Upload
yasinrsdk
View
309
Download
21
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
PEDOMAN PESERTA
INTERNSIP DOKTERINDONES
IA
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PPSDM KESEHATAN
2009
EDISI 1 2009
CETAKAN PERTAMA
BUKU 2Pedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia
610.69 Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
IndP Indonesia. Departemen Kesehatan. BadanPengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia KesehatanPedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia: Buku 2Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2009
1. Judul I. HEALTH MANPOWER2. PHYSICIANS
SAMBUTAN MENTERI
KESEHATAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia‐Nya, Pemerintah melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah berhasil menyelesaikan 5 (lima) pedoman yang akan digunakan dalam pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia.
Program Internsip Dokter Indonesia merupakan program baru dalam alur profesi kedokteran di Indonesia dan sudah merupakan ketentuan dan diterapkan di Negara lain sejak berpuluh tahun yang lalu. Program ini berlaku bagi setiap dokter baru yang pada masa pendidikannya menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), sebagai prasyarat untuk registrasi keahliannya di Konsil Kedokteran Indonesia.
Program Internsip Dokter Indonesia pertama akan dilaksanakan di Sumatera Barat pada bulan Februari
tahun 2010,dan untuk pelaksanaannya tersebut dibutuhkan perangkat berupa pedoman untuk pelaksanaan umum, peserta dan pendamping. Pedoman ini telah disusun oleh Tim, yang terdiri dari perwakilan Konsil Kedokteran Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia, dan Tim dari Departemen Kesehatan. Tentunya pedoman ini masih jauh dari sempurna, karenanya pelaksanaan yang pertama ini akan menjadi bahan evaluasi untuk penyempurnaan dan penyesuaian kembali pedoman ini.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi‐tingginya kepada seluruh Tim Penyusun yang telah berdedikasi dalam
penyiapan pedoman dan pelaksanaan internsip ini. Harapan saya program ini akan dapat meningkatkan kualitas dokter di Indonesia.
Kepada para peserta dan pendamping internsip dokter yang akan menjalani proses dan menggunakan pedoman‐pedoman ini, saya yakin para dokter muda mampu meningkatkan keterampilan dan kompetensi sebagai dokter sehingga akan mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Terima Kasih dan Selamat Bekerja
Jakarta, Nopember 2009Menteri Kesehatan Republik Indonesia
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR. PH
SAMBUTAN
KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Untuk mengikuti perkembangan dalam bidang pendidikan kedokteran di dunia, maka sejak tahun 2005 secara menyeluruh dan bertahap, semua Fakultas
Kedokterandi Indonesia telah menggunakanmetode pembelajaran kurikulum berbasis
kompetensi (KBK).
Berbagai perubahan mendasar terjadi dibandingkan dengan kurikulum inti pendidikan dokter Indonesia (KIPDI) yang sebelumnya menjadi pegangan seperti pendekatan SPICES (Student‐centered, Problem‐ based,
Integrated, Community‐based, Early clinicalexposure, Systematic) menuju the 5 Stars
Doctor (Communicator, Care giver, Decision maker, Manager, Community leader) serta masuknya internsip (pemagangan) sebagai bagian utuh dari seluruh proses pendidikan. Prinsip dari semua itu adalah bahwa seorang dokter lulus karena telah menjalani tahapan pendidikan untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Dengan demikian, Indonesia telah menerapkan standar pendidikan dokter sebagaimana yang disyaratkan oleh WFME (World Federation of
Medical Education) serta WHO (WorldHealth Organization) dan berarti pendidikan
dokter di Indonesia telah memenuhi kesamaan dengan metoda yang berjalan di Negara maju.
Hal yang baru adalah dimulainya program internsip. Kurikulum berbasis kompetensi berisikan tahapan kompetensi yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa kedokteran. Bila tamat, ia akan memperoleh ijazah dokter namun untuk berpraktik mandiri, ia harus melalui tahapan internsip terlebih dahulu. Internsip adalah proses pemagangan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan dan pelatihan seorang dokter baru. Pada tahap internsip inilah seorang dokter baru akan bekerja
dengan pendampingan untuk menerapkan keseluruhan kompetensi yang telah dicapainya. Oleh karena itu, program internsip membutuhkan sarana yang memadai dan merupakan sarana layanan kesehatan bermutu dan memang ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan program serta dokter yang mendapat penugasan menjadi pendamping. Semua kegiatan dokter peserta program internsip akan dicatat, kepadanya akan dilakukan pembimbingan serta pembinaan dan akan mendapatkan tanda selesai melaksanakan program bila telah memenuhi semua syarat dan tahapan yang ditentukan.
Maka, untuk program internsip perlu disiapkan sarana layanan kesehatan (rumah sakit, khususnya) yang memang disiapkan untuk itu, merupakan bagian dari rantai jenjang rujukan layanan kesehatan (vertikal dan horizontal) dengan sarana dan prasarana yang memenuhi syarat serta mutakhir dan memiliki dokter pendamping yang terlatih dalam bidang pendidikan kedoteran serta ditunjuk khusus untuk itu. Dengan kata lain, program internsip perlu didukung dengan kebijakan yang bersifat nasional karena juga merupakan upaya perlindungan masyarakat dengan menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan.
Jakarta, Desember 2009Ketua Konsil Kedokteran
Prof. Menaldi Rasmin, dr, SpP(K)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan ilmu dan kekuatan
kepada kita sehingga penyusunan Pedoman Peserta
Internsip Dokter Indonesia ini dapat terlaksana.
Sejak diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi
(KBK), maka pendidikan dokter minimal lima tahun
dilanjutkan dengan Internsip selama satu tahun di sarana
pelayanan kesehatan. Program Internsip ini sangat penting
agar dokter yang baru lulus menjadi lebih mantap dalam
berpraktik mandiri. Pengalaman yang diperoleh dalam
Internsip ini akan sangat berharga dalam kehidupan
profesional selanjutnya. Karena itu hendaknya peserta
Internsip Dokter Indonesia maanfatkan pelaksanaan
Internsip ini sebaik‐baiknya.
Pedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia ini
merupakan satu kesatuan dengan Pedoman
Pelaksanaan, Pedoman Pendamping dan Pedoman
Wahana Internsip Dokter Idonesia. Pedoman Peserta
Internsip Dokter Indonesia memuat secara garis besar
acuan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peserta
internsip dokter indonesia, sedang kegiatan rincinya ada
pada masing masing buku pedoman.
Kami sangat berterima kasih pada semua kontributor
penyusunan buku buku pedoman internsip dokter
Indonesia ini, juga kepada
semua Kelompok Kerja Internsip Dokter Indonesia dan
Tim Ad Hoq Internsip Dokter Indonesia yang telah
bekerja keras merancang persiapan Internsip Dokter
Indonesia.
Semoga pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia berhasil
dan berdaya guna dalam melindungi dan meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat / pasien, juga
dalam rangka meningkatkan kualitas profesi dokter di
Indonesia.
Jakarta. Oktober 2009
Kepala Badan PPSDM Kesehatan
dr. Bambang Giatno Rahardjo,MPH
DAFTAR ISI
Sambutan Menteri KesehatanSambutan Ketua Konsil Kedokteran IndonesiaKata PengantarDaftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup C. Tujuan
BAB II PEDOMAN PEMILIHAN, PENEMPATAN DAN KEGIATAN PESERTA DI WAHANA INTERNSIP A.
Penunjukan WahanaB. Surat Ijin Praktik (SIP) IntrensipC. Pembekalan untuk PesertaD. Penjadwalan Kegiatan E. Alur Kegiatan Peserta F.
Bukti Kehadiran
Hal.
BAB III KIAT KLINIK UNTUK DOKTER LAYANAN PRIMERA. Prinsip DasarB. Daftar Tilik Dalam PraktikC. Daftar Tilik Kegiatan Kesehatan Masyarakat
BAB IV PENILAIAN PESERTA INTERNSIP
A. Tabel Format Buku Log Untuk Usaha KesehatanPerorangan
(UKP)B. Tabel Format Buku Log Untuk Usaha Kesehatan
MasyarakatC. Tabel Penilaian Kinerja
BAB V PENUTUP
DAFTAR SINGKATAN GLOSSARYUCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I
PENDAHULU
AN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan amanah Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, seorang dokter yang akan berpraktik di Indonesia harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Keharusan registrasi itu berlaku bagi dokter dan dokter gigi. Surat Tanda Registrasi tersebut merupakan bukti tertulis bahwa yang bersangkutan telah dinilai kompeten untuk melaksanakan tugas profesinya sebagai dokter, untuk memperoleh STR, berbagai persyaratan yang perlu dipenuhi antara lain adalah: 1) memiliki ijazah dokter, 2) mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter, 3) memiliki Sertifikat Kompetensi.
Dalam Undang‐Undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran juga dinyatakan bahwa sertifikat kompetensi (dokter) adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia. Sertifikat Kompetensi dikeluarkan oleh kolegium yang bersangkutan. Sertifikat Kompetensi Dokter Layanan Primer dikeluarkan oleh Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia. Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia adalah badan otonom yang dibentuk oleh Ikatan Dokter Indonesia yang merupakan kolegium bagi dokter.
Merujuk kepada Undang‐Undang No 29 th 2004 pasal 27, untuk memberikan kompetensi
kepada dokter dilaksanakan pendidikan dan pelatihan kedokteran sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran, untuk itu Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia merancang Internsip Dokter Indonesia. Penyelenggaraan program internsip dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan bersama dengan pemangku kepentingan (stake holders) terkait. Selama Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) belum terbentuk maka persiapan pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan oleh Tim Ad Hoc pelaksana penyiapan Program Internsip Dokter Indonesia yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDM Kesehatan) Nomor. HK.02. 04/2/1767.2/09.
Program Internsip Dokter Indonesia merupakan tahap pelatihan keprofesian pra‐registrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna memahirkan kompetensi yang telah mereka capai setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan kedokteran dasar. Program
Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan di Sarana Pelayanan Kesehatan (Saryankes) yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan disyahkan oleh Komite Internsip Dokter Indonesia Pusat (KIDI Pusat) sebagai wahana Internsip.
Selama menempuhInternsip Dokter Indonesia,Peserta didampingi oleh Dokter
Pendamping. Peserta Internsip hanya diijinkan melakukan praktik dokter di Wahana Internsip. Setelah menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia, para peserta Internsip Dokter Indonesia akan memperoleh Surat Tanda Selesai Internsip (STSI) yang dikeluarkan oleh KIDI Pusat.
Untuk memudahkan terlaksananya Program Internsip DokterIndonesia ini, terdapat 4 pedoman, yaitu:1. Pedoman Pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia2. Pedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia3. Pedoman Pendamping Peserta Internsip Dokter
Indonesia.4. Pedoman Wahana Internsip Dokter Indonesia
B. RUANG LINGKUP
Pedoman Peserta meliputi acuan yang harus dilaksanakan dalam penyelenggaraan Internsip Dokter Indonesia. Dalam pedoman ini dijelaskan rincian tugas yang secara teknis ada pada Buku Log, Laporan kasus, Portofolio, penilaian kinerja bidang UKP dan UKM. Oleh karena itu untuk memahami secara keseluruhan kegiatan internsip maka Peserta Internsip dianjurkan membaca pedoman yang ada.
C. TUJUAN
Pedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia memberi arahan selama menjalankan internsip dan memuat pedoman dan pemilihan peserta, jadwal dan alur kegiatan, kiat klinis untuk dokter pelayanan primer, buku log dan portofolio. Buku log dipergunakan untuk mencatat segala kegiatan selama Internsip, resume selama kegiatan Internsip yang harus diisi datanya setiap hari. Portofolio merupakan kumpulan laporan kasus dengan data yang lengkap dan rinci; yang nantinya merupakan rekaman informasi kegiatan selama program internsip. Buku log dan minimal 5 laporan kasus dalam bentuk portofolio akan menjadi dasar Surat laporan Pelaksanaan Internsip dan Surat Tanda Selesai Internsip (STSI).
BAB II
PEDOMAN PEMILIHAN, PENEMPATAN DAN KEGIATAN
PESERTA DI WAHANA
Pada bagian ini dimuat tentang pedoman pemilihan wahana peserta. Hal ini penting bagi pengelola dan peserta
A. Penunjukan wahana untuk kepentingan pengurusan
Surat Ijin Praktik (SIP) di Wahana Internsip :
1) Wahana ditentukan oleh Komite Internsip Dokter Indonesia
(KIDI) Pusat2) Setiap peserta mendapat 2 wahana (Rumah Sakit dan
Puskesmas atau tempat lain)
B. Surat Ijin Praktik (SIP) Internsip
1) Sebelum memperoleh SIP Internsip, peserta mengajukan permohonan secara kolektif kepada KIDI Pusat melalui KIDI Propinsi untuk
pengurusan STR Internsip diKonsil Kedokteran Indonesia.
2) SIP Internsip disesuaikan dengan wahana yang akan ditempati peserta
3) SIP Internsip diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat dikoordinasi oleh KIDI Propinsi
4) SIP Internsip sudah harus diterima peserta sekurang‐
kurangnya 1 minggu sebelum program internsip dimulai
C. Pembekalan untuk Peserta
1. Sebelum program dimulai, diadakan pembekalan oleh KIDI Propinsi selama 3 hari.
2. Materi pembekalan meliputi:
a. Penjelasan tentang Program Internsipb. Penjelasan peraturan pelaksanaan program
berupa tata tertib dan sanksi3). Penjelasan dan penandatanganan kontrak Internsip
D. Penjadwalan kegiatan
Kegiatan dilakukan selama 12 bulan di wahana Internsip yang telah ditentukan berupa kegiatan di ruang rawat inap, poliklinik, UGD Rumah Sakit, dan di Puskesmas.
Jadwal kegiatanNo Tempat Kegiatan dan bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
121. RS Rawat Jalan & Rawat
Inap1. Medik2. Bedah3. Kejiwaan
X x x x
2. RS UGD x x x x3. Puskesmas Rawat Jalan/ Inap
1. Poli umum
2.
Kunjungan rumah3.
Paliatif4.
Ceramahkesehata
n5. Dinas
luar
x x x x
Keterangan :Lingkup kegiatan Peserta Internsip, terdiri dari :1. Melakukan layanan primer dengan pendekatan Dokter
Keluarga pada pasien secara pofesional yang meliputi kasus medik dan bedah, kedaruratan dan kejiwaan baik pada anak, dewasa dan lanjut usia.
2. Melakukan konsultasi dan rujukan3. Melakukan kegiatan ilmiah medik4. Melakukan kegiatan kesehatan masyarakat
Bentuk kegiatan berupa :1. Praktik2. Presentasi3. Pengisian buku log4. Laporan kasus
Bentuk penilaian melalui :1. Observasi oleh pendamping dan pemangku kepentingan terkait
pada kinerja peserta
2. Penilaian buku log, laporan kasus dan portofolio oleh pendamping
E. Alur kegiatan Peserta
KIDI WILAYAH/PROPINSI
• Penetapan peserta• Pembekalan peserta (3 hari)
WAHANA • Hari I :o Lapor ke Koordinator Wahanao Orientasi lapangan (RS,
Puskesmas, Masyarakat)
• Hari II, dst :o Rotasi sesuai dengan
jadwal dari wahanao Pengisian log book dan
penyusunan portofolio sesuai kasus yang didapat
o Konsultasi dengan pendamping sesuai jadwal
o Presentasi kasus• Hari terakhir rotasi di 1
wahana: Memberikan laporan kepada koordinator berupa :o Buku log yang sudah
ditanda tangani pendamping
o Portofolioo Borang‐borang laporano Daftar hadir
KIDI WILAYAH/ PROPINSI• Verifikasi hasil pelaksanaan• Surat Keterangan telah
menyelesaikan Program Internsip
F. Bukti kehadiran
Bukti kehadiran berupa daftar hadir peserta dan pendamping yang ditandatangani oleh Koordinator Wahana.Daftar hadir terlampir (lampiran 1)
Contoh‐contoh borang dan laporan:1. Laporan kasus
Laporan kasus dituliskan dalam bentuk portofolio. Kasus yang dilakukan dalam bentuk portofolio adalah kasus untuk setiap penyakit, jadi untuk kasus yang sama tidak perlu dibuat portofolio lagi. Blanko portofolio ada di lampiran 2
2. Presentasi kasusPresentasi kasus dibuat seperti laporan. Contoh laporan kasus ada di lampiran 3
3. Laporan pelayananLaporan pelayanan dibuat setiap hari berdasarkan kasusyang didapatkan. Semua kasus yang dikerjakan harus dituliskan didalam laporan pelayanan. Laporan pelayanan ada di lampiran 4
4. Laporan penyuluhanLaporan penyuluhan dibuat untuk kegiatan klinis kepadaindividu dan kesehatan masyarakat kepada kelompok masyarakat. Laporan penyuluhan ada di lampiran.
BAB III
KIAT KLINIK UNTUK DOKTER LAYANAN PRIMER
A. Prinsip dasar
1. Pasien datang dengan keluhan bukan diagnosis
2. Picu Sambut dengan salam dan tanyakan masalah utamanya lalu biarkan bercerita,à jangan diarahkan,à Jangan didesak,à Jangan disudutkanà Jangan ditakutià Pancing bicara jika buntu
3. Identifikasi butir inti, gali secara cermatmengarahkepada dugaan diagnosis
4. Biasakan menggunakan Kiat Klinik ini sampai menjadi kebiasaan dan tidak perlu berpikir banyak untuk mengingatnya.
5. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh salah satu
keluarganya terutama untuk penyakit kronik agar keluarga pasien ikut
berpartisipasi dalamproses pengobatan.
6. Sedapat mungkin catat nama dan hubungan keluarga yang mendampingi pasien saat di ruang periksa kecuali pasien tidak menghendaki.
7. Ingat: Catatan dalam rekam medis secara random/acak akan diperiksa oleh sejawat
lain disaksikan oleh dokter pendamping dalam sebuah rapat pleno periodik.
B. Daftar tilik dalam praktik
a) Anamnesis terarah menuju diagnosis yang dituju dan menyingkirkan diagnosa banding1) Pasien datang dengan keluhan2) Biarkan pasien bercerita secara lengkap3) Dengarkan baik‐baik penuh empati4) Jangan arahkan ceritanya5) Tangkap butir‐butir pokoknya6) Kembangkan pertanyaan untuk merinci
butir pokok itu7) Lanjutkan pertanyaan untuk menegakkan diagnosis8) Prakirakan penyebab keluhan dan pikirkan (Diagnosa
Banding, DB?)9) Singkirkan diagnosa banding dengan
sejumlah pertanyaan10) Catat seluruhnya secara singkat dalam rekam medis
b) Pemeriksaan jasmani secara umum dan khusus dan memprakirakan apa yang akan ditemukan1) Prakirakan tanda yang hendak dicari2) Pasien tidak harus berbaring atau buka
baju jika tidak perlu3) Dapatkan tanda vital dan catat dalam rekam medis4) Cari tanda pendukung diagnosis catat
dalam rekam medis5) Cari tanda penyingkir diagnosa banding
(pastikan tidak ada), catat dalam rekam medis
c) Pemeriksaan penunjang yang rasional dan prakirakan hasilnya1) Pilih yang esensial bukan yang ideal
dan bukan normatif2) Jelaskan mengapa harus diperiksa3) Tawarkan kepada pasien, jelaskan
manfaatnya jika dilakukan dan risikonya jika tidak dilakukan
4) Biarkan pasien dan atau keluarganya menentukan pilihan
5) Jelaskan langkah yang harus atau akan dijalani pasien dalam pemeriksaan penunjang
6) Prakirakan hasil yang akan didapat dan manfaatnya untuk tindak lanjut yang harus dilakukan
d) Susun strategi penyelesaian masalah yang dihadapi
1) Ajak pasien dan atau keluarganya memahami masalah yang dihadapi
2) Sampaikan sejumlah pilihan yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan masalah itu3) Biarkan pasien dan atau keluarganya
memilih yang sesuai setelah dijelaskan4) Jelaskan manfaatnya jika dijalani dan risikonya jika
tidak dijalani5) Jika disyaratkan, buatlah “informed consent”6) Jelaskan peran pasien dan atau
keluarganya dalam upaya yang hendak dilakukan
e) Identifikasisaat terbaik untuk konsultasikepada pendamping dan konsultan/
spesialis dan perujukan1) Kadang‐kadang diperlulkan konsultasi dan perujukan
karena penyakitnya tidak dapat diatasi di tempat anda internsip.
2) Catat dalam rekam medis indikasi konsultasi dan perujukan atau cukup tandai gejala dan tanda yang mengharuskan anda merujuk atau memerlukan konsultasi dengan spesialis
3) Jika ragu‐ragu, tanyakan dokter pendamping anda.4) Perlu diingat bahwa keperluan akan rujukan
mungkin dapat terjadi setelah pasien di rumah
5) Jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya untukmengenali gejala dan tanda yang memerlukan perhatian itu
6) Berikan “hot‐line” agar pasien segera menghubungi dokter jika gejala kegawatan muncul
7) Siapkan surat rujukan agar pasien tidak perlu
kembali ke klinik, kecuali untukdiperlukan pemastian
8) Pastikan tempat dan dokter spesialis yang hendak dituju
f) Jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya perihal diagnosis, rasionalitas tindak medis, termasuk keperluan akan konsultasi, rujukan, dan jangan lupa jelaskan pula prognosisnya sedapat mungkin.1) Pasien berhak mendapatkan informasi
yang lengkap tentang masalah yang dihadapi dan dokter wajib menjelaskannya
sampai pasien danatau keluarganya paham
2) Kejelasan dan kejujuran ilmiah merupakan landasanutamanya
3) Sedapat mungkin bantulah pasien danatau keluarganya mencari jalan
keluar dari masalahnya
g) Jelaskan peran pasien dan keluarganya dalam proses penyembuhan penyakit1) DK menyembuhkan pasiennya di habitat pasien
sendiri2) Sebagian tugas dokter didelegasikan
kepada pasien dan atau keluarganya3) Jelaskan secara rinci peran pasien dan
atau keluarganya4) Dalam proses penyembuhan5) Tanggung jawab tetap pada dokter
h) Identifikasi risiko dan lakukan tindak pencegahan penyakit dan komplikasinya1) Sejumlah penyakit mungkin menular atau menurun2) Jelaskan menggunakan bahasa awam
masalah yang dihadapi dan risiko kejadian itu pada anggota keluarga yang lain
3) Jelaskan langkah yang harus dilakukan oleh pasien dan atau keluarganya jika penyakit itu menular agar tidak terjadi penularan
4) Jelaskan upaya pencegahan penularan dan atau
munculnya penyakit menurun5) Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi
dan cara pencegahannya
C. Daftar Tilik kegiatan kesehatan masyarakat
1. Micro Planninga. Analisa situasi wilayah kerja dan
puskesmassetempat (data umum, upaya
kesehatan, manajemen kerja puskesmas)
b. Identifikasi masalahc. Penyusunan prioritas masalahd. Penyusunan rencana pemecahan masalah2. Pelaksanaan /
Implementasia. Upaya peningkatan status kesehatan masyarakat b. Upaya pencegahanc. Upaya pengobatand. Upaya rehabilitatif
3. EvaluasiPenyusunan laporan kegiatan kesehatan masyarakat
BAB IV
PENILAIAN
PESERTA
Penilaian peserta dilakukan oleh pendamping. Secara informal pendamping memperoleh
masukan dari pemangku kepentingan terkait, antara lain sejawat lain, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan pasien.
Penilaian kinerja didapat dari observasi terhadap perilaku, kompetensi medik,
komunikasi, kepribadiandan pofesionalisme. Selain itu
penilaian diperoleh dari buku log, laporan kasus dan portofolio.
Kegiatan dikelompokkan dengan kode kegiatan sebagai berikut:A. Kasus MedikB. Kasus BedahC. Kasus Kegawat daruratanD. Kasus KejiwaanE. Kesehatan Masyarakat
E.1. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/ Tidak MenularE.2. Pencegahan dan Penanggulangan Gizi BurukE.3. Sanitasi Lingkungan (tempat tinggal,
makanan dan minuman, pelayanan umum)
E.4. Promosi KesehatanE.5. Manajemen PuskesmasE.6. Manajemen BencanaE.7. Manajemen Kasus
A. Tabel Format Buku Log untuk Usaha Kesehatan Perorangan
(UKP)Tanggal Kode
Kegiatan
Kegiatan
Catatan dan
usulan pendampi
ng terhadap
Tanda tanganPendamping
KeteranganDiagnosis Penatalaksanaa
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)8/10/09 A DM, jenis
kelamin......... Umur
‐ OR
‐ Diet
‐ Obat
‐ perbaikikinerja pemeriksaan fisik diagnostik
£
Dr. Widjaya
Umpan balikpositif untuk peserta
Keterangan format:(1) Tanggal pelaksanaan kegiatan(2) Kode kegiatan sebagai
berikut : A. Kasus MedikB. Kasus BedahC. Kasus Kegawat daruratanD. Kasus Kejiwaan
(3) Diagnosis untuk kegiatan A s/d D
(4) Penatalaksanaan untuk kegiatan A s/d D (5) Catatan dan usulan pendamping
a. Evaluasi kinerja pesertab. Usulan perbaikan
kinerja (6) Tanda tangan pendamping (7) Keterangan
Hal‐hal lain yang dianggap perlu
B. Tabel Format Buku Log untuk Usaha Kesehatan Masyarakat
(UKM)Tanggal Kode
Kegiatan
Kegiatan
Catatan dan
usulan pendampi
ng terhadap
Tanda tanganPendamping
KeteranganAssessmen Penatalaksanaa
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)12/4/10 E.1 √ √ Teknik
penyuluhanbelum tepat
£
Dr. Widjaya
Laporansudahditerima Minimal tiap kegiatan 1 laporanKeterangan format:
(1) Tanggal pelaksanaan kegiatan (2) Kode kegiatan
sebagai berikut : E. Kesehatan Masyarakat
E.1 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular / Tidak MenularE.2 Pencegahan dan Penanggulangan Gizi BurukE.3 Sanitasi Lingkungan (tempat tinggal, makanan dan minuman, pelayanan umum)E.4 Promosi KesehatanE.5 Manajemen Puskesmas E.6 Manajemen Bencana E.7 Manajemen Kasus
(3) Assessment masalah untuk kegiatan E.1 s/d E.7Pengisian dengan diberi tanda (√) jika sudah dilakukan
(4) Penatalaksanaan untuk kegiatan E.1 s/d E.7Pengisian dengan diberi tanda (√) jika sudah dilakukan
(5) Catatan dan usulan pendamping a. Evaluasi
kinerja pesertab. Usulan perbaikan
kinerja (6) Tanda tangan pendamping (7) Keterangan
Hal‐hal lain yang dianggap perlu
No Caturwulan I Kinerja
Perilaku A B C D EDisiplin (kehadiran tepat waktu) Partisipasi (ikut serta memberi masukan) Argumentasi (rasionalitas)Tanggung jawab (misalnya, mengisi rekam medis) Kerjasama (tenggang rasa, tolong‐Klinis (dapat dinilai melalui wawancara dan atau presentasi kasus)Ilmu pengetahuan (mempunyai ilmu yang memadai danmampu menerapkannya, dinilai melalui presentasi kasus dan atau protofolio)Keterampilan medis klinis (Keterampilan klinis yangmemadai termasuk anamnesis dan pemeriksaan jasmani,Kemampuan membuat keputusan klinis (“Clinicalreasoning” dinilai melalui presentasi kasus)Kemampuan mengatasi kegawatan medis (kemampuanbertindak cepat dan tepat mengatasi kedaruratan sekalgus menyadari Keterampilan prosedural (kemampuan menyelesaikantindak medis secara ”lege artis”, sesuai dengan SOP, dinilaiKomunikasiKemampuan berkomunikasi secara efektif (denganpasien, keluarganya, sejawat, dan staf klinik)Kemampuan bekeja dalam tim (kerjasama dengan semuaunsur di dalam maupun di luar klinik)Kepribadian dan profesionalismeTanggung jawab profesional (kejujuran, keandalan)Menyadari keterbatasan (merujuk, konsultasi pada saatyang tepat)Menghargai kepentingan dan pendapat pasien(Menjelaskan semua pilihan tindak media yang dapatdilakukan dan membiarkan pasien/ Partisipasi dalam pembelajaran (aktif mengutarakanpendapat dan rasionalisasi tindak medis dalam setiap kegiatan pembelajaran)
C. Tabel Penilaian Kinerja
Kemampuan membagi waktu (menyelesaikan semuatugas pada waktunya dan tetap mempunyai waktu untuk membantu orang lain)Pengelolaan rekam medis (selalu menulis data medissecara benar dan baik dalam rekam medis)Komentar Pendamping : No. ID Pendamping :
Nama
Pendamping :
Tanda tangan :
Keterangan:1. Isilah lembar evaluasi kinerja internsip di bawah ini
menggunakan data 2 mingguan yang telah dikerjakan peserta.
2. Simpulkan kinerja peserta dalam huruf E sampai A sesuai dengan baku mutu berikut ini:
a. Melebihi standar; sudah patut bekerja mandiri dan bahkan kreatif b. Sesuai dengan standar; sudah mampu bekerja mandiri tanpa
pengarahan lanjutc. Perlu perbaikan; masih perlu arahan di sejumlah kegiatan d. Perlu dibentuk; masih perlu mendapat arahan menyeluruh e. Belum tampak adanya perubahan menuju yang lebih baik
BAB V
PENUTU
PPedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia, ini disusun gunamemenuhi filosofi Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun2004 tentang Praktik Kedokteran sehingga harus digunakan sebagaiacuan dalam melaksanakan Internsip Dokter di seluruh Indonesia.
Diharapkan setelah menyelesaikan Internsip Dokter Indonesia, dokter menerapkan profesionalisme dan standar profesi.
Pedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia ini perlu ditinjau ulang dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan dan kemajuan IPTEKDOKKES.
DAFTAR SINGKATAN
No Singkatan Pengertian
1 AIPKI Asosiasi Institusi Pendidikan KedokteranIndonesia2 BALKESMAS Balai Kesehatan Masyarakat
3 EKG Elektro Kardio Gram
4 IDI Ikatan Dokter Indonesia
5 IPTEKDOKKES Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran dan Kesehatan
6 KBK Kurikulum Berbasis Kompetensi
7 KDDKI Kolegium Dokter dan Dokter KeluargaIndonesia8 KIDI Komite Internsip Dokter Indonesia
9 KKI Konsil Kedokteran Indonesia
10 MKDKI Majelis Kehormatan Dokter KeluargaIndonesia
11 PUSKESMAS Pusat Kesehatan Masyarakat
12 RS Rumah Sakit
13 SARYANKES Sarana Pelayanan Kesehatan
14 SDM Sumber Daya Manusia
15 SKP Satuan Kredit Poin
16 STR Surat Tanda Registrasi
17 STSI Surat Tanda Selesai Internsip
18 SLPI Surat Laporan Pelaksanaan Internsip
19 UKP Upaya Kesehatan Perorangan
20 UKM Upaya Kesehatan Masyarakat
GLOSSARY
NoIstilah Pengertian
1 AIPKI Suatu lembaga yang dibentuk oleh para dekan fakultas kedokteran yang berfungsi memberikan pertimbangan dalam rangka memberdayakan dan menjamin kualitas pendidikan kedokteran yang diselenggarakan oleh
2 Dokter Dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan 3 IDI Organisasi profesi untuk dokter
4 KBK Kurikulum yang menitik ‐beratkan kepada kompetensi dokter sesuai dengan standar kompetensi dokter yang di tetapkan oleh KKI.
5 KDDKI Badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing‐masing disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut
6 KIDI Pusat institusi/ lembaga yang di tetapkan dengan kep menkes dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program internsip7 KIDI Provinsi Institusi/ lembaga yang diangkat dan bertanggung jawab terhadap KIDI Pusat dengan tugas menyelenggarakan program internsip8 KKI suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural, dan bersifat independen, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.9 Kolegium badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing‐masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut.10 Kompetensi
doktermenjalankan praktik kedokteran sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter yang telah disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.11 Layanan primer Pelayanan medik dasar yang merupakan kompetensi dokter umum12 MKDKI Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dan menetapkan sanksi13 Pasien Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau 14 Pendamping
InternsipDokter yang telah memiliki kriteria sebagai pendamping internsip
15 Peserta Internsip
Dokter peserta program internsip yang telah lulus dari Fakultas Kedokteran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
16 Praktik Layanan medik yang diberikan seorang dokter kepada pasien sesuai dengan kompetensinya
17 PraktikKedokteran
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan.18 Program
InternsipDokter Indonesia
Program pelatihan keprofesian pra‐ registrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna memahirkan kompetensi yang telah mereka capai setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan
19 Registrasi Pencatatan resmi terhadap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hokum untuk melakukan tindakan 20 SARYANKES Tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang digunakan untuk praktik kedokteran adtau kedokteran gigi21 Sertifikat
Kompetensi Dokter
Surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi22 SK Pendamping
InternsipSurat keputusan yang diterbitkan oleh KIDI Pusat yang diberikan kepada seorang dokter yang telah memenuhi syaratsebagai pendamping internsip 23 SLPI Surat yang ditandatangani oleh Pendamping dan Pimpinan Wahana Internsip sebagai bukti bahwa peserta telah menyelesaikan Program Internsip24 STR Internsip Bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter yang telah diregistrasi untuk mengikuti kegiatan internsip
25 STSI Surat yang dikeluarkan oleh pimpinan saryankes yang menyatakan bahwa sudah menyelesaikan program internsip26 Sumpah/ Janji
DokterSumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi27 Surat Ijin
PraktikBukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan28 UKP Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
29 UKM Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di
30 Wahana Sarana pelayanan kesehatan yang menjadi tempat pelaksanaan program internsip yang telah memenuhi kriteria sebagai wahana internsip31 Stakeholders Semua pihak, organisasi maupun perorangan yang peduli dan atau terlibat terhadap suatu usaha.
UCAPAN TERIMAKASIH
DepartemenKesehatan RI menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi‐
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu, dimulai dari usulan darf pertama hingga diterbitkannya Pedoman Internsip Dokter Indonesia ini.
A. Kelompok Kerja Program Internsip Dokter Indonesia
Sesuai dengan Kepmenkes Nomor 993/MENKES/SK/X/2008
1. Sekretaris Jenderal Depkes RI2. Dirjend. Bina Pelayanan Medik Depkes RI3. Dirjend. Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI4. Ketua Konsil Kedokteran Indonesia5. Ketua Umum PB IDI6. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI7. Kabid Pemberdayaan Puspronakes LN, Badan
PPSDMK8. Kabid Perencanaan dan Sumberdaya Pusdiknakes
BadanPPSDMK
9. Sekretaris Badan PPSDMK10. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK11. Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK12. Ketua Elect PB IDI13. Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia14. Kepala Biro Kepegawaian, Depkes RI15. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK16. Kepala Bidang Bin‐Bang Pradokyan Primer dan Doga
17. drg. Ninin Setianingsih, MM (Kepala Bagian Program dan
Informasi, Ditjen Bina Yanmedik)18. drg. Marliana Purba, MM (Biro Kepegawaian, Depkes RI)19. Syamsul Bahri SKM, M.Kes (Kepala Bagian Program dan
Informasi, Set. Badan PPSDMK)20. Minarto, SKM, M.Kes (Sekretariat KKI)21. Netty T. Pakpahan (Biro Hukum dan Organisasi, Depkes RI)22. Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Indonesia23. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI24. Wakil Ketua MKDKI25. Kabag Hukormas Badan PPSDMK26. Kabag Penyusunan Peraturan Biro Hukor Depkes RI27. Kabag Hukormas Ditjen Yanmedik Depkes RI28. Kabag Hukormas Ditjen Binkesmas, Depkes RI29. Kabag Pelayanan Hukum Sekretariat KKI30. Sek. Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga31. Biro Hukum PB IDI32. Ketua Kolgeium DDKI PB IDI33. Kepala Pusdiklat SDMK, Badan PPSDMK34. Ketua PDKI PB IDI35. Ketua Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Indonesia36. Ketua Divisi Registrasi Kosil Kedokteran Indonesia37. Kabag Kepegawaian dan TU Set. Badan PPSDMK38. Kabid Perencanaan dan Informasi Pusrengun SDM Kesehatan,
Badan PPSDMK39. Kabag Umum dan Kepegawaian Set. Ditjen Bina Yanmedik40. Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI41. Ketua BP2KB PB IDI42. Kabid Perencanaan dan Program Puspronakes LN Badan
PPSDMK43. Kasubag Perencanaan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI44. Kepala Pusrengun SDM Kesehatan, Badan PPSDMK45. Ses Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI46. Kabid Distribusi dan Kemandirian Pusrengun SDM
Kesehatan, Badan PPSDMK47. Kabag Tata Laksana Keuangan, Biro Keuangan dan
Perlengkapan, Depkes RI48. Kabag Keuangan dan Perlengkapan Set. Badan PPSDMK
49. Kasubdit Bina Yanmed RSU Pendidikan, Ditjen Bina Yanmed
Depkes RI50. Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI51. Ketua Komisi Internsip Kolegium DDKI PB IDI52. Kabag Administrasi Umum dan Sekretariat KKI53. Kabag Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI54. Kabid Kendali Mutu Pusdiklat SDMK, Badan PPSDM Kesehatan
B. TIM AD HOC
Sesuai dengan SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan NomorHK.02.04/2/1767.2/09
1. dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH (Kepala Badan PPSDM Kesehatan)
2. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA (Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan)
3. Drs. Abdurrahman, MPH (Kepala Pusrengun SDM Kesehatan
Badan PPSDMK)4. dr. Setiawan Soeparan, MPH (Kepala Pusdiknakes Badan
PPSDMK)5. dr. Ida Bagus Indra Gautama (Kepala Pusdiklat
SDM Kesehatan, Badan PPSDMK)6. dr. Asjikin Iman H. Dachlan, MHA (Kepala
Puspronakes LN, Badan PPSDMK)7. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F(K) (Kepala Biro Hukum dan
Organisasi Depkes RI)8. Prof. DR. Mulyohadi Ali, dr (Konsil Kedokteran Indonesia)9. dr. Djauhari Widjajakusumah, PFK (Kolegium Dokter dan Dokter
Keluarga Indonesia)10. drg. Judianto, MPH (Kepala Bidang Pemberdayaan, Puspronakes
LN, Badan PPSDMK)11. dr. Rini Rachmawati, MARS (Kepala Bidang Evaluasi dan
Pemantauan Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
12. Ir. Herwanti Bahar, MSc (Kepala Bidang Evaluasi danPemantauan Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
13. Jenny Songkilawang, SKM (Kasubbid Profesi, Puspronakes LN)14. drg. Helmawaty Hamid, MPd (Kasubbid TKKI dan TKKA,
Puspronakes LN)
15. Prof. Dr. Hj. Qomariyah, MS, PKK, AIFM16. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes17. dr. Bernard SM. Hutabarat, PAK18. Prof. DR. Soeharto, dr, MSc, MPdK, SpPD KPTI19. dr. Titi Savitri20. Ira Heriawati, SKp21. dr. Yulherina22. dr. Tom Surjadi, MPH23. dr. Siti Pariani24. Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An.KIC, KNA25. Dr. Ova Amelia, dr. SpOG, M.Med26. A. Syahroni, S.Sos, MPd27. Hani Annadoroh, Amd. Keb28. dr. Sugito Wonodirekso, MS, PKK, PHK29. dr. Riyani Wikaningrum, DMM, MSc30. DR. Respati S. Drajat, dr. SpOT31. DR. Basuki B. Purnomo, dr. SpU32. drg. Widyawati, MQIH33. Muflihati, S.Kep, Ners34. Dorce Tandung, S.Sos, Msi35. Asril Rusli, SH, MH36. Burlian SH, M.Kes37. drg. Astuty, MARS38. Netty T. Pakpahan, SH, MH39. Uud Cahyono, SH40. Dra. Farida Uli Siahaan, Apt41. Dewi Suci Mahayati M, SSt42. JB. Soekirno43. Wasiyati Djuremi, SKM44. Rr. Kristanti Endah WW, SKM45. Yenni
Sulistyowati, SP C. LAIN‐
LAIN
1) dr. H. Nur Abadi, MM, Msi (Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah)2) Lenny Agustaria Banjarnahor, SSt3) drg. Ni Ketut Widyaningsih4) Hadi Suprayogi, SH5) Untung Hermino6) Agus Purnomo Kartiko
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004). Sistem KesehatanNasional, Jakarta: Departemen Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; Undang‐Undang RepublikIndonesia Nomor 29 tahun 2004: Praktik Kedokteran: Jakarta 2004
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2002). SK. Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi, Jakarta; Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia; Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003: Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta 2003
Konsil Kedokteran Indonesia (2006); Peraturan Konsil KedokteranIndonesia Nomor 1 tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi
Konsil Kedokteran Indonesia (2006); SK. Konsil Kedokteran IndonesiaNomor 20/KKI/KEP/IX/2006 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter
Konsil Kedokteran Indonesia (2006); SK. Konsil Kedokteran IndonesiaNomor 21A/KKI/KEP/IX/2006 tentang Standar Kompetensi Dokter
A Premier on Family Medicine Pratice, Goh Lee Gan, Azrul Azwar, SugitoWonodirekso, Singapore International Foundation, 2004
Education and Professional Development dalam : Improvving Health System: The Contribution of Family Medicine, Boelen C, Hag C, Hunt VRivo M, Shahady E.Eds, Best Printing Company, Singapore2002
Teaching Family Medicine dalam A Premier on Family Medicine PraticeEd.1, Onion Design Pte Ltd, Singapore 2004
LAMPIRAN
Berita acara presentasi portofolio
Catatan:
Halaman protofolio ini sebaiknya disalin‐sinar (fotokopi)
karena anda akan membuat sejumlah laporan yang sekaligus
merupakan catatan untuk bekal and
berpraktik nantinya.
Pada hari ini tanggal:
........................................................................ telah
dipresentasikan portofilio oleh:
Nama :
........................................................................................
.................. No ID Peserta :
...........................................................................................................
Judul/topik:
.........................................................................................................................
....
.........................................................................................................................
....
.........................................................................................................................
....
.........................................................................................
No. ID dan Nama Pendamping :
................................................
(Dr. Pendamping atau staf ahli
lainnya)
No. ID dan Nama Wahana : ............................................................
Nama Peserta No. ID Peserta Tanda tangan
1. ..................................... .....................................
.................................
2. ..................................... .....................................
.................................
3. ..................................... .....................................
.................................
4. ..................................... .....................................
.................................
5. ..................................... .....................................
.................................
6. ..................................... .....................................
.................................
7. ..................................... .....................................
.................................
8. ..................................... .....................................
.................................
9. ..................................... .....................................
.................................
10. ..................................... .....................................
.................................
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang
sesunguhnya. Pendamping
( )
N0. ID: ............................................
Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta :
no. ID dan Nama Wahana :
Topik:
Tanggal (kasus):
Nama Pasien : No. RM
Tangal presentasi: Pendamping:
Tempat presentasi:
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keteramp □ Penyegaran □
Tinjauan ilan
pustaka□ Diagnostik □ Manajem □ Masalah □ Istimewa
en
□ Neonatus □ Bayi □ An
ak
□ Remaja □ Dewasa □ La
ns
i a
□
□ Deskripsi:
□ Tujuan:
Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Cara membahas:
□ Diskusi □ Presentasi dan
diskusi
□ E‐mail □ Pos
Data pasien: Nama: No registrasi:
Nama klinik: Telp: Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
2. Riwayat Pengobatan :
3. Riwayat kesehatan/Penyakit :
4. Riwayat keluarga :
5. Riwayat pekerjaan :
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN )
7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus):
8. Lain‐lain: ( DIBERI CONTOH : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN
LABORATORIUM DAN TAMBAHAN YANG ADA , SESUAI DENGAN FASILITAS
WAHANA )9. Daftar Pustaka: (DIBERI CONTOH, MEMAKAI SISTEM HARVARD,/VANCOUVER, ATAU MEDIA
ELEKTRONIK)1.
2.
3.
Hasil pembelajaran:
1. Aspek kompetensi 1
2. Aspek kompetensi 2
3. Aspek kompetensi 3
4. Aspek kompetensi 4
5. Aspek kompetensi 5
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
Uraikan secara singkat dan jelas semua butir yang sudah
dipelajari sesuai dengan yang tercantum dalam bagian
akhir borang portofolio. Hasil pembelajaran diurai secara
singkat. Supaya menjadi lebih runut dan terpadu,
rangkuman disusun berdasarkan pedoman rekam
medis, SOAP.
• ”Subjektive” (keluhan pasien, diperoleh dari anamnesis dan alo‐
anamnesis),
• ”Objektive” (yang ditemukan oleh dokter dari
pemeriksaan jasmani maupun penunjang)
• ”Assessmen”(Penalaran
klinis/kasus/masalah,
membahas hubungan antara
S dan O, di antara komponen S dan O)
• ”Plan” = rencana tindakan dan tindak lanjut
terhadap diagnosis, terapi, konsultasi, rujukan,
kontrol, dan terapi berdasarkan A
Contoh Pengisian Portofolio
Ini adalah contoh laporan yang cukup ideal. Upayakan
anda dapat membahas kasus anda sedalam dan seluas
mungkin seperti pada kasus ini. Pembahasan itulah
yang akan menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan anda. Banyak jenis kasus yang
dapat dibahas menggunakan format ini,
termasuk kasus:
1. “General check‐up” atau
2. “KB dan KIA”
3. “Kegawatdaruratan medik” di layanan primer
4. “Ceramah kesehatan” untuk awam
5. “Kunjungan rumah”
6. “Pembinaan keluarga”
7. “Tumbuh kembang anak normal”.
8. “Masalah menajemen klinik misalnya asuransi kesehatan”
9. Dsb. yang mungkin anda akan hadapi dalam
praktik mandiri nantinya.
Dalam buku ini dicontohnya kasus yang cukup menarik
dan membawa banyak masalah sehingga bermanfaat
untuk pembelajaran yaitu “spondilitis TBC”.
Kasus‐1
Topik: Spondilitis TBC
Tanggal (kasus): 13 Mei 2004 Persenter: Dr. Dani Pattiradjawane
Tangal presentasi: 14 Juni 2004 Pendamping: Dr. Sugito Wonodirekso
Tempat presentasi: RR
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan √ □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka□ Diagnostik √ □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa √ □ Lansia Bumil
□ Deskripsi: Gadis, 29 thn, nyeri pungung kronik, spondilitis TBC, destruksi ringan Th 7‐8 gibus (‐), hendak menikah
5 bulan yad.□ Tujuan: mengobati TBC non‐pulmonar, menyikapi kemungkinan hamil
Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus √ □ Audit
Cara membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan diskusi √ □ E‐mail □ Pos
Data pasien: Nama: Y No registrasi: 1980.07.143
Nama klinik: Dr. Sugito W Telp: 6221 7987263 Terdaftar sejak: 07‐1980
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Spondilitis TBC, deformitas minimal, Keadaan umum baik, ingin menunda kehamilan
sampai benar‐benar sembuh, nyeri punggung kambuh jika tidak memakai korset khusus.2. Riwayat Pengobatan: Rifampisin, Streptomisin, INH, Pirazinamid, roboransia, korset khusus setelah konsultasi
dengan URM (Unit Rehabiltasi Medis RSCM, Jakarta.3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Pasien belum pernah TBC paru, nyeri punggung sejak
awal tahun 2004, diobati sendiri dan pijat refleksi, tidak ada kemajuan.
4. Riwayat keluarga: Anak perempuan terbesar, ayah sdh. pensiun hipertensi, pernah strok ringan dan sembuh total5. Riwayat pekerjaan: Sekretaris perusahaan swasta, komputer.
6. Lain‐lain : kondisi lingkungan fisik dan sosial untuk mencari fokus infeksi dan memutus rantai penularanDaftar Pustaka:
(3) Harrison text‐book of medicine, Edisi 16
(4)
(5)
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis TBC non‐pulmonar
2. Waspadai nyeri punggung kronik
3. Regimen terapi TBC non‐pulmonar pada wanita hamil
4. Manfaat kerjasama dengan URM
5. Mekanisme nyeri pungung pada sponsilitis TBC
6. Edukasi untuk pencegahan penularan
7. Motivasi untuk kepatuhan berobat
8. Edukasi tentang hubungan gibus dengan resiko kehamilan
Catatan:
Kasus‐2
Topik: Influensa
Tanggal (kasus): 3 Mei 2008 Persenter: Dr. Dani Pattiradjawane
Tangal presentasi: 14 Juni 2008 Pendamping: Dr. Sugito Wonodirekso
Tempat presentasi: RR
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan √ □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik √ □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak
√
□ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi: Anak laki‐laki, 2 thn, demam, pilek encer, hidung mampet, rewel, tidak mau makan, sulit minum obat. Suhu
38,5oC. Faring tidak hiperemik. Riwayat kejang demam.□ Tujuan:
o mengobati influensa secara komprehensif
Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus √ □ Audit
Cara membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan diskusi
√
□ E‐mail □ Pos
Data pasien: Nama: M No registrasi: 2006.01.110
Nama klinik: Dr. Sugito W Telp: 6221 7987263 Terdaftar sejak: 01‐2006
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Influensa, ISNA (Infeksi Saluran Napas Akut), belum tampak infeksi sekunder, kemungkinan
kejang demam, kemungkinan infeksi sekunder, rewel, sulit makan, sulit makan obat. Berat badan 28 2. Riwayat Pengobatan: antipiretik, dekongestan, antibiotik, antikejang
3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Vaksinasi lengkap, setahun yl.,(setelah usianya lebin dari 1 tahun) hanya 3x influensa, tanpa
kejang. Kejang demam terjadi pada usia 6 bulan dan 10 bulan.4. Riwayat keluarga: Anak satu‐satunya dari keluarga yang tidak lagi mempunyai ayah karena bercerai. Ibunya bekerja
sebagai pegawai bank dengan posisi cukup tinggi sehingga sangat sibuk. Anak lebih banyak diasuh oleh ”baby sitter”
5. Riwayat pekerjaan: Sekretaris eksekutif kepala cabang
6. Lain‐lain: ‐
Daftar Pustaka:
1. Rakel RE. The Family Physician. In: Essential of Family Practice. Rakel RE. Ed. WB Saunders Company. Philadelphia.
Third Ed. 2006.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis influensa
2. Prediksi infeksi sekunder dan kejang
3. Rasionalisasi penggunaan antibiotika
4. Aspek biomedis influensa
5.
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
Uraikan secara singkat dan jelas semua butir yang sudah
dipelajari sesuai dengan yang tercantum dalam bagian akhir
borang portofolio. Hasil pembelajaran diurai dan dikemas secara
singkat. Supaya menjadi lebih runut dan terpadu,
rangkuman disusun berdasarkan pedoman rekam
medis, SOAP.
• ”Subjective” (keluhan pasien, diperoleh dari anamnesis dan alo‐
anamnesis),
• ”Objective” (yang ditemukan oleh dokter dari
pemeriksaan jasmani maupun penunjang)
• ”Assessment”(Penalaran klinis, membahas hubungan
antara S dan O, di antara komponen S dan O)
• ”Plan” = rencana tindakan dan tindak lanjut terhadap
diagnosis, terapi, konsultasi, rujukan, kontrol, dan terapi
berdasarkan A
Contoh dalam hal kasus no 1
1. S u byek t if : Pasien mengeluh nyeri punggung kronis di tempat yang sama
harus diwaspadai adanya kelainan tulang belakang oleh berbagai sebab
termasuk spondilitis, osteoartrosis, hiperskoliosis, kiposis, lordosis, masalah
ergonomis,dsb.
2.
Objek t if:
Hasil pemeriksaan jasmani, foto ronsen toraks AP dan lateral,
pemeriksaan darah tepi, dan tijauan ergonomis
berdasarkan pekerjaanya sehari‐hari sangat mendukung
diagnosis TBC tulang belakang (spondilitis TB). Pada kasus
ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
• Gejala klinis (nyeri punggung di tempat yang sama
yang tidak kunjung mereda)
• Gambaran ronsen yang khas
• Endemisitas TB di Idnonesia
Kelainan sesibilitas minimal(neuropati)setinggi L1–L3
Tidak ditemukan hiperskoliosis, spondiloartrosis, ataupun
gangguan ergonomis yang berarti.
3. ” A s s e s s m ent ”( penalaran klinis): Nyeri pungung berawal dari destruksi
ruas tulang belakang yang menyebabkan deformitas ringan. Secara
biomekanik kejadian ini mengubah garis berat yang melalui sumbu tulang
belakang, yang semula lurus menjadi tergeser dan bersudut di daerah
pungung sehinga beban yang dipikul oleh ”m. errector trunci” kiri dan
kanan tidak seimbang dan muncullah nyeri punggung yang merupakan
manifestasi kelelahan otot di satu sisi. Itulah sebabnya, ketika dalam
posisi tiduran pasien merasa nyerinya hilang dan ketika bangun muncul
lagi.
Keadaan ini membawa konsekuensi pemberian penghilang nyeri dan
pelemas otot untuk sementara. Selanjutnya harus dicari cara untuk
mengurangi beban yang berat sebelah dengan pengunaan korset khusus
hasil konsultasi dengan Unit Rehabilitasi Medis RS. Penggunaan korset
khusus ini ternyata sangat membantu sehingga pasien terbebas dari
kebutuhan akan analgetik sehingga upaya pengobatan terfokus untuk
mengatasi spondilitisnya.
Kepada pasien perlu ditekankan bahwa kehamilan tidak terpengaruh oleh pemakaian OAT
(Obat Anti TB)kecuali streptomisin yang dapat bersifat ototoksik dan
nefrotoksik terutama pada janin. Oleh karena itu selama penggunaan
streptomisin pasien dianjurkan untuk tidak hamil dulu dengan berbagai
cara, misalnya menggunakan kondom jika bersanggama di saat masa
subur. Selain itu, agar tidak terlalu membebani tulang belakang, jika
bersanggama pasien dianjurkan dalam posisi tertelentang.
Keluarganya, terutama suaminya diminta ikut mengawasi pengobatan di rumah,
mengingatkan pasien minum obat dan suntik streptomisin pada waktunya
sampai selesai. Perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa
deformitas tulang belakang tidak dapat pulih seperti sediakala dan
karenanya harus menggunakan korset seumur hidup dan olah raga
terbaiknya adalah berenang.
4. ”Pl a n” :
Diagnosis: kecil kemungkinannya keluhan ini bukan disebabkan oleh
TB.Upaya diagnosis sudah optimal.
Pengobatan: penggunaan analgetik sudah selayaknya distop dan
pasien dianjurnya sepenuhnya menggunakan korset. Pengunaan sejumlah
obat secara sinkron dilakukan untuk menghindari MDR (Multiple Drug
Resistance) dan memperpendek masa pengobatan serta membatasi
disabilitas akibat deformitas.
Pendidikan: dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu proses
penyembuhan dan pemulihan.Untuk itu pada tahap awal pasien dan
keluarganya diminta datang untuk pengarahan secara bertahap.
Anjurkan pasien dan atau keluarganya segera menelepon jika ada hal‐hal
yang meragukan.
Konsultasi: Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan spesialis Rehabilitasi Medis.
Konsultasi ini merupakan upaya, agar keterbatasan akibat deformitas dapat teratasi tanpa
harus makan analgetik sepanjang hayat untuk nyeri pingangnya.
Rujukan: direncananakan jika proses penyakit berlanjut dan atau terjadi
tekanan saraf spinal neuropati berubah menjadi neuritis perifer pada
dematom yang ybs.
Kegiatan PeriodeHasil yang
diharapkan
• Kepatuhan makan obat
dan pemantauan efek
samping obat
• 10 hari sekali untuk bulan I
• Sebulan sekali
untuk
selanjutnya
• Segera
diketahui
efek samping
obat dan
atau
kesalahan • Laboratorium • Setiap 3 bulan kecuali jika
gejala semakin parah
• Parameter
laboratoriu
m
semuanya
membaik• Ronsen • Setelah 6 bulan
kecuali jika gejala
semakin parah
• Terjadi
proses
perbaikan,
deformitas
tidak makin
parah.• Kehamilan • Segera lapor jika ada
tanda kehamilan
• Jika
hamil
streptomisin
harus
• Nasihat • Setiap kali kunjungan • Kepatuhan
minum
obat dan
pemahaman
akan
penyakitnya
meningkat
Dalam contoh kasus no 2
1. ”Subjective”: Keluhan subyektif influensa sudah sangat dikenal oleh
masyarakat oleh karena itu dokter harus mencermati dan berusaha
mengidentifikasi penyakit lain yang mirip atau muncul bersama, misalnya
DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)dan infeksi EBV (Eptein‐Barr
Virus)termasuk CMV (Cytomegalo Virus).2. ”Objektive”: Pasien dengan riwayat kesehatan yang baik dan tercatat semuanya dalam
rekam medis sangat membantu penegakan diagnosis dan penyingkiran DD.3. ”Assessment”: diagnosis pada kasus ini semata‐mata berdasarkan temuan klinis dan catatan
riwayat kesehatan dalam rekam medis. Pemberian antibiotika sebenarnya
tidak diperlukan akan tetapi mengingat pasien ini anak tunggal dengan
orang tua tunggal yang sibuk, dokter terpaksa memberikan antibiotika.
Namun demikian antibiotika itu tidak segera diberikan mealinkan ditunggu
sampai hari ke‐3, jika saat itu demamnya belum mereda. Pasien dianjurkan
untuk tidak membeli antibiotika itu terlebih dahulu dengan menuliskannya
di lembar resep yang berbeda. Dengan demikian pasien mendapat
dua lembar resep yang satu berisi obat anti‐flu yang lainnya berisi
antibiotika.Pada pasien ini perlu dilakukan pengawasan pola suhu
badan agar dapat terdeteksi kemungkinan DHF.4. ”Plan”: Diagnosis dapat berubah sewaktu‐waktu jika terjadi perubahan
mengingat ISNA pada anak‐anak sering berkomplikasi dengan OMA atau
idapan DHF yang tersamar.
Terapi sudah sesuai dan selanjutnya adalah pemantauan kepatuhan
minum obat yang perlu dicermati.
Pemeriksaan laboratorium terutama darah dan urin rutin akan dilakukan jika
sampai hari ke‐3 masih demam dan atau anak tampak ”loyo” atau ada
keluhan sakit perut, mual, dan atau sesak napas.
Pendidikan untuk pasien dan dan keluarganya berupa wewanti bahwa influensa sangat cepat
menular melalui udara pernapasan dan masa inkubasinya sangat cepat,
dalam 24 jam sudah dapat muncul gejalanya jika tertular. Untuk
pencegahan cukup dengan asupan gizi yang baik, istirahat yang cukup,
dan olah raga. Dengan demikian jika tertular dapat sembuh sendiri
tanpa pengobatan yang berarti.
Kontrol dilakukan jika sampai hari ke‐3 masih demam. Kegiatannya
meliputi pemeriksaan jasmani ulang dan jika dipandang perlu dilakukan
pemeriksan laboratorium sesuai dengan dugaan diagnosis tambahan atau
perubahannya saat itu. Pasien diminta segera kontak jika terjadi hal‐hal Lampiran 3 : Pedoman Presentasi Kasus
Pedoman presentasi Kasus
Slaid no: Isi slaid
1. Judul (kasus yang
dipresentasikan) Nama
presentan
Nama anggota kelompok (jika ada)2. Pendahuluan
• Kasus anda rekaan atau asli
• Alasan mengapa kasus ini diajukan:
o Alas an klinis, epidemiologis, atau apa pun presentasi kasus ini
• Yang menarik dari kasus ini
• Fokus pembicaraan
• Masalah pada kasus ini
• Tujuan presentasi ini (terutama yang berkaitan dengan
dampak yang merugikan atau membahayakan pasien)
• Buku acuan a cuan yang dipaka i
3. Data administrative pasien
• Nama,
• No register,
• Status kepegawaian,
• Status sosial, dsb…..
4. Data Demografis
• Alamat
• Agama
• Suku
• Pekerjaan
• Bahasa ibu
• Jenis kelamin
• Dsb.
• Usia
5. Data biologik
• Tinggi badan
• Berat badan
• Habitus
• Dsb,……..
6. Data Klinis
• Anamnesis terfokus diagnosis
o A
o B
o B
o Dst (tambahkan slide baru jika diperlukan)
• Anamnesis penyingkir DD (Diagnosis banding,DB)
o Berkaitan dengan DD‐1
o
…….
o
…….
o ……. Dst.
7. Pemeriksaan jasmani
• Tanda
vital o
Tensi o
Nadi
o
Dst…..
• Untuk dugaan diagnosis
o Status lokalis sesuai dengan dugaan diagnosis
(tanda klinis yang ditemukan yang mendukung
dugaan diagnosis)
• Dugaan DD (sebaiknya selalu dibuat DD)8. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan (tuliskan “tidak perlu” jika memang
tidak diperlukan dan cantumkan lasannya mengapa tidak diperlukan)
• Laboratorium untuk mencari tanda‐tanda sbb.:
• 2
• 3
• Dst…….
• Pemeriksaan lain …………………………..
9. Hasil yang diperoleh atau prakirakan data yang akan diperoleh
• 1
• 2
• 3
• Dst…….
• Komentar/simpulan atas hasil tersebut
10. Pemeriksaan penunjang lain
• Alasan pemeriksaan
• Hasil yang dicari
• Hasil yang diperoleh
• Komentar/simpulan atas hasil
• Tuliskan ti d ak p e rl u jika memang tidak memerlukannya
11. Diagnosis
• Tuliskan diagnosis di sini
• Alasannya adalah:
• Dari Anamnesis
• Dari Pemeriksaan jasmani
• Dari Pemeriksan penunjang
• Dari data lainnya ……
12. Diagnosis holistik
• Diagnosis klinis
• Diagnosis biologis
• Diagnosis psikologis
• Diagnosis sosial
13. Strategi Penanganan Masalah
• Untuk diagnosis klinis
• Untuk diagnosis biologis
• Untuk diagnosis psikologis
• Untuk diagnosis sosial
14. Alasan Konsultasi dan Rujukan jika diperlukan
• Tanda obyektif
o 1
o 2
o 4 dst. …..
• Tanda subyektif
o 1
o 2
o 3 dst…….
• Alasan lainnya?
15. Penjelasan untuk pasien dan keluarganya
• Diagnosis dan konsekuensinya
• Masalah dan risiko yang dihadapi
• Berbagai jalan keluar
• Apa yang sebaiknya dilakukan
• (Biarkan pasien dan keluarganya memilih sendiri)
• Khasiat dan efek samping obat
16. Peran pasien dan kelouarganya dalam penanganan masalah
• Berkaitan dengan obat
• Berkaitan dengan diet
• Berkaitan dengan kegiatan lain,
• Berkaitan dengan masalah agama
• Berkaitan dengan masalah budaya
• ….dsb ……
17. Identifikasi Risiko dan Pencegahannya
• Adakah risiko kambuh, menular atau menurun
• Bagaimana mencegahnya (mungkin juga tidak bisa dicegah)
18. Ilmu yang dipunyai untuk menanganani kasus ini
• Ilmu Dasar Kedokteran:
o A
o B
o Dsb.
• Ilmu Klinik
o A
o B
o Dsb
• Ilmu Kedokteran Komunitas
•
Keterampilan
o A
o B
o Dsb.19. Ilmu yang diperoleh dari presentasi ini (inilah yang
dirangkum dalam laporan portofolio, berupa uraian rasionalitas
tindak medis yang dilakukan)
• Ilmu dasar kedokteran:
o A
o B
o Dsb.
• Ilmu klinik
o A
o B
o Dsb
• Ilmu Kedokteran Komunitas
•
Keterampilan
o A
o B
Lampiran 4 : Laporan Pelayanan
Kodekegiatan(1)
Tanggaldan tempatkegiatan(2)
Topik/kegiatan
(3)
Catatanpembimbing(4)
Tanda tanganpembimbing(5)
Keterangantambahan(6)
Lampiran 5 : Laporan Penyuluhan
No. ID dan Nama Peserta :
No. ID dan Nama Pendamping :
No. ID dan Nama Wahana :
Tema Penyuluhan :
Tujuan Penyuluhan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :