20
65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian tentang deskripsi data hasil penelitian untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik distribusi skor dari subyek penelitian masing-masing variabel yang diteliti, yaitu kompetensi sosial guru dan motivasi belajar siswa. Selanjutnya disajikan perhitungan persyaratan analisis, yaitu uji normalitas. Pada bagian akhir dilakukan pengujian hipotesis dan interpretasi hasil penelitian. A. Deskripsi Data Data yang dideskripsikan merupakan data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dengan menggunakan instrumen-instrumen yang dikembangkan. 1. Kompetensi Sosial Guru Data yang diperoleh mengenai kompetensi sosial guru dengan jumlah responden 50 orang yang disusun berdasakan skor terendah sampai skor tertinggi. Berdasarkan hasil data angket kompetensi sosial guru, diketahui bahwa skor terendah adalah 96 1 dan skor tertinggi 143 2 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 122,66 3 , median sebesar 279,46 4 dan modus sebesar 121,47 5 . 1 Data lengkap ada dilampiran 3 Tabel L.5. 2 Data lengkap ada dilampiran 3 Tabel L.5. 3 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin A, bagian e. 4 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin A, bagian g.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian tentang deskripsi data hasil penelitian untuk

memperoleh gambaran tentang karakteristik distribusi skor dari subyek penelitian

masing-masing variabel yang diteliti, yaitu kompetensi sosial guru dan motivasi

belajar siswa. Selanjutnya disajikan perhitungan persyaratan analisis, yaitu uji

normalitas. Pada bagian akhir dilakukan pengujian hipotesis dan interpretasi hasil

penelitian.

A. Deskripsi Data

Data yang dideskripsikan merupakan data yang diperoleh dari hasil

pengisian kuesioner dengan menggunakan instrumen-instrumen yang

dikembangkan.

1. Kompetensi Sosial Guru

Data yang diperoleh mengenai kompetensi sosial guru dengan jumlah

responden 50 orang yang disusun berdasakan skor terendah sampai skor tertinggi.

Berdasarkan hasil data angket kompetensi sosial guru, diketahui bahwa skor terendah

adalah 961 dan skor tertinggi 1432 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 122,663,

median sebesar 279,464 dan modus sebesar 121,475.

1 Data lengkap ada dilampiran 3 Tabel L.5.

2 Data lengkap ada dilampiran 3 Tabel L.5.

3 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin A, bagian e. 4 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin A, bagian g.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

66

Tingkat kompetensi sosial guru didasarkan tingkat ketercapaian rata-rata

dibandingkan dengan skor maksimum ideal dikategorikan sebagai berikut :

0%-20% = Sangat Tidak Baik

21%-40% = Tidak Baik

41%-60% = Cukup Baik

61%-80% = Baik

81%-90% = Sangat Baik

91%-100% = Sempurna

Tingkat ketercapaian kompetensi sosial guru berdasarkan perhitungan rata-rata

dibandingkan dengan skor maksimum ideal dalam penelitian ini mencapai 81,77%

tergolong dalam kategori sangat baik.

Deskripsi diatas bila disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Kompetensi Sosial Guru

5 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin A, bagian f.

Interval Fi fr (%)

96 – 102 5 10%

103 –

109 3 6%

110 –

116 5 10%

117 –

123 12 24%

124 –

130 10 20%

131 – 10 20%

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

67

Tabel 4.1 menunjukkan distribusi frekuensi kompetensi sosial guru dapat

dijelaskan bahwa data nilai tertinggi 143 dan nilai terendah 96, menunjukkan batas

bawah nyata dan batas atas nyata adalah frekuensi 116,5 – 123,5. Ada 5 frekuensi

pada kelas interval 96 – 102 , ada 3 frekuensi pada kelas interval 103 – 109, ada 5

frekuensi pada kelas interval 110 – 116, ada 12 frekuensi pada kelas interval 117 –

123, ada 10 frekuensi pada kelas interval 124 – 130, ada 10 frekuensi pada kelas

interval 131 – 137, dan ada 5 frekuensi pada kelas interval 138 - 144.

Jadi distribusi tertinggi pada tingkat kompetensi sosial guru, berada pada

batas bawah nyata 116,5 yaitu 12 responden pada kelas interval 117 – 123, jika

dipresentasikan yaitu sekitar 24% dari 50 responden, sedangkan distribusi terendah

berada pada batas bawah nyata 102,5 – 109,5, yaitu 3 responden pada kelas interval

103 – 109 jika dipresentasikan yaitu sekitar 6%.

137

138 –

144 5 10%

50 100%

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

68

Grafik 4.1

Histogram Frekuensi Kompetensi Sosial Guru

Gambar 4.1 menunjukkan histogram frekuensi pertama batas nyata antara

95,5 – 102,5, frekuensinya berjumlah 5 orang. Histogram frekuensi kedua batas

nyata antara 102,5 – 109,5 frekuensinya berjumlah 3 orang. Histogram frekuensi

ketiga batas nyata antara 109,5 – 116,5, frekuensinya berjumlah 5 orang.

Histogram frekuensi keempat batas nyata antara 116,5 – 123,5, frekuensinya

berjumlah 12 orang. Histogram frekuensi kelima batas nyata antara 123,5 – 130,5,

frekuensinya berjumlah 10 orang. Histogram frekuensi keenam batas nyata antara

130,5 – 137,5, frekuensinya berjumlah 10 orang. Histogram frekuensi ketujuh batas

nyata antara 137,5 – 144,5, frekuensinya berjumlah 5 orang.

2. Motivasi Belajar Siswa

Data yang diperoleh mengenai motivasi belajar siswa dengan jumlah

responden 50 orang yang disusun berdasakan skor terendah sampai skor tertinggi.

Berdasarkan hasil data angket motivasi belajar siswa, diketahui bahwa skor

5

3

5

12

10 10

5

0

2

4

6

8

10

12

14

95,5 –102,5

102,5 –109,5

109,5 –116,5

1176,5–123,5

1243,5–130,5

130,5 –137,5

137,5 –144,5

Fre

kuen

si

Batas Nyata

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

69

terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar

124,648, median sebesar 131,379, dan modus sebesar 133,310.

Tingkat motivasi belajar siswa didasarkan tingkat ketercapaian rata-rata

dibandingkan dengan skor maksimum ideal dikategorikan sebagai berikut :

0%-20% = Sangat Tidak Baik

21%-40% = Tidak Baik

41%-60% = Cukup Baik

61%-80% = Baik

81%-90% = Sangat Baik

91%-100% = Sempurna

Tingkat ketercapaian motivasi belajar siswa berdasarkan perhitungan rata-

rata dibandingkan dengan skor maksimum ideal dalam penelitian ini mencapai

83,09% tergolong dalam kategori sangat baik.

Deskripsi diatas bila disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

sebagai berikut :

6 Data lengkap ada dilampiran Tabel L.6. 7 Data lengkap ada dilampiran Tabel L.6. 8 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin B, bagian e. 9 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin B, bagian g. 10 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin B, bagian f.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

70

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

Interval Kelas Fi fr(%)

70- 80 1 2

81- 91 0 0

92- 102 4 8

103- 113 7 14

114- 124 8 16

125- 135 16 32

136- 147 14 28

50 100

Tabel 4.2 menunjukkan distribusi frekuensi motivasi belajar siswa dapat dijelaskan

bahwa data nilai tertinggi 145 dan nilai terendah 70, menunjukkan batas bawah

nyata dan batas atas nyata adalah frekuensi 124,5 – 135,5. Ada 1 frekuensi pada

kelas interval 70 – 80, ada 0 frekuensi pada kelas interval 81 – 91, ada 4 frekuensi

pada kelas interval 92 – 102, ada 7 frekuensi pada kelas interval 103 – 113, ada 8

frekuensi pada kelas interval 114 – 124, ada 16 frekuensi pada kelas interval 125 –

135, ada 14 frekuensi pada kelas interval 136 – 147.

Jadi distribusi tertinggi pada tingkat motivasi belajar siswa, berada pada

batas bawah nyata 124,5 yaitu 16 responden pada kelas interval 125 – 135, kalau

dipresentasikan yaitu sekitar 32% dari 50 responden, sedangkan distribusi terendah

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

71

berada pada batas bawah nyata 80,5 – 91,5, yaitu 0 responden pada kelas interval

81 – 91 kalau dipresentasikan yaitu sekitar 0%.

Grafik 4.2

Histogram Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

Gambar 4.2 menunjukkan histogram frekuensi motivasi belajar siswa

petama batas nyata antara 69,5 – 80,5, frekuensinya berjumlah 1 orang. Histogram

frekuensi kedua batas nyata antara 80,5 – 91,5, frekuensinya berjumlah 0 orang.

Histogram frekuensi ketiga batas nyata antara 91,5 – 102,5, frekuensinya berjumlah

4 orang. Histogram frekuensi keempat batas nyata antara 102,5 – 113,5,

frekuensinya berjumlah 7 orang. Histogram frekuensi kelima batas nyata antara

113,5 – 124,5, frekuensinya berjumlah 8 orang. Histogram frekuensi keenam batas

nyata antara 124,5 – 135,5, frekuensinya berjumlah 16 orang. Histogram frekuensi

ketujuh batas nyata antara 135,5 – 147,5, frekuensinya berjumlah 14 orang.

1 0

4

7 8

1614

0

5

10

15

20

69,5-80,5

80,5-91,5

91,5-102,5

102,5-113,5

113,5-124,5

124,5-135,5

135,5-147,5

Fre

ku

ensi

Batas Nyata

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

72

B. Pengujian Persyaratan Analisis Normalitas Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dan

korelasi. Sebelum pengujian dilakukan, perlu dilakukan pengujian persyaratan

statistik agar hasil analisis regresi dapat digunakan untuk memperoleh kesimpulan

yang dapat berlaku secara umum. Uji persyaratan yang dilakukan adalah uji

normalitas.

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas dengan uji

(Liliefors). Kriteria pengujian normalitas adalah Ho ditolak jika Lo hitung lebih besar

dari Lo tabel, atau Ho diterima jika Lo hitung lebih kecil dari Lo tabel. Dengan

diterimanya Ho berarti data dalam penelitian berasal dari populasi yang

berdistribusi normal, jika Ho ditolak berarti data berasal dari populasi berdistribusi

tidak normal.

1. Variabel Kompetensi Sosial Guru (X)

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh Lo hitung sebesar 0,115. Jika

dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 50

diperoleh Lo tabel = 0,125. Dengan demikian Ho diterima karena Lo hitung lebih kecil

dari Lo tabel (0,115 < 0,125). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada variabel

kompetensi sosial guru (X) dari populasi berdistribusi normal (lihat Tabel L.8).

Untuk jelasnya lihat tabel dibawah ini.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

73

Tabel 4.3

Uji Normalitas Variabel Kompetensi Sosial Guru (X) dari 50 Responden

N A L hitung L tabel Keputusan 50 0,05 0,115 0,125 Ho Diterima

2. Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y)

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh Lo hitung sebesar 0,113. Jika

dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 50

diperoleh Lo tabel = 0,125. Dengan demikian Ho diterima karena Lo hitung lebih kecil

dari Lo tabel (0,113 < 0,125). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada variabel

motivasi belajar siswa (Y) dari populasi berdistribusi normal (lihat Tabel L.10).

Untuk jelasnya lihat tabel dibawah ini.

Tabel 4.4

Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y) dari 50 Responden

N A L hitung L tabel Keputusan 50 0,05 0,113 0,125 Ho Diterima

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Persamaan, Signifikansi dan Linieritas Regresi

Hipotesis yang diuji ialah terdapat hubungan positif kompetensi sosial guru

dengan motivasi belajar siswa. Secara statistik hipotesis diatas dirumuskan sebagai

berikut :

H0 : rxy = 0

H1 : rxy > 0

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

74

Untuk mengetahui pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar

siswa digunakan analisis regresi dan korelasi. Dari hasil perhitungan diperoleh a =

11111 dan b = 0,11312. Dengan memasukkan a dan b kedalam persamaan regresi Y

atas X, Ŷ = 111 + 0,113X. untuk menguji kebenaran X dengan Y, dilakukan uji

linieritas dan signifikansi regresi. Analisis terhadap berbagai sumber variasi

ditampilkan dalam tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Anava Untuk Regresi Linear Sederhana Ŷ = 111 + 0,113X

SU.Va DK JK RJK Fh FT

Total 50 797364

Regresi (a) 1 783752 783752

310,57 4.04 Regresi (b/a) 1 87395,33 87395,33

Residu 48 13507,37 281,40

Tuna Cocok 21 5460,05 260,02 0,37 1,97

Kekeliruan 27 18967,42 702,49

Keterangan :

Jk = Jumlah kuadrat

RJk = Rata-rata jumlah kuadrat

Db = Derajat kebebasan

Dari tabel 4.5, hasil pengujian linieritas diperoleh F hitung sebesar 0,3713

sedangkan dari daftar distribusi F dengan taraf signifikansi α = 0,05, derajat

11 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin C, bagian 2. 12 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 3, poin C, bagian 2. 13 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 3, poin C, bagian 4d.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

75

kebebasan db1 = 21 dan db2 = 27 diperoleh F tabel sebesar 1,97. Jika dibandingkan

keduanya ternyata Fhitung < Ftabel atau 0,37 < 1,97. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

persamaan regresi Ŷ = 111, + 0,113X. Adalah linear.

Setelah uji linieritas dilanjutkan dengan uji keberartian. Dari tabel analisis varians

(ANAVA) diatas diperoleh Fhitung = 310,57 sedangkan dari tabel distribusi F

dengan derajat kebebasan db1 = 1 dan db2 = 48, dan taraf kepercayaan α = 0,05

diperoleh Ftabel 4,04. Jika dibandingkan keduanya ternyata Fhitung > Ftabel atau

310,57 > 4,04 (lihat lampiran tabel F), maka Ho diterima karena teruji

kebenarannya dan ini berarti H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa koefisien regresi adalah signifikan.

2. Pengujian Koefisien, Signifikansi dan Koefisien Determinasi Korelasi

Selanjutnya dilakukan uji korelasi antara X dengan Y. Dari hasil analisa

korelasi sederhana diperoleh koefisien korelasi ry1 = 0,87814 dan koefisien

determinasi r2y1 = 70,00%15 Dari uji signifikansi korelasi diperoleh t hitung =

1,25616. Koefisien korelasi sederhana ini ternyata signifikan setelah diuji dengan

uji t. hal ini ditunjukkan oleh t hitung > t tabel atau 1,256 > 1,68 pada α = 0,05 dan

derajat kebebasan 48.

14 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin C, bagian 5. 15 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin C, bagian 7. 16 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin C, bagian 6.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

76

D. Pembahasan

1. Tingkat Kompetensi Sosial Guru

Tingkat mutu kompetensi sosial guru berdasarkan nilai rata-rata (mean)

sebesar 122,6617 setelah dilihat pada interpretasi dan kategorisasi data, termasuk

pada kategori sangat baik dengan tingkat ketercapaian 81,77%. Kompetensi sosial

guru adalah kemampuan dan kecakapan seorang guru dalam berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif pada pelaksanaan proses pembelajaran serta masyarakat

sekitar. Sebagai professional yang memiliki tugas memajukan para siswa sehingga

mereka bisa masuk dunia profesi dan diterima dalam semua kalangan sosial. Bukan

hanya itu, guru juga harus memiliki kompetensi yaitu kewenangan guru dalam

melaksanakan tugas yang dijalani olehnya terutama mengenai bidang studi yang

nantinya akan dijadikan sebagai bahan untuk pembelajaran dan berperan sebagai

alat untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Motivasi belajar siswa

adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu

tujuan.

Kompetensi sosial guru sangat menentukan besar tidaknya motivasi belajar

siswa di sekolah. Jadi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah yang

harus diperbaiki adalah kompetensi sosial guru. Hal ini selaras dengan yang

diungkapkan oleh Sadirman, yakni kompetensi sebagai agen pembelajaran pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini. Selain

17 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin A, bagian e.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

77

kompetensi sosial guru, proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor internal

dan juga faktor eksternal, baik itu dari guru maupun dari siswa itu sendiri. Faktor

internal guru dan siswa misalnya faktor sosial dan faktor non sosial.18

Dalam perencanaan kompetensi sosial guru, Kepala Sekolah MTs Negeri 2

Serang diharapkan dapat melakukan pembinaan langsung terhadap staf guru, dalam

hal ini meningkatkan kompetensi sosial guru. Apa yang telah dilakukan oleh kepala

sekolah sudah sesuai teori, Ainul Nadra19 menjelaskan bahwa kepala sekolah

memegang peranan yang sangat dominan didalam perencanaan ini, yang tentu saja

untuk dapat meningkatkan kompetensi sosial tersebut dapat dilakukan dengan

menjalin komunikasi serta kerjasama yang baik bagi semua warga sekolah serta

instansi pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian di MTs Negeri 2 Serang bahwa kompetensi

sosial guru ini mengalami peningkatan yang stabil, sehingga peningkatan

kompetensi sosial guru dari tahun ke tahun bergerak begitu cepat. Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Anggun Rahmawati, C. Indah Nartani20 yang

berjudul kompetensi sosial guru dalam berkomunikasi secara efektif dengan siswa

melalui kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Rejowinangun 3

Kota Gede Yogyakarta bahwa hasil penelitian menunjukkan kompetensi sosial

guru tersebut sudah baik akan tetapi kurang optimal, jika kompetensi guru kurang

18 Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2013), 20. 19 Ainul Nadra, Jurnal Administrasi Pendidikan, (Yogyakarta, 2016), 1-16. 20 Anggun Rahmawati, C. Indah Nartani, “Kompetensi Sosial Guru

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

78

optimal akan berdampak pada keadaan siswa di kelas, banyak siswa yang ramai

sehingga pemahaman siswa kurang efektif.

Sandra Fitria Wardani, dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh

kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar siswa di SMK Negeri Pontianak

menunjukkan bahwa kompetensi sosial guru di sekolah tersebut memilki kategori

masih tergolong rendah.21 Hasil penelitian ini dengan hasil penelitian yang peneliti

lakukan di MTS Negeri 2 Serang menunjukkan bahwa kompetensi sosial guru di

MTS Negeri 2 Serang memiliki kategori kompetensi guru yang kuat dalam

pandangan siswa sekolah tersebut.

Dalam penelitian di MTS Negeri 2 Serang ini adalah kompetensi sosial

guru, yaitu seorang guru yang memiliki kemampuan untuk mempersiapkan siswa

menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik,

membimbing masyarakat dalam mengadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Maryam22

yang memaparkan bahwa kemampuan guru dalam mendidik siswanya menjadi

bagian dari anggota masyarakat dalam artian mempersiapkan siswa dengan segala

hal yang diperlukan oleh masyarakat maka secara tidak langsung akan

menumbuhkan minat atau motivasi siswa di dalam belajar dan tentu dengan adanya

motivasi tersebut akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

21 Sandra Fitria Wardani, “Pengaruh Kompetensi Sosial Guru terhadap Motivasi Belajar”. 22 Siti Maryam, Pengaruh Kompetensi Sosial Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa, :

Mataram, 2017, 60.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

79

Berdasarkan uraian diatas bahwa semakin tinggi kompetensi sosial guru

maka motivasi belajar siswa juga akan semakin tinggi. Guru harus memberikan

kompetensi yang baik sehingga siswa dapat memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Setelah mengadakan observasi di MTS Negeri 2 Serang, menurut peneliti

kompoetensi sosial guru sangatlah penting karena sikap atau kemampuan guru

dalam mengajar tersebut akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Tetapi

kompetensi sosial bukanlah hanya untuk berkomunikasi secara efektif tetapi guru

juga harus mampu bersikap dan bertindak objektif agar mampu mengambil

keputusan dengan bijaksana dan memperlakukan siswa secara adil guru juga harus

beradaptasi dengan lingkungan tempatnya bekerja agar dirinya dapat dihormati

sebagai sosok guru.

2. Tingkat Motivasi Belajar Siswa

Tingkat motivasi belajar siswa berdasarkan nilai rata-rata (mean) sebesar

124,6423 setelah dilihat pada interpretasi dan kategorisasi data, termasuk pada

kategori sangat baik dengan tingkat ketercapaian 83,09%. termasuk pada kategori

sangat baik. Motivasi belajar siswa merupakan suatu dorongan yang timbul pada

diri siswa secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan

tujuan tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian di MTsN 2 Serang menunjukkan bahwa

motivasi belajar di sekolah tersebut tergolong sangat kuat, berbeda dengan hasil

23 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin B, bagian e.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

80

penelitian yang telah dilakukan oleh Sandra Fitria Wardani bahwa motivasi belajar

siswa di SMK 7 Pontianak masih tergolong rendah.24

Menurut Sardiman motivasi adalah keseluruhan daya penggerak didalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan

yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Sesuai dengan teori yang

dikemukakan Sardiman motivasi itu timbul tidak hanya dari dalam diri individu

saja tetapi harus didorong dari pihak sekolah misalnya kompetensi sosial guru yang

tinggi. Berdasarkan data yang dikumpulkan maka hasil penelitiannya sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Sardiman.25

Asparinda dalam penelitiannya tentang kompetensi sosial guru terhadap

motivasi belajar siswa di SMP N 4 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa di

sekolah tersebut tergolong kuat. Selaras dengan penelitian yang peneliti lakukan di

MTs Negeri 2 serang menunjukkan hasil penelitian bahwa tingkat motivasi belajar

siswa tergolong kuat.26

Sebagaimana penelitian The Lian Gie yaitu suatu motivasi akan kuat bila

timbul dari dalam dirinya sendiri tanpa dorongan dari orang lain atau hal luar,

motivasi tersebut merupakan keinginan dan kebutuhan siswa untuk datang

24 Sandra Fitria Wardani, “Pengaruh Kompetensi Sosial Guru terhadap Motivasi Belajar

Siswa”, Jurnal Pendidikan Ekonomi FKIP (Pontianak : Universitas Tanjungpura) 25 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Skripsi, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada), 23 26 Asparinda, “Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri Kabupaten Tanjung Jabung”, Skripsi,

(Jambi: Universitas Jambi, 2015). 45

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

81

kesekolah, mengikuti pelajaran, mengerjakan tugas atau latihan, mengulangi

pelajaran, dan membaca buku referensi tanpa dorongan dari luar atau orang lain.

Asih dalam penelitiannya tentang motivasi belajar siswa di SMP Negeri 15

Yogyakarta, menunjukkan bahwa kompetensi sosial guru ada kaitannya dengan

motivasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara kompetensi sosial guru dengan motivasi belajar siswa.27

Setelah mengadakan observasi di MTs Negeri 2 Serang, menurut peneliti

Motivasi belajar siswa sangatlah penting untuk ditingkatkan lagi, agar siswa

semangat belajar dan termotivasi dalam berprestasi, sedangkan salah satu faktor

motivasi belajar siswa yaitu bisa di sebabkan faktor dari guru yang mempengaruhi

tingkat motivasi belajar siswa, bahwa cara mengajar guru yang keras menjadikan

siswa sering mendapatkan nilai yang kurang memuaskan pada saat ulangan dan

sering remidi, serta lebih memilih membolos dari pada mengikuti pelajaran yang

diajarkan oleh guru yang tidak disukai karena adanya perasaan takut yang sudah

terpikirkan oleh siswa, sehingga menimbulkan kecemasan apabila mengikuti

pelajarannya.

3. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa pada

MTS Negeri 2 Kabupaten Serang

Adapun skor nilai variabel X dan Y dapat dilihat melalui lampiran. Tabulasi

nilai angket dari kedua komponen tersebut yang diperoleh dari 50 responden akan

27 Asih, “Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 15 Yogyakarta”, Skripsi, (Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta)

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

82

digabungkan menjadi satu sehingga dapat terlihat dengan jelas perbedaan skor nilai

dari komponen yang ada pada setiap itemnya.

Dalam melakukan uji korelasi peneliti menggunakan rumus korelasi

product moment seperti yang sudah dijelaskan pada bab terdahulu tujuan

penggunaan rumus ini untuk mengetahui seberapa besar tingkat atau kekuatan

korelasi antara variabel X dan variabel Y. selanjutnya akan dilakukan perhitungan

untuk memperoleh angka indeks korelasi (rxy). Dari hasil jumlah diperoleh nilai ∑X

= 3700 ∑Y = 3762 ∑X2 = 464228 ∑Y2 = 480958 ∑XY = 462019 dengan diketahui

nilai ∑X, ∑Y, ∑X2, ∑Y2, ∑XY, maka nilai koefisien korelasi 0,76128.

Dari angka tersebut dapat dikatakan bahwa nilai koefisien korelasi yang

dapat diperoleh dari penelitian mengenai pengaruh kompetensi sosial guru terhadap

motivasi belajar siswa adalah 0,761. Untuk mengetahui koefisien ini signifikan,

maka perlu dikonsultasikan pada r tabel dengan (n=30-2= 28) sehingga diperoleh r

tabel 0,374 taraf kesalahan 5% dengan ketentuan bila r hitung lebih besar dari r tabel

maka terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga dari perhitungan dinyatakan r hitng

lebih besar dari r tabel 0,761 > 0,374. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi

yang positif dan signifikan antara kompetensi sosial guru dengan motivasi belajar

siswa pada MTs Negeri 2 Kabupaten Serang.

Hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh antara kompetensi sosial guru

dengan motivasi belajar siswa pada MTs Negeri 2 Kabupaten Serang. Data yang

dikorelasikan adalah data variabel kompetensi sosial guru (X) dan motivasi belajar

28 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin C, bagian 5.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

83

siswa (Y), kemudian data kedua variabel tersebut dikorelasikan dengan rumus rxy.

Hasil perhitungan penelitian diperoleh korelasi antara pengaruh kompetensi sosial

guru dengan motivasi belajar siswa di MTs Negeri 2 Kabupaten Serang sebesar

0,761. Untuk mengetahui hipotesis ini diterima maka perlu dikonsultasikan pada r

tabel dengan (n=30-2 = 28), sehingga diperoleh r tabel 0,374 taraf kesalahan 5% dan

0,478 taraf kesalahan 1% dengan ketentuan bila r hitung lebih besar dari r tabel maka

hipotesis diterima sehingga dari perhitungan dinyatakan r hitung lebih besar dari rtabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif kompetensi

sosial guru dengan motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien

korelasi rxy sebesar 0,761 dan t hitung = 9,58429 yang lebih besar dari t tabel pada α =

0,05 yaitu 1,70.

Koefisien determinasi r2 sebesar 0,761 memberikan informasi, bahwa

secara sederhana 57,90%30 variasi yang terjadi pada motivasi belajar siswa

ditentukan oleh kompetensi sosial guru. Pola hubungan antara antara kedua

variabel tersebut, dinyatakan dengan persamaan regresi linier Ŷ = 113 + 0,082X.31

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa makin tinggi kompetensi sosial

guru maka makin tinggi pula motivasi belajar siswa. dan sebaliknya makin rendah

kompetensi sosial guru maka makin rendah pula motivasi belajar siswa.

Hasil penelitian tentang pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi

belajar siswa juga didapati dalam penelitian regresi korelasi, yang menunjukkan

29 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin C, bagian 6. 30 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin C, bagian 7. 31 Data lengkap ada di Perhitungan Statistik Lampiran 4, poin C, bagian 2.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3933/6/BAB IV (FIX).pdf · 69 terendah adalah 706 dan skor tertinggi 1457 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 124,648,

84

terdapat pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar siswa, dengan

korelasi sebesar 0,878, dan pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi

belajar siswa sebesar 77,00%.