42
85 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subyek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang telah mendapatkan sertifikasi ISO. Dimulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 ini tercatat telah ada 31 SKPD yang mengantongi sertifikasi ISO diantaranya dinas, badan, kantor, dan juga kecamatan. (www.bandung.go.id) Populasi pada penelitian ini adalah jumlah seluruh SKPD yang ada pada lingkungan pemerintah Kota Bandung yaitu 61 SKPD diantaranya 17 Dinas, 14 Lembaga Teknis, dan 30 Kecamatan). Berikut ini adalah daftar dari seluruh SKPD di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung. Tabel 4.1.1.1 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintahan Kota Bandung No Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 1 Dinas Bina Marga Dan Pengairan 2 Dinas Kebakaran 3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 4 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5 Dinas Kesehatan 6 Dinas Komunikasi dan Informatika 7 Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Perdagangan 8 Dinas Pemakaman dan Pertamanan 9 Dinas Pemuda dan Olahraga 10 Dinas Pendapatan 11 Dinas Pendidikan 12 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 13 Dinas Perhubungan 14 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

85

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Penelitian

1.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang telah mendapatkan sertifikasi ISO. Dimulai dari tahun 2007 sampai

dengan tahun 2011 ini tercatat telah ada 31 SKPD yang mengantongi sertifikasi

ISO diantaranya dinas, badan, kantor, dan juga kecamatan. (www.bandung.go.id)

Populasi pada penelitian ini adalah jumlah seluruh SKPD yang ada pada

lingkungan pemerintah Kota Bandung yaitu 61 SKPD diantaranya 17 Dinas, 14

Lembaga Teknis, dan 30 Kecamatan). Berikut ini adalah daftar dari seluruh

SKPD di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung.

Tabel 4.1.1.1

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintahan Kota Bandung

No Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 1 Dinas Bina Marga Dan Pengairan 2 Dinas Kebakaran 3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 4 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5 Dinas Kesehatan 6 Dinas Komunikasi dan Informatika 7 Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Perdagangan 8 Dinas Pemakaman dan Pertamanan 9 Dinas Pemuda dan Olahraga 10 Dinas Pendapatan 11 Dinas Pendidikan 12 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 13 Dinas Perhubungan 14 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

86

15 Dinas Sosial 16 Dinas Tata Ruang dan Cahaya 17 Dinas Tenaga Kerja 18 Badan Kepegawaian Daerah 19 Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan, dan Pemberdayaan Masyarakat 20 Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 21 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 22 Badan Pengelola Lingkungan Hidup 23 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 24 Inspektorat 25 Kantor Pengelolaan Pemakaman 26 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 27 RSUD Kota Bandung 28 Rumah Sakit Gigi dan Mulut 29 Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak 30 Satuan Polisi Pamong Praja 31 Kecamatan Andir 32 Kecamatan Antapani 33 Kecamatan Arcamanik 34 Kecamatan Astana Anyar 35 Kecamatan Babakan Ciparay 36 Kecamatan Bandung Kidul 37 Kecamatan Bandung Kulon 38 Kecamatan Bandung Wetan 39 Kecamatan Batununggal 40 Kecamatan Bojongloa Kaler 41 Kecamatan Bojongloa Kidul 42 Kecamatan Buahbatu 43 Kecamatan Cibeunying Kaler 44 Kecamatan Cibeunying Kidul 45 Kecamatan Cibiru 46 Kecamatan Cicendo 47 Kecamatan Cidadap 48 Kecamatan Cinambo 49 Kecamatan Coblong 50 Kecamatan Gedebage 51 Kecamatan Kiaracondong 52 Kecamatan Lengkong 53 Kecamatan Mandalajati 54 Kecamatan Panyileukan 55 Kecamatan Rancasari 56 Kecamatan Regol 57 Kecamatan Sukajadi 58 Kecamatan Sukasari 59 Kecamatan Sumur Bandung 60 Kecamatan Ujung Berung

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah SKPD di lingkungan

pemerintah Kota Bandung yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008

yaitu sejumlah 31 SKPD. Teknik sample pada penelitian ini adalah

menggunakanpurposive sampleyaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu

yaitu Seluruh SKPD Pemerintah Kota Bandung yang telah mendapatkan

sertifikasi ISO 9001:2008. Responden untuk Variabel Pengelolaan Keuangan

Daerah, TQM dan Kinerja SKPD adalah sebagai berikut:

Kepala SKPD 1 Orang

Sekretariat SKPD

1. Kepala Sub Bagian Keuangan 1 orang

2. Kepala Sub Kepegawaian 1 orang

Total 3 orang

Responden ditentukan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI)

dari masing-masing responden.Untuk variabel pengelolaan keuangan daerah

responden yang dipilih adalah Kepala Sub Bagian Keuangan karena dilihat dari

TUPOKSI bahwa Kasubag Keuangan SKPD merupakan bagian yang bertanggung

jawab atas pelaksanaan pengelolaan keuangan SKPD tersebut.Begitu juga dengan

penentuan responden TQM dan Kinerja.

SKPD yang telah mendapatkan sertifikasi ISO atas diterapkannya prinsip-

prinsip ISO yang menjadi sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Tabel 4.1.1.2

SKPD yang Telah Mendapatkan Sertifikasi ISO

No Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bandung

Tahun Penyerahan Sertifikasi ISO

1 Rumah Sakit Kesehatan Mulut dan Gigi (RSKGM) 2007 2 Dinas Kesehatan 2008 3 Dinas Pendidikan 2008 4 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2008 5 Dinas Pemakaman dan Pertamanan 2008 6 Dinas Perhubungan 2008 7 Dinas Pendapatan 2008 8 Inspektorat Kota Bandung 2008 9 Badan Kepegawaian Daerah 2008 10 RSUD Kota Bandung 2008 11 Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu

Pintu (BPMPPT) 2008

12 Kecamatan Batununggal 2008 13 Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) 2009 14 Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) 2009 15 Dinas Pemadam dan Pecegahan kebakaran (Damkar) 2009 16 Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) 2009 17 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) 2009 18 Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) 2009 19 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanhanpang) 2009 20 Dinas Koperasi, UKM dan Indag 2009 21 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Pusarda) 2009 22 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) 2009 23 Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) 2009 24 Dinas Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah 2011 25 Dinas Sosial 2011 26 Dinas Pemuda dan Olahraga 2011 27 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana 2011

28 Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan, dan Pemberdayaan Masyarakat

2011

29 Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak 2011 30 Satuan Polisi Pamong Praja 2011 31 Kecamatan Sukasari 2011 Sumber : Website Resmi Pemerintah Kota Bandung (www.bandung.go.id)

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

1.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data selama 1 (satu) bulan

lebih dimulai dari tanggal 19 September 2011 sampai dengan 21 Oktober

2011.Kuesioner yang disebarkan berjumlah 93. Seluruh kuesioner diterima secara

lengkap dengan tingkat respon rate 100%. Tetapi tidak dapat dipastikan bahwa

yang mengisi kuesioner memang betul-betul responden yang diinginkan karena

sebagian pengisian kuesioner tidak dilihat secara langsung dan juga tidak semua

responden mau menulis biodata secara lengkap.Secara lengkap data akan

disajikan dalam tabel 4.1.2.1 berikut ini :

Tabel 4.1.2.1

Analisis Tingkat Pengembalian Kuesioner

- Kuesioner yang didistribusikan 93 Responden 100% - Kuesioner yang tidak kembali 0 Responden 0% - Kuesioner yang kembali 93 Responden 100% - Kuesioner yang gugur (tidak lengkap

pengisiannya sehingga tidak dapat diolah) 0 Responden 0%

- Outlier data 4 item pertanyaan 0.14% - Data yang dapat diolah 25 item pertanyaan 0.86% - Kuesioner yang dapat diolah 93 Responden 100%

Sumber : data primer yang diolah, 2011

Responden penelitian adalah Kepala SKPD, Kepala Sub Bagian

Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Kepegawaian pada setiap SKPD Pemerintah

Kota Bandung yang telah mendapatkan sertifikasi ISO. Karakteristik dari 93

Responden yang diobservasikan akan digambarkan dalam bentuk tabel supaya

lebih mudah dipahami. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,

jabatan, dan lama bekerja akan disajikan dalam tabel 4.1.2.2berikut :

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Tabel 4.1.2.2 Profil Responden

Ket Jenis Kelamin Usia (tahun)

Jabatan Masa Jabatan

Pria Wanita 25-40

41-50

51-60

Kepala SKPD

Kabag Keu

Kabag Kepeg

1-5 th

5-10 th

> 10 th

Jumlah Total

54 39 37 45 11 31 31 31 5 16 72

93 92 93 93 Persentase (%)

58.1 41.9 39.9 48.4 11.8 33.3 33.3 33.3 5.4 17.0 77.4

Sumber : data primer yang diolah, 2011

Dari semua kuesioner yang dapat diolah yaitu 93 responden.Semua

kuesioner yang tersebut kemudian ditabulasi untuk tujuan analisis data.Data yang

ditabulasi adalah semua tanggapan dan jawaban responden atas setiap pertanyaan

yang ada dalam kuesioner.Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan variabel

Pengelolaan Keuangan Daerah, Total Quality Management (TQM), dan Kinerja

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Berikut ini adalah deskriptif data per

variabel :

1.1.2.1 Deskripsi Variabel Pengelolaan Keuangan Daerah

Deskripsi data variabel penelitian menjelaskan secara rinci dari sub

variabel / dimensi pengelolaan keuangan daerah berdasarkan kriteria rentang

pengklasifikasian yang perhitungannya telah dijelaskan pada teknik analisis data

di Bab III.Data kuesioner variabel pengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari

6 dimensi diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 93 responden. Sub

variabel / dimensi tersebut dijabarkan menjadi 7 pernyataan yang ada dalam

kuesioner variabel pengelolaan keuangan daerah. Di bawah ini merupakan

penjelasan secara rinci mengenai deskripsi data variabel pengelolaan keuangan

daerah.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Tabel 4.1.2.1.1

Tabel Deskripsi Data Variabel Pengelolaan Keuangan Daerah

No Pernyataan Frekuensi Jawaban Total

Skor 7 6 5 4 3 2 1

1

a. Perencanaan Dalam perencanaan anggaran selalu berpedoman pada visi, misi, tujuan, dan sasaran kinerja organisasi yang ingin dicapai.

11 13 5 2 0 0 0 188

2

b. Pelaksanaan Pelaksanaan anggaran dan realisasi pada pengelolaan keuangan terjadi penyimpangan secara signifikan setiap tahunnya

8 14 4 3 1 1 0 177

3

Penggunaan APBD selalu terjaga agar tetap efektif, efisien, ekonomis, akuntabel, dan transparan.

5 12 7 7 0 0 0 170

4

c. Penatausahaan Setiap transaksi selalu dibukukan sebagai tanda pencatatan atas kegiatan pelaksanaan anggaran belanja dan pengolahan tanda-tanda bukti untuk menyusun Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

8 12 8 3 0 0 0 180

5

d. Pelaporan Laporan yang dibuat selalu memberikan informasi yang dapat digunakan unruk evaluasi kinerja manajerian dan organisasional

10 13 1 4 3 0 0 178

6

e. Pertanggungjawaban

Pelaporan pertanggungjawaban atas segala kegiatan yang dilakukan selalu diselesaikan tepat waktu sesuai dengan yang telah ditetapkan

14 10 2 4 1 0 0 187

7

f. Pengawasan Pimpinan selalu mengarahkan, mengawasi, dan mengambangkan karyawan sehingga selalu melakukan kinerja nya sesuai dengan apa yang seharusnya.

5 20 1 3 0 2 0 174

Total Skor 1254 Skor Rata-rata 179

Sumber : Data primer diolah

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data mengenai tanggapan responden

untuk setiap pernyataan sub variabel / dimensi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan. Dari 6 (enam)

dimensi tersebut ada 7 (tujuh) buah pernyataan dengan skor rata-rata 179 yaitu

didapat dari total skor dibagi jumlah pernyataan yang terdapat di dimensi tersebut.

Berdasarkan tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa setiap pernyataan

yang telah diberikan dari masing-masing dimensi memiliki jawaban dengan skor 6

(enam) yang berarti sering dilakukan. Hal itu berarti sebagian besar dari Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintahan Kota Bandung yang telah

mendapatkan sertifikasi ISO telah melakukan tahapan-tahapan Pengelolaan

Keuangan Daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Walau begitu masih ada

beberapa dimensi seperti pelaksanaan dalam efektifitas, efisien, ekonomis,

akuntabilitas, dan transparansi yang memiliki skor 5 atau 4 yang artinya sering

dan kadang-kadang dilakukan.

1.1.2.2 Deskripsi Variabel Penerapan Total Quality Management (TQM)

Deskripsi data variabel penelitian menjelaskan secara rinci dari sub

variabel / dimensi Total Quality Management (TQM) berdasarkan kriteria rentang

pengklasifikasian yang perhitungannya telah dijelaskan pada teknik analisis data

di Bab III.Data kuesioner variabel Total Quality Management (TQM) yang terdiri

dari 8 dimensi diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 93 responden. Sub

variabel / dimensi tersebut dijabarkan menjadi 8 pernyataan yang ada dalam

kuesioner variabel pengelolaan keuangan daerah. Di bawah ini merupakan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

penjelasan secara rinci mengenai deskripsi data variabel pengelolaan keuangan

daerah.

Tabel 4.1.2.2.1

Deskripsi Data Variabel Total Quality Management (TQM)

No Pernyataan Frekuensi Jawaban Total

Skor 7 6 5 4 3 2 1

1

a. Fokus Pada Pelanggan Dibuatnya sarana agar masyarakat bebas untuk memberikan saran, kritik, maupun keluhan terhadap pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemerintah.

4 17 5 2 1 1 1 174

2

b. Kepemimpinan Lingkungan internal selalu dipelihara agar menciptakan kenyamanan dalam bekerja dan pimpinan selalu melibatkan diri secara penuh dalam pencapaian sasaran organisasi.

6 6 7 3 7 1 1 149

3

c. Pendekatan Proses Berkomitmen atas rencana kerja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi.

11 10 3 2 2 3 0 172

4

d. Keterlibatan Seluruh Personel

Seluruh personil organisasi selalu memberi dan menerima umpan balik untuk membantu tim menjadi lebih baik.

8 11 3 4 3 1 1 165

5

a. Pernyempurnaan menyeluruh

Umpan balik dari pelanggan (rekomendasi DPRD maupun saran dan kritik dari masyarakat) digunakan untuk perbaikan terus menerus manajemen mutu organisasi.

6 10 4 5 3 2 1 156

6

f. Pendekatan Sistem Manajemen

Selalu ditetapkannya sasaran mutu dan setiap proses manajemen selalu dipantau dan diukur

12 11 3 20 0 2 1 178

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

efektifitasnya

7

g. Pendekatan Faktual Pada Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan selalu didasarkan logika, analisis data, serta informasi yang tepat.

8 17 4 1 0 1 0 186

8

h. Hubungan Dengan Pemasok

Mengidentifikasi dan memilih pemasok utama yang dapat diandalkan serta membagi informasi dan rencana-rencana mendatang.

15 8 3 1 3 1 0 183

Total Skor 1363 Skor Rata-rata 170

Sumber : Data Primer diolah

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data mengenai tanggapan responden

untuk setiap pernyataan sub variabel / dimensi fokus pada pelanggan,

kepemimpinan, pendekatan proses, keterlibatan personel, penyempurnaan

berkelanjutan, pendekatan sistem manajemen, pendekatan faktual pada

pengambilan keputusan, dan hubungan dengan pemasok. Dari 8 (delapan) dimensi

tersebut ada 8 (delapan) buah pernyataan dengan skor rata-rata 170 yaitu didapat

dari total skor dibagi jumlah pernyataan yang terdapat di dimensi tersebut.

Berdasarkan tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa setiap pernyataan

yang telah diberikan dari masing-masing dimensi memiliki jawaban dengan skor 6

(enam) yang berarti sering dilakukan dan 7 (tujuh) yang berarti selalu dilakukan.

Hal itu berarti sebagian besar dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Pemerintahan Kota Bandung yang telah mendapatkan sertifikasi ISO telah

melakukan penerapan Total Quality Management (TQM). Meskipun begitu masih

ada sebagian SKPD di Pemerintahan Kota Bandung yang masih belum

menerapkan prinsip-prinsip TQM sebagai budaya organisasi mereka padahal

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

SKPD tersebut telah mendapatkan sertifikasi ISO yang berarti mereka seharusnya

telah menerapkan seluruh prinsip-prinsip ISO yang merupakan adopsi dari

prinsip-prinsip TQM.

1.1.2.3 Deskripsi Variabel Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Deskripsi data variabel penelitian menjelaskan secara rinci dari sub

variabel / dimensi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berdasarkan

kriteria rentang pengklasifikasian yang perhitungannya telah dijelaskan pada

teknik analisis data di Bab III. Data kuesioner variabel kinerja SKPD yang terdiri

dari 2 dimensi diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 93 responden. Sub

variabel / dimensi tersebut dijabarkan menjadi 14 pernyataan masing-masing 7

(tujuh) pernyataan untuk masing-masing dimensi yang ada dalam kuesioner

variabel kinerja SKPD. Di bawah ini merupakan penjelasan secara rinci mengenai

deskripsi data variabel kinerja SKPD.

Tabel 4.1.2.3.1

Deskripsi Data Variabel Kinerja SKPD

No Pernyataan Frekuensi Jawaban Total

Skor 7 6 5 4 3 2 1

a. Perspektif Keuangan

1 Pengelolaan Anggaran dilaksanakan secara akuntabel dan transparan.

3 16 4 6 1 1 0 166

2

Pengelolaan anggaran secara riil selalu dilaksanakan secara efektif, efisien, dan ekonomis

4 18 7 2 0 0 0 179

3

Aktiva selalu dapat dimanfaatkan dengan baik demi kelancaran kegiatan dan mencapai tujuan, target, dan sasaran organisasi.

4 18 7 1 1 0 0 179

4

Anggaran dan realisasi pada pengelolaan keuangan selalu terdapat penyimpangan yang signifikan tiap tahunnya

3 18 5 2 2 1 0 170

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

5

Setiap pelaporan kinerja keuangan dapat memberikan informasi untuk evaluasi kinerja manajerial dan organisasional.

5 19 4 3 0 0 0 181

6

Dalam setiap pembuatan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) selalu ada buku-buku/dokumen sebagai tanda pencatatan atas kegiatan pelaksanaan anggaran belanja sehingga tidak pernah ada kesalahan pencatatan yang mengakibatkan perbedaan antara pencatatan di SIMDA dengan cash on hand.

6 12 1 6 2 3 1 156

7

Tingkat persentase jumlah keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik pemerintah selalu berkurang secara signifikan tiap tahunnya sehingga dapat menggambarkan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan.

4 11 4 6 3 2 1 167

b. Pendidikan dan

Pelatihan

1

Jumlah karyawan yang mengikuti pembelajaran/pelatihan selalu meningkat tiap tahunnya secara signifikan.

4 11 4 6 3 2 1 152

2

Tingkat absensi karyawan pada kehadirannya disetiap kegiatan yang diadakan oleh organisasi selalu berkurang setiap tahunnya.

8 13 5 5 0 0 0 179

3

Pengadaan pelatihan dan pendidikan selalu diadakan secara periodik dan terencana demi meningkatkan kualifikasi pekerja sesuai dengan fungsinya

3 16 5 3 0 3 2 158

4

Tingkat pemahaman dan kualitas karyawan selalu meningkat setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan.

6 14 6 4 1 0 0 175

5

Setiap hasil kinerja selalu dianalisis dan mencari cara untuk mengerjakan pekerjaan dengan lebih baik.

7 18 2 3 0 1 0 181

6

Pendidikan dan pelatihan demi pemberdayaan karyawan selalu memotivasi untuk

9 6 13 2 1 0 0 175

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

mengembangkan kualitas kinerja karyawan.

7

Setiap keluhan yang datang atau rekomendasi baik dari DPRD maupun masyarakat langsung selalu dijadikan evaluasi untuk memperbaiki kinerja.

9 9 9 3 1 0 0 177

Total Skor 2386 Skor Rata-rata 170

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data mengenai tanggapan responden

untuk setiap pernyataan sub variabel / dimensi keuangan serta pendidikan dan

pelatihan. Dari 2 (dua) dimensi tersebut ada masing-masing 7 (tujuh) buah

pernyataan dengan skor rata-rata 170 yaitu didapat dari total skor dibagi jumlah

pernyataan yang terdapat di dimensi tersebut.

Dapat dilihat dari tabel bahwa sebagian besar pernyataan berada si atas

skor rata-rata hanya pernyataan no 6 dan 7 pada dimensi keuangan dan nomor 1

dan 3 pada dimensi pendidikan dan pelatihan yang memiliki skor dibawah rata-

rata. Itu berarti pernyataan yang diberikan kepada responden sebagian besar selalu

dilakukan dalam kinerja di dimensi keuangan maupun pendidikan dan pelatihan.

4.1.3 Uji Kualitas Data

Dalam penelitian ini digunakan analisis deskripstif dimana penelitian ini

membutuhkan analisis yang menjelaskan dan menggambarkan karakteristik

subyek yang diteliti. (Indriantoro dan Supomo, 1999:167).Untuk itu diperlukan

uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010:167) Validitas adalah keadaan yang

menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apayang

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

akan diukur. Pada penelitian ini untuk melakukan uji validitas agar instrumen

yang digunakan dapat menunjukkan apakah instrumen tersebut mampu mengukur

apa yang akan diukur atau tidak, maka peneliti menggunakan uji validitas dengan

metode Product Moment Pearson. uji validitas dengan metode Pearson

correlation yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total.

Peneliti menggunakan program SPSS versi 18 untuk menguji validitas dengan

metode product moment pearsontersebut. berikut ini adalah hasil dari uji validitas

yang dilakukan :

Tabel 4.1.3.1

Hasil Uji Validitas

Indikator Pearson Correlation Signifikansi Keterangan 1. Variabel

Pengelolaan Keuangan Daerah

Pertanyaan 1 1 Pertanyaan 2 0.754 0.000 Valid Pertanyaan 3 0.632 0.000 Valid Pertanyaan 4 0.671 0.000 Valid Pertanyaan 5 0.484 0.006 Valid Pertanyaan 6 0.514 0.003 Valid Pertanyaan 7 0.489 0.005 Valid

2. Variabel Total Quality Management

Pertanyaan 1 1 Valid Pertanyaan 2 0.510 0.003 Valid Pertanyaan 3 0.529 0.002 Valid Pertanyaan 4 0.628 0.000 Valid

3. Variabel Kinerja SKPD

Pertanyaan 1 1 Valid Pertanyaan 2 0.529 0.002 Valid Pertanyaan 3 0.580 0.001 Valid Pertanyaan 4 0.629 0.000 Valid Pertanyaan 5 0.603 0.000 Valid Pertanyaan 6 0.595 0.000 Valid Pertanyaan 7 0.547 0.001 Valid Pertanyaan 8 0.516 0.003 Valid Pertanyaan 9 0.638 0.000 Valid Pertanyaan 10 0.581 0.001 Valid

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Pertanyaan 11 0.501 0.004 Valid Pertanyaan 12 0.526 0.002 Valid Pertanyaan 13 0.460 0.009 Valid Pertanyaan 14 0.485 0.006 Valid

Sumber : data primer diolah, 2011

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS versi 18

dengan metode pearson, metode pengambilan keputusan pada uji validitas

biasanya ada dua model yaitu menggunakan batasan r tabel dengan signifikasnsi

0.05 dan uji 2 (dua) sisi atau menggunakan batasan 0.3. menurut Azwar (1999)

dalam Duwi (2010) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30

daya pembedanya dianggap memuaskan. Untuk batasan r tabel maka dengan n =

31 maka didapat r tabel sebesar 0.355. artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan

yang ditentukan maka item dianggap valid. Dari output diatas dapat dilihat bahwa

dengan model batasan 0.3 semua item dapat dikatakan valid karena mencapai

koefisien korelasi minimal 0.3 dan hasil perhitungan menggunakan model r tabel

dan signifikansi 0.05 menunjukkan bahwa seluruh item dari tiap variabel memiliki

nilai korelasi lebih besar dari batasan (r tabel) yang ditentukan yaitu 0.3555 dan

nilai signifikansi kurang dari 0.05, maka item-item dari data tersebut dianggap

valid.

2. Uji Reliabilitas

Sebagai persyaratan pokok kedua dari instrumen pengumpulan data adalah

reliabilitas.Menurut Duwi (2010) uji reliabilitas yaitu menguji konsistensi alat

ukur, apakah hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang.Uji reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan metode cronbach alpha dengan program SPSS versi

18. Berikut ini adalah hasil perhitungannya :

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Tabel 4.1.3.2

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Standar Keterangan Pengelolaan

Keuangan Daerah 0.887 0.6 Reliabel

Total Quality Management

0.802 0.6 Reliabel

Kinerja SKPD 0.902 0.6 Reliabel

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa ketiga variabel yaitu pengelolaan

keuangan daerah, total quality management, dan kinerja SKPD mendapatkan nilai

Cronbach’s Alpha lebih dari 0.6 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen pada

ketiga variabel tersebut reliabel.

4.1.4 Uji Asumsi Klasik

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linier berganda karena untuk mengetahui pengaruh tiga variabel

independen secara bersamaan dan secara parsial terhadap variabel

dependen.Dilakukan pula uji asumsi normalitas dan asumsi klasik

multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.Peneliti telah

mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner

yang memiliki alternatif jawaban dalam skala ordinal, padahal peneliti akan

menganalisis data dengan metode statistik parametrik maka data dengan skala

ordinal harus ditransfer menjadi skala interval agar tidak melanggar kelaziman

dan juga untuk mengubah syarat distribusi normal terpenuhi ketika menggunakan

statistik parametrik. Transformasi skala ordinal ke interval ini menggunakan

Metode Succesive Internal (MSI), maka sebelum melanjutkan ke uji normalitas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

dan uji asumsi klasik lainnya peneliti mengubah dulu skala ordinal menjadi

interval. Berikut hasil perubahannya :

Tabel 4.1.4.1

Perubahan Skala Dengan Menggunakan MSI

Variabel Pengelolaan Keuangan Daerah (X1)

Res/item 1 2 3 4 5 6 7 Total1 2.087 2.015 2.300 2.309 1.769 1.904 1.729 14.1142 3.212 3.283 3.475 4.492 3.883 4.117 3.000 25.4623 2.087 2.015 2.300 2.309 1.769 1.904 1.729 14.1144 3.212 3.283 3.475 4.492 3.883 4.117 3.000 25.4625 3.212 3.283 3.475 3.408 2.685 2.944 3.000 22.0086 3.212 4.492 3.475 3.408 2.685 2.373 3.000 22.6467 2.443 3.283 3.475 3.408 2.070 2.944 3.000 20.6248 2.443 4.492 2.300 3.408 2.685 4.117 3.000 22.4469 1.729 2.015 1.729 2.309 1.769 1.000 1.729 12.281

10 3.212 3.283 2.028 2.729 1.769 2.944 3.000 18.96611 1.000 1.000 1.000 1.000 3.883 4.117 1.000 12.99912 2.443 2.481 2.789 2.729 3.883 4.117 4.470 22.91313 3.212 2.481 3.475 3.408 3.883 4.117 3.000 23.57714 1.729 3.283 1.729 1.812 2.685 4.117 3.000 18.35515 3.212 3.283 3.475 3.408 2.685 2.944 3.000 22.00816 3.212 3.283 2.789 2.729 2.685 2.373 3.000 20.07217 3.212 3.283 2.789 4.492 2.685 4.117 4.470 25.04918 4.372 3.283 2.789 3.408 3.883 4.117 4.470 26.32219 2.443 4.492 4.470 3.408 3.883 2.944 3.000 24.64120 4.372 4.492 2.789 2.729 2.685 2.944 4.470 24.48221 4.372 3.283 4.470 4.492 2.685 2.944 3.000 25.24622 3.212 3.283 1.729 1.812 1.000 2.944 1.000 14.98023 4.372 4.492 3.475 4.492 2.685 4.117 3.000 26.63324 4.372 4.492 4.470 3.408 3.883 4.117 3.000 27.74225 3.212 4.492 2.789 4.492 3.883 4.117 3.000 25.98526 1.729 2.481 4.470 4.492 1.000 1.904 2.028 18.10527 3.212 3.283 3.475 3.408 2.685 2.944 3.000 22.00828 2.443 2.481 2.300 2.729 2.685 2.944 3.000 18.58429 1.000 1.572 1.000 1.812 1.000 1.904 3.000 11.28830 3.212 4.492 4.470 3.408 2.685 4.117 4.470 26.85531 4.372 3.283 2.789 4.492 3.883 4.117 3.000 25.935

Sumber : Data primer diolah, 2011

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Variabel Total Quality Management (TQM)

Res/item 1 2 3 4 Total1 4.871 3.819 4.492 4.064 17.246

2 2.532 1.904 3.151 1.812 9.398

3 3.510 3.819 4.492 4.064 15.885

4 3.510 1.635 2.090 4.064 11.299

5 3.510 3.819 3.151 4.064 14.545

6 3.510 3.819 3.151 4.064 14.545

7 3.510 3.819 3.151 4.064 14.545

8 2.104 2.168 2.090 1.812 8.174

9 2.532 1.635 3.151 2.428 9.746

10 2.532 1.000 3.151 2.428 9.111

11 2.104 1.904 2.090 1.812 7.909

12 3.510 2.729 3.151 4.064 13.454

13 3.510 3.819 3.151 4.064 14.545

14 1.000 2.729 1.000 1.000 5.729

15 3.510 2.168 4.492 4.064 14.234

16 3.510 3.819 1.572 4.064 12.965

17 1.836 1.000 4.492 4.064 11.392

18 3.510 2.729 4.492 2.947 13.678

19 3.510 2.729 3.151 2.428 11.819

20 2.532 2.729 4.492 2.182 11.934

21 3.510 3.819 3.151 4.064 14.545

22 2.532 2.729 3.151 2.947 11.359

23 4.871 3.819 4.492 4.064 17.246

24 3.510 3.819 3.151 2.947 13.428

25 3.510 2.729 3.151 2.947 12.338

26 3.510 2.729 3.151 2.947 12.338

27 3.510 3.819 3.151 2.947 13.428

28 4.871 2.168 3.151 4.064 14.254

29 1.572 1.000 2.090 2.947 7.609

30 4.871 2.729 3.151 4.064 14.814

31 3.510 2.729 4.492 2.947 13.678

Succesive Interval

Sumber : data primer diolah, 2011

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Variabel Kinerja SKPD

Res/item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total1 2.222 3.181 3.467 3.563 1.000 2.680 1.915 2.680 1.808 2.087 2.580 1.812 1.704 1.812 32.5102 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 3.540 3.281 3.770 2.602 3.364 3.456 3.195 3.530 4.419 47.8803 2.222 3.181 3.467 3.563 1.000 2.680 1.915 2.680 2.602 2.087 1.904 1.812 1.704 1.812 32.6274 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 3.540 3.281 3.770 2.602 3.364 3.456 3.195 3.530 4.419 47.8805 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 3.540 3.281 4.871 3.769 3.364 4.658 3.195 4.419 4.419 52.2396 3.650 3.181 3.467 3.563 4.287 3.540 4.585 4.871 3.769 3.364 3.456 3.195 4.419 4.419 53.7667 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 3.540 4.585 3.770 2.602 2.443 3.456 3.195 4.419 4.419 49.1538 2.222 3.181 2.281 3.563 2.862 2.248 2.467 3.770 3.769 2.443 2.580 3.195 2.698 2.619 39.8989 2.222 1.000 1.000 1.704 2.862 3.540 1.915 2.680 1.808 1.729 1.904 1.812 1.000 2.619 27.794

10 2.777 1.995 2.281 2.532 2.862 3.540 1.915 3.770 2.602 3.364 3.456 3.195 2.698 2.619 39.60511 2.222 4.585 4.871 2.104 4.287 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 2.698 1.000 28.76712 1.572 1.995 2.281 1.704 1.769 1.812 2.467 3.118 1.808 2.443 2.580 4.571 3.530 2.619 34.27013 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 3.540 3.281 3.770 2.602 3.364 4.658 3.195 3.530 4.419 49.08114 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 3.540 3.281 3.118 2.602 1.729 3.456 3.195 2.698 2.619 42.96015 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 3.540 3.281 4.871 3.769 3.364 3.456 3.195 2.698 3.406 48.30216 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 3.540 3.281 4.871 3.769 3.364 1.904 3.195 2.698 2.619 45.96317 5.010 4.585 4.871 5.010 4.287 1.812 3.281 2.680 3.769 3.364 1.904 4.571 2.698 4.419 52.26018 3.650 3.181 4.871 3.563 4.287 4.658 3.281 3.770 2.602 3.364 2.580 4.571 4.419 3.406 52.20219 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 4.658 1.000 3.118 1.808 2.443 3.456 3.195 2.698 3.406 42.50520 5.010 4.585 3.467 5.010 2.862 3.540 2.467 3.770 2.602 3.364 4.658 4.571 3.530 2.619 52.05521 3.650 1.995 3.467 3.563 2.862 4.658 3.281 3.770 2.602 3.364 4.658 3.195 2.698 3.406 47.16822 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 4.658 3.281 2.174 2.602 3.364 4.658 2.248 2.698 2.619 45.02323 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 4.658 1.000 2.680 2.602 4.724 3.456 4.571 4.419 3.406 48.23924 3.650 3.181 3.467 3.563 2.862 4.658 3.281 3.770 2.602 4.724 3.456 4.571 4.419 3.406 51.61025 2.777 1.000 2.281 2.532 1.769 2.680 1.915 2.174 1.000 3.364 3.456 3.195 3.530 3.406 35.07926 1.000 1.995 2.281 2.532 1.769 1.812 1.000 1.704 1.000 1.729 2.580 2.248 2.698 3.406 27.75527 2.777 1.995 2.281 1.000 1.769 2.680 2.467 1.704 1.808 3.364 3.456 3.195 4.419 4.419 37.33628 2.222 1.995 1.572 2.104 1.000 2.680 1.915 2.680 1.000 2.443 3.456 3.195 2.698 2.619 31.57929 2.777 1.995 2.281 2.532 2.862 2.248 1.915 2.174 1.000 1.000 2.580 3.195 2.698 1.812 31.06830 5.010 4.585 4.871 5.010 4.287 2.680 2.467 3.118 3.769 3.364 4.658 4.571 4.419 3.406 56.21531 3.650 3.181 3.467 2.532 2.862 2.995 3.281 3.770 3.769 4.724 3.456 3.195 4.419 4.419 49.720

Sumber : data primer diolah, 2011

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi

dengan normal atau tidak.Analisis seperti regresi linier mensyaratkan bahwa data

harus terdistribusi dengan normal. Uji normalitas pada regresi bisa menggunakan

beberapa metode, antara lain yaitu dengan metode Kolmogorov-Smornov Z untuk

menguji normalitas data masing-masing variabel dan metode Probability Plots.

Berikut hasil dari uji normalitas yang telah dilakukan dengan metode

Kolmogorov-Smornov Z :

Tabel 4.1.4.2

Uji Normalitas

Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi

(Asymp.sig) > 0.05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi

(Asymp.sig) < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Pada output dapat

diketahui bahwa data Kinerja SKPD (Y) nilai Asymp.sig sebesar 0.351, data

Pengelolaan Keuangan Daerah (X1) sebesar 0.352, dan data Total Quality

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Management (TQM) sebesar 0.517. karena signifikansi ketiga variabel lebih dari

0.05 jadi dapat dinyatakan data berdistribusi normal.

Penelitian ini juga menguji normalitas dengan menggunakan metode

Normal Probability Plotsyaitu berbentuk grafik yang digunakan untuk

mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, nilai residual terdistribusi dengan

normal atau tidak.Model regresi yang baik seharusnya berdistribusi residual

normal atau mendekati normal. (Duwi,2010:58)

Berikut hasil dari uji normalitas data dengan metode Normal Probability

Plots :

Gambar 4.1.4.1 output uji normalitas dengan grafik P-P Plots

Menurut Duwi (2010) dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi

kenormalan adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.Sedangkan jika

data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Pada output diatas dapat diketahui bahwa data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data berdistribusi dengan

normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel

independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna

atau mendekati sempurna.Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya

masalah multikoliniritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas ada

beberapa metode, antara lain dengan cara membandingkan nilai r2 dengan R2 hasil

regresi atau dengan melihat Tolerance dan VIF. Berikut ini adalah hasil dari uji

multikolinieritas data yang dilakukan dengan program SPSS versi 18dengan

membandingkan nilai r2 dengan R2 hasil regresi :

Tabel 4.1.4.3

Hasil Perhitungan Uji Multikolinieritas

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Sumber: data primer diolah, 2011

Metode pengambilan keputusan untuk uji multikolinieritas yaitu jika r2<

R2maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinieritas, sedangkan jika

r2> R2 maka terjadi masalah kolinieritas. Dari output diatas dapat diketahui

r2antara Y dengan X1 adalah 0.534, Y dengan X2 adalah 0.077 sedangkan nilai

R2dari hasilregresi berganda didapat 0.537. karena nilai r2< R2 maka dapat

disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah multikolinieritas.

Uji multikolinieritas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF dapat dilihat

dari hasil pengolahan data dengan SPSS versi 18 sebagai berikut :

Tabel 4.1.4.4

Tabel Multikolinieritas Dengan Tolerance dan VIF

Sumber: data primer diolah, 2011

Menurut Duwi (2010:67) metode pengambilan keputusan ini yaitu jika

semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin

mendekati terjadinya masalah multikolinieritas.Dalam kebanyakan penelitian

menyebutkanbahwa jika Tolerance lebih dari 0.1 dan VIF kurang dari 10 maka

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

tidak terjadi multikolinieritas.Dari tabel coefficientsdapat diketahui bahwa nilai

Tolerance dari kedua variabel independen lebih dari 0.1 dan VIF kurang dari 10,

jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah

multikolonieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan

varian dari residual pada model regresi.Model regresi yang baik mensyaratkan

tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas ada beberapa metode, antara lain adalah cara uji Spearman’s

rho, uji Park, uji Glejser, dan dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots

regresi. Pada penelitian ini akan menggunakan metode uji Spearman’s rho dan uji

dengan melihat pola titik-titik pada Scatterplots regresi. Berikut ini adalah hasil

dari dilakukannya uji heteroskedastisitas :

Tabel 4.1.4.5 Hasil Perhitungan Uji Heteroskedastisitas

Sumber : data primer diolah, 2011

Metode pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas dengan

spearman’s rho yaitu jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan

residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

signifikansi kurang dari 0.05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Dari

gambar diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel X1 sebesar 0.799,

variabel X2 sebesar 0.561, karena nilai signifikansi lebih dari 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Selanjutnya uji heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada

scatterplots regresi dapat dilihat dari gambar dibawah ini :

Gambar 4.1.4.2 output uji heteroskedastisitas dengan scatterplots

Metode pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas dengan

melihat scatterplots yaitu jika titik-titik menyebar dengan pola tidak jelas di atas

dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadinya maslah heteroskedastisitas pada model regresi.Dari gambar diatas dapat

diketahui bahwa titik menyebar dengan pola tidak jelas di atas dan di bawah

angka 0 sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi

maslaah heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Autokolerasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual

untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah

autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). (Duwi, 2010:75)

Berikut adalah hasil dari uji autokolerasi dengan metode Durbin Watson

dnegan menggunakan program SPSS versi 18 :

Tabel 4.1.4.6

Hasil Perhitungan Uji Autokolerasi Durbin Watson

Sumber: data primer diolah, 2011

Uji Durbin-Watson yaitu dengan membandingkan Durbin-Watson dari

hasil regresi dengan nilai Durbin-Watson tabel. Prosedur pengujiannya adalah

sebagai berikut :

a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

H0 : Tidak terjadi autokorelasi

Ha : Terjadi Autokorelasi

b. Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansi menggunakan 0.05

c. Menentukan nilai d (Durbin-Watson)

Nilai Durbin-Watson yang didapat dari hasil regresi adalah 1.663

d. Menentukan nilai dL dan dU

Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson pada signifikansi

0.05, n=31 dan k=2 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

indipenden). Didapat bahwa dL = 1.2969 dan dU = 1.5701. jadi dapat

dihitung nilai 4-dU = 2.4299 dan 4-dL = 2.7031.

e. Pengambilan keputusan

- dU < DW < 4-dU maka H0 diterima (tidak terjadi masalah

autokorelasi)

- DW < dL atau DW > 4-dL maka H0 ditolak (terjadi masalah

autokorelasi)

- dL < DW < dU atau 4-dU < DW < 4-dL maka tidak ada keputusan

yang pasti

f. Gambar 1 2 3 2 1

dL dU 4-dU 4-dL 1.2969 1.5701 2.4299 2.7031 1.663(DW)

Gambar 4.1.4.3 Daerah penentuan Ho dalam uji Durbin-Watson Keterangan :

1 = Daerah H0 ditolak (ada autokorelasi)

2 = Daerah keraguraguan (tidak ada keputusan yang pasti)

3 = Daerah H0 diterima (tidak ada autokorelasi)

g. Kesimpulan

Dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.663 terletak pada

daerah 3 yang artinya H0diterima (tidak ada autokolerasi) yaitu dU < DW

< 4-dU (1.2969< 1.663<2.4299) maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi masalah autokorelasi pada model regresi.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

4.1.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier adalah analisis hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen.Penelitian ini menggunakan dua variabel independen

dalam satu model regresi maka disebut dnegan analisis regresi linier berganda.

(Duwi, 2010:78)

Berikut ini adalah hasil perhitungan analisis regresi linier berganda dengan

menggunakanSPSS versi18 :

Tabel 4.1.5.1

Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier Berganda

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Sumber :data primer diolah, 2011

Pada output pertama yaitu menjelaskan variabel yang dimasukkan dan

yang dikeluarkan. Dalam hal ini semua variabel dimasukkan dan metode yang

digunakan adalah Enter. Pada output kedua (model summary) menjelaskan

tentang nilai R yaitu korelasi berganda, nilai R (R Square) atau koefisien

determinasi, dan Adjusted RSquare adalah koefisien determinasi yang disesuaikan

(untuk regresi yang menggunakan 3 (tiga) atau lebih variabel independen

biasanya menggunakan koefisien determinasi ini tapi karena pada penelitian ini

hanya ada 2 (dua) variabel independen maka tidak digunakan dan Std Error of the

Estimate yaitu ukuran kesalahan prediksi. Pada output ketiga (ANOVA) yaitu

menjelaskan pengujian secara bersama-sama (Uji F), sedangkan signifikansi

mengukur tingkat signifikansi dari uji F, ukurannya jika signifikansi kurang dari

0.05 maka ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Pada otput ketiga (Coefficient) menjelaskan tentang

uji t yaitu uji secara parsial, sedangkan signifikansi uji t ukurannya jika

signifikansi kurang dari 0.05 maka ada pengaruh parsial antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

4.1.6 Uji F (Uji Simultan)

Untuk menjawab rumusan masalah bagaimana pengaruh pengelolaan

keuangan daerah dan penerapan TQM terhadap kinerja SKPD maka dilakukan Uji

F. Menurut Duwi (2010:83) uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Hasil

dari perhitungan uji F dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4.1.6.1

Perhitungan Uji F

Sumber : Data primer diolah, 2011 Dari uji ANOVAb didapat nilai hitung F sebesar 16.231dengan

probabilitas signifikansi 0.000a. Probabilitas signifikansi tersebut lebih kecil dari

0,05, maka variabel Pengelolaan Keuangan Daerah dan Penerapan Total Quality

Management (TQM) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

variabel kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal ini dikarenakan taraf

signifikansi menggunakan 0.005 dan dalam pengambilan keputusan menggunakan

hipotesis berikut :

H0 : b1 = b2 = 0, artinya pengelolaan keuangan daerah dan penerapan TQM tidak

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja SKPD.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Ha : b1≠ b2≠ 0, artinya pengelolaan keuangan daerah dan penerapan TQM

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja SKPD.

Dalam pengambilan keputusan prosedur pengujiannya adalah sebagai

berikut :

F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima

F hitung > F tabel maka H0 ditolak

Untuk menentukan F hitung dapat dilihat dari tabel ANOVA pada Tabel

4.1.6.1yaitu 16.231 dan F tabel dapat dicari pada tabel statistic pada signifikansi

0.05 df1 = k-1 atau 3-1 = 2, dan df2 = n-k atau 31-3 = 28 (k adalah jumlah

variabel). Di dapat F tabel adalah 3.3404, maka dapat dibuat gambar sebagai

berikut :

Daerah Ho ditolak

Daerah Ho diterima

3.3404 16.231 Gambar 4.1.6.1 Daerah penentuan H0 untuk Uji F

Dapat diketahui bahwa F hitung (16.231) > F tabel (3.3404) maka

hipotesis nol (H0) ditolak, kesimpulannya yaitu Pengelolaan Keuangan Daerah

dan Penerapan Total Quality Management (TQM) secara simultan berpengaruh

terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

4.1.7 Uji t (Uji Parsial)

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu bagaimana pengaruh

pengelolaan keuangan daerah dan penerapan total quality management terhadap

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

kinerja SKPD secara parsial, maka dilakukan uji t. Menurut Duwi (2010:86) uji t

digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen. Hasil pengujian t dengan SPSS versi 18 dapat dilihat dari tabel

berikut ini :

Tabel 4.1.7.1

Perhitungan Uji t

Sumber : Data Primer diolah, 2011

H0 : b1 = 0, artinya pengelolaan keuangan daerah tidak berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja SKPD.

Ha : b1≠ 0, artinya pengelolaan keuangan daerah berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja SKPD.

dan juga menentukan hipotesis untuk variabel TQM terhadap Kinerja

H0 : b1 = 0, artinya penerapan TQM tidak berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja SKPD.

Ha : b1≠ 0, artinya penerapan TQM berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

SKPD.

Untuk pengambilan keputusan dibuatlah pengujian sebagai berikut ini :

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

t hitung ≤ t tabel atau –t hitung ≥ -t tabel jadi H0 diterima/

t hitung > t tabel atau –t hitung < tabel jadi H0 ditolak.

Menentukan t hitung dan t tabel :

- t hitung pengelolaan keuangan daerah adalah 5.275dan t hitung TQM adalah

0.405(lihat pada tabel coefficients)

- t tabel dapat dicari pada tabel statistik pengelolaan keuangan darerah pada

signifikansi 0.05/2 = 0.025 (uji dua sisi) dengan df = n-k-1 atau 31-2-1 =28 (k

adalah jumlah variabel independen). Didapat t tabel sebesar 0.683

Pengambilan keputusan sebagai berikut :

t hitung ≤ t tabel atau –t hitung ≥ -t tabel maka H0 diterima

t hitung > t tabel atau –t hitung < -t tabel jadi H0 ditolak

Dapat digambarkan sebagai berikut :

H0 ditolak H0 ditolak

Ho diterima

-0.683 +0.405 +0.683 +5.275

Gambar 4.1.7.1 Daerah Uji t

Dapat disimpukan bahwa pada pengaruh parsial antara variabel

independen pengelolaan keuangan daerah memiliki t hitung (5.275) > t tabel

(0.683) maka hipotesis ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa pengelolaan

keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja SKPD sedangkan pada variabel

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

independen TQM memiliki t hitung (0.405) ≤ t tabel (0.683) yang artinya

TQMtidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD.

4.1.8 Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau

persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik

turunnya variabel dependen.Dengan kata lain koefisien determinan digunakan

untuk mengukur kemampuan variabel pengelolaan keuangan daerah dan Total

Quality Management (TQM) dapat menjelaskan variabel kinerja SKPD.

Tabel 4.1.8.1

Koefisien Determinan

Dari tabel summary diatas dapat dilihat analisis regresi secara keseluruhan

menunjukkan R sebesar 0.733 yang berarti secara bersama-sama pengelolaan

keuangan daerah dan Total Quality Management (TQM) dengan kinerja memiliki

hubungan yang kuat yaitu sebesar 73,3 %. Dasar untuk mengatakan hal ini adalah

nilai R diatas 50%.Koefisien determinan atau R – Square sebesar 0.537 (berasal

dari 0.733x0.733). hal ini berarti variabel dependen (kinerja SKPD) mampu

dijelaskan oleh variabel independen Pengelolaan Keuangan Daerah dan TQM

secara bersama-sama sebesar 53.7% dan selebihnya dapat dijelaskan oleh faktor

lainnya. Untuk mengetahui bagaimana hubungan yang mengikat antara

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

pengelolaan keuangan daerah dengan kinerja serta TQM dengan kinerja dapat

dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.1.8.2 Koefien Determinan Pengelolaan Keuangan Daerah

Tabel 4.1.8.3

Koefien Determinan Total Quality Management (TQM)

Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien determinan pengelolaan

keuangan daerah terhadap kinerja sebesar 0.534 atau sebesar 53.4%, TQM dengan

kinerja memiliki koefisien determinan sebesar 0.077 atau sebesar 0.77% .

4.2 Pembahasan

4.2.1 Landasan Teori Penelitian

Secara teori penelitian ini melandasi teori keagenan yang mengadopsi

pendapat Jensen dan Meckling (1976) dalam Abdul Rohmah (2009) bahwa teori

keagenan menggambarkan hubungan keagenan yang timbul karena adanya

kontrak yang ditetapkan oleh principal (rakyat) yang digunakan agent

(pemerintah) untuk melakukan/menyediakan jasa yang menjadi kepentingan

rakyat.Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan lancar, rakyat

mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada pemerintah dan pemerintah

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

setuju untuk bertindak atas wewenang rakyat.Adanya konflik kepentingan dan

asimetri informasi antara principal dan agent sebagai pemegang mandat dari

principal untuk melakukan perilaku yang tidak semestinya (disfunction

behavior).Untuk itu hasil kinerja sangat penting untuk menunjukkan kewajiban

yang telah dilakukan oleh pemerintah demi kesejahteraan rakyat.

Menurut Mardiasmo (2004) dalam Warisno (2009) pengukuran kinerja

sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam

menghasilkan pelayanan publik yang baik. Warisno juga mengatakan bahwa

semakin bagus tingkat pengelolaan keuangan oleh pengguna anggaran maka akan

semakin tinggi tingkat kinerja yang dicapai. Abdul Rohmah (2008) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi

pada kinerja menunjukkan adanya akuntabilitas kinerja yang terdapat keterkaitan

antara sasaran strategis yang ingin dicapai dengan jumlah dana yang dialkasikan

maka dapat diasumsikan bahwa pengelolaan keuangan daerah yang baik

mempunyai pengaruh terhadap kinerja suatu instansi atau organisasi.

Menurut Tjiptono dan Anastasia (2003:4) Total Quality Management

(TQM) adalah “suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk

memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas

produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”. Soewarso (1996:1)

mendefinisikan bahwa TQM adalah “penerapan metode kuantitatif dan

pengetahuan kemanusiaan untuk memperbaiki material dan jasa yang menjadi

masukan organisasi, memperbaiki semua proses penting dalam organisasi, dan

memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

masa kini dan waktu yang akan datang”. Soewarso (1996) juga mengatakan

bahwa falsafah yang paling jelas dalam TQM adalah apa yang diajarkan oleh Dr.

W. Edwards Deming, yang mana sangat baik untuk dasar dalam melaksanakan

perbaikan kualitas secara kontinu.

Menurut Vincent (2011) Total Quality Management didefinisikan sebagai

suatu cara meningkatkan kinerja secara terus menerus (continuously performance

improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional

dari suatu organisasi, menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang

tersedia. Menurut Wibowo (2007:284) pada dasarnya semua organisasi selalu

melakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerjanya.Hal tersebut dilakukan

secara gradual, bertahap, dan secara berkelanjutan. Namun, peningkatan dengan

cara bertahap dirasakan kurang memadai apabila ingin mengambil posisi di depan,

dihadapkan pada pesaingnya. Untuk itu, perlu dilakukan perubahan secara

menyeluruh terhadap seluruh proses kinerja organisasi, inilah merupakan usaha

yang dinamakan Total Quality Management (TQM).

Pendapat para pakar tentang pengertian Total Quality Management (TQM)

sangat beragam. Menurut pandangan J. Paul Peter dan James H. Donnelly, Jr.

dalam Wibowo (2007) bahwa TQM merupakan komitmen organisasi untuk

memuaskan pelanggan dengan secara berkelanjutan memperbaiki setiap proses

bisnis yang terkait dengan penyampaian barang atau jasa. Simon (2011)

mengatakan bahwa walaupun benar bahwa filosofi manajemen kualitas itu sendiri

tidak akan memberikan organisasi keunggulan bersaing, tetapi kebalikannya

adalah tidak memiliki pendekatan yang memadai terhadap kualitas akan

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

menyebabkan kinerja jangka panjang yang lebih lemah dan merugikan organisasi

jika dibandingkan pesaing.

Penelitian mengenai pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap

kinerja telah dilakukan sebelumnya oleh Abdul Rohmah (2009) dengan judul

“Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah

Terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah”. Hasil penelitian

menunjukkan adanya pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja

.Natalia (2010) juga meneliti pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap

kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tegal dan hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja SKPD pada Kabupaten Tegal.

Pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap kinerja telah

dilakukan sebelumnya oleh Zulaika (2008) dengan hasil penelitian penerapan

TQM mempengaruhi kinerja secara simultan namun secara parsial penerapan

TQM tidak berpengaruh terhadap kinerja, penelitian lain yang meneliti mengenai

pengaruh manajemen mutu ISO yang digunakan SKPD di lingkungan pemerintah

terhadap kinerja oleh Yani dan Harry (2010) menunjukkan hasil bahwa secara

signifikan ISO telah mempengaruhi kinerja baik simultan maupun parsial.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2009) menunjukkan bahwa TQM tidak

berpengaruh baik secara simultan maupun parsial.Pengaruh TQM terhadap kinerja

juga pernah diteliti oleh Therese A. Joiner dan hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan antara TQM terhadap kinerja seperti yang dinyatakan pada

hasil temuan penelitiannya yaitu “Analysis of the data supports a strong positive

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

relationship between the extent of implementation of TQM practices and

organization performance. This study also found that co-worker support and

organization support moderated the relationship between TQM implementation

and organization performance.” Dari beberapa penelitian tersebut dapat terlihat

bahwa hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan TQM terhadap kinerja

belum konsisten.

4.2.2 Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah dan Penerapan Total Quality

Management (TQM) Terhadap Kinerja SKPD Secara Simultan

Pada latar belakang telah dijabarkan bahwa salah satu rumusan masalah

pada penilitian ini adalah bagaimana pengaruh pengelolaan keuangan daerah dan

penerapan Total Quality Management (TQM) terhadap kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) pada Pemerintah Kota Bandung. Untuk menjawab

rumusan masalah itu peneliti melakukan uji F (simultan). Hasil perhitungan uji F

menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah dan penerapan TQM

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) dapat dilihat dari F hitung (16.231) > F tabel (3.3404) yang artinya Ho

ditolak . Koefisien determinan variabel pengelolaan keuangan daerah dan TQM

dengan kinerja SKPD sebesar 53,7% atau 0.537.

Maka dapat disimpulkan bahwa jawaban atas pertanyaan rumusan masalah

yang ada pada latar belakang penelitian ini adalah adanya pengelolaan keuangan

daerah dan penerapan TQM berpengaruh secara simultan terhadap kinerja SKPD

pada Pemerintah Kota Bandung.Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

Abdul rohmah (2009) dan penelitian Zulaika (2008) bahwa pengelolaan keuangan

daerah dan penerapan TQM mempengaruhi kinerja secara simultan.

4.2.3 Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah dan Penerapan Total

Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Secara Parsial

Untuk mengetahui dan menjawab rumusan masalah kedua pada latar

belakang yaitu bagaimana pengaruh pengelolaan keuangan daerah dan penerapan

TQM terhadap kinerja secara parsial maka dilakukan uji t (parsial). Hasil

perhitungan menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah berpengaruh

terhadap kinerja namun TQM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja.Dapat dilihat dari t hitung TQM yang lebih kecil dibandingkan t tabel hal

ini berbeda dengan t hitung pengelolaan keuangan daerah yang lebih besar

dibandingkan dnegan t tabel.Pengaruh parsial antara variabel independen

pengelolaan keuangan daerah memiliki t hitung (5.275) > t tabel (0.683) maka

hipotesis ditolak sehinggadapat dikatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah

berpengaruh terhadap kinerja SKPD sedangkan pada variabel independen TQM

memiliki t hitung (0.405) ≤ t tabel (0.683) yang artinya TQM tidak berpengaruh

terhadap kinerja SKPD.

Hasil penelitian mengenai pengaruh pengelolaan keuangan daerah

terhadap kinerja ini menguatkan penelitian Abdul Rohmah (2009) yang

menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah mempunyai pengaruh terhadap

kinerja baik secara simultan maupun parsial sedangkan hasil penelitian pada

penerapan Total Quality Management (TQM) menguatkan hasil penelitian yang

dulakukan oleh Zulaika (2008) yang menunjukkan bahwa penerapan TQM

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja tetapi secara parsial penerapan

TQM tidak berpengaruh terhadap kinerja

Secara teori Total Quality Management (TQM) mempunyai pengaruh

terhadap kinerja sehingga mampu meningkatkan kualitas dari kinerja suatu

organisasi.Namun, penelitian menunjukkan hal yang sebaliknya bahwa TQM

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.Berdasarkan hasil

wawancara dari beberapa responden di SKPD Pemerintah Kota Bandung

diketahui bahwa penerapan prinsip-prinsip ISO yang mengadopsi prinsip-prinsip

TQM masih belum menjadi budaya sehingga penerapannya masih belum

dilaksanakan secara berkelanjutan.Contohnya prinsip pendidikan dan pelatihan

masih belum dilaksanakan secara berkala dan periodik, para aparat juga masih

belum menyadari bahwa mereka harus mementingkan pelayanannya terhadap

masyarakat.Hal tersebut menjadi dugaan yang menjadi pemicu mengapa hasil

penelitian menunjukkan TQM tidak berpengaruh terhadap kinerja secara parsial.

Diduga pula bahwa setelah mendapatkan sertifikasi ISO atas kualitas manajemen

mutu, lembaga maupun instansi terkait tidak secara terus menerus menerapkan

dan mengimplementasikan prinsip-prinsip TQM yang lainnya sehingga ada

kesenjangan antara teori dan praktiknya. Padahal dinyatakan di RPJMD tahun

2009-2013 dijelaskan bahwa penerapan ISO dimaksudkan untuk meningkatkan

kinerja sehingga dapat meningkatkan pula citra, profesionalitas, dan

meningkatkan daya tarik investasi.

Dugaan-dugaan lain yang bersifat teknis antara lain adalah tidak seluruh

responden pada kuesioner sesuai denganharapan peneliti. Hal itu dikarenakan

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0700147_hapter4.pdf · Subyek pada penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja ... 19

peneliti tidak dapat secara langsung memantau dan memastikan bahwa kuesioner

yang disebarkan diisi oleh orang-orang yang ditujukan terlihat dari biodata yang

ada di kuesioner tidak semua diisi lengkap oleh responden yang ditujukan.Hampir

50% kuesioner yang disebarkan tidak dapat langsung diberikan kepada responden

yang bersangkutan dikarenakan birokrasi dan prosedur yang ada pada lembaga

instansi Pemerintah Kota Bandung.