5
BAB IV PEMBAHASAN Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan-perubahan pada mayat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi segala sesuatu yang berhubungan dengan kematian. 2 Tanatologi berguna untuk menetapkan hidup matinya korban, menetapkan waktu kematian, memperkirakan sebab kematian dan memperkirakan cara kematian. 1,8 Kematian memiliki berbagai pengertian dipandang dari berbagai sudut yang berbeda pula. Secara umum mati berarti akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologi. Semua makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari penyebab alami seperti penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah kematian tubuh makhluk hidup akan mengalami perubahan- perubahan yang tidak akan terjadi selama manusia hidup. 2 Kematian yang merupakan suatu proses dapat dikenali secara klinis pada seseorang karena memiliki tanda- tanda kematian. Adapun tanda-tanda kematian dibedakan menjadi dua, yaitu tanda-tanda kematian tidak pasti dan pasti. Pada korban, tanda kematian tidak pasti tidak dapat dinilai seperti nadi karotis tidak teraba , pengeringan kornea, tonus otot menghilang, segmentasi pembuluh darah retina. Adapun tanda kematian pasti seperti lebam mayat dan pembusukan mayat ditemukan pada korban ini. 1,2 34

BAB IV.doc

Embed Size (px)

Citation preview

36

BAB IV

PEMBAHASAN

Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan-perubahan pada mayat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi segala sesuatu yang berhubungan dengan kematian.2 Tanatologi berguna untuk menetapkan hidup matinya korban, menetapkan waktu kematian, memperkirakan sebab kematian dan memperkirakan cara kematian.1,8

Kematian memiliki berbagai pengertian dipandang dari berbagai sudut yang berbeda pula. Secara umum mati berarti akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologi. Semua makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari penyebab alami seperti penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah kematian tubuh makhluk hidup akan mengalami perubahan-perubahan yang tidak akan terjadi selama manusia hidup.2

Kematian yang merupakan suatu proses dapat dikenali secara klinis pada seseorang karena memiliki tanda-tanda kematian. Adapun tanda-tanda kematian dibedakan menjadi dua, yaitu tanda-tanda kematian tidak pasti dan pasti. Pada korban, tanda kematian tidak pasti tidak dapat dinilai seperti nadi karotis tidak teraba , pengeringan kornea, tonus otot menghilang, segmentasi pembuluh darah retina. Adapun tanda kematian pasti seperti lebam mayat dan pembusukan mayat ditemukan pada korban ini.1,2

Lebam mayat adalah warna merah tua kebiruan yang terdapat pada kulit mayat.2 Lebam mayat yang biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati terletak dibagian terbawah tubuh akibat gaya gravitasi bumi, makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam. Sebelum waktu ini, lebam mayat masih hilang (memucat) pada penekanan dan dapat berpindah jika posisi mayat diubah.1,2 Pada korban ini lebam mayat ditemukan pada tungkai bawah kanan dan kiri bagian depan, perut bagian bawah, leher bagian depan, warna ungu kehitaman, tidak hilang pada penekanan. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa dengan kondisi lebam mayat yang tidak hilang pada penekanan maka waktu kematian lebih dari dua belas jam. Posisi lebam mayat yang terletak pada bagian depan tubuh menunjukan bahwa posisi tubuh mayat dalam keadaan telungkup pada saat kematian dan tidak dilakukan perubahan posisi tubuh.

Pembusukan merupakan proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri. Setelah seseorang meninggal bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera masuk ke jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk tumbuh. Sebagian besar bakteri berasal dari usus dan yaang terutama adalah Clostridium welchii. Pada korban terjadi pembusukan di bagian perut, dada, punggung, wajah , lengan, tungkai. Pembusukan dimulai dari perut kanan bawah, hal ini disebabkan oleh saekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat dinding perut. Kemudian menyebar ke bagian dada, punggung dan anggota gerak.1,2

Permukaan kulit berwarna hijau, hal ini disebabkan oleh terbentuknya sulf-met-hemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar di seluruh perut dan dada, dan bau busukpun mulai tercium. Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti melebar dan berwarna hijau kehitaman.

Pada payudara terdapat tanda pembusukan berupa pembengkakan, hal ini disebabkan oleh pembentukan gas didalam tubuh. Payudara merupakan kelenjar yang kaya jaringan ikat longgar, sehingga payudara memiliki ketegangan jaringan terbesar dalam proses pembusukan (pembengkakan) ini.

Pada korban tidak ditemukan kaku mayat. Kaku mayat mulai tampak kira-kira dua jam setelah mati klinis. Kaku mayat merupakan tanda pasti kematian. Kekakuan dapat terjadi pada sebagian atau seluruh otot tubuh, kekakuan ini berlangsung dari otot kecil ke otot besar. Saat kondisi normal dan situasi normal, maka kaku mayat muncul dengan fase-fase sebagai berikut :1,2

a. Awal : Sekitar 2 jam setelah mati rigor (kaku) tampak pertama kali pada otot kecil daerah muka.

b. Kontraksi : Seluruh proses kontraksi terjadi 8-12 jam setelah mati, yaitu tubuh mayat kaku sepenuhnya dan menetap.

c. Kaku : Fase kaku dipertahankan sampai 18 jam setelah mati setelah fase kontraksi.

d. Resolusi : Pada fase ini kaku otot mulai berkurang, dimulai dari otot-otot kecil menuju ke otot-otot besar.

e. Lemas : Fase lemas terjadi setelah 12 jam dari fase kaku. Setelah 12 jam dari fase kaku otot akan menjadi lemas seluruhnya, karena mulai ada pembusukan.

Hal ini menyatakan bahwa kematian telah berlangsung lebih dari 24 jam.

Pada korban juga ditemukan larva lalat dikelopak mata dan lubang hidung. Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata, yaitu kira-kira 36-48 jam paska mati. Lalat biasanya secepatnya meletakan telur setelah seseorang meninggal. Temuan ini menunjukan bahwa kematian telah berlangsung minimal lebih dari 48 jam.2

Suhu mayat pada kasus ini tidak diperiksa karena dugaan waktu kematian korban lebih dari 18 jam. Selain itu penurunan suhu mayat dipengaaruhi oleh beberapa faktor seperti perbedaan antara suhu tubuh dan suhu lingkungan, konstitusi tubuh, aktivitas tubuh sebelum meninggal, aliran udara dan kelembapan udara. Hal ini menjadikan perubahan suhu mayat tidak bermakna dan jarang dilakukan.1,2

Gambar 4.1 Contoh Gambar Ilustrasi Kasus

34