Upload
yovano-tiwow
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ok
Citation preview
Cacing tanahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
?Cacing tanah (Lumbricus
terrestris)
Lumbricus terrestris, the Common European
Earthworm
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Annelida
Kelas: Clitellata
Ordo: Haplotaxida
Upaordo: Lumbricina
Families
Acanthodrilidae
Criodrilidae
Eudrilidae
Glossoscolecidae
Lumbricidae
Megascolecidae
Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk kelompok Oligochaeta, yang kelas dan subkelasnya
tergantung dari penemunya dalamfilum Annelida.[rujukan?]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Morfologi
2 Aktivitas antimikroba
3 Referensi
4 Pranala luar
Morfologi[sunting | sunting sumber]
Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih.[rujukan?] Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-
195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32.[rujukan?] Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang
lain sehingga tubuhnya lebih kecil.[rujukan?] Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi
jenis lain.[rujukan?]
Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen.[rujukan?] Klitelumnya terletak pada segmen
14-16.[rujukan?] Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan.[rujukan?] Cacing tanah
yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.[rujukan?]
Aktivitas antimikroba[sunting | sunting sumber]
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase
awal evolusi, oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di lingkungan
mereka.[rujukan?] Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah
memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme.[rujukan?] Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom
cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein dan pameran beberapa aktivitas biologis sebagai
berikut: cytolytic, proteolitik, antimikroba,hemolitik, hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenic.[rujukan?]
Cairan dari selom foetida Eisenia Andrei telah diteliti memiliki sebuah
aktivitas antimikroba terhadap Aeromonas hydrophila dan Bacillus megaterium yang dikenal
sebagai patogen cacing tanah.[rujukan?] Setelah itu diperoleh dua protein, bernama Fetidins, dari cairan selom
cacing tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini disebabkan karena fetidins.[rujukan?] Lumbricus
rubellus juga memiliki dua agen antibakteri bernama Lumbricin 1 dan Lumbricin 2. Baru-baru ini, dua jenis
faktor antibakteri yang mempunyai aktivitas seperti lisozim dengan aktivitashemolitik serta pengenalan pola
protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah diidentifikasi dalam foetida Eisenia cacing tanah.
[rujukan?]Lysenin protein yang berbeda dan Eisenia foetida lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan
yang diberikan cytolytic hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti.[1]
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki mekanisme antimikroba yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik.[rujukan?] Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak jaringan tubuh.[rujukan?] Antibiotik membunuh
mikroganisme biasanya dengan dua cara, yaitu dengan menghentikan jalur metabolik yang dapat
menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri.[rujukan?] Sedangkan, mekanisme yang dilakukan oleh
protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel bakteri.[rujukan?] Hal ini
menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian.[rujukan?] Dengan cara ini, bakteri menjadi lebih susah
untuk menjadi resisten karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri.[2]
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ̂ Arslan-Aydogdu EO,Cotuk A (2008). "Antibacterial and hemolytic activity of the coelomic fluid of
Dendrobaena veneta (Oligochaeta, Lumbricidae) living in different localities" (pdf). IUFS J. Biol 200867: 23–
32.
2. ̂ Cooper, ED.; Beschin, A.; Bilej, M. (2002), A new Model for Analyzing Antimicrobial Peptides with
Biomedical Applications, Prague: IOS Press, ISBN 1586032372 (lihat di Penelusuran Buku Google)