Upload
fikriawan-hasli
View
203
Download
1
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Slide persentation ini membahas mengenai Proses bayi tabung serta sudut pandang ilmu pengetahuan dan Islam mengenainya.Enjoy :)
Citation preview
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Presentation by fife’th group of PTIK UMMI 2011
Theme
Bayi tabung
Dalam sudut pandang Islam
dan Ilmiah
BAYI TABUNG, DILEMA ANTARA KEHALALAN, KESEHATAN REPRODUKSI DAN KEBAHAGIAAN KELUARGA
Created, edited and Presented by us, the
Fife’th Group Of Al-Islam with member :Fikriawan Hasli NIM 06 317 1111
027
Noer Muhammad Iskandar A NIM 06 317
1111028
Deri Andrean NIM 06 317 1111
029
Dara Triana NIM 06 317 1111
030
Misbahul Fiqri NIM 06 317 1111
031
Pengertian bayi Tabung
Secara Imiah merupakan
Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi yang terbentuk di dalam tabung, melainkan dimaksudkan sebagai metode untuk membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang” pembuahan “ sel telur wanita oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang disebut “laparoscop” ( temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itu kemudian diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dan dipertemukan dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak seperti biasa.
Sejarah Bayi Tabung
Bayi tabung pertama Louis Brown dari Inggris lahir 30 tahun lalu. Pembuahan buatan sudah merupakan prosedur standar kedokteran, untuk menolong pasangan yang sulit punya anak secara alami. Jumlah pasangan suami-istri yang melaksanakan program bayi tabung dari tahun ke tahun juga meningkat. Sebuah pemecahan praktis yang juga harus disadari mengandung risiko. Prosedurnya saja sudah amat menegangkan, melelahkan dan bahkan sering memicu rasa frustrasi. Belum lagi mengintai bahaya kecacatan pada bayi dan dampak lainnya. Seberapa besar risiko program bayi tabung itu, kini menjadi tema penelitian sejumlah dokter dan ilmuwan Jerman.
Alasan Adanya Bayi Tabung
Faktor-Fakor Penyebab infiltrasi pada Pasutri
Faktor hubungan seksual , yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini yang berat, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.
Faktor infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnva infeksi pada buah pelir dan infeksi pada rahim.
Faktor hormon, berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.
Faktor fisik, berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.
Fakror psikis, misalnya stress yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan sel telur.
Proses Inseminasi Pasangan SAH
Pasangan Sah dengan masalah pada Suami
• Sperma Suami Lemah dan tak Dapat mencapai ovumm
• Dasar Hukum Pemindahan Sperma.الضرورة تترل جة الحا
المحظورات تبيح والضرورةArtinya : ”Hajat (kebutuhan
yang sangat penting itu) diperlakukan seperti dalam
keadaan terpaksa (Emergensy) padahal keadaan darurat atau
terpaksa itu membolehkan melakukan hal-hal yang
terlarang.”(Kaidah Hukum Fiqih)
Pasangan Sah dengan masalah pada Istri
• Biasanya karna Rahim tak kuat, dilakukan persis seperti pada pasangan sah dengan masalah pada suami, namun peletakan zigot atau nutfah bukan pada rahim istri sah nya namun pada wanita bayaran atau sukarelawan sebagai ibu kandungan calon bayi tersebut.
• Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
Proses Inseminasi bukan Pasangan
• Pada proses ini kebalikan dari inisiasi pasangan sah yang bermasalah pada istri, namun dapat pula dilakukan tanpa harus inisiasi diluar tubuh, dapat saja dilakukan dengan pemasukan sperma kedalam rahim untuk bertemu dengan Ovu di oviduk (Spermanya bukan dari suami karna jelas sperma suami tak memiliki Inti)
• Hukum : Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.
(Fatwa MUI)
Proses bayi Tabung dengan Sperma Dari Bank Sperma maupun dari Laki-laki lain (Suami Mandul)
Bayi Tabung dalam Sudut Pandang Ilmiah
Bayi tabung memang salah satu cara yang merupakan dampak kemajuan tekhnologi untuk tetap memiliki keturunan, akan tetapi, cara ini juga rentan terhadap masalah, diantaranya : Harga yang sangat mahal Resiko kegagalan yang cukup besar. Gangguan kesehatan pun dapat terjadi pada sang ibu
bilamana kesterilan proses pembuahan terbengkalai Kondisi janin lemah dan membahayakan janin itu
sendiri dan ibu yang mengandungnya. Fisik anak yag lahir terkadang tidak baik dan
kemugkinan menderita cacat ataupun penyakit tertentu baik fisik maupun mental lebih besar.
Manfaat dan Mudharat Bayi Tabung menurut Islam
Maslahahnya(Manfaat) dari bayi tabung adalah Dapat membantu pasangan suami istri yang keduanya atau salah satu nya mandul atau
ada hambatan alami pada suami atau istri menghalangi bertemunya sel sperma dan sel telur.Misalnya karena tuba falopii terlalu sempit atau ejakulasinya terlalu lemah
Namun akibat(mafsadah) dari bayi tabung adalah: Percampuran Nasab,padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan
kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal dan haram dikawini) dan kewarisan.
Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi percampuran
sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah. Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam rumah
tangga terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang sangat unik yang bisa berbeda sekali bentuk dan sifat-sifat fisik dan karakter/mental si anak dengan bapak ibunya.
Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya terselubung dan sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada anak adopsi yang pada umumnya diketahui asal dan nasabnya.
Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi tabung lewat ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami istri yang punya benihnya,sesuai dengan kontrak,tidak terjalin hubungan keibuan anatara anak dengan ibunya secara alami
Lihat Surat Al-Lukman ayat 14.
Hukum Bayi tabung konvensional karena kekurangan pada suami, Dinyatakan halal karena tak ada penyimpangan yang terjadi, selama sperma dan ovu tetap diambil dari pasutri yang sah tersebut dan Zigot juga ditanam pada rahim si ibu.
Hukm bagi bayi tabung yang disebabkan ketidakmampuan ibu dalam mengandung hingga kini masih dipertanyakan, karena melibatkan orang luar dalam mengandung janin seseorang, namun beberapa ulama menyatakan, selama sang relawan ikhlas dan tidak mengeluh, hal itu sah-sah saja.
Hukum bagi bayi tabung karna zoosperma suami maupun eksperiment jelas salam karena tdak menggunakan sperma dari pasangan yang sah, maka itu haram dan dapat disebut dengan ZINA, lihatb Q.S Annisa Ayat 04.
Lebih Jelasnya dibahas pada Slide selanjutnya.
Bayi Tabung dalam pandangan IslamUntuk hukum ini, dikarenakan para ulama belum enemukan kasus serupa pada masa silam , (masa kerasulan) maka mereka menerapkan sistem Qiyas padanya, yaitu membandingkan hukum suatu hal yang sudah ada dan ternyata mirip dengan perbuatan pada masa kini.
Hukum dasar bayi Tabung Apabila mengkaji tentang bayi tabung dari hukum islam,maka harus dikaji dengan
memakai metode ijtihad yang lazim dipakai oleh para ahli ijtihad agar hukum ijtihadnya sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa al-Quran dan sunnah menjadi pasanagan umat islam.Bayi Tabung dilakukan apabila dilakukan dengan sel sperma dan ovum suami istri sendiri dan tidak ditransfer embrionya kedalam rahim wanita lain termasuk istrinya sendiri yang lain(bagi suami yang berpoligami),maka islam membenarkan,baik dengan cara mengambil sperma suami,kemudian disuntikkan kedalam vagina atau uterus istri,maupun dengan cara pembuahan dilakukan diluar rahim,kemudian buahnya ditanam kedalam rahim istri,asal keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak,karena dengan cara pembuahan alami,suami istri tidak berhasil memperoleh anak.
Menurut Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70Artinya:Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,Kami angkut mereka didaratan dan lautan,Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. Inseminasi buatan endahngan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat manusia
sejajar dengan hewan yang di inseminasi.Hadist Nabi:Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain(vagina istri orang lain).Hadist Riwayat Abu Daud,Al-Tirmizi dan hadist ini dipandang sahih oleh Ibnu Hibban.Dengan hadist ini para ulama sepakat mengharamkan seseorang mengawini/melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari orang lain yang mempunyai ikatan perkawinan yang sah. Pada zaman dulu masalah bayi tabung/inseminasi buatan belum timbul,sehingga kita tidak
memperoleh fatwa hukumnya dari mereka.Kita dapat menyadari bahwa inseminasi buatan / bayi tabung dengan donor sperma atau ovum lebih mendatangkan madaratnya daripada maslahahnya.
Perbandingan Bayi Tabung di Mata Ilmah dan Islamiah
Ilmiah Semua cara boleh
dilakukan karena kini tingkat keamanan dan strilitas terjaga
Resiko-resiko tak dipungkiri keberadaannya karena jelas bukan reproduksi secara alamiah
Berbagai syarat harus dipenuhi sebelum pelaksanaanya baik kesehatan dan lain sebagainya.
Islamiah Hanya boleh dilakukan bila
sah Pasutri menurut Islam dan sama sekali tidak menggunakan sperma atau ovum dari orang lain.
Resiko pasti jelas dianggap ada, karena segala hal di dunia ini tibal balik dan saling mengisi,
Syarat utama pelaksanaannya adalah sah nya pernikahan suami istri tersebut secara islam.
Kesimpulan Inseminasi Bayi tabung dianggap wajar dalam
dunia kedokteran walau tetap tak dipungkiri resiko yang harus diterima, dan dalam Islam juga seperti itu pertama, selagi tidak membahayakan dan dilakukan dengan halal (Tanpa Campurtangan sperma atau Ovum Non Mahrom)
Jadi secara jelas, Dinyatakan bahwa bayi tabung dipandang dari sudut pandang ilmiah dan islamis merupakan hal yang boleh secara tidak mendasar.
Terimakasih atas perhatiannya