan pendefinisian terhadap

kebutuhan proyek. Pada tahap business analysis ini terdapat beberapa

aktivitas, antara lain :

1. Mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan kebutuhan proyek.

Pada aktivitas mendifiniskan kebutuhan bisnis ini biasanya dilakukan

dengan menginterview dan melakukan meeting dengan para eksekutif dan

manajer untuk mengetahui dan mengidentifikasi kebutuhan perusahaan

tersebut. dalam mengidentifikasi kebutuhan bisnis diperlukan pengertian

terhadap kebudayaan dan proses bisnis perusahaan yang berjalan.

2. Melakukan analisis terhadap data

Pada taham analisis data ini akan melakukan identifikasi dan merancang

sumber data (data source) dengan mendesain ER diagram secara

mendetail dengan atribut dan referensi antar data. Pada tahap ini jga

dirancang berdasarkan logical model.

3. Membuat prototype

Dalam membangun prototipe bertujuan untuk mengetahui kebutuhan

bisnis, prototipe diuji dalam rangka memvalidasi kebutuhan bisnis yang

ada, setelah dilakukan pengujian hasil aporan tersebut harus memiliki

Page 25: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

31

aspek positif dan negatif. Dalam pengembangan sistem protipe dapat

dibuat dan diidentifikasi melalui sistem yang sedang berjalan sehingga

dapat mengetahui kebutuhan terhadap sistem yang masih kurang sesuai.

4. Melakukan analisis terhadap metadata

Metadata dan data sources yang telah di rancang tersebut dipetakan

kedalam struktur metadata.

Stage 4 : Design

Setelah mengetahui kebutuhan perusahaan dan requirement yang telah

didiskusikan sebelumnya tahap brikutnya adalah tahap desain. Dimana pada

tahap desain proyek EIS akan dilakukan perancangan sesuai kebutuhan yang

telah direncanakan secara aktual. Aktivitas yang dilakukan pada tahap desain

adalah :

1. Data design.

2. ETL process design.

3. Metadata repository desig.

Stage 5 : Construction

Pada tahap pembangunan ini, dilakukan pembangunan terhadap

sesuatu yang telah dirancang pada tahap desain. Pembangunan yang akan

dilakukan adalah membangun proses ETL, membuat metadata repository,

dan membangun data mart.

Stage 6: Deployment

Pada tahap deployment ini akan dilakukan 2 aktivitas utama yaitu

implementasi dan melakukan evaluasi. Aktivitas implementasi ini dilakukan

menerapkan sistem yang telah dibangun dan melakukan training untuk para

eksekutif. Setelah itu membuat buku panduan penggunaan sistem. Aktivitas

berikutnya yaitu melakukan evaluasi, sistem yang telah dipakai tersebut

didokumentasikan dan membuat laporan terhadap performance sistem

sehingga dapat dilakukan evaluasi apakah sistem tersebut sudah cocok

dengan sistem yang berjalan atau masih perlu ditingkatkan.

Page 26: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

32

2.10 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan identifikasi faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Pada Analisis SWOT ini setiap perusahaan harus

bisa memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (opportunity) dan dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). (Rangkuti, 2004). Pada

analisis SWOT ini dilakukan pendekatan dan menyeimbangkan kekuatan dan

kelemahan dari lingkungan internal dengan peluang dan ancaman lingkungan

eksternal peruashaan yang ada.

Kekuatan adalah suatu kondisi perusahaan yang mampu untuk melakukan

semua tugasnya secara baik dikarenakan semua sarana dan prasarana sangat

mencukupi. (Rangkuti, 2004). Kekuatan yang diidentifikasikan ini bertujuan untuk

mengetahui segala kelebihan-kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam

mempertahankan bisnisnya sehingga perusahaan dapat mengetahui apa saja yang

perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan sebagai bekal untuk bersaing dengan

kompetitor.

Kelemahan adalah suatu analisis lingkungan internal perusahaan yang

membantu manajemen untuk menganalisis kelemahan-kelemahan penyimpangan

yang membuat posisi perusahaan tidak menguntungkan sehingga mempengaruhi

tingkat kemampuan untuk bersaing dengan para pesaing (Rangkuti,2004).

Identifikasi kelemahan ini bertujuan untuk mengevaluasi kelemahan yang masih ada

dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat membenahkan kelemahan tersebut dan

memperbaikinya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Peluang adalah bagian dari analisis lingkungan perusahaan yang membantu

manajemen dalam menganalisis dan mengetahui apa saja yang menjadi peluang dan

kesempatan bagi perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya, sehingga

perusahaan dapat memperoleh pangsa pasar dan dapat meningkatkan keuntungan

yang lebih besar. (Rangkuti,2004). Peluang harus diidentifikasikan dengan cepat oleh

perusahaan karena dengan peluang perusahaan dapat mempersiapkan segala strategi

untuk mencapai peluang, sehingga mencapai tujuan bagi perusahaan tersebut.

Ancaman merupakan bagian dari analisis pada lingkungan eksternal

perusahaan yang membantu manajemen untuk mengetahui tantangan yang akan

dihadapi perusahaan yang timbul karena adanya suatu kecenderungan dan

perkembangan yang tidak menguntungkan di luar perusahaan. (Rangkuti,2004).

Sehingga tujuan dari analisis SWOT ini adalah untuk memahami akan kekuatan,

Page 27: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

33

kelemahan yang menjadi faktor internal persuahaan serta peluang dan ancaman yang

menjadi faktor eksternal persuahaan, sehingga dengan pemahaman seperti itu

perusahaan dapat menentukan perencanaan strategi yang bermanfaat untuk

memperoleh keunggulan dalam persaingan dan memiliki produk yang sesuai dengan

keinginan pelanggan.

2.11 Analisis Rantai Nilai (Value Chain)

Menurut Michael Porter (2007), Perusahaan menggunakan model Porter

Competitive Forces untuk mendesain strategi umum. Untuk mengidentifikasi

aktivitas secara spesifik perusahaan atau organisasi dapat menggunakan strategi

kompetitif menggunakan analisis Value Chain untuk hasil yang terbaik. Perusahaan

menggunakan analisis Value Chain bertujuan untuk memetakan seluruh proses dan

kegiatan operasional yang terjadi dalam perusahaan. Pada Analisis Value Chain ini

dibagi menjadi dua aktivitas, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.

Aktivitas utama adalah aktivitas bisnis yang berhubungan dengan produksi dan

distribusi dari produk dan pelayanan perusahaan sehingga menciptakan dan

menambah nilai terhadap produk atau jasa dimana pelanggan bersedia untuk

membeli dan menggunakan jasa tersebut. Terdapat lima aktivitas utama yaitu :

1. Inbound Logistics (input) : merupakan segala sesuatu yang berhubungan

dengan bahan baku, penerimaan barang dari supplier, dan penyimpanan

barang (storing).

2. Operations (manufaktur dan pengujian) : mentransformasikan bahan baku

menjadi barang jadi dan jasa.

3. Outbound logistics (penyimpanan dan distribusi) : aktivitas yang

berhubungan dengan customer, dengan menyalurkan barang yang sudah

di proses menjadi barang jadi dan jasa ke customer.

4. Pemasaran dan penjualan : aktivitas yang berhubungan dengan pemasaran

dan bagaimana cara untuk mendapatkan pembeli.

5. Pelayanan after-sales : merupakan kegiatan yang mempertahankan dan

meningkatkan nilai produk.

Aktivitas utama yang telah ditentukan tersebut ditopang oleh kegiatan pendukung.

Tidak seperti aktivitas utama, aktivitas pendukung tidak langsung menambah nilai

langsung ke produk atau jasa perusahaan. mereka saling berkontribusi dan

Page 28: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

34

mendukung kegiatan utama. Adapun aktivitas pendukung yang mendukung kegiatan

aktivitas utama dalam perusahaan antara lain :

1. Firm Infrastructure : merupakan infrastruktur yang terdapat pada

perusahaan yang mendukung kegiatan operasional.

2. Human resource technology : aktivitas perekrutan dalam perusahaan,

pelatihan, meningkatkan kesejahteraan karyawan.

3. Pengembangan teknologi : merupakan aktivitas yang mendukung

kegiatan operasional dan berkaitan dengan teknologi.

4. Procurement : aktivitas yang melakukan pembelian barang maupun jasa

dari dalam perusahaan seperti melakukan promosi dengan iklan, biaya

delivery, pembelian bahan baku dari supplier.

Gambar 2.12 Analisis Value Chain

(Rainer & Cegielski, 2007)

2.12 Analisis Porter’s Five Forces Model

Analisis Porter’s Five Forces Model merupakan suatu metode yang

digunakan perusahaan untuk mengembangkan strategi yang dapat meningkatkan

tingkat kompetitif perusahaan tersebut. (Porter,1985). Model Porter ini juga

menunjukan bagaimana teknologi informasi dapat membuat persuahaan lebih

kompetitif.

Page 29: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

35

Gambar 2.13 Porter’s five force model

(Porter,1985)

Model Porter ini mengidentifikasikan lima kekuatan utama yang dapat

membahayakan atau meningkatkan posisi perusahaan dalam suatu industri tertentu.

Berikut merupakan Porter’s five force model :

1. Ancaman yang datang dari pendatang baru : ancaman terhadap

masuknya kompetitor baru ke dalam persaingan itu dianggap tinggi

apabila tingkat kemudahan pendatang baru dapat dengan mudah untuk

memulai bisnis tersebut. bagaimana tingkat kesulitan maupun

kemudahan bagi para pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu

bisnis yang sama. Pada Porter's five force model ini dipengaruhi oleh

kekuatan suatu produk (brand equity). Besarnya hambatan terhadap

memasuki dalam suatu bisnis seperti cost advantage, skill tertentu,

hak paten, dll.

2. Kekuatan pemasok : kekuatan pemasok akan menjadi tinggi apabila

pelanggan hanya memiliki sedikit pilihan terhadap barang yang

dibutuhkan. Sebaliknya apabila suatu produk yang diinginkan

pelanggan tersebut banyak pilihan kekuatan pemasok akan menjadi

rendah. Faktor yang mempengaruhi pemasok yaitu switching cost ke

pemasok lainnya, jumlah pemasok, supplier concentrate.

Page 30: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

36

3. Kekuatan pelanggan : kekuatan pelanggan akan menjadi kuat apabila

pelanggan tersebut memiliki banyak pilihan terhadap varian produk

yang dibutuhkan.

4. Ancaman terhadap barang atau jasa pengganti : apabila barang

pengganti terhadap barang atau jasa yang dijual perusahaan tersebut

banyak, maka tingkat ancamannya pun semakin tinggi, dan sebaliknya

apabila barang atau jasa pengganti yang dijual perusahaan sedikit,

maka tingkat ancamannya akan semakin sedikit. Diferensiasi produk

sangat berpengaruh terhadap force ini karena apabila tingkat

diferensiasi tersebut kecil maka pelanggan tidak akan berfikir lama

untuk berpindah produk apabila pelanggan juga menemukan selisih

harga yang sedikit.

5. Persaingan antara mitra bisnis yang sama : bagaimana tingkat

persaingan yang terjadi pada perusahaan, apakah tingkat persaingan

tersebut itu tinggi atau rendah. Tinggi rendahnya tingkat persaingan

dapat diukur dari banyaknya kompetitor yang bergerak dalam bisnis

yang sama, semakin banyak kompetitor bisnis maka akan semakin

tinggi tingkat persaingan dan sebaliknya semakin sedikit kompetitor

makan akan rendah tingkat persaingan dalam perusahaan tersebut.

pada faktor ini dipengaruhi oleh jumlah pesaing, perbedaan kualitas,

perbedaan harga, loyalitas pelanggan.

2.13 Key Performance Indicator

Key Performance Indicator (KPI) merupakan satu set langkah-langkah

pengukuran yang berfokus pada aspek yang bersifat kritis terhadap kinerja organisasi

demi kesuksesan untuk masa depan organisasi. (Parmenter, 2010)

Page 31: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

37

Gambar 2.14 Empat Tipe Pengukuran Performa

(Parmenter, 2010)

Pada KPI terdapat empat tipe dalam mengukur suatu performa kinerja dalam

perusahaan, antara lain :

1. Key Result Indicators (KRIs) : KRI menunjukan apa yang telah dicapai

terhadap critical success factor. KRI tersebut dapat dilihat dari kepuasan

pelanggan, laba bersih sebelum pajak, profitabilitas pelanggan, kepuasan

karyawan dan kembalinya modal yang telah digunakan.

2. Result Indicators (RIs) : result indicator menunjukan apa yang telah

dicapai terhadap suatu kinerja tertentu. Contohnya laba bersih terhadap

produk kunci, penjualan yang dilakukan kemarin, keluhan pelanggan.

3. Performance Indicators (PIs) : menujukan terhadap apa yang harus

dilakukan.

4. Key Performance Indicators (KPIs) : menunjukan apa yang perlu

ditingkatkan terhadap pengukuran performa perusahaan.

Menurut Parmenter (2010) Key Performance Indicator memiliki 7

karakteristik antara lain :

1. Pengukuran bersifat non finansial (tidak dinyatakan dalam dollar, yen,

pound,euro, dll)

2. Diukur secara teratur (frequently) contoh setiap hari atau tiap bulan.

3. Ditindak lanjuti oleh CEO atau tim manajemen tingkat atas.

4. Pemahaman terhadap pengukuran dan corrective action dilakukan oleh

semua staf.

5. Memiliki ikatan tanggung jawab terhadap tiap individu maupun tim.

Page 32: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

38

6. Memiliki dampak yang signifikan contoh mempengaruhi keberhasilan

terhadap CSF.

7. KPI memberikan dampak positif bagi perusahaan.

2.14 Critical Success Factors

Critical Success Factor merupakan ketentuan dari lingkungan organisasi

yang berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan objektif perusahaan. CSF

dapat ditentukan apabila objektif suatu perusahaan telah dilakukan identifikasi

terlebih dahulu. CSF memiliki tujuan untuk menggambarkan objektif perusahaan

lebih jelas untuk menentukan kegiatan yang harus dilakukan dan informasi –

informasi apa saja yang dibutuhkan untuk tercapainya objektif tersebut.

Gambar 2.15 Pengukuran performa dari visi dan misi

(Parmenter, 2010)

Dalam melakukan pengukuran terhadap performa suatu perusahaan dapat

sangat terlihat hubungan antara CSF dan KPI yang saling berhubungan. Pengukuran

tersebut dilihat dari visi, misi, dan nilai perusahaan dan diturunkan menjadi strategi

Page 33: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

39

pada setiap bidang perusahaan. Tiap bidang tersebut akan memiliki CSF yang

menjadi kunci kesuksesan yang diturunkan menjadi KPI. Ketepatan suatu KPI dapat

ditentukan berdasarkan CSF yang diperoleh. Semakin tepat CSF semakin tinggi

tingkat ketepatan terhadap KPI tersebut.

2.15 UML (Unified Modeling Language)

Unified Modeling Language merupakan suatu kumpulan standar dari

pembangunan dan notasi dari model yang dikembangkan dengan spesifik untuk

pengembangan yang berorientasi objek. UML digunakan untuk pengembangan

sistem yang terdiri dari berbagai diagram untuk menggambarkan dan menunjukan

model dari sistem kepada pengguna (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010).

2.15.1 Use Case Diagram

Use case menjelaskan perspektif pengguna terhadap fungsionalitas dan

deskripsi dari sistem yang berasal dari pandangan user. (Bennet, McRobb, & Farmer,

2010). Use case dapat digunakan untuk mendokumentasi ruang lingkup sistem dan

pemahaman dari pembangun sistem tentang apa yang dibutuhkan user. Use case

akan direpresentasikan secara grafis dalam bentuk use case diagram.

Page 34: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

40

Gambar 2.16 Contoh Use Case Diagram

(Bennet, McRobb, & Farmer, 2010)

Page 35: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

41

2.15.3 Fully Developed Use Case Description

Fully developed use case description merupakan suatu metode yang paling

formal untuk mendokumentasikan suatu use case. (Satzinger, Jackson, & Burd,

2010). Tujuan dari fully developeduse case description adalah gambaran dari fungsi

masing – masing use case yang ada dalam sistem dan dapat dideskripsikan dalam

bentuk tabel deskripsi use case. Metode use casedescription fully developed tersebut

sangat baik dalam menggambarkan aliran internal dari kegiatan untuk usecase.

Gambar 2.17 Contoh Fully Developed Use Case Description

(Satzinger, Jackson, & Burd, 2010)

Page 36: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

42

2.15.4 Sequence Diagram

Sequence diagram menunjukan interaksi antara objek yang satu dengan objek

lainnya dalam sebuah rangkaian waktu. Sequence diagram dapat menggambarkan

dalam level detil dan tujuan yang berbeda. Sequence diagram secara khusus

digunakan untuk merepresentasikan objek yang terjadi pada satu use case atau satu

operasi. (Bennet, McRobb, & Farmer, 2010). Notasi yang digunakan dalam membuat

sequence diagram yaitu actor, objek, lifeline, message, event, return.

Terdapat beberapa operator yang berfungsi sebagai interaksi dan biasa

diletakan dalam suatu fragment. Operator tersebut antara lain :

1. Alt

Merupakan alternative yang dgunakan untuk menjelaskan behaviour

suatu laternatif. Pilihan dari behavoiur tersebut ditunjukan terpisah.

Dimana constraint dari interaksi dapat dinyatakan sebagai pilihan yang

benar atau true.

2. Opt

Opt menjelaskan pilihan tunggal dari operand yang akan di eksekusi

apabila constraint dari interaksi dinyatakan benar.

3. Loop

Loop digunakan untuk mengindikasikan suatu operand yang dilakukan

berulang hingga constraint dari suatu interaksi tidak lagi dinyatakan true.

Page 37: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

43

Gambar 2.18 Contoh Sequence Diagram

(Bennet, McRobb, & Farmer, 2010)

2.16 Navigation Diagram

Navigation diagram merupakan hubungan dari transisi perpindahan antar

window yang satu dengan window lainnya. Navigation diagram ini merupakan jenis

diagram yang menampilkan user interface secara keseluruhan. Berikut merupakan

notasi yang digunakan dalam navigation diagram.

Page 38: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

44

Gambar 2.19 Contoh Navigation Diagram

(Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, & Stage, 2000).

2.17 Storyboard

Storyboard dapat digunakan untuk membuat desain sebuah proyek secara

detil. Storyboard sering disebut sebagai outline grafis yang mampu menjelaskan

proyek dengan kata-kata deskriptif dan sketsa untuk menjelaskan setiap gambar,

suara, dan pilihan navigasi yang ada pada tampilan layar (Vaughan, 2011). Dalam

mendesain biasanya pengguna akan melakukan banyak permintaan melalui

pendekatan sehingga segala yang diinginkan oleh pengguna dapat terealisasikan

dengan baik. Semakin baik perancangan pada storyboard semakin baik dan

mempermudah dalam realisasi pengerjaan proyek tersebut.

2.18 Activity Diagram

Activity diagram merupakan jenis diagram alur kerja yang menggambarkan

kegiatan pengguna dan alirannya secara sekuensial atau berurut. Activity diagram

menggambarkan berbagai pengguna, kegiatan, orang yang melakukan aktivitas

masing-masing dan aliran sekuensial dari aktivitas – aktivitas yang dilakukan.

(Satzinger, Jackson, & Burd, 2010).

Page 39: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

45

Gambar 2.20 Contoh activity diagram

(Satzinger, Jackson, & Burd, Object-Oriented Analysis and Design with The Unified

Process, 2010)

Activity diagram ini digunakan untuk menjelaskan bisnis dan alur kerja secara step-

by-step dari komponen suatu system.

2.19 Deployment Diagram

Deployment Diagram merupakan penyebaran yang menunjukan pada penempatan

suatu physical nodes yang berbeda. Sebuah node tersebut dapat dianggap sebuah

device (komputer) yang mewakili sumber daya komputasi tunggal. (Satzinger,

Jackson, & Burd, Object-Oriented Analysis and Design with The Unified Process,

Page 40: CV - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab…  · Web view · 2014-04-09BAB 2. LANDASAN TEORI. BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Computer

46

2010). Tujuan dari penggambaran deployment diagram ini adalah menggambarkan

bagaimana suatu komponen tersebut di deploy dalam infrastruktur sistem. Komponen

pada deployment diagram tersebut terletak pada hardware dan yang bersifat fisikal

adalah server.

Gambar 2.21 Contoh depoyment diagram

(Satzinger, Jackson, & Burd, 2010).