17
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lingkaran system lambang bunyi yang arbitrer (semena - mena), yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dalam percakapan (perkataan) yang baik serta tingkah laku yang baik dan sopan santun Bahasa adalah alat komunikasi untuk kita dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa tidak mungkin kita dapat berinteraksi, karena bahasa adalah sumber untuk menciptakan interaksi manusia dengan yang lainnya. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa. bahasa adalah fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan, ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut sebagai ilmu linguistic. Bahasa adalah sistem lambang yang mewujudkan bunyi atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan , maka yang dilambangkan adalah suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Karena lambinglambang itu mangacu pada suatu konsep, idea tau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Lambang-lambang bunyi bahasa yag bermakna itu didalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frase, klausa, kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi : “Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia” dan pada 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Hakikat Pembelajaran Bahasa … · 2019. 10. 23. · 2.1.1 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Bahasa

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 KAJIAN TEORI

    2.1.1 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

    1. Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lingkaran

    system lambang bunyi yang arbitrer (semena - mena), yang dipergunakan

    oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

    mengidentifikasikan diri. Dalam percakapan (perkataan) yang baik serta

    tingkah laku yang baik dan sopan santun Bahasa adalah alat komunikasi

    untuk kita dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa tidak

    mungkin kita dapat berinteraksi, karena bahasa adalah sumber untuk

    menciptakan interaksi manusia dengan yang lainnya. Bahasa adalah

    penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk

    kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.

    Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan

    bahwa. bahasa adalah fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan,

    ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut sebagai ilmu linguistic. Bahasa adalah

    sistem lambang yang mewujudkan bunyi atau bunyi ujar. Sebagai lambang

    tentu ada yang dilambangkan , maka yang dilambangkan adalah suatu

    pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin

    disampaikan dalam wujud bunyi itu. Karena lambinglambang itu mangacu

    pada suatu konsep, idea tau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu

    mempunyai makna. Lambang-lambang bunyi bahasa yag bermakna itu

    didalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata,

    frase, klausa, kalimat, paragraf dan wacana.

    Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik

    Indonesia. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar

    ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi : “Kami poetra dan poetri

    Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia” dan pada

    8

    http://teoriku.blogspot.com/2013/03/pengertian-ilmu-pengetahuan-alam-ipa.html

  • 9

    Undang-Undang Dasar 1945 kita yang di dalamnya tercantum pasal khusus

    yang menytakan bahwa “bahasa Negara ialah bahasa Inedonesia”. Penting

    tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan seperti jumlah penutur,

    luas penyebaran, dan perananny sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan

    pengungkap budaya. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang lebih

    penting daripada bahasa daerah. Kedudukan yang penting itu sekali-kali

    bukan karena mutunya sebagai bahasa, bukan karena besar kecilnya jumlah

    kosakata atau keluwesan dalam tata kalimatnya, dan bukan pula karena

    kemampuan daya ungkapnya.

    Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi.

    Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu

    diajarkan kepada para siswa di sekolah. Maka mata pelajaran ini kemudian

    diberikan sejak masih di bangku SD karena dari situ diharapkan siswa mampu

    menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan

    berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.

    Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral dalam

    perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan

    penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

    Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

    budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,

    berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan

    menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada

    dalam dirinya.

    Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

    kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

    dengan baik dan benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tulis,

    serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia

    Indonesia.

    Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan

    kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan

    penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap

  • 10

    bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi

    peserta didik untuk memahami dan merespon situasi

    2. Karakteristik Bahasa Indonesia

    Bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif,

    dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat

    disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif,

    dinamis, beragam, dan manusiawi.

    a. Bahasa Bersifat Abritrer

    Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang

    dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan

    mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret,

    alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa

    dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.

    Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap

    penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang

    dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya

    digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan

    tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti

    dia telah melanggar konvensi itu.

    b. Bahasa Bersifat Produktif

    Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang

    terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas.

    Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS.

    Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa

    kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat

    yang tidak terbatas.

    c. Bahasa Bersifat Dinamis

    Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari

    berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu

    dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic

  • 11

    dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang

    muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

    d. Bahasa Bersifat Beragam

    Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama,

    namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang

    mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa

    itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis

    maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya

    berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab

    yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.

    e. Bahasa Bersifat Manusiawi

    Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia.

    Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat

    komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif

    dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif

    atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk

    mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu

    bersifat manusiawi.

    3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang

    Standar isi menyebutkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah

    Dasar memiliki tujuan sebagai berikut :

    a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

    berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

    b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

    bahasa persatuan dan bahasa negara.

    c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

    kreatif untuk berbagai tujuan.

    d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

    intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

  • 12

    e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

    wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan

    dan kemampuan berbahasa.

    f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

    budaya dan intelektual manusia Indonesia.

    Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan

    pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar diharapkan siswa mendapat bekal

    yang matang untuk mengembangkan dirinya dalam pendidikan berikutnya

    dan hidup bermasyarakat. Dalam bidang pengetahuan siswa memiliki

    pemahaman dasar-dasar kebahasaan terutama bahasa baku serta mempunyai

    sikap positif terhadap bahasa Indonesia.

    4. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

    kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik

    secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

    kesastraan manusia Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa

    Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mencakup komponen

    kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi (a) aspek

    mendengarkan, (b) aspek berbicara, (c) aspek membaca, (d) aspek menulis,

    (e) kesastraan dan (d) kosa kata (Depdikbud: 2006) Keempat aspek tersebut

    merupakan satu kesatuam dan erat sekali hubungannya dengan proses yang

    mendasari bahasa. Dalam Penelitian ini ruang lingkup bahasa Indonesia yang

    di ambil adalah ruang lingkup membaca karena sesuai dengan masalah yang

    ada yakni rendahnya keterampilan membaca cerita siswa dalam proses

    pembelajaran. Keterampilan membaca merupakan modal awal siswa untuk

    menggali ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan dalam pendidikan

    formal (dibustom.wordpress.com).

  • 13

    2.1.2 Proses Pembelajaran

    Proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi,

    yang mengubah input menjadi output. (id.wikipedia.org/wiki/Proses). (Gagne,

    1977:4) dalam kutipan idsejarah.net, menjelaskan bahwa belajar merupakan

    sebuah sistem yang di dalamnya terdapat pelbagai unsur yang saling kait-mengait

    sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses

    pembelajaran adalah suatu kegiatan di mana terjadi perubahan dalam diri peserta

    didik baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap dan perilaku yang

    dilakukan dengan interaksi antara peserta didik dan pendidik/guru dengan sumber

    belajar pada suatu lingkungan belajar.

    Terdapat 3 (tiga) faktor utama yang dapat mempengaruhi proses

    pembelajaran di kelas, antara lain adalah faktor yang datang dari guru, peserta

    didik, dan lingkungan. Faktor yang berasal dari guru antara lain: kondisi dalam

    diri guru, kemampuan mengajar, dan kemampuan mengatur kondisi kelas. Faktor

    yang berasal dari peserta didik dipengaruhi beragam aspek dari dalam diri peserta

    didik dan lingkungan sekitarnya yang nantinya akan berdampak pada kesiapannya

    dalam menerima pelajaran. Sedangkan faktor Lingkungan yang mempengaruhi

    proses pembelajaran di dalam kelas mencakup lingkungan kelas dan lingkungan

    sekitar sekolah (idsejarah.net).

    2.1.3 Hasil Belajar Siswa

    1. Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam

    proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan

    dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa

    suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki

    pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk

    menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang

    berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu

    proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan

    berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

  • 14

    Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus,

    guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu

    bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh

    mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin

    dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik

    pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan

    melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil.

    Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil

    apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan

    tersebut.

    2. Indikator Hasil Belajar Siswa

    Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah

    sebagai berikut:

    a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang

    diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran

    ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan

    Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).

    b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai

    oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

    3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

    Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan

    salah satu ukuran terhadap penguasaan materi pelajaran yang

    disampaikan. Peran guru dalam menyampaikan materi pelajaran dapat

    mempengaruhi hasil belajar siswa.

    Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa penting

    sekali untuk diketahui, artinya dalam rangka membantu siswa men-

    capai hasil belajar yang seoptimal mungkin. Hasil belajar yang dicapai

    siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri

    siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa, terutama kamampuan

  • 15

    yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya

    terhadap keberhasilan belajar siswa yang dicapai.

    Di samping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga

    ada faktor lain seperti motivasi belajar, ketekunan, sosial ekonomi,

    faktor fisik dan psikis. Sungguh pun demikian, hasil yang dapat diraih

    masih juga bergantung dari lingkungan, artinya ada faktor- faktor yang

    berada di luar dirinya yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil

    belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan pelajaran yang dominan

    mempe-ngaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas penga-

    jaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi

    rendahnya atau pun efektif tidaknya proses pembelajaran dalam

    mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu indikator kualitas pengajaran

    adalah model pembelajaran yang digunakan guru (Ainamulyana, 2012).

    2.1.4 Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC).

    1. Pengertian dan karakteristik model pembelajaran CIRC

    Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integra-

    ted Reading and Compotition) adalah sebuah program

    komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca

    dan menulis. Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan

    dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas

    4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis

    kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam

    kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah,

    dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain (Slavin,

    2008:202).

    Model pembelajaran CIRC memiliki beberapa komponen

    yaitu :

    a. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri

    atas 4 atau 5 siswa.

    http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html

  • 16

    b. Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan

    harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru

    mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang

    tertentu

    c. Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok

    dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu

    ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

    d. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus

    dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika bantuan

    kepada kelompok yang membutuhkannya.

    e. Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor

    terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria

    penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara

    cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil

    dalam menyelesaikan tugas.

    f. Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari

    guru menjelang pemberian tugas kelompok.

    g. Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan

    fakta yang diperoleh siswa.

    h. Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh

    guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan

    masalah

    Tujuan dari pengembangan program Cooperative

    Integrated Reading and Composition(CIRC) yaitu:

    a. Membaca Lisan

    Meningkatankan kesempatan siswa untuk membaca dengan

    keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca, dengan

    membuat para siswa membaca untuk teman satu timnya dan

    dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespons

    kegiatan membaca siswa.

  • 17

    b. Kemampuan Memahami Bacaan

    Penggunaan tim-tim kooperatif utuk membantu siswa

    mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat

    diaplikasikan secara luas.

    c. Menulis dan Seni Berbahasa

    Pengembangan CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni

    berbahasa adalah untuk merancang, mengimplementasikan, dan

    mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis

    dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran

    teman satu kelas.

    2. Sintak CIRC

    Sebagai suatu model pembelajaran CIRC memiliki beberapa

    langkah-langkah, di antaranya:

    a. Siswa dibentuk kelompok dengan anggota 4 sampai 5 orang

    secara heterogen.

    b. Guru memberikan wacana atau kliping yang sesuai dengan

    pembelajaran.

    c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan

    jawaban atau ide pokok dari permasalahan yang tersedia

    kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana atau

    kliping tersebut dan di tulis di selembar kertas

    d. Siswa mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.

    e. Guru memberikan penguatan.

    f. Guru dan siswa membuat kesimpulan secara bersama-sama.

    g. Penutup (Suprijono, 2009:130).

    3. Kelebihan dan kelemahan model CIRC

    Kelebihan model CIRC diantaranya:

    a. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat memberikan

    tanggapannya secara bebas.

  • 18

    b. Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai

    pendapat orang lain.

    c. CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa

    dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.

    d. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

    e. Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam

    kelompok.

    f. Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek

    pekerjaannya.

    g. Membantu siswa yang lemah.

    h. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan

    soal yang berbentuk pemecahan masalah.

    i. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu

    relevan dengan tingkat perkembangan anak.

    j. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik

    sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih

    lama.

    k. Membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan

    aspirasi guru dalam proses pembelajaran (Suprijono,

    2009:131).

    Di samping beberapa kelebihan, metode CIRC juga memiliki

    beberapa kelemahan, di antarannya:

    a. Pada saat dilakukan persentasi terjadi kecenderungan hanya siswa

    pintar yang secara aktif tampil menyampaikan dan gagasan.

    b. Siswa yang pasif akan merasa bosan sebagai tanggung jawab

    bersama (Suprijono, 2009:132).

    2.1.5 Penerapan Model CIRC Dalam Meningkatkan Proses dan Hasil

    Belajar Siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia

    Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu.

    Pembelajaran secara terpadu seharusnya dilaksanakan sesuai dengan cara

  • 19

    anak memandang dan menghayati dunianya. Oleh karena itu dalam

    pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat memahami secara

    rasional serta konsep-konsep yang terkait dengan pembelajaran bahasa

    Indonesia.

    Pelajaran bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah

    dasar sejak kelas 1 SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan

    disemua jenjang pendidikan formal. Standar kompetensi mata pelajaran

    bahasa Indonesia bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu

    belajar bahasa (belajar berkomunikasi) dan belajar sastra (belajar

    menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu,

    pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan

    siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai

    karya cipta bangsa Indonesia (Hartati, 2003). Berdasarkan pendapat

    tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SD

    adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu. Selain itu juga

    diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik..

    Penyesuaian metode belajar yang sesuai dengan materi pelajaran

    sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Seperti pada

    pembelajaran Bahasa Indonesiadalam KTSP yang banyak berorientasi

    pada tumbuhnya sikap ilmiah dan wawasan serta keterampilan proses yang

    sangat besar hubungannya dalam pemilihan metode dan hasil. Lingkungan

    anak menyediakan fenomena alam yang menarik dan penuh misteri, maka

    sebagai anak “young scients” (penelitian muda) mempunyai rasa ke ingin

    tahuan (coriosity) yang tinggi. Suatu keharusan bagi guru untuk

    menggunakan model CIRC dalam pendekatan pembelajaran demi

    membina keingin tahuan anak. Memotivasinya sehingga mendorong siswa

    untuk mengajukan keragaman pertanyaan seperti “apa, mengapa dan

    bagaimana” terhadap objek dan peristiwa yang ada di alam.

    Penggunaan model CIRC dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di

    SD akan mendorong anak untuk lebih aktif kreatif dalam menuangkan

    ide-ide mereka dalam bentuk lisan maupun tulisan sehingga proses

  • 20

    pembelajaran menjadi lebih menarik hingga akhirnya dapat meningkatkan

    hasil belajar siswa.

    2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

    Hasil Penelitian yang dilakukan Zulaekah (2012) menunjukkan

    bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

    and Composition (CIRC) dapat meningkatkan minat belajar dan

    kemampuan menulis paragraf deskriptif pada siswa kelas IV MI Ma’arif

    Klangon mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian tersebut bertujuan

    untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang baik dengan penerapan

    model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

    (CIRC) untuk meningkatkan minat dan kemampuan menulis paragraf

    deskriptif mata pelajaran Bahasa Indonesia: studi kasus pada siswa kelas

    IV MI Ma’arif Klangon, Kalibawang, Kulonprogo. Penelitian tersebut

    merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action

    Research (CAR). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Ma’arif

    Klangon, Kalibawang, Kulon Progo.

    Data yang dikumpulkan berupa proses pembelajaran dari observasi

    kelas,data minat belajar yang di dapat dari angket minat dan data nilai

    siswa yang di dapat dari pemberian tugas kelompok dan individu. Data-

    data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan persentase

    menggunakan program SPSS versi 15. Hasil penelitian menunjukan bahwa

    penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC) dapat meningkatkan minat belajar dan kemampuan

    menulis paragraf deskriptif pada siswa kelas IV MI Ma’arif Klangon mata

    pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan nilai signifikan minat antara pretest

    dengan siklus I sebesar 0,332 atau 33,2% dan nilai signifikan minat siklus

    I ke siklus II mengalami peningkatan menjadi 1,00 atau 100%. Sedangkan

    angka signifikan kemampuan menulis siswa menyusun paragraf deskripsi

    pretest dengan nilai kemampuan siklus satu sebesar 0,396 atau 39,6% dan

  • 21

    pada nilai signifikan siklus I dengan siklus II sebesar 1,00 atau 100%

    dengan nilai 7,5.

    Sementara penelitian Mitra Widyasari dkk (2013) menunjukan

    bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

    Compotition (CIRC) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis

    siswa pada mata pelajaran Geografi SMA XI IPS SMA Negeri 1 Talun

    semester genap tahun ajaran 2012/2013. Pengaruh tersebut ditunjukkan

    dengan rata-rata keamampuan berpikir kritis siswa yang menerapkan

    model pembelajaran CIRC lebih tinggi daripada kelas yang menerapkan

    pembelajaran konvensional. Siswa pada kelas eksperimen lebih banyak

    yang mencapai nilai baik dan berada di atas Standar Ketuntasan Minimal

    (SKM) dari pada kelas kontrol. Hasil tersebut bukan karena kebetulan dan

    bukan karena perbedaan kemampuan awal siswa pada kedua kelas

    tersebut, tetapi merupakan akibat dari pemberian perlakuan penerapan

    model pembelajaran CIRC pada kelas eksperimen sehingga siswa

    memiliki pengalaman baru dalam pembelajaran. Hal ini memberikan

    gambaran bahwa model pembelajaran CIRC memiliki dampak yang positif

    terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

    Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Surestiani dkk (2014).

    Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

    Matematika siswa kelas IV di SD Negeri 1 Denbantas Kecamatan Tabanan

    tahun pelajaran 2013/2014. Adapun data dikumpulkan dengan metode

    observasi dan metode tes. Selanjutnya data dianalisis dengan

    menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Sebelum penelitian,

    rata-rata hasil belajar siswa sebesar 47,00. Dilihat dari Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM) sebesar 60, hasil belajar siswa masih tergolong rendah.

    Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata persentase hasil belajar pada

    siklus I sebesar 68,00% dengan kategori sedang, rata-rata persentase hasil

    belajar pada siklus II sebesar 82,17% dengan kategori tinggi. Terjadi

    peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 14,50%.

  • 22

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan

    model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

    IV SD Negeri 1 Denbantas Kecamatan Tabanan.

    Berdasarkan beberapa penelitian di atas, ternyata model CIRC

    mampu meningkatkan minat belajar siswa, keterampilan menulis siswa,

    kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam

    penelitian ini juga akan dikaji bagaimanakah model CIRC mampu

    meningkatkan proses dan hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas 2 SDN

    Jimbaran 02 Tahun Pelajaran 2016/2017.

    2.3 Kerangka Berpikir

    Kurangnya antusisme siswa dalam pembelajaran berdampak pada

    rendahnya kompetensi belajar siswa khususnya muatan Bahasa Indonesia

    dalam pembelajaran tematik. Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu

    model pembelajaran yang berpotensi meningkatkan proses dan kompetensi

    hasil belajar siswa. Model CIRC merupakan model pebelajaran yang

    mengedepankan komposisi terpadu membaca dan menulis secara

    kooperatif. Sintaknya adalah dengan membentuk kelompok heterogen

    empat orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai materi bahan

    ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci,

    memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil

    kolaboratifnya, mempresentasikan hasil kelompoknya dan melakukan

    refleksi.

    Untuk memperbaiki proses dan hasil belajar Bahasa indonesia

    siswa kelas 2 SDN Jimbaran 02 akan diterapkan model pembelajaran

    CIRC. Diharapkan setelah tindakan pembelajaran dilakukan, rata-rata nilai

    ulangan harian mata pelajaran Bahasa Indonesia meningkat menjadi

    sekurang-kurangnya mencapai 80. Setelah dilakukan pembelajaran,

    diharapkan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar

    mata pelajaran Bahasa Indonesia meningkat menjadi 80%. Kerangka pikir

    PTK ini dapat dicermati pada gambar 2.1.

  • 23

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

    2.4 Hipotesis Tindakan

    Pembelajaran dengan menggunakan model CIRC dalam rangka

    meningkatkan proses dan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran

    Bahasa Indonesia dilakukan dengan langkah-langkah : membentuk

    kelompok, memberikan wacana, bekerjasama menemukan ide pokok dan

    memberi tanggapan, mempresentasikan dan menyimpulkan.

    Melalui model pembelajaran CIRC, siswa menjadi lebih antusias

    dalam menerima pelajaran serta mampu memahami materi dengan baik

    dan diduga rata-rata ulangan harian mata pelajaran Bahasa Indonesia

    meningkat menjadi sekurang-kurangnya mencapai 80. Setelah dilakukan

    pembelajaran, di duga persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan

    belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia meningkat menjadi 80%.

    Pembelajaran

    konvensional

    Proses

    pembelajaran

    lebih menarik

    Proses

    pembelajaran

    kurang

    menarik

    Siswa kurang

    antusias

    menerima

    pelajaran

    Pemahaman

    siswa kurang

    Hasil belajar

    rendah

    Siswa lebih

    antusias

    menerima

    materi

    Pemahaman

    siswa

    meningkat

    Hasil belajar

    meningkat

    Menyimpulkan

    Mempresentasikan

    Bekerjasama Menemukan Ide

    Pokok dan Memberi Tanggapan

    Memberikan wacana

    Membentuk Kelompok

    Model CIRC