Bisnis Plan Mamasa

Embed Size (px)

Citation preview

BISNIS PLAN RENCANA PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF DI PLTMH BATANGURU, KECAMATAN SUMARORONG, KABUPATEN MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMANFAATAN HASIL BUMI Kopi SEBAGAI KOMODITAS USAHA

1.

RINGKASAN EKSEKUTIF Usaha yang akan didirikan di lokasi demosite PLTMH Sumarorong,

Batanguru,

Mamasa

yaitu

pengolahan

Kopi

sebagai

hasil

Bumi

didaerahnya. Pengolahan ini dikarenakan sampai saat ini masyarakat tidak melakukan pengolahan hasil bumi, tetapi langsung menjual kepada penadah atau langsung ke pasar sehingga keuntungan yang didapat dari penjualan hasil bumi itu masih relatif kecil. Oleh karena itu diperlukan usaha produktif dalam mengolah hasil bumi itu menjadi sebuah produk dan mempunyai nilai jual dengan harga yang lebih tinggi. Dengan adanya usaha produktif ini diharapkan dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat sekitar demosite PLTMH menjadi lebih meningkat. Untuk peningkatan melaksanakan ketrampilan, usaha maupun produktif kapasitas tersebut diperlukan dalam masyarakat

menjalankan usaha produktif. Selain itu diperlukan peralatan yang menggunakan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan energi listrik dari PLTMH, serta pendanaan untuk meningkatkan usaha produktif. Sumber dana yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan usaha produktif ini dapat diperoleh melalui Skema Perbankan, Skema Syariah, Skema Program Pemerintah, Skema Modal Ventura. Semua skema-skema yang ada dapat menjadi pilihan untuk memperoleh sumber pembiayaan sesuai dengan jangka waktu yang ada. Penggunaan dana yang diperoleh dapat digunakan untuk pembelian alat-alat productive use sebagai alat pengolahan hasil bumi, perawatan alat, pembiayaan operasional lainnya.

2. 2.1

LATAR BELAKANG USAHA DATA PERUSAHAAN Pengolahan Hasil Bumi pertanian di sekitar PLTMH Sumarorong, Batanguru, Mamasa

1. Bidang Usaha

2. Jenis Produk / Jasa

Kopi

3. Alamat Perusahaan

Batanguru, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat

2.2

STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 8. Contoh skema organisasi unit usaha produktif

3 3.1

ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN PRODUK / JASA YANG DIHASILKAN

Produk yang dihasilkan yaitu hasil olahan bumi berasal dari masyarakat sekitar PLTMH Sumarorong, Mamasa menjadi produk lebih bernilai jual dan mampu memenuhi kebutuhan market. Produk yang dihasilkan yaitu pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi siap jual. 3.2 TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU pasar yang produk dituju disini adalah hasil semua baik golongan dari yang

Segmen

menggunakan

pengolahan

bumi,

kalangan

menengah kebawah hingga menengah ke atas. 3.3 STRATEGI PEMASARAN

PENGEMBANGAN PRODUK Produk yang di hasilkan dari pengolahan hasil bumi, jenis produksi akan dikaukan inovasi-inovasi produk agar mendapatkan differensiasi dengan produk lain. Pengembangan produk juga dilakukan dengan menggunakan teknologi mesin untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik dan proses produksi yang lebih optimal

PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN Wilayah pemasaran yang menjadi target dalam pengolahan hasil produksi adalah wilayah daerah gunung sawur dan tidak menutup kemungkinan mengalami ekspansi ke daerah lain

KEGIATAN PROMOSI Promosi dilakukan secara berkala dengan anggaran 10 % dari pendapatan perusahaan.

STRATEGI PENETAPAN HARGA Harga ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan total biaya bersih produksi ditambah dengan keuntungan yang diharapkan

Gambar 9. Format Space Matrix

PELUANG Hasil bumi yang perlu sentuhan dari instansi terkait untuk mengolah hasil bumi menjadi produk bernilai guna. Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengolahan hasil bumi. Dengan adanya usaha produktif, masyarakat bisa kreatif dalam pengolahan hasil bumi yang mereka hasilkan.

KEKUATAN Mamasa memiliki potensi sumberdaya alam dan hasil bumi yang cukup berlimpah, berupa Ketela pohon,padi,pisang,palawija. potensi ini dapat menajadi salah satu fakor pengembangan tingkat ekonomi masyarakat sekitar. Potensi energi listrik dari PLTMH cukup untuk memenuhi kebutuhan usaha produktif

KELEMAHAN Belum adanya pengolahan hasil bumi menjadi produk lebih bernilai jual dan hanya dijual mentah kepada pengepul maupun penadah. Belum adanya teknologi tepat guna yang mampu mengolah hasil bumi menjadi produk jadi. Akses jalan buruk

ANCAMAN Ancaman pada pengolahan hasil bumi menjadi usah produktif yang ada didaerah PLTMH Mamasa yaitu ketersediaan debit air yang akan mempengaruhi suplai listrik ke usaha produktif dalam memproses hasil bumi. Penadah yang ada disekitar lokasi PLTMH akan menjadi pesaing dari usaha produktif yang akn didirikan. Ketersediaan bahan baku yang akan diolah oleh daerah Mamasa butuh pasokan dari daerah lain.

Gambar 10. Matrix SWOT

3.4.5 Analisis kondisi mikrohidro dengan usaha produktif Posisi PLTMH Maturity Growth Decline Introduction

Waktu

Gambar 11. Analisis Diagaram PLC untuk PLTMH (product Life Cycle) Tabel 1. Keterangan Tabel PLC di setiap keadaan Perkenalan Pertumbuhan Penjualan Lambat Keuntungan Negative Pertumbuhan Stabil Pertumbuhan Stabil Cepat Maksimal Menurun Menurun Menurun Menurun

Sekarang PLTMH di Indonesia berada pada posisi Introduction menuju Growth dimana PLTMH yang ada di Indonesia sekarang dalam masa perkembangan. Pada tahap ini pembangunan PLTMH membutuhkan biaya (Investasi) dana yang besar untuk memaksimalkan kondisi menuju Level Maturity. Pada tahap maturity ini kondisi dan penggunaan serta manfaat PLTMH dalam keadaan optimum, stabil, menguntungkan. Hal yang perlu diperhatikan pada PLTMH yaitu apakah yang akan terjadi pada masa yang akan datang dimana PLTMH menuju posisi Decline. Dengan adanya usaha kegiatan usaha produktif oleh PLTMH Demosite, diharapkan PLTMH tersebut dapat sustain dengan berbagai macam kondisi, baik itu pengaruh yang mengancam dari luar maupun dari dalam

3.5

SALURAN DISTRIBUSI

RENCANA WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI 1. Wilayah Pemasaran Lokal Regional 60% 40%

2. Jalur Distribusi

Individu Industri

Distributor Retailer

4. 4.1

ANALISIS OPERASI PROSES PRODUKSI Proses produksi yang akan dilakukan meliputi proses pemilihan bahan baku awal dengan memilih hasil bumi apa yang akan diproduksi, kemudiah bahan baku tersebut disortir untuk mendapatkan bahan baku berkualitas baik. Setelah sortir dilakukan kemudian tahap berikutnya adalah pengolahan hasil sortiran dengan menggunakan alat teknologi tepat guna yang bisa membantu proses produksi menjadi lebih cepat dan mendapatkan jumlah produksi yang optimal. Stelah pengolahan hasil bumi selesai produk dipacking dan kemudian siap dipasarkan ke market

SKEMA PROSES PRODUKSI

Gambar 12. Proses Produksi Berikut ini beberapa contoh teknologi tepat guna yang bisa digunakan usaha produktif untuk membantu proses produksi :

Tabel 4.12 Rencana alat yang akan digunakan dalam proses produksiNo 1 NAMA ALAT Mesin Pengupas Kopi DAYA YANG DIBUTUHKAN Motor 1 Hp 220 Volt CARA PEMAKAIAN Hidupkan mesin dan masukkan kopi BIAYA PEMBUATAN Rp.15.000.00 NILAI TAMBAH Membantu pengupasan kulit kopi secara masal dan mempercepat proses produksi GAMBAR

2

Mesin penepung

220 Volt

Hidupkan mesin kemudian masukkan biji yang sudah terkupas kulitnya

Rp.15.000.000

Mengubah Biji menjadi tepung tanpa penumbukan secara manual

5. 5.1

ANALISIS SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA Tabel 4.13. Rencana kebutuhan tenaga kerja BAGIAN / DEPT. Jumlah 3 Manajemen

Bagian Produksi Bagian Pemasaran Bagian Administrasi Lain - Lain TOTAL5.2

5 4 3 3 18

RENCANA KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

Tabel 4.14. Rencana kebutuhan dan pengembangan SDM Tingkat Pengalam Keterampilan JABATAN Pendidikan an (tahun) Khusus Manajemen Produksi Pemasaran Administrasi D3/S1 SMU/D3/S1 SMP(Sales), SMA,D3,S1 SMP/SMA 1 1 tahun Ahli Manajemen Pengoperasian Mesin Produksi Paham konsep pemasaran Bisa mengendarai motor dan mobil

6. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA STRATEGI PEMASARAN Analisis SWOT produk secara rutin untuk mempertahankan sustainabilitas usaha produktif

STRATEGI PRODUKSI Produksi dilakukan secara kontinyu untuk mendapatkan produksi secara terus menerus dengan memanfaatkan teknologi tepat guna sesuai dengan hasil bumi yang diolah.

STRATEGI ORGANISASI DAN SDM Pengelolah usaha produktif yang dipilih memiliki kompetensi di bindangnya agar usaha produktif berbasis mikrohidro dapat berjalan dengan baik.

STRATEGI KEUANGAN Keuangan akan terus dianalisis, dengan analisis how, what, why, when, who. Analisis ini akan membantu mengetahuhi bagaimana kondisi ekonomi sekarang, bagaimana solusinya, siapa saja yang berpengaruh dalam perubahan keuangan (kas) Usaha. Membuat laporan secara berkala (draft laporan keuangan bisa dilihat di bawah)

6.1

TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN USAHA

Tabel 4.15 Rencana waktu pengembangan usaha produktif bulan ke KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Perencanaan Produksi Produksi Penjualan Perencanaan awal perencanaan produksi di rencanakan selama 3 bulan pertama, mulai dari perizinan sampai produksi. Produksi direncanakan pada bulan ke 4 secara kontinyu serta diikuti proses pemasaran dan penjualan. 7. ANALISIS KEUANGAN Pada kegiatan usaha produktif di lokasi PLTMH Sumarorong Mamasa, rencana peminjaman ditujukan melalui skema program pemerintah sebesar Rp.100.000.000,dengan tingkat suku bunga 3 % pertahun selama 3 tahun masa pembayaran. 7.1 Analisis Rencana Pengembalian Pinjaman Dik P = Rp.100.000.000 I = 3% /tahun selama 3 tahun Ditanya A=? A= P A= Rp.100.000.000 A= Rp.4.580.141 A= Rp.4.580.141

P=Rp.100.000.000 1 2 3 436

Maka cicilan yang harus dibayar tiap bulannya selama 36 bulan (3 tahun) untuk pinjaman Rp.100.000.000 yaitu sebesar Rp.4.580.141

7.2 Menghitung Keuntungan Perbulan PENGELUARAN

Pembelian Asset dan Sewa Bangunan

Keterangan Sewa bangunan Alat Tulis dan Peralatan Kantor Mesin

Jumlah 1 Bulan 1 Bulan 5 Unit

Satuan

Biaya 1,500,000.00 500,000.00 10,000,000.00 Total

Total 1,500,000.00 500,000.00 50,000,000.00 52,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 5,000,000.00 9,000,000.00 1,000,000.00 12,000,000.00 1,000,000.00 300,000.00 100,000.00 4,580,000.00 500,000.00 902,777.78 20,382,777.78 81,382,777.78

Fixed Cost

Gaji Pimpinan Gaji Staff Administrasi Umum Gaji Buruh Produksi

1 Bulan 2 Orang/bulan 5 Orang/bulan Total

2,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Variable Cost

Biaya Transportasi Biaya Pembelian Bahan Baku Biaya Pembelian Bahan Pembantu Biaya Pemeliharaan Biaya Pemasaran Biaya Angsuran pokok* Biaya Listrik dan Telepon Biaya Penyusutan Asset**

1 2000 1 1 1 1 1 1

Bulan Kg/bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Total Total Biaya

1,000,000.00 6,000.00 1,000,000.00 300,000.00 100,000.00 4,580,000.00 500,000.00 902,777.78

*) Biaya angsuran pokok didapat dari perhitungan Annual Payment perhitungan pengembalian pinjaman

Asset PunyusutanPENYUSUTAN ASSET **

52,000,000.00 Rupiah 0.25jumlah Bulan 10 12 Konversi

25%Satuan 0.21 bulan 10,833,333.33 per tahun 902,777.78 bulan

Faktor penentu Bulan aktif Bulan 1 th

KAPASITAS PRODUKSI

Rencana Produksi Produksi Kopi (2000Kg)/bulan

Konversi

Satuan 2000000 gr 16000 Bungkus/bulan 533 bungkus/hari

PENDAPATAN

Keterangan Kopi

Jumlah Produksi

Satuan 533 Bungkus ukuran (125gr) /hari Pendapatan Per hari Pendapatan Perbulan

Harga 10,000.00

Total Biaya 5,333,333.33 5,333,333.33 160,000,000.00

Laba Sebelum PajakPENDAPATAN SETELAH PPH

Pendapatan perbulan 160,000,000.00

Biaya perbulan 81,382,777.78

Laba sebelum Pajak/ Bulan 78,617,222.22

Laba sebelum Pajak/ Bulan pph 10 % 78617222.22

Laba Setelah Pajak 7861722.222 70,755,500.00

8. MANFAAT USAHA PRODUKTIF UNTUK MASYARAKAT Dengan adanya pemanfaatan teknologi tepat guna, masyarakat bisa menjadi lebih produktif dalam meproduksi hasil buminya dengan memanfaatkan listrik yang dihasilkan oleh PLTMH Masyarakat disekitar PLTMH Sumarorong, Mamasa dapat ikut berpartisipasi dalam mengolah hasil produksi sehingga masyarakat bisa menjadi lebih aktif, kreatif untuk meningkatkan perekonomian desa.

9.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN ANTISIPASI DAMPAK LINGKUNGAN

Dampak Adanya limbah hasil produksi yang dihasilkan dari usaha produktif jika tidak diolah akan menjadi sampah yang mengganggu Antisipasinya yaitu dengan mengolah limbah yang dihasilkan menjadi pupuk organik karena bahan dasar hasil bumi merupakan berbahan alami.

10. ANALISIS RESIKO USAHA Terganggunya proses produksikarena suplai bahan baku dari warga tidak konstan akan menyebabkan terganggunya aliran kas UMKM sehingga nantinya akan berpengaruh pada proses cicilan pinjaman

11. ANTISIPASI RESIKO USAHA Membeli hasil bumi dari daerah lain untuk mencukupi kebutuhan produksi.

12. SKEMA PENDANAAN Menyediakan dana untuk proses pendampingan dalam rangka mengembangkan usaha produktif masyarakat dengan menggalang dana yang bersumber dari insentif pemerintah, dana pelaku usaha, dana masyarakat (reinvestasi) dan kredit lunak. Skema pendanaan yang bisa dijadikan sumber pendanaan usaha produktif antara lain: 1. Skema perbankan 2. Skema Syariah 3. Skema Program Pemerintah 4. Skema Modal Ventura Skema-skema pendanaan usaha produktif dapat dilihat pada tabel 4.5 Sebagai berikut : 1. Skema Perbankan, secara umum dibagi berdasarkan limit kredit yang disediakan (data diambil dari Bank Mandiri). Tabel 4.16 Skema - skema pendanaan perbankan Program Pengguna Persyaratan Kredit Investasi Perorangan dan Usaha Mikro badan usaha dan Kecil Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan barang modal dalam rangka rehabilitasi, Memenuhi kriteria usaha menengah atau kecil. Dokumen legalitas pemohon, misalnya: KTP, KK, Akte Pendirian

Struktur Pembiayaan Limit kredit: Di atas Rp 100 juta sampai dengan Rp 5 milyar Kredit diberikan dalam rupiah atau valuta asing Jangka waktu

modernisasi, perluasan, pendirian proyek baru dan atau kebutuhan khusus terkait investasi.

Perusahaan. Dokumen legalitas usaha, misalnya: NPWP, SIUP, TDP. Menyusun rencana proyek. Badan usaha

pengembalian: Bisa lebih dari 1 tahun

Kredit Investasi Komersial Fasilitas kredit jangka menengah dan jangka panjang yang diberikan untuk pembiayaan pengadaan barang - barang modal untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru maupun refinancing.

Limit kredit: Di atas Rp 5 milyar sampai dengan Rp 50 milyar Pembiayaan: Bank maksimal 65% dari kebutuhan modal kerja dan pembiayaan sendiri minimal 35% Jaminan Utama: Usaha yang dibiayai, besarnya disesuaikan atas dasar cash flow usaha Pelunasan bersumber dari hasil usaha dengan barangbarang modal yang dibiayai Jaminan Tambahan: Dipersyaratkan apabila menurut penilaian bank diperlukan Kredit diberikan dalam rupiah

Kredit Investasi Korporasi Fasilitas kredit jangka menengah dan jangka panjang yang diberikan untuk pembiayaan pengadaan barang- barang modal untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru maupun refinancing ,

Badan usaha

maupun valuta asing Limit kredit: Di atas Rp 50 milyar Pembiayaan: Bank maksimal 65% dari kebutuhan modal kerja dan pembiayaan sendiri minimal 35% Jaminan Utama: Usaha yang dibiayai, besarnya disesuaikan atas dasar cash flow usaha Pelunasan bersumber dari hasil usaha dengan barangbarang modal yang dibiayai Jaminan Tambahan: Dipersyaratkan apabila menurut penilaian bank diperlukan Kredit diberikan dalam rupiah maupun valuta asing

2. Skema Syariah, secara umum dibagi berdasarkan mekanisme pembiayaan yang disediakan (data diambil dari Bank Bukopin Syariah). Tabel 4.17 Skema skema pendanaan syariah Program Peengguna Persyaratan Struktur Pembiayaan iB Murabahah Perorangan dan Legalitas: Plafond:

Bank akan melakukan pembelian atau pemesanan barang sesuai permintaan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah keuntungan yang disepakati. iB Bagi Hasil (Musyarakah) Kerjasama antara bank dengan nasabah untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah disepakati, dan resiko menjadi tanggungan bersama. iB Bagi Hasil (Mudharabah) Kerjasama antara bank dengan nasabah, dimana pihak bank menyediakan seluruh modal dan nasabah sebagai pengelola, dengan

badan usaha (CV, PT, Fa, koperasi, yayasan, dan lain-lain)

Perorangan dan badan usaha (CV, PT, Fa, koperasi, yayasan, dan lain-lain)

Perorangan dan badan usaha (CV, PT, Fa, koperasi, yayasan, dan lain-lain)

Kelengkapan legalitas Subyek Hukum Kelengkapan legalitas Obyek Hukum (perizinan, kontrak, dll) Manajemen: Berpengalama n di bidangnya minimal 2 tahun Track record perbankan yang bersih Track record bisnis yang baik Usaha: Daya tahan mesin Ketersediaan suku cadang Ketersediaan dan kehandalan tenaga kerja Dukungan peraturan dan perundangundangan Rekomendasi dari konsultan independen Keuangan: Kepastian Sumber Pendapatan Cashflow positif Bowheer yang bonafid Kesinambunga n usaha

maksimal 80% dari total nilai proyek di luar pembebasan lahan dan biaya perizinan Kegunaan: Investasi Jangka Waktu: Idealnya tidak lebih dari 60 bulan Margin / Nisbah Bagi Hasil: Ditentukan kemudian Biaya Administrasi: Setara dengan 1% dari plafond Pola Penarikan: Bertahap sesuai kebutuhan Pembayaran: Sesuai jadwal angsuran yang disepakati / sesuai revenue dan nisbah pokok dan bagi hasil setiap bulan Pengikatan: Notariil (untuk akad line facility) dan intern (untuk setiap pencairan) Persyaratan Umum: 1. Kontrak harus mencantumkan pembayaran atas

pembagian keuntungan berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah disepakati. IB Investasi Terikat (Mudharabah Muqoyyadah) Pembiayaan yang diinvestasikan nasabah/pemilik dana khusus untuk bisnis tertentu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh nasabah. iB Jaminan Tunai Pemberian pembiayaan dengan jaminan cash collateral yang ada di bank dan diblokir sampai dengan pembiayaan lunas.

Perorangan dan badan usaha (CV, PT, Fa, koperasi, yayasan, dan lain-lain)

Perorangan dan badan usaha (CV, PT, Fa, koperasi, yayasan, dan lain-lain)

Agunan: Tunai (deposito, tabungan, giro) Kendaraan roda 4 usia minimal 5 tahun pada awal masa pembiayaan dan 8 tahun pada akhir masa pembiayaan Tanah dan bangunan (SHM atau SHGB) Mesin (akan dinilai oleh bank) Tagihan efektif Rasio plafond terhadap agunan 1 : 1,25 Agunan diasuransikan Khusus untuk iB Jaminan Tunai: plafond pembiayaan sebesar 95% dari cash collateral yang dijaminkan.

Kontrak/SPK/P O tersebut ke rekening nasabah di bank terkait; 2. Memelihara saldo minimum sebesar 1 (satu) bulan angsuran / sebesar ekspektasi bagi hasil bulanan dan diblokir sampai pembiayaan lunas; 3. Mutasi keuangan usaha dilakukan di bank terkait; 4. Jaminan diasuransikan melalui perusahaan asuransi rekanan bank terkait.

3. Skema Program Pemerintah Tabel 4.18 Skema pendanaan program pemerintah Program Pengguna Persyaratan Struktur Pembiayaan Program DNS Koperasi dan Perorangan, Akad: KLH dengan badan usaha: kelompok dan Jual-Beli Bank Syariah Usaha Mikro: badan usaha (Murabahah)

Mandiri, merupakan program konversi hutang pemerintah Indonesia kepada pemerintah Jerman yang digantikan dengan pembiayaan bank kepada usaha mikro dan kecil di sektor lingkungan

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300 juta rupiah. Usaha Kecil: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5 milyar

berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Memiliki dan menjalankan usaha produktif yang layak untuk dibiayai (feasible). Bersedia menyediakan agunan. Mempunyai legalitas dan perizinan usaha sesuai ketentuan yang berlaku. Mempunyai pengalaman usaha di bidang yang akan dibiayai. Lokasi Nasabah DNS berada dalam wilayah kerja Bank.

Bagi Hasil (Musyarakah, Mudharabah) Limit Pembiayaan: Untuk perorangan/ badan usaha maks. Rp 500 juta Untuk koperasi maks. Rp 500 juta x jumlah anggota Jangka Waktu: Maks. 60 bulan, dimungkinkan 96 bulan dengan persetujuan khusus Margin/bagi hasil: setara. 10% pa. efektif Self Financing: Minimal 5% dari kebutuhan dana. Tujuan penggunaan: Investasi min. 60%, Modal kerja maks. 40% Biaya: Sesuai ketentuan yang berlaku. Pola Pembiayaan: Executing: Pembiayaan bank langsung kepada nasabah DNS. Channeling:

Kredit Usaha Rakyat (KUR), merupakan program penjaminan Pemerintah RI sebagai realisasi Inpres No 6 Tahun 2007 untuk meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dalam rangka penanggulangan/ pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja

Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) atau perorangan

Memiliki pengalaman usaha Memiliki legalitas usaha dan NPWP Berdasarkan trade checking tidak ada informasi negatif mengenai perusahaan pengurus/pemil ik dan tidak sedang menghadapi/ terlibat masalah hukum Jaminan berupa fixed asset atau proyek yang dibiayai Memiliki kemampuan membayar dari usaha yang dibiayai Berdasarkan SID Bank Indonesia,

Pembiayaan bank langsung kepada nasabah melalui koperasi/pers. Kemitraan: Pembiayaan bank langsung kepada perusahaan, untuk usaha kecil dan mikro binaannya. Plafon pembiayaan yang dijamin perusahaan asuransi maks. Rp 500 juta Maks. asuransi pembiayaan 70% dari plafon pembiayaan Pricing pembiayaan maks. 16%pa. Imbal jasa penjaminan sebesar 1,5% (dibayar oleh Pemerintan atas beban APBN) Jangka waktu kredit 5 (lima) tahun Pola Penyaluran: Langsung ke UMKMK atau tidak langsung, yaitu melalui LKM/S (BMT,Koperasi,

perusahaan pengurus/pemil ik tidak memiliki kredit macet dan tidak masuk daftar hitam

KSP,dll).

4. Skema Modal Ventura, dibagi berdasarkan jenis pembiayaannya (data diambil dari PT. Bahana Artha Ventura). Tabel 4.19 skema pendanaan modal ventura Program Pengguna Persyaratan Struktur Pembiayaan Penyertaan Umumnya Legalitas Pembiayaan Saham perusahaan kecil dokumen, data diberikan Jenis pembiayaan atau perusahaan diri pemohon, berdasarkan ini berbentuk baru, tetapi keterangan pertimbangan penyertaan menyimpan domisili, dan ijin kuat atau langsung dengan potensi besar usaha (bila ada) lemahnya pembelian saham untuk Proposal kondisi CPPU Calon Perusahaan berkembang. Ada pengajuan CPPU tidak Pasangan Usaha juga yang kredit, berisi dibebani (CPPU) oleh mensyaratkan rencana bisnis dengan Modal Ventura. CPPU harus sudah yang akan kewajiban berbentuk dilakukan, nilai keuangan Perseroan kredit yang seperti Terbatas (PT), diminta, dan pembayaran atau akan bagaimana CPPU pokok menjadi PT menjalankan pinjaman, bersamaan bisnisnya bunga maupun dengan masuknya Umumnya tidak penyediaan Modal Ventura mensyaratkan agunan. sebagai pemodal adanya agunan Risiko dan keuntungan bisnis ditanggung dan dinikmati secara bersama-sama. Bantuan tidak hanya diberikan dalam bentuk pembiayaan namun juga

dalam pengelolaan manajemen, dan bantuan teknis lainnya Divestasi sebagai tahap akhir dalam satu periode pembiayaan, dimana PMV menarik kembali penyertaan saham dari PPU, dapat dilakukan dengan IPO (penjualan saham perdana di bursa), menjual kembali ke PPU, menjual ke perusahaan lain, menjual kepada investor baru atau melikuidasi bagi PPU yang tidak berkembang.