Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD
Negeri Sumogawe 04, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan jumlah
siswa 19 pada mata pelajaran IPA dengan materi sifat-sifat cahaya melalui metode
eksperimen.
4.1.1 Kondisi Pra Siklus
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Sumogawe
04, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang berjumlah 19 siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa
masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Hal ini dapat
ditunjukkan pada saat peneliti mengamati dan mendapati kondisi pra siklus
yaitu dari 19 siswa, hanya 57.89% atau 11 siswa yang memperoleh nilai di
bawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 63, sedangkan 42.11%
atau 8 siswa hanya mendapat nilai di atas KKM.
4.1.2 Siklus I
Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan
sifat-sifat cahaya dapat merambat lurus, menembus benda bening, dan
sifat-sifat cermin. Pelaksanaan pembelajar I dilakukan dalam 3 kali
pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
1. Rencana Tindakan
a. Menyusun Rencana Pembelajaran.
Pada siklus I ini disampaikan materi tentang sifat cahaya dapat merambat
lurus, menembus benda bening, dan sifat-sifat cermin dengan
menggunakan metode eksperimen. Indikator yang akan dicapai adalah
menunjukkan sifat cahaya dapat merambat lurus, Sifat cahaya dapat
menembus benda bening, dan menunjukkan sifat-sifat yang ada pada
cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. Tujuan pembelajaran
22
yang ingin dicapai adalah dengan melakukan pengamatan dan percobaan
yang dilakukan langsung oleh siswa agar dapat menunjukkan sifat cahaya
merambat lurus dengan benar. Dapat menunjukkan cahaya dapat
menembus benda bening yang dilakukan langsung oleh siswa secara benar
dengan pengamatan dan percobaan, serta mengetahui sifat cermin datar,
cermin cembung dan cermin cekung, melalui pengamatan dan percobaan.
b. Menyusun Alokasi Waktu.
Alokasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran adalah 6 x 35 menit (3 x pertemuan).
c. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik.
Membuat lembar kerja peserta didik untuk materi sifat cahaya merambat
lurus, Sifat cahaya merambat benda bening serta sifat-sifat dari beberapa
cermin. Kegiatan Lembar Kerja Peserta Didik dikerjakan berkelompok
tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
d. Menyiapkan Alat Peraga.
Alat peraga yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen siswa antara lain:
Tiga buah lembar karton berukuran 15 cm X 15 cm, 3 pasang kayu
penjepit, sebuah lilin, korek api, Kaca bening, kertas tipis, lilin, batu,
kertas karton, kayu, kaleng, gelas bening, gelas berisi air putih, gelas berisi
lumpur, kain hitam, plastik hitam, sendok sayur stainless steel, cermin
datar, pensil, penggaris.
e. Menyusun Lembar Evaluasi.
Membuat soal evaluasi materi sifat cahaya dapat merambat lurus, cahaya
dapat menembus benda bening, serta sifat-sifat cermin sebanyak 20 soal.
Soal yang diberikan adalah soal pilihan ganda yang diselesaikan siswa
dengan waktu 35 menit yang dikerjakan secara individu. Soal evaluasi
dikerjakan tiap berakhirnya siklus.
23
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2012 melaui beberapa
kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah
sebagai berikut guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa,
menyampaikan indikator pencapaian kompetensi, dan dilanjutkan
dengan apersepsi. Dalam apersepsi guru bertanya pada siswa: “apa
yang terjadi jika lampu dihidupkan? Dan apa bila lampu dimatikan?”
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru memberikan sebuah sebuah hipotesis untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang sifat cahaya dapat merambat lurus
dengan hipotesis sebagai berikut: Apakah kalian melihat arah
cahaya lampu senter? Apa yang terjadi jika ditutup buku? Setelah
siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah tersebut guru
menulis hipotesis siswa dipapan tulis.
b. Elaborasi
Siswa kemudian dibagi atas 4-5 orang siswa untuk melakukan
kegiatan kelompok dengan menggunakan metode eksperimen.
Setelah siswa dibagi menjadi kelompok siswa menerima
penjelasan oleh guru mengenai langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh siswa antara lain:
1. Tandai tiap karton pada bagian tengah dengan posisi yang sama
kemudian buatlah lubang tepat di tanda.
2. Tegakkan ketiga karton dengan kayu penjepit. Usahakan ketiga
karton tersebut tegak dan dalam satu garis lurus.
3. Luruskan masing-masing karton tersebut. Usahakan lubang
pada tiap karton segaris.
4. Letakkan lilin di ujung karton.
24
5. Lihatlah pada lubang yang paling dekat dengan mata.
6. Setelah terlihat cahaya lilin tersebut, geser masing-masing
karton.
Setelah siswa mendapatkan penjelasan dari guru, kemudian tiap
kelompok menerima lembar kerja peserta didik satu buah lembar
kerja. Siswa mengeluarkan alat-alat yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Dalam kegiatan ini siswa mencatat temuan-temuan
yang ditemui siswa. kemudian siswa mengisi hasil temuan siswa
pada lembar kerja yang dibagikan guru sebelum percobaan
dimulai. Serta menuliskan kesimpulan pada lembar yang sama.
c. Konfirmasi
Setelah kegiatan kelompok selesai, kemudian tiap perwakilan
kelompok memaparkan hasil temuan pada kegiatan eksperimen
Selama kegiatan pemaparan hasil kelompok guru dan siswa
mencocokkan hasil temuan yang didapat. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang aktif dan kompak. Kemudian
siswa dan guru melakukan tanya jawab dan meluruskan kesalah
pahaman, dan memberikan penguatan pada kegiatan hari ini.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru memberikan rangkuman pada pelajaran
yang telah dilaksanakan siswa, serta siswa mencatat rangkuman yang
diberikan guru secara individu.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 27 Februari
2012. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
Kegiatan Awal
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah
sebagai berikut: guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa,
menyampaikan indikator pencapaian kompetensi, dan dilanjutkan
dengan apersepsi. Dalam apersepsi, guru menyuruh salah satu siswa
untuk keluar kelas dan melihat ke dalam kelas, dan juga guru menyuruh
25
siswa yang berada di dalam kelas untuk melihat temannya yang ada di
luar kelas. Kemudian guru menyuruh siswa yang ada di luar kelas
masuk dan bertanya pada siswa “ apakah kamu dapat melihat siswa
yang ada di dalam kelas?”
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru memberikan sebuah sebuah hipotesis untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang sifat cahaya dapat menembus benda
bening dengan hipotesis sebagai berikut: Sebutkan benda-benda
yang dapat ditembus cahaya? Setelah siswa menarik hipotesis dari
rumusan masalah tersebut guru menulis hipotesis siswa di papan
tulis.
b. Elaborasi
Siswa kemudian dibagi atas 4-5 orang siswa untuk melakukan
kegiatan kelompok dengan menggunakan metode eksperimen.
Setelah siswa dibagi menjadi kelompok siswa menerima
penjelasan oleh guru mengenai langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh siswa antara lain:
Kegiatan 1 “Cahaya menembus benda bening”
1. Letakkan alat dan bahan secara tertata di atas meja.
2. Peganglah salah satu benda di depan tembok
3. Sorot benda tersebut dengan cahaya lampu secara bergantian
Setelah siswa mendapatkan penjelasan dari guru, kemudian tiap
kelompok menerima lembar kerja peserta didik satu buah lembar
kerja. Siswa mengeluarkan alat-alat yang telah ditentukan
sebelumnya pada tiap kelompok. Dalam kegiatan ini siswa
mencatat temuan-temuan yang ditemui siswa. kemudian siswa
mengisi hasil temuan siswa pada pada lembar kerja yang dibagikan
guru sebelum percobaan dimulai. Serta menuliskan kesimpulan
pada lembar yang sama.
26
c. Konfirmasi
Setelah kegiatan kelompok selesai, kemudian tiap perwakilan
kelompok memaparkan hasil temuan pada kegiatan eksperimen
Selama kegiatan pemaparan hasil kelompok guru dan siswa
mencocokkan hasil temuan yang didapat. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang aktif dan kompak. Kemudian
siswa dan guru melakukan tanya jawab dan meluruskan kesalah
pahaman, dan memberikan penguatan pada kegiatan hari ini.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru memberikan rangkuman pada pelajaran
yang telah dilaksanakan siswa, serta siswa mencatat rangkuman yang
diberikan guru secara individu yaitu: benda-benda yang dapat
ditembus oleh cahaya adalah benda-benda yang mempunyai unsur-
unsur benda yang bening. Seperti kaca, plastik bening, dan air putih.
Dan benda yang tidak dapat ditembus cahaya yaitu benda yang
mempunyai kepekatan yang lebih.
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 29 Februari 2012.
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan
absensi dilanjutkan dengan apersepsi. Dalam apersepsi guru menyuruh
beberapa siswa maju ke depan kelas dan menyuruh siswa untuk
bercermin: Coba pegang telinga kanan! Coba pegang hidung! Coba
sentuh bayangan kalian pada kaca!
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru memberikan sebuah sebuah hipotesis untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang sifat-sifat pada cermin hipotesis sebagai
berikut: Bagaimana bayangan kalian saat berkaca pada cermin
27
kaca? Setelah siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah
tersebut guru menulis hipotesis siswa dipapan tulis.
b. Elaborasi
Siswa kemudian dibagi atas 4-5 orang siswa untuk melakukan
kegiatan kelompok dengan menggunakan metode eksperimen.
Setelah siswa dibagi menjadi kelompok siswa menerima
penjelasan oleh guru mengenai langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh siswa antara lain:
Kegiatan 1 “Bayangan pada cermin datar”
1. Coba tulis pada selembar kertas.
2. Peganglah kertas dan cermin dengan jarak 20 cm.
3. Perhatikan bayangan pada cermin, Tegak atau terbalikkah
bayangan dalam cermin? Bagaimana ukuran kertas pada yang
kamu bawa dengan di cermin?
Kegiatan 2 “Bayangan pada cermin cekung”.
1. Dekatkan sendok sayur dengan wajahmu!
2. Amatilah wajahmu pada cekungan sendok! Tegak atau terbalik
bayangan yang ada di sendok sayur? Bagaimana ukuran
bayangan pada sendok sayur ?
3. Jauhkan wajahmu dari sendok sayur!
4. Amati bayangan wajahmu pada sendok yang cekung. Tegak
atau terbalik bayangan yang ada di sendok sayur? Bagaimana
ukuran bayangan pada sendok sayur ?
Kegiatan 3 “Bayangan pada cermin cembung”
1. Dekatkan sendok sayur dengan wajahmu!
2. Amatilah wajahmu pada cekungan sendok! Tegak atau terbalik
bayangan yang ada di sendok sayur? Bagaimana ukuran
bayangan pada sendok sayur ?
3. Jauhkan wajahmu dari sendok sayur!
28
4. Amati bayangan wajahmu pada sendok yang cekung. Tegak
atau terbalik bayangan yang ada di sendok sayur? Bagaimana
ukuran bayangan pada sendok sayur ?
Setelah siswa mendapatkan penjelasan dari guru, kemudian tiap
kelompok menerima lembar kerja peserta didik satu buah lembar
kerja. Siswa mengeluarkan peralatan yang telah dibawa dari
rumah. Dalam kegiatan ini siswa mencatat temuan-temuan yang
ditemui siswa. kemudian siswa mengisi hasil temuan siswa pada
pada lembar kerja yang dibagikan guru sebelum percobaan
dimulai. Serta menuliskan kesimpulan pada lembar yang sama.
c. Konfirmasi
Setelah kegiatan kelompok selesai, kemudian tiap perwakilan
kelompok memaparkan hasil temuan pada kegiatan eksperimen
Selama kegiatan pemaparan hasil kelompok guru dan siswa
mencocokkan hasil temuan yang didapat. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang aktif dan kompak. Kemudian
siswa dan guru melakukan tanya jawab dan meluruskan kesalah
pahaman, dan memberikan penguatan pada kegiatan hari ini.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru memberikan rangkuman pada pelajaran
yang telah dilaksanakan siswa, serta siswa mencatat rangkuman
yang diberikan guru secara individu yaitu:Pada cermin datar
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: Ukuran (besar dan tinggi)
bayangan sama dengan ukuran benda. Jarak bayangan ke cermin
sama dengan jarak benda ke cermin. Kenampakan bayangan
berlawanan dengan benda. Misalnya tangan kirimu akan menjadi
tangan kanan bayanganmu. Bayangan tegak seperti bendanya.
Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat
dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar. Pada cermin
cekung mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: Sifat bayangan
benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada
29
letak benda terhadap cermin. Jika benda dekat dengan cermin
cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih besar, dan semu
(maya). Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda
bersifat nyata (sejati) dan terbalik. Pada cermin cembung
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: Bayangan pada cermin
cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada
benda yang sesungguhnya. Setelah memberikan rangkuman siswa
kemudian diberikan lembar soal akhir siklus untu mengukur
kemampuan siswa. Setelah semua siswa telah menyelesaikan soal
evaluasi, guru menyampaikan salam penutup.
3. Observasi
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan belum berjalan
lancar masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut:
1. Siswa masih belum paham dengan cara kerja, belum bisa aktif
dalam pelajaran, belum bisa berdiskusi dalam kelompok, belum
bisa memaparkan temuannya, Siswa masih terlihat kelelahan dalam
pelajaran.
2. Ada beberapa siswa yang masih ramai selama proses pembelajaran
berlangsung sehingga mengganggu teman yang lain.
b. Pertemuan Kedua
1 Siswa sudah mulai berantusias untuk ingin memulai pembelajaran,
siswa sudah mulai bisa untuk melakukan kegiatan berkelompok,
sudah mampu berdiskusi.
2 Masih ada beberapa siswa yang masih menggangu jalannya
pembelajaran yang disampaikan.
c. Pertemuan Ketiga
1 Siswa sudah dapat melaksanakan perintah perintah yang diberikan
guru dengan baik, sudah dapat memahami cara kerja, dan siswa
sudah dapat membuat tanggapan yang terjadi
30
2 Dalam pembelajaran pada pertemuan ketiga guru masih
kekurangan waktu untuk menyampaikan materi sehingga guru
menggunakan jam istirahat karena melihat siswa yang antusias
untuk meneruskan pelajaran.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil tes pada siklus I terdapat 7 siswa atau 36.84% yang
memiliki nilai di bawah KKM atau kurang dari nilai 63. Dan 12 siswa atau
63.16% . Mengacu pada indikator kerja pada siklus I dan hasil tes siklus
peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran siklus I sudah memenuhi
indikator kerja, yaitu 60% dari keseluruhan siswa kelas V SD Negeri 04
Sumogawe sudah memenuhi nilai diatas KKM IPA 63. Dan melihat
indikator kerja pada siklus II yang menargetkan 90% siswa dari
keseluruhan siswa mampu mendapat nilai lebih dari KKM IPA sebesar 63.
Maka hal-hal yang harus dilakukan untuk memperbaiki pelajaran pada
siklus II agar lebih optimal antara lain:
a. Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dari
guru, tetapi tidak menjawab dengan sekedarnya.
b. Memberikan motivasi pada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum diketahui oleh siswa.
c. Mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik untuk siswa.
4.1.3. Siklus II
Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan sifat
cahaya dapat dibiaskan dan menunjukkan cahaya putih terdiri dari berbagai
warna. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam tiga kali
pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
1. Rencana Tindakan
a. Menyusun Rencana Pembelajaran.
Pada siklus II ini disampaikan materi tentang sifat cahaya dapat dibiaskan,
pembentukkan cahaya putih, dan penguraian cahaya putih dengan
menggunakan metode eksperimen. Indikator yang akan dicapai adalah
menunjukkan sifat cahaya dapat dibiaskan dan menunjukkan pembentukan
31
cahaya putih yang terdiri terdiri dari berbagai warna, dan penguraian
cahaya putih. Tujuan pembelajarannya adalah dengan melakukan
pengamatan dan percobaan, agar siswa dapat menunjukkan sifat cahaya
dapat dibiaskan dengan benar, melalui pengamatan dan percobaan siswa
dapat mengetahui penyebab pembiasan cahaya, melalui pengamatan dan
percobaan siswa dapat menggambar cahaya yang mengalami pembiasan
apabila melalui dua medium yang berbeda, dengan melakukan pengamatan
dan percobaan siswa dapat menunjukkan terbentuknya cahaya putih dari
berbagai warna serta cahaya putih yang terdiri dari berbagai warna.
b. Menyusun Alokasi Waktu.
Alokasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran adalah 6 X 35 menit (3 X pertemuan)
c. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik.
Membuat lembar kerja peserta didik untuk materi sifat cahaya dapat
dibiaskan, Kombinasi warna serta Sifat cahaya dapat diuraikan. Kegiatan
Lembar Kerja Peserta Didik dikerjakan berkelompok tiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa.
d. Menyiapkan alat peraga
Alat peraga yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen siswa antara lain:
Gelas bening, Uang logam, Pensil, mangkuk, Air, Kertas karton putih,
Pensil warna atau Spidol berbagai warna, Pensil, Semprotan air
e. Menyusun lembar evaluasi.
Membuat soal evaluasi materi sifat cahaya dapat dibiaskan, pembentukkan
cahaya putih, dan penguraian cahaya putih sebanyak 20 soal. Soal yang
diberikan adalah soal pilihan ganda yang diselesaikan siswa dengan waktu
35 menit yang dikerjakan secara individu. Soal evaluasi dikerjakan tiap
berakhirnya siklus.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2012 melaui beberapa
kegiatan sebagai berikut:
32
Kegiatan Awal
Pada Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal
adalah sebagai berikut guru mengucapkan salam dan absensi siswa,
dilanjutkan dengan apersepsi. Dalam apersepsi guru bertanya pada
siswa: Pernahkah kalian menangkap ikan? Apa yang akan kalian
pegang? Bagian kepala, ekor, atau badan?
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru memberikan sebuah sebuah hipotesis untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dengan
hipotesis sebagai berikut: Pernahkah kalian pergi ke sungai atau kolam
renang pada siang hari? Bagaimana kedalaman jika kalian lihat? Guru
kemudian menulis jawaban siswa pada papan tulis.
b. Elaborasi
Siswa kemudian dibagi atas 4-5 orang siswa untuk melakukan kegiatan
kelompok dengan menggunakan metode eksperimen. Setelah siswa
dibagi menjadi kelompok siswa menerima penjelasan oleh guru
mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan oleh siswa antara lain:
Kegiatan 1 “Pensil dalam gelas”
1. Masukkan pensil pada gelas bening yang kosong. Amatilah!
2. Isi gelas tersebut dengan air putih hingga hampir penuh, dan
amatilah
Kegiatan 2: “ Koin dalam mangkok”
1. Masukkan uang logam dalam mangkok. Amati uang logam tadi.
2. Mintalah bantuan temanmu untuk mengisi mangkok tadi dengan
air, jangan pindah posisimu pada posisi semula. Amatilah apa yang
terjadi!
Setelah guru memberikan penjelasan kepada siswa, kemudian tiap
kelompok mendapatkan lembar kerja, setelah siswa menyiapkan alat
peraga yang telah disiapkan dari rumah, siswa dalam kelompok
melakukan kegiatan tentang pembiasan cahaya. Selain mengamati,
33
siswa juga mencatat hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh siswa.
Setelah melakukan percobaan siswa mencatat hasil percobaan pada
lembar kegiatan, serta siswa berdiskusi tentang temuan yang di dapat
serta menarik kesimpulan.
c. Konfirmasi
Setelah kegiatan kelompok selesai, kemudian tiap perwakilan
kelompok memaparkan hasil temuan pada kegiatan eksperimen Selama
kegiatan pemaparan hasil kelompok guru dan siswa mencocokkan
hasil temuan yang didapat. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang aktif dan kompak. Kemudian siswa dan guru
melakukan tanya jawab dan meluruskan kesalah pahaman, dan
memberikan penguatan pada kegiatan hari ini.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru memberikan rangkuman pada pelajaran
yang telah dilaksanakan siswa, serta siswa mencatat rangkuman yang
diberikan guru secara individu yaitu:
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda,
cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan
cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut
pembiasan. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat
yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal.
Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila
cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat,
cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 5 Maret 2012.
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan
absensi dilanjutkan dengan apersepsi. Dalam apersepsi guru bertanya
34
pada siswa: Anak-anak pernakah kamu melihat pelangi? Warna apa
sajakah yang terdapat di dalam pelangi?
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru memberikan sebuah sebuah hipotesis untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang pembentuk cahaya putih dengan
hipotesis sebagai berikut: Tahukah kalian warna apa saja yang
membentuk warna putih? Kemudian guru menulis jawaban siswa
di depan papan tulis sebagai hipotesis dari siswa.
b. Elaborasi
Siswa kemudian dibagi atas 4-5 orang siswa untuk melakukan kegiatan
kelompok dengan menggunakan metode eksperimen. Setelah siswa
dibagi menjadi kelompok siswa menerima penjelasan oleh guru
mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan oleh siswa antara lain:
Kegiatan siswa “Cakram warna”
1 Buatlah 2 lingkaran pada kertas karton dengan diameter 12 cm.
2 Salah satu lingkaran bagi menjadi 6 bagian sama besar dengan
warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu.
3 Salah satu lingkaran bagi menjadi 4 bagian sama besar dengan
warna: merah, kuning, hijau, biru.
4 Lubangi kedua lingkaran pada titik tengah, dan masukkan
pensil sebagai porosnya.
5 Putarlah lingkaran tadi seperti memutar gasing
Setelah guru memberikan penjelasan kepada siswa, kemudian tiap
kelompok mendapatkan lembar kerja, setelah siswa menyiapkan alat
peraga yang telah disiapkan dari rumah, siswa dalam kelompok
melakukan kegiatan tentang pembiasan cahaya. Selain mengamati,
siswa juga mencatat hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh siswa.
Setelah melakukan percobaan siswa mencatat hasil percobaan pada
lembar kegiatan, serta siswa berdiskusi tentang temuan yang di dapat
serta menarik kesimpulan.
35
c. Konfirmasi
Selanjutnya guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa
tentang pemahaman eksperimen/penelitian yang telah dilakukan
oleh siswa serta meluruskan kekeliruan siswa dalam melakukan
eksperimen dan memberikan penilaian terhadap seluruh kegiatan
yang telah dilakukan oleh siswa berupa pujian.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru memberikan rangkuman pada pelajaran
yang telah dilaksanakan siswa, serta siswa mencatat rangkuman yang
diberikan guru secara individu yaitu:
1. Warna putih adalah kumpulan dari berbagai warna.
2. Salah satu cara untuk mengetahui warna putih adalah dengan
menggunakan cakram warna.
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 7 Maret 2012.
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan
absensi dilanjutkan dengan apersepsi. Dalam apersepsi guru bertanya
kepada siswa: Pernahkah kalian melihat pelangi? Kapan pelangi
terjadi?
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru memberikan sebuah sebuah hipotesis untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang depersi cahaya sebagai berikut: Apa saja
warna pelangi yang kalian tahu? Setelah siswa menarik hipotesis
dari rumusan masalah tersebut guru menulis hipotesis siswa
dipapan tulis.
b. Elaborasi
Siswa kemudian dibagi atas 4-5 orang siswa untuk melakukan
kegiatan kelompok dengan menggunakan metode eksperimen.
36
Setelah siswa dibagi menjadi kelompok siswa menerima
penjelasan oleh guru mengenai langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh siswa antara lain:
Kegiatan siswa “ melihat pelangi”
1. Masukkan air dalam tabung semprotan.
2. Semprotkan air di halaman sekolah.
Setelah siswa mendapatkan penjelasan dari guru, kemudian tiap
kelompok menerima lembar kerja peserta didik satu buah lembar
kerja. Siswa mengeluarkan peralatan yang telah dibawa dari
rumah. Siswa diajak guru ke luar kelas untuk melakukan percobaan
dan pengamatan. Dalam kegiatan ini siswa mencatat temuan-
temuan yang ditemui siswa. kemudian siswa mengisi hasil temuan
siswa pada pada lembar kerja yang dibagikan guru sebelum
percobaan dimulai. Serta menuliskan kesimpulan pada lembar yang
sama.
c. Konfirmasi
Setelah kegiatan kelompok selesai, guru mengumpulkan siswa di
depan kelas untuk memaparkan hasil temuan pada kegiatan
eksperimen. Masing-masing perwakilan kelompok memaparkan
hasil yang telah di temui. Selama kegiatan pemaparan hasil
kelompok guru dan siswa mencocokkan hasil temuan yang didapat.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dan
kompak. Siswa dan guru melakukan tanya jawab dan meluruskan
kesalah pahaman, dan memberikan penguatan pada kegiatan hari
ini. Kemudian guru mengajak siswa masuk ke kelas.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru memberikan rangkuman pada pelajaran
yang telah dilaksanakan siswa, serta siswa mencatat rangkuman
yang diberikan guru secara individu yaitu: Pelangi terjadi karena
peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan
penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna.
37
Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun,
sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna.
Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga
terbentuk warna-warna pelangi. Setelah memberikan rangkuman
siswa kemudian diberikan lembar soal akhir siklus untu mengukur
kemampuan siswa. Setelah semua siswa telah menyelesaikan soal
evaluasi guru menyampaikan salam penutup.
3. Observasi
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama siklus II ini siswa sudah aktif dalam
melakukan kegiatan eksperimen dan juga siswa bersemangat dalam
melakukan penelitian, siswa sudah bisa merespon dan membaca
perintah yang diberikan guru serta pada lembar kerja peserta didik.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dalam siklus II ini siswa sudah bisa berinisiatif
dan mempunyai daya kreatifitas yang tinggi. Ketika siswa gagal
membuat gasing untuk percobaan, siswa kemudian berusaha
membuat lingkaran tersebut berputar dengan memutarkan
lingkaran tersebut pada ujung pena.
c. Pertemuan ketiga.
Pada pertemuan ketiga siklus II ini tiap kelompok bisa berdiskusi
dan melakukan hal yang diperintahkan. Siswa pun mempunyai
antusias yang tinggi ketika siswa mendapatkan penjelasan dari
guru tentang terbentuknya pelangi.
4. Refleksi
Setelah pembelajaran selesai, setelah peneliti mendapatkan hasil belajar
siswa, maka peneliti dan guru kelas melakukan diskusi tentang
pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Peneliti dan guru meninjau
hasil tes pada siswa. Berdasarkan daftar nilai pada tes siklus II siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM (63) sebanyak 19 siswa atau 100 %. Karena
38
jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran melebihi dari indikator kerja
yaitu 90% sehingga tidak perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
4.2. Hasil Analisis Data
4.2.1. Analisis Hasil Belajar Sebelum Diadakan Tindakan (Pra Siklus)
Sebelum siklus pertama dilaksanakan, peneliti memperoleh hasil nilai
pada pelajaran sebelumnya dengan hasil dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Perolehan Nilai Pra Siklus
Siswa kelas V, SD Negeri Sumogawe 04
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang
Nilai Frekuensi Persentase % Keterangan
24-36 0 0 Belum Tuntas 37-49 1 5.26 Belum Tuntas 50-62 10 52.63 Belum Tuntas 63-75 6 31.58 Tuntas 76-88 2 10.53 Tuntas 89-100 0 0 Tuntas
Jumlah 19 100
Belum Tuntas 11 57.89
Tuntas 8 42.11
Rata-rata 62.74
Nilai tertinggi 76
Nilai Terendah 46
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 24-36
sebanyak 0 dengan persentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 37-49 sebanyak
1 siswa dengan persentase 5.26%. Siswa yang mendapat nilai 50-62 sebanyak
10 siswa dengan persentase 52.63%. Siswa yang mendapat nilai 63-75
sebanyak 6 siswa dengan persentase 31.58%. Siswa yang mendapat 76-88
sebanyak 2 siswa dengan persentase 10.53%. Dan yang mendapatkan nilai 89-
39
100 sebanyak 0 siswa atau 0%. Bila disajikan dalam diagram batang dapat
dilihat pada diagram 4.1 di bawah ini:
Diagram 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus
Diagram 4.1 menjelaskan hasil belajar dari 19 siswa pada pra siklus,
tidak adanya siswa yang mendapat nilai pada rentang nilai 24-36, pada
rentang nilai 37-49 terdapat 1 siswa yang memperoleh nilai tersebut. Pada
rentang nilai 50-62 terdapat 10 siswa yang memperoleh nilai tersebut. Pada
rentang nilai 63-75 terdapat 6 siswa yang memperoleh nilai tersebut. Pada
rentang nilai 76-88 terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai tersebut. Dan pada
rentang nilai 88-100 terdapat 0 siswa yang memperoleh nilai tersebut. Berikut
ini disajikan distribusi ketuntasan belajar siswa:
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar siswa Pra Siklus
Nilai KKM Frekuensi Persentase (%) Keterangan
< 63 11 57.89 Belum tuntas
≥ 63 8 42.11 Tuntas
Jumlah 19 100
40
Dari tabel 4.2 menjelaskan tentang ketuntasan nilai siswa menurut
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan dari sekolah yaitu 63
data hasil perolehan nilai pada pra siklus diketahui bahwa siswa yang belum
mencapai nilai dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 63 sebanyak
11 siswa atau 57.89% sedangkan siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan
minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 42.11%. Berikut ini disajikan
distribusi ketuntasan belajar siswa pada diagram 4.2:
Diagram 4.2 Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus
Diagram 4.2 menjelaskan jumlah ketuntasan belajar dari siswa pada pra
siklus . Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 63 atau yang
belum tuntas sebesar 11 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai lebih
dari KKM 63 atau tuntas sebesar 8 siswa.
4.2.2. Analisis Hasil Belajar Siklus I
Setelah melaksanakan siklus I dengan metode eksperimen, peneliti
memperoleh hasil nilai pada pelajaran dengan hasil dapat dilihat pada tabel
4.3 sebagai berikut:
41
Tabel 4.3
Rekapitulasi Perolehan Nilai Siklus I
Siswa kelas V, SD Negeri Sumogawe 04
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang
Nilai Frekuensi Persentase
% Keterangan
24-36 1 5.26 Belum Tuntas 37-49 3 15.79 Belum Tuntas 50-62 3 15.79 Belum Tuntas 63-75 10 52.63 Tuntas 76-88 1 5.26 Tuntas 89-100 1 5.26 Tuntas
Jumlah 19 100
Belum Tuntas 7 63.16
Tuntas 12 36.84
Rata-rata 62.36
Nilai tertinggi 95
Nilai Terendah 35
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 24-36
sebanyak 1 dengan persentase 5.26%. Siswa yang mendapat nilai 37-49
sebanyak 3 siswa dengan persentase 15.79%. Siswa yang mendapat nilai 50-
62 sebanyak 3 siswa dengan persentase 15.79%. Siswa yang mendapat nilai
63-75 sebanyak 10 siswa dengan persentase 52.63%. Siswa yang mendapat
76-88 sebanyak 1 siswa dengan persentase 5.26%. Dan yang mendapatkan
nilai 89-100 sebanyak 1 siswa atau 5.26%. Bila disajikan dalam diagram
batang dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:
42
Diagram 4.3 Hasil Belajar Siklus I
Diagram 4.3 menjelaskan hasil belajar dari 19 siswa pada siklus I,
siswa yang mendapat nilai pada rentang nilai 24-36 sejumlah 1 siswa, pada
rentang nilai 37-49 siswa yang memperoleh nilai tersebut sejumlah 3 siswa.
Pada rentang nilai 50-62 siswa yang memperoleh nilai tersebut sejumlah 3
siswa. Pada rentang nilai 63-75 siswa yang memperoleh nilai tersebut
sejumlah 10 siswa. Pada rentang nilai 76-88 siswa yang memperoleh nilai
tersebut terdapat 1 siswa. Dan pada rentang nilai 88-100 siswa yang
memperoleh nilai tersebut terdapat 1 siswa. Berikut ini disajikan distribusi
ketuntasan belajar siswa:
Tabel 4.4
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Nilai KKM Frekuensi Persentase (%) Keterangan
< 63 7 36.84 Belum tuntas
≥ 63 12 63.16 Tuntas
Jumlah 19 100
43
Dari tabel 4.4 menjelaskan tentang ketuntasan nilai siswa menurut
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan dari sekolah yaitu 63
data hasil perolehan nilai pada siklus I diketahui bahwa siswa yang belum
mencapai nilai dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 63 sebanyak
7 siswa atau 36.84%. Sedangkan siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan
minimal sebanyak 12 siswa dengan persentase 63.16%. Berikut ini disajikan
distribusi ketuntasan belajar siswa pada diagram 4.4:
Diagram 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Diagram 4.4 menjelaskan jumlah ketuntasan belajar dari siswa pada
siklus I. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 63 atau yang
belum tuntas sebesar 7 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai lebih dari
KKM 63 atau tuntas sebesar 12 siswa.
4.2.3. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II
Pada pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya pada siklus II dengan
menggunakan metode eksperimen lebih dioptimalkan oleh guru. Siswa
melaksanakan semua kegiatan dengan metode eksperimen. Terlihat dari hasil
belajar siswa pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar dari siklus I.
dapat dilihat ketuntasan siklus II melalui tabel 4.5
44
Tabel 4.5
Rekapitulasi Perolehan Nilai Siklus II
Siswa kelas V, SD Negeri Sumogawe 04
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang
Nilai Frekuensi Persentase % Keterangan
24-36 0 0 Belum Tuntas 37-49 0 0 Belum Tuntas 50-62 0 0 Belum Tuntas 63-75 4 21.05 Tuntas 76-88 1 5.26 Tuntas
89-100 14 73.69 Tuntas
Jumlah 19 100
Belum Tuntas 11 57.89
Tuntas 8 42.11
Rata-rata 89.21 Nilai tertinggi 100 Nilai Terendah 70
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 24-36
sebanyak 0 dengan persentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 37-49 sebanyak
0 siswa dengan persentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 50-62 sebanyak 0
siswa dengan persentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 63-75 sebanyak 4
siswa dengan persentase 21.05%. Siswa yang mendapat 76-88 sebanyak 1
siswa dengan persentase 5.26%. Dan yang mendapatkan nilai 89-100
sebanyak 14 siswa atau 73.69%. Bila disajikan dalam diagram batang dapat
dilihat pada diagram 4.5 berikut ini:
45
Diagram 4.5 Hasil Belajar Siklus II
Diagram 4.5 menjelaskan hasil belajar dari 19 siswa pada siklus I,
siswa yang mendapat nilai pada rentang nilai 24-36 sejumlah 0 siswa, pada
rentang nilai 37-49 siswa yang memperoleh nilai tersebut sejumlah 0 siswa.
Pada rentang nilai 50-62 siswa yang memperoleh nilai tersebut sejumlah 0
siswa. Pada rentang nilai 63-75 siswa yang memperoleh nilai tersebut
sejumlah 4 siswa. Pada rentang nilai 76-88 siswa yang memperoleh nilai
tersebut terdapat 1 siswa. Dan pada rentang nilai 88-100 siswa yang
memperoleh nilai tersebut terdapat 14 siswa. Berikut ini disajikan distribusi
ketuntasan belajar siswa:
Tabel 4.5
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Nilai KKM Frekuensi Persentase (%) Keterangan
< 63 0 0 Belum tuntas
≥ 63 0 100 Tuntas
Jumlah 19 100
Dari tabel 4.5 menjelaskan tentang ketuntasan nilai siswa menurut
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan dari sekolah yaitu 63
46
data hasil perolehan nilai pada siklus II diketahui bahwa tidak ada siswa yang
belum mencapai nilai dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan
siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan minimal sebanyak 19 siswa
dengan persentase 100%. Berikut ini disajikan distribusi ketuntasan belajar
siswa pada diagram 4.6:
Diagram 4.6 Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Diagram 4.6 menjelaskan jumlah ketuntasan belajar dari siswa pada
siklus II. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 63 atau yang
belum tuntas sebesar 0 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai lebih dari
KKM 63 atau tuntas sebesar 19 siswa.
4.3. Pembahasan Antar Siklus
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa
penggunaan metode eksperimen pada hasil belajar siswa pada tiap proses
pembelajaran meningkat. Setelah peneliti melaksanakan tindakan siklus I dan
siklus II, hasil yang diperoleh sangat memuaskan. Dapat kita lihat pada tabel
4.7 hasil belajar pada siklus I samapai siklus II terjadi peningkatan.
47
Tabel 4.7
Ketuntasan Hasil Belajar pada Siswa kelas V SDN Sumogawe 04
No
Ketuntasan Belajar
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Persentase (%)
Jumlah
Siswa
Persentase (%)
Jumlah
Siswa
Persentase (%)
1 Belum Tuntas
11 57.79 7 36.84 0 0
2 Tuntas 8 42.11 12 63.16 19 100
Jumlah 19 100 19 100 19 100
Dalam tabel 4.7 ketuntasan siswa diatas dapat dilihat adanya peningkatan
jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA. Pada pra siklus jumlah siswa
yang tuntas 8 siswa atau 42.11%. Kemudian pada siklus I jumlah siswa yang
tuntas meningkat menjadi 12 siswa atau 63.16% dan pada siklus II siswa yang
tuntas sebanyak 100% atau 19 siswa. Pada klasifikasi belum tuntas pada pra siklus
terlihat 11 siswa dari 19 siswa belum tuntas atau sebanyak 57.79 %. Pada siklus I
jumlah siswa yang belum tunas turun menjadi 7 siswa dari 19 siswa atau sebanyak
36,84% yang belum tuntas. Dan pada siklus II tidak ada siswa yang belum tuntas.
Semua siswa memperoleh nilai diatas KKM, yaitu sebanyak 19 siswa atau 100%.
Hal ini dapat terlihat dari diagram 4.7
48
Diagram 4.7 Ketuntasan siswa Prasiklus, Siklus I, Siklus II
Siswa kelas V SDN Sumogawe 04
Diagram 4.7 menjelaskan perbandingan peningkatan ketuntasan hasil
pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dari diagram di atas diketahui dari kondisi
pra siklus dari 19 siswa, yang memperoleh nilai di bawah KKM (63) atau
yang belum tuntas sebanyak 11 siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh
nilai di atas KKM (63) atau tuntas sebanyak 8 siswa. Setelah diadakan
tindakan pada siklus I dengan metode eksperimen siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM (63) atau belum tuntas menurun menjadi 7 siswa. Dan
yang memperoleh nilai di atas KKM (63) atau tuntas naik sebanyak 12 siswa.
Setelah menggunakan metode eksperimen pada siklus II tidak ada siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM (63). Dan 19 siswa memperoleh nilai di atas
KKM atau tuntas.