26
Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan ISSN 2407-4268 Alamat Korespondensia: Gatot Sujono, STIE Malangkuçeçwara Malang E-mail: [email protected] BISAKAH PINTAR JIKA SUMBER BELAJAR TIDAK BENAR GATOT SUJONO ABSTRACT Textbook is one of the sources of learning so that it should not be wrong, especially from the aspect of the concept and theory. This study aims to analyze the truth of the concept and theory as well as the adequacy of coverage of the subject matters of microeconomics books written by Indonesian economists. Method used in this study is content analysis to the 14 microeconomics books written by the lectures of various universities in Indonesia. The findings of this study were 12 of the 14 analized books (85.71%) that were not sufficient in coverage of the microeconomics subject matters and also all of 14 books (100%) contained some error in microeconomics concepts and theories. Key words: text book, content analysis, subject matters, concept and theory. LATAR BELAKANG Pada tahun 2003, peneliti telah menemukan beberapa kekeliruan mendasar─bukan sekedar redak- sional─pada buku Pengantar Ekonomi Mikro dan kesalahan ini telah diakui oleh penulisnya, Sadono Sukirno, setelah melalui serangkaian proses diskusi per surat maupun tatap muka langsung. Sebagai contoh adalah analisis diskriminasi harga yang dilakukan oleh perusahaan monopoli sebagaimana dijelaskan pada halaman 276-278. Sang penulis dengan menggunakan grafik seperti Gambar 1 menyatakan bahwa jum- lah keuntungan yang diperoleh peru- sahaan monopoli adalah CdePd (di pasar dalam negeri) ditambah dengan CabPw (di pasar luar negeri). Sudah barang tentu, penjelasan ini tidaklah benar karena keuntungan per unit adalah harga (P) bukanlah dikurangi dengan ongkos marjinal (MC=OC) akan tetapi dikurangi dengan ongkos rata-rata (average cost) = OC sebagaimana dilukiskan Gambar 2. Sebenarnya, Gambar 2 ini meru- pakan Gambar 1 yang direvisi, sehingga dapat menunjukkan besar- nya ongkos rata-rata (average cost) yaitu OA. Dengan demikian, jumlah keuntungan yang diperoleh perusa- haan monopoli adalah AfePd (di pasar dalam negeri) ditambah dengan AgbPw (di pasar luar negeri). Keke- liruan ini segera peneliti sampaikan kepada rekan sejawat, sesama dosen pengampu mata-kuliah Ekonomi Mikro untuk didiskusikan bersama. Namun, gayung ternyata tidak bersambut, mereka tidak bersedia mendiskusikan hal tersebut dengan alasan bahwa buku tersebut tidak mungkin keliru, karena: 1) Penulisnya adalah seorang ekonom dengan reputasi besar karena telah menghasilkan buku- buku terkenal lainnya seperti Ekonomi Makro, dan Ekonomi Pembangunan yang telah diguna- kan secara luas di berbagai perguruan tinggi baik swasta maupun perguruan tinggi negeri ternama, dan 2) Buku tersebut telah diterbitkan dalam beberapa kali cetak, hal ini merupakan bukti pengakuan khalayak ilmiah―khususnya

BISAKAH PINTAR JIKA SUMBER BELAJAR TIDAK BENARekp.fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/20.-Gatot-Sujono.pdf · study were 12 of the 14 analized books (8 5.71%) that were not sufficient

  • Upload
    vonhi

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan ISSN 2407-4268

Alamat Korespondensia:Gatot Sujono, STIE Malangkuçeçwara MalangE-mail: [email protected]

BISAKAH PINTARJIKA SUMBER BELAJAR TIDAK BENAR

GATOT SUJONO

ABSTRACTTextbook is one of the sources of learning so that it should not be wrong,especially from the aspect of the concept and theory. This study aims to analyzethe truth of the concept and theory as well as the adequacy of coverage of thesubject matters of microeconomics books written by Indonesian economists.Method used in this study is content analysis to the 14 microeconomics bookswritten by the lectures of various universities in Indonesia. The findings of thisstudy were 12 of the 14 analized books (85.71%) that were not sufficient incoverage of the microeconomics subject matters and also all of 14 books (100%)contained some error in microeconomics concepts and theories.

Key words: text book, content analysis, subject matters, concept and theory.

LATAR BELAKANG

Pada tahun 2003, peneliti telahmenemukan beberapa kekeliruanmendasar─bukan sekedar redak-sional─pada buku PengantarEkonomi Mikro dan kesalahan initelah diakui oleh penulisnya, SadonoSukirno, setelah melalui serangkaianproses diskusi per surat maupun tatapmuka langsung. Sebagai contohadalah analisis diskriminasi hargayang dilakukan oleh perusahaanmonopoli sebagaimana dijelaskanpada halaman 276-278. Sang penulisdengan menggunakan grafik sepertiGambar 1 menyatakan bahwa jum-lah keuntungan yang diperoleh peru-sahaan monopoli adalah CdePd (dipasar dalam negeri) ditambah denganCabPw (di pasar luar negeri). Sudahbarang tentu, penjelasan ini tidaklahbenar karena keuntungan per unitadalah harga (P) bukanlah dikurangidengan ongkos marjinal (MC=OC)akan tetapi dikurangi dengan ongkosrata-rata (average cost) = OCsebagaimana dilukiskan Gambar 2.Sebenarnya, Gambar 2 ini meru-pakan Gambar 1 yang direvisi,

sehingga dapat menunjukkan besar-nya ongkos rata-rata (average cost)yaitu OA. Dengan demikian, jumlahkeuntungan yang diperoleh perusa-haan monopoli adalah AfePd (dipasar dalam negeri) ditambah denganAgbPw (di pasar luar negeri). Keke-liruan ini segera peneliti sampaikankepada rekan sejawat, sesama dosenpengampu mata-kuliah EkonomiMikro untuk didiskusikan bersama.Namun, gayung ternyata tidakbersambut, mereka tidak bersediamendiskusikan hal tersebut denganalasan bahwa buku tersebut tidakmungkin keliru, karena:1) Penulisnya adalah seorang

ekonom dengan reputasi besarkarena telah menghasilkan buku-buku terkenal lainnya sepertiEkonomi Makro, dan EkonomiPembangunan yang telah diguna-kan secara luas di berbagaiperguruan tinggi baik swastamaupun perguruan tinggi negeriternama, dan

2) Buku tersebut telah diterbitkandalam beberapa kali cetak, hal inimerupakan bukti pengakuankhalayak ilmiah―khususnya

224 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

mereka yang meminati ilmuekonomi mikro―atas kualitasbuku tersebut.

Memang benar, buku mikroyang digunakan sebagai referensiutama pada berbagai perguruantinggi ini merupakan edisi kedua,cetakan ke-16 tahun 2001 diterbitkanoleh PT RajaGrafindo PersadaJakarta. Artinya, buku teks yangkeliru ini telah digunakan selamabertahun-tahun oleh kalangan luas,sehingga dapat dibayangkanbagaimana dampaknya terhadap stateof arts para pembacanya. Apalagijika kemudian buku-buku yangkeliru ini dijadikan sebagai bahanrujukan bagi penulisan bahan ajar,maka dipastikan kekeliruan ini akanmeluas bersifat eskalatif berefekganda (multiplier effect). Sebagaiilmuwan-pendidik, kita semuaseharusnya tidak boleh melakukanpembiaran terdahap realitas ini,justru kita harus bertanggung jawabuntuk melakukan tindakan korektifpro-aktif. Oleh karena itu, penelititelah menyampaikan masukankepada penulis bersangkutan danakhirnya buku tersebut direvisisebagaimana mestinya denganditerbitkannya edisi revisi. Hal inilahmeneguhkan hati peneliti bahwasemua buku teks adalah tidak selalubenar sehingga kemudian harusditerima begitu saja. Artinya,kekeliruan ini tidak boleh difahamidan diyakini sebagai suatu kebenaranyang harus diterima dan kemudiandipraktekkan oleh para pembacanya,baik para peserta didik apalagi parapengajarnya. Dengan demikian, jikatidak segera diperbaiki olehpenulisnya, maka persoalannya akanmenjadi berlarut-larut,berkepanjangan dan menjadi meluasdengan efek bola-salju (snowballingeffect), yakni semakin banyak saja

orang-orang yang menyerap hal-halyang sebenarnya keliru tersebut.

RUMUSAN MASALAH

Selama ini, buku-buku teks bagipendidikan tinggi yang tersedia dipasar dan digunakan oleh masing-masing perguruan tinggi tidak adakeharusan mendapatkan rekomendasidari BSNP. Akibatnya, banyak buku-buku teks bagi satuan pendidikantinggi diduga tidak layak dilihat darikomponen isi (content) maupunkomponen lainnya, misalkan kecuku-pan cakupannya (subject matters).Sebagai bukti sementara adalah bukuPengantar Ekonomi Mikro karanganSadono Sukirno, edisi kedua, cetakankeenambelas, tahun 2001. Berdasar-kan realita tersebut di atas, makatimbul suatu pertanyaan dalampenelitian ini (a research question) :Apakah buku-buku teks ekonomiyang disusun oleh para penulisIndonesia layak dilihat dari aspekteori/konsep dan kecukupan cakupan(subject matters)?

PRODUK DAN KEGUNAANPENELITIAN

Pertama, temuan ini diharapkansebagai dasar pengambilan langkahperbaikan terhadap buku ajarekonomi mikro, dalam rangkamenghindari dampak buruk yangberkepanjangan terus menerussehingga akan menjadikan lulusanberbekal pemahaman yang keliru.Sudah barang tentu, kelak dikemudian hari, mereka akan menjadipembuat keputusan keekonomianyang sesat karena dengan dasarpemikiran yang tidak benar. Kedua,hasil penelitian ini berupa dokumenrekomendasi yang akan disampaikankepada pemerintah, khususnya

Bisakah Pintar… | 225

ISSN 2407-4268

Kementerian Pendidikan Tinggi danRiset sebagai lembaga yang memilikiotoritas dan tanggung jawab atas halikhwal pendidikan, termasukbagaimana menyediakan bahan ajaryang benar. Diharapkan, bahwakemudian pemerintah melakukanlangkah-langkah yang tepat antaralain membentuk semacam satuantugas atau kelompok kerja ataubahkan suatu badan yang bertugasmenilai semua buku-buku teks untukperguruan tinggi yang ada danterhadap calon buku teks sebelumditerbitkan.

ASUMSI DAN KETERBATASANPertama, buku-buku yang dipilihsebagai obyek penelitian ini adalahterbatas pada buku ekonomi mikroyang tersedia di toko buku Gramediadan Togamas berlokasi di Malang,dan Gunung Agung di Jakarta sertakoleksi pribadi. Sebagian besar bukuekonomi mikro karangan penulisIndonesia yang dipilih sebagai obyekpenelitian ini adalah buku yang telahmengalami cetak ulang, bahkan adayang sampai cetakan kedua puluhempat, yakni Ekonomi Mikro olehBoediono terbitan BPFE, Yogya-karta. Dengan asumsi bahwa buku-buku yang mengalami cetak ulangmerupakan buku laris dibeli dandimiliki orang banyak, maka

sesungguhnya buku-buku terpilihtersebut merupakan buku yang telahbanyak dibaca sebagai referensi olehmasyarakat luas, bukan kalanganterbatas saja. Kedua, secara umum,buku teks yang layak adalah bilamemenuhi kriteria : (a) kelayakan isi,(b) kelayakan komponen keba-hasaannya, (c) kelayakan kom-ponenpenyajiannya, yang berisi teknikpenyajian, pendukung penyajianmateri, penyajiannya mendukungpembelajaran, (d) kelayakan syaratkegrafikaan. Sebagai a single-researcher, peneliti mempunyaiketerbatasan kompetensi yaitubukanlah ahli bahasa, tidak fahamkegrafikaan, dan tidak pula memilikipengetahuan teknis tentang teknologipembelajaran, sehingga penelitiankelayakan buku ekonomi mikro initerbatas pada aspek kelayakan isinyadan kecukupan cakupan (subjectmatters) semata. Namun demikian,penelitian ini masih tetap memilikinilai tinggi karena sesungguhnyabaik-buruknya sebuah buku tidakdilihat dari tampilannya akan tetapiisinya. Bukankah ada jargon “don’tjudge the book by its cover”. Bahkan,pihak BSNP (2006:18) menempatkanranking hirarkis “aspek kelayakanisi” pada posisi utama/pertama.

226 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

Gambar 1: Diskriminasi Harga Versi Sadono Sukirno

H a rg a d an O ng kosH arg a d an On gko s

Ju mla h bara ng( i) P asa r da lam n eg er i

J um lah b aran g(ii) P asar lu ar n eg er i

Ju m lah b aran g( ii i) K ese imb an g an m on op oli

H argaD a n

On gko s

Pd

C

e

d

D d

M R d0Q d

Pw b

Qw

M C

0

C Dw

M R w

a

C

0Qd+ w

M R d+ w

D d + w

A C

G am ba r 1

Harga da n Ong ko sHarg a dan Ongkos

Ju mlah barang(i) Pasar d alam n egeri

Jum lah ba ran g(ii) Pasar lu ar n eg eri

Jum lah barang(iii) Keseimba ngan mon opoli

HargaDan

On gkos

Pd

C

e

dDd

M Rd0Qd

Pw b

Qw

M C

0

C Dw

M Rw

a

C

0Qd +w

MRd+w

Dd +w

AC

A

fAA g

Gamb ar 2

Gambar 2: Diskriminasi Harga Versi Sadono Sukirno

Bisakah Pintar… | 227

ISSN 2407-4268

KAJIAN PUSTAKA

Buku AjarKamus Besar Bahasa Indo-

nesia menyebutkan buku ajar sebagaibuku teks (text book). Buku ajarmemuat pengetahuan dasar dalambidang tertentu dan digunakan untukmenyertai siswa mempelajari bidangtersebut. Kata ”menyertai” di sinidapat berarti bahwa buku itudimaksudkan oleh penulisnya untukdibaca oleh siswa sebelum mengikutikegiatan belajar/kuliah, sesudah ataupada waktu kuliah berlangsung.Sebagai bekal pengetahuan dasar,terutama bagi tingkat awal, buku ajarhanya memuat teori yang sudahmapan, bukan teori yang masihdalam pengembangan (Sakri,2004:3). Sementara itu, dalamPeraturan Menteri Pendidikan Nasio-nal Nomor 11 Tahun 2005 ten-tangBuku Teks Pelajaran, Pasal 1dinyatakan bahwa ”buku tekspelajaran adalah buku acuan wajibuntuk digunakan di sekolah yangmemuat materi pembelajaran dalamrangka peningkatan keimanan danketakwaan, budi pekerti dan kepriba-dian, kemampuan penguasaan ilmupengetahuan dan teknologi, kepe-kaan dan kemampuan estetis, potensifisik dan kesehatan yang disusunberdasarkan standar nasional pendi-dikan” Sedangkan, Nogova et.al(2008:334) mengatakan bahwa : “ ..quality textbooks not only serve asthe main source of knowledge, theyalso need to help in developing thestudent’s personality, in respectinghis/her individual skills, stimulatinginterest in learning, and insupporting interactivity.

Apabila dilihat dari aspektujuan dan wujud fisiknya, Kemen-terian Kanada (2006:6) mendefi-nisikan buku ajar sebagai beri-

kut:.....textbook is defined as acomprehensive learning source thatis in print or electronic form, or thatconsists of any combination of print,electronic, and non-print materialscollectively designed to support asubstantial portion of the curriculumexpectations for a specific grade andsubject in elementary school or for acourse in secondary scholl, or asubstantial portion of the expec-tations for a learning area ...... Sucha resource is intended for use by anentire class or group of students.

Dari pernyataan tersebut diatas, disimpulkan bahwa buku ajartidak hanya sebagai sumber utamailmu pengetahuan, akan tetapi jugamembantu membangun danmengembangkan personalitas pesertadidik dan merangsang hasrat belajarserta berinteraksi dengan ling-kungannya.

Kriteria Bahan Ajar Yang BaikDalam Naskah Akademik

Instrumen Penilaian Buku TeksPelajaran Pendidikan Dasar danMenengah yang disusun oleh BadanStandar Nasional Pendidikan(2006:15) dinyatakan bahwa bukuteks pelajaran yang baik adalah: (1)minimal mengacu pada sasaran yangakan dicapai peserta didik, dalam halini adalah standar kompetensi (SK)dan kompetensi dasar (KD)....sebuahbuku teks pelajaran harus memper-hatikan komponen kelayakan isi, (2)...sebuah buku teks pelajaran harusmemperhatikan komponen kebahasa-annya, (3) ...sebuah buku tekspelajaran harus memperhatikankomponen penyajian, yang berisiteknik penyajian, pendukung penya-jian materi, penyajiannya men-dukung pembelajaran, dan (4) ...bukuteks pelajaran harus memenuhisyarat kegrafikaan

228 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

Penelitian Sejenis TerdahuluMelalui berbagai penulusuran didunia maya, sejauh ini belum dite-mukan penelitian bersifat análisis isi(content analysis) terhadap kela-yakan buku ajar, khususnya bukuekonomi yang disusun oleh parapenulis Indonesia. Sementara itu, diluar negeri, penelitian sejenis telahbanyak dilakukan akademisi, baikdalam bentuk jurnal ilmiah maupundisertasi. Yoram Bauman, penelitimasalah lingkungan pada Universityof Washington, melakukan análisisisi (content analysis) terhadap 16buku teks ekonomi paling populer diAmerika Serikat dengan meng-gunakan kriteria ukuran (yard-stick)pada cakupan dan kedalamanbahasan serta kekinian persoalan.Penelitian ini difokuskan padaseberapa besar perhatian buku tekstersebut terhadap persoalan peru-bahan iklim (climate change).Hasilnya, dari 16 buku teks tersebut,hanya 4 buku yang diapresiasi sangatbaik dalam membahas persoalanperubahan iklim dan diberikan nilaiA, sedangkan 7 buku dikatagorikanhanya diberi predikat cukup dengannilai antara C dan B, adapun sisanyayakni 5 buku dianggap buruksehingga diberi nilai antara C-sampai dengan F (Bauman, 2010)

Hal menarik lainnya adalahdisertasi yang diajukan oleh LeanneMarie Smith sebagai salah satupersyaratan memperoleh gelarDoctor of Philosophy in Economicsdari Massey University, PalmerstonNorth, New Zealand, dengan judul“A Study of Paul A. Samuelson’sEconomics: Making EconomicsAccessible to Students” Dari judulini, jelas kiranya disertasi tersebutmerupakan penelitian dengan pende-katan análisis isi (content analysis)terhadap hanya “sebuah” buku teks

pengantar ekonomi yang ditulis olehseorang tokoh pemikir ekonomidunia. Sebagai penuntun, dalampenelitian dirumuskan pertanyaanpenelitian (research question) : apa-kah buku teks Economics telahmengalami evolusi ketika lingkungandunia telah mengalami perubahan?Hasil penelitian ini menyimpulkan:(a) dalam penulisan buku tersebut,Samuelson mempunyai pendekatanyang sangat berorientasi padamahasiswa, (b) para pembacaEconomics akan memahami konsepekonomi melalui contoh yangrelevan, (c) tokoh masyarakat ter-kenal dan kejadian istemewadigunakan Samuelson untuk mengi-lustrasikan teori ekonomi dan ideekonomi masa kini, (d) dalamEconomics, Samuelson menge-mukakan prinsip-prinsip dari arus-utama (mainstream) pemikiranekonomi, (e) Samuelson dalamEconomics juga menggambarkanlanskap sosial, psikologis, politis,dan historis, (f) Samuelson memberi-kan penjelasan kepada para profesio-nal non ekonom (mahasiswa,pebisnis, politisi dan sebagainya)tentang prinsip-prinsip ekonomidalam bentuk ulasan yang relevanbagi mereka, dan berkaitan denganisu kunci dan dihadapi oleh dunia,dan (g) buku teks pengantarekonomi, Economics, tidak statisakan tetapi senantiasa berkembangsepanjang waktu. Artinya, kemam-puan buku Economics berevolusiadalah kunci baginya untuk tetapbertahan (Smith, 2000)

Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwapenelitian terhadap beberapa bukuteks, bahkan hanya sebuah buku sajatelah dilakukan oleh para akademisidi luar negeri, baik dalam bentukjurnal maupun disertasi. Analisis isi

Bisakah Pintar… | 229

ISSN 2407-4268

bukan sekedar aspek redaksionalakan tetapi lebih daripada itu, yaknidilihat dari perspektif ide, filosofi,kecukupan cakupan, visi, kedalamandan keluasan materi, serta kekinianisu dan pembahasan tentang carapemecahannya.

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan reviewterhadap buku-buku teks, penelitianini menggunakan pendekatananalisis isi (content analysis).Menurut Krippendorff (2004 :18)yang dimaksud dengan analisis isi(content analysis) adalah sebuahteknik riset untuk membuatpenarikan simpulan yang valid danmereplikasikan data sesuai dengankonteknya. Sementara itu, pengertianlainnya: analisis isi merupakansebuah teknik riset deskripsikuantitatif yang obyektif dansistematik dari bentuk isi komu-nikasi yang digunakan dalam bidangpsikologi, antropologi, sejarah,politik, literatur dan linguistik(Berelson, 2004).

Selanjutnya, Krippendorff(2004:340) mengatakan bahwa ada 3hal yang melatarbelakangi proyekriset analisis isi (content analysisresearch project) adalah: text-drivenanalysis, problem-driven analysis,dan method driven analysis. Text-driven analysis mengacu padamotivasi peneliti untuk mengeksplorteks yang secara alami isinya men-janjikan sesuatu hal yang menarikbila dilakukan investigasi, misalkankemungkinan adanya kekeliruankonsep dalam teks tersebut. Jenisteks antara lain berupa: buku, suratpribadi, koleksi rekaman interview,catatan harian tokoh terkenal,kompilasi buku komik, transkrip per-cakapan, koleksi makalah, publikasi

(koran, tabloit, majalah, jurnal, danfilm), pidato, laporan perusahaan,bahkan buku telepon. Creswell et.al(2007:12) berpendapat bahwaanalisis isi (content analysis) dikata-gorikan sebagai metode risetcampuran (mixed methods research).Lebih lanjut yang bersangkutanmengatakan bahwa : ...consider astudy in which only one type of datais collected but both types of dataanalysis are used. For example, aresearcher would collect onlyqualitative data but would analyzethe data both qualitatively(developing themes) andquantitatively (counting words ofrating responses on predeterminedscales).

Dari penjelasan tersebut diatas, disimpulkan bahwa meskipundata yang diperlukan dalam sebuahpenelitian bersifat kualitatif, namundalam analisis isi (content analysis)data tersebut ditransformasikandalam data kuantitatif untuk keper-luan penarikan simpulan dalamrangka menjawab pertanyaan riset(research question) maupunpembuktian hipotesis. Dengan demi-kian, analisis isi (content analysis)merupakan metode riset campuran(mixed methods research) sebagai-mana diperkuat oleh pernyataanCreswell, et.al (2007:13). Dalampenelitian ini dilakukan komputasifrekuensi atau kuantitas temuankasus yang digunakan untuk men-dukung hasil penelitian sebagaijawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian (researchquestions).

Lokasi Penelitian dan SampelPenelitian berupa review

buku tidak berfokus pada lokustertentu, sehingga tidak terbatas olehruang. Dengan kata lain, pemilihan

230 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

sampel penelitian adalah bersifataccidental sampling, yakni membelibuku Ekonomi Mikro apapun yangtersedia di toko-toko buku. Namundemikian, jangkauan penelitianadalah terbatas pada 14 (empat belas)buku teks ekonomi mikro yangdisusun oleh penulis dalam negeridari berbagai perguruan tinggi.Buku-buku tersebut diperoleh dariperpustakaan kampus dan toko-tokobuku berskala nasional, yaitu : tokobuku Gramedia, toko Toga Mas,Toko buku Dian Ilmu, danUniversitas Brawijaya Book storeMalang, Universitas MuhammadiyahMalang Book Store, Gunung AgungJakarta, juga koleksi pribadi maupunpinjaman dari pihak lain.

Tahap PenelitianSebagaimana telah diketahui

bahwa secara umum jenjangpendekatan analisis isi (contentanalysis) meliputi: tahappenerjemahan (translation), pemro-yeksian (projection), penginte-grasian (integration) dan tahapfungsi pusat pembuatan keputusan(the central decesion-makingfunctions) (North et.al,1963:7).Sementara itu, Philipp Mayringberpendapat (2000) bahwa analisisisi (content analysis) untuk katagorideduktif meliputi tahapan: (a)perumusan pertanyaan penelitian(research questions), (b) pende-finisian aspek analisis, katagoriutama dan sub-katagori berdasarkanteori yang ada, (c) memformulasikanaspek analisis berdasarkan teori yangada, (d) revisi terhadap katagori danagenda pengkodefikasian sebagaidasar penentuan reliabilitas formasi-nya yang bisa digunakan untukmenjawab pertanyaan penelitian(research question), dan (f) kegiatanpenelusuran naskah final sebagai

dasar penentuan akhir terhadapreliabilitasnya dan dilanjutkandengan interpretasi hasil penelitanmelalui pengamatan terhadap fre-kuensi temuan. Hal ini digunakanuntuk menjawab pertanyaan pene-litian (research question).

Secara operasional, tahapananalisis penelitian terhadap buku teksmeliputi:1. Pengumpulan buku-buku teks

yang disusun para ekonom dalamnegeri dari perpustakaan dantoko-toko buku, atau pinjamandari pihak lain;

2. Pengkajian terhadap kebenaranteori dan konsep serta kecukupancakupan (subject matters) buku-buku teks yang menjadi obyekpenelitian adalah dengan merujukpada beberapa text-books asingberaliran neo-klasik (neo-classicalmicroeconomics text-books).

3. Melakukan kodefikasi dalamrangka pengelompokan hasiltemuan yang sejenis, sebagaibahan penyajian data statistikuntuk keperluan penarikan sim-pulan umum.

4. Penarikan simpulan khusus danumum sebagai hasil temuan utamapenelitian yang merupakan reko-mendasi untuk diberikan kepadapara penulis buku teksbersangkutan melalui penerbitnya

PEMBAHASAN

Obyek PenelitianSebagaimana telah dikemukakanbahwa pemilihan buku-ajar dila-kukan dengan accidental samplingyakni dengan cara membeli buku-buku ekonomi mikro apa saja yangtersedia pada toko buku Toga Mas diMalang, Gramedia Bookstore diMalang, dan Gunung AgungBookstore di Jakarta yang memiliki

Bisakah Pintar… | 231

ISSN 2407-4268

beberapa cabang di berbagai wilayahIndonesia, serta koleksi pribadi, baikpenulis sendiri maupun pihak lain.Buku-buku tersebut dibeli ataudiperoleh selama tahun 2009 sampaidengan 2013. Sementara itu, parapenulis buku ajar tersebut berasaldari berbagai perguruan tinggi baiknegeri maupun swasta. Sebanyak 4penulis sebagai pengajar padaUniversitas Gajah Mada Yogyakarta,1 penulis sebagai pengajar padaUniversitas Indonesia Jakarta, 1penulis sebagai pengajar UniversitasAirlangga Surabaya, 1 penulissebagai pengajar pada UniversitasNegeri Solo, 1 penulis sebagaipengajar pada Universitas IslamSultan Agung Semarang, 1 penulissebagai pengajar pada UniversitasKristen Maranatha Bandung, 1penulis sebagai pengajar pada STIEYKPN Yogyakarta, 1 penulis sebagaipengajar pada Universita IslamNegeri Malang, 1 penulis sebagaipengajar pada STKIP PGRIJombang, dan 1 penulis sebagaipengajar pada Universitas Muham-madiyah Malang.

Sebagian besar, yakni 11buku (86%) yang diteliti diterbitkanpertama kali lebih dari lima tahunyang lalu (pada tahun 2007 dansebelumnya), hanya 2 buku yangditerbitkan kurang dari 5 tahun yanglalu (setelah tahun 2007). Bahkan,sebanyak 8 buku (57%) yangditerbitkan pertama kali lebih dari 10tahun yang lalu. Buku-buku tersebutmasih di jual di toko-toko bukuternama (Gramedia, Toga Mas, danGunung Agung) sampai dengansekarang (paling tidak pada tahun2010). Hal ini dapat disimpulkanbahwa buku tersebut masih diminatimasyarakat luas. Dengan kata lain,telah banyak pelajar dan mahasiswajuga para pengajar serta tidak

tertutup kemungkinan masyarakatumum yang memiliki―sudahbarang tentu membaca dan mem-pelajari serta memahami― bukutersebut.

Hasil Penilaian Kelayakan BukuSebenarnya, ada 3 aspek utamadalam menentukan kelayakan bukuajar, yaitu: (a) kebenaran konsep atauteori, (b) kecukupan cakupan materi(subject matters), dan (c) keba-hasaan. Sementara itu, sebagai aspekpendukung adalah (a) contoh soaldan jawaban, (b) soal, (c) glosarium,(d) daftar indeks, (e) daftar pustaka,(f) gambar/ilustrasi, (g) kegrafikaan,dan (h) cover buku. Sebagaimanatelah dikemukakan sebelumnyabahwa dalam analisis kelayakanbuku-ajar dalam penelitian inimembatasi pada 2 aspek utama yaitu(a) kebenaran konsep dan teori dan(b) kecukupan cakupan materi saja,tidak mempertimbangkan aspeklainnya. Dalam penelitian ini yangdimaksud dengan kebenaran konsepdan teori adalah berdasarkan padakonsep dan teori pemikiran EkonomiMikro Neo-klasik. Oleh karena itu,sebagai bahan rujukan adalah buku-buku ajar Ekonomi mikro beraliranneo-klasik (neo-classical micro-economics text books) yang ditulisoleh para ekonom Neo-klasikbereputasi internasional, antara lainPaul A Samuelson & William DNordhaus, Dominick Salvatore, N.Gregory Mankiw, Walter Nicholson& Christoper Snyder, JonathanGruber, Edwin Mansfield dansebagainya. Artinya, suatupernyataan dalam buku ekonomimikro dikatagorikan salah konsep/teori jika tidak sesuai denganpernyataan yang tertulis dalam buku-buku ajar ekonomi mikro beraliran

232 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

neo-klasik asing (neo-classicalmicroeconomics text-books) tersebut.

Sementara itu, yangdimaksud dengan kecukupancakupan (subject matters) bagisebuah buku ekonomi mikro adalahapabila topik bahasannya palingtidak meliputi: (1) Dasar-dasar Pemi-kiran Ekonomi, (2) Teori Permintaandan Penawaran, (3) Elastisitas, (4)Perilaku Konsumen terdiri dariPendekatan Kardinal dan Ordinal, (5)Perilaku Produsen terdiri dari TeoriOngkos Produksi dan TeoriProduksi, (6) Pasar Output terdiridari Pasar Persaingan Sempurna,Monopoli, Monopolistik, dan Oligo-poli, (7) Pasar Faktor Produksi, dan(8) Ekonomi Kesejahteraan atauKeseimbangan Umum.

Dengan demikian, jikasebuah buku memuat seluruh topik

tersebut maka cakupan buku tersebutdikatagorikan lengkap. Sebaliknya,jika sebuah buku tidak membahassatu atau lebih dari topik-topiktersebut, maka buku inidikatagorikan tidak cukup caku-pannya. Sebagai contoh bukuEkonomi Mikro (Agus Prianto)dikatagorikan tidak cukup caku-pannya karena tidak memuat topikPasar Faktor Produksi dan EkonomiKesejahteraan. Sebaliknya, bukuEkonomi Mikro yang disusun olehMasyhuri dikatagorikan sebagaibuku yang lengkap cakupannya,namun demikian bukan berartibahwa buku ini lebih baik dari aspekkebenaran konsep dan teorinyadibandingkan dengan EkonomiMikro (Agus Prianto). Hasilpenelitian ini sebagaimana terang-kum dalam Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1: Frekuensi Kesalahan Aspek Kebenaran Konsep/Teori danKecukupan Cakupan Materi

No Judul dan PengarangSalah

Konsep/Teori(kasus)

Ketidakcukupan Materi

1 EKONOMI MIKROAgus Prianto, Dr, MPd

22 1. Pasar Faktor Produksi2. Ekonomi Kesejahteraan

2 EKONOMI MIKROBoediono, DR

4 1. Ekonomi Kesejahteraan

3 EKONOMI MIKRO, Buku 1Ari Sudarman, Dr, M.Ec

11

4 EKONOMI MIKRO, Buku 2Ari Sudarman, Dr, M.Ec

9 1. Ekonomi Kesejahteraan

5 EKONOMIKAMIKROFaried Wijaya M, Dr, M.A

18 1. Ekonomi Kesejahteraan

6 EKONOMI MIKROIda Nuraini, SE, M.Si

28 1. Pasar Faktor Produksi2. Ekonomi Kesejahteraan

7 EKONOMI MIKROMasyhuri, Dr.

119 Lengkap

8 TEORI EKONOMI MIKROPrathama Rahardja, Dr. Dkk

17 Lengkap

9 EKONOMI MIKROSoediyono Reksoprayitno, Dr

17 1. Pasar Faktor Produksi2. Ekonomi Kesejahteraan

10 MIKRO EKONOMISoeharno, TS, Dr. SU

35 1. Ekonomi Kesejahteraan

Bisakah Pintar… | 233

ISSN 2407-4268

11 TEORI EKONOMISuherman Rosyidi, Dr

16 1. Perilaku Konsumen2. Pasar Monopolistik3. Pasar Faktor Produksi

12 EKONOMI MIKROSuryawati, Dra. M.Si

25 1. Pasar Faktor Produksi2. Ekonomi Kesejahteraan

13 EKONOMI MIKROTrenggonowati, Dr.SE, M.S

15 1. Pasar Output2. Pasar Faktor Produksi3. Ekonomi Kesejahteraan

14 EKONOMI MIKROWilson Bangun, Dr.S.E.M.Si.

33 1. Pasar Faktor Produksi2. Ekonomi Kesejahteraan

Jumlah rata-rata per buku 369:14=26

Pertama, dari 14 buku yang diteliti,hanya 2 buku yang dikatagorikanlengkap cakupannya karena memuatseluruh topik bahasan : (a) Dasar-dasar Pemikiran Ekonomi, (b) TeoriPermintaan dan Penawaran, (c)Elastisitas, (d) Perilaku Konsumenterdiri dari Pendekatan Kardinal danOrdinal, (e) Perilaku Produsen terdiridari Teori Ongkos Produksi danTeori Produksi, (f) Pasar Outputterdiri dari Pasar PersainganSempurna, Monopoli, Monopolistik,dan Oligopoli, (g) Pasar FaktorProduksi, dan (h) EkonomiKesejahteraan atau KeseimbanganUmum. Sementara itu, sisanya, yakni12 buku (85,71%) dikatagorikantidak cukup cakupannya (subjectmatters) dengan penjelasan sebagai-mana nampak pada Tabel 1 di atas.

Kedua, hal lain yang pentingdalam penentuan kelayakan bukuajar adalah kebenaran konsep atauteori yang tertulis dalam bukubersangkutan. Sebagaimana telahdikemukakan bahwa sebagai alatukur (yard-stick) terhadap kelayakanbuku adalah mengacu pada konsepdan teori yang tertuang dalam text-book yang disusun oleh para ekonomNeo-klasik terkenal di tingkatinternasional. Dalam melakukanbenchmarking, peneliti tidak menco-cokan setiap apa yang tertulis dalam

buku ajar yang diteli dengan apayang ada di text-book asing tersebut.

Namun demikian, perlukiranya dimaklumi bahwa jumlahkasus kesalahan konsep dan teoribukanlah sebagai indikator yangdapat digunakan untuk memban-dingkan atau menilai apakah suatubuku ajar lebih layak daripada bukuajar lainnya. Sebagai contoh bukuEkonomi Mikro yang disusun olehTrenggonowati ditemukan 15 kasuskesalahan konsep dan teori tidak bisadikatakan lebih layak dibandingkandengan buku Ekonomikamikro yangdisusun oleh Faried Wijaya Mdengan temuan yang lebih banyak,yakni 18 kasus. Mengapa demikian?Karena buku yang disusunTrenggonowati sangat tidak cukupcakupannya (subject matters) karenatidak membahas tentang PasarOutput, Pasar Faktor Produksi, danEkonomi Kesejahteraan, sementaraFaried Wijaya M, hanya tidakmembahas tentang EkonomiKesejahteraan saja. Di sisi lain, bukuekonomi mikro yang disusun FariedWijaya M membahas lebih kompre-hensif dibandingkan dengan bukuTrenggonowati. Hal ini, secarasederhana, diindikasikan olehbanyaknya halaman buku FariedWijaya M (420 halaman)dibandingkan jumlah halaman bukuTrenggonowati yang hanya 125

234 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

halaman. Artinya, jumlah halamanyang lebih banyak mengindikasikanbahwa buku Faried Wijaya Mmengelaborasi setiap topik lebihmendalam dan komprehensifsehingga menjadi lebih jelas bagipara pembacanya.

Ketiga, diketemukan tabeldengan angka-angka yang samapersis antara buku Ekonomi mikroyang di susun oleh Soeharno denganbuku Ekonomi Mikro disusun olehIda Nuraini. Demikian pula, bukuEkonomi Mikro disusun olehTrenggonowati banyak memuat datadan gambar yang persis sama denganbuku Ekonomi Mikro yang disusunoleh Soediyono Reksoprayitno danbuku Microeconomic yang disusunoleh Dominick Salvatore. Hal ini adakecenderungan telah terjadi prosesplagiarism yang sudah barang tentudikatagorikan sebagai suatu pelang-garan atas hak patent pihak lain.

Keempat, di sampingfenomena sebagaimana diuraikan diatas, ternyata ada temuan yangseharusnya tidak boleh ada padabuku-buku ajar (text books). Temuantersebut adalah kesalahan konsep danaplikasinya―terutama pendekatanmatematis―sehingga mengakibatkankesalaham pemecahan atau penye-lesaian contoh-contoh soal danproblematika. Fenomena ini terjadipada buku Ekonomi Mikro yangdisusun oleh Masyhuri.

Berdasarkan hasil temuantersebut di atas bahwa (a) 85,71%buku yang diteliti dikatagorikantidak cukup cakupannya (subjectmatters), dan (b) seluruh buku yangditeliti (100%) ditemukan kasuskesalahan konsep dan teori, makahal ini telah menjawab researchquestion: apakah buku-buku teksmikro yang disusun oleh parapenulis Indonesia layak dilihat aspek

konsep, teori, dan kecukupancakupan? .

SIMPULANBerbeda dengan buku cerita,

novel, atau tulisan populer, sebuahbuku ilmiah haruslah benar terutamakonsep/teori, hukum, rumus,persamaan matematis, maupunasumsi yang dibuat agar tidakmenyesatkan dan menghasilkanproduk yang keliru apabila diaplikasidalam dunia nyata. Namun realitanyatidak demikian, sebanyak 14 bukuajar ekonomi mikro beraliran neo-klasik yang disusun oleh penulisIndonesia ternyata tidak benar dalammenuliskan konsep/teori maupunkecukupan cakupannya (subjectmatters). Pengujian ketidak-benaranini dilakukan dengan menggunakanbenchmark buku teks asing ekonomimikro beraliran neo-klasik (neo-classical microeconomics text books)yang ditulis oleh ahli ekonomiternama dunia, antara lain N.GregoryMankiw, Dominick Salvatore,Walter Nicholson, Richard A. Bilas,Paul A. Samuelson, EdwinMansfield dan sebagainya. Semen-tara itu, buku-buku ekonomi mikroyang diteliti tersebut di atas ditulisoleh para dosen dari perguruan tinggipapan atas di Indonesia, antara lainUniversitas Airlangga, UniversitasNegeri Solo, Universitas GajahMada, Universitas Indonesia danbeberapa perguruan tinggi swastaternama. Oleh karena disusun olehpara pengajar dari perguruan tinggiternama, maka buku-buku ekonomimikro yang terdapat ketidak-benarankonsep/teori tersebut banyak diguna-kan kalangan luas. Sudah barangtentu hal ini sangat buruk bagi duniapendidikan ekonomi di Indonesia,apalagi telah berlangsung cukuplama. Hal ini diindikasikan oleh

Bisakah Pintar… | 235

ISSN 2407-4268

kenyataan bahwa dari 14 buku yangditeliti, sebagian besar (86%) ditulislebih dari 5 tahun yang lalu dan telahmengalami penerbitan ulang. Kon-disi ini sangat memprihatinkan bagidunia pendidikan ilmu ekonomi diIndonesia sehingga perlu segeramendapatkan penanganan serius olehpihak berkompeten, dalam hal iniKementerian Pendidikan Tinggi danRiset.

Di samping itu, hasil yangmemprihatinkan dalam penelitianadalah: dari 14 buku ekonomi mikroekonomi yang dianalisis ternyatasemuanya ditemukan kesalahankonsep & teori serta ketidak cukupancakupannya (subject matters), bukanhanya sekedar kekeliruan kebahasaanyaitu dari aspek gramatikal atauredaksional, atau aspek kegrafi-kaannya. Perlu kiranya dikatahuibahwa berdasarkan BSNP (2000:18)dinyatakan bahwa aspek konsep danteori merupakan unsur utama yangmenunjukkan kelayakan suatu buku.

Sudah barang tentu,kesalahan buku-ajar sebagai sumberpembelajaran akan berimplikasi padapemahaman yang keliru bagi parapeserta didik atau para pembacanyasehingga akan menyesatkan siapa-pun. Dampak buruk ini akan berlipatganda yang bersifat deret ukur,manakala materi yang salah inidisampaikan kepada peserta didikkemudian berlanjut diteruskankepada siapa saja.

SaranBerdasarkan simpulan tersebut diatas, berikut ini dikemukakanbeberapa saran, yaitu:1. Temuan ini diharapkan sebagai

dasar pengambilan langkahperbaikan terhadap buku ajarekonomi mikro, dalam rangkamenghindari dampak buruk

selanjutnya yang berkepanjanganterus menerus sehingga akanmenjadikan lulusan berbekalpemahaman yang keliru. ApalagiEkonomi Mikro merupakan dasaratau alat pemahaman bagibeberapa cabang ilmu ekonomilainnya, seperti EkonomiManajerial, Ekonomi Interna-sional, Ekonomi Makro, EkonomiPublik, Ekonomi Sumber-dayadan sebagainya.

2. Di samping itu, penelitian inimenghasilkan dokumen berisisaran & rekomendasi yang akandisampaikan kepada pemerintah,khususnya Kementerian Pendi-dikan Tinggi dan Riset sebagailembaga yang memiliki otoritasdan tanggung jawab atas halikhwal pendidikan, termasukbagaimana menyediakan bahanajar yang benar. Diharapkan,bahwa kemudian pemerintahmelakukan langkah-langkah yangtepat antara lain membentuksemacam satuan tugas ataukelompok kerja atau bahkan suatubadan yang bertugas menilaisemua buku-buku teks untukperguruan tinggi yang ada dancalon buku teks sebelumditerbitkan. Mengingat bahwaselama ini, Kementerian Pendi-dikan dan Kebudayaan hanyaterbatas melakukan penilaiankelayakan buku teks bagi jenjangpendidikan SLTA dan SLTPmelalui Badan Standar NasionalPendidikan (BSNP). Dalamrangka menghindari buku teksyang tidak layak digunakanasebagai sumber belajar, di bebe-rapa negara telah melakukanlangkah yang konkret. Sebagaigambaran: setiap negara bagian diAmerika Serikat telah membentukDewan Pendidikan (Board of

236 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

Education) yang memberikanmandat kepada DepartemenPendidikan (Department ofEducation) untuk menilai danmenseleksi buku-buku teks yanglayak digunakan sebagai sumberbelajar di lembaga pendidikan dinegara bagian bersangkutan,melalui sebuah Komite Evaluasi(Evaluation Committee). AnggotaKomite Evaluasi adalah dipilihdan direkrut oleh DepartemenPendidikan dengan proses seleksiyang ketat. Pemerintah Kanadajuga melakukan hal yang sama.Kementerian Pendidikan Kanadamembuat prosedur penilaian danmenetapkan buku teks yang layakdigunakan sebagai sumber belajardi sekolah, perpustakaan sekolah,perpustakaan umum dan pusatreferensi lainnya.

3. Kementerian Pendidikan Tinggidan Riset Republik Indonesiadisarankan untuk tetapmeneruskan program pelatihanpenulisan kepada para dosen/pengajar yang selama ini telahberjalan. Namun, materi pelatihantidak hanya difokuskan padateknik dan peraturan penulisandari aspek kebahasaan dankegrafikaan, akan tetapi tidakkalah pentingnya adalah dari sisiisinya (content of the book) danaspek kecukupan materibahasannya (subject matters of thebook). Dalam hal ini, setiapprogram pelatihan buku harusdisertakan mata-acara pendam-pingan oleh para ahli di bidang-nya masing-masing. Secarateknis, akan lebih memudahkanbila pelatihan penulisan bukudilakukan secara spesifik,misalkan: program pelatihanpenulisan buku ajar ekonomimikro dengan salah satu mata-

acaranya berupa pendampinganoleh ahli ekonomi mikro, programpelatihan penulisan buku ajarbiologi dengan mata-acara berupapendampingan oleh ahli biologidan sebagainya.

REKOMENDASI1. Agar segera dilakukan penelitian

dengan pendekatan analisis isi(content analysis) terhadap buku-buku teks ilmu ekonomi yang lainseperti Ekonomi Makro, EkonomiInternasional, Ekonomi Publik,Ekonomi Manajerial dan sebagai-nya. .

2. Keempat belas penulis danpenerbit buku-buku tersebut agarsegera melakukan penarikan bukuyang telah beredar untuk segeradilakukan revisi sebagaimanamestinya, terutama aspek konsepdan teori. Hal ini untukmenghindari semakin banyakpihak yang membaca, mem-pelajari dan memahami sesuatuyang keliru. Perlu diingat kembalibahwa aspek konsep dan teorimerupakan unsur utama dalammenentukan tingkat kelayakansebuah buku (BSNP, 2006:18)

3. Dalam rangka menghindarikekeliruan fundamental, makaperlu dibentuk auditor/assessor dibidang keilmuan―bukan dariaspek teknis kegrafikaan dankebahasaan―terhadap buku-bukuteks yang akan diterbitkan ataudisebarluaskan kepada masya-rakat.

DAFTAR PUSTAKA

Bauman, Yoram. 2010. GradingEconomics Textbooks onClimate Change. Seattle :Sightline Institute.(http://www.standupeconomis

Bisakah Pintar… | 237

ISSN 2407-4268

t.com/wpcontent/uploads/2010/12/Grading-Econ-Climate-2010.pdf13 )diakses ulangtanggal 20 Maret 2011

Case E. Karl et.al. 1999. Principlesof Economics. Upper SaddleRiver, New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Creswell, John W. et.al. 2007. MixedMethods Research. ThousandOaks, CA: Sage Publications,Inc

Frank, Robert H. 2008.Microeconomics andBehavior.Seventh Edition.Boston, MA: McGraw Hill.

Grinols L. Earl. 1994. Micro-economics. Boston, MA :Houghton Mifflin Company.

Gwartney D. James et.al. 1985.Essential of Economics.Orlando. Florida: AcademicPress Inc.

Hausman, Daniel M. 2008. ThePhilosophy of Economics, AnAnthology. New York:Cambridge University Press.

Hendersen M. James et.al. 1980.Microeconomics Theory. AMathematical Approach.New York : McGraw-HillBook Company.

Heyne Paul et.al. 2010. TheEconomic Way of Thinking.Upper Saddle River, NewJersey : Pearson Education,Inc.

Koutsoyiannis A. 1985. ModernMicroeconomics. LondonMacmillan Publishers Ltd.

Krippendorff Klaus. 1985. ContentAnalysis, An Introductory toIts Methodology. Beverly Hill: SAGE Publications Inc.

________________. 2004. ContentAnalysis, An Introduction toIts Methodology. Thousand

Oaks, CA :Sage Publications,Inc

Krugman R. Paul et.al. 1988.International Economics,Theory and Policy. Boston,MA :Scott, Foresman andCompany.

Mahanty K. Aroop. 1980.Intermediate Microeconomicswith Applications. New York:Academic Press, Inc.

Mansfield Edwin. 1988.Microeconomics,Theory/Applications. NewYork: W.W.Norton &Company.

Mankiw, N. Gregory. 2012.Principles ofMicroeconomics. Mason,OH,USA:South-WesternCengage Learning.

Mayring, Philipp. 2000. QualitativeContentAnalysis.Forum:QualitativeSocialResearch.2000.Volume 1,No.2. Art. 20

Nicholson Walter et.al. 2008.Microeconomic Theory, BasicPrinciples and Extensions.Mason, Ohio: Thomson-Southwestern.

North C. Robert, et.al. 1963. ContentAnalysis, A Handbook withApplication for The Study ofInternationalCrisis. Stanford:Northwestern UniversityPress.

Sakri Adjat. 2004. Diktat PenataranPenulisan Buku Ajar. Jakarta:Direktorat JenderalPendidikan Tinggi,Kementerian PendidikanNasional.

Salvatore,Dominick. 2006. Microeconomics. New York, NY,USA: McGraw-Hill h

238 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

Schotter, Andrew. 2009. Micreo-economics: A ModernApproach. Mason, OH, USA:South-Western CencageLearing.

Smith, Leanne Marie. 2000. A Studyof Paul A. Samuelson’sEconomics: MakingEconomics Accessible toStudents. Disertasi tidakditerbitkan.Palmerston North,New Zealand:MasseyUniversity.

(http://mro.massey.ac.nz/bitstream/handle/10179/2178/02_whole.pdf?sequence=1)diakses ulang tanggal 22Maret 2011

Stone, Gerald W. 2012. CoreMicroeconomics. New York,NY,USA: Worth Publisher

Tucker, Irvin B. 2011.Microeconomics for Today.Mason,OH, USA: South-Western Cengage Learning.

Bisakah Pintar… | 239

ISSN 2407-4268

LAMPIRAN :Contoh Sebagian Kasus Ketidakbenaran Konsep/Teori

Judul buku : Pengantar Ilmu Ekonomi EKONOMI MIKROPengarang : DR. BOEDIONOPenerbit : BPFE, YogyakartaTahun : 2008Edisi : KeduaCetakan : Ke dua puluh empat

Halaman 18-19Tertulis pernyataan:Bila harga barang X adalah OPX, maka pada tingkat konsumsi yang lebih rendahdari OX3, tingkat kepuasan total (total utility) konsumen belum mencapaimaksimum. Misalnya pada tingkat konsumsi OX1, maka setiap tambahanpembelian 1 (satu) unit X akan memberikan tambahan kepuasan (yang dinilaidengan uang) sebesar X1B sedangkan pengorbanan (berupa pembayaran harga)untuk 1 unit tersebut adalah hanya X1A (=OPX).Jadi ada tambahan kepuasan netto sebesar AB bila konsumen membeli lebihbanyak X. Oleh sebab itu masih menguntungkan baginya apabila ia menambahpembelian barang X ....... dan seterusnya.Konsumen akan mencapai kepuasan total yang maksimum pada tingkat konsumsi(pembelian) di mana pengorbanan untuk pembelian unit terakhir dari barangtersebut (yang tidak lain adalah harga unit terakhir tersebut) adalah sama dengankepuasan tambahan yang didapatkan dari unit terakhir tersebut.

Komentar/analisis:1. Pernyataan “..setiap tambahan pembelian 1 (satu) unit X akan memberikan

tambahan kepuasan (yang dinilai dengan uang) sebesar X1B ” di atas adalahtidak benar. Mengapa demikian? Jika kita membeli dan mengkonsumsi sampaipada tingkat OX1, maka hanya unit X terakhir atau hanya unit X yang ke X1

―bukan setiap tambahan pembelian 1 (satu) unit X― yang memberikan

240 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

tambahan kepuasan sebesar X1B. Tambahan kepuasan setiap unit X yang dibelidan dikonsumsi adalah tidak sama akan tetapi senantiasa menurun, sehinggatambahan kepuasan neto setiap X adalah tidak selalu sama sebesar AB namunterus menurun sampai 0 bahkan negatif. Hal ini mencerminkan berlakunya theLaw of Diminishing Marginal Utility. Seperti dikemukakan oleh DominickSalvatore (2006:71) bahwa :”Principle of diminishing marginal utility. Aconcept stating that as an individual consumes more units of a commodity perunit of time, the total utility received increase, but the extra or marginal utilitydecrease.” Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan Gambar berikut ini yangmerupakan modifikasi Gambar III.1. jika kita membeli dan mengkonsumsisampai dengan X5, maka unit X terakhir atau satu unit X yang ke X5

memberikan tambahan kepuasan sebesar X5F sementara unit X yangsebelumnya misalkan satu unit X yang ke X4 adalah memberikan tambahankepuasan X4G yang lebih besar daripada X5F.

2. Sebagai buku berlevel pengantar, seharusnya buku ini menjelaskan denganrinci tentang latar belakang mengapa ketika harga PX, konsumen membelisebanyak OX3 unit (perhatikan Gambar di atas).

Bisakah Pintar… | 241

ISSN 2407-4268

Judul buku : PENGANTAR TEORI EKONOMIPengarang : Suherman RosyidiPenerbit : PT. RajaGrafindo Persada,

Jalan Pelepah Hijau IV TN.1 No. 14-15Kelapa Gading Permai, Jakarta

Tahun penerbitan : 2005

Halaman 357 (alinea ke-4 dari bawah)Tertulis pernyataan :

Jika keseimbangan telah terjadi sehingga harga pasar telah terbentuk,maka tentu akan ada konsumen yang diuntungkan karena merasa bahwa harga ituterlalu rendah. Demikian pula, tentu ada saja produsen yang merasa diuntungkankarena dirasanya harga keseimbangan itu terlalu tinggi. Untuk memahami hal ini,perhatikanlah gambar 12.26.

Harga keseimbangan adalah Rp.734,00. Di antara para konsumen, tentu ada sajayang sebenarnya mampu membeli lebih tinggi dari harga itu. Karena harga hanyaRp.734,00 maka ia merasa diuntungkan. ‘Keuntungan’ yang diterima olehmasing-masing konsumen itu disebut consumer surplus (surplus konsumen). Jikaseluruh surplus konsumen yang diterima oleh seluruh konsumen itu dijumlahkan,totalnya adalah seluas segitiga KLM.

Hal yang sama juga terjadi di antara para produsen. Di antara mereka adayang sebenarnya, karena efisiensi produksinya, mampu menjual lebih rendah dariharga keseimbangan itu. ‘Keuntungan’ yang diterima oleh masing-masingprodusen itu disebut producer surplus (surplus produsen). Jika seluruh surplusprodusen yang diterima oleh seluruh produsen itu dijumlahkan, totalnya adalahseluas segitiga TLM.Komentar/analsis :

242 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

1. Pernyataan “ada konsumen ......... harga itu terlalu rendah” pada aline pertamadi atas, dan “ada saja ......... mampu membeli lebih tinggi dari harga itu” adalahtidak tepat dan menyesatkan. Mengapa demikian? Karena penjelasan ini tidakdilatar-belakangi landasan teoretis Ilmu Ekonomi Mikro, namun hanyaberdasarkan logika umum (common sense) saja, padahal banyak text-booksyang membahas topik ini dari sisi perilaku konsumen. Latar belakangkonsumen memutuskan membeli/meminta barang bukan hanya sekedar“mampu membeli lebih tinggi dari harga itu” atau ”harga itu terlalu rendah“seperti dalam pernyataan tersebut. Akan tetapi, alasan teoretisnya adalah ...konsumen bersedia membeli barang manakala setiap unit barang tersebutmemberikan tambahan kepuasan (marginal utility, MU) yang sama atau lebihbesar “nilainya” dari pada biaya pengorbanannya, yakni harga per unit barangtersebut. Penjelasan secara lengkap seperti berikut ini.Sebagaimana dimaklumi bahwa permintaan pasar merupakan penjumlahanhorizontal seluruh permintaan individual konsumen yang ada di pasar, makapermintaan pasar merupakan refleksi/gambaran perilaku seluruh konsumenyang mau dan mampu membeli barang (willing to buy and to pay) padaberbagai tingkat harga. Dilihat dari pendekatan perilaku konsumen, makasesungguhnya kurva permintaan individu itu diturunkan atau diderivasi dariberbagai keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat harga barang, yakniketika MUX = PX atau MUX>PX. Dengan demikian, sepanjang kurvapermintaan mencerminkan titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagaitingkat harga, di mana marginal utility (MU) dari unit barang yang terakhirdibeli adalah sama dengan harga per unit (P) barang tersebut.Dengan asumsi satuan ukur per unit marginal utility (MU) adalah satu rupiah,maka gambar 12.26 dalam buku tersebut menunjukkan bahwa pada tingkatharga keseimbangan Rp.734,00, unit terakhir barang yang dibeli olehkonsumen adalah unit yang ke-25 (berdasarkan penjelasan dalam buku, bukanberdasarkan angka dalam gambar karena ternyata tidak tepat 25). Artinya, unityang ke-25 memberikan tambahan kepuasan atau marginal utility (MU) kepadakonsumen “senilai” 734 satuan kepuasan yang sama dengan pengorbanannyayakni sebesar harga barang tersebut Rp.734,00. Selanjutnya, konsumen maumembeli unit yang ke-24 karena unit yang ke-24 pasti memberikan tambahankepuasan (marginal utility, MU) yang lebih besar dari 734 satuan kepuasan(berlaku the law of diminishing marginal utility). Demikian pula, konsumenpasti mau membeli unit yang ke-23 yang pasti memberikan tambahan kepuasan(MU) yang lebih tinggi dari unit yang ke-24 apalagi yang ke-25 sementarahanya berkorban/membayar sebesar Rp.734,00 Demikian seterusnya,konsumen pasti mau membeli sampai unit yang ke-1 karena tambahankepuasannya (MU) setiap unit barang sebelum unit yang ke-25, yakni unit ke-24, 23, 22, 21 ....sampai ke-1, akan meningkat terus di atas besarnyapengorbanannya berupa pembayaran per unit sebesar Rp.734,00. Jumlahkumulatif seluruh kelebihan nilai tambahan kepuasan (MU) dibandingkandengan pengorbanannya (harga barang per unit dalam hal ini adalahRp.734,00) inilah disebut sebagai total surplus konsumen (consumer surplus),yakni bidang MLK.

Bisakah Pintar… | 243

ISSN 2407-4268

2. Pernyataan “ ...... dirasanya harga keseimbangan itu terlalu tinggi” dan“...mampu menjual lebih rendah dari harga keseimbangan itu” adalah kurangtepat. Mengapa demikian? Sekali lagi, karena alasan tersebut tidak dilandasipenjelasan teoretis, akan tetapi hanya berdasarkan logika umum (commonsense) semata.Tentunya, kita masih ingat bahwa sesungguhnya dalam jangka-pendek,penawaran suatu barang tidak lain merupakan penjumlah kumulatif dariongkos marjinal (Marginal Cost, MC) seluruh barang yangdihasilkan/ditawarkan S=ΣMC.Sebagaimana dikemukakan Nicholson et.al “The firm’s short-run supply curveshows how much it will produce at various possible output prices. For a profit-maximizing firm that takes the price of its output is given, this curve consists ofthe positively sloped segment of the firm’s short-run marginal cost above thepoint of minimum average variable cost. For price belom this level, the firm’sprofit-maximizing decision is to shut down and produce no output. (Nicholsonet.al, 2008:367).Atau, pendapat lain bahwa “...the firm’s short-run supply curve is given by therising portion of its MC curve (over and above its AVC curve). If factor pricesremain constant, the competitive industry short-run supply curve is obtained bysumming horzontally the SMC curve (over and above their respective AVCcurves) of all the firms in the industry.” (Salvatore, 2006: 189)Dari batasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa produsen akanmenawarkan setiap unit barang apabila harga setiap barang tersebut sama ataumelebihi dari tambahan ongkos produksi (marginal cost, MC) untukmenghasilkan 1 unit barang tersebut, P=MC atau P>MC. Mari kita perhatikangambar 12.26. Produsen bersedia memproduksi dan menawarkan unit yang ke-25 karena ongkos tambahan untuk memproduksi unit yang ke-25 tersebut(MC) adalah sama dengan harga per unit, yakni Rp.734,00 Kemudian,produsen pasti mau memproduksi dan menawarkan unit yang ke-24 karenaongkos tambahan untuk memproduksi unit yang ke-24 (MC) adalah lebihrendah daripada harga-jualnya, yakni Rp.734,00. Kelebihan antara ongkosproduk marjinal (MC) dengan harga jual per unit inilah disebut surplusprodusen (producer surplus).Selanjutnya, produsen pasti bersedia memproduksi dan menawarkan unit yangke-23 karena MC untuk menghasilkan unit yang ke-23 ini pasti lebih rendahdaripada harga-jualnya, Rp.734,00. Demikian seterusnya, MC untukmenghasilkan setiap unit barang yang ke-22, 21, 20, 19 .... sampai dengan unitke-1 akan terus turun, sementara harga jual per unit adalah tetap (given)sebesar Rp.734,00. Sehingga produsen pasti bersedia memproduksi unit yangke-22, 21, 20, 19 .... sampai dengan unit ke-1 karena harga jual per unit adalahlebih besar daripada MC-nya. Jumlah kumulatif surplus produser dari unit yangke-1 sampai dengan unit yang ke-25 disebut sebagai total producer surpluses,yakni segitiga TLM.

Halaman 399 (Contoh soal)Tertulis pernyataan:

244 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

Diketahui, fungsi biaya total adalah TC=500+20Q-0,5Q2+0,033Q3. Hitunglahbesarnya biaya marginal (a) pada waktu output meningkat dari 100 satuanmenjadi 150 satuan; (b) di masing-masing tingkat output tersebut.Jawab(a) Dari fungsi TC yang telah diketahui itu, maka fungsi MC yang merupakan

turunan pertama fungsi TC adalah MC=20-Q+Q2. Dengan demikianPada tingkat output 100 satuan, MC=20-100+(100)2

MC=Rp.9.920,00 danPada tingkat output 150 satuan, MC=20-150+(150)2

MC=Rp.22.370,00(b) Berdasarkan fungsi TC yang telah diketahui, yaitu:

TC=500+20Q-0,5Q2+0,033Q3

Kita cari nilai biaya total atau TC di masing-masing tingkat output yangditanyakan.Pada tingkat output 100 satuan, TC=500+20Q-0,5Q2+0,033Q3

TC=500+20(100)-0,5(100)2+0,033(100)3

TC=500+2000-5000+33000TC=Rp.30.500,00

Pada tingkat output 150 satuan, TC=500+20Q-0,5Q2+0,033Q3

TC=500+20(150)-0,5(150)2+0,033(150)3

TC=500+3000-11250+111375TC=Rp.103.625,00

Dan seterusnya.....Jadi, ketika output yang dihasilkan naik dari 100 satuan menjadi 150satuan, terdapat kenaikan biaya total sebesar Rp.1462,5 untuk setiaptambahan satu satuan output.

Komentar/analisis :a. Turunan 0,033Q3 bukan Q2 akan tetapi 3(0,033)Q3-1 = 0,100 Q2 sehingga

MC=20-Q+0,100Q2 bukan MC=20-Q+Q2 Dengan demikian, jawaban butir (a)di atas menjadi tidak benar.

b. Jawaban butir (b) di atas seharusnya merupakan jawaban dari soal butir (a),silahkan lihat kembali soal di atas. Sudah barang tentu, jawaban yang terbalikini pasti akan membingungkan pembacanya, apalagi kemudian terdapatkekeliruan turunan dari TC.

Bisakah Pintar… | 245

ISSN 2407-4268

Judul Buku : EKONOMIKAMIKROPengarang : Dr. Faried Wijaya M, M.APenerbit : BPFE, Universitas Gajah MadaTahun : 1999 (cetakan terbaru)Edisi : Kedua (cetakan ketiga)

Halaman 181-182Tertulis pernyataan:Atau dengan kata lain, daya guna marjinal akan konsumsi suatu barang menurun.Daya guna marjinal adalah tambahan dari satu satuan tambahan barang yangdkonsumsi. Selanjutnya kita anggap bahwa daya guna yang diperoleh tersebutdapat diukur dengan suatu satuan daya guna. Misalkan seorang mahasiswa yangbaru saja selesai berlatih olah raga bola basket memperoleh 10 satuan daya gunadari minum satu gelas air. Bila kemudian ia minum segelas air lagi makatambahan kepuasan berkurang, katakanlah ia akan hanya memperoleh 8 satuandaya guna saja, dan begitu seterusnya daya guna tambahan yang diperoleh darisegelas air tambahan terus menurun hingga mahasiswa tersebut mengalamikejenuhan air minum. Demikian gejalah hukum daya guna marjinal yang menurundalam mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Contoh hukum tersebut padakonsumsi barang X nampak pada Tabel 7.1

Tabel 7.1Hukum Daya Guna Marjinal yang MenurunPada Konsumsi Barang X

(Data Hipotetis)

(1)Satuan Produk X yang Ke-

(2)Daya Guna Marjinal

(3)Daya Guna

TotalSatuDuaTiga

EmpatLimaEnamTujuh

Delapan

23543210

1491316181919

246 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

Komentar/analisis:Deretan besaran Daya Guna Marjinal (kolom 2) pada tabel 7.1 di atas adalahbertentangan dengan hukum daya guna marjinal yang menurun sebagaimanadikemukakan penulis sendiri pada pernyataan tersebut di atas. Dapat kita lihatbahwa daya guna marjinal satu unit X yang ke-satu adalah 2, yang ke-dua adalah3 dan yang ke-tiga adalah 5, barulah kemudian 1 unit X yang ke-empat menurundibandingkan dengan satu unit X yang ke-tiga. Kondisi seperti ini adalah tidaksesuai dengan hukum daya guna marjinal. Oleh karena itu, seharusnya penulismembuat contoh hipotetis yang konsisten dengan pernyataannya sendiri. Dalamhal ini, saya berpendapat bahwa pernyataan penulis tentang hukum daya gunamarjinal yang menurun (halaman 181) adalah benar. Oleh karena itu contohangka-angka pada tabel 7.1 dan sekaligus Gambar 7-2 pada halaman 184 sepertidi atas adalah keliru. Sementara itu, tabel 7.2 menunjukkan contoh angka-angkahipotetis tambahan guna marjinal (MU) yang sesuai dengan hukum daya gunamarjinal yang menurun. Dengan demikian, penulis tidak konsisten dalammengemukakan pendapatnya berkaitan dengan guna marjinal suatu komoditas.Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan pendapat dari beberapa ekonom dunia,salah satunya Paul A Samuelson sebagai pemegang hadiah Nobel Ekonomi,tentang the Law of Diminishing Marginal Utility.

Secara singkat Paul A Samuelson et.al mengatakan bahwa “when economiststhought about utility, they proclaimed the law of diminishing marginal utility. Thislaw postulates that the amount of extra or marginal utility declines as a personconsumes more and more of a good” (Samuelson et.al, 1985:412). Sementara itu,A. Koutsoyiannis berpendapat bahwa “ ..the utility gained from successive units ofa commodity diminishes. In other words, the marginal utility of a commoditydiminishes as the consumer acquires larger quantities of it. This is the axiom ofdiminishing marginal utility” (Koutsoyiannis, 1985:14). Demikian pula, Aroop K.Mahanty berpendapat bahwa “..the assumption of declining marginal utility fitsmost cases quite well and as such many economists refer to this phenomenon asthe law of diminishing marginal utility” (Mahanty, 1980:29).

Halaman 213:

Bisakah Pintar… | 247

ISSN 2407-4268

Tertulis :MP = TP (t) ‒ TP (t‒1)

Tabel 8.1Faktor Produksi Tetap dan Variabel Serta Berbagai Satuan Produknya

(Data Hipotetis)

(1)Tanah

(2)TenagaKerja

(3)ProdukTotal

(4)Produk

Marjinal

(5)Produk

Rata-rata11111111

01234567

010243644505456

-1014128642

0101212111098

Komentar/analisis:Memformulasikan marginal productivity (MP) dari suatu faktor produksi yangdigunakan dalam suatu kegiatan produksi, MP = TP (t) ‒ TP (t‒1) seperti tersebutdi atas adalah tidak tepat. Mengapa demikian?Per definisi yang dimaksud dengan marginal productivity of factor (MP) adalahperubahan (penambahan atau pengurangan) hasil produksi (output) yangdisebabkan oleh perubahan (penambahan atau pengurangan) satu unit faktorproduksi bersangkutan. Memang, dengan menggunakan formulasi tersebut di atas,bila mengacu data pada tabel 8.1 di atas, maka perhitungan MPL (kolom 4)adalah benar saja karena setiap penambahan tenaga kerja (L) adalah satu unit.Namun, formulasi tersebut akan menyesatkan bagi pembelajar pemula EkonomiMikro, jika contoh kasusnya adalah setiap penambahan tenaga kerja (L) adalahlebih dari satu unit, sebagaimana tersebut pada tabel 8.1.a di bawah ini.

Tabel 8.1.aFaktor Produksi Tetap dan Variabel Serta

Berbagai Satuan Produknya(Data Hipotetis)

Tanah(K)

TenagaKerja

(L)

OutputTotal(Q)

MPL=L

Q

MP =

TP (t) ‒ TP (t‒1)

1 2 3 4 51 0 0 - -

248 | Gatot Sujono

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

11111111

1015202530354045

5080120165195205205185

5689640-4

5030404530200

-20

Jelas, bahwa dengan menggunakan formulasi MP = TP (t) ‒ TP (t‒1) sebagaimananampak pada kolom 5 tabel 8.1.a di atas adalah tidak benar bila dibandingkan

perhitungan berdasarkan formulasi MPL =L

Q

seperti tertulis pada kolom 4.

Dengan demikian, seharusnya formulasi umum bukan MP = TP (t) ‒ TP (t‒1) akantetapi seperti di bawah ini.

Marginal Productivity of Labor MPL =L

Q

Marginal Productivity of Capital MPK =K

Q

Formulasi tersebut merupakan bentuk matematis dari definisi produksi marjinal(marginal productivity) sebagaimana dikemukakan oleh H. Craig Petersen et. al(1999:34) “The change in output associated with a one-unit change in workers iscalled the marginal product of labor” Demikian pula pendapat Walter Nicholsonet.el (2008:296) bahwa “The marginal physical product of an input is theadditional output that can be produced by employing one more unit of that inputwhile holding all other inputs constant. “