31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Kutowinangun 09 Salatiga Sekolah ini didirikan pada tahun 1972 dengan biaya INPRES dan merupakan tanah hibah dari masyarakat dan terakreditasi B. Jumlah murid di SD ini ada 117 siswa.Kondisi Penelitian ini dilakukan di SDN Kutowinangun 09 Salatiga semester II tahun pelajaran 2011/2012 dengan subyek penelitian kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. SDN Kutowinangun 09 Salatiga terletak di desa canden kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Dengan letaknya yang berada dikawasan pinggiran kota menjadikan SDN Kutowinangun 09 ini memiliki suasana yang tenang dan nyaman sehingga cocok untuk dijadikan tempat belajar. Fasilitas pembelajaran di SD Negeri Kutowinangun 09 masih terbatas, yakni masih kurangnya alat peraga. Buku paket di SD ini cukup menunjang untuk sarana belajar siswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan bagi siswa. Adapun tenaga mengajar di SD Negeri Kutowinangun 09 terdiri dari guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan setiap kelas diampu oleh 1 guru, 1 guru olahraga, dan 1 guru agama dengan pendidikan terakhir setiap guru adalah S1. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas VI SDN Kutowinangun 09 Salatiga yang berjumlah 24 siswa pada mata pelajaran IPS, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPS yang telah dilakukan yang dimana, sebagian besar peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM = 65. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum SDN Kutowinangun 09 Salatiga

Sekolah ini didirikan pada tahun 1972 dengan biaya INPRES dan

merupakan tanah hibah dari masyarakat dan terakreditasi B. Jumlah murid di

SD ini ada 117 siswa.Kondisi Penelitian ini dilakukan di SDN Kutowinangun

09 Salatiga semester II tahun pelajaran 2011/2012 dengan subyek penelitian

kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. SDN Kutowinangun 09

Salatiga terletak di desa canden kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Dengan

letaknya yang berada dikawasan pinggiran kota menjadikan SDN

Kutowinangun 09 ini memiliki suasana yang tenang dan nyaman sehingga

cocok untuk dijadikan tempat belajar.

Fasilitas pembelajaran di SD Negeri Kutowinangun 09 masih terbatas,

yakni masih kurangnya alat peraga. Buku paket di SD ini cukup menunjang

untuk sarana belajar siswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat

dijadikan sumber bacaan bagi siswa.

Adapun tenaga mengajar di SD Negeri Kutowinangun 09 terdiri dari

guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan setiap kelas diampu oleh 1

guru, 1 guru olahraga, dan 1 guru agama dengan pendidikan terakhir setiap

guru adalah S1.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian

tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan pada kelas VI SDN Kutowinangun 09 Salatiga yang

berjumlah 24 siswa pada mata pelajaran IPS, terlihat bahwa hasil

belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil evaluasi

siswa pada mata pelajaran IPS yang telah dilakukan yang dimana,

sebagian besar peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM = 65.

43

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

44

Data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan, dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 1

Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Sebelum Tindakan

No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Siswa Prosentase

(%) 1 < 50 - - Belum tuntas 2 50 – 54 2 8.34 Belum tuntas 3 55 – 59 5 20.83 Belum tuntas 4 60 – 64 8 33.33 Belum tuntas 5 65 – 69 6 25 Tuntas 6 70 – 74 3 12.5 Tuntas 7 75 – 79 - - - 8 80 – 84 - - - 9 85 – 89 - - - 10 90 – 94 - - - 11 95 – 100 - - - Jumlah 24 100 Rata-rata 60,62 Nilai tertinggi 70 Nilai terendah 50

Mengacu pada tabel di atas, terlihat bahwa perbandingan

siswa yang mencapai KKM adalah 9 siswa atau 37.5% dan siswa

yang belum mencapai KKM berjumlah 15 siswa atau 62.5%.Nilai

rata-rata yang diperoleh kelas adalah 59.37, dengan perolehan nilai

terendah yaitu 50 dan tertinggi 70. Adapun data rekapitulasi

ketuntasan belajar sebelum diberikan tindakan disajikan pada

grafik berikut ini:

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

45

Gambar 4.1.

Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

Mengacu pada KKM = 65, maka prosentase keseluruhan

siswa yang mencapai kriteria ketuntasan maupun belum tuntas

belajar, disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 2

Prosentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

No

Nilai

Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Siswa Prosentase (%)

1 < 65 15 62.5 Belum tuntas

2 ≥ 65 9 37.5 Tuntas

Jumlah 24 100

Rata-rata 59.37

Nilai tertinggi 70

Nilai terendah 50

Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SDN

Kutowinangun 09 Salatiga sebelum dilakukan tindakan, diketahui

bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria

ketuntasan minimal yaitu (KKM = 65) sebanyak 15 siswa atau

62.5% dari total keseluruhan siswa; sedangkan siswa yang

Belum tuntas

Tuntas

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

46

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa atau

37.5% dari total seluruh siswa.

Berdasarkan pengamatan sebelum dilakukan penelitian,

rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh tidak adanya minat

dalam belajar terutama dalam IPS, terlihat ketika di kelas, siswa

mudah jenuh dalam mengikuti pelajaran karena pelajaran IPS

sendiri yang bersifat menghafal. Selain itu, cara guru mengajar

yang masih dengan menggunakan metode ceramah membuat kelas

menjadi monoton dan sajian pelajaran menjadi kurang menarik

perhatian siswa.

Berpatokan pada data hasil belajar awal atau data hasil belajar

sebelum dilakukan tindakan, penulis melakukan sebuah penelitian

tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian di SDN

Kutowinangun 09 Kec Tingkir Salatiga, penulis akan

menggunakan metode pembelajaran mind mapping. Penelitian ini

akan dilakukan dalam dua siklus, dimana tiap siklus akan

dilakukan dua pertemuan.

4.2.2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang

dilakukan oleh penulis, antara lain:

1) Memeriksa RPP yang telah disusun, sambil mencermati

kembali setiap butir yang direncakan akan dilaksanakan pada

pelaksanaan tindakan.

2) Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang akan

digunakan.

3) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat

pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah

disepakati dengan guru yang mendampingi sebagai observer.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

47

b. Pelaksanaan Tindakan

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran,

pengajar bersama observer menyepakati untuk melakukan

kegiatan pembelajaran yang terdiri dari dua pertemuan

pembelajaran yaitu:

Pertemuan I

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi

beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana

pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam,

berdoa, mengabsen, dan melakukan apersepsi. Kegiatan

apersepsi yang dilakukan adalah mengingatkan kembali

kepada para siswa tentang materi perkembangan

teknologi produksi, komunikasi dan transportasi,

sekaligus menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, yang dilakukan oleh pengajar adalah

menjelaskan materi pembelajaran yaitu perkembangan

teknologi produksi, komunikasi dan transportasi, pada

kegiatan ini penulis mengambil kata kunci yaitu teknologi

kemudian menempelkan gambar tersebut, pada kertas karton

putih yang telah disediakan, menempelkan gambar tersebut

pada tengah-tengah karton, kemudian membuat cabang-

cabang dari gambar tersebut dengan spidol berwarna sambil

menjelaskan kepada siswa kaitan antara gambar Teknologi

dengan cabang-cabang yang dibuat. Cabang pertama yang

dibuat adalah teknologi produksi, kemudian cabang yang

kedua yang dibuat adalah teknologi transportasi, cabang yang

ketiga yang dibuat adalah teknologi komunika. Setelah

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

48

membuat cabang-cabang tersebut, pengajar melanjutkan

membuat sub-sub cabang. Pada cabang yang lain, pengajar

juga membuat sub cabang yaitu macam – macam alat

teknologi tersebut. Pada kedua sub cabang yang berbeda,

namun ada titik temunya, pengajar membuat garis

melengkung, dimana pada ujung garis itu diberikan tanda

panah sebagai tanda bahwa dua sub konsep yang berbeda.

Setelah pengajar memberikan contoh tentang bagaimana

sebuah konsep perkembangan teknologi, diangkat dengan

menggunakan salah satu kata sebagai konsep kunci, dan

mengacu pada kata tersebut, dapat ditemukan banyak hal

melalui metode mind mapping, pengajar meminta siswa

untuk melakukan hal yang sama terkait dengan materi yang

diberikan. Ketika memulai meminta siswa untuk melakukan

hal tersebut, pada saat bersamaan, pengajar juga membagikan

angket minat belajar untuk mengetahui bagaimana minat

belajar siswa dengan menggunakan metode mind mapping.

Persoalan muncul ketika siswa diminta untuk mulai

melakukan pembelajaran dengan metode mind mapping.

Suasana menjadi agak ribut, karena masih banyak siswa

belum memahami dengan benar bagaimana menggunakan

metode mind mapping, sehingga kelas menjadi gaduh karena

siswa saling bertanya kepada temannya bagaimana memulai

sebuah ide dengan kata kunci tertentu. Untuk mengendalikan

suasana agar tidak terlalu ribut, pengajar meminta siswa

untuk menanyakan saja apa yang belum dipahami. Pengajar

kemudian mendampingi para siswa, memperhatikan cara

kerja mereka dengan menggunakan metode mind mapping,

sambil memberikan stimulus yang dapat memicu

pengetahuan-pengetahuan siswa terkait dengan materi

perkembangan teknologi

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

49

Setelah waktu membuat mind mapping selesai, pengajar

memberikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan

secara individual. Lembar kerja tersebut dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh siswa mulai memahami materi

pelajaran yang sedang dipelajari dengan menggunakan

metode mind mapping.

3) Kegiatan penutup

Pengajar bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan

tentang materi yang ditelah dipelajari dengan menggunakan

metode mind mapping, sekaligus memberikan kesempatan

kepada siswa yang masih belum memahami materi pelajaran

yang diberikan, guru memberikan pesan kepada siswa untuk

mempelajari lagi materi tersebut di rumah, karena masih akan

dilakukan lagi pertemuan berikutnya, dan memberikan PR.

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa,

mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Kemudian,

guru bertanya kepada siswa “siapa yang tidak mengerjakan

PR?”. Guru mencocokkan PR dan mengingatkan kembali

tentang materi Perkembangan teknologi.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini, yang dilakukan oleh

penulis adalah menjelaskan materi pembelajaran tentang

teknologi produksi pada masa lalu dan masa kini. Untuk

memberikan penjelasan tentang sub materi tersebut, pengajar

menggunakan metode mind mapping, dengan memilih kata

kunci teknologi produksi sebagai kata kunci utama. Dari

konsep utama ini, pengajar membuat cabang-cabang lagi

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

50

yaitu teknologi produksi masa kini, dan teknologi masa

lampau. Setelah membuat sub-sub cabang tersebut, pengajar

melanjutkan membuat ranting-ranting lagi dengan

menyebutkan macam – macam alat sesuai

perkembangannya.Setelah melakukan pemetaan materi

dengan menggunakan metode mind mapping, siswa diminta

untuk memetakan materi yang sedang dipelajari dengan

menggunakan salah satu materi. Pengajar mendampingi

selama siswa melakukan pemetaan materi tersebut, sambil

membantu siswa mengaitkan materi tersebut dengan

pengetahuan-pengetahuan yang telah didapatkan sebelum-

sebelumnya untuk mempermudah mengembangkan konsep-

konsep. Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah lebih tenang,

dimana masing-masing sudah lebih fokus untuk mengerjakan

bagiannya sendiri-sendiri. Tidak terlupakan pula, pengajar

membagikan angket minat belajar untuk diisi oleh para siswa,

secara khusus minat belajar pada mata pelajaran dengan

menggunakan metode mind mapping.

3) Kegiatan penutup

Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara individual

untuk dikerjakan di rumah, penulis sebagai pengajar

memberikan kesempatan kepada siswa yang belum

memahami pelajaran termasuk metode pembelajarn untuk

bertanya, penulis selaku pengajar bersama-sama dengan

siswa mengambil kesimpulan dan pengajar mengingatkan

untuk mempelajari sub materi berikutnya yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

51

Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari

siklus 1. Kegiatan pada pertemuan ketiga untuk melaksanakan

evaluasi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada

pertemuan pertama dan kedua pada siklus 1 dan penyebaran

angket minat belajar siswa. Evaluasi yang akan diberikan berupa

tes tertulis dengan bentuk soal isian pendek dan jumlah soal 20.

Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan

ketiga yaitu guru menyampaikan kepada siswa tentang kesiapan

dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Guru menjelaskan pada

siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi,

kemudian guru membagikan soal evaluasi pada setiap siswa.

Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan guru

mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua

siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru bersama siswa

mencocokkan hasil kerja siswa dan langsung mengumumkan

hasil nilai tes kepada siswa.

c. Observasi

Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan

menggunakan lembar observasi atau pengamatan yang mengacu

pada kegiatan guru pada saat melakukan pembelajaran. Hasil

observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk

merencanakan rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

52

Tabel 4.3

Lembar Observasi Guru

No

Indikator

Siklus 1 Pertemuan 1 2 3

1 Guru sudah menentukan indikator yang akan dicapai

√ √ √

2 Guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran √ √ √ 3 Guru sudah menyusun RPP dengan metode

Mind mapping √ √ √

4 Kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran

√ √ √

5 Guru sudah mempersiapkan perlengkapan pembelajaran

√ √ √

6 Guru sudah menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan doa

√ √ √

7 Guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

√ √ √

8 Guru sudah memotivasi peserta didik √ √ √ 9 Guru sudah melibatkan peserta didik mencari

informasi yang luas dalam materi IPS √ √ √

10 Guru sudah menggunakan metode mind mapping, dengan menggunakan Gambar tentang materi yang diajarkan

√ √ √

11 Guru sudah melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran

√ √ √

12 Guru bersama siswa sudah menemukan ide dalam pembuatan mind mapping tentang materi IPS

√ √ √

13 Guru sudah Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang sudah mereka kerjakan

√ √ √

14 Sumber belajar guru sudah sesuai dengan mater ajar

√ √ √

15 Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran

√ √ √

16 Guru sudah melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

√ √ √

17 Guru sudah memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

√ √ √

18 Guru sudah merencanakan kegiatan tindak lanjut

√ √ √

19 Guru sudah memberikan PR kepada siswa √ √ √ 20 Guru sudah menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan √ √ √

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

53

1. Paparan Hasil Belajar Belajar Siklus I

Hasil observasi hasil belajar dan minat belajar pada siklus I

yang diperoleh selama proses pembelajaran IPS dengan

menggunakan metode mind mapping kelas IV SDN

Kutowinangun 09 Salatiga, adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

No Nilai Tindakan Siklus 1 Keterangan Jumlah Siswa

Prosentase (%)

1 < 50 - - Belum tuntas 2 50 – 54 - - Belum tuntas 3 55 – 59 2 8.33 Belum tuntas 4 60 – 64 10 41.67 Belum tuntas 5 65 – 69 5 20.83 Tuntas 6 70 – 74 4 16.67 Tuntas 7 75 – 79 2 8.33 Tuntas 8 80 – 84 1 4.17 Tuntas 9 85 – 89 - - - 10 90 – 94 - - - 11 95 – 100 - - - Jumlah 24 100 Rata-rata 63.95 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 55 Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas perbandingan hasil

belajar siswa pada kondisi sebelum tindakan dan setelah diberikan

tindakan pada siklus I, yang mencapai kentuntasan belajar

(KKM= 65) sebanyak 12 siswa atau 50% sedangkan siswa yang

belum mencapai kentuntasan belajar sebanyak 12 siswa atau 50%.

Pada kondisi awal, diketahui bahwa ada 16 siswa atau 75% dari

total siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Kondisi ini

berubah setelah diberikan tindakan pada siklus I. Siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang 50 – 54, 60 – 64 dan 65 – 69

berjumlah 12 siswa. Nilai rata-rata siswa meningkat dari awal

sebelum tindakan yaitu 59.37 menjadi 63.95 pada siklus I. Nilai

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

54

terendah dicapai dengan nilai 50 dan nilai tertinggi adalah 80.

Rekapitulasi perolehan hasil belajar pada siklus I tersebut,

disajikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4. 2

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Berikut disajikan dalam tabel, prosentase ketuntasan belajar pada

siklus I. hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 5

Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Siswa Prosentase (%)

1 < 65 12 50 Belum tuntas 2 ≥ 65 12 50 Tuntas

Jumlah 24 100 Rata-rata 63.95 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 55

Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa SDN

Kutowinangun 09, sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa

siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal sebanyak 15 siswa atau 62.5%; sedangkan yang

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa dengan

prosentase 37.5%. Kondisi ini berubah setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus I, dimana siswa yang berhasil lulus KKM

Belum tuntas

Tuntas

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

55

dan yang sudah berhasil berimbang yaitu masing – masing

sebanyak 12 siswa atau 50%.

2. Perbandingan hasil belajar sebelum tindakan dan siklus 1

Berdasarkan pengamatan, setelah diadakan penelitian

tindakan siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini

disebabkan karena siswa mulai merasa senang dalam proses

pembelajaran. Selain itu siswa mulai menguasai car menuangkan

informasi ke dalam mind mapping. Dari hasil ini tampak bahwa

pada saat pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode

mind mapping, siswa mulai menunjukkan semangat di dalam

belajar.

Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar

setelah dilakukan tindakan pada siklus I, berikut disajikan dalam

tabel nilai siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada

siklus I.

Pada studi awal siswa yang tuntas hasil belajar hanya 9 siswa

(37.5%). Siswa yang belum tuntas belajar mencapai 15 siswa

(62.5%) dari 24 siswa, dengan nilai rata-rata sebelum tindakan

60.62. Pada siklus I peningkatan hasil belajar meningkat

mencapai 12 siswa (50%) dari 24 siswa, nilai rata-rata dari studi

awal 60.62 naik menjadi 63,95. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar siswa, meskipun peningkatan hasil

belajar siswa belum sesuai dengan kriteria yang diinginkan yaitu

70% dari 24 siswa. Adapun perbandingan hasil belajar sebelum

tindakan dan setelah tindakan pada siklus I disajikan pada tabel

berikut ini:

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

56

Tabel 4. 6

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan

Siklus I

No. Nilai Kondisi Awal Siklus I

Siswa Presentase Siswa Presentase

1 Tuntas 9 37.5 12 50

2 Belum Tuntas 15 62.5 12 50

Jumlah 24 100% 24 100%

Mengacu pada tabel di atas, dilihat bahwa terjadi

peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar setelah

diberikan tindakan pada siklus I. Meskipun, peningkatan

tersebut belum mencapai kriteria yaitu 70% dari total jumlah

siswa. Adapun perbandingan hasil belajar sebelum tindakan

dan tindakan pada siklus I, tersaji pada gambar berikut ini:

Gambar 4.3

Perbandingan Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan Tindakan

Siklus I

Mengacu pada tabel di atas, maka terjadi peningkatan hasil

belajar dari sebelum siklus hingga setelah siklus I yaitu terjadi

peningkatan 12,5%.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

57

3. Analisis Angket Minat Siklus 1

Penilaian terhadap minat siswa menggunakan skala Likert

dengan rentang 4 – 1, skor 4 (sangat setuju), skor 3 (setuju), skor

2 (tidak setuju), dam skor 1 (sangat tidak setuju). Skor

keseluruhannya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor

butir pernyataan. Rentangan yang dipakai 1 sampai 4, maka

diperoleh skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4.

Berikut ini dipaparkan hasil pengamatan minat belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan

metode mind mapping. Patokan untuk mengukur hasil belajar

siswa adalah skor perolehan siswa dalam menjawab angket

dibagi skor maksimal yairu 15 dikali 4, 15 adalah jumlah item

soal dan 4 adalah skor tertinggi, lalu dikalikan 100. Uraiannya

adalah seperti berikut:

Tabel 4.7

Kategori Interval Skala Likert Angket Minat Belajar Siswa Interval Kategori

60 – 48,75 Sangat berminat 48,74 – 37,5 Berminat 37,49 – 26,25 Kurang berminat

26,24 - 15 Tidak berminat

Hasil angket minat belajar siswa pada siklus 1 dapat diketahui

bahwa minat belajar siswa pada siklus 1 dikategorikan sangat

berminat sebanyak 17 siswa, 2 siswa berminat dan 5 siswa kurang

berminat dalam mengikuti pembelajaran IPS.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

58

d. Refleksi

Pembelajaran IPS kelas IV pada materi perkembangan

teknologi produksi pada siklus I ini belum berhasil sesuai

kriteria yang ditentukan karena ketuntasan belajar baru 50%.

Ini berarti baru 12 dari 24 siswa mempunyai hasil belajar yang

tuntas atau mendapat nilai 65 ke atas.

Hasil diskusi guru dengan observer dapat mengungkapakan

faktor penyebab kekurang keberhasilan dalam pembelajaran

yaitu:

a) Pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali saat pada

saat siswa mulai diminta untuk membuat materinya sendiri

dengan menggunakan metode mind mapping.

b) Guru masih kaku dalam memandu siswa yang belum

memahami langkah-langkah pembuatan mind mapping,

juga dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa untuk

diasosiasikan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.

Berdasarkan data yang telah dianalisis dan data hasil

diskusi, penulis melakukan penelaahan dan mencoba

menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Hasil ini

menunjukkan bahwa penguasaan siswa sudah meningkat,

meskipun belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang

ditentukan karena ketuntasan belajar baru 50%, atau baru 12

dari 24 siswayang tuntas belajar atau mendapat nilai 65 ke

atas.

Berdasarkan hasil evaluasi observasi, peneliti memutuskan

untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II

sebagai berikut:

1) Memandu siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa

untuk diasosiakan dengan materi yang sedang dipelajari

melalui metode mind mapping.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

59

2) Memberi penguatan dalam penggunaan metode mind

mapping agar siswa cepat memahami.

4.2.3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Bersama-sama dengan supervisor dan observer penulis yang

berperan sebagai pengajar merevisi RPP dan menyiapkan kembali

skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada perbaikan

pembelajaran siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan observer

dan refleksi siklus I maka penulis selaku pengajar melakukan

upaya perbaikan pembelajaran, memandu siswa dalam

mengeksplorasi pengetahuan siswa untuk diasosiakan dengan

materi yang sedang dipelajari melalui metode mind mapping. dan

memberikan reward atau penguatan kepada siswa yang

menjawab benar. Selain itu penulis juga menyiapkan kembali

lembar kerja siswa, lembar evaluasi, dan menyiapakan alat

peraga. Juga, observer bersama guru juga menyepakati fokus

observer dan kriteria yang akan digunakan.

b. Pelaksanaan

Pertemuan I

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa,

mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Kemudian,

guru bertanya kepada siswa “siapa yang tidak mengerjakan

PR?”. Guru mencocokkan PR dan mengingatkan kembali

tentang materi tentang diajarkan dipertemuan sebelumnya.

2) Kegiatan inti, pengajar menjelaskan kembali materi tentang

perkembangan alat produksi,komunikasi, dan transportasi.

Setelah bertanya jawab sebentar, pengajar melanjutkan materi

perkembangan teknologi tansportasi dan komunikasi.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

60

Pengajar pmengambil kata kunci yaitu alat transportasi

sebagai konsep kunci dalam menjelaskan materi yang

diajarkan. Pengajar lebih dahulu menempelkan gambar alat

transportasi pada karton yang telah disediakan, kemudian

membuat cabang dengan menggunakan spidol berwarna

mulai dari alat transportasi masa kini dan masa lalu.

Kemudian penulis membuat cabang – cabang alat transportasi

masa kini yaitu alat transportasi darat, laut serta udara, begitu

juga seterusnya.Sambil membuat cabang-cabang, pengajar

juga ikut menjelaskan isi dari cabang-cabang tersebut kepada

siswa. Setelah selesai membuat cabang-cabang, pengajar

meminta kepada siswa untuk membuat peta konsep yang

sama dengan menambahkan konsep yang dicontohkan.

Pada saat siswa diminta untuk memulai menggunakan peta

konsep dengan kata kunci di atas, tampak bahwa tidak seperti

pada siklus I, siswa sudah mulai lebih tenang, ada siswa yang

sudah berani mengangkat tangan dan bertanya tentang

melanjutkan dari membuat cabang ke ranting-ranting dan

bagaimana mengaitkan antara dua cabang yang berbeda,

namun ada titik temu yang sama. Sambil memberikan

penjelasan tentang manfaat menggunakan metode mind

mapping, penulis bersama dengan observer membagikan

angket minat belajar untuk diisi berminat dalam belajar

setelah mengerti cara menggunakan metode mind mapping.

3) Kegiatan akhir

Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara individual

untuk dikerjakan di rumah, penulis sebagai pengajar

memberikan kesempatan kepada siswa yang belum

memahami pelajaran termasuk metode pembelajarn untuk

bertanya, pengajar selaku pengajar bersama-sama dengan

siswa mengambil kesimpulan dan pengajar mengingatkan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

61

untuk mempelajari sub materi berikutnya yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya. Tidak lupa, pengajar

juga memberikan pujian kepada siswa yang aktif bertanya,

sambil mengingatkan pada siswa yang lain, bahwa bertanya

adalah hal penting dan mendasar di dalam belajar.

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, kegiatan

awal dimulai dengan salam, berdoa, mengabsensi siswa,

mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi.

Pengajar kemudian bertanya kepada siswa, “siapa yang

tahu alat komunikasi itu apa saja?”. Kemudian pengajar

memberikan kesempatan dari beberapa siswa untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan. Ada siswa yang

menjawab telepon,handphone ada yang menjawab bedug,

ketongan, alarm. Setelah siswa selesai menjawab tidak

lupa pengajar memberikan pujian. Setelah itu, pengajar

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pertemuan itu.

2) Kegiatan inti

Melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya, pada

pertemuan II siklus II ini, dibahas materi tentang alat –

alat komunikasi dan trasportasi. Sama seperti pada

pertemuan sebelumnya, pengajar menempelkan karton

putih, kemudian menempelkan gambar jenis alat

komunikasi, kemudian membuat cabang-cabang dimulai

dengan menggunakan pertanyaan dasar yaitu (apa, kapan,

dimana, dan bagaimana), yang semua itu terkait dengan

alat komunikasi. Setelah itu, pengajar meminta siswa

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

62

untuk menjelaskan kegunaan alat tersebut dalam

kehidupan sehari – hari.

Sambil siswa mengerjakan tugasnya, pengajar

mengingatkan untuk siswa jangan lupa mengisi angket

minat belajar yang telah dibagikan pada pertemuan

sebelumnya. Pada pertemuan kedua siklus II ini, terlihat

siswa sangat tenang dalam mengerjakan tugasnya, siswa

paham menggunakan metode mind mapping, ini terlihat

dengan beragam warna yang digunakan siswa dalam

membuat cabang-cabang dan ranting-ranting dari konsep

utama yang diberikan.

3) Kegiatan akhir

Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya,

penulis memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

pada hal-hal yang belum dipahami. Sebelum menutup

pelajaran, pengajar melakukan penelitian. Pengajar juga

mengingatkan siswa, untuk dapat menggunakan metode

mind mapping pada mata pelajaran yang lain, atau

mungkin juga dalam membuat rencana-rencana yang lain.

Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari

siklus 2. Kegiatan pada pertemuan ketiga untuk

melaksanakan evaluasi dari pembelajaran yang sudah

dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus

2 dan penyebaran angket minat belajar siswa. Evaluasi yang

akan diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal isian

pendek dan jumlah soal 15. Langkah-langkah kegiatan yang

akan dilakukan pada pertemuan ketiga yaitu guru

menyampaikan kepada siswa tentang kesiapan dalam

mengikuti evaluasi pembelajaran. Guru menjelaskan pada

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

63

siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi,

kemudian guru membagikan soal evaluasi pada setiap siswa.

Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan guru

mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah

semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru bersama

siswa mencocokkan hasil kerja siswa dan langsung

mengumumkan hasil nilai tes kepada siswa.

c. Observasi

Bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar,

pengajar meminta observer untuk melakukan observasi dengan

menggunakan lembar observasi guru dan siswa yang telah

disiapkan sebelumnya. Berikut diuraikan hasil observasi yaitu

hasil belajar siswa pada siklus II, pengajar ketika mengajar

dengan menggunakan metode mind mapping, termasuk minat

belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan

metode mind mapping.

Setelah akhir pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2, maka di

dapatkan kinerja guru dalam mengajar dengan metode mind mapping

dapat dilihat di halaman selanjutnya.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

64

Tabel 4.8

Hasil obesrvasi aktivitas guru

No

Indikator

Siklus 1

pertemuan

1 2 3

1 Guru sudah menentukan indikator yang akan dicapai √ √ √ 2 Guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran √ √ √ 3 Guru sudah menyusun RPP dengan metode Mind

mapping √ √ √

4 Kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran √ √ √ 5 Guru sudah mempersiapkan perlengkapan

pembelajaran √ √ √

6 Guru sudah menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan doa

√ √ √

7 Guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

√ √ √

8 Guru sudah memotivasi peserta didik √ √ √ 9 Guru sudah melibatkan peserta didik mencari

informasi yang luas dalam materi IPS √ √ √

10 Guru sudah menggunakan metode mind mapping, dengan menggunakan Gambar tentang materi yang diajarkan

√ √ √

11 Guru sudah melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran

√ √ √

12 Guru bersama siswa sudah menemukan ide dalam pembuatan mind mapping tentang materi IPS

√ √ √

13 Guru sudah Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang sudah mereka kerjakan?

√ √ √

14 Sumber belajar guru sudah sesuai dengan materi ajar √ √ √ 15 Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau

sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran √ √ √

16 Guru sudah melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

√ √ √

17 Guru sudah memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

√ √ √

18 Guru sudah merencanakan kegiatan tindak lanjut √ √ √ 19 Guru sudah memberikan PR kepada siswa √ √ √ 20 Guru sudah menyampaikan rencana pembelajaran

pada pertemuan √ √ √

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

65

1. Paparan Hasil Belajar dan Minat Belajar Siklus II

Hasil observasi hasil belajar dan minat belajar pada siklus II yang

diperoleh selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan

metode mind mapping kelas IV SDN Kutowinangun 09 Salatiga,

adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 9

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

No Nilai Tindakan Siklus II Keterangan Jumlah Siswa

Prosentase (%)

1 < 50 - - - 2 50 – 54 - - - 3 55 – 59 - - - 4 60 – 64 - - - 5 65 – 69 3 12,5 Tuntas 6 70 – 74 7 29.17 Tuntas 7 75 – 79 9 37.5 Tuntas 8 80 – 84 2 8.33 Tuntas 9 85 – 89 - - - 10 90 – 94 3 12.5 Tuntas 11 95 – 100 - - Jumlah 24 100 Rata-rata 74.58 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 65

Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan

ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan

pada siklus I. Jika pada siklus I, siswa yang tuntas belajar mencapai

12 siswa, di siklus ini semua siswa mengalami ketuntasan dengan

nilai rata – rata 74.58 dengan nilai terendah 70 dan tertinggi 90.

Adapun rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa, disajikan pada

grafik berikut ini:

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

66

Gambar 4. 4

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Tabel 4. 10

Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Setelah Pelaksanaan

Siklus II No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Siswa Prosentase (%)

1 < 65 - - Belum tuntas

2 ≥ 65 24 100 Tuntas

Jumlah 24 100

Rata-rata 80.75

Nilai tertinggi 93

Nilai terendah 66

Ketuntasan hasil belajar Hasil Ketuntasan belajar siswa SD

Negeri Kutowinangun 09 Salatiga, sebelum dilakukan tindakan

dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 15 siswa pada

siklus I kemudian terjadi penurunan menjadi 12 siswa setelah

dilakukan siklus II tidak ada lagi siswa yang tidak berada pada di

bawah KKM. Sedangkan, yang mencapai ketuntasan minimal

sebelum dilaksanakan tindakan yaitu sebanyak 9 siswa pada

siklus I kemudian meningkat menjadi 12 siswa dan pada siklus II

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

67

mengalami peningkatan lagi menjadi 100% tuntas dalam belajar

IPS. Dengan hasil ini membuktikan penelitian yang telah

dilakukan telah berhasil karena telah melebihi batas ketuntasan

yaitu 70% sedangkan hasil yang didapat adalah 100%.

Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian

tindakan siklus II, terjadi kenaikan hasil belajar siswa. Terjadinya

kenaikan hasil belajar siswa tersebut karena siswa merasa senang

dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat sangat antusias, aktif

dalam bertanya tentang menggunakan metode mind mapping,

bahkan ada siswa yang mengatakan jika metode mind mapping

sangat menyenangkan karena membantu menggali

pengetahuannya. Berikut disajikan minat siswa dalam mengikuti

pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi produksi,

komunikasi, dan trasnportasi dengan menggunakan metode mind

mapping.

Mengacu pada lembar observasi siswa, dibantu oleh

observer yang mengamati selama proses pembelajaran, diketahui

bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran berada pada nilai

aktivitas baik atau 95.06% dari total keseluruhan perolehan nilai

aktivitas. Dari hasil ini tampak bahwa pada saat pembelajaran

siklus II dengan menggunakan metode mind mapping, siswa

berada pada kategori keaktifan belajar sangat baik.

2. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II

Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar

setelah dilakukan tindakan pada siklus II, berikut disajikan dalam

tabel nilai yang diperoleh siswa pada siklus I dan setelah tindakan

pada siklus II

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

68

Gambar 4. 5

Perbandingan Siklus 1 dan Siklus 2

Dari data tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar siswa. Pada siklus I siswa yang tuntas hasil belajar

hanya 12 siswa (50%) Siswa yang belum tuntas belajar

mencapai 12 siswa (50%) dari 24 siswa, dengan nilai rata-rata

sebelum tindakan 63.95. Pada siklus II, peningkatan hasil

belajar meningkat mencapai 100% yaitu 24 siswa, nilai rata-

rata dari studi awal 62.65 naik menjadi 74.58. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, dan

pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil, karena semua

siswa berhasil lulus dari KKM. Berikut disajikan perbandingan

ketuntasan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II.

Tabel 4. 11

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus

II

No Nilai

Siklus I Siklus I

Jumlah Siswa

Prosentase (%)

Jumlah Siswa

Prosentase (%)

1 Tuntas 12 50% 24 100

2 Belum Tuntas 12 50% - -

Jumlah 24 100% 24 100%

Mengacu pada tabel di atas, berikut akan disajikan dalam

bentuk grafik perbandingan hasil belajar pada siklus I dengan

siklus II.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

69

Berikut akan disajikan dalam tabel prosentase perbandingan

hasil belajar setelah tindakan pada siklus I dan tindakan pada

siklus II.

Tabel 4. 12

Prosentase Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II

No Pembelajaran Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas

Frekuensi Persen tase Frekuensi Persen

tase 1. Siklus I 12 50% 12 50% 2. Siklus II 24 100% - -

Berdasarkan tabel 4.15 di atas terlihat jelas peningkatan

ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi

mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan, dengan

menggunakan metode min mapping. Dari siklus I ke siklus II

peningkatan yang terjadi mencapai 50%.

Di bawah ini akan disajikan dalam tabel, perbandingan

keseluruhan ketuntasan hasil belajar mulai dari kondisi awal,

siklus I, sampai siklus II.

Tabel 4. 13

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I

dan Siklus II

No Pembela- jaran

Tuntas Belum Tuntas

Jumlah Siswa Persentase Jumlah

Siswa Persentase

1 Kondisi Awal 9 37,5% 15 62,5%

2 Siklus I 12 50% 12 50% 3 Siklus II 24 100 % - -

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan

ketuntasan hasil belajar baik pada siklus I maupun ke siklus II.

Pada kondisi awal menuju siklus I, terjadi peningkatan

ketuntasan hasil belajar sedangkan ketuntasan hasil belajar pada

siklus I ke siklus II meningkat hasil ini dapat disimpulkan

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

70

bahwa pembelajaran dengan metode mind mapping berhasil

pada pelajaran IPS materi mempersiapkan dan mempertahankan

kemerdekaan pada siswa kelas IV SDN Kutowinangun Salatiga

semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Hasil ini disajikan pada grafik perbandingan ketuntasan hasil

belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat

dilihat pada grafik yang tersaji berikut ini:

Gambar 4. 6

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I

dan Siklus II

3. Analisis Angket Minat Siklus 1

Penilaian terhadap minat siswa menggunakan skala Likert

dengan rentang 4 – 1, skor 4 (sangat setuju), skor 3 (setuju), skor

2 (tidak setuju), dam skor 1 (sangat tidak setuju). Skor

keseluruhannya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor

butir pernyataan. Rentangan yang dipakai 1 sampai 4, maka

diperoleh skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4.

Berikut ini dipaparkan hasil pengamatan minat belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan

metode mind mapping. Patokan untuk mengukur hasil belajar

siswa adalah skor perolehan siswa dalam menjawab angket

dibagi skor maksimal yairu 15 dikali 4, 15 adalah jumlah item

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

71

soal dan 4 adalah skor tertinggi, lalu dikalikan 100. Uraiannya

adalah seperti berikut:

Tabel 4.14

Kategori Interval Skala Likert Angket Minat Belajar Siswa Interval Kategori

60 – 48,75 Sangat berminat 48,74 – 37,5 Berminat 37,49 – 26,25 Kurang berminat

26,24 - 15 Tidak berminat

Hasil angket minat belajar siswa pada siklus 1 dapat diketahui

bahwa minat belajar siswa pada siklus 1 dikategorikan sangat

berminat sebanyak 21 siswa, dan 3 siswa berminat dalam

mengikuti pembelajaran IPS. Daftar perolehan skor tertera di dalam

lampiran skor angket minat belajar.

d. Refleksi

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran,pada materi

perkembangan teknologi transportasi, pengajar bersama observer

melakukan refleksi. Ternyata hasil perbaikan pembelajaran

memberikan hasil sesuai yang diharapkan, dimana semua siswa

pada siklus II berhasil tuntas dalam belajarnya.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

72

4.3 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SDN Kutowinangun 09 pada kelas IV

dengan jumlah siswa yaitu 24 siswa. Pada studi awal, siswa yang

tuntas belajar hanya 6 siswa, setelah Kolaborator melaksanakan

perbaikan pembelajaran, Lalu pada siklus 1 pembelajaran yang

sudah diperbaiki di ujikan. Setelah dilaksanakan perbaikan

pembelajaran pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi

12 siswa. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus I Setelah

mempertimbangkan berbagai kekurangan-kekurangan yang

dilakukan pada siklus I, dilakukan lagi perbaikan pembelajaran pada

siklus II. Pada siklus II, diketahui bahwa semua siswa berhasil tuntas

dalam belajarnya. Pada siklus II semua siswa mengalami ketuntasan

belajar dengan raihan hasil belajar yang memuaskan. Mengacu pada

hasil sebelumnya dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan

ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan pada

hasil ini maka dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode mind

mapping dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan yang

direncanakan.

Pada awal pelaksanan tindakan siklus I, dari hasil observasi bersama

dengan observer hal-hal yang ditemui selama proses pembelajaran adalah:

a. Pembelajaran masih gaduh pada saat siswa diberikan kesempatan

untuk menyusun materi dengan menggunakan metode mind mapping

b. Pengajar belum memandu siswa untuk menggali informasi untuk

dapat membuat mind mapping secara mandiri.

Mengantisipasi hal tersebut, sebelum dilakukan tindakan pada siklus

II, terlebih dahulu penulis berdiskusi dengan observer tentang hal-hal

yang perlu diperbaiki dan lebih difokuskan pada siklus II. Di atas

telah dipaparkan bahwa setelah melakukan perbaikan dari

kekurangan-kekurangan pada siklus I, setelah diberikan tindakan pada

siklus II, terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar. Semua siswa

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/821/5/T1_292008058_BAB IV.pdf · Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan

73

yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

metode mind mapping pada mata pelajaran IPS .Demikian juga minat

belajar siswa. Pada siklus I, minat belajar siswa untuk menggunakan

metode mind mapping sangat tinggi terbukti dari pecarian

menggunakan skala likert. Namun masih ada beberapa yang kurang

masuk kriteria. Maka di Siklus II , pengajar berusaha membangkitkan

minat siswa dengan memperjelas penggunaan metode mind mapping.

Pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan minat yang cukup

besar. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode mind mapping tepat

diterapkan dalam pembelajaran, karena metode ini membantu siswa

dalam menuangkan suatu informasi dengan imajinasi yang dimiliki.