31
COLUM CHROMATHOGRAPHY FOOD ANALYSIS AND BIOCHEMISTRY- PRACTICE ENDRIKA WIDYASTUTI FOOD AND SCIENCE TECHNOLOGY UNIVERSITY OF BRAWIJAYA 2012

COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

  • Upload
    leanh

  • View
    226

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

COLUM CHROMATHOGRAPHY

FOOD ANALYSIS AND BIOCHEMISTRY-

PRACTICE

ENDRIKA WIDYASTUTI

FOOD AND SCIENCE TECHNOLOGY

UNIVERSITY OF BRAWIJAYA

2012

Page 2: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm
Page 3: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm
Page 4: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm
Page 5: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

JENIS KROMATOGRAFI

• Kromatografi Lapis Tipis

• Kromatografi kolom : Kromatografi adsorbsi

Kromatografi partisi cair-cair

Kromatografi pertukaran ion

Kromatografi filtrasi gel

• Kromatografi Gas Cairan

Page 6: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

POLARITAS

• Adanya pemisahan kutub muatan positif dan negatif dr suatu molekul sbg akibat terbentuknya konfigurasi tertentu dr atom-atom penyusunnya.

• Dg dmkn molekul tsb dpt tertarik oleh molekul yg lain yg jg mempunyai polaritas.

• Tingkat pemisahan dr muatan tsb menentukan derajat polaritasnya, dmkn jg daya tariknya.

Page 7: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

• Sifat polaritas, khususnya digunakan sbg petunjuk sifat zat pelarut, adsorben dan senyawa-senyawa yg dipisahkan (solute).

• Air termasuk zat pelarut & mempunyai polaritas terbsr krn konfigurasi elektron dan geometri molekulnya dpt menghasilkan dipol permanen yang sangat kuat.

Page 8: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

ADSORBEN & PELARUT

• Dpt bersifat polar atau non polar

• Adsorben polar = silika & alumina, dpt mengadsorp solut yg bersifat polar.

• Adsorben non polar = arang (charcoal)

Page 9: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

POLARITAS RELATIF BERBAGAI ZAT PELARUT

Konstanta dielektrik Nama zat Pelarut

1,890

2,023

2,238

2,284

4,806

4,340

6,020

20,700

24,300

33,620

80,370

Petroleum eter, heksan, heptan

Sikloheksan

Karbon tetraklorida, Trikloroetilen, Toluen

Benzen, diklorometan,

Kloroform

Etil eter

Etil asetat

Asdeton, n-propanol

Etanol

Metanol

Air

Page 10: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

ADSORBEN

• SILIKA GEL bersifat asam dan berfungsi untuk memisahkan

senyawa yang bersifat asam

digunakan untuk kromatografi lapis tipis (KLT).

• ALUMINA bersifat basa dan berfungsi untuk memisahkan

senyawa yang bersifat basa.

digunakan untuk kromatografi kolom

Page 11: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

JENIS KROMATOGRAFI KOLOM

• Kromatografi Adsorbsi, komponen yg dipisahkan scr selektif teradsorbsi pd permukaan adsorben yg dipakai u/bhn isian kolom.

• Kromatografi Partisi, komponen mngalami partisi antara lapisan cairan tipis pd penyangga padat yg bertindak sbg fase stasioner & eluen yg bertindak sbg fase gerak (mobil).

• Kromatografi Pertukaran Ion, memisahkan komponen yg berbentuk ion yg terikat pd penukar ion sbg fase stasioner scr selektif akan terlepas/terelusioleh fase mobil.

• Kromatografi Filtrasi Gel, kolom diisi dg gel yg permeabel sbg fase stasioner, dan pemisahan berlangsung spt proses pengayakan yg didasarkan pd ukuran molekul dr komponen yg dipisahkan.

Page 12: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

KROMATOGRAFI ADSORBSI

• Zat padat sbg adsorben / fase stasioner Alumina & silika gel paling populer

Urutan dr kemampuan adsorbsi bsr ke kcl : Alumina

Charcoal

Silika gel

Magnesium

Kalium karbonat

Sukrosa

Starch

Selulosa

Page 13: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

ADSORBENTS: interactions with solute molecules is due to OH groups

present on their surface. More polar molecules are adsorbed more strongly & thus,

will elute more slowly Strength of adsorption of polar groups (solutes) on polar

support is in the following order: -C=C- < O-CH3 < -COOR < >C = O < -CHO < -NH2 < -OH <

-COOH Olefins < Ethers < Esters < Lactones < Aldehydes < Amines <

Phenols < Acids.

Page 14: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

Applications in separation of natural products

Alumina: sterols, dyestuffs, vitamins, esters, alkaloids & inorganic compounds.

Not used for compounds containing phenolic or carboxylic groups

Silica gel: sterols & amino acids. Carbon: peptides, carbohydrates & amino acids. Calcium carbonate: carotenoids & xanthophylls.

Page 15: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

• Zat cair sbg fase mobil Zat pelarut yg mampu mlakukn elusi terlalu cepat tdk

mampu memisahkan dg baik Elusi yg terlalu lambat mnyebabkan waktu retensi yg

trlalu lama Golongan pelarut yg diurutkan dg dasar kenaikan

adsorbilitasnya pd kolom alumina : Perfluorokarbon Hidrokarbon jenuh Hidrokarbon tak jenuh Halida & eter Aldehid & keton Alkohol & thiol Asam & basa

Page 16: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

PENGISIAN & CARA KERJA KOLOM

• Pemasukan absorben kedlm kolom.

• Kepadatan diseragamkan dg vibrator/plunger/ dlm bntuk larutan (slurry) & partikelnya dibiarkan mngendap.

• Fungsi glass wool di atas & dasar kolom sbg penyangga isian.

• Kecepatan elusi dibuat konstan 1 cm/mnt

Page 17: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

• PENGGUNAAN KOLOM u/memisahkan campuran dari dua

senyawa dg membuat larutan jenuh dari campuran menggunakan pelarut yang lebih disukai dalam kolom.

Membuka kran penutup untuk membiarkan pelarut yang sudah berada dalam kolom mengering sehingga material terpadatkan rata pada bagian atas

Menambahkan larutan secara hati-hati dari bagian atas kolom. Kmdn kran dibuka kembali sehingga senyawa campuran akan diserap pada bagian atas material terpadatkan.

Page 18: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

• Selanjutnya ditambahkan pelarut baru melalui bagian atas kolom & cegah sedapat mungkin jangan sampai merusak material terpadatkan dalam kolom.

• Kmdn kran dibuka, supaya pelarut dapat mengalir melalui kolom

• Pelarut dikumpulkan dalam satu gelas kimia atau labu dibawah kolom.

• Pelarut mengalir kontinyu, shg tetap ditambahkan pelarut baru dari bagian atas kolom sehingga kolom tidak pernah kering.

Page 19: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

Principles of Separation on a column

Page 20: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

Principles of Separation

Page 21: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

Principles of Separation

Page 22: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

Principles of Separation

Page 23: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

Principles of Separation

Page 24: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

Principles of Separation

Page 25: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

Principles of Separation

Page 26: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

REMEMBER…

• The stationary phase is POLAR

• The more polar component interacts more strongly with the stationary phase

• The more polar component moves more slowly.

• The non-polar component moves more rapidly.

Page 27: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

• Mengetahui prinsip dasar kromatografi kolom

• Menentukan kadar betakaroten

TUJUAN

Page 28: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

BAHAN-BAHAN

1. Larutan standar: beta karoten ditimbang sebanyak 10 mg lalu dilarutkan dalam 10 ml petroleum eter-aston (10:1). Ambil masing-masing 0.1 ml, 0.2 ml, 0.3 ml, 0.4 ml dan 0.5 ml lalu diencerkan dalam petroleum eter-aseton (10:1) hingga 25 ml

2. Petroleum eter-aseton (1:1)

3. Petroleum eter-aseton (10:1)

4. Na2SO4

5. Minyak sawit (Kelas A)

6. Ubi jalar oranye (Kelas D)

7. Labu kuning (Kelas E)

Page 29: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

ALAT-ALAT

1. Kolom kromatografi ukuran 16 mm x 150 mm

2. Bagian bawah kolom diisi kapas absorben dengan tinggi 15 mm, diatasnya dimasukkan alumina setinggi 100 mm, kemudian dimasukkan Na2SO4 setinggi 20 mm dan bagian atas kolom diisi kapas setinggi 15 mm.

3. Timbangan analitik

4. Mixer magnet

5. labu ukur 100 ml

6. Kertas saring

7. Corong pemisah

Page 30: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

PROSEDUR

• Sampel ditimbang sebanyak 5 gram dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 35 ml petroleum eter-aseton (1:1)

• Erlenmeyer ditutup dan diaduk dengan mixer magnet selama 10 menit

• Residu dibiarkan sampai mengendap lalu dituangkan ke dalam labu ukur 100 ml melalui kertas saring

• Kertas saring dicuci dengan petroleum eter-aseton (1:1)

• Ekstraksi diulangi

• Filtrat yang diperoleh diencerkan hingga 100 ml dengan petroleum eter-aseton (1:1) kemudian digojog

• Larutan diambil 25 ml lalu dimasukkan dalam corong pemisah

Page 31: COLUM CHROMATHOGRAPHY - endrikawidyastuti · PDF fileaseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

• 25 ml aquades dimasukkan corong pemisah kemudian dikocok

• Dibiarkan hingga terjadi pemisahan lalu lapisan bawah (air-aseton) dialirkan keluar dari corong pemisah dan dibuang.

• Pencucian diulang dua kali

• Fase eter yang diperoleh ditambahkan Na2SO4 sebanyak 5 gram untuk tiap 100 ml fase eter

• Fase eter dimasukkan dalam kolom kromatografi

• Larutan petroleum eter-aseton (10:1) dielusikan ke dalam kolom

• Beta karoten yang diperoleh diencerkan dengan petroleum eter-aseton (10:1) lalu absorbansinya diukur pada panjang gelombang 450 nm

• Buat kurva standard an carai persamaan regresinya

• Hitung kadar beta karoten (mg/100 g atau mg/100 ml)

PROSEDUR