43
BAB V PEMAKAIAN PUNGTUASI DALAM TULISAN Pungtuasi atau disebut juta tanda baca, merupakan alat bantu untuk menjelaskan maksud penuturan dalam bahasa tulisan. Dengan pungtuasi, semakin jelaslah maksud pengarang dapat disimak pembaca. Tanpa pungtuasi, boleh jadi penuturan tidak dapat dimengerti orang dengan benar dan tepat. Pungtuasi yang lazim dipakai dewasa ini didasarkan atas nada dan lagu; dan sebagainya atas relasi grammatikal, frase dan interrelasi antara bagian kalimat. Untuk memahami penggunaan fungtuasi ini, di bawah ini dapat kita perhatikan satu per satu a.1: 1. Pemakaian tanda titik (.) a. Tanda titik dipakain pada akhir singkatan nama orang, gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan Misalnya : H.M. Yasim Dr. Sabarno Ny. Maria Kep. Pusat Bahasa b. Tanda titik dipakai pada singkatan kata tau ungkapann yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tdan titik. Misalnya : a.n (atas nama ) d.a. (dengan almat) u.b. (untuk beliau)

BAB v Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB v Bahasa Indonesia

BAB V

PEMAKAIAN PUNGTUASI DALAM TULISAN

Pungtuasi atau disebut juta tanda baca, merupakan alat bantu untuk menjelaskan maksud

penuturan dalam bahasa tulisan. Dengan pungtuasi, semakin jelaslah maksud pengarang dapat

disimak pembaca. Tanpa pungtuasi, boleh jadi penuturan tidak dapat dimengerti orang dengan

benar dan tepat.

Pungtuasi yang lazim dipakai dewasa ini didasarkan atas nada dan lagu; dan sebagainya

atas relasi grammatikal, frase dan interrelasi antara bagian kalimat. Untuk memahami

penggunaan fungtuasi ini, di bawah ini dapat kita perhatikan satu per satu a.1:

1. Pemakaian tanda titik (.)

a. Tanda titik dipakain pada akhir singkatan nama orang, gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan

Misalnya : H.M. Yasim

Dr. Sabarno

Ny. Maria

Kep. Pusat Bahasa

b. Tanda titik dipakai pada singkatan kata tau ungkapann yang sudah sangat umum. Pada

singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tdan titik.

Misalnya : a.n (atas nama )

d.a. (dengan almat)

u.b. (untuk beliau)

dll. (dan lain-lain)

c. Tanda titik dipakai pada suatu bagan, ikhtisar atau daftar di belakng huruf atau angka

Misalnya : III.Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa

B. Direktorat JendaralAgraria

d. Tanda titik dipakai pada singkatan yang terdiri atai huruf huruf awlkata atau suku kata,

atau gabungan kedua-keduanya, yang terdapat dalam nama badan pemerintahan lembaga-

lembaga nasional atau internasional, atau yang terdapat dalam akronim.

Misalnya : MPR (Majelis Permusyawartan Rakyat)

Sekjen (Sekretaris JEnderal)

Page 2: BAB v Bahasa Indonesia

Tilang (bukti pelanggaran)

e. Tanda titik tidak dipakai diblekanag judul (buku, karangan, berita dan bab)

Misalnya : Jalan Tak ada Ujung

Kisah Kasih Kake dan Nenek

Bentuk dan kedaulatan (bab I UU ’45)

Tetapi tanda titik dipakai apabila judul tersebut masuk kedalam kalimat, dan terletak di

akhri kalimat.

Misalnya : saya sudah memabca demokrasi kita

f. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, aatas nama dan

alat penerima surat.

Misalnya : Banjarmasin, 16 Agustus 1988

Kepada

Sdr. M. Sitorus

Jalan Pahlawan 15

Medan

Tetapi apabila dimasukkan dalam kalimat, sudah pasti di akhir kalimat tada tanda titik

Misalnya : Sdr. R. Ritonga tingal di jalan Pahlawma 15, Medan

g. Tanda titik tidak dipakai di belakng kalimat pertanyaan atau kalimat seruan

Misalnya : Saudara dari mana ?

Tingalkan segera tempat itu

2. Pemakaian tanda koma (,)

a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara yang dimulai dengan akt

separti : tetapi, melainkan pada kalimat setara berikutnya

misalnya : Saya ingin datang, tetapi hari hujan

mery sudah memanggilnya, melainkan dia pergi juga

b. Tanda koma dipakai untuk emisahkan anak kalimat dari induk kalimat, apabila anak

kalimat mendahului induk kalimatnya

misalnya : kalau hari hujan, saya tidak akan datang

karena sibuk, dia lupa akan janjinya

Page 3: BAB v Bahasa Indonesia

c. Tanda koma dipakai di belakang kat atau ungkapan penghubung antara kalimat yang

terdapat awla kalimat. Kata atau ungkapan penghubung itu antara lain oleh kaerna itu,

lagi pula, jadi, meskipun begitu dan sebagainya

Misalnya : Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.

d. Tanda koma dipakai untuk menseraikan kutipan langsung dari abgian lain dalam kalimat

Misalnya : Kata ibu, “saya gembira sekali”.

“Saya gembira sekali. “kata ibu. “karena kaua lulus”

e. Tanda koma dipakai diantara asma orang dan gelar akadmeik yang mengikutinya, untuk

memebdakannya dengan singkatan nama keluarga atau marga

Misalnya : Parnawati, S.H.

Pandoyanto, S.U.

Ahmad Hanafiah, M.A.

f. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi

Misalnya : Guru saya, Pak Taher, pandai sekali menerangkan pelajaran

Seorang mahasiswa, selaku wakil kelompok, maju ke muka membcaakan

tuntunnnya

3. Pemaian tand atitik koma (;)

a. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan

setara.

Misalnya : Malam makin larut; kami belum juta selesai

b. Tanda titik koma dipakain untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk,

sebagai pengganti kata penghubung

Misalnya :

Ayah mengurus tanamanya di kebun ; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafal nama-

nama pahlawan nasional ‘; saya sendiri asik mendengarkan siaran pilihan pendengaran

4. Pemakaian tanda titik dua (:)

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atua

pemberian.

Misalnya :

Page 4: BAB v Bahasa Indonesia

Yang kita perlukan sekarang ialah barang-barnag berikut : kursi, meja dan lemari.

Fakultas itu mempunyai dua jurusan : Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan

Tetapi apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap (objek) yang

mengakhiri pernyataan, maka tanda titik dua tidak dipakai.

Misalnya :

Kita memerlukan kursi, meja dan lemari.

Fakultas itu mempunyai dua jurusan Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan

b. Tanad titik dua (i) diantara jilid buku atau nomor mejalah . surat kabar dan nomor

halamannya, (ii) diantara bab dan ayat dalam kibat-kibat suci, atau (iii) diantara judul ann

anak judul suatu karangan.

Misalnya : tempo, I (1971), 34 : 7

Surah Yasin : 9

Buku “Modernisasi : Dinamika Pertumbuhan sudah lama beredar di sini

5. Pemakaian tanda hubung (-)

a. Tanda hubung dipakai untuk menyambung usnur-unsur kata ualng.

Misalnya : anak-anak

Berulang-ulang

Dibalik-balikan

Kemerah-merahan

b. Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan

Misalnya : Ber-evalolisi dan ber-revolusi

Iseri-pewira yang ramah dengan isteri perwira yang- ramah

c. Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se-dengan kata berikutnya yang dimulai

dengan huruf capital, (ii) ke-denganangka, (iii) angka dengan –an, dan (iv) singkantan

huruf capital dengan imbuhan atau kata.

Misalnya : se-Indonesai

hadiah ke-2

tahun 50-an

ber-SMA

bom-H

Page 5: BAB v Bahasa Indonesia

d. Tanda hubung dipakai untuk merangkikan unrru bahasa Indonesai dengan unsur bahasa

asing

Misalnya : di-charter

Pen-tackle-an

e. Tanda hubung dipakai untuk menjelaskan hubungan kata yang dirasakan erat sekali oleh

pengaran

Misalnya : hati-perempuannya

manusia-binatang

tumbuhan-teranyam

ibu-bapak

anak-isteri

6. pemakaian tanda pisah (--)

a. tanda pisah dipakai untuk membatasi menyisipkan kata, kelompok kata atau anak kalimat

yang memberikan penjelasan khusus

Misalnya :

Kemderkaann bangsa itu – dan saya yakin pasti akan datang – harus diperjuangkan oleh

bangsa itu sendiri

Semua barangnya—radio, televise dan perhiasan di-bawa lari pencuri

b. tanda pisah dipakai untuk mengaskan adanya posisi atau yang lainnya

misalnya :mereka semua mengenal Pak salim—guru tua di kota kecil itu

c. tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang menunjukkan arti sampai

dengam,a tau di antara dua nama kota yang berarti ke, sampai

Misalnya : 1966-1981

750-100

Jakarta – Bandung

7. Pemakaian Tanda Ellipsis (…)

a. Tanda ellipsis digunakan untuk menggambarkan saura tau kalimat yang terputus-putus

Misalnya : kalau begitu… ya, apa boleh buat

b. Tanda eli[pss digunakan untuk menunjukkan bahwa ada bagian yang dihilangkan dalam

suatu petikan

Misalnya : sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut

Page 6: BAB v Bahasa Indonesia

Dalam tulisan, tanda baca harus diperhatikan baik-baik…

(bila bagian yang dihilangkan mengakhri sebuah kalimat, perlu diberikan empat buah

titik : tiga untuk penghilangan teks, dan satu untuk menandai akhir kalimat).

8. Pemakaian tanda Tanya (?)

a. Tanda Tanya dipakai untuk menunjukkan pertanyaan yang mengharapkan jawaban, atau

yang bersikap reteoris belaka

Misalnya : kapan kamu berangkat ?

Saudara tahu peraturan, bukan ?

Tetapi apabila tidak merupakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban ataupun yang

ebsifat retoris, tidak perlu dipakia tanda Tanya

Misalnya : saya tidak tahu jam berapa dia datang.

b. Tanda Tanya dipakai untuk menunjukkan ahwa pertanyanan tertentu, masih diasingkan

atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini tanda tanya ditaruh didalam

tanda kurung

Misalnya : Dia dilahirkan pada tahun 1867 (?)

Uangnya sebanyak Rp. 10 juta (?) hilang

9. Pemakaian Tanda seru (!!)

a. Tanda seru menunjukkan ungkapan seruan, perintah atau yang menggambarkan

kesunguhan, ketidak-percayaan, atau rasa semosi yang kuat

Misalnya : Alangkah dramatisnya peristiwa itu !

Bersihkan kamar ini sekrang juga !

Masakan sampai hati juga dia meninggalkan anak-istrinya!

Merdeka !

Uh, alangkah panasnya!

10. Pemakaian Tanda Kurung ( )

a. Tanda kurung dipakai untuk ekterangan atau erptanyana tambahan

Misalnya :

Gempa bumi di Skopye (Yugoslavia) menimbulkan banyak korban

DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai

b. Tanda kurung dipakai untuk keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral

pokok pembicaraan

Page 7: BAB v Bahasa Indonesia

Misalnya :

Sejak Tranggono yang berjudul “Bud (nama tempat yang tekrneal di Bali ditulis pada

tahun 1962

Dari keterangan ini (lihat table 10) jelas ditunjukkan arus perkembangan baru dalam

pasaran dalam negeri kita.

c. Tanda kurung dipakai untuk nagka atau huruf yang memerinci satu seri kternagan. Angka

atau huruf itu dapat juga hanya diikuti oleh kurung tutup saja

Misalnya : Factor-faktor produksi menyangkut masalah yang berikut

(1) alam

(2) tenaga kerja

(3) modal

11. Pemakaian tanda petik (“…”)

a. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembciaran,d

ari naskah atau bahan tertulis lain. Kedau tanda petik itu ditulis sama tinggi diatas baris.

Misalnya : “Sudah siap?”katanya

“Saya belum siap, “jawaban, “tunggu sebentar”

b. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul syair, karangan dan bab bukum apabila

dipakai dalam kalimat.

Misalnya :

Sejak “berdiri aku terdapat pada halaman 5

Karangan Momahhad Hata, “demokrasi Kita” sudah diterbitkan lagi

Bacalah bab “Samsul Bahri membunuh diri” dalam buku “siti Nurbaya”

c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah yang masih kurang dikenal atau kata yang

diberi arti khusus

Misalnya :

Pekerjaan itu dilakukan dengan cara coba dan ralat saja

Dia bercelana panjang yang dikalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”

12. Pemakaian tanda petik tunggal (‘…’)

Page 8: BAB v Bahasa Indonesia

a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit kutipan atau istilah khusus dalam kutipan

lain

Misalnya : Katanya, “Kemana saja ‘Profesor’ kita ini ?”

“kau dengan bunyi –kring-kring’ kita ini ?”

b. Tnda petik tungal dikapai untuk mengapit terjemahan atau penjelsan sebuah kata atau

ungkapan asing

Misalnya : Teriakan-terikana bintang dan orang primtif oleh Wund disebut

LAUTGEBRDUH ‘gerak’geri bunyi’

13. Pemakaian tanda garis miring ( / )

a. Garis miring dikapai untuk penganti kata dan, atau per, atau memisah-misahkan nomor

alamat yang mempunyai fungsi yang berbeda

Misalnya :

Bagi semua masyarakat di desa kami, akan dipungut biaya makan Rp.

1.000,00 / jiwa

Engkau dapat menyurati saya dengan alamat : Kayu pahit I / 185, Rt 007/08

b. Garis miring dipakai untuk penomoran kode surat

Misalnya : No. I/255-Nom/88

14. Pemakaian tanda kurung siku ( [ ] )

a. Tanda kurung siku dipakai untuk mnerangkan sesuatu di laur jalannay teks, atau sisipan

keterangan (interpelasi) yang tidak ada hubungan dengan teks

Misalnya :

Sementara itu lingkungan pemuda dari kampus ini berhubungan I maksudnya :

berhubungan I dengan kenyataan-kenyataan di luar kampusnya

b. Tanda kurung siku dipakai untuk mengaoit keterangan atau penjelasan bagi suatu kalimat

yang sudah ditempatkan dalam tanda kurung

Misalnya : (hanya menggunakan nad atau kombinasi nada-nada dan apa yang saya sebut

persediaan I atau mungkin kata lain perjedahan atau juncture itu I)

Page 9: BAB v Bahasa Indonesia

Soal-Soal Bab V

1. Sebutkan pungtuasi yang terdapat dalam bahasa Indoneia.

2. Jelaskan penggunaan tanda elipsis (…) dalam bahasa Indonesia dan berikan contohnya.

3. Jelaskan penggunaan tanda titik dua (..) dalam bahasa Indonesia dan berikan contohnya.

4. Jelaskan penggunaan tanda titik koma (;) dalam bahasa Indonesia dan berikan contohnya.

5. Jelaskan penggunaan tanda pemisah (-) dalam bahasa Indonesia dan berikan contohnya.

6. Jelaskan penggunaan tanda seru (!) dalam bahasa Indonesia dan berikan contohnya.

7. Jelaskan penggunaan tanda tanya (?) dalam bahasa Indonesia dan berikan contohnya.

8. Jelaskan penggunaan tanda petik (”…”) dalam bahasa Indonesia dan berikan contohnya.

9. Jelaskan penggunan tanda garis miring (/) dalam bahasa Indonesia dan berikan

contohnya.

10. Jelaskan penggunaan tanda kurung siku ([ ]) dalam bahasa Indonesia dan berikan

contohnya.

BAB VI

Page 10: BAB v Bahasa Indonesia

KALIMAT DALAM TULISAN ILMIAH

A.Pengertian Kalimat

Kalimat ialah kesatuan bahasa yang menyampaikan buah pikiran, perasan atau hasrat.

Kalimat itu merupakan bagian terkecil dalam susunan tulisan. Jadi tulisan tersusun dari beberapa

buah kalmat. Kalimat-kalimat dalam tulisan mempunyai hubungan satu dengan yang lain.

Walaupun setiap kalimat mengandung bauh pikiran atau maksud sendiri, tetapi semuanya

bekerja sama sebagai pendukung buah pikiran atau gagasan yang akan diutarakan dalam tulisan

itu.

Bagaimanapun bentuk dan susunan kalimat dalam tulisan, kalimat itu adalah kalimat

tertulis. Kalimat itu adalah kalimat yang akan dibacakan atau dibunyikan oleh pembaca. Kalimat

tertulis dalam beberapa hal tidak sama dengan kalmat lisan. Kalimat yang terang dan jelas dalam

bahasa lisan tidak selamanya jelas dan terang bila dituliskan, sebab lagu bicara yang sangat

penting dalam bahasa tidak dapat atau sukar sekali digambarkan dalam tulisan. Itulah sebabnya

maka kalimat yang maksudnya hanya tergantung pada lagunya, jika dituliskan, dapat meragukan

atau sering menimbulkan kesalahpahaman.

Dewasa ini jarang orang membaca nyaring, sehingga tulisan – tulisan kebanyakan dibaca

dalam hati. Meskipun demikian bunyi kalimat tetap penting dalam tulis-menulis. Dalam hal ini

pula kalimat yang sama polanya, selalu sama pula bunyinya. Jika beberapa buah kalimat yang

sama polanya dituliskan berturut-turut dalam sebuah tulisan, sudah pasti kadengaran sebunyi

kalau dibacakan. Deretan bunyi yang demikian, selain kurang sedap di dengar, juga menjemukan

kita sebagai pendengar.

Dari uraian di atas, dapatlah kita katakan, bahwa kalimat yang dipergunakan dalam

tulisan adalah kalmat-kalimat yang jelas dan mudah dipahami. Dengan demikian komunikasi

penulis dengan pembaca melalui tulisan itu lancar dan baik.

Agar penulis dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang jelas dan mudah dipahami, maka

penulis dituntut memiliki kemampuan penguasaan bahasa,. Penguasaan bahasa yang dimaksud

mencakup beberapa aspek, yakni sebagai berikut :

1. penguasan secara aktif sejumlah besar pembendaharaan kata (kosa kata) bahasa tersebut

2. penguasaan hukum-hukum sintaksis bahasa itu secara aktif

3. kemampuan menemukan gaya yang paling cocok atau menyampaikan gagasan-gagasan.

Page 11: BAB v Bahasa Indonesia

4. Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.

Perlu diberitahukan bahwa bagaimanapun pembentukan kalimat berdasarkan hukum-hukum

bahasa terutama dalam bidang sintaksis itu tidak dibicarakan pada bagian ini, karena hal itu

sudah kita ketahui semuanya. Yang dibicarakan pada bagian ini adalah tentang kalimat ditinjau

dari segi komposisi dan retorika, yaitu mengenai kalimat yang efektif

B.Kalimat yang Efektif Dalam Tulisan

Apakah yang dimaksud dengan kalimat yang efektif itu ? Kalimat efektif adalah kalimat

yang :

1. Secara tepat dapat mewakili pikiran penulis / pembicara.

2. Mampu menimbulkan gagasan yang sama tepatnya pada pikiran pembaca / pendengar

sebagaimana yang dimaksudkan penulis / pendengar.

3. Sesuai dengan aturan-aturan maupun struktur bahasa itu sendiri.

Dengan penguasan hukum-hukum sintaksis dan kosa kata saja belum tentu kita dapat

menghasilkan kalimat-kalimat yang efektif yang dapat menjamin bahasa yang kita pergunakan

itu hidup dan segar. Oleh karena itu untuk menghasilkan bahasa yang hidup dan segar serta

mudah dipahami , maka diperlukan lagi syarat-syarat yang lain yang perlu dipenuhi dalam

penyusunan kalimat dalam tulisan.

Adapun syarat-syarat yang dimaksudkan adalah : kesatuan gagasan, koherensi yang baik,

penekanan, vairasi kalimat, peralelisme, dan penalaran . Di Di bawah ini secara singkat akan

dikemukakan satu per satu .

1. Kesatuan gagasan

Kesatuan gagasan dapat dilihat dari hubungan yang jelas antara gagasan-gagasan yang

membentuk kalimat tersebut. Kesatuan gagasan ini dapat berupa kesatuan gagasan tunggal;

kesatuan gagasan gabungan; kesatuan gagasan pilihan : maupun kesatuan gagasan pertentangan.

Selain itu, kesatuan gagasan ini juga dapat diperhatikan dari hubungan gagasan utama dengan

gagasan penjelas atau hubungan gagasan penjelas dengan gagasan penjelas lainnya. Begitu juga

halnya dengan hubungan antara gagasan-gagasan atasan dengan gagasan-gagasan bawahannya

hendaknya diungkapkan dengan satu kesatuan.

Perlu diingatkan, bahwa kesataun gagasan janganlah diartikan hanya terdiri dari satu ide

tunggal. Sebab dapat terjadi bahwa kesataun gagasan itu terbukti dari dua gagasan pokok atau

Page 12: BAB v Bahasa Indonesia

lebih. Secara praktis sebuah kesatuan gagasan tunggal diwakili sebuah subjek dan predikat.

Demikian juga kesatuan gagasan gabungan, kesatuan gagasan pilihan dan kesatuan gagasan yang

mengandung pertentangan hendaknya diwakili dua subjek maupun predikat.

Berdasarkan uraian di atas , maka kalimat yang baik dan dalam tulisan haruslah kalimat

yang jelas memperlihatkan kesataun gagasan. Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang masih mempunyai

hubungan sama sekali. Sebab, kalau penggabungan itu dilakukan, maka akan rusak kesatuan

gagasan dalam kalimat tersebut. Untuk lebih jelasnya ,mari kita perhatikan kalimat-kalimat di

bawah ini yang jelas kesatuan gagasanya :

a.Untuk membina generasi muda, pemerintah sangat penting mengadakan

pelatihan - pelatihan kepribadian dan kepemimpinan. (Kesatuan tunggal)

b.Kemarin saya menerima surat dari pengurus kumpulan kami diringi pula dengan

surat kawat, yang isinya mengajak saya ikut serta ke Surabaya mengikuti rapat

anggota (Kesatuan gabungan)`

c. Dia bekerja di perpustakaan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu. (kesatuan yang

mengandung pertentangan)

d. Kamu boleh ikut menjemput paman, atau tinggal saja di rumah. (kesatuan yang mengandung

pilihan)

Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya :

a. Banyak para investor asing yang mau menanamkan modalnya di Indonesia karena upah

buruh sangat murah.

b. Didalam pendidikan memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi antara pendidik dan

anak didik.

c. Kebutuhan akan makan manusia tidak dapat menunggu sampai hari esok.

d. Terhadap orang yang lebih tinggi umurnya dan atau kedudukannya berbeda caranya.

e. Laporan keuangan perusahaan itu saya sudah kirimkan dua minggu yang

lalu melalui kantor pos.

f. Kita tidak perlu membicarakan tentang hal itu karena dapat membahayakan bagi

keutuhan bangsa.

Page 13: BAB v Bahasa Indonesia

Apabila kita perhatikan kalimat-kalimat di atas, tampaknya gagasan yang diungkapkan

tidak jelas. Hal ini biasanya disebabkan kedudukan subjek atau predikat tidak jelas. Selain itu,

karena penulis salah menggunakan kata depan. Demikian juga karena kalimatnya terlalu panjang

yang dapat mengakibatkan penulis sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang akan disampaikan

sehingga artinya tidak jelas. Di samping itu, penggunaan keterangan aspek yang tidak tepat,

begitu juga dengan penggunaan kata yang mubazir (pleonasme), dsb.

2.Koherensi yang kompak

Pengertian koherensi atau kepaduan yang kompak dan baik disini adalah hubungan

timbal balik yang baik dan jelas serta teratur antara unsur-unsur yang membentuk kalimat itu.

Dalam hal ini bisa berupa kata dengan kata, kata dengan frasa, frasa dengan klausa, klausa

dengan klausa atau hubugan antara kalimat dengan kalimat, antara subjek dengan predikat,

antara predikat dengan objek, antara objek dengan keterangan, keterangan dengan keterangan

lain yang menjelaskan kalimat itu secara keseluruhan.

Unsur-unsur kalimat yang mempuyai hubungan yang lebih erat tidak boleh dipisahkan,

tetapi unsur-unsur kalimat yang lebih renggang hubungannya boleh ditempatkan di mana saja,

asal jangan disisipkan antara kata-kata, atau unsur-unsur lainnya yang erat hubungannya.

Koherensi atau kepaduan dalam kalimat sering rusak disebabkan beberapa hal a.1.

a. Salah menggunakan preposisi (kada depan)

Misalnya : Mereka sedang membicarakan sesuatu masalah dibelakang.

Kehidupan rakyat di zaman Jepang sangat susah. (kata di diganti dengan pada)

Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan peguasaan bahasa

menentukan bagi pola kependidikan yang sedang berkembang. (tanpa bagi)

b. Kontaminasi atau keracunan

Misalnya : Semua peserta upacara nasional itu membungkukkan kepala ketika

merenungkan jasa-jasa para pahlawam. (membungkukkan diganti

dengan menundukkan)

c. Salah menempatkan kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat

Misalnya : Tiap-tiap orang beragama akan adanya surga dan neraka percaya.

(seharusnya : Tiap-tiap orang beragama percaya akan adanya

Page 14: BAB v Bahasa Indonesia

surga dan neraka).

Zaman sekarang membaca nyaring orang jarang. (Seharusnya :

Zaman sekarang jarang orang membaca nyaring)

d. Pemakaian kata yang berlebihan (pleonasme)

Misalnya : Banyak para mahasiswa melihat pameran itu. (kata banyak dan

para bisa dihilangkan salah satu).

Demi untuk kepentingan bangsa dan negara, kamu harus rajin

menuntut ilmu pengetahuan, (kata demi dan untuk bisa

dihilangkan alasan satu)

e. Penempatan keterangan aspek yang salah

Misalnya : Surat ini saya sudah kirimkan kepada orang tuanya.

(Seharusnya : Surat itu sudah saya kirimkan kepada orang tuanya)

Buku itu mereka belum baca hingga tamat (Seharusnya Buku itu

belum mereka baca hingga tamat)

3. Penekanan Kalimat

Seperti kita ketahui, setiap kalimat mengandung pikiran utama. Pikiran utama dalam

kalimat tetap didukung oleh subjek dan predikat. Namun demikian kita harus dapat membedakan

dari sebuah kata atau frasa yang dipentingkan dalam kalimat. Kata frasa yang dipentingkan

dapat bergeser dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam hal inilah perlu mendapat

tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Dalam bahasa lisan, untuk

memberikan penekanan ini dapat dilakukan dengan memberi tekanan, gerak-gerik dan

sebagainya. Sedangkan dalam bahasa tulisan hal ini tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, untuk

memberi penekanan tersebut baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan dapat

dilakukan dengan cara :

a.Menentukan posisi kata / frasa yang menarik dalam kalimat atau dengan

mengubah posisinya dalam kalimat.

Awal dan akhir kalimat adalah posisi yang kuat untuk penekanan kata atau frasa yang

dapat menarik perhatian membaca. Di antara kedua posisi ini tidak dapat dikatakan dengan pasti

mana posisi yang terkuat. Tetapi secara umum posisi awal selalu mendapat perhatian yang

pertama dalam menempatkan kata atau frasa yang dipentingkan dalam kalimat.

Page 15: BAB v Bahasa Indonesia

Untuk lebih memperjelas, perhatikanlah contoh-contoh di bawah ini :

1). Di negara yang sudah berkembang, pemakaian lampu semporong makin

berkurang.

2).Pemakaian lampu semporong makin berkurang di negara yang sudah

berkembang.

3).Makin berkurang pemakaian lampu semporong di negara yang

berkembang.

Kelompok kata yang dipentingkan pada kalimat pertama ialah di negara yang sudah

berkembang. Kemudian pada kalimat ke dua adalah pemakaian lampu seporong. Sedangkan

pada kalimat ketiga adalah makin berkurang.

b. Menggunakan pengulangan (repetisi)

Pengulangan ini biasanya dilakukan kepada kata atau frasa tertentu yang menjadi inti

dalam kalimat tersebut. Untuk lebih memperjelas perhatikan contoh-contoh dibawah ini :

1).Pemerintah yang belum mempunyai aturan-aturan, pemerintah yang

terombang ambing, pemerintah lemah, pasti tidak akan mampu membina

masyarakat yang baik.

2).Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan setiap orang tua kita.

3).Pembangunan itu jelas memerlukan stabilitas ekonomi, stabilitas keamanan

dan stabilitas nasional lainnya.

c.Menggunakan Partikel

Partikel yang biasa digunakan dalam hal ini ialah; lah, kan, tah dan pun. Untuk lebih

memperjelas perhatikanlah contoh – contoh dibawah ini :

1).Pantaskah hukum semacam itu diberikan kepada anak kecil ?

2).Sayalah sebenarnya yang bertanggungjawab tentang masalah itu.

3).Mereka pun tidak perlu mencampuri persoalan itu.

d.Menggunakan kata-kata yang bertentangan

Pertentangan yang diberikan dalam hal ini adalah kata atau frasa yang dipentingkan.

Untuk memperjelas perhatikan contoh-contoh di bawah ini :

Page 16: BAB v Bahasa Indonesia

1).Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

2).Mereka tidak menghendaki perbaikan yang bersifat tambal sulam

melainkan perbaikan yang menyeluruh di kantor itu.

4.Variasi Kalimat

Variasi kalimat yang dimaksud dalam hal ini adalah aneka ragam bentuk-bentuk kalimat

yang dapat menarik perhatian pembaca terhadap tulisan tersebut. Suatu tulisan yang hanya terdiri

dari kalimat yang panjang atau kalimat yang pendek dapat menimbulkan kebosanan bagi

pembaca. Tetapi dengan adanya vareasi kalimat yang panjang dengan kalimat yang pendek maka

si pembaca dapat lebih sungguh-sungguh untuk menikmati tulisan tersebut. Variasi dalam

kalimat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :

1.Memberikan variasi sinonim kata

2.Memberikan variasi panjang pendeknya kalimat

3.Memberikan variasi berdasarkan jenis kalimat.

4.Memberikan variasi dengan mengubah posisi kata dalam kalimat.

5.Memberikan variasi penggunaan bentuk me- dan di-

5.Pararelisme dan kalimat

Paralelisme atau kesejajaran kalimat yang dimaksud adalah kata-kata yang menduduki

fungsi yang sama dalam sebuah kalimat harus mempergunakan bentuk yang pararel. Kalau salah

satu dari gagasan (kata) ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata-kata atau kelompok

kata yang lain yang menduduki fungsi yang sama harus juga ditempatkan dalam struktur kata

benda. Demikian pula, kalau strukturnya kata kerja, maka kelompok kata yang lainnya harus kata

kerja. Untuk lebih memperjelas dapat kita perhatikan kutipan dibawah ini :

Ada beberapa macam fungsi evaluasi dalam pengajaran. Evaluasi dapat memberikan

umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar. Ini yang

pertama. Yang kedua adalah penentuan angka kemajuan belajar masing-masing siswa. Kemudian

yang ketiga adalah untuk menempatkan siswa dalam sitauasi belajar yang tepat sesuai dengan

tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.

Page 17: BAB v Bahasa Indonesia

Bila kita perhatikan kutipan di atas, maka tampak bahwa memberikan umpan balik.

Menentukan angka kemajuan dan menempatkan siswa adalah sebagai fungsi evaluasi itu.

Ketiganya merupakan masalah pokok yang mempunyai hubungan satu sama lainnya. Dengan

mempergunakan konstruksi yang paralel akan lebih jelas.

6.Penalaran atau logika dalam kalimat

Disamping apa yang telah diuraikan diatas, bagaimanapun juga kalimat-kalimat dalam

tulisan harus memenuhi syarat penalaran atau logika, agar amanat kita dimengerti oleh orang

lain. Kalimat “Ibu memasak nasi” sebenarnya merupakan suatu kalimat yang tidak memenuhi

syarat penalaran, tetapi kita menerimanya sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini disebut

idiom. Kalimat yang memenuhi penaralan yang sering menimbulkan kesulitan adalah kalimat

yang berupa definisi atau generalisasi.

Penalaran atau logika harus diperhitungkan dalam pemakaian suatu bahasa, karena

penalaran atau jalan pikiran sangat menentukan mudah tidaknya bahasa dipahami. Oleh karena

itu, untuk membuat definisi yang baik sesuai dengan penalaran ini, pertama sekali kata itu harus

ditempatkan dalam kelas yang dimasukinya, lalu mencoba menyebutkan ciri-ciri yang

membedakan kata tadi dari anggota-anggota kelas lainnya.

Defenisi atau batasan itu ada beberapa macam yakni sebagai berikut :

a. Defenisi berupa sinonim kata, yaitu pembatasan pengertian sebuah kata dengan

memberikan sinonim atau kata-kata yang bersamaan artinya dengan yang

dijelaskan.

b. Defenisi berdasarkan etimiology, yaitu suatu defenisi yang berusaha membatasi

pengetian suatu kata yang sekarang.

c. Defenisi logis / defenisi formal, yaktu suatu cara untuk membatasi pengertian

suatu istilah dengan membedakan genusnya dan mengadakan diferensiasinya.

d. Defenisi luas, yaitu suatu defenisi dari pada suatu kata yang menghendaki lebih

banyak keterangan atau penjelasan.

Selanjutnya, untuk membuat suatu kalimat yang mengandung generalisasi dibutuhkan

fakta yang secukupnya untuk mengatakan kebenaran mengenai hal tersebut.

Soal-Soal Bab VI

Page 18: BAB v Bahasa Indonesia

1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat efektif dalam bahasa indonesia.

2.Uraikan dengan jelas mengapa sering terjadi penggunaan kalimat tidak efektif dalam bahasa

Indonesia.

3.Berikan contoh kalimat tidak efektif yang disebabkan penggunaan kata-kata yang berlebihan

(pleonasme0.

4.Jelaskan syarat-syarat pembentukan kalimat efektif dalam bahasa Indonesia.

5.Ada beberapa kesatuan makna yang biasa digunakan dalam pembentukan kalimat efektif.

Coba saudara sebutkan dan jelaskan satu per satu.

6.Ciptakanlah suatu kalimat yang mengandung kesatuan makna gabungan dan kesatuan makna

pilihan dalam bahasa indonesia.

7.Ciptakanlah suatu kalimat yang mengandung pengulangan (repetisi) untuk memberi penekanan

dalam kalimat.

8.Ciptakanlah suatu kalimat yang mengandung kata-kata yang bertentangan untuk memberi

penekanan dalam kalimat.

9.Jelaskan perbedaan kalimat yang mengandung kesatuan makna pilihan dengan kesatuan makna

pertentangan dengan memberikan contoh.

10.Jelaskan perbedaan kalimat yang mengandung kesatuan makna tunggal dengan kasatuan

makna gabungan dengan memberikan contoh.

BAB VII

Page 19: BAB v Bahasa Indonesia

PARAGRAF DALAM TULISAN ILMIAH

A. Pengertian Paragraf

Paragraf bukanlah suatu pembagian konverensional dari suatu bab, yang terdiri dari

kalimat-kalimat, tetapi jauh lebih dalam maknanya dari sekedar kalimat saja. Paragraf adalah

suatu kesataun pikiran yang lebih luas dari kalimat. Paragraph merupakan himpunan dari

kalimat-kalimat, tetapi kalimat itu bukan sekedar berikumpul, melainkan bertalian satu sama lain

dalam suatu rangkaian yang membentuk sebuah gagasan atau pokok pikiran. Gagasan paragraph

ini akan menjadi jelas jika diikuti oleh gagasan-gagasan penjelasan.

Pada umumnya suatu tulisan terbagi atas beberapa bab dan /atau pasal. Sedangkan

paragraph merupakan bagian yang terperinci daripada bab dan pasal itu. Itulah sebabnya paragraf

dikatakan orang juga karangan singkat. Meski singkat, paragraf haruslah mempunyai susunan

yang teratur karena ada gagasan yang disampaikan yang lainnya harus saling berhubungan dan

pdu untuk menciptakan tulisan yang baik.

Suatu tulisan yang tidak dibagi atas paragraf demi paragraf pasti akan menyulitkan

pembaca maupun penulis dalam memahami isi tulisan itu sekaligus terlebih-lebih jika tulisan itu

cukup panjang. Pembaca seolah-olah diberi kesemaptan mengadakan komsentrasi pikiran dari

satu gagasan kepada gagasanyang lain. Kita tidak tahu pasti dimana suatu gagasan mulai dan

dimana gagasan tersebut berakhir. Tetapi dengan adanya paragraf- paragraf dalam tulisan,

pembaca akan lebih muda dam mengetahuinya, dan kemudain berpindah kepada gagasan pokok.

Walaupun pada perinsipnya suatu paragraf harus terdiri dari rangkaian kalimat-kalimat,

namun ada juga paragraf yang terdiri dari satu kalimat. Paragraf seperti ini biasanya terjadi

karena : Pertama paragraf itu kurang baik dikembangkan oleh penulisanya. Kedua penulis

kurang memahami unsur-unsur dan hakekat pembentukan paragraf. Ketiga memang sengaja

dibuat oleh penulisnya karena ia hanya sekedar mengemukakan gagasan pokok itu, bukan untuk

dikembangkan, atau pengembangannya terdapat pada paragraf berikutnya. Dengan demikian

paragraf yang hanya terdiri dari sebuah kalimat dapat bertindak sebagai peralihan antara bagian –

bagian dalam sebuah tulisan

Untuk lebih memperjelas pengeritan paragraf ini, kami mengutip beberapa pendapat ahli

yang mengatakan : paragraphs are units of writing which every reader should master. As a

Page 20: BAB v Bahasa Indonesia

generale rule, thoey have structure, organization, and purpse. They have been constructed around

one idea aecording to epsecific rules of writing (Payul D. Leedy, 1956 : 49)

Dalam bahasa Indonesai kurang lebih artinya sebagai berikut : Paragraf adalah salah satu

kesataun tulisan yang dapat dipahami setiap pembaca . Sebagai suatu peraturan umum paragraf

mempunyai susunan, terorganisasi dan bertujuan paragraf disusun berkisar pada satu gagasan

pokok menurut peraturan-peraturan tertentu dalam karang-mengarang.

Kedua menurut A.S. Horaby-E.C Parawell dalam bukunya Readoers Dictionary

dikatakan bahwa “A Paragraf is a divisinsion of a compositin (a group of several sentences

dealing whit one main idea) started on a new. Dalam bahasa Indonesai kurang lebih artinya

sebagai herikut : Sebuah paragraf adalah suatu bagian dari karangan (gabungan dari beberapa

kalimat yang mengandung satu pikiran pokok) dimulai dengan garis baru.

Ketiga menurut Prof. Dr. D.P. Tampubolon dalam buknya “Kemampuan membaca

teknologi dikatakan bahwa paragraf adalah sataun pengembangan terkecil dari suatu karangan”.

Dari penegrtian – pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa paragraf mempunyai

cirri-ciri sebagai berikut :

1. Setiap paragraf mempuyai suatu gagasan pokok atau gagasan utama. (controlling sentence)

2. Setiap paragraf mempunyai beberapa komplelem atau gagasan penjelasan. (Supporting

sentence)

3. Setiap paragraf selalu mempunyai kalimat penyimpul pengakhir (concluding sentence)

4. Setiap paragraf selalu dimulai dengan baris baru atau menjorok ke dalam lima sampai tujuh

ketikan.

5. Komplemen atau gagasan pokok selalu diterangkan dan gagasan penjelasan selalu yang

menerangkan

B. Tujuan Pembentukan Paragraf

Pembentukan paragraf dalam tulisan mempunyai tujuan untuk

a. Memudahkan pengertian dan pemahaman dalam memisahkan suatu gagasan

pokokdengan gagasan lainnya. Oleh sebab itu setiap paragraf hanya boleh mengandung

satu gagasan pokok. Bila terdapat dua gagasan, maka gagasan tersebut harus ditempatkan

dalam dua paragraf.

Page 21: BAB v Bahasa Indonesia

b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar lama dariapda perhentian pada

akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini konsentrasi terhadap gagasan utama

paragraf lebih terarah.

c. Memahami amanat dan mengetahui struktur dan unsur-usur sebuah paragraf.

d. Membentuk penulisan yang lebih baik dan lebih teratur dan terarah

C. Fungsi Paragraf

Secara ringkas paragraf itu adalah merupakan segemen. Keseluruhan paragraf dalam

suatu bagian tulisan sama seperti keseluruhan segemen dari suatu bentuk. Anggota tubuh

manusia terdiri dari segmen kaki, tangan, kepala, badan. Sedangkan anggota kaki terdiri dari

segmen paha, lutut, besi, matakaki, tumit telapak kali dan jari. Kepaduan segemen itu

membentuk suatu bentuk yang berguna disebut kaki. Bila salah satu sgemen itu cacat segmen-

segmen lainnya dapat berfungsi dengan baik dalam kepaduannya sebagai kaki. Demikian juga

halnya dengan paragraf dalam satu bagian tulisan. Paragraf adalah pembagian atau cara untui

membedakan bagian-bagi

an dan sekaligus merupakan bagian dari suatu tulisan.

Disamping itu paragraf berperan menyusun dan mengorganisi pikiran kita menuju suatu

bentuk yang utuh. Paragraf menolong kita untuk dapat memahami batas dan juga hubungan

antara satu pokok pikiran dengan pokok pikiran lainnya. Selain itu paragraf memberikan

perhatian formal untuk mengalihkan pikiran kita dari gagasan yang satu kepada gagasn yang

lainnya (Modulator konteks), pembuka, penutup, tulisan.

D. Macam-macam paragraf

1. Berdasarkan fungsinya dan tujuannya paragraf dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu :

a. Paragraf pembuka yaitu paragraf yang berfungsi untuk membuka atau menghantar pokok

pikiran dalam bagian tulisan itu. Sebuah tulisan yang pendek maupun tulisan yang

panjang yang tidak dibuka dengan paragraf yang menarik akan membosankan pembaca,

sebaliknya sebuah tulisan jika dimulai dengan paragraf yang menarik akan memikat hati

pembaca untuk membaca tulisan itu terus menerus

Paragraf pembuka ini harus menarik minat dan perhatikan pembaca, serta

sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang akan segera diuraikan. Oleh

Page 22: BAB v Bahasa Indonesia

karena itu ada baiknya paragraf ini dimulai dengan sebuah kutipan peribahasa ; atau

anekdepot membatasi arti dari pokok atau hal yang dibicarakan; menunjukkan mengapa

hal itu sangat penting; membuat ungkapan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan

atau yang pahit; menyatakan maksud dan tujuan dari tulisan itu.

b. Paragraf penghubung atau peralihan yaitu semua paragraf yang terdapat antara paragraf

pembuka dan paragraf penutup. Dalam paragraf ini biasnaya diuraikan inti persoalan

yang akan dikemukakan pada tulisan tersebut. Oleh karena itu, dalam pembentukan

paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara paragraf dengan paragraf

itu teratur serta disusun secara logis.

c. Paragraf penutup yaitu paragraf yang mengakhiri tulisan atau bagian tulisan. Dimana

paragraf ini merupkan pengunci agar menimbulkan kesan yang bagus dibenak pembaca.

Oleh karena itu paragraf penutup ini jangan terlalu panjang; cukup sekedar perlu saja.

Paragraf ini haruslah mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan

mulai awal hinga akhir. Keismpulan tersebut dapat pula darimu dengan saran-saran atau

pendapat pribadi pengarangannya atau masalah yang dikemukakan.

Paragraf penutup ini hendaknyalah merupakan kesimpulan yang bulat dan betul-

betul mengakhiri uraian itu, serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada para

pembacanya.

Untuk memperjelas pengertian masing-masing paragraf diatas, marilah kita

perhatikan contoh-contoh dibawah ini : contoh paragraf pembuka :

Pelajaran bahasa Indonesai mempunyai nilai yang lebih penting bila dibandingkan

dengan mata pelajaran-mata pelajaran lain, oleh karena itu ia akan menjadi kuci yang

akan membukakan pintu yang akan dilalui oleh mata pelajaran-mata pelajaran lainnya itu.

Hasil pekerjaan remedi yang dilakukan para ahli dalam membantu murid-murid yang

terbelakang telah membuktikan kebenaran perntayaan di atas. Antara lain dapat disebut

disini hasil pekerjaann yang dilakukan oleh Dr. Fernald

Contoh paragraf penghubung

Page 23: BAB v Bahasa Indonesia

“Segala yang dikemukakan diatas situ, dapat dikatakan merupakan aspek luarnya; dan

belum lagi sampai kepada isi. Sekarang marilah kita coba menjelaskan yang berkenan dengan

isinya.

Contoh paragraf penutup

“Setelah memperhatikan uraian mulai dari awal hingga akhir, maka untuk itu semua,

sebelum terlambat, tidak ada salahnya kita mengepaluasi kembali terhadap apa-apa yang telah

kita perbuat sementara ini, disamping meningkatkan kewaspadan dan memperketat penyaringan

dalam penerimaan nilai-nilai modern mana yang cocok untuk diterapkan dalam pembangunan

bangsa yang berfalsafah PANCASILA”.

2. Berdasarkan Posisi kalimat utama atau sifat paragraf dapat digolongkan atas empat bagian

yaitu :

a. Paragraf Deduktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya ditempatkan di awal paragraf,

kemudian diikuti uraiannya sebagian penjelasan. Bacalah dan perhatikan contoh di bawah

ini.

“Guru adalah orang yang terlepajar. Ia harus tahu lebih banyak daripada murid-

muridnya. Namun ia juga sadar bahwa ia tidak mengetahui semua perkara. Ia juga perlu

sadar, bahwa dirinya sebenarnya adalah penyabar. Guru merupakan teladan bagi murid-

muridnya, tetapi ia juga melakukan kesalahan, ia manusia biasa. Guru seharusnya

obyektif dan bertanggung jawab”

b. Paragraf Induktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya ditempatkan pada akhir paragraf

sebagai kesimpulan, dan diawali dengan kalimat-kalimat penjelas. Bacalah dan

perhatikan contoh dibawah ini :

“Hampir tujuh tahun telah berlaku, sejak ejaan baru itu diresmikan pemakaiannya.

Namun sampai sekarang ini kita masih menemukan banyak kesalahan ejaan dibuat orang

dalam tulisan, seperti yang kita lihat juga dalam surat-surat kabar dan majalah, dan dalam

banyak tulisan yang lain dibuat orang. Itulah sebabnya perlu dibicarakan kesalahan-

kesalahan ejaan yang masih banyak dibuat orang.

Page 24: BAB v Bahasa Indonesia

c. Paragraf deduktif-induktif (campuran) yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat

pada awal paragraf, kemudian diulang lagi pada akhir paragraf dengan redaksi kalimat

yang berbeda.

Perhatikan contoh dibawah ini :

“Sejak dilontarkannya pada 1 juni ’45 kedudukan Pancasila nampak semakin

kokoh. Ia terlihat semakin diterims sebagai dasar umum tentang sistem kehidupan yang

dicita-citakan oleh bangsa Indonesis. Sebagai rumusan-rumusan, ia senantiasa tergugat

dalam pembukaan-pembukaan semua UUD yang pernah berlaku di wilayah negeri ini.

Sedangkan sebagai sistem kehidupan, ia mampu menyapu bersih lawan-lawan mencoba

menggoyangkannya. Apda tahun ’45 Pemerintah Kolonial tumbang; dalam tahun ’49 dan

sebelumnya usaha penjajahan kembali oleh para kulit putih tidak berhasil ; gerakan-

gerakan seperti pada tahun’50-an tmpas, dan kudeta oleh kaum komunis pada tahun ’65

gagal. Dengan jatuhnya lawan-lawan itu , Pancasila nampak semakin berdiri tegak. (Hadi

Nafiah, 1981 : 57)

d. Paragraf Deskritif atau naratif, yaitu paragraf yang gagasan utamanya berada pada semua

kalimat yang mendukung paragraf tersebut. Gagasan utamanya tidak terbatas hanya pada

satu kalimat saja, akan tetapi kita harus membaca seluruh kalimat dalam paragraf itu,

supaya kita dapat memahami gagasan-gagasan yang akan disampaikan oleh

pengarangnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh dibawah ini.

Empat puluh tahun lalu, pagi-pagi tanggal 39 Juni 1908, suatu benda cerah tidak

dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-

hitaman dengan disaksikan oleh paling seidkit seribu rang di pelbagai dusun Diberi

Tengah. Jam menunjukkan pukul tujuh waktu setempat. Penduduk desa vanovara melihat

benda itu menjadi bola api menyilaukan di atas hutam cemara sekitar sungai Tunugska.

Kobaran api membentuk awan yang membubung tinggi ke angkasa. Disusul ledakan

dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1.000 km

jauhnya”. (Gorys Keraf 1980 ; 74)

3. Berdasarkan cara mengembangkan gagasan utama (isinya), paragraf dapat digolongkan

atas :

Page 25: BAB v Bahasa Indonesia

a. Paragraf defenisi, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan memberikan gagasan

penjelasna berupa pendefenisian atau pengertian tentang suatu hal atau gagasan yang

akan dikemabngkan dalam paragraf tersebut.

Contoh :

“Morfem ialah kesataun bunyi yang terkecil yang mempunyai arti. Norfem dapat

dibagi atas dua bagian yaitu : morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas ialah

morfem yang sudah dapat berdiri sendiri, sedangkan morfem terikat ialah morfem yang

tidak dapat berdiri sendiri, melainkan selalu terikat pada bentuk lain”.

b. Paragraf contoh yaitu paragraf yang dikembangkan dengan memberikan penjelasan

berupa contoh-contoh terhadap gagasan utama yang akan dikembangkan dalam paragraf

itu.

Contoh :

“Kohesi dan Adesi memegang peranan penting untuk menentukan permukaan zat

cair. Misalnya, apabila diteteskan setetes air pada sekeping kaca yang rata dan bersih ,

maka air tersebut akan melebar. Ini terjadi karena adhesi air dengan kaca lebih besar dari

koheresi air dan kaca tersebut.. Sebaliknya jika setetes air raksa diteteskan pada

permukaan kaca itu, maka air raksa tersebut akan membentuk seperti bola. Hal ini terjadi

karena adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil dari kohesi air raksa dan kaca tersebut”

c. Paragraf Kausal (sebab-akibat atau akibat-sebab) yaitu paragraf yang dikembangakn

dengan memberikan penjelasan utama yang kan dikebangakn dalam paragraf tersebut.

Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai

perincian penjelasannya. Atau sebaliknya akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan

sebab sebagai perincian penjelasannya.

Contoh

“Dalam teknan mental yang demikian hebat, tiba-tiba terjadi diledakan fitnah

Gerakan Tigapuluh September. Ternyata akibat peristiwa ini terjadilah kegoncangan

hebat dalam sendi-sendi kehidupan. Suara hati yang selama ini tertulis sendi-sendi hidup

lama. Lahirlah angkatan baru yang berjuang atas dorongan hati nrani. Muncullah anjak-

anjak yang membawkaan suara order baru seperti kumpulan-kumpulan sanjak Taufiq

Page 26: BAB v Bahasa Indonesia

Ismail Tirani, Bentang, kumpulan sanjak-sanjak W. Situmeang Kebangkitan dan lain-

lain”.

d. Paragraf pertanyaan yaitu paragraf yang dikembangkan dengan memberikan penjelasan

berupa pertanyaan-pertanyaan terhadap gagasan utama yang akan dikembangkan dalam

paragraf tersebut. Disamping itu juga memberikan penjelasna dengan menyertakan

jawabannya.

Contoh :

“Manusia dirangsang oleh alam sekitarnya untuk tahu. Apa sebenarnya yang

dirangsang itu ? Seluruh tubuhnyakah? Atau sebagian? Ataukah alat-alat indranya? Atau

yang lainnya ? Yang pasti harus diakui, bahwa semua alat indranya dirangsang untuk

tahu. Telinga, dirangsang untuk mendengar dan mengetahui suara yang didengarnya.

Mata dirangsang untuk melihat dan mengetahui warna atau bentuk yang dapat dilihatnya.

Lidah dirangsang untuk megecap atau merasakan sesuatu yang dapat dimakannya. Kulit

dirangsang untuk meraba sesuatu yang dapat dipegang/ dirasakannya. Sementara hidung

dirangsang untuk mencium sesuatu yang dapat diciumnya.

e. Paragraf proses yaitu paragraf yang dikembangkan dengan memberikan penjelasan-

penjelasan berupa proses terjadinya sesuatu terhadap gagasan utama yang akan

dikembangkan dalam paragraf tersebut.

Contoh :

“Membuat tape ubi sangat mudah sekali. Pertama sekali, ubiunya dipotong-

potong, kemudian dicuci bersih dan dimasak setengah masak. Setelah itu, ubinya

didinginkan sebentar dan ditaburi dengan ragi. Kemudian dibungkus dengan daun-daunan

dan dimasukkan ke dalam tempatnya yang telah disediakan. Sambil menunggu beberapa

lama waktunya, simpanlah pada tempat yang nyaman. Kemudian, kira-kira tiga atau

empat hari tempat tersebut sudah dapat dibuka. Amatilah bahwa tape tersebut sudah jadi

dan siap untuk dimakan.

f. Paragraf Repetisi yaitu paragraf yang dikembangkan dengan memberikan penjelasan

berupa pengulangan terhadap kata-kata kunci terhadap gagasan utama yang akan

dikembangkan dalam paragraf tersebut.

Contoh :

Page 27: BAB v Bahasa Indonesia

“Gerakan pedidikan kesehatan diadakan secara besar-besaran di Indonesia.

Gerakan pedidikan kesehatan ini disponsori oleh Departemen Kesehatan Republik

Indonesia yang dibuka oleh Menteri Kesehatan DR. Siti Fadilla. Tujuan utama gerakan

pendidikan kesehatan ini adalah untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mencapai

tingkat kesehatan yang lebih tinggi dengan usaha sendiri. Gerakan pendidikan kesehatan

ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecyang dimulai dari daerah

pedesaan hingga daerah perkotaan. Hampir di setiap daerah maupun perkotaan, gerakan

pendidikan kesehatan ini dikelola petugas yang berpengalaman. Dengan diadakannya

gerakan pendidikan kesehatan ini diharapkan masyarakat Indonesia terbebas dari

penyakit-penyakit yang berkembang belakangan ini.

g. Paragraf Analogi yiatu paragraf yang dikembangkan dengan memberikan penjelasna

berupa persamaan-persamaan terhadap gagasan utama yang akan dikembangkan dalam

paragraf tersebut

Contoh :

“Hasil-hasil kesusastraan yang miskin dapat diibaratkan dengan rangka-rangka

yang dibalut dengan daging meluluh. Atau dengan batang pohon yang kurus panjang

menjulang tinggi. Daun dan cabangnya kering yang kurang menghisap tenaga dari air dan

bumi kehidupan. Di samping itu dapat juga diibaratkan berupa tenaga yang kurang harum

baunya atau mata yang berhamburan tiada berkeputusan”

h. Paragraf perbandingan yaitu paragraf yang dikembangkan dengan memberikan

penjelasan berupa perbedaan ataupun persamaan tentang dua objek atau gagasan yang

akan dikembangkan dalam paragraf tersebut.

Contoh

“Pada dasarnya pria dan wanita sama-sama mendambakan cinta, namun caranya

berbeda-beda. Pria umumnya lebih aktif mencari dan menyatakan rasa cintanya atau isi

hatinya kepada wanita. Sedangkan wantia lebih bersifat menunggu, untuk menerima

kehadiran sang jejaka. Wanita tidak segera menunjukkan rasa cinta yang bergelora di

dadanya. Sementara pria lebih cepat melakukan hal itu dan bersifat terbuka. Pria lebih

Page 28: BAB v Bahasa Indonesia

mengharapkan cinta pertama dari si wanita, sedangkan wanita mengharapkan cinta

terakhirnya.

i. Paragraf deduktif yaitu paragraf yang dikembangkan dengan memberikan hal umum

sebagai gagasan utamanya di awal paragraf, kemudian diikuti dengan perincian-perincian

yang lebih khusus sebagai penjelasan terhadap gagasan tersebut.

Contoh :