34
97 Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAAN TARI DAERAH SETEMPAT Pada pembahasan sebelumnya peneliti memaparkan pembahasan mengenai tari Bentang Banten yang peneliti kaji dengan menggunakan teori Etnokoreologi. Dari hasil peneliti menemukan beberapa aspek dalam tari Bentang Banten yang dapat dijadikan stimulus untuk meningkatkan kemampuan penguasaan tari, terutama tari daerah setempat diantaranya kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang mencakup sejarah, rias, busana, iringan musik, dan unsur tari). Beberapa aspek yang dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan penguasaan tari daerah setempat diantaranya adalah ragam gerak tari Bentang Banten, synopsis, iringan musik, dan tema dari tari Bentang Banten. Pada bab ini, peneliti akan memaparkan proses penguasaan tari daerah setempat melalui pelatihan tari Bentang Banten dan akan menganalisis hasil dari penguasaan tari daerah setempat. A. Temuan Penelitian 1. Profil Sekolah SMKN 2 Pandeglang didirikan berdasarkan SK Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 107/0/1997 tanggal 16 Mei 1997 tentang Pembukaan dan Penegrian Sekolah Tahun Pelajaran 1995/1996, yang beralamat di Jl. Raya Lintas Timur KM 03, Kadubanen, Kabayan, Kec. Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten 42212 Telp. (0253) 203901. Sejalan dengan perkembangan dinamika di masyarakat, dunia usaha dan dunia industri dalam memenuhi permintaan pasar kerja, SMK Negeri 2 Pandeglang mendapat rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pandeglang tahun 2001 untuk melaksanakan Re-Enginering dan membentuk SMK kelompok teknologi dan industri dengan program keahlian Pemanfaatan Tenaga Listrik dan pada tahun 2002 membuka program keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Kemudian diteruskan membuka program keahlian Multimedia pada tahun 2005 dan Teknik Komputer dan Jaringan pada tahun 2007. Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan SMK Nomor

BAB V PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

97 Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAAN TARI DAERAH SETEMPAT

Pada pembahasan sebelumnya peneliti memaparkan pembahasan mengenai

tari Bentang Banten yang peneliti kaji dengan menggunakan teori Etnokoreologi.

Dari hasil peneliti menemukan beberapa aspek dalam tari Bentang Banten yang

dapat dijadikan stimulus untuk meningkatkan kemampuan penguasaan tari,

terutama tari daerah setempat diantaranya kompetensi pengetahuan dan

keterampilan yang mencakup sejarah, rias, busana, iringan musik, dan unsur tari).

Beberapa aspek yang dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan penguasaan tari

daerah setempat diantaranya adalah ragam gerak tari Bentang Banten, synopsis,

iringan musik, dan tema dari tari Bentang Banten. Pada bab ini, peneliti akan

memaparkan proses penguasaan tari daerah setempat melalui pelatihan tari

Bentang Banten dan akan menganalisis hasil dari penguasaan tari daerah

setempat.

A. Temuan Penelitian

1. Profil Sekolah

SMKN 2 Pandeglang didirikan berdasarkan SK Menteri Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia nomor 107/0/1997 tanggal 16 Mei 1997 tentang

Pembukaan dan Penegrian Sekolah Tahun Pelajaran 1995/1996, yang beralamat di

Jl. Raya Lintas Timur KM 03, Kadubanen, Kabayan, Kec. Pandeglang, Kabupaten

Pandeglang, Banten 42212 Telp. (0253) 203901.

Sejalan dengan perkembangan dinamika di masyarakat, dunia usaha dan

dunia industri dalam memenuhi permintaan pasar kerja, SMK Negeri 2

Pandeglang mendapat rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Pandeglang tahun 2001 untuk melaksanakan Re-Enginering dan

membentuk SMK kelompok teknologi dan industri dengan program keahlian

Pemanfaatan Tenaga Listrik dan pada tahun 2002 membuka program keahlian

Teknik Mekanik Otomotif. Kemudian diteruskan membuka program keahlian

Multimedia pada tahun 2005 dan Teknik Komputer dan Jaringan pada tahun 2007.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan SMK Nomor

98

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3425b/CS.3/Kep/KU/2007, tentang penetapan SMK Penerima Imbal Swadaya

Sekolah Bertaraf Internasional, SMKN 2 Pandeglang ditetapkan menjadi Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional.yang dipimpin oleh Drs H Ade Firdaus, M.Pd.

Gambar 5.1

SMKN 2 Pandeglang

(Foto, Dzakiyyah, 2020)

a. Visi

“Menjadi Sekolah Unggulan Berstandar Internasional”

b. Misi

Menanamkan keimanan, ketakwaan dan kekeluargan

Menumbuhkan semangat dan sikap propesional

Berpikir Cerdas, Belajar keras, Berhati Ihklas

2. Desain Pelatihan Tari Bentang Banten untuk Meningkatkan Penguasaan

Tari Daerah Setempat

Istilah pelatihan merupakan terjemahan dari kata “training” dalam bahasa

inggris. Secara harfiah akar kata “training” adalah “train”, yang berarti 1)

memberi pelajaran dan praktik (give teaching and practice), 2) menjadikan

berkembang dalam arah yang dikehendaki (cause to grow in a required direction),

3) persiapan (preparation), dan 4) praktik (practice). Pelatihan memiliki beberapa

pengertian menurut Mustofa Kamil (2012, hlm. 3) pelatihan merupakan proses

yang disengaja atau direncanakan, bukan kegiatan yang bersifat kebetulan atau

spontan. Pelatihan merupakan proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan yang

99

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistematis dan terencana juga terarah pada suatu tujuan. Selain itu pelatihan

merupakan bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar yang dilaksanakan

di luar sistem sekolah, memerlukan waktu yang relatif singkat, dan lebih

menekankan pada praktik.

Gentry 1985 dalam (Salamah, 2016 hlm. 67) mengungkapkan bahwa desain

pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi

dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan

untuk keefektifan pencapaian tujuan. Untuk menentukan desain pelatihan, peneliti

harus menganalisis melalui komponen pembelajaran yaitu tujuan, materi, metode,

media dan evaluasi. Pelatihan ini hanya dilakukan internal pada guru SMKN 2

Pandeglang saja karena adanya wabah Covid-19. Hal tersebut dikuatkan dengan

pengumuman Presiden mengenai kasus pertama Coronavirus Disease 2019

(Covid-19) pada awal Maret 2002 yang lalu. Hampir seluruh sektor mengalami

kelumpuhan termasuk bidang pendidikan, yang mengakibatkan kegiatan sekolah

diganti dengan belajar di rumah. Hal ini berdampak pula pada kegiatan guru yang

dilarang mengajar peserta didik melalui kegiatan tatap muka dan hanya

melaksanakan piket mingguan di Sekolah. Pemerintah Provinsi Banten pun

melayangkan surat edaran bagi seluruh citivas akademik tingkat SMA/SMK untuk

melaksanakan pembelajaran online dari rumah atau Belajaran Dari Rumah (BDR).

Gambar 5.2

Surat Keputusan Gubernur Banten

(Doc. Dzakiyyah, 2020)

100

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 5.3

Surat Lanjutan Keputusan Gubernur Banten

(Doc. Dzakiyyah, 2020)

Berdasarkan surat keputusan tersebut di atas yang mengharuskan

pembelajaran dilaksanakan di rumah ini membuat adanya beberapa perubahan

kegiatan pembelajaran. Guru tidak melakukan pembelajaran dikelas dengan

sistem tatap muka, tetapi melalui daring atau pembelajaran dalam jaringan seperti

google classroom, whatsapp grup, google form, youtube, dan media pembelajaran

lainnya. Guru lebih banyak melakukan kegiatan membuat media pembelajaran

berupa video pembelajaran yang diunggah ke situs web sekolah ataupun ke

youtube. Adapun pembelajaran seni budaya di SMKN 2 Pandeglang ini juga

menggunakan video pembelajaran yang dibuat oleh guru seni budaya sendiri.

Maka dari itu, hal yang pertama dilakukan peneliti adalah membuat rancangan

pelatihan dengan menghubungi para guru seni budaya SMKN 2 Pandeglang

melalui Group Whatsapp dengan menyamakan waktu dan tanggal pada jadwal

piket guru di sekolah dengan pelaksanaan penelitian awal.

Langkah-langkah pelaksanaan identifikasi kebutuhan pembelajaran tari

Bentang Banten dengan metode pelatihan digambarkan dalam flow chart di bawah

ini:

101

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 5.1

Flow Chat Pelatihan

Sumber : Kamil (2003)

Pelaksanaan penelitian awal pada tanggal 12 Oktober 2020 pukul 10.00 WIB

bertempat di Sanggar Seni SMKN 2 Pandeglang, peneliti melakukan wawancara

awal dengan mengacu pada instrumen penelitian. Didapatkan bahwa guru Seni

Budaya di SMKN 2 Pandeglang rata-rata bukan berlatar belakang pendidikan

seni, tetapi hanya memiliki dasar pengetahuan tentang seni terutama seni musik.

Tahap pelatihan tari Bentang Banten pada guru seni budaya di SMKN 2

Pandeglang dilakukan dengan empat kali treatment yang meliputi lima kali

pertemuan. Pertemuan pertama dengan materi pre-test untuk mengetahui tingkat

pemahaman peserta terhadap tari daerah setempat dan memahami makna tari

Bentang Banten dengan menyimak video tari Bentang Banten secara seksama dan

menghasilkan respon yang baik. peserta dapat mengenali tari Bentang Banten

Pengukuran kemampuan peserta pembelajaran melalui pretest yang berdasar kepada

pembedahan etnokoreologi tari Bentang Banten

Pengelompokan kemampuan dalam kawasan program pembelajaran berdasarkan hasil

pretest

Membandingkan kemampuan peserta dengan materi pembelajaran dilihat dari hasil

pretest

Menetapkan kesenjangan kemampuan, keterampilan yang diberikan treatment

Mengembangkan proses pembelajaran dengan memberikan materi tari Bentang Banten

dengan acuan kajian etnokoreologi dan melakukan kegiatan praktik untuk mengetahui

peningkatan penguasaan tari

Melaksanakan Pembelajaran

Penelitian

102

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara keseluruhan gerak, kostum, dan musik yang mengiringi tari Bentang

Banten.

Pada pertemuan ke-I ini peserta diminta untuk memberikan pendapat tentang

tayangan tari Bentang Banten yang kemudian diberikan questioner yang berkaitan

dengan tari daerah setempat dan hasil yang didapatkan adalah terlihat masih

kurangnya pemahaman terhadap materi tari daerah setempat. Kemudian peneliti

memberikan tayangan yang kedua, yakni tayangan power point mengenai tari

Bentang Banten yang didalamnya membahas sejarah, rangkaian gerak, tata rias

dan busana, musik pengiring serta pemahaman nilai dari tari Bentang Banten

dengan kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan ini peserta diharapkan dapat

memahami makna dan nilai yang terkadung dalam tari Bentang Banten melalui

sejarah, tata rias, tata busana, iringan dan gerak tari Bentang Banten. Hal tersebut

dilakukan agar tingkat pemahaman dan penguasaan tari daerah setempat dapat

meningkat bagi peserta, tidak hanya dari sejarah tari saja tetapi juga dari

keseluruhan komponen yang ada dalam tari Bentang Banten ini. Stimulus

tayangan tersebut diberikan untuk membantu peserta dalam mengenali,

memahami dan menganalisis tari Bentang Banten.

Pada pertemuan ke-II diawali dengan mengenal, memahami dan menganalisis

keunikan gerak, iringan musik, tata rias dan busana dari tari Bentang Banten. Pada

pertemuan ini peserta diharapkan dapat menganalisis keunikan gerak, iringan

musik, tata rias dan busana tari Bentang Banten melalui penayangan video tari

Bentang Banten dan power point. Hal tersebut dilakukan agar tingkat pemahaman

dan penguasaan tari daerah setempat dapat meningkat bagi peserta, tidak hanya

dari rangkaian geraknya saja tetapi juga dari keseluruhan komponen yang ada

dalam tari Bentang Banten ini. Stimulus tayangan tersebut diberikan untuk

membantu peserta dalam mengenali, memahami dan menganalisis tari Bentang

Banten.

Pertemuan ke-III dilakukan dengan kegiatan peserta dapat mengetahui makna

dari gerak tersebut. Pertemuan ketiga ini peneliti memberikan arahan untuk

mengetahui gerakan dari tari Bentang Banten yang menjadi fokus dalam

penguasaan tari daerah setempat. Rangkaian gerak tersebut diantaranya adalah

gerak Tumpang Tengen Rungu, Ngadoh Kepel, Silat 1, Silat 2, Silat 3 yang

103

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan bagian darai tari Bentang Banten yang dirasa memiliki makna dari

setiap geraknya serta perlu dilatih agar peserta dapat memahami makna dan nilai-

nilai yang terkandung didalam tari Bentang Banten. Pada pertemuan ketiga ini

peneliti juga berperan sebagai pelatih untuk mempraktikkan rangkaian gerak tari

Bentang Banten ini dan peserta mengikuti serta diharapkan dapat mengenal,

memahami, dan menganalisis setiap gerak tari Bentang Banten yang diberikan.

Dengan tercapainya tujuan tersebut peserta berarti berhasil meningkatkan

penguasaan tari tari setempat dengan baik, karena dari kegiatan menganalisis

makna sebuah gerakan menggambarkan peserta dapat memahami cara pencitptaan

tari daerah setempat yang diadaptasi dari kehidupan masyarakat daerah itu sendiri.

Pertemuan ke-IV dilakukan dengan kegiatan melanjutkan pembelajaran tari

Bentang Banten dengan tujuan akhir yang ditingkatkan dari sebelumnya, yakni

peserta diharapkan dapat mengenal, memahami, dan menganalisis fungsi yang ada

dalam setiap gerak tari Bentang Banten yang diberikan.

Pertemuan ke-V peneliti melakukan kegiatan evaluasi akhir dan post-test,

dimana peserta diminta untuk mempresentasikan hasil pelatihan dari pertemuan-

pertemuan sebelumnya. Baik itu rangkaian gerak maupun hasil pemahaman dan

analisis terhadap makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam tari Bentang

Banten. kemudian peneliti memberikan questioner mengenai hasil pelathan

penguasaan tari daerah setempat melalui pembelajaran tari Bentang Banten.

Bagan 5.2

Treatment Kegiatan Pelatihan di SMKN 2 Pandeglang

Berdasarkan bagan di atas, menunjukan treatment pada kegiatan

pembelajaran seni tari di kelas yang didesain menjadi 4 kali treatment dan akan

diaplikasikan pada materi terkait pada penguasaan tari daerah setempat guru seni

Pertemuan 1 & 2

• Pre-test

• Mengenal, memahami, dan menganalisis sejarah, makna dan nilai dari gerak tari Bentang Banten

Pertemuan 3 & 4

• Pengenalan gerak tari Bentang Banten

• Memahami makna dan nilai yang terkadung dalam tari Bentang Banten

Pertemuan 5 • Demontrasi hasil pelatihan tari

Bentang Banten

• Post-test

104

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

budaya SMKN 2 Pandeglang. materi ini diimplementasikan menjadi 5 pertemuan

dengan alokasi waktu 40 menit dalam satu kali pertemuan.

3. Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan merupakan perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,

dimiliki, atau dikuasai setelah mengikuti kegiatan pelatihan tertentu. Tujuan

pelatihan memang perlu dirumuskan dengan jelas, karena perumusan tujuan yang

jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses pelatihan itu

sendiri. Tujuan pelatihan juga harus dirumuskan secara lengkap agar tidak

menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam. Penelitinan ini bertujuan untuk

meningkatkan penguasaan tari daerah setempat bagi guru seni budaya melalui

pembelajaran tari Bentang Banten sebagai tolak ukur konstruktivitas penguasaan

tari daerah setepat tersebut. Kegiatan pertemuan di atas berfungsi sebagai

gambaran untuk menyusun proses kegiatan pembelajaran seni tari pada setiap

pertemuan. Adapun indikator untuk penguasaan tari daerah setempat melalui tari

Bentang Banten adalah sebagai berikut :

Bagan 5.3

Indikator Peningkatan Penguasaan Pengetahuan Tari Daerah Setempat

Bagan 5.4

Indikator Peningkatan Penguasaan Keterampilan Tari Daerah Setempat

4. Media Pelatihan

Media pelatihan menurut Gagne & Briggs dalam Arsyad (2003, Hlm.4)

mengungkapkan bahwa media pelatihan meliputi alat yang secara fisik digunakan

untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri antara lain. Buku,

Memahami sejarah tari

Bentang Banten

Memahami tema yang terdapat pada tari Bentang Banten

Memahami makna yang

terdapat pada tari Bentang Banten

Memahami nilai yang terdapat pada tari Bentang Banten

Memahami fungsi yang terkandung dalam tari Bentang Banten

Menguasai teknik tari pada tari Bentang

Banten secara menyeluruh

Menguasai koreografi tari

Bentang Banten dalam

masyarakat

Memahami irama

pengiring tari Bentang

Banten secara menyeluruh

Menguasai pengolahan

rasa terhadap tari Bentang

Banten secara menyeluruh

Menguasai penjiwaan

terhadap tari Bentang

Banten secara menyeluruh

105

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

video, audio, grafik, televisi, dan komputer. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang penting dalam

menunjang kerberlangsungan pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan media pembelajaran berupa power point, video tari Bentang

Banten, audo speaker, dan juga proyektor sebagai penunjang proses pemahaman

peserta terhadap materi penguasaan tari daerah setempat. Setelah tersusunnya

treatment, materi, proses, dan media pembelajaran yang digunakan, peneliti tidak

lupa untuk membuat rancangan alokasi waktu untuk setiap pertemuan. Berikut

desain alokasi waktu dalam rancangan penelitian ini.

Bagan 5.5

Desain Alokasi Waktu Kegiatan Pembelajaran Tari Bentang Banten untuk

Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat

Alokasi waktu pada setiap treatment yang dilakukan didesain dengan

menggunakan alokasi waktu 40 menit dalam lima kali pertemuan.

5. Evaluasi Pelatihan

Evaluasi adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu,

yang dalam proses tersebut tercakup usaha untuk mencari dan mengumpulkan

data/informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu

yang menjadi objek evauasi, seperti program, prosedur, usul, cara, pendekatan,

model kerja, hasil program, dan lain sebagainya. Ada tiga hal yang tercakup

dalam proses evaluasi: (1) menetapkan suatu nilai atau judgement, (2) adanya sutu

kinerja, (3) adanya deskripsi program sebagai objek penilaian (Sudjana, 2007,

hlm. 55).

Pada penelitian ini evaluasi disesuaikan dengan indikator pembelajaran

yakni pemahaman dan penguasaan tari daerah setempat. Evaluasi yang dilakukan

dalam penelitian ini mengarah pada penilaian kuantitatif dengan menggunakan

penilaian test indikator pengetahuan dan keterampilan.

Treatment 1 & 2 (2 X 40 Menit)

Treatment 3 & 4 (2 X 40 Menit)

Treatment 5 (1 X 40 Menit)

106

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Penilaian Pre-test sebelum diterapkan Pelatihan Tari Bentang Banten

untuk Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat

Data pre-test yang peneliti ambil dilihat dari pengamatan pertama dengan

mengambil penilaian tes untuk melihat bagaimana pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki oleh guru Seni Budaya sebelum dilaksanakannya treatment melalui

pembelajaran tari Bentang Banten. Data nilai pre-test yang peneliti amati dalam

permasalahan pengetahuan guru terhadap tari daerah setempat dengan

menggunakan tes yang berisi tentang pernyataaan guru mengenai peguasaan tari

daerah setempat sebagai berikut :

Tabel 5.1

Indikator Penilaian Pre-test Penguasaan Tari Darah Setempat

No Nama Guru

Indikator Penguasaan Tari Daerah Setempat

Pengetahuan Keterampilan

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5

1 Achmad Najilah, S.Pd

2 Ridwan Maulana, S.Sos.

3 Andika Irmala Putra, S.Sn.

4 Juliana, S.Pd

Penilaian pada penelitian ini terdiri dari aspek pengetahuan dan keterampilan

penguasaan tari daerah setempat yang dimiliki guru sebelum dilakukan treatment

pelatihan yang masing-masing memiliki nilai sebagai berikut :

Keterangan :

100 – 91 : Guru sangat baik dalam peguasaan tari daerah setempat

90 - 81 : Guru baik dalam penguasaan tari daerah setempat

80 – 71 : Guru cukup dalam penguasaan tari daerah setempat

70 – 61 : Guru kurang dalam penguasaan tari daerah setempat

Tabel 5.2

Hasil Penilaian Pre-test Penguasaan Tari Daerah Setempat

NO NAMA INDIKATOR PENILAIAN

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5

1 Achmad Najilah, S.Pd 65 60 70 60 60 65 60 70 60 65

2 Ridwan Maulana, S.Sos 60 60 65 60 60 60 60 70 60 65

3 Andika Irmala Putra, S.Sn 60 60 65 65 60 65 65 70 60 65

4 Juliana, S.Pd 65 60 60 65 60 68 68 65 65 60

107

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

100 - 91 : Guru sangat baik dalam peguasaan tari daerah setempat

90 - 81 : Guru baik dalam penguasaan tari daerah setempat

80 – 71 : Guru cukup dalam penguasaan tari daerah setempat

70 – 61 : Guru kurang dalam penguasaan tari daerah setempat

Tabel 5.3

Rata-Rata nilai pre-test Penguasaan Tari Daerah Setempat

No NAMA Jumlah Mean Median Modus Standar

Deviasi

1 Achmad Najilah, S.Pd 635 63,5 62,5 60 4,116363012

2 Ridwan Maulana, S.Sos 620 62 60 60 3,496029494

3 Andika Irmala Putra, S.Sn 635 63,5 65 65 3,374742789

4 Juliana, S.Pd 636 63,6 65 65 3,306559138

Berdasarkan nilai pre-test yang dilakukan sebelum treatment diperoleh nilai

rata-rata adalah 63.15, berdasarkan pengamatan penilaian tersebut yang dilakukan

oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya penguasaan tari daerah

setempat pada guru seni budaya sehingga diperlukan stimulus, pendekatan,

strategi dan metode pelatihan untuk dapat meningkatkan penguasaaan tari derah

setempat sesuai dengan yang diharapkan. Hasil perhitungan dilengkapi dengan

grafik yang tertera seperti di bawah ini :

Grafik 5.1

Rata-rata nilai Pre-test

C. Proses Pelatihan Tari Bentang Banten untuk Mengingkatkan

Penguasaan Tari daerah Setempat Guru Seni Budaya

Kegiatan pelatihan yang dilakukan di SMKN tingkat Kabupaten Pandeglang

mengalami kendalayang cukup berarti semenjak dialihkannya pembelajran tatap

61

61,5

62

62,5

63

63,5

64

AchmadNajilah, S.Pd

RidwanMaulana, S.Sos

Andika IrmalaPutra, S.Sn

Juliana, S.Pd

108

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

muka seperti biasa menjadi Pembelajaran Jarak Jauh dikarenakan oleh adanya

Pandemi Covid-19 sehingga pemberian treatment yang seharusnya dilaksanakan

dengan sampel keseluruhan guru SMKN di Kabupaten Pandeglang hanya menjadi

empat orang guru seni budaya di SMKN 2 Pandeglang, sehingga pembelajaran

masih bisa dilakukan secara tatap muka.

Proses pengamatan dan pengkajian tati Bentang Banten dilaksanakan pada

bulan September sampai Oktober, dan diimplementasikan pada kegiatan

pembelajaran yang dilakukan pada guru Seni Budaya pada bulan November 2020.

Implementasi pembelajaran tari Bentang Banten dilakukan dengan alokasi waktu

sebanyak 40 menit dalam satu kali pertemuan. Kegiatan yang peneliti lakukan

dimulai dari survey dan observasi pada kompetensi profesional guru untuk

meningkatkan penguasaan tari daerah setempat, sehingga pada penelitian yang

dialakukan dapat melihat peningkatan penguasaan tari daerah setempat pada guru

seni budaya SMKN 2 Pandeglang yang dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan

dengan 4 kali treatment untuk mempengaruhi peningkatan penguasaan tari daerah

setempat.

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilakukan hari Senin, 9 November 2020 pukul 10.00

sampai 10.40 WIB. Treatment dalam kegiatan pelatihan seni tari menekankan

pemahaman terhadap pentingnya memahami sejarah tari, makna dan nilai serta

fungsi dari sebuah tarian melalui kegiatan apresiasi tari Bentang Banten. Penilaian

treatment ini difokuskan pada aspek pemahaman guru seni budaya terhadap

sejarah sebuah tari. Pada treatment pertama ini peneliti menyusun beberapa

tahapan pelatihan, berikut langkah-langkah pelatihan pertemuan pertama.

Tabel 5.4

Langkah-Langkah Pelatihan Tari Bentang Banten untuk

Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat pada Pertemuan 1

Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Pelatihan Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Penerapan protokol kesehatan

b. Berdoa sesuai dengan agama masing-masing

c. Peneliti menyampaikan tujuan pelatihan

d. Peneliti memberikan isian daftar hadir

5 menit

109

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Peneliti memberikan srimulasi pre-test

Kegiatan Inti a. Tanya jawab mengenai pengetahuan seni

daerah untuk mendalami pengetahuan

peserta

b. Peserta diminta menyaksikan video tari

Bentang Banten secara seksama

c. Peserta mengamati gambar yang di berikan

d. Peserta diminta menuliskan pendapat

tentang sajian pertunjukan yang sudah

ditampilkan

e. Peserta diminta untuk berdiskusi dan

menganalisis sejarah, makna dan nilai serta

fungsi tari Bentang Banten

f. Peserta diminta untuk berdiskusi dan

menganalisis keunikan gerak, iringan musik,

tata rias dan busana tari Bentang Banten

g. Peserta memaparkan hasil diskusi analisis

h. Peneliti meminta peserta mencari tahu

tentang ragam gerak tari Bentang Banten

dan makna geraknya

i. Peneliti memberikan penjelasan tayangan

pertunjukan tari Bentang Banten

menggunakan tanyangan power point

j. Tanya jawab antara peserta dengan peneliti

mengenai tayangan tari Bentang Banten

30 menit

Penutup a. Peneliti memberikan kesimpulan pelatihan

tari pada pertemuan pertama

b. Peneliti memberikan instruksi tentang

pertemuan selanjutnya dan mengajak peserta

untuk mencari tahu tentang keunikan gerak

tari Bentang Banten

c. Peneliti menutup pertemuan dengan

5 menit

110

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersama-sama berdoa

Pertemuan pertama peneliti mengawali pelatihan dengan memberikan

informasi mengenai tari daerah setempat secara umum terlebih dahulu, kemudian

memeriksa kehadiran para peserta dengan mengisi daftar hadir. Peneliti membuka

kegiatan pelatihan dengan memberikan motivasi dan gambaran pembelajaran

untuk selanjutnya mempersiapkan peserta untuk siap menerima pelatihan yang

akan dilakukan. Peneliti memulai kegiatan dengan menyampaikan kompetensi

yang akan dicapai dan manfaat yang didapatkan oleh para guru dalam kegiatan

pelatihan. Peneliti juga menyampaikan tujuan pelatihan guna menjadi acuan untuk

para guru dalam melaksanakan proses pelatihan. Sebelum memulai kegiatan inti

pada pertemuan pertama, peneliti melakukan pre-test dengan meberikan stimulasi

pada setiap guru untuk mengemukakan pendapat mengenai tari daerah yang ada di

Banten, kemudian dilanjutkan dengan meminta unruk memeragakan tarian yang

disebutkan sebelum dilakukan treatment.

Gambar 5.4

Pertemuan 1

(Foto, Dzakiyyah, 2020)

Pada kegiatan inti peneliti melaksanakan proses pelatihan tari dengan

menggunakan tari Bentang Banten untuk meningkatkan penguasaan tari daerah

setempat dengan indikator penilaian pengetahuan dan keterampilan. Dimulai

dengan menyampaikan tujuan dan mempersiapkan guru untuk dapat mengikuti

pelatihan melalui apresiasi video tari daerah Banten sebagai salah satu stimulus

rangsangan untuk menambah pengetahuan guru Seni Budaya mengenai tari daerah

setempat di Banten yang ditampilkan dengan menggunakan power point.

111

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti melontarkan pertanyaan sederhana mengenai cuplikan video dan

gambar yang ada dalam power point tersebut “bagaiamana menurut bapa/ibu

cuplikan video yang baru saja di lihat?” salah seorang guru bernama Ahmad

Najilah, S.Pd menjawab “bagus bu kompak”, kemudian disambut dengan

tanggapan dari Andika Irmala Putra, S.Sn menjawab “musiknya memakai

shalawat dengan ketukan cepat”. Kemudian peneliti bertanya kembali perihal

gerak dan rias busana nya, tetapi jawaban yang didapat hanyalah kesan melihat

semuanya bagus, kompak dan menarik, seperti halnya yang pendapat yang

dilontarkan Julina, S.Pd “make up nya rapi bagus”. Selanjutnya peneliti

memberikan tayangan video yang kedua yaitu tari Bentang Banten sebagai

perbandingan dari tarian yang sudah ditayangkan sebelumnya. Berbeda dengan

cara diskusi di awal, kali ini peneliti meminta para guru seni budaya tersebut

menuliskan pendapat tentang tari Bentang Banten yang sedang ditayangkan.

Setelah para guru menuliskan pendapatnya, peneliti memberikan cuplikan video

penjelasan tentang tari Bentang Banten yang dijelaskan langsung oleh Wiwin

Purwinarti, M.Pd selaku koreografer dari tari Bentang Banten itu sendiri.

Setelah menyaksikan tayangan penjelasan teks dan kontekstual dari tari

Bentang Banten, peneliti meminta para guru untuk menuliskan kembali pedapat

mengenai tari Bentang Banten yang dilihat dari berbagai aspek. Peneliti meminta

salah satu guru untuk mempresentasikan pendapat awal sebelum dan sesudah

menyaksikan video penjelasan. Ada sedikit perubahan dari hasil pendapat yang

dituliskan diawal dan diakhir, hal tersebut memberikan hasil positif dalam aspek

teks dan kontekstual dari para guru seni budaya tersebut.

Kegiatan pelatihan selanjutnya peneliti memberikan stimulus kepada para

guru Seni Budaya untuk menganalisis makna dan nilai yang terkandung dalam tari

Bentang Banten dengan menayangkan kembali video tari Bentang Banten. Kali ini

peneliti membuat diskusi kelompok besar untuk memudahkan menganalisis

dengan waktu diskusi selama 10 menit. Setelah selesai berdiskusi peneliti

meminta para guru menyampaikan hasil diskusi. Hasil yang di dapat setelah

berdiskusi adalah sudah mulai ada sedikit perubahan pandangan dari para guru

seni budaya, terlihat dari apresiasi terhadap sejarah terciptanya tari Bentang

Banten dengan keselarasan dikehidupan sehari-hari. Hasil diskusi tersebut

112

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian digunakan sebagai bahan acuan baru untuk pertemuan selanjutnya yang

akan membahas tentang keunikan gerak, iringan musik, tata rias dan kostum.

Selanjutnya peneliti memberikan kesimpulan dari hasil pelatihan pada pertemuan

pertama dan para guru seni budaya menyimak dengan baik serta beberapa

diantaranya menuliskan hasil diskusi dari awal hingga akhir.

Setelah selesai pelatihan, peneliti menutup dengan membagikan file tari

Bentang Banten untuk dipelajari lebih lanjut dan mengingatkan untuk mencari

referensi untuk materi pelatihan selanjutnya. Sehingga pada saat pertemuan kedua

berlangsung, para guru seni budaya memiliki dasar pemikiran untuk dijadikan

bahan diskusi. Selanjutnya ditutup dengan mengucap hamdalah dan memberikan

instruksi untuk pertemuan selanjutnya yang adakan dilaksanakan dengan waktu

yang sama.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan pada hari Selasa, 10 November 2020 pukul 10.00

sampai 10.40 dengan materi pelatihan keunikan ragam gerak tari Bentang Banten.

Pada pertemuan ini peneliti memberikan materi tari Bentang Banten dengan

keunikan ragam gerak. Sebelum masuk ke pelatihan selanjutnya peneliti bersama

para guru berdoa menurut kepercayaan masing-masing, selanjutnya peneliti

meminta peserta untuk mengisi form daftar hadir. Pada pertemuan kedua ini

peneliti memiliki tujuan untuk menganalisis rangkaian gerak, iringan musik, serta

konsep tata rias dan busana pada tari Bentang Banten. Namun sebelum masuk ke

ragam gerak tari Bentang Banten, peneliti mencoba mereview hasil pembelajaran

yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai konteks tari

Bentang Banten. diantaranya adalah sejarah tari Bentang Banten yang terinspirasi

dari kegiatan sehari hari. Peneliti memberikan stimulus dengan memberikan

pertanyaan “apakah dari bapak/ibu ada yang masih ingat kegiatan apa saja yang

mengisnprasi penciptaa tari Bentang Banten? apakah ada yang bisa menyebutkan

dan menjelaskannya?”, kemudian bapak Andika menyebutkan dua kegiatan yang

menginspirasi penciptaan tari bentang banten, diantaranya adalah mendengar

kumandang adzan dan gerak menengadah memanjatkan doa. Kemudian

pertanyaan kedua adalah “apakah bapak/ibu tahu nilai apa yang tergambarkan dari

kedua gerak yang sudah disebutkan oleh bapak Andika tadi?”, Selanjutnya ibu

113

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juliana menjawab nilai keagamaan yang terkandung dalam dua gerak yang

disebutkan oleh bapak Andika. Dalam hal ini sudah membuktikan bahwa para

guru seni budaya sudah mulai memahami konteks dari tari Bentang Banten sedikit

demi sedikit. Setelah berhasil mereview kembali hasil pembelajaran pada

pertemuan sebelumnya, peneliti sekarang memfokuskan pada ragam gerak yang

memang menjadi ciri khas dalam tari Bentang Banten ini, yaitu gerak tumpang

tengen rungu. Gerakan ini digunakan untuk menerapkan pemahaman gerak yang

diharapkan para guru Seni Budaya ini dapat memahami dari berbagai aspek

pengetahuan dan keterampilan.

Gambar 5.5

Pertemuan 2

(Foto, Dzakiyyah, 2020)

Pertemuan kedua ini dilakukan dengan memberikan contoh gerak tersebut

dalam power point, terlihat para guru Seni Budaya ini mencoba untuk fokus

mencerna bagaimana gerak tersebut dilakukan. Tahapan selanjutnya peneliti

meminta untuk bersama sama memeragakan gerak tumpang tengen rungu ini

sebelum diberikan contoh secara langsung oleh peneliti. Bagaimana bentuk

kemudian ekspresi dan rasa yang muncul saat memeragakan gerak tersebut. Hasil

yang didapatkan gerak yang diperagakan masih terlihat berbeda dengan yang ada

di power point, yang kemudian akhirnya bapak Aji mengajukan pertanyaan

“apakah tangan kanan atau tangan kiri yang ditekuk kesamping?” peneliti

menjelaskan bahwa tangankanan terlebih dahulu yang ditekuk ke samping dan

selanjutnya bergantian dengan tangan kiri. Setelah bebrapa kali mencoba akhirnya

bapak Aji bisa memeragakannya dan diikuti dengan yang lain.

Setelah semuanya bisa memeragakan, peneliti memberikan pertanyaan lagi

“apa yang dirasakan bapak/ibu pada saat memeragakan gerak tersebut? Apakah

114

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menemukan maksud dari penciptaan gerak tersebut?”, kemudian ibu Juliana

menjawab saya bisa mengerti maksud dari gerak ini adalah penggambaran untuk

kegiatan mendengar karena tangan ditekuk kesamping mendekati telinga”. Setelah

memeragakan salah satu ragam gerak dari tari Bentang Banten, peneliti kembali

mengenalkan inspirasi penciptaan ragam gerak dari tari Bentang Banten yang

menggambarkan mendengarkan adzan yang berkumandang adalah filosofi dari

gerak tumpang tengen rungu yang berarti menumpangkan tangan untuk

mendengar.

Selanjutnya setelah pemahaman gerak tari dilanjutkan pada iringan musik

dengan menyebutkan alat musik apa saja yang terdapat dalam sajian tari Bentang

Banten. Bapak Ridwan menjawab “saya seperti mendengar suara alat musik

terbang gede dan rebana”. Dilanjutkan dengan pak Aji menjawab “lagunya

menggunakan shalawat”. Dari kedua pertanyaan tersebut menggambarkan

peningkatan pada penguasaan tari dengan pelatihan tari Bentang Banten.

Pertanyaan dilanjutkan dengan konsep rias dan kostum pada tari Bentang Banten.

Ibu Juliana memberikan pendapat bahwa “rias yang digunakan terlihat cantik dan

rapi dan kostum yang digunakan juga menunjang keindahan dalam tarian

tersebut”. Dilanjutkan dengan jawaban dari pak Andika yaitu “kostum yang

digunakan bagus dan mengikuti kaidah islam untuk menutup aurat yang terlihat

dari kerudung yang menutup rambut penari walaupun lehernya tetap terlihat”.

Peneliti mengapresiasi hasil diskusi dari setiap guru, dan menjelaskan keseluruhan

tari Bentang Banten dengan bantuan video pengenalan sejarah tari Bentang

Banten yang sudah ditampilkan pada pertemuan sebelummnya. Selanjutnya

peneliti menyimpulkan hasil pelatihan pada pertemuan kedua ini dan menutup

pertemuan ini dengan memberikan stimulus untuk pertemuan berikunya dan

mengucapkan salam.

Berikut langkah-langkah pelatihan tari Bentang Banten pada pertemuan

kedua dengan tujuan pelatihan menganalisis rangkaian gerak, iringan musik, serta

konsep tata rias dan busana pada tari Bentang Banten :

115

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 5.5

Langkah-Langkah Pelatihan Tari Bentang Banten untuk

Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat pada Pertemuan 2

Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Penerapan protokol kesehatan

b. Berdoa sesuai dengan agama masing-

masing

c. Peneliti menyampaikan tujuan pelatihan

d. Peneliti memberikan isian daftar hadir

5 menit

Inti a. Tanya jawab mengenai teks dan konteks

tari Bentang Banten yang sudah dipelajari

di pertemuan sebelumnya

b. Peserta diminta menyaksikan video tari

Bentang Banten secara seksama

c. Peserta mengamati gambar yang di

berikan

d. Peserta diminta menuliskan pendapat

tentang sajian pertunjukan yang sudah

ditampilkan

e. Peserta diminta untuk berdiskusi dan

menganalisis ragam gerak tari Bentang

Banten yang dirasa memiliki keunikan

dari berbagai aspek

f. Peserta memaparkan hasil diskusi analisis

g. Peneliti meminta peserta mencari tahu

tentang ragam gerak tari Bentang Banten

dan makna geraknya

h. Peneliti memberikan penjelasan tayangan

pertunjukan tari Bentang Banten

menggunakan tanyangan power point

i. Tanya jawab antara peserta dengan

peneliti mengenai tayangan tari Bentang

30 menit

116

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Banten

Penutup a. Peneliti memberikan kesimpulan

pembelajaran tari pada pertemuan kedua

b. Peneliti memberikan instruksi tentang

pertemuan selanjutnya dan mengajak

peserta untuk mencari tahu tentang

rangkaian gerak tari Bentang Banten

c. Peneliti menutup pertemuan dengan

bersama-sama berdoa

5 menit

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Rabu, 11 November 2020 pukul

10.00 sampai dengan pukul 10.40 dengan materi pelatihan ragam gerak tari

Bentang Banten. Pada pertemuan ketiga ini diawali dengan doa bersama menurut

kepercayaan masing masing dan peneliti memberikan form daftar hadir untuk diisi

oleh para guru Seni Budaya. Setelah dua pertemuan sebelumnya sudah membahas

tentang teks dan konteks dari tari Bentang Banten dan peneliti sudah melihat

peningkatan penguasaan tari dari setiap guru, maka pada pertemuan ketiga peneliti

akan memberikan pelatihan kepada para guru agar dapat menguasai keterampilan

yang ditunjang dengan tari Bentang Banten sebagai stimulus.

Peneliti menjelaskan ragam gerak dari tari Bentang Banten terdiri dari 20

macam ragam gerak yang terbagi menjadi 4 kategori gerak yakni gerak

locomotion (gerak berpindah tempat), gesture (gerak maknawi), baton signal

(gerak penguat ekspresi), pure movement (gerak murni). Pada pertemuan kali ini

juga peneliti akan sekaligus menjadi pemeraga dalam pelatihan tari Bentang

Banten, dan pada pertemuan ini juga akan diberikan pemahaman makna dari

setiap ragam gerak yang diperagakan.

Peneliti kemudian meminta para guru untuk berbaris dan melakukan kegiatan

peregangan agar tubuh tidak terasa kaku atau sakit saat mulai berlatih. Akan tetapi

pada treatment ini peneliti memberikan peragaan gerak secara menyeluruh yang

menjadi ciri khas dari tari Bentang Banten ini, diantaranya adalah tumpang tengen

117

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rungu, ngadah, tumpang rungu, dan silat. Peneliti memulai dari ragam gerak

pertama yaitu gerak tumpang tengen rungu, dimana pada saat proses berlatih

gerak terdapat beberapa kendala seperti kesulitan menyamakan gerak tangan

dengan kaki. Ibu Juliana bertanya “kaki kanan dahulu atau kiri dahulu yang

melangkah karena saya kebingungan?” yang dilanjutkan oleh pak Aji dengan

menanyakan “tangan nya dari bawah atau langsung ke samping?” kemudian

peneliti memberikan teknik dari gerak tumpang tengen rungu tersebut sampai

akhirnya beberapa diantaranya dapat melakukan gerak dengan cukup baik.

Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan “apakah bapak/ibu ada yang

mengerti maksud dari gerak tumpang tengen rungu ini?” pak Andika menjawab

“seperti sedang mendengar bu, diawal pertemuan juga kemarin kami mengartikan

seperti itu” peneliti memberikan pertanyaan tambahan “mendengar apa kira-kira

yang bapak/ibu pikirkan?” pak aji menjawab “kalau mendengan suara bagaimana

bu? Bisa kan?” disambung dengan jawaban pak Ridwan “mendengar sesuatu dari

segala arah”. Setelah para guru mengemukakan pendapat, peneliti memberikan

penjelas bahwa nilai yang terkandung pada gerak tumpang tengen rungu yaitu

nilai kedisiplinan yang digambarkan dengan memberikan perhatian pada saat

adzan sebaiknya didengarkan dan berhenti sejenak dari pekerjaan apapun yang

sedang dilakukan yang kemudian diarahkan pada stimulus ragam gerak lain yaitu

ngadoh yang memiliki nilai ketaatan, dimana pada gerak ini mengadopsi gerak

berasal dari mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa. Pada gerak ini tidak banyak

pertanyaan karena gerak yang bisa dibilang mudah.

Gambar 5.6

Pertemuan 3

(Foto, Dzakiyyah, 2020)

118

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilanjutkan dengan ragam gerak tumpang rungu, pada gerak ini para guru

mengalami kesulitan seperti pak Ridwan yang berkomentar “bu ini geraknya

seperti berjalan tetapi saya selalu sama kaki dan tangan” disambut oleh jawaban

dari ibu Juliana “pak Ridwan salah tangan nya jangan sama dengan kaki, biasa aja

gerkin nya kaya lagi jalan” pak Andika dan pak Aji hanya memerhtikan sembari

mencoba lagi untuk menggerakan kaki dan tangannya. Setelah semuanya bisa

melakukan gerak tumpang rungu ini peneliti mengajukan kembali pertanyaan

“sekarang setelah bisa memeragakan gerak tumpang rungu menurut bapa dan ibu

makna nya apa?” pak Andika menjawab “kok mirip seperti gerka yang awal bu?

Apakah makna nya sama?” peneliti melontarkan kembali pertanyaan “gerak nya

hampir sama tetapi apakah bapak/ibu melihat perbedaannya berada dimana?” ibu

Juliana memberikan pendapat “ada bu, perbedaannya ada di gerak jalan, kalau di

gerak pertama itu hanya bergerak ke depan dan muter, sedangkan pada gerak ini

kita berjalan ke kanan dan kiri dengan gerakan seperti berjalan biasa” setelah

mendengar pendapat dari masing masing guru peneliti menjelaskan makna yang

ada dalam tarian ini yang berarti mendengar dari segala sisi ini menyiratkan nilai

toleransi yang dimana walaupun Banten mayoritas beragama islam tetapi nilai

toleransi tetap digunakan dalam hubungan kemasyarakatan.

Ragam gerak yang terakhir adalah gerak silat, yang mana pada tari Bentang

Banten ini terdapat tiga jenis silat yaitu silat trumbu, silat bandrong dan silat

cimande. Pada gerak silat ini para guru mengalami kendala yang cukup banyak

karena penggunaan tenaga yang besar dan gerak yang banyak menggunakan

putaran badan dengan langsung diakhiri dengan kuda-kuda. Seperti Pak Andika

yang berkomentar “sebentar bu saya bingung setelah gerak angan ini kakinya

harus bagaimana” dilanjutkan dengan Ibu Juliana “bu tenaga saya hanya segini,

apakah masih terlihat tidak bertenaga?” Gerak silat ini dimunculkan untuk

memberikan identitas Banten yang mana ketiga gerak silat ini dikenal berasal dari

berbagai daerah di Banten, juga pada setiap tarian yang ada di daerah Banten pasti

akan selalu ditemukan sisipan gerak silat didalamnya. Hasil pertemuan ketiga ini

terlihat penguasaan keterampilan gerak tari masih belum terlihat peningkatan,

tetapi dikemampuan menganalisis sudah terlihat peningkatannya karena masih

dalam tahap mengingat dan menghapal gerakan. Setelah semua guru bisa

119

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memeragakan gerak silat peneliti mengajukan pertanyaan yang sama yaitu “apa

makna yang terdapat dalam gerak silat ini?” pak Aji menjawa keberanian bu

karena dalam gerak ini kita menggunakan gerak seperti menyerang” pak Ridwan

menambahkan “seperti namanya bu gerakan silat ini bermakna kita rrrus berani

dalam mengahadapi apapun”, kemudian peneliti menjelaskan makna yang

terdapat dalam gerak silat ini yaitu keberanian dan rela berkorban.

Pada akhir pertemuan ini peneliti memberikan motivasi dan kesimpulan

tentang rangkaian gerak tari yang sudah diberikan, peneliti meminta para guru

untuk menghafalkan ragam gerak tersebut untuk dilanjutkan pada pembelajaran

selanjutnya dengan menggunakan iringan musik.

4. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilakukan pada hari Kamis, 12 November 2020 pukul

10.00 sampai dengan pukul 10.40 dengan materi pelatihan ragam gerak tari

Bentang Banten. Pada pertemuan keempat ini diawali dengan memberi salam dan

berdoa bersama menurut kepercayaan masing masing dan peneliti memberikan

form daftar hadir untuk diisi oleh para guru Seni Budaya. Kegiatan pada

pertemuan hari ini dimulai dengan terlebih dahulu bertanya mengenai pelatihan

sebelumnya. Para guru merasa kurang puas karena merasakan kesakitan ditubuh

yang mungkin diakibatkan dari pelatihan sebelumnya. “bu, badan saya sakit-sakit

semua, apa yang salah ya?” ujar ibu Juliana, penelitti memberikan penjelasn

bahwa apabila setelah menari tetapi tidak melakukan pendinginan dengan baik

pasti akan terasa sakit badannya”, lalu ibu Juliana pun berkomentar “berarti saya

kemarin pendinginannya ada yang tidak benar ya bu”. Kemudian peneliti

mejelaskan tujuan dari pertemuan ini adalah melanjutkan pelatihan sebelumnya

dipertemuan ketiga, yaitu memeragakan dan menganalisis ragam gerak tari

Bentang Banten. Pada pertemuan hari ini guru Seni Budaya sebagai peserta akan

memeragakan kembali ragam gerak yang sudah di berikan kemarin. Peneliti

kembali menampilkan kembali video tari Bentang Banten sebagai stimulus awal

sebelum masuk kedalan proses pelatihan ini. Setelah menonton tayangan tersebut

peneliti meminta pendapat dan saran dari setiap guru, dan menganalisis pendapat

dari guru yang lainnya. Selanjutnya peneliti mengajak diskusi guru Seni Budaya

dengan mengajukan pertanyaan awal “bagaimana bapak/ibu apakah sekarang

120

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sudah dapat menguasai gerak-gerak yang diberikan kemarin?” pak Andika

menjawab “sudah mulai menguasai bu, tetapi mungkin belum bagus banget” lalu

disambung oleh pak Aji “sama bu, saya juga lebih paham ke makna nya, kalau

geraknya sepertinya masih bingung”. Setelah berdiskusi peneliti memberikan

arahan agar para guru berlatih kembali, bisa secara bersamaan ataupun mandiri.

Pak Ridwan bertanya “apakah nanti akan mendemokan hasil pelatihan kita ini

bu?” peneliti menjelaskan bahwa “iya pak, nanti akan saya nilai hasil pelatihan

mulai dari pemahaman bapak/ibu mengenai tari Bentang Banten ini dan juga

penguasaan bapak/ibu tentang gerak yang sudah saya berikan” ibu Juliana

bertanya” apakah dengan iringan musiknya bu? atau hanya geraknya saja?”

peneliti menjawab “tentu dengan menggunakan musiknya bu, maka sekarang

berlatih dulu tanpa musik sampai hapal, nanti baru digabung dengan musik”.

Setelah itu peneliti kembali melatih dan memantau jalannya pelatihan dimana

ragam gerak yang sudah dilatih akan kembali dicoba kemudian

menggabungkannya dengan iringan musik. Peneliti kembali menjelaskan alat

musik apa saja dan syair apa yang digunakan sebagai musik pengiring tari

Bentang Banten.

Selanjutnya pada kegiatan inti peneliti meminta para guru untuk berbaris dan

melakukan gerakan pemanasan yang kemudian disusul dengan pengulangan

ragam gerak tari yang kemarin diberikan. Setelah semua ragam gerak selesai

dipresentasikan peneliti memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada para

guru agar bisa mengikuti dan memahami aspek musik. Peneliti memeragakan

ragam gerak tari tersebut dengan menggunakan alunan musiknya, sehingga para

guru memiliki kemampuan kepekaan musik yang lebih baik. Pembelajaran

berjalan lancar tanpa kendala, dan peneliti memberikan waktu para guru untuk

berlatih bersama untuk bisa menguasai gerak dan musiknya diwaktu yang sama.

Pada pertemuan ini, peneliti merasakan peningkatan yang lumayan

memberikan kesan baik terhadap proses pembelajaran tari bentang banten ini

karena terlihat kemampuan dari setiap guru seni budaya meningkat baik di aspek

pengetahuannya ataupun pada aspek keterampilannya. Peneliti memberikan waktu

untuk para guru untuk berlatih secara keseluruhan karena akan ada evaluasi

terhadap pemelajaran tari bentang banten ini dan dilanjutkan.

121

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 5.7

Pertemuan 4

(Foto, Dzakiyyah, 2020)

Kegiatan ditutup dengan bersama-sama menyimpulkan materi pelatihan hari

ini yaitu, rangkaian gerak tari Bentang Banten dengan iringan musik dan konsep

tata rias dan kostum yang sudah di apresiasi. Selanjutnya peneliti memberikan

tugas kepada para guru untuk mengingat ragam gerak dan musik yang sudah

diajarkan pada pertemuan hari ini. Berikut langkah-langkah pelatihan tari Bentang

Banten pada pertemuan ketiga dengan tujuan pembelajaran memahami teknik

gerak, nilai yang terkandung, rias dan busana dalam tari Bentang Banten :

Tabel 5.6 Langkah-Langkah Pembelajaran Tari Bentang Banten untuk

Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat pada Pertemuan 3 dan 4

Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Penerapan protokol Kesehatan

b. Berdoa sesuai dengan agama masing-

masing

c. Peneliti menyampaikan tujuan pelatihan

d. Peneliti memberikan isian daftar hadir

5 menit

Inti a. Peneliti bertanya mengenai ragam gerak

yang ada di tayangan

b. Peserta diminta menyaksikan tari

Bentang Banten dengan seksama

c. Peserta diminta untuk mencari tahu

tentang ragam gerak tari Bentang Banten

dan makna geraknya

d. Pemanasan

30 menit

122

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Peserta mengikuti gerakan yang

dipraktikan oleh pelatih

f. Peserta mempresentasikan hasil latihan

dengan menggabungkan semua gerak

yang sudah dilatih

g. Pelatih memberikan penjelasan tentang

makna dari setiap gerak Tari Bentang

Banten

h. Pelatih memberikan penjelasan tentang

nilai, ragam gerak, dan rias busana dari

setiap gerak Tari Bentang Banten

i. Tanya jawab antara peserta dengan

pelatih mengenai tayangan Tari Bentang

Banten

Penutup a. Peneliti memberikan kesimpulan

pelatihan pada akhir pertemuan

b. Peneliti memberikan instruksi tentang

pertemuan pelatihan selanjutnya dan

mempersiapkan pemahaman peserta

tentang Tari Bentang Banten

c. Peneliti menutup pertemuan dengan

bersama-sama berdoa

5 menit

5. Pertemuan Kelima

Pertemuan kelima ini merupakan pertemuan terkahir yang dilakukan pada

hari Jumat, 13 November 2020 pukul 10.00 sampai dengan pukul 10.40 dengan

materi pelatihan hari ini adalah evaluasi kemampuan penguasaan tari daerah

setempat dan penyebaran form post-test . Pada pertemuan terakhir ini peneliti

menyusun beberapa tahapan pembelajaran, berikut langkah-langkah pembelajaran

pertemuan kelima.

123

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 5.7

Langkah-Langkah Pembelajaran Tari Bentang Banten untuk Meningkatkan

Penguasaan Tari Daerah Setempat pada Pertemuan 5

Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan a. Penerapan protokol Kesehatan

b. Berdoa sesuai dengan agama masing-

masing

c. Peneliti menyampaikan tujuan pelatihan

d. Peneliti memberikan isian daftar hadir

5 menit

Inti a. Peserta diminta menyaksikan tari

Bentang Banten dengan seksama

b. Peserta diminta menuliskan pendapat

tentang tari Bentang Banten yang sudah

dipelajari

c. Peneliti meminta peserta untuk

mempresentasikan hasil pelatihan tari

Bentang Banten

d. Peneliti meminta salah satu peserta

untuk memberikan kesimpulan dari

hasil pelatihan tari Bentang Banten

e. Peserta mengisi kuisioner post-test

yang berkaitan dengan tari Bentang

Banten

30 menit

Penutup a. Peneliti memberikan kesimpulan

pelatihan pada akhir pertemuan

b. Peneliti menutup pertemuan dengan

bersama-sama berdoa

5 menit

Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama menurut

kepercayaan masing-masing, kemudian peneliti memberikan form daftar hadir

agar bisa diisi langsung oleh para guru seni budaya. Pada pertemuan kali ini

peneliti akan melakukan evaluasi akhir terhadap pembelajaran tari Bentang

124

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Banten yang sudah dilalui selama 5 (lima) hari yaitu mempresentasikan hasil

pelatihan tari Bentang Banten.

Selanjutnya pada kegiatan inti ini peneliti menayangkan kembali video

pembelajaran tentang tari Bentang Banten untuk memberikan waktu latihan

terakhir sebelum diadakan evaluasi akhir. Peneliti meminta para guru untuk

meminta berbaris dan melakukan pemanasan yang dilanjutkan dengan berlatih

rangkaian ragam gerak dengan iringan musik selama 10 menit. “bapak/ibu hari ini

adalah evaluasi akhir dari pelatihan tari Bentang Banten ini, maka saya harapkan

bapak/ibu bisa memebrikan hasil yang terbaik” lalu ibu Juliana bertanya “bu

apakah perorangan atau berbarengan semua di evaluasinya?” peneliti menjelaskan

bahwa pada proses evaluasi penilaian dilakukan secara mandiri sehingga terlihat

peningkatan penguasaannya”pa Ridwan bertanya “apakah hanya memeragakan

saja atau dengan penjelasan makna geraknya bu?” “geraknya dulu, baru nanti ada

pertanyaan seputar tari Bentang Banten”. Tidak lupa juga untuk peneliti

memastikan bahwa para guru seni budaya ini masih memahami teks dan konteks

tari Bentang Banten ini seperti pada saat pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Setelah peneliti memberikan waktu latihan selama 10 menit, maka waktunya

untuk melihat apakah dengan dilaksanakan pembelajaran tari Bentang Banten ini

mendapatkan peningkatan penguasaan tari daerah setempat pada guru seni budaya

di SMKN 2 Pandeglang ini. Peneliti meminta para guru untuk memprsentasikan

rangkaian gerak tari Bentang Banten secara bergiliran dan tentu menggunakan

pemutaran musik yang utuh.

Gambar 5.8

Pertemuan 5

(Foto, Dzakiyyah, 2020)

125

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan selanjutnya peneliti memantau perkembangan latihan setiap guru

sampai pada akhirnya selesai dari hasil akhir penampilan yang telah dilakukan,

yang kemudian dilakukan evaluasi akhir mulai dari pemahaman sejarah, nilai,

makna, tata rias dan busana yang terkandung dalam tari Bentang Banten tersebut.

Peneliti meneruskan pelatihan dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait

penilaian indikator pengertahuan tentang tari Bentang Banten.

Tabel 5.8

Indikator Penilaian Post-test Penguasaan Tari Darah Setempat

No Nama Guru

Indikator Penguasaan Tari Daerah Setempat

Pengetahuan Keterampilan

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5

1 Achmad Najilah, S.Pd

2 Ridwan Maulana, S.Sos.

3 Andika Irmala Putra, S.Sn.

4 Juliana, S.Pd

Penilaian pada penelitian ini terdiri dari aspek pengetahuan dan keterampilan

penguasaan tari daerah setempat yang dimiliki guru setelah dilakukan treatment

pelatihan yang masing-masing memiliki nilai sebagai berikut:

Keterangan :

100 – 91 : Guru sangat baik dalam peguasaan tari daerah setempat

90 - 81 : Guru baik dalam penguasaan tari daerah setempat

80 – 71 : Guru cukup dalam penguasaan tari daerah setempat

70 – 61 : Guru kurang dalam penguasaan tari daerah setempat

D. Penilaian Post-test Setelah Diterapkan Pelatihan Tari Bentang Banten

untuk Meningkatkan Penguasaan Tari Daerah Setempat

Tabel 5.9

Hasil Post-test Penguasaan Tari Daerah Setempat

NO NAMA PERTANYAAN

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5

1 Achmad Najilah, S.Pd 85 80 87 83 80 93 83 85 80 83

2 Ridwan Maulana, S.Sos 90 87 93 85 87 95 85 90 83 85

3 Andika Irmala Putra, S.Sn 87 85 90 85 87 93 85 90 85 90

4 Juliana, S.Pd 90 87 87 90 87 95 90 87 93 87

126

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

100 - 91 : Guru sangat baik dalam peguasaan tari daerah setempat

90 - 81 : Guru baik dalam penguasaan tari daerah setempat

80 – 71 : Guru cukup dalam penguasaan tari daerah setempat

70 – 61 : Guru kurang dalam penguasaan tari daerah setempat

Tabel 5.10

Rata-Rata nilai Post-test Penguasaan Tari Daerah Setempat

No Nama Jumlah Mean Median Modus Standar

Deviasi

1 Achmad Najilah, S.Pd 839 83,9 87 80 3,984692934

2 Ridwan Maulana, S.Sos 880 88 87 85 3,887301263

3 Andika Irmala Putra, S.Sn 877 87,7 88,5 85 2,869378562

4 Juliana, S.Pd 893 89,3 86 87 2,869378562

Data post-test yang peneliti lakukan selama 5 kali pertemuan dilihat dari

proses pembeljaran guru Seni Budaya diperoleh nilai rata-rata adalah 87.22,

berdasarkan pengamatan penilaian tersebut yang dilakukan oleh peneliti dapat

disimpulkan bahwa penguasaan tari daerah setempat pada guru Seni Budaya di

SMKN 2 Pandeglang sudah meningkat secara signifikan. Hasil perhitungan

dilengkapi dengan grafik yang tertera seperti di bawah ini :

Grafik 5.2

Rata-Rata Nilai Post-test

Berdasarkan pengamatan penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan yang sangat signifikan apabila dibandingkan dengan nilai

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

Achmad Najilah,S.Pd

Ridwan Maulana,S.Sos

Andika IrmalaPutra, S.Sn

Juliana, S.Pd

127

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rata-rata pre-test dan membuktikan adanya peningkatan penguasaan tari daerah

setempat setelah diberikan treatment pembelajaran tari Bentang Banten dengan

tahapan-tahapan yang digambarkan ke dalam grafik sebegai berikut :

Grafik 5.2

Perbandingan Rata-Rata Nilai Pre-test dan Post-test

Berdasarkan grafik di atas terlihat perbedaan yang sangat signifikan antara

penilaian penguasaan tari daerah setempat pasa pre-test atau sebelum dilakukan

treatment dan setelah dilakukan treatment atau post-test. Perbedaan yang sangat

signifikan terlihat dari nilai yang dimana rata-rata pre-test sebelum dilakukan

treatment adalah sebesar 63.15 kemudian setelah dilakukan treatment pelatihan

tari Bentang Banten untuk meningkatkan penguasaan tari daerah setempat terjadi

peningkatan yang sangat signifikan mencapai nilai 87.22.

E. Analisis Hasil Post-test Penguasaan Tari Daerah Setempat

1. Analisis Uji Prasyarat Normalitas

Untuk mengetahui normalitas data post-test, maka dilakukan pengujian data

dengan menggunakan SPSS. Peneliti menggunakan uji normalitas pada hasil nilai

rata-rata post-test. Berikut hasil uji data normalitas pada hasil rata-rata penguasaan

tari daerah setempat :

Tabel 5.11

Analisis Uji Normalitas Pada Data Post-test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 4

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

0

20

40

60

80

100

AchmadNajilah,

S.Pd

RidwanMaulana,

S.Sos

AndikaIrmalaPutra,S.Sn

Juliana,S.Pd

Rata-Rata Nilai Pre-test

Rata-Rata Nilai Post-test

128

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Std. Deviation 1.94603110

Most Extreme Differences Absolute .284

Positive .192

Negative -.284

Kolmogorov-Smirnov Z .568

Asymp. Sig. (2-tailed) .904

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Keterangan :

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansinya adalah 0,904>0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

2. Analisis Uji T Pada Data Post-test

One sample T-Test merupakan teknik analisis untuk membandingkan suatu

variable bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda

secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel.

Tabel 5.12

Analisis Uji T Pada Data Post-test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 PRETEST 2.9500 4 .12247 .06124

POSTTES 4.8375 4 .13150 .06575

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PRETEST &

POSTTES

4 .673 .327

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 PRETEST -

POSTTES

-1.88750 .10308 .05154

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

129

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

95% Confidence Interval of

the Difference

tailed)

Lower Upper

Pair 1 PRETEST -

POSTTES

-2.05152 -1.72348 -36.623 3 .000

Keterangan :

Berdasarkan data diatas nilai signifikansi dari Uji T 0.000<0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan

perlakuan yang diberikan pada masing-masing variabel.

Dilihat dari hasil pengujian uji T yang tertera pada tabel di atas dapat

diketahui bahwa dihasilkan sebesar -36.623 dengan probabilitas sebesar 0.000, hal

tersebut berarti probabilitas 0.000<0.05. dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa ada perbedaan yang signifikan dari hasil pre-test dan post-test penguasaan

tari daerah setempat. Nilai tersebut menunjukan peningkatan penguasaan tari

daerah setempat sebelum dan sesudah diberikan treatment. Ditinjau dari hasil rata-

rata post-test penguasaan tari daerah setempat mendapatkan nilai lebih tinggi dari

hasil rata-rata pre-test penguasaan tari daerah setempat. Hal ini dapat terlihat dari

perkembangan peserta pelatihan dalam pencapaian indikator aspek pengetahuan

dan keterampilan. Peserta pelatihan dapat memahami dan menguasai sejarah

penciptaan tari, tema, makna, nilai dan fungsi yang terkandung dalam tari Bentang

Banten.

Hal tersebut dapat terlihat pada saat peserta pelatihan mampu mengemukakan

pendapat dari hasil analisis sejarah, makna, nilai dan fungsi dalam tari Bentang

Banten terlihat meningkat setelah diberikan stimulus pertanyaan melalui tarian

yang ditampilkan sebanyak dua kali pertemuan. Selanjutnya peserta pelatihan juga

mengalami peningkatan pada aspek keterampilan, hal ini terlihat pada saat peserta

pelatihan dapat menguasai teknik dan koreografi dari 4 gerak yang menjadi ciri

khas dari tari Bentang Banten, peserta pelatihan juga meguasai irama baik dari

syair hingga permainan alat musik pengiring tari Bentang Banten, selanjutnya

peserta pelatihan juga dapat menguasai pengolahan rasa dan penjiwaan dalam

memeragakan tari Bentang Banten setelah diberikan treatment selama tiga kali

pertemuan.

130

Dzakiyyah Latifah Nuraini, 2021 PELATIHAN TARI BENTANG BANTEN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN TARI DAERAH SETEMPAT BAGI GURU SENI BUDAYA DI KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari treatment yang diberikan kepada peserta pelatihan sebanyak 5 kali

pertemuan didapatkan perbedaan hasil peningkatan penguasaan yang sangat

signifikan, terlihat dari nilai yang dimana rata-rata pre-test sebelum dilakukan

treatment adalah sebesar 63.15 kemudian setelah dilakukan treatment

pembelajaran tari Bentang Banten untuk meningkatkan penguasaan tari daerah

setempat terjadi peningkatan yang sangat signifikan mencapai nilai 87.22.