18
29 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis metode penelitian kuantitatif dengan desain studi deskriptif observasional yaitu untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016). Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor- faktor resiko dan efek dengan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat atau point time ( Notoadmodjo, 2010). 4.2 Kerangka Kerja Penelitian Kerangka kerja merupakan langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel, sampai seterusnya dengan kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian. Kerangka penelitian disajikan pada Gambar 4.1 berikut :

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

29

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis metode penelitian kuantitatif

dengan desain studi deskriptif observasional yaitu untuk mendiskripsikan atau

memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016). Penelitian ini menggunakan pendekatan

Cross Sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-

faktor resiko dan efek dengan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat atau point time (Notoadmodjo, 2010).

4.2 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai

dari penetapan populasi, sampel, sampai seterusnya dengan kegiatan sejak awal

dilaksanakannya penelitian. Kerangka penelitian disajikan pada Gambar 4.1

berikut :

Page 2: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

30

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Identifikasi Faktor Risiko Terjadinya ISPA

Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Ciptomulyo, Kota Malang

Populasi

Ibu dari balita yang berusia 0-5 tahun menderita ISPA dan melakukan

pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo pada bulan Juli 2018 sejumlah 98 orang.

Sampel

Ibu dari balita yang berusia 0-5 tahun menderita ISPA dan melakukan

pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo pada bulan Juli 2018 sejumlah 78 orang.

Teknik Sampling

Purposive sampling

Variabel

Faktor Risiko terjadinya ISPA

Skala Data: Nominal

Instrumen Penelitian:

Kuesioner

Analisa Data: Univariat

Page 3: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

31

4.3 Populasi, Sampel, dan Tehnik Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari: suatu obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tersendiri yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono,

2016). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari balita yang menderita ISPA

berusia 0-5 tahun dan melakukan pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo pada

bulan Agustus 2018 sampai bulan Maret 2019 sejumlah 98 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah beberapa obyek dari jumlah total yang akan diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Sampel pada penelitian ini

adalah ibu dari balita yang menderita ISPA berusia 0-5 tahun dan melakukan

pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo pada bulan Agustus 2018 sampai bulan

Maret 2019. Menurut Isaac & Michael dalam buku Sugiyono (2016) dengan

jumlah populasi 98 dan taraf kesalahan sebesar 5% maka sampel yang diambil

yaitu sejumlah 78 orang.

4.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk bisa

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang dicapai dalam

pengambilan sampel. Untuk memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subyek penelitian. Pemilihan responden pada penelitian ini

dilakukan dengan teknik non probability sampling dengan teknik pengambilan

Page 4: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

32

sampel yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyo, 2016).

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Ibu yang memiliki anak menderita ISPA.

2.Usia anak 0-5 tahun.

3.Melakukan pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo.

4. Bersedia menjadi responden.

4.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan bentuk yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari agar didapatkan informasi mengenai masalah penelitian dan diambil

menjadi sebuah kesimpulan (Lusiana, 2015). Variabel pada penelitian ini

menggunakan variabel tunggal. Variabel tunggal merupakan himpunan sejumlah

gejala yang memiliki berbagai aspek atau kondisi yang di dalamnya berfungsi

mendominasi dalam kondisi atau masalah tanpa dihubungkan dengan variabel

lainnya. Disamping itu variabel penelitian sering juga dinyatakan sebagai faktor –

faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang di teliti (Setiadi, 2013).

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor risiko terjadinya ISPA.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan dari pengertian yang digunakan

sebagai suatu pedoman untuk menentukan tehnik validasi instrument penelitian

yang digunakan. Definisi operasional juga harus ditulis secara jelas, tepat dan tidak

membingungkan agar pembaca dapat memahami tentang data secara keseluruhan

Page 5: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

33

sebelum dilakukannya penelitian. Definisi operasional yaitu suatu variabel yang

bisa diamati dan dapat di uji menggunakan angka, tanpa harus adanya definisi

operasional maka bisa membuat penafsiran semakin luas dan bermacam-

macam(Djiwandono,2015).

Page 6: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

34

Tabel 4.1 Definisi Operasional Identifikasi Faktor Risiko Terjadinya ISPA Pada Balita di Wilayah Puskesmas Ciptomulyo, Kota Malang

No Variabel Definisi Operasional

Parameter Instrumen Skala Data Skor

1.

Faktor Risiko Terjadinya ISPA

Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita

Sub Variabel: 1. Status Gizi

Suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari ukuran BB dan umur balita

- BB balita - Umur balita

Kuesioner (Ijana et al, 2017)

Nominal a. Gizi buruk = < -3,0

b. Gizi kurang = ≥ -3,0 s/d < -2,0

c. Gizi baik= ≥ -2,0 s/d ≤ 2,0

b. Gizi lebih = > 2,0

2. BBLR

Bayi yang lahir dengan BB lebih rendah dari BB bayi rata-rata

-Berat badan lahir rendah jika <2500kg

Kuesioner (Oktaviani et al, 2014)

Nominal a. Ya BBLR= apabila BB (≤2500 gr)

b. Tidak BBLR = apabila BB (≥2500 gr)

3.Pemberian ASI eksklusif

ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral)

- Pemberian ASI eksklusif dengan memberikan makanan tambahan lain

- Pemberian ASI eksklusif dengan metode pemberian dari botol

Kuesioner (Ijana et al, 2017)

Nominal a. Dengan makanan tambahan=30 b. Tanpa makanan tambahan=48 c. Dengan metode dari botol=26 d. Tanpa metode dari botol=52

Page 7: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

35

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Instrumen Skala Data Skor

4. Status Imunisasi Imunisasi dasar lengkap

yang diperoleh balita

- Imunisasi yang diperoleh

balita selama 1 tahun yaitu

imunisasi HB-0, BCG,

Polio, DPT-HB-Hib, IPV,

Campak/MR

Kuesioner

(Ijana et al, 2017)

Nominal a. Ya Lengkap = 6

b. Tidak lengkap

= <6

5. Perilaku Merokok Terdapat seorang atau

lebih dari anggota keluarga

yang mempunyai kebiasaan

merokok dalam rumah

- Kebiasaan merokok

anggota keluarga di dalam

rumah

- Kebiasaan merokok anggota

keluarga lebih dari 1 orang

Kuesioner

(Kartiningrum,

2016)

Nominal a. Ya merokok= 1

b. Tidak merokok =

0

6. Ventilasi

Tempat daur ulang udara

yaitu tempatnya udara

masuk dan keluar

- Ventilasi

- Sinar matahari dapat masuk

ke dalam rumah

- Terdapat jendela di ruang

tidur

Kuesioner dan

observasi

(Kartiningrum,

2016)

Ordinal a. Baik =

≥10% dari luas

lantai

b. Tidak baik =

≤10% dari luas

lantai

Page 8: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

36

7. Kepadatan

Hunian

Hunian dengan jumlah

penghuni rumah lebih dari

4 orang dan luas rumah

kurang dari 36m2

-Kepadatan hunian

Observasi

(Oktaviani et al,

2014)

Ordinal a. Ruang tidur baik

= ≥ 8m2/orang

b. Ruang tidur buruk

= ≤ 8m2/orang

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Instrumen Skala Data Skor

8. Usia Balita Bawah Lima Tahun atau

sering disingkat sebagai

Balita merupakan salah

satu periode usia manusia

dengan rentang usia

dimulai dari nol sampai

dengan lima tahun

-Usia balita 0-5 tahun

Kuesioner

(Ijana et al, 2017)

Nominal - 0-24 bulan

- 25-48 bulan

- 49-60 bulan

9. Pendidikan Ibu Tingkat pendidikan yang

dimiliki seorang ibu untuk

menerima segala informasi

yang diterima mengenai

kesehatan anak

- Pendidikan Dasar

- Pendidikan Menengah

- Pendidikan Tinggi

Kuesioner

(Firdausia, 2013)

Nominal -Sekolah Dasar

- SMP/SMA

- DI-DIII, S1, S2

Page 9: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

37

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Ciptomulyo Kec.

Sukun, Kota Malang pada tanggal 14 Oktober 2019 sampai 27 Oktober tahun

2019.

4.7 Instrumen Penelitian

4.7.1 Kuesioner

Instrument penelitian yang digunakan yaitu kuesioner. Kuesioner

merupakan suatu pertanyaan yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk

memperoleh data dari responden yang diinginkan peneliti. Tipe pertanyaan pada

kuesioner yang dipakai oleh peneliti yaitu tipe pertanyaan tertutup. Pertanyaan

tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau

mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap

pertanyaan yang telah tersedia. Penilaian dalam kuesioner ini menggunakan skala

guttman. Pada skala guttman akan didapatkan jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”,

“benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Jawaban

dapat dibuat skor tertinggi satu (1) dan terendah nol (0). Misalnya untuk jawaban

“ya” diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0 (Sugiyono, 2016).

Kuesioner yang digunakan terdiri dari 2 bagian, yaitu :

1. Bagian pertama berisi data demografi, yang meliputi identitas balita ( nama,

umur, berat badan, dan jenis kelamin), identitas orang tua (nama, umur,

pekerjaan, pendidikan terakhir, alamat).

2. Bagian kedua berisi beberapa pertanyaan tertutup tentang faktor risiko

terjadinya ISPA pada balita. Kuesioner ini dibuat oleh peneliti menggunakan

Page 10: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

38

beberapajurnal penelitian sebelumnya yaitu Oktaviani, et al (2014) dengan judul

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA pada Balita di

Puskesmas Garuda Kota Bandung, Kartiningrum (2016)dengan judul Faktor Yang

Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng

Kab.Situbondo, dan Ijana, et al (2017) dengan judulAnalisis Faktor Resiko

Terjadinya ISPA pada Balita di Lingkungan Pabrik Keramik Wilayah Puskesmas

Dinoyo, Kota Malang.

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Identifikasi Faktor Risiko Terjadinya

ISPA pada Balita di Puskesmas Ciptomulyo, Kota Malang

No. Aspek Jumlah Soal Nomor Soal

1. Demografi 8 -

2. BBLR 1 1

3. Pemberian ASI 2 2,3

4. Status imunisasi 1 4

5. Perilaku merokok

2 5,6

6. Ventilasi 2 7,8

4.7.2 Observasi

Observasi atau pengamatan yaitu suatu prosedur yang berencana dengan cara

melihat, mendengar dan mencatat sejumlah yang diperlukan oleh peneliti serta

frekuensi tindakan atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang

akan diteliti. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

Kemudian untuk jenis pengukuran observasi dengan menggunakan cara terstruktur

yaitu dengan perencanaan yang matang dan mengobservasi sesuai dengan fakta yang

Page 11: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

39

terlihat.Alat observasi yang digunakan oleh peneliti adalah skala penilaian yaitu

pencatatan gejala menurut tingkatan-tingkatannya (Sugiyono, 2016).Observasi yang

dilakukan peneliti yaitu untuk mengetahui kepadatan hunian pada rumah responden

dengan menghitung luas lantai dalam rumah dibagi dengan jumlah anggota keluarga

penghuni tersebut. Dengan kategori : a. Baik = bila kepadatan ≥0,7, b. Kurang = bila

kepadatan <0,5 (Riskesdas, 2018).

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.8.1 Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Valid atau tidaknya suatu item instrument, dapat diketahui

dengan cara membandingkan indeks korelasi product moment spearman,

dengan level signifikansi 5% (0,05). Instrumen kuesioner dalam penelitian ini

dibuat oleh peneliti menggunakan sumber dari beberapa jurnal sehingga akan

dilakukan uji validitas.

Uji validitas untuk kuesioner ini dilakukan pada 10 ibu yang memiliki anak

penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di wilayah Puskesmas

Ciptomulyo Kota Malang karena karakteristik responden sesuai dengan kriteria

yang diinginkan peneliti. Uji validitas ini menggunakan rumusCorrected Item-Total

Correlationdengan bantuan komputer melalui softwareSPSS versi16 for window.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika R hitung ≥ R tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika R hitung ≤ R tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

(Sugiyono, 2016).

Page 12: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

40

Hasil uji validitas pada 5 sub variabel tentang faktor risiko terjadinya ISPA

dengan jumlah pertanyaan 8 dinyatakan valid semua. Uji signifikansi dilakukan

dengan membandingkan R hitung dengan R tabel untuk degree of freedom (df)

= n-2, dalam penelitian ini adalah jumlah sampel (n) = 10 dan besarnya df dapat

dihitung 10-2 = 8. Dengan df = 8 dan alpha 0,05 didapat R tabel = 0,6319.

Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semua

parameter pada sub variabel faktor risiko ispa memiliki nilai korelasi Corrected

Item-Total Correlation lebih dari 0,6319 dan semua bernilai positif (lampiran 12).

4.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini harus menunjukan hasil

pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Uji reliabilitas pada kuesioner ini dilakukan pada 10 ibu yang memiliki anak

penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di wilayah Puskesmas

Ciptomulyo Kota Malang karena karakteristik responden sesuai dengan kriteria

yang diinginkan peneliti. Kuesioner akan di uji reliabilitas menggunakan rumus

Cronbach Alpha>0,70dengan bantuan komputer melalui softwareSPSS versi16 for

window(Ghazali, 2013).

Dengan kriteria reliabilitas sebagai berikut :

a. Jika R hitung > R tabel maka data yang digunakan reliabel

b. Jika R hitung < R tabel maka data yang digunakan tidak reliabel.

(Arikunto, 2010).

Page 13: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

41

Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semua

parameter pada sub variabel faktor risiko ISPA memiliki nilai Cronbach Alpha

0,902. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini reliabel (lampiran 12).

4.9 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2014).Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data

sebagai berikut :

4.9.1 Tahap Persiapan

1. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengajukan surat

permohonan ijin kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Setelah mendapatkan ijin, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada

Kepala Bakesbangpol Kota Malang untuk melakukan penelitian di Puskesmas

Ciptomulyo.

3. Setelah mendapatkan ijin, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada

Kepala UPT Puskesmas Ciptomulyo Malang untuk melakukan penelitian di

tempat tersebut.

4. Setelah mendapatkan ijin dari pihak yang berkepentingan, mempersiapkan

lembar informed consent dan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden sesuai dengan jumlah

sampel dan kriteria inklusi yang telah ditentukan.

Page 14: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

42

5. Mengumpulkan data sekunder berupa data rekapan pasien yang melakukan

pemeriksaan terkait penyakit ISPA.

6. Melibatkan 1 orang asisten penelitian yang sebelumnya telah dipilih peneliti

untuk melakukan prosedur penelitian.

4.9.2 Tahap Pelaksanaan

1. Mendatangi kediaman para responden satu persatu dengan asisten peneliti.

2. Melakukan pendekatan dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian kepada responden.

3. Memberikan lembar persetujuan pada responden dan meminta responden

menandatangani surat pernyataan bersedia menjadi responden.

4. Membagikan kuesioner pada responden yang memenuhi kriteria inklusi pada

penelitian ini.

5. Memberikan arahan terkait cara-cara pengisian kuesioner supaya

mempermudah responden saat mengisi kuesioner.

6. Mempersilahkan responden untuk mengisi kuesioner dengan sejujur-jujurnya.

7. Mendampingi responden selama mengisi lembar kuesioner.

8. Setelah kuesioner selesai, mengucapkan terima kasih kepada semua responden

untuk partisipasinya dan kerja samanya.

4.9.3 Tahap Pengolahan Data

Page 15: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

43

Rangkaian data yang telah diisi oleh semua sampel kemudian dikumpulkan

untuk dikelola lebih lanjut. Berikut tahap-tahap pengolahan data.

1. Editing data, yaitu penulis melihat tulisan sudah jelas dan dapat dipahami.

Peneliti mengecek semua lembar kuesioner yang telah dibagikan kepada

responden apakah semua item pertanyaan terisi jawaban semua dan valid atau

tidak.

2. Coding data, yaitu mengklarifikasikan hasil dan jawaban dengan memberi kode

pada masing-masing hasil jawaban dari kuesioner faktor risiko di Puskesmas

Ciptomulyo.

3. Entry data, yaitu jawaban-jawaban dari semua responden yang sudah dalam

bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau software

computer. Software computer ini bermacam-macam, masing-masing memilliki

kelebihan dan kekuranganya, salah satu paket program yang paling umum

digunakan untuk entry data penelitian adalah program SPSS.

4. Cleaning adalah pembersihan atau pengecekan ulang terlebih dahulu data yang

sudah di dapatkan dari lembar kuesioner oleh peneliti agar semua data yang

didapat terhindar dari kesalahan sebelum dilakukan analisis. Sebelum dilakukan

pengelolahan data, peneiti memeriksa kembali data kuesioner factor risiko yang

sudah di entry. Peneliti memeriksa apakah ada data yang tidak masuk kedalam

analisa program komputer, apakah sudah benar pengkodeanya. Setelah semua

sudah benar dan dibersihkan maka data kuesioner kualitas hidup dilanjutkan

dengan analisa data.

Page 16: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

44

4.10 Analisa Data

Analisa data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang didapatkan dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan lainnya

dengan cara mengelompokkan data ke dalam kategori dan diambil kesimpulan

sehingga hasil temuan mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain (Nursalam,

2014).

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung jenis

datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata – rata, median dan

standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Tabel univariat adalah suatu tabel yang

menggambarkan penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi untuk satu

variabel saja (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini penyajian data di buat dalam

bentuk distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.

Rumus umum analisis univariat : 𝑃 =∑ f

𝑁𝑋100

Keterangan :

P = prosentase

F = frekuensi tiap kategori

N = jumlah sampel

Sumber: (Riyanto, 2013).

4.11 Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan perilaku peneliti yang harus di pegang secara

teguh pada sikap ilmiah dan etika penelitian meskipun penelitian yang kita lakukan

Page 17: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

45

tidak merugikan responden tetapi etika penelitian harus tetap dilakukan. Masalah

etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu sebagai berikut

(Hidayat, 2014) :

1. Informed consent

Informed consent adalah salah satu bentuk persetujuan yang telah diterima subjek

penelitian setelah mendapatkan keterangan yang jelas mengenai perlakuan dan

dampak yang timbul pada penelitian yang akan dilakukan. Informed consent ini

diberikan kepada responden sebelum dilakukan penelitian supaya responden

mengetahui maksud dan tujuan serta memahami dampak dari penelitian tersebut.

Saat responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar informed

consent tersebut. Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti tidak boleh

memaksa dan harus menghormati keputusan dan hak responden.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan yang memberikan jaminan dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden atau memakai nama inisial

pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan dilaksanakan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah etika keperawatan pada setiap penelitian di berikan jaminan untuk

menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik secara informasi tertulis maupun tidak

tertulis ataupun masalah lain yang terjadi saat penelitian berlangsung. Semua

informasi yang didapatkan dari responden yang telah dikumpulkan pada peneliti

Page 18: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/60408/5/BAB IV.pdf · Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng Kab.Situbondo, dan

46

akan dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada

hasil perhitungan data.

4. Justice and Inklusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)

Permasalahan etika keperawatan yang memberikan jaminan keadilan untuk setiap

responden untuk mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membedakan gender,

agama dan etnis. Sedangkan untuk keterbukaan peneliti memberikan jaminan

untuk lingkungan peneliti supaya dikondisikan agar peneliti dapat menjelaskan

prosedur penelitian secara terbuka kepada responden.