Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca merupakan bagian paling penting dari proses menuntut ilmu.
Dengan membaca manusia menjadi tahu apa yang selama ini tidak diketahui.
Dengan membaca inilah ilmu didapatkan. Sehingga perpustakaan dipandang
sarana pendidikan yang bersifat teknis edukatif dan bersama-sama dengan unsur
lain ikut dalam menentukan berlangsungnya dan berhasilnya proses
pembelajaran.
Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dalam hal memperoleh
informasi di era melimpahnya informasi ini memberikan besarnya peluang untuk
perpustakaan dalam melakukan perbaikan baik pola pelayanan maupun peranan
yang diberikan, sebagai mediator informasi. Di tengah perkembangan teknologi
informasi yang terus berkembang pesat ini perpustakaan harus tetap menjaga
eksistensi nya di tengah kehidupan masyarakat. 1
Perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti buku. Setelah
mendapat awalan per dan akhiran an menjadi perpustakaan yang berarti kitab
primbon, atau kumpulan buku-buku yang kemudian disebut koleksi bahan
pustaka.2Perpustakaan khususmerupakan perpustakaan yang didirikan untuk
mendukung visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan berfungsi sebagai pusat
1Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 162 Herlina, Manajemen Perpustakaan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2009), h. 1
1
2
informasi khusus terutama berhubungan dengan penelitian dan pengembangan.
Biasanya perpustakaan ini berada di bawah badan, institusi, lembaga atau
organisasi bisnis, industri, ilmiah, pemerintah, dan pendidikan misal perguruan
tinggi, perusahaan, departemen, asosiasi profesi, instansi pemerintah dan
sebagainya.
Perpustakaan khusus biasanya mempunyai karakteristik khusus apabila
dilihat dari fungsi, subyek yang ditangani, koleksi yang dikelola, pemakaian yang
dilayani dan kedudukannya. Sehingga hal tersebut nantinya akan terlihat dengan
jelas perbedaannya dengan perpustakaan pada umumnya.3
Perpustakaan khusus yaitu perpustakaan yang dikelola oleh perorangan,
korporasi, asosiasi, badan pemerintah atau kelompok lain untuk pengumpul,
pengorganisasian dan penyebaran informasi dan terutama ditentukan pada sebuah
subjek khusus dan memberikan jasa pada sekelompok pemakai.4 Sedangkan
menurut Undang-Undang No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan dalam Bab 1
(ketentuan umum) pasal 1 disebutkan bahwa “Perpustakaan khusus adalah
perpustakaan yang diperuntukan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan
lembaga pemerintahan, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan, keagamaan,
rumah ibadah, atau organisasi lain”.5
3 Arif Surachman, Pengelolahan Perpustakaan Khusus. Artikel ini diakses pada tanggal 01Agustus 2017 http://www.google.co.id/urr?sa=t~source=web~rct=j~url=http:/2arifs.staf.UGM.ac.id.
4Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 2.11.5 Perpustakaan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2007), h.7
3
Perpustakaan khusus harus memiliki strategi supaya bisa berjalan sesuai
dengan tujuan. Strategi perpustakaan merupakan suatu proses yang dilakukan
perpustakaan yang berfokus pada tujuan jangka panjang untuk pengembangan
perpustakaan yang baik dengan penyusun cara, upaya dan usaha perpustakaan
tersebut bisa mencapai tujuannya. Dengan adanya strategi perpustakaan bisa
menarik perhatian masyarakat dan bisa meningkatkan minat masyarakat terhadap
perpustakaan. Strategi promosi perpustakaan merupakan salah satu bentuk
strategi dalam pengembangan perpustakaan.
Mempromosikan perpustakaan haruslah diketahui bahwa promosi
perpustakaan terdiri dari berbagai unsur maupun komponen yang harus
diperhatikan. Menurut Qalyubi untuk mempromosikan perpustakaan perlu
diperhatikan unsur-unsur promosi yaitu attention (perhatian), interest
(ketertarikan), desire (keinginan), action (tindakan), dan satisfy (kepuasan). 6
Kepuasan menurut Richard Olivier dalam bukunya adalah tanggapan
pelanggan atas terpenuhnya kebutuhan, hal ini berarti bahwa suatu bentuk
keistimewaan dari suatu barang atau jasa yang memberikan tingkat kenyamanan
yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan. Tingkat kepuasan pemustaka
dapat dikatakan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
6 Qalyubi, Syihabuddin, Dasar- dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Yogyakarta:Jurusan Perpustakaan dan Informasi, 2007), h. 261
4
dengan harapan pemustaka. Apabila kinerja dan layanan pemustaka melebihi
harapan maka pemustaka akan merasakan kepuasan.7
Untuk mencapai kepuasan pemustaka menurut Rahmah ada lima dimensi
pokok yang harus diperhatikan dalam pelayanan perpustakaan yaitu: 1)
realiabitas, memberikan layanan perpustakaan sesuai dengan sop perpustakaan,
2) daya tanggap, merespon permintaan dengan membangun komunikasi dengan
baik, 3) jaminan, membangun media yang ,udah diakses pengguna, 4) empati,
berusaha berfikir dari sudut pandang pemustaka sehingga pustakawan dapat
memahami kebutuhan pemustaka, 5) bukti fisik, melengkapi fasilitas dan
menciptakan suasana yang kondusif. 8
Layanan perpustakaan diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu
memenuhui kebutuhan informasi pemakai secara tepat dan akurat, yaitu melalui
penyediaan bahan pustaka dan penyediaan secara penelusurnya. Dan secara
umum dapat dikatakan bahwa kegiatan layanan perpustakaan adalah sebagai
jembatan antara yang memiliki perpustakaan dengan pemakai yang
membutuhkannya guna mengoptimalisasikan manfaat bahan pustaka atau sumber
informasi yang ada.9
7Bernes, Pedoman Pemasaran Strategi Jasa Pendidikan Perpustakaan, (Bandung, Alfabeta,2003), h. 64
8Rahmah Agustiana, Artikel Strategi Perpustakaan Uin Syarif Hidayatullah di akses pada 01Agustus 2017 dari http://www.google.co.id/url?&source=web&rct=http://rahmahagustiani.Blogspot.com/2011/
9 Lisda Rahayu dan Romatun Anggraini Kiesmas, Pelayanan Bahan Pustaka, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2011), h. 1.4.
http://www.google.co.id/url?&source=web&rct=http://rahmahagustiani
5
Layanan perpustakaan adalah proses penyebarluasan segala macam
informasi kepada masyarakat luas, layanan juga berupa suatu upaya dari pihak
pustakawan untuk memberikan kesempatan pada para pemustaka dalam
menyediakan bahan-bahan pustaka dan fasilitas perpustakaan yang lain secara
optimal.Penjelasan tersebut selaras dengan pernyataanAse S.Muchyidin yang di
kutip oleh Sinaga dalam buku Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional.
Ase mengungkapkan bahwa kegiatan pelayanan perpustakaan adalah usaha yang
menyediakan bahan-bahan bagaimana agar setiap bahan yang tersedia di
perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakainya.10
Perpustakaan jenis ini berada pada suatu instansi atau lembaga tertentu
baik pemerintah maupun swasta, dan sekaligus sebagai pengelola dan
penanggung jawabnya.
Ciri-ciri dari perpustakaan khusus antara lain:
a. Memiliki koleksi yang terbatas pada satu atau beberapa subjek.
b. Memiliki informasi yang luas dan mendalam bidang kekhususannya
itu.
c. Keanggotaan perpustakaan khusus biasanya terbatas, yaitu orang-
orang yang berniat atau berkarya dalam bidang subjek koleksi
perpustakaan itu.
10 Andi Prastowo, Manajemen perpustakaan Sekolah Profesional, (Jogjakarta: Divapress,2012),h. 242-243.
6
d. Ukuran perpustakaan khusus relatif kecil dan jumlah koleksinya relatif
sedikit.11
Tujuan perpustakaan khusus itu sendiri lazimnya sama dengan
perpustakaan-perpustakaan lainnya yang mempunyai tujuan yang memberikan
informasi kepada penggunanya. Perpustakaan khusus tidak hanya baik dalam
menemukan informasi, tetapi juga dalam hal penyebaran informasinya kepada
pengguna yang memerlukannya, jauh lebih baik dari pada yang dapat dilakukan
perpustakaan lainnya. Secara khusus perpustakaan khusus ini amat baik dalam
pemberian jasa kesiagaan informasi bila para penggunanya menginginkan agar
selalu mendapat informasi ilmiah yang mutahir sehingga tidak menjadi
ketinggalan informasi.
Perpustakaan Bank Indonesia Palembang merupakan salah satu
perpustakaan khusus yang ada di Palembang,dalam proses pengadaan bahan
pustakapegawai perpustakaan kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Sumatra Selatan membuat daftar bahan pustaka yang akan dibeli sesuai dengan
kebutuhan pemustaka kemudian dilakukan pemesanan dan pembelian bahan
pembelian bahan pustaka. Setelah bahan pustaka yang baru datang pegawai
perpustakaan dengan sigap melakukan proses pengelolaan bahan pustaka tersebut
mulai dari pemberian cap,klasifikasi,katalogisasi,penyampulan, pemasangan
barcode dan menginput data bahan pustaka baru ke dalam systemcyber library
11 F.Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu,2007),h.6
7
yang dimiliki perpustakaan agar kemudian data bahan pustaka tersebut bisa
diakses dan mudah ditemukan oleh para pemustaka yang mencari melalui daftar
koleksi. Setelah semua proses pengolahan bahan pustaka selesai bahan pustaka
kemudian baru dilakukan penyusunan buku rak display.
Dalam mempromosikan bahan pustaka pegawai perpustakaan kantor
perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan membuat sinopsis dari
setiap bahan pustaka, kemudian dikirim melalui email ke semua pegawai kantor
perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan. Pada hari-hari tertentu
pegawai perpustakaan melakukan promosi secara langsung kepada pemustaka
dengan cara membawa beberapa buku yang sebelumnya telah disiapkan pada
trolly khusus. Strategi yang dilakukan di perpustakaan Bank Indonesia sangat lah
menarik untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah
a. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yaitu:
1. Strategi apa yang di lakukan perpustakaan Bank Indonesia meningkatkan
kepuasan pemustaka ?
2. Faktor apa yang menghambat strategi perpustakaan khusus dalam
meningkatkan kepuasan pemustaka di perpustakaan studi kasus
perpustakaan Bank Indonesia?
8
C. Tujuan dan Kegunaan penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui strategi perpustakaan khusus dalam meningkatkan
kepuasan pemustaka terhadap layanan di perpustakaan studi kasus:
perpustakaan Bank Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja strategi perpustakaan khusus dalam
meningkatkan kepuasan pemustaka terhadap layanandi perpustakaan studi
kasus: perpustakaan Bank Indonesia.
b. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Teoritis
a) Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi semua kepuasan yang
membacaataupun peneliti sendiri.
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran dan pengembangan wawasan serta pengetahuan tentang cara
meningkatkan kepuasan layanan diperpustakaan.
c) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sebagai literatur
bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi pribadi penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan
pengetahuan penulis mengenai permasalahan yang diteliti.
9
D. Tinjauan Pustaka
Kegiatan penelitian ini mencakup kegiatan mengkaji karya- karya ilmiah
yang mempunyai relevansi dengan pokok permasalahan. Berdasarkan beberapa
hasil penelitian dan karya tulis ilmiah yang pernah dilakukan sebelumnya yang
sedang direncanakan dan menunjukkan bahwa penelitian yang akan dilakukan
belum pernah dibahas atau diteliti. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan kajian penelitian ini yaitu:
Siti Bidaya Sari dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas
perpustakaan khusus dalam memberi layanan informasi bagi pegawai kantor
perwakilan bank indonesia wilayah VII” dalam penelitiannya jenis penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif deskriftif menyatakan bahwa efektivitas
layanan yang mempermudah akses para pegawai sudah mencapai efektivitas
untuk memenuhi kebutuhan informasi terkini melalui sarana fasilitas yang ada.
Dalam penelitian ini berfokus pada efektivitas layanan yang diberikan
pustakawan serta hambatan pustakawan dalam efektivitas layanan memberikan
layanan informasi. Adapun perbedaan penelitian ini adalah fokus pada penelitian
kepuasan layanan dalam memberikan informasi kepada pengguna perpustakaan
di perpustakaan Bank Indonesia.
Agustina, dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Pengembangan
perpustakaan Khusus Dalam Melayani Masyarakat di Perpustakaan Bank
Indonesia Wilayah VII Provinsi Sumatra Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis-jenis pengembangan yang ada di perpustakaan Bank Indonesia
10
dalam melayani kebutuhan pemustaka, untuk mengetahui faktor apa saja yang
mendukung dan menghambat perpustakaan Bank Indonesia dalam melayani
kebutuhan pemustaka. Serta untuk mengetahui strategi dan peran pengelola
perpustakaan Bank Indonesia dalam melayani kebutuhan pemustaka. Jenis
penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan
deskriftif kualitatif. Di perpustakaan Bank Indonesia dalam melayani kebutuhan
pemustaka yaitu: ada pengembangan dari dalam dan ada pengembangan dari luar
faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukungnya yaitu memiliki
dukungan penuh oleh Bank Indonesia itu sendiri, memiliki anggaran dana yang
banyak serta pihak diajak kerjasama. Sedangkan untuk faktor penghambat
perpustakaan Bank Indonesia dalam melayani masyarakat yaitu dikarenakan
sumber daya manusia (SDM) kurang. Kemudian faktor penghambat lainnya
yaitutantangan bagaimana cara perpustakaan Bank Indonesia membuat
masyarakat gemar membaca dan berkunjung keperpustakaan. Strategi dan peran
pengelola perpustakaan Bank Indonesia dalam melayani kebutuhan masyarakat
yaitu dengan melakukan kerjasama perpustakaan, promosi perpustakaan,
memanfaatkan koleksi dengan cara bedah buku, edukasi pengguna, memberikan
kenyamanan pemustaka, memahami pemustaka, serta menyediakan teknologi
11
informasi dengan menyediakan aplikasi CL (Cyberlibrary) yang bisa di akses
oleh pustakawan dan pemustaka.12
Dari beberapa penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada
penelitian yang membahas tentang strategi perpustakaan. Misalnnya
penelitianSiti Bidaya Sari,yang jugajelas berbeda dengan peneliti yang ambil
walaupun sama-sama menggunakan metode kualitatif tapi fokus penelitian
keduanya ini lebih ke pengembangan dan promosi saja berbeda dengan peneliti
yaitu peneliti fokus ke semua kegiatan strategi yang dilakukan di perpustakaan.
Oleh karena itulah salah satu alasan penulis mengangkat judul tersebut karena
peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang kepuasan layanan yang diberikan
pustakawan dalam meningkatkan pengembangan perpustakaan khusus.
E. Kerangka Teori
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai
pusat referal dan penelitian serta sarana untuk mempelancar pelaksanaan tugas
instansi atau lembaga yang bersangkutan. Di Indonesia ada 6 jenis perpustakaan
khusus yaitu:
a. Perpustakaan yang berada di bawah naungan sebuah perusahaan atau pabrik
yang menghasilkan barang, jasa, atau informasi dengan tujuan utama
mencari keuntungan.
b. Perpustakaan pada departemen dan lembaga negara nondepartemen.
12Agustina “Strategi Pengembangan Perpustakaan Khusus Dalam Melayani Masyarakat diPerpustakaan Bank Indonesia Wilayah VII Provinsi Sumatra Selatan”,Skripsi (Palembang: FakultasAdab dan Humaniora,2015),h. Xii.
12
c. Perpustakaan pada lembaga penelitian dan pengembangan.
d. Perpustakaan pada pusat informasi dan dokumentasi.
e. Perpustakaan pada perguruan tinggi dan badan bawahannya seperti fakultas
maupun lembaga peneliti dan jurusan.
f. Perpustakaan yang dikelola oleh lembaga lain dengan koleksi lain dengan
koleksi khusus serta pemakaiannya khusus. Contoh perpustakaan yang
dikelola oleh Gereja Katolik.
Dalam kehidupan sehari-hari, perpustakaan khusus dikenal pula dengan
nama perpustakaan teknologi, perpustakaan ilmiah, perpustaskaan riset,
perpustkaan penelitian dan pengembangan,perpustakaan kerja, perpustakaan
instansi dan perpustakaan dinas. 13
Menurut Chandler, strategi merupakan alat yang mencapai tujuan
perusahaan dalam kaitan dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut
serta prioritas alokasi sumber daya.14
Menurut Faulkner dan Johnson Strategi memberhentikan dengan
sungguh-sungguh arah jangka panjang dan cakupan organisasi. Strategi juga
secara kritis memperhatikan dengan sungguh-sungguh posisi organisasi itu
sendiri dengan memperhatikan pesaingnya. Strategi memperhatikan secara
sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan mempertahankan
13 Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya,1994), h.81-82.
14 Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik: Cara Mudah Menelitii Masalah-Masalah ManajemenStrategik untuk Skripsi, Tesis dan Praktik Bisnis,h.16.
13
pesaingnya. Strategi mempertahankan secara sungguh-sungguh prengadaan
keunggulan kompetitif, yang secara ideal berkelanjutan secara waktu, tidak
dengan...teknis, tetapi dengan menggunakan prepentif jangka panjang secara
keseluruhan.15Perpustakaan khusus menurut Idris Kamah bahwa perpustakaan
khusus yaitu semua perpustakaan yang melayani sekelompok pembaca berupa
sebuah kesatuan dengan perhatian subjek khusus.16
Pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perserongan, kelompok
orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan
perpustakaan. Pemustaka sering disebut juga dengan istilah user atau pengguna
yang menggunakan fasilitas perpustakaan, baik koleksi buku (bahan pustaka
maupun fasilitas lainnya).17 Dari pengertian yang ada dapat disebutkan bahwa
siapa saja yang datang secara langsung ataupun tidak langsung ke perpustakaan
untuk memanfaatkan fasilitas layanan yang di selenggarakan oleh perpustakaan
dapat disebut dengan pemustaka.
Andi Prastowo berpendapat bahwa layanan pada dasarnya, kegiatan yang
ditawarkan oleh organisasi atau perorangan pada konsumen yang bersifat tidak
berwujud dan tidak dapat dimiliki.18Layanan informasi yaitu layanan yang
dilakukan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan pengguna sesuai kebutuhan
15 Triton,Manajemen Strategis: Terapan Perusahaan dan Bisnis (yogyakarta: Tugu,2007,)h.15.
16 Agus Sutoyo, Strategi dan pemikiran perpustakaan Visi Hernandono (Jakarta: SagungSeto,2001), h. 194.
18Andi Prastowo, Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional, (Yogyakarta: Pustaka bookPublisher Ltd, 1997), h. 141
14
informasi mereka melalui dari informasi yang sesuai kebutuhan mereka, dari
informasi yang sangat sederhana sampai dengan informasi yang sangat kompleks
melayani kebutuhan informasi pengguna dengan melakukan kerjasama, silang
layanan dan lain- lain. 19
Kepuasan pemustaka adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dihasilkan dengan harapannya.
Kepuasan pemustaka dipengaruhi oleh kinerja pelayanan, respon terhadap
keinginan pemustaka, kompetensi petugas, pengaksesan mudah, tepat,dan cepat,
kualitas koleksi, kesediaan alat temu kembali dan waktu layanan. 20 Dari definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pemustaka adalah penilaian orang/
kelompok/ lembaga yang menggunakan atau memanfaatkan perpustakaa, tentang
pustaka atau informasi sebagai hasil perbandingan antara prestasi yang dirasakan
melalui pernyataan emosional terhadap evaluasi pada pengalaman pemustaka.
F. Metode Penelitian
Dalam ilmu penelitian dan aktifitas penelitian dikenal istilah Metodologi
penelitian dan metode penelitian. Kata “metodologi” berasal dari katametode
yang berarti cara untuk melakukan sesuatu dan logos yang berarti ilmu
pengetahuan. Jadi metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan
yang membicarakan cara-cara mrelaksanakan penelitian.
19 Departemen Pendidikan Nasional RI, Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman,(Jakarta: DEPDIKNAS RI, 2004), h.720Lasa HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah, ( Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2009), h.155
15
Kemudian istilah ‘metode penelitian’ terdiri atas dua kata, metode dan
penelitian. Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara
atau jalan untuk mencapai sasaran atau tujuan dalam pemecahan suatu
permasalahan. Penelitian yang berarti suatu usaha untuk mencapai sasaran atau
tujuan dalam pemecahan suatu permasalan. Penelitian yang berarti suatu usaha
untuk mencapai sesuatu dengan metode tertentu, dengan cara hati-hati, sistematik
dan sempurna terhadap permasalan yang sedang dihadapi. Jadi, metode
penelitian dapat diartikan suatu cara atau prosedur untuk memperoleh pemecahan
terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan kata lain metode adalah
mengemumukan secara teknis metode-metode yang digunakan peneliti dalam
penelitiannya.21
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian kualitatif.
b. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam memperoleh data ini adalah
pendekatan deskriftif kualitatif, yang bertujuan mendeskriftifkan apa-apa
yang telah terjadi yaitu dengan menganalisis dan menyadikan fakta secara
sistematik, sehingga lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
c. Lokasi Penelitian
21 Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab dan Humaniora (PalembangFakutas Adab, 2003),h. 21.
16
Penelitian ini berlokasi di perpustakaan kantor perwakilan Bank
Indonesia wilayah Vll yang terletak di Jl. Jend. Sudirman No.510,
Palembang tlp : 0711- 354188 Ext. 8608.
d. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber data primer atau data data tangan pertama adalah data yang di
peroleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian ini diperoleh
dari hasil observasi, wawancara dengan kepala perpustakaan dan
petugas perpustakaan.
2. Sumber data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang
diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diiperoleh oleh peneliti dari
subjek penelitianya.22 Hasil dari penelitian ini seperti literatur-literatur
dan buku-buku yang memberisikan yang berisikan teori-teori yang
mendukung penelitian.
3. Informasi yaitu sumber data penelitian melalui narasumber yang
bersangkutan adalah seorang pustakawan di Bank Indonesia, kepala
perpustakaan dan pengunjung perpustakaan serta instrumen penelitian
22 Saifuddin Anwar,Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 91
17
adalah alat-alat yang digunakan dalam proses wawancara, alat-alanya
tersebut diantaranya Hp, kertas, bolpoint dan lembar pertanyaan.
e. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung yaitu
terjun langsung kelapangan secara sistematis terhadap objek yang
diteliti oleh peneliti. 23
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. 24
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan,gambar, atau karya monumentaldari
23 M Iqbal Hasan, Pokok- Pokok Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara,2005), h.1724 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung:
Alfabeta, 2014), h. 317
18
seseorang.25Untuk mendapat data yang di inginkan maka terdapat
informan seperti pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan yang
berada di dalam perpustakaan yang sedang membaca buku.
f. Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data ( Data Reduction)
Data yaitu data yang diperoleh dari lapangan dengan jumlah cukup
banyak, dan perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi
berarti merangkum, memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada
hal- hal yang penting. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendispaly data, sehingga terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan
sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian data bias dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori atau flowchart, dan
sejenisnya.
3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
25Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 329
19
Verifikasi atau menarik kesimpulan, dengan adanya penarikan
kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mengkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.26
Dalam analisis data ini penulis akan menyimpulkan semua informasi yang
penulis dapatkan melalui hasil wawancara dari beberapa informan yang telah
penulis pilih, kemudian dari segi bahasa penulis akan mengubah bahasanya dari
bahasa sehari- hari (daerah) menjadi bahasa yang lebih formal yaitu Bahasa
Indonesia dan membuang kata- kata yang tidak berhubungan dengan penelitian
ini. Selamjutnya hasil analisis tersebut akan penulis sajikan dalam bentuk teks
narasi dan akan penulis lakukan tinjauan ulang untuk dapat mendapat menarik
kesimpulan.
G. Definisi Operasional
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang memiliki koleksi
dengan subjek-subjek khusus. Perpustakaan jenis ini biasanya dibangun di
lembaga-lembaga atau bahan-bahan usaha dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh badan induk, di tempat mana
26 Sugiono, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D”(Bandung: Alfabeta, 2013), h.336- 345
20
perpustakaan tersebut bernaung serta melayani anggota yang terbatas pada badan
induknya.27
Peran sebuah perpustakaan adalah bagian dari tugas pokok yang
harus dijalankan di dalam perpustakaan. Oleh karena itu peanan yang harus
dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya misi dan
tujuan perpustakaan. Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan
khusus antara lain adalah:
a. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi pendidikan,
penelitian, preservasi dan pelestari khasanah budaya bangsa serta
tempat rekreasi yang sehat, murahbdan bermanfaat.
b. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi
menghubungunkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan
yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para
pemakainya.
c. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalani dan
mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara
penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
d. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan
membaca, dan budayaan membaca, melalui penyediaan berbagai
bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
27Sarifudin Aziz, Perpustakaan Ramah Difabel(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h.27 .
21
e. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan
motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
f. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan
agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan, sejarah,
pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa
yang lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu
yang disimpan di perpustakaan.
g. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi
anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.
h. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan
memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan
pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang
pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.
i. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan semua
hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya.Perpustakaan
dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat
dilihat dari intensitas kunjungandan pemakaian perpustakaan.
22
j. Secara tidak langsung perpustakaan dapat berperan dalam mengurangi
dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalah gunaan
obat-obatan terlarang, tindak indispliner.28
Perpustakaan bisa berperan aktif dalam segala hal yang bisa
membantu pemakaianya baik dalam mencari informasi, pengembangan
bakat dan minat melalui berbagai macam jenis kegiatan yang di adakan di
dalam perpustakaan, yang mana bisa dijadikan di dalam perpustakaan,
yang mana bisa dijadikan sebagai salah satu bekal untuk di masa yang akan
datang.
Fungsi utama perpustakaan khusus adalah menyediakan informasi
guna membantu tujuan badan induknya Berikut ini fungsi perpustakaan
khusus instansi pemerintah adalah :
a. Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga
induknya.
b. Menyimpan semua terbitan dari dan tentang lembaga induknya.
c. Menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga induknya.
d. Menjasi pusat referal dalam bidang yang sesuai dengan lembaga
induknya.
e. Mengorganisasi materi perpustakaan.
f. Mendayagunakan koleksi.
28Sutarno NS, Perpustakaan dan masyarakat,(Jakarta:Sagung Seto, 2006),h. 68-69.
23
g. Menerbitkan literatur sekunder dan tersier dalam bidang lembaga
induknya, baik cetak maupun elektronik.
h. Menyelenggarakan pendidikan pengguna.
i. Menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk
pengembangkan kopetensi SDM lembaga induknya.
j. Melestarikan materi perpustakaan, baik prefentif maupun kuratif.
k. Ikut serta dalam kerjasama perpustakaan serta jaringan informasi.
l. Menyelenggarakan otomasi perpustakaan.
m.Melaksanakan digitalisasi materi perpustakaan.
n. Menyajikan layanan koleksi digital.
o. Menyediakan akses informasi pada tingkat lokal, nasional, regional
dan global.29
Dari beberapa fungsi perpustakaan khusus yang sudah dipaparkan
dapat disimpulkan bahwa fungsi dari sebuah perpustakaan khusus adalah
mendukung badan induknya atau instansi tempat perpustakaan tersebut
bernaung dalam memberikan dan menyediakan informasi secara tepat dan
cepat kepada para pengguna perpustakaan tersebut.
Perpustakaan khusus memiliki tujuan seperti perpustakaan lain, yaitu
membantu tugas badan induk tempat perpustakaan bernaung. Tetapi dilihat
dari kebutuhan koleksinya, perpustakaan khusus yang mampu
memberikaan jawaban terhadap pertanyaan khusus (spesifik) dan biasanya
29Perpustakaan khusus intansi pemerintah SNI 7496:2009.
24
kebutuhan informasi khusus diperuntukkan untuk staf dan karyawan
berkisar pada kebutuhan untuk pengembangan organisasi dan kariernya
serta hal-hal yang tidak dikenal.
Tujuan perpustakaan khusus yaitu membantu tugas badan induk
tempat perpustakaan bernaung. Pembagian tugas lebih lanjut masing-
masing perpustakaan akan berbeda. Sebagian contoh, perpustakaan industri
dan badan komersial bertujuan membantu badan induk untuk menghemat
waktu dan uang. Ungkapan menghemat waktu dan uang dapat dijelaskan
lebih lanjut sebagai berikut:
a. Pembuatan dan penyebaran buletin berisi informasi yang relavan
dengan produk perusahaan, misalnya produk baru.
b. Sirkulasi materi perpustakaan pada staf utama sesuai dengan masing-
masing lembaga.
c. Penyediaan koleksi yang dirancang untuk memungkinkan tujuan
nomor 1 dan 2 tercapai serta mengembangkan koleksi sebagai basis
penelitian.
d. Menyediakan staf yang mampu melakukan penelusuran literatur
bagian tim penelitian maupun pihak manajemen.30
30Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama1990),h.2.14.
25
Perbedaan hakiki antara perpustakaan umum dengan perpustakaan
khusus adalah perpustakaan umum sepenuhnya diujung oleh
pemerintahan,terutama dari pajak, sedangkan perpustakaan khusus
terpulang sepenuhnya pada badan membawahinya.
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan sebuah departemen,
lembaga Negara, lembaga penelitian, organisasi masa, militer, industri,
maupun perusahaan swasta. Perpustakaan khusus jaga berfungsi sebagai
pusat refrensi, penelitian dan rekreasi, penelitian dan rekreasi bagi instansi
yang bersangkutan.
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di
pengukiman pendudukan diperuntukan bagi semua lapisan lapisan dan
golongan masyarakat dengan tujuan melayani kebutuhan informasi dan
bahan bacaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sumber belajar
dan sarana rekrasi sehat (intektual).31
Jumlah pemakai yang kecil memungkinkan perpustakaan khusus
menyediakan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakai, biayanya
mahal. Sementara hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh perpustakaan
umum karena anggotanya besar dan semua anggota memperoleh hak
layanan yang sama.
H. Sistematika Penulisan
31Herlina, Ilmu Perpustakaan dan Informasi,(Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006),h.25.
26
Untuk mempermudah secara keseluruhan isi dari skripsi ini maka disusun
suatu sistematika penulisan yang disajikan dalam V BAB seabagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, Bab ini berisikan pembahasan yang
menjelaskan latar belakang, rumusan masalah,batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, definisi
operasional, dan sistematika pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI, Bab ini berisikan landasan teori mengenai
perpustakaan khusus, pengertian perpustakaan khusus, pengertian layanan,
pengertian pemustaka .
BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN, Bab ini berisikan
tentang profil perpustakaan khusus Bank Indonesia yang meliputi sejarah
berdirinya perpustakaan Bank Indonesia, visi dan misi, struktur organisasi,
kondisi perpustakaan, dan layanan perpustakaan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN, Bab ini tentang
merupakan bab analisis data tentang persoalan pokok yang dikaji yaitu
bagaimana strategi perpustakaan khusus dalam meningkatkan kepuasan
pemustaka terhadap layanan dan Faktor apa yang menghambat strategi
perpustakaan khusus dalam meningkatkan kepuasan pemustaka terhadap layanan
BAB V PENUTUP, Bab ini berisikan tentang kesimpulan dam saran
yang merupakan jawaban atas permasalahan untuk direkomendasikan kepada
pihak- pihak terkait.
27