Upload
hakhuong
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subyek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 12 siswa SMK Sudirman 02
Ambarawa yang hasil pre testnya menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki
perilaku disiplin belajar yangrendah. Selanjutnya 12 siswa yang memiliki perilaku
disiplin belajar rendah dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu sebagai kelompok kontrol
dan eksperimen, dimana kelompok eksperimen nantinya akan dikenakan perlakukan
Tabel 4.1 Deskripsikelompok eksperimen dan kontrol
No. Nama Kelompok Jenis kelamin
1 DV Eksperimen Perempuan
2 MY Eksperimen Perempuan
3 PT Eksperimen Perempuan
4 JY Eksperimen Perempuan
5 KN Eksperimen Perempuan
6 MC Eksperimen Perempuan
7 NT Kontrol Laki-laki
8 DM Kontrol Laki-laki
9 NR Kontrol Perempuan
10 ST Kontrol Perempuan
11
12
SS
GT
Kontrol
Kontrol
Perempuan
Perempuan
4.2Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Perijinan Penelitian
Pada kegiatan awal penulis memberikan surat ijin penelitian kepada pihak
sekolah (Kepala Sekolah) SMK Sudiman 02 Ambarawa yang prosedur pemberian
surat ijin awal diberikan kepada bagian Tata Usaha SMK Sudirman 02 Ambarawa,
dalam surat perijinan tersebut telah disetujui oleh Dekan Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan (FKIP) UKSW yang kemudian diserahkan kepada pihak Kepala Sekolah
SMK Sudirman 02 Ambarawa .
29
Dalam perijinan tersebut penulis menyampaikan maksud kepada Kepala
Sekolah dimana penulis akan melaksanakan beberapa kegiatan di sekolah tersebut
diantaranya uji instrumen penelitian, pre test, post test,dan treatment yang akan
diberikan kepada siswa kelas XI. Uji instrumen penelitian dan pre test dilaksanakan
pada bulan Maret , sedangkan untuk pelaksanaan treatment atau pemberian layanan
dan post testdilaksanakan pada Mei 2014 sampai selesai, dan pelaksanaan kegiatan
dilakukan diluar jam sekolah yaitu saat jam pulang sekolah dengan perijinan dari
orang tua siswa, guru BK, Kepala Sekolah, dan siswa yang bersangkutan.
4.2.2 Tes Awal (Pre Test)
Tes awal atau Pre test dilaksanakan oleh penulis pada tanggal 18 Maret 2014
dengan menyebarkan skala kedisiplinan belajar kepada seluruh siswa kelas XI yang
berjumlah 27 siswa.
Setelah itu penulis menganalisis skala disiplin belajar yang telah diisi oleh
siswa kelas XI untuk mengetahui kelas mana yang memiliki tingkat Disiplin belajar
rendah, Terdapat 6 siswa yang memiliki tingkat disiplin belajar yang rendah,
selanjutnya siswa tersebut dibagi secara acak menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
kontrol yang berjumlah 6siswa dan kelompok eksperimen yang berjumlah 6 siswa.
Selanjutnya berdasarkan uji homogenitas yang dibantu dengan SPSS 16 for
windows, dari kedua kelompok tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok kontrol dan eksperimen dengan demikian penelitian dapat
dilanjutkan.
4.2.3 Perlakuan (Treatment)
Penulis memberikan treatment dengan memberikan layanan bimbingan
kelompok teknik role play (bermain peran) sesuai dengan rancangan yang sudah
dibuat oleh penulis selama 8 sesi dan dilaksanakan setiap seminggu 2 kali atau
30
sesuai dengan kesepakatan siswa setelah jam kegiatan sekolah usai.Layanan yang
diberikan penulis dapat dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelah
mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik role play selama 8 kali pertemuan
selesai dan diberikan post test menunjukan perubahan kedisiplinan belajar.
31
4.2 Berikut ini merupakan susunan program layanan yang akan diberikan kepada
kelompok eksperimen
Sesi /
Frekue
nsi
Indikator Topik Yang ingin
dicapai
Metode
1
(2 x 45
menit)
- Pengertian
disiplin.
- Pentingnya disiplin belajar
-Sharing
pengalaman
siswa.
- Memahami
pentingnya
disiplin belajar bagi siswa.
- Terbuka dalam
menceritakan masalah yang
dialami siswa
terkait dengan disiplin belajar.
- Ceramah
- Sharing
- Tanya jawab - Permainan
(Ice Breaking)
2-3
(2 x 45
menit)
a. Disiplin
menaati
belajar disekolah.
“Kewajibanku
adalah belajar”
- Menyebutkan
bentuk-bentuk
disiplin belajar di sekolah
- Bermain Role
Play untuk meningkatkan
disiplin belajar
pada saat di
sekolah.
- Ceramah
- Role Play
- Sharing
4-5
(2 x 45
menit)
a. Disiplin
menaati
belajar di rumah.
-Belajar di
rumah yang
mengasyikkan.
- Bermain Role
Play untuk
meningkatkan kesadaran siswa
belajar ketika
berada di rumah.
- Ceramah
- Role Play
- Sharing
6-7 (2 x 45
menit)
Disiplin dalam
berpendap
at di sekolah.
Manfaat aktif berpendapat di
kelas
- Bermain Role Playberpendapat
mengenai suatu
tema pada saat di kelas.
- Ceramah - Role Play
- Sharing
8
(1 x 45menit
)
Kesan-
kesan dan manfaat
disiplin
belajar siswa
Manfaat disiplin
belajar pada siswa
Siswa mampu
menyebutkan dampak atau
manfaat ketika
siswa memiliki disiplin belajar
yang tinggi.
- Ceramah
- Tanya jawab - Sharing
32
Adapun sesi kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role
playatautreatmentsebagaiberikut :
1. Pertemuan pertama (Sesi 1) 17 Mei 2014
a. Tahap pembentukan (Perencanaan)
Pertemuan pertama atau sesi 1 ini dilakukan pada hari Sabtu17 Mei
2014 setelah jam sekolah berakhir yaitu pada pukul 11.00. Sesi pertama merupakan
awal dari kegiatan treatment yang dilakukan, akan tetapi pada pertemuan pertama
kali ini penulis tidak secara langsung memberikan kegiatan bimbingan kelompok
teknik role play tetapi memberikan layanan klasikal terlebih dahulu. Tujuan dari
pemberian layanan klasikal ini adalah untuk memperkenalkan dan menjalin
kedekatan antara penulis dengan siswa-siswa yang akan diajak melakukan treatment.
Topik yang diangkat dalam pertemuan yang pertama ini adalah
“pengertian disiplin”, selain itu penulis juga memiliki tujuan untuk memperkenalan
siswa mengenai disiplin , khususnya disiplin belajar yang terjadi di lingkungan
sekolah.
b. Tahap Peralihan
Dalam tahap ini penulis menanyakan kembali kesiapan siswa dalam
mengikuti kegiatan bimbingan klasikal pada tahap atau sesi pertama, dan kesiapan
siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
33
c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan)
Tahap kegiatan diawali penulis dengan menjelaskan tentang topik yang
akan dibahas mengenai pengertian disiplin melalui tampilan power point. Penulis
menjelaskan mengenai apa itu disiplin belajar faktor penyebab tidak disiplin. Selain
itu, penulis juga memberikan contoh mengenai ketidak disiplin belajar di sekolah
yang terjadi di Indonesia.Penulis juga mengajak siswa untuk bersama-sama bercerita
mengenai pengalaman mereka selama bersekolah yang berkaitan dengan ketidak
disiplinan.
Siswa juga diajak untuk melakukan permainan ”Angin berhembus”.
Permainan ini dimaksudkan untuk menyegarkan pikiran siswa setelah melakukan
kegiatan treatment, sehingga siswa kembali bersemangat.
d. Tahap Penutup (Penilaian)
Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan dalam
sesi pertama akan segera berakhir. Penulis mengajak siswa untuk melakukan
evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, selanjutnya menarik kesimpulan dari
kegiatan pada sesi pertama.Selain itu, penulis juga meminta para siswa untuk
mengisi lembar evaluasi kegiatan yang berisi seputar materi yang telah dibahas
dalam sesi pertama ini.
Penulis juga meminta kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan
serta hal apa yang siswa dapat dalam kegiatan di sesi pertama ini. Penulis juga
menyampaikan rencanan layanan sesi selanjutnya dan kegiatan diakhiri dengan doa.
34
2. Pertemuan kedua ( sesi kedua, Sabtu 7 juni 2014 )
a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan)
Sesi kedua dilaksanakan pada hari Sabtu seusai siswa (anggota
kelompok) mengikuti jam pelajaran yaitu pada pukul 10.45 WIB. Pada sesi kedua ini
penulis memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada sesi
kedua kali ini. Pada sesi kedua kali ini penulis mengajak kelompok untuk melakukan
kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik role play atau bermain peran.
Pada sesi ini penulis menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan
prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play, menyepakati kontrak
waktu, memberikan semangat agar anggota kelompok antusias dalam melakukan
layanan yang diberikan.
Materi yang akan dibahas dan diperankan siswa dalam kegiatan sesi
kedua ini mengenai bentuk disiplin belajar. Penulis mengangkat judul cerita yaitu
“Kewajibanku adalah belajar”. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini
adalah siswa mampu memahami mengenai kewajibannya secara lebih mendalam
dan detail, siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play, dan siswa
mampu mengembangkan diri dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b. Tahap peralihan
Penulis menjelaskan kembali prosedur dari kegiatan bimbingan
kelompok teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti
layanan.
35
c. Tahap kegiatan (Pelaksanaan)
Tahap kegiatan sesi ke dua diawali penulis dengan membagikan
materi mengenai bentuk bentuk disiplin belajar yang, contoh disiplin belajar , serta
hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ketidakdisiplinan belajar.
Kemudian penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh
siswa yang akan melakukan kegiatan bimbingan kelompok teknik roleplay.
Kemudian penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh siswa yang
akan melakukan kegiatan bimbinganroleplay kali ini, setelah semua peran terbentuk
siapa yang menjadi pelaku yang tidak disiplin, kemudian penulis memberikan waktu
20 menit kepada siswa yang akan memaikan peran dalam kegiatan ini untuk
membaca naskah dan mendalami peran yang akan mereka peragakan. Tidak lupa
penulis menunjuk salah seorang siswa untuk berperan sebagai pengamat dalam
kegiatan layanan kali ini.
Setelah waktu pendalaman karakter selesai, kemudian penulis mulai
mengajak siswa untuk memerankan kegiatan role playyang dilaksanakan sesuai
dengan karakter tokoh dalam cerita tersebut. Dalam cerita ini satu orang temannya
melakukan tindakan ketidakdisiplinan . Akan tetapi, dalam cerita ini lebih
ditonjolkan bahwa korban mampu mengatasi ajakan temannya yang tidak disiplin
yang dilakukan pelaku dengan teknik-teknik yang sudah tertera dalam naskah
drama. Sampai pada akhirnya siswa tersebut sadar kalau tidak disiplin merugikan.
D. Tahap penutup (Penilaian)
Dalam kegiatan penutup, penulis menjelaskan bahwa sesi kedua dalam
kegiatan ini akan segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi
kegiatan yang berlangsung.Selain itu, penulis juga mempersilahkan H untuk
membacakan hasil pengamatanya untuk kemudian dikomentari oleh anggota
36
kelompok. Setelah semua selesai penulis menjelaskan bahwa masih akan ada sesi
ketiga setelah siswa istirahat, dimana masih dengan materi yang sama tetapi kita
melakukan rolling atau pergantian pemain dan peran.
Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terhadap
respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusias siswa sangat baik, selain itu
menurut hasil pengamatan H, anggota kelompok mampu memerankah tokoh sesuai
dengan karakter masing-masing tokoh walaupun masih ada sedikit kesalahan atau
lupa naskah dalam pemberian layanan, anggota kelompok juga mampu memahami
cara yang tepat dalam mencegah ketidak disiplinan saat nanti di sekolah.
3. Pertemuan ketiga (Sesi 3), hari Sabtu, 7 juni 2014
a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan)
Pada kegiatan sesi ketiga ini, penulis masih menggunakan hari yang
sama untuk melakukan layanan yaitu Sabtu, 7 Juni 2014 namun waktu pelaksanaan
layanan diberikan pukul 12.30 WIB. Pada kegiatan sesi ketiga ini penulis kembali
menjelaskan pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan
kelompok teknik role play. Serta memberi motivasi kepada siswa agar layanan
berjalan dengan lancar dan baik.
Topik yang dipilih dalam pertemuan ketiga ini masih sama dengan
topik pertemuan kedua yaitu “Kewajibanku adalah belajar ”. Tujuan yang ingin
dicapai siswa mampu memahami belajar merupakan kewajiban secara detail dan
mendalam, selain itu siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play secara
bergantian dengan mengangkat tema kewajibanku adalah belajar agar siswa mampu
mengembangkan diri dan kedisiplinan belajar siswa meningkat.
b. Tahap Peralihan
37
Penulis menegaskan kembali prosedur kegiatan bimbingan kelompok
teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti layanan.
c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan)
Dalam tahap kegiatan ini penulis kembali menjelaskan tentang topik
yang akan siswa perankan dalam layanan pada sesi ketiga. Pada sesi ketiga ini topik
yang diangkat masih merupakan topik yang sama dengan kegiatan di sesi kedua
yang berjudul “Kewajibanku adalah belajar”, namun bedanya pada sesi ketiga ini
peran yang siswa lakukan diputar bergantian dimana siswa yang pada sesi kedua
menjadi siswa yang disiplin yang menjadi disiplin berperan sebagai orang yang
tidak disiplin, begitu pula seterusnya. Setelah penulis menentukan para pemain,
penulis juga menunjuk salah seorang siswa sebagai pengamat.
Setelah itu siswa kembali memerankan peran siswa sesuai naskah dan
skenario yang sudah ditentukan penulis, akan tetapi siswa juga diperbolehkan
berimprovisasi sesuai keinginan mereka, asalkan tidak merubah inti dari naskah dan
penyelesaiannya. Kegiatan pada sesi ketiga ini bertujuan agar siswa sama-sama bisa
merasakan bagaimana perasaan orang yang tidak disiplin kemudian gagal dalam
nilainya.
d. Tahap Penutup (Penilaian)
Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan pada sesi
ketiga akan segera berakhir. Penulis mengajak siswa berdiskusi dan mengevalusi
seluruh kegiatan pada pertemuan hari Sabtu secara keseluruhan, yaitu pada sesi
kedua dan ketiga.Selain itu penulis juga mempersilahkan pengamat untuk
membacakan hasil pengamatanya.
38
Kemudian penulis mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan dari
kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role play yang membahas mengenai
tema ”Kewajibanku adalah belajar” pada sesi kedua dan ketiga, dari hasil
pengambilan kesimpulan diketahui bahwa siswa memahami mengenai Kedisiplinan
belajar, contoh kedisplinan belajarl, dan bagaimana cara belajar secara baik dan
benar. Selain itu siswa juga diminta untuk mengisi lembar evaluasi kegiatan pada
sesi 2 dan 3.
4. Pertemuan keempat (Sesi 4), hari Senin, 16 Juni 2014
a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan)
Sesi keempat dilaksanakan pada hari Senin, 16 Juni 2014 seusai jam
sekolah usai yaitu pada pukul 10.00 WIB. Pada sesi keempat ini penulis memberikan
penjelasan mengenai kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role play
meliputi pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok
teknik role play, menyepakati kontrak waktu, memberikan semangat agar anggota
kelompok antusias dalam melakukan layanan yang diberikan.
Penulis mengangkat judul cerita yaitu “Belajar dirumah yang
mengasikkan”, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah siswa mampu
memahami mengenai disiplin menaati belajar dirumah secara lebih mendalam dan
detail, siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play, dan siswa mampu
disiplin belajar dirumah.
b. Tahap peralihan
Penulis menjelaskan kembali prosedur dari kegiatan bimbingan
kelompok teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti
layanan.
c. Tahap kegiatan (Pelaksanaan)
39
Tahap kegiatan diawali penulis dengan membagikan materi mengenai
disiplin belajar dirumah dimana materi tersebut berisi tentang cara belajar yang
mengasikkan, serta hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ketidakdisiplinan ,
naskah permainan peran dengan topik “belajar yang asyik ”.
Selanjutnya, penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh
siswa yang akan melakukan kegiatan bimbingan kelompok teknik role play kali ini,
ada yang berperab sebagai pelaku yang disiplin belajar dirumah dan yang tidak .
Selanjutnya, penulis memberikan waktu 20 menit kepada siswa yang akanmemaikan
peran dalam kegiatan ini untuk membaca naskah dan mendalami karakter yang akan
mereka peragakan. Tidak lupa penulis menunjuk salah seorang siswa yang tidak
mendapatkan peran sebagai pengamat dalam kegiatan layanan kali ini.
Setelah waktu pendalaman karakter selesai, kemudian penulis mulai
mengajak siswa untuk mulai memerankan kegiatan role play yang dilaksanakan
sesuai dengan karakter tokoh masing-masing siswa dalam cerita tersebut.Pada sesi
keempat ini siswa terlihat sangat bersemangat dikarenakan mereka bisa menunjukan
ekspersi mereka saat mendalami karakter dalam kegiatan role play.
d. Tahap Penutup (Penilaian)
Dalam kegiatan penutup, penulis menjelaskan bahwa sesi keempat
dalam kegiatan ini akan segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk
mengevaluasi kegiatan yang berlangsung.Selain itu, penulis juga mempersilahkan R
sebagai pengamat untuk membacakan hasil pengamatanya untuk kemudian
dikomentari oleh anggota kelompok. Setelah semua selesai, penulis menjelaskan
bahwa masih akan ada sesi kelima setelah siswa istirahat, dimana masih dengan
materi yang sama tetapi kita melakukan rolling atau pergantian pemain dan peran.
40
Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terhadap
respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusias siswa sangat baik, selain itu
menurut hasil pengamatan R, anggota kelompok mampu memerankah tokoh sesuai
dengan karakternya masing-masing dengan penuh penghayatan.
5. Pertemuan kelima (Sesi 5), hari Senin, 16 juni 2014
a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan)
Pada kegiatan sesi kelima ini, penulis masih menggunakan hari yang
sama seperti pada sesi 4 untuk melakukan layanan yaitu Senin 16 juni 2014 namun
waktu pelaksanaan layanan diberikan setelah siswa selesai istirahat makan siang
sekitar pukul 12.15 WIB. Pada kegiatan sesi kelima ini penulis kembali menjelaskan
pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role
play. Serta memberi motivasi kepada siswa agar layanan berjalan dengan lancar dan
baik seperti pada layanan sebelumnya.
Topik yang dipilih dalam pertemuan kelima ini masih sama dengan
topik pertemuan keempat yaitu “Belajar yang asyik”. Tujuan yang ingin dicapai
siswa mampu memahami tips tips belajar yang asyik, selain itu siswa mampu
melakukan peran dalam kegiatan role play secara bergantian.
b. Tahap Peralihan
Penulis menegaskan kembali prosedur kegiatan bimbingan kelompok
teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti layanan.
c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan)
Dalam tahap kegiatan ini penulis kembali menjelaskan tentang topik
yang akan siswa perankan dalam layanan pada sesi kelima. Pada sesi kelima ini
topik yang diangkat masih merupakan topik yang sama dengan kegiatan di sesi
41
keempat yang berjudul “Belajar yang asyik”, namun bedanya pada sesi kelima ini
peran yang mereka lakukan diputar bergantian dimana siswa yang pada sesi keempat
menjadi siswa yang belajarnya baik dengn siswa yg tidak pernah belajar, begitu pula
seterusnya. Setelah penulis menentukan para pemain, tidak lupa juga penulis
menunjuk salah seorang siswa sebagai pengamat.
Setelah itu siswa kembali memerankan peran mereka sesuai naskah
dan skenario yang sudah ditentukan penulis, akan tetapi siswa juga diperbolehkan
berimprovisasi sesuai keinginan mereka, asalkan tidak merubah inti dari naskah dan
penyelesaiannya. Dalam kegiatan layanan sesi keempat dan kelima ini siswa terlihat
sangat antusias dalam melakukan kegiatan role play, mereka terlihat sangat
menjiwai dan mendalami karakter saat memerankan perannya.
d. Tahap Penutup (Penilaian)
Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan pada sesi
kelima akan segera berakhir. Penulis mengajak siswa berdiskusi dan mengevalusi
seluruh kegiatan pada pertemuan hari Sabtu secara keseluruhan, yaitu pada sesi
keempat dan kelima.Selain itu penulis juga mempersilahkan pengamat untuk
membacakan hasil pengamatanya.
Kemudian penulis mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan dari
kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role play yang membahas mengenai
disiplin belajar dirumah dengan tema ”Belajar yang asyik” pada sesi keempat dan
kelima, dari hasil pengambilan kesimpulan diketahui bahwa siswa memahami
mengenai disiplin belajar dirumahakibat tidak disiplin belajar danselain itu siswa
juga diminta untuk mengisi lembar evaluasi kegiatan pada sesi 4 dan 5.
6. Pertemuan keenam (Sesi 6), Selasa 1 Juli 2014
a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan)
42
Pada treatment sesi keenam kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 1
juli 2014 jam 11.00 WIB. Pada kegiatan awal sesi keenam ini, seperti biasa penulis
memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu bimbingan
kelompok dengan teknik role play.
Pada sesi ini penulis menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan
prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play, menyepakati kontrak
waktu, serta memberikan motivasi agar anggota kelompok antusias dalam
melakukan layanan yang diberikan.
Materi yang akan dibahas dan diperankan siswa dalam kegiatan sesi
keenam ini mengenai Disiplin dalam berpendapat di kelas , Pada sesi ini Penulis
mengangkat judul cerita yaitu “Manfaat aktif berpendapat dikelas”, tujuan yang
ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah siswa mampu memahami mengenai
berpendapat dikelasmental secara lebih mendalam dan detail, siswa mampu
melakukan peran dalam kegiatan role play, dan siswa mampu mengembangkan diri
untuk berpendapat dikelas.
b. Tahap peralihan
Penulis menjelaskan kembali prosedur dari kegiatan bimbingan
kelompok teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti
layanan.
c. Tahap kegiatan (Pelaksanaan)
Tahap kegiatan diawali penulis dengan membagikan materi mengenai
disiplin berpendapat dikelas yang berisi pengertian berpendapat,
manfaatberpendapat dikelas.
Selanjutnya, seperti biasa penulis mulai membagi peran yang akan
diperagakan oleh siswa dalam kegiatan permainan peran ini, setelah semua peran
43
terbentuk siapa yang menjadi siswa yang mampu berpendapat dan yang tidak aktif
berpendapat , kemudian penulis memberikan waktu 20 menit kepada siswa yang
akan memaikan peran dalam kegiatan ini untuk membaca naskah dan mendalami
karakter yang akan mereka peragakan. Tidak lupa seperti pada layanan sebelumnya,
penulis menunjuk salah seorang siswa untuk berperan sebagai pengamat dalam
kegiatan layanan kali ini.
Setelah waktu pendalaman karakter selesai, kemudian penulis mulai
mengajak siswa untuk memerankan kegiatan role play yang dilaksanakan sesuai
dengan karakter tokoh dalam cerita tersebut. Dalam cerita ini siswa layanan inilah
peran siswa yang tidak bisa menghargai pendapatorang lain benar-benar harus
dihayati dan ditonjol.
d. Tahap Penutup (Penilaian)
Dalam kegiatan penutup, penulis menjelaskan bahwa sesi keenam
dalam kegiatan ini akan segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk
mengevaluasi kegiatan yang berlangsung.Selain itu, penulis juga mempersilahkan
pengamat untuk membacakan hasil pengamatanya untuk kemudian dikomentari oleh
anggota kelompok. Setelah semua selesai penulis menjelaskan bahwa masih akan
ada sesi berikutnya (ketujuh) setelah siswa istirahat makan siang, dimana masih
dengan materi yang sama tetapi kita melakukan rolling atau pergantian pemain dan
peran.
Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terhadap
respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusias siswa baik, selain itu menurut
hasil pengamatan observer, anggota kelompok mampu memerankan tokoh sesuai
dengan karakter yang mereka perankan dengan baik.
44
7. Pertemuan Ketujuh (Sesi 7) 1 Juli 2014
a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan)
Pada kegiatan sesi ketujuh role play kali ini, seperti biasa penulis
masih menggunakan hari yang sama seperti pada sesi-sesi sebelumnya untuk
melakukan layanan yaitu pada hari Selasa, 1 juli 2014 namun waktu pelaksanaan
layanan diberikan setelah siswa selesai istirahat makan siang sekitar pukul 14.00
WIB. Pada kegiatan sesi ketujuh ini penulis kembali menjelaskan pengertian, tujuan,
asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play. Serta
memberi motivasi kepada siswa agar layanan berjalan dengan lancar dan baik seperti
pada layanan sebelumnya.
Topik yang dipilih dalam pertemuan ketujuh ini masih sama dengan
topik pertemuan keenam yaitu“Manfaat aktif berpendapat dikelas”. Tujuan yang
ingin dicapai siswa mampu lebih memahami dan memahami disiplin berpendapat
disekolah, selain itu siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play secara
bergantian dengan mengangkat tema disiplin berpendapat disekolah agar siswa
mampu mengembangkan diri dan mampu berpendapat dengan baik.
b. Tahap Peralihan
Penulis menegaskan kembali prosedur kegiatan bimbingan kelompok
teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti layanan.
c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan)
Dalam tahap kegiatan ini penulis kembali menjelaskan tentang topik
yang akan siswa perankan dalam layanan pada sesi ketujuh. Pada sesi ketujuhini
45
topik yang diangkat masih merupakan topik yang sama dengan kegiatan di sesi
keempat yang berjudul “AKtif dikelas ”, namun bedanya pada sesi ketujuh ini peran
yang mereka lakukan diputar bergantian dimana siswa yang pada sesi keeenam,
yang menjadi siswa yang tidak bisa menghargai pendapat orang lain menjadi siswa
yang mampu mengharrgai pendapat oranglain, begitu pula seterusnya. Setelah
penulis menentukan para pemain, tidak lupa juga penulis menunjuk salah seorang
siswa sebagai pengamat.
Setelah itu siswa kembali memerankan peran mereka sesuai naskah
dan skenario yang sudah ditentukan penulis, akan tetapi siswa juga diperbolehkan
berimprovisasi sesuai keinginan mereka, asalkan tidak merubah inti dari naskahdan
penyelesaiannya.
d. Tahap Penutup (Penilaian)
Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan pada sesi
ketujuh akan segera berakhir, selain itu dengan berakhirnya sesi ketujuh berarti
menandakan pula selesainya kegiatan bimbingan kelompok teknik role playpada
layanan ini. Penulis mengajak siswa berdiskusi dan mengevalusi seluruh kegiatan
pada pertemuan hari Selasa secara keseluruhan, yaitu pada sesi keenam dan
ketujuh.Selain itu penulis juga mempersilahkan pengamat untuk membacakan hasil
pengamatanya.
Kemudian penulis mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan dari
kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role play yang membahas mengenai
disiplin dalam berpendapat, dari hasil pengambilan kesimpulan diketahui bahwa
siswa memahami mengenai kedisiplinan belajar. Selain itu siswa juga diminta untuk
mengisi lembar evaluasi kegiatan pada sesi 6 dan 7.
46
Penulis juga menyampaikan bahwa kegiatan bimbingan kelompok
sudah selesai dilakukan namun masih ada satu pertemuan lagi antara siswa dan
penulis pada hari Jumat, 18 juli 2014.
8. Pertemuan kedelapan (Sesi 8), Hari Jumat, 18 juli 2014
a. Tahap Pembentukan Kelompok (Perencanaan)
Pertemuan terakhir dalam layanan ini dilakukan pada sesi kedelapan
pada hari Jumat, 18 juli 2014, setelah jam sekolah berakhir yaitu pada pukul 11.00.
Sesi kedelapan merupakan akhir dari kegiatan treatment yang dilakukan, pada sesi
ini penulis mengajak siswa melakukan layanan klasikal yang membahas mengenai
manfaat disiplin belajardandampak memiliki disiplin belajar yang tinggi.
Topik yang diangkat dalam pertemuan yang pertama ini adalah
“Manfaat disiplin belajar bagi siswa”, selain itu penulis juga memiliki tujuan agar
siswa mengetahui manfaat disiplin belajar.Tujuan dari pemberian layanan klasikal
ini adalah siswa mampu memahami mengenai dampak bagi siswa yang tidak disiplin
belajar, siswa mampu mengetahui pentingnya disiplin dalam belajar.
b. Tahap Peralihan
Dalam tahap ini penulis menanyakan kembali kesiapan siswa dalam
mengikuti kegiatan bimbingan klasikal sesi kedelapan.
c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan)
Tahap kegiatan diawali penulis dengan menjelaskan tentang topik yang
akan dibahas mengenai manfaat disiplin belajar, dampak tidak disiplin melalui
power point. Penulis menjelaskan mengenai mengenai materi yang disampaikan,
selainitu penulis juga memberikan contoh-contoh gambaran kebijakan sekolah
dalam menangani siswa yang tidak disiplin, kemudian penulis juga menanyakan
kepada siswa apakah kebijakan di SMK Sudirman 02 Ambarawa hampir sama
47
dengan kebijakan yang dicontohkan penulis. Selain itu, penulis juga memberikan
refrensi kebijakan di sekolah-sekolah lain di dalam menangani dampak apabila siswa
tidak disiplin.
Untuk mencairkan suasana setelah siswa mendapatkan layanan,
kemudian penulis mengajak siswa-siswa untuk melakukan permainan ”Kata
Berantai”. Permainan ini dimaksudkan untuk menyegarkan pikiran siswa setelah
melakukan kegiatan treatment, sehingga siswa kembali bersemangat..
d. Tahap Penutup (Penilaian)
Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan dalam
sesi kedelapan akan segera berakhir. Penulis mengajak siswa untuk melakukan
evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, selanjutnya menarik kesimpulan dari
kegiatan pada sesi kedelapan.Selain itu, penulis juga meminta para siswa untuk
mengisi lembar evaluasi kegiatan yang berisi seputar materi yang telah dibahas
dalam sesi kedelapan ini.
Penulis juga meminta kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan serta hal
apa yang mereka dapat selama mengikuti layanan ini, mulai dari sesi pertama
sampai dengan sesi kedelapan ini. Penulis merasa senang, karena siswa
mengungkapkan bahwa banyak ilmu yang mereka dapat selama mengikuti layanan
ini, mulai dari mengerti apa yang dimaksud dengan pengertian disiplin, siswa
mengerti kewajiban mereka adalah belajar, siswa mengerti cara belajar yang
menyenangkan , serta mengetahui dampak apabila tidak disiplin. Selain itu, hal
terpenting adalah siswa menjadi memahami bahwa disiplin penting bagi siswa
terutama disiplin dalam belajar .
Sebelum menutup kegiatan dalam sesi ini, tidak lupa penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada para anggota kelompok atas partisipasinya selama
48
kegiatan dari sesi 1 sampai 8, tidak lupa penulis mengajak siswa berjabat tangan,
dan berfoto bersama. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan doa penutup dan salam
perpisahan.
4.2.4 Hasil Observasi
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa selama
mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok siswa cukup antusias selama
kegiatan berlangsung. Siswa menunjukkan keseriusan dan dapat memerankan
perannya saat kegiatan role play dengan baik.Yang paling penting adalah siswa jadi
memahami disiplin penting bagi siswa terutama disiplin belajar.Siswa juga
mengungkapkan bahwa banyak ilmu yang mereka dapat saat mengikuti kegiatan
layanan ini.
4.2.5Analisis Hasil Eksperimen
Post test dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 juli 2014 dengan menyebarkan
skala disiplin belajar yang berjumlah 30 item pernyataan pada subyek penelitian,
yaitu 6 siswa kelas XI SMA Sudirman 02 Ambarawa. 6 orang siswa pada kelompok
kontrol dan enam orang siswa pada kelompok eksperimen.
Tabel 4.3 dibawah ini akan menjelaskan mengenai skor pre test dan post test
kelompok eksperimen.
Tabel 4.3 Hasil pre test dan post test skala disiplin belajar kelompok eksperimen
Pre Test Post Test
No. Nama Skor Kategori No. Nama Skor Kategori
1 DN 29 Rendah 1 DN 40 Cukup
2 DV 33 Rendah 2 DV 45 Cukup
3 JY 34 Rendah 3 JY 40 Cukup
49
4 KN 33 Rendah 4 KN 49 Cukup
5 MY 34 Rendah 5 MY 47 Cukup
6 NO 33 Rendah 6 NO 39 Cukup
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa terdapat peningkatan skor skala kedisiplinan
belajarmasing-masing subyek penelitian pada kelompok eksperimen. Skor skala
kedisiplinan belajar pre testkelompok eksperimen menyatakan bahwa enam subyek
penelitian merupakan siswa yang memiliki kedisiplinan belajar kategori rendah,yaitu
skor antara 20-34. Sedangkan hasil pos test kedisiplinan belajaryang telah
disebarkan kepada siswa, diketahui bahwa skor skala kedisiplinan belajarmasing-
masing siswa meningkat dan berkategori cukup, yaitu skor antara 35-49. Perbedaan
hasil pre test dan post test kelompok kontrol dan eksperimen akan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Analisis data menggunakan SPSS16,0
for windows.Tabel 4.4 merupakan perbandingan hasil post test skala
kedisiplinanbelajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.4 tabel perbandingan hasil post test skala Disiplin Belajar pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
No. Nama Skor Kategori No. Nama Skor Kategori
1 DN 40 Cukup 1 DT 34 Rendah
2 DV 45 Cukup 2 MY 34 Rendah
3 JY 40 Cukup 3 NR 35 Rendah
4 KN 49 Cukup 4 NT 33 Rendah
5 MY 47 Cukup 5 SA 35 Rendah
6 NO 39 Cukup 6 RI 34 Rendah
Berikut ini merupakan analisis data perbandingan hasil post test skala
kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji
dengan menggunakan analisis data Mann Whitney.
50
Tabel 4.5 Hasil analisis data perbandingan hasil post test skala kedisiplinan
belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Ranks
VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00001 kelompok eksperimen 6 9.50 57.00
kelompok control 6 3.50 21.00
Total 12
Test Statisticsb
VAR00001
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.913
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: VAR00002
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa
terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Setelah diberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok teknik role play
pada kelompok eksperimen, mean rank hasil skala kedisiplinan belajar pada
kelompok ini sebesar 9.50 sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mendapat
treatment berupa layanan bimbingan kelompok teknik role play, jumlah mean rank
hasil skala kedisiplinan belajarpada kelompok ini sebesar 3.50 sehinggamean rank
hasil skala kedisiplinan belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan
mean rank hasil skala kedisiplinan belajar kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil skala kedisiplinan belajar kelompok eksperimen dan
51
kontrol.Hal tersebut dibuktikan dengan hasil skor Asymp.Sig (2-tailed) hasil analisis
berjumlah 0.004< 0.01.
Berikut ini merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post
test skala kedisiplinan belajarpada kelompok eksperimen yang diuji dengan
menggunakan Mann Whitney.
Tabel 4.6 Hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala
kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen
Ranks
VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00003 pre test 6 3.50 21.00
Post test 6 9.50 57.00
Total 12
Test Statisticsb
VAR0001
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.913
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: VAR00002
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa
terdapat perbedaan antara mean rank hasil pre test dan post test skala kedisiplinan
belajar pada kelompok eksperimen. Mean rank pre test skala kedisiplinan belajar
52
adalah 3.50, sedangkan mean rank post test skala kedisiplinan belajar adalah 9.50,
sehinggaterdapat peningkatan mean rank kelompok eksperimen sebesar 6.00 dan
mean rank hasil post test skala kedisiplinan belajar lebih tinggi dari pada mean rank
hasil pre test skala kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen.
Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara hasil pre test dan post test skala kedisiplinan belajar pada
kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan skor Z -2.913 dan hasil
Asymp.Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.004< 0.01, dan mean rank pre test
sebesar 3.50 meningkat menjadi sebesar 9.50 setelah dilakukan eksperimen.
4.3Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan penulis adalah Layanan bimbingan kelompok teknik
role play dapat meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas XI SMK
Sudirman 02 Ambarawa. Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil
post test kelompok eksperimen dankelompok kontrol yang menghasilkan Asymp.
Sig (2-tailed) sebesar0.004< 0.01, sehingga dinyatakan ada perbedaan yang
signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dan eksperimen.Selain itu, ada
peningkatan kedisiplinan belajar yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis
data hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dengan hasil Asymp.Sig (2-
tailed) 0.004< 0.01, sehingga dinyatakan signifikan.Berdasarkan analisis data
tersebut maka hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima.
4.4Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0.004< 0.01 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil post
test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu, ada peningkatan
53
kedisiplinan belajar yang signifikan yaitu sebesar 6.00, dibuktikan dengan hasil
analisis data mean rank pre testyaitu 3.50 dan mean rank post test sebesar 9.50 pada
kelompok eksperimen.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan
belajar adalah melalui kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik role play atau
bermain peran. Benett (dalam Romlah, 2001) menyebutkan bahwa role playatau
bermain peran adalah suatu alat untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan
memerankan situasi yang pararel dengan yang terjadi dengan kehidupan yang
sebenarnya.. Melalui teknik ini, siswa diminta untuk memerankan peran siswa yang
tidak disiplin, dalam teknik ini pula, siswa diberikan naskah atau skenario yang
berisi skrip percakapan yang didalamnya diberikan teknik atau cara agar siswa
menjadi disiplin. Selain itu dalam kegiatan role play ini, peran pun juga diputar
secara bergantian, sehingga siswa dapat merasakan masing-masing peran dalam
situasi yang didramatisir. Dengan menggunakan ketiga peran yang diperankan
secara bergantian, siswa dapat memahami karakter dan dampak yang berbeda pula
pada masing-masing peran.
Melalui teknik ini, jika siswa mampu melakukan peran abstrak sesuai
scenariodan peran yang siswa lakukan dalam role play secara sungguh-sungguh,
maka siswa juga dapat melakukan peran yang sama pula dalam kehidupan yang
nyata, dengan demikian siswa dapat memahami dan mengetahui bagaimana cara
mengontrol dan membawa diri siswa dalam lingkungan pergaulan untuk mencegah
agar siswa tidak disiplin belajar, saat mereka berada dalam lingkungan pergaulan,
selain itu role play juga memberikan kesempatan untuk siswa menuangkan ekspresi
54
dan perasaan secara lebih tepat dan benar sebelum siswa diperhadapkan pada
kondisi nyata.
Dalam penelitian ini, terdapat 2 kelompok yang menjadi subjek penelitian.
Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberikan treatment berupa
bimbingan kelompok teknik role play, sedangkan kelompok kontrol tidak
mendapatkan treatment. Dalam setiap sesinya, anggota kelompok eksperimen
memainkan peran secara bergantian dengan naskah yang sudah disusun penulis
dengan topik yang berbeda-beda di setiap sesinya.Layanan bimbingan kelompok
teknik diskusi diberikan kepada kelompok eksperimen dalam 8 sesi
pertemuan.Penyusunan topik layanan berdasarkan pada aspek-aspek kedisiplinan
belajar.
Dalam setiap sesi layanan bimbingan kelompok teknik role play dilakukan
evaluasi dengan melibatkan observer yang juga merupakan anggota kelompok.
Dengan menggunakan hasil pengamatan observer diketahui bahwa di setiap sesi
layanan anggota kelompok sangat antusias, memberikan respon yang baik terhadap
layanan yang diberikan dan menunjukkan sikap yang diharapkan sesuai dengan
tujuan layanan pada setiap sesinya. Layanan diberikan di tempat yang nyaman
sehingga anggota kelompok dapat mengikuti layanan dengan baik dan dapat berjalan
lancar.
Untuk mendukung penelitian penulis, penulis juga memasukan penelitian
Agustin Yahya Mardiangsih (2012) dengan judul Bimbingan Kelompok Teknik
Role Playing Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Di Sekolah Siswa Kelas VIII
SMPN 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, menemukan bahwa layanan
bimbingan kelompok role play efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di
sekolah. dan dari hasil analisis data dapat diambil kesimpulan ada perubahan
55
signifikan kedisiplinan belajar siswa siswa kelas XI SMK Sudirman 02 Ambarawa
pada kelompok eksperimen setelah mengikuti layanan yang diberikan, perubahan
tersebut dikarenakan perlakuan bimbingan kelompok teknik role play yang telah
diikuti kelompok eksperimen, dimana terjadi peningkatan kedisiplinan belajar dari
pre test 12 siswa berkategori rendah, dan menjadi 6 siswa berkategori cukup dari
hasil post test.
Hasil penelitian penulis pun juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukanAgustin Yahya Mardiangsih (2012) dengan judul Bimbingan Kelompok
Teknik Role Playing Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Di Sekolah Siswa Kelas
VIII SMPN 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, menemukan bahwa layanan
bimbingan kelompok role playing efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di
sekolah. Hasil penelitian penulis menunjukan peningkatan kedisiplinan belajar
kelompok eksperimen yang berjumlah 6 siswa yang berkategori kedisiplinan siswa
rendah, 6 siswa berkategori rendah setelah mendapatkan layanan bimbingan
kelompok teknik role play. Sehingga dari hasil penelitian Agustin Yahya
Mardianingsih dapat mendukung dan melengkapi penelitian penulis, bahwa
bimbingan kelompok teknik role play dapat meningkatkan kedisiplinan belajar
pada siswa.