9
Narasumber : Andhyta Firselly Utami (MPP Candidate, Harvard Kennedy School) dalam Chit Chat ini disebut Afu Moderator : Rina Noviyanti (Co-Founder Akar Kayu Biotech) dalam Chit Chat ini disebut Rina Peserta : 100 orang (limit grup WhatsApp) Waktu : Jumat, 18 September 2015, 19.00 Sabtu, 19 September 2015, 12.30 Tempat : Karier & Beasiswa WhatsApp Group Disclaimer: Catatan ini diambil dari diskusi informal di grup WhatsApp Karier & Beasiswa dengan sedikit penyesuaian non-substantif. Bahasa dan gaya tulisan sengaja tetap dibuat informal layaknya bahasa dan gaya penulisan di WhatsApp. CATATAN CHIT-CHAT KARIER & BEASISWA MENAKLUKAN KAMPUS TERBAIK DUNIA: HARVARD

Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Wawancara Virtual dengan Mahasiswa Indonesia di Harvard Kennedy School

Citation preview

Page 1: Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Narasumber : Andhyta Firselly Utami (MPP Candidate, Harvard Kennedy School) dalam

Chit Chat ini disebut Afu

Moderator : Rina Noviyanti (Co-Founder Akar Kayu Biotech) dalam Chit Chat ini

disebut Rina

Peserta : 100 orang (limit grup WhatsApp)

Waktu : Jumat, 18 September 2015, 19.00 – Sabtu, 19 September 2015, 12.30

Tempat : Karier & Beasiswa WhatsApp Group

Disclaimer: Catatan ini diambil dari diskusi informal di grup WhatsApp Karier & Beasiswa

dengan sedikit penyesuaian non-substantif. Bahasa dan gaya tulisan sengaja tetap dibuat

informal layaknya bahasa dan gaya penulisan di WhatsApp.

CATATAN CHIT-CHAT

KARIER & BEASISWA

MENAKLUKAN KAMPUS TERBAIK DUNIA: HARVARD

Page 2: Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

SESI MODERATOR

Rina:

Hallo semua, selamat datang di gelar wicara kita, "Menaklukkan Sekolah Terbaik Dunia:

Harvard", saya Rina akan memandu diskusi dengan pembicara kita selama satu jam ke depan.

Pembicara kita malam ini adalah Andhyta Firselly Utami, HI 2009, co-founder IFL, Program

Director Parlemen Muda, Researcher di WRI, dan Harvard Kennedy School 2015. Biasa dipanggil

Afu, dan sangat jago menulis. Selamat datang Afu. Karena pasti sudah banyak yang menunggu

diskusi ini, langsung kita mulai saja ya.

Langsung pertanyaan ya, Fu? Teman-teman yang lain boleh bertanya setelah saya.

Kalau boleh tahu, apakah pekerjaan sebagai peneliti sekarang sudah dicita-citakan dari kecil, Fu?

Sejak kapan tepatnya merencanakan masuk Harvard?

Afu: Pekerjaan saat ini sebenarnya tidak direncanakan dari dulu, tapi baru mulai tertarik ketika di

bangku kuliah. Jadi selama kuliah tertarik melakukan analisis-analisis, menulis, tapi pada saat yang

bersamaan pengen membuat perubahan. Awalnya berpikir mau jadi dosen, tapi terus merasa

pengen terlibat langsung juga di pembuatan kebijakan, akhirnya masuk think tank deh :)) WRI

sebenernya nggak fokus ke riset per se, tapi juga advokasi (do-tank). Kalau merencanakan masuk

Harvard, sudah sejak di bangku kuliah kali. Tapi dulu masih ngawang2 gitu. Setelah di WRI baru

terlihat polanya dan bikin rencana yang jelas

Rina:

Jadi perencanaan rapinya sejak di WRI? Ketika terpikir di bangku kuliah itu, sudah mulai

melakukan persiapan atau baru benar-benar menyiapkan semuanya ketika di WRI, Fu?

Afu: Pas di bangku kuliah masih ada stage mimpi dan masih agak pesimis realistically kayaknya nggak

mungkin ke Harvard deh. Tapi terus pas lulus kuliah mulai terekspos sama orang-orang yang sudah

diterima di Harvard dan juga merasa di WRI kesempatan berkembangnya besar, jadi mulai percaya

diri untuk ngirim aplikasi. Sejak itu aku riset dulu apa aja yang dibutuhin, terus mem-plan apa

yang perlu dilakukan sampai ke sana (dasarnya researcher hehehe). Tapi target awal sebenernya

nggak Harvard aja, sama Columbia (di New York) juga. Aku riset dan bikin rencana untuk apply

ke 2 sekolah itu

Rina:

Sebelumnya, mungkin ada juga yang belum tahu WRI, World Resources Institute, benar kan, Fu?

Nah, boleh dibagi ke teman-teman, riset apa saja yang Afu lakukan terkait Harvard dan Columbia?

Page 3: Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

Afu:

Aku bikin excel sheet yang aku namain Afu's Masters Plan (Pun Intended). Jadi aku list basic

informationnya dulu aja, kayak di-screenshot yang barusan dikirim (tapi itu kayaknya versi lama,

versi ter-update yang lengkap hilang). Basic information ini semua bisa diperoleh di website, tapi

sangat sangat krusial dalam bikin plan persiapan. I allocated around 4-5 months to prepare my

application for both schools. Dan timeline jadi sangat penting i.e. lihat sekolah yang deadlinenya

duluan. Especially untuk bikin rencana surat rekomendasi dan esai. Aku riset rata-rata nilai GRE

yang diterima berapa, TOEFL berapa, pertanyaan esainya apa aja, surat rekomendasi butuh berapa

dari siapa aja. Those basic information sih. Di luar informasi basic yang ada di website HKS ini,

aku juga baca2 blog HKS admission sama Gradcafe (forum kayak Kaskus gitu sure you guys know

about this.

Rina:

Noted, semua yang tertulis di website dibuat ke lini masa rencana pribadi ya, teman-teman.

Lakukan juga riset di luar website admission, sipp Fu...

Nah, kalau 'how to achieve certain criteria as requested' ada strategi khususnya, Fu?

Afu:

Kalau certain criteria itu nilai GRE atau TOEFL, strateginya ya belajar, belajar, belajar. Di luar

ini, nggak ada certain criteria sih, mereka cuma mencari kandidat yang passionate, punya potensi

menjadi pemimpin di masa depan (dibuktikan dengan track record ke belakang), dan punya plan

ke depan yang cukup ambisius tapi realistis untuk negaranya. Kalau aspek passionate ini sifatnya

kembali ke pribadi masing2 kali ya dan terlalu kualitatif untuk distrategikan, tapi untuk track

record, itu yang penting bukan cuma untuk dibangun, tapi juga direfleksikan dengan baik dalam

CV, esai, maupun surat rekomendasi kita

Page 4: Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

1. Perlu ada benang merahnya (misalnya di bidang urban development, environment, social policy,

etc.)

2. Fokus ke achievement2 yang telah dicapai (buktikan bahwa teman2 bukan ‘ordinary Joe yang

asal kerja saja, tapi juga selalu men-deliver yang terbaik)

3. Dont put too much details yang tidak memiliki value added tersendiri ke dalam CV maupun

esai. Ini kayaknya orang Indonesia antara godaannya terlalu besar untuk menghapus poin di CV

yang nggak terlalu related, atau emang males untuk meng-curate CV sebaik2nya

4. Good written English is key. After all, kalau kita punya cerita yang baik tapi tidak disampaikan

dengan baik, jadinya mereka nggak bisa kenal kita juga. Always put in mind that the office of

admission people want to know who we are and the great things we do, but we need to help them

do it

Oh wait satu lagi, yang ‘plan ke depan ini ditanyakan di esai dan ada baiknya teman2 bener2

mikirin apa yang mau dilakukan, dan hubungkan dengan track record tadi. Jadi plan-nya makes

sense juga *makes sense = achievable

Rina:

Sip, untuk yang butuh kuantifikasi, jelas belajar, belajar, dan belajar.

Menarik nih soal CV dan essay, apakah rekam jejak yang dicari benar-benar yang sudah

melakukan hal skala besar? Misalnya Afu dengan IFL dan Parlemen Muda, bagi yang belum punya

rekam jejak skala sebesar itu, bagaimana menunjukkan bahwa dia 'passionate' di bidang itu?

Kemudian, apakah dalam menyusun CV dan essay ini, Afu juga riset dulu? Kemudian menyusun

sebaik-baiknya. Afu sudah sering menulis, membuat mereka memahami Afu dengan cerita Afu

mungkin bukan masalah besar. Adakah saran bagi teman-teman yang mungkin belum terbiasa

menulis?

Afu:

Mereka nggak necessarily mencari skala, tapi konsistensi dan 'driveUntuk Parlemen Muda

misalnya, I dont think they focus on the scale of it (meski mungkin ngaruh juga ya), tapi bagaimana

aku ngerjain itu tanpa dibayar sama sekali, dengan beban kerja hampir 20 jam/minggu. Jadi drive

ini bisa ditunjukkan dengan bagaimana teman2 melakukan pekerjaan volunteering di bidang yang

ditekuni di luar kerja, ketika nggak ada yang menggaji. Dan lagi-lagi, bagaimana di social work

ini pun teman2 berusaha mendeliver yang terbaik, dan fokus ke impact yang ingin dicapai. Kalau

konsistensi, balik lagi ke unsur benang merah yang tadi aku sebutkan. Jadi kalau sudah suka satu

hal, tekuni bidang itu di luar kerja, dan di kesempatan2 tambahan seperti konferensi atau kegiatan2

lain.Dari situ konsistensi akan terlihat

Pertanyaan #2

Untuk nyusun CV, aku cek website HKS admission blog (kalo nggak salah), dikasih tau

templatenya. Tapi terus aku tanya2 juga ke teman (yang sekarang kuliah MBA ke Berkeley)

tentang CV dia. Kuncinya: jangan fokus ke kuantitas, tapi kualitas. Nggak ada yang peduli berapa

banyak kantor atau organisasi yang teman2 ikutin, kalau di masing2 itu kita nggak ninggalin legacy

apa2. Lebih baik taro yang benang merahnya nyambung, terus tulis 3-5 achievement besar yang

Page 5: Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

dicapai di organisasi tersebut. Contoh yang aku buat di Parlemen Muda: Increased participation

rate to 400% from previous year,•Established a new working mechanism that allows full-time

employees to volunteer and accomplish project in given timeline, dll. Jadi ceritakan apa yang

terjadi di dalamnya lebih penting daripada cuma menyebutkan organisasi2nya. Dan jangan fokus

ke kenapa kantor/organisasnya keren, tapi kenapa *kamu* keren :)) Kadang2 suka ada yang

lebay2in organisasinya tapi gatau juga mereka ngapain di situ. On belum terbiasa nulis, practice

makes perfect. Memang harus dibiasakan nulis secara reguler, dan banyak2in juga membaca

karena bisa jadi referensi. Dan jangan salah, aku dianggep biasa nulis gini juga revisi esai sampai

5 kali :)) Oh that's also important: jangan takut revisi! Revisi terus sampai mabok HAHAHA *terus

tiba2 gila sendiri. Your first draft isnt meant to be perfect. Kirimin ke orang2 yang kalian percaya,

atau yang teman2 tahu punya writing skill, untuk minta masukan mereka. Dan kalau sudah dikasih

masukan jangan ngambek, tapi diproses dan diputuskan apakah benar butuh direvisi. (Ini termasuk

CV juga ya, CV perlu direvisi juga secara bahasa maupun struktur). (CV aku direvisi 10 kali ada

kali *setres*). Intinya, give time. Jangan mepet2 2 Desember baru ngirim (aku persiapan dari

Agustus)

Rina:

Ninggalin 'legacy'! *catet*

Pertanyaan terakhir dari aku sebelum ke pertanyaan dari teman-teman ya, Fu. Apakah hal

terpenting yang biasanya orang-orang lupakan dalam pendaftaran? Hal yang mungkin tidak

terpikirkan ketika melihat halaman penerimaan HKS atau Harvard secara umum, Fu? Oya, pesan

apa yang ingin Afu sampaikan ke teman-teman yang juga punya mimpi ke Harvard?

Afu:

Retorika cukup penting dalam esai yang nanti ditulis. Hal terpenting yang dilupakan dalam

pendaftaran/sekaligus pesan umum: applying to a school is an investment. The more time you put

into it, the more return you will get. Kalau punya niat untuk masuk sekolah bagus, jangan

setengah2 alokasikan waktu dalam proses aplikasi. Aku sendiri selama 4-5 bulan persiapan

beneran jadi anti-sosial, jarang punya waktu main2 kayak biasanya, dan lebih sering duduk sendiri

di pojok kedai kopi ngedit esai dan riset2 dan revisi CV berkali-kali. Seperti halnya investasi juga,

kalau taro uang dikit-dikit di perusahaan yang beda2, kemungkinan returnnya diverse tapi nggak

maksimal. Makanya kemarin aku prefer untuk targetkan top 2 saja dan investasi 4-5 bulan untuk

2 sekolah ini. Mungkin kalau aku apply ke 10 sekolah kemungkinan dapet Harvard/SIPA jadi lebih

kecil. Tapi ya harus diperhitungkan juga kemungkinan suksesnya berapa %. Jangan juga investasi

di perusahaan yang unlikely untuk dapet.

Page 6: Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

SESI TANYA JAWAB UMUM

1. Nurul : Oke, kan td dibilang untuk highlight achievement kita di kerjaan. Boleh kasih contoh ga kak (di

luar achievement di organisasi). Yg di tempat kerja gitu ehe. Makasih kak

Afu:

Contoh achievement di kerjaan >> "Led partnership with six local civil society organizations in

two key geographies enabling sustainable land use." atau "Published two reports and analysis that

strengthens response to forest fires." >> karena aku kerja di tempat riset. Intinya fokus ke impact

aja :)) 'Enabling...', 'Transforming...' these kind of verbs really work.

2. Soma: Kalau daftar di Harvard, ada sesi wawancaranya Gak? Atau hanya melihat dari applikasi saja?

Trus bagaimana kondisi dan biaya hidup di Harvard? Terima kasih

Afu:

Kalau HKS in particular cuma dokumen tok. Makanya skill writing jadi *sangat* penting. Tapi

kalau HBS setahu aku ada interview-nya juga, dan mungkin kampus lain juga.

3. Putri: Halo, Kak Afu! Kenalkan saya Pepe dari Sastra Rusia UI 2011. Very constructive insight, thanks!

Mau nanya tp agak banyak (maaf!)

A. Saya berencana apply ke departemen + proposal riset yg ga nyambung dg studi S1. Apakah

kampus akan mempertimbangkan ini solely dari aktivitas kita yg menunjang proposal studi di CV?

B. Terkait teknis: saya sering dengar ada jenis applikasi berbeda utk ke Harvard, sering dengernya

common application, itu gimana ya? Tp pas dicek di web harvardnya, mrk cenderung meminta

dokumen2 spt rekomendasi, GRE, ielts, essay ttg diri sendiri, essay ttg rencana studi. Atau ada yg

lebih dari ini?

C. Terkait leadership, kira2 menurut Kak Afu, leadership yg mrk cari spt apakah? Misalnya saya

tdk punya CV yg wow banget. Belum pernah jadi ketua di grup manapun. Kira2 triknya utk

menyingkapi ini bagaimana ya?

Terimakasih, sukses utk thesis dan proses belajarnya! :D

Afu:

3A. Bisa apply S2 yang nggak berhubungan sama S1, asal dibuktikan kalau S2 ini bisa menunjang

kamu mencapai plan masa depan ini, dan bahwa aktivitas di luar kampus—kerjaan atau

volunteering—berhubungan sama jurusan S2 ini.

3B. Aplikasi HKS (gatau jurusan lain) hanya butuh yang kamu sebutkan: nilai GRE, TOEFL, 3

surat rekomendasi, 3 esai, CV, sama CV kuantitatif. Nggak ada di luar ini.

3C. Leadership itu kualitas, bukan posisi. Jadi seperti yang aku bilang tadi, bisa highlight 'impact'

yang kamu buat meski di posisi non-managerial sekalipun. Misalnya meskipun aku baru research

Page 7: Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

assistant (dulu awalnya), aku mempropose pendekatan baru dalam proses monitoring dan evaluasi,

ini bisa dihitung sebagai 'kualitas leadership'. Tapi untuk lebih memperkuat, kamu bisa juga coba

cari kesempatan volunteering di tempat lain dimana kamu bisa mengembangkan kepemimpinan

kamu di sana.

4. Farras: Halo kak Afu! Saya Farras,Ilmu Ekonomi Islam FEB UI '13. Jadi saya udah punya plan utk tema

thesis s2 saya nanti (padahal lulus s1 aja belum wkwk),penting gak sih kepoin profesor atau

semacamnya yg kira2 bakal bimbing thesis kita?hehe makasiih

Afu:

*Sangat* penting untuk tau apa yang kamu cari di sekolah tertentu, dan makin spesifik makin baik.

Ini artinya bisa jadi kamu sudah ngincar profesor tertentu, atau bisa juga course atau

ekstrakulikuler atau kegiatan yang cuma ada di kampus ini. Karena di salah satu esainya nanti

ditanyakan juga 'why HKS?' Kenapa nggak kuliah di kampus lain aja? Nah 'kepoin dosen dan

program' ini penting untuk jawab pertanyaan tersebut. Jangan umum. Go specific.

5. Ridha : Hai, Afu. Thanks for sharing, ya. Saya ikutan nanya, dong. Kalau selama ini kita terlalu lama

melanglangbuana ke bidang lain (mulai dari pilihan organisasi, volunteerisme, sampai pilihan

pekerjaan) yang nggak ada hubungannya dengan S1 (karena fokus ke pengembangan diri dan

leadership), kira2 kalo kemudian mau balik lagi ke bidangnya pas lanjut S2 nanti gimana?

Pengalaman2 sosial kepemimpinan tadi jadi bisa make sense, nggak? Tapi pengalaman yang

spesifik sesuai dengan keilmuan memang minim sekali. Apa mendingan nyeberang aja ke bidang

yang ditekuni dalam kegiatan sosial kepemimpinan tadi? Kans-nya lebih besar mana kira2 untuk

diterima oleh Univ? *22nya menarik, sih, baik yang keilmuan S1 maupun yang organisasi. Tapi

ceritanya kebetulan selama ini kesempatan mengembangkan dirinya datang dari luar bidang

keilmuan S1 terus

Afu:

Ini cuma kamu yang bisa assess. Kuncinya seperti yang aku bilang sebelumnya, bahwa ada 'benang

merah' dalam cerita kamu. Bisa aja misalnya kamu bilang meskipun jurusan S1 nggak nyambung,

tapi kamu bisa highlight bahwa selama S1 kamu skripsinya udah agak 'nyerempet' ke topik itu,

atau kamu dapet analytical skill, atau kamu bangun network untuk jurusan yang 'lain' ini. Dan

justru bagusnya di pertanyaan 'why this major in this school' kamu bisa bilang 'jurusan ini kasih

saya kesempatan untuk masuk ke area baru dimana saya punya kesempatan lebar untuk bikin

perubahan. This makes an even stronger point.

6. Kristi : Halo Kak Afu, aku Kristi dari FH 2013. Thank you sharing dan penjelasan2nya kak! Aku mau

nanya, untuk apply ke Harvard, menurut kakak apakah diversity of activity kita jadi faktor

pertimbangan yg menentukan untuk application kita jadi dilihat lebih baik? Jadi semakin beragam

kegiatan kita apakah akan lebih bagus untuk kualitas application kita? Thank you!

Page 8: Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

Afu:

Nope. Sebaliknya, lihat jawaban #5 di atas. Sebisa mungkin bangun 'benang merah' dari cerita

kehidupan kamu. Tunjukkan drive dan konsistensi di bidang tersebut. 'Diversitas' jadi bagus pada

sideline, dalam artian kamu bisa menunjukkan juga bahwa kamu manusia yang punya interest lain.

Misalnya aku masukin di CV dulu aku sempet main biola di orkes UI (beneran tapi payah hahaha)

atau nulis blog di isu linguistik—nggak nyambung sama main storyline, tapi ya porsinya cuma 2

baris aja alias 5%. Main story-nya tetep harus konsisten.

7. Dwiki Gumilar: Hai Afu, mau nanya :) Jawabnya kalau lagi nggak sibuk aja (apaan sih gua, maaf maaf). Untuk

surat rekomendasi, adakah tips untuk yang baik untuk memilih pemberi rekomendasi yang ampuh?

Apakah dilihat dari nama besar? Ataauu seberapa jauh dia mengenal kita? Atauu.... Bidang

keahlian dia... Atauuu.... Apa gitu :) Terimakasih -Dwiki-

Afu:

Tentang surat rekomendasi. Inget bahwa tujuan rekomendasi ini adalah supaya office of admission

mengerti cerita kamu. Think of yourself as a black box to them. Jadi masing2 surat rekomendasi

'membuka jendela' untuk lihat 'kamu ini siapa'. Kalau jendelanya membuka di ruangan yang sama,

kampusnya nggak bisa lihat kamu secara utuh. Akan bagus kalau kamu dapet surat rekomendasi

yang nunjukkin kualitas kamu yang berbeda2. Nah, ini penting untuk dibedakan dari bikin CV,

karena kalau CV semakin konsisten 1 bidang makin bagus. Kalau rekomendasi, 'kualitas personal'

kamu yang dilihat, sehinggal makin diverse ceritanya makin bagus. Nama yang prominent bagus

untuk 'caper', tapi begitu perhatiannya dapet, kalau cerita di dalamnya sangat generic dan nggak

nunjukkin personalitas atau kualitas kamu yang unik, jadinya 'jendela'-nya sempit banget untuk

kenal kamu siapa. Jadi take of 'nama prominent' sebagai bonus tapi bukan poin utama. Selain nama

prominent, baik juga kalau diusahakan untuk dapat dari alumni kampus yang sama.

Aku kemarin strateginya adalah dapetin dari:

1. Pembimbing skripsi: untuk ngomongin kemampuan akademik aku, dan juga bagaimana bisa

menyeimbangkan performa akademis dengan kegiatan luar kampus/leadership activities.

2. Bos di kantor: inisiatif aku untuk membawa inovasi ke dalam business-as-usual dan bahwa

kerjaan aku impact-oriented.

3. Partner di Parlemen Muda: bagaimana aku bisa 'memimpin' kegiatan meski sambil kerja full

time, sekaligus visi dan program apa yang menjadi passion aku keliatan dari kegiatan volunteering

Meski ada link ke Pak Kuntoro dan Pak Dino Patti Djalal, akhirnya aku nggak pakai mereka karena

yakin banget ceritanya bakal generic. Kalau temen2 punya link ke mantan/pejabat, kecuali mereka

punya cerita spesifik tentang temen2, mendingan jangan dikejar karena nggak aman.

8. Sekar Savitri: Haloooo kak afuuuu yang baik aku Sekar kak. Apa kabar?

Kakak mau menanyakan kalau cv kuantitatif itu gimana ya kak bentuknya?

Afu: CV kuantitatif ini intinya adalah yang fokus pada kemampuan analisis kita. Jadi highlight-nya

adalah courses di kampus dulu yang menambah skill ini, judul2 riset, dll. untuk membuktikan

Page 9: Catatan Chit Chat Menaklukan Harvard

Chit-Chat Karier & Beasiswa: Menaklukan Kampus Terbaik Dunia: Harvard

kemampuan kita mencerna pelajaran di HKS. Misalnya kalau di FISIP: statistik sosial, metodologi

penelitian, skripsi, dll. Nanti diceritakan nilai kita berapa, buku yang dipakai apa, judul risetnya

apa, dll. Template-nya ada di website HKS dan SIPA

Oh satu lagi...jangan percaya yang aku bilang 100%. After all, proses admisi bisa sangat tergantung

sama batch aplikasi kamu saat itu, dan juga subjektivitas (meski cuma 1%) dari orang yang menilai

aplikasi kamu. Kalau udah maksimal, sisanya tinggal tawaqqal #mendadaksyariah

10 Adigun Pranata: Hi Afu. Gue Adi Pranata. FE UI 09. Tmn baiknya Pirzada. Beliau sering bngt ceria kalau Afu

keren bngt. Mau nanya. GPA First Class Honor. Wajib banget? Kl g first class. Poin requirement

apa yg plg supportif?

Afu:

Hi Adi, makasih loh masih nanya :)) Terakhir deh: GPA penting, iya. Rata-rata yang masuk sana

mungkin sekitar 3.75+. Tapi lagi2, aplikasi HKS ini bukan kayak 'standar minimum' gitu sifatnya,

tapi diliat bahwa kamu itu puzzle yang elemen2 yang mereka cari ada semua. Misal GPA 3, tapi

leadership/aktivisme kamu sangat luar biasa jreng2 dan capaian kamu di kantor juga plus2,

ditambah nilai GRE ternyata lumayan, kesempatannya masih ada. Tapi emang lebih safe kalau

semuanya sesuai yang dibutuhkan. Begitulah, manteman

***

Sekian sesi Chit Chat kali ini. Sampai jumpa di Chit Chat berikutnya!