44
LAPORAN HASIL PBL ANATOMI FISIOLOGI RONGGA MULUT DAN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI Kelompok 8: 1. Weny Prahma Wati (0910740015) 2. WidyaAyu Pematasari (0910741009) 3. Yudistiara G.Y (0910741010) 4. M. Rizky R. Maulana (0910743009) 5. Beby Virgi Maulida (0910743021) 6. Crenna Adhalia Ayuningtyas (0910743022) 7. Dewi Sulistiyo Cahyani (0910743027) 8. Layla Rohmania (0910743037) 9. Noviana Faradilla Sandi (0910743043)

cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

LAPORAN HASIL PBL

ANATOMI FISIOLOGI RONGGA MULUT DAN MATERIAL

KEDOKTERAN GIGI

Kelompok 8:

1. Weny Prahma Wati (0910740015)

2. WidyaAyu Pematasari (0910741009)

3. Yudistiara G.Y (0910741010)

4. M. Rizky R. Maulana (0910743009)

5. Beby Virgi Maulida (0910743021)

6. Crenna Adhalia Ayuningtyas (0910743022)

7. Dewi Sulistiyo Cahyani (0910743027)

8. Layla Rohmania (0910743037)

9. Noviana Faradilla Sandi (0910743043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2009

Page 2: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

A.CAVUM ORIS

Batas-batas cavum oris

- Dinding : mukosa pipi yang diperkuat oleh m.buccinator

- Atap : palatum yang terbagi menjadi palatum durum dan

palatum mole

- Dasar : m.mylohyoid, m.geniohyoid, lingua, dan kelenjar

saliva

- Depan : labium oris

- Belakang : pharynx

Cavum oris berhubungan dengan pharynx melalui isthmus

oropharyngeal ( isthmus faucium). Isthmus ini dapat membuka dan

menutup karena diatur pergerakan lidah dan palatum molle.

Cavum oris dibagi menjadi 2 wilayah :

Page 3: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

- Vestibulum oris : merupakan wilayah yang terletak di antara

arcus Dentis,pipi dan bibir

- Cavum oris proper : merupakan bagian yang dibatasi arcus dentis

Musculus yang terdapat di cavum oris :

- m.orbicularis oris terbagi menjadi pars palpebralis, pars orbitalis,

pars lacrimalis

- m.buccinatorius

- m.mentalis

- m.levator labii superioris

- m.levator anguli oris

- m.zygomaticus major

- m.risorius

- m.depressor labii inferioris

- m.hyoglossus

- m.genioglossus

- m.chondroglossus

Page 4: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

- m.styloglossus

- m.palatoglossus

- m.pterygoideus lateralis

- m.pterygoideus medialis

Os yang terdapat di cavum oris :

1. os maxillae dapat dibagi menjadi :

Corpus mandibula.

Procecessus zygomaticus.

Processus frontalis.

Processus palatina.

Processus alveolaris

Page 5: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

2. os mandibulae dapat dibagi menjadi:

Corpus mandibulae

– Margo superior : arcus alveolaris

– Margo Inferior : basis mandibulae.

– Facies externa: protuberance mentalis, foramen mentalis

– Facies interna: spine mentalis, fossa digastricus.

Ramus, terdapat dua processus yang dipisahkan incisura

mandibularis yaitu :

– Processus coronoideus

– Processus Condylaris :

Capitulum mandibulae.

Collum mandibulae.

Foramen mandibularis.

Lingula mandibularis.

Angulus andibulae

Tuberositas masseterica

3. os palatum, terdapat bagian :

Processus Palatinus

Kecil dan berbentuk L, Membentuk dasar orbita, Kedua

processus palatina bersama-sama membentuk palatum durum

4. os hyoid

terletak di sebelah inferior cranium dan tidak berhubungan

dengan tulang yang lain

Page 6: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

merupakan tempat perlekatan otot yang berhubungan dengan

lidah dan pharynx

os hyoid memiliki bagian-bagian :

- Corpus

- Cornu major yang merupakan :

Fiksasi larynx dan Tempat perlekatan otot penggerak lidah.

- Cornu minus yang merupakan :

Tempat perlekatan ligament stylohyoid.

Fungsi cavum oris :

1. Merupakan pintu masuk ke saluran cerna, dan berperan dalam

pencernaan awal makanan yang dibantu kelenjar saliva.

2. Memanipulasi suara yang dihasilkan larynx sehingga bentuk bicara

jadi sempurna.

3. Dapat digunakan sebagai jalan nafas.

Page 7: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Aliran darah pada cavum oris dialirkan melalui a.carotis externa lalu

ke a.maxilla. Dari a.maxilla dicabangkan menjadi dua ke a.alveolaris

inferior untuk gigi bawah dan a.alveolaris superior untuk gigi atas.

Inervasi pada cavum oris dilakukan oleh n.trigeminus (V) yang

kemudian dicabangkan pada

n.opithalmicus

n.maxillaris

keluar dari cranium melalui foramen fossa rotundum dan akan

melalui fossa pterygopalatina lalu ke n.maxillaris. Dari n.maxillaris

dicabangkan pada n.zygomaticus, n.aveolar superior,

n.sphenopalatina dan n.infraorbitalis

Page 8: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

n.mandibullaris

Dari n.mandibullaris dicabangkan pada n.spinosus, n.buccinators,

n.massetericus, n.temporalis profundus, n.pterygoideus internus,

n.lingua, n.alveolaris inferior

Bagian bagian dari cavum oris :

Vestibulum Oris

Maxilla dan mandibula

Gigi

Berikut ini merupakan jenis gigi menurut pertumbuhannya :

1.Gigi deciduous (gigi susu)

Keluar dari ginggiva pada usia 6 bulan sampai 2 tahun.

Jumlahnya ada 10 pada maxilla dan 10 pada mandibula,

masing-masing terdiri dari 4 incicivus, 2 caninus dan 4 molar.

2. Gigi permanent

Gigi permanent mulai tampak keluar dari ginggiva

menggantikan gigi deciduous pada usia 6 tahun sampai usia

dewasa. Jumlahnya ada 16 pada maxilla dan 16 pada

mandibula, terdiri dari 4 incicivus, 2 caninus, 4 premolar, dan

6 molar.

Page 9: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Macam2 gigi permanent, sebagai berikut :

Incicivus adalah yang berada pada alveous anterior, gigi ini

mepunyai 1 akar, coronanya berbentuk pahat dan berfungsi

memotong makanan.

Caninus adalah gigi yang terletak disebelah posterior incicivus,

merupakan gigi terpanjang, coronanya memiliki 1 cuspis dan

berfungsi mencengkeram makanan.

Premolar terletak di sebelah posterior caninus, mempunyai 2

cuspis pada coronanya satu pada sisi buccal satu pada sisi

lingual, pada umumnya mempunyai 1 akar kecuali premolar 1

atas kadang kadan mempunyai 2 akar.

Molar adalah gigi yang paing posterior mempunyai 3 akar dgn

3 – 5 cuspis pada coronanya.

Semua gigi mendapat vaskularisasi dari a. maxilla, yaitu :

Page 10: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

a. alveolaris inferior, memberi vascularisasi untuk semua gigi

mandibular.

a. alveolaris superior, memberi vascularisasi untuk gigi

maxillaris.

a. alveolaris superior posterior, memberi vascularisasi untk

premolar dan molar.

a. alveolaris superior anterior, memberi vascularisasi untuk

caninus dan incicivus.

Semua nervus yang menginervasi gigi dan gingiva berasal dari

cabang n.trigeminus.

1. Gigi mandibulae

Gigi posterior di innervasi cabang langsung n. alveolaris

inferior, di canalis mandibulae

Premolar 1, caninus dan incicivus bersama ginggiva

buccalnya di innervasi n. Incisivalis.

Mucosa labium inferior diinnervasi n. mentalis.

2. Gigi maxilla.

Gigi molar di innervasi n. alveolaris superior posterior.

Gigi premolar diinnervasi n.alveolaris superior medialis.

Nervus ini merupakan cabang dari r. infraorbitalis n.

maxilaris.

Gigi incisivus dan caninus diinnervasi n. alvelaris superior

anterior, yang merupakan cabang dari n.infra orbitalis.

Ginggiva

Ginggiva adalah mucosa sekitar gigi yag menutupi proc. Alveolaris,

yang mendapat vaskularisasi sebagai berikut :

ginggivabuccal gigi bawah mendapat darah dari

cabang a. alveolaris inferior sedangkan sisi lingual mendapat darah

dari a. lingualis.

Page 11: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

ginggivabuccal gigi atas mendapt darah dari a.

alveolaris superior anterior dan posterior.

gingiva palatalmendapat darah dari a. nasopalatinus

dan a. palatina major.

Palatum

Lidah

Kelenjar Saliva

B. LIDAH

Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Fungsi

lidah antara lain Menggerakkan makanan dalam rongga mulut dan juga

Menghasilkan cairan yang berisi enzym yang disebut lingual lipase.

Lidah terdiri dari beberapa bagian, 1/3 bagian posterior disebut

pars pharyngeal atau basis lidah sedangkan 2/3 bagian anterior disebut

body of the tongue.

Bagian bagian lidah antara lain Apex Lingua, Dorsum Lingua

(permukaan ini kasar, karena terdapat tonjolan yang disebut papila),

Facies inferior( Frenulum lingua lipatan pada permukaan inferior lidah

yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut) dan radix lingua.

Page 12: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Otot- otot pada lidah dibagi menjadi 2 macam, yaitu Otot extrinsic

dan instrinsik.

a. Otot Ekstrinsik

Otot Ekstrinsik adalah otot yang berinsertio ke lidah tapi berorigo

diluar lidah.Otot extrinsic ada empat yaitu M.genioglossus,

m.hyoglossus, m.styloglosus, dan m.palatoglossus.

Semua otot ini di inervasi motoris oleh n. hypoglossus(XII), kecuali

m. palatoglossus diinnervasi oleh n.vagus (X). Vascularisasi dilakukan

oleh a.lingualis.

Page 13: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

b. Otot Instrinsic

Otot Instrinsic adalah otot yang berorigo dan berinsertio di lidah.

Otot insrinsic ada empat yaitu m. longitudinalis superior, m. longitudinalis

inferior, m transversalis dan m. vertical.

Otot intrinsik berfungsi mengubah bentuk lidah dengan jalan

memendekkan atau menjulurkan lidah, menekuk ujung lidah,

memipihkan dan membulatkan lidah. Semua otot ini diinnervasi secara

motoris oleh n.hypoglossus (XII). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis.

Innervasi lidah :

a. Sensoris

- 2/3 anterior : Umum. N.lingualis( V3)

Pengecapan. N. facialis.

- 1/3 posterior

Umum dan pengecapan. N.glossopharyngeus.

Page 14: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

b. Motoris

Inervasi pada motoris dilakukan oleh n.hypoglossus.

Terdapat 3 macam glandula salivatorius yaitu:

Sepasang glandula parotis.

Sepasang glandula sublingualis.

Glandula submandibularis.

a. Glandula Parotis

Berada di fossa parotis. Fossa ini dibatasi disebelah

Posterior : m. sternocleidomastodeus.

Anterior : ramus mandibulae.

Superior : meatus acustius externus.

Secresinya disalurkan melalui ductus parototidicus, ductus ini

menyilang m. masseter kemudia bermuara di cavum oris setinggi

molar 2 atas.

Innervasi dilakukan oleh n.glossopharyngeal (IX).

b. Glandula Sublingualis

Berada di fossa sublingualis di sebelah medial permukaan inerna

mandibulae. Kelenjar ini megeluarkan secesinya ke cavum oris

melalui banyak ductus kecil2 yang bermuar ke crista plica

sublingualis.

Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).

Page 15: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

c. Glandula Submandibularis

Terletak di fossa submandibularis pada sisi medial mandibulae

disebelah inferior m. mylohyoid. Salurannya bermuara di dasar

cavum oris disebelah kanan kiri frenlum lingue.

Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).

C. Temporomandibular Joint (TMJ)

TMJ adalah sistem sendi tipe synovial yang dipisahkan oleh

diskus artikularis (Articulation Disc). Dengan sistem sendi ini,

rahang dapat bergerak untuk membuka, menutup dan gerakan

mengunyah makanan. Sistem TMJ dibungkus oleh sebuah kapsul

mulai dari leher processus condyloideus (di os. Mandibula),

sepanjang sisi tepi eminantia articularis (Articular Eminence /

Page 16: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Articular Tubercle) & Fossa articularis (mandibular fossa) hingga

region timpanosquamous.

Gerakan-gerakan yang dapat terjadi pada TMJ adalah,

Protrusi, gerakan memajukan mandibula. Dibantu oleh m.

pterygoideus lateral dan media

Page 17: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Retraksi, gerakan memundurkan mandibula. Dibantu oleh bagian

posterior dari m. Temporalis, m. Masseter bagian dalam dan sedikit

dari m. Geniohyoid & m. Digastricus

Depresi, gerakan rahang kebawah. Dibantu oleh m. Digastricus, m.

Geniohyoideus, m. Mylohyoid serta Gravitasi.

Elevasi, gerakan rahang keatas. Dibantu oleh m. Temporalis, m.

Masseter dan m. Pterygoideus media.

Rata-rata pembukaan mulut maksimal pada manusia normal (tidak

termasuk adanya stress, emosi atau trauma pada TMJ) adalah 50-60

mm, gerakan lateral kira-kira 10-12 mm dimana gerakan lateral ke

kiri lebih besar sedikit daripada yang ke kanan, gerakan protraksi 8-

11 mm dan gerakan retrusi kira-kira 1-3 mm

Selain musculus-musculus, terdapat ligament-ligament yang juga

membantu gerakan TMJ, yaitu Sphenomandibular Ligament,,

Stylomandibular Ligament dan Lateral Ligament.

Karena ada TMJ, mandibula dapat bergerak dengan mudah. Adapun

posisi yang terjadi karena pergerakan mandibula adalah,

Centric Occlusion, saat gigi geligi mengalami oklusi secara penuh

dan maksimal.

Centric Relation, saat kepala dari Processus Condyloideus pada

mandibula berada pada posisi paling superior dan posterior dari

Fossa mandibularis.

Otot-otot yang bekerja pada TMJ kebanyakan diinnervasi oleh Saraf

Trigeminus (V) cabang ketiga yaitu n. Mandibularis (V3)

D. BAHAN CETAK

Page 18: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang

digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan

ekstraoral harus memenuhi kriteria berikut. Pertama, bahan cetak

tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut

serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang

menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua selama di mulut, bahan

tersebut harus berubah (mengeras) menjadi benda padat

menyerupai karet dalam waktu tertentu; idealnya waktu pengerasan

total kurang dari tujuh menit. Akhirnya, cetakan yang mengeras

harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan

dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat

dituang.

Bahan cetak dapat dikelompokkan berdasarkan pada cara

bahan tersebut mengeras yaitu reversible dan ireversible.

a. Reversible

Bahan ini melunak dengan pemanasan dan memadat

dengan pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia.

Hidrokoloid reversibel dan kompoun cetak( campuran

resin dan malam) termasuk dalam katagori ini.

b. Ireversibel

Terjadi reaksi kimia, sehingga bahan tidak dapat

diubah kembali ke keadaan semula pada klinik dokter

gigi.misalnya hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida

seng eugenol (OSE) dan plaster of paris mengeras

dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik

mengeras dengan polimerisasi.

Cara lain mengelompokkan bahan cetak gigi adalah

menurut penggunaanya yaitu bahan cetak elastik dan bahan

cetak tidak elastik.

Page 19: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

a. Bahan cetak elastik

Dapat secara akurat memproduksi dengan baik strutur

keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk

underkut dan celah proksimal. Meskipun bahan ini

dapat dipakainuntuk mencetak pasien tanpa gigi,

kebanyakan digunakan untuk membuat model cor

untuk gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta

untuk unit restorasi tunggal.

b. Bahan cetak tidak elastik

Beberapa bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat

dikeluarkan melalui underkut tanpa mematahkan atau

mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis

ini digunakan untuk semua cetakan sebelum

ditemukan agar . Meskipun bahan cetak ersebut sudah

tidak digunakan lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak

elastik ini memiliki keunggulan dalam pembuatan

cetakan pasien tak bergigi

Macam macam Bahan Cetak:

a. Bahan Cetak Hidrokoloid

1. AGAR (hidrokoloid reversibel)

Komposisi

Agar merupakan salah satu jenis koloid hidrofilik organic yang

diekstrat dari rumput laut jenis tertentu. Terdapat dalam

konsentrasi 8% - 15%, bergantung pada sifat bahan yang

dimaksud. Kandungan utamanya adalah air (>80%). Untuk

memperkuat gel, biasanya ditambah sedikit boraks. Namun

sayangnya boraks merupakan salah satu jenis retarder terbaik

untu pengerasan gypsum. Kandungan air yang berlebih dalam

agar juga dapat memperlambat pengerasan gypsum. Oleh

Page 20: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

karena itu, untuk menyeimbangkan pengaruh air dan boraks

pada gel, ditambahkan sedikit kalium sulfat. Kalium sulfat

merupakan zat pemercepat pengerasan gypsum. Beberapa

bahan pengisi juga diberikan, seperti tanah diatoma, tanah liat,

silica, malam, karet dan serbuk kakuk serupa. Zat lain seperti

timol dan gliserin juga ditambahkan untuk menjadi bakterisit dan

bahan pembuat plastic.

Proses Gelasi

Proses gelasi merupakan suatu proses pengerasan hidrokoloid

reversible. Perubahan fisik sol-gel dipengaruhi oleh perubahan

temperature. Namun untuk perubahan dari gel menjadi sol

diperlukan titik didih yang lebih tinggi (temperature liquefaction =

70-100 derajat). Biasanya sol berubah menjadi gel pada suhu

37-50 derajat. Temperature gelasi dipengaruhi oleh beberapa

factor termasuk berat molekul, kemurnian agar, dan rasio

terhadap komposisinya. Ketidaksamaan temperature gelasi dan

temperatu pendinginan inilah yang menyebabkan agar dapat

digunakan sebagai bahan cetak dalam kedokteran gigi.

Manipulasi bahan agar

Secara umum ada 3 tahapan, yaitu:

a. Persiapan bahan

Tahapan pertama adalah mengubah gel hidrokoloid menjadi

sol. Cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan

air panas. Sebaiknya bahan dibiarkan dalam tempertur ini

selama 10 menit. Setelah dilelehkan, bahan dapat disimpan

dalam keadaan sol sampai waktunya diinjeksikan ke dalam

preparasi kevitas atau diisikan ke sendok cetak. Temperatur

yang terlalu rendah dapat menghasilkan bahan cetak

dengan kekentalan yang lebih tinggi dan tidak mampu

mereproduksi detail halus dengan tepat.

b. Kondisioning atau pendinginan

Page 21: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Suhu penyimpanan 65 derajat terlalu tinggi untuk rongga

mulut. Oleh karena itu, bahan perlu didinginkan terlebih

dahulu (ditempered). Untuk tahap preparasi, sebuah tube

dikeluarkan dari kompartemen penyimpanan dan

dimasukkan ke sendok cetak, sepotong kasa diletakkan

diatas bahan yang terletak di sendok cetak, kemudian

diletakkan lagi di kompertemen pendingin 45 derajat selama

3-10menit. Waktu yang berbeda-beda tergantung pada jenis

hidrokoloid dan keenceran yang diinginkan oleh dokter gigi.

Sebagai tambahan, selain menurunkan temperature,

pendinginan juga dapat meningkatkan kekentalan bahan

hidrokoloid sehingga bahan tidak mengalir keluar sendok

cetak.

c. Membuat cetakan

Sebelum proses pendinginan bahan cetak terselesaikan,

bahan semprit diambil dari kompartemen penyimpanan dan

diaplikasikan pada kavitas yang direparasi. Mula-mula

diaplikasikan pada dasar preparasi, kemudian pada bagian

lain yang belum tertutup. Ujung semprit diletakkan di dekat

gigi, dibawah permukaan bahan semprit untuk mencegah

gelembung udara. Begitu kavitas yang akan dipreparasi

telah tertutup bahan cetak, sendok cetak yang telah

sempurna didinginkan siap untuk dimasukkan kedalam

rongga mulut. Proses gelasi dapat dipercepat dengan

mengalirkan air dingin sekitar 18-21 derajat selama 3-

5menit.

Keakuratan Bahan Cetak Agar

Bahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling akurat.

Untuk mencapai keakuratan tersebut perlu diperhatikan

beberapa hal, diantaranya :

- Kekentalan sol

Page 22: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam

keberhasilan memanipulasi bahan. Bahan tidak boleh terlalu

encer sehingga mengalir keluar sendok cetak, terutama saat

mencetak rahang bawah. Sebaliknya, bahan tidak boleh

terlalu kental, sehingga sulit menembus semua detail gigi-

geligi dan jaringan lunak.

- Sifat Viskoelastik

Hubungan tegangan – regangan dari bahan hidrokoloid

berubah begitu besarnya beban berubah. Sifat ini

menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari dalam

mulut dengan cepat. Karena apabila pengeluaran cetakan

dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau diungkit akan

menyebabkan terjadi distorsi.

- Distorsi selama gelasi

- Daya reproduksi

Sifat ini mewakili kemampuan untuk membuat die duplikat

dari serangkaian cetakan. Untuk teknik die gandi, dibuat satu

cetakan dan kemudian dipotong-potong menjadi die

individual untuk gigi yang akan dipreparasi.

2. ALGINAT

Komposisi

Alginat merupakan hidrokoloid ireversibel yang komponen

utamanya adalah salah satu alginate larut air seperti natrium,

kalium, atau alginate trietanolamin. Alginate yang dicampur air

akan membentuk sol dengan cepat. Besar berat molekul

alginate bervariasi, semakin besar berat molekul maka

kekentalan sol akan bertambah. Biasanya ditambahkan bahan

pengisi seperti tanah diatoma yang berfungsi sebagai

penambah kekerasan dan kekuatan gel alginate. Oksida seng

juga merupakan bahan pengisi yang mempengaruhi sifat fisik

serta waktu pengerasan gel.

Page 23: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Lama Penyimpanan

Temperatur dan kontaminasi kelembaban udara merupakan 2

faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bubuk

alginate. Bahan cetak alginate dikemas dalam kantung tertutup

secara individual dengan berat bubuk yang sudak ditakar untuk

membuat satu cetakan, atau dalam kaleng besar yang tertutup

rapat.

Alginat modifikasi

Proses gelasi

Reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana

sebagai reaksi alginate larut air dengan kalsium sulfat dan

pembentukan gel kalsium alginate yang tidak larut. Kalsium

sulfat cepat bereaksi untuk membentuk kalsium alginate tak

larut air dari kalium atau natrium alginate dalam larutan cair.

Produk kalsium alginate sangat cepat, oleh karena itu tidak

tersedia waktu yang cukup untuk bekerja. Oleh karena itu perlu

ditambahkan garam pemerlambat (retarder) seperti trinatrium

untuk memperpanjang waktu kerja.

Manipulasi bahan alginate

- Mempersiapkan pengadukan

Campurkan bubuk alginate yang telah ditakar dengan air

sesuai takaran pada bowl. Gerakan pengadukan yang salah

dapat merusak bahan alginate. Cara pengadukan yang

benar adalah dengan menggunakan spatula logam, awali

dengan gerakan angka delapan, dan lanjutkan dengan

menekan bahan ke dinding bowl searah 180derajat. Waktu

pengadukan terlalu lama juga dapat merusak alginate.

Biasanya 45 detik sampai 1 menit adalah waktu yang pas

untuk mengaduk alginate.

- Membuat cetakan

Page 24: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Bahan harus mencapai konsistensi tertentu sehingga tidak

mengalir keluar sendok cetak dan menyebabkan tersedak.

Bahan cetak juga harus menempel pada sendok cetak agar

dapat ditarik dari sekitar gigi. Ketebalan cetakan alginate

antara sendok cetak dan jaringan harus sekurang-kurangnya

3mm.

Kekuatan gel maksimal diperlukan untuk mencegah fraktur dan

menjamin bahwa cetakan cukup elastic ketika dikeluarkan dari

mulut.

Katahanan terhadap sobekan pada alginate akan meningkat

bila cetakan dikeluarkan dengan sentakan secara tiba-tiba.

Keakuratan cetak alginate kurang, karena dia tidak dapat

menembus detail kecil yang ada pada gigi.

b. Bahan Cetak Elostomerik Tanpa Air

Secara kimia terdapat 4 jenis : polisulfida, slikon polimerisasi

kondensasi, silikon polimerisasi tambahan, polieter. Merupakan sistem 2

komponen yang dikemas dalam bentuk pasta. Kedua pasta yang berbeda

warna dikeluarkan dalam panjang yang sama pada kertas pengaduk dan

diaduk dengan spatula sampai terbentuk warna homogen.

1. Bahan cetak polisulfid

Komposisi

Pasta basis mengandung polimer polisulfid, bahan

pengisinya yang cocok(seperti lithopone dan titanium dioksida)

untuk memberikan kekuatan yang diperlukan, bahan pembentuk

sifat plastik(seperti dibutil phtlat) untuk menghasilkan kekentalan

yang tepat bagi pasta, sulfur ± 0,5%. Untuk menungkatka reaksi

yang disebut sebagai pasta katalis atau aselator reaksi

mengandung timah dioksid yang menghasilkan sifat warna

cokelat gelap.

Page 25: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Manipulasi

Pasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang

yang sama pada lembaran kaca pengaduk. Pasta katalis mula-

mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian

diistribusikan di atas pasta basis, diaduk di lembar pengadukan.

Polisulfid

Yaitu bahan cetak elastomerik yang paling sedikit

kekakuannya. Kelenturan ini denagn tekanan minimal, memiliki

ketahanan tertinggi terhadap robekan.

Biokompatibilitas

Polisulfid mempunyai hasil hitung kematian sel yang

terendah (kurang memiliki efek pada kehidupan sel).

Keuntungan

Waktu kerja lama

Tebukti akurat

Ketahanan robek tinggi

Sedikit hidrofibik

Harga tidak mahal

Wakktu penyimpanan lama

Kerugian

Memerlukan sendok cetak perseorangan

Harus diisi dengan stone secepatnya

Berpotensi terhadap distorsi yang nyata

Aroma mengganggu pasien

Kotor dan menimbulakan noda pada pakaian

Hasil pengisian berikutnya kurang akurat

2. Bahan Cetak Silikon Kondensasi

Dikemas sebagai pasta basis dan katalis atau cairan dengan

kekentalan rendah. Karena polimer silikon merupakan suatu

cairan,silikon koloidal / logam oksida ukuran mikro ditambahkan

sebagai pengisi untuk membetuk suatu pasta. Pengaruh pengisi

Page 26: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

terhadap kekuatan adalah hal yang lebih penting untuk suatu

elastomer silikon dibanding cetakan yang lainnya. Bhan denagn

kekentalan tinggi(putty, seperti dempulan) dikembangkan untuk

mengatur pengerutan polimerisasai yang besar dari bahan cetak

silikon kondensasi

Manipulasi

Panjang basis yang sesuai dikeluarkan dari dalam tubepada

lembar pengaduk. Lalu satu tetes cairan katalis ditambahkan

untuk tiapa unit panjang basis. Bhan ini agak sulit diaduk karena

perbedaan- perbedaan komponen

Elastisitas

Lebih ideal daripada polisulfid. Menunjukkan deformasi

permanen minimal dan dapat kembali ke bebtuk semula dengan

cepat bila direnggangkan. Bila terlalu kaku.

Biokompatibilitas

Silkon dapat diterima secara biologis sehingga tidak

menyebabkan masalah

Keuntungan

Tersedia waktu kerja dan waktu pengerasan yang cukup

Aroma menyenangkan dan tidak menimbulkan bercak

Memiliki ketahan robek yang cukup

Memiliki sifat elastik yang dikeluarkan

Distorsi lebih sedikit ketika dikeluarkan

Kerugian

Cukup akurat jika langsung dituang

Kestabilan dimensi buruk

Berpotensi pada distorsi yag nyata

Metode puttywash merupakan teknik yang sensitif

Sedikit lebih mahal

3. Bahan Cetak Silikon dengan Reaksi Tambahan

Page 27: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Manipulasi

Vinyl polysiloxane encer dan agak kental dikenas dalam dua

pasta, bahan putty dikemas dalam dua toples yang terdiri dari

bahan basis denagn kekentalan tinggi dam bahan katalis.

Bahan havy, body dan putty telah dimodifikasi untuk

menggunakan alat pengaduk otomatis, dengan menggunakan

alat mekanis tersebut, terdapat keseragaman dalam membagi

danmengaduk bahan, semakin kecil kemungkiana masuknya

udara ke dalam adukan, waktu pengadukan menjadi lebih

singkat, kontaminasi bahan lebih sedikit. Bahan cetak yang

telah diaduk dimasukkan langsung ke dalam sendok cetak yang

dilapisi adhesi. Waktu kerja dan pengerasan, dapat

diperpanjang 100% dengan penambahan retarder yang dipasok

oleh masing- masing pabrik dan dengan pendinginan alas

pengaduk. Silikan dapat disimpan di lemari es.

Elastisitas

Merupakan bahan bersifat elastis paling ideal. Distorsi ketiak

mengeluarkan melalui underkut umumnya tidak terjadi.

Biokompatibilatas

Bahaya tertinggalnya sebagian bahan sirna mengeluarkan

cetakan dapat dihindari dengan penanganan bahan yang tepat

dan pemeriksaan tepi cetakan secara cermat untuk tidak ada

daerah yang sobek. Benda asing dari bahan cetak dapat

menyebabkan inflamasi gingiva yang parah dan mungkin salah

diagnosis pada kunjungan berikutnya.

Keuntungan

Waktu pengerasan lebih pendek

Mudah diaduk alat otomatis

Kekuatan robek sedang

Kakuratan amat tinggi

Distorsi tidak terdeteksi ketika dibuka

Bila hidrofilik, amat sesuai dengan gypsum

Page 28: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Kerugian

Terbentuknya gas hidrogen pada beberapa bahan

Bahan hidrofilik tetap memerlukan penanganan hati- hati dan

lingkungan amat -kering

Lebih mahal, khususnya alat pengaduk otomatis.

4. Bahan Cetak Polieter

Komposisi

Karet polieter dipasok berupa dua pasta

Basis

Polimer polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu

bahan pembuat plastik seperti glikoeter/ ftalat.

Pasta aselator

Alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan

pengisi, waktu kerja dan pengerasan, kecepatan pengerasan

polieter kurang sensitif terhadap perubahan temperatur.

Elastisitas

Bahan yang paling keras tidak termasuk bahan puty viskositas

tinggi kurang elastik dibanding vinyl polysixane

Biokompatibilitas

Dermatitis kontak akibat polieter. Namun penelitian akhir- akhir

ini menunjukkan tidak ada efek sitoksik yang berhubungan

dengan katalis imin yang terjadi berasal dari bagia bahan cetak

yang tertinggal di dalam sulkus.

Keuntungan

Waktu kerja dan pengerasan cepat

Terbukti akurat

Ketahanan sobek cukup

Kurang hidrofibik

Distorsi kurang

Waktu penyimpanan lama

Kerugian

Cukup akurat jika dituangkan langsung

Page 29: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

Kestabilan dimensi buruk

Bersih, tetapi rasa tidak enak

Keras, sehingga meliputi permukaan undecut

Sedikit lebih mahal

Dapat diisi ulang

E. BAHAN PENGISI

Gypsum merupakan salah satu jenis bahan pengisi. Kriteria

pemilihan produk gypsum tertentu bergantung pada penggunaannya serta

sifat fisik tertentu untuk penggunaan tertentu. Misalnya, stone kedokteran

gigi merupakan materi yang buruk untuk digunakan sebagai bahan cetak

karena bila ada gigi geligi, tidaklah mungkin mengeluarkan cetakan

melalui undercut gigi tanpa melukainya (karena besarnya kekuatan

stone ). Macam-macam gypsum :

1. Plaster cetak (tipe I)

Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan

zat tambahan untuk mengatur waktu pengerasan dan ekspansi

pengerasan. Plaster cetak jarang digunakan lagi untuk mencetak

dalam kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan yang

kurang kaku seperti hidrokoloid dan elastomer . plaster terbatas

digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, dalam pembuatan gigi

tiruan penuh.

2. Plaster model (tipe II)

Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II sekarang

digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila

ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup, suatu

batasn yang disebutkan dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan

Page 30: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

dalm warna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone yang

umumnya berwarna.

3. stone Gigi (tipe III)

Pada tahun 1930, suatu peristiwa penting terjadi, yaitu ketika

α-gipsum ditemukan dan diperkenalkan dalam kedokteran gigi.

Dikombinasikan dengan kemajuan dari bahan cetak hidrokoloid, α-

gipsum yang diperbaharui kekerasannya membuat die stone dapat

digunakan dan pembuatan model tidak langsung mungkin

dilakukan.

Kedokteran gigi banyak membantu sejarah perkembangan

plaster. Seorang peneliti pada Perusahaan Gipsum USA

mempelajari bahwa mold plaster yang digunakan untuk membentuk

basis karet protesa dalam suatu tekanan uap vulkanisasi menjadi

amat keras dalam semalam. Penelitian lanjut menunjukkan bahwa

gipsum yang mengeras mengalami pengapuran di bawah tekanan

uap, membentuk kristalisasi kalsium sulfat hemidrat yang lebih

bermutu. Karena perbaikan ini, bahan kemudian langsung

dipatenkan sebagai α-gipsum. Sejak penemuan ini, untuk

penemuan komersial, proses tersebut dilakukan dalam suatu

otoklaf.

Stone tipe III memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam

sebesar 20,7 Mpa (3000 psi), tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000

psi). Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalam membentuk gigi

tiruan penuh yang cocok dengan jaringan lunak. Die stone

merupakan reproduksi gigi yang dipreparasi dimana protesa dibuat

pada atau di dalam model tersebut. Karena kondisi keausan yang

parah pada bagian tepi ketika dilakukan pembuatan pola malam,

dan karena tekanan yang lebih tinggi mengenai die stone selama

mencoba dan penyesuaian, kekuatan dan kekerasan yang lebih

tinggi dibutuhkan oleh bahan die. Sebagai tambahan, sedikit

ekspansi pengerasan dapat ditolerir pada model yang

Page 31: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

mereproduksi jaringan lunak, tetapi tidak bila menyangkut gigi.

Stone tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan

pada konstruksi protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan

yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan

setelah proses selesai.

Tanpa melihat jenis stone yang digunakan, terdapat

sedikitnya 2 metode untuk membuat model. Dalam salah satu

metode, mold untuk pengecoran dibuat dengan membungkus

sekitar cetakan dengan lembaran malam lunak sehingga melebihi

kurang lebih 12 mm di luar sisi jaringan pada cetakan. Basis untuk

model dibentuk pada daerah ini. Proses ini disebut boxing. Adukan

stone dan air kemudian dituang ke dalam cetakan di bawah

vibrator. Adukan dibiarkan mengalir perlahan dalam aliran yang

terkendali sepanjang cetakan, sehingga aliran tersebut dengan

sendirinya mendorong udara keluar begitu adukan mengisi semua

cetakan gigi tanpa adanya gelembung udara yang terjebak.

Metode lain adalah dengan mengisi cetakan seperti yang

telah dijabarkan. Sisa adukan stone-air dituang pada lempeng

kaca. Cetakan yang telah terisi kemudian dibalikkan pada

tumpukan stone di lempeng kaca tersebut, dan basis dibentuk

dengan spatula sebelum stone mengeras. Prosedur tersebut tidak

diindikasikan bila digunakan bahan cetak yang mudah mengalami

deformasi atau bila stone mengalir menyebar. Model baru boleh

dilepaskan dari cetakan setelah pengerasan awal tercapai. Waktu

pengerasan minimal bervariasi dari 30-60 menit, bergantung pada

kecepatan pengerasan stone atau plaster serta jenis bahan cetak

yang digunakan.

4. Stone gigi, kekuatan tinggi (tipe IV)

Persyaratan utama bagi bahan stone untuk pembuatan die

adalah kekuatan, kekerasan, dan ekspansi pengerasan minimal.

Untuk memperoleh sifat ini, digunakan α-hemihidrat dari jenis

Page 32: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

’Densite’. Partikel-partikel berbentuk kuboidal serta daerah

permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifat tersebut tanpa

menyebabkan pengentalan adukan.

Diperlukan permukaan keras bagi suatu die yang terbuat

dari stone, karena preparasi kavitas diisi dengan malam dan diukir

sehingga selaras dengan tepi-tepi die. Suatu instrumen yang tajam

digunakan untuk tujuan ini. Karenanya, stone harus tahan terhadap

abrasi. Untungnya, kekerasan permukaan meningkat lebih cepat

bila dibandingkan dengan kekuatan kompresi, karena permukaan

lebih cepat mengering. Ini merupakan keunggulan nyata, dimana

permukaan tahan terhadap abrasi, sementara inti die cukup liat dan

kurang terpaparkan terhadap patah tanpa disengaja. Rata-rata

kekerasan permukaan kering dari stone tipe IV (’stone die’) kurang

lebih 92 (kekerasan Rockwell), stone tipe III adalah 82. meskipun

permukaan lebih keras, tetaplah harus berhati-hati ketika mengukir

pola malam.

5. Stone gigi, kekuatan tinggi, ekspansi tinggi ( tipe V)

Ini merupakan produk gipsum yang dibuat akhir-akhir ini,

dan memiliki kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan

stone gigi tipe IV. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan

menurunkan lebih jauh rasio W:P. Sebagai tambahan, ekspansi

pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10%-0,30%. Alasan

peningkatan batasan ekspansi pengerasan disebabkan karena

logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan

pengecoran yang lebih besar dibandingkan logam campur mulia

konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone

yang digunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan

pemadatan logam campur.

6. Gypsum sintetik

α-hemihidrat dan β-hemihidrat juga dapat dibuat sebagai

produk sampingan atau produk sisa dalam pembuatan asam

Page 33: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

fosforik. Produk sintetik biasanya lebih mahal dibandingkan yang

dibuat dari gipsum alami tetapi bila produk tersebut dibuat dengan

tepat, sifatnya sebanding atau melebihi stone alami. Kendala dalam

prosesnya cukup banyak dan hanya sedikit yang berhasil. Metode

yang digunakan adalah rahasia perusahaan. Sumber hemihidrat

tidaklah sepenting sifat dari penggunaan produk akhir yang pada

dasarnya sama. Terlepas dari manapun asalnya.

F. MODEL RAHANG

Model studi, adalah model yang dihasilkan dari cetakan awal

(preliminary impression). Kegunaannya:

a. Komponen penting dalam ortodonti.

b. Titik awal dimulainya perawatan.

c. Untuk kepentingan presentasi.

d. Data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis.

e. Dapat mengetahui bentuk dan ukuran rahang, ukuran

mesiodistal gigi, bentuk dan ukuran lengkung gigi,

penentuan malposisi gigi, dan adanya kelainan bentuk gigi

(malformasi).

1. Model diagnostic, adalah model yang dihasilkan dari cetakan

kedua dengan tujuan untuk mendapatkan hasil cetakan yang

lebih detail.

2. Model kerja, adalah cetakan awal yang dihasilkan sebelum

model studi, model ini biasanya untuk dikirim ke laboratorium

gigi.

Page 34: cavum oris dan ilmu material kedokteran gigi

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, J Kenneth.2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Jakarta : EGC.

Ash, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheeler’s Dental Anatomy,

Physiology and Occlusion.

Drake, Richard L, et al. Gray’s Anatomy for Student.

Harshanur, Itjingningsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC.