21
I. DASAR TEORI Biological Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologic (KOB) adalah suatu analisa empiric yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air. Angka BOD ada lah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (meng oksidasikan) hampir semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat-zat or ganis yang tersuspensi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem-sis tem pengolahan biologic bagi air yangtercermar tersebut. Penguraian zat or ganis adalah peristiwa alamiah; kalau sesuatu badan air dicemari oleh zat organis , bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut, dalam air selama, pro ses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pads air tersebut. Jenis bakteri yang mampu mengoksidasi zat organis "biasa," yang ber asal dari sisa-sisa tanaman dan air buangan penduduk, berada pads umumnya di setiap air alam. Jumlah bakteri ini tidak banyak di air jernih dan di air buangan industri yang mengandung zat organis. Pada kasus ini pasti perlu ditambahkan benih bakteri. Untuk oksidasi/penguraian zat organis yang khas, terutama di beberapa jenis air buangan industri yang mengandung mi salnya fenol, detergen, minyak dan sebagainya bakteri harus diberikan "waktu penyesuaian" (adaptasi) beberapa hari melalui kontak dengan air buangan tersebut, sebelum dapat digunakan sebagai benih pads analisa BOD air tersebut. Sebaliknya beberapa zat organis maupun inorganic dapat bersifat racun terhadap bakteri (misalnya sianida, tembaga, dan sebagainya) dan harus dikurangi sampai batas yang diinginkan. Derajat keracunan ini juga dapat diperkirakan melalui analisa BOD. Prinsip Analisa Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organis dengan oksigen di dalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon dioksida, air dan amoniak. Reaksi oksidasi dapat dituliskan sebagai berikut : Atas dasar reaksi tersebut,

Bod

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cara

Citation preview

Page 1: Bod

I.     DASAR TEORIBiological Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologic (KOB) adalah suatu analisa empiric yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem-sistem pengolahan biologic bagi air yangtercermar tersebut. Penguraian zat organis adalah peristiwa alamiah; kalau sesuatu badan air dicemari oleh zat organis , bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut, dalam air selama, proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan keadaan menjadianaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pads air tersebut.Jenis bakteri yang mampu mengoksidasi zat organis "biasa," yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan air buangan penduduk, berada pads umumnya di setiap air alam. Jumlah bakteri ini tidak banyak diair jernih dan di air buangan industri yang mengandung zat organis. Pada kasus ini pasti perlu ditambahkan benih bakteri. Untuk oksidasi/penguraian zat organis yang khas, terutama di beberapa jenis air buangan industri yang mengandung misalnya fenol, detergen, minyak dan sebagainya bakteri harus diberikan "waktu penyesuaian" (adaptasi) beberapa hari melalui kontak dengan air buangan tersebut, sebelum dapat digunakan sebagai benih pads analisa BOD air tersebut.Sebaliknya beberapa zat organis maupun inorganic dapat bersifat racun terhadap bakteri (misalnya sianida, tembaga, dan sebagainya) dan harus dikurangi sampai batas yang diinginkan. Derajat keracunan ini juga dapat diperkirakan melalui analisa BOD.Prinsip AnalisaPemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organis dengan oksigen di dalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon dioksida, air dan amoniak. Reaksi oksidasi dapat dituliskan sebagai berikut :

Atas dasar  reaksi tersebut, yang memerlukan kira-kira 2 hari di mana 50 % reaksi telah tercapai, 5 hari supaya 75 % dan 20 hari supaya 100 % tercapai, maka pemeriksaan BOD dapat dipergunakan untuk menaksir beban pencemaran zat organis . Tentu saja, reaksi (1) juga berlangsung pada badan air sungai, air danau maupun di instalasi pengolahan air buangan yang menerima air buangan yang mengandung zat organis tersebut. Dengan kata lain, tes BOD berlaku sebagai simulasi (berbuat seolah-olah terjadi) sesuatu proses biologis secara alamiah.Reaksi biologis pada tes BOD dilakukan pada temperatur inkubasi 20° C dan dilakukan selama 5 hari, hingga mempunyai istilah yang lengkap BOD (angka 20 berarti temperatur inkubasi dan angka 5 menunjukkan lama waktu inkubasi), namun di beberapa literatur terdapat lama inkubasi 6 jam atau 2 hari atau 20 hari*.Demikian, jumlah zat organis yang ada di dalam air diukur melalui jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk mengoksidasi zat organis tersebut. Karena reaksi BOD dilakukan di dalam botol yang tertutup, maka jumlah oksigen yang telah

Page 2: Bod

dipakai adalah perbedaan antara, kadar oksigen di dalam larutan pada saat t = 0 (biasanya barn ditambah oksigen dengan aerasi, hingga = 9 mg 02 /E, yaitu konsentrasi kejenuhan) dan kadarnya pads t = 5 hari (konsentrasi sisa harus ->- 2 mg 02 j agar supaya hasil cukup teliti). Oleh karena itu, semua sampel yang mengandung BOD > 6 mg 02 /f harus diencerkan supaya syarat tersebut terpenuhi.

GangguanAda 5 jenis gangguan yang umumnya terdapat pada analisa BOD aitu nitrifikasi,

zat beracun, kemasukan udara pada botolnya, kekurangan nutrient (garam) dan kekurangan

bakteri yang dibutuhkan proses tersebut. Gangguan-gangguan tersebut akan diuraikan di

bawah ini :a.       Proses nitrifikasi dapat mulai terjadi di dalam botol BOD setelah 2 sampai 10

hari : NH3 amoniak berubah menjadi NO3- )nitrat) lewat NO2- (nitrit) olh jenis bakteri

tertentu.b.      Zat beracun dapat memperlambat pertumbuhan bakteri (yaitu memperlambat

reaksi BOD) bahkan membunuh organisme tersebut. Kalau zat tersebut memang sangat

beracun hingga bakteri-bakteri tidak bisa hidup same sekali atau sukar berkembang, maka

hanya sebagian jumlah bakteri akan aktip dalam oksidasi zat organis tersebut,

hinggaBOD yang tercatat akan lebih rendah dari angka BOD sesuatu sampel yang tidak

mengandung zat beracun. Contoh zat beracun adalah Cr (VI) (bukan Cr (III) Hg, Pb, CN--

(sianida), clan sebagainya, yang konsentrasinya melampaui sesuatu kadar yang

tertentu (biasanya sangat kecil). Gambar 10.2. menunjukkan efek zat racun terhadap

pertumbuhan bakteri. Kategori zat lain, seperti misalnya fenol dan bermacam-macam

Page 3: Bod

senyawa organis asal minyak tanah, tidak beracun sekali; namun akan memperlambat

permulaan. proses BOD karena hanya sebagian kecil dari jumlah benih bakteri mampu

mengoksidasi zat organic tersebut hingga perkembangan populasi jenis bakteri khusus

yang diperlukan (cocok) menjadi terhambat. Kadang-kadang zat organic

tersebutmemang dapat beracun terhadap beberapa jenis bakteri saja. Pada kasus ini,

sebelum tes BOD harus diadakan mass penyesuaian jenis-jenis bakteri terhadap racun

(adaptasi).c.              Kemasukan (atau keluarnya) oksigen dari botol selama waktu inkubasi harus

dicegah. Botolnya harus ditutup dengan hati-hati (di atas tutup botol bisa diberi air (water seal);

gelembung udara tidak boleh berada dalam botol; gelembung udara dapat di keluarkan dengan

mengetuk botol. Juga ganggang dan lumut dapat menambah atau mengurangi kadar oksigen secara

tak teratur. Oleh karena itu pads waktu inkubasi botol BOD harus di simpan di tempat gelap.

d.             Nutrien merupakan salah satu syarat bagi kehidupan. bakteri-bakteri. Nutrien terbentuk dari

bermacam-rAacam garam (Fe, K, Mg, dan sebagainya). Biasanya sampel sendiri (air buangan

penduduk, air sungai) mengandung cukup nutrien, tetapi zat tersebut kadang-kadang kurang dalam

air buangan industri sebelum proses berlangsung. Karena kekurangan nutrien tersebut sukar diduga,

maka sebaiknya pads setiap botol BOD ditambah nutrien secukupnya sebelum mass inkubasi, yaitu

pads seat t = 0.

e.       Karena benih dari bermacam-macam bakteri dapat kurang jumlahnya atau kurang

cocok bagi jenis air buangan yang akan dianalisa, maka cara pembenihan pads butir

A2.2. selalu harus diikuti dengan baik,  hingga menjamin jumlah populasi bakteri

yang diperlukan (cocok).Catatan :Kalau sampel BOD mengandung zat racun,

pertumbuhan bakteri terhalai (inhibisi) maka angka BOD rendah. Namun, hal ini tidak

mempengaruhi an lisa COD yang tidak tergantung dari pertumbuhan bakteri (lihat jugs

Bab 5 "COD"). Oleh karena itu perbandingan BOD5 /COD dapat menunjukkan ad nya

gangguan tersebut (analisa BOD dan COD saling melengkapi).Cara lain untuk

mendeteksi gangguan tersebut adalah pengenceran car pel supaya dosis zat beracun

dapat berada di bawah konsentrasi yang berb hays; memang cara ini terbatas karena

kadar oksigen terlarut dalam same terbatas, hingga pengenceran maksimum yang

diperbolehkan adalah kira-kira 10 kali.

Tabel 10.1 menunjukkan nilai perbandingan angka BOD5 dengan COD untuk beberapa jenis air

Page 4: Bod

dan air buangan

Batas deteksi, ketelitian.

Hasil BOD5 diperbolehkan menyimpang dari harga yang sebenarnya sebes plus atau

min 5 %, untuk seseorang yang telah berpengalaman. Hasil antara dua laboratorium

atau lebih, dapat berbeda ± 10 %. Analisa BOD selalu akan, kurang tepat, namun

demikian analisa ini sangat penting karena mencerminkan proses alam yang hampir

sama dengan kenyataan. Penyimpangan disebabkan oleh adanya proses-proses

mikrobiologis yang kurang dapat diatur oleh manusia, serta kesulitan pads analisa zat

oksigen yang terlarut dalamsampel. Apabila sampel diencerkan maka ketelitian analisa

zat oksigen terlarut semakin buruk.

Pengambilan dan pengawetan sampel.

Sampel BOD harus dilakukan/dimulai paling lama 2 jam setelah pengambilan sampelnya

(karena proses biologis terns berlangsung dalam botol sampel sehingga BOD akan turun

secara otomatis). Kalau hal ini tidak mungkin, sampel harus disimpan pads ± 4~C

(kulkas atau tabung isotermik/terisolasi yang pakai es biasa atau es CO2 kering)

selama paling lama 24 jam. Sampel bisa disimpan lebih lama sebagai es di dalam

freezer, tetapi ketelitian analisa semakin buruk, hingga tidak merupakan anjuran.

I.              ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

Pipet Ukur (Measuring Pippete)

Page 5: Bod

Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.

Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml

dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan

bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan

menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung

cairan) dengan cara menyamakan tekananfiller dengan udara sekitar.Untuk keperluan analisa

BOD menggunakan DO meter dalam analisa oksigen terlarut, pipet ukur digunakan untuk

mengambil larutan sampel jika diperlukan pengenceran untuk kemudian dipindahkan ke wadah

yang diinginkan (tabung ukur, Erlenmeyer, dll). Jika analisa oksigen terlarut dengan metode

titrasi Winkler, pipet digunakan untuk mengambil larutan seperti larutan mangan sulfat, alkali

iodide azida, dan asam sulfat pekat.

Silinder (tabung ukur/ gelas ukur/ Graduated Cylinder)

Bentuk: Berupa gelas yang agak tinggi dengan perincian tercantum pada dinding.

Volum tersedia: dari 10 ml – 2000ml. Bahan: terbuat dari kaca biasa atau plastik sehingga tidak

dapat dipanaskan.

Kegunaan: untuk memindah atau mengukur volum cairan dengan ketelitian sedang. Di dalam

analisa BOD, gelas ukur digunakan sebagai tempat larutan hasil pengenceran.Pada saat

mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung

larutan.     

                                  

Gelas Arloji

Page 6: Bod

Digunakan untuk menimbang berat suatu zat padat dalam pembuatan reagen atau larutan jika

analisa oksigen terlarut menggunakan titrasi Winkler.

Buret

Bentuk : sebuah tabung kaca bergaris yang mempunyai kran diujungnya untuk mengeluarkan

volume cairan tertentu dengan debit berupa tetes.

Volume tersedia: 25ml atau 50 ml dengan interval 0,1ml, satu tetes yang keluar dari ujung buret

± setara dengan 0,03ml.

Cara penggunaan : bilas buret dua kali dengan cairan yang diisi ke dalam buret, pengisian

buret dilakukan dari atas dengan corong, gerakkan kran untuk mengatur volume air buret ke

gelas erlenmeyer. Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan dan

dibaca pada meniskus cekung cairan.Di dalam analisa BOD, buret digunakan untuk melakukan

titrasi jika pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan metode Titrasi Winkler.

Page 7: Bod

Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Bahan: terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas sehingga dinding yang tipis untuk

memudahkan pemindahan panas dan mengurangi tegangan termis.

Volum tersedia: 20-2000ml; skala volum yang tercantum pada dinding gelas tidak teliti sama

sekali dan merupakan petunjuk kasar saja.

Kegunaan: sebagai tempat titrasi digunakan gelas erlenmeyer yang lehernya lebar, sehingga

walau digoyangkan, titran tetap dapat menetes dengan mudah ke dalamnya. Di dalam analisa

DO, Erlenmeyer digunakan untuk standardisasi tiosulfat.

Labu takar

Bentuk: pada dinding labu takar tercantum kode “ln” atau ‘TC’ = To Contain, juga tercantum

perincian sama seperti pada dinding pipet.

Volume tersedia: dari 20-2000 ml.

Kegunaan: untuk mengukur volum cairan yang tertentu atau untuk membuat larutan atau

pengenceran larutan dengan kadar yang tepat.

Cara menggunakan: sebelum digunakan, labu takar harus dibilas dahulu dengan air suling,

Page 8: Bod

kemudian dibilas dua kali dengan jenis cairan yang akan diisi ke dalam labu takar tersebut,

volum cairan tepat sama dengan yang tercantum pada dinding labu takar, bila meniskus cairan

menyentuh tanda garis leher labu takar.

Botol BOD (Winkler)

Bentuk: seperti botol biasa, dengan tutup pasangannya.

Volume tersedia: 250 ml-300 ml.

Bahan: terbuat dari kaca biasa atau kaca borosilikat.

Kegunaan: untuk analisa BOD dan oksigen terlarut.

Cara menggunakan: dasar tutup dibuat miring agar botol BOD dapat diisi sampai penuh tanpa

ada gelembung udara yang terperangkap di dalamnya. Ada jenis botol yang dilengkapi water

seal yaitu di sekitar mulut botol dan atas tutup dapat diberi sedikit air suling guna mencegah

masuknya udara.

Inkubator BODInkubator BOD adalah inkubator yang khusus digunakan untuk analisa BOD.

Suhu yang disediakan adalah 20ºC dengan penyimpangan ±1ºC

Page 9: Bod

.

Dissolved Oxygen meter (alat pengukur oksigen terlarut)

Cara penggunaan: Sebelum digunakan, DO meter dikalibrasi dahulu dengan mengukur

kelembaban dengan meletakkan ujung alat di atas permukaan aquadest, ukur DOnya dan hasil

harus mendekati 100% dengan penyimpangan ± 3%, setelah itu dilakukan pengecekan dengan

menggunakan larutan Natrium Tio sulfat yang diketahui konsentrasinya, hasil pengukuran

harus tepat dengan penyimpangan ±3%. Kemudian dikalibrasi lagi dengan aquadest seperti

tahan awal. Jika hasilnya baik, alat layak digunakan. Perlu pengadukan dengan stirer atau alat

digoyangkan pelan-pelan ke dalam sampel agar larutan menjadi homogen. Setelah beberapa

saat, angka digital akan berjalan sampai keluar hasil yang konstan. Biasanya dinyatakan dalam

mg/l.

I.         CARA KERJA

Alat-alata.     Botol-botol inkubasi Winkler (terbuat dari kaca) 250 -- 320 ml di

manavolumnya diketahui dengan tepat, karena tercantum pads botolnya* botol

tersebut dapat memakai tutup khusus lingkar air (water seal), tetapi biasanya dasar

Page 10: Bod

tutupnya membentuk kerucut supaya kelebihan air dan gelembung udara dapat

dihilangkan dengan mudah;

b.     Inkubator : suhu terjamin 20 ± 10 C; gelap;

c.   4 labu takar 1 liter; 3 labu takar 2 liter; bermacam-macam pipet; kalau tersedia,

dispenser otomatis;

d.   Peralatan bagi analisa oksigen terlarut (lihat bagian B dan C Bab ini).Reagen.a.   Air suling

: tidak boleh mengandung zat beracun, seperti Cr, C12 , dan sebagainya.

b.   Larutan bufer fosfat     Larutkan ke dalam labu takar 1 liter yang berisi ± 500 ml air

suling, 8,5 g KH2 PO4, 21,75 g K, HPO4, 33,4 g Nat HPO4. 7 H2 0, dan 1,7 g NH4 Cl Kemudian

encerkan dengan air suling sampai menjadi 1,000 liter; sesuaikan pH-nya sampai pH 7,2

dengan asam HCI atau basa NaOH 0,1 atau I N.

c.     Larutan magnesium sulfat :

     Larutkan ke dalam labu takar 1 liter yang berisi ± 500 ml air suling 22,5 g Mg SO4. 7H20 dan

encerkan dengan air suling sampai menjadi 1,000 liter.

d.     Larutan kalsium klorida

    Larutkan ke dalam labu takar 1 liter yang berisi ± 500 ml air suling, 27,5 g CaC12 dan

encerkan dengan air suling sampai menjadi 1,000 liter.e.     Larutan feriklorida :

     Larutkan ke dalam labu takar 1 liter yang berisi ± 500 ml air suling 0,25 g FeC13. 6 H20 dan

encerkan dengan air suling sampai menjadi 1,000 liter. Larutan b sampai dengan e harus diganti

kalau endapan atau lumut telah muncul.

f.    Larutan basa NaOH atau KOH, dan asam HCl atau 1-12 SO4 1 N untuk menetralkan sampel air

yang bersifat asam atau basa sampai pH-nya berkisar antara 7,0 dan 7,6.

g.     Bubuk inhibitor nitrifikasi

     N-Serve (Dow Chemicals), allyltio-ureum (ATU) (Merck) atau Nitrification Inhibitor 2533

(Hach Chem. Co).

h. Benih     Ambil ± 10 g tanah yang subur, yang dapat ditanami, yang tidak mengandung zat beracun

seperti pestisida; demikian pH-nya antara 6 dan 7,5. Campur tanah tersebut dengan ± 100 ml air

sampel yang akan diperiksa (atau kalau BOD nya > 1000 mg/1, encerkan sampel lebih dahulu).

     Simpan suspensi tersebut selama 1 hari pads temperatur 20° C dalam kubator gelap.

Saringlah suspensinya dengan kertas sating biasa, kira-kira 50 ml air saringan dipakai untuk

pembenihan. Air saringan tersebut me ngandung antara 10' sampai 109 organisms yang

Page 11: Bod

hidup per ml. Benih tei sebut berlaku selama beberapa jam, atau beberapa hari jika

disimpan kulkas.Adaptasi : Kalau air sampel mengandung zat organis yang

khusus dan"nonbiodegradable" (sulit dipecah oleh bakteri), misalnya yang berasal dari

industri kimia atau petrokimia, maka inkubasi tanah harus diteruskan sampai 3,4 atau 5

hari supayabakteri-bakteri dapat menyesuaikan diri terhadap senyawa sampel tersebut.

Bakteri yang telah dapat menyesuaikan diri terhadap suatu jenis air buangan jugs dapat

ditemui padalumpur saluran drainase, lumpur sungai dekat dengan pem buangan air

limbah tersebut, pads sebuah sistem pengolahan mikrobiologis (besar maupun instalasi

laboratorium) dan sebagainya. Lumpur atau air buangan diambil lalu disaring tanpa

inkubasi. Air saringan tersebut sudah mengandung benih yang cocok bagi jenis air

buangan tersebut.

i.       Air pengencer (laruten kerja) :

     Hitunglah berapa volum air pengencer yang dibutuhkan untuk melaksanakan sejumlah

analisa BOD yang direncanakan (lihat A.2.3). Tuangkanlah ke dalam botol atau jirigen

sebanyak liter air suling dan tambah per liternya, 1 ml dari masing-masing larutan b, c, d,

e, (dan j), serta kurang lebih 10 mg bubuk inhibitor nitrifikasi. Sesuaikan pH pads pH 7,0 ±

0,1.Campuran dikocok lalu diaerasikan selama 1 jam (kalau volum > 10 1, diperlukan 2

jam). Suhunya sebaiknya sekitar 20° C. 1 jam sebelum tes BOD dimulai, ditambah 1 ml

larutan benihan dari butir h. Air pengencer diganti setiap minggu.

j.       Larutan Nat S03 (natrium sulfit) hanya untuk air yang mengandung senyawa klor

aktip.

Cara kerja.1.   Sampel yang bersifat,Asam atau basa harus dinetralkan sampai pads pH 7,0

± 01 dengan menggunakan asam atau basa.

2.     Sampel yang diduga mengandung sisa klor aktip (yang dapat menghalangi proses

mikrobiologis) harus ditentukan konsentrasi klor aktipnya (lihat Bab 6). Per mol klor aktip

yang dikandung sampel, dibutuhkan satu mol zat pereduksi, seperti Nat S03, Nat S2 03 dan

sebagainya.

3.   Sampel yang diduga, mengandung zat beracun : lihat A.1.3. Bab ini.

.4. Sampel yang mengandung oksigen yang melebihi kejenuhannya (terlalu jenuh),

misalnya lebih dari 9 mg 02 A pads 20° C, perlu diturunkan kadar oksigennya dengan

cars pengocokan. Keadaan tersebut dapat terjadi pads sampel yang ditumbuhi

Page 12: Bod

ganggang.

5. Pengenceran sampel :     Oleh karena jumlah oksigen dalam botol terbatas,

maksimum 9 mg 02 /1 tersedia, dan sebaiknya oksigen terlarut pads akhir mass inkubasi

antara 3 dan 6 mg 02 A, maka sampel perlu diencerkan.

Karena kadar BOD tidak diketahui terlebih dahulu, beberapa pengenceran harus dicoba

secara serempak agar supaya setelah inkubasi se-lama 5 hari paling sedikit 1 sampel masih

mengandung antara 3 dan 6 mg 02 /1. Dengan demikian analisa setiap sampel

memerlukan :-          3 pengenceran R, S dan T (atau lebih banyak kalau BOD sampel

tidak dapat ditaksir sama sekali).-          1 blanko (untuk menentukan BOD air pengencer).

Ada 2 cara untuk menaksir pengenceran yang cocok :a. Bila COD sampel telah diketahui, maka taksiran

kadar BOD yang terdekat adalah sebagai berikut (lihat taoel 10.1 untuk prinsip -

nya) .R (rendah)        sampel sedikit"oersifat "biodegradable"BOD                                 0,16 x

COD;

R (rendah)S (edang)          sampel cukup bersifat "bioclegrable"RODS (sedang)                0,32 x

COD,

T (inggi)            sampel sangat bersifat "biodegrable"BOD T(inggi)       = 0,65 x

COD,Kemudian tentukan derajat pengenceran P sesuai dengan taksiran BOD seperti

tercantum dalam 

Tabel 10.2.Tabel 10.2. Derajat pengenceran P sesuai jenis air baku untuk tes BODs

Page 13: Bod

b.         Bila COD sampel tidak diketahui sebelumnya. Untuk.menaksir pengenceran P

yang cocok, lihat Tabel 10.2. Minimum diharapkan 3 derajat pengenceran. Misalnya, bila

sampel air sungai yang diduga tercermar oleh zat organs, maka taksiran BODnya berada

sekitar 15 dan 60 mg 02 /liter sehingga dipilih P = 0,25; 0,125 dan 0,0625. Bagaimana

kalau setelah inkubasi 5 hari BODnya ternyata lebih tinggi dari yang diduga, misalnya

sampaimencapai 125 mg 02 /liter? Memang, 3 tes yang telah dikerjakan tidak dengan

derajat P yang cukup tinggi hingga semua oksigen pads botolnya habis setelah 5 hari dan

tidak ada hasil ! Tes BOD Bering tidak dapat diulang lagi, karena pencemaran sungai telah

berakhir (misalnya pencemaran yang disebabkan oleh pencucian tangki di pabrik terjadi

satu kali sebulan).

Supaya pengambilan sampel efisien, sebaiknya jumlah pengenceran cukup banyak

hingga salah satu dari pengenceran dapat memberikan hasil yang tepat; namun cara

lebih terjamin adalah dengan pemeriksaan COD lebih dahulu (lihat butir a). Pemeriksaan

COD tidak dapat dihindari kalau air buangan industri yang hendak diperiksa tak dapat

ditaksir lebih dahulu.

6.      Dari cara pemilihan derajat pengenceran P, tiga atau lebih derajat pengenceran dipilih. Bila

salah satu derajat pengenceran adalah P = 0,25, maka 2 liter larutan sampel yang sudah diencerkan

harus disiapkan yang terdiri dari 500 ml sampel asli dan 1500 ml air pengencer (Tabel 10.2.). 2 botol

Page 14: Bod

BOD diisi dengan larutan tersebut (larutan R), satu untuk analisa pads saat t = 0, yaitu botol R, , dan

yang satu lagi untuk analisa pads saat t = 5 hari yaitu botol R2 - Pengenceran "S" yang berikutnya

dibuat dengan memindahkan 1 liter larutan "R" ke dalam labu takar 2 liter dan pengisiannya

sampai penuh dengan 1 liter air pengencer. Dua botol TOD diisi dengan larutan "S" ini.

Larutan "T" dibuat dengan memindahkan 1 liter larutan "S" ke dalam labu takar 2 liter, lalu diisi

sampai penuh dengan air pengencer . (Kalau jumlah pengenceran diinginkan lebih banyak, cara

sama dapat diteruskan). Dua botol BOD diisi dengan larutan "T" ini. Dua botol BOD diisi dengan

air pengencer (larutan kerja) Berta benihnya berlaku sebagai blanko. BODs blanko sdharusnya antara

0,5 dan 2 mg 02 It. Awas : gelembung udara tidak boleh berada dalam. botol!7.      Botol-botol BOD

(sampel dan blanko) lalu disimpan dalam inkubator (suhu 20° C ± V C) selama kira-kira 1 jam.

Kalau suhu larutan tersebut sebelumnya lebih tinggi daripada 20° C, maka akan terjadi

penurunan volum dalam botol. Setelah 1 jam botol tersebut dibuka sebentar laludiisi dengan air

pengencer sehingga di dalam botol tertutup tidak ada gelembung udara.8.    Separuh dari jumlah

botol-botol BOD tersebut lalu disimpan terns dalam inkubator (suhu 20*± 1°C) selama 5

hari. Separuhnya dikeluarkan untuk analisa oksigen terlarut.

Juga kalau jumlah sampel BOD lebih banyak (yang memakai air pengencer yang sama),

2 blanko tersebut cukup. Supaya lebih teliti, duplikat blanko dapat dibuat.

Pengecekan ketelitian pelaksanaan analisa BOD.

Analisa BOD adalah penting dan bermanfaat, walaupun analisanya tidak sebegitu

mudah dan Bering dilaksanakan secara kurang teliti. Seorang laboran atau mahasiswa bare

yang ingin mengerjakan banyak analisa BOD, sebaiknya mengecek cara, kerjanya

dengan metoda pengecekan di bawah ini.

Larutan standard dibuat dengan melarutkan. pada ± 0,5 liter air suling di dalam labu takar

1 liter:

        750 g glukosa, monohidrat ( BM = 198 )

        750 g asam L — glutamik garam-Na monohidrat ( BM = 187)

         1,21 g KH2 PO4

         1,06 g K2 HPO4

           0,10 g  MgSO4 .  7H2  O

Page 15: Bod

         0,01 g FeC13.  6H2 O         0,10 g CaC12.

Tambahkan larutan NaOH atau H2 SO4 sampai pH = 7,0 ± 0,1, kemudian encerkan

dengan air suling sampai 1 liter. Larutan tersebut bersifat tetap dan mengandung kadar

COD = 1270 mg 02 /liter (BOD5 = 0,65 x 1270 = 825 mg 02 /liter). Larutan standard ini

masih harus ditambah benih serta inhibitor nitrifikasi, supaya reaksi mikrobiologis berjalan

secara, optimal.

Hasil pengecekan harus dalam batas lebih atau kurang 5 % dari angka BOD teoretis yang

disebut atas. Kalau tidak, berarti cara kerja di laboratorium serta persiapan benih, kurang

sempurna. Laboran (mahasiswa) masih harus menyempurnakan cara kerja yang telah

dilakukannya.

I.    PERHITUNGAN

BOD5 20 = (X O — X 5 ) -   (Bo — B 5   )   (1 - P )/PBODI   sebagai mg O2/l,

Xo = OT (oksigen terlarut) sampel pads saat t = 0 (mg O2 /l);

X5 = OT sampel pads saat t=5hari (mg O2/1);

Bo = OT blanko pads saat t = 0 (mg O2/ l);

B 5  = OT blanko pads saat t=5 hari (mg O2/l);

P = derajat pengenceran.

DAFTAR PUSTAKASumestri Sri. Metode Penelitian Air.