22
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Sekolah yang digunakan penelitian yaitu : 1. SD Negeri Dadapayam 02 Kecamatan Suruh sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa satu kelas sebanyak 25 siswa. 2. SD Negeri Cukilan 01 Kecamatan Suruh sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa satu kelas sebanyak27 siswa. Berikut Tabel 4.1sebagai gambaran jumlah subyek penelitian : Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian Kelas Jumlah Siswa Eksperimen (SD Negeri Dadapayam 02) 25 Kontrol (SD Negeri Cukilan 01) 27 Jumlah 52 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Dadapayam 02 dan SD Negeri Cukilan 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014 dilakukan dua kali pertemuan disetiap kelas yang digunakan sebagai penelitian tercantum dalam jadwal penelitian. Jadwal kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan seperti pada tabel berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......Uji validitas soal post-test di SD Negeri Sugihan 04 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Uji validitas keaktifan siswa di SD Negeri

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 41

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar di Kecamatan Suruh

    Kabupaten Semarang. Sekolah yang digunakan penelitian yaitu :

    1. SD Negeri Dadapayam 02 Kecamatan Suruh sebagai kelas eksperimen

    dengan jumlah siswa satu kelas sebanyak 25 siswa.

    2. SD Negeri Cukilan 01 Kecamatan Suruh sebagai kelas kontrol dengan

    jumlah siswa satu kelas sebanyak27 siswa.

    Berikut Tabel 4.1sebagai gambaran jumlah subyek penelitian :

    Tabel 4.1

    Data Subyek Penelitian

    Kelas Jumlah SiswaEksperimen(SD Negeri Dadapayam 02)

    25

    Kontrol(SD Negeri Cukilan 01)

    27

    Jumlah 52

    4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Dadapayam 02 dan SD Negeri

    Cukilan 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014

    dilakukan dua kali pertemuan disetiap kelas yang digunakan sebagai penelitian

    tercantum dalam jadwal penelitian.

    Jadwal kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan seperti pada tabel

    berikut :

  • 42

    Tabel 4.2

    Jadwal Kegiatan Penelitian

    No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

    1. Rabu/26 Februari 2014 Uji validitas soal pre-test di SD Negeri

    Sugihan 04 Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang

    Uji validitas soal post-test di SD Negeri

    Sugihan 04 Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang

    Uji validitas keaktifan siswa di SD

    Negeri Sugihan 04 Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang

    2. Jumat/28 Februari 2014 Memberikan pre-test kepada kelas

    eksperimen dan kelas kontrol

    3. Senin/3 Maret 2014 Kegiatan pembelajaran pertemuan 1 di

    kelas eksperimen SD Negeri Dadapayam

    02 menggunakan model pembelajaran

    Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head

    Together)

    4. Selasa/4Maret 2014 Kegiatan pembelajaran pertemuan 2 di

    kelas eksperimen SD Negeri Dadapayam

    02 menggunakan model pembelajaran

    Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head

    Together)

    5. Rabu/5 Maret 2014 Kegiatan pembelajaran pertemuan 1 di

    kelas kontrol SD Negeri Cukilan 01

    menggunakan model pembelajaran

  • 43

    konvensional

    6. Kamis/6 Maret 2014 Kegiatan pembelajaran pertemuan 2 di

    kelas kontrol SD Negeri Cukilan 01

    menggunakan model pembelajaran

    konvensional

    4.2 Deskripsi Data

    4.2.1 Data Hasil Belajar Sebelum Perlakuan (Pre Test)

    4.2.1.1 Data Hasil Pre Test Kelas Kontrol

    Data hasil pre-test kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan

    program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada tabel 4.3.

    Tabel 4.3

    Deskripsi Hasil Pre-Test Kelas Kontrol

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    pre-tes kelas

    kontrol27 46 80 62.71 7.241

    Valid N (listwise) 27

    Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa data jumlah siswa (N)

    sebanyak 27 siswa mempunyai skor minimal 46, skor maksimal 80 dan rata-rata

    sebesar 62,71.

    4.2.1.2 Data Hasil PreTes Kelas Eksperimen

    Data hasil pre-test kelas eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan

    SPSS versi 16.0 yanng dapat dilihat pada Tabel 4.4.

  • 44

    Tabel 4.4Deskripsi Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    pre-tes kelas

    eksperimen25 53 73 65.73 5.402

    Valid N (listwise) 25

    Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebanyak 25 siswa kelas

    eksperimen, mempunyai nilai minimal sebesar 53, nilai maksimal sebesar 73, dan

    nilai rata-rata sebesar 65,73.

    4.2.2 Data Hasil Belajar Setelah Perlakuan (Pos Test)

    4.2.2.1 Data Hasil Post Test kelas Kontrol

    Data hasil pos-test kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan

    SPSS versi 16.0 yanng dapat dilihat pada Tabel 4.5.

    Tabel 4.5Deskripsi Hasil Post-Test Kelas Kontrol

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    post-tes kelas

    kontrol27 50.00 83.00 67.4074 8.36779

    Valid N (listwise) 27

    Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebanyak 27 siswa kelas

    kontrol, mempunyai nilai minimal sebesar 50, nilai maksimal sebesar 83, dan nilai

    rata-rata sebesar 67,4.

    4.2.2.2 Data Hasil Post Test kelas Eksperimen

    Data hasil pos-test kelas eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan

    SPSS versi 16.0 yanng dapat dilihat pada Tabel 4.6.

  • 45

    Tabel 4.6Deskripsi Hasil Post-Test Kelas Eksperimen

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    post-test

    kelaseksperimen25 61.00 88.00 75.4400 7.08331

    Valid N (listwise) 25

    Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 25 siswa kelas

    eksperimen, mempunyai nilai minimal sebesar 61, nilai maksimal sebesar 88, dan

    nilai rata-rata sebesar 75,44.

    4.2.3 Data Hasil Keaktifan Siswa

    4.2.3.1 Data Keaktifan Siswa Kelas Kontrol

    Untuk melihat tingkat keaktifan siswa kelas kontrol, selama proses

    pembelajaran berlangsung dilakukan observasi yang dilakukan oleh observer.

    Dalam penelitian ini, observer yang bertugas mengamati keaktifan siswa adalah

    guru kelas IV SD Negeri Cukilan 01. Lembar observasi keaktifan siswa dapat

    dilihat pada lembar lampiran.

    Pengukuran hasil observasi keaktifan pada kelas kontrol dapat dilihat pada

    Tabel 4.7.

    Tabel 4.7

    Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol

    Kelas Kontrol Hasil Keaktifan

    Pertemuan pertama 28

    Pertemuan kedua 29

    4.2.3.1 Data Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen

    Untuk melihat tingkat keaktifan siswa kelas eksperimen, selama proses

    pembelajaran berlangsung dilakukan observasi yang dilakukan oleh observer.

    Dalam penelitian ini, observer yang bertugas mengamati keaktifan siswa adalah

  • 46

    guru kelas IV SD Negeri Dadapayam 02. Lembar observasi keaktifan siswa dapat

    dilihat pada lembar lampiran.

    Pengukuran hasil observasi keaktifan pada kelas kontrol dapaat dilihat

    pada Tabel 4.8.

    Tabel 4.8Hasil Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen

    Kelas Eksperimen Hasil Keaktifan

    Pertemuan pertama 34

    Pertemuan kedua 35

    4.3 Pengujian Prasyarat Analisis

    4.3.1 Uji Validitas

    4.3.1.1 Uji Validitas Keaktifan Siswa

    Uji validitas instrumen keaktifan siswa dilakukan dengan bantuan SPSS

    versi 16.0. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.9 yang disajikan pada

    lampiran. Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa dari 20 item soal keaktifan siswa,

    terdapat 13 soal yang valid dan 7 soal yang gugur yaitu item nomor 2, 4, 8, 12, 15,

    18, dan 20.

    Uji validitas observasi keaktifan siswa kedua dapat dilihat pada Tabel

    4.10. Berdasarkan Tabel 4.10, dari 13 item keaktifan yang diuji kembali

    kevalidannya, terdapat 1 soal yang tidak valid yaitu item nomor 7 dan item

    lainnya yaitu sebanyak 12 item soal valid.

    Dari 12 item keaktifan observasi keaktifan siswa dilakukan uji validitas

    kembali, hasil uji dapat dilihat pada Tabel 4.11. Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat

    bahwa 12 item soal keaktifan valid. Indeks data diskriminasi item menunjukkan

    bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,315 sampai dengan 0,890.

    4.3.1.2 Uji Validitas Pre Test

    Uji validitas pre-test dilakukan oleh bantuan SPSS versi 16.0. Dasar

    pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono (2013:126)

    bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien

    corrected item to total correlation ≥ 0,3. Kategori inilah yang digunakan untuk

  • 47

    menentukan apakah item valid atau tidak. Uji validitas instrumen pre-test

    disajikan dalam lampiran. Hasil uji validitas pre-test pertama dapat dilihat pada

    Tabel 4.12. Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa dari 20 item soal pre-test

    terdapat 16 soal yang valid sedangkan 4 soal item yang lain gugur yaitu nomor 1,

    9, 13, 19. Dari 16 item yang valid, dilakukan uji validitas kembali. Hasil validitas

    pre-test kedua dapat dilihat dalam Tabel 4.13. Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat

    bahwa dari 16 soal yanng diuji validitas terlihat bahwa 15 soal valid, sedangkan

    satu soal yaitu item nomor 16 tidak valid. Uji validitas ketiga untuk soal pre-test

    dapat dilihat pada Tabel 4.14. Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa dari 15

    item soal pre-test, semua item soal valid. Indeks data diskriminasi item

    menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,351 sampai dengan 0,544.

    4.3.1.3 Uji Validitas Post Test

    Uji validitas post-test dilakukan oleh bantuan SPSS versi 16.0. Dasar

    pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono (2013:126)

    bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien

    corrected item to total correlation ≥ 0,3. Kategori inilah yang digunakan untuk

    menentukan apakah item valid atau tidak. Uji validitas instrumen post-test

    disajikan dalam lampiran. Hasil uji validitas post-test dapat dilihat pada Tabel

    4.15. Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat bahwa dari 20 item soal yang diuji validitas

    terdapat 18 item yang valid dan 2 soal yang gugur yaitu item nomor 17 dan item

    nomor 20. Setelah membuang item yang gugur dilakukan uji validitas kembali.

    Uji validitas post-test kedua dapat dilihat dalam Tabel 4.16.Berdasarkan Tabel

    4.16 terlihat bahwa dari 18 soal yang diuji, kedelapan belas item tersebut valid.

    Dengan begitu, soal post-test dapat digunakan untuk penelitian. Indeks data

    diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,310

    sampai dengan 0,549.

    4.3.2 Uji Reliabilitas

    Uji reliabilitas pre-test, post-test, dan keaktifan siswa dalam penelitian ini

    menggunakan teknik alpha yang dikembangkan George dan Mallary (Gesang,

  • 48

    2013 ). Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria

    sebagai berikut :

    a = 0,7 : tidak dapat diterima

    0,7 < a < 0,8 : dapat diterima

    0,8 < a = 0,9 : reliabilitas bagus

    a > 0,9 : reliabilitas memuaskan

    4.3.2.1 Uji Reliabilitas Keaktifan Siswa

    Hasil uji reliabilitas observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada Tabel

    4.17 berikut ini:

    Tabel 4.17Uji Realibilitas Observasi Keaktifan Siswa

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    .917 12

    Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas

    instrumen sebesar 0,917 termasuk dalam tingkat reliabilitas memuaskan. Hasil

    analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen keaktifan siswa layak digunakan

    dalam penelitian.

    4.3.2.2 Uji Reliabilitas Pre Test

    Uji reliabilitas pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.18.

    Tabel 4.18Uji Reliabilitas Pre Test

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    N of

    Items

    ,822 15

    Berdasarkan Tabel 4.18 menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas

    instrumen sebesar 0,822 termasuk dalam reliabilitas memuaskan. Hasil analisis

  • 49

    tersebut menunjukkan bahwa instrumen pre-test layak digunakan dalam

    penelitian.

    4.3.2.3 Uji Reliabilitas Post Test

    Uji reliabilitas post-test dapat dilihat pada Tabel 4.19.

    Tabel 4.19Uji Reliabilitas Post Test

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    .846 18

    Berdasarkan Tabel 4.19 menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas sebesar

    0,846 termasuk dalam reliabilitas bagus, sehingga instrumen post-test layak

    digunakan dalam penelitian.

    4.3.3 Uji Normalitas

    Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya

    adalah data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi hasil perhitungan

    lebih besar dari > 0,05 (nilai ρ > 0.05) dengan menggunakan program SPSS 16 for

    windows.

    4.3.3.1 Uji Normalitas Pre Tes Kelas Kontrol

    Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel

    dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas pre-test kelas kontrol dapat dilihat

    pada Tabel 4.20.

  • 50

    Tabel 4.20

    Uji Normalitas Pre Test Kelas Kontrol

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    pre tes kelas

    kontrol

    N 27

    Normal Parametersa Mean 62.3704

    Std. Deviation 7.17446

    Most Extreme

    Differences

    Absolute .195

    Positive .195

    Negative -.185

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.015

    Asymp. Sig. (2-tailed) .254

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas dengan

    kolmogorov-smirnov Z untuk pre-test kelas kontrol yaitu sebesar 1,015 dengan p=

    0,254. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel pre-

    test kelas kontrol adalah normal karena probalitasnya lebih besar dari 0,05.

    Gambaran visual kenormalan penyebaran data dapat dilihat pada Grafik 4.1.

  • 51

    Grafik 4.1Distribusi Normal Pre Tes Kelas Kontrol

    4.3.3.2 Uji Normalitas Pre Tes Kelas Eksperimen

    Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel

    dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas pre-test kelas eksperimen dapat

    dilihat pada Tabel 4.21.

  • 52

    Tabel 4.21

    Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    pre tes kelas

    eksperimen

    N 25

    Normal Parametersa Mean 65.3600

    Std. Deviation 5.29056

    Most Extreme Differences Absolute .228

    Positive .212

    Negative -.228

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.141

    Asymp. Sig. (2-tailed) .148

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas dengan

    kolmogorov-smirnov Z untuk pre-test kelas eksperimen yaitu sebesar 1,141

    dengan p = 0,148. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk

    variabel pre-test kelas eksperimen adalah normal karena probalitasnya lebih besar

    dari 0,05. Gambaran visual kenormalan penyebaran data dapat dilihat pada Grafik

    4.2.

  • 53

    Grafik 4.2Distribusi Normal Pre Test Kelas Eksperimen

    4.3.3.3 Uji Normalitas Post Tes Kelas Kontrol

    Uji normalitas post-test untuk kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.22.

    Tabel 4.22

    Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    post-test kelas

    kontrol

    N 27

    Normal Parametersa Mean 67.4074

    Std. Deviation 8.36779

    Most Extreme

    Differences

    Absolute .148

    Positive .148

    Negative -.148

    Kolmogorov-Smirnov Z .771

    Asymp. Sig. (2-tailed) .591

    a. Test distribution is Normal.

  • 54

    Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas dengan

    kolmogorov-smirnov Z untuk post-test kelas kontrol yaitu sebesar 0,771 dengan p

    = 0,591. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel

    pre-test kelas eksperimen adalah normal karena probalitasnya lebih besar dari

    0,05. Gambaran visual kenormalan penyebaran data dapat dilihat pada grafik 4.3.

    Grafik 4.3Distribusi Normal Post Test Kelas Kontrol

    4.3.3.4 Uji Normalitas Post Tes Kelas Eksperimen

    Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel

    dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas post-test kelas eksperimen dapat

    dilihat pada Tabel 4.3.

  • 55

    Tabel 4.23Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    post-test

    eksperimen

    N 25

    Normal

    ParametersaMean 75.4400

    Std. Deviation 7.08331

    Most Extreme

    Differences

    Absolute .166

    Positive .166

    Negative -.137

    Kolmogorov-Smirnov Z .832

    Asymp. Sig. (2-tailed) .493

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas dengan

    kolmogorov-smirnov Z untuk post-test kelas kontrol yaitu sebesar 0,832 dengan p

    = 0,493. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel

    pre-test kelas eksperimen adalah normal karena probalitasnya lebih besar dari

    0,05. Gambaran visual kenormalan penyebaran data dapat dilihat pada Grafik 4.4.

    Grafik 4.4Distribusi Normal Post Test Kelas Eksperimen

  • 56

    4.3.4 Uji Homogenitas

    Uji homogenitas bertujuan untuk mengatahui apakah kedua kelas yang

    digunakan sebagai subyek penelitian mempunyai tingkat yang homogen atau

    sama. Data yang digunakan untuk uji homogenitas adalah hasil dari pre-test kedua

    kelas. Pre test diberikan kepada kelas kontrol SD Negeri Cukilan 01 dan kepada

    kelas eksperimen SD Negeri Dadapayam 02. Hasil uji homogenitas dapat dilihat

    pada Tabel 4.24.Tabel 4.24

    Uji Homogenitas Pre Test

    Independent Samples Test

    Levene's Test

    for Equality

    of Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. t Df

    Sig.

    (2-

    tailed)

    M MeanStd.

    Error

    Differenc

    e

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Hasil Equal

    variance

    s

    assumed

    2.089 .1551.69

    950 .096 2.98963 1.75982 -.54508 6.52434

    Equal

    variance

    s not

    assumed

    1.71

    9

    47.68

    8.092 2.98963 1.73954 -.50854 6.48780

    Berdasarkan Tabel 4.24 di atas, diketahui F hitung levene test sebesar

    2,089 dengan probalitas 0,155 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua

    populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen.

    Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal

    variances assumsed. Dari tabel terlihat bahwa nilai t adalah 1,699 dengan

    probalitas signifikasi (Sig 2-tailed) 0,096, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

    terdapat perbedaan nilai pre-test dari kedua kelas. Jadi kedua kelas memiliki

  • 57

    kemampuan awal yang sama, maka dari itu kedua kelas boleh dilanjutkan sebagai

    subyek penelitian.

    4.4 Analisis Data

    4.4.1 Analisis Variabel Model Pembelajaran NHT(Numbered Head Together)

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT(Numbered

    Head Together) yang terdiri dari empat tahap yaitu pengelompokkan dan

    pemberian nomor, pemberian tugas, kegiatan diskusi, pemanggilan nomor sesuai

    nomor kepala. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    Numbered Head Together bermanfaat bagi siswa karena siswa dapat bekerja

    secara kelompok dan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa dituntut

    untuk aktif untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan.

    Sedangkan manfaat bagi guru adalah guru dapat memilih model pembelajaran

    yang variatif dalam proses pembelajaran.

    Keberhasilan dalam penggunaan model pembelajaran Numbered Head

    Together adalah jika kategori mengajar guru dengan penggunaan model

    pembelajaran NHT dalam kategori lebih dari cukup. Penilaian keberhasilan

    pembelajaran adalah dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh guru

    kelas IV selama proses pembelajaran oleh peneliti berlangsung. Hasil penilaian

    kegiatan belajar mengajar disajikan dalam lampiran.

    4.4.2 Peningkatan Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol

    Pada kelas kontrol yang dalam penelitian ini diterapkan model

    pembelajaran konvensional hasil peningkatan nilai rata-rata dari pretest-post test

    dapat dilihat pada Tabel 4.25.

    Tabel 4.25Rata-rata Nilai Pre Test-Post Test Kelas Kontrol

    Kelas Kontrol Nilai Pre Test Nilai Post Test

    SD Negeri Cukilan 01 62,37 67,40

    Berdasarkan Tabel 4.25 menunjukkan bahwa rata-rata nilai post-test kelas

    kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pre-test kelas kontrol. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran

  • 58

    konvensional hasil belajar siswa kelas kontrol mengalami peningkatan walaupun

    peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 5,3 angka. Dari nilai

    rata-rata pre-test sebesar 62,37meningkat menjadi 67,40 untuk nilai rata-rata

    post-test kelas kontrol.

    4.4.3 Peningkatan Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen

    Pada kelas eksperimen yang dalam penelitian ini diterapkan model

    pembelajaran NHT hasil peningkatan nilai rata-rata dari pretest-post test dapat

    dilihat pada Tabel 4.26.

    Tabel 4.26Rata-rata Nilai Pre Test-Post Test Kelas Eksperimen

    Kelas Eksperimen Nilai Pre Test Nilai Post Test

    SD Negeri Dadapayam02

    65,36 75.44

    Berdasarkan Tabel 4.26 menunjukkan bahwa rata-rata nilai post-test kelas

    eksperimen yang menggunakan model pembelajaran NHT lebih tinggi

    dibandingkan dengan nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran NHT hasil

    belajar siswa kelas kontrol mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar

    10,08 angka. Dari nilai rata-rata pre-test sebesar 65,36meningkat menjadi 75,45

    untuk nilai rata-rata post-test kelas eksperimen.

    4.4.4 Perbedaan Nilai Post Test Kelas Kontrol Dengan Nilai Post Test Kelas

    Eksperimen

    Untuk melihat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar siswa yang

    menggunakan model pembelajaran NHT dengan siswa yang menggunakan model

    pembelajaran konvensional dilakukan perhitungan uji t dengan bantuan SPSS

    versi 16.0 menggunakan independent sampel t-tes. Hasil perhitungan uji t dapat

    dilihat pada Tabel 4.27.

  • 59

    Tabel 4.27

    Uji Beda Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Independent Samples Test

    Levene's Test

    for Equality

    of Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. T Df

    Sig. (2-

    tailed)

    Mean

    Differenc

    e

    Std.

    Error

    Differenc

    e

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Hasil Equal

    variance

    s

    assumed

    .892 .3503.72

    150 .001 8.03259 2.15876 3.69660

    12.3685

    9

    Equal

    variance

    s not

    assumed

    3.74

    5

    49.62

    0.000 8.03259 2.14482 3.72377

    12.3414

    1

    Berdasarkan Tabel 4.27 output independent samples test diperoleh sig.(2-

    tailed) sebesar 0,001. Oleh karena sig.(2-tailed) 0,001 < 0,05 maka uji t

    menggunakan equal variances not assumed dan diperoleh t-hitung sebesar 3.745

    dan t-tabel adalah sebesar 2,008. thitung ≥ ttabel dan sig ≤ 0,05 maka Ha diterima

    dan Ho ditolak. 3,745 > 2,008 , sig.(2-tailed) 0,001 < 0,05 maka ha diterima dan

    Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar

    dengan penggunaan model pembelajaran NHT. Perbedaan rata-rata berkisar antara

    3,723 sampai dengan 12,341.

    4.4.5 Perbedaan Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

    Perbedaan hasil keaktifan siswa pada kelas kontrol dan kelas eeksperimen

    dapat dilihat pada Tabel 4.28.

  • 60

    Tabel 4.28

    Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

    Hasil Keaktifan Kelas

    Kontrol Eksperimen

    Pertemuan pertama 28 35

    Pertemuan kedua 29 36

    Rata-rata 28,5 35,5

    Berdasarkan Tabel 4.28 tentang perbedaan hasil keaktifan siswa

    menunjukkan bahwa ada kecenderungan hasil keaktifan siswa yang menggunakan

    model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) saat mengikuti pelajaran

    IPA materi Sumber Daya Alam lebih tinggi dibandingkan dengan hasil keaktifan

    siswa yang dalam pembelajaran IPA menggunakan model belajara konvensional.

    Hal itu ditunjukkan dengan rata-rata keaktifan siswa kelas eksperimen yang

    menggunakan model pembelajaran NHT mencapai angka 35,5 sedangkan rata-rata

    keaktifan siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran

    konvensional adalah 28,5. Dari perbedaan rata-rata keaktifan kelas kontrol dan

    rata-rata keaktifan kelas eksperimen dapat dikatakan bahwa siswa yang dalam

    proses belajar di kelas diterapkan model pembelajaran Kooperatif Learning tipe

    NHT(Numbered Head Together) lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang

    dalam proses belajar mengajar hanya diterapkan model pembelajaran

    konvensional. Saat mengikuti pembelajaran dengan model belajar NHT, fisik

    serta pikiran siswa dituntut untuk lebih aktif dalam menemukan dan memecahkan

    suatu permasalahan sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti proses

    pembelajaran lebih tinggi. Perubahan sikap siswa saat mengikuti pembelajaran

    NHT antara lain siswa mampu bekerja sama dan saling membantu sesama

    anggota kelompok sehingga ego masing-masing siswa dapat diredam, rasa

    tanggung jawab siswa lebih tinggi dikarenakan dalam pembelajaran NHT setiap

    anggota kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi sehingga salah satu siswa

    harus membawa nama kelompok, selain itu rasa percaya diri siswa akan lebih

    tinggi karena siswa yang biasanya takut untuk mengemukakan pendapat

  • 61

    diharuskan mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing didepan

    kelas.

    4.5 Uji Hipotesis

    4.5.1 Pengujian Model Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar

    Siswa

    Setelah diperoleh hasil t-hitung maka analisis hipotesisnya adalah :

    Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

    (Numbered Head Together ) terhadap hasil belajar IPA.

    Ha : Ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered

    Head Together ) terhadap hasil belajar IPA.

    Hasil t-hitung diperoleh sig.(2-tailed) sebesar 0,001 < 0,05, maka dapat

    disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh hasil belajar untuk

    pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered

    Head Together).

    4.5.2 Pengujian Model Numbered Head Together Terhadap Keaktifan Siswa

    Uji hipotesis untuk keaktifan siswa dalam penelitian ini adalah

    menggunakan skoring. Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

    pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe NHT(Numbered Head Together)

    terhadap keaktifan siswa. Analisis hipotesisnya adalah sebagai berikut:

    Ho : Tidak ada pengaruh model Kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

    Together) terhadap keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA.

    Ha : Ada pengaruh model Kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together)

    terhadap keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA.

    Berdasarkan Tabel 4.28 tentang hasil rata-rata keaktifan siswa kelas

    eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa siswa yang dalam

  • 62

    pembelajaran menggunakan model belajar NHT lebih tinggi skornya yaitu 35,5

    sedangkan kelas kontrol hanya 28,5. Hal itu dapat disimpulkan bahwa ada

    pengaruh model Kooperaatif tipe NHT(Numbered Head Together) terhadap

    keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA.

    4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

    Rata-rata nilai pre-test siswa kelas eksperimen pada mata pelajaran IPA

    sebesar 65,36. Rata-rata nilai pre-test siswa kelas kontrol sebesar 62,37.

    Tingkat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diterapkan

    model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pelajaran IPA adalah 75.44. Rata-

    rata nilai post-test kelas kontrol setelah menggunakan model pembelajaran

    konvensional adalah 67,40. Berdasarkan uji t-tes hasil t-hitung menunjukkan

    3,745 dengan probalitas 0,001 < 0,05, artinya rata-rata nilai sebelum melakukan

    pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head

    Together) berbeda dengan nilai setelah melakukan pembelajaran dengan

    menggunakan model Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head Together). Rata-rata

    hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan rata-rata hasil

    belajar kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan rata-rata nilai

    siswa kelas eksperimen sebesar 75,44 dan rata-rata nilai kelas kontrol sebesar

    67,40. Hal itu berarti ada pengaruh model Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head

    Together) terhadap hasil belajar siswa.

    Rata-rata keaktifan siswa kelas eksperimen yang menggunakan model

    Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head Together) saat mengikuti pembelajaran

    IPA materi Sumber Daya Alammencapai skor 35,5. Rata-rata keaktifan siswa

    kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional saat

    mengikuti pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam mencapai skor 28,5. Dari

    perbedaan rata-rata skor keaktifan siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa model

    Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head Together) berpengaruh terhadap keaktifan

    siswa.