Upload
bangkid-sudrajad
View
16
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Cahaya itu Datang Menyapaku
Oleh
Purwoko Haryadi Santoso
11302241045
Pendidikan Fisika A 2011
Namaku Purwoko Haryadi Santoso. Aku adalah seorang mahasiswa Pendidikan
Fisika 2011 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Layaknya mahasiswa lain aku
mempunyai kebiasaan yang sama dengan mereka. Kuliah, ngerjain tugas, jalan-jalan, atau
bahkan bermalas-malasan di rumah. Yah, pokoknya semacam itulah kegiatanku. Pelan tapi
pasti mulai kusadari bahwa aku telah salah langkah dan pelan tapi pasti juga, aku mencoba
untuk berubah. Menjadi baik merupakan pilihan hidup. Aku hanyalah mahasiswa biasa tetapi
Insya Alloh punya pengalaman yang luar biasa. Telah kumantapkan hati ini untuk sebuah
pengalaman besar dalam hidupku. Dan inilah kisah inspirasiku.
Awal kuliah merupakan masa-masa yang masih dibilang membingungkan bagi
seorang mahasiswa baru. Ini disebabkan karena masa ini merupakan masa peralihan dari
berbagai aspek. Tidak hanya sekedar berubah jenis pakaian saat berangkat sekolah, dari
memakai seragam menjadi pakaian bebas. Akan tetapi, perubahan ini mengharuskan
mahasiswa baru memiliki pola pikir yang dewasa bukan pola pikir yang kekanak-kanakan
seperti pada waktu SMA.
Awal kuliah biasanya diawali dengan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus
(OSPEK). Disitu awal pertama kali semua mahasiswa baru dari berbagai penjuru daerah
bertemu dalam satu tempat. Serta disitu pula mahasiswa baru diperkenalkan pertama kali
dengan dunia kampus. Dimulai dari pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sampai
kalangan akademisi kampus yang bertanggung jawab mengadakan kegiatan perkuliahan.
Di dalam OSPEK itu sendiri, mahasiswa baru dibagi menjadi beberapa kelompok.
Satu kelompok rata-rata terdiri dari 15 orang yang isinya campuran antara laki-laki dan
perempuan. Di kelompok ini saya menemukan pribadi-pribadi yang luar biasa. Dari pemandu
kelompoknya yang baik dan teman-teman yang ramah dan baik-baik tentunya. Dan disinilah
aku mulai menemukan teman baru dan kehidupan baru.
Mahasiswa baru dapat dikatakan mahasiswa yang masih mencari jati diri. Terkadang
perbuatannya bersifat kekanak-kanakan dan kadang pula juga terlalu kedewasaan. Istilah
cinta lokasi mungkin sering terdengar di kalangan anak muda. Selalu bersama-sama dalam
satu tempat dan melakukan kegiatan yang sama, eh akhirnya muncul perasaan suka. Dan ini
terjadi padaku. Saat itu aku suka dengan salah satu cewek yang ada di kelompokku. Namanya
tidak perlu disebutkan disini. Lambat laun aku pun mendekatinya. Sms-an atau telpon-
telponan menjadi keseharian dalam hidupku. Dan ini bahkan berlanjut sampai aku masuk
kuliah. Dan dampaknya aku pun pada awal-awal kuliah, tak pernah belajar, malas-malasan
selama kuliah, serta hanya mengerjakan tugas pun rasanya sangat berat sekali.
Selain sms-an atau telpon-telponan dengan lain jenis, kemaksiatan-kemaksiatan lain
juga pernah aku lakukan sewaktu aku masih menjadi mahasiswa baru. Seperti terlalu banyak
main game sehingga setiap malam hari aku menghabiskan waktu untuk sekedar
menghambur-hamburkan waktu. Aku pada awal-awal kuliah tidak pernah belajar
semalamnya sebelum kuliah. Dengan demikian, pada jam kuliah saya hanya duduk manis
mendengarkan celotehan gak jelas dari dosen mata kuliah tertentu dan kadang-kadang juga
tertidur akibat dari semalam begadang bermain game.
Awal masuk kuliah, kampus saya Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan suatu
program yang mewajibkan mahasiswa agar bisa membaca Alqur’an. Program ini bernama
Tutorial Pendidikan Agama Islam (Tutorial PAI). Disini saya mulai diajarkan nilai-nilai
agama yang Insya Alloh membawa kita ke jalan yang benar. Kami mahasiswa baru diajarkan
oleh seorang tutor dari kalangan mahasiswa juga. Dengan ikatan ukhuwah kami pun saling
belajar seminggu sekali. Jika ada yang salah maka saling menasihati bukan malah saling
menyalahkan.
Pada waktu itu, hari kamis tanggal 20 Oktober 2011 saya masih ingat. Pada hari itu
tutor saya setelah memimpin kita untuk tadarusan bersama, langsung menanyakan suatu
pertanyaan kepada kita. “Siapa dari kalian yang sudah pernah pacaran?”, tanya mas tutor
dengan nada yang merayu dan senyum-senyum gak jelas. Aku pun tidak mengacung untuk
mengiyakan pertanyaan mas tutor. Sebab pada waktu itu saya dalam kondisi memang belum
pernah pacaran. Hanya saja waktu itu saya mulai terjerumus. Saya sudah mengenal yang
namanya mendekati cewek. Astagfirullooh.
Setelah memberi pertanyaan tersebut akhirnya semua teman-teman kelompok tutorial
ku juga tidak ada yang mengaku. Akhirnya mas tutor pun dengan bahasa yang ringan
memberikan suatu narasi terkait dengan pacaran tadi. Kurang lebihnya isinya adalah sebagai
berikut.
“Adikku yang baik hatinya. Sebenarnya berpacaran sudah jelas terlarang
karena merupakan jalan menuju zina. Karena tidak ada pacaran yang bisa
lepas dari jalan yang haram. Tidak ada perintah pacaran dalam Islam. Jika
ada perintahnya pasti akan ada seperti, ‘sebelum kita melakukan
pacaran, untuk menjaga kesucian diantara kita marilah kita mengambil air
wudhu terlebih dahulu.’ Gak ada, kan?
Alloh Ta’ala berfirman,
ب�يال� س� اء� و�س� ة� ش� اح� ف� ك�ان� �ن�ه� إ ن�ا الز� ب�وا ر� �ت�ق و�ال�
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32).
Ibnu Katsir berkata mengenai ayat di atas, “Dalam ayat ini Alloh melarang
hamba-Nya dari zina dan dari hal-hal yang mendekati zina, yaitu segala
hal yang menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada zina.”
Dari sini kita bisa simpulkan bahwa pacaran adalah jalan menuju zina.
Karena hati bisa tergoda dengan kata-kata cinta. Tangan bisa berbuat
nakal dengan menyentuh pasangan yang bukan miliknya yang halal.
Pandangan pun tidak bisa ditundukkan. Dan tidak sedikit yang menempuh
jalan pacaran yang terjerumus dalam zina. Makanya dapat kita katakan,
pacaran itu terlarang karena alasan-alasan ini yang tidak bisa
terbantahkan.
Trus, ada lagi hadits nih, Dari Abu Hurairah, Nabi shallallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
الن�ظ�ر� ا ز�ن�اه�م� ال�ع�ي�ن�ان� ف� ال�ة� ح� م� ال� ذ�ل�ك� د�ر�ك+ م� ن�ى الز� م�ن� يب�ه� ن�ص� آد�م� اب�ن� ع�ل�ى ك�ت�ب�
ا ن�اه� ز� ل� �ج و�الر� ال�ب�ط�ش� ا ز�ن�اه� ال�ي�د� و� ال�ك�ال�م� ز�ن�اه� ان� الل�س� و� اع� ت�م� �اال�س ا ن�اه�م� ز� ذ�ن�ان� و�األ�
ي�ك�ذ�ب�ه� و� ج� �ر ال�ف� ذ�ل�ك� د�ق� ي�ص� و� ن�ى ي�ت�م� و� و�ى �ي�ه ل�ب� ال�ق� و� ط�ا ال�خ�
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu
yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan
melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan
berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki
adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan
berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau
mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Di Alquran juga ada. Alloh Ta’ala berfirman,
ا ي�ا يJه�� ن�وا ال�ذ�ين� أ ب�ة� الل�ه� إ�ل�ى ت�وب�وا آ�م� �ا ت�و وح� ن�ص�
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Nah, menurut si Ibnu Katsir rahimahullah bahwa makna taubat yang tulus
(taubatan nashuhah) sebagaimana kata para ulama adalah, “Menghindari
dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak
melakukannya lagi di masa akan datang.”
Trus kalau kamu udah terlanjur pacaran maka taubatnya harus memenuhi
tiga syarat tersebut, maka tiga syarat orang yang taubat dari pacaran
adalah:
1. Menyesal dan sedih telah berpacaran
2. Putuskan pacar sekarang juga
3. Bertekad tidak mau pacaran lagi dan menempuh jalan yang halal
dengan nikah
Tau Luqman, kan? Anak nya Nabi Ibrahim itu. Nah, si Luqman pernah
berkata kepada anaknya,
ندامة وآخره مخافة، أوله فإن والزنى، إياك بني، يا
“Wahai anakku. Hati-hatilah dengan zina. Di awal zina, selalu penuh rasa
khawatir. Ujung-ujungnya akan penuh penyesalan. (Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim, 10: 326)
Memang betul apa yang diutarakan oleh Luqman, seorang yang sholeh.
Dan itu sesuai realita. Awal zina dipenuhi rasa khawatir. Coba lihat saja
apa yang dilakukan oleh orang yang hendak berzina. Awalnya mereka
berusaha tidak terlihat orang lain. Khawatir ada yang melihat perbuatan
dosa mereka. Ujung-ujungnya dipenuhi rasa penyesalan. Karena bisa jadi
si wanita hamil. Si laki dituntut tanggung jawab. Akhirnya pusing
kepayang karena perut si wanita yang makin besar dan sulit ditutupi.
Akhirnya yang ada adalah rasa malu. Naik ke pelaminan pun sudah dicap
“jelek” karena terpaksa “Married because an accident”.
Yaudah, saya sih hanya memberi nasihat. Menasihati tentunya tidak
memaksa, lho? Pilihan tetap berada di tangan kalian. Semoga Alloh
memudahkan kita untuk senantiasa berada dalam kebaikan dan
menjauhkan kita dari berbagai maksiat.”
Setelah diberi narasi itu, kami pun tertunduk dan merenungi apa yang telah dikatakan
mas tutor. Tetapi ditengah-tengah kami sedang merenung, teman saya lalu bertanya dengan
topik yang lain bukan pacaran lagi. “Mas, gini nih, gimana sih cara kita meningkatkan
motivasi belajar kita selama kuliah? Saya kadang males-malesan kalo belajar.”, tanya
temanku dengan wajah polosnya. Mendengar pertanyaan ini hatiku terasa “mak jleb-jleb
serr”, seolah-olah pertanyaan ini ditujukan kepadaku yang pada waktu itu memang lagi
males-malesnya kalau belajar apalagi belajar Fisika. Aduuh, malesnya bukan main.
Mas tutor pun menjawabnya dengan senyumannya yang khas. Jawabannya kira-kira
adalah sebagai berikut.
“Belajar dalam Islam itu memang sangat dianjurkan, seperti dalam surat
Al Mujadilah ayat 11.
“Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Alloh
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Mujadilah: 11)
Kita sebagai manusia yang berakal wajib menuntut ilmu. Akan tetapi
masalahnya rasa malas kadang mengalahkan manusia. Manusia menjadi
malas untuk belajar. Solusinya, menurut saya, ya? Jika salah, tolong
dikoreksi. Ya, kita dalam belajar harus dilandasi dengan rasa ikhlas.
Kenapa? Contoh belajar yang gak ikhlas itu misalnya belajar ketika mau
ujian aja atau ulangan aja. Kita belajar cuma buat dapet nilai bagus. Hayo,
ngaku?
Nah, kalo dalam konteks belajar dalam kuliah ini. Saran saya, coba deh
belajar pada dini hari. Kamu bangun sekitar jam 02.30. Trus setelah
bangun shalat Tahajjud dulu kemudian baru belajar. Coba gimana rasanya
apakah beda dengan belajar di malam hari biasa apa enggak. Bisa dicoba
tuh.
Kita di jogja ini belajar atas amanah orang tua, kan? Orang tua kita
bekerja susah payah demi anaknya bisa lebih baik dari mereka. Apabila
kita menyia-nyiakan kesempatan ini maka celakalah kita. Masih banyak
diluar sana yang tidak bisa melanjutkan kuliah seperti kita. Maka, kalian
yang diberi kesempatan haruslah memanfaatkan kesempatan ini untuk
membahagiakan orang tua kalian kelak.
OK, ada yang mau tanya lagi?”
Setelah menjawab tuntas pertanyaan temanku itu, kemudian temanku yang lainnya
mengajukan pertanyaan lagi, “Gini mas, kita kan mahasiswa baru dan masih bingung nih,
mau milih UKM apa. Saya mau ikut salah satu UKM yang asik dan bermanfaat. Saya rencana
mau masuk UKM .... Tapi ketika aku mampir ke sekretariatnya, UKM itu kok kerjaanya
cuma senang-senang, ya? Kaya main laptop, game, nongkrong, ngerumpi, bercandanya
‘cekakakan’, dan lain lain deh. Gak enak banget ngelihatnya. Mas, punya saran gak, UKM
yang baik untuk kita apa? Saya takut salah masuk lingkungan, mas. Bukannya saya menjadi
lebih baik, eh, nantinya saya malah menjadi kacau tak karuan.”
Mendengar pertanyaan kritis seperti ini, mas tutor pun hanya tersenyum kecil dan
kemudian menjawabnya dengan penuh semangat.
“Gini dik, untuk memilih UKM sebenarnya tergantung kepada minat kamu
sendiri masuk kemana. Tapi benar yang kamu bilang bahwa kita harus
selektif dalam memilih lingkungan. Salah salah, kita malah terjerumus ke
hal-hal yang gak baik.
Seperti pada hadits, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ال�ل� ي�خ� �م�ن �د�ك�م ح�أ� �ل�ي�ن�ظ�ر ف� ل�يل�ه� خ� د�ين� ع�ل�ى ل� ج� الر�
“Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, karenanya hendaklah
salah seorang diantara kalian mencermati kepada siapa ia berteman.”
[Hadits hasan, riwayat Tirmidzi (no. 2387), Ahmad (no. 8212), dan Abu
Dawud (no. 4833), Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan gharib]
Nah, dari situ dalam pergaulan kita harus pandai-pandai dalam memilih
teman yang baik, shalih/shalihah, yang benar-benar memberikan
kecintaan yang tulus, selalu memberi nasihat, dan menunjukan kebaikan.
Karena bergaul dengan orang-orang shalih/shalihah akan menjadikannya
sebagai teman yang selalu mendatangkan manfaat dan pahala yang
besar, juga akan membuka hati untuk menerima kebenaran. Maka
kebanyakan teman akan jadi teladan bagi temannya yang lain dalam
akhlak dan tingkah laku.
Seperti ungkapan:
‘Janganlah kau tanyakan seseorang pada orangnya, tapi tanyakan pada
temannya. karena setiap orang mengikuti temannya‘
‘Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu
teringat akan Alloh, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama,
melihat gerak-geriknya teringat mati..’
Rasulullah bersabda :
�أ�ن ا إ�م� ك� �ال�م�س ام�ل� ح� ف� ال�ك�ير� ن�اف�خ� و� ك� �ال�م�س ام�ل� ك�ح� ء� �و و�الس� ال�ح� الص� ل�يس� ال�ج� ث�ل� م�
ث�ي�اب�ك� ر�ق� �ي�ح �نأ� ا إ�م� ال�ك�ير� ن�اف�خ� و� ط�ي�ب�ة� ا ر�يح� ن�ه� م� د� ت�ج� �ن
أ� ا إ�م� و� ن�ه� م� ت�ب�ت�اع� �نأ� ا إ�م� و� ذ�ي�ك� � ي�ح
ب�يث�ة� خ� ا ر�يح� د� ت�ج� �نأ� ا إ�م� و�
“Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalih/shalihah) dan
teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api
pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak
wanginya itu atau engkau menibeli darinya atau engkau hanya akan
mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi
mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau
yang tidak sedap”. (Riwayat Bukhari, kitab Buyuu’, Fathul Bari 4/323 dan
Muslim kitab Albir 4/2026)
Nah, dari hadits-hadits dan ungkapan di atas bisa disimpulkan, kan?
Memilih UKM dapat dianalogikan dengan memilih lingkungan. Maka saran
saya pilihlah UKM yang mengarah kepada hal-hal yang positif dan
memberi kebermanfaatan kepada kamu. Bukannya saya bermaksud
untuk promosi, misalnya UKM ... disitu kamu akan menemukan pribadi-
pribadi luar biasa. Mau prestatif juga bisa lewat situ, dik. Aktivis
“cumlaude” atau mantan pemenang olimpiade juga ada disitu. Insya Alloh
lewat UKM ... kamu bisa seperti mereka yang sangat menginspirasi
senantiasa berada di jalanNya dan memiliki semangat untuk tetap
berperestasi.
Tapi plihan tetap di tangan kamu. Saya hanya bisa menyarankan.”
Setelah tiga pertanyaan yang diajukan tersebut dan dijawab tuntas oleh mas tutor,
akhirnya tutorial pada hari itu pun selesai. Semua kembali ke rumah/kos-kosan masing-
masing. Akan tetapi, selama perjalanan pulang ke rumah aku pun merasa mempunyai rasa
salah yang besar kepada Alloh. Selama ini aku lupa dengan-Nya. Sesampainya di rumah,
waktu itu langsung adzan maghrib. Aku pun bergegas mengambil air wudhu dan melanjutkan
shalat maghrib. Setelah shalat aku pun termenung lagi. Memanjatkan doa kepada Sang Rabb.
Aku meminta maaf selama ini aku berbuat kemaksiatan, seperti bergaul bebas dengan lawan
jenis, menghambur-hamburkan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat, serta bermalas-
malasan dalam belajar.
Akhirnya, dan alhamdulillah sejak saat itu aku mulai belajar untuk berubah. Tidak ada
lagi sms-an atau telpon-telponan dengan lain jenis untuk membicarakan hal yang tidak
penting dan main game semalaman suntuk. Aku langsung memulai untuk setiap hari belajar
dari setelah Maghrib sampai jam 12 malam. Belajar apa saja yang penting bermanfaat, baik
itu mengerjakan tugas atau sekedar mengerjakan soal-soal latihan bahan mata kuliah yang
sedang esok hari dikuliahkan. Dan alhamdulillah, hasilnya juga cukup memuaskan pada
waktu semester 1 dan semester 2, saya mendapat Indeks Prestasi Semester (IPS) yang
tertinggi di kelas saya. Dan yang terakhir ini, saya telah mewakili jurusan saya untuk
berkompetisi pada Olimpiade Sains Nasional Pertamina (OSNP) tingkat Provinsi. Meskipun
hanya mampu bertengger di 6 besar, saya bersyukur bisa mengharumkan nama baik jurusan
saya di tingkat provinsi. Alhamdulillah yah? Sesuatu banget. Dan beberapa hari ke depan,
saya juga akan mewakili jurusan saya untuk mengikuti Olimpiade Sains dan Teknologi
(OST) tingkat Nasional di awal November besok. Saya tidak membayangkan saya akan
berkompetisi dengan mahasiswa-mahasiswa sebidang dengan saya dari universitas di seluruh
Indonesia, baik itu dari ITB, IPB, UI, dan masih banyak lagi. Semoga saya bisa membawa
nama baik Pendidikan Fisika FMIPA UNY di tingkat Nasional. Aamiin.
Selain itu, sekarang saya juga mendapat lingkungan yang baik. Saya mempunyai
teman-teman yang luar biasa. Teman-teman yang shalih/shalihah, yang benar-benar
memberikan kecintaan yang tulus, selalu memberi nasihat, dan menunjukan kebaikan. Tidak
dikenal ikhtilath dengan lawan jenis bagi mereka. Dan mulai sejak itu aku pun agak
membatasi bergaul dengan lawan jenis. Alhamdulillah, berkat ini aku bisa serius dalam
kuliah tanpa tercampur pikiran-pirkiran yang tidak penting untuk dipikirkan. Rasa syukur pun
tak pernah aku diamkan dari mulutku. Terima kasih Ya Alloh, Kau telah membimbingku ke
jalan yang benar. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.
Yah, itulah sedikit dari kisahku, belajar iya dan malas-malasan pun juga iya. Bahkan
beberapa kemaksiatan sering kulakukan baik itu dengan menghambur-hamburkan waktu
ataupun bebas bergaul dengan lawan jenis. Aku memang manusia biasa yang tentu saja jauh
dari kata sempurna. Manusia kan memang tempatnya salah dan lupa. Betul?
Alloh Subhanallohu wa Ta’ala memang Maha Adil, Ia menciptakan manusia dalam
keistimewaan dan kesempurnaan. Tetapi, istimewa dan sempurna bukan berarti tidak punya
salah. Seperti pepatah mengatakan, tak ada gading yang tak retak. Yak, itulah manusia.
Keistimewaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Dari situlah manusia
dapat belajar menjadi lebih baik. Bayangkan, jika kita tidak punya salah. Maka hidup kita
akan berjalan datar, hampa tak bermakna. Akal dan nurani pun tidak akan menampakan
fungsinya. Dan akhirnya kini Dia menyapa, keinginan untuk menjadi lebih baik pun dimulai.
Sulit memang merubah kebiasaan. Tapi Alhamdulillah, memang Alloh sangat
mencintai kita. Alloh tidak selalu memberi apa yang kita inginkan tetapi selalu memberikan
apa yang kita butuhkan. Mesir dan sungai Nil adalah jodoh. Tanpa sungai Nil tak ada
kehidupan di Mesir. Dan tanpa kehidupan tak akan ada peradaban. Dan kurasa keinginanku
untuk menjadi lebih baik bertemu dengan jodohnya pula. Sekarang aku mempunyai
lingkungan yang baik Alhamdulilah Ya Rabb syukur kupanjatkan kepadaMu. Syukurku atas
segala nikmat yang engkau berikan. Alhamdulillah.
.....The End.....