34
BAB V PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Pengertian dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) menunjuk pada sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati subjek/objek dengan menggunakan cara dan aturan tertentu. Tujuannya untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu sesuatu hal yang dianggap menarik dan penting bagi peneliti. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa di kelas. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Kelas yang dimaksud adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar dengan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008). PTK juga dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas secara professional. Oleh karena itu, PTK terkait erat dengan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh seorang guru. Peneliti/guru, dalam PTK dapat melakukan/praktik sendiri atau bersama guru lain melakukan penelitian terhadap siswa di kelas. Selanjutnya,

blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

BAB VPENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Pengertian dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) menunjuk

pada sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian, menunjuk pada suatu

kegiatan mencermati subjek/objek dengan menggunakan cara dan aturan tertentu. Tujuannya

untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu sesuatu

hal yang dianggap menarik dan penting bagi peneliti. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak

yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk

siswa di kelas. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Kelas yang dimaksud adalah sekelompok siswa yang dalam

waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. PTK

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar dengan sebuah tindakan yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008).

PTK juga dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang bersifat reflektif dengan

melakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas secara professional. Oleh karena itu, PTK terkait erat dengan

pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh seorang guru. Peneliti/guru, dalam PTK dapat

melakukan/praktik sendiri atau bersama guru lain melakukan penelitian terhadap siswa di

kelas. Selanjutnya, guru secara reflektif menganalisis, mensintesis terhadap apa yang

dilakukannya pada siswa di kelas. Berdasatrkan hasil analisis dan sintesis tersebut, guru dapat

memperbaiki cara-cara mengajar, sehingga pembelajaran lebih efektif.

Di dalam PTK terdapat tindakan yang nyata yang diyakini lebih baik daripada

pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, terkait dengan persoalan praktik

pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Sebagai contoh, jika guru menghadapi

permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok bahasan mata pelajaran tertentu,

maka untuk mengatasi masalah tersebut diadakan penelitian tindakan kelas dengan

mencobakan model pembelajaran tertentu, misalnya model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw, model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Realistik Indonesia (PKnRI).

Memperhatikan kondisi tersebut tampak bahwa guru dapat melaksanakan penelitian yang

sumber masalahnya diangkat dari masalah kritis yang harus segera dicari solusinya melalui

kegiatan yang nyata di kelasnya.

Page 2: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

1. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Terdapat empat karakteristik PTK. Karakteristik pertama berkaitan dengan,

masalah PTK. PTK berawal dari guru. Guru ingin memecahkan masalah yang

masalahnya diangkat dari keadaan sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Jadi PTK dapat

dilaksanakan jika guru dari awal sudah menyadari adanya permasalahan dalam

pembelajaran dan guru menyadari bahwa masalah tersebut perlu dipecahkan secara

ilmiah. Karakteristik kedua berkaitan dengan tujuan PTK. Guru berupaya untuk

memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Hal ini dapat dilihat dari

bentuk nyata kegiatan penelitian itu sendiri. Dalam PTK ada tindakan-tindakan (aksi)

tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Penelitian-penelitian tindakan

kelas yang dilakukan dengan mencobakan berbagai tindakan, itulah yang menjadi

karakteristik penting bagi PTK.

Karakteristik ketiga berkaitan dengan kesenjangan. PTK dapat menjembatani

kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. PTK dilaksanakan sendiri, pada

siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi

sendiri oleh guru. Dengan demikian, diperoleh umpan balik yang sistematis tentang apa

yang dilakukan dalam pembelajaran. Karakteristik keempat berkaitan dengan kolaboratif.

PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif. Guru tidak harus sendirian dalam upaya

memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Namun, dapat dilakukan oleh guru

berkolaborasi dengan dosen LPTK dan teman guru sejawat. Dengan cara ini, guru akan

menerima banyak masukan tentang prosedur PTK yang benar. Dosen dapat bertindak

sebagai mitra diskusi yang baik untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan

hipotesis tindakan yang baik serta membantu analisis data penelitian. Sebaliknya, dosen

mendapat masukan dari guru, orang yang benar-benar berkecimpung dan tahu persis

masalah yang terjadi di kelasnya (Muslich, 2009)

2. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Prinsip-prinsip PTK adalah sebagai berikut.

1) Kegiatan guru melakukan PTK tidak berdampak menganggu proses pembelajaran.

Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa tindakan yang dilakukan guru memberikan

dampak yang terbaik bagi siswa, seperti meningkatkan kemampuan siswa dalam

penguasan materi pembelajaran.

Page 3: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

2) Penelitian tindakan kelas sangat situasional, yaitu berkaitan dengan mendiagnosis

masalah dalam konteks tertentu dan berupaya menyelesaikannya dalam konteks itu.

Masalah PTK diangkat dari praktik pembelajaran keseharian yang benar-benar

dirasakan oleh guru atau siswanya. Kemudian diupayakan penyelesaian demi

peningkatan mutu pendidikan, prestasi siswa, profesi guru, dan mutu sekolahnya,

dengan jalan merefleksi diri secara sistematik.

3) Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-

siswanya, yaitu kerja sama dengan perspektif yang berbeda. Misalnya, bagi guru demi

meningkatkan mutu profesionalnya dan bagi siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Kerja sama kolaboratif ini dengan sendirinya juga partisipatori, yaitu setiap anggota

tim itu secara langsung mengambil bagian dalam pelaksannan PTK dari awal sampai

akhir.

4) Penelitian tindakan kelas itu bersifat self evaluatif, yaitu kegiatan modifikasi praktis

yang dilakukan secara kontinu, dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan yang

tujuan akhirnya adalah untuk peningkatan perbaikan dalam praktik nyata.

5) Penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan menyesuaikan. Adanya penyesuaian itu

menjadikan suatu prosedur yang cocok untuk belajar di kelas yang memilki banyak

kendala yang melatarbelakangi masalah di sekolah.

6) Penelitian tindakan kelas menekankan pada pemanfaatan data pengamatan dan

perilaku empiris. PTK menelaah ada tidaknya kemajuan, sementara proses

pembelajaran terus berjalan, informasi-informasi dikumpulkan, diolah, didiskusikan,

dinilai dan guru bersama siswanya berbuat melakukan tindakan.

7) Sifat sasaran PTK adalah situasional dan spesifik dengan sasaran tujuan pada

pemecahan masalah praktis. Temuan-temuannya tidak dapat digeneralisasi, kendali

peubah pada ubahan bebas tidak ada. Dalam pengkajian permasalahannya, prosedur

pengumpulan data dan pengolahannya dilakukan secara cermat dengan cara-cara

ilmiah.

8) Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga memungkinkan guru

mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan,

mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta

memperoleh data yang dapat digunakan untuk “menjawab” hipotesis yang

dikemukakannya. Oleh karena itu, meskipun pada dasarnya “terpaksa”

Page 4: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

memperbolehkan “kelonggaran-kelonggaran”, namun penerapan asas–asas dasar

telaah taat kaidah tetap harus dipertahankan (Basrowi, 2008).

3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan akhir PTK adalah untuk meningkatkan 1) kualitas praktik pembelajaran di

sekolah, 2) relevansi pendidikan, 3) mutu hasil pendidikan, dan 4) efisiensi

pengelolaan pendidikan (Suyanto dalam Basrowi, 2008)

1) PTK dilaksanakan demi perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara

berkesinambungan di sekolah, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi

profesional pendidikan yang diemban guru. Oleh karena itu PTK merupakan cara

strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus

diselenggarakan dalam konteks peningkatan kualitas program sekolah secara

keseluruhan. Tujuan utama penelitian tindakan kelas demi perbaikan dan peningkatan

layanan professional guru dalam menangani PBM dapat dicapai dengan melakukan

refleksi untuk mendiagnosis keadaan. Merefleksi adalah melakukan analisis-sintetis-

interpretasi-eksplanasi dan berkesimpulan, kemudian mencobakan alternatif tindakan

serta mengevaluasi keefektifannya.

2) PTK bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan. Hal ini dicapai melalui

peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dapat

dinyatakan meningkat kualitasnya, antara lain apabila unsur-unsur yang terdapat

didalamnya menjadi sesuai (relevan) dengan karakteristik pribadi siswa, tuntutan

masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) PTK bertujuan meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan atau perbaikan praktik

pembelajaran di kelas adalah tujuan antara, sedangkan sasaran akhirnya adalah

peningkatan mutu hasil pendidikan. Maksudnya meningkatnya motivasi siswa dalam

belajar, semakin positifnya sikap siswa terhadap mata pelajaran, bertambahnya jenis

keterampilan yang dikuasai, dan semakin mantapnya penguasaan siswa terhadap

materi yang dipelajari adalah beberapa contoh dari tujuan peningkatan praktik

pembelajaran di kelas. Sasaran akhirnya adalah terbentuknya manusia Indonesia yang

maju seutuhnya.

4) Tujuan PTK untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan, maksudnya adalah

efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya

Page 5: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

Selain itu, tujuan PTK juga untuk pengembangan kemampuan–keterampilan guru

menghadapi permasalahan aktual pembelajaran di kelasnya dan atau di sekolahnya

sendiri. Sedangkan tujuan penyerta PTK lainnya yaitu dapat ditumbuhkannya budaya

meneliti dikalangan guru/pendidik.

4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

1) Tumbuhnya budaya meneliti di kalangan guru. Pelaksanaan PTK yang

berkesinambungan memberi arti bahwa kalangan guru makin diberdayakan dalam

mengambil prakarsa profesional secara mandiri, percaya diri dan makin berani

mengambil resiko dalam mencobakan hal-hal yang baru yang patut diduga akan

memberikan perbaikan serta peningkatan. Pengetahuan yang dibangun dari

pengalaman semakin banyak dan menjadi suatu teori, yaitu teori tentang praktik.

2) Pengalaman dari PTK akan menjadikan guru berani menyusun sendiri kurikulum dari

bawah, dan menjadikan guru lebih mandiri.

B. Rencana dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

1. Identifikasi dan Perumusan MasalahIdentifikasi masalah merupakan teknik mengetahui adanya masalah yang dapat

dipecahkan melalui penelitian tindakan. Tidak semua masalah perlu dipecahkan melalui

penelitian tindakan kelas, untuk itu masalah perlu diidentifikasi secara benar. Berikut ini

adalah rambu-rambu dalam pemilihan masalah.

a) Masalah harus riil artinya masalah tersebut benar-benar ada (dirasakan). Masalah itu

datang dari pengamatan seorang guru sendiri dan bukan dengan pengamatan orang

lain. Masalah itu dilihat/diamati/dirasakan dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-

hari. Sebagai contoh menurut data yang ada di kelas masih ada 40% siswa tidak suka

pelajaran PKn bahkan dalam pelajaran PKn hanya 60% siswa yang aktif, 50% siswa

kemampuan dasar moralnya kurang, hanya 7% siswa yang mempunyai buku PKn.

Pada saat ulangan materi pengetahuan moral (moral knowing) hanya 60% siswa yang

mendapat nilai diatas 65. Contoh-contoh tersebut dikategorikan sebagai masalah

yang nyata karena keadaan tersebut didukung oleh data empiris dikelas tersebut oleh

guru kelas.

b) Masalah harus berada dalam kewenangan peneliti, artinya masalah tersebut memang

berada dalam batas kewenangan/kekuasaan peneliti. Hal ini penting untuk

diperhatikan mengingat masalah-masalah yang tidak dalam kewenangannya akan sulit

Page 6: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

dipecahkan oleh peneliti. Kalau peneliti adalah guru PKn sebaiknya masalah-masalah

yang menjadi fokus penelitiannya adalah masalah-masalah dalam pembelajaran PKn.

c) Masalah harus problematik artinya masalah tersebut perlu segera dipecahkan. Hal ini

penting karena tidak semua masalah pembelajaran yang riil adalah masalah-masalah

yang problematik, sebab pemecahan masalah mungkin kurang mendapat dukungan

teori/sarana prasarana, pemecahan masalah mungkin belum mendesak untuk

dilaksanakan, atau guru mungkin tidak mempunyai kewenangan. Sebagai contoh:

sebagian besar siswa tidak dapat membaca buku teks bahasa Inggris dapat merupakan

masalah yang kurang problematik bagi seorang guru PKn. Masalah ini lebih

merupakan tanggung jawab seorang guru bahasa Inggris.

d) Masalah harus memberi manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah tersebut akan

memberi manfaat yang jelas/nyata. Untuk itu, pilihlah masalah-masalah yang

memiliki asas manfaat secara jelas.

e) Masalah penelitian harus didukung oleh sumber daya (waktu, dana, fasilitas) yang

memadai. Dengan kata lain, tidak semua masalah riset yang sudah riil, problematik

dan jelas manfaatnya selalu dapat dilaksanakan. Untuk itu perlu dipilih masalah-

masalah yang dapat dipecahkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung

yang lain.

2. Cara Melakukan Identifikasi MasalahPada umumnya guru kurang atau belum menyadari bahwa apa yang dihadapi adalah

masalah dan tidak mempermasalahkannya. Biasanya sesuatu yang baru dianggap

sebagai masalah jika guru telah merasa kewalahan, tidak berdaya dan tidak mampu

menghadapi sendiri. Maka cara yang dapat dilakukan guru adalah.

a) Menuliskan sesuatu hal yang dirasakan memerlukan perhatian, kepedulian karena

akan mempunyai dampak yang tidak diharapkan terjadi, terutama terkait dengan

pembelajaran PKn, misalnya intensitas waktu pembelajaran, daya tangkap dan daya

serap siswa pada pemahaman konsep, penalaran maupun pemecahan masalah, media

pembelajaran, manajemen kelas, motivasi, sikap dan nilai perilaku siswa.

b) Mengklasifikasikan menurut jenis dan bidang permasalahannya, banyaknya siswa

yang mengalami masalah dan tingkat frekuensi terjadinya masalah. Misal masalah

pengelolaan kelas, masalah media pembelajaran dll.

c) Urutkan dari yang ringan, jarang terjadi, banyaknya siswa yang mengalami dan

masing-masing jenis permasalahannya.

Page 7: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

d) Dari urutan yang sudah dibuat ambillah 3 sampai dengan 5 masalah dan coba

dikonfirmasikan kepada guru yang mengajar mata pelajaran PKn baik di dalam

sekolah sendiri atau guru di sekolah lain.

e) Jika apa yang dirumuskan ternyata mendapat konfirmasi, maka masalah tersebut

memang merupakan masalah yang patut untuk diangkat sebagai calon masalah.

f) Masalah yang telah dikonfirmasi tersebut kemudian dikaji kelayakannya dan atau

signifikansinya untuk dipilih.

g) Jika memerlukan pendampingan dari peneliti perguruan tinggi, maka fungsinya

sebagai pemantau gagasan, membantu mempertajam dalam merumuskan masalah,

dan bukan pemberi masalah.

3. Perumusan masalah

Setelah permasalahan teridentifikasi, maka dapat dirumuskan ke dalam suatu kalimat

sehingga terlihat aspek-aspeknya secara jelas. Dalam merumuskan masalah, peneliti perlu

memperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan

aspek substansi, formulasi, dan teknis.

Aspek substansi atau isi yang terkandung perlu dilihat dari bobot atau nilai

pemecahan masalah melalui tindakan, seperti nilai aplikatifnya untuk memecahkan

masalah serupa yang dihadapi guru, kegunaan teoretik dalam memperkaya atau

mengkoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Pada perumusan masalah sebaiknya

dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, meskipun dapat juga disusun dalam bentuk

pernyataan. Hendaknya dalam perumusan masalah tidak terkandung masalah dalam

masalah, tetapi harus jelas secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang

dipermasalahkan.

Aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan

penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti

kemampuan teoretik dan metode pembelajaran, penguasaan materi, kemampuan meneliti,

kemampuan fasilitas untuk melakukan penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan

perhatian terhadap masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk

berangkat dari permasalahan yang sederhana, tetapi bermakna, guru dapat melakukan di

kelasnya dan tidak memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang besar.

Page 8: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

4. Analisis Masalah

Analisis masalah adalah kajian terhadap permasalahan dilihat dari segi kelayakannya. Sebagai acuan dapat diajukan pertanyaan berikut.

1) Konteks, situasi atau iklim dimana masalah terjadi.

2) Kondisi-kondisi prasyarat untuk terjadinya masalah.

3) Keterlibatan komponen, aktor dalam terjadinya masalah.

4) Kemungkinan adanya alternatif solusi yang dapat diajukan.

5) Ketepatan waktu, lama penelitian yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

Analisis masalah tersebut dipergunakan untuk merancang tindakan baik dalam

menentukan spesifikasi/jenis tindakan, keterlibatan aktor yang berkolaborasi, waktu

dalam siklus, identifikasi indikator perubahan peningkatan dari dampak tindakan, cara

pemantauan kemajuan. Alternatif solusi yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis

tindakan hanya mungkin dapat dilakukan jika analisis masalah dapat dilakukan dengan

baik.

Contoh Masalah

a) Apakah dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran PKn di SMP N Antah Barantah?

b) Apakah dengan menerapkan model pembelajaran (Pendidikan Kewarganegaraan

Realistik Indonesia (PKnRI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA pada

materi pokok globalisasi di SMA N Pantai Carita?

c) Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan

alat peraga dan lembar kerja dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

kelas VIIA pada materi Pancasila sebagai ideologi terbuka di SMAN Antah Barantah?

C. Pengembangan Desain Model Penelitian Tindakan Kelas

Pada prinsipnya diterapkannya PTK dimaksudkan untuk mengatasi suatu

permasalahan yang ada di dalam kelas, sebagai salah satu penelitian yang dimaksudkan

untuk memecahkan permasalahan di dalam kelas.

Ada beberapa desain model penelitian tindakan kelas antara lain adalah desain

Model Ebbut (1985); Kurt Lewin, (1990); desain model PTK Model Kemmis & Mc

Taggart, (1989); desain PTK Model John Elliot, (1991); desain PTK model McKernan

(Basrowi, 2008: 72).

Page 9: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

Berdasarkan beberapa model PTK secara umum masing-masing tahap PTK dapat

dijelaskan seperti pada Gambar 5.1 berikut.

Gambar 5.1Desain Model dan Tahapan PTK

Secara singkat langkah-langkah pada tiap model terdiri atas empat komponen yang dijelaskan sebagai berikut.

(1) Perencanaan

Perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua yaitu perencanaan umum dan

perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyususn rancangan yang

meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan PTK, sementara itu perencanaan khusus

dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karena itu, dalam

perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang. Hal-hal yang direncanakan

di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik dan

strategi pembelajaran, media, dan materi pembelajaran. Perencanaan dalam hal ini hampir

sama dengan perencanaan kegiatan mengajar seorang guru. Dalam perencanaan ini

ditulis secara lengkap, misal menyusun RPP untuk pembelajaran globalisasi, menyiapkan

alat peraga berupa kliping majalah/surat kabar, peralatan teknologi komunikasi dan

informasi, gambar/benda-benda sekitar yang berkaitan dengan globalisasi, menyusun

lembar observasi untuk mengukur keaktifan siswa dalam belajar.

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

?

Page 10: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

(2) Implementasi/tindakan

Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang

telah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang

diajarkannya, atau yang lainnya. Tindakan dituntun oleh rencana, tetapi tidak secara

mutlak tindakan dikendalikan oleh rencana, mengingat atau sangat tergantung pada

dinamika pembelajaran, perlu bersikap fleksibel dan siap mengubah rencana tindakan

sesuai dengan keadaan yang ada. Semua perubahan/penyesuaian yang terjadi perlu

dicatat karena kelak harus dilaporkan. Pelaksanaan rencana tindakan memiliki karakter

perjuangan materiil, sosial, dan politis ke arah perbaikan. Mungkin negosiasi dan

kompromi diperlukan, tetapi kompromi harus juga dilihat dalam konteks strateginya.  

(3)Pengamatan/observasi dan evaluasi.

Pengamatan, observasi, atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau

kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat monitoring pengamat

haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas yang dipakai untuk

penelitian dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Misalnya

mengenai situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi,

penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkannya atau yang lainnya. Observasi

berfungsi mendokumentasikan pengaruh tindakan bersama prosesnya. Observasi itu

berorientasi ke depan, tetapi memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi

ketika putaran atau siklus terkait masih berlangsung. Namun demikian, perlu dijaga agar:

(1) observasi direncanakan dengan baik agar (a) ada dokumen sebagai dasar refleksi

berikutnya dan (b) fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga; (2)

dilakukan secara cermat karena tindakan di kelas selalu akan dibatasi oleh kendala

realitas kelas yang dinamis, diwarnai dengan hal-hal tak terduga; (3) bersifat responsif,

terbuka pandangan dan pikirannya.

(4) Refleksi Pada prinsipnya yang dimaksud dengan refleksi adalah upaya evaluasi yang

dilakukan oleh peneliti atau kolaborator atau oleh partisipan yang terkait dengan suatu

PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif yaitu adanya diskusi

terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian, refleksi

dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi dan evaluasi.

Page 11: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan. Refleksi

adalah proses mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang

telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha: memahami proses, masalah, persoalan,

dan kendala yang nyata atau riil dalam tindakan strategik, dengan mempertimbangkan

ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi pembelajaran kelas, dan memahami

persoalan pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajaran dilaksanakan.

Untuk lebih jelasnya prosedur dalam PTK dengan komponen-komponennya dapat dilihat

pada Gambar 5.2 berikut.

Gambar 5.2Presedur dan Komponen PTK

Tampak jelas bahwa penelitian tindakan kelas mencakup beberapa tahap, yang dimulai dari adanya permasalahan.

MASALAH

RENCANA TINDAKAN

IMPLEMENTASI

PENGAMATAN

REFLEKSI

MASALAH TERPECAHKAN

SELESAI

MASALAH BELUM TERPECAHKAN

REVISI

TINDAKAN

IMPLEMENTASI

PENGAMATAN

REFLEKSI

Page 12: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

Berkaitan dengan masalah siklus PTK, maka muncul pertanyaan berapa banyak

siklus yang perlu dilaksanakan oleh peneliti? Berapa siklus dalam PTK yang akan

dilakukan oleh guru tergantung pada apakah tujuan PTK telah tercapai atau apakah

masalah penelitian telah berhasil dipecahkan. Jika masalah penelitian belum terpecahkan

atau tujuannya belum tercapai maka pada dasarnya siklus berikutnya tetap diperlukan.

Apabila guru berpendapat bahwa berdasar data yang telah diperoleh dari pengamatan

dampak implementasi PTK setelah dilakukan refleksi telah memenuhi harapan yaitu

terpecahkannya masalah yang ada maka sebenarnya siklus berikutnya tidak diperlukan

lagi. Oleh karena itu, tahapan refleksi sangat penting dalam PTK karena dengan tahapan

ini dapat diketahui tercapai tidaknya tujuan penelitian, atau masihkah diperlukan siklus

lanjutan dengan alternatif tindakan lain untuk memecahkan masalah yang telah

ditetapkan.

D. Pengembangan Instrumen dan Analisis dalam Penelitian Tindakan Kelas

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang disusun tergantung dari permasalahannya, untuk memecahkan

masalah dalam PTK diperlukan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data.

Berikut ini instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam PTK.

(a) Tes dan asesmen

Alternatif pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat,

dan lainnya dapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal awal atau hasil belajar

dengan berbagai prosedur assesment (Tim PGSM, 199; Sumarno, 1997; Mills, 2004)

Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa baik kemampuan awal, perkembangan

atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan, dan kemampuan siswa pada

akhir tindakan. Tes ini sangat beragam, dari tes sederhana yang disebut kuis, sampai

pada tes dengan bentuk lengkap. Tes dapat dilakukan secara tertulis, lisan atau tes

keterampilan, tes pengetahuan, sikap, bakat dll.

(b) Pedoman pengamatan

Teknik pengamatan (observasi) dengan alatnya panduan/pedoman pengamatan

diperlukan untuk mengamati kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Bentuk pedoman pengamatan dapat berupa lembar pengamatan yang sudah

dengan rinci menampilkan aspek-aspek dari proses yang harus diamati, dan tinggal

membubuhkan tanda cek atau menuliskan secara singkat informasi yang diperlukan

Page 13: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

selama kegiatan belajar berlangsung. Selain itu catatan kualitatif juga diperlukan untuk

menunjukkan kecenderungan perubahan yang bersifat positif atau negatif.

(c) Dokumentasi

Banyak informasi yang karena sifatnya sudah ada dan tersimpan di dalam dokumen,

sehingga untuk mengenalinya membutuhkan upaya menganalisis dokumen yang sudah

ada. Misalnya buku catatan siswa, buku pekerjaan rumah siswa, rencana pelajaran dan

lain sebagainya. Selain itu slide dan foto dengan atau tanpa tambahan audio adalah cara

yang sangat bermanfaat untuk merekam kejadian-kejadian dalam kelas atau

menggambarkan suatu episode pembelajaran. Alat tersebut juga dapat membantu alat

pengumpul data yang lain atau sebagai sarana untuk memberikan acuan pada saat

wawancara atau diskusi. Pendekatan ini akan lebih baik jika ditambahkan pula

penggunaan video.

(d) Kartu

Sistem kartu juga sangat membantu pencatatan berbagai hal, satu kartu untuk satu

informasi. Untuk siswa dapat dibuat kartu prestasi. Kartu juga dapat dipakai untuk

merekam perkembangan proses pembelajaran antar waktu, misalnya kartu tentang cara

menyelesaikan soal, cara mengajukan pertanyaan dan lain sebagainya.

(e) Angket atau Kuesioner

Angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara tertulis yang jawabannya juga diberikan secara tertulis. Indikator untuk angket dikembangkan dari permasalahan yang ingin digali.

(f) Pedoman Wawancara

Untuk memperoleh data dan atau informasi yang lebih rinci dan untuk melengkapi

data hasil observasi, tim peneliti dapat melakukan wawancara secara lisan kepada guru,

siswa, kepala sekolah, dan fasilitator yang berkolaborasi. Wawancara digunakan untuk

mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Wawancara

dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur. Wawancara hendaknya dilakukan dalam

situasi informal, wajar, dan peneliti berperan sebagai mitra.

Persyaratan pewawancara (interviuwer) antara lain: (1) bersikap simpatik, menarik, dan

perhatian terhadap pendengar, tanpa mengambil bagian aktif dalam wawancara; (2)

bersifat netral pada suatu masalah; (3) harus rileks; (4) sudah menyusun garis-garis besar

pertanyaan, dan menyusun kembali pertanyaan jika jawabanya masih kabur dan terlalu

umum. Wawancara hendaknya dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

agar semua informasi dapat diperoleh secara lengkap. Jika dianggap masih ada informasi

Page 14: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

yang kurang, dapat pula dilakukan secara bebas. Guru yang berkolaborasi dapat berperan

pula sebagai pewawancara terhadap siswanya, namun guru harus dapat menjaga agar

hasil wawancara memiliki objektivitas yang tinggi.

2. Analisis dalam Penelitian Tindakan Kelas

Analisis data dalam PTK dilakukan dalam tiga tahapan yaitu: (a) reduksi, (b)

pemaparan, dan (c) penarikan simpulan. Reduksi adalah proses penyederhanaan data

melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang

bermakna. Peneliti tindakan kelas setelah mengumpulkan berbagai macam data baik data

yang secara langsung dijadikan indikator permasalahan maupun data dampak ikutan

selanjutnya perlu melakukan reduksi data dengan memilah-milah data mana saja yang

bermanfaat dan data mana yang dapat diabaikan sehingga data yang terkumpul sungguh

memberikan informasi yang bermanfaat dan bermakna.

Selanjutnya paparan data dapat dilakukan dengan tampilan dalam bentuk: (a) narasi

atas data yang terkumpul yang telah direduksi sehingga memberi informasi yang

bermakna; (b) grafis; (c) tabel; (d) matriks yang menunjukkaan informasi tentang suatu

hal atau kaitan antara variabel yang satu dengan yang lain. Penyimpulan merupakan

proses pengambilan intisari atas sajian data yang telah dipaparkan ke dalam bentuk

pertanyaan atau formula yang singkat, padat tetapi mengandung pengertian luas.

Refleksi merupakan suatu perenungan secara intens apa yang terjadi dan tidak terjadi,

mengapa demikian? Pemikiran tersebut selalu dikaitkan dalam kerangka berpikir

pemecahan masalah atau kerangka tindakan yang dipilih sebagai alternatif pemecahan

masalah. Dengan demikian, memungkinkan bagi peneliti untuk memikirkan alternatif-

alternatif lanjutan atau penyempurnaan atas bentuk tindakan yang telah dipilih dan

dilaksanakan tersebut. Secara tehnis refleksi dilakukan dengan pendekatan analitis,

sintetis dan pendekatan berpikir induktif dan deduktif. Berpikir reflektif dengan demikian

mensyaratkan secara intensif pemikiran dengan pendekatan induktif dan deduktif atau

antara penyusunan abstraksi dan jabaran empiris atas dasar informasi yang terkumpul.

Refleksi tidak lain adalah untuk menetapkan taraf keberhasilan atau kegagalan

alternatif tindakan yang dipilih dan dilaksanakan guna menentukan langkah lebih lanjut

dalam rangka mencapai tujuan penelitian yaitu pemecahan masalah penelitian dengan

indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bertolak dari hal tersebut peneliti dapat

menentukan apakah perlu ada siklus lanjutan. Jika diyakini bahwa masalah penelitian

Page 15: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

telah terpecahkan dengan indikasi tercapainya atau munculnya atau terjadinya kondisi

indikator-indikator sesuai dengan apa yang telah ditetapkan maka siklus lanjutan tidak

diperlukan lagi. Namun demikian, apabila diyakini bahwa tujuan belum tercapai sebagian

atau bahkan seluruhnya maka peneliti perlu melanjutkan siklus berikutnya dengan

alternatif tindakan tertentu dalam bentuk penyempurnaan tindakan yang dilaksanakan

terdahulu (siklus sebelumnya) ataukah alternatif tindakan yang lainnya yang dinilai lebih

menunjang keberhasilan PTK.

Dalam rangka menetapkan langkah lanjutan maka hendaknya beberapa hal berikut

dipertimbangkan seperti: (1) kondisi saat pelaksanaan tindakan terdahulu dengan segala

hasilnya; (2) taraf peluang keberhasilan alternatif tindakan yang dipilih untuk siklus

lanjutan; (3) dukungan sarana dan prasarana yang dipelukan; (4) kendala-kendala yang

mungkin dihadapi dengan implementasi tindakan yang dipilih untuk siklus selanjutnya.

Penelitian yang dilakukan secara kolaboratif pelaksanaan refleksi juga dilakukan

secara kolaboratif. Hal ini akan membuka wawasan masing-masing anggota peneliti pada

pandangan yang lebih luas. Memang pada akhirnya setiap guru harus mampu menetapkan

keputusan professional dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui

berbagai aktivitas penelitian tindakan kelas.

E. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Menyusun proposal PTK tidak jauh berbeda dengan usulan proposal-proposal

penelitian yang lainnya. Oleh karena penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik

khusus maka proposalnya juga sedikit berbeda dengan proposal penelitian formal yang

lainnya.

Adapun sistematika dalam penyusunan proposal PTK menurut Depdiknas (1999)

sebagai berikut.

JUDUL PENELITIANA. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah2. Permasalahan3. Cara Pemecahan Masalah4. Tujuan Penelitian5. Manfaat penelitian

B. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN1. Landasan Teori2. Kerangka Berpikir3. Hipotesis Tindakan

Page 16: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

C. METODE PENELITIAN1. Subjek Penelitian2. Rencana Tindakan3. Data dan Cara Pengumpulan Data4. Indikator Keberhasilan

DAFTAR PUSTAKA

Berikut adalah keterangan dari masing-masing bagian

1. Judul Penelitian

Judul PTK hendaknya menyatakan dengan tepat permasalahan dan bentuk tindakan yang

akan dilakukan oleh peneliti, judul hendaknya jelas, singkat namun sudah menunjukkan

karakteristik sebuah penelitian tindakan kelas.

2. Alasan Pemilihan Judul

Latar belakang masalah merupakan pernyataan yang mengemukakan dengan jelas bahwa

masalah tersebut memang benar-benar perlu segera dipecahkan. Dalam latar belakang

masalah perlu dijelaskan keadaan sesungguhnya yang dihadapi guru dalam kegiatan

pembelajaran. Selain itu seandainya ada hasil-hasil penelitian yang terdahulu, terkait

dengan judul penelitian, serta pendapat para ahli yang juga terkait dengan penelitian akan

menambah keyakinan bahwa penelitian tersebut memang perlu segera untuk dilakukan.

Karakteristik PTK yang berbeda dengan penelitian lain hendaknya juga tercermin pada

bagian ini.

3. Permasalahan

Permasalahan hendaknya diuraikan dengan jelas dalam bagian ini. Masalah diangkat dari

kondisi nyata sehari-hari di kelas yang memang benar-benar perlu diselesaikan melalui

PTK. Permasalahan yang diangkat diharapkan bukan merupakan masalah yang bukan

diluar jangkauan peneliti. Uraian permasalahan yang ada sebaiknya didahului dengan

identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan penentuan masalah yang akan diteliti.

Permasalahan dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya atau dalam bentuk

pernyataan.

4. Cara Pemecahan Masalah

Pada bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah. Alternatif

pemecahan masalah yang diajukan diharapkan mempunyai landasan yang mantap yang

bertolak dari hasil analisis masalah.

Page 17: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

5. Tujuan Penelitian

Tujuan PTK mengemukakan cerminan paparan tindakan yang dilakukan. Perumusan

tujuan harus konsisten dengan hakikat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-

bagian sebelumnya.

6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian (teoretis dan praktis) merupakan paparan secara spesifik keuntungan-

keuntungan yang dijanjikan akan diperoleh siswa. Di samping itu perlu disampaikan pula

keuntungan-keuntungan bagi guru maupun lembaga.

7. Landasan Teoretis

Pada bagian ini diungkapkan landasan teoretik yang akan digunakan peneliti untuk

menentukan alternatif tindakan yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu dalam

bagian ini diuraikan teori-teori yang termuat dalam berbagai kepustakaan yang terkait

dengan penelitian yang akan dilakukan.

8. Kerangka berpikir

Kerangka berpikir merupakan justifikasi “a priori” (sebelum data dikumpulkan)

mengenai apa yang diduga akan terjadi dan alasannya. Sesuai dengan hakikatnya kerangka

berpikir besifat argumentatif. Argumentasi harus logis dan dapat dipertanggungjawabkan

di depan publik masyarakat ilmiah.

9. Hipotesis Tindakan

Kesimpulan kerangka berpikir yang argumentatif adalah pengajuan hipotesis yang

definitif. Hipotesis inilah yang akan dibuktikan dalam penelitian. Contoh hipotesis:

penggunaan pola belajar PKnRI dapat meningkatkan penalaran moral siswa-siwa kelas

IXA SMPN Pantai Carita.

10. Subjek Penelitian dan Fokus Penelitian

Dalam bagian ini diungkapkan tentang siapa, kelas berapa yang dikenai penelitian, serta

diungkapkan pula di mana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini karakteristik siswa

yang diteliti juga perlu diuraikan. Pada bagian ini ditentukan pula yang merupakan fokus

penelitian untuk menjawab permasalahan. Contoh fokus penelitian: aktivitas belajar siswa,

lingkungan belajar siswa, cara belajar, motivasi belajar siswa, sikap siswa, hasil belajar

siswa, ketuntasan belajar siswa, keterampilan proses pembelajaran dll.

11. Rencana Penelitian

Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti.

Peneliti sudah merencanakan ada berapa siklus dalam penelitian yang akan dilakukan

Page 18: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

(misal: dua siklus atau tiga siklus), termasuk didalam setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap

yaitu : perencanaan, implementasi, pengamatan, dan refleksi. Kemudian uraikan masing-

masing siklus yang direncanakan dengan tahapannya.

(a) Perencanaan

Perencanaan adalah persiapan-persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK.

Persiapan dilakukan untuk beberapa siklus (paling tidak di desain dua siklus). Misalnya:

menyusun skenario pembelajaran ( RPP), menyusun tes yang akan digunakan, menyusun

pedoman observasi, menyusun pedoman wawancara, menyusun tes hasil belajar,

menyiapkan media pembelajaran, merencanakan kapan implementasi dilaksanakan, atau

yang lainnya. Selain itu perlu disebutkan juga personal yang akan dilibatkan. Disamping

itu juga diuraikan juga alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka

pemecahan masalah.

(b) Implementasi Tindakan

Implementasi tindakan yaitu penerapan dari perencanaan pada (a), apa yang sudah

direncanakan sebelumnya akan dilakukan pada tahapan ini.

(c) Pengamatan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perekaman dan pengolahan, serta

penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan. Dalam hal

ini evaluasi juga dilakukan dalam tahapan ini.

(d) Refleksi

Pada bagian ini diuraikan tentang prosedur analisis, refleksi berkenaan dengan proses,

dampak tindakan perbaikan, kriteria dan rencana bagi tindakan berikutnya apabila

memang diperlukan.

12. Data dan Cara Pengumpulan

Data yang diambil disesuaikan dengan permasalahan yang ada, untuk memecahkan

masalah diperlukan data-data. Cara pengumpulan datanya tergantung dari jenis data yang

ada. Misalkan data tentang hasil belajar siswa dikumpulkan dengan tes, data tentang

aktivitas belajar dikumpulkan dengan lembar observasi/pengamatan dll.

13. Indikator Keberhasilan

Pada bagian ini kriteria keberhasilan dinyatakan dengan jelas, penelitian dikatakan

berhasil apabila telah memenuhi kriteria tertentu (kriteria tersebut ditentukan oleh

peneliti sendiri secara rasional atau berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sekolah).

Page 19: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

Contoh Indikator Keberhasilan : PTK dengan penerapan metode kooperatif Jigsaw ini

berhasil apabila 1) ketuntasan belajar klasikal minimal 75%, 2) rata-rata keaktifan siswa

minimal 70%.

14. Daftar Pustaka

Daftar pustaka disusun menurut abjad, penulisan dimulai dari: nama pengarang, tahun

terbit buku, judul buku, kota tempat terbit, dan penerbit. Pustaka yang ditulis adalah

pustaka yang benar-benar digunakan dan terdapat dalam laporan penelitian.

F. Penyusunan Laporan Penelitian

Ada beberapa jenis penyusunan laporan penelitian yang tergantung pada penyandang

dana, maupun pembaca utama yang ditargetkan. Apabila peserta mendapatkan sistematika

yang tidak sama dengan tulisan ini harap disesuaikan. Secara umum sistematika suatu laporan

terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu pembuka, inti, dan penutup (Depdiknas, 2006). Berikut

adalah contoh bagian laporan hasil PTK dengan kelengkapan dan sistematikanya.

JUDULHALAMAN JUDULHALAMAN PENGESAHANABSTRAKKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABEL (KALAU ADA)DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA)DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan Masalah dan PemecahannyaC. Tujuan PenelitianD. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Kajian TeoriB. Kerangka PikirC. Hipotesis Tindakan

BAB III. METODE PENELITIANA. Lokasi dan Waktu PenelitianB. Subjek PenelitianC. Prosedur PenelitianD. Indikator Keberhasilan

Page 20: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil PenelitianB. Pembahasan

BAB V SIMPULAN DAN SARANA. SimpulanB. Saran

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

1. Abstrak

Abstrak berisi uraian ringkas permasalahan dan cara pemecahannya, tujuan, prosedur dan

hasil PTK. Abstrak diketik satu spasi dengan font 11, dalam bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris (jika diperlukan). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200 kata dan

dilengkapi dengan kata-kata kunci sebanyak 3-5 kata.

2. Kata Pengantar

Kata pengantar berisi hal-hal yang ingin disampaikan oleh tim pengembang sehubungan

dengan pelaksanaan PTK dan hasil yang dicapai. Pada bagian ini dapat pula disampaikan

ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam pelaksanaan PTK.

3. Daftar Isi

Daftar isi memuat bagian awal laporan, Bab dan sub bab, bagian akhir, disertai

pencantuman nomor halamannya.

4. Daftar Tabel

Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam laporan disertai

pencantuman nomor halamannya.

5. Daftar Gambar

Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada dalam laporan disertai

pencantuman nomor halamannya. Gambar yang dimaksud adalah gambar yang diambil

selama proses PTK berlangsung dan berguna antara lain, untuk menggambarkan situasi

kelas laboratorium atau mimik seorang peserta didik yang dapat memperkuat uraian

dalam komponen penemuan.

6. BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan memuat unsur latar belakang masalah, perumusan masalah dan

pemecahannya (termasuk definisi operasional dan ruang lingkup pengembangan

inovasi), tujuan pengembangan inovasi, manfaat hasil pengembangan inovasi.

Page 21: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

7. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka berisi uraian teori dan temuan penelitian yang relevan yang digunakan

sebagai dasar dalam pemilihan pendapat dan pelaksanaan PTK. Uraian ini digunakan

sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir dan usaha pengembangan membangun

argumen teoretik dalam menjelaskan hasil yang diperoleh baik yang positif maupun

negatif, berkaitan dengan tindakan yang digunakan dalam upaya meningkatkan mutu

proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran.

8. BAB III Metode Penelitian

Metode penelitian berisi deskripsi lokasi, waktu, mata pelajaran, karakteristik peserta

didik, dan prosedur pengembangan inovasi, Prosedur berupa uraian secara rinci tahap-

tahap kegiatan dalam setiap siklus, dan indikator keberhasilan.

9. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam hasil penelitian disajikan dalam bentuk siklus dengan data lengkap. Dalam bagian

ini diuraikan tindakan yang khas yang dilakukan sehingga terlihat bedanya dengan

pembelajaran yang selama ini biasa dilakukan. Selain itu diuraikan pula pelaksanaan

tindakan, dan juga disajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui berbagai

instrument, sedangkan data lengkap disajikan dalam lampiran. Disampaikan pula aspek

keberhasilan dan kelemahan dan rencana tindak lanjut. Mengapa berhasil dan mengapa

tidak?, apa yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya. Disajikan analisis data dan hasil

perubahan dalam bentuk grafik/statistik deskriptif.

Pembahasan adalah membahas hasil penelitian (kemengapaan), sehingga ada ulasan tentang perubahan yang dihasilkan dari tiap siklus dan keseluruhan siklus.

10. BAB V Simpulan dan Saran

Simpulan dikemukakan harus sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Saran

yang dikemukakan berupa tindak lanjut penelitian berdasarkan pembahasan hasil

penelitian dan juga untuk penerapan hasil. Saran disusun secara operasional dan jelas

kepada siapa saran tersebut ditujukan.

11. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-benar dirujuk di

dalam naskah. Daftar pustaka dituliskan secara konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka

dapat bersumber pada buku, jurnal, majalah, dan internet.

Page 22: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/maman/wp-content/uploads/sites/2353/... · Web viewSebagai contoh, jika guru menghadapi permasalahan tentang rendahnya penalaran moral dari pokok

12. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran memuat RPP yang dilaksanakan, instrumen pengembangan inovasi, dan bukti lain pelaksanaan PTK.