75
65 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata dengan Metode Thiessen Data Hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan yang terjadi pada satu tempat atau titik saja.Mengingat hujan bervariasi terhadap tempat, maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan wilayah tersebut. Ada tiga macam cara yang umum dipakai dalam menghitung hujan rata-rata kawasan yaitu : 1.Metode rata-rata aljabar 2.Metode Poligon Thiessen 3.Metode Isohyet Untuk perencanaan Bendung Batang Kapar ini dugunakan metode Poligon Thiessen, metode ini dikenal juga sebagai metode rata-rata (weighted mean). Cara ini memberikan proporsi luasan daerah pos penakar hujan untuk mengakomodasi ketidakseragaman jarak. Daerah pengaruh dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua pos terdekat (Gambar 1) . diasumsikan bahwa variasi hujan antara pos yang satu dengan yang lainnya adalah linier dan bahwa sembarang pos dianggap dapat mewakili kawasan terdekat. Dari inventarisasi dan pengumpulan data yang telah dilakukan, data curah hujan harian yang tersedia diperoleh dari stasiun hujan sebagai berikut (Gambar 1) : Stasaiun hujan Muaro Tantang Stasiun Suka Menanti Stasiun Kampung Empat Dengan menggunakan metode thiessen (gambar 1), stasiun hujan Muaro Tantang tidak berpengaruh terhadap DAS Batang Kapar, untuk perhitungan selanjutnya hanya menggunakan data dari stasiun hujan Suka Menanti dimana curah hujan stasiun suka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

65

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata dengan Metode Thiessen

Data Hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan yang terjadi pada

satu tempat atau titik saja.Mengingat hujan bervariasi terhadap tempat, maka untuk

kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan wilayah

tersebut.

Ada tiga macam cara yang umum dipakai dalam menghitung hujan rata-rata kawasan

yaitu :

1.Metode rata-rata aljabar

2.Metode Poligon Thiessen

3.Metode Isohyet

Untuk perencanaan Bendung Batang Kapar ini dugunakan metode Poligon Thiessen,

metode ini dikenal juga sebagai metode rata-rata (weighted mean). Cara ini memberikan

proporsi luasan daerah pos penakar hujan untuk mengakomodasi ketidakseragaman

jarak. Daerah pengaruh dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus

terhadap garis penghubung antara dua pos terdekat (Gambar 1) . diasumsikan bahwa

variasi hujan antara pos yang satu dengan yang lainnya adalah linier dan bahwa

sembarang pos dianggap dapat mewakili kawasan terdekat.

Dari inventarisasi dan pengumpulan data yang telah dilakukan, data curah hujan harian

yang tersedia diperoleh dari stasiun hujan sebagai berikut (Gambar 1) :

Stasaiun hujan Muaro Tantang

Stasiun Suka Menanti

Stasiun Kampung Empat

Dengan menggunakan metode thiessen (gambar 1), stasiun hujan Muaro Tantang tidak

berpengaruh terhadap DAS Batang Kapar, untuk perhitungan selanjutnya hanya

menggunakan data dari stasiun hujan Suka Menanti dimana curah hujan stasiun suka

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

66

menanti mempengaruhi DAS Batang Kapar sekitar 9,75% dan Stasiun Hujan Kampung

Empat mempengaruhi 90,25%.

Gambar 4.1: Polygon thiesen

4.1. Curah Hujan Maksimum Hrian Rata-rata

Perhitungan data hujan maksimum rata-rata DAS dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Tentukan hujan harian maksimum pada tahun-tahun tertentu disalah satu stasiun hujan.

2. Cari besarnya curah hujan pada tanggal-bulan-tahun yang sama untuk pos hujan yang

lain.

3. Hitung hujan DAS dengan cara metode thiessen.

4. Tentukan hujan maksimum harian (seperti langkah 1) pada tahu yang sama untuk stasiun

hujan yang lain.

5. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk setiap tahun.

Dari hasil rata-rata yang diperoleh (sesuai dengan jumlah stasiun hujan) dipilih yang

tertinggi setiap tahun. Data hujan yang terpilih setiap tahun merupakan hujan maksimum

harian DAS untuk tahun yang bersangkutan.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

67

Table 4.1 : Perhitungan Hujan Maksimum Harian Rata-rata

Tahun Bulan Tanggal Kampung Ampat

(0,902 %)

Suka Menanti

(0,098 %)

Hujan Harian

Rata-rata

Hujan

Maksimum

2004

2004

1

9

13

19

93,08

0

0

117

84,6076

11,349 84,6076

2005

2005 3 12 56,36 56,36 56,36 56,36

2006

2006

8

3

29

26

91

11

0

89

82,082

18,555 82,082

2007

2007

8

3

29

20

116,6

10,3

6

96

105,755

18,6026 100,343

2008

2008

1

2

30

22

250

26

0

183

225,5

41,203 225,5

2009

2009

8

8

28

18

110

0

47

64

103,779

6,208 103,779

2010

2010

3

9

26

25

230

0

0

67

207,46

6,499 207,46

2011

2011

11

2

3

26

170,6

0

60

90

159,701

8,73 159,701

2012

2012

3

8

29

11

140,6

130,5

0

120

126,821

129,351 129,351

2013

2013

4

12

3

29

150

111

5

110

135,785

110,792 135,785

2014

2014

5

5

4

4

170

20,4

0

110

153,34

29,0708 153,34

2015

2015

6

8

12

11

140

0

78

80

133,846

7,76 133,846

2016

2016

3

3

22

22

150

11

80

94

215,3

103,922 215,3

2017

2017

5

12

20

17

140

0

50

110

176,28

110 176,28

2018

2018

10

12

11

17

221

0

20

110

201,282

110 201,282

s

4.2 Distribusi Probabilitas

Untuk mendapatkan besarnya debit banjir rencana berdasarkan data hujan, perlu dilakukan

terlebih dahulu analisis. Analisis yang digunakan adalah analisis statistic distribusi curah

hujan harian maksimum.Untuk memperoleh distribusi frekuensi, metode yang umum

dipakai untuk menentukan curah hujan rencana adalah Distribusi Normal, Gumbel, Log

Normal dan Log Pearson tipe III.

Penentuan tipe distribusi terbaik yang akan digunakan dilakukan dengan memperhatikan

besaran statistic data hujan dan sebagai perbandingan semua tipe distribusi diuji kecocokan

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

68

dengan metode Chi-Kuadrat atau Smirnov-Kolmogorov. Disamping uji kecocokan juga

dilakukan pengujian terhadap batas kepercayaan data dengan tingkat kepercayaan 95%.

a.Distribusi Probabilitas Normal

Perhitungan hujan rencana berdasarkan probabilitas normal, jika data yang digunakan

adalah berupa sampel, dilakukan dengan rumus-rumus sebagai berikut :

XT = X + KT.SD

Tabel 4.2: Data Hujan Harian Maksimum Stasiun Batang Kapar

No Tahun (Xi)

mm

1 2004 84,61

2 2005 56,36

3 2006 82,08

4 2007 100,34

5 2008 225,50

6 2009 103,78

7 2010 207,46

8 2011 159,70

9 2012 129,35

10 2013 135,79

11 2014 153,79

12 2015 133,85

13 2016 215,30

14 2017 176,28

15 2018 201,28

Jumlah 2165,46

Rata-rata 144,36

Sd 51,23

Langkah – langkah perhitungan metode normal:

1) Curah hujan maksimum rata- rata

2) Hitung nilai standart deviasi

3) Tentukan nilai KT

4) Hitung curah hujan periode ulang T (tahun)

Perhitungan untuk periode ulang T (tahun)

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

69

XT = 144,36 + 51,23 KT

X2 = 144,36 + 51,23 (0) = 144,36

X5 = 144,36 + 51,23 (0,84 )=187,3932

X10 = 144,36 + 51,23 (1,28) =209,9433

X25 = 144,36 + 51,23 (1,71) =231,9633

X50 = 144,36 + 51,23 (2,05) =249,3815

X100 = 144,36 + 51,23 (2,33) = 263,7259

Table 4.3: Perhitungan Peringkat, peluang dan Periode Ulang

Debit

(m³/dt)

Peringkat

(m) P= m/(N+1) T = 1/P

225,50 1 0,0625 16,00

215,30 2 0,125 8,00

207,46 3 0,1875 5,33

201,28 4 0,25 4,00

176,28 5 0,3125 3,20

159,70 6 0,375 2,67

153,79 7 0,4375 2,29

135,79 8 0,5 2,00

133,85 9 0,5625 1,78

129,35 10 0,625 1,60

103,78 11 0,6875 1,45

100,34 12 0,75 1,33

84,61 13 0,8125 1,23

82,08 14 0,875 1,14

56,36 15 0,9375 1,07

Tabel 4.4: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Kapar dengan Distribusi Probabilitas

Normal

No X rata-rata Sd KT Hujan (XT) P.Ulang

1 2 3 4 5=2+(3x4) 6

1 144,36 51,23 0 144,36 2

2 144,36 51,23 0, 48 187,3932 5

3 144,36 51,23 1,28 209,9344 10

4 144,36 51,23 1,71 231,9633 25

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

70

5 144,36 51,23 2,05 249,3815 50

6 144,36 51,23 2,33 263,7259 100

b.Distribusi Probabilitas Gumbel

Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi Probabilitas Gumbel dilakukan

dengan rumus sebagai berikut :

XT = X + SD * K

Langkah – langkah perhitungan :

1) Dari perhitungan sebelumnya didapat X= 144,36 mm Nilai Standar Deviasi pada

perhitungan sebelumnya didapat nilai S = 51,23 mm.

2) Jumlah data (n) = 15

3) didapat Yn = 0,5128 dan Sn = 1,0205 Dengan periode ulang (T) 2,5,10,25 dan 50

tahun didapat YT :

Yt untuk T 2 tahun = 0,3665

Yt untuk T 5tahun = 1,499

Yt untuk T 10 tahun = 2,2504

Yt untuk T 25tahun = 3,1355

Yt untuk T 50 tahun = 3,9019

Yt untuk T 100 tahun = 4,6001

Contoh untuk periode ulang 2 tahun

K=

=

= -0,2022

4).Hitung curah hujan periode ulang T (tahun) dengan contoh periode ulang 2 tahun

XT=X +S * K

X2=144,36 + 51,23*(-0,20216)=134,00 mm/hari

6) Perhitungan selanjutnya pada tabel 4.5.dan tabel 4.6.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

71

Tabel 4.5: Perhitungan Parameter Statistik Gumbel

No Tahun Hujan (mm) (Xi - ) (Xi - )²

1 2004 84,61 -59,75 3570,35

2 2005 56,36 -88,00 7744,00

3 2006 82,08 -62,28 3878,55

4 2007 100,34 -44,02 1937,50

5 2008 225,50 81,14 6583,70

6 2009 103,78 -40,58 1646,82

7 2010 207,46 63,10 3981,61

8 2011 159,70 15,34 235,35

9 2012 129,35 -15,01 225,27

10 2013 135,79 -8,58 73,53

11 2014 153,79 9,42 88,83

12 2015 133,85 -10,51 110,54

13 2016 215,30 70,94 5032,48

14 2017 176,28 31,92 1018,89

15 2018 201,28 56,92 3240,11

Jumlah

2165,46

Rata-rata

144,36

Sd

51,23

Tabel 4.6 : Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Kapar dengan Distribusi Probabilitas

Gumbel

No T Yn Sn Yt Yt-Yn k Hujan (XT)

1 2 0,5128 1,0205 0,3065 -0,2063 -0,20216 134,00

2 5 0,5128 1,0205 1,4999 0,9871 0,967271 194,01

3 10 0,5128 1,0205 2,2504 1,7376 1,702695 231,59

4 25 0,5128 1,0205 3,1255 2,6127 2,560216 275,62

5 50 0,5128 1,0205 3,9019 3,3891 3,321019 314,50

6 100 0,5128 1,0205 4,6001 4,0873 4,005194 349,65

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

72

C.Distribusi Probabilitas Log Normal

Perhitungan hujan rencana berdasarkan probabilitas Log Normal rumus yang digunakan

adalah :

Log XT = + KT x S Log X

Langkah – langkah perhitungan :

1) Hitung nilai rata – rata Log X

2) Hitung standar deviasi Log X

3) Hitung curah hujan periode ulang T (tahun) dengan contoh periode ulang 2 tahun

4) Perhitungan selanjutnya pada tabel 4.7 dan tabel 4.8

Tabel 4.7: Perhitungan Parameter Statistik dari Distribusi Log Normal

No Tahun Hujan

(mm)

Log

Xi Log

Log Xi - Log

(Log Xi -

Log )²

1 2 3 4 5 6 7

1 2004 84,61 1,93 2,19 -0,26 0,069

2 2005 56,36 1,75 2,19 -0,44 0,193

3 2006 82,08 1,91 2,19 -0,28 0,076

4 2007 100,34 2,00 2,19 -0,19 0,036

5 2008 225,50 2,35 2,19 0,16 0,027

6 2009 103,78 2,02 2,19 -0,17 0,030

7 2010 207,46 2,32 2,19 0,13 0,016

8 2011 159,70 2,20 2,19 0,01 0,000

9 2012 129,35 2,11 2,19 -0,08 0,006

10 2013 135,79 2,13 2,19 -0,06 0,003

11 2014 153,79 2,19 2,19 0,00 0,000

12 2015 133,85 2,13 2,19 -0,06 0,004

13 2016 215,30 2,33 2,19 0,14 0,020

14 2017 176,28 2,25 2,19 0,06 0,003

15 2018 201,28 2,30 2,19 0,11 0,013

Jumlah

2165,4

6 31,92 0,496

Rata-rata 144,36

Sd 51,23

Log

2,13

Sd LogX 0,188

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

73

Tabel 4.8: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Kapar dengan

Distribusi Log Normal

No T KT Sd Log

X

Log

XT

Hujan

(Xt)

1 2 3 4 5 6

1 2 0 0,188 2,1283 134,38

2 5 0,84 0,188 2,2862 193,30

3 10 1,28 0,188 2,3690 233,86

4 25 1,71 0,188 2,4498 281,71

5 50 2,05 0,188 2,5137 326,38

6 100 2,33 0,188 2,5664 368,43

d. Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III

Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III

menggunakan persamaan sebagai berikut :

Log XT = + KT x S Log X

Dimana :

Log XT: Nilai logaritmis hujan rencana dengan periode ulang T

Log : Nilai rata – rata dari Log XS

S log X = Standar Deviasi dari log X

KT = Variabel Standar

Langkah – langkah perhitungan :

1). Nilai Rata-rata log X yang didapat pada perhitungan sebelumnya log X = 2,13

2) Nilai standar deviasi Log X didapat pada perhitungan sebelumnyaS Log X = 0,188

3) Hitung nilai koefisien kemencengan (Cs)

KT diambil dari Tabel Faktor frekuensi KT untuk Log Pearson

Tipe III (G atau Cs Positif)

Cs = -1,55 dari Tabel diperoleh T = 2 Tahun Kt =0,240

Cs = -1,55 dari Tabel diperoleh T = 2 Tahun Kt =0,240

Cs = -1,55 dari Tabel diperoleh T = 5 Tahun Kt =0, 258

Cs = -1,55 dari Tabel diperoleh T = 10 Tahun Kt =1,018

Cs = -1,55 dari Tabel diperoleh T = 2 5 Tahun Kt =1,157

Cs = -1,55 dari Tabel diperoleh T = 50 Tahun Kt =1,217

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

74

Cs = -1,55 dari Tabel diperoleh T = 100 Tahun Kt =1,256

4) Hitung curah hujan periode ulang T (tahun) dengan contoh periode ulang 2 tahun

Log XT = Log X + KT *S Log X

Log X2 = 2,13 + 0,240 * 0,188

X2= 149,66 mm

5) Perhitungan selanjutnya pada tabel 4.9 dan tabel 4.10

Tabel 4.9: Parameter Statistik Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III

No Tahum Hujan

mm Log Xi Log Log Xi - Log (Log Xi - Log )² (Log Xi – Log )³

1 2004 84,61 1,93 2,19 -0,26 0,069 -0,018

2 2005 56,36 1,75 2,19 -0,44 0,193 -0,085

3 2006 82,08 1,91 2,19 -0,28 0,076 -0,021

4 2007 100,34 2,00 2,19 -0,19 0,036 -0,007

5 2008 225,50 2,35 2,19 0,16 0,027 0,004

6 2009 103,78 2,02 2,19 -0,17 0,030 -0,005

7 2010 207,46 2,32 2,19 0,13 0,016 0,002

8 2011 159,70 2,20 2,19 0,01 0,000 0,000

9 2012 129,35 2,11 2,19 -0,08 0,006 0,000

10 2013 135,79 2,13 2,19 -0,06 0,003 0,000

11 2014 153,79 2,19 2,19 0,00 0,000 0,000

12 2015 133,85 2,13 2,19 -0,06 0,004 0,000

13 2016 215,30 2,33 2,19 0,14 0,020 0,003

14 2017 176,28 2,25 2,19 0,06 0,003 0,000

15 2018 201,28 2,30 2,19 0,11 0,013 0,001

Jumlah 2165,46 31,92 0,496 -0,126

Rata-rata 144,36

SD 51,23

Log

2,13

Sd LogX 0,188

Cs -1,550

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

75

Tabel 4.10: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Kapar dengan Distribusi Log

Pearson Type III

No T KT Sd Log

X Log XT Hujan

1 2 3 5 6 7

1 2 0,240 0,188 2,1751 149,66

2 5 0,825 0,188 2,2851 192,80

3 10 1,018 0,188 2,3214 209,60

4 25 1,157 0,188 2,3475 222,60

5 50 1,217 0,188 2,3588 228,45

6 100 1,256 0,188 2,3661 232,34

4.2.4. Uji Distribusi Probabilitas

Uji Distribusi Probabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah persamaan Distribusi

Probabilitas yang dipilih dapat mewakili Distribusi Statistik Sampel data yang dianalisis.

4.2.4.1 Metode Chi Kuadrat (χ²)

Rumus yang digunakan dalam perhitungan dengan metode uji Chi Kuadrat adalah

sebagai berikut :

X2 = ∑

Derajat nyata atau derajat kepercayaan (α) tertentu yang sering diambil adalah 5%.

Derajat kebebasan (Dk) dihitung dengan rumus :

DK = K – (p+1)

K= 1+3,3 log n

Selanjutnya Distribusi Probabilitas yang dipakai untuk menentukan curah hujan rencana

adalah Distribusi Probabilitas yang mempunyai simpangan maksimum terkecil dan lebih

kecil dari simpangan kritis.

X2 < X

2 Kritis.

Dimana :

X2 = Parameter Chi kuadrat terhitung

X2cr= Parameter Chi Kuadrat Kritis

prosedur perhitungan adalah sebagai berikut :

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

76

1).Menghitung Parameter Statistik Rata – Rata dan Standar Deviasi

Tabel 4.11: Data Hujan yang telah diurutkan dari besar kekecil

Debit Peringkat P= m/(N+1) T = 1/P

(m³/dt) (m)

225,50 1 0,0625 16,00

215,30 2 0,125 8,00

207,46 3 0,1875 5,33

201,28 4 0,25 4,00

176,28 5 0,3125 3,20

159,70 6 0,375 2,67

153,79 7 0,4375 2,29

135,79 8 0,5 2,00

133,85 9 0,5625 1,78

129,35 10 0,625 1,60

103,78 11 0,6875 1,45

100,34 12 0,75 1,33

84,61 13 0,8125 1,23

82,08 14 0,875 1,14

56,36 15 0,9375 1,07

2).Menghitung Jumlah Kelass

a. Jumlah data (n) = 15

b. Kelas Distribusi (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 15

= 1 + 3,88

= 4,88 5 kelas

2).Menghitung Derajat Kebebasan (Dk) dan X2cr

a. Parameter (P) = 2

b. Derajat Kebebasan (Dk) = k – (p+1)

= 5 – (2+1) = 2

3)Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 15 Dk= 2

X2cr = 5,991 dari tabel (terlihat pada bab sebelumnya)

4. Menghitung kelas Distribusi

a. kelas distribusi = 1/5 x 100 = 20 %

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

77

b. Interval distribusi adalah = 20%, 40%, 60%, 80%

c. Prosentase 20% diperoleh T = 1/Px = 1/0,20 = 5 Tahun

d. Prosentase 40% diperoleh T = 1/Px = 1/0,40 = 2,5 Tahun

e. Prosentase 60% diperoleh T = 1/Px = 1/0,60 = 1,67Tahun

f. Prosentase 80% diperoleh T = 1/Px = 1/0,80 = 1,25 Tahun

5. Menghitung Interval kelas

a. Distribusi Normal

T 5 tahun, KT = 0,84

T 2,5 tahun, KT = 0,25

T 1,67 tahun, KT = -0,25

T 1,25 tahun, KT = -0,84

Nilai =

144,36

Nilai SD = 51,23

Interval Kelas

XT = +SD*K

XT = 144,36 + 51,23*KT

Sehingga :

X5 = 144,36+ (51,23x 0,84) = 187,39mm

X2,5 = 144,36+ (51,23x 0,25) = 157,.17mm

X1,67 = 144,36+ (51,23x -0,25) = 131,55mm

X1,25 = 144,36s+ (51,23x -0,84) = 101,33mm

b. Distribusi Probabilitas Gumbel

Dengan jumlah data (n) = 15 maka didapatkan nilai :

Yn = 0,5128

Sn = 1,0205

Yt = -Ln (-Ln

)

K=

=

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

78

Sehingga :

T = 5, YT =1,4999 , maka K =0,967271

T = 2,5, YT = 0,6717, maka K =0,155708

T = 1,67, YT = 0,0907, maka K=-0,413621

T = 1,25, YT =-0,4759, maka K =-0,968839

Nilai X rata – rata = 144,36mm

Nilai Standar Deviasi= 51,23

Maka Interval kelas :

XT + SD *K

X5 = 144,36 + (51,23 x 0 ,9673) =193,92mm

X2,5 = 144,36 + (51,23 x 0,1557) = 152,34mm

X1,67 = 144,36 + (51,23 x -0,4136) = 123,17mm

X1,25 = 144,36 + (51,23 x -0,9688) = 94,73mm

c. Distribusi Probabilitas Log Normal

Nilai KT berdasarkan nilai T dari table 2.1

T 5 tahun, KT = 0,84

T 2,5 tahun, KT = 0,25

T 1,67 tahun, KT = -0,25

T 1,25 tahun, KT = -0,84

Nilai log X = 2,13

Nilai s log X = 0,188

Interval Kelas :

Log XT = log + S log * KT

Sehingga :

Log X5 = 2,13+ (0,188x 0,84) = 194,05mm

Log X2,5 = 2,13+ (0,188x 0,25) = 150,31mm

Log X1,67 = 2,13+ (0,188x -0,25) = 121,06mm

Log X1,25 = 2,13+ (0,188x -0,84) = 93,77mm

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

79

d. Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III

Nilai KT dihitung berdasarkan nilai Cs atau G = -1,550

Nilai T untuk berbagai periode ulang berdasarkan table 4.9 faktor frekuensi KT (G atau

Cs)

T = 5 maka KT= 0,825

T = 2 maka KT= 0,240

Jadi untuk T 2,5 dilakukan interpolasi antara T 2 tahun dan T 5 tahun

T2,5 = (0,240) +

x 1,065 = 0,4175

T2,5, maka KT = 0,4175

T1,67, maka KT= -0,194

T1,25, maka KT = -0,690

Nilai log X = 2,13

Nilai s log X = 0,188

Sehingga :

Log X5 = 2,13+ (0,188x 0,825) = 192,80 mm

Log X2,5 = 2,13+ (0,188x 0,4175) = 161,62 mm

Log X1,67 = 2,13+ (0,188x -0,194) = 124,03 mm

Log X1,25 = 2,13+ (0,188x -0,690) = 100,06 mm

Perhitungan Nilai Chi Kuadrat X2

Tabel 4.12: Perhitungan niai X2 untuk Distribusi Normal

No Interval Ef Oi Oi-Ef (Oi-Ef)²/Ef

1 >187,39 3 4 1 0,333

2

157,17-

187,39 3 2 -1 0,333

3

131,55-

157,17 3 3 0 0,000

4

101,33-

131,55 3 2 -1 0,333

5 <101,33 3 4 1 0,333

15 15 0 1,333

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

80

Tabel 4.13: Perhitungan niai X2 untuk Distribusi Gumbel

No Interval Ef Oi Oi-Ef (Oi-Ef)²/Ef

1 >193,92 3 4 1 0,333

2 152,34-193,92 3 3 0 0,000

3 123,17-152,34 3 3 0 0,000

4 94,74-123,17 3 2 -1 0,333

5 <94,73 3 3 0 0,000

15 15 0 0,667

Tabel 4.14: Perhitungan niai X2 untuk Distribusi Log Normal

No Interval Ef Oi Oi-Ef (Oi-Ef)²/Ef

1 >194,05 3 4 1 0,333

2

150,31-

195,05 3 3 0 0,000

3

121,06-

150,31 3 3 0 0,000

4 93,77-121,06 3 2 -1 0,333

5 <93,77 3 3 0 0,000

15 15 0 0,667

Tabel 4.15: Perhitungan niai X2 untuk Distribusi Log Pearson Type III

No Interval Ef Oi Oi-Ef (Oi-Ef)²/Ef

1 >192,80 3 4 1 0,333

2

161,62-

192,80 3 2 -1 0,333

3

124,03-

161,62 3 4 1 0,333

4

100,06-

124,03 3 2 -1 0,333

5 <100,06 3 3 0 0,000

15 15 0 1,333

Table 4.16: Rekapitulasi Nilai X2 dan X2cr

No Distribusi

Probabilitas X²terhitung X²kritis Keterangan

1 Normal 1.333 5.991 diterima

2 Gumbel 0.667 5.991 diterima

3 Log Normal 0.667 5.991 diterima

4 Log Pearson III 1.333 5.991 diterima

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

81

Berdasarkan tabel 4.16 diatas maka distribusi yang dipilih adalah Distribusi Normal

karena nilai χ2 hitung ˂dari χ2 kritis (paling kecil) = 2,67 ˂ 5,991 ( n terkecil), curah

hujan untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun sebagai berikut :

Tabel 4.17: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Kapardengan Distibusi Probabilitas

Gumbel

No T Yn Yt Yt-Yn k

Hujan

(XT)

1 2 3 4 5=4-3 6=5/3 7

1 2 0,5128 0,3065 -0,2063 -0,4023 123,75

2 5 0,5128 1,4999 0,9871 1,9249 242,97

3 10 0,5128 2,2504 1,7376 3,3885 317,95

4 25 0,5128 3,1255 2,6127 5,0950 405,38

5 50 0,5128 3,9019 3,3891 6,6090 482,94

6 100 0,5128 4,6001 4,0873 7,9706 552,69

4.2.4.2 Metode Smirnov Kolmogorof

a. Untuk Distribusi Probabilitas Normal

Langkah – langkah perhitungan :

1) Mengurutkan data dari yang terbesar ke yang kecil.

2) Menghitung probabilitas P(Xi) dengan rumus :

P (Xi) =

P (Xi) =

= 0,063

3) Menghitung f(t)

F (t) =

F (t) =

= 1,58

4) Dari hasil f(t) lihat tabel bab 2.6

f(t) = 1,58 maka dari tabel didapat 0.9492

5) Menghitung P’(x) 1 – point 4

P(x) = 1 – 0,9492

= 0,0571

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

82

6) Menghitung (∆p) P’x – Px

Dengan contoh :

∆P1 = 1,58 – 0,063

= -0,0054

6) Perhitungan selanjutnya ditabelkan pada tabel 4.18

Tabel 4.18: Perhitungan Smirnov Kolmogorof

Urut

dari

Luas

diba-

No besar P (Xi) f (t)

wah

kurve P' (Xi) Δ P

kekecil Normal

1 2 3 4 5 6 7= 6-3

1 225,50 0,063 1,58 0,9429 0,0571 -0,0054

2 215,30 0,125 1,38 0,9162 0,0838 -0,0412

3 207,46 0,188 1,23 0,8907 0,1093 -0,0782

4 201,28 0,250 1,11 0,8665 0,1335 -0,1165

5 176,28 0,313 0,62 0,7324 0,2676 -0,0449

6 159,70 0,375 0,30 0,6179 0,3821 0,0071

7 153,79 0,438 0,18 0,5714 0,4286 -0,0089

8 135,79 0,500 -0,17 0,4325 0,5675 0,0675

9 133,85 0,563 -0,21 0,4168 0,5832 0,0207

10 129,35 0,625 -0,29 0,3859 0,6141 -0,0109

11 103,78 0,688 -0,79 0,2148 0,7852 0,0977

12 100,34 0,750 -0,86 0,1949 0,8051 0,0551

13 84,61 0,813 -1,17 0,1210 0,8790 0,0665

14 82,08 0,875 -1,22 0,1112 0,8888 0,0138

15 56,36 0,938 -1,72 0,0427 0,9573 0,0198

Jumlah 2165,462 Max = -0,1165

Rata-rata 144,364

SD 51,23

8) Dari table tersebut cari Δmax = 0,1165

9) Membandingkan Δmax dengan nilai kritis

Untuk n = 15 dan derajat nyata 5% dari table 2.8 didapat Δkritis = 0,34

10) Karena Δmax ˂ ∆kritis = 0,1165 ˂ 0,34 maka Probabilitas normal dapat diterima

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

83

b. Untuk Distribusi Probabilitas Gumbel

Langkah perhitungan :

1) Menghitung dara dari yang terbesar sampai yang terkecil

2) Menghitung probabilitas P(Xi) dengan rumus :

P (Xi) =

P (Xi) =

= 0,063

3) Menghitung f(t)

F (t) =

F (t) =

= 1,58

4) Tabel Nilai Reduced Standart Deviation (Sn) dan Nilai Reduced Mean (Yn)

5) Yt diperoleh dari persamaan ft =

6) T dihitung dengan rumus Yt = -Ln{-Ln(T – 1)/ T) atau interpolasi tabel Nilai

Reduced Variate (Yt).

Y(t) =2,1291= -Ln{-Ln(T – 1)/ T), dengan T coba – coba didapat T = 8,90

7) Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa ∆max = 0,1165

8) jika jumlah data 15 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5 % maka dari table nilai Δp

kritis smirnov kolmogorov didapat Δp = 0,34.

9) Jadi p maksimum 0,1165 < Δp kritis = 0,34.

Oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Gumbel dapat Diterima untuk menganalisis

data hujan.

s

Tabel 4.19 : Perhitungan Uji Distribusi Gumbel dengan Metode Smirnov Kolmogorov

No (Xi)

Urut

besar ke

kecil

P

(Xi) f (t) Yn Sn Yt T P' (Xi) Δ P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10= 9-3

1 225,50 0,063 1,58 0,5128 1,0205 2,1291 8,90 0,1124 0,0499

2 215,30 0,125 1,38 0,5128 1,0205 1,9259 7,4 0,1351 0,0101

3 207,46 0,188 1,23 0,5128 1,0205 1,7698 6,35 0,1575 -0,0300

4 201,28 0,250 1,11 0,5128 1,0205 1,6467 5,7 0,1754 -0,0746

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

84

No (Xi)

Urut

besar ke

kecil

P

(Xi) f (t) Yn Sn Yt T P' (Xi) Δ P

5 176,28 0,313 0,62 0,5128 1,0205 1,1486 3,68 0,2717 -0,0408

6 159,70 0,375 0,30 0,5128 1,0205 0,8184 2,8 0,3571 -0,0179

7 153,79 0,438 0,18 0,5128 1,0205 0,7005 2,57 0,3891 -0,0484

8 135,79 0,500

-

0,17 0,5128 1,0205 0,3420 1,97 0,5076 0,0076

9 133,85 0,563

-

0,21 0,5128 1,0205 0,3034 1,92 0,5208 -0,0417

10 129,35 0,625

-

0,29 0,5128 1,0205 0,2138 1,81 0,5525 -0,0725

11 103,78 0,688

-

0,79 0,5128 1,0205 -0,2956 1,351 0,7402 0,0527

12 100,34 0,750

-

0,86 0,5128 1,0205 -0,3640 1,993 0,5018 -0,2482

13 84,61 0,813

-

1,17 0,5128 1,0205 -0,6775 1,162 0,8606 0,0481

14 82,08 0,875

-

1,22 0,5128 1,0205 -0,7278 1,145 0,8734 -0,0016

15 56,36 0,938

-

1,72 0,5128 1,0205 -1,2402 1,032 0,9690 0,0315

Jumlah 2165,462 Max 0,2482

Xa 144,364

Sx 51,23

c. Untuk Distribusi Probabilitas Log Normal

Langkah perhitungan :

1) Curah hujan dari yang terbesar ke yang terkecil

2) Nilai Log curah hujan di urut dari yang terbesar sampai terkecil

3) Menghitung probabilitas P(Xi) dengan rumus :

P (Xi) =

P (Xi) =

= 0,063

4) Untuk nilai F(t) =

F (t) =

= 1,19

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

85

5) Dari nilai f(t) = 1,063didapat nilai dibawah kurva Normal =0,9492

6) Untuk nilai P’(xi) 1 – 0,9492 = 0,0571

7) Nilai ∆P= P’(x ) – P(xi)

= 0,0571– 0,063 = -0,0054

8) Perhitungan selanjutnya ditabelkan pada tabel 4.22

9) Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa ∆max = 0,1165

10) Jika jumlah data 15 dan α ( derajat kepercayaan) adalah 5 %) maka

nilai Δp kritis Smirnov Kolmogorof didapat p= -0,34

11) Jadi p maksimum (0,1165) < p kritis (0,34)

Oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Log Normal dapat diterima untuk

menganalisis data hujan.

Tabel 4.20: Perhitungan Uji Distribusi Log Normal dengan Metode Smirnov Kolmogrof

No

(Xi)

Urut besar

kekecil Log(Xi) P (Xi) f (t)

Nilai dibawah

Kurva normal

P'

(Xi) Δ P

1 2 3 4 5 6 7 8= 7-4

1 225,50 2,3531 0,063 1,19 0,9429 0,0571

-

0,0054

2 215,30 2,3330 0,125 1,08 0,9162 0,0838

-

0,0412

3 207,46 2,3169 0,188 0,99 0,8907 0,1093

-

0,0782

4 201,28 2,3038 0,250 0,92 0,8665 0,1335

-

0,1165

5 176,28 2,2462 0,313 0,62 0,7324 0,2676

-

0,0449

6 159,70 2,2033 0,375 0,39 0,6179 0,3821 0,0071

7 153,79 2,1869 0,438 0,30 0,5714 0,4286

-

0,0089

8 135,79 2,1329 0,500 0,02 0,4325 0,5675 0,0675

9 133,85 2,1266 0,563 -0,02 0,4168 0,5832 0,0207

10 129,35 2,1118 0,625 -0,10 0,3859 0,6141 -

0,0109

11 103,78 2,0161 0,688 -0,61 0,2148 0,7852 0,0977

12 100,34 2,0015 0,750 -0,68 0,1949 0,8051 0,0551

13 84,61 1,9274 0,813 -1,08 0,1210 0,8790 0,0665

14 82,08 1,9142 0,875 -1,15 0,1112 0,8888 0,0138

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

86

No

(Xi)

Urut besar

kekecil Log(Xi) P (Xi) f (t)

Nilai dibawah

Kurva normal

P'

(Xi) Δ P

15 56,36 1,7510 0,938 -2,02 0,0427 0,9573 0,0198

Jumlah 2165,462

Max= 0,1165

log x

2,130

S log x

0,188

d. Untuk Distribusi Probabilitas Log Person Type III

Langkah perhitungan :

1) Mengurutkan data curah hujan dari yang terbesar ke yang terkecil

2) Nilai Log curah hujan di urut dari yang terbesar sampai terkecil

3) Menghitung probabilitas P(Xi) dengan rumus :

P (Xi) =

=

= 0,063

4) Untuk nilai F(t) =

F (t) =

= 1,19

4) Nilai P’ berdasarkan ft = 2,08 dengan menggunakan tabel 2.5 Cs = 0,9 dan dengan

interpolasi diperoleh P’(xi). ft = 1,19 terletak antara periode ulang 10 tahun (1.018)

dan periode ulang 25 tahun (1,157) dibuat dalam persen.

P’ (xi) = 10 +

x 15

Dalam persen = 37,491/100 = 0,3748

5) ∆P = P’(x ) – P(xi)

= 0,3748 – 0,063

= 0,3123

6) Perhitungan selanjutnya ditabelkan pada tabel 4.23

7) Berdasarkan Tabel 4.23dapat dilihat bahwa ∆max = 0,3123

8) Jika jumlah data 15 dan α ( derajat kepercayaan) adalah 5 %) maka nilai Δp kritis

Smirnov Kolmogorof didapat Δp= -0,3123

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

87

9) Jadi p maksimum (0,3123) >Δp kritis (0,34)

Oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Log Person Type III dapat diterima untuk

menganalisis data hujan.

Tabel 4.21: Perhitungan Uji Distribusi Log Person Type III dengan Metode Smirnov

Kolmogrof

No

Urut

dari

Besar

kekecil

Log(Xi) P (Xi) f (t) P' (Xi) Δ P

1 2 3 4 5 6 7= 6-4

1 225,50 2,3531 0,063 1,19 0,3748 0,3123

2 215,30 2,3330 0,125 1,08 0,1669 0,0419

3 207,46 2,3169 0,188 0,99 0,0939 -0,0936

4 201,28 2,3038 0,250 0,92 0,0758 -0,1742

5 176,28 2,2462 0,313 0,62 0,0394 -0,2731

6 159,70 2,2033 0,375 0,39 0,0277 -0,3473

7 153,79 2,1869 0,438 0,30 0,0232 -0,4143

8 135,79 2,1329 0,500 0,02 0,0182 -0,4818

9 133,85 2,1266 0,563 -0,02 0,0179 -0,5446

10 129,35 2,1118 0,625 -0,10 0,0173 -0,6077

11 103,78 2,0161 0,688 -0,61 0,0132 -0,6743

12 100,34 2,0015 0,750 -0,68 0,0126 -0,7374

13 84,61 1,9274 0,813 -1,08 0,0117 -0,8008

14 82,08 1,9142 0,875 -1,15 0,0115 -0,8635

15 56,36 1,7510 0,938 -2,02 0,0105 -0,9270

jumlah 2165,46 31,9248 158,48 max= 0,9270

log x 2,13

s log x 0,188

cs -1,55

Tabel 4.22: Rekapitulasi Nilai Δp dan Δpkr

No Distribusi

Probabilitas

∆p

terhitung ∆p kritis Keterangan

1 Normal 0,117 0,338 Diterima

2 Gumbel 0,248 0,338 Diterima

3 Log Normal 0,117 0,338 Diterima

4 Log Pearson 0,927 0,338 Tdk diterima

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

88

Jika jumlah data 15 dan α (derajat kepercyaan) adalah 5% maka dari table diperoleh Δp

kritis = 0,338.jadi nilai Δp max < Δp kritis.Berdasarkan table 4.23 semua distribusi

dapat diterima kecuali Distribusi Log Pearson.

Kesimpulan dari Uji Distribusi Probabilitas

Setelah di uji dengan Chi Kuadrat dan Smirnov Kolmogorov perhitungan distribusi

probabilitas dari beberapa metode yang dapat diterima untuk perhitungan debit banjir

rencana adalah Metode Gumbel.

Tabel 4.23: Nilai curah hujan rancangan hasil analisis frekuensi

No T Yn Yt Yt-Yn k Hujan

(XT)

1 2 3 4 5=4-3 6=5/3 7

1 2 0,5128 0,3065 -0,2063 -0,4023 123,75

2 5 0,5128 1,4999 0,9871 1,9249 242,97

3 10 0,5128 2,2504 1,7376 3,3885 317,95

4 25 0,5128 3,1255 2,6127 5,0950 405,38

5 50 0,5128 3,9019 3,3891 6,6090 482,94

6 100 0,5128 4,6001 4,0873 7,9706 552,69

4.3 Analisa Hujan Rencana

Intensitas Hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu (suripin,2014).

Perhitungan intensitas hujan rencana digunakan dalam perhitungan debit banjir rencana dengan

menggunakan metode Rasiona, Hasper, Wedwen dan Mononabe.

4.3.1. Intensitas hujan untuk Metode Rasional

Intensitas hujan dihitung dengan rumus Mononobe yang bentuk umumnya:

IT =

x (

)

X24 = Tinggi hujan harian maksimum atau hujan rencana (mm)

Tc = durasi hujan atau waktu konsentrasi (jam)

Tc dihitung dengan rumus Kirpich

Tc = (

)

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

89

Tc= waktu konsentrasi (jam)

L = panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (Km)

S = kemiringan rata-rata daerah lintasan air

1). Perhitungan waktu konsentrasi (Tc)

Tabel 4.24: Perhitungan waktu konsentrasi

L L⁰’⁸ S S⁻⁰’³ tc

28 14,3789 0,0500 2,456 3,532

2). Perhitungan intensitas hujan

Tabel 4.25: Perhitungan intensitas hujan

Periode

ulang I A Q

Q2 25,41 51,50 254,71

Q5 32,99 51,50 330,63

Q10 36,96 51,50 370,40

Q25 40,84 51,50 409,27

Q50 43,90 51,50 440,00

Q100 46,43 51,50 465,31

4.3.2. Intensitas Hujan untuk Metode Wedwen

Metode Weduwen digunakan untuk menghitung debit maksimum di daerah pengaliran

Jakarta dengan rumus sebagai berikut :

Qmax Jakarta = α x β x I x A

α= Koefisien Pengaliran

β= Koefisien Reduksi

I= Intensitas Hujan (m3 / dt/km

2)

A= Luas Daerah Pengaliran (km2)

Koefisien Reduksi ditendtukan dengan rumus :

β= (

)

Koefisien pengaliran ditentukan dengan rumus :

α= 1-

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

90

Lamanya hujan (tc dalam jam) ditentukan dengan rumus :

Tc =

Data :

A = 51,5km2

S = 0,05 %

L = 28 km

Dicoba-coba waktu konsentrasi tc (tI) sehingga sama dengan t

Tabel 4.26. Perhitungan intinsitas hujan Metode Wedwen

t1 t+1 t+9 (t+1)/(t+9) 120+A {(t+1)/(t+9)}xA β I α A^3/8 (α.β.I)^1/8 S^1/4 t

4,5 5,5 13,5 0,407 171,5 20,9815 0,822 11,37 0,777 4,385 1,281 0,473 3,445

3,973 4,9725 12,9725 0,383 171,5 19,7405 0,815 12,48 0,789 4,385 1,297 0,473 3,402

3,688 4,6875 12,6875 0,369 171,5 19,0271 0,811 13,17 0,797 4,385 1,307 0,473 3,370

3,529 4,529 12,529 0,361 171,5 18,6163 0,808 13,59 0,801 4,385 1,312 0,473 3,363

3,446 4,446 12,446 0,357 171,5 18,3970 0,807 13,82 0,803 4,385 1,315 0,473 3,356

3,401 4,401 12,401 0,355 171,5 18,2769 0,806 13,95 0,804 4,385 1,317 0,473 3,352

3,377 4,3765 12,3765 0,354 171,5 18,2111 0,806 14,02 0,805 4,385 1,318 0,473 3,349 3,363 4,363 12,363 0,353 171,5 18,1748 0,806 14,06 0,805 4,385 1,318 0,473 3,348

3,356 4,3555 12,3555 0,353 171,5 18,1545 0,806 14,08 0,805 4,385 1,319 0,473 3,347

3,352 4,352 12,3515 0,352 171,5 18,1437 0,806 14,09 0,806 4,385 1,319 0,473 3,347

3,350 4,3495 12,3495 0,352 171,5 18,1383 0,805 14,10 0,806 4,385 1,319 0,473 3,347

3,349 4,3485 12,3485 0,352 171,5 18,1356 0,805 14,10 0,806 4,385 1,319 0,473 3,347

4.3.3. Intensitas Hujan untuk Metode Hasper

a. Koefisien pengaliran (α)

α=

b. Waktu konsentrasi (tc)

tc = 0,1 x x

c. Koefisien Reduksi (β)

= 1 +

x

d. Besarnya hujan (m dalam mm) untuk lama hujan (T=tc) dalam satuan jam dan hujan

maksimum (R24 dalam satuan mm) dirumuskan sebagai berikut:

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

91

1) Untuk T ˂ 2 jam

rn =

2) Untuk 2 jam ˂ Tx ˂ 30 hari

rn =

3) Untuk 19 jam ˂ tc ˂ 30 hari

rn= 0,707 x R24 x

Besarnya intensitas hujan (I dalam satuan m3/dt/km

2) ditentukan berdasarkan

hubungan antara rn (mm) dan tc (jam) dengan rumus :

rn =

a) Menghitung α

A A⁰’⁷ 0,012xA⁰’⁷ 0,075xA⁰’⁷ Α

52 15,79 0,189 1,184 0,545

b) Menghitung tc

L L⁰’⁸ S S⁻⁰’³ Tc

28 14,3789 0,0500 2,456 3,532

c) Menghitung β

3,53 12,48 1,41 8,87 32,83 33,83 27,48 51,50 4,29 6,28 0,16

β3,7 x100,4 x t

1+(3,7 x100,4 x t

) tc2+15 A

3/4(A

3/4)/12 1/βtc tc

2 0,4 x t 100,4 x t

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

92

d) Menghitung besarnya curah hujan (r dalam satuan mm)

d) Perhitungan debit maksimum Metode Hasper

4.4 Analisis Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana adalah besarnya debit yang direncanakan melewati penampang

sungai dengan periode ulang tertentu. Besarnya debit banjir ditentukan berdasarkan

curah hujan, intensitas hujan dan Luas Daerah Aliran Sungai (DAS). Analisa debit banjir

rencana dihitung berdasarkan data hujan rencana yang terjadi tiap tahun.

4.4.1 Debit Banjir Rencana Berdasarkan Hujan Rencana

Analisa debit banjir rencana dilakukan dengan melihat hubungan banjir yang akan

terjadi dengan distribusi curah hujan rencana selama 5 jam untuk periode ulang 2, 5, 10,

25, dan 50 tahun. Proses perhitungan debit banjir dimulai dengan pengumpulan data

curah hujan dan peta topografi. Setelah mendapatkan curah hujan rencana maka

dilanjutkan dengan perhitungan debit banjir rencana. Berdasarkan hasil penentuan

2 144,36 3,53 509,880 4,53 112,5065

5 187,39 3,53 661,872 4,53 146,0441

10 209,93 3,53 741,487 4,53 163,6114

25 231,96 3,53 819,293 4,53 180,7796

50 249,38 3,53 880,817 4,53 194,3551

100 263,73 3,53 931,480 4,53 205,5340

n Rn Tc tc x Rn t + 1 r (mm)

1 2 144,36 112,5065 110,32 0,55 6,28 0,16 493,05

2 5 187,39 146,0441 143,20 0,55 6,28 0,16 640,03

3 10 209,93 163,6114 160,43 0,55 6,28 0,16 717,02

4 25 231,96 180,7796 177,26 0,55 6,28 0,16 792,26

5 50 249,38 194,3551 190,58 0,55 6,28 0,16 851,75

6 100 263,73 205,5340 201,54 0,55 6,28 0,16 900,74

α 1/β βQmaks

(m3/dt)

No Tahun Xt (mm) r (mm) I (m3/dt/Km

2)

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

93

distribusi dan uji kesesuaian data maka data curah hujan harian maksimum yang akan

digunakan untuk analisis debit banjir rencana adalah hasil distribusi Log Normal.

Untuk Batang Kampung Mara perhitungan debit banjir rencana dihitung dengan metode

Rasional, Wedwen, dan Hasper. Hal ini disebabkan oleh luas tangkapan hujan (catchmen

area) adalah 4 km ˂100 km2 dan besar dari 2.5 km2.Sedangkan untuk metode Melchior

hanya cocok dipakai untuk catchmen area ˃100 km2.

a. Metode Rasional

Rumus : QT = 0,278 x C x IT x A

Dimana :

QT = Debit puncak limpasan permukaan dengan periode ulang T tahun atau debit

rencana dengan periode ulang T tahun (m3/dtk).

C = Koefisien Pengaliran

A = Luas Daerah Pengaliran (km2)

IT = Intensitas curah hujan dengan periode ulang T tahun (mm/jam)

Data :

A = 51,5 km2

S = 0.05

L = 28 km

Perhitungan debit banjir rencana untuk periode ulang 2 tahun adalah:

QT = 0,278 x C x IT xA

Q2 = 0,278x0,85 x 25,41 x 51,50

= 254,71/detik

Langkah perhitungan selanjutnya dirangkum pada table 4.29

Tabel 4.27: Perhitungan debit banjir Metode Rasional

Periode

ulang I A Q

Q2 25,41 51,50 254,71

Q5 32,99 51,50 330,63

Q10 36,96 51,50 370,40

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

94

Q25 40,84 51,50 409,27

Q50 43,90 51,50 440,00

Q100 46,43 51,50 465,31

b. Metode Wedwen

Metode Weduwen digunakan untuk menghitung debit maksimum di daerah pengaliran

Jakarta dengan rumus sebagai berikut :

Qmaks Jakarta α x β x I x A

Dimana :

α =Koefisien Pengaliran

β =koefisien reduksi

I = intensitas hujan (m3/dt/km2)

A = luas daerah pengaliran (Km²)

Data :

A = 51,5 km2

S = 0,05

L = 28 km

1) Hitung debit Jakarta (Q) = αxβxIxA

= 0,806 x 0,805 x 14,10 x 51,5

= 471,160 m3/dt

2) Perhitungan debit maksimum dengan periode ulang (Qn), untuk menghitung debit

maksimum periode ulang 2 tahun adalah :

Q2 = Qmaks Jakarta x

= 471,160 x

= 283,403 m3/dt

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

95

Tabel 4.28: Perhitungan debit banjir Metode Weduwen

Qn Q batang

kapar Rn Rn/240 Qmaks

Q2 471,160 144,36 0,602 283,403

Q5 471,160 187,39 0,781 367,884

Q10 471,160 209,93 0,875 412,135

Q25 471,160 231,96 0,967 455,382

Q50 471,160 249,38 1,039 489,578

Q100 471,160 263,73 1,099 517,738

c. Metode Hasper

Analisa debit banjir rencana dengan metode sintetis empiris Hasper dihitung dengan

bentuk persamaan sebagai berikut :

QT..I.A

Data :

A = 51,5 km2

S = 0,05

L = 28 km

Untuk menghitung debit banjir periode ulang 2 tahun adalah :

QT ..I.A

= 0,55x 0,16 x 4511,11 x 51,5

=20163,51m3/dt

Langkah perhitungan selanjutnya dirangkum pada table 4.29

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

96

Tabel 4.29: Perhitungan debit banjir rencana Metode Hasper

d. Metode Mononobe

Analisis debit banjir rencana dengan metode sintetis empiris Mononabe dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

QT =

Dimana :

QT = Debit banjir rencana dengan periode ulang tertentu (m3/dt)

α= Koefisien Pengaliran atau run off coefisien (table mononabe)

IT =

A= Luas Daereah Pengaliran (km2)

RT = Curah Hujan Harian maksimum periode ulang tertentu (mm)

t = waktu konsentrasi = waktu air disungai utama (jam)

t=

V= Kecepatan Aliran disungai (km/jam)

V=

Data:

A = 51,50 km2

L = 0,05 km = 50 m

α = 0,550

S (I ) = 0,0500

Tc = 3,53 jam

1 2 144,36 112,5065 110,32 0,55 6,28 0,16 493,05

2 5 187,39 146,0441 143,20 0,55 6,28 0,16 640,03

3 10 209,93 163,6114 160,43 0,55 6,28 0,16 717,02

4 25 231,96 180,7796 177,26 0,55 6,28 0,16 792,26

5 50 249,38 194,3551 190,58 0,55 6,28 0,16 851,75

6 100 263,73 205,5340 201,54 0,55 6,28 0,16 900,74

α 1/β βQmaks

(m3/dt)

No Tahun Xt (mm) r (mm) I (m3/dt/Km

2)

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

97

Tabel 4.30: Perhitungan debit banjir rencana Metode Mononobe

Periode Ulang (T)

Rt (mm) Rt/24 24/Tc (24/Tc)^⅔ In

(mm/jam) QT (m³/dt)

2 144,360 6,015 6,799 3,589 21,587 169,85

5 187,393 7,808 6,799 3,589 28,022 220,48

10 209,934 8,747 6,799 3,589 31,393 247,00

25 231,963 9,665 6,799 3,589 34,687 272,92

50 249,382 10,391 6,799 3,589 37,292 293,41

100 263,726 10,989 6,799 3,589 39,437 310,29

Tabel 4.31: Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Maksimum

No T Metode Empiris (m

3/dtk)

Haspers Wedwen Mononobe Rasional

1 2 493,053 283,403 169,848 254,706

2 5 640,030 367,884 220,479 330,631

3 10 717,018 412,135 247,000 370,400

4 25 792,256 455,382 272,918 409,269

5 50 851,750 489,578 293,413 439,996

6 100 900,741 517,738 310,289 465,309

Untuk memilih debit banjir rencana diatas, dilakukan perhitungan analisa debit banjir

dilapangan. Setelah mengetahui debit Normal yang terjadi dilapangan maka bandingkan

dengan debit banjir rencana yang mendekati empat metode yaitu Metode Rasional,

Wedwen, dan Hasper dan Mononabe. Setelah didapat perbandingan, pilih debit rencana

yang nilai debitnya mendekati debit yang dianalisa lapangan, itulah nilai debit rencana

yang terpilih.

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

98

4.4.2 Perhitungan Debit Sesaat Lapangan

Untuk mendapatkan debit sesaat lapangan, terlebih dahulu dilakukan pencarian untuk

mencari lebar sungai dan tinggi sungai dengan mengambil nilai rata-rata dari lebar dan

tinggi sungai. Data untuk mendapatkan lebar dan tinggi sungai untuk tugas akhir ini

didapatkan dari data cross pada penampang melintang, maka di dapatkan tinggi sungai

h= 1,5 m dan lebar sungai b = 36 m.

Dikarenakan penampang sungai Batang Kapar masih terdapat penampang alami, maka

untuk menghitung penampang untuk sungai Batang Kapar Nagari Lingkuang Aua dapat

di sederhanakan dalam bentuk penampang trapesium dengan kemiringan talud 1:1 m.

Dikarenakan penampang sungai Batang Kapar masih terdapat penampang alami, maka

untuk menghitung penampang untuk sungai Batang Kapar dapat di sederhanakan dalam

bentuk penampang trapesium dengan kemiringan talud 1:1 m.

Maka,

A = ( b + m x h ) x h

= ( 36 m + 1 x 1,5 m ) x 1,5 m

= 56,25 m2

P = b + 2 x h √

= 36 + 2 x 1,5 √

= 40,24 m

R =

=

= 1,398 m

V = K x R2/3

x I1/2

= 35 x 1,3982/3

x 0,00851/2

= 4,03 m/dtk

Q = A x V

= 56,25 m2 x 4,03 m/dtk

= 226,937 m3/dtk

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

99

Gambar 4.2 Penampang Trapesium

jadi, perhitungan debit banjir yang sering terjadi dilapangan di dapat sesebesar 226,937

m3/dtk mendekati nilai debit banjir pada metode Mononabe sebesar 220,479 m3/dtk.

Untuk debit banjir rencana tahunan diambil nilai Seratus Tahun dari metode Mononabe

yaitu sebesar 310,289 m3/dt.

Banjir dengan return periode 50 tahun disebut pula Q50. Jadi kalau suatu bendung

direncanakan dengan design Q50, Artinya bendung itu akan mampu dilewati oleh banjir

yang datangnya tiap 50 tahun sekali.

Biasanya untuk bendung direncanakan dengan design antara Q50 sampai Q100, tergantung

dari besar kecilnya bendung dan penting tidaknya daerah disebelah hilir bendung.

Grafik 4.1 resume Debit Banjir Rencana

493,053

640,03 717,018

792,256 851,75

900,741

283,403 367,884

412,135 455,382 489,578 517,738

169,848 220,479 247 272,918 293,413 310,289

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

2 5 10 25 50 100

Haspers

Wedwen

Mononobe

Rasional

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

100

4.5 Perhitungan Hidrolis Bendung Batang Kapar

4.5.1 Perhitungan Elevasi Mercu Bendung

Pada perencanaan hidrolis bendung ini penulis menggunakan debit Banjir Rencana dari

metode mononobe. Elevasi mercu bendung ditentukan berdasarkan elevasi sawah

tertinggi yang akan diairi, ditambahkan dengan total kehilangan tinggi tekan pada

bangunan bangunan dan saluran yang ada pada jaringan tersebut.

Untuk perhitungan Bendung Batang Kapar diketahui data-data sebagaiberikut :

a.Debit banjir rencana (Q100) = 310,289 m3/dtk

b.Panjang sungai total = 56 cm di peta

= 56.000 m

= 56/2 km

= 28 km ( dilapangan)

c.Lebar dasar sungai rata-rata = 36

d.Elevasi Mercu Bendung : +36,57m + 2,8 m = + 39,37 m

e. Elevasi sawah tertinggi diairi = +38,5 m.dpl

f. Luas sawah yang diairi = 1335 Ha

g. Kemiringan sungai = 0,0085

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

101

Gambar 4.3 : Skema Jaringan Irigasi

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

102

Tabel 4.32 : Menghitung Elevasi Mercu Bendung :

NO Elevasi Keterangan (m)

1. Elevasi tertinngi disawah +38,5

2. Lapisan Air disawah +38,5 + 0,10 = +38,6

3. Kehilangan tinggi energy di

saluran kuarter ke sawah (5 cm) +38,6+0,05=+38,65

4. Kehilangan tinggi energy selama

pengaliran disaluran tersier (IxL)

+38,65 + I.L (Δh)

= 38,65 +0,0001 x 100 = +38,66

5. Kehilangan tinggi energy di

boks bagi tersier (10 cm) +38,66 + 0,10 = +38,76

6. Kehilangan tinggi energy di

gorong-gorong (5 cm) +38,76 + 0,05 = + 38,81

7. Kehilangan tinggi energy di

bangunan sadap (10 cm) +38,81 +0,10 = +38,91

8. Kehilangan tinggi energy selama

pengaliran dari bangunan ukur

ke bangunan sadap ( I x L )

+38,91 + 0,01 = +38,92

9. Kehilangan tinggi energy di

bangunan ukur (15 cm) +38,92 +0,15 = +39,07

10. Kehilangan tinggi energy di

pintu intake (20 cm) +39,07 + 0,20 = +39,27

11. Kehilangan tinggi energy akibat

pengaruh gelombang (10 cm ) +38,27 9 0,10 = +39,37

Elevasi Mercu +39,37

Elevasi puncak mercu Bendung = + 39,37 m, dalam perencanaan lantai hulu berada pada

elevasi + 36,57 m.

Jadi, tinggi mercu dari dasar sungai adalah :

a. Elevasi puncak mercu Bendung = + 39,37 m

b. Elevasi dasar sungai = + 36,57 m

Tinggi Mercu (P) = 2,8 m

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

103

Gambar 4.4: Elevasi Mercu

4.5.2Perhitungan pintu pengambilan (intake)

Fungsi dari pintu pengambilan adalah mengukur banyaknya air yang masuk kedalam

saluran irigasi. Ukuran dari pintu pengambilan dihitung berdasarkan debit (Q)

maksimum yang akan dialirkan kedalam jaringan irigasi .

Rumus yang dipakai :

Q = μ.b.hp √

Dimana :

Q= Debit rencana yang mengairi jaringan irigasi.

μ= Koefisien debit untuk bukaan dibawah air dengan kehilangan energi = 0,9.

b= Lebar bukaan (m)

hp= Tinggi bukaan (m)

g= Percepatan gravitasi

z= Kehilangan energi bukaan = 0,10 m

Luas sawah yang akan diairi = 1335Ha

Kebutuhan air irigasi (NFR) di tetapkan = 1,8 lt/dt.Ha

Q = 1335 Ha x 1,8 lt/dt.ha

=2403 ltr/dtk

Ambil lebar pintu (bp) = 1,3 m

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

104

Jadi tinggi pintu intake :

Q = μ.b.hp √

2,403 = 0,9 x 1,3 hp. √

2,403 = 1,17 hp x 1,4007

2,403 = 1,638 hp

Hp =

= 2,06 m

4.5.3 Lebar Pintu Pembilas/Penguras Bendung

Untuk sungai yang lebarnya <100m, maka untuk lebar pintu penguras ditambah dengan

lebar pilar sebaiknya sama dengan 1/6 sampai dengan 1/10 dari lebar bersih bendung

(jarak antara pangkal ke pangkalnya) maka :

Penentuan lebar total bendung yaitu :

B total = Br x 1,2

= 36 x 1,2 = 43,2 m

1) Lebar pintu penguras

(Bp) =

x 43,2

= 4,33

2) Lebar standar pintu penguras antara 0,5 – 1,5 (KP Irigasi 04). maka direncanakan 2

(buah) buah pintu penguras dengan lebar masing-masing pintu 2 m dan 2 (dua) buah

pilar dengan lebar (t) = 1 m.

3) Be = B – 20 % x Bp – B pilar

= 36 – 20% - 2

= 33,8 m

4.5.4 Perhitungan Mercu Bendung

Pada perencanaan ini penulis menggunkan Tipe Mercu Bulat karena mercu bulat

memiliki harga koefisien yang jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisien

bendung ambang lebar. Pada sungai, ini akan banyak memberikan keuntungan karena

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

105

bangunan ini akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit

menjadi lebih tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negative pada mercu.

Data :

Q = 310,289 m3/dt

Bef = 33,8 m

P = 2,8 m

r = 1,75 m (0,7 x H1)

g = 9,81 m/dt

H1 = 2,5 m

Elevasi Mercu = +39,37

Langkah-langkah untuk menghitung tinggi muka air di atas mercu yaitu:

1) Menghitung tinggi energy di atas mercu (H1) dengan rumus:

Q = Cd . 2/3 √

. be. H ¹·⁵

dimana :

Q= debit rencana Q100 = 310,289 (m3/dt)

Cd = koefisien debit (C0xC1xC2)

Be= lebar efektif (Be = 33,8)

H1= tinggi energi dihulu

Jadi perhitungannya ialah :

310,289 = 1,30 x 2/3 √

x 40,4 H

1,5

310,289 = 0,86 x 2,55 x 33,8 x H1,5

= H

1,5

3,50 = H1,5

H1 = 3,50 2/3

H1 = 2,57 m

2) Dengan coba-coba berbagai harga H1, maka hasil perhitungan didapat tinggi energi

hulu (H1) = 2,57 m. Kemudian nilai H1 dijadikan parameter untuk mengkoreksi nilai Cd

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

106

dengan menggunakan gambar 1,2 dan 3. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk

menghitung ulang nilai H1 sampai diperoleh nilai Cd taksir sama dengan nilai Cd hitung.

Hasil simulasi perhitungan untuk mendapatkan nilai H1 dapat dilihat pada Tabel 4.3

Table 4.33: Perhitungan Koefisien Debit (Cd)

Perhitungan Tinggi Energi di Hulu Bendung

Tinggi energy hulu = elevasi mercu bendung + H1

= 39,37 +2,57

= 41,67 m

4.5.5Tinggi muka air banjir (hd) diatas Mercu

Perhitungan dilakukan cara coba-coba ddengan rumus sebagai berikut :

Hd = = H1 – hvo Hd = Tinggi air diatas mercu

do = Hd + P do = Tinggi air diatas mercu + tinggi Bendung

A = Bef x do

V = Q/A

hvo == V2/2g

Tabel 4.34 : Perhitungan tinggi muka air banjir (Hd) di atas mercu

H1 Cd coba r p H1/r p/H1 C0 C1 C2 Cd hitung

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2,3 1,3 1,2 2,8 1,85 1,22 1,3 0,92 1,003 1,2 ulangi

2,50 1,25 1,2 2,8 2,08 1,12 1,34 0,93 1,005 1,25 diterima

Keterangan

H1 hV0 hd P do Be A Q V hV0 = V^2/2g

2,5 0,24 2,26 2,8 5,06 40,4 204,42 310,29 1,52 0,12

2,5 0,16 2,34 2,8 5,14 40,4 207,66 310,29 1,49 0,11

2,5 0,13 2,37 2,8 5,17 40,4 208,87 310,29 1,49 0,11

2,5 0,11 2,39 2,8 5,19 40,4 209,68 310,29 1,48 0,11

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

107

Gambar 4.5 Tinggi muka air banjir (Hd) di atas mercu

Hasil perhitungan didapat tinggi muka air banjir (Hd) adalah

hasil perhitungan didapat tinggi muka air banjir (Hd) adalah

Hd= H1 - HV0 = 2,5 - 0,11 = 2,39 m

Jadi elevasi tinggi muka air banjir di atas mercu adalah

Elevasi mercu + hd = 39,37+ 2,39 = 41,67

4.5.6Perhitungan Tinggi Energi di Hilir Bendung

Data:

Q = 310,289 m3/dt

b = 36 m

m = 1 m

I = 0,0085

Table 4.35: Perhitungan h2 (coba – coba)

No h

(m) b

(m) Q

(m3/dtk) i K m A (m2)

O (m)

R (m)

Q/k.I^1/2 A^5/3 O^2/3 A^5/3/O^2/3 V

(m/dtk) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2,5 43,2 310,289 0,0085 35 0,5 108,00 48,2 2,24 96,16 2449,29 13,24 184,93 2,87 2 2,55 43,2 310,289 0,0085 35 0,5 110,16 48,3 2,28 96,16 2531,47 13,26 190,87 2,82 3 2,69 43,2 310,289 0,0085 35 0,5 116,21 48,5 2,39 96,16 2767,32 13,31 207,85 2,670

Berdasarkan perhitungan table di atas didapat h = 2,69 m, maka cek nilai h cobacoba

terhadap debit

Q = A x V

310,289 = 116,21 x 2,69

Page 44: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

108

310,289 = 310,289 m3/dtk…..(OK)

Gambar 4.6: Tinggi Energi di hilir

4.5.7 Perhitungan Kolam Olak (Peredam Energi tipe MDO)

Berikut data-data dari perhtungan sebelumnya :

Q = 310,289m3/dt

H2 = 2,69 m

Be = 33,8 m

I = 0,0085

B = 36 m

P = 2,8 m

1) Menghitung debit persatuan lebar (q)

q = Q/be

=

= 7,68 m

3/dt

2) Menghitung kedalaman air kritis (hc)

hc =√

= 3,26

3) P erbedaan tinggi muka air dihulu dan dihilir (Δh)

Tinggi energy di hulu = Elevasi mercu + tinggi muka air banjir di atas mercu

= 39,37 + 2,39

= 41,67 m

Page 45: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

109

Tinggi energy dihilir = Elevasi sungai + tinggi air banjir di hulu bendung + tinggi

kecepatan (

)

= 36,57 + 2,39 + (

)

= 38,96

Δh = tinggi energy hulu – tinggi energy hilir

= 41,67 – 38,96

= 2,85 m

Peredam energy tipe MDO

Pada Perencanaan peredam energy ini digunakan tipe MDO dengan kemiringan hilir

mercu 1: 1, karena pada sungai tinjauan (Batang Kapar) banyak mengandung pasir dan

angkutan sedimen pada sungai. Jadi tipe MDO ini cocok untuk perencanaan bendung

pada sungai batang kapar.Karena pada tipe MDO ini memiliki kolam olak yang panjang

sehingga aliran air melemah dan tidak dapat lagi membawa butiran-butiran halus (pasir).

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Jari-jari mercu bendung berkisar antara 0,3-0,7 H1

KP 02 halaman 42 ambil r = 0,5 x 2,5m = 1,25 m

q = 7,68 m/dt (di dapat dari Q/bef)

Δh = 2,4 m (perbedaan tinggi hulur dengan tinggi hilir)

Menghitung kedalaman air di atas ambang

Y = D = ((

)

) dengan c = 1,7 di buku Kp 02

= (

)

= 2,72 m (D2)

Menghitung parameter energy (E)

E =

√ =

√ = 0,46

Mencari nilai

E = 0,46 didapat

= 2 didapat dari grafik di buku KP 02

Page 46: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

110

Menghitung kedalaman kolam olak (DS)

DS = D2 x

sehingga D2 = 2,72 m didapat dari grafik

Maka DS = 2,72 x 2 = 5,44 m

Maka DS = 5,44 m

Penentuan panjang lantai dasar (Ls)

Dengan E = 0,46 dan nilai

dari grafik MDO 3 = 1,70.

Ls = (DS) x

Ls = 5,44 x 1,70

Ls = 9,248 m.

Penentuan tinggi ambang dan lebar hilir (a dan b)

a = (0,2 ‒ 0,3) dengan D2= 2,72 m.

a = 0,25 x 2,72

= 0,68 → 1 m

b = 2a

= 2 x 1 = 2 m

Page 47: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

111

Page 48: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

111

Gambar 4.7 Rencana Penampang Memanjang Bendung

Skala 1 : 100

Page 49: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

112

Gambar 4.8 Penampang Melintang Sungai Batang Kapar

Page 50: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

113

4.6 Perhitungan Air Balik (Back Water)

Perhitungan Back Water ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

pengembangan yang terjadi akibat adanya Bendung dan juga untuk merencanakan

panjang tanggul yang diperlukan untuk mengatasi banjir dan genangan.

Adapun metode perhitungan yang tepat dikerjakan dengan menggunakan metode

langkah standar, bila potongan melintang sungai, kemiringan dan faktor dan

kekasaran sungai kearah hulu lokasi bendung sudah diketahui sampai cukup jauh.

Metode perhitungan yang dipakai yaitu terdapat pada buku KP-02, dimana

perhitungannya sebagai berikut :

a = 2,64 m

h= 2,69 m

1 = 0,0085

Sehingga :

=

= 1,018 > 1

L =

=

= 632,934 m = 0,632 km

4.7 Perhitungan Panjang Rembesan dan Tekanan Air

4.7.1 Penggambaran rencana bendung mercu bulat dan pemecah energy tipe

MDO

Sebelum dilakukan perhitungan panjang rembesan terlebih dahulu harus dibuat

gambar potongan memanjang rencana bendung dengan cara coba-coba, dan bila

memenuhi harga-harga minimum angka rembesen Lane serta tebal lantai yang telah

diperkirakan, maka gambar tersebut dapat digunakan dan bila tidak memenuhi, maka

gambar tersebut diulangi dengan memperbesar jari-jari mercu, menambah panjang

lantai depan atau menambah tebal lantai.

Table 4.36: Weighted Creep Ratio

Material C

lane

C

Aligh

Pasir Amat Halus 8,5 18

Pasir Halus 7,0 15

Pasir Sedang 6,0 --------

Pasir Kasar 5,0 12

Page 51: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

114

Material C

lane

C

Aligh

Kerikil Halus 4

Kerikil Sedang 3,5

Kerikil Campur Pasir 9

Kerikil Kasar Termasuk

batu-batu kecil

3,0 -----

Boulder dengan batu-batu

kecil dan kerikil kasar

2,5 ------

Boulder dengan batu-batu

kecil dan kerikil

4 – 6

Lempung Lunak 3,0 ------

Lempung Sedang 1,8 ------

Lempung Keras 1,8 -----

Lempung Sangat keras atau

padas

1,6 ------

(sumber : buku Ir.Soenarno Msc)

Page 52: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

115

4.7.2 Panjang Rembesan Pada Kondisi Air Normal

Tabel 4.37: Perhitungan Panjang Rembesan Dan Tekanan Air Pada Kondisi Air

Normal

Data:

∆HN = elevasi mercu – elevasi lantai hilir

= 39,37 – 34,93

= 4,44 m

Cl = (∑Lv + 1/3 ∑Lh) / ∆H

= (20,140 + 1/3 9,233) / 4,44

= 6,62 > 5 m

Vertikal Horizontal 1/3 Hor Lx

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 0 - 1 1,50 1,50 4,30 0,23 4,073

2 1 - 2 0,6 0,20 1,70 4,30 0,26 4,043

3 2 - 3 1,00 2,70 3,30 0,41 2,892

4 3 - 4 1,8 0,60 3,30 3,30 0,50 2,801

5 4 - 5 1,00 4,30 4,30 0,65 3,650

6 5 - 6 0,60 0,20 4,50 4,30 0,68 3,620

7 6 - 7 1,00 5,50 3,30 0,83 2,469

8 7 - 8 1,80 0,60 6,10 3,30 0,92 2,378

9 8 - 9 1,00 7,10 4,30 1,07 3,227

10 9 - 10 0,60 0,20 7,30 4,30 1,10 3,197

11 10 - 11 1,00 8,30 3,30 1,25 2,045

12 11 - 12 1,80 0,60 8,90 3,30 1,35 1,955

13 12 - 13 1,00 9,90 4,30 1,50 2,804

14 13 - 14 0,60 0,20 10,10 4,30 1,53 2,773

15 14 - 15 1,00 11,10 3,30 1,68 1,622

16 15 - 16 1,80 0,60 11,70 3,30 1,77 1,531

17 16 - 17 1,20 12,900 4,500 1,950 2,550

18 17 - 18 1,20 0,40 13,300 4,500 2,010 2,490

19 18 - 19 1,20 14,500 4,700 2,192 2,508

20 19 - 20 1,20 0,40 14,900 4,700 2,252 2,448

21 20 - 21 1,20 16,100 5,900 2,434 3,466

22 21 - 22 1,20 0,40 16,500 5,900 2,494 3,406

23 22 - 23 1,20 17,700 7,100 2,675 4,425

24 23 - 24 1,20 0,40 18,100 7,100 2,736 4,364

25 24 - 25 1,44 19,540 9,440 2,954 6,486

26 25 - 26 3,20 1,07 20,607 8,540 3,115 5,425

27 26 - 27 4,60 1,53 22,140 8,940 3,347 5,593

28 27 - 28 4,60 1,53 23,673 8,440 3,578 4,862

29 28 - 29 1,50 25,173 9,440 3,805 5,635

30 29 - 30 0,90 0,30 25,473 9,440 3,850 5,590

31 30 - 31 3,90 29,373 4,440 4,440 0,000

20,140 9,233 29,373

29,373

Px = Hx-(Lx/Lw).∆HTitik GarisPanjang Rembesan

HX (Lx/Lw).∆H

Page 53: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

116

Check tebal lantai

dx ≥ S (Px - Wx)/γ pasangan batu

dx = Tebal Lantai =2,50 m

S = Angka keamanan = 1,5

Px = Tekanan Air pada titik X (Titik 27)

Wx= Berat Air pada titik X (Titik 27)

Dx =

= 2,4 < 2,5 m

4.7.3 Panjang Rembesan Pada Kondisi Air Banjir

Tabel 4.38: Perhitungan Panjang Rembesan Dan Tekanan Air Pada Kondisi Air

Banjir

Vertikal Horizontal 1/3 Hor Lx

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 0 - 1 1,50 1,50 6,56 0,13 6,428

2 1 - 2 0,6 0,20 1,70 6,56 0,15 6,411

3 2 - 3 1,00 2,70 5,56 0,24 5,323

4 3 - 4 1,8 0,60 3,30 5,56 0,29 5,270

5 4 - 5 1,00 4,30 6,56 0,38 6,182

6 5 - 6 0,60 0,20 4,50 6,56 0,40 6,165

7 6 - 7 1,00 5,50 5,56 0,48 5,077

8 7 - 8 1,80 0,60 6,10 5,56 0,54 5,024

9 8 - 9 1,00 7,10 6,56 0,62 5,936

10 9 - 10 0,60 0,20 7,30 6,56 0,64 5,919

11 10 - 11 1,00 8,30 5,56 0,73 4,831

12 11 - 12 1,80 0,60 8,90 5,56 0,78 4,778

13 12 - 13 1,00 9,90 6,56 0,87 5,690

14 13 - 14 0,60 0,20 10,10 6,56 0,89 5,673

15 14 - 15 1,00 11,10 5,56 0,97 4,585

16 15 - 16 1,80 0,60 11,70 5,56 1,03 4,532

17 16 - 17 1,20 12,900 5,760 1,133 4,627

18 17 - 18 1,20 0,40 13,300 5,760 1,168 4,592

19 18 - 19 1,20 14,500 6,960 1,274 5,686

20 19 - 20 1,20 0,40 14,900 6,960 1,309 5,651

21 20 - 21 1,20 16,100 8,160 1,414 6,746

22 21 - 22 1,20 0,40 16,500 8,160 1,449 6,711

23 22 - 23 1,20 17,700 9,360 1,555 7,805

24 23 - 24 1,20 0,40 18,100 9,360 1,590 7,770

25 24 - 25 1,44 19,540 10,800 1,716 9,084

26 25 - 26 3,20 1,07 20,607 10,800 1,810 8,990

27 26 - 27 4,60 1,53 22,140 11,290 1,945 9,345

28 27 - 28 4,60 1,53 23,673 9,700 2,079 7,621

29 28 - 29 1,50 25,173 11,700 2,211 9,489

30 29 - 30 0,90 0,30 25,473 11,700 2,237 9,463

31 30 - 31 3,90 29,373 7,700 2,580 5,120

20,140 9,233 29,373

29,373

Px = Hx-(Lx/Lw).∆HTitik GarisPanjang Rembesan

Hx (Lx/Lw).∆H

Page 54: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

117

ΔHB = Elevasi muka air hulu – Muka air hilir

= 41,76– 39,18

= 2,58 m

Cl =(∑Lv + 1/3 ∑Lh) / ∆H

= (20,140 + 1/3 9,233) / 2,58

= 11,38 > 5 (pasir sedang)

Chek Tebal Lantai

dx ≥ S (Px - Wx)/γ pasangan batu

dx = Tebal Lantai =1,82 m

S = Angka keamanan = 1.5

Px = Tekanan Air pada titik X (Titik 27)

Wx= Berat Air pada titik X (Titik 27)

Dx =

= 1,8 < 2,5 m (OK)

Keterangan :

Panjang Total (Lw) = 29,233 m

∆HN = 4,44 m

∆HB =2,58 m

Koefisien Tanah (pasir sedang ) = 6

Cek Panjang = ∆HN x koefisien Tanah

= 4,44 m x 6

= 26

Panjang Total (Lw) = 29,233 m > 26 (OK)

Karena panjang total (Lw) harus lebih besar dari perbedaan tinggi yang besar di kali

dengan koefisien tanah yang digunakan yaitu lw Cl x Δh.

Page 55: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

118

4.7.4 Analisis Stabilitas bendung Pada Kondisi Air Normal

4.7.4.1 Gaya Akibat Berat Sendiri

Gambar 4.9 Gaya-gaya Akibat Berat Sendiri

a. Berat struktur

G1 = a.t.γ pasangan batu

= 1 x 2,8 x 2,2

= 3,08 ton

b. Lengan momen

LG1 = (1/2.a) x jarak ke titik A

= (1/2 x 1) + 15

= 15,33 m

c. Momen

My = G1 x LG1

= 1,98 x 15,33

= 30,36 ton.

Page 56: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

119

Table 4.39: Perhitungan Gaya akibat Berat Sendiri

4.7.4.2 Gaya Akibat Gempa

a. Perhitungan Koefisien Gempa

Gambar 4.10 Gaya-gaya Akibat Gempa

Alas Tinggi

G1 0,5 1,00 2,80 2,2 3,08 15,33 47,23

G2 1,50 2,80 2,2 9,24 15,75 145,53

G3 0,5 1,50 2,80 2,2 4,62 14,00 64,68

G4 4,00 1,20 2,2 10,56 15,50 163,68

G5 0,5 1,50 1,20 2,2 3,96 12,50 49,50

G6 4,50 1,20 2,2 11,88 13,50 160,38

G7 0,5 1,00 1,00 2,2 1,10 11,33 12,47

G8 5,00 1,00 2,2 11,00 13,50 148,50

G9 0,5 0,50 0,60 2,2 0,33 10,73 3,54

G10 0,60 0,50 2,2 0,66 10,70 7,06

G11 5,00 1,20 2,2 13,20 12,90 170,28

G12 3,20 1,20 2,2 8,45 12,00 101,38

G13 4,60 1,00 2,2 10,12 8,87 89,73

G14 9,20 1,90 2,2 38,46 5,80 223,04

G15 2,00 2,90 2,2 12,76 1,00 12,76

G16 1,00 1,00 2,2 2,20 1,67 3,67

G17 1,00 1,00 2,2 2,20 0,50 1,10

143,81 1404,53

Momen

(ton.m)NO

LUAS BJ

Pasanga

Gaya

(ton)

Lengan

(m)

Page 57: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

120

Untuk menghitung koefisien gempa digunakan persamaan berikut :

ad = n(ac x Z)m

E = ad/g

Dimana :

ad = Percepatan gempa rencana (cm/dt2)

n, m = Koefisien untuk jenis tanah (table 4.38)

ac = Percepatan kejut dasar (cm/dt2), harga perperiode ulang

E = Koefisien gempa

Z = Faktor yang tergantung dari letak geografis

g = Gravitasi (9,81 m/dt2)

Table 4.40: Harga Koefisien gempa n dan m

No J e n i s N m

1 Batuan 2,76 0,71

2 Diluvium 0,87 1,05

3 Alluvium 1,56 0,89

4` Alluvium lunak 0,29 1,32

1) Yang termasuk dalam lapisan diluvial adalah lapisan pasir padat, kerikil,

bongkahan, dan lempeng keras.

2) Yang termasuk lapisan alluvial adalah lapisan endapan baru seperti endapan

sungai, dan longsoran.

n = 2,76

m = 0,71

ac = 120 cm/dt2 (dari table periode ulang 20 tahun)

Z = 1,60 tabel koefisien zona gempa Zona F

g = percepatan gravitasi (9,81 cm/dt2)

maka :

ad = n (ac x Z )m

ad = 2,76 (120 x 1,60)0,71

ad = 115,36

E = ad / g =

= 0,112

Page 58: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

121

a. Menghitung besarnya gaya gempa

Ed1 = a.t. pasangan batu x E

= 1 x 2,8 x 2,2 x 0,112

= 0,68 ton

b. Menghitung lengan momen

Led1 = (1/2.h) + jarak ke titik A

= (1/2 x 2,8) + 15

= 16,4 m

c. Menghitung momen

M = Ed1 x LEd1

= 0,68 x 16,4

= 11,15 ton

Table 4.41:Perhitungan Gaya Akibat Beban Gempa

Alas Tinggi

G1 0,5 1,00 2,80 2,2 0,69 16,87 11,64

G2 1,50 2,80 2,2 1,03 16,40 16,97

G3 0,5 1,50 2,80 2,2 1,03 15,37 15,90

G4 4,00 1,20 2,2 1,18 14,10 16,68

G5 0,5 1,50 1,20 2,2 0,44 12,80 5,68

G6 4,50 1,20 2,2 1,33 12,60 16,77

G7 0,5 1,00 1,20 2,2 0,30 11,80 3,49

G8 5,00 1,00 2,2 1,23 11,50 14,17

G9 0,5 0,50 0,60 2,2 0,07 10,80 0,80

G10 0,60 0,50 2,2 0,07 10,65 0,79

G11 5,00 1,20 2,2 1,48 11,00 16,26

G12 3,20 1,20 2,2 0,95 11,00 10,41

G13 0,5 4,60 1,00 2,2 1,13 6,13 6,95

G14 9,20 1,90 2,2 4,31 2,15 9,26

G15 2,00 2,90 2,2 1,43 1,95 2,79

G16 0,5 1,00 1,00 2,2 0,25 1,67 0,41

G17 1,00 1,00 2,2 0,25 0,50 0,12

17,18 149,08

Momen

(ton.m)

BJ

Pasanga

Gaya

(ton)

Lengan

(m)NO

LUAS

Page 59: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

122

4.7.4.3 Gaya Akibat Tekanan Hidrostatis

Gambar 4.11 Gaya-gaya Akibat Hidrostatis

Perhitungan akibat gaya tekanan hidrostatis menggunakan rumus sebagai berikut :

Ph =

.γ.h

2

Dimana :

Ph : gaya akibat tekanan hidrostatis (Ton)

h : Tinggi air (m)

γ : berat volume air (1 ton/m3)

Perhitungan gaya akibat tekanan hidrostatis :

a. Besarnya gaya tekanan hidrostatis

W1a = 1/2 . t2 . Bj air

= 1/2 x 2,8 x 2,8 x 1

= 3,92 Ton

b. Menghitung lengan momen

LW1a = (1/3.h) + jara ketitik A

= (1/3x 2,8) + 19,2

= 20,1 m

Page 60: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

123

c. Menghitung momen

MW1a = W1a x LW1a

= 3,92 x 20,1

= 78,79 Ton.m

tabel 4.42: Perhitungan Akibat Tekanan Hidrostatis

4.7.4.4 Gaya Akibat Tekanan Lumpur atau Sedimen

Gambar 4.12 Gaya-gaya Aki Gambar 4.11 Gaya-gaya Akibat Hidrostatis

Data :

Sudut geser tanah (θ ) = 30⁰

Berat isi lumpur (γs ) = 2,65 ton/m3

Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ps =

.(γs – 1).H

2.ka

Ka = tan2 (45 – θ/2)

Dimana :

Ps : gaya akibat tekanan lumpur (ton)

γs : berat isi lumpur (ton/m3)

h : kedalaman lumpur (m)

Bj Pangsangan Air

Alas Tinggi (ton/m³) H V H V Guling Momen

W1a 0,5 1,2 2,8 2,8 1,0 3,92 20,4 79,968

W1b 0,5 1,3 2,8 1,2 1,0 1,68 8,64 14,52

1,68 3,92 8,64 20,40 14,52 79,97

Momen (Ton.m)No

LUASTinggi

Gaya (Ton) Lengan (m)

Page 61: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

124

θ : sudut geser dalam lumpur

ka : koefisien tekanan tanah aktif

perhitungan :

ka = tan2 (45 – θ/2)

= tan2 (45 – 30/2)

= 0,33

a. Besar Gaya Tekanan Lumpur

S1a = ½ x t2 x Bj tanah x Ka

= ½ x 2,82 x 1,65 x 0,333

= 2,13 Ton

b. Lengan Momen

LS1a = (1/3.h) + jarak ketitik A

= (1/3x 2,8) + 19,2

= 20,1 m

c. Menghitung Momen

MS1a = S1a x LS1a

= 2,13 x 20,1

= 42,81 Ton.m

Perhitungan selanjutnya ditabelkan pada tabel 4.43

Tabel 4.43: Gaya Akibat Tekanan Lumpur

BJ tanah

Tinggi (ton/m³) H V Y X H V

S1a 0,5 1,2 2,8 1,2 1,65 0,333 0,92 19,6 18,09

S1b 0,5 1,2 2,8 2,8 1,65 0,333 2,15 8,64 18,61

2,15 0,92 8,64 19,60 18,61 18,09

Momen (T.m)

AlasNo

LUASTinggi Ka

Gaya (Ton) Lengan (m)

Page 62: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

125

4.7.4.5 Gaya-gaya akibat Uplift Pressure (Gaya Angkat)

Gambar 4.13 Gaya-gaya Akibat Uplift Pressure

Tabel 4.44 Tabel gaya Uplift pada Horizontal

Bj Air

Alas Tinggi (ton/m³) H V Y X guling tahan

A

U1 0,500 1,80 1,0 0,900 − 5,94 − 5,35 −

U1a 0,5 1 1,80 1,0 0,900 − 5,64 − 5,08 −

U2 1,2 1,20 1,0 1,440 − 4,44 − 6,39 −

U2a 0,5 0,5 1,20 1,0 0,300 − 4,64 − 1,39 −

U3 1,42 1,20 1,0 1,704 − 3,24 − 5,52 −

U3a 0,5 1,2 1,20 1,0 0,720 − 2,64 − 1,90 −

U4 2,4 1,20 1,0 2,880 − 2,04 − 5,88 −

U4a 0,5 1 1,20 1,0 0,600 − 1,84 − 1,10 −

U5 2,4 1,200 1,0 2,880 − 0,6 − 1,73 −

U5a 0,5 2 1,200 1,0 1,200 − 0,4 − 0,48 −

U6 3,8 1,200 1,0 4,560 0,6 2,74

U6a 0,5 1 1,200 1,0 0,600 0,4 0,24

U7 0,5 -3,9 3,900 1,0 -7,605 − 1,3 − −9,89

11,08 37,79

7,76 26,46

Gaya Horizontal

Jumlah Gaya Horizontal

Jumlah Efektif

NoLuas x Tekanan Gaya (Ton) Lengan (m) Momen (T.m)

Page 63: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

126

Tabel 4.45: Tabel gaya Uplift pada Vertikal

Tabel 4.46: Rekapitulasi Gaya-gaya Pada Kondisi Air Normal

4.7.5 Kontrol Terhadap Guling, Geser dan Daya Dukung Tanah

a. Kontrol Terhadap Guling

Keamanan terhadap guling dikontrol dengan rumus sebagai berikut :

∑ SF

Bj Air

Alas Tinggi (ton/m³) H V Y X guling tahan

B

U8 1,20 1,500 1,0 − 1,800 − 18,4 33,12

U9 1,20 1,500 1,0 − 1,800 − 17,4 31,32

U10 1,20 2,400 1,0 − 2,880 − 16,2 46,66

U11 1,20 3,400 1,0 − 4,080 − 15 61,2

U12 3,20 4,400 1,0 − 14,080 − 12,85 180,93

U12a 0,5 3,20 1,000 1,0 − 1,600 − 13,33 21,33

U13 4,60 4,400 1,0 − 20,240 − 8,9 180,14

U14 4,60 3,400 1,0 − 15,640 − 4,3 67,25

U14a 0,5 4,60 0,600 1,0 − 1,380 − 5,07 6,99

U15 1,00 3,400 1,0 − 3,400 − 1,50 5,10

U15a 0,5 1,00 3,400 1,0 − 1,700 − 1,67 2,83

U16 1,00 4,600 1,0 − 4,600 − 0,67 3,07

73,20 639,94

51,24 447,96

Momen (T.m)

Gaya Vertikal

Jumlah Gaya vertikal

Jumlah Efektif

NoLuas x Tekanan Gaya (Ton) Lengan (m)

Horizontal Vertikal Guling Tahan

1 Berat Sendiri 143,81 1404,53

2 Gaya Gempa 17,18 149,08

3 Gaya Hidrostatis 1,68 3,92 14,52 79,97

4 Tekanan Lumpur 2,15 0,92 18,61 18,09

5 Gaya Uplift 8,46 30,51

-51,24 447,96

Jumlah 29,47 97,41 660,68 1502,59

No Faktor GayaGaya (Ton) Momen (Ton.m)

Page 64: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

127

Dimana :

∑MT : jumlah momen tahan (tm)

∑MG : jumlah momen guling (tm)

SF : factor keamanan 1,5

SF = ∑

∑ =

= 2,27 1,5

b. Kontrol Terhadap Geser

SF = ∑ ∑

Dimana :

∑H : keseluruhan gaya horizontal yang bekerja pada bangunan (KN)

∑V – U : keseluruhan gaya vertical dikurangi gaya tekan keatas yang bekerja pada

bangunan (KN)

F : koefisien gesekan = 0,75 (KP 02)

SF : factor keamanan 1,5

SF = ∑ ∑

∑ =

= 2,5 1,5……….. (OK)

c. Kontrol Terhadap Daya Dukung Tanah

Tegangan tanah yang terjadi akibat gaya yang bekerja pada dinding tidak boleh

melebihi dari tegangan yang diizinkan dan dihitung dengan rumus Terzaghi.

Qult = c.Nc + q.Nq + ½’ . B . N(Mekanika Tanah, Braja M.Das)

Data – data perencanaan yaitu :

Berat jenis tanah (γt) : 1,65 t/m3

Sudut geser dalam (θ) : 30⁰

Kohesi tanah dasar (c) : 1,32 t/m3

Lebar pondasi dinding (B : 19,2 M

Kedalaman Pondasi (D) : 6,2 m

Tabel 4.47: Nilai-nilai factor kapasitas dukung Terzaghi

ꝋ Nc Nq Nγ Nc, Nq

, Nγ

,

0 5,7 1,0 0,0 5,7 1,0 0,0

5 7,3 1,6 0,5 6,7 1,4 0,2

10 9,6 2,7 1,2 8,0 1,9 0,5

Page 65: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

128

15 12,9 4,4 2,5 9,7 2,7 0,9

20 17,7 7,4 5,0 11,8 3,9 1,7

25 25,1 12,7 9,7 14,8 5,6 3,2

30 37,2 22,5 19,7 19,0 8,3 5,7

34 52,6 36,5 35,0 23,7 11,7 9,0

35 57,8 41,4 42,4 25,2 12,6 10,1

40 95,7 81,3 100,4 34,9 20,5 18,8

45 172,3 173,3 297,5 51,2 35,1 37,7

48 258,3 287,9 780,1 66,8 50,5 60,4

50 347,6 415,1 1153,2 81,3 65,6 87,1

Harga factor kapasitas dukung terzaghi (Nc, Nq dan Nγ) dari table yang berdasarkan

nilai sudut geser dalam (ꝋ = 30⁰), maka diperoleh :

Nc = 37,2 Nq = 22,5 N = 19,7

γ' = γt – γw

= 1,65 – 1 = 0,65 t/m3

q = D. γ'

= 6,2 x 0,65

= 4,03 t/m2

Menghitung daya dukung tanah :

Qult = c.Nc + q.Nq + ½’ . B . N

= (1,32 x 37,2) + (4,03 x 22,5) + (0,5 x 0,65 x 19,2 x 19,7)

= (49,104) + (90,675) + (122,928)

= 262,707 t/m2

Ditnetukan factor keamanan (sf) = 3 (sumber : buku baraja m. Das)

Lebar dasar sungai = 36 m

=

=

= 87,56 t/m

3

Tegangan izin tanah pada lokasi Bendung (σ ) = 87,56 ton/m2

Selanjutnya dikontrol dengan tegangan yang terjadi :

e =

-

∑ ∑

∑ <

=

-

<

= 1,4 <

(OK)

Page 66: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

129

σ1,2 = ∑

(1

) t

σ1 =

(1 +

) = 6,5 87,56 (OK)

σ1 =

(1 -

) = 5,64 87,56 (OK)

4.8 Analisis Stabilitas Pada Kondisi air Banjir

4.8.1 Tekanan Hidrostatis dan Gaya Angkat (Uflift Pressure)

Gambar 4.14 : Gaya-gaya Hidrostatis Pada Kondisi Air Banjir

Page 67: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

130

Tabel 4.48: Gaya Hidrostatis Keadaan Banjir

Gambar 4.15: Gaya-gaya Uplift (Angkat) Pada Kondisi Air Banjir

Bj Air

Alas Tinggi (ton/m³) H V Y X guling tahan

B

Wh1 0,5 1,6 2,8 1 4,48 20,1 90,048

Wh2 2,2 2,8 1 6,16 18,4 113,344

Wv1 2,70 1,800 1,0 − 4,860 − 22,25 108,14

Wv2 0,5 1,80 1,800 1,0 − 3,240 − 20 64,80

Wv3 0,5 2,70 1,800 1,0 − 4,860 − 17,9 86,99

Wv4 7,20 6,200 1,0 − 44,640 − 16,2 723,17

Wv5 11,30 6,200 1,0 − 70,060 − 8,15 570,99

Wv6 2,50 4,900 1,0 − 12,250 − 1,25 15,31

10,64 38,5 203,39

139,91 85,75 1569,40

Gaya Vertikal dan horizontal

Jumlah Gaya vertikal

jumlah gaya horizontal

NoLuas x Tekanan Gaya (Ton) Lengan (m) Momen (T.m)

Page 68: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

131

Tabel 4.49: Perhitungan Gaya-gaya akibat Uflift Pressure (Gaya Angkat) Kondisi Air

Banjir

Bj Air

Alas Tinggi (ton/m³) H V Y X guling tahan

A

U1 4,000 2,80 1,0 11,200 − 5,64 − 63,17 −

U1a 0,5 1 2,80 1,0 1,400 − 5,64 − 7,90 −

U2 4 2,20 1,0 8,800 − 4,44 − 39,07 −

U2a 0,5 1 1,20 1,0 0,600 − 4,1733 − 2,50 −

U3 4 1,20 1,0 4,800 − 3,24 − 15,55 −

U3a 0,5 2 1,20 1,0 1,200 − 3,04 − 3,65 −

U4 6,2 1,20 1,0 7,440 − 2,04 − 15,18 −

U4a 0,5 1 1,20 1,0 0,600 − 1,84 − 1,10 −

U5 7,3 1,440 1,0 10,512 − 0,6 − 6,31 −

U5a 0,5 1,4 1,200 1,0 0,840 − 0,48 − 0,40 −

U6 7,8 1,000 1,0 7,800 0,5 3,90

U6a 0,5 4 1,000 1,0 2,000 0,3333 0,67

U7 -5,4 3,900 1,0 -21,060 − 1,3 − -27,378

U7a 0,5 -3,8 3,900 1,0 -7,410 − 1,3 − −9,89

28,72 159,40

20,11 111,58

Gaya Horizontal

Jumlah Gaya Horizontal

Jumlah Efektif

NoLuas x Tekanan Gaya (Ton) Lengan (m) Momen (T.m)

Bj Air

Alas Tinggi (ton/m³) H V Y X guling tahan

B

U8 1,20 4,010 1,0 − 4,812 − 18,4 88,5408

U9 1,20 4,000 1,0 − 4,800 − 17,4 83,52

U10 1,20 6,200 1,0 − 7,440 − 16,2 120,53

U11 1,20 6,200 1,0 − 7,440 − 15 111,6

U12 3,20 7,300 1,0 − 23,360 − 12,8 299,01

U13 4,60 8,600 1,0 − 39,560 − 8,9 352,08

U14 4,60 9,000 1,0 − 41,400 − 4,3 178,02

U14a 0,5 4,60 2,000 1,0 − 4,600 − 3,53 16,25

U15 1,00 7,300 1,0 − 7,300 − 1,50 10,95

U16 1,00 9,200 1,0 − 9,200 − 0,50 4,60

149,91 1265,10

104,94 948,83

Momen (T.m)

Gaya Vertikal

Jumlah Gaya vertikal

Jumlah Efektif

NoLuas x Tekanan Gaya (Ton) Lengan (m)

Page 69: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

132

Tabel 4.50: Rekapitulasi Gaya-gaya Pada Kondisi Air Banjir

4.8.2 Kontrol Terhadap Guling, Geser dan Daya Dukung Tanah

a. Kontrol terhadap guling

SF =∑

=

= 2,09 > 1,5 (OK)

b. Kontrol terhadap Geser

SF = ∑ ∑

∑ =

= 5,4 > 1,5 (OK)

c. Kontrol Terhadap Daya Dukung Tanah

Tegangan tanah yang terjadi akibat gaya yang bekerja pada dinding tidak

bolehmelebihi dari tegangan yang diizinkan dan dihitung dengan rumus Terzaghi.

Qult = c.Nc + q.Nq + ½’ . B . N (Mekanika Tanah, Braja M.Das).

Data – data perencanaan yaitu :

Berat jenis tanah (γt) : 1,65 t/m3

Sudut geser dalam (θ) : 30⁰

Kohesi tanah dasar (c) : 1,32 t/m3

Lebar pondasi dinding (B : 19,2 M

Kedalaman Pondasi (D) : 6,2 m

Harga factor kapasitas dukung terzaghi (Nc, Nq dan Nγ) dari table yang berdasarkan

nilai sudut geser dalam (ꝋ = 30⁰), maka diperoleh :

Nc = 37,2 Nq = 22,5 N = 19,7

γ' = γt – γw

= 1,65 – 1 = 0,65 t/m3

Horizontal Vertikal Guling Tahan

1 Berat Sendiri 143,81 1404,53

2 Gaya Gempa 17,18 149,08

3 Gaya Hidrostatis 10,64 139,91 203,39 1569,40

4 Tekanan Lumpur 2,15 0,92 18,61 18,09

5 Gaya Uplift 20,11 111,58

104,94 948,83

Jumlah 50,08 389,58 1431,49 2992,02

No Faktor GayaGaya (Ton) Momen (Ton.m)

Page 70: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

133

q = D. γ'

= 6,2 x 0,65

= 4,03 t/m2

Menghitung daya dukung tanah

Qult = c.Nc + q.Nq + ½’ . B . N

= (1,32 x 37,2) + (4,03 x 22,5) + (0,5 x 0,65 x 19,2 x 19,7)

= (49,104) + (90,675) + (122,928)

= 262,707 t/m2

Ditnetukan factor keamanan (sf) = 3 → (sumber : buku baraja m. Das)

Lebar dasar sungai = 36 m

=

=

= 87,56 t/m

3

Tegangan izin tanah pada lokasi Bendung (σ ) = 87,56 ton/m2

Selanjutnya dikontrol dengan tegangan yang terjadi :

e =

-

∑ ∑

∑ <

=

-

<

= 4,1 <

(OK)

σ1,2 = ∑

(1

) t

σ1 =

(1 +

) = 29,16 87,56 (OK)

σ1 =

(1 -

) = 11,56 87,56 (OK)

4.9 Bangunan ukur Parsahall

Langkah-langkah untuk mendimensi saluran bangunan ukur Parshall

a. Menghitung Saluran Primer untuk mendimensi saluran cipoletty

Luas sawah yang diairi = 1335 Ha

Kebutuhan air irigasi = 1,8 lt/dt.ha ( kp 02)

Air yang akan dialirkan melalui pintu intake :

Q = 1335 x 1,8

= 2403 ltr/dt

Page 71: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

134

Dilihat pada table :

Q = 1,5 – 3

m = 1,5

b/h = 2,5

V = 0,55 – 0,60 maka di ambil 0,58

K = 40

A=

=

= 4,14 m

A = (b+m.h) h

4,14 = (2,5+1,5 h)h

4h2 = 0,92

h= √ = 0,959 ⁓ 0,96 m

b= 2,5 x 0,96

= 2,40 m

Karena dalam bentuk ft maka :

1 ft = 12 inci

1 inci = 25,40 mm

1 m = 3,28 ft

1 ft = 304,8 mm

1 ft = 0,3048 m

Ambil b = 6 ft = 1,8288 m

Di lihat dari table,maka :

A = 2134 m

a= 1422 mm

B = 2092

C = 2,34

D= 2667

E =9,4

L= 6,0

G= 9,4

K= 76

Page 72: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

135

M= 457

P=3442

R = 610

X =51

Y =76

Maka dengan data :

Q = 2,136 m3/dt

h= 0,96 m

b= 2,49 m

Q = 4,517 x ha 1,595

2,403 = 4,519 x ha 1,595

ha1,595

=

= 0,4727

ha1,595

= 0,47270,62

ha= 0,625 m

Gambar 4.16: Rencana Penampang pada saluran

Page 73: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

136

Gambar 4.17: Rencana Bangunan ukur Parshall

Gambar 4.18: Rencana Potongan Bangunan ukur Parshall

Skala 1 : 100

Page 74: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

137

Gambar 4.19: Denah Bendung Batang Kapar

Page 75: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Bung Hattarepo.bunghatta.ac.id/207/6/26 NILA ELVINA JASRA... · 2020. 7. 2. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Curah Hujan Rata-Rata

138