9
ILMU UKUR TANAH 1 4.0.0. MEMBUAT SUDUT SIKU-SIKU DI LAPANGAN Banyak masalah-masalah yang dijumpai dilapangan dalam melakukan pengukuran, misalnya saja kesulitan dalam menentukan dan menempatkan titik-titik ataupun kesulitan membuat perpanjangan atau pengukuran jarak dari dua buah titik dan sebagainya. Kesulitan- kesulitan tersebut mungkin disebabkan adanya halangan- halangan atau rintangan-rintangan, misalnya adanya pohon-pohon, bukit-bukit, perbedaan kemiringan tanah, sungai atau bagian gedung-gedung dan lain-lain sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut di atas ada beberapa cara untuk menanggulanginya, yaitu dengan membuat segi tiga siku-siku di lapangan atau dengan menggunakan beberapa alat sederhana. 4.1.0. Pembuatan Sudut Siku-Siku Ditengah-Tengah Garis Lurus Pada gambar 4.1, titik B adalah sebuah titik pada garis AC yang akan dibuat sudut siku-sikunya (garis tegak lurus AC). Dari B, buatlah jarak BX sama dengan BY, yang masing-masing terletak di kiri dan kanan titik B pada garis AC. Dari titik X dan Y dengan jarak yang sama (XZ = YZ) buatlah garis yang saling berpotongan dititik-titik Z. Dengan demikian BZ akan tegak lurus dengan garis AC. POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB IV. Membuat Sudut Siku-siku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembuatan sudut siku lapangan, untuk pengukuran alat Theodolite, Sipat datar, dll.

Citation preview

3

ILMU UKUR TANAH 1

4.0.0. MEMBUAT SUDUT SIKU-SIKU DI LAPANGAN Banyak masalah-masalah yang dijumpai dilapangan dalam melakukan pengukuran, misalnya saja kesulitan dalam menentukan dan menempatkan titik-titik ataupun kesulitan membuat perpanjangan atau pengukuran jarak dari dua buah titik dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan tersebut mungkin disebabkan adanya halangan-halangan atau rintangan-rintangan, misalnya adanya pohon-pohon, bukit-bukit, perbedaan kemiringan tanah, sungai atau bagian gedung-gedung dan lain-lain sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut di atas ada beberapa cara untuk menanggulanginya, yaitu dengan membuat segi tiga siku-siku di lapangan atau dengan menggunakan beberapa alat sederhana.

4.1.0. Pembuatan Sudut Siku-Siku Ditengah-Tengah Garis Lurus

Pada gambar 4.1, titik B adalah sebuah titik pada garis AC yang akan dibuat sudut siku-sikunya (garis tegak lurus AC). Dari B, buatlah jarak BX sama dengan BY, yang masing-masing terletak di kiri dan kanan titik B pada garis AC. Dari titik X dan Y dengan jarak yang sama (XZ = YZ) buatlah garis yang saling berpotongan dititik-titik Z. Dengan demikian BZ akan tegak lurus dengan garis AC.

Gambar 4.1. Membuat Sudut Siku-Siku Ditengah Garis Lurus

Suatu segitiga siku-siku dapat juga dibuat dengan menggunakan prinsip-prinsip Phytagoras, dimana hubungan/perbandingan dasar ketiga sisi-sisinya adalah c2 = a2 + b2, seperti dijelaskan di bawah ini;Rumus asli phytagoras

Membuktikan kebenarannya, di mulai dengan membuat gambar sebuah persegi besar, kemudian gambarlah sebuah persegi kecil di dalam persegi besar tersebut,seperti gambar berikut:

Perhitungannya:

Luas persegi besar = Luas persegi kecil + 4 Luas segitiga

= ( b + a ) . ( b + a ) = c . c + 4 . 1/2 b.a

= b2 + 2 b.a + a2 = c2 + 2 b.a = b2 + a2 = c2 + 2 b.a - 2 b.a = b2 + a2 = c2

Berdasarkan rumus tersebut terbukti bahwa sisi miring sebuah segitiga siku - siku adalah akar dari jumlah kuadrat sisi - sisi yang lain.

Pada gambar 4.2, AB adalah garis lurus yang diukur dan B adalah titik yang akan dibuat sudut siku-sikunya. Dari titik B ke arah A, ukurlah jarak 6m, misalnya dititik C, dimana C terletak pada garis AB. Kemudian ujung pita ukur yang tertulis nilai nol diletakkan dititik B dan panjangkan pita ukur sampai dengan angka 18m dan ikatkan pada titik C. Pada pita ukur yang menunjukkan angka 8 kita pegang dan kita tarik sehingga angka 0 8 dengan 8 18 sama-sama kencang, misalkan titik yang menunjukkan ang-ka 8 tersebut adalah D. Maka, BCD adalah segitiga siku-siku dengan panjang BD = 8m dan CD = 10m. Sedangkan BC sudah diukur sepanjang 6m. Maka segitiga tersebut mempunyai perbandingan sisi-sisinya adalah 3:4:5 dengan sudut siku-siku dititik B.

Gambar 4.2. Membuat Siku-Siku Dengan Cara Phytagoras

Kadang-kadang suatu sudut siku-siku dapat dibuat dari suatu titik yang terletak diluar dari garis lurus yang diukur. Pada gambar 4.3, X adalah titik yang berada di luar garis AB, sedangkan AB sendiri adalah garis lurus yang diukur.

Ikatkan ujung pita ukur di titik X, dengan panjang sembarang. Tarik pita ukur sehingga memotong garis AB, misalkan dititik C. Kemudian dengan me-megang pita ukur tersebut kita bergerak sehingga memotong garis AB dititik D (XC = XD). Jarak CD kita bagi dua sama panjang, misalkan di titik E. Bila titik E dihubungkan dengan titik X, maka EX AB atau segitiga XED adalah segitiga siku-siku dengan siku-sikunya di titik E.

Gambar 4.3. Membuat Siku-Siku Dari Sebuah Titik Diluar Garis Lurus4.2.0. Peralatan Sederhana Guna Pembuatan Sudut Siku-Siku

Peralatan sederhana ini cukup dipegang dengan tangan sehingga mudah sekali di bawa si pengukur. Alat-alat ini sering digunakan dalam pekerjaan pemasangan pada pembuatan sudut siku-siku.

4.2.1. Salib Sumbu

Alat sederhana salib sumbu ini terdiri dari dua buah metal yang saling berpotongan tegak lurus satu sama lain (lihat gbr 4.4). Ada bentuk baru dari peralatan ini, yaitu berbentuk silinder yang berlubang pada kanan dan kirinya serta saling tegak lurus (lihat gbr 4.4). Lubang ini berfungsi sebagai garis bidik.

Pada alat tersebut dilengkapi dengan tangkai sehingga mudah ditancapkan pada tanah atau pada suatu sudut siku-siku. Dari salah satu lubang pembidikan, kita impitkan dengan garis yang kita ukur. Kemudian dari lubang pembidikan yang lainnya kita bisa membuat sudut siku-sikunya.

Gambar 4.4 Peralatan Salib Sumbu

4.2.2. Cermin Sudut dan Prisma

Cermin sudut dan prisma (gbr 3.5) yang dirancang sebagai peralatan tangan digunakan secara luas. Prinsip kerjanya sama yaitu, sinar cahaya dipantulkan oleh dua permukaan yang tersusun secara tetap satu dengan yang lainnya dan akan merubah arah jalannya sinar sebesar dua kali sudut antara permukaan cermin walaupun arah cermin diputar. Dua permukaan pantul diatur dengan sudut 45 sehingga garis pantulnya dibelokkan 90.

Biasanya digunakan prisma karena sudut-sudutnya tidak bepengaruh terhadap kesalahan garis arah. Bila suatu objek dilihat pada alat, sudutnya akan dibelokkan menjadi 90 terhadap objek yang dilihat secara langsung atau yang terlihat secara nyata pada garis ukur.Cermin sudut diamati pada garis lurus sambil membidik dua titik patok atau jalon yang jauh dari alat (lihat gbr 3.5). Pengamat menggerak-gerakkan alat sepanjang garis ukur sehingga bayangan dari yang telah ditentukan seperti sudut bangunan dan sebagainya, berimpit dengan bayangan dua titik sebelumnya. Selanjutnya digunakan unting-unting yang digantungkan pada bagian bawah alat untuk menentukan posisi titik sudutnya.

Prisma rangkap dapat ditempatkan pada garis antara dua titik, transit dan jalon (gbr 3.5). Bila banyangan dari dua titik pada masing-masing ujung garis diimpitkan pada alat, alat telah berada pada garis lurus. Pengamat menggerak-gerakkan prisma sepanjang garis hingga objek (sudut bangunan dan sebagainya) terlihat secara langsung (antara prisma di bawah atau di atas) berada pada satu garis dengan dua bayangan sebelumnya.

Catatan untuk pengajar:

Peragakan pada mahasiswa peralatan dan bagaimana cara menggunakannya. Beri kesempatan kepada mereka untuk mencobanya.

Gambar 3.5. Cermin Sudut dan PrismaPOLITEKNIK NEGERI MEDAN