31
46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum situasi lingkungan dilaksanakannya penelitian, gambaran subjek penelitian, fokus penelitian, serta pembahasan mengenai fungsi keluarga dalam pemenuhan personal hygiene pada kepala keluarga yang menderita stroke. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lahan Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Kendalsari kelurahan Tulusrejo. Di Puskesmas Kendalsari ini terdapat rawat inap 24 jam, poli gigi, poli umum, UGD, poli VCT, poli kandungan, poli lansia, dan poli rumatan terapi metadon (PRTM) yang secara khusus hanya terdapat di UPT Puskesmas Kendalsari. Pengambilan data fungsi keluarga dalam pemenuhan personal hygiene pada kepala keluarga yang menderita

BAB IV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab iv

Citation preview

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum

situasi lingkungan dilaksanakannya penelitian, gambaran subjek penelitian, fokus

penelitian, serta pembahasan mengenai fungsi keluarga dalam pemenuhan personal

hygiene pada kepala keluarga yang menderita stroke.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lahan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Kendalsari kelurahan Tulusrejo.

Di Puskesmas Kendalsari ini terdapat rawat inap 24 jam, poli gigi, poli umum, UGD,

poli VCT, poli kandungan, poli lansia, dan poli rumatan terapi metadon (PRTM)

yang secara khusus hanya terdapat di UPT Puskesmas Kendalsari.

Pengambilan data fungsi keluarga dalam pemenuhan personal hygiene pada

kepala keluarga yang menderita stroke dilaksanakan pada tanggal 13 – 29 April 2015

pada lingkungan kerja Puskesmas Kendalsari Malang. Pada tanggal 13 – 16 kasus I

dan tanggal 26 – 29 pada kasus II. Kasus dari penelitian ini adalah 2 keluarga besar

yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dalam merawat kepala

keluarga yang menderita stroke. Data diambil dengan memilih 2 kasus yang terdaftar

dalam data poli lansia Puskesmas Kendalsari yang menderita stroke dan mendatangi

ke rumah subjek. Pengambilan data dilakukan selama 4 hari dengan hari pertama

untuk kontrak waktu dan pemberian penjelasan tujuan penelitian serta tanda tangan

47

surat persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent), hari kedua observasi fungsi

keluarga dalam pemenuhan personal hygiene, hari ketiga wawancara dan hari

keempat terminasi.

Subjek pada kasus I penelitian ini adalah Ny. S yang merupakan anak dari Tn.

T yang menderita stroke. Subjek berjenis kelain perempuan dan berusia 50 tahun.

Subjek bekerja sebagai pedagang di jalan Soekarno Hatta, Malang. Tempat tinggal

subjek terletak di jalan kuping gajah nomer 33 dengan daerah padat penduduk dan

rumah berdempetan.

Subjek kasus II adalah keluarga Ny. E. Subjek merupakan istri dari Tn. AW.

Subjek berjenis kelamin perempuan dan berusia 55 tahun berpendidikan SMP saat ini

bekerja sebagai tukang pijat di sekitar rumahnya. Alamat subjek terletak di terusan

locari nomer 46 RT 4 RW 2.

4.1.2 Gambaran Khusus Penelitian

Kasus I

Subjek pada kasus I adalah Ny. S yang memiliki suami bernama Tn. H, dan

dikaruniai 2 orang anak. Anak pertama subjek yaitu An. I bekerja sebagai tenaga

medis di salah satu rumah sakit swasta di Malang berumur 27 tahun dan berjenis

kelamin laki – laki. Anak ke – 2 subjek yaitu An. Y berusi 20 tahun berjenis kelamin

perempuan sebagai mahasiswa keperawatan di salah satu STIKES di Malang. Fungsi

keluarga sebagai perawatan dan pemeliharaan kesehatan dilakukan oleh subjek,

suami dan anak pertama. Berikut tabel anggota keluarga subjek kasus I.

48

Tabel 4. 1 Daftar anggota keluarga Tn. T

No Nama Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan

1 Tn. T 84 Th Suami SD -

2 Ny. W Meninggal Istri SD -

3 Tn. H 51 Th Menantu SMU Pegawai Pabrik

4 Ny. S 51 Th Anak SMU Pedagang

5 An. I 27 Th Cucu S1 Perawat

6 An. Y 20 Th Cucu SMA Mahasiswa

Keadaan umum dari kepala keluarga yang menderita stroke sebagai berikut :

Kepala keluarga kasus I terkena serangan stroke ringan pada tahun 1998. Pada

tahun 2002 beliau menjalani operasi prostat dan setelah operasi prostat tidak dapat

berjalan dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Bagian tubuh sebelah kiri dari

kepala keluarga kasus I tidak dapat digerakan karena stroke yang diderita.

Komunikasi verbal beliau kurang baik karena susah untuk di mengerti. Keadaan

integument baik, tidak ada luka dekubitus. Tonus otot 445, Tekanan darah 150/90

mmhg. Pola makan dan minum baik dengan 3 kali makan dalam 1 hari dan minum

kurang lebih 1500 cc per hari. Untuk BAK dan BAB baik karena setiap akan di

mandikan, pampers yang digunakan terdapat feses dan urine. Pola tidur kepala

keluarga kasus I baik dengan tidur kurang lebih 7 jam perhari. Biasanya di bawa ke

teras rumah dengan menggunakan kursi roda pada sore hari setelah di mandikan.

49

Subjek pada kasus I melakukan pemenuhan personal hygiene kepada kepala

keluarga mencakup 4 hal. Hal tersebut yaitu kebersihan kulit, kebersihan rambut,

kebersihan kuku, dan kebersihan gigi dan mulut. Berikut 4 pemenuhan yang telah

dilakukan oleh subjek kepada kepala keluarga :

1. Kebersihan kulit

Pada hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan bahwa subjek telah

melakukan pemenuhan dan perawatan kebersihan kulit dengan baik. Subjek telah

mampu melakukan bagaimana cara memandikan, memakaikan handuk, memakaikan

baju pada kepala keluarga yang menderita stroke, dapat menjaga lingkungan tempat

memandikan kepala keluarga dengan menguras dan menyikat lantai kamar mandi

yang di gunakan, memandikan dengan menggunakan sabun, kepala keluarga tampak

nyaman, tidak berbau dan tekstur lembut. Namun masih terdapat beberapa tindakan

yang belum ataupun kurang tepat dalam pelaksanaannya. Pada saat subjek

menggosok badan tidak secara menyeluruh pada seluruh badan, namun hanya pada

beberapa bagian besar tubuh, dan juga saat membilas tidak dari kepala terlebih

dahulu, namun subjek langsung dari dada.

Pada hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, pada tahap persiapan

subjek kasus I, subjek dapat mempersiapkan ember berisi air hangat, handuk, sabun,

pakaian bersih, tempat pakaian kotor dan selimut. Namun subjek tidak menyiapkan

tissue dan botol berisi air hangat untuk membilas setalah BAB dan BAK.

50

Pada tahap pelaksaan subjek kasus I dapat melakukan mencuci tangan,

menawarkan untuk BAK dan BAB, mencuci muka, mencuci lengan, mencuci dada

dan perut, mencuci punggung, mencuci paha dan kaki, membereskan alat, member

posisi yang nyaman dan mencuci tangan kembali. Namun subjek tidak menutup

selimut pada bagian kaki tempat tidur dikarenakan subjek memandikan kepala

keluarga di kamar mandi dan juga subjek tidak melakukan pelaksanaan dengan runtut

sesuai langkah pada lembar observasi. Interpretasi nilai yang didapatkan subjek

dalam memandikan yaitu 85.

2. Kebersihan Mulut

Pada hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan bahwa subjek kasus I

dapat melakukan pemenuhan dan perawatan kebersihan mulut dengan cukup baik.

Subjek dapat melakukan bagaimana cara menggosok gigi dengan cukup baik,

memberikan air untuk berkumur, menjaga lingkungan tetap aman saat melakukan

menggosok gigi, menggosok gigi 2 kali sehari, tidak bau mulut, dan tidak ada kotoran

pada sela gigi. Namun subjek tidak memberikan larutan untuk menjaga kesehatan

mulut dan gigi kepala keluarga dikarenakan ketidak tahuan subjek, subjek juga tidak

melakukan menggosok gigi dengan benar dikarenakan kurangnya pengetahuan subjek

dan banyaknya gigi kepala keluarga yang sudah tanggal.

Pada hasil observasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada tahap

persiapan subjek kasus I dapat menyiapkan handuk, air untuk berkumur, sikat gigi

dan pasta gigi. Namun subjek tidak menyediakan listerin, ember kecil dan tissue

karena subjek memandikan di kamar mandi.

51

Pada tahap pelaksanaan subjek kasus II melakukan mencuci tangan, member

air untuk berkumur, menyikat gigi perlahan lahan dari atas kebawah luar dengan

gerakan atas dan bawah, memberi air untuk berkumur sampai bersih, membersihkan

mulut, memberikan posisi yang nyaman, merapikan alat dan mencuci tangan kembali.

Namun subjek tidak memiringkan kepala, meletakkan ember kecil di bawah dagu,

memberikan larutan listerin, mengeringkan mulut dengan tissue dan mengambil

ember kecil karena subjek menyikat gigi di kamar mandi dan ketidak tahuan.

Interpretasi hasil yang didapatkan subjek yaitu 60.

3. Kebersihan kuku

Pada hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada subjek

kasus I dapat melakukan pemenuhan dan perawatan kebersihan kuku dengan cukup

baik. Subjek dapat melakukan memotong kuku, memotong dengan pendek dan tidak

terlalu dalam, dan tidak terdapat kotoran yang menempel. Namun subjek tidak

merendam kuku kepala keluarga dengan air hangat sebelum memortong kuku

dikarenakan ketidak tahuan subjek.

Pada hasil observasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada tahap

persiapan subjek kasus I dapat menyiapkan handuk, dan pemotong kuku. Namun

subjek tidak menyiapkan tissue, air hangat dan ember kecil karena subjek tidak

merendam kuku kepala keluarga dengan air hangat sebelum memotong kuku.

Pada tahap pelaksanaan subjek memberi tahu kepala keluarga untuk

memotong kuku, mendekatkan alat, mencuci tangan, memeriksa kuku tangan,

52

memeriksa kuku kaki, mengkikir kuku, merapikan alat, memberikan posisi yang

nyaman dan mencuci tangan kembali. Namun subjek tidak meletakan handuk di

bawah tangan, merendam kuku dengan air hangat selama 3 menit, mengeringkan

kuku dengan handuk dan tidak menanyakan perasaan kepala keluarga. Interpretasi

hasil yang didapat subjek yaitu 65.

4. Kebersihan Rambut

Pada hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan pada subjek kasus I

dalam pemenuhan dan perawatan kebersihan rambut dapat melakukan dengan baik.

Subjek dapat melakukan mencuci rambut dengan baik, memakaikan handuk,

menggunakan air hangat, menggunakan sabun, menjaga tempat mencuci rambut tetap

aman, mencuci rambut 1 kali dalam 1 hari, rambut bersih dan tidak tampak kotoran.

Namun dalam melakukan mencuci rambut, subjek tidak melakukan beberapa langkah

dan tidak runtut dalam mencuci rambut.

Pada hasil observasi yang telah dilakukan pada tahap persiapan subjek kasus I

dapat menyiapkan handuk, ember berisi air hangat, ember kosong, shampoo dan sisir.

Namun subjek tidak menyiapkan perlak pengalas dan kapas dikarenakan kepala

keluarga dimandikan di kamar mandi.

Pada pelaksaan subjek kasus I melakukan mencuci tangan, membasahai

rambut dengan air, mencuci rambut dengan shampoo, membilas rambut dengan air,

mengeringkan rambut dengan handuk, menyisir rambut, membereskan alat dan

ditaruh pada tempatnya memberikan posisi yang nyaman dan mencuci tangan

53

kembali. Namun subjek tidak memasang perlak pengalas, menutup telinga kepala

keluarga dengan kapas, menutup dada dengan handuk dan mengangkat pengalas

dikarenakan kepala keluarga dimandikan di kamar mandi dan juga ketidak tahuan.

Interpretasi hasil yang didapatkan subjek yaitu 75.

Kasus II

Subjek pada kasus II yang merupakan istri dari Tn. AW. Mereka dikaruniai 2

orang anak. Anak pertama yaitu An. B berusia 25 tahun dan bekerja sebagai tukang

becak. Anak kedua yaitu An. S berusia 17 tahun dan bersekolah di salah satu SMA di

Malang. Fungsi keluarga yaitu sebagai perawatan dan pemeliharaan kesehatan yang

banyak dilakukan oleh subjek. Berikut table anggota keluarga Ny. E.

Tabel 4.2 Daftar anggota keluarga Tn. AW.

No Nama Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan

1 Tn. AW 64 Th Suami SD Tidak bekerja

2 Ny. E 55 Th Istri SD Tukang Pijat

3 An. B 25 Th Anak SMP Tukang becak

4 An. S 17 Th Anak SMP Pelajar

Keadaan umum dari kepala keluarga yang menderita stroke yaitu :

Tn. AW terkena stroke dari tahun 2007. Saat itu beliau bekerja sebagai

tukang becak. Di jalan tiba – tiba terjatuh dan langsung di bawa ke RSUD Saiful

54

Anwar Malang oleh orang yang menemukan kepala keluarga di jalan. Pada saat itu

kepala keluarga di rawat 8 hari di rumah sakit dan di bawa pulang oleh keluarga.

Bagian tubuh sebelah kiri saat itu lumpuh dan tidak dapat digerakan. Saat ini kepala

keluarga sering berbaring di sofa di ruang tamu. Tonus otot 445 dan integument baik

karena tidak terdapat luka dekubitus. Pola makan baik dengan 3 kali dalam sehari dan

minum kurang lebih 1500 cc perhari. Pola istirahat baik dengan kurang lebih 6 jam

tidur. Tensi darah 160/80 mmhg RR 23 kali permenit N 90 kali permenit.

Subjek pada kasus II melakukan pemenuhan personal hygiene kepada kepala

keluarga mencakup 4 hal. Hal tersebut yaitu kebersihan kulit, kebersihan rambut,

kebersihan kuku, dan kebersihan gigi dan mulut. Berikut 4 pemenuhan yang telah

dilakukan oleh subjek kepada kepala keluarga :

1. Kebersihan Kulit

Pada hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada kasus II,

subjek telah melakukan pemenuhan dan perawatan kebersihan kulit dengan baik.

Subjek telah mampu melakukan bagaimana cara memandikan, memakaikan handuk,

memakaikan baju pada kepala keluarga yang menderita stroke, dapat menjaga

lingkungan tempat memandikan kepala keluarga dengan menguras dan menyikat

lantai kamar mandi yang di gunakan, memandikan dengan menggunakan sabun,

kepala keluarga tampak nyaman, tidak berbau dan tekstur lembut. Namun subjek

tidak memberikan air hangat untuk memandikan dan memberikan minyak kayu putih

setelah memandikan kepala keluarga dikarenakan kurangnya kemampuan ekonomi

55

subjek untuk memberikan air hangat di setiap memandikan dan memberikan minyak

kayu putih setelah memandikan kepala keluarga.

Pada hasil observasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada tahap

persiapan subjek kasus II dapat menyiapkan handuk, sabun, pakaian bersih, tempat

pakaian kotor dan selimut. Namun subjek tidak menyiapkan ember, berisi air hangat,

tissue dan botol berisi air untuk membilas BAB dan BAK karena subjek memandikan

kepala keluarga di kamar mandi.

Pada tahap pelaksanaan subjek kasus II dapat melakukan mencuci tangan,

menawarkan BAK dan BAB, mencuci muka, mencuci lengan, mencuci dada dan

perut, mencuci punggung, mencuci paha dan kaki, mencuci bagian bawah depan,

membereskan alat dan mencuci tangan kembali. Namun subjek tidak melakukan

menutup selimut pada bagian kaki tempat tempat tidur dikarenakan subjek

memandikan kepala keluarga di kamar mandi. Interpretasi nilai yang didapatkan

subjek dalam memandikan yaitu 80.

2. Kebersihan gigi dan mulut

Pada hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada subjek

kasus II dalam pemenuhan dan perawatan kebersihan mulut yang dilakukan subjek

dapat melakukan dengan cukup baik. Subjek dapat melakukan bagaimana cara

menggosok gigi dengan cukup baik, memberikan air untuk berkumur, menjaga

lingkungan tetap aman saat melakukan menggosok gigi, menggosok gigi 1 kali

sehari, tidak bau mulut, dan tidak ada kotoran pada sela gigi. Namun subjek tidak

56

memberikan larutan untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi kepala keluarga

dikarenakan kurangnya ekonomi subjek, subjek juga tidak melakukan menggosok

gigi dengan benar dikarenakan kurangnya pengetahuan subjek dan banyaknya gigi

kepala keluarga yang sudah tanggal.

Pada hasil observasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada tahap

persiapan subjek kasus I dapat menyiapkan handuk, air untuk berkumur, sikat gigi

dan pasta gigi. Namun subjek tidak menyiapkan ember kecil, tissue dan larutan

listerin dikarenakan subjek menggosok gigi kepala keluarga di kamar mandi dan

ketidak tahuan.

Pada tahap pelaksanaan subjek kasus II dapat mencuci tangan, member air

untuk berkumur, menyikat gigi perlahan dari atas ke bawah luar dengan gerakan atas

dan bawah, member air untuk berkumur kembali, memberikan posisi yang nyaman,

merapikan alat dan mencuci tangan kembali. Namun subjek tidak memiringkan

kepala, meletakan ember kecil dibawah dagu, memberikan larutan listerin,

mengeringkan mulut menggunakan tissue dan mengambil ember kecil karena subjek

menggosok gigi kepala keluarga di kamar mandi dan ketiak tahuan. Interpretasi nilai

yang didapatkan subjek kasus II yaitu 60.

3. Kebersihan Kuku

Pada hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada kasus II

dalam pemenuhan dan perawatan kebersihan kuku dapat melakukan dengan cukup

baik. Subjek dapat melakukan memotong kuku, memotong dengan pendek dan tidak

57

terlalu dalam, dan tidak terdapat kotoran yang menempel. Namun subjek tidak

merendam kuku kepala keluarga dengan air hangat sebelum memortong kuku

dikarenakan ketidak tahuan subjek.

Pada tahap persiapan subjek kasus II dapat menyiapkan pemotong kuku.

Namun subjek tidak menyiapkan handuk, tissue, air hangat, dan ember kecil karena

ketiak tahuan.

Pada tahap pelaksanaan subjek kasus II memberitahu kepala keluarga untuk

memotong kuku, mendekatkan alat mencuci tangan, memeriksa kuku tangan,

memeriksa kuku kaki, mengkikir kuku, merapikan alat, memberikan posisi yang

nyaman dan mencuci tangan kembali. Namun subjek tidak meletakan handuk di

bawah tangan, merendam kuku dengan air hangat selama 3 menit, mengeringkan

kuku dengan handuk dan tidak menanyakan perasaan kepala keluarga. Interpretasi

hasil yang didapat subjek yaitu 55.

4. Kebersihan Rambut

Pada hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada subjek

kasus II dalam pemenuhan dan perawatan kebersihan rambut dapat melakukan

dengan baik. Subjek dapat melakukan mencuci rambut dengan baik, memakaikan

handuk, menggunakan air hangat, menggunakan sabun, menjaga tempat mencuci

rambut tetap aman, mencuci rambut 1 kali dalam 1 hari, rambut bersih dan tidak

tampak kotoran. Namun pada kasus II tidak menggunakan air hangat untuk mencuci

58

rambut kepala keluarga yang menderita stroke, dikarenakan ketidak mampuan subjek

dan ekonomi subjek yang tidak mendukung.

Pada hasil observasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada tahap

persiapan subjek kasus II dapat menyiapkan handuk dan shampoo. Namun subjek

tidak menyiapkan perlak pengalas, ember kosong, ember berisi air hangat, sisir dan

kapas dikarenakan kepala keluarga dimandikan di kamar mandi.

Pada pelaksaan subjek kasus II dapat melakukan mencuci tangan,

membasahai rambut dengan air, mencuci rambut dengan shampoo, membilas rambut

dengan air, mengeringkan rambut dengan handuk, membersihkan alat dan ditaruh

pada tempatnya, memberikan posisi yang nyaman dan mencuci tangan kembali.

Namun subjek tidak memasang perlak pengalas, menutup telinga, kepala keluarga

dengan kapas, menutup dada dengan handuk menyisir rambut dan mengangkat

pengalas dikarenakan kepala keluarga dimandikan di kamar mandi dan juga ketidak

tahuan. Interpretasi hasil yang didapatkan subjek yaitu 50.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Fungsi keluarga dalam perawatan dan kesehatan kebersihan rambut.

Dari data yang disajikan dari hasil observasi dan wawancara pada kedua

kasus, didapatkan bahwa subjek pada kasus I dapat melakukan fungsi keluarga dalam

pemenuhan mencuci rambut dengan baik dan interpretasi nilai 75. Sedangkan pada

subjek kasus II dapat melakukan fungsi keluarga dalam pemenuhan mencuci rambut

dengan cukup baik dengan interpretasi nilai 50.

59

Menurut Setiadi (2008) terdapat beberapa tugas dalam melaksanakan

perawatan dan kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan keluarga

mengambil keputusan, mengenai tindakan kesehatan yang tepat, merawat anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan, modifikasi lingkungan fisik dan

psikologi, menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar keluarga. Kedua

subjek pada kasus I dan II telah melakukan dari salah satu tugas menurut Setiadi

(2008) yaitu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Hal

tersebut ditunjukan dengan pemenuhan kebersihan rambut yang telah dilakukan oleh

kedua subjek pada kasus I dan II. Hal tersebut dilakukan oleh kedua subjek kepada

kepala keluarga yang menderita stroke karena penampilan dan kesejahteraan

seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai

rambutnya. Berbagai macam kondisi seperti tirah baring, kelemahan fisik, seringkali

membuat ketidakmampuan seseorang dalam perawatn rambut (Isroin L, 2012 ).

Kedua subjek telah melakukan fungsi keluarga yaitu perawatan dan kesehatan

kebersihan rambut pada kepala keluarga yang menderita stroke. Namun masih ada

beberapa hal yang masih kurang ataupun belum dilakukan oleh kedua subjek dalam

pelaksanaan kebersihan rambut. Pada subjek kasus II tidak menggunakan air hangat

untuk mencuci rambut kepala keluarga yang menderita stroke, dikarenakan

kurangnya pengetahuan subjek tentang pentingnya menggunakan air hangat untuk

kepala keluarga yang menderita stroke dan juga pendidikan yang kurang dari subjek

dan juga kurangnya biaya yang dimiliki subjek dalam memberikan air hangat untuk

setiap kali mencuci rambut kepala keluarga yang juga menjadi penyebab subjek pada

60

kasus II. Sedangkan menurut Menurut dr. Peni Kusumastuti SpRM, spesialis

rehabilitasi medik menyatakan bahwa air hangat adalah satu media terapi yang bisa

menyembuhkan penyakit stroke. Efek hidrostatik, hidrodinamik dan hangatnya

membuat tubuh bisa bergerak lancar, memperlancar peredaran darah dan memberikan

ketenangan.

4.2.2 Fungsi keluarga dalam perawatan dan kesehatan kebersihan gigi dan mulut.

Dari data yang disajikan dari hasil observasi dan wawancara pada kedua

kasus, didapatkan bahwa subjek pada kasus I dapat melakukan fungsi keluarga dalam

pemenuhan gigi dan mulut dengan cukup baik dan interpretasi nilai 60. Begitu juga

dengan subjek kasus II dapat melakukan fungsi keluarga dalam pemenuhan gigi dan

mulut dengan cukup baik dan interpretai nilai 60.

Menurut Friedman (1998), Praktik kesehatan gigi meliputi perawatan

preventif dan praktik – praktik kesehatan kuratif. Ada empat unsure dasar dalam

pemeliharaan kesehata gigi yaitu pelayanan gigi preventif yang teratur, penggunaan

air yang mengandung fluoride, menggosok gigi, penurunan jumlah diet tertentu dari

karbohidrat yang dapat mengalami fermentasi dalam diet. Dalam hal tersebut, kedua

subjek telah melakukan salah satu dari 4 unsure dalam pemeliharaan kesehatan gigi

yaitu menggosok gigi. Dengan demikian subjek memberikan perawatan pada anggota

keluarga yang sakit sesuai dengan salah satu tugas keluarga menurut Setiadi (2008)

yaitu memberikan perawatan anggota keluarganya yang sakit atau yang dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat.

61

Pada kedua subjek telah melakukan fungsi keluarga yaitu perawatan dan

kesehatan kebersihan rambut pada kepala keluarga yang menderita stroke. Namun

kedua subjek tidak memberikan larutan untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi

kepala keluarga, melakukan menggosok gigi dengan kurang benar dikarenakan

kurangnya pengetahuan dari kedua subjek dan juga banyaknya gigi kepala keluarga

yang sudah tanggal. Subjek II hanya melakukan menggosok gigi 1 kali dalam sehari,

sedangan menurut Isroin L (2012) menyatakan bahwa perawatan mulut merupakan

salah satu intervensi keperawatan yang penting. Kesehatan mulut akan

mempengaruhi tigkat kesehatan dan kecepatan pemulihan. Menggosok gigi, lidah dan

penggunaan benang gigi (flossing) tidak cukup untuk mencapai kesehatan mulut.

Ring ( 2002 ) dalam Potter dan Perry, ( 2010 ) juga menyatakan bahwa menjaga

hygiene mulut merupakan aspek yang sangat penting dalam perawatan. Hygiene

mulut akan menjaga mulut, gigi, gusi, dan bibir.

4.2.3 Fungsi keluarga dalam perawatan dan kesehatan memotong kuku.

Dari data yang disajikan dari hasil observasi dan wawancara pada kedua

kasus, didapatkan bahwa subjek pada kasus I dapat melakukan fungsi keluarga dalam

pemenuhan memotong kuku dengan cukup baik dan interpretasi nilai 65. Sedangkan

pada subjek kasus II dapat melakukan fungsi keluarga dalam pemenuhan memotong

kuku dengan cukup baik dan interpretasi nilai 55.

Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energy dan

ketangkasan dalam melakukan personal hygiene. Contoh ya dalam pasien yang

62

mengalami stroke yang menghambat klien dalam pemenuhan personal hygiene

(Isroin L, 2012). Kedua subjek pada kasus I dan II, telah mampu membantu

keterbatasan kepala keluarga yang menderita stroke dengan memenuhi pemenuhan

personal hygiene yaitu memotong kuku. Menjaga kebersihan kuku sangatlah penting

bagi para penderita stroke karena menurut Isroin L (2012) menjaga kebersihan kaki,

tangan dan kuku sangatlah penting karena mengabaikan kesehatan dan kebersihan

kaki, tangan maupun kuku akan berdampak pada berbagai macam kelainan yang bisa

ditimbulkan akibatnya dan sama artinya menjemput berbagai macam penyakit yang

akan menghampirinya.

Pada kasus I dan II, kedua subjek telah melakukan fungsi keluarga yaitu

perawatan dan kesehatan memotong kuku pada kepala keluarga yang menderita

stroke. Namun pada kedua subjek tidak meletakan handuk di bawah tangan,

mengeringkan kuku dengan handuk dan tidak menanyakan perasaan kepala keluarga

dikarenakan kurang pengetahuan dari kedua subjek tentang perawatan dan kesehatan

memotong kuku. Subjek juga tidak merendam kuku dengan air hangat selama 3

menit, sedangkan menurut Isroin L (2012) perawatan kuku dapat dilakukan dengan

memotong kuku jari tangan dan kaki dengan rapi dengan merendam dalam sebaskom

air hangat, hal ini bertujuan untuk melunakan kuku sehingga mudah di potong.

4.2.4 Fungsi keluarga dalam perawatan dan kesehatan kebersihan kulit.

Dari data yang disajikan dari hasil observasi dan wawancara pada kedua

kasus, didapatkan bahwa subjek pada kasus I dapat melakukan fungsi keluarga dalam

63

pemenuhan kebersihan kulit dengan cukup baik dan interpretasi nilai 85. Begitu juga

dengan subjek kasus II dapat melakukan fungsi keluarga dalam pemenuhan

kebersihan kulit dengan baik dan interpretasi nilai 80.

Pada kedua subjek, dapat memenuhi perawatan dan kesehatan kebersihan

kulit pada kepala keluarga yang menderita stroke, yang tidak dapat melakukan

pemenuhan personal hygiene mereka akibat gangguan yang diderita. Hal tersebut

perlu dilakukan keluarga dikarenakan pada pasien dengan stroke akan mengalami

berbagai gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan berdiri pada pasien

stroke berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengatur perpindahan berat

badan dan kemampuan gerak otot yang menurun sehingga kesetimbangan tubuh

menurun. Pasien dengan stroke berulang memiliki masalah dengan kontrol postural,

sehingga menghambat gerakan mereka (Vandervoort, 1999). Perawatan kulit sangat

penting pemenuhannya pada kepala keluarga yang menderita stroke karena perawatan

kulit bertujuan untuk menjaga kulit agar tetap terawat sehingga dapat meminimalkan

setiap ancaman dan gangguan yang akan masuk melalui kulit (Isroin laily 2012).

Kedua subjek telah melakukan fungsi keluarga yaitu perawatan dan kesehatan

kebersihan kulit pada kepala keluarga yang menderita stroke. Namun pada subjek

kasus II, masih terdapat beberapa tindakan yang belum ataupun kurang tepat dalam

pelaksanaannya. Pada saat subjek II menggosok badan tidak secara menyeluruh pada

seluruh badan, namun hanya pada beberapa bagian besar tubuh, dan juga saat

membilas tidak dari kepala terlebih dahulu, namun subjek langsung menggosok dari

dada. Subjek juga tidak memberikan air hangat untuk memandikan dan tidak

64

memberikan minyak kayu putih setelah memandikan kepala keluarga dikarenakan

kurangnya kemampuan ekonomi subjek untuk memberikan air hangat di setiap

memandikan dan memberikan minyak kayu putih setelah memandikan kepala

keluarga. Sedangkan menurut Menurut dr. Peni Kusumastuti SpRM, spesialis

rehabilitasi medik menyatakan bahwa air hangat adalah satu media terapi yang bisa

menyembuhkan penyakit stroke. Efek hidrostatik, hidrodinamik dan hangatnya

membuat tubuh bisa bergerak lancar, memperlancar peredaran darah dan memberikan

ketenangan.

4.3 Keterbatasan Penelitian

1. Wawancara dan obsevasi dilakukan dalam satu kali, sehingga hasil yang di

dapat peneliti kurang optimal.

2. Kasus I merupakan orang tua dari subjek yaitu Ny. S.