13
Bisnis Indonesia – 31/05/2017, Hal. 21 Jiwasraya Tetap Optimistis Capai Target Semester I

Bisnis Indonesia 31/05/2017, Hal. 21 Jiwasraya Tetap ... 31 Mei 2017.pdf · HaloDoc adalah salah satu contoh layanan kesehatan yang mencakup konsultasi jarak jauh dan jasa antar obat

  • Upload
    vohanh

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Bisnis Indonesia – 31/05/2017, Hal. 21 Jiwasraya Tetap Optimistis Capai Target Semester I

Bisnis Indonesia – 31/05/2017, Hal. 22 Reliance Life Catat Pertumbuhan Laba 64%

31/05/2017 Moncer, Laba Reliance Indonesia Tumbuh 64% http://finansial.bisnis.com/read/20170531/215/658122/moncer-laba-reliance-indonesia-tumbuh-64

Bisnis.com, JAKARTA- PT Asuransi Jiwa Reliance Indonesia atau Reliance Life mencatatkan pertumbuhan laba sebesar Rp22,97 miliar sepanjang 2016, atau meningkat 64% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp14 miliar. Direktur Utama Reliance Life Prihantoro mengatakan pertumbuhan laba bersih seiring dengan peningkatan pendapatan premi sebesar 42,1% menjadi Rp280,5 miliar hingga akhir 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp197,3 miliar. “Pertumbuhan laba bersih dan pendapatan premi dipengaruhi oleh keberhasilan perusahaan mencapai kenaikan rasio retensi sebesar 15% dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 24% karena kuatnya nilai risk based capital (RBC),” kata Prihantoro melalui siaran resmi yang diterima Bisnis Selasa (30/5/2017). Menurut Prihantoro pertumbuhan tersebut juga didukung dengan adanya pengeloalaan risiko yang baik melalui penurunan rasio beban underwriting perusahaan sebesar 10% pada 2015. Perusahaan juga melakukan efisiensi yang baik dengan penurunan rasio beban usaha perusahaan sebesar 15% dipandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan untuk kontribusi premi didukung dari produk asuransi jiwa seperti produk Reliance Credit Life normal death, atau produk asuransi jiwa kumpulan untuk peserta asuransi kredit debitur bank, koperasi, dan lembaga keuangan non bank lainnya. Adapun produk Reliance Credit Life dan Reliance Term Life normal death. "Produk asuransi jiwa kredit masih menjadi produk unggulan tetapi kami tetap meningkatkan kontribusi produk asuransi jiwa lainnya, yang membidik segmen masyarakat menengah ke bawah," jelasnya. Selain itu, lanjutnya, Reliance Life juga akan merilis produk asuransi jiwa baru dan bersinergi dengan unit bisnis lainnya di bawah naungan Reliance Group, yang berkomitmen meningkatkan pemerataan ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya segmen menengah ke bawah. Guna memperkuat bisnis perseroan,dia menargetkan akan menambah mitra Bank Perkreditan Rakyat maupun Bank Pembangunan Daerah demi memperluas penetrasi produk asuransi jiwa. Sebagai indformasi perseroan telah melayani sekitar 7,8 juta nasabah baik direct maupun indirect hingga akhir Desember 2016. Oleh :Asteria Desi Kartika Sari

30/05/2017 Laba Reliance Life Meningkat 64% http://infobanknews.com/laba-reliance-life-meningkat-64/2/

Jakarta–PT Asuransi Jiwa Reliance Indonesia (Reliance Life) membukukan peningkatkan perolehan laba bersih sebesar 64 persen menjadi Rp22,97 miliar per Desember 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp14 miliar. Pertumbuhan laba bersih ini seiring dengan kenaikan pendapatan premi sebesar 42,1 persen menjadi Rp280,5 miliar per Desember 2016 dari Rp197,3 miliar pada 2015 lalu. Direktur Utama Reliance Life, Prihantoro mengatakan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan premi dipengaruhi oleh keberhasilan perusahaan mencapai kenaikan rasio retensi sendiri sebesar 15 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya 2015 sebesar 24 persen karena kuatnya nilai risk based capital (RBC) perusahaan. “Selain itu, pengelolaan risiko yang baik dengan adanya penurunan rasio beban underwriting perusahaan sebesar 10 persen dari 2015. Perusahaan juga melakukan efisiensi yang baik dengan penurunan rasio beban usaha perusahaan sebesar 15 persen dari periode sebelumnya,” ujar Prihantoro di Jakarta, Selasa, 30 Mei 2017. Adapun, kontribusi premi produk asuransi jiwa Reliance Life meliputi produk Reliance Credit Life normal death, yakni produk asuransi jiwa kumpulan untuk peserta asuransi kredit debitur bank, koperasi, dan lembaga keuangan non bank lainnya, produk Reliance Credit Life dan Reliance Term Life normal death. “Produk asuransi jiwa kredit masih menjadi produk unggulan tetapi kami tetap meningkatkan kontribusi produk asuransi jiwa lainnya, yang membidik segmen masyarakat menengah ke bawah,” papar Prihantoro. Prihantoro menjelaskan Reliance Life menargetkan penambahan mitra Bank Perkreditan Rakyat maupun Bank Pembangunan Daerah dalam memperluas penetrasi produk asuransi jiwa. Selain itu, lanjutnya, Reliance Life juga akan merilis produk asuransi jiwa baru dan bersinergi dengan unit bisnis lainnya di bawah naungan Reliance Group, yang berkomitmen meningkatkan pemerataan ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya segmen menengah ke bawah. (*) By Dwitya Putra

Sindo – 31/05/2017, Hal. 8 Sun Life School Roadshow 2017

Bisnis Indonesia – 31/05/2017, Hal. 2 Asuransi Pascadefisit Transaksi Berjalan

Indopos – 31/05/2017, Hal. 5 Ramadhan, Ajak Netizen Berbagi Perkuat Modal Right Issue

29/05/2017 Asuransi Jiwa Syariah Allianz Tambahkan Manfaat Proteksi Nasabah http://infobanknews.com/asuransi-jiwa-syariah-allianz-tambahkan-manfaat-proteksi-nasabah/

Jakarta – Unit bisnis Syariah PT Asuransi Allianz Life Indonesia terus berkomitmen memberikan manfaat proteksi yang lebih tinggi dengan memperluas perlindungan penyakit kritis (critical illness) yang bisa dimiliki Peserta. Jika sebelumnya Peserta hanya diperbolehkan memilih satu jenis manfaat asuransi tambahan (rider) critical illness dalam satu polis, mulai tahun 2016 Peserta diberikan kebebasan memilih hingga tiga rider critical illness. Manfaat lainnya diberikan melalui peningkatan batas uang pertanggungan critical illness yang menjadi Rp10 milliar, sehingga akan semakin membantu memenuhi kebutuhan Peserta akan perlindungan asuransi yang memadai. Selain itu pada tahun 2016, sudah ditetapkan bahwa Allianz Life Syariah akan mulai membagikan surplus underwriting. Dalam artian, Peserta yang masuk dalam ketentuan yang ditetapkan, akan menerima penambahan dana ke dalam saldo investasinya di setiap tahun kalendar. Ini merupakan bentuk tanggung jawab Allianz Life Syariah sebagai pemegang amanah Dana Tabbarru’ yang memiliki komitmen jangka panjang dan senantiasa ingin memberikan manfaat lebih kepada Pesertanya. Managing Director Sharia Allianz Life Indonesia Ronny Iskandar mengatakan, sebelumnya surplus Dana Tabarru’ Allianz Life Syariah belum pernah dibagikan kepada para Peserta, karena Allianz ingin memastikan Dana Tabarru’ yang terkumpul dari tahun ke tahun mencapai hasil yang maksimal terlebih dahulu. “Tahun 2016 ini hasil pengumpulan Dana Tabarru sudah mampu memberikan manfaat yang besar kepada para Peserta,” ujar dia dalam keterangannya, di Jakarta, Senin, 29 Mei 2017. Sepanjang 2016 Allianz Life Syariah mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Premi Bruto (PPB) sebesar 14,4 persen menjadi Rp845,44 miliar dibandingkan dengan 2015 sebesar Rp739,10 miliar. Dana Kelolaan juga mengalami peningkatan pada 2016 sebesar 24,5 persen menjadi Rp2,12 triliun dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp1,70 triliun. Dana Tabarru’ Allianz Life Syariah di tahun 2016 kembali memberikan kontribusi positif dengan meningkat sebesar 29 persen menjadi Rp477,12 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp369,85 miliar. Pada tahun 2016 ini Allianz Life Syariah tetap menunjukkan komitmen dalam melakukan tanggung jawabnya dalam membayarkan klaim sebesar Rp276,28 miliar, meningkat 19,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Melihat perkembangan bisnis asuransi jiwa syariah di Indonesia, Allianz Life Syariah akan semakin optimis meraih pasar syariah dengan menawarkan perlindungan yang menyeluruh serta memastikan dana dikelola sesuai dengan prinsip syariah secara aman dan hati-hati. (*) By Rezkiana Nisaputra

30/05/2017 Masa Depan "E-Insurance" http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/05/30/170000826/masa.depan.e-insurance

Adopsi Teknologi di Indonesia Internet dan penggunaan perangkat mobile saat ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari bagi lebih dari 130 juta masyarakat Indonesia. Terdapat sekitar 327 juta pelanggan layanan mobile dan 106 juta pengguna media sosial, yang membuat akses terhadap begitu banyak informasi dan hiburan menjadi sangat mudah dan praktis. Cigna baru saja merilis hasil survei tahunan Cigna 360 Well-being yang mengukur persepsi masyarakat mengenai kesehatan dan kesejahteraan dengan fokus pada dampak teknologi digital terhadap layanan kesehatan. Survei yang melibatkan lebih dari 14.000 responden di 13 negara termasuk Indonesia ini menunjukkan bahwa 78 persen responden global yakin bahwa penggunaan teknologi digital dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat. Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa di Indonesia penggunaan aplikasi mobile terkait kesehatan semakin meningkat, dan lebih dari setengah responden mengizinkan data kesehatan mereka diakses oleh pihak ketiga, lebih tinggi dari 45 persen rata-rata global. Adopsi teknologi yang cepat membuka kesempatan dunia usaha Indonesia – termasuk industri asuransi – untuk semakin relevan dengan kebutuhan pelanggan. Munculnya teknologi finansial (tekfin) menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi industri ini; mengevolusi produk asuransi konvensional menjadi InsurTech dan mentransformasi penyedia layanan tradisional menjadi HealthTech. Industri perbankan, yang memiliki banyak kesamaan dengan industri asuransi, telah membuktikan adopsi digital besar-besaran. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 60 juta warga Indonesia telah memiliki rekening bank di 2016, sementara survei lain menunjukkan 34 persen dari jumlah tersebut telah menggunakan layanan mobile banking. Selain itu, 40 persen pengguna internet kini memanfaatkan teknologi digital untuk membantu mengambil keputusan finansial yang lebih baik. Hal-hal tersebut mengindikasikan betapa potensialnya evolusi yang juga mungkin terjadi pada asuransi digital. Fitur Digital dan Teknologi dalam Dunia Asuransi Evolusi dompet elektronik, pembayaran elektronik, dan perbankan elektronik -dengan bantuan tekfin – telah membuka akses yang lebih besar terhadap berbagai produk dan layanan. Hal tersebut juga berlaku pada solusi asuransi. Melalui dukungan teknologi, industri asuransi kini dapat memberikan pengalaman konsumen yang lebih baik, mulai dari aspek distribusi, evaluasi data, pembayaran, dan keterlibatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) – yang dipercaya sebagai potensi penting di masa depan.

HaloDoc adalah salah satu contoh layanan kesehatan yang mencakup konsultasi jarak jauh dan jasa antar obat melalui aplikasi mobile. Untuk memberikan pelayanan yang berbeda, perusahaan asuransi perlu membentuk kemitraan strategis atau mengembangkan solusi HealthTechsecara mandiri . Pendekatan baru InsurTech juga telah mengubah perilaku konsumen, misalnya; pembelian secara online dan mobile, pengambilan keputusan berdasarkan data, dan dengan memanfaatkan big data, perusahaan asuransi dapat mengambil keputusan berbasis risiko. Proliferasi smarthphone, di mana kontennya dapat diakses dengan mudah hanya dengan sentuhan jari, memperkuat dampak tersebut. Cigna baru-baru ini memperkenalkan solusi aplikasi mobile terintegrasi bagi para agen di seluruh Indonesia. Aplikasi tersebut didesain untuk membantu agen menilai kebutuhan konsumen sehingga mereka dapat memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Di sisi lain, konsumen dapat mengakses solusi asuransi dengan lebih cepat dan lebih mudah. Membantu Konsumen Menjadi Lebih Sehat Melalui Kolaborasi Tekfin Konsumen umumnya ingin meningkatkan kesehatannya. Hal serupa juga tercermin pada komitmen dan dedikasi perusahaan asuransi dalam membantu mereka meningkatkan kesehatan melalui inovasi yang berkesinambungan, solusi dan proteksi kesehatan. Dalam konteks Cigna, hal itu ditunjukkan dengan inovasi produk yang tidak hanya dipasarkan secara langsung kepada konsumen, tetapi juga kepada institusi keuangan, perusahaan telekomunikasi, maskapai penerbangan dan berbagai kegiatan usaha ritel. Perubahan lansekap sektor finansial akibat munculnya tekfin ditandai oleh pertumbuhan perusahaan startup tekfin yang fenomenal. Kolaborasi antara perusahaan asuransi dan startup tekfin dipandang sebagai formula untuk memperkuat bisnis. Beberapa contohnya adalah kemitraan Cigna dengan Doku dan Finnet Indonesia dalam pemanfaatan teknologi terbaru untuk menyediakan opsi pembayaran premi yang lebih efisien. Opsi ini melalui kolaborasi dengan berbagai penyedia jasa layanan telekomunikasi terkemuka untuk mendistribusikan solusi kesehatan yang sederhana dan terjangkau melalui dompet elektronik. Cigna juga bekerjasama dengan pasar finansial elektronik seperti Cekaja.com dan KreditGoGo untuk dapat menyediakan solusi yang lebih baik bagi para konsumen. Teknologi mutakhir yang diperkenalkan oleh perusahaan startup tekfin tersebut telah membuka kesempatan bagi perusahaan asuransi untuk mengakses pasar dengan lebih cepat, memperluas jangkauan layanan, dan menyediakan kemudahan bagi para konsumen. Perusahaan eInsurance percaya bahwa kemampuan untuk melakukan personalisasi dan menyediakan layanan secara mudah melalui berbagai kanal digital merupakan nilai unggul yang sangat dihargai oleh konsumen. Kemitraan antara tekfin, InsurTech, dan HealthTech akan memperkuat keseluruhan ekosistem bisnis termasuk pertumbuhan konsumen. Aprillia Ika

Kompas – 31/05/2017, Hal. 8 (Seremonia) Apresiasi BNI Life Terhadap Mitra Pemasar

Kontan – 31/05/2017, Hal. 7 (Seremoni) Jiwasraya Gelar Acara Syukuran Dan Doa Bersama

30/05/2017 EKONOMI 2017: Menkeu Sri Mulyani Optimis Laju Pertumbuhan Capai 5,3% http://finansial.bisnis.com/read/20170530/9/657976/ekonomi-2017-menkeu-sri-mulyani-optimis-laju-pertumbuhan-capai-53

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah kian menatap optimis perekonomian nasional tahun ini. Laju pertumbuhan ekonomi yang akan diajukan dalam Rancangan APBN Perubahan 2017 diperkirakan menyentuh 5,3% atau lebih tinggi ketimbang asumsi APBN yang mencapai 5,1%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan faktor eksternal akan menopang laju pertumbuhan melalui perbaikan komponen ekspor dan impor. Adapun, sisi investasi akan naik tipis dan konsumsi rumah tangga tetap stabil meski inflasi meningkat tipis dibandingkan dengan tahun lalu. Dia menyampaikan, pemerintah masih mewaspadai realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua dan ketiga. Dengan outlook mencapai 5,3%, Menkeu menyebutkan pada tiga kuartal laju produk domestik bruto harus tumbuh pada rata-rata 5,4%. “Ini sungguh sebuah tantangan yang tidak mudah,” tuturnya usai rapat terbatas tentang penyusunan RAPBNP 2017 di Kantor Presiden, Selasa (30/5/2017). Oleh :Arys Aditya