22
Gangguan Susah Tidur pada Lansia Adelita Ayu Karlinawati- 102013080 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 e-mail: [email protected] Abstraksi : Susah tidur atau insomnia merupakan suatu keadaan ketika mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Setiap orang pasti pernah mengalami insomnia. Insomnia adalah salah satu penyakit yang ramah usia atau bisa menyerang semua golongan usia. Angka kejadian insomnia biasanya terus meningkat seiring dengan bertambah usia seseorang. Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Kata kunci : Insomnia dan Depresi. Abstract : Sleeping difficult or insomnia is a situation when having trouble sleeping or not can sleep soundly. Each person must have experienced insomnia.Insomnia is one ailment or age-friendly can strike all ages. The numbers continue to rise normally insomnia events along with the increasing age of the person. 1

blok `13 adelita

  • Upload
    adelita

  • View
    29

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fgffhhn

Citation preview

Page 1: blok `13 adelita

Gangguan Susah Tidur pada Lansia

Adelita Ayu Karlinawati- 102013080

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

e-mail: [email protected]

Abstraksi : Susah tidur atau insomnia merupakan suatu keadaan ketika mengalami kesulitan

untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Setiap orang pasti pernah mengalami

insomnia. Insomnia adalah salah satu penyakit yang ramah usia atau bisa menyerang semua

golongan usia. Angka kejadian insomnia biasanya terus meningkat seiring dengan bertambah

usia seseorang. Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki

berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Pola

terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara

normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang

mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari,

pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.

Kata kunci : Insomnia dan Depresi.

Abstract : Sleeping difficult or insomnia is a situation when having trouble sleeping or not

can sleep soundly. Each person must have experienced insomnia.Insomnia is one ailment or age-

friendly can strike all ages. The numbers continue to rise normally insomnia events along with

the increasing age of the person. Insomnia is not a disease, but a symptom that has various

causes, including emotional disorders, physical disorders and the use of drugs.Woke up early

morning pattern is more often found in old age. Some people sleep normally but woke up a few

hours later and it's difficult to fall asleep again. Sometimes they sleep in a State of nervous and

feel not satisfied sleep. Woke up in the early morning, at any age, is a sign of depression.

Keywords : Insomnia and depression.

1

Page 2: blok `13 adelita

Pendahuluan

Tidur adalah fungsi paling penting dan alami yang dibutuhkan oleh manusia setiap hari.

Tidur membantu pikiran dan tubuh untuk pulih dan mengembalikan energi yang digunakan

sehari-hari, agar kita tetap aktif dan sigap saat melaksanakan aktivitas sehari-hari. Saat tidur, kita

memasuki suatu keadaan istirahat periodik dan pada saat itu kesadaran kita terhadap alam

menjadi terhenti, sehingga tubuh dapat beristirahat. Pada saat usia lanjut, ada kemungkinan

terjadi kesulitan untuk tidur, dan ini akan sangat mengganggu bagi penderitanya. Sebagai dokter

atau calon dokter yang baik kita perlu mengetahui bagaimana menganalisis penyebabnya,

melakukan penanganan yang tepat, serta melakukan edukasi terhadap pasien yang telah berusia

lanjut.

Penulis membuat karya tulis ini dengan tujuan menjelaskan tentang salah satu gejala yang

muncul pada usia lanjut, yaitu kesulitan untuk tidur, yang dapat disebabkan oleh berbagai

penyebab. Penulis memiliki harapan bahwa kedepannya dokter dan calon dokter lebih

memperhatikan tentang ilmu geriatri serta penanganan pasien usia lanjut yang membutuhkan

perhatian lebih dari pasien biasanya.

Anamnesis

Anamnesis merupakan kumpulan informasi subjektif yang diperoleh dari apa yang

dipaparkan oleh pasien terkait dengan keluhan utama yang menyebabkan pasien mengadakan

kunjungan ke dokter. Anamnesis diperoleh dari komunikasi aktif antara dokter dan pasien atau

keluarga pasien. Anamnesis yang baik untuk seorang dewasa mencakupi keluhan utama,

informasi mengenai kelainan yang dialami sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat

keluarga, dan informasi mengenai keadaan tiap sistem tubuh pasien.1

Saat bertemu pasien, dapatkan identitasnya tanpa ragu-ragu (tanyakan nama lengkap dan

cocokkan dengan label nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, agama, suku bangsa, status

perkawinan, pendidikan, serta pekerjaan). Dalam skenario diketahui bahwa pasien seorang laki-

laki berusia 64 tahun.1

Anamnesis keluhan utama merupakan bagian paling penting dari anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Yang dimaksud keluhan utama adalah keadaan yang mendorong pasien untuk

meminta pertolongan medis. Anamnesis ini biasanya memberikan informasi terpenting untuk

mencapai diagnosis banding, dan memberikan wawasan vital mengenai gambaran keluhan yang

2

Page 3: blok `13 adelita

menurut pasien paling penting. Keluhan utama didapat dengan membiarkan pasien berbicara

tanpa dipotong. Dalam skenario pasien menyatakan keluhan sulit tidur sejak 2 bulan yang lalu.1,2

Riwayat penyakit sekarang adalah deskripsi keluhan termasuk keluhan utama. Yang

dimaksud dengan deskripsi keluhan utama adalah upaya dokter untuk memberi makna keluhan

(gejala) yang diceritakan oleh pasien, yang kiranya merupakan bagian dari kelainan organ apa

atau bagian dari penyakit apa.2

Riwayat penyakit dahulu adalah bagian penting dari anamnesis. Penting untuk mencatat

secara rinci semua masalah medis yang pernah timbul sebelumnya dan terapi yang pernah

diberikan. Tanyakan adakah masalah dengan operasi atau anastesi, dan jika ada apa masalahnya.

Pasien juga harus ditanya mengenai vaksinasi, khususnya dalam skenario vaksinasi tetanus,

pengobatan, tes skrining, dan kehamilan. Pasien juga perlu ditanyakan riwayat pengobatan yaitu

obat apa yang sedang dikonsumsi oleh pasien, obat terlarang yang pernah dikonsumsi, pernahkan

adanya intoleransi terhadap suatu jenis obat, dan alasannya. Pasien juga harus ditanya apakah

alergi terhadap sesuatu, misalnya terhadap antibiotika termasuk penisilin. Juga penting untuk

mengetahui adanya intoleransi lain, seperti efek samping, terhadap pengobatan.1

Penting juga untuk mencari penyakit yang pernah diderita oleh kerabat pasien karena

terdapat kontribusi genetik yang kuat pada berbagai penyakit. Selain itu kita juga perlu

memahami latar belakang pasien, pengaruh penyakit yang mereka derita terhadap hidup dan

keluarga mereka.1

Pemeriksaan fisik dan penunjang

Observasi tanda vital langsung seperti denyut nadi, tekanan darah, suhu, laju pernapasan,

dan tingkat kesadaran merupakan hal yang esensial dalam menilai pasien. Parameter-parameter

ini menilai fungsi fisiologis sebagai dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya.1,3

Dalam mengukur tekanan darah, A. brachialis paling sering dipakai karena letaknya yang

tepat, yaitu dapat dilingkari manset di bagian proksimal dan dapat diraba di bagian distal. Pasien

dalam posisi duduk atau berbaring, lengan diatur sedemikian rupa sehingga A. brachialis terletak

setinggi jantung. Lilitkan manset yang sudah kempis dengan ketat pada lengan atas sehingga

batas bawah manset tersebut kira-kira 1 inci diatas fosa antecubiti.

Rabalah denyut A.radialis dan pompalah manset sampai denyut tidak teraba lagi. Bila manset

dikempiskan perlahan-lahan, vibrasi tersebut terdengar sebagai bunyi Korotkoff. Bunyi

3

Page 4: blok `13 adelita

Korotkoff dibagi menjadi lima fase. Fase 1 dimulai saat bunyi terdengar, disebut tekanan sistolik.

Fase 5 adalah saat di mana bunyi sama sekali tak terdengar. Saat ini biasanya dianggap sebagai

tekanan diastolik.3

Manfaat pemeriksaan denyut nadi akan lebih ditingkatkan jika lebih dari salah satu arteri

dipalpasi. A. carotis dan A. brachialis paling tepat mencerminkan bentuk gelombang tersebut.

Sebagian dokter menggunakan ibu jari untuk palpasi; lainnya memakai satu atau beberapa jari

tangan. Ujung jari ditekankan makin lama makin kuat di atas arteri sampai denyut maksimum

teraba. Otot yang mengelilingi arteri tersebut harus direlaksasikan. Bila memeriksa denyut nadi,

perhatikanlah kecepatannya, iramanya, volumenya, dan konturnya. Hitunglah nadi dalam

semenit penuh. Variasi kecil dalam irama umum terjadi. Denyut nadi sedikit meningkat selama

inspirasi.3

Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas.

Pusat pengaturan suhu di hipotalamus menentukan suhu tertentu. Kelainan suhu tubuh

disebabkan oleh penyimpangan pembentukan panas, pengeluaran panas, atau perubahan pada

pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Dalam praktek sehari-hari, kita mengukur suhu rektal atau

oral. Suhu oral mudah diukur tetapi dapat keliru. Letakkan termometer di bawah lidah, sejajar

dengan gusi bawah selama 3 menit. Suhu oral normal adalah 36,8 + 0,3◦C. Suhu rektal normal

adalah 37,2 + 0,3◦C.3

Kecepatan pernapasan adalah jumlah inspirasi permenit. Karena kecepatan pernapasan

lebih rendah dan kurang teratur dibandingkan dengan denyut nadi, maka harus dihitung semenit

penuh untuk mengurangi kesalahan. Volume, usaha bernapas, dan pola pernapasan juga harus

diperhatikan.3

Grafik Pertumbuhan Manusia

Gambar no. 1 Grafik Tahap Perkembangan Manusia4

4

Page 5: blok `13 adelita

Grafik di atas menggambarkan perjalanan pertumbuhan dan perkembangannya manusia,

dari mulai lahir sampai dengan usia dewasa tua dan meninggal. Seorang anak  mengikuti

perkembangan hampir mendekati garis seperti garis busur. Saat anak di lahirkan sampai usia 2

tahun, garis busur nampak tajam naik ke atas, dilanjutkan ke masa pra sekolah, garis busur 

masih berada pada posisi laju mengarah ke atas.4

Masa pada awal-awal kehidupan pertama, dikatakan oleh para ahli sebagai masa emas

(Golden Age), pada saat itu kemampuan otak anak dalam menyerap informasi sangat tinggi.

Apapun informasi yang diberikan akan berdampak bagi si anak di kemudian hari. Masa Golden

Age sering pula dikenal dengan “masa-masa penting anak yang tidak bisa diulang”. Di masa-

masa inilah, peran orang tua dituntut untuk bisa mendidik dan mengoptimalkan kecerdasan anak

baik secara intelektual, emosional dan spriritual.4

Beberapa pakar memperlihatkan perbedaan tentang rentang waktu masa golde age, yaitu

0-2 th, 0-3 th, 0-5 th atau 0-8 th. Walaupun terdapat perbedaan dalam penyebutan rentang usia,

namun semuanya sepakat bahwa awal-awal kehidupan anak adalah masa-masa emas mereka.

Pada masa ini lingkungan keluarga ataupun lingkungan sekolah diharapkan dapat membantu

mengoptimalkan masa-masa emas tersebut, dengan stimulasi atau rangsangan yang mampu

memenuhi kebutuhan dasar anak, sehingga berkembang secara optimal. Salah satu kebutuhan

anak adalah terpenuhinya rasa ingin tahu yang akan mengembangkan kecerdasannya. Stimulasi

atau rangsangan anak pada masa golden age guna mengoptimalkan kecerdasan mereka:4

1. Stimulasi  berupa pengalaman di alam terbukaUntuk anak-anak pengamatan mereka akan alam sangat detil. Anak-anak biasanya akan belajar

banyak dengan hanya mengamati. Orang tua bisa bercerita tentang alam dan binatang. Jawablah

pertanyaan anak dengan bahasa mereka yang sederhana. Dapat pula orang tua mengajukan

pertanyaan untuk menggugah rasa ingin tahu anak.

2. Stimulasi berupa perilaku orang tua dan orang dewasa lainnya

Anak juga belajar dengan mengamati dan meniru anda sebagai orang tua, guru atau orang

dewasa yang dianggap dekat secara emosional dengan anak. Maka sebagai orang tua Anda bisa

menstimulasi mereka dengan menjadi teladan anak. Kalau Anda senang membaca, kemungkinan

besar anak pun akan demikian.

5

Page 6: blok `13 adelita

3. Hargailah anak atas usahanyaOrang tua tidak perlu memasang target tertentu terhadap anak, tetapi orang tua lebih baik apabila

mendukung dengan pujian atas usaha yang telah dilakukannya. Apabila anak diberi standar atau

target tertentu, maka anak akan berusaha keras untuk menyenangkan orang tuanya walaupun hati

mereka tidak bahagia.

4. Pujilah mereka atas usahanyaBerikan mereka reward atas usaha yang telah mereka berikan dengan hal yang bermanfaat,

misalnya mengajak mereka jalan-jalan ke toko buku, taman pintar, atau water boom dan lain-

lain.

5. Berikan mainan yang bermanfaat bagi perkembangan keterampilan anak seusia mereka.

Di masa golden age, jika anak merasa bahagia dengan perlakuan orang tua, guru, dan orang

dewasa lain yang merasa dekat secara emosional, memori ini akan terkenang selamanya dan

membawa pengaruh positif di kehidupan dewasa mereka kelak.

Siklus Tidur Normal

Siklus tidur normal manusia terdiri dari 2 status primer siklus tidur yaitu REM (rapid eye

movement) dan non REM. Status tidur REM (20-25% dari waktu tidur) dibagi menjadi phasic

dan tonic, ditandai dengan periode otonom yang bervariasi, seperti perubahan detak jantung,

tekanan darah, laju pernapasan dan berkeringat. Pada stadium inilah mimpi saat tidur terjadi.

Status non REM (sekitar 75-80% dari waktu tidur) dibagi menjadi 4 stadium. Stadium 1

merupakan saat transisi antara bangun penuh dan tidur, sekitar 30 detik sampai 7 menit dan

karakteristik ditandai oleh gelombang otak yang low-voltage pada pemeriksaan EEG. Stadium 2

ditandai gelombang otak low-voltage pada EEG, dibedakan dengan stadium 1 dengan adanya

gelombang high-voltage yang disebut “sleep spindles” dan K complexes. Stadium 3 dan 4 sering

disebut tidur yang dalam atau “delta sleep”. EEG menunjukkan gelombang yang lambat dengan

amplitudo yang tinggi. Siklus tidur dan bangun (irama sirkadian), polanya adalah bangun

sepanjang hari saat cahaya terang dan tidur sepanjang malam saat gelap. Jadi faktor kunci adalah

adanya perubahan gelap dan terang.5

6

Page 7: blok `13 adelita

Gangguan Tidur pada Usia Lanjut

Seorang usia lanjut akan membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk tidur (berbaring

lama di tempat tidur sebelum tertidur) dan mempunyai lebih sedikit waktu tidur nyenyaknya.

Dari hasil penelitian di masyarakat, prevalensi sulit tidur (insomnia) pada usia lanjut di Amerika

adalah 36% untuk laki-laki dan 54% untuk wanita. Pada penelitian di laboratorium tidur, seorang

usia lanjut mempunyai waktu pendek pada tidur yang dalam (delta sleep), dan lebih panjang

waktunya di dalam tidur stadium 1 dan 2. Dari hasil test dengan alat Polysomnographic

ditemukan mereka mempunyai penurunan yang signifikan dalam slow wave sleep dan REM.

Mereka juga lebih sering terbangun ditengah malam akibat perubahan fisik karena usia dan

penyakit yang dideritanya, kualitas tidur secara nyata menurun. Pada usia lanjut juga terjadi

perubahan pada irama sirkadian tidur normal yaitu menjadi kurang sensitif dengan perubahan

gelap dan terang. Normalnya irama sirkadian termasuk didalamnya peranan pengeluaran hormon

dan perubahan temperatur badan selama siklus 24 jam. Ekskresi cortisol dan growth hormon

(GH) meningkat pada siang hari dan temperatur badan menurun di waktu malam. Pada usia

lanjut ekskresi cortisol dan GH serta perubahan temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang

menonjol. Melatonin, hormon yang di ekskresikan pada malam hari dan berhubungan dengan

tidur, menurun dengan meningkatnya umur. Sampai saat ini berbagai penelitian menunjukkan,

penyebab gangguan tidur pada usia lanjut merupakan gabungan banyak faktor, baik fisik,

psikologis, pengaruh obat-obatan, kebiasaan tidur, maupun penyakit komorbid lain yang

diderita.5

Demensia

Merupakan penurunan dalam hal kemampuan mental yang biasanya perkembangannya

terjadi secara perlahan. Dimana terjadi gangguan dalam hal gangguan ingatan, penilaian,

pemikiran dan terutama dalam hal kemampuan memusatkan perhatian pada suatu hal.Ada

juga pengertian demensia adalah berkurang atau hilangnya fungsi otak yang terjadi karena

disebabkan oleh penyakit tertentu, gangguan ini mempengaruhi daya ingat seseorang, cara

berfikir, perilaku dan tindakan lainnya yang membutuhkan kerja otak. Tanda demensia yang

paling mudah dikenali adalah pelupa yang melewati akan batas kewajaran dalam diri seseorang.

Demensia kadang-kadang dikenal sebagai keadaan organik kronika atau sindroma otak

kronika atau kegagalan otak. Suatu penurunan fungsi mental irreversibel yang disebabkan oleh

7

Page 8: blok `13 adelita

penyakit otak organik, tetapi dalam beberapa kasus terapi dapat menghentikan proses, misal

neurosifilis, defisiensi vitamin, tumor otak tertentu. Gejala utamanya berupa kehilangan

kemampuan intelektual, sampai mengganggu pekerjaan dan kehidupan sosial. Penurunan

intelektual ini terlihat paling jelas dalam bentuk gangguan ingatan, tetapi di samping itu

melibatkan juga pemikiran dan pertimbangan abstrak. Pasien sulit belajar informasi atau tugas

baru disamping itu materi yang telah tersimpan seringkali hilang. Ingatan terhadap kejadian yang

baru sangat buruk, dan dalam stadium yang lebih lanjut, hanya beberapa kenangan masa lampau

yang masih bertahan. Gangguan intelektual mula-mula terlihat di tempat kerja, di mana pasien

tidak mampu melakukan tugas rutin. Orang tersebut bisa tidak mampu berbelanja, mengatur

uang atau memasak. Pada tes psikologi, pikiran luar biasa konkrit, sama sekali tidak mampu

berpikir abstrak. Kepribadian berubah dalam banyak cara. Efeknya labil, dangkal dan tumpul,

akhirnya menjadi dungu dan euforia. Judgement, pengendalian diri, dan inisiatif juga berkurang.

Demensia senilis merupakan gangguan mental yang berlangsung progresif, lambat, dan serius

yang disebabkan oleh kerusakan organik jaringan otak. Pada demensia senilis, kehilangan neuron

merupakan penyebab penting timbulnya gejala klinik. Perubahan patologi lain adalah plak senilis

dan neurofibrilary tangles, keadaan ini disebut perubahan Alzheimer karena dikenal pertama kali

dalam penyakit Alzheimer.6,7

Depresi

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling sering didapatkan pada lansia.

Keluhan-keluhan fisik antara lain nafsu makan berubah, tidak suka makan sehingga berat badan

turun. Namun, kadang-kadang ada juga yang justru makan camilan terus sehingga menjadi

gemuk. Umumnya, ia mengeluh sulit tidur, baru tertidur larut malam, dan kalau terbangun

tengah malam tidak bisa tidur lagi. Sebaliknya ada juga yang tidur terus dan tidak mempunyai

keinginan apa-apa. Terdapat beberapa faktor biologi, fisis, psikologis dan sosial yang membuat

sesorang berusia lanjut rentan terhadap depresi. Faktor psikososial juga berperan sebagai faktor

predisposisi dari depresi. Orang tua sering kali mengalami periode kehilangan orang-orang yang

dikasihinya. Faktor kehilangan fisik juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap depresi

dengan berkurangnya kemampuan merawat diri serta hilangnya kemandirian. Berkurangnya

kapasitas sensori akan mengakibatkan penderita merasa terisolasi dan berujung pada depresi.

Berkurangnya kemampuan daya ingat, fungsi intelektual, kehilangan pekerjaan, penghasilan dan

8

Page 9: blok `13 adelita

dukungan sosial sejalan dengan bertambahnya usia turut menjadi faktor predisposisi seseorang

berusia lanjut menderita depresi. Sedangkan prevalensi penyakit depresi pada usia lanjut lebih

sering terjadi di tempat perawatan seperti rumah sakit dan semakin lama perawatannya akan

semakin banyak kemungkinannya untuk mengalami depresi.5,7

Depresi pada pasien geriatrik adalah masalah besar karena penyakit depresinya sering

tertutupi oleh penyakit somatik yang dideritanya sehingga sulit diidentifikasi dan hal ini

mengakibatkan terlambatnya terapi untuk depresi tersebut. Selain dapat tertutupinya diagnosis

untuk penyakit depresi karena penyakit somatiknya, depresi juga dapat memperberat penyakit

somatik yang diderita oleh pasien tersebut dan juga sebaliknya. Oleh karena itu obat antidepresi

yang efektif mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya

serta menurunkan biaya perawatan.5

Insomnia 

Merupakan sebuah gejala yang dapat menyertai beberapa tidur, gangguan medis dan

psikiatris, ditandai oleh kesulitan terus-menerus tertidur atau tetap tertidur meskipun peluang

tersebut. Ada dua jenis insomnia yaitu: insomnia primer dan insomnia sekunder. Insomnia

primer adalah seseorang mengalami masalah tidur, yang tidak terkait dengan kondisi atau

masalah kesehatan lain. Insomnia sekunder adalah seseorang mengalami masalah tidur karena

masalah lain, Misalnya: kondisi kesehatan seperti : asma, depresi, arthritis, kanker, atau mulas,

sakit, obat-obatan atau zat yang digunakan seperti: alkohol. Insomnia adalah biasanya diikuti

dengan gangguan fungsional saat terjaga. Kedua insomnia organik dan non-organik tanpa sebab

lainnya merupakan gangguan tidur, insomnia primer. Obat yang di gunakan untuk penderita

insomnia adalah :8

1. Benzodiazepines

Merupakan obat golongan hipnotik-sedatif. Efektif digunakan untuk mengobati masalah tidur

seperti berjalan dalam tidur dan teror malam. Namun, obat ini dapat menyebabkan Anda

merasa mengantuk pada siang hari dan juga dapat menyebabkan ketergantungan, yang berarti

anda selalu perlu obat tidur.

2. Non-Benzodiazepine

9

Page 10: blok `13 adelita

Yang termasuk golongan ini adalah seperti zolpidem, zaleplon, zopiclone dan ecszopiclone.

Obat-obat masih baru dalam golongan hipnotik-sedatif. Mekanisma kerjanya hampir sama

dengan golongan benzodiazepein yaitu bekerja pada reseptor GABA.

3. Alkohol

Alkohol juga sering digunakan sebagai terapi pilihan individu untuk menginduksi tidur.

Namun, penggunaan alkohol akan menyebabkan insomnia. Pada penggunaan jangka panjang

akan disertai dengan pengurangan tidur REM

4. Antidepressant

Beberapa antidepresan turut mengandungi efek sedatif yang kuat sebagi contoh amitriptiline,

doxepin, mirtazapin dan tradazon. Namun karena mempunyai jalur kerja yang lebar, efek

sampingnya meningkat. Insomnia adalah gejala umum dari depresi. Dengan demikian,

beberapa obat antidepresan, seperti trazodone (Desyrel), sangat efektif dalam mengobati

kesulitan tidur dan kecemasan yang disebabkan oleh depresi.

5. Melatonin

Hormon dan suplemen melatonin efektif pada beberapa tipe insomnia. Melatonin telah

digunakn dalam pil pembantu tidur, zopiclone. Manfaat dari melatonin adalah mampu

mengobati insomnia tanpa mengubah corak tidur seseorang.

6. Antihistamin

Antihistamn difenhidramin digunakan meluas. Mereka umumnya bekerja baik, tetapi dapat

menyebabkan pusing keesokan harinya. Mereka cukup aman untuk dijual tanpa resep. Namun,

jika anda sedang mengambil obat lain yang juga mengandung antihistamin, kelebihan dosis

bisa terjadi.

Faktor Biologi

Sampai saat ini berbagai penelitian menunjukkan, penyebab gangguan tidur pada usia

lanjut merupakan gabungan banyak faktor, baik fisik, psikologis, pengaruh obat-obatan,

kebiasaan tidur, maupun penyakit penyerta lain yang diderita. Gangguan tidur primer terdiri atas

gangguan tidur karena gangguan pernapasan (sleep disoredered breathing), sindrom kaki kurang

tenang (restless legs syndrome) dan gangguan gerakan tungkai periodik (periodic limb

movement disorder), dan gangguan perilaku REM. Gangguan tidur karena gangguan pernapasan

(GTGP) merupakan interaksi komplek dari sistem saraf pusat dan perifer otot-otot saluran napas

10

Page 11: blok `13 adelita

atas dan beberapa neurotransmitter yang menghasilkan kolaps (collapse) sebagian atau seluruh

lubang pernapasan atas (faring) sehingga mengakibatkan obstruksi jalan napas dan hipoksia.

Faktor dasar seperti anatomi saluran napas (hipertrofi tonsil), obstruksi hidung, distribusi dan

pengumpulan lemak tubuh, dan tonus otot pernapasan atas, mungkin memegang peranan pada

berat ringannya GTGP, baik sendiri-sendiri ataupun bersama-sama. Sindrom kaki kurang tenang

(RLS) ditandai oleh rasa tidak enak yang berlebihan terutama pada kaki selama malam saat

pasien istirahat. Ini adalah bentuk dari akathisia, sering disebut sebagai perasaan seperti dirayapi

semut atau hewan kecil. Gangguan gerakan tungkai yang periodik (PLMS), mungkin menyertai

sindrom kaki kurang tenang atau berdiri sendiri. PLMS ditandai oleh munculnya episode gerakan

yang sama dan berulang, biasanya pada kaki tapi tidak jarang muncul juga pada tangan.

Gangguan perilaku REM sangat jarang, tetapi sering muncul pada usia lanjut. Proses yang

mendasari terjadinya gangguan ini adalah adanya disinhibisi transmisi aktivitas motorik saat

bermimpi. Gangguan ini sering muncul tengah malam saat periode REM terjadi. Beberapa

laporan menunjukkan ada hubungan kejadian GPR akut dengan pemakaian obat-obatan

antidepresi seperti antidepresi trisiklik, floksetin, inhibitor monoamin oksidase, dan ketagihan

alkohol atau sedatif. GPR kronik dihubungkan dengan narkolepsi dan beberapa penyakit

neurodegeneratif idiopatik seperti demensia dan penyakit Parkinson.5

Faktor Psikologis

Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan usia.

Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan

keadaan fungsional yang efektif. Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan inteligensi

dapat menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia. Konsep diri yang positif dapat

menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ada

ditunjang dengan status sosialnya. Kepribadian dasar seseorang amat ditentukan pada masa

kanak-kanak. Salah satunya adalah lingkungan sosial. Peristiwa tidak menyenangkan pada masa

kecil dapat mempengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang ketika ia dewasa. Misalnya,

ketidakpedulian orangtua terhadap anak, juga tekanan dan penyiksaan yang dialaminya. Adanya

penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar

pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi. Dengan adanya

penurunan fungsi sistem sensorik maka akan terjadi pula penurunan kemampuan untuk

menerima, memproses, dan merespons stimulus sehingga terkadang akan muncul aksi/reaksi

11

Page 12: blok `13 adelita

yang berbeda dari stimulus yang ada. Kemampuan belajar yang menurun dapat terjadi karena

banyak hal. Selain keadaan fungsional organ otak, kurangnya motivasi pada lansia juga berperan.

Motivasi akan semakin menurun dengan menganggap bahwa lansia sendiri merupakan beban

bagi orang lain dan keluarga.6,7

Faktor Sosial

Pada lansia, kekuasaan dan prestisenya berkurang, sehingga menyebabkan interaksi

sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk

mengikuti perintah. Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan

mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan di sekitarnya.

Proses penuaan mengakibatkan interaksi sosial lansia mulai menurun, baik secara kualitas

maupun kuantitas.

Pada lansia juga terjadi kehilangan ganda (triple loss) yaitu kehilangan peran (loss of roles),

hambatan kontak sosial (restriction of contacts and relationships), serta berkurangnya komitmen

(reduced commitment to social morales and values). Pada pria, kehilangan peran hidup terutama

terjadi pada masa pensiun. Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketika peran dalam

keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa serta meninggalkan rumah untuk

belajar dan menikah.7

Penatalaksanaan

Karena banyaknya penyebab gangguan tidur pada usia lanjut, maka penatalaksanaan

gangguan tidur pada usia lanjut harus dilakukan secara individual, dengan meneliti dan menilai

gejala dan tanda yang ada pada tiap pasien. Beberapa hal yang dapat diterapkan pada semua jenis

gangguan tidur pada usia lanjut, yaitu: edukasi tidur, mengubah gaya hidup, psikoterapi, dan

medikamentosa.5

Edukasi tidur diberikan baik kepada pasien maupun keluarga atau care giver. Edukasi

tersebut meliputi hal berikut. Tunggu sampai terasa sangat mengantuk sebelum naik ke tempat

tidur. Bila dalam 20 menit berbaring belum bisa tidur maka lebih baik bangun lagi, lakukan

kegiatan lagi dengan tenang dan lakukan relaksasi. Bila mengantuk baru kembali ke tempat tidur.

Hindarkan penggunaan kamar tidur untuk bekerja untuk bekerja, membaca atau menonton

televisi. Pada gangguan perilaku REM lebih baik melakukan penataan ulang kamar tidur dan

sebaiknya tempat tidur tidak diletakan ditempat yang tinggi dan dianjurkan untuk memasang

12

Page 13: blok `13 adelita

teralis besi dan selalu dikunci pada waktu tidur untuk menjaga pasien tidak keluar kamar pada

fase berjalan sambil tidur. Bangun tidur pagi hari pada jam yang sama, tidak peduli sudah berapa

lama ia tidur. Hindarkan minum kopi atau atau merokok. Lakukan olahraga ringan setiap pagi

setelah bangun tidur. Kurangi tidur siang, lakukan kegiatan/hobi yang menyenangkan. Kurangi

jumlah minum setelah makan malam, hindari minum alcohol. Pelajari teknik relaksasi atau

lakukan meditasi. Hindarkan gerakan badan berlebihan saat di tempat tidur. Berdoa sebelum

tidur. Mengubah gaya hidup (life style), diperlukan untuk memperbaiki faktor fisis dan psikis

yang mendasari terjadinya gangguan tidur pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi hal

berikut. Usaha menurunkan berat badan dengan memperbaiki pola makan pada pasien GTGP.

Menghindari perjalanan jauh atau bekerja sampai malam hari (shift malam), agar tidak terjadi jet

lag. Menghindari membaca atau menonton atau mendengarkan cerita-cerita yang menakutkan

atau sangat menyedihkan. Bila memungkinkan membuat suasana lingkungan rumah bersih dan

menyenangkan. Perbaiki hubungan antar anggota keluarga, tumbuhkan suasana aman dan penuh

kasih antar sesama penghuni rumah. Lakukan aktivitas fisis, jangan duduk diam sepanjang hari.4

Psikoterapi perlu diberikan pada pasien gangguan tidur yang disebabkan oleh ansietas

dan depresi. Di samping psikoterapi dari seorang psikolog, psikoterapi berupa dorongan dan

penghiburan sebaiknya dilakukan oleh anak atau cucu pasien.5

Terapi medikamentosa diberikan sesuai dengan penyebab yang mendasari terjadinya

gangguan tidur dan jenis gangguan tidur yang terjadi. Obat-obat transkuiliser minor seperti

golongan benzodiazepine dapat diberikan pada pasien insomnia akut, diberikan dosis kecil dan

dalam waktu yang tidak lama. Terapi terhadap penyakit penyerta yang diderita usia lanjut harus

dilakukan dengan menghindarkan sebisa mungkin obat-obatan yang menyebabkan gangguan

tidur. Melatonin yang sedang marak dipakai sebagai obat tidur, sampai saat ini belum

menunjukkan hasil yang memuaskan dalam mengatasi gangguan tidur pada usia lanjut.5

Pada gangguan sindrom kaki kurang tenang dapat digunakan anti Parkinson karbidopa-

levodopa (25-100mg) dengan dosis awal 1 kali setengah tablet saat mau tidur dosis dapat

ditingkatkan setengah tablet tiap 3-4 hari bila belum membaik. Hati-hati bila gejala muncul lebih

awal atau pada siang hari mungkin ini efek samping dari obat, sehingga dosis harus diturunkan

atau harus digabungkan dengan obat anti Parkinson lain seperti bromokriptin, karbamezepin, dan

klonozepam. Obat lain yang dapat digunakan untuk sindrom kaki kurang tenang dan gangguan

perilaku rem adalah benzodiazepine (1 kali saat tidur ), kodein atau oksikodon.5

13

Page 14: blok `13 adelita

Kesimpulan

Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut dan seringkali timbul

bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.

Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya

usia, waktu tidur cenderung berkurang. Bahwa gangguan sulit tidur pada lansia disebabkan oleh

berbagai hal dari berbagai aspek, yaitu aspek psikologis, aspek biologis, dan aspek sosial.

Daftar Pustaka

1. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007. h. 11-21.

2. Hardjodisastro D. Menuju seni ilmu kedokteran: bagaimana dokter berpikir, bekerja, dan

menampilkan diri. Jakarta: Gramedia; 2006. h. 219-22.

3. Burnside JW. Diagnosis fisik. Ed 17. Jakarta: EGC; 2005. h. 67-73.

4. Widyaningsih.2012.Mengoptimalkan masa pertumbuhan.Di unduh dari:

http://insankamilsidoarjo.sch.id/mengoptimalkan-masa-golden-age/ . 9 januari 2016.

5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam.

Ed 5. Jakarta: InternaPublishing; 2009. h. 802-50.

6. H, Ismail A. Memahami krisis lanjut usia: uraian medis dan pedagogis-

pastoral.Jakarta:Gunung Mulia; 2009. h. 101-2.

7. Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Mengenal usia lanjut dan

perawatannya. Jakarta: Salemba Medika; 2008. h. 47-8.

8. Insomnia.2009.Di unduh dari : http://www.emedicinehealth.com/insomnia . 9 januari 2016

14