64
!"#$%& (")*" !+#",") -"#&" ("!*" %+./%"") (*"(& (*0 *1+$.$#/( (*"(& 2"#&*"( 3$4 56 7 "8/(*/( 9:;< .=>? %?@= /A@BC %?@= !"#$ &'()*+#*) ",-". /# .'0#1 2-'3134# .'5*.5"(*,6 +3."(#0" 0"5&# 03/*.*# !"#$%&'$'( *+#(,

Berita Kita Agustus 2015 · 2015. 7. 27. · sesaat. Perubahan yang digambarkan Yesus dalam Kitab Suci selalu bersifat langgeng. Langkah pertama kita akan sangat dibutuhkan, yakni

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • !"#$%&'(")*"'!+#",")'-"#&"'("!*"'%+./%"")(*"(&'(*0'*1+$.$#/(

    (*"(&'2"#&*"(

    3$4'56'7'"8/(*/('9:; ? ' % ? @ = ' / A @ B C ' % ? @ =

    !"#$%&'()*+#*)",-".%/#%.'0#12-'3134#%.'5*.5"(*,6

    +3."(#0"%0"5%03/*.*#

    !"#$%&'$'()*+#(,

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<;

    !"#$"%&'('

    )*+,&-,&./0123&45637308&9(:)*+,&(,&!30;&(307>2>8&9(:

    #,&1/&),&?366>;>&A>@3B568&9(:)*+,&?,&",&A0>8&9(:

    )*+,&A>300/*&-3208&(F

    )323&)3*+>2&15&-5323&)301<

    !>03*5&4C505B&)23+363&)301

  • 9D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    !"#$%'()*+,+--.+-/0,1,23

    )45/6,4787.4/9*+:;,//%?@

    )*=27=27+-3)45/9,:;7,+.4/$*:AB1B;B>/%?@

    )*=7=C7+/&*:,D473E,;7,/?.-7,+57

    ?*D;*5,;743'FGF/&,5+,=*55H,/?

    6*+:,H,;,3/I,5,87,/@H;7457,+57/JF

    $7=/&*:,D473'+75,/

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<J

    D/"1'!&%")D/"1'!&%

    ")

    Oleh: Pst. !"#$%&'%(%)*+%,-#./0"

    Di kota Yerikho, tinggal seorang kepala pemungut pajak, Zakheus, yang sangat dibenci oleh orang banyak. Ia adalah koruptor, dan penghianat bangsa, karena dia menarik uang lebih daripada yang seharusnya, dan dia bekerja pada pemerintah Roma, yang pada waktu itu menjajah bangsa Yahudi. Semua orang tidak mau berteman dengannya, walaupun ia sangat kaya. Orang-orang memandang dia sebagai seorang pendosa yang harus dijauhi. Sebelum lewat di kota Yerikho, Yesus menyembuhkan orang buta di tengah jalan. Banyak orang mengerumuni Dia, demikian juga Zakheus. Namun, karena badannya pendek, ia memanjat pohon ara untuk dapat melihat Yesus dengan jelas. Yesus mengetahui maksud hati Zakheus, maka ketika lewat Dia memandang Zakheus dengan penuh kasih. Dia memanggil namanya, ‘Zakheus’, dan bahkan mau tinggal dan makan bersama dengannya. Kasih inilah yang mengubah kehidupan Zakheus, dan ia mengalami pertobatan yang benar, yang terus menerus mewarnai hidup selanjutnya. Pertobatan (Yun. metanoia) adalah perubahan sikap 180 derajat. Artinya, berubah dari sikap dosa dan berbalik kepada Kristus, serta menyadari jati diri kita yang sebenarnya, sebagai anak-anak Allah. Itu juga yang dialami oleh Zakheus. Setelah mengalami kasih Tuhan, ia mengalami pertobatan,

    dan mau memperbaiki hidup, membagi kasih kepada orang lain, termasuk orang-orang yang pernah dia rugikan. Ini dilakukannya tidak di permukaan saja, seakan-akan untuk sementara, melainkan seterusnya dan secara luar biasa. Pertobatan karena kasih yang dialami biasanya terjadi tidak secara ‘biasa’ dan sifatnya akan lebih bertahan lama. Kita semua seperti Zakheus, yang datang dengan latar belakang yang berbeda, dan kita ingin melihat Tuhan, serta mengalami jamahan kasih-Nya. Tidak ada kesalahan yang terlalu besar bagi Tuhan untuk diampuni. Di mana dosa semakin besar, kasih-Nya akan semakin besar dan nyata pula. Tuhan tidak ingin mempermasalahkan masa lalu, dosa-dosa kita, terus menerus. Yang Dia mau adalah kita menyadari semua dosa-dosa kita, bertobat, dan mengalami kasih-Nya yang begitu besar. Kasih-Nya sempurna. Kasih yang adalah agape, yang bukan dari dunia ini, dan dapat merubah segalanya yang tampak tidak mungkin sekalipun. Orang yang sudah mengalami jamahan kasih Allah, seharusnya tidak boleh menjadi manusia yang sama lagi. Kehidupannya harus benar-benar berubah, karena tidak ada kasih yang dapat disimpan sendiri. Dengan sendirinya kasih ini akan mengalir keluar, dan akan menular

    1234$5657#68941#!57:#/2;234/7!5#

    !"#$%&'(&)&*+

  • 6D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    D/"1'!&%")

    #E]=CG?'^EAE>?^='GB^_=AF=A'A=GC=`'@Ba?G=A']=>?'B^=@0

    Hb>^=@'-(',b>]';'Gc=G?';9c@'^=CG'9Q::'C=>=C@E>0'Hb@b7db@b']?C?>?^']=a=^'db>^=@'R!8'@E>c?G=`'

    Le=AF=A']?G=@BC=A']EAF=A']bCB^EAO

    DE>C=G']?C?>?^'CE'E^=?a!"#$%&'()*$+#,-./$'0123/

    D=@=G'cEAFB^cBa=A'A=GC=`'=]=a=`'@=AFF=a'?CB@Af=0

    dengan cepat. Alangkah indahnya, jika di dalam keluarga, komunitas, lingkungan, dan paroki kita, semua orang mengalami kasih Allah yang benar-benar nyata, dan membagikannya kepada semua orang. Dunia kita akan menjadi tempat bagi kita untuk mempraktikkan hukum Tuhan, yaitu hukum cinta kasih, tempat bagi kita untuk melakukan pelayan dengan penuh kasih dan sukacita. Mungkin kita ditantang untuk tidak bersikap sementara dan ‘sebentar’ dalam hal pertobatan. Mari berpikir untuk sesuatu yang akan seterusnya kita lakukan, bukan hanya untuk beberapa hari atau bulan saja, apalagi hanya karena mencari kelegaan sesaat. Perubahan yang digambarkan

    Yesus dalam Kitab Suci selalu bersifat langgeng. Langkah pertama kita akan sangat dibutuhkan, yakni berani untuk berubah, namun seterusnya, tanpa melihat ke belakang lagi.

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<<

    %1"P")"1'&-")'%"*$4&%%1"P")"1'&-

    ")'%"*$4&%

    MAWAS DIRI

    Beberapa waktu yang lalu kita membaca dari surat kabar atau mengetahui dari berita, bahwa ada hakim PTUN di Medan yang ditangkap KPK karena mau disuap. Penyuapnya, seorang pengacara, pun ditangkap. Ternyata akibat selanjutnya, ada pengacara lain yang menjadi atasan pengacara yang ditangkap itu, dijadikan tersangka oleh KPK. Yang mengenaskan, para pengacara yang menyuap itu adalah orang Katolik, lulusan dari Universitas Katolik pula. Pertanyaan yang menggelitik bagi saya adalah mengapa ada yang ditangkap karena masalah suap menyuap ini?  Kalau pertanyaan ini dikembangkan lagi, mengapa ada banyak orang yang ditangkap entah oleh KPK, polisi ataupun jaksa karena masalah korupsi, kejahatan, narkoba, dan lain-lain? Memang masih banyak juga pelaku kejahatan yang belum tertangkap. Salah satu penyebab itu semua adalah karena orang tidak bersyukur atas apa yang telah dimilikinya dan ingin mendapatkan lebih banyak lagi, walau salah jalannya. Selain itu, racun-racun dunia pada masa kini pun menghinggapi manusia sehingga manusia tertular racun materialisme, hedonisme, pola hidup konsumtif, dsb. Melihat fenomena banyaknya orang terkena racun dunia, ada yang berkata zaman ini adalah zaman edan. Apakah itu zaman edan? Konon Ranggawarsita pernah menulis demikian:  “Saiki zamane zaman edan. Zaman wadone pamer aurat, lanangne ngumbar syahwat, sing laris jamu kuwat.

    Wondone ora tobat, wegah tirakat, malah nengenke maksiat. Rina wengi krungu sesambat, akeh wong malarat uripe kesrakat. Ketigo kaline asat, rendeng ngelabi jagat. Lindu ka-liwat-liwat, samodra munggah darat. Manungso bakal slamet tekane kiamat, yen jagat dirawat. Sregepa salawat lan munajat, Pangeran bakal paring rahamat.“ (Serat Kodrat) ”Sekarang ini zamannya zaman edan. Zaman di mana wanita pamer aurat, sementara lelakinya mengumbar syahwat, yang laku jamu kuat. Toh demikian mereka tidak bertaubat, tidak mau tirakat, malah berbuat maksiat. Siang malam terdengar jeritan, banyak orang miskin-melarat dan hidup kesusahan. Musim kemarau sungai-sungai kering, musim hujan air menggenang jagad. Gempa silih berganti, lautan tumpah ke darat. Manusia akan selamat sampai kiamat, jika alam dirawat. Mendekatlah kepada Tuhan, maka Dia akan memberi rahmat.” Apa yang menjadi ciri-ciri zaman edan dan terjadi di masyarakat kita juga? Ada yang berkata di tengah Zaman Edan ini tolok ukur baik dan buruk sudah mengalami peyimpangan, identitas nilai-nilai menjadi jungkir balik,  zaman kalabendu, yakni zaman   orang tidak lagi bisa memahami benar dan salah. Semua nilai bercampur aduk dalam labirin yang membuat orang mengalami kebutaan mata hati, pikiran, nurani, dan mata “inderawi”-nya. Di

    Oleh: Pst. B. 6&%#?@)%A%=-#./0

  • 5D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    %1"P")"1'&-")'%"*$4&%

    zaman itu orang tak lagi merasa bersalah dengan kebohongan, tak peduli terhadap orang lain; kesetiaan dikatakan kuno, penyelewengan dikatakan pemberani, penampilan kacau seperti orang gila dan ugal-ugalan dikatakan ‘keren’, beken, dan artistik, dsb. Menurut saya, situasi seperti itu terjadi karena orang  lupa diri. Dia  tidak mawas diri. Sesungguhnya di tengah situasi seperi itu orang harus mawas diri supaya tidak kehilangan jati diri sebagai orang beriman Katolik. Pada saat mawas diri, kita melihat (memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur, meninjau ke dalam hati nurani. Dengan mawas diri kita diajak bercermin apakah perilaku kita sudah sesuai dengan diri kita sebagai citra Allah. Mawas diri yang sejati akan selalu membawa orang pada pertobatan. Akibatnya,  hubungan dengan Allah  semakin langgeng, cinta kasih antarsesama manusia semakin terawat dan alam semesta / lingkungan hidup semakin terjaga. Dalam filsafat Jawa orang yang mawas diri akan menjadi manusia yang “Sugih Tanpa Banda, Digdaya Tanpa Aji, Nglurug Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake” (Kaya Tanpa Harta, Kebal Tanpa Senjata, Menyerbu Tanpa Pasukan, Menang Tanpa Mengalahkan). Maka, mari kita mawas diri dengan cara memeriksa batin setiap hari. Secara tradisional pemeriksaan batin adalah bagian dari doa malam – doa harian! Pemeriksaan batin dan kesadaran akan kesalahan adalah awal kebaikan. Pemeriksaan batin merupakan doa, mawas diri bersama Tuhan, dalam terang rahmat Tuhan, sehingga kita mampu melihat

    lebih tajam apa yang telah dan sedang kita alami, dan tentu saja pertama-tama mengimani karya Tuhan dalam diri kita yang lemah dan rapuh, serta dalam seluruh ciptaan lainnnya di dunia ini. Ketika kita melihat karya Tuhan yang maha segalanya, mau tidak mau kita akan dipengaruhi alias diperbaharui atau bertobat.  Mawas diri bisa juga dilakukan bersama-sama dengan keluarga, komunitas, dan sesama yang lain. Setelah bermawas diri, kita harus membangun niat dan tekad yang baru untuk senantiasa melakukan segala hal yang baik dan berkenan di mata Tuhan dan sesama. Dalam filsafat Jawa lainnya, supaya makin mawas diri kita harus mengembangkan 6 ‘sa’: hiduplah sabutuhe-sacakupe-saperlune-sakepenake-samestine-sabenere  (=sebutuhnya, secukupnya, seperlunya, semestinya dan dilandasi dengan kebenaran yang terbaik).  Maknanya: jangan berlebih-lebihan, jangan serakah dan rakus. Mari kita kendalikan diri dan napsu  kita dengan mawas diri.

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<Q

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    Waktu menunjukkan pukul 17.30 ketika beberapa pasangan suami istri ( pasutri) mulai memasuki aula Pandu untuk mengikuti acara Renewal Marriage Encounter pada hari Minggu, 21Juni 2015. Pukul 18.00 acara dibuka oleh MC pasutri Agus~Penny, dimulai dengan santap bersama dan beramahtamah. Dari peserta yang hadir ada pasutri dari Pontianak yang datang ke acara ini karena mendengar pengumuman di gereja. Karena itu menurut pasutri, pengumuman di gereja itu terasa efektif. Acara dimulai dengan doa pembukaan, dilanjutkan dengan penjelasan dari Pastor Souw, OSC tentang apa itu Blessing in Disguise. Pastor mengajak para pasutri untuk membuka Ayub 42:10-14. Setelah

    dibaca, dijelaskan bahwa ada rahmat/berkat yang terselubung yang awalnya dirasakan sebagai malapetaka yang menyakitkan namun akhirnya membawa berkat/hasil yang baik. Untuk lebih jelasnya, pasutri Ivan~Tuty dari Paroki St.Laurentius  mensharingkan pengalaman hidup keluarga mereka ketika mengalami badai dalam rumah tangga mereka dan yang akhirnya membuat Bapak Ivan berserah total kepadaTuhan. Pertolongan Tuhan yang aneh tapi nyata banyak terjadi dalam kehidupan mereka. Mukjizat-mukjizat Tuhan banyak terjadi di luar perkiraan dan hal ini terasa sebagai penyertaan Tuhan. Badai tersebut terjadi ketika mereka tinggal di Batam dan kini dirasakan sebagai anugerah yang indah dari Tuhan. Dalam keterpurukan ekonomi

    KETIKA BADAI MENJADI ANUGRAH

    (BLESSING IN DISGUISE)Oleh: Alinda Lukman

  • VD%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    saat itu, terjalin di dalam keluarga. Salib yang semula berat akhirnya dirasakan sebagai anugerah dari Tuhan yang indah. God’s providence / penyertaanTuhan / penyelenggaraan Ilahi harus diyakini oleh kita sebagai orang beriman. Setelah pasutri Ivan~Tuty mensharingkan Blessing in Disguise dalam kehidupan mereka, giliran Pastor Souw mensharingkan pengalamannya. Pada bulan Mei 2015, Pastor dirawat di RS Borromeus karena serangan asma yang hebat dan bulan Juni pun kembali dirawat karena serangan jantung. Kecewa, sedih, jengkel yang dirasakan karena beberapa rencana yang sudah dijadwalkan tidak dapat dilaksanakan. Pastor Souw merasa tidak bisa dan tidak enak bila harus menolak permintaan dari umat yang membutuhkan pertolongan Beliau. Tanpa sadar, Pastor merasa umur psikologis masih muda tapi umur kronologis dan umur faskuler sudah lansia. (catatan: umur kronologis = umur kelahiran, umur faskuler = umur kesehatan, umur psikologis = umur kejiwaan). Karena sakit dua bulan terakhir ini, Pastor

    menjadi lebih sadar bahwa Beliau harus lebih selektif dalam melakukan / menerima tugas pelayanan yang harus dilakukan.  Pastor Souw menyampaikan pesan bahwa sebagai orang beriman kita harus senantiasa“bingung”, karena itu harus selalu bertanya kepadaTuhan.Sebagai penutup sesi ini, pasutri Ivan~Tuty mengajak seluruh pasutri yang hadir untuk menyanyikan lagu “Semua Baik...” Acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk saling mensharingkan pertanyaan :

    1. Kapan dan dalam peristiwa apa Anda pernah mengalami badai yang menjadi anugerah bagi hidup dan keluarga Anda?

    2. Bagaimana perasaan saya menyatakan hal ini kepadamu?

    Selesai sharing kelompok dilanjutkan dengan doa penutup serta berkat dari Pastor Souw, OSC dan menyanyikan lagu andalan ME yaitu “Dunia Baru.”

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<M

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    Jumat, 26-27 Juni 2015, misdinar Paroki Pandu mengadakan rekoleksi di Wisma Cikahuripan, Lembang. Rekoleksi ini diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari misdinar Paroki Pandu dan Stasi St. Theodorus - Sukawarna.Tema yang diangkat dalam rekoleksi tahun ini ialah “Bangga Melayani Tuhan”. Yovan Davinio sebagai ketua Misdinar Paroki Pandu, dalam sambutannya mengatakan, agar dengan diadakan acara rekoleksi seperti ini, para anggota misdinar menjadi lebih aktif dalam bertugas dan menjadi sadar bahwa tugas yang diemban oleh misdinar adalah menjadi tugas yang vital dalam perayaan ekaristi.Misdinar adalah pelayan-pelayan imam di altar dalam perayaan ekaristi. Kehadiran misdinar menjadi penting dalam berlangsungnya perayaan ekaristi. Di dalam rekoleksi ini, sesi-sesi yang dibawakan oleh narasumber mengenai tugas-tugas misdinar, seputar misa, piranti liturgi, dan manfaat menjadi seorang misdinar. Narasumber rekoleksi ini ialah Sdr. Boris, Sdr. Yus Patrick, yang juga anggota misdinar senior di Paroki Pandu. Ada hal yang menarik dan mudah diingat oleh peserta mengenai materi yang diberikan. Para peserta baru sadar bahwa menjadi

    misdinar adalah suatu kebanggaan dan merupakan rahmat yang Tuhan berikan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh St. Paus Yohanes Paulus II dalam homili khususnya kepada para misdinar di seluruh penjuru dunia “Banggalah menjadi Misdinar, karena engkau mendapat kehormatan dan kebahagiaan boleh tinggal amat dekat dengan Kristus.” Kebanggaan misdinar

    ialah tinggal amat dekat dengan Kristus. Selain itu para misdinar juga diajak untuk melihat, bagian-bagian penting dalam ekaristi dan memahami secara lebih intensif tentang perayaan ekaristi.Tidak hanya materi yang diberikan dalam

    rekoleksi tahun ini namun para misdinar juga diajak untuk bermain. Bukan hanya bermain biasa tetapi panitia mengajak para misdinar berlatih bekerjasama. Ada duabelas games yang diberikan oleh panitia, sebagian besar dari games tersebut menuntut kerjasama satu sama lain. Nilai kerjasama itulah yang dibangun agar para misdinar sanggup bekerjasama di dalam satu organisasi dan pada saat pelayanan di altar.Para misdinar begitu antusias dan senang dalam mengikuti rangkaian acara ini. Senyum kemenangan dan sedih kekalahan menjadi warna dalam rangkaian acara ini.Kami berharap semoga pelayanan misdinar

    “Misdinar menjadi bagian penting dalam perayaan ekaristi. Mari kita bayangkan bila di dalam perayaan ekaristi, imam tidak dibantu oleh

    misdinar. Repot bukan??? Bila dilihat dari sejarahnya, keberadaan misdinar sudah berlangsung amat

    lama, sejak abad IX.“

    MISDINAR PAROKI PANDU “BANGGA MELAYANI TUHAN”

    Oleh : Boris Silvanus Situmorang

  • ;:D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    semakin layak dan suci demi kebesaran dan kemuliaan Tuhan. Selain itu kami juga berharap kelompok misdinar bisa menjadi wadah untuk mengembangkan bakat dan minat, menjadi sarana menumbuhkan rasa persaudaraan, serta menumbuhkan rasa cinta kepada Tuhan dan sesama.Mari bergabung dengan misdinar Paroki Pandu. Bersama-sama kita melayani Tuhan dan sesama. Mari berseru “Bangga Melayani Tuhan”

    /A?db>^'db>'"aa'!B>cbGE

    Penampilan yang menarikakan menunjang segala aktifitas anda

    Kami hadir melayani pemesanan segalajenis seragam untuk berbagai keperluan(pria/wanita) dengan harga terjangkau(minimal pemesanan untuk 5 orang)

    !"#$%&'%(")*"&D/'-"#*1"'+D+)')"1&K"1'-+)&)88"4'9V'R/)&'9:;

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<;;

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    Pelatihan Pemandu Umat yang dibawakan oleh tim K3S dan diteguhkan oleh Pastor Istimoer Bayu Ajie, Pr yang biasa dipanggil Romo Bayu, sangat menarik dan menyenangkan. Materinya mudah dinikmati dan tidak membosankan meskipun berlangsung sekitar 4 jam. Ini adalah kilasan materi yang disajikan. Apa bedanya Lectio Devina (LD) dan Lectio Devina in Actione (LDiA)? Pada LD terdiri 4 tahap, yakni; Lectio (bacaan), Meditatio (renungan), Oratio (doa), Contemplatio (kontemplasi). Perlu diingat dalam LD bukan menganalisa KS tetapi “Damai Kristus juga diberikan kepadaku” (bdk Yoh 20:19). Hal ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, seperti biasa yang pernah kita ketahui dan lakukan pada pertemuan lingkungan maupun dalam membaca Kitab Suci(KS) secara pribadi. Tapi apa yang dimaksud dengan LDiA. LDiA adalah pengembangan dari LD yang

    dilakukan dalam suatu kelompok, disana ada suatu gerakan yang membuat kita semakin mencintai KS karena kita betul-betul merasakan Tuhan menyapa dalam

    suatu kata dalam hidup kita. Dalam Lectio (membaca) kita bisa menggunakan teknik membaca bervariasi, misalnya membaca sendiri, bergantian, bergema, atau dilagukan (1 3 5 i atau 2 4 6 ; do,mi sol,do atau re,fa,la), pada tahap Meditatio: pemandu membagi perikop menjadi kelompok ayat agar peserta mudah memahami isi bacaan, sedangkan pada Tahap Oratio: peserta saling mendoakan dan diakhiri dengan hening. Saat Contemplatio: sabda menjadi daging pemandu menunjuk Tukang Periuk. Hal ini

    sangat membedakan antara LD dan LDiA karena ada suatu gerakan yang melukiskan perikop KS tersebut dan tukang periuk mengarahkan peserta/kelompoknya untuk membentuk diorama sesuai bagian perikop yang mengesankan. Sabda menjadi daging: seorang pemandu menyebut satu kata yang akan diperagakan -> kemudian Peserta yang ditunjuk mengulangi kata itu -> Semua

    OLEH-OLEH PELATIHAN PEMANDU UMAT K2S

    Sedekanat Palemsuci di LaurentiusOleh: S.Kukuh

  • ;9D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    peserta mengulangi kata itu -> Peserta yang ditunjuk mengucapkan kata itu lagi -> Ia membuat gerakan -> Semua peserta menirukan gerakan itu lalu diam mematung -> Semua diam mematung -> Pemandu berkata: “Rasakan bagaimana kalau saudara-saudari… (sebut kata itu: mencampakkan tergantung teks yang dibacaàsemua diam mematung dan merasakan -> Kembali ke posisi awal…. LANJUTKAN DENGAN KATA LAIN.

    Tukang Periuk: pemimpin yang ditunjuk pemandu dan ini analog dengan Tuhan yang membentuk hidup manusia . Membentuk tanah liat, dan tanah liat adalah peserta. Seorang peserta ditunjuk untuk membentuk diorama sesuai perikopà Semua peserta mengikuti arahan “si tukang periuk”

    Membaca KS berkelompok dengan metoda LDiA sangat seru, menyenangkan, dan meresapi sapaan Tuhan melalui Kitab Suci.Semoga LDiA ini dapat dipraktikkan di lingkungan masing-masing, khususnya di bulan Kitab Suci dan semoga metode ini bermanfaat.

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<;J

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    Tahun ini Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) telah mencapai usia 91 tahun. Usia yang cukup tua bagi seorang manusia dan mungkin sudah tidak produktif lagi, namun tidak bagi sebuah organisasi. Semoga bagi WKRI di usia yang ke-91 ini semakin tumbuh, berakar, kuat, dan mapan. WKRI merupakan satu-satunya organisasi wanita yang berbasis agama Katolik dan merupakan suatu wadah bagi para wanita Katolik untuk berorganisasi dan melayani di gereja serta di masyarakat. Oleh karena itu keberadaan WKRI harus dipertahankan dan ditingkatkan pelayanannya bagi mereka yang tersingkirkan dan yang membutuhkan uluran tangan. Kami hadir untuk melayani dengan hati, cinta, dan ketulusan. DPP 

    mengharapkan agar seluruh anggota dan pengurus masing-masing meningkatkan diri untuk kemajuan, persatuan, dan kerjasama organisasi WKRI ini. Sebagai ungkapan rasa syukur, kami dari cabang Pandu turut ambil bagian dalam membersihkan gereja yang dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Juni 2015. Kami berseragam kerja kaos pink melaksanakan bersih- bersih dengan hati gembira dan penuh sukacita. Acara dilanjutkan dengan  misa syukur yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Juni 2015. Misa dipimpin oleh Pastor Hendra Kimawan, OSC. Dalam khotbahnya, pastor menyampaikan bahwa kita harus mempunyai iman yang terus tumbuh dan berkembang untuk menjadi kuat karena dengan iman serta yakin dan percaya bahwa Tuhan akan

    DIRGAHAYU WANITA KATOLIK RI KE-91Membangun Kepedulian Demi Meningkatkan

    Kualitas Hidup dan Ketahanan MasyarakatOleh: Janty TrisnawatiHumas WKRI Pandu

  • ;6D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    menolong, maka pertolongan akan datang. Seperti pada bacaan Injil Markus yang menceritakan tentang seorang wanita yang sudah 12 tahun mengalami pendarahan dan tidak tersembuhkan, walaupun ia sudah berobat kebanyak tempat. Akhirnya ia menjadi sembuh seketika hanya dengan menyentuh pakaian Yesus. Sebab katanya, “Asal kusentuh saja pakaian-Nya, aku akan sembuh.” Kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Kitapun harus mempunyai iman seperti perempuan itu. Kita harus percaya dan yakin akan pertolongan Tuhan sebagai sumber kekuatan didalam

    hidup kita, serta yakin bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Kita dipanggil untuk menjadi penyembuh, bukan sekedar menyembuhkan tetapi sebagai penyembuh yang sekaligus pemberi kekuatan. Pastor berharap agar WKRI dapat menjadi penyembuh bagi masyarakat sekitar dengan meningkatkan lagi karya pelayanannya, bagi anak-anak kurang mampu, posyandu, sekolah-sekolah binaan, dsb. Semoga WKRI dapat lebih berperan aktif lagi di Gereja maupun di masyarakat.Dirgahayu WKRI di hari ulang tahun ke-91! 

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<;<

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    Hari Minggu, 28 Juni 2015, bus berisi 35 orang melaju dengan aman menuju rumah keuskupan yang berada di sebelah Gereja Karmel Lembang.Kehadiran pembina dari Bina Iman Anak & Remaja Paroki Pandu disambut dengan ramah oleh panitia, tidak lama setelah mengisi daftar hadir, maka misa dimulai oleh Pastor M. Eko Budi Setiawan, OSC. Acara rekoleksi dipimpin oleh Pastor Eko, OSC dengan pengajaran dan permainan yang cukup seru, semua diikuti dengan sukacita.Pastor Eko, OSC menyatakan bahwa apapun situasi dan kondisi keadaan anak-anak sekolah minggu, para pembina harus kreatif karena tugasnya merawat hidup rohani anak-anak, yang nota bene adalah masa depan Gereja. Para pembina harus penuh sukacita, yang harus ditularkan kepada anak-anak.Apa yang diucapkan dan dilakukan oleh para pembina akan ditiru dan menjadi

    contoh nyata bagi anak-anak. Pada umumnya sebagai Pembina Sekolah Bina Iman akan diterima dimanapun oleh umat karena tugasnya sebagai pendamping rohani anak-anak, dan hubungan kita sebagai pribadi dengan Allah akan menjadi semakin dekat. Para pembina diberi kesempatan untuk mengembangkan atau menumbuhkan apa yang dimilikinya untuk mengembangkan iman anak; juga harus memiliki hati dan semangat yang diwujudkan dengan Roh Kudus. Pembina SBI semata-mata bukanlah tugas dari pastor paroki, tetapi merupakan anugerah Roh Kudus yang memiliki hati. Sebagai pembina akan mendapatkan banyak tantangan. Jadikanlah tantangan agar dapat memacu kreativitas demi mengedepankan pelayanan. Tetaplah semangat dan mari melayani Tuhan melalui anak-anak. Bagi saudara-saudari yang ingin bergabung menjadi pembina di BIA/BIR Paroki Pandu, silakan datang setiap hari Minggu di SD Pandu. Ditunggu yaa….

    REKOLEKSI PARA PEMBINA SEKOLAH BINA IMAN SE-PALEMSUCI

    Oleh: Yiyin

  • ;5D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    Pertama kali ada di Indonesia… cieee…. Ziarah kali ini sangat berbeda dengan ziarah pada umumnya. ZiMrek (Ziarah Meditasi rekreasi) dikemas secara khusus. Target peserta 48 orang, karena banyak yang waiting list akhirnya berjumlah 50 orang, peserta ada yang berasal dari Jakarta, Bogor dan Cirebon. Peserta terbagi dua, berangkat hari Kamis tanggal 2 Juli 2015 dan Jumat 3 Juli 2015. Kami bersama-sama menuju Gereja Ubung untuk Ibadat Jalan Salib dan doa pribadi; dilanjutkan dengan makan siang di daerah Bedugul dan bersiap-siap mengikuti misa Jumat Pertama di Gereja Karmel. Misa dipimpin oleh Pastor Didi T., OSC dan acara selanjutnya adalah meditasi dengan tema “Penyerahan Diri.” Usai meditasi kami pun menuju Danau Ulun sebelum akhirnya menuju penginapan di Lovina. Keesokan harinya, dengan semangat, kami naik perahu untuk melihat dolphin di tengah laut, serta menikmati sunrise yang muncul menyambut kami di ufuk timur,

    dan juga menikmati bulan purnama di ufuk barat. Tuhan sungguh luar biasa menciptakan bumi dan isinya. Hari ini acara cukup padat, setelah makan pagi kami langsung menuju Gereja Palasari dan Goa Maria Palasari untuk misa di halaman goa dan dilanjutkan dengan meditasi dengan tema “Penyembuhan”. Saat bermeditasi hampir seluruh peserta sangat meresapi, hingga masuk pada setiap hati dan jiwa peserta,karena didukung oleh suasana alam terbuka dengan siulan burung dan suara gemericik air dan petikan gitar yang mengiringi alunan lagu. Kami makan siang terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan yang cukup jauh ke Gereja Tuka yang sangat unik. Malam pun tiba, kami makan malam makanan khas Bali Nasi Tempong di Kuta, dan kami mendapatkan ijin ber Adorasi di private room Pastor Hadi di Gereja Fransiskus Xaverius, dengan tema “Mohon Kekuatan”. Hari Minggu, tanggal 5 Juli 2015 kami mengikuti misa di Gereja Katedral dan Pastor Didi sebagai konselebran

    ZIARAH MEDITASI REKREASI – MCKIOleh: Yiyin

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<;Q

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    mendampingi Pastor Agus. Saat pengumuman, Pastor Didi mempromosikan M-CKI karena misa disiarkan secara live oleh Stasiun TV Bali. Acara berlanjut ke Gereja St. Yosef dan Gereja Nusa Segala Bangsa. Sebelum pulang, kami menyempatkan diri ke Pantai Pandawa dan belanja oleh-oleh di Krisna. Dengan berat hati kami melepas para peserta di bandara untuk pulang ke Bandung tanpa kami sertai; karena pihak penerbangan yang memaksa kami ber-12 orang untuk terbang besok pagi pukul 09.00. Puji Tuhan seluruh peserta tiba di Bandung dengan selamat. Semoga Ziarah Meditasi ini membawa semua peserta makin dekat pada-Nya dan berharap agar acara ini dapat diadakan lagi. Amin.

  • ;VD%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    Merayakan ulang tahun Paduan Suara TM3 yang ke-46, TM3(Tim Misa Muda Mudi) Paroki Pandu mempersembahkan acara “Symphony of Wishes “, yang berlangsung pada Sabtu, 11 Juli 2015 pukul 19.00 - 21.00 di aula Pandu. Konser yang dibagi dalam dua sesi, menghadirkan paduan suara yang luar biasa,yaitu TM3 sendiri, Airbenders Quintet dan V.O.S.C.H (Voice of Symphony Choir). Di pembuka acara, sambutan singkat disampaikan oleh Pastor Yoyo Yoakim, OSC. selaku Pastor Moderator OMK, yang diteruskan dengan doa pembukaan. Pada tampilan perdana sebuah persembahan dari Airbenders Quintet membawakan dua buah lagu. Lima wanita

    cantik yang mempunyai kemahiran lewat alat musik yang mereka mainkan, yaitu empat alat musik tiup, terdiri dari flute, oboe, clarinet, saxophone, serta cello. Lagu yang mereka bawakan adalah Haec Dies dan Gereja Bagai Bahtera. Alunan musik instrumen yang begitu lembut memukau penonton di penampilan pembuka. Begitu pula dengan penampilan kedua, dari V.O.S.C.H, terdiri dari sepuluh penyanyi dan satu musisi, mempersembahkan lagu Kyrie dari Spatzenmesse, K.V. 220 dari W.A. Mozart dan O Salutaris Hostia dari Eriks Essenvalds, begitu indah, merdu, dan syahdu untuk didengar. Tibalah penampilan ketiga, yaitu persembahan dari TM3. Paduan suara TM3 ini dibentuk pada tanggal 4 Juli 1969

    “HAPPY BIRTHDAY TM3....”Bernyanyi adalah berdoa dua kali.

    oleh: Maria K dan Tialum Esty Rosalina

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<;M

    ."#&'%&*"'/)*/%'%&*"

    atas prakarsa Pastor Henri Reichert, OSC dan Bapak Harry S. Mereka menjadi tonggak sejarah yang mengawali perjalanan TM3 menjadi wadah kreativitas dan pelayanan kaum muda dalam liturgi gereja hingga kini. Harapan kita semoga para kaum muda tetap terus semangat dalam membangun serta mengembangkan kreativitasnya, baik di dalam karya ataupun pelayanan, khususnya di paroki Pandu ini. Mereka mempersembahkan lagu Hail Mary sebagai lagu perdana dengan konduktor junior Guntur, kemudian Langit, Laut , Kasih-Nya serta Special Moments dan A Psalm of Praise dengan konduktor Januard Benedictus. Seluruhnya dibawakan dengan anggun dan elegan. Hebat dan luar biasa.... Pada sesi ke-2, berbeda dengan penampilan sebelumnya, kali ini lagu dibawakan oleh solis dan juga paduan suara, seperti lagu Because We Believe yang dibawakan oleh Air Benders Quintet ft. Ryan Tanuwijaya & Januard Benedictus, lagu Sempurna dibawakan oleh V.O.S.CH secara acapela. Di penutup sesi kedua, TM3 mempersembahkan empat lagu, salah satu lagu yang unik adalah Banana Song (theme song “Minions”). Bintang tamu yang dihadirkan, Marsha Ad Georli membawakan lagu Let It Go, yang mampu

    membangkitkan suasana kembali. Dua jam tak terasa, akhirnya pada penghujung acara, kue ulang tahun dibawa ke depan. Semua pendukung acara beserta ketua panitia, Januard Benedictus bersama-sama meniup lilin sambil menyanyikan lagu Happy Birthday. Atas permintaan penonton, sebagai lagu penutup dinyanyikan lagu terakhir, Amigos Para

    Siempre. Kita doakan, semoga paduan suara TM3 bisa menjadi salah satu wadah kegiatan bagi generasi muda yang mempunyai talenta menyanyi untuk terlibat di paroki kita yang tercinta ini. Ad Maiorem Dei Gloriam

  • 9:D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    "!"'%"D"#'(*"(&"!"'%"D"#'(*"(&

    Sabtu, 11 Juli 2015, seksi Hak dan Kerawam mengadakan acara buka puasa bersama warga sekitar Gereja Stasi Santo Theodorus. Ini merupakan kali kedua acara seperti ini dilaksanakan. Acara yang diketuai oleh Bapak I. Made Rupus ini mengusung tema “Hidup dalam Kebhinekaan”. “Acara ini sebagai bentuk penghargaan dan saling menghormati di antara para pemeluk agama yang berbeda, antara umat Katolik dan umat Muslim, di wilayah ini. Terimakasih atas kehadiran Bapak Lurah Sukawarna dan semua Saudara ,” demikian disampaikan moderator stasi Pastor P.A. Didi Tarmedi, OSC. “Saya sangat berterimakasih dan bangga atas persaudaraan yang terbina” ujar Bapak Hartaya selaku ketua RW 07. “Terimakasih banyak untuk semua upaya yang diberikan dan diusahakan oleh warga Gereja Katolik untuk menjadi bagian dari warga di wilayah kami. Dengan adanya kegiatan seperti ini saya

    sangat yakin mencerminkan kerukunan dan persaudaraan yang terbina dengan baik “ demikian sambutan Bapak Ajat Sudrajat, Lurah Sukawarna. Acara ini dihadiri oleh para ketua RT 01-05, DKM (Dewan Kepengurusan Masjid), ibu-ibu kader PKK dan POSYANDU, Pastor Y. Barualamsyah, OSC, perwakilan DPP

    dan DPS, serta ketua wilayah dan lingkungan.Setelah acara sambutan, Ustad Agus membacakan ayat suci Alquran. Dalam sesi tausiah, Ustad H.Badru Zaman mengatakan demikian “Tidak seorang pun dapat hidup sendiri.

    Seperti nasi yang biasa kita santap sehari-hari. Mulai bibit yang ditanam,pengadaan pupuk, pengolahan gabah menjadi beras, kemudian saat beras dimasak menggunakan rice cooker kemudian jika kita bertanya siapa yang menjadi pelaku pada setiap proses kegiatan itu, apakah orang Islam atau Katholik maka kita tidak jadi makan jika mempermasalahkan hal itu. Tak lama kemudian, adzan magrib

    “PERJAMUAN” DALAM BUKA BERSAMA WARGA SEKITAR GEREJA

    STASI ST. THEODORUSOleh: Wiwit

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<9;

    "!"'%"D"#'(*"(&

    terdengar, panitia menyiapkan tajil untuk membatalkan puasa berupa korma dan minuman hangat. Setelah shalat magrib, semua yang hadir menikmati santap malam bersama. Terasa suasana akrab dan penuh sukacita. “Acara seperti ini sangat bagus.Kita sebagai warga Gereja tidak boleh ekslusif tetapi harus terbuka dan bersaudara. Kita jangan membuat pagar-pagar kecuali pagar silaturahmi demikian

    pendapat moderator HAK dan Kerawam Keuskupan Bandung, Pastor Baru pada sebuah wawancara. Semoga acara buka bersama ini menciptakan kerukunan dan membangun rasa saling menghormati antar semua lapisan mayarakat

  • 99D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    "!"'%"D"#'(*"(&

    SEHATI SEJIWA MEMBANGUN PERSAUDARAAN

    Perayaan Pesta Nama Pelindung Lingkungan Cimindi Raya

    Oleh: Woro Pradnastuti

    Pada hari Kamis, 25 Juni 2015, Lingkungan Cimindi Raya merayakan Pesta Pelindungnya, St. Antonius ke-29. Perayaan kali ini mengusung tema “Membangun Kasih dan Persaudaraan Sejati”. Misa pesta nama ini dipimpin oleh Pastor Paulus Yoyo Yoakim , OSC dan bertempat di kediaman Ibu Emelia Laksmi H.Pelajaran apa yang dapat diambil dari Santo Pelindung bagi warga Lingkungan Cimindi Raya? Pertanyaan menarik yang diajukan oleh Pst Yoyo kepada warga yang hadir dalam perayaan adalah sebagai berikut: sudah berapa lama tinggal di lingkungan Cimindi Raya dan apa harapan ibu/bapak untuk masa yang akan datang? Pertanyaan ini menjadi bahan permenungan yang baik. Harapan yang muncul yakni agar semua warga mengambil bagian dalam kehidupan menggereja melalui kegiatan dan pelayanan lingkungan yang merupakan impian besar warga lingkungan. Hal ini menjadi menarik sebab yang hadir adalah anggota lingkungan yang juga aktivis gereja, dan

    beberapa kaum muda. Sebagaimana diketahui, beberapa waktu yang lalu diadakan prasinode Keuskupan Bandung. Dalam pertemuan tersebut, hampir semua paroki mengeluhkan warga yang pasif dalam berbagai kegiatan

    lingkungan. Berbeda dengan lingkungan ini, sekalipun pastor tidak hadir dalam pertemuan, namun umat tetap aktif mengikuti kegiatan. Ini menunjukkan lingkungan ini hidup dan aktif (terbukti lingkungan kami mendapat penghargaan lingkungan paling bersemangat kategori umum). Diharapkan di masa mendatang, kegiatan lingkungan semakin menarik dan mampu untuk mengaktifkan seluruh warga dalam berbagai kegiatan; yang dimaksud

    dengan “menarik” di sini adalah seluruh warga tersapa dan tidak merasa terasingkan. Lingkungan adalah keluarga yang kedua. Keluarga pertama adalah keluarga sendiri, yaitu bapak, ibu dan anak. Maka dalam lingkungan, persaudaraan dan kebersamaan harus terus diupayakan dan dijaga, sesuai dengan tema Misa

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<9J

    "!"'%"D"#'(*"(&

    yaitu hidupkanlah lingkungan ini secara bersama-sama dengan seluruh warga lingkungan Cimindi Raya. Santo Antonius telah memberikan teladan;seluruh hidupnya dilakoni lewat jalan panggilan Tuhan. Jika demikian halnya, sebagai pelindung lingkungan Cimindi Raya, kita diajak untuk terus menjaga kemurnian hidup yaitu menggunakan seluruh hidup umat

    (warga) bagi kemuliaan Allah. Inilah warna teladan Santo Antonius yang harus terus diperjuangkan tidak saja di lingkungan Cimindi Raya, akan tetapi juga di lingkungan stasi, paroki dan bahkan di tingkat keuskupan. Diharapkan semangat dan teladan St. Antonius juga menyemangati seluruh warga lingkungan untuk mewujudkan lingkungan yang “hidup. Amin.

    PROFICIAT

    !!!!!"#$%!#&'()*)+,-$!!!!!.%#/!0/!1&,2'$!3)4$5$,6!789!

    %&:$;$)!

    .?8>"@!789!

  • 96D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    1"&'#$-$1"&'#$-

    $

    Monica yang baik, memang di beberapa Gereja “tetangga” ajaran seperti itu ditekankan. Maka tidak heran mayoritas jemaatnya, kalau tidak mau dikatakan semua, adalah orang-orang kaya.  Teologi kemakmuran mengajarkan bahwa Tuhan tidak hanya memberikan berkat spiritual, namun terutama adalah berkat kesehatan dan kekayaan. Dan kerap kali kesehatan dan kekayaan dapat diterima sebagai akibat dari tindakan menabur (seeding), yaitu dengan memberikan perpuluhan. Teologi kemakmuran mulai dipopulerkan di Amerika, terutama dengan menjamurnya televangelist  yang cukup populer, dengan gaya penginjilan yang khas dan berapi-api. Paham materialisme, paham yang percaya bahwa yang benar-benar ada adalah sesuatu yang bersifat materi, memberikan pengaruh kepada teologi kemakmuran.  Para penganut ajaran ini menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk mendukung ajarannya, misalnya, Ul 8:18, Amsal 10:22, Ayub 4:7-8, dll. Gereja Katolik menolak ajaran teologi kemakmuran ini! Bayangkan saja, di dunia ini masih banyak orang yang hidup nya sederhana dan malah banyak juga yang miskin. Apakah mereka dikutuk Allah? Kalau demikian, betapa kejamnya Allah itu. Saya tidak mau punya Allah yang seperti itu! Gereja menolak ajaran ini karena rahmat Allah yang terbesar – yaitu janji akan kebahagiaan Sorgawi – direduksi menjadi kebahagiaan yang bersifat duniawi dan bersifat material, seperti rumah, kesehatan, kekayaan. Dengan demikian, efek dari pengorbanan Kristus di kayu salib direduksi menjadi kebahagiaan semu yang ada di dunia ini. Bagi Gereja, memang ayat-ayat dijadikan pendukung ajaran ini benar tertulis dalam Alkitab. Namun, mereka mengambil ayat-ayatnya sepotong-sepotong saja, tanpa melihat konteksnya dalam keseluruhan Alkitab. Bagi kita, makna kelimpahan yang sejati itu sebagaimana yang dikatakan Yesus dalam Yoh 10:10 (Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan) adalah hidup di dalam Dia. Dia akan memberikan kepada kita “kekayaan” yang sejati. Namun kekayaan yang Yesus berikan bukan kekayaan yang bisa hilang oleh ngengat dan karat, namun kekayaan yang sejati yang tidak dapat habis dan binasa, yaitu kekayaan karena pengenalan akan Allah yaitu hidup kekal di dalam Yesus. Silahkan baca juga Roma 5:20, 15:13 bdk. dengan Efesus 2:7 dan 2 Petrus 1:6-8. Salam.

    Pastor Hendra yb, di Gereja tetangga diajarkan suatu ajaran yang namanya “teologi kemakmuran”. Inti dari ajaran ini kalau kita makmur (kaya) maka kita ini diberkati Tuhan, kalau kita tidak punya dan hidup sederhana atau miskin berarti kita tidak diberkati (dikutuk) Tuhan. Bagaimana pendapat Pastor tentang hal ini? Monica

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<9<

    2&)*"'%&*"D'(/2&

    Oleh: Nanny Tjahjadi2&)*"'%&*"D'(/2&

    Saya mempunyai sahabat karib perempuan, hidupnya sangat tergantung pada rokok. Orang mengatakan bahwa bagi dia itu hidupnya “tiada hari tanpa rokok.” Tiap hari dia dapat menghabiskan 1-2 bungkus rokok. Pada suatu hari dia pergi ke seorang dokter untuk memeriksakan kesehatannya, khususnya paru-paru. Setelah dilakukan beberapa pemeriksaan termasuk rontgen bagian paru-parunya, sungguh mengejutkan karena di bagian paru-parunya itu telah ada luka-luka dan bekas asap rokok yang menebal. Dia dianjurkan oleh dokter untuk diopnaam di rumah sakit. Pada saat-saat kunjungan para kerabat dan temannya, dia selalu berkata, ” Saya bertobat, tidak akan merokok lagi.” Bersyukur bahwa penyakitnya itu dapat disembuhkan. Dia pun berjanji bahwa dia bertobat sungguh-sungguh, sungguh jera/kapok tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Namun, karena pergaulannya dengan teman-temannya yang pecandu rokok, dia lupa akan janji pertobatannya. Dia merokok lagi, bahkan berbagai macam rokok dicobanya dan lebih sering merokoknya dari semula. Akhirnya jiwanya tak tertolong lagi, dia meninggal dunia. Dia memiliki dua anak yang masih perlu dipelihara, dijaga, dididik, dihidupkan dan dibesarkan. Kedua anak itu menjadi yatim piatu karena ayah mereka pun telah meninggal lebih dahulu. Sekarang tidak tahu bagaimana nasib anak-anak itu, tidak ada kabar beritanya. Peristiwa ini

    merupakan suatu sikap pertobatan yang semu, bukan pertobatan yang murni. Sepotong emas logam mulia (24 karat), walaupun dibakar, dipanaskan dengan 1000 derajat Celcius, emas itu tak akan berubah warnanya, tetap berwarna emas semula. Berbeda dengan sepotong emas yang bukan murni logam mulia, walaupun rupa semula berwarna kuning, tetapi kalau dibakar akan berubah warna semulanya, mungkin hitam, putih, atau warna tembaga. Yesus mengajarkan agar kita bertobat yang murni artinya orang itu harus sungguh-sungguh menyesali akan perbuatannya yang tercela, akan dosanya dan kemudian sungguh-sungguh bertobat, tidak akan mengulangi perbuatannya itu lagi. Yesus senantiasa memberi harapan kepada seseorang agar mampu untuk menjadi manusia baru. Ia tidak akan menghilangkan harapan dan semangat orang sebagai manusia lama yang penuh dosa untuk menjadi manusia baru. Dalam Injil Yohanes, Yesus memberi pengampunan kepada Maria Magdalena. Ia tidak seperti orang Farisi dan Ahli Taurat yang menghendaki merajam sampai mati wanita itu. Ketika wanita itu heran bahwa tidak ada yang menghukumnya, Yesus berkata, ”Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat lagi” (Yoh 8:11). Maria Magdalena juga mengalami apa artinya sungguh-sungguh bertobat, walaupun pasti mengalami bujuk rayu dari teman-temannya semula. Ia menepati nasihat Yesus untuk tidak mengulangi

    PERTOBATAN MURNI DALAM KITAB SUCI

  • 95D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    1"&'#$-$

    perbuatannya lagi, bahkan Ia menjadi salah satu murid Yesus yang setia. Sikap Maria ini adalah sikap pertobatan murni seperti sebatang logam mulia tadi, tetap mulia. Yesus telah menyelamatkan jiwa Maria Magdalena untuk menjadi manusia baru (bdk. Kol 3:9-14; Rm 6:4). Setiap kali ingin mengaku dosa di hadapan Tuhan di kamar pengakuan, hendaknya kita berusaha untuk sungguh-sungguh mau berubah. Mengubah sikap kita yang tidak berkenan di mata Tuhan

    untuk melakukan pertobatan murni artinya kita tidak akan mengulangi lagi apa yang telah kita sesali dan akui di hadapan Tuhan. Namun, semuanya itu tidak mudah. Kita harus mencoba, mencoba, dan mencobanya. Amin.

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<9Q

    /-"*'D+#D&2"#"/-

    "*'D+#D&2"#"

    "PERTOBATAN MURNI"Oleh: Anita Karjo

    Saat seorang menyadari sedang berada di jalan yang salah, dia mengambil keputusan untuk berbalik dan kembali pada jalan yang benar supaya tujuannya tercapai. Pertobatan murni merupakan suatu tindakan seorang untuk berbalik kembali dari keadaan dosa kepada Allah. Ini sikap batin yang berubah haluan karena karya Roh kudus, yakni sesudah tersesat, kembali pada kepercayaan dan ketaatan kepada Allah. Dalam Kitab Tawarikh, (2 Taw 7:14)  dituliskan bahwa dalam pertobatan ada unsur merendahkan diri di hadapan Allah, berbalik dari jalan yang jahat, mencari wajah Tuhan, menyesali kesalahan, berdoa dengan kesungguhan hati, maka Allah akan mengampuninya. Dalam Perjanjian Baru, ada kata metanoia

    yang diterjemahkan bertobat, artinya perubahan hati yang nyata dalam pikiran, sikap dan perbuatan yang berubah secara total, berbalik dari hidup dalam dosa kepada Allah dan mengabdi sebagai hamba-Nya. Hal ini terjadi karena karya Roh Kudus yang melahirkan kembali kita semua. Itu sebabnya kita berdoa, “Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, dan jadi baru seluruh muka bumi.” Ada perasaan dukacita dan penyesalan yang mendalam, sesuai dengan kehendak Allah sehingga kedosaan bermuara pada keinginan untuk berubah total dari kehidupan yang tanpa arah, pikiran yang sia-sia, kepada tujuan keselamatan kekal. Pertobatan adalah syarat mutlak untuk memperoleh keselamatan. Yesus

  • 9VD%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    /-"*'D+#D&2"#"

    memulai pelayanan-Nya di muka umum dengan seruan ‘bertobatlah’. Juga saat hendak naik ke surga, salah satu pesan-Nya adalah pertobatan dan pengampunan dosa yang harus diberitakan kepada segala bangsa oleh para murid-Nya. Allah turut berperan dalam pertobatan, karena Allah Roh kudus berperan dalam hati orang yang bertobat sehingga memampukan dan memotivasi untuk melakukan pertobatan, dan datang ke hadapan Allah. Dengan kata lain pertobatan adalah karya ilahi. Allah menyembuhkan ketidakmampuan rohani manusia, membangkitkannya dari kematian rohani akibat dosa, melahirkan kembali, membuka hatinya, juga mencelikkan mata rohaninya yang buta, memberikan pengertian tentang kebenaran. Manusia menanggapi panggilan Tuhan untuk bertobat dengan mengambil keputusan untuk bertobat, yaitu berbalik arah kepada Allah, sehingga Ia mengaruniakan keselamatan bagi jiwanya melalui pengorbanan Kristus di atas salib. Kita percaya bahwa Kristuslah yang mengaruniakan keselamatan abadi oleh kesediaan-Nya menggantikan hukuman dosa kita pada penderitaan salib. Inilah pertobatan murni. Sepanjang hidup kita ada pertobatan-pertobatan dalam pengalaman akan kehidupan. Sakramen Tobat semakin memurnikan kita, setiap kita berdosa. Memperbaiki langkah keimanan kita, selalu koreksi diri dalam perenungan hidup, sikap batin yang meditatif menjalani kehidupan dengan ‘eling’ dan waspada, terus menjaga hidup dalam tuntunan Sakramen Ekaristi yang merupakan kebaikan hati Allah setiap saat dengan kehadiran nyata dalam

    Tubuh dan Darah-Nya yang kudus. Pertobatan murni akan mengalirkan air kehidupan yang tiada henti dalam hati kita, setiap saat batin dibersihkan, dimurnikan sehingga semakin hari jiwa kita semakin peka mendengar tuntunan Allah melalui Roh kudus yang berkarya dalam kehidupan kita. Hidup dalam tuntunan-Nya sama dengan hidup dalam Jalan Kebenaran yang menuntun kita pada kehidupan yang sejati. Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya. Maukah kita bahagia? Mari bertobat dengan sungguh-sungguh.

    Berikut adalah pendapat umat tentang “Pertobatan murni”

    Helena Situmorang – OMK Pandu: pertobatan murni menurut saya mengakui kesalahan dan mau memperbaikinya sebaik mungkin.Leonardus Eric – OMK PanduPertobatan murni menurut saya adalah mengakui segala kesalahan yang telah diperbuat, berani untuk mengambil konsekuensi atas hal tersebut dan belajar dari apa yang terjadi sehingga kelak tidak diulangi.Ibu E. Mayke – Lingk. Grha Megateran: pertobatan atas kehendak dan kesadaran pribadi

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<9M

    /-"*'-+)/4&(/-

    "*'-+)/4&(

    Yang sudah pasti ini bukan semua nama jenis makanan atau minuman seperti bakpao, bakso, tongcupia, atau bakmi dsb. Namun memiliki arti sebuah nama yang tak dapat dilupakan dengan sebuah perjuangan suatu bangsa. Bulan Agustus memiliki arti dan makna bahkan arti keramat bagi Bangsa Indonesia. Kita mulai saja dari tanggal 15 Agustus adalah hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga (dalam kalender liturgi 2015 dipindahkan pada hari Minggu tanggal 16 Agustus 2015). Kemudian pada tanggal 17 Agustus merupakan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kedua hari itu tidak dapat dilupakan oleh Bangsa Indonesia, khususnya umat Katolik. Kalau mau jangan dilupakan tanggal 1 Juni sebagai hari Lahirnya Pancasila, sebagai dasar falsafah dan dasar hukum secara materiil lahirnya Negara Republik Indonesia, sedang dasar hukum secara formil lahirnya Negara RI adalah UUD 1945. Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan yang ke-70 ini, kita sejenak mengetahui kisah lahirnya UUD 1945, siapa yang membidani dan proses sejarah latar belakangnya sebagai berikut.

    • 7 Desember 1941 Pearl Harbour diserang oleh Angkatan Udara Jepang pada jam 1 siang waktu setempat;

    • 8 Desember 1941 Koninklijke Nederlanden mengumumkan perang dengan pihak Jepang;

    • 8 Maret 1942 Angkatan Perang Belanda berkapitulasi di Bandung akibatnya seluruh wilayah Hindia Belanda kecuali sebagian kecil dari Neuw Guinea (Irian Barat) diduduki oleh tentara Jepang.

    Namun kekuasaan otoriter Dai Nippon itu tidak selamanya berkuasa. Pada

    akhir tahun 1943 perimbangan kekuasaan militer Jepang di Pasifik mulai berubah dan kekuasaan di Asia mulai guncang. Dibarengi dengan kekalahan tentara Nazi Jerman di Rusia dan di tempat-tempat lain di Eropa. Pemerintah militer mulai mengambil hati rakyat bekas jajahannya di Asia misalnya pada tanggal 14 Agustus

    1943 Jepang memproklamasikan Birma dan disusul pada tanggal 14 Oktober 1943 Jepang memproklamasikan Philipina. Bagaimana pemerintah militer Jepang kepada Indonesia? Sekitar bulan Juni 1943, PM Tojo mulai bersuara untuk memberi kemungkinan bagi Bangsa Indonesia untuk turut serta dalam mengurus pemerintahannya sendiri. Gagasan ini kemudian dilanjuti pada tanggal 5 September 1943 dibentuk Dewan Militer Sentral Keresidenan, Kota

    DOKURICU CUMBI COSAKAIOleh: Thomas A. Halim Tjahjadi

    “Yakinlah kita akan berhasil mempersembahkan kepada rakyat dan Bangsa

    Indonesia. Kita merasa bahagia dan hidup dalam

    suasana “ijo royo royo, gemah ripah, loh jinawi, tentrem kerta raharja.”

    Di dalam bahasa Spanyol dikatakan Sequimos

    Adelante artinya kami akan maju terus. Dirgahayu RI.”

  • J:D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    /-"*'-+)/4&(di pulau Jawa sebagai ketua dewan ini ditunjuk Ir. Soekarno. Kemudian pada tanggal 7 September 1944, PM Kaisyo berjanji akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia (kehancuran Pemerintah Militer Jepang sudah diambang pintu). Kemudian hanya dalam jarak waktu yang relatif singkat yaitu pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-

    usaha Persiapan Kemerdekaan yang diketuai oleh Dr. Rajiman Widioningrat (BPUK) yang dalam bahasa Jepang disebut Dokuricu Cumbi Cosakai. BPUK ini mulai bersidang dari tanggal 29 Maret s.d. 1 Juni 1945. Sekarang ditetapkan sebagai tanggal lahirnya Pancasaila ketika Bung Karno berpidato di depan para anggota BPUK yang membeberkan tentang dasar Negara. BPUK pada saat bersidang, salah satu tugas dari BPUK adalah menyusun Rancangan Undang-undang Dasar dalam masa sidangnya, tanggal 10 s.d. 17 juli 1945. RUUD ini dikemudian hari akan diambil alih oleh suatu badan yang

    disebut Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam bahasa Jepang disebut Dokuricu Cumbi Ie Engkai, yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945, yang terdiri dari 21 anggota: sebagai Ketua adalah Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Mohamad Hatta. Pemerintahan Militer Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Setelah

    bom atom dijatuhkan di Hiroshima dam Nagasaki pada tanggal 14-15 Agustus 1945. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Satu hari kemudian yaitu tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengundangkan satu UUD yang sekarang dikenal dengan sebutan UUD 1945. PPKI ini seolah-olah dapat menyusun sebuah UUD hanya dalam satu hari, padahal karena PPKI telah mengambil alih hasil karya BPUK dengan beberapa perubahan yaitu menghilangkan pernyataan Indonesia merdeka dan

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<J;

    /-"*'-+)/4&(

    perubahan bagian preambule pada RUUD lama menjadi RUUD yang baru yang menghilangkan “Piagam Jakarta” di dalam UUD 1945 dan menghilangkan kalimat “Presiden ialah orang Indonesia Asli dan beragama Islam” diganti menjadi “Presiden adalah Orang Indonesia Asli” (pasal 6(1) UUD 1945. Dalam UUD 1945 sekarang yang telah direvisi keempat kalinya, dalam pasal dan ayat yang sama yaitu pasal 6 ayat 1 disebutkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden harus Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain dsb. (kata asli dihapus). UUD 1945 memang telah diubah sampai keempat kalinya, namun bagian preambule tidak mengalami perubahan. Pengarang sangat mengapresiasi kepada kepada penggemar Perubahan/Bongkar bagian tubuh UUD 1945. Mereka paham bahwa roh/sukma tujuan dan hak serta kewajiban Bangsa Indonesia merdeka itu ada di dalam Preambule itu, yang tidak harus dirubah. Namun semua tujuan, hak dan kewajiban itu hingga kini belum sepenuhnya selesai. Revolusi belum selesai kata Bung Karno, khususnya di bidang kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Terpetik berita baru-baru ini ada sekitar 1.918 anak menderita gizi buruk di NTT. Ada tanggapan sementara tokoh-tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa nilai-nilai keutamaan bangsa yaitu musyawarah, gotong royong, dan toleransi dirasakan kiat merosot akibat tiadanya keteladanan para elite bangsa. Nilai-nilai luhur dari Pancasila hanya menjadi perdebatan dan hapalan belaka, tiada implementasi pelaksanaannya. Ini semua adalah menjadi tanggung jawab

    kita semua, termasuk umat Katolik sebagai bagian integral dan kesatuan serta persatuan Bangsa Indonesia, tidak perlu melihat warna kulit, mata sipit, atau hidung mancung (bdk. Rm 2:11). Pada 1995 tatkala Mudika Pandu seksi filateli (penggemar pengumpul perangko) yang dipimpin oleh seorang Mudika Lingkungan Ayudia Atas, Kristin Kartina Tjahjadi bekerja sama dengan Mudika Paroki St. Mikael dan Seksi Pewarta serta Seksi Liturgi Paroki Pandu berkenan mengundang Nuntius/ Duta Besar berkuasa penuh Vatikan alm. Mgr. Sambi datang ke Paroki Pandu untuk meresmikan dan membuka Pameran Perangko Vatikan. Mgr. Sambi adalah seorang filatelis. Pada saat diadakan Ekaristi, beliau menyaksikan ada 8 buah bendera Vatikan yang berwarna kuning didampingi 2 bendera Merah Putih yang diarak saat persembahan. Pada saat homili beliau mengharapkan agar komposisi jumlah bendera nantinya dapat diubah menjadi 8 bendera Merah Putih dan 2 bendera Vatikan. Sungguh suatu sikap yang luar biasa, mendukung sikap alm. Mgr. Sugijapranata yang mengharapkan jadilah 100% Warga Negara Indonesia dan 100% Warga Gereja Katolik. Pencapaian pembangunan Negara RI akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya kaum muda-mudi kita, tidak dapat saling menyalahkan satu dengan yang lain. Yakinlah kita akan berhasil mempersembahkan kepada rakyat dan Bangsa Indonesia. Kita merasa bahagia dan hidup dalam suasana “ijo royo royo, gemah ripah, loh jinawi, tentrem kerta raharja.” Di dalam bahasa Spanyol dikatakan Sequimos Adelante artinya kami akan maju terus. Dirgahayu RI.

  • J9D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    #$1")&,")'D+#2+#&*"#$1")&,")'D+#2+#&*"

    “Aku mencicipiMu sejak itu aku lapar dan haus akan DiriMU” adalah tema yang diambil pada saat upacara tahbisan saya bersama 3 rekan seangkatan: Pst Basilius Hendra Kimawan, Pst. Antonius Subianto Bunjamin (sekarang Uskup Bandung), dan Pst. Yohanes Berchman Rosaryanto, menjadi imam ditahbiskan oleh Uskup Bandung Mgr Alexander Djojosiswaja pada tanggal 26 Juni 1996 di Paroki Santo Laurentius, Sukajadi Bandung. Pada saat yang sama juga ditabiskan sebagai diakon ketiga teman seangkatan: Pst. Andreas Dedi, Pst. Constantinus Eka Wahyu Djokosantoso, dan Pst. Setevanus Budi Saptono. Tema yang kami gunakan diambil dari kata-kata Santo Agustinus yang menggambarkan proses peziarahan hidup dan iman yang pada akhirnya menemukan kepenuhannnya dalam pengalaman perjumpaan dengan Allah. Hanya Allah dan bukan yang lain yang pada akhirnya mampu memuaskan lapar dan dahaga sebagai manusia beriman dan

    sebagai imam religius. Dalam tema tersebut tersirat sebuah komitmen untuk setia pada hidup panggilan mengabdi Allah dan melayani sesama yang berpusat dan bersumber pada relasi yang intim dengan Allah, Sang Sumber Air Hidup dan

    kepenuhan hidup. Dengan mencicipi, merasakan dan mengalami betapa baiknya Tuhan dan betapa melimpahnya kasih Allah kepada saya maka hanya satu keinginan, satu harapan dan kerinduan, yakni setia kepada Dia yang telah menyergap dengan kehangatan dan ketulusan cintaNya. Selama menjalani tahunp-tahun imamat, saya sungguh merasakan dan mengalami banyak

    berkat dan rahmat dari Tuhan. Dia yang telah memulai karya baik dalam diriku, Dia terus menyertai dan membantu dalam menjalani hidup panggilan sebagai seorang imam dalam Ordo Salib Suci. Di dalam menjalani hidup panggilan sebagai

    AKU MENCICIPIMU SEJAK ITU AKU LAPAR DAN HAUS AKAN DIRIMU

    Mgr. Laurentius Tarpin, OSC

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<JJ

    #$1")&,")'D+#2+#&*"

    seorang imam religius saya merasakan bahwa kesetiaan dalam hidup doa, bacaan rohani, perayaan ekaristi, saat-saat hening, suasana hidup komunitas yang kondusif sungguh menjadi faktor yang sangat mendukung hidup panggilan. Dukungan dari para sahabat dan umat dalam bentuk doa-doa, sapaan yang meneguhkan, pengertian, dan kritik yang konstruktif juga sangat membantu dalam menjaga kesetiaan dalam hidup panggilan sebagai Imam religius. Selama menjadi imam dalam Ordo Salib Suci saya banyak mendapat kesempatan berharga yang sangat berpengaruh dalam perkembangan hidup panggilan saya: studi lanjut dalam bidang teologi moral di Roma, keterlibatan dalam formasi para calon imam Ordo Salib Suci, dalam kepemimpinan Ordo, keterlibatan dalam dunia pendidikan khususnya di Universitas Katolik Parahyangan, keterlibatan dalam Keuskupan Bandung, pengalaman pastoral parokial memberikan banyak pengalaman, memperluas wawasan dan jejaring, menambah pengetahuan, dan semakin menumbuhkan kesadaran bahwa semua ini semata-mata merupakan anugerah dan kebaikan dari Tuhan melalui Ordo Salib Suci. Semua tugas perutusan yang diberikan kepada saya selalu saya jadikan kesempatan untuk melakukan on going formation dan saya laksanakan dengan sepenuh hati sehingga semuanya terasa ringan untuk dijalani. Saya sungguh merasakan kebahagiaan hidup sebagai imam religius dalam lingkungan Ordo Salib Suci. Apa yang menjadi pendorong pertama saya untuk menjadi imam adalah kata-kata Yesus yang saya dengar pada saat

    saya duduk di bangku sekolah dasar kelas V: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit. Karena itu, mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat. 9: 37-38). Kata-kata Yesus tersebut terus menggema dalam diri saya dan tetap masih relevan sampai saat ini dan terus menjadi tantangan bagi Gereja saat ini. Umat semakin banyak, tetapi kaum muda yang tertarik untuk menanggapi panggilan menjadi imam, biarawan-biarawati masih sedikit. Oleh karena itu, sebagai Gereja kita terus memohon kepada Tuhan Sang Empunya Tuaian agar terus mengirim para pekerja dan menggerakkan kaum muda untuk berani menanggi panggilan Allah tersebut. Saya menyadari bahwa promosi panggilan yang efektif adalah melalui kesaksian hidup para imam, biarawan-biarawati yang sungguh yang sungguh dekat dengan umat, hadir di tengah-tengah kaum muda, serta menampakkan kebahagiaan dan penuh sukacita karena pengalaman perjumpaannya secara pribadi dengan Yesus.

    +',-.-'-/%.)/)0*840'9J'"8/(*/('9:;<

    .&'"/4"'!"#$%&!%40:V0::7;90::

  • J6D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    !+(")'+%"#&(*&

    PESAN EKARISTI BULAN AGUSTUS 2015 -

    TAHUN LITURGI B/IOleh: Diakon F. de. P. Mammouth KAMDP, OSC

    !+(")'+%"#&(*&

    Hari Minggu Biasa XVIII (02 Agustus 2015)Kel.16:2-4,12-15;Ef.4:17.20-24;Yoh.6:24-35.

    Dalam Injil Yohanes, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sosok penting dalam karya keselamatan-Nya dengan tujuh cara. Ia menyebut "Aku adalah” sebagai “roti hidup”, "terang dunia”, “pintu”, "gembala yang baik”, "kebangkitan dan hidup”, "jalan, kebenaran, hidup” dan "pokok anggur yang benar”.Kebutuhan pokok dalam hidup manusia itu adalah makan. Yesus menyediakan diri sebagai makanan rohani yang sungguh membuat hidup kita berarti dan layak disebut sebagai manusia, bukan sekadar makan seperti binatang. Kemanusiaan kita membutuhkan suatu "adat", suatu pedoman dan orientasi dalam hidup yang mengatur tingkah laku dan yang menjamin adanya kemuliaan kita sebagai manusia. Inilah berkat surgawi yang kita terima.Dalam Injil hari ini Yesus mewartakan diri-Nya sebagai roti kehidupan yang bisa membebaskan manusia dari rasa lapar dan haus akan kebahagiaan kekal. Caranya adalah harus 'memakan' Dia, mendalami, meresapkan cara hidup, perbuatan dan ajaran-Nya, karena Dia adalah 'nutrisi keselamatan kita.

    HARI MINGGU BIASA XIX (09 Agustus 2015)1Raj.19:4-8; Ef.4:30-5:2; Yoh.6:41-51.

    "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku." Bapa menarik semua orang kepada Yesus melalui Roh Kudus sebagaimana dikatakan Yesus, "Aku akan menarik semua orang” (Yoh 12:32), namun banyak juga yang menolak tarikan-Nya ini ("tetapi kamu tidak mau;” Mat 23:37). Allah memberi kesempatan untuk mendengarkan pernyataan-pernyataan Yesus dan Ia memberi rahmat, mendorong mereka untuk percaya. Oleh Paulus kata “ditarik" biasa dipergunakan lewat kata "dipanggil". Panggilan ini tidak dilakukan dengan paksaan, melainkan dengan suatu proses ajaran rohani dan tanggapan aktif manusia, bukan melalui suatu proses mistik. Ketertarikan ini menekankan suasana khidmat bagi orang yang ingin memperoleh hidup yang kekal, syaratnya adalah percaya.Orang-orang yang bersungut-sungut menunjukkan bahwa mereka tidak mengetahui bagaimana rasanya ditarik oleh Bapa, dan mereka hanya bersandar pada pengertiannya sendiri.

    HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA (16 Agustus 2015)Why.11:19a;12:1,3-6a,10ab;1Kor.15:20-26;Luk.1:39-56.

    Merayakan peristiwa Maria diangkat ke Surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan kita sendiri yang ingin berada bersama dengan Tuhan di Surga.

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<J<

    !+(")'+%"#&(*&

    Ada seorang perempuan yang menyebut Maria sebagai ibu yang bahagia karena melahirkan Yesus (Luk 11:27) dan Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya, seperti Maria yang juga menjalankannya. "Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu". Sabda Allah menjadi kehidupan karena diterima, dikandung, dan dilahirkannya. Berbahagia adalah karena bisa melahirkan dan membesarkan Yesus. Kristus, dalam perjamuan terakhir-Nya menjelaskan "Ketika Aku pergi dan menyediakan tempat untuk kamu, Aku akan datang kembali dan akan membawamu bersama dengan Aku. Di mana Aku berada, di situ juga kamu ada". Maria telah menerima pemenuhan janji Kristus. Begitu pun apabila mampu menerima Sang Sabda, kita akan hidup berbahagia bersama Allah di Sorga..

    HARI MINGGU BIASA XXI (23 Agustus 2015)Yos.24:1-2a,15-17,18b;Ef.5:21-32;Yoh.6:60-69.

    "Di antaramu ada yang tidak percaya dan yang akan menyerahkan Aku" (ay. 64). Pembelotan Yudas Iskariot demikian menyedihkan. Hal ini mengingatkan tentang hal bersahabat dengan dunia dan mengkhianati Kristus. Kita dipanggil Kristus untuk mengembangkan “budaya kehidupan” dan “mempertahankan martabat manusia di antara semua ciptaan Tuhan”. Tugas panggilan ini berat, keras, tetapi mulia. Itulah jalan menuju hidup sejati atau hidup kekal, bukannya mengkhianati tugas karena dirasa berat. Perlu kerendahan hati seraya mengakui dan menghayati bahwa Tuhan berkarya jauh melebihi perkiraan kita. Bekerja, mengakui dan menghormati ciptaan-Nya berarti berani mengakui dan menghayati segala kebaikan dan keindahan terutama sesama manusia. Dengan demikian kepercayaan atau penyerahan diri kita kepada Tuhan akan memperoleh jalan pemenuhannya dan menjadi nyata dalam hidup di dunia ini. Tidak perlu putus asa atau malah berkhianat atas iman kita, tapi tetap bergairah, meskipun berat dan keras.

    HARI MINGGU BIASA XXII (30 Agustus 2015)Ul.4:1-2,6-8;Yak.1:17-18,21b-22,27;Mrk.7:1-8,14-15,21-23.

    "Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." Orang Farisi dan para ahli Taurat melakukan legalisme, yaitu menggantikan sikap batin dari Allah dengan perbuatan lahiriah atau perkataan saja. Mereka menempatkan tradisi manusia di atas pernyataan ilahi. Yesus tidak mengecam semua tradisi, tapi hanya tradisi yang bertentangan dengan Firman Allah. Kita tidak dididik untuk mengagungkan tradisi hikmat manusiawi di atas Kitab Suci. Kitab Suci adalah kaidah iman dan penuntun pemikiran dan kelakuan kita. Kita diberkati dengan daya pikir dan nalar, bukan sebagai upaya kontroversial atau penjelasan rasional dan logis untuk membenarkan diri. Berkat daya pikir itu kita diajak untuk merenungkan, memahami dan melaksanakan tuntunan Kitab Suci agar mendapatkan kebahagiaan hidup sesuai dengan iman kristiani kita.

  • J5D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    K")8'-/."'K")8'D&2"#"

    Minggu pagi, 21 Juni sekelompok remaja Paroki Pandu bersama para pendamping berangkat menuju Paroki Kristus Raja - Cigugur untuk menjalani live in singkat selama 3 hari 2 malam di daerah Lumbu. Para remaja tampak bersemangat dan riang menempuh perjalanan menuju lokasi. Sebanyak 24 peserta live in disebar di 17 rumah di daerah Lumbu. Mayoritas penduduk daerah ini beragama Katolik. Hari pertama dilalui dengan berkenalan dengan keluarga angkat, lalu menghadiri perayaan Ekaristi di Gereja Paroki. Uniknya misa yang dilaksanakan pk.19.00 itu, menggunakan bahasa pengantar Bahasa Sunda, dengan lagu-lagu yang dilantunkan diiringi musik gamelan. Malamnya, sebagian besar remaja berkesempatan menyaksikan babi beranak 10 ekor di kandang milik salah

    satu keluarga angkat. Hari ke dua dilalui dengan mengikuti kegiatan keluarga angkat. Ada yang diajak ke kandang sapi, babi, domba dan ayam tapi ada yang diajak ke sawah/ladang. Menjelang sore hari ada acara bersama ke curug di dekat gua Maria. Malamnya bersilaturahmi dengan para OMK Paroki. Tak terasa hari ke tiga pun tiba. Para remaja berkemas dan pamit kepada keluarga angkat. Kami bersama-sama menuju Gua Maria Sawer Rahmat untuk Ibadat Jalan Salib, sebelum kembali ke Bandung, Live in singkat ini memberi kami pelajaran yang berharga tentang memahami kesederhanaan, kejujuran dan keramah tamahan penduduk desa. Para remaja dan para pembimbing merasa betah berada dalam lingkungan keluarga angkat yang begitu hangat dan bersahabat.

    START MOVING ONOleh: Bintang Pamungkas

    K")8'-/."'K")8'D&2"#"

  • Rasanya seperti berada dalam keluarga sendiri. Terimakasih kepada Paroki dan semua kelompok remaja yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini.Bagi para Remaja Paroki… jangan sungkan bergabung dalam acara-acara yang digelar untuk kita para remaja… Sampai jumpa di acara berikutnya…

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<JQ

    K")8'-/."'K")8'D&2"#"

    Masih ingat dengan serangkaian acara OMK Pandu Pubertas? Masih ingatkah kalian tentang acara Pandu A-Thon? Kalau belum tahu, kita jelasin sedikit ya... Pandu A-Thon season 1 itu merupakan acara charity yang dikemas dalam bentuk kegiatan berlari bersama. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2013; dengan peserta lari dari seluruh umat Paroki Pandu. Acara berkeringat bersama itu diadakan di Sabuga. Hasil dari charity didapat dari sponsor yang berani membayar sejumlah berapa keliling yang sanggup ditempuh oleh sang pelari. Dana yang terkumpul dari Pandu A-Thon 1 disumbangkan dalam bentuk mesin cuci ke Panti Sosial Asuhan Anak Bayi Sehat di Jalan Purnawarman No 25 Bandung. ‘Nah, di tahun 2015 ini, Pandu

    A-Thon hadir kembali dengan acara yang lebih seru. Seperti apa sih acaranya? Kita kasih beberapa bocoran, ya. Seperti yang sudah kalian ketahui bahwa kegiatan

    berlari sudah menjadi lifestyle bagi kaum muda. Untuk itu, acara Pandu A-Thon 2 dengan judul “LET’S RUN! Start Running, Start a New Hope” ini dikemas ala OMK dengan acara yang jauh berbeda dan pastinya lebih meriah daripada

    Pandu A-Thon 1. Ditunggu ya...! “LET’S RUN! Start Running, Start a New Hope” ini memiliki makna bahwa kita, sebagai kaum muda adalah penerus gereja dan bangsa ini. Oleh karena itu, acara ini kami adakan sebagai bentuk rasa kepedulian kami terhadap kaum

    muda yang terjerumus kedalam narkoba.Lalu, apa hubungannya antara berlari bersama dengan kepedulian terhadap kaum muda yang terjerat narkoba? Seperti

    PANDU A-THON !%=B#)'>%#+%=B#C

  • JVD%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    K")8'-/."'K")8'D&2"#"

    yang sudah diketahui, olahraga lari pasti menyehatkan ‘dong. Plus, kalian bisa dapat kenalan baru yang ganteng atau cantik, terus bisa jadi sahabat atau teman main, dan siapa tahu aja kalian justru berjodoh dengan si dia. #cieeee. Stop. Ini serius. Jadi gini teman-teman, seperti yang telah disebutkan di atas, masih banyak kaum muda yang sudah terlanjur masuk kedalam dunia narkoba; dunia yang sudah merenggut banyak jiwa penerus bangsa yang sebenarnya memiliki potensi untuk memajukan bangsa ini. Syedih ga sih? syedih woy, syedih!!! Jadi, dengan kegiatan berlari bersama ini, kita mau menggalang dana untuk Panti Rehabilitasi Sekar Mawar. Selain itu, kita

    juga mau membantu teman-teman untuk menjauhi yang namanya NARKOBA! Nah lho! Ati-ati ya, kawan, narkoba itu bukan mainan atau teman, tapi musuh terbesar kita pada zaman ini! Nah kawan!

    Untuk kali ini, bakal diadain pada tanggal 8 Agustus 2015 jam 06.00-10.00. Kita akan mulai dari SD Pandu-Pajajaran-Astina-Dursasana-Radjiman-Dr. Otten-Pasteur-Griya Jogja (Water Station)-Baladewa-Pandu atas-Finish SD Pandu. Jangan ketinggalan ya! Tunggu keseruan kita di Pandu A-Th on 2 BERSAMA 300 OMK sekeuskupan Bandung! See you!

    SAKSIKANLAH!"#$%&'()*'+,'-).,'/')'-$'/)

    0%('1'2)+'-)3'$"45/%'(6)7,8'$)9:);4$)9)?3@=A@

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<JM

    K")8'-/."'K")8'D&2"#"

    SIAPA SESAMAKU?oleh: Dennis Kwaria

    Perumpamaan mengenai orang Samaria yang baik hati (Luk 10:25-37) telah banyak dikenal. Tetapi, apabila membaca lebih teliti, kita dapat menangkap bahwa Yesus memberikan jawaban yang unik terhadap pertanyaan Ahli Taurat. Pertama, Yesus tidak memberi jawaban langsung terhadap pertanyaan Ahli Taurat. Seperti kebiasaan-Nya, Yesus menjawab dengan perumpamaan, yang ditutup dengan pertanyaan reflektif (Luk 10:36). Artinya Yesus menjawab pertanyaan dengan balik bertanya. Yang kedua, dan ini yang menarik, Yesus ditanya siapakah sesama yang patut kukasihi, tetapi jawaban Yesus menunjuk pada siapa sesama dari orang yang ditolong. Yesus menjawab pertanyaan yang egosentris (ego: diri, centri: pusat), dan mengarahkannya secara altruistis (alter: lain). Pertanyaan Ahli Taurat ini dapat disebut pertanyaan yang egosentris karena meletakkan diri sendiri sebagai standar untuk menentukan siapa ‘sesama’ yang layak untuk dikasihi. Hal ini dapat dimaklumi karena pada zaman itu sebagian orang beranggapan bahwa orang-orang tidak setara; ada yang derajatnya lebih rendah atau lebih tinggi. Itulah sebabnya, dalam perumpamaan Yesus menggunakan tokoh orang Samaria yang dalam masyarakat Yahudi tidak diperhitungkan. Yesus memberikan pertanyaan reflektif yang menantang Ahli Taurat, dan kita semua, untuk meneladan orang Samaria. Keteladanan orang Samaria bukan hanya berbuat amal dengan merawat korban. Keteladanan orang Samaria

    yang ditekankan Yesus justru pada sikap altruistis. Lukas 10:36-37 menunjukkan bahwa orang Samaria bersedia menjadi sesama bagi korban perampokan, dan bukan mencari sesama untuk ditolong. Menarik untuk diperhatikan bahwa Yesus tidak mencantumkan status sosial pada korban, berbeda dengan tokoh-tokoh lain dalam perumpamaan-Nya. Bila mengacu pada perintah “mengasihi sesama”, rupanya Yesus justru menantang kita untuk selalu bersedia menempatkan semua orang lain (alter), terutama yang lemah dan menderita, menjadi pusat (centri), dan diri kita sendiri menjadi sesamanya. Dalam konteks kemerdekaan RI, kita dapat merenungkan bahwa kadang-kadang kemerdekaan dimaknai secara egosentris. Kebebasan bertindak dimanfaatkan hanya untuk kepentingan pribadi, dan berbuat baik seperti Ahli Taurat yang bertanya kepada Yesus, yakni hanya soal sesamaku. Bila setiap orang yang merdeka mau menempatkan orang lain sebagai pusat, dan mau menjadi sesama bagi semua orang yang dijumpai, niscaya bangsa ini akan semakin maju dan jaya, karena semua orang saling melayani. Bukankah para pejuang kemerdekaan juga tidak memikirkan “siapa sesamaku yang akan menikmati kemerdekaan ini?” Pertanyaan ini masih perlu kita renungkan kembali: “Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” (Lukas 10:36)

  • 6:D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    K")8'-/."'K")8'D&2"#"

    Selintas tampak penampilannya biasa saja. Perawakan kurus. Tampak ramah. Menyenangkan ketika berbincang dengannya.“Saya mantan pemakai…”Aku tak percaya“Dulu waktu remaja saya sebenarnya ga sadar tiba-tiba terjerumus… ikutan teman…. Susah lepasnya”, wajahnya tampak sendu.“Sekarang tidak lagi kan?”“Puji Tuhan… tidak lagi… Bahkan para dokter gigi takkan percaya kalau saya mantan pemakai…” Beliau bergurau…. Aku tau itu….Teman Mama yang satu ini memang berbeda…Kami secara tak sengaja berkenalan. Dan aku sungguh mengagumi kegigihannya untuk kembali ke jalan hidup yang benar. Sebagai ABG aku juga tau bahayanya narkoba. Tetapi aku belum pernah berhadapan langsung dengan pemakainya. Sampai akhirnya hari ini aku bertemu dengan Beliau. “Sebagai seorang remaja yang sedang mencari jati diri… perasaan ingin diterima oleh teman-teman satu geng menjadi dominan. Dan ketika sedang berada jauh dari Tuhan… godaan itu cepat sekali merangkul lalu menenggelamkan…

    Dari mencoba sekali aja buat Jaim….lalu timbul dorongan yang kuat untuk mengulangnya lagi… Sungguh menyiksa. Tahun-tahun yang harus ditempuh untuk masa rehabilitasi menjadi masa tersulit… Tetapi dukungan keluarga dan orang-

    orang terdekat sungguh menguatkan…. Dan berada dekatNya, menemukan cintaNya .. menguatkan saya untuk hidup di jalan yang sekarang ini.”Aku percaya. Sebagai seorang ABG aku juga banyak mendengar kisah serupa sampai yang lebih parah juga ada… Bahkan ada yang berakhir tragis.Beliau sharing dari lubuk hati yang terdalam. Aku dapat

    merasakannya. Teman Mama yang satu ini memang sungguh berbeda… Tetapi yang sangat istimewa adalah… Sang Penyelamatnya. Yes! Those Keywords! Aku sekarang tau apa yang dapat kulakukan buat salah seorang temanku… yang kini sedang jauh dari Tuhan. Aku akan mendukungnya. Meyakinkannya untuk selalu berada di dekatNya… supaya ia dapat menemukan cintaNya. Semoga ia kuat dan kembali setia hidup di jalan-Nya… Remaja terkasih, dari kisah nyata ini kita dapat belajar bagaimana seseorang dimampukan Tuhan untuk berbalik dari

    REGRET AND LET’S CHANGE…Oleh: -V. Waty S.Halim-

    “Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yag dikuduskan” (Kis 26:17b, 18)

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<6;

    K")8'-/."'K")8'D&2"#"

    cara hidup yang lama karena merasakan cintaNya. Bertobat! Metanoia berasal dari kata “’meta” yang berarti melampaui, dan “noeoe” yang berarti pikiran. Jadi dapat diartikan sebagai perubahan pikiran, a change of mind. Arti spesifik metanoia adalah pertobatan. Ditandai dengan perubahan dari sikap berdosa berbalik kepada Kristus, menjalani hidup sebagai anak-anak Allah. Banyak kisah hidup orang-orang yang bertobat karena mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Salah satunya Zakheus, yang bertobat setelah mengalami kasih Tuhan. Ia meninggalkan cara hidup yang lama dan membagi kasih kepada sesama dan orang-orang yang pernah ia rugikan. Hidup di zaman modern kini penuh godaan. Manusia dimanjakan dengan berbagai kemudahan yang dapat menjadi pisau bermata dua. Bisa membuat hidup lebih baik tetapi juga bisa berdampak menguatnya sikap konsumtif, materialis (mementingkan kebendaan seperti misalnya harta), aliran hedonisme (kesenangan/kenikmatan menjadi tujuan utama hidup). Sebagai remaja yang hidup di zaman ini kita pun tak luput dari situasi penuh godaan ini…Salah satu contoh nyata … dengan gadget yang kita miliki kita dapat mengembara di dunia maya tanpa batas ruang dan waktu… memisahkan kita dari dunia nyata kita … seorang remaja dalam sebuah keluarga nyata… Dan sering kita BT berat ketika ortu mengingatkan kita untuk kembali “berpijak” di bumi… So what to do, dude?Tuhan menganugrahkan berkat melimpah dalam hidup manusia (baca: kita) untuk menjadikan kualitas hidup manusia menjadi lebih baik. Tetapi segala

    kemudahan dan kekinian yang dinikmati manusia tanpa disadari seringkali menjatuhkan manusia ke dalam jebakan dosa yang kemudian membelenggunya…Dan sulit untuk melepaskan diri…kalau hanya mengandalkan kekuatan sendiri.. Seringkali manusia dengan akal budinya ingin lepas… ingin bertobat… tetapi seringkali pula mengalami kegagalan…Tetapi … jangan kuatir… kabar baik yang perlu kita ingat : Yesus menawarkan diriNya… cintaNya… untuk menebus dosa dunia…. So…sobatku remaja yang dikasihi Tuhan, yuk kita berbalik… meraih hidup yang bebas dari belenggu dan jebakan dosa. Tekun berusaha dan berdoa. Mantapkan hati untuk terus berpegang pada ajaran-ajaranNya. Meniru teladan hidup orang-orang kudus. Bukan karena takut akan hukuman api neraka kelak,,, (serfile fear) tetapi karena termotivasi untuk membalas kasih Tuhan dengan sikap hidup yang mau terus menerus bertobat sepanjang hidup kita (filial fear). Supaya lewat cara hidup kita makin banyak orang makin mengenal Tuhan dan hukum kasihNya dan menjadikan lebih banyak orang merasakan dirinya dicintai. Yuk

    “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm 12:2)

  • 69D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    ;::\'%"*$4&%;::\

    '%"*$4&%

    Doa Umat (oratio fidelium, oratio universalis) merupakan penutup Liturgi Sabda. Secara teknis, kata umat (fidelium) merujuk pada orang-orang yang sudah dibaptis. Dengan doa ini umat beriman hendak menanggapi Sabda Allah sekaligus memanjatkan aneka permohonan. Urutan ujudnya ialah untuk keperluan Gereja, untuk pemerintahan negara dan keselamatan dunia, untuk mereka yang sedang menderita oleh berbagai kesulitan, dan untuk umat setempat (umat yang berhimpun). Inilah yang menyebabkan doa ini disebut oratio universalis, yakni doa untuk kepentingan umum. Tapi, pada perayaan khusus (misalnya perkawinan, pemakaman, Misa lingkungan) ujud-ujud dapat lebih dikaitkan dengan peristiwa khusus tersebut. Dengan itu umat pun mengamalkan tugas imamat yang mereka peroleh dalam pembaptisan (PUMR 69-70). Susunan Doa Umat adalah sebagai berikut:

    Ajakan imamDoa Umat diawali oleh ajakan imam. Imam mengajak umat beriman untuk menyampaikan doa-doa bagi kepentingan umum. Sebagai pribadi Kristus dan pemimpin Gereja, ia mengajak

    umat untuk menyampaikan doa-doa kepada Allah. Perlu diingat bahwa imam mengajak umat untuk menyampaikan ujud-ujud doa, maka rumusannya bukanlah rumusan doa.

    Intensi atau ujudPetugas (biasanya lektor) menyampaikan ujud-ujud doa. Sebagai oratio universalis atau oratio fidelium maka doa ini adalah bentuk doa yang dihimpun umat untuk kemudian dipanjatkan kepada Allah, bukan doa umat bersama Kristus, Sang Kepala Gereja. Namun doa ini juga bukan doa langsung kepada Allah. Maka, isi ujud-ujud doa yang disebutkan pembaca itu pun bukan berupa pernyataan langsung

    BELAJAR MENYUSUN DOA LITURGIS 2:

    DOA UMAT (1)Oleh: Pst. P.A. Didi Tarmedi, OSC

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<6J

    ;::\'%"*$4&%

    kepada Allah, melainkan suatu pernyataan kepada umat tentang apa dan untuk siapa doa itu dipanjatkan atau dimohonkan (konkretnya bisa kita bahas pada edisi berikutnya).

    Ujud-ujud yang dimaklumkan hendaknya dipertimbangkan dengan matang, digubah secara bebas tetapi cermat, singkat, dan mengungkapkan doa seluruh umat (PUMR 71). Kreativitas menyusun doa ini sudah amat lazim, namun masih banyak yang kurang mengindahkan anjuran ini. Tak jarang kita temukan ujud yang berlebihan. Bahkan, ada yang arah tujuannya tak jelas: kepada Allah Bapa, Yesus, Zroh Kudus, bahkan juga kepada Maria atau orang kudus. Menyebut sendiri tujuan ujud itu saja sudah keliru, jadi makin salah ketika menyebut pribadi-pribadi lain sebagai tujuan ujud doa. Hanya imam yang mengarahkan kepada siapa seluruh ujud itu dilambungkan, yang terungkap dalam akhir Doa Umat.

    Doa imamDoa Umat diakhiri oleh doa yang dipanjatkan langsung oleh imam kepada Allah. Kristus sendiri, melalui imam (in persona Christy), akan mengumpulkan dan menjadikan ujud-ujud umat itu sebagai doa-Nya. Ini tersimpulkan dalam ”Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.” Makna teologis doa ini tampil dalam ekspresi ritual yang mengalir. Imam sebagai pribadi Kristus dan pemimpin Gereja mengajak umat. Umat pun menyampaikan kebutuhan atau kepedulian mereka. Itulah saat Gereja hadir mewakili dunia dan berbicara atas nama dunia untuk menanggapi Sabda Allah.***

    INFORMASI-&("'!+)8/#"!")'/*%'4")(&"'

    .+)8")'*+-"'(/%"2&*"'!+)8/#"!")%"-&(g'96'(+!*+-D+#g'%"-&('!%0:V0::.&4")R/*%")'.8)'#"-"1'*"-"10'

    !+)."H*"#")'-+4"4/&'%+*/"'4&)8%/)8")'

    "*"/'(+%#+*"#&"*'!"#$%&

    D+#("-D/)8'%+'D/4")'.+!")

    RIP"4-0'"D#"1"-'%"/4")"'

    *+.R"'"*-".R"'4&)8%0')"("D"'

    -+)&)88"4'*84'N';6'R/4&'h;

  • 66D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    4+-D"#'")"%4+-D"#'")"%

    Asuhan Kak Lenny Muliadi

    &-./0/123-14/56!

    !"#$%&'"#$(&)*+,'-&.*,"*,/'+&$#0'-&1'$-*2031'$-*20& '"'4'-& 5*.2,/26& 72$'#& 8',/& 6*4'-& 9',8'$& 9*+92'6& ":0';&

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<6<

    4+-D"#'")"%

    I*6*4'-&"##0#(&0#4'-$',&'"#$

    %'"#$

    &/2,6#,

    /&?'>'

    9',,8'(&4'

    42&9*+#$'

    ,&5'"'&&/

    2+2&

    KAL!

    &AB!

    L&"#&

    0*$:4'-&)!LM

    NOI6'0#&2

    ,62$

    &"#62

    $'+$',&"*,/',&P!

    MA!P

    ;

  • 65D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    &)H$#-"(&&)H$#-

    "(&

    3?G?']=A'-?G?'!=>bC?'(@0'!E>=i=A'-=>?='(=c@='%E]BC==A-EAFE^_=AFC=A'/^=@'!=>bC?'(=A@='!E>=i=A'-=>?='(=c@='%E]BC==A'-EAe=]?'8E>Ee='f=AF'4E_?`'-=A]?>?g'*E>_BC=g'*E>a?_=@g'(ba?]E>g']=A'*=AFFB`0'.?^=A='(E^B='/AGB>Af='DE>cE>=A']=A'DE>@=AFFBAF'R=i=_'(Ej=>='"C@?d']=a=^'-E^BiBeB]C=A'%b^BA?@=G'D=G?G'

    (E_=F=?'2=>='D=>B'-EAFFE>Ee=

    8+#+R"'(")*"'!+#",")'-"#&"'("!*"'%+./%"")'7'D-3'Q'.$4'7'!")./R40'!")./')$0'6g'D")./)8'6:;QJ

    *+4!0':9975:7;;;7JV'X'H"k0:9975:J7:97J:

    !=G@b>'-b]E>=@b>',?a=f=`N;0' ,?a=f=`'&'l'3' ' N'!=G@b>'!E@>BG'"0'.?]?'*=>^E]?g'$(290' ,?a=f=`'&&'l'3&' ' N'!=G@b>'-=@`EBG'"0'RBibAbg'$(2J0' ,?a=f=`'&&&'l'3&&' ' N'!=G@b>'Kb=AAEG'D=>B=a=^=Gf=`g'$(260' ,?a=f=`'&3g'3&&&g'l'&k'' N'!=G@b>'D0'1EA]>='%?^=i=Ag'$(2

    R=]i=a'-?G=N'8+#+R"'!")./' ' ' ' 8+#+R"'(*0'*1+$.$#/('D")./)81=>?=A'7':50::'c=F?' ' ' 1=>?=A'L(Ea=G=g'#=_Bg'%=^?Gg'(=_@BO'7':50::'c=F?RB^=@'!E>@=^='7':50::g';Q0J:' ' RB^=@'!E>@=^='7';;0J:g';V0J:(=_@B'7';Q0J:' ' ' ' -?AFFB'7':V0::-?AFFB'7':'(@=G?

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<6Q

    &)H$#-"(&

    PENANGGALAN LITURGI BULAN JULI 2015

    Tgl 1, Sabtu : Pw S. Alfonsus Maria de Liguori, UskPujG. Im. 25:1,8-17, Mat 14:1-12.Tgl 2, Minggu : Hari Minggu Biasa XVIII. Kel. 16:2-4,12-15, Ef. 4:17,20-24; Yoh. 6:24-35.Tgl 3, Senin : Hari biasa. Bil. 11:4b-15, Mat. 14:13-21.Tgl 4, Selasa : Pw S. Yohanes Maria Vianney, Im. Bil. 12:1-13, Mat. 14:22-36.Tgl 5, Rabu : Hari biasa. Bil. 13:1-2a,25 – 14:1,26-29,34-35, Mat. 15:21-28.Tgl 6, Kamis : Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya. Dan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19, Mrk. 9:2-10.Tgl 7, Jumat : Hari biasa. Ul. 4:32-40, Mat. 16:24-28.Tgl 8, Sabtu : Pw S. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah, Im. Ul. 6:4-13, Mat. 17:14-20.Tgl 9, Minggu : Hari Minggu Biasa XIX. 1Raj. 19:4-8, Ef. 4:30 - 5:2; Yoh. 6:41-51.Tgl 10, Senin : Pesta S. Laurensius, DiakMrt. 2Kor. 9:6-10, Yoh. 12:24-26.Tgl 11, Selasa : Pw. S. Klara, Prw. Ul. 31:1-8, Mat. 18:1-5,10,12-14.Tgl 12, Rabu : Hari biasa. Ul. 34:1-12, Mat. 18:15-20.Tgl 13, Kamis : Hari biasa. Yos. 3:7-10a,11,13-17, Mat. 18:21 – 19:1.Tgl 14, Jumat : Pw S. Maksimilianus Maria Kolbe, ImMrt. Yos. 24:1-13, Mat. 19:3-12.Tgl 15, Sabtu : Hari biasa. Yos. 24:14-29, Mat. 19:13-15.Tgl 16, Minggu : HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA. Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab, 1Kor. 15:20-26, Luk. 1:39-56.Tgl 17, Senin : HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Sir. 10:1-8, 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21.Tgl 18, Selasa : Hari biasa. Hak. 6:11-24a, Mat. 19:23-30.Tgl 19, Rabu : Hari biasa. Hak. 9:6-15, Mat. 20:1-16a.Tgl 20, Kamis : Pw S. Bernardus, AbasPujG. Hak. 11:29-39a, Mat. 22:1-14.Tgl 21, Jumat : Pw S. Pius X, Paus. Rut. 1:1,3-6,14b-16,22, Mat. 22:34-40.Tgl 22, Sabtu : Pw SP Maria, Ratu. Rut. 2:1-3,8-11; 4:13-17, Mat. 23:1-12.Tgl 23, Minggu : Hari Minggu Biasa XXI. Yos. 24:1-2a,15-17, Ef. 5:21-32, Yoh. 6:60-69.Tgl 24, Senin : Pesta S. Bartolomeus, Ras. Why. 21:9b-14, Yoh. 1:45-51.Tgl 25, Selasa : Hari biasa. 1Tes. 2:1-8, Mat. 23:23-26.Tgl 26, Rabu : Hari biasa. 1Tes. 2:9-13, Mat. 23:27-32.Tgl 27, Kamis : Pw S. Monika. 1Tes. 3:7-13, Luk. 7:11-17.Tgl 28, Jumat : Pw S. Agustinus, UskPujG. 1Tes. 4:1-8, Mat. 25:1-13.Tgl 29, Sabtu : Pw Wafatnya S. Yohanes Pembaptis, Mrt. Yer. 1:17-19, Mrk. 6:17-29.Tgl 30, Minggu : Hari Minggu Biasa XXII. Ul. 4:1-2,6-8, Yak. 1:17-18,21b-22,27, Mrk. 7:1-8,14-15,21-23.Tgl 31, Senin : Hari biasa. 1Tes. 4:13-17a, Luk. 4:16-30.

  • 6VD%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

    &)H$#-"(&

    LAGU BULAN AGUSTUS 2015

    PETUGAS KOOR DAN ORGANIS AGUSTUS 2015

    *")88"4 1=>? !D% !2% %-4 -=m D!& !(D %.( D!'%"-& %$- !)*

    :97:V79:;< -&)88/'D&"("'k3&&& JJQ 9JJX

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<6M

    &)H$#-"(&

    JADWAL ACARA PDPKK PANDU AGUSTUS 2015

    #"D/g':

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<

  • D%'DE>?@='%?@='"FBG@BG'9:;<