Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
1
BAB IV
ANGGARAN PRODUKSI
TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Pada perkuliahan keempat ini mahasiswa diharapkan:
1. Mampu memahami pengertian anggaran produksi
2. Mampu memahami kaitan antara anggaran produksi dengan anggaran
bahan mentah, tenaga kerja langsung dan BOP
3. Mampu memahami tujuan penyusunan anggaran produksi
4. Mampu memahami fungsi dan manfaat anggaran produksi
5. Mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan
anggaran produksi
6. Mampu menyusun langkah praktis menyusun anggaran produksi
7. Mampu melakukan pendekatan dalam menyusun anggaran produksi
A. Pengertian Anggaran Produksi
Anggaran Produksi adalah alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian
yang penting. Anggaran produksi sendiri merupakan penjabaran rencana pemasaran
ke dalam kegiatan produksi yang konsisten dengan kebijakan manajerial dan sesuai
batasan yang berlaku. Anggaran produksi dalam arti sempit juga disebut Anggaran
Jumlah Yang Harus Diproduksi, yaitu suatu perencanaan tingkat atau volume
barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume atau
tingkat penjualan yang telah direncanakan.
Namun, kegiatan produksi bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri
melainkan aktivitas penunjang dari rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa
rencana produksi yang demikian meliputi perencanaan tentang jumlah produksi,
kebutuhan persediaan, material, tenaga kerja dan kapasitas produksi.
B. Kaitan Antara Anggaran Produksi Dengan Anggaran Bahan Mentah,
Tenaga Kerja Langsung dan BOP
Anggaran produksi yang telah dihasilkan oleh perusahaan akan selalu terkait
dengan anggaran bahan mentah, tenaga kerja langsung dan BOP. Biasanya dalam
anggaran produksi terdapat 2 macam anggaran bahan mentah, yaitu Bahan mentah
langsung (Direct Material) dan Bahan mentah tak langsung (Indirect Material).
Bahan mentah langsung adalah bahan mentah yang membentuk dan merupakan
bagian produk jadi yang biayanya dengan mudah ditelusuri dari biaya produk
tersebut.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
2
Pada umumnya, bahan baku ini bersifat variabel, yaitu berubah secara
proporsional dengan perubahan output. Contohnya kulit. Kulit adalah bahan mentah
langsung industri sepatu, dan kayu adalah bahan mentah langsung industri mebel
kayu. Bahan mentah tak langsung adalah bahan mentah yang dipakai dalam proses
produksi, tetapi biayanya sulit ditelusuri dari biaya produk tersebut. Contohnya
paku. Paku adalah bahan mentah tidak langsung bagi industri sepatu mebel dan
kayu.
Anggaran bahan mentah hanya akan merencanakan kebutuhan dan
penggunaan bahan mentah langsung. Sedangkan bahan mentah tak langsung akan
direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik (Manufacturing Expenses
Budget). Pada estimasi jumlah kebutuhan bahan mentah nantinya, anggaran
produksi akan sangat berpengaruh sebagai informasi data yang akan mempengaruhi
proses estimasi tersebut, selain tingkat penggunaan standar atau SUR (Standard
Usage Rate).
Selain anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung juga memiliki
hubungan dengan anggaran produksi. Tenaga kerja langsung terlibat pada proses
produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang
dihasilkan. Biasanya kesalahan yang terjadi pada pemilihan tenaga kerja akan
mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga
berpengaruh pula terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.
Jika harga barang yang dihasilkan menjadi lebih tinggi atau lebih rendah
anggaran produksi akan menjadi sangat tidak efektif. Maka dari itu tiap faktor-
faktor dalam perusahaan mempunyai peranan yang sama pentingnya untuk
menunjang keberhasilan perusahaan itu sendiri.
+
_
=
Gambar 2: Kaitan Anggaran Produksi dan Anggaran Lainnya
RENCANA PENJUALAN
PERSEDIAAN AKHIR
PERSEDIAAN AWAL
RENCANA PRODUKSI
ANGGARAN
BBB
ANGGARAN
BTKL
ANGGARAN
BOP
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
3
C. Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa anggaran produksi adalah anggaran yang
disusun oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus
diproduksi oleh perusahaan. Anggaran ini harus dibuat oleh perusahaan setelah
anggaran penjualan disusun, karena perusahaan harus menentukan jumlah barang
jadi yang harus diproduksi dalam rangka mendukung target penjualan yang ada di
anggaran penjualan. Dalam penyusunannya sendiri anggaran produksi mempunyai
tujuan, yaitu
1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan
yang telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai, dalam artian bahwa tingkat
persediaan yang tidak terlalu besar atau tidak pula terlalu kecil. Karena tingkat
persediaan yang terlalu besar biasanya mengakibatkan meningkatnya biaya-
biaya dan resiko-resiko yang dapat membebani perusahaan. Sebaliknya jika
tingkat persediaan terlalu kecil maka akan mengakibatkan banyaknya gangguan,
kekurangan persediaan bahan mentah yang bisa menimbulkan gangguan dalam
proses produksi yang pada akhirnya mengakibatkan banyaknya langganan yang
kecewa.
3. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi yang
ditanggung akan seminimal mungkin.
D. Fungsi Dan Manfaat Anggaran Produksi
1. Fungsi Anggaran Produksi
Anggaran produksi berfungsi sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian
dan pengawasan. Anggaran produksi disusun dengan berdasarkan pada anggaran
penjualan yang telah disusun sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa semua hal
yang berhubungan dengan produksi, seperti kebutuhan bahan mentah, kebutuhan
tenaga kerja, kapasitas mesin-mesin, penambahan modal dan kebijaksanaan
persediaan, diselaraskan dengan kemampuan menjual. Jelaslah bahwa anggaran
produksi mempunyai fungsi sebagai alat perencanan. Apabila anggaran produksi
disusun dengan baik, maka anggaran inipun akan berfungsi sebagai alat
pengkoordinasian. Anggaran produksi mengkoordinasikan berapa jumlah yang
akan diproduksi dengan keadaan finansial, keadaan permodalan, perkembangan
produk dan tingkat penjualan.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
4
Sebetulnya antara bagian penjualan dan bagian produksi harus selalu ada
hubungan timbal balik. Kepala bagian penjualan harus mengetahui banyak
keadaan bagian produksi sebelum membuat anggaran penjualan. Selanjutnya
anggaran produksi dapat juga dipakai sebagai alat pengawasan. Pengawasan
produksi meliputi pengawasan kualitas, kuantitas, dan tentu saja pengawasan
biaya. Dalam hubungannya dengan fungsi pengawasan, hal-hal utama yang
perlu diperhatikan adalah: pengawasan bahan mentah, penganalisaan proses
produksi, penentuan routing dan scheduling, pemberian perintah kerja dan
akhirnya sampai kepada follow-up.
Untuk keperluan pengawasan terhadap tingkat produksi dan tingkat
persediaan barang jadi, baik harian maupun mingguan disusunlah laporan
pelaksanaan (performance report). Dalam Performance Report dilakukan
perbandingan antar rencana dengan realisasinya, sehingga akan segera tampak
apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan.
2. Manfaat Anggaran Produksi
Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan
pengendalian kerja divisi produksi. Semua level manajer di divisi produksi harus
bekerja berdasar anggaran produksi. Di samping itu anggaran produksi berguna
untuk: (1) menunjang kegiatan penjualan, (2) menjaga tingkat persediaan barang
jadi yang sewaktu-waktu di minta oleh konsumen, (3) mengendalikan kegiatan
produksi agar dapat menciptakan harga pokok produksi yang serendah –
rendahnya.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Produksi
Anggaran produksi dihitung berdasarkan anggaran penjualan. Anggaran
produksi di dalamnya terdapat penentuan anggaran penggunaan bahan, anggaran
pembelian bahan, anggaran biaya upah buruh atau anggaran biaya tenaga kerja
langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Oleh sebab itu faktor-faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara lain adalah :
1. kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang
digunakan,
2. tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, pengupahan, dan
pemutusan hubungan kerja,
3. bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
4. modal kerja untuk menjalankan proses produksi.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
5
F. Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi
1. Formulasi Menyusun Anggaran Produksi
Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus
umum sebagai berikut :
Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan)... XX
Tingkat persediaan akhir.................................... XX +
Jumlah……………………………................... XX
Tingkat persediaan awal .................................... XX -
Tingkat produksi .............................................. XX
2. Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi
Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:
a. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam
penyusunan anggaran produksi yang selaras dengan periode yang digunakan
dalam penyusunan anggaran penjualan.
b. Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
c. Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja
langsung dan penggunaan fasilitas).
d. Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
e. Menyajikan anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk
sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi.
Jumlah produksi dihitung dengan mempertimbangkan persediaan awal dan
persediaan akhir barang jadi. Produksi = Penjualan+ persediaan akhir –
persediaan awal.
f. Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan
prinsip jelas dan informative.
3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi
Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan
dalam rangka menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
a. Tahap perencanaan
1) Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam
penyusunan bagian produksi.
2) Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
b.Tahap pelaksanaan
1) Menentukan kapan barang diprodusir.
2) Menentukan dimana barang akan diprodusir
3) Menentukan urut-urutan proses produksi
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
6
4) Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai
efisiensi
5) Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah, buruh, service dan
peralatan.
6) Menyusun standar produksi
7) Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.
Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah
satuan fisik barang yang harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan.
Pada umumnya rencana penjualan disajikan dalam unit fisik, sehingga
menghitung jumlah barang yang harus diprodusir adalah mudah.
Contoh:
Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada ditangan perusahaan
pada awal periode nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan 100 unit.
Sedangkan persediaan akhir diperkirakan 40 unit. Sehingga perusahaan harus
memprodusir barang A sebanyak 80 unit, dengan perhitungan sebagai berikut:
Penjualan 100 unit
Persediaan akhir 40 unit +
Kebutuhan 140 unit
Persediaan awal 60 unit -
Produksi 80 unit
Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan
kapan barang akan diprodusir oleh perusahaan. Dalam menentukan kapan suatu
barang akan diprodusir, terlebih diperkirakan:
a. Lamanya proses produksi, yakni jangka waktu yang diperlukan untuk
memproses barang mentah menjadi barang jadi.
b. Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode, dengan melihat
kembali anggaran penjualan.
Bagi perusahaan yang telah berkali-kali menghasilkan barang yang sama,
lamanya proses produksi dapat diketahui dengan mengingat pengalaman-
pengalaman di masa lalu. Sedangkan bagi perusahaan yang belum pernah
menghasilkan barang tertentu sehingga tidak mempunyai data historis tentang
barang tersebut, dapat melakukan penelitian dengan cara sederhana berupa
pembuatan proto type barang yang akan dihasilkan.
Dalam menentukan atau memperkirakan jangka waktu produksi dan
jumlah barang yang akan dihasilkan, beberapa faktor harus dipertimbangkan.
Faktor –faktor tersebut berupa :
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
7
a. Fasilitas pabrik
Progam-progam produksi harus selalu dikaitkan dengan fasilitas tersedia
dalam pabrik serta selalu selalu mempertimbangkan efisiensi penggunaan
fasilitas tersebut.
b. Fasilitas pergudangan
Beberapa jenis barang membutuhkan system penyimpanan secara khusus
karena sifat-sifatnya yang khusus pula. Produksi yang terlalu jauh melebihi
kemampuan gudang untuk menyimpannya akan mengakibatkan resiko-
resiko, yang tentu saja menimbulkan biaya bagi perusahaan.
c. Stabilitas tenaga kerja
Beberapa jenis barang mempunyai sifat permintaan yang musiman. Dengan
berdasarkan pada anggaran penjualan, pada bulan-bulan tertentu dimana
volume penjualan diperkirakan tinggi mungkin perusahaan harus
memaksakan diri dalam berproduksi. Dalam hal ini perusahaan dapat
menambah buruhnya atau menambah jam kerja buruh setiap harinya. Apabila
buruh yang diperlukan sebagai tambahan mudah didapat maka tidak ada
masalah yang dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi.
Tetapi bila buruh tidak mudah di dapat, berarti stabilitas kerja diperusahaan
itu terganggu. Ini dapat dihindarkan dengan membuat perencanaan produksi
secara hati-hati dan membuat kebijaksanaan dalam hal persediaan dengan
lebih teratur.
d. Stabilitas bahan mentah
Apabila bahan mentah yang dipakai tidak selalu tersedia dipasar hal itu dapat
membahayakan kelancaran proses produksi. Karena itu kebijaksanaan dalam
pembelian barang mentah sangat perlu diperhatikan.
e. Modal yang digunakan
Besar kecilnya modal kerja yang tersedia akan mempunyai pengaruh terhadap
besar kecilnya volume produksi dan kebijaksanaan persediaan. Dengan kata
lain kebijaksanaan produksi harus diseimbangkan dengan kemampuan
financial.
4. Contoh Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi
Beberapa contoh format penyajian anggaran produksi yang disajikan dalam
bentuk tabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
8
Contoh 1
Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi Untuk Satu Produk
Tabel 22 : Anggaran Produksi CV GM 1 Januari – 31 Desember 201XY
(misalnya dalam ribuan kg)
Waktu
(misalnya
dalam bulan)
Produk X
Rencana
penjualan
Persediaan
akhir
Jumlah
tersedia
Persediaan
awal
Rencana
produksi
a b c= a +b d e = c + d
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
JUMLAH
Contoh 2
Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi Untuk Dua Produk
Tabel 23 : Anggaran Produksi Tahun 20XY (Misalnya dalam ribuan piece)
Keterangan
kode
Produk A Produk B
Kwartal Jumlah Kwartal Jumlah
I II III IV I II III IV
Rencana penjualan a
Persediaan Akhir b
Jumlah tersedia c=a+b
Persediaan awal d
Produksi e=c+d
G. Pendekatan dalam Menyusun Anggaran Produksi
Pada umumnya terdapat tiga pendekatan dalam menyusun anggaran produksi
yaitu: (1) stabilitas produksi, (2) stabilitas persediaan, dan (3) kombinasi stabilitas
produksi dengan stabilitas persediaan. Contoh masing-masing pendekatan adalah
sebagai berikut.
1. Pendekatan Stabilitas Produksi
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
9
Kebijakan Stabilisasi Produksi adalah kebijakan untuk berproduksi pada
tingkat produksi yang sama setiap bulannya dalam 1 tahun. Konsekuensi dari
kebijakan ini adalah tingkat persediaan dibiarkan berfluktuasi (mengambang)
untuk menyama-ratakan besarnya produksi dan menyesuaikan pola penjualan
musiman. Pertimbangan untuk kebijakan ini adalah :
a. Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk
setiap bulannya.
b. Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah
produksi tiap bulan yang stabil akan lebih tepat digunakan.
c. Mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap
bulannya.
Disamping pertimbangan diatas, kebijakan ini mempunyai beberapa
keuntungan yaitu:
a. penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik cenderung mengurangi kapasitas
yang diperlukan untuk musim permintaan pasar meningkat dan menghindari
kapasitas yang menganggur pada saat permintaan menurun.
b. Stabilitas tenaga kerja dapat memperbaiki moral dan meningkatkan efisiensi
tenaga kerja, mengurangi perputaran tenaga kerja, menarik tenaga kerja yang
terampil, dan mengurangi biaya latihan bagi tenaga kerja yang baru.
c. Pembelian bahan baku yang ekonomis merupakan akibat dari tersedianya
bahan baku, potongan pembelian, masalah penyimpanan yang sederhana,
kebutuhan dana yang lebih kecil, dan mengurangi risiko persediaan.
Contoh
Rencana penjualan satu tahun 2.000 unit terbagi dalam triwulan, yaitu penjualan
triwulan 1,2,3, dan 4 adalah 515 unit, 500 unit, 500 unit, dan 485 unit. Persediaan
awal 60 unit dan persediaan akhir 40 unit. Anggaran produksi dapat disusun
sebagai berikut.
Dalam menyusun anggaran produksi dengan pendekatan stabilitas produksi,
seperti contoh di atas, maka produksi setiap triwulan sebesar 1.980 unit dibagi 4
sama dengan 495 unit; jadi tiap-tiap triwulan divisi pabrik harus memproduksi
495 unit. Sedangkan persediaan awal dan akhir barang jadi mengikuti kebijakan
produksi yang stabil tersebut. Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan
stabilitas produksi, maka unit persediaan awal dan akhir dibiarkan berfluktuasi
menurut penjualan yang telah ditetapkan secara stabil.
Kebijakan stabilisasi produksi ini dapat dilakukan dengan cara :
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
10
a. Mengorbankan fluktuasi persediaan seperlunya.
b. Memproduksi produk baru yang dapat disimpan pada saat produk lama mulai
menunjukkan kecenderungan permintaan menurun.
c. Memproduksi produk lain yang dapat dijual (laku) pada saat permintaan
produk utama menurun.
2. Pendekatan Stabilitas Persediaan
Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas persediaan,
maka unit diproduksi dibiarkan berfluktuasi menurut persediaan yang telah
ditetapkan secara stabil. Teknik membuat persediaan stabil adalah dengan
cara: terlebih dahulu harus kita ketahui atau kita tentukan tingkat persediaan
awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila diketahui antar keduanya
tidak sama, maka tingkat persediaan bulanan disesuaikan secara bertahap ke arah
tingkat persediaan yang diinginkan.
Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan berbeda dengan kebijakan
stabilisasi produksi. Jika dalam kebijakan stabilisasi produksi yang
diperhitungkan adalah hasil tingkat produksi barang jadi yang sama tiap
periodenya, kebijakan ini lebih cocok diterapkan pada perusahaan yang tidak
menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap periode
yang terdapat dalam anggaran.
Tujuan dari kebijakan Tingkat Persediaan sendiri yakni, untuk
merencanakan tingkat optimal investasi persediaan dan mempertahankan tingkat
optimal tersebut melalui pengendalian. Tingkat persediaan harus dipertahankan
antara dua perbedaan besar, tingkat yang berlebihan akan menyebabkan biaya
penyimpanan, risiko dan investasi yang berlebihan, dan di sisi lain tingkat yang
tidak memadai untuk memenuhi permintaan penjualan dan produksi dengan
cepat (muncul biaya kehabisan persediaan yang tinggi).
Di dalam kebijakan stabilisasi tingkat persediaan, terdapat beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya tingkat persediaan barang
itu sendiri, yakni :
a. Daya tahan produk yang akan disimpan.
Untuk produk yang mudah rusak, tidak tahan untuk disimpan dalam jangka
waktu yang lama, besarnya persediaan harus dipertimbangkan dengan
cermat.
b. Sifat persaingan yang dihadapi perusahaan.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
11
Jika tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan relatif ketat, maka
persaingan untuk memberikan pelayanan untuk memenuhi pesanan menjadi
prioritas. Dengan demikian diperlukan persediaan barang jadi yang relatif
besar.
c. Biaya-biaya yang muncul karena kebijakan persediaan seperti :
1) Biaya sewa gedung
2) Biaya pemeliharaan
3) Biaya asuransi
4) Biaya pemesanan mendadak (Extra Carrying Cost)
5) Biaya kehabisan persediaan (Stockout Cost)
d. Besarnya modal kerja yang tersedia.
e. Pola permintaan akan produk
f. Resiko-resiko yang dihadapi perusahaan.
Resiko ini mencakup :
1) Resiko yang berasal dari manusia yang umumnya timbul karena
kecerobohan manusia, seperti cara pengangkatan, memindahkan, dan
meletakkan barang jadi yang tidak mengikuti prosedur yang ada.
2) Resiko yang berasal dari alam, terjadi di luar kekuasaan manusia (bencana
alam).
3) Resiko yang disebabkan karena sifat barang yang mudah rusak.
Setelah mengetahui faktor-faktor di atas, kita juga harus tahu bagaimana
penentuan besarnya persediaan. Untuk menentukan persediaan barang atau
bahan mentah setiap bulannya, dilakukan perhitungan dengan cara-cara sebagai
berikut :
a. Disesuaikan dengan kebutuhan bulanan
1) Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan sama maka digunakan
rata-rata bulanan atau rata-rata sederhana. Formula yang digunakan:
Tingkat Persediaan = Kebutuhan barang setahun÷12 bulan
Contoh :
kebutuhan barang dalam setahun 60.000 unit. Maka, besarnya persediaan
dihitung dengan cara :
Kebutuhan per bulan = (60.000 ÷ 12) × 1 unit
= 5.000 unit
2) Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan tidak sama
(berfluktuasi) maka digunakan rata-rata bulanan bergerak.
Contoh : kebutuhan bulanan
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
12
periode Kebutuhan Barang
Januari 4000 unit
Februari 2000 unit
Maret 3000 unit
April 4000 unit
Mei 5000 unit
Kebutuhan bulanan dihitung dengan metode rata-rata bergerak :
Februari : (4.000+2.000+3.000) ÷3 = 3.000 unit
Maret : (2.000+3.000+4.000)÷3 = 3.000 unit
April : (3.000+4.000+5.000) ÷3 = 4.000 unit
3) Apabila perusahaan menentukan dua bulan kebutuhan, maka besarnya
persediaan :
Februari : 3.000 x 2 = 6.000 unit
Maret : 3.000 x 2 = 6.000 unit
April : 4.000 x 2 = 8.000 unit
b. Batas maksimum dan minimum
Besarnya tingkat persediaan ditentukan dengan cara menetapkan batas
tertinggi (maksimum) yang diperbolehkan untuk memiliki (menyimpan)
sejumlah persediaan, dan batas rendah (minimum) nya. Penentuan ini dapat
dilakukan dengan mendasarkan pengalaman sebelumnya tentang besarnya
persediaan maksimum dan minimum yang harus dipertahankan.
c. Tingkat Perputaran
Banyak perusahaan yang menggunakan tingkat perputaran persediaan
sebagai dasar menentukan tingkat persediaan. Perputaran persediaan yang
tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar selama satu tahun
dan menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran
persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti
kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
Perputaran persediaan dapat dihitung dengan formula ini :
Perputaran Persediaan = Rencana Penjualan Setahun ÷ Persediaan Rata-rata
Persediaan Rata-rata = (Persediaan awal + Persediaan akhir) ÷ 2
Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan ini juga menjamin bahwa
kenaikan atau penurunan persediaan terjadi secara bertahap dalam setiap
periode. Perusahaan yang memiliki ruang penyimpanan persediaan yang
terbatas atau menghadapi biaya sewa gedung yang tinggi cocok untuk
menerapkan kebijakan ini.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
13
Dalam pendekatan atau penyusunan dengan kebijakan ini, terlebih
dahulu ditentukan tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan akhir
tahun. Bila di antara keduanya tidak sama, tingkat persediaan bulanan
disesuaikan secara bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.
3. Pendekatan Kebijakan Kombinasi
Kebijakan kombinasi artinya mengkombinasi dua kebijakan yaitu
kebijakan persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil. Dalam membuat
kombinasi kebijakan, harus menggunakan asumsi bahwa harus ada
keseimbangan optimum antara tingkat penjualan, persediaan, dan produksi.
Kebijakan kombinasi antara lain adalah: (1) tingkat produksi tidak boleh
berfluktuasi lebih 10% dari rata-rata produksi, (2) tingkat persediaan triwulan 1
dan 2 boleh berfluktuasi 8 unit dan triwulan 3 dan 4 boleh berfluktuasi 6 unit.
4. Memilih Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran Produksi
Dari ketiga pendekatan penyusunan anggaran produksi yang telah
dijelaskan di atas, persoalannya adalah pendekatan yang mana yang sebaiknya
dipilih? Jawaban dari persoalan tersebut bergantung dari hasil analisis dengan
menggunakan metode incremental cost terhadap pola produksi. Mana dari ketiga
pola produksi yakni Pola Produksi Konstan, Pola Produksi Bergelombang, dan
Pola Produksi Moderat yang memberikan incremental cost yang paling rendah.
Pola Produksi yang berdampak incremental cost terendah lah yang dipilih dan
digunakan sebagai pijakan untuk menentukan pendekatan dalam menyusun
anggaran produksi.
Contoh kasus 1
PT Cinta Abadi merencanakan penjualan untuk tahun 2018 sebagai berikut :
Keterangan Tingkat Penjualan
Triwulan I 115.000 unit
Triwulan II 85.000 unit
Triwulan III 85.000 unit
Triwulan IV 115.000 unit
Jumlah 400.000 unit
• Perkiraan tingkat persediaan awal = 60.000 unit dan akhir = 40.000 unit.
• Tingkat persediaan TW I dan II berfluktuasi 6000 unit, sedangkan TW III
dan IV berfluktuasi 4.000 unit.
Berdasarkan data diatas, susunlah anggaran produksi dengan ketiga pendekatan
yang anda ketahui , yaitu :
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
14
1. Stabilitas Tingkat Produksi (Konstan)
2. Stabilitas Tingkat Persediaan (Gelombang)
3. Kombinasi (Moderat)
Tabel 24: Stabilitas Tingkat Produksi (Konstan)
Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total
Penjualan 115.000 85.000 85.000 115.000 400.000
PersediaanAkhir 40.000 50.000 60.000 40.000 40.000
Tersedia 155.000 135.000 145.000 155.000 440.000
PersediaanAwal 60.000 40.000 50.000 60.000 60.000
Tingkat Produksi 95.000 95.000 95.000 95.000 380.000
Penjualan 400.000 unit
Persediaan akhir 40.000 unit +
Kebutuhan/tersedia 440.000 unit
Persediaan awal 60.000 unit –
Produksi 380.000 unit
Tingkat produksi per triwulan = 380.000 = 95.000
4
Tabel 25: Stabilitas Tingkat Persediaan (Gelombang)
Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total
Penjualan
PersediaanAkhir
115.000
55.000
85.000
50.000
85.000
45.000
115.000
40.000
400.000
40.000
Tersedia
PersediaanAwal
170.000
60.000
135.000
55.000
130.000
50.000
155.000
45.000
440.000
60.000
Tingkat Produksi **110.000 80.000 80.000 110.000 380.000
** Selisih tingkat persediaan (per TW)
= (Persediaan awal – persediaan akhir)/4
= (60.000 – 40.000) / 4 = 5.000
Tingkat produksi TW 1 = 115.000 – 5.000 = 110.000
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
15
Tabel 26 : Kombinasi (Moderat)
Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total
Penjualan
PersediaanAkh
ir
115.000
54.000
85.000
48.000
85.000
44.000
115.000
40.000
400.000
40.000
Tersedia
PersediaanAwa
l
169.000
60.000
133.000
54.000
129.000
48.000
155.000
44.000
440.000
60.000
Tingkat
Produksi 109.000 79.000 81.000 111.000 380.000
*** Tingkat persediaan TW I dan II berfluktuasi 6000 unit
Sedangkan TW III dan IV berfluktuasi 4.000 unit.
Tk Produksi TW 1 = 115.000 – 6.000 = 109.000
Tk Produksi TW 3 = 85.000 – 4.000 – 81.000
Contoh kasus 2
Diketahui anggaran penjualan PT F & F tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 27 : Anggaran Penjualan PT F & F Tahun 2018
Bulan Penjualan (unit)
Januari 2.000
Februari 2.100
Maret 2.500
April 2.300
Mei 2.250
Juni 2.350
Juli 2.050
Agustus 2.150
September 2.500
Oktober 2.350
November 2.250
Desember 2.400
Jumlah 27.200
• Persediaan akhir tahun 2018 direncanakan sebesar 1.800 unit dengan anggaran
produksi tahun 2018 yang dihitung sbb :
Anggaran penjualan 27.200 unit
Persediaan akhir 1.800 unit
Jumlah tersedia 29.000 unit
Persediaan awal ( 2.000 unit)
Anggaran produksi 27.000 unit
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
16
• Produksi bulan januari, februari, maret, juli, agustus dan september masing-
masing 10% diatas produksi rata-rata.
• Produksi bulan april, mei, juni, oktober, november dan desember masing-masing
10% dibawah produksi rata-rata.
Dari data di atas hitunglah :
1. Anggaran produksi dengan kebijakan konstan
2. Anggaran produksi dengan kebijakan Gelombang
3. Anggaran produksi dengan kebijakan Moderat
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
17
1. Anggaran produksi dengan kebijakan konstan
Tabel 28 : Anggaran Produksi Konstan
Keterangan Bulan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penjualan (a) 2,000 2,100 2,500 2,300 2,250 2,350 2,050 2,150 2,500 2,350 2,250 2,400 27,200
Persediaan
Akhir (b)
2,250 2,400 2,150 2,100 2,100 2,000 2,200 2,300 2,050 1,950 1,950 1,800 1,800
Jumlah
(c = a+b)
4,250 4,500 4,650 4,400 4,350 4,350 4,250 4,450 4,550 4,300 4,200 4,200 29,000
Persediaan
Awal (d)
2,000 2,250 2,400 2,150 2,100 2,100 2,000 2,200 2,300 2,050 1,950 1,950 2,000
Produksi
(e = c-d)
2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 27,000
Tingkat produksi = 27.000 / 12 = 2.250
2. Anggaran produksi dengan stabilitas tingkat persedian (gelombang)
Tabel 29 : Stabilitas Tingkat Persediaan (Gelombang)
Keterangan Bulan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penjualan (a) 2,000 2,100 2,500 2,300 2,250 2,350 2,050 2,150 2,500 2,350 2,250 2,400 27,200
Persediaan
Akhir (b)
1,983 2,000 2,017 2,000 1,984 1,967 1,950 1,934 1,917 1,900 1,884 1,867 1,800
Jumlah
(c = a+b)
3,983 4,100 4,517 4,300 4,234 4,317 4,000 4,084 4,417 4,250 4,134 4,267 29,000
Persediaan
Awal (d)
2,000 1,983 2,000 2,017 2,000 1,984 1,967 1,950 1,934 1,917 1,900 1,884 2,000
Produksi
(e = c-d)
1,983 2,083 2,483 2,283 2,233 2,333 2,033 2,133 2,483 2,333 2,233 2,383 27,000
Selisih tingkat persediaan = 2.000 – 1.800)/12 = 16,667 = 17, Produk TW 1 =
2.000 – 17 = 1.983
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
18
3. Anggaran kebijakan produksi moderat
Tabel 30 : Kebijakan Produksi Moderat
Keterangan Bulan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penjualan (a) 2,000 2,100 2,500 2,300 2,250 2,350 2,050 2,150 2,500 2,350 2,250 2,400 27,200
Persediaan
Akhir (b)
2,475 2,850 2,825 2,550 2,325 2,000 2,425 2,750 2,725 2,400 2,175 1,800 1,800
Jumlah
(c = a+b)
4,475 4,950 5,325 4,850 4,575 4,350 4,475 4,900 5,225 4,750 4,425 4,200 29,000
Persediaan
Awal (d)
2,000 2,475 2,850 2,825 2,550 2,325 2,000 2,425 2,750 2,725 2,400 2,175 2,000
Produksi
(e = c-d)
2,475 2,475 2,475 2,025 2,025 2,025 2,475 2,475 2,475 2,025 2,025 2,025 27,000
Tingkat produksi = 27.000 / 12 = 2.250
Kenaikan / penurunan 10% = 2.250 x 10% = 225
Tingkat produksi bulan 1,2,3,7,8,9 = 2.250 + 225 = 2.475
Tingkat produksi bulan 4,5,6,10,11,12 = 2.250 – 225 = 2.025
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 19