Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis metode penelitian kuantitatif
dengan desain studi deskriptif observasional yaitu untuk mendiskripsikan atau
memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016). Penelitian ini menggunakan pendekatan
Cross Sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
faktor resiko dan efek dengan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat atau point time (Notoadmodjo, 2010).
4.2 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai
dari penetapan populasi, sampel, sampai seterusnya dengan kegiatan sejak awal
dilaksanakannya penelitian. Kerangka penelitian disajikan pada Gambar 4.1
berikut :
30
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Identifikasi Faktor Risiko Terjadinya ISPA
Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Ciptomulyo, Kota Malang
Populasi
Ibu dari balita yang berusia 0-5 tahun menderita ISPA dan melakukan
pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo pada bulan Juli 2018 sejumlah 98 orang.
Sampel
Ibu dari balita yang berusia 0-5 tahun menderita ISPA dan melakukan
pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo pada bulan Juli 2018 sejumlah 78 orang.
Teknik Sampling
Purposive sampling
Variabel
Faktor Risiko terjadinya ISPA
Skala Data: Nominal
Instrumen Penelitian:
Kuesioner
Analisa Data: Univariat
31
4.3 Populasi, Sampel, dan Tehnik Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari: suatu obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tersendiri yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono,
2016). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari balita yang menderita ISPA
berusia 0-5 tahun dan melakukan pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo pada
bulan Agustus 2018 sampai bulan Maret 2019 sejumlah 98 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah beberapa obyek dari jumlah total yang akan diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Sampel pada penelitian ini
adalah ibu dari balita yang menderita ISPA berusia 0-5 tahun dan melakukan
pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo pada bulan Agustus 2018 sampai bulan
Maret 2019. Menurut Isaac & Michael dalam buku Sugiyono (2016) dengan
jumlah populasi 98 dan taraf kesalahan sebesar 5% maka sampel yang diambil
yaitu sejumlah 78 orang.
4.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk bisa
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang dicapai dalam
pengambilan sampel. Untuk memperoleh sampel yang benar-benar sesuai
dengan keseluruhan subyek penelitian. Pemilihan responden pada penelitian ini
dilakukan dengan teknik non probability sampling dengan teknik pengambilan
32
sampel yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyo, 2016).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Ibu yang memiliki anak menderita ISPA.
2.Usia anak 0-5 tahun.
3.Melakukan pemeriksaan di Puskesmas Ciptomulyo.
4. Bersedia menjadi responden.
4.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan bentuk yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari agar didapatkan informasi mengenai masalah penelitian dan diambil
menjadi sebuah kesimpulan (Lusiana, 2015). Variabel pada penelitian ini
menggunakan variabel tunggal. Variabel tunggal merupakan himpunan sejumlah
gejala yang memiliki berbagai aspek atau kondisi yang di dalamnya berfungsi
mendominasi dalam kondisi atau masalah tanpa dihubungkan dengan variabel
lainnya. Disamping itu variabel penelitian sering juga dinyatakan sebagai faktor –
faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang di teliti (Setiadi, 2013).
Variabel dalam penelitian ini adalah faktor risiko terjadinya ISPA.
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan batasan dari pengertian yang digunakan
sebagai suatu pedoman untuk menentukan tehnik validasi instrument penelitian
yang digunakan. Definisi operasional juga harus ditulis secara jelas, tepat dan tidak
membingungkan agar pembaca dapat memahami tentang data secara keseluruhan
33
sebelum dilakukannya penelitian. Definisi operasional yaitu suatu variabel yang
bisa diamati dan dapat di uji menggunakan angka, tanpa harus adanya definisi
operasional maka bisa membuat penafsiran semakin luas dan bermacam-
macam(Djiwandono,2015).
34
Tabel 4.1 Definisi Operasional Identifikasi Faktor Risiko Terjadinya ISPA Pada Balita di Wilayah Puskesmas Ciptomulyo, Kota Malang
No Variabel Definisi Operasional
Parameter Instrumen Skala Data Skor
1.
Faktor Risiko Terjadinya ISPA
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita
Sub Variabel: 1. Status Gizi
Suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari ukuran BB dan umur balita
- BB balita - Umur balita
Kuesioner (Ijana et al, 2017)
Nominal a. Gizi buruk = < -3,0
b. Gizi kurang = ≥ -3,0 s/d < -2,0
c. Gizi baik= ≥ -2,0 s/d ≤ 2,0
b. Gizi lebih = > 2,0
2. BBLR
Bayi yang lahir dengan BB lebih rendah dari BB bayi rata-rata
-Berat badan lahir rendah jika <2500kg
Kuesioner (Oktaviani et al, 2014)
Nominal a. Ya BBLR= apabila BB (≤2500 gr)
b. Tidak BBLR = apabila BB (≥2500 gr)
3.Pemberian ASI eksklusif
ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral)
- Pemberian ASI eksklusif dengan memberikan makanan tambahan lain
- Pemberian ASI eksklusif dengan metode pemberian dari botol
Kuesioner (Ijana et al, 2017)
Nominal a. Dengan makanan tambahan=30 b. Tanpa makanan tambahan=48 c. Dengan metode dari botol=26 d. Tanpa metode dari botol=52
35
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Instrumen Skala Data Skor
4. Status Imunisasi Imunisasi dasar lengkap
yang diperoleh balita
- Imunisasi yang diperoleh
balita selama 1 tahun yaitu
imunisasi HB-0, BCG,
Polio, DPT-HB-Hib, IPV,
Campak/MR
Kuesioner
(Ijana et al, 2017)
Nominal a. Ya Lengkap = 6
b. Tidak lengkap
= <6
5. Perilaku Merokok Terdapat seorang atau
lebih dari anggota keluarga
yang mempunyai kebiasaan
merokok dalam rumah
- Kebiasaan merokok
anggota keluarga di dalam
rumah
- Kebiasaan merokok anggota
keluarga lebih dari 1 orang
Kuesioner
(Kartiningrum,
2016)
Nominal a. Ya merokok= 1
b. Tidak merokok =
0
6. Ventilasi
Tempat daur ulang udara
yaitu tempatnya udara
masuk dan keluar
- Ventilasi
- Sinar matahari dapat masuk
ke dalam rumah
- Terdapat jendela di ruang
tidur
Kuesioner dan
observasi
(Kartiningrum,
2016)
Ordinal a. Baik =
≥10% dari luas
lantai
b. Tidak baik =
≤10% dari luas
lantai
36
7. Kepadatan
Hunian
Hunian dengan jumlah
penghuni rumah lebih dari
4 orang dan luas rumah
kurang dari 36m2
-Kepadatan hunian
Observasi
(Oktaviani et al,
2014)
Ordinal a. Ruang tidur baik
= ≥ 8m2/orang
b. Ruang tidur buruk
= ≤ 8m2/orang
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Instrumen Skala Data Skor
8. Usia Balita Bawah Lima Tahun atau
sering disingkat sebagai
Balita merupakan salah
satu periode usia manusia
dengan rentang usia
dimulai dari nol sampai
dengan lima tahun
-Usia balita 0-5 tahun
Kuesioner
(Ijana et al, 2017)
Nominal - 0-24 bulan
- 25-48 bulan
- 49-60 bulan
9. Pendidikan Ibu Tingkat pendidikan yang
dimiliki seorang ibu untuk
menerima segala informasi
yang diterima mengenai
kesehatan anak
- Pendidikan Dasar
- Pendidikan Menengah
- Pendidikan Tinggi
Kuesioner
(Firdausia, 2013)
Nominal -Sekolah Dasar
- SMP/SMA
- DI-DIII, S1, S2
37
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Ciptomulyo Kec.
Sukun, Kota Malang pada tanggal 14 Oktober 2019 sampai 27 Oktober tahun
2019.
4.7 Instrumen Penelitian
4.7.1 Kuesioner
Instrument penelitian yang digunakan yaitu kuesioner. Kuesioner
merupakan suatu pertanyaan yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk
memperoleh data dari responden yang diinginkan peneliti. Tipe pertanyaan pada
kuesioner yang dipakai oleh peneliti yaitu tipe pertanyaan tertutup. Pertanyaan
tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau
mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap
pertanyaan yang telah tersedia. Penilaian dalam kuesioner ini menggunakan skala
guttman. Pada skala guttman akan didapatkan jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”,
“benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Jawaban
dapat dibuat skor tertinggi satu (1) dan terendah nol (0). Misalnya untuk jawaban
“ya” diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0 (Sugiyono, 2016).
Kuesioner yang digunakan terdiri dari 2 bagian, yaitu :
1. Bagian pertama berisi data demografi, yang meliputi identitas balita ( nama,
umur, berat badan, dan jenis kelamin), identitas orang tua (nama, umur,
pekerjaan, pendidikan terakhir, alamat).
2. Bagian kedua berisi beberapa pertanyaan tertutup tentang faktor risiko
terjadinya ISPA pada balita. Kuesioner ini dibuat oleh peneliti menggunakan
38
beberapajurnal penelitian sebelumnya yaitu Oktaviani, et al (2014) dengan judul
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA pada Balita di
Puskesmas Garuda Kota Bandung, Kartiningrum (2016)dengan judul Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kembang Sari Kec. Jatibanteng
Kab.Situbondo, dan Ijana, et al (2017) dengan judulAnalisis Faktor Resiko
Terjadinya ISPA pada Balita di Lingkungan Pabrik Keramik Wilayah Puskesmas
Dinoyo, Kota Malang.
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Identifikasi Faktor Risiko Terjadinya
ISPA pada Balita di Puskesmas Ciptomulyo, Kota Malang
No. Aspek Jumlah Soal Nomor Soal
1. Demografi 8 -
2. BBLR 1 1
3. Pemberian ASI 2 2,3
4. Status imunisasi 1 4
5. Perilaku merokok
2 5,6
6. Ventilasi 2 7,8
4.7.2 Observasi
Observasi atau pengamatan yaitu suatu prosedur yang berencana dengan cara
melihat, mendengar dan mencatat sejumlah yang diperlukan oleh peneliti serta
frekuensi tindakan atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan diteliti. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Kemudian untuk jenis pengukuran observasi dengan menggunakan cara terstruktur
yaitu dengan perencanaan yang matang dan mengobservasi sesuai dengan fakta yang
39
terlihat.Alat observasi yang digunakan oleh peneliti adalah skala penilaian yaitu
pencatatan gejala menurut tingkatan-tingkatannya (Sugiyono, 2016).Observasi yang
dilakukan peneliti yaitu untuk mengetahui kepadatan hunian pada rumah responden
dengan menghitung luas lantai dalam rumah dibagi dengan jumlah anggota keluarga
penghuni tersebut. Dengan kategori : a. Baik = bila kepadatan ≥0,7, b. Kurang = bila
kepadatan <0,5 (Riskesdas, 2018).
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.8.1 Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Valid atau tidaknya suatu item instrument, dapat diketahui
dengan cara membandingkan indeks korelasi product moment spearman,
dengan level signifikansi 5% (0,05). Instrumen kuesioner dalam penelitian ini
dibuat oleh peneliti menggunakan sumber dari beberapa jurnal sehingga akan
dilakukan uji validitas.
Uji validitas untuk kuesioner ini dilakukan pada 10 ibu yang memiliki anak
penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di wilayah Puskesmas
Ciptomulyo Kota Malang karena karakteristik responden sesuai dengan kriteria
yang diinginkan peneliti. Uji validitas ini menggunakan rumusCorrected Item-Total
Correlationdengan bantuan komputer melalui softwareSPSS versi16 for window.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Jika R hitung ≥ R tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
b. Jika R hitung ≤ R tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
(Sugiyono, 2016).
40
Hasil uji validitas pada 5 sub variabel tentang faktor risiko terjadinya ISPA
dengan jumlah pertanyaan 8 dinyatakan valid semua. Uji signifikansi dilakukan
dengan membandingkan R hitung dengan R tabel untuk degree of freedom (df)
= n-2, dalam penelitian ini adalah jumlah sampel (n) = 10 dan besarnya df dapat
dihitung 10-2 = 8. Dengan df = 8 dan alpha 0,05 didapat R tabel = 0,6319.
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semua
parameter pada sub variabel faktor risiko ispa memiliki nilai korelasi Corrected
Item-Total Correlation lebih dari 0,6319 dan semua bernilai positif (lampiran 12).
4.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini harus menunjukan hasil
pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Uji reliabilitas pada kuesioner ini dilakukan pada 10 ibu yang memiliki anak
penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di wilayah Puskesmas
Ciptomulyo Kota Malang karena karakteristik responden sesuai dengan kriteria
yang diinginkan peneliti. Kuesioner akan di uji reliabilitas menggunakan rumus
Cronbach Alpha>0,70dengan bantuan komputer melalui softwareSPSS versi16 for
window(Ghazali, 2013).
Dengan kriteria reliabilitas sebagai berikut :
a. Jika R hitung > R tabel maka data yang digunakan reliabel
b. Jika R hitung < R tabel maka data yang digunakan tidak reliabel.
(Arikunto, 2010).
41
Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semua
parameter pada sub variabel faktor risiko ISPA memiliki nilai Cronbach Alpha
0,902. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini reliabel (lampiran 12).
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2014).Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data
sebagai berikut :
4.9.1 Tahap Persiapan
1. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengajukan surat
permohonan ijin kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Setelah mendapatkan ijin, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada
Kepala Bakesbangpol Kota Malang untuk melakukan penelitian di Puskesmas
Ciptomulyo.
3. Setelah mendapatkan ijin, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada
Kepala UPT Puskesmas Ciptomulyo Malang untuk melakukan penelitian di
tempat tersebut.
4. Setelah mendapatkan ijin dari pihak yang berkepentingan, mempersiapkan
lembar informed consent dan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden sesuai dengan jumlah
sampel dan kriteria inklusi yang telah ditentukan.
42
5. Mengumpulkan data sekunder berupa data rekapan pasien yang melakukan
pemeriksaan terkait penyakit ISPA.
6. Melibatkan 1 orang asisten penelitian yang sebelumnya telah dipilih peneliti
untuk melakukan prosedur penelitian.
4.9.2 Tahap Pelaksanaan
1. Mendatangi kediaman para responden satu persatu dengan asisten peneliti.
2. Melakukan pendekatan dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian kepada responden.
3. Memberikan lembar persetujuan pada responden dan meminta responden
menandatangani surat pernyataan bersedia menjadi responden.
4. Membagikan kuesioner pada responden yang memenuhi kriteria inklusi pada
penelitian ini.
5. Memberikan arahan terkait cara-cara pengisian kuesioner supaya
mempermudah responden saat mengisi kuesioner.
6. Mempersilahkan responden untuk mengisi kuesioner dengan sejujur-jujurnya.
7. Mendampingi responden selama mengisi lembar kuesioner.
8. Setelah kuesioner selesai, mengucapkan terima kasih kepada semua responden
untuk partisipasinya dan kerja samanya.
4.9.3 Tahap Pengolahan Data
43
Rangkaian data yang telah diisi oleh semua sampel kemudian dikumpulkan
untuk dikelola lebih lanjut. Berikut tahap-tahap pengolahan data.
1. Editing data, yaitu penulis melihat tulisan sudah jelas dan dapat dipahami.
Peneliti mengecek semua lembar kuesioner yang telah dibagikan kepada
responden apakah semua item pertanyaan terisi jawaban semua dan valid atau
tidak.
2. Coding data, yaitu mengklarifikasikan hasil dan jawaban dengan memberi kode
pada masing-masing hasil jawaban dari kuesioner faktor risiko di Puskesmas
Ciptomulyo.
3. Entry data, yaitu jawaban-jawaban dari semua responden yang sudah dalam
bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau software
computer. Software computer ini bermacam-macam, masing-masing memilliki
kelebihan dan kekuranganya, salah satu paket program yang paling umum
digunakan untuk entry data penelitian adalah program SPSS.
4. Cleaning adalah pembersihan atau pengecekan ulang terlebih dahulu data yang
sudah di dapatkan dari lembar kuesioner oleh peneliti agar semua data yang
didapat terhindar dari kesalahan sebelum dilakukan analisis. Sebelum dilakukan
pengelolahan data, peneiti memeriksa kembali data kuesioner factor risiko yang
sudah di entry. Peneliti memeriksa apakah ada data yang tidak masuk kedalam
analisa program komputer, apakah sudah benar pengkodeanya. Setelah semua
sudah benar dan dibersihkan maka data kuesioner kualitas hidup dilanjutkan
dengan analisa data.
44
4.10 Analisa Data
Analisa data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang didapatkan dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan lainnya
dengan cara mengelompokkan data ke dalam kategori dan diambil kesimpulan
sehingga hasil temuan mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain (Nursalam,
2014).
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung jenis
datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata – rata, median dan
standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Tabel univariat adalah suatu tabel yang
menggambarkan penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi untuk satu
variabel saja (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini penyajian data di buat dalam
bentuk distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.
Rumus umum analisis univariat : 𝑃 =∑ f
𝑁𝑋100
Keterangan :
P = prosentase
F = frekuensi tiap kategori
N = jumlah sampel
Sumber: (Riyanto, 2013).
4.11 Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan perilaku peneliti yang harus di pegang secara
teguh pada sikap ilmiah dan etika penelitian meskipun penelitian yang kita lakukan
45
tidak merugikan responden tetapi etika penelitian harus tetap dilakukan. Masalah
etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu sebagai berikut
(Hidayat, 2014) :
1. Informed consent
Informed consent adalah salah satu bentuk persetujuan yang telah diterima subjek
penelitian setelah mendapatkan keterangan yang jelas mengenai perlakuan dan
dampak yang timbul pada penelitian yang akan dilakukan. Informed consent ini
diberikan kepada responden sebelum dilakukan penelitian supaya responden
mengetahui maksud dan tujuan serta memahami dampak dari penelitian tersebut.
Saat responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar informed
consent tersebut. Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti tidak boleh
memaksa dan harus menghormati keputusan dan hak responden.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan yang memberikan jaminan dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden atau memakai nama inisial
pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan dilaksanakan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah etika keperawatan pada setiap penelitian di berikan jaminan untuk
menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik secara informasi tertulis maupun tidak
tertulis ataupun masalah lain yang terjadi saat penelitian berlangsung. Semua
informasi yang didapatkan dari responden yang telah dikumpulkan pada peneliti
46
akan dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada
hasil perhitungan data.
4. Justice and Inklusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)
Permasalahan etika keperawatan yang memberikan jaminan keadilan untuk setiap
responden untuk mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membedakan gender,
agama dan etnis. Sedangkan untuk keterbukaan peneliti memberikan jaminan
untuk lingkungan peneliti supaya dikondisikan agar peneliti dapat menjelaskan
prosedur penelitian secara terbuka kepada responden.