188
45 BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR 4.1 Perencanaan Atap Perencanaan atap adalah hal pertama dalam merencanakan sebuah struktur bangunan. Pada perencanaan atap menggunakan kuda-kuda baja dengan menggunakan bentuk pelana untuk bagian penutup atap. Adapun pemodelan struktur atap sebagai berikut: Gambar 4.1.1 Rangka Atap Model CAD 2D

BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

45

BAB IV

PERHITUNGAN STRUKTUR

4.1 Perencanaan Atap

Perencanaan atap adalah hal pertama dalam merencanakan sebuah struktur

bangunan. Pada perencanaan atap menggunakan kuda-kuda baja dengan

menggunakan bentuk pelana untuk bagian penutup atap. Adapun pemodelan struktur

atap sebagai berikut:

Gambar 4.1.1 Rangka Atap Model CAD 2D

Page 2: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

46

4.1.1 Pedoman Perhitungan Atap

Dalam perencanaan atap, adapun pedoman yang dipakai, sebagai berikut:

1. Pedoman Perencanaan Pmbebanan Untuk Rumah dan Gedung

(PPPURG 1987)

2. SNI 03 – 1729 - 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk

Bangunan Gedung.

4.1.2 Perencanaan Gording

Pada perencanaan gording, tahapan dalam perencanaan meliputi: data-data

teknis, pembebanan gording, kombinasi dan kontrol kekuatan profil pada gording.

4.1.3 Data-data Perencanaan Gording

Bentang kuda-kuda = 12,7 m

Jarak kuda-kuda = 3,25 m

Jarak gording = 1,27 m

Sudut kemiringan atap = 10°

Sambungan = Baut

Profil gording = Light Lip Channels

= 2( C.150 50 20 3,2 )

Berat gording = 6,76 kg/m

Modulus Elastisitas (E) = 200.000 Mpa

Modulus geser ( G ) = 80.000 Mpa

Poisson ratio ( m ) = 30 %

Koefisien muai ( at ) = 1,2 * 10-6

(pasal 5.1.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 9)

Mutu baja = BJ 37

Tegangan leleh ( fy ) = 240 Mpa

Tegangan Ultimit ( fu ) = 370 Mpa

Tegangan dasar = 160 Mpa

Peregangan minimum = 20 %

(tabel 5.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 11)

Penutup atap Galvalum = 12 kg/m2

Page 3: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

47

Berat per unit volume = 7.850 kg/m3

Plafond eternit + penggantung = 11+7 = 18 kg/m2

(PPURG 1987, hal 6 )

Beban hidup gording = 100 kg

(PPURG 1987, hal 7 )

Tekanan tiup angin = 25 kg/m2

(PPURG 1987, hal 18 )

4.1.4 Pembebanan gording

4.1.4.1 Beban mati

Beban mati adalah beban merata yang terjadi akibat beban itu sendiri dan

beban-beban tetap permanen, adapun pembebanan sebagai berikut:

Gambar 4.1.3 Pemodelan Beban Mati

1. Berat gording Light Lip Channels = 13,52 kg/m

2. Berat atap = 12 kg/m2 x 1,27 m = 15,24 kg/m

3. Berat trekstang (10% x 5,14) = 0,514 kg/m

q total = 29,274 kg/m

qx = q . sin α = 29,274 sin 10˚ = 5,084 kg/m

qy = q . cos α = 29,274 cos 10˚ = 28,829 kg/m

Page 4: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

48

Gambar 4.1.4 Pembebanan Beban Mati

(

)

(

)

(

)

(

)

(Teknik Sipil, hal 68)

4.1.4.2 Beban Hidup

Beban hidup adalah beban terpusat dan terjadi karena beban manusia yang

bekerja pada pekerjaan atap dengan berat P = 100 kg.

Gambar 4.1.5 Pemodelan Beban Hidup

qx =5,084 kg/m

𝒍:𝟑 𝟎𝟐𝟓𝒎

qy =28,829 kg/m

𝒍:𝟑 𝟐𝟓 𝒎

Page 5: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

49

Px = P . sin α = 100 sin 10˚ = 17,364 kg

Py = P . cos α = 100 cos 10˚ = 98,480 kg

Gambar 4.1.6 Pembebanan Beban Hidup

(

)

(

)

(

)

(

)

(Teknik Sipil, hal 68)

4.1.4.3 Beban Angin

Beban angin adalah beban yang timbul dari hembusan angin yang

diasumsikan pada daerah perbukitan dengan besaran W = 25 kg/m2

Gambar 4.1.7 Pemodelan Beban Angin

𝒍:𝟑 𝟐𝟓 𝒎

Px = 17,364 kg

𝒍:𝟑 𝟐𝟓 𝒎

Py = 98,480 kg

Page 6: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

50

Koefisien angin tekan = ((0,02 . 100) – 0,4) = 0,2

Koefisien angin hisap = - 0,4

(PPPURG, hal 21 )

Beban angin tekan = 0,2 . 25 . 1,27 = 7,937 kg/m

Beban angin hisap = - 0,4 . 25 . 1,27 = 12,7 kg/m

Gambar 4.1.8 Pembebanan Beban Angin

(

)

(

)

(

)

(

)

(Teknik Sipil, hal 68)

4.1.5 Kombinasi pembebanan Gording

1. U = 1,4 D

Ux = 1,4 ( ) = kg m

Uy = 1,4 ( ) = 53,288 kg m

2. U = 1,2 D + 0,5 La

Ux = 1,2 ( ) + 0,5 ( ) = 15,108 kg m

Uy = 1,2 ( ) + 0,5 ( ) = 85,682 kg m

3. U = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W

Ux = 1,2 ( ) + 1,6 ( ) + 0,8 (0) = 30,627 kg m

Uy = 1,2 ( ) + 1,6 ( ) + 0,8 ( ) = 187,035 kg m

Wty =7,937 kg/m

𝒍:𝟑 𝟐𝟓 𝒎

Why =12,7 kg/m

𝒍:𝟑 𝟐𝟓 𝒎

Page 7: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

51

4. U = 1,2 D + 1,3 W + 0,5 La

Ux = 1,2 ( ) + 1,3 (0) + 0,5 ( ) = 15,061 kg m

Uy = 1,2 ( ) + 1,3 ( ) + 0,5 ( ) = 107,480 kg m

5. U = 0,9 D ± 1,3 W

Uy = 0,9 ( )+ 1,3 (0) = 34,256 kg m

= 0,9 ( )– 1,3 ( ) = 12,578 kg m

(pasal 6.2.2, SNI 03- 1729- 2002, hal 13)

4.1.6 Kontrol Pada Gording

Dari tabel baja didapat Sx = 2*37,4 cm3

= 74,8 (103) mm

dan

Sy = 2*8,19 cm3

= 16,38 (103) mm dan Momen maksimal yang didapat dari

kombinasi pembebanan adalah MUx = 30,627 kg m = 30,627 (104) N.mm dan

MUy = 187,035 kg m = 187,035 (104) N.mm, faktor reduksi 0,6 menurut Tabel

6.4-2 SNI 03-1729-2002.

1. Cek kelangsingan elemen

Perbandingan lebar terhadap tebal ()

(Tabel 7.5-1 SNI 03- 1729- 2002, hal 31)

=

=

= 15,625

p=

√ =

√ = 32,275

r=

√ =

√ = 40,344

< p < r ………OK (penampang kompak)

(pasal 8.2.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 36)

2. Kontrol momen terhadap batas tekuk lokal

Kapasitas Tekuk Lokal Sayap

Mn = Mp = Zx x fy

Page 8: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

52

Mn = Mp = 74,8 (103) x 240

Mn = Mp = 17592 (103) Nmm

Kapasitas Tekuk Lokal Badan

Mn = Mp = Zy x fy

Mn = Mp = 16,38 (103) x 240

Mn = Mp = 3931,2 (103) Nmm

4.1.7 Kontrol lendutan

E = 2 x 106

kg/cm2 menggunakan asumsi 1 Mpa = 10 kg/cm

2, momen inersia

yang berada pada profil Light Lip Channels Ix = 2*280 cm4 , Iy = 2*28,3 cm

4

1. Akibat beban mati

2. Akibat beban hidup

3. Akibat beban angin

4. Lendutan kombinasi

fx total = 0,064 + 0,001 + 0 = 0,065 cm

fy total = 0,049 + 0,0005 + 0,016 = 0,0655 cm

Syarat lendutan

Page 9: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

53

(

)

( √ )

(SNI 03- 1729- 2002, hal 15)

4.1.8 Perhitungan Trekstang Gording

Beban merata terfaktor pada gording Quy = 0,028 kg/mm

Beban terpusat terfaktor pada gording Puy = 98,48 kg

Panjang sagrod ( jarak antara gording) Ly=L2 = 1270 mm

Gaya tarik pada sagrod akibat beban terfaktor

Tu= Quy * Ly + Puy =

134,04 kg

Tegangan leleh baja

fy = 240 Mpa

Tegangan tarik putus

fu = 370 Mpa

Diameter

sagrod

d = 8 mm

Luas penampang bruto

Ag = π / 4 *

d^2 = 50,24 mm2

Luas penampang efektif sagrod Ae = 0.9 *

Ag = 45,216 mm2

Tahanan tarik sagrod berdasarkan luas penampang bruto sagrod

ø*Tn = 0.9 *Ag * fy = 1085,18 kg

Tahanan tarik sagrod berdasarkan luas penampang efektif sagrod

ø*Tn = 0.75 *Ae * fu = 1254,74 N

Tahanan tarik sagrod ( terkecil ) yang digunakan ø*Tn = 1085,18 N

Syarat yang harus

dipenuhi Tu ≤ ø*Tn

134,04 ≤ 1085,18

AMAN (OK)

Maka dalam perencanaan kuda-kuda ini menggunakan trekstang dengan

diameter minimal = 8 mm

Page 10: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

54

4.1.9 Perencanaan Kuda-kuda

Pada perencanaan kuda-kuda, tahapan dalam perencanaan meliputi : data-data

teknis, pembebanan kuda-kuda, dan kontrol kekuatan profil pada kuda-kuda.

4.1.10 Data-data Kuda-kuda

Bentang kuda-kuda = 12,7 m

Jarak kuda-kuda = 3,25 m

Jarak gording = 1,270 m

Sudut kemiringan atap = 10°

Penutup atap = Galvalum

Plafond = Eternit

Sambungan = Baut

Berat Atap = 12 kg/m2

Berat gording = 6,76 kg/m

Modulus Elastisitas (E) = 200.000 Mpa

Modulus geser ( G ) = 80.000 Mpa

Poisson ratio ( m ) = 30 %

Koefisien muai ( at ) = 1,2 * 10-6

(SNI 03- 1729- 2002, hal 9)

Mutu baja = BJ 37

Tegangan leleh ( fy ) = 240 Mpa

Tegangan Ultimit ( fu ) = 370 Mpa

Tegangan dasar = 160 Mpa

Peregangan minimum = 20 %

(SNI 03- 1729- 2002, hal 11)

Penutup atap galvalum spandek = 12 kg/m2

Berat per unit volume = 7.850 kg/m3

Plafond eternit + penggantung = 11+7 = 18 kg/m2

(PPURG 1987, hal 6 )

Beban hidup gording = 100 kg

Tekanan tiup angin = 25 kg/m2

(PPURG 1987, hal 7&13 )

Page 11: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

55

4.1.11 Pembebanan kuda-kuda

1. Akibat berat atap

Beban permanen yang bekerja pada kuda-kuda akibat dari benda yang berada

diatasnya berupa atap yang diasumsikan dengan menggunakan penutup

genting.

BA = Berat atap galvalum x jarak gording x jarak kuda-kuda

BA = 12 kg/m2 x 1,270 m x 3,250 m = 49,53 kg

Gambar 4.1.9 Pemodelan Beban Atap

2. Akibat berat sendiri kuda-kuda

Beban permanen yang timbul dari berat profil baja yang difungsikan sebagai

kuda-kuda. Beban terhitung secara manual dalam Program SAP, dalam

perencanaan menggunakan profil baja Wide Flange Shape. Pada

pembebanan akibat berat sendiri disimbulkan dengan huruf (BK). Pada

perencanaan ini menggunakan profil baja Double Siku

3. Akibat berat gording

Beban permanen yang timbul dari berat profil baja yang difungsikan sebagai

gording.

BG = berat profil baja x jarak kuda-kuda

BG = 6,76 kg/m x 3,25 m = 21,97 kg

Page 12: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

56

4. Akibat Berat Plafon

Beban yang timbul akibat adanya berat dari plafon yang digantungkan pada

dasar kuda-kuda.

Bp = beban plafond x jarak kuda-kuda x panjang kuda-kuda

Bp = 18 x 3,25 x 12,70/8 = 92,8 kg

Gambar 4.2.10 Pemodelan Beban Plafon

5. Beban Hidup

Beban hidup adalah beban terpusat yang terjadi karena beban manusia yang

bekerja pada saat pembuatan atau perbaikan kuda-kuda dan atap dengan berat

P = 100 kg.

6. Beban Angin

Beban angin adalah beban yang timbul dari hembusan angin yang

diasumsikan pada daerah perbukitan dengan besaran W = 25 kg/m2

a. Akibat angin tekan

Cq = ά – 0,4

= 0,02 (10) – 0,4 = 0,2

(PPPURG, hal 21 )

W tekan = Cq x W x panjang sisi miring kuda-kuda x jarak kuda-kuda

= -0,2 x 25 kg/m2 x 13,35 m x 3,25 m = 216,93 kg

P = 216,93 / 4 = 54,23 kg

Vertikal = 54,23 x cos 10 = 53,40 kg

Horisontal = 54,23 x sin 10 = 9,41 kg

Page 13: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

57

b. Akibat angin hisap

W hisap = Cq x W x panjang sisi miring kuda-kuda x jarak kuda-kuda

= -0,4 x 25 kg/m2 x 13.35 m x 3,25 m = 433,8 kg

P = 433,8 / 4 = 108,46 kg

Vertikal = 51,98 x cos 10 = 106,82 kg

Horisontal = 51,98 x sin 10 = 18,83 kg

4.1.12 Input Data Pada Program SAP

1. Materials menggunakan Mutu Baja BJ 37 dengan :

(1 MPa = 101971,62 kgf/m2)

fu = 370 MPa = 37729499 kgf/m2

fy = 240 MPa = 24473188 kgf/m2

Gambar 4.1.11 Material Propety data

Page 14: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

58

2. Menentukan Frame Sections :

Gambar 4.1.12 Frame Properties Profil Double Angels / Siku

Gambar 4.1.13 SAP Rangka Atap Model 2D

Gambar 4.1.14 Define Load Patterns

Page 15: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

59

3. Combinasi

a. COMB 1 = 1,4 D

b. COMB 2 = 1,2 D + 0,5 La

c. COMB 3 = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W

d. COMB 4 = 1,2 D + 1,3 W + 0,5 La

4. Rekap beban

a. Beban mati

Akibat beban atap (BA)

BA = 49,53 kg 50 kg

Akibat beban gording (BG)

BG = 21,97 kg 25 kg

Akibat Berat Plafon (BP)

BP = 92,8 kg 93 kg

b. Beban hidup

P = 100 kg

c. Beban angin

WTH = 9,41 kg 10 kg

WHV = 106,82 kg 107 kg

5. Perletakan Pembebanan Pada SAP

a. Beban Atap

Gambar. 4.1.15 Beban Atap 2D

Page 16: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

60

b. Beban Gording

Gambar. 4.1.16 Beban Gording 2D

c. Beban Hidup

Gambar. 4.1.17 Beban Hidup 3D

Page 17: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

61

d. Beban Angin

Gambar. 4.1.18 Beban Angin 2D

4.1.13 Data Hasil Perhitungan Kuda-kuda

Cek struktur profil baja melalu SAP

Gambar. 4.1.20 Cek Steel Design Section

Berdasarkan cek struktur dari SAP, profil baja tersebut dapat digunakan untuk

konstruksi kuda-kuda baja profil siku.

Page 18: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

59

4.1.21. PERHITUNGAN PLAT DAN JUMLAH ALAT SAMBUNG

A. BATANG ATAS ( BATANG A1-A9 )

Kontrol Profil

Data-data

P 3,460 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

diameter alat sambung (d) 1.6 cm s (ijin) - Kg/cm2 1600

Dipakai Profil L60.60.6 F(cm2) = 6.910 cm2

Fperlu = 3460 = 2.163 cm2 (untuk 2 penampang profil)

1600

F perlu untuk 1 profil = 2.163

2

= 1.08 cm2

F netto profil = 6.91 - 2 x 0.6 x 1.6

= 4.99 cm2 > 1.08 cm2 (Aman)

Perhitungan Plat Penyambung

Data-data

P 3,460 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

diameter alat sambung (d) 1.6 cm s (ijin) 1600

Tinggi Plat Penyambung L(cm) = 6.00

Fperlu = 3460 = 2.163 cm2 (untuk 2 penampang profil)

1600

d = 2.163

( 6-1.6 )

= 0.49 cm ~ 0.50 cm

Perhitungan baut

Data-data

P 3,460 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

tebal plat sambung (d) 1.00 cm s (ijin) 1600

diameter alat sambung (d) 1.6 cm - sambungan iris ganda

s (tp) = 1.5 x 1600 = 2400 kg/cm2

t (baut) = 0.58 x 1600 = 928 kg/cm2

s (t) = 0.7 x 1600 = 1120 kg/cm2

Jumlah baut

Ngs = 2x0.25x3.14x1.6^2x928 = 3730 kg

Ntp = 1.6 x 1 x 2400 = 3840 kg

Nmax = 3840 kg

n = 3460 = 1.13 buah ~ 2 buah

3840

Page 19: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

A. BATANG ATAS ( BATANG A1- A9 )

1. DATA SAMBUNGAN

Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 35 N

1.1. BAUT

Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325

Tegangan tarik putus baut, fub = 830 MPa

Diameter baut d = 16 mm

Jarak antara baut, a = 50 mm

Jumlah baut dalam satu baris, nx = 2 bh

Jumlah baris baut, ny = 1 baris

Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75

Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75

1.2. PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh plat, fy = 240 MPa

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

Tinggi plat sambung = Tinggi profil b = 65 mm

Tebal plat sambung, t = 10 mm

2. LETAK GARIS NETRAL

Jumlah baut total, n = nx * ny = 2 bh

Tinggi plat sambung, h = ny * a = 65 mm

Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,

d = nx * ( p / 4 * D2 ) / a = 8.04 mm

Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 48.75 mm

Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.

Momen statis luasan terhadap garis netral,

1/2 * b' * (h - x)2 = 1/2. d * x

2

(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h

2 = 0

(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h

2 = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )

Ax = (b' - d)/2 = 20

Bx = - b' * h = -3169

Cx = 1/2 * b' * h2

= 102984

Dx = Bx2 - 4 * Ax * Cx = 1656499

→ x = [ - Bx - Ö Dx ] / ( 2 * Ax ) = 46.22 mm

PERHITUNGAN SAMBUNGAN

Page 20: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

3. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)

s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)

Persamaan momen :

1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu

1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu

maka diperoleh : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3

/ x * b' + x2 * d ] ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :

Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,

Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x

2 * d ] = 0.00 MPa

Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,

Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0.00 MPa

Tegangan tarik pada baut baris teratas,

Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 0.00 MPa

Tegangan tarik putus pada baut dan plat :

Tegangan tarik putus baut, fub = 830 MPa

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

4. GAYA TARIK PADA BAUT

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 0 N

Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 0 N

Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 201 mm

2

Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 125161 N

Tahanan tarik satu baut, ft * Tn = 93871 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Tu1 £ ft * Tn

0 < 93871 ® AMAN (OK)

5. GAYA GESER PADA BAUT

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 35 N

Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m = 1

Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4

Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 201 mm

2

Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * Ab * fub = 66753 N

Tahanan geser baut, ff * Vn = 50064 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Vs1 £ ff * Vn

35 < 50064 ® AMAN (OK)

Page 21: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

6. GAYA TUMPU PADA BAUT

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 35 N

Diameter baut, d = 16 mm

Tebal plat sambung, t = 10 mm

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 142080 N

Tahanan tumpu, ff * Rn = 106560 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Rs1 £ ff * Rn

35 < 106560 ® AMAN (OK)

7. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa

Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 660 MPa

Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9

Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 0.09 MPa

Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fub = 249.00 MPa

Syarat yang harus dipenuhi :

fuv = Vu / ( n * Ab ) £ ff * r1 * m * fub

0.09 < 249.00 ® AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 0.00 N

Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 121692.73 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Tu1 £ ff * Tn

0.00 < 121692.73 ® AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.7 * fub = 581.00 MPa

Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 806.83 MPa

Syarat yang harus dipenuhi :

ft £ f1 - r2 * fuv

581.00 < 806.83 ® AMAN (OK)

Syarat yang harus dipenuhi :

ft £ f2

581.00 < 660.00 ® AMAN (OK)

Page 22: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

PERHITUNGAN PLAT DAN JUMLAH ALAT SAMBUNG

B. BATANG BAWAH ( BATANG B1-B9 )

Kontrol Profil

Data-data

P 27.1 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

diameter alat sambung (d) 1.6 cm s (ijin) - Kg/cm2 1600

Dipakai Profil L60.60.6 F(cm2) = 6.910 cm2

Fperlu = 27.1 = 0.017 cm2 (untuk 2 penampang profil)

1600

F perlu untuk 1 profil = 0.017

2

= 0.01 cm2

F netto profil = 6.91 - 2 x 0.6 x 1.6

= 4.99 cm2 > 0.01 cm2 (Aman)

Perhitungan Plat Penyambung

Data-data

P 27 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

diameter alat sambung (d) 1.6 cm s (ijin) 1600

Tinggi Plat Penyambung L(cm) = 6.00

Fperlu = 27.1 = 0.017 cm2 (untuk 2 penampang profil)

1600

d = 0.017

( 6-1.6 )

= 0.00 cm ~ 0.10 cm

Perhitungan baut

Data-data

P 27 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

tebal plat sambung (d) 1.00 cm s (ijin) 1600

diameter alat sambung (d) 1.6 cm - sambungan iris ganda

s (tp) = 1.5 x 1600 = 2400 kg/cm2

t (baut) = 0.58 x 1600 = 928 kg/cm2

s (t) = 0.7 x 1600 = 1120 kg/cm2

Jumlah baut

Ngs = 2x0.25x3.14x1.6^2x928 = 3730 kg

Ntp = 1.6 x 1 x 2400 = 3840 kg

Nmax = 3840 kg

n = 27.1 = 0.01 buah ~ 1 buah

3840

Page 23: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

B. BATANG BAWAH ( BATANG B1-B9 )

1. DATA SAMBUNGAN

Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 271 N

1.1. BAUT

Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325

Tegangan tarik putus baut, fub = 830 MPa

Diameter baut d = 16 mm

Jarak antara baut, a = 50 mm

Jumlah baut dalam satu baris, nx = 1 bh

Jumlah baris baut, ny = 1 baris

Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75

Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75

1.2. PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh plat, fy = 240 MPa

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

Tinggi plat sambung = Tinggi profil b = 60 mm

Tebal plat sambung, t = 10 mm

2. LETAK GARIS NETRAL

Jumlah baut total, n = nx * ny = 1 bh

Tinggi plat sambung, h = ny * a = 60 mm

Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,

d = nx * ( p / 4 * D2 ) / a = 4.02 mm

Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 45 mm

Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.

Momen statis luasan terhadap garis netral,

1/2 * b' * (h - x)2 = 1/2. d * x

2

(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h

2 = 0

(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h

2 = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )

Ax = (b' - d)/2 = 20

Bx = - b' * h = -2700

Cx = 1/2 * b' * h2

= 81000

Dx = Bx2 - 4 * Ax * Cx = 651441

→ x = [ - Bx - Ö Dx ] / ( 2 * Ax ) = 46.19 mm

PERHITUNGAN SAMBUNGAN

Page 24: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

3. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)

s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)

Persamaan momen :

1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu

1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu

maka diperoleh : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3

/ x * b' + x2 * d ] ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :

Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,

Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3

/ x * b' + x2 * d ] = 0.00 MPa

Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,

Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0.00 MPa

Tegangan tarik pada baut baris teratas,

Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 0.00 MPa

Tegangan tarik putus pada baut dan plat :

Tegangan tarik putus baut, fub = 830 MPa

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

4. GAYA TARIK PADA BAUT

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 0 N

Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 0 N

Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 201 mm

2

Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 125161 N

Tahanan tarik satu baut, ft * Tn = 93871 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Tu1 £ ft * Tn

0 < 93871 ® AMAN (OK)

5. GAYA GESER PADA BAUT

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 271 N

Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m = 1

Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4

Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 201 mm

2

Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * Ab * fub = 66753 N

Tahanan geser baut, ff * Vn = 50064 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Vs1 £ ff * Vn

271 < 50064 ® AMAN (OK)

Page 25: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

6. GAYA TUMPU PADA BAUT

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 271 N

Diameter baut, d = 16 mm

Tebal plat sambung, t = 10 mm

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 142080 N

Tahanan tumpu, ff * Rn = 106560 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Rs1 £ ff * Rn

271 < 106560 ® AMAN (OK)

7. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa

Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 660 MPa

Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9

Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 1.35 MPa

Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fub = 249.00 MPa

Syarat yang harus dipenuhi :

fuv = Vu / ( n * Ab ) £ ff * r1 * m * fub

1.35 < 249.00 ® AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 0.00 N

Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 121692.73 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Tu1 £ ff * Tn

0.00 < 121692.73 ® AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.7 * fub = 581.00 MPa

Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 804.44 MPa

Syarat yang harus dipenuhi :

ft £ f1 - r2 * fuv

581.00 < 804.44 ® AMAN (OK)

Syarat yang harus dipenuhi :

ft £ f2

581.00 < 660.00 ® AMAN (OK)

Page 26: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

PERHITUNGAN PLAT DAN JUMLAH ALAT SAMBUNG

C. BATANG DIAGONAL ( BATANG D1 - D9 )

Kontrol Profil

Data-data

P 15.30 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

diameter alat sambung (d) 1.2 cm s (ijin) - Kg/cm2 1600

Dipakai Profil L50.50.5 F(cm2) = 4.800 cm2

Fperlu = 15.3 = 0.010 cm2 (untuk 2 penampang profil)

1600

F perlu untuk 1 profil = 0.010

2

= 0.00 cm2

F netto profil = 4.8 - 2 x 0.5 x 1.2

= 3.60 cm2 > 0.00 cm2 (Aman)

Perhitungan Plat Penyambung

Data-data

P 15 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

diameter alat sambung (d) 1.2 cm s (ijin) 1600

Tinggi Plat Penyambung L(cm) = 5.00

Fperlu = 15.3 = 0.010 cm2 (untuk 2 penampang profil)

1600

d = 0.010

( 5-1.2 )

= 0.00 cm ~ 0.10 cm

Perhitungan baut

Data-data

P 15 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

tebal plat sambung (d) 1.00 cm s (ijin) 1600

diameter alat sambung (d) 1.2 cm - sambungan iris ganda

s (tp) = 1.5 x 1600 = 2400 kg/cm2

t (baut) = 0.58 x 1600 = 928 kg/cm2

s (t) = 0.7 x 1600 = 1120 kg/cm2

Jumlah baut

Ngs = 2x0.25x3.14x1.2^2x928 = 2098 kg

Ntp = 1.2 x 1 x 2400 = 2880 kg

Nmax = 2880 kg

n = 15.3 = 0.01 buah ~ 2 buah

2880 minimal 2 buah

Page 27: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

C. BATANG DIAGONAL ( BATANG D1 - D9 )

1. DATA SAMBUNGAN

Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 153 N

1.1. BAUT

Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325

Tegangan tarik putus baut, fub = 830 MPa

Diameter baut d = 12 mm

Jarak antara baut, a = 50 mm

Jumlah baut dalam satu baris, nx = 2 bh

Jumlah baris baut, ny = 1 baris

Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75

Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75

1.2. PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh plat, fy = 240 MPa

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

Tinggi plat sambung = Tinggi profil b = 50 mm

Tebal plat sambung, t = 10 mm

2. LETAK GARIS NETRAL

Jumlah baut total, n = nx * ny = 2 bh

Tinggi plat sambung, h = ny * a = 50 mm

Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,

d = nx * ( p / 4 * D2 ) / a = 4.52 mm

Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 37.5 mm

Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.

Momen statis luasan terhadap garis netral,

1/2 * b' * (h - x)2 = 1/2. d * x

2

(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h

2 = 0

(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h

2 = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )

Ax = (b' - d)/2 = 16

Bx = - b' * h = -1875

Cx = 1/2 * b' * h2

= 46875

Dx = Bx2 - 4 * Ax * Cx = 424115

→ x = [ - Bx - Ö Dx ] / ( 2 * Ax ) = 37.11 mm

PERHITUNGAN SAMBUNGAN

Page 28: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

3. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)

s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)

Persamaan momen :

1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu

1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu

maka diperoleh : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3

/ x * b' + x2 * d ] ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :

Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,

Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3

/ x * b' + x2 * d ] = 0.00 MPa

Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,

Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0.00 MPa

Tegangan tarik pada baut baris teratas,

Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 0.00 MPa

Tegangan tarik putus pada baut dan plat :

Tegangan tarik putus baut, fub = 830 MPa

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

4. GAYA TARIK PADA BAUT

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 0 N

Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 0 N

Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 113 mm

2

Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 70403 N

Tahanan tarik satu baut, ft * Tn = 52802 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Tu1 £ ft * Tn

0 < 52802 ® AMAN (OK)

5. GAYA GESER PADA BAUT

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 77 N

Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m = 1

Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4

Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 113 mm

2

Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * Ab * fub = 37548 N

Tahanan geser baut, ff * Vn = 28161 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Vs1 £ ff * Vn

77 < 28161 ® AMAN (OK)

Page 29: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

6. GAYA TUMPU PADA BAUT

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 77 N

Diameter baut, d = 12 mm

Tebal plat sambung, t = 10 mm

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 106560 N

Tahanan tumpu, ff * Rn = 79920 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Rs1 £ ff * Rn

77 < 79920 ® AMAN (OK)

7. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa

Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 660 MPa

Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9

Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 0.68 MPa

Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fub = 249.00 MPa

Syarat yang harus dipenuhi :

fuv = Vu / ( n * Ab ) £ ff * r1 * m * fub

0.68 < 249.00 ® AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 0.00 N

Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 68452.16 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Tu1 £ ff * Tn

0.00 < 68452.16 ® AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.7 * fub = 581.00 MPa

Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 805.71 MPa

Syarat yang harus dipenuhi :

ft £ f1 - r2 * fuv

581.00 < 805.71 ® AMAN (OK)

Syarat yang harus dipenuhi :

ft £ f2

581.00 < 660.00 ® AMAN (OK)

Page 30: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

PERHITUNGAN PLAT DAN JUMLAH ALAT SAMBUNG

D. BATANG VERTIKAL ( BATANG V1 - V8 )

Kontrol Profil

Data-data

P 7.97 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

diameter alat sambung (d) 1.2 cm s (ijin) - Kg/cm2 1600

Dipakai Profil L50.50.5 F(cm2) = 4.800 cm2

Fperlu = 7.97 = 0.005 cm2 (untuk 2 penampang profil)

1600

F perlu untuk 1 profil = 0.005

2

= 0.00 cm2

F netto profil = 4.8 - 2 x 0.5 x 1.2

= 3.60 cm2 > 0.00 cm2 (Aman)

Perhitungan Plat Penyambung

Data-data

P 8 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

diameter alat sambung (d) 1.2 cm s (ijin) 1600

Tinggi Plat Penyambung L(cm) = 5.00

Fperlu = 7.97 = 0.005 cm2 (untuk 2 penampang profil)

1600

d = 0.005

( 5-1.2 )

= 0.00 cm ~ 0.10 cm

Perhitungan baut

Data-data

P 8 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37

tebal plat sambung (d) 1.00 cm s (ijin) 1600

diameter alat sambung (d) 1.2 cm - sambungan iris ganda

s (tp) = 1.5 x 1600 = 2400 kg/cm2

t (baut) = 0.58 x 1600 = 928 kg/cm2

s (t) = 0.7 x 1600 = 1120 kg/cm2

Jumlah baut

Ngs = 2x0.25x3.14x1.2^2x928 = 2098 kg

Ntp = 1.2 x 1 x 2400 = 2880 kg

Nmax = 2880 kg

n = 7.97 = 0.00 buah ~ 2 buah

2880 minimal 2 buah

Page 31: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

D. BATANG VERTIKAL ( BATANG V1 - V8 )

1. DATA SAMBUNGAN

Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 80 N

1.1. BAUT

Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325

Tegangan tarik putus baut, fub = 830 MPa

Diameter baut d = 12 mm

Jarak antara baut, a = 50 mm

Jumlah baut dalam satu baris, nx = 2 bh

Jumlah baris baut, ny = 1 baris

Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75

Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75

1.2. PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh plat, fy = 240 MPa

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

Tinggi plat sambung = Tinggi profil b = 50 mm

Tebal plat sambung, t = 10 mm

2. LETAK GARIS NETRAL

Jumlah baut total, n = nx * ny = 2 bh

Tinggi plat sambung, h = ny * a = 50 mm

Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,

d = nx * ( p / 4 * D2 ) / a = 4.52 mm

Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 37.5 mm

Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.

Momen statis luasan terhadap garis netral,

1/2 * b' * (h - x)2 = 1/2. d * x

2

(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h

2 = 0

(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h

2 = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )

Ax = (b' - d)/2 = 16

Bx = - b' * h = -1875

Cx = 1/2 * b' * h2

= 46875

Dx = Bx2 - 4 * Ax * Cx = 424115

→ x = [ - Bx - Ö Dx ] / ( 2 * Ax ) = 37.11 mm

PERHITUNGAN SAMBUNGAN

Page 32: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

3. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)

s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)

Persamaan momen :

1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu

1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu

maka diperoleh : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3

/ x * b' + x2 * d ] ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :

Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,

Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3

/ x * b' + x2 * d ] = 0.00 MPa

Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,

Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0.00 MPa

Tegangan tarik pada baut baris teratas,

Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 0.00 MPa

Tegangan tarik putus pada baut dan plat :

Tegangan tarik putus baut, fub = 830 MPa

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

4. GAYA TARIK PADA BAUT

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 0 N

Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 0 N

Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 113 mm

2

Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 70403 N

Tahanan tarik satu baut, ft * Tn = 52802 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Tu1 £ ft * Tn

0 < 52802 ® AMAN (OK)

5. GAYA GESER PADA BAUT

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 40 N

Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m = 1

Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4

Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 113 mm

2

Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * Ab * fub = 37548 N

Tahanan geser baut, ff * Vn = 28161 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Vs1 £ ff * Vn

40 < 28161 ® AMAN (OK)

Page 33: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

6. GAYA TUMPU PADA BAUT

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 40 N

Diameter baut, d = 12 mm

Tebal plat sambung, t = 10 mm

Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 106560 N

Tahanan tumpu, ff * Rn = 79920 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Rs1 £ ff * Rn

40 < 79920 ® AMAN (OK)

7. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa

Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 660 MPa

Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9

Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 0.35 MPa

Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fub = 249.00 MPa

Syarat yang harus dipenuhi :

fuv = Vu / ( n * Ab ) £ ff * r1 * m * fub

0.35 < 249.00 ® AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 0.00 N

Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 68452.16 N

Syarat yang harus dipenuhi :

Tu1 £ ff * Tn

0.00 < 68452.16 ® AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.7 * fub = 581.00 MPa

Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 806.33 MPa

Syarat yang harus dipenuhi :

ft £ f1 - r2 * fuv

581.00 < 806.33 ® AMAN (OK)

Syarat yang harus dipenuhi :

ft £ f2

581.00 < 660.00 ® AMAN (OK)

Page 34: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

78

4.2 Pelat Lantai

Pada sistem perencanaan pelat direncanakan sama dari lantai 1 – 5 dengan

tumpuan berupa jepit ataupun bebas. Sistem penulangan direcanakan sama pada tiap-

tiap lantai.

Gambar 4.2.1 Denah Pelat Lantai

Sumber : dokumen pribadi (Gambar Autocad)

4.2.1 Pedoman Perhitungan Pelat

Dalam perencanaan pelat lantai, pedoman yang dipakai:

1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung

(PPPURG 1987)

2. SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk

Bangunan Gedung.

4.2.2 Perhitungan Pelat Lantai

Page 35: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

79

4.2.3 Data teknis pelat lantai rencana:

1. Material beton

f.c = 30 Mpa

Berat per unit volume = 2.400 Kg/m3

Modulus elastisitas = 23.500 Mpa

√ √

(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 )

2. Material tulangan

Fy = 240 Mpa

Berat per unit volume = 7.850 kg/m3

Modulus elastisitas = 200.000 Mpa

(pasal 5.1.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 9)

4.2.4 Menentukan syarat-syarat batas dan bentang pelat lantai

Gambar 4.2.2 Tampak Atas Plat Lantai 1

Plat Lx = 325 cm, Ly = 650 cm dengan kode A

Keterangan: Sisi bentang pendek ( Lx )

Sisi bentang panjang ( Ly )

< 2 menggunakan plat lantai dua arah (two way slab)

Page 36: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

80

4.2.5 Menentukan tebal plat lantai

Perencanaan pelat dalam menentukan tebal diambil dari bentang pelat yang

lebih pendek (lx) dari luasan pelat terbesar. Pada lantai 2 sampe 5 memiliki 1 type

pelat. Dengan menggunakan asumsi pelat 2 arah, dan menggunakan standar pelat

dengan ketebalan 12 cm. Asumsi menggunakan beton konvensional dengan

perhitungan bahwa setiap plat dibatasi oleh balok.

(

)

(

)

9,90 cm

( Maka tebal plat lantai yang digunakan yaitu 12 cm )

(SNI -03 -2847 -2002, pasal 11.5(3(3), hal 66 )

4.2.6 Data beban yang bekerja pada pelat

4.2.6.1 Beban mati

Berat jenis beton bertulang = 2400 Kg/m3

Berat jenis Baja = 7850 Kg/m3

Berat jenis lapisan lantai = 1800 Kg/m3

Penutup lantai = 24 Kg/m2

Tebal lapisan lantai = 3 cm

Dinding pas. Setengah bata = 250 Kg/m2

(tanpa lubang)

Berat plafond 11+7 = 18 Kg/cm

( PPPURG 1987, hal 5 dan 6 )

4.2.6.2 Beban hidup

Bangunan perkantoran = 250 Kg/m2

( PPPURG 1987, hal 12 )

4.2.7 Pembebanan Pada Pelat

1. Beban mati (WD)

Berat plat lantai = 2400 x 0,12 = 288 Kg/m2

Berat spesi lantai = 0,03 x 1800 = 54 Kg/m2

Page 37: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

81

Penutup lantai = 24 Kg/m2

Berat plafond = 18 Kg/m2

Total pembebanan (WD) = 384 Kg/m2

2. Beban hidup (WL)

Beban hidup perkantoran = 250 Kg/m2

3. Kombinasi pembebanan

WU = 1,2 WD + 1,6 WL

= 1,2 (384) + 1,6 (250)

= 860,8 Kg/m2

8,61 KN/m2

4.2.8 Perhitungan Momen pada Tumpuan dan Lapangan

Gambar 4.2.3. Skema Penulangan Pelat

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)

Page 38: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

82

Tabel 4.2.1. Skema Penulangan Pelat

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)

4.2.8.1 Momen yang dihasilkan

Perhitungan pada pelat tipe A dengan dimensi 320 x 650 cm, lantai utama.

Untuk mempermudah dan memepercepat perhitungan maka diambil nilai

koefisien dari Tabel 4.2.1. yang paling besar.

Untuk daerah tumpuan menggunakan koefisien (-)

Untuk daerah lapangan menggunakan koefisien (+)

1. Momen Tumpuan Tx

2. Momen Lapangan Lx

3. Momen Tumpuan Ty ( )

4. Momen Lapangan Ly ( )

Page 39: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

83

4.2.9 Perhitungan Penulangan Pelat

Tebal pelat (h) = 12 cm 120 mm

Fc = 30 Mpa 300 kg/cm2

Fy = 240 Mpa 2400 Kg/cm2

min = 0,00583

( Buku Gideon jilid 1, tabel 6, hal 51 )

Tebal Selimut Beton = p = 20 mm

( Buku Gideon jilid 1, tabel 3, hal 44 )

Diameter tulangan arah x = 10 10 mm

Tinggi evektif arah x

dx = h – p – ½ Dx

= 120 – 20 – ½ 10

= 95 mm

Diameter tulangan arah y = 10 10 mm

Tinggi evektif arah y

dy = h – p – Dy – ½ Dy

= 120 – 20 – 10 – ½ 10

= 85 mm

4.2.9.1 Tulangan yang dihasilkan

Perhitungan tulangan pada pelat lantai secara manual dengan program

Microsoft excel.

Perhitungan tulangan pada interpolasi untuk menentukan ( ρ), sesuai dengan

tabel 5.1h, buku Gideon jilid 4 pada halaman 46. Adapun rumus dalam interpolasi:

= A ρ = a

= X Interpolasi

= B ρ = b

Page 40: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

84

ρ = a +

× (b – a)

Tabel 4.2.2. Penentuan ρ pada Mutu beton Fc’ 30

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)

Sedangkan untuk mencari tulangan pada pelat lantai dibantu dengan tabel

13a, buku Gideon jilid 1 pada halaman 58.

Tabel 4.2.3. Diameter Batang dalam mm2

per meter lebar Pelat

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)

Page 41: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

85

Dalam menentukan diameter dan jumlah tulangan disesuaikan dengan

perencanaan yang dibuat. Adapun hasil dari perhitungan tulangan, sebagai berikut:

Perhitungan pada pelat tipe A dengan dimensi 325 x 650 cm, lantai utama.

1. Penulangan Arah X

Momen Lapangan (Mlx) = KN.m

= 372,74 KN/m

2

= 200 ρ = 0,0010

= 372,74 Interpolasi

= 300 ρ = 0,0016

ρ = 0,0010 +

× (0,0016 – 0,0010)

= 0,0014... ρmin > ρ

As = ρmin × b × dx

= 0,0058 × 1000 × 95

= 554 mm2

Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai 10 – 250 (As = 628 mm2)

2. Penulangan Arah X

Momen Tumpuan (Mtx) = KN.m

= -785,92 KN/m

2

= 500 ρ = 0,0026

= 785,92 Interpolasi

= 600 ρ = 0,0032

ρ = 0,0026 +

× (0,0032 – 0,0026)

= 0,0031... ρmin > ρ

As = ρmin × b × dx

= 0,0058 × 1000 × 95

= 554 mm2

Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai 10 – 125 (As = 628 mm2)

Page 42: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

86

3. Penulangan Arah Y

Momen Lapangan (Mly) = KN.m

= 151,13 KN/m

2

= 100 ρ = 0,0005

= 151,13 Interpolasi

= 200 ρ = 0,0010

ρ = 0,0005 +

× (0,0010 – 0,0005)

= 0,00075... ρmin > ρ

As = ρmin × b × dx

= 0,0058 × 1000 × 95

= 554 mm2

Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai 10 – 250 (As = 628 mm2)

4. Penulangan Arah Y

Momen Tumpuan (Mty) = KN.m

= - 473,57 KN/m

2

= 400 ρ = 0,0021

= 473,57 Interpolasi

= 500 ρ = 0,0026

ρ = 0,0026 +

× (0,0026 – 0,0021)

= 0,0029... ρmin > ρ

As = ρmin × b × dx

= 0,0058 × 1000 × 85

= 496 mm2

Didapat dari tabel 13a Tulangan yang dipakai 10 – 125 (As = 628 mm2)

Page 43: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

87

Gambar 4.2.3 Denah Penulangan Pelat A (Tebal 12 cm)

Sumber : dokumen pribadi (Gambar Autocad)

Page 44: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

88

4.3 Portal (Balok dan Kolom)

Gambar 4.3.1. Prefektif Rangka Portal Struktur Beton

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

4.3.1 Pedoman Perhitungan Balok dan Kolom

Dalam perencanaan Balok dan Kolom, pedoman yang dipakai:

1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung

(PPPURG 1987)

2. SNI 03-1726-2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa

untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.

3. SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk

Bangunan Gedung.

4.3.2 Perhitungan Balok dan Kolom

1. Material beton

Berat per unit volume = 2400 Kg/m3

f.c ( kolom ) = 30 Mpa

Page 45: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

89

Modulus elastisitas = 25742,960 Mpa

√ √

(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 )

f.c ( balok ) = 30 Mpa

Modulus elastisitas = 25742,960 Mpa

√ √

(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 )

(1 MPa = 101971,62 kgf/m2)

fc' 30 = 30 MPa = 3059148,6 kgf/m2

fy 400 = 400 MPa = 40788648 kgf/m2

fy 240 = 240 MPa = 24473188 kgf/m2

Gambar 4.3.2 Material Propety data

2. Material tulangan

Besi ulir , Fy = 400 Mpa

Fu = 520 Mpa

Besi polos , Fy = 240 Mpa

Fu = 390 Mpa

Berat per unit volume = 7850 kg/m3

Modulus elastisitas = 200000 Mpa

4.3.3 Menentukan Syarat-syarat Batas dan Panjang Bentang

Balok dianggap ditumpu bebas pada kedua tepinya, dengan panjang bentang

240 cm dan 480 cm.

Page 46: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

90

4.3.4 Menentukan Dimensi

1. Pada perencanaan dimensi balok menggunakan acuan dengan asumsi

awal, 1/10 dari jarak antar kolom.

B1 = 35 x 70 cm

B2 = 30 x 60 cm

B3 = 25 x 50 cm

B4 = 20 x 40 cm

B5 = 20 x 30 cm

2. Pada perencanaan dimensi kolom dengan menyesuaikan beban yang

terjadi dengan asumsi awal, K1 = 60 x 60 cm, K2 = 50 x 50 cm dan K 3 =

30 x 30 cm.

4.3.5 Pembebanan Portal

Sesuai dengan Peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan

Gedung ( PPPURG 1987 ), ada empat pembebanan yang ditinjau dalam portal, yaitu

beban mati, beban hidup, beban angin dan beban gempa. Sesuai dengan

kegunaannya, diperoleh beban sebagai berikut :

6.3.5.1 Beban pada pelat lantai

1. Beban mati (WD)

Berat spaci lantai = 0,03 x 1800 = 54 Kg/m2

Penutup lantai = 24 Kg/m2

Berat plafond = 18 Kg/m2

Total pembebanan (WD) = 96 Kg/m2

Page 47: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

91

Gambar 4.3.3. Beban Mati Pelat

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

2. Beban hidup (WL)

Beban perkantoran = 250 Kg/m2

Gambar 4.3.4. Beban Hidup Pelat

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

Page 48: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

92

6.3.5.2 Beban pada balok

Berat dinding ( bata ringan) = 3.5 m x 100 kg

= 350 kg.m

Berat kuda-kuda = 285 kg

Gambar 4.3.5. Beban Pada Balok dan Beban Kuda-Kuda

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

6.3.5.3 Beban Pada Portal

Karena data kecepatan angin tidak diketahui, maka diambil tekanan minimal

sebesar p = 25 kg/m2 . sesuai dengan data pembebanan pada buku PPPURG 1987.

Angin sebagai beban merata pada bangunan, pada pemodelan rangka angin

dikenakan pada setiap joint sebagai beban terpusat.

Dalam mengubah beban angin menjadi beban terpusat:

- Panjang dinding = 6,5 m

- Tinggi dinding = 3,5 m

- Tekanan angin minimun = 25 kg/m2

Pada daerah tengah

P = 6,5 x 3,5 x 25 = 568,75 kg

Pada daerah tepi

P =( 6,5 x 3,5 x 25 ) / 2 = 284,37 kg

Page 49: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

93

1. Angin tekan

Pada daerah tengah

Koefisien tekan 0,9 maka: 650 x 0,9 = 585 kg

Pada daerah tepi

Koefisien tekan 0,9 maka: 350 x 0,9 = 315 kg

Gambar 4.3.6. Beban Angin

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

2. Beban gempa

Beban gempa atau respons spectrum yang terjadi sesuai dengan data

pada peritungan gempa, mengacu pada SNI 03-1726-2012.

a. Menentukan Kategori Resiko Struktur Bangunan (I-IV) dan

faktor keutamaan (Ie)

Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan

non gedung sesuai Tabel 4.3.1 pengaruh gempa rencana terhadapnya

harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan Ie menurut Tabel

4.3.2.

Page 50: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

94

Tabel 4.3.1. Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Untuk Beban

Gempa

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Tabel 4.3.2. Faktor Keutamaan Gempa

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Page 51: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

95

Gedung yang direncanakan berupa gedung perkantoran

dengan kategori risiko II, untuk faktor keutamaan gedung adalah :

Ie = 1,0

a. Menentukan Parameter percepatan gempa (SS, S1)

Berdasarkan dari gambar respon spektra pada Gambar 4.3.7

dan Gambar 4.3.8 didapat nilai parameter Ss dan S1, dimana

parameter Ss (percepatan batuan dasar pada perioda pendek) dan

parameter S1 (percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik).

Gambar 4.3.7. Peta Parameter Ss Wilayah Indonesia

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Page 52: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

96

Gambar 4.3.8. Peta Parameter S1 Wilayah Indonesia

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Dari gambar tesebut wilayah kota Semarang memiliki nilai :

1. Ss = 0,5 -0,6 g

2. S1 = 0,3-0,4 g

b. Menentukan Kelas Situs

Penetapan Kelas Situs harus melalui penyelidikan tanah di

lapangan dan di laboratorium, yang dilakukan oleh otoritas yang

berwenang atau ahli desain geoteknik bersertifikat, dengan mengukur

minimal secara independen dua dari tiga parameter tanah yang

tercantum dalam Tabel 4.3.3.

Tipe kelas situs harus ditetapkan sesuai dengan definisi dari

Tabel 4.3.3. dan pasal pasal berikut.

Page 53: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

97

Tabel 4.3.3. Klasifikasi Situs

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Berdasarkan tabel 4.3.3 klasifikasi situs, letak wilayah Kota

Semarang sesuai dengan wilayah perencanaan pembangunan, dengan

klasifikasi situs berada pada (SD) tanah sedang dengan kecepatan 175

sampai 350 m/detik.

c. Menentukan Koefisien-koefisien situs dan paramater-parameter

respons spektral percepatan gempa maksimum yang

dipertimbangkan risiko- tertarget (MCER)

Dalam penentuan respons spektral percepatan gempa MCER

di permukaan tanah, diperlukan suatu faktor amplifikasi seismik pada

perioda 0,2 detik dan perioda 1 detik. Faktor amplifikasi meliputi

Page 54: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

98

faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran perioda

pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili

getaran perioda 1 detik (Fv).

Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek

(SMS) dan perioda satu detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh

klasifikasi situs.

Tabel 4.3.4. Koefisien Situs (Fa)

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Tabel 4.3.5. Koefisien Situs (Fv)

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Page 55: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

99

Menghitung nilai SMS dan SM1 meggunakan rumus empiris:

SMS = Fa SS

= 1,4 x 0,5 = 0,7

SM1 = Fv S1

= 1,8 x 0,3 = 0,54

Didapat nilai SMS, SM1, langkah selanjutnya mencari harga SDS, SD1

menggunakan rumus empiris:

SDS = 2/3 SMS

= 2/3 x 0,7 = 0,46

SD1 = 2/3 SM1

= 2/3 x 0,54 = 0,36

d. Menentukan Spektrum respons Desain

Bila spektrum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan

prosedur gerak tanah dari spesifik-situs tidak digunakan, maka kurva

spektrum respons desain harus dikemb

angkan dengan mengacu pada Gambar 4.3.4 dan mengikuti ketentuan

di bawah ini :

1) Untuk perioda yang lebih kecil dari T0, spektrum respons

percepatan desain, Sa harus diambil dari persamaan:

(

)

2) Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil

dari atau sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain, Sa,

sama dengan SDS.

3) Untuk perioda lebih besar dari Ts, spektrum respons percepatan

desain, Sa, diambil berdasarkan persamaan:

Page 56: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

100

Keterangan :

SDS= parameter respons spektral percepatan desain pada perioda pendek

SD = parameter respons spektral percepatan desain pada perioda 1 detik

T = perioda getar fundamental struktur

Gambar 4.3.9. Spektrum Respons Desain

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

e. Spektrum Respons Desain Sistem Aplikasi Data

Dalam menentukan Respon Spektrum secara akurat,

digunakannya sistem aplikasi data dari situs

(http:puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia/.), cara

kerja aplikasi ini secara online. Setelah masuk ke program, terdapat

kolom titik koordinat yang harus diisi sesuai dengan perencanaan

wilayah pembangunan.

Dengan memasukan titik koordinat wilayah khususnya daerah

Jl. Pemuda No.7 Ungaran Kab. Semarang sesuai dengan perencanaan

wilayah pembangunan, didapat nilai respons spektrum pada tabel

4.3.6

Page 57: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

101

Tabel 4.3.6 Spectrum Respon Desain Aplikasi Data

f. Menentukan Kategori desain seismik (A-D)

Dalam menentukan Ketegori desain seismik apabila digunakan

alternatif prosedur penyederhanaan desain pada pasal 8 (SNI 1726-

2012) kategori disain seismik diperkenankan untuk ditentukan dari

Tabel 4.3.6 dengan menggunakan nilai SDS yang ditentukan dalam

pasal 8.8.1 (SNI 1726-2012)

Page 58: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

102

Tabel 4.3.7. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons

Percepatan Pada Perioda Pendek

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Tabel 4.3.8. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons

Percepatan Pada Perioda 1 detik

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Harga,

SDS= 0.46 (0,33 < SDS <0,5) =>Kategori Resiko Tipe C

SD1= 0.36 (0,133 < SD1 < 0,2) =>Kategori Resiko Tipe D

g. Pemilihan sistem struktur dan parameter sistem (R, Cd, Ωo,)

Sistem penahan gaya gempa lateral dan vertikal dasar harus

memenuhi salah satu tipe yang ditunjukkan dalam Tabel 4.3.9

Page 59: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

103

Tabel 4.3.9. Faktor R, Cd dan T105o Untuk Sistem penahan Gaya Gempa

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung.

Untuk sistem penahan gaya gempa dengan rangka beton

bertulang pemikul momen khusus, didapat :

- Koefisien modifikasi respons (R) = 8

- Faktor kuat lebih sistem (Ωo ) = 3

- Faktor pembesaran defleksi (Cd) = 5,5

Faktor reduksi untuk perhitungan beban gempa

Scale factor = I/R x 9,81

= 1/8 x 9,81

= 1,22625

Keterangan:

SC = Scale Factor (dalam meter)

I = Faktor keutamaan Gempa

R = Faktor Reduksi Gempa

9,81 = Koefisien grafitasi

Page 60: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

104

Gambar 4.3.10. Data Respons Spectrum

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

4.3.6 Menentukan Momen pada Portal

Untuk menentukan momen, perhitungan dilakukan menggunakan bantuan

program aplikasi komputer ( SAP 2000 ). Hasil momen yang didapat sesuai dengan

data masukan.

Dengan kombinasi pembebanan sebagai berikut:

- 1,2 D + 1, 6 L

- 1,2 D + L + 0,3 Ex + Ey

- 1,2 D + L + Ex + 0,3 Ey

- 1,4 D

- 0,9 D + Ex + 0,3 Ey

- 0,9 D + 0,3 Ex + Ey

- 1,2 D + L + 1,6 Wkanan

- 1,2 D + L + 1,6 Wkiri

- 0,9 D + 1,6 Wkanan

- 0,9 D + 1,6 Wkiri

Hasil momen berbentuk tabel terlampir sebagai lampiran.

Page 61: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

105

4.3.7 Menghitung Berat Tingkat (W) dan Massa Tingkat (M)

1. Lantai 1

Berat Balok

B1 (35 x 70) : (0,35 m x 0,7 m) x 195 m x 2400 kg/m3 : 114660 kg

B2 (30 x 60) : (0,30 m x 0,6 m) x 191 m x 2400 kg/m3 : 82512 kg

B3 (25 x 50) : (0,25 m x 0,5 m) x 162,5 m x 2400 kg/m3 : 48750 kg

B5 (20 x 30) : (0,20 m x 0,3 m) x 8,5 m x 2400 kg/m3 : 1224 kg

Beban Terpusat akibat beban mati dan beban hidup pada lantai gedung

WD : (913,52 m2 x 96 kg/m

2) + (913,52 m

2 x 0,12 x 2400 kg/m

3) + 114660

kg + 82512 kg+ 48750 kg +1224 kg : 597937,68 kg

WL : 913,52 m2 x 250 kg/m

2 : 228380 kg

Beban terpusat pada titik berat lantai gedung koef. Reduksi beban hidup 0,25

W : 597937,68 kg + (0,25) . 228380 kg : 655032,68 kg

Percepatan gravitasi : g = 9,8 m/detik2

Massa terpusat pada lantai gedung :

M : W / g : 655032,68 / 9,8 : 66840,39 ~ 66841 kg

2. Lantai 2

Berat Balok

B1 (35 x 70) : (0,35 m x 0,7 m) x 205 m x 2400 kg/m3 : 120540 kg

B2 (30 x 60) : (0,30 m x 0,6 m) x 197,5 m x 2400 kg/m3 : 85320 kg

B4 (20 x 40) : (0,20 m x 0,4 m) x 137 m x 2400 kg/m3 : 26304 kg

B5 (20 x 30) : (0,20 m x 0,3 m) x 22 m x 2400 kg/m3 : 3168 kg

Beban Terpusat akibat beban mati dan beban hidup pada lantai gedung

WD : (913,52 m2 x 96 kg/m

2) + (913,52 m

2 x 0,12 x 2400 kg/m

3) + 120540

kg + 85320 kg+ 26304 kg +3168 kg : 586123,68 kg

WL : 913,52 m2 x 250 kg/m

2 : 228380 kg

Beban terpusat pada titik berat lantai gedung koef. Reduksi beban hidup 0,25

W : 586123,68 kg + (0,25) . 228380 kg : 643218,68 kg

Percepatan gravitasi : g = 9,8 m/detik2

Massa terpusat pada lantai gedung :

M : W / g : 643218,68 / 9,8 : 65634,55 ~ 65635 kg

Page 62: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

106

3. Lantai 3

Berat Balok

B1 (35 x 70) : (0,35 m x 0,7 m) x 195 m x 2400 kg/m3 : 114660 kg

B2 (30 x 60) : (0,30 m x 0,6 m) x 191 m x 2400 kg/m3 : 82512 kg

B4 (20 x 40) : (0,20 m x 0,4 m) x 137 m x 2400 kg/m3 : 26304 kg

B5 (20 x 30) : (0,20 m x 0,3 m) x 8,5 m x 2400 kg/m3 : 1224 kg

Beban Terpusat akibat beban mati dan beban hidup pada lantai gedung

WD : (913,52 m2 x 96 kg/m

2) + (913,52 m

2 x 0,12 x 2400 kg/m

3) + 114660

kg + 82512 kg+ 26304 kg +1224 kg : 575491,68 kg

WL : 913,52 m2 x 250 kg/m

2 : 228380 kg

Beban terpusat pada titik berat lantai gedung koef. Reduksi beban hidup 0,25

W : 215604 kg + (0,25) . 228380 kg : 632586,68 kg

Percepatan gravitasi : g = 9,8 m/detik2

Massa terpusat pada lantai gedung :

M : W / g : 632586,68 / 9,8 : 64549,66 ~64550 kg

4. Lantai 4

Berat Balok

B1 (35 x 70) : (0,35 m x 0,7 m) x 97,5 m x 2400 kg/m3 : 57330 kg

B2 (30 x 60) : (0,30 m x 0,6 m) x 65 m x 2400 kg/m3 : 28080 kg

B3 (25 x 50) : (0,25 m x 0,5 m) x 249 m x 2400 kg/m3 : 74700 kg

B5 (20 x 30) : (0,20 m x 0,3 m) x 46 m x 2400 kg/m3 : 6624 kg

Beban Terpusat akibat beban mati dan beban hidup pada lantai gedung

WD : (331,50 m2 x 96 kg/m

2) + (331,5 m

2 x 0,12 x 2400 kg/m

3) + 57330

kg + 28080 kg + 74700 kg + 6624 kg : 294030 kg

WL : 331,5 m2 x 250 kg/m

2 : 82875 kg

Beban Kuda-Kuda Baja dan Penutup Atap

WK : 285 kg x 12 buah : 3420 kg

Beban terpusat pada titik berat lantai gedung koef. Reduksi beban hidup 0,25

W : 294030 kg + (0,25) . 82875 kg + 3420 kg : 318168,75 kg

Percepatan gravitasi : g = 9,8 m/detik2

Massa terpusat pada lantai gedung :

M : W / g : 318168,75 / 9,8 : 32446,19 ~32447 kg

Page 63: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

107

5. Lantai 5

Berat Balok

B1 (35 x 70) : (0,35 m x 0,7 m) x 97,5 m x 2400 kg/m3 : 57330 kg

B2 (30 x 60) : (0,30 m x 0,6 m) x 65 m x 2400 kg/m3 : 28080 kg

B5 (20 x 30) : (0,20 m x 0,3 m) x 46 m x 2400 kg/m3 : 6624 kg

Beban Terpusat akibat beban mati dan beban hidup pada lantai gedung

WD : (331,50 m2 x 96 kg/m

2) + (331,5 m

2 x 0,12 x 2400 kg/m

3) + 57330

kg + 28080 kg + 6624 kg : 219330 kg

WL : 331,5 m2 x 250 kg/m

2 : 82875 kg

Beban terpusat pada titik berat lantai gedung koef. Reduksi beban hidup 0,25

W : 219330 kg + (0,25) . 82875 kg : 240048,75 kg

Percepatan gravitasi : g = 9,8 m/detik2

Massa terpusat pada lantai gedung :

M : W / g : 240048,75 / 9,8 : 24494,77 ~24495 kg

6. Lantai Atap

Berat Balok

B1 (35 x 70) : (0,35 m x 0,7 m) x 97,5 m x 2400 kg/m3 : 57330 kg

B2 (30 x 60) : (0,30 m x 0,6 m) x 65 m x 2400 kg/m3 : 28080 kg

B5 (20 x 30) : (0,20 m x 0,3 m) x 44,75 m x 2400 kg/m3 : 6444 kg

Beban Terpusat akibat beban mati dan beban hidup pada lantai gedung

WD : (331,50 m2 x 96 kg/m

2) + (331,5 m

2 x 0,12 x 2400 kg/m

3) + 57330

kg + 28080 kg + 6444 kg : 219150 kg

WL : 331,5 m2 x 250 kg/m

2 : 82875 kg

Beban terpusat pada titik berat lantai gedung koef. Reduksi beban hidup 0,25

W : 219150 kg + (0,25) . 82875 kg : 239868,75 kg

Percepatan gravitasi : g = 9,8 m/detik2

Massa terpusat pada lantai gedung :

M : W / g : 239868,75 / 9,8 : 24476,40 ~24477 kg

Page 64: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

108

Gambar 4.3.11. Gambar Input Masa Terpusat (Lump Mass)

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

4.3.8 Hasil Run di SAP

Gambar 4.3.12. Check Design of Structure

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

Page 65: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

109

4.3.9 Cek Simpangan Antar Lantai

Arah X :

Tabel 4.3.10. Pemeriksaan Simpangan Antar Lantai Arah X

Lantai

X

Tinggi

Tingkat

(H)

Simpangan

Lantai (Δa)

Perpindahan

Elastik

δ ex (cm)

Perpindahan

yg diperbesar

(Δx) cm

Simpangan

(Δx)

Rasio

Simpangan

Δx/Hx-1

Memenuhi

syarat ?

Drift < 0,02

6 350 10 0,004 0,022 0,002 0,000005 Ya

5 350 10 0,002 0,011 0,0005 0,000028 Ya

4 350 10 0,0015 0,00825 0,0005 0,000021 Ya

3 350 10 0,001 0,0055 0,0005 0,000013 Ya

2 350 10 0,0005 0,00275 0,0005 0,0000007 Ya

Arah Y :

Tabel 4.3.11. Pemeriksaan Simpangan Antar Lantai Arah Y

Lantai

X

Tinggi

Tingkat

(H)

Simpangan

Lantai (Δa)

Perpindahan

Elastik

δ ex (cm)

Perpindahan

yg diperbesar

(Δx) cm

Simpangan

(Δx)

Rasio

Simpangan

Δx/Hx-1

Memenuhi

syarat ?

Drift < 0,02

6 350 10 0,0038 0,0209 0,0017 0,000053 Ya

5 350 10 0,0021 0,01155 0,0007 0,00003 Ya

4 350 10 0,0014 0,0077 0,0007 0,00002 Ya

3 350 10 0,0007 0,0039 0,0005 0,000009 Ya

2 350 10 0,0002 0,0011 0,0002 0,000003 Ya

Keterangan :

Simpangan antar lantai yang diizinkan untuk kategori resiko I dan II Δa : 0,025*H ;

Kategori III : Δa : 0,020*H ; Kategori IV Δa : 0,025*H

Perpindahan elastik pada lantai didapat δ ex dari output SAP 2000

Perpindahan yang diperbesar pada lantai, Δx = (δex*Cd) / Ie

Simpangan antar lantai x dan lantai x-, Δx harus < Δa

Rasio Simpangan Antar Lantai Δx/ H (x-1) harus < 0,02.

Page 66: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

110

4.4.0 Menghitung Tulangan Kolom

1. Kolom 60 x 60 cm

Ukuran Kolom = 600 x 600 mm

Ø tul pokok (D) = 20 mm

Ø tul sengkang (Øs) = 12 mm

Selimut beton (p) = 40 mm

Mutu beton (F’c) = 30 Mpa

Mutu baja (Fy) = 400 Mpa

ρ min = 1,4/ fy

= 0,0035

d = h – p – Øs - ⁄ ØD

= 600 – 40 – 12 – 10

= 538 mm

Pu = 1100,13 KNm = 1100130 Nm

Mu1 = -15,88 KNm

Mu2 = 32,59 kNm

Agr = 600 x 600 = 360000 mm2

1. Tulangan utama

Pada kolom diperkenankan menganggap faktor reduksi kekuatan Ø =

0,65

- Persyaratan eksentrisitas minimal kolom :

emin = (15 + 0,03 h) = 15 + 0,03 x 600 = 33 mm

- Eksentrisitas beban :

et =

=

= 0,014 m = 14 mm

- Koefisien untuk sumbu vertikal :

=

= 0,184 < 0,1

- Koefisien untuk sumbu horisontal :

x

= 0,184 x

= 0,0043

Page 67: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

111

( Tulangan simetris 4 sisi )

Dipilih

=

= 0,067

Menurut pada Gambar 9.9 (buku Gideon jilid 1 – grafik dan tabel

perencanaan beton bertulang)

- Dalam grafik didapat :

r = 0,022, untuk mutu beton 30 Mpa, didapat = 1,22

- Rasio tulangan pada penampang kolom :

= r x = 0,022 x 1,22

= 0,0268 ( > min )

- Luas tulangan yang diperlukan :

Ast = x Ag = 0,0268 x 360000

= 9684 mm2

Tulangan yang dipasang pada kolom 16 D 29 ( As = 10572 mm2 )

Gb.4.3.13. Susunan penulangan kolom

2. Tulangan sengkang

Vu = 12119 kg

Vc = 1/6 . √ . bw . d

= 0,6 . 1/6 . √ . 60 . 53,8 = 5103,9 kg

Vs = Vu - Vc

= 12119 – 5103,9

= 7015,1 kg

Tul. Pokok 16 D 29

Page 68: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

112

Menggunakan tulangan sengkang polos ( 12 mm ), maka :

Av = π r2

= Vs 22/7 . 6

2

= 113 mm

2

Jarak yang dibutuhkan sengkang :

s =

=

= 135 mm

Syarat jarak minimal :

s =

=

= 115 mm

Maka dibutuhkan sengkang 12 - 125

2. Kolom 50 x 50 cm

Ukuran Kolom = 500 x 500 mm

Ø tul pokok (D) = 20 mm

Ø tul sengkang (Øs) = 12 mm

Selimut beton (p) = 40 mm

Mutu beton (F’c) = 30 Mpa

Mutu baja (Fy) = 400 Mpa

ρ min = 1,4/ fy

= 0,0035

d = h – p – Øs - ⁄ ØD

= 500 – 40 – 12 – 10

= 438 mm

Pu = 1100,13 KNm = 1100130 Nm

Mu1 = -15,88 KNm

Mu2 = 32,59 kNm

Agr = 500 x 500 = 250000 mm2

Page 69: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

113

3. Tulangan utama

Pada kolom diperkenankan menganggap faktor reduksi kekuatan Ø =

0,65

- Persyaratan eksentrisitas minimal kolom :

emin = (15 + 0,03 h) = 15 + 0,03 x 500 = 30 mm

- Eksentrisitas beban :

et =

=

= 0,014 m = 14 mm

- Koefisien untuk sumbu vertikal :

=

= 0,265 < 0,1

- Koefisien untuk sumbu horisontal :

x

= 0,265 x

= 0,00742

( Tulangan simetris 4 sisi )

Dipilih

=

= 0,080

Menurut pada Gambar 9.9 (buku Gideon jilid 1 – grafik dan tabel

perencanaan beton bertulang)

- Dalam grafik didapat :

r = 0,022, untuk mutu beton 30 Mpa, didapat = 1,22

- Rasio tulangan pada penampang kolom :

= r x = 0,022 x 1,22

= 0,0268 ( > min )

- Luas tulangan yang diperlukan :

Ast = x Ag = 0,0268 x 250000

= 6700 mm2

Tulangan yang dipasang pada kolom 14 D 25 ( As = 6868,75 mm2 )

Page 70: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

114

Gb.4.3.13. Susunan penulangan kolom

4. Tulangan sengkang

Vu = 12119 kg

Vc = 1/6 . √ . bw . d

= 0,6 . 1/6 . √ . 50 . 53,8 = 4253,26 kg

Vs = Vu - Vc

= 12119 – 4253,26

= 7866 kg

Menggunakan tulangan sengkang polos ( 12 mm ), maka :

Av = π r2

= Vs 22/7 . 6

2

= 113 mm

2

Jarak yang dibutuhkan sengkang :

s =

=

= 185 mm

Syarat jarak minimal :

s =

=

Tul. Pokok 16 D 25

Page 71: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

115

= 163 mm

Maka dibutuhkan sengkang 12 - 150

3. Kolom 30 x 30 cm

Ukuran Kolom = 300 x 300 mm

Ø tul pokok (D) = 20 mm

Ø tul sengkang (Øs) = 12 mm

Selimut beton (p) = 40 mm

Mutu beton (Fc) = 30 Mpa

Mutu baja (Fy) = 400 Mpa

ρ min = 1,4/ fy

= 0,0035

d = h – p – Øs - ⁄ ØD

= 300 – 40 – 12 – 10

= 238 mm

Pu = 103,05 KNm = 203053 N

Mu1 = -13,42 KNm

Mu2 = 34,48 kNm

Agr = 300 x 300 = 90000 mm2

1. Tulangan utama

Pada kolom diperkenankan menganggap faktor reduksi kekuatan Ø =

0,65

- Persyaratan eksentrisitas minimal kolom :

emin = (15 + 0,03 h) = 15 + 0,03 x 300 = 24 mm

- Eksentrisitas beban :

et =

=

= 0,130 m = 130 mm

- Koefisien untuk sumbu vertikal :

=

= 0,07 < 0,1

- Koefisien untuk sumbu horisontal :

x

= 0,07 x

= 0,03

( Tulangan simetris 4 sisi )

Page 72: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

116

Dipilih

=

= 0,13

Menurut pada Gambar 9.9 ( buku Gideon jilid 1 – grafik dan tabel

perencanaan beton bertulang )

- Dalam grafik didapat :

r = 0,012, untuk mutu beton 30 Mpa, didapat = 1,20

- Rasio tulangan pada penampang kolom :

= r x = 0,012 x 1,20

= 0,015 ( ˂ min )

Maka dipakai min = 0,0035

- Luas tulangan yang diperlukan :

Ast = x Ag = 0,035 x 90000

= 315 mm2

Tulangan yang dipasang pada kolom 4 Ø 12 ( As = 452 mm2 )

Gb.4.3.14. Susunan penulangan kolom

2. Tulangan sengkang

3. Tulangan sengkang

Vu = 3204 kg

Vc = 1/6 . √ . bw . d

= 0,6 . 1/6 . √ . 30 . 23,8 = 5103,9 kg

Vs = Vu - Vc

= 3204 – 1128,9

= 2075,1 kg

Menggunakan tulangan sengkang polos ( 10 mm ), maka :

Av = π r2

Page 73: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

117

= Vs 22/7 . 5

2

= 78,57 mm

2

Jarak yang dibutuhkan sengkang :

s =

=

= 186 mm

Syarat jarak minimal :

s =

=

= 153 mm

Maka dibutuhkan sengkang 10 - 150

Page 74: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Perencanaan Geser dan Torsi balok B1 ( 350 x 700 mm )

f'c = 30 Mpa

fy = 400 Mpa

fys = 240 Mpa

b = 350 mm 0.35 m

h = 700 mm

tul. utama = 19 ulir

tul. Sengkang = 10 polos

p (tebal penutup beton) = 40 mm

d =

427 mm 0.427 m

Mu = 40.35 kNm (1 kgfm = 0,01 kNm)

Vu = 24.00 kN

Tu = 17.78 kNm

min = 0.0035

max = 0.0484

As = * b * d

1. Perencanaan lentur balok

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 0.0032 + 632.32 - 600 * ( 0.0037 - 0.0032 )

700 - 600

= 0.0032 + 32.32 * 0.0005

100

= 0.0034

dipakai = 0.0034

As = * b * d

= 502.388 mm² dipakai tulangan 3D16 ( As = mm²)

2. Gaya geser dan torsi nominal

Vn = Vu / ø = 24.00 / 0.6 = 40 kN

Tn = Tu / ø = 17.78 / 0.6 = 29.63 kNm

3. Hitung konstanta torsi : Acp dan Pcp

Acp = 350 * 700 = 245000 mm²

Pcp = 2 ( 350 + 700 ) = 2100 mm

x1 = 350 - 2 ( 40 + 10 ) = 260 mm

2

y1 = 700 - 2 ( 40 + 10 ) = 610 mm

2

Aoh = 260 * 610 = 158600 mm²

Ph = 2 ( 260 + 610 ) = 1740 mm

4. Mencari momen torsi batas, dimana torsi dapat diabaikan dalam perencanaan

Tu batas = ø √f'c Acp²12 Pcp

= kNm

Karena Tu = 17.78 > 7.83 maka torsi harus dihitung

h-p-øsengkang - 0.5 ø tul. Utama

= 632.32 kN/m2

= 600 = 0.0032

= 700 = 0.0037

604

= 7827868.218 Nmm

7.83

Page 75: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

5. Kuat geser penampang beton adalah :

1 √f'c b * d

6

= 136429 N = kN

Vc = 136 < Vn = 40

perlu tulangan geser

6. Check dimensi penampang terhadap persyaratan yang ditetapkan ( persamaan 14 ) :

²350 * 427

17.78 * 1,740 ²1.7 * 158600

2 30

350 * 427

0.11 ≤ 2.2 dimensi OK

7. Tulangan sengkang tertutup untuk menahan torsi

At

s

2*0.85* * 400 * cot

mm²

mm

8. Luas tulangan sengkang tertutup total untuk geser dan torsi adalah :

Av+2At = 0.00 + 2 * 1.8E-07

mm² bw mm²

mm 3fyv mm

sengkang tertutup menggunakan tulangan diameter 10 mm ( As = 314 mm²

maka spasi sengkang yang diperlukan

s = 2 * ( 314 3.5E-07 )

= 1.8E+09

9. Gaya geser maksimum sengkang

Vs maks = 2/3 √f'c bw d

= 2 * √ 30 350 * 427

3

= 545.714 kN

10. Gaya geser sengkang sebenarnya adalah

Vs perlu = Vn-Vc

= 40 - 136

= -96.43 kN < Vs maks

11. Cek spasi maksimum terhadap persyaratan yang diperbolehkan :

* Syarat penulangan geser dimana

Vs = -96.43 kN maka s maks = 1/2 d 1

2

213.5

* Syarat penulangan momen torsi untuk sengkang tertutup

s maks = 200 mm

maka digunakan sengkang ø 10 - 200

Vc =

136

√ 24.00 +

= 0.115

0.6 136+

√ = 2.23

=Tn

2 A0 fyv cot 0

=29.63

158600 45

= 1.8E-07

= 3.5E-07 ≥ = 0.292

427

= mm

/

*

= *

Page 76: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

12. Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalah

Al = At ph fyv cot ² 0

s fyl

= 1.8E-07 1740 400 cot ² 45°

400

= 0.00074

tetapi nilainnya tidak boleh lebih kecil dari (rumus 23)

Al = 5 √ 30 * 245000

12 * 400

= 6709601

4800

= 1397.83 mm²

dipakai Al = 1397.83 mm²

tulangan memanjang total = 604 + 1397.83 = 2001.83 mm²

sudah ada 4D16 sisi atas, sisanya perlu 6D16 As = 850 mm²

Page 77: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Perencanaan Geser dan Torsi balok B2 ( 300 x 600 mm )

f'c = 30 Mpa

fy = 400 Mpa

fys = 240 Mpa

b = 300 mm 0.3 m

h = 600 mm

tul. utama = 19 ulir

tul. Sengkang = 10 polos

p (tebal penutup beton) = 40 mm

d =

415.769 mm 0.41577 m

Mu = 40.35 kNm (1 kgfm = 0,01 kNm)

Vu = 24.00 kN

Tu = 17.78 kNm

min = 0.0035

max = 0.0484

As = * b * d

1. Perencanaan lentur balok

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 0.0032 + 778.09 - 600 * ( 0.0037 - 0.0032 )

700 - 600

= 0.0032 + 178.09 * 0.0005

100

= 0.0041

dipakai = 0.0041

As = * b * d

= 510.207 mm² dipakai tulangan 3D16 ( As = mm²)

2. Gaya geser dan torsi nominal

Vn = Vu / ø = 24.00 / 0.6 = 40 kN

Tn = Tu / ø = 17.78 / 0.6 = 29.63 kNm

3. Hitung konstanta torsi : Acp dan Pcp

Acp = 300 * 600 = 180000 mm²

Pcp = 2 ( 300 + 600 ) = 1800 mm

x1 = 300 - 2 ( 40 + 10 ) = 210 mm

2

y1 = 600 - 2 ( 40 + 10 ) = 510 mm

2

Aoh = 210 * 510 = 107100 mm²

Ph = 2 ( 210 + 510 ) = 1440 mm

4. Mencari momen torsi batas, dimana torsi dapat diabaikan dalam perencanaan

Tu batas = ø √f'c Acp²12 Pcp

= kNm

Karena Tu = 17.78 > 4.93 maka torsi harus dihitung

h-p-øsengkang - 0.5 ø tul. Utama

= 778.09 kN/m2

= 600 = 0.0032

= 700 = 0.0037

604

Nmm

4.93

= 4929503.018

Page 78: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

5. Kuat geser penampang beton adalah :

1 √f'c b * d

6

= 113863 N = kN

Vc = 114 < Vn = 40

perlu tulangan geser

6. Check dimensi penampang terhadap persyaratan yang ditetapkan ( persamaan 14 ) :

²300 * 415.769

17.78 * 1,440 ²1.7 * 107100

2 30

300 * 415.769

0.14 ≤ 2.2 dimensi OK

7. Tulangan sengkang tertutup untuk menahan torsi

At

s

2*0.85* * 400 * cot

mm²

mm

8. Luas tulangan sengkang tertutup total untuk geser dan torsi adalah :

Av+2At = 0.00 + 2 * 2.6E-07

mm² bw mm²

mm 3fyv mm

sengkang tertutup menggunakan tulangan diameter 10 mm ( As = 314 mm²

maka spasi sengkang yang diperlukan

s = 2 * ( 314 5.3E-07 )

= 1.2E+09

9. Gaya geser maksimum sengkang

Vs maks = 2/3 √f'c bw d

= 2 * √ 30 300 * 415.77

3

= 455.452 kN

10. Gaya geser sengkang sebenarnya adalah

Vs perlu = Vn-Vc

= 40 - 114

= -73.86 kN < Vs maks

11. Cek spasi maksimum terhadap persyaratan yang diperbolehkan :

* Syarat penulangan geser dimana

Vs = -73.86 kN maka s maks = 1/2 d 1

2

207.885

* Syarat penulangan momen torsi untuk sengkang tertutup

s maks = 200 mm

maka digunakan sengkang ø 10 - 200

√ 24.00 +

Vc =

114

= 0.141

0.6 114+

√ = 2.23

=Tn

2 A0 fyv cot 0

/

=29.63

107100 45

= 2.6E-07

= 5.3E-07 ≥ = 0.250

*

= * 415.77

= mm

Page 79: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

12. Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalah

Al = At ph fyv cot ² 0

s fyl

= 2.6E-07 1440 400 cot ² 45°

400

= 0.00091

tetapi nilainnya tidak boleh lebih kecil dari (rumus 23)

Al = 5 √ 30 * 180000

12 * 400

= 4929503

4800

= 1026.98 mm²

dipakai Al = 1026.98 mm²

tulangan memanjang total = 604 + 1026.98 = 1630.98 mm²

sudah ada 3D16 sisi atas, sisanya perlu 6D16 As = 750 mm²

Page 80: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Perencanaan Geser dan Torsi balok B3 ( 250 x 500 mm )

f'c = 30 Mpa

fy = 400 Mpa

fys = 240 Mpa

b = 250 mm 0.25 m

h = 500 mm

tul. utama = 19 ulir

tul. Sengkang = 10 polos

p (tebal penutup beton) = 40 mm

d =

400.455 mm 0.400455 m

Mu = 9.57 kNm (1 kgfm = 0,01 kNm)

Vu = 24.00 kN

Tu = 0.61 kNm

min = 0.0035

max = 0.0484

As = * b * d

1. Perencanaan lentur balok

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 0.0076 + 238.75 - 1300 * ( 0.0081 - 0.0076 )

1400 - 1300

= 0.0076 + -1061.25 * 0.0005

100

= 0.0023

dipakai = 0.0023

As = * b * d

= 229.638 mm² dipakai tulangan 3D13 ( As = mm²)

2. Gaya geser dan torsi nominal

Vn = Vu / ø = 24.00 / 0.6 = 40 kN

Tn = Tu / ø = 0.61 / 0.6 = 1.02 kNm

3. Hitung konstanta torsi : Acp dan Pcp

Acp = 250 * 500 = 125000 mm²

Pcp = 2 ( 250 + 500 ) = 1500 mm

x1 = 250 - 2 ( 40 + 10 ) = 160 mm

2

y1 = 500 - 2 ( 40 + 10 ) = 410 mm

2

Aoh = 160 * 410 = 65600 mm²

Ph = 2 ( 160 + 410 ) = 1140 mm

4. Mencari momen torsi batas, dimana torsi dapat diabaikan dalam perencanaan

Tu batas = ø √f'c Acp²12 Pcp

= kNm

Karena Tu = 0.61 > 2.85 maka torsi harus dihitung

5. Kuat geser penampang beton adalah :

1 √f'c b * d

6

= 91390.8 N = kN

Nmm

2.85

Vc =

91

= 2852721.654

= 1400 = 0.0081

399

h-p-øsengkang - 0.5 ø tul. Utama

= 238.75 kN/m2

= 1300 = 0.0076

Page 81: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Vc = 91 < Vn = 40

perlu tulangan geser

6. Check dimensi penampang terhadap persyaratan yang ditetapkan ( persamaan 14 ) :²

250 * 400.4545

0.61 * 1,140 ²1.7 * 65600

2 30

250 * 400.4545

0.01 ≤ 2.2 dimensi OK

7. Tulangan sengkang tertutup untuk menahan torsi

At

s

2*0.85* * 400 * cot

mm²

mm

8. Luas tulangan sengkang tertutup total untuk geser dan torsi adalah :

Av+2At = 0.00 + 2 * 1.5E-08

mm² bw mm²

mm 3fyv mm

sengkang tertutup menggunakan tulangan diameter 10 mm ( As = 314 mm²

maka spasi sengkang yang diperlukan

s = 2 * ( 314 2.9E-08 )

= 2.1E+10

9. Gaya geser maksimum sengkang

Vs maks = 2/3 √f'c bw d

= 2 * √ 30 250 * 400.45

3

= 365.563 kN

10. Gaya geser sengkang sebenarnya adalah

Vs perlu = Vn-Vc

= 40 - 91

= -51.39 kN < Vs maks

11. Cek spasi maksimum terhadap persyaratan yang diperbolehkan :

* Syarat penulangan geser dimana

Vs = -51.39 kN maka s maks = 1/2 d 1

2

200.227

* Syarat penulangan momen torsi untuk sengkang tertutup

s maks = 200 mm

maka digunakan sengkang ø 10 - 200

12. Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalah

Al = At ph fyv cot ² 0

s fyl

= 1.5E-08 1140 400 cot ² 45°

400

= 4E-05

tetapi nilainnya tidak boleh lebih kecil dari (rumus 23)

Al = 5 √ 30 * 125000

*

= * 400.45

= mm

/

=1.02

65600 45

= 1.5E-08

= 2.9E-08 ≥ = 0.208

2.23

=Tn

2 A0 fyv cot 0

= 0.006

0.6 91+

√ =

√ 24.00 +

Page 82: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

12 * 400

= 3423266

4800

= 713.18 mm²

dipakai Al = 713.18 mm²

tulangan memanjang total = 399 + 713.18 = 1112.18 mm²

sudah ada 2D16 sisi atas, sisanya perlu 4D16 As = 799 mm²

Page 83: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Perencanaan Geser dan Torsi balok B4 ( 200 x 400 mm )

f'c = 30 Mpa

fy = 400 Mpa

fys = 240 Mpa

b = 200 mm 0.2 m

h = 400 mm

tul. utama = 19 ulir

tul. Sengkang = 10 polos

p (tebal penutup beton) = 40 mm

d =

340.5 mm 0.3405 m

Mu = 15.32 kNm (1 kgfm = 0,01 kNm)

Vu = 24.00 kN

Tu = 10.05 kNm

min = 0.0035

max = 0.0484

As = * b * d

1. Perencanaan lentur balok

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 0.007 + 660.69 - 1300 * ( 0.0076 - 0.007 )

1400 - 1300

= 0.007 + -639.31 * 0.0006

100

= 0.0032

dipakai = 0.0032

As = * b * d

= 215.476 mm² dipakai tulangan 2D16 ( As = mm²)

2. Gaya geser dan torsi nominal

Vn = Vu / ø = 24.00 / 0.6 = 40 kN

Tn = Tu / ø = 10.05 / 0.6 = 16.75 kNm

3. Hitung konstanta torsi : Acp dan Pcp

Acp = 200 * 400 = 80000 mm²

Pcp = 2 ( 200 + 400 ) = 1200 mm

x1 = 200 - 2 ( 40 + 10 ) = 110 mm

2

y1 = 400 - 2 ( 40 + 10 ) = 310 mm

2

Aoh = 110 * 310 = 34100 mm²

Ph = 2 ( 110 + 310 ) = 840 mm

4. Mencari momen torsi batas, dimana torsi dapat diabaikan dalam perencanaan

Tu batas = ø √f'c Acp²12 Pcp

= kNm

Karena Tu = 10.05 < 1.46 maka torsi tidak perlu dihitung

h-p-øsengkang - 0.5 ø tul. Utama

= 660.69 kN/m2

= 1300 = 0.007

= 1400 = 0.0076

402

Nmm

1.46

= 1460593.487

Page 84: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

5. Kuat geser penampang beton adalah :

1 √f'c b * d

6

= 62166.5 N = kN

Vc = 62 < Vn = 40

perlu tulangan geser

6. Check dimensi penampang terhadap persyaratan yang ditetapkan ( persamaan 14 ) :

²200 * 340.5

10.05 * 840 ²1.7 * 34100

2 30

200 * 340.5

0.15 ≤ 2.2 dimensi OK

7. Tulangan sengkang tertutup untuk menahan torsi

At

s

2*0.85* * 400 * cot

mm²

mm

8. Luas tulangan sengkang tertutup total untuk geser dan torsi adalah :

Av+2At = 0.00 + 2 * 4.7E-07

mm² bw mm²

mm 3fyv mm

sengkang tertutup menggunakan tulangan diameter 10 mm ( As = 314 mm²

maka spasi sengkang yang diperlukan

s = 2 * ( 314 9.3E-07 )

= 6.7E+08

9. Gaya geser maksimum sengkang

Vs maks = 2/3 √f'c bw d

= 2 * √ 30 200 * 340.5

3

= 248.666 kN

10. Gaya geser sengkang sebenarnya adalah

Vs perlu = Vn-Vc

= 40 - 62

= -22.17 kN < Vs maks

11. Cek spasi maksimum terhadap persyaratan yang diperbolehkan :

* Syarat penulangan geser dimana

Vs = -22.17 kN maka s maks = 1/2 d 1

2

170.25

* Syarat penulangan momen torsi untuk sengkang tertutup

s maks = 200 mm

maka digunakan sengkang ø 10 - 200

√ 24.00 +

Vc =

62

= 0.146

0.6 62+

√ = 2.23

=Tn

2 A0 fyv cot 0

/

=16.75

34100 45

= 4.7E-07

= 9.3E-07 ≥ = 0.167

*

= * 340.5

= mm

Page 85: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

12. Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalah

Al = At ph fyv cot ² 0

s fyl

= 4.7E-07 840 400 cot ² 45°

400

= 0.00094

tetapi nilainnya tidak boleh lebih kecil dari (rumus 23)

Al = 5 √ 30 * 80000

12 * 400

= 2190890

4800

= 456.44 mm²

dipakai Al = 456.44 mm²

tulangan memanjang total = 402 + 456.44 = 858.44 mm²

sudah ada 2D13 sisi atas, sisanya perlu 5D13 As = 620 mm²

Page 86: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Perencanaan Geser dan Torsi balok B5 ( 200 x 300 mm )

f'c = 30 Mpa

fy = 400 Mpa

fys = 240 Mpa

b = 200 mm 0.2 m

h = 300 mm

tul. utama = 19 ulir

tul. Sengkang = 10 polos

p (tebal penutup beton) = 40 mm

d =

240.5 mm 0.2405 m

Mu = 15.32 kNm (1 kgfm = 0,01 kNm)

Vu = 24.00 kN

Tu = 10.05 kNm

min = 0.0035

max = 0.0484

As = * b * d

1. Perencanaan lentur balok

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 0.007 + 1324.34 - 1300 * ( 0.0076 - 0.007 )

1400 - 1300

= 0.007 + 24.34 * 0.0006

100

= 0.0071

dipakai = 0.0071

As = * b * d

= 343.724 mm² dipakai tulangan 2D16 ( As = mm²)

2. Gaya geser dan torsi nominal

Vn = Vu / ø = 24.00 / 0.6 = 40 kN

Tn = Tu / ø = 10.05 / 0.6 = 16.75 kNm

3. Hitung konstanta torsi : Acp dan Pcp

Acp = 200 * 300 = 60000 mm²

Pcp = 2 ( 200 + 300 ) = 1000 mm

x1 = 200 - 2 ( 40 + 10 ) = 110 mm

2

y1 = 300 - 2 ( 40 + 10 ) = 210 mm

2

Aoh = 110 * 210 = 23100 mm²

Ph = 2 ( 110 + 210 ) = 640 mm

4. Mencari momen torsi batas, dimana torsi dapat diabaikan dalam perencanaan

Tu batas = ø √f'c Acp²12 Pcp

= kNm

Karena Tu = 10.05 < 0.99 maka torsi tidak perlu dihitung

h-p-øsengkang - 0.5 ø tul. Utama

= 1324.34 kN/m2

= 1300 = 0.007

= 1400 = 0.0076

402

Nmm

0.99

= 985900.6035

Page 87: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

5. Kuat geser penampang beton adalah :

1 √f'c b * d

6

= 43909.1 N = kN

Vc = 44 < Vn = 40

perlu tulangan geser

6. Check dimensi penampang terhadap persyaratan yang ditetapkan ( persamaan 14 ) :

²200 * 240.5

10.05 * 640 ²1.7 * 23100

2 30

200 * 240.5

0.16 ≤ 2.2 dimensi OK

7. Tulangan sengkang tertutup untuk menahan torsi

At

s

2*0.85* * 400 * cot

mm²

mm

8. Luas tulangan sengkang tertutup total untuk geser dan torsi adalah :

Av+2At = 0.00 + 2 * 6.9E-07

mm² bw mm²

mm 3fyv mm

sengkang tertutup menggunakan tulangan diameter 10 mm ( As = 314 mm²

maka spasi sengkang yang diperlukan

s = 2 * ( 314 1.4E-06 )

= 4.6E+08

9. Gaya geser maksimum sengkang

Vs maks = 2/3 √f'c bw d

= 2 * √ 30 200 * 240.5

3

= 175.636 kN

10. Gaya geser sengkang sebenarnya adalah

Vs perlu = Vn-Vc

= 40 - 44

= -3.91 kN < Vs maks

11. Cek spasi maksimum terhadap persyaratan yang diperbolehkan :

* Syarat penulangan geser dimana

Vs = -3.91 kN maka s maks = 1/2 d 1

2

120.25

* Syarat penulangan momen torsi untuk sengkang tertutup

s maks = 200 mm

maka digunakan sengkang ø 10 - 125

√ 24.00 +

Vc =

44

= 0.164

0.6 44+

√ = 2.23

=Tn

2 A0 fyv cot 0

/

=16.75

23100 45

= 6.9E-07

= 1.4E-06 ≥ = 0.167

*

= * 240.5

= mm

Page 88: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

12. Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalah

Al = At ph fyv cot ² 0

s fyl

= 6.9E-07 640 400 cot ² 45°

400

= 0.00106

tetapi nilainnya tidak boleh lebih kecil dari (rumus 23)

Al = 5 √ 30 * 60000

12 * 400

= 1643168

4800

= 342.33 mm²

dipakai Al = 342.33 mm²

tulangan memanjang total = 402 + 342.33 = 744.33 mm²

sudah ada 2 D13 sisi atas, sisanya perlu 4D13 As = 402 mm²

Page 89: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Perencanaan Geser dan Torsi Balok Katrol Lift (300 x 600 mm)

f'c = 25 Mpa

fy = 400 Mpa

fys = 240 Mpa

b = 300 mm 0.3 m

h = 600 mm

tul. utama = 19 ulir

tul. Sengkang = 10 polos

p (tebal penutup beton) = 40 mm

d =

378.35 mm 0.37835 m

Mu = 113.50 kNm

Vu = 87.00 kN

Tu = 11.25 kNm

min = 0.0035

max = 0.0404

As = * b * d

1. Perencanaan lentur balok

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 0.0065 + 2642.94 - 1200 * ( 0.0071 - 0.0065 )

1300 - 1200

= 0.0065 + 1442.94 * 0.0006

100

= 0.0152

dipakai = 0.0152

As = * b * d

= 1720.467 mm² dipakai tulangan 5D19 ( As = mm²)

2. Gaya geser dan torsi nominal

Vn = Vu / ø = 87.00 / 0.6 = 145 kN

Tn = Tu / ø = 11.25 / 0.6 = 18.74 kNm

3. Hitung konstanta torsi : Acp dan Pcp

Acp = 300 * 600 = 180000 mm²

Pcp = 2 ( 300 + 600 ) = 1800 mm

x1 = 300 - 2 ( 40 + 10 ) = 210 mm

2

y1 = 600 - 2 ( 40 + 10 ) = 510 mm

2

Aoh = 210 * 510 = 107100 mm²

Ph = 2 ( 210 + 510 ) = 1440 mm

4. Mencari momen torsi batas, dimana torsi dapat diabaikan dalam perencanaan

Tu batas = ø √f'c Acp²12 Pcp

= kNm

Karena Tu = 11.25 > 4.50 maka torsi harus dihitung

h-p-øsengkang - 0.5 ø tul. Utama

= 2642.94 kN/m2

= 1200 = 0.0065

= 1300 = 0.0071

1418

= 4500000 Nmm

4.50

Page 90: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

5. Kuat geser penampang beton adalah :

1 √f'c b * d

6

= 94587.5 N = kN

Vc = 95 < Vn = 145

perlu tulangan geser

6. Check dimensi penampang terhadap persyaratan yang ditetapkan ( persamaan 14 ) :

²300 * 378.35

11.25 * 1,440 ²1.7 * 107100

2 25

300 * 378.35

0.09 ≤ 2.0 dimensi OK

7. Tulangan sengkang tertutup untuk menahan torsi

At

s

2*0.85* * 400 * cot

mm²

mm

8. Luas tulangan sengkang tertutup total untuk geser dan torsi adalah :

Av+2At = 0.00 + 2 * 1.7E-07

mm² bw mm²

mm 3fyv mm

sengkang tertutup menggunakan tulangan diameter 10 mm ( As = 314 mm²

maka spasi sengkang yang diperlukan

s = 2 * ( 314 3.3E-07 )

= 1.9E+09

9. Gaya geser maksimum sengkang

Vs maks = 2/3 √f'c bw d

= 2 * √ 25 300 * 378.35

3

= 378.35 kN

10. Gaya geser sengkang sebenarnya adalah

Vs perlu = Vn-Vc

= 145 - 95

= 50.41 kN < Vs maks

11. Cek spasi maksimum terhadap persyaratan yang diperbolehkan :

* Syarat penulangan geser dimana

Vs = 50.41 kN maka s maks = 1/2 d 1

2

189.175

* Syarat penulangan momen torsi untuk sengkang tertutup

s maks = 300 mm

maka digunakan sengkang ø 10 - 200

12. Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalahAl = At ph fyv cot ² 0

Vc =

95

√ 87.00 +

= 0.089

0.6 95+

√ = 2.03

=Tn

2 A0 fyv cot 0

=18.74

107100 45

= 1.66E-07

= 3.3E-07 ≥ = 0.250

378.35

= mm

/

*

= *

Page 91: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

s fyl

= 1.66E-07 1440 400 cot ² 45°

400

= 0.000574

tetapi nilainnya tidak boleh lebih kecil dari (rumus 23)

Al = 5 √ 25 * 180000

12 * 400

= 4500000

4800

= 937.50 mm²

dipakai Al = 937.50 mm²

tulangan memanjang total = 1418 + 937.50 = 2355.50 mm²

sudah ada 4D19 sisi atas, sisanya perlu 6D19 As = 450 mm²

Page 92: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Perencanaan Geser dan Torsi Balok Tangga (200 x 300 mm)

f'c = 25 Mpa

fy = 240 Mpa

b = 200 mm 0.2 m

h = 300 mm

tul. utama = 16 polos

tul. Sengkang = 8 polos

p (tebal penutup beton) = 20 mm

d =

264 mm 0.264 m

Mu = 3.81 kNm

Vu = 26.02 kN

Tu = 1.58 kNm

min = 0.0035

max = 0.0404

As = * b * d

1. Perencanaan lentur balok

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 0.0016 + 273.62 - 300 * ( 0.0021 - 0.0016 )

400 - 300

= 0.0016 + -26.38 * 0.0005

100

= 0.00147 ≤ min

dipakai min = 0.0035

As = * b * d

= 184.8 mm² dipakai tulangan 2ø16 ( As = mm²)

2. Gaya geser dan torsi nominal

Vn = Vu / ø = 26.02 / 0.6 = 43.36 kN

Tn = Tu / ø = 1.58 / 0.6 = 2.63 kNm

3. Hitung konstanta torsi : Acp dan Pcp

Acp = 200 * 300 = 60000 mm²

Pcp = 2 ( 200 + 300 ) = 1000 mm

x1 = 200 - 2 ( 20 + 8 ) = 152 mm

2

y1 = 300 - 2 ( 20 + 8 ) = 252 mm

2

Aoh = 152 * 252 = 38304 mm²

Ph = 2 ( 152 + 252 ) = 808 mm

4. Mencari momen torsi batas, dimana torsi dapat diabaikan dalam perencanaan

Tu batas = ø √f'c Acp²12 Pcp

= kNm

Karena Tu = 1.58 > 0.90 maka torsi harus dihitung

Nmm

0.90

=

= = 0.0021

300

400

h-p-øsengkang - 0.5 ø tul. Utama

= 273.62

= 0.0016

= 900000

kN/m2

406

Page 93: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

5. Kuat geser penampang beton adalah :

1 √f'c b * d

6

= 44000 N = kN

Vc = 44 < Vn = 43.36

perlu tulangan geser

6. Check dimensi penampang terhadap persyaratan yang ditetapkan ( persamaan 14 ) :²

200 * 264

1.58 * 808 ²1.7 * 38304

2 25

200 * 264

0.02 ≤ 2.0 dimensi OK

7. Tulangan sengkang tertutup untuk menahan torsi

At

s

2*0.85* * 240 * cot

mm²

mm

8. Luas tulangan sengkang tertutup total untuk geser dan torsi adalah :

Av+2At = 0.00 + 2 * 1.1E-07

mm² bw mm²

mm 3fyv mm

sengkang tertutup menggunakan tulangan diameter 8 mm ( As = 200.96 mm²

maka spasi sengkang yang diperlukan

s = 2 * ( 200.96 2.2E-07 )

= 1.9E+09

9. Gaya geser maksimum sengkang

Vs maks = 2/3 √f'c bw d

= 2 * √ 25 200 * 264

3

= 176 kN

10. Gaya geser sengkang sebenarnya adalah

Vs perlu = Vn-Vc

= 43.36 - 44

= -0.64 kN < Vs maks

11. Cek spasi maksimum terhadap persyaratan yang diperbolehkan :

* Syarat penulangan geser dimana

Vs = -0.64 kN maka s maks = 1/2 d 1

2

132

* Syarat penulangan momen torsi untuk sengkang tertutup

s maks = 150 mm

maka digunakan sengkang ø 10 - 125

= 1.1E-07

2 A0 fyv cot 0=

=38304 45

2.63

=

Tn

Vc =

44

2.0

26.02

= mm

√ +

=

2.2E-07= ≥

+√

3

=

0.278

0.6

0.020

44

/

*

* 264=

Page 94: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

12. Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalahAl = At ph fyv cot ² 0

s fyl

= 1.1E-07 808 240 cot ² 45°

240

= 0.00021

tetapi nilainnya tidak boleh lebih kecil dari (rumus 23)

Al = 5 √ 25 * 60000

12 * 240

= 1500000

2880

= 520.83 mm²

dipakai Al = 520.83 mm²

tulangan memanjang total = 406 + 520.83 = 926.83 mm²

sudah ada 2 ø16 sisi atas, sisanya perlu 4 ø16 As = 455 mm²

Page 95: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

139

4.4 Perhitungan Tangga

Tangga adalah bagian dari struktur yang berfungsi untuk menghubungkan

struktur bawah dengan struktur atas sehingga mempermudah orang untuk dapat

mengakses atau mobilisasi orang keatas dan kebawah struktur lantai.

4.4.1 Perencanaan Dimensi Tangga

Gambar 4.4.1. Detail Tangga

Syarat kenyamanan:

Syarat kenyamanan yang digunakan menggunakan aturan acuan dimensi dan sudut

anak tangga. Untuk menghasilakan struktur tangga yang nyaman dilalui, maka

dimensi tangga yang digunakan pada konstruksi memakai perkiraan acuan angka

dibawah ini :

O = Optrede (langkah tegak ) = 15 cm – 20 cm

A = Antrede (langkah datar ) = 20 cm – 35 cm

Digunakan : o = 16,67 cm

a = 30 cm

2 x o + a = 61-65 ( ideal)

Page 96: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

140

2 x 16,67 + 30 = 63,34 “OK”

Pengecekan kemiringan :

Tg α =

= 0,555

α = 29,03 º

Syarat kemiringan 25º < 29,03 º < 45º..... “OK”

Gambar 4.4.2. Dimensi Tangga

Sumber : dokumentasi pribadi (program Autocad)

Ditetapkan : Tinggi antar lantai = 350 cm

Lebar tangga (l) = 240cm

Lebar bordes = 120 cm

Panjang bordes = 240 cm

Tebal pelat tangga (ht) = 15 cm

Tebal pelat bordes = 15 cm

Mutubeton (fc) = 30 Mpa

Mutubaja (fy) = 240 Mpa

Optrade(o) = 16,67 cm

Antrede(a) = 30 cm

Kemiringan (α) = 29,03 º

Berat jenis beton = 2400 kg/m3

16,67

29,03°

Page 97: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

141

4.4.2 Perhitungan Pembebanan Tangga

1. Pelat tangga( h = 0,15 m )

a. Beban Mati ( WD )

Berat anak tangga = 0,15 x 2400 = 360 kg/m2

Penutup lantai = 1 x 24 = 24 kg/m2

Spesi (t = 2 cm) =2 x 21 = 42 kg/m2

Handrill = taksiran = 15 kg/m2

441 kg/m2

b. Beban Hidup ( WL )

WL= 400 kg/m2

2. Pelat Bordes ( h = 0,15 m)

a. Beban Mati ( WD )

Penutup Lantai = 1 x 24 = 24 kg/m2

Spesi (t = 2 cm) = 2 x 21 = 42 kg/m2

66 kg/m2

b. Beban Hidup ( WL )

WL= 400 kg/m2

4.4.3 Analisa Perhitungan Struktur Tangga

Perhitungan analisa struktur dilakukan menggunakan bantuan progam

SAP 2000. Beban yang dimasukkan sebagai beban merata (Uniform Shell)

dalam progam SAP2000, sedangkan tebal pelat akan dihitung otomatis oleh

progam dengan memasuk kan angka 1 untuk self weightmultipler pada saat

pembebanan (load case). Kombinasi pembebanan yang digunakan adalah :

Keterangan :

DL : dead load (beban mati)

LL : live load (beban hidup)

1,2 DL + 1,6 LL

Page 98: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

142

Gambar 4.4.3. Pemodelan Analisa Struktur Tangga

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

Gambar 4.4.4. Diagram Momen Pelat Hasil Analisa (M11)

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

Page 99: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

143

Gambar 4.4.4. Diagram Momen Pelat Hasil Analisa (M22)

Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

Berdasarkan hasil dari analisa progam SAP2000 didapat :

Tabel 4.4.1. Momen Pelat Tangga Dan Bordes

Jenis Pelat

Mmax M11 (Arah y) Mmax M22 (Arah x)

Areas

(Text)

Mtump.

(kN.m)

Areas

(Text)

Mlap.

(kN.m)

Areas

(Text)

Mtump.

(kN.m)

Areas

(Text)

Mlap.

(kN.m)

P. Tangga 48,208 21,251 9,639 4,251

P. Bordes 16,136 9,667 14,992 2,673

1. Perhitungan Tulangan Pelat Bordes

Tebal pelat : h = 150 mm

Tebal penutup beton : = 20 mm

Diperkirakan diameter tulangan utama : = 10 mm

Page 100: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

144

a. Perhitungan Tulangan Tumpuan x (ty) :

Mtx= 48,208 kN.m

Tinggi efektif arah sumbu x (dx) = h – –½.

= 150 – 20 – ½ . 10

= 125 mm = 0,125 m

=

= 3085,31 kN/m

2

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 3000

= 3200

( )

= 0,0175

min = 0,0058

max = 0,0404

Jadi dipakai = 0,0175

Astpx = .b.dx

= 0,0175.1000. 125 = 2187 mm2

( Dipilih tulangan tumpuan 12 –50 = 2262 mm2

> 2187,5mm2 )

b. Perhitungan Tulangan Tumpuan y (tx) :

Mty = 9,639 kN.m

Tinggi efektif arah sumbu y (dy) = h – – – ½.

= 150 – 20 – 10 – ½ . 10

= 115 mm

=

= 728,85 kN/m

2

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 700

= 800

( )

= 0,0038

min = 0,0058

Page 101: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

145

max = 0,0404

Jadi dipakai min = 0,0058

Atpy = .b.d

= 0,0058.1000. 115 = 667 mm2

( Dipilih tulangan tumpuan 10 - 100 = 785 mm2

> 667 mm2 )

c. Perhitungan Tulangan Lapangan Mly:

Mlx = 21,251 kN.m

Tinggi efektif arah sumbu x (dx) = h – – ½.

= 150 – 20 – ½ . 10

= 125 mm = 0,125 m

=

= 1360,06 kN/m

2

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

= 1300

= 1400

( )

= 0,0074

(Menurut tabel 7 & 8 Buku Gedeon Jilid 1)

min = 0,0058

max = 0,0404

Jadi dipakai = 0,0074

Alapy = .b.d

= 0,0074 .1000. 125 = 925 mm2

( Dipilih tulangan lapangan 12 - 50 = 2262 mm2

> 925 mm2 )

d. Perhitungan Tulangan Lapangan Mlx:

Mly= 4,251 kN.m

Tinggi efektif arah sumbu y (dy) = h – – – ½.

= 150 – 20 – 10 – ½ . 10

= 115 mm = 0,115 m

=

= 321,44 kN/m2

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)

Page 102: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

146

= 300

= 400

( )

= 0,0017

(Menurut tabel 7 & 8 Buku Gedeon Jilid 1)

min = 0,0058

max = 0,0404

Jadi dipakai min = 0,0058

Alapy= .b.d

= 0,0058 .1000. 115 = 667 mm2

( Dipilih tulangan lapangan 10 - 100 = 785 mm2

> 667 mm2 )

2. Rekap Perhitungan Tulangan Pelat Tangga dan Bordes

Selanjutnya rekap tulangan dari hasil perhitungan pelat tangga

dan pelat bordes disajikan dalam bentuk tabel 4.4.2. di bawah ini :

Tabel 4.4.2. Daftar Tulangan Pelat Tangga dan Bordes

Jenis Pelat

Tangga

Posisi

Tulangan

As Hitungan

(mm2)

Tulangan As Tulangan

(mm2)

Pelat Tangga ty 2187 12 –50 2262

tx 667 10 –100 785

ly 925 12 –50 2262

lx 667 10 –100 785

Pelat Bodes ty 729 10 –100 785

tx 698 10 –100 785

ly 729 10 –100 785

lx 670 10 –100 785

Page 103: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

4.5. Perhitungan Pondasi

4.5.1. Perhitungan Kekuatan Tiang Pancang

A. DATA BAHAN

Jenis tiang pancang :

Diameter tiang pancang, D = 0.50 m

Panjang tiang pancang, L = 17.00 m

Bentuk tiang pancang, LINGKARAN

Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3

B. TAHANAN AKSIAL TIANG PANCANG

4. BERDASARKAN DATA TANAH

Ab = luas ujung bawah tiang (m2), Ab = 0.1963 m

2

As = luas selimut tiang (m2)

Faktor reduksi kekuatan, fb = 0.70

fs = 0.80

Kapasitas nominal tiang pancang, Pb = fb * Ab * qc

Ps = fs [ ad * cu * As ]

Tahanan aksial tiang pancang, → Pn = Pb + Ps

REKAP TAHANAN TARIK TIANG

Faktor reduksi kekuatan, f = 0.90

Berat tiang pancang, Wp = A * L * wc

Tahanan tarik tiang pancang, → f * Tn = ((qf*O*0,7)*f)+Wp

No Kedalaman qc qf L1 As Wp Pb Ps f * Pn f * Tn

z1 (m) kN/m2

kN/m2

(m) (m2) kN kN (kN) (kN) (kN)

1 0.00 0 0 0.00 0.000 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00

2 0.20 0 0 0.20 0.314 0.9 0.00 0.00 -0.94 0.94

3 0.40 0 0 0.20 0.314 1.9 0.00 0.00 -1.88 1.88

4 0.60 245 196 0.20 0.314 2.8 33.67 61.58 92.42 41.62

5 0.80 637 882 0.20 0.314 3.8 87.55 277.09 360.87 178.34

6 1.00 784 2352 0.20 0.314 4.7 107.76 738.90 841.95 470.22

7 1.20 735 4704 0.20 0.314 5.7 101.02 1477.81 1573.17 936.67

8 1.40 980 7840 0.20 0.314 6.6 134.70 2463.01 2591.11 1558.29

9 1.60 1029 11956 0.20 0.314 7.5 141.43 3756.09 3889.98 2373.88

10 1.80 1715 17542 0.20 0.314 8.5 235.72 5510.98 5738.22 3480.40

11 2.00 2156 24892 0.20 0.314 9.4 296.33 7820.05 8106.96 4936.06

12 2.20 1911 33908 0.20 0.314 10.4 262.66 10652.51 10904.80 6721.45

13 2.40 1813 44492 0.20 0.314 11.3 249.19 13977.57 14215.45 8817.18

14 2.60 1960 56546 0.20 0.314 12.3 269.39 17764.45 18021.59 11203.86

15 2.80 1813 69678 0.20 0.314 13.2 249.19 21889.99 22125.98 13803.89

16 3.00 1960 84182 0.20 0.314 14.1 269.39 26446.56 26701.81 16675.47

17 3.20 1764 100058 0.20 0.314 15.1 242.45 31434.15 31661.52 19818.59

18 3.40 2303 117502 0.20 0.314 16.0 316.54 36914.34 37214.85 23272.06

19 3.60 2352 136612 0.20 0.314 17.0 323.27 42917.93 43224.23 27055.26

20 3.80 2597 157388 0.20 0.314 17.9 356.94 49444.90 49783.94 31168.19

21 4.00 2401 179732 0.20 0.314 18.8 330.00 56464.47 56775.63 35591.47

22 4.20 2303 203742 0.20 0.314 19.8 316.54 64007.44 64304.18 40344.48

23 4.40 3185 229516 0.20 0.314 20.7 437.76 72104.58 72521.60 45446.62

24 4.60 3920 257446 0.20 0.314 21.7 538.78 80879.05 81396.15 50975.48

25 4.80 3920 287532 0.20 0.314 22.6 538.78 90330.84 90847.01 56931.05

26 5.00 4165 320166 0.20 0.314 23.6 572.46 100583.12 101132.01 63390.92

27 5.20 4753 355544 0.20 0.314 24.5 653.27 111697.44 112326.21 70393.89

Page 104: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

28 5.40 4410 393176 0.20 0.314 25.4 606.13 123519.88 124100.57 77842.97

29 5.60 4949 432964 0.20 0.314 26.4 680.21 136019.65 136673.48 85718.77

30 5.80 5341 474418 0.20 0.314 27.3 734.09 149042.81 149749.57 93924.30

31 6.00 5145 517440 0.20 0.314 28.3 707.15 162558.57 163237.45 102440.17

32 6.20 5243 562716 0.20 0.314 29.2 720.62 176782.45 177473.85 111402.16

33 6.40 5390 610148 0.20 0.314 30.2 740.83 191683.65 192394.31 120790.86

34 6.60 6125 660520 0.20 0.314 31.1 841.85 207508.48 208319.22 130761.44

35 6.80 5635 713440 0.20 0.314 32.0 774.50 224133.79 224876.24 141236.33

36 7.00 7105 769986 0.20 0.314 33.0 976.54 241898.24 242841.79 152428.88

37 7.20 6125 829962 0.20 0.314 33.9 841.85 260740.25 261548.17 164300.29

38 7.40 7105 893858 0.20 0.314 34.9 976.54 280813.77 281755.45 176947.55

39 7.60 7595 960694 0.20 0.314 35.8 1043.89 301810.92 302819.00 190176.69

40 7.80 6615 1031450 0.20 0.314 36.8 909.20 324039.57 324912.01 204181.69

41 8.00 6125 1105636 0.20 0.314 37.7 841.85 347345.79 348149.94 218865.55

42 8.20 4655 1183448 0.20 0.314 38.6 639.80 371791.15 372392.32 234267.07

43 8.40 4165 1264592 0.20 0.314 39.6 572.46 397283.29 397816.17 250328.06

44 8.60 4410 1349656 0.20 0.314 40.5 606.13 424006.94 424572.54 267164.90

45 8.80 5243 1439130 0.20 0.314 41.5 720.62 452116.02 452795.18 284874.56

46 9.00 6125 1532524 0.20 0.314 42.4 841.85 481456.61 482256.05 303360.08

47 9.20 6370 1629838 0.20 0.314 43.4 875.52 512028.71 512860.88 322621.44

48 9.40 5537 1730778 0.20 0.314 44.3 761.03 543739.94 544456.68 342600.46

49 9.60 6370 1835834 0.20 0.314 45.2 875.52 576744.26 577574.54 363394.12

50 9.80 6615 1944810 0.20 0.314 46.2 909.20 610980.08 611843.10 384963.63

51 10.00 5390 2057314 0.20 0.314 47.1 740.83 646324.25 647017.96 407231.40

52 10.20 5390 2173542 0.20 0.314 48.1 740.83 682838.36 683531.12 430236.23

53 10.40 5390 2293200 0.20 0.314 49.0 740.83 720430.03 721121.85 453919.93

54 10.60 5635 2416778 0.20 0.314 50.0 774.50 759253.20 759977.75 478379.47

55 10.80 5880 2544766 0.20 0.314 50.9 808.17 799461.82 800219.10 503711.84

56 11.00 6370 2677164 0.20 0.314 51.8 875.52 841055.88 841879.56 529917.04

57 11.20 7350 2813776 0.20 0.314 52.8 1010.22 883973.80 884931.24 556956.27

58 11.40 7105 2954308 0.20 0.314 53.7 976.54 928123.23 929046.05 584771.36

59 11.60 6615 3098760 0.20 0.314 54.7 909.20 973504.17 974358.70 613362.29

60 11.80 6615 3246152 0.20 0.314 55.6 909.20 1019808.73 1020662.32 642535.10

61 12.00 6615 3396484 0.20 0.314 56.5 909.20 1067036.92 1067889.57 672289.81

62 12.20 6860 3550540 0.20 0.314 57.5 942.87 1115435.04 1116320.42 702781.57

63 12.40 7595 3708222 0.20 0.314 58.4 1043.89 1164972.30 1165957.76 733990.98

64 12.60 7350 3869824 0.20 0.314 59.4 1010.22 1215741.06 1216691.91 765976.25

65 12.80 6860 4035346 0.20 0.314 60.3 942.87 1267741.33 1268623.89 798737.36

66 13.00 6860 4204298 0.20 0.314 61.3 942.87 1320819.17 1321700.78 832177.34

67 13.20 6860 4376190 0.20 0.314 62.2 942.87 1374820.64 1375701.30 866199.20

68 13.40 7105 4552002 0.20 0.314 63.1 976.54 1430053.60 1430967.00 900996.92

69 13.60 7105 4731244 0.20 0.314 64.1 976.54 1486364.14 1487276.60 936473.50

70 13.80 6370 4913916 0.20 0.314 65.0 875.52 1543752.24 1544562.73 972628.94

71 14.00 6517 5100018 0.20 0.314 66.0 895.73 1602217.91 1603047.66 1009463.26

72 14.20 6713 5289844 0.20 0.314 66.9 922.67 1661853.50 1662709.26 1047034.62

73 14.40 7840 5483590 0.20 0.314 67.9 1077.57 1722720.61 1723730.31 1085381.84

74 14.60 8330 5681256 0.20 0.314 68.8 1144.91 1784819.21 1785895.32 1124504.90

75 14.80 9065 5882842 0.20 0.314 69.7 1245.94 1848149.32 1849325.51 1164403.82

76 15.00 9555 6088348 0.20 0.314 70.7 1313.28 1912710.93 1913953.53 1205078.57

77 15.20 12495 6297774 0.20 0.314 71.6 1717.37 1978504.05 1980149.80 1246529.18

78 15.40 11760 6512100 0.20 0.314 72.6 1616.35 2045836.55 2047380.33 1288949.60

79 15.60 13475 6731326 0.20 0.314 73.5 1852.07 2114708.43 2116486.98 1332339.82

80 15.80 14945 6955452 0.20 0.314 74.5 2054.11 2185119.69 2187099.35 1376699.86

81 16.00 14700 7184968 0.20 0.314 75.4 2020.44 2257224.27 2259169.31 1422126.69

82 16.20 15484 7416493 0.20 0.314 76.3 2128.19 2329959.99 2332011.85 1467951.14

83 16.40 15974 7650468 0.20 0.314 77.3 2195.54 2403465.41 2405583.66 1514260.49

84 16.60 16464 7886403 0.20 0.314 78.2 2262.89 2477586.57 2479771.24 1560957.77

85 16.80 16513 8122387 0.20 0.314 79.2 2269.62 2551723.13 2553913.59 1607664.74

86 17.00 16513 8358371 0.20 0.314 80.1 2269.62 2625859.69 2628049.21 1654371.72

Page 105: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

4.5.2. Perhitungan Kekuatan Tiang pancang

B. DATA BAHAN

Jenis tiang pancang : Beton bertulang tampang lingkaran

Diameter tiang pancang, D = 0.50 m

Panjang tiang pancang, L = 17.00 m

Kuat tekan beton tiang pancang, fc' = 50 MPa

Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3

D. TAHANAN LATERAL TIANG PANCANG

1. BERDASARKAN DEFLEKSI TIANG MAKSIMUM (BROMS)

Tahanan lateral tiang (H) kategori tiang panjang, dapat dihitung dengan persamaan :

H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ]

dengan, b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ]0.25

D = Diameter tiang pancang (m), D = 0.50 m

L = panjang tiang pancang (m), L = 17.00 m

kh = modulus subgrade horisontal (kN/m3), kh = 6370 kN/m

3

Ec = modulus elastis tiang (kN/m2), Ec = 4700 * fc' * 10

3 = 33167484 kN/m

2

Ic = momen inersia penampang (m4), Ic = 0.003068 m

4

e = Jarak beban lateral terhadap muka tanah (m), e = 0.20 m

yo = defleksi tiang maksimum (m). yo = 0.018 m

b = koefisien defleksi tiang, b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ]0.25

= 0.297421083 m

b * L = 5.06 > 2.5 maka termasuk tiang panjang (OK)

Tahanan lateral nominal tiang pancang,

H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ] = 90.97 kN

Faktor reduksi kekuatan, f = 0.70

Tahanan lateral tiang pancang, → f * Hn = 63.68 kN

2. BERDASARKAN MOMEN MAKSIMUM (BRINCH HANSEN)

Kuat lentur beton tiang pancang, fb = 0.40 * fc' * 103 = 19920 kN/m

2

Tahanan momen, W = Ic / (D/2) = 0.01227 m3

Momen maksimum, My = fb * W = 244.46 kNm

Page 106: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Kohesi tanah rata-rata di sepanjang tiang

No Kedalaman L1 cu cu * L1

z1 (m) z2 (m) (m) (kN/m2)

1 0.00 0.20 0.20 0.00 0.00

2 0.20 0.40 0.20 0.00 0.00

3 0.40 0.60 0.20 245.00 49.00

4 0.60 0.80 0.20 637.00 127.40

5 0.80 1.00 0.20 784.00 156.80

6 1.00 1.20 0.20 735.00 147.00

7 1.20 1.40 0.20 980.00 196.00

8 1.40 1.60 0.20 1029.00 205.80

9 1.60 1.80 0.20 1715.00 343.00

10 1.80 2.00 0.20 2156.00 431.20

11 2.00 2.20 0.20 1911.00 382.20

12 2.20 2.40 0.20 1813.00 362.60

13 2.40 2.60 0.20 1960.00 392.00

14 2.60 2.80 0.20 1813.00 362.60

15 2.80 3.00 0.20 1960.00 392.00

16 3.00 3.20 0.20 1764.00 352.80

17 3.20 3.40 0.20 2303.00 460.60

18 3.40 3.60 0.20 2352.00 470.40

19 3.60 3.80 0.20 2597.00 519.40

20 3.80 4.00 0.20 2401.00 480.20

21 4.00 4.20 0.20 2303.00 460.60

22 4.20 4.40 0.20 3185.00 637.00

23 4.40 4.60 0.20 3920.00 784.00

24 4.60 4.80 0.20 3920.00 784.00

25 4.80 5.00 0.20 4165.00 833.00

26 5.00 5.20 0.20 4753.00 950.60

27 5.20 5.40 0.20 4410.00 882.00

28 5.40 5.60 0.20 4949.00 989.80

29 5.60 5.80 0.20 5341.00 1068.20

30 5.80 6.00 0.20 5145.00 1029.00

31 6.00 6.20 0.20 5243.00 1048.60

32 6.20 6.40 0.20 5390.00 1078.00

33 6.40 6.60 0.20 6125.00 1225.00

34 6.60 6.80 0.20 5635.00 1127.00

35 6.80 7.00 0.20 7105.00 1421.00

36 7.00 7.20 0.20 6125.00 1225.00

37 7.20 7.40 0.20 7105.00 1421.00

38 7.40 7.60 0.20 7595.00 1519.00

39 7.60 7.80 0.20 6615.00 1323.00

40 7.80 8.00 0.20 6125.00 1225.00

41 8.00 8.20 0.20 4655.00 931.00

42 8.20 8.40 0.20 4165.00 833.00

43 8.40 8.60 0.20 4410.00 882.00

44 8.60 8.80 0.20 5243.00 1048.60

45 8.80 9.00 0.20 6125.00 1225.00

46 9.00 9.20 0.20 6370.00 1274.00

47 9.20 9.40 0.20 5537.00 1107.40

48 9.40 9.60 0.20 6370.00 1274.00

49 9.60 9.80 0.20 6615.00 1323.00

50 9.80 10.00 0.20 5390.00 1078.00

51 10.00 10.20 0.20 5390.00 1078.00

52 10.20 10.40 0.20 5390.00 1078.00

53 10.40 10.60 0.20 5635.00 1127.00

54 10.60 10.80 0.20 5880.00 1176.00

Page 107: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

55 10.80 11.00 0.20 6370.00 1274.00

56 11.00 11.20 0.20 7350.00 1470.00

57 11.20 11.40 0.20 7105.00 1421.00

58 11.40 11.60 0.20 6615.00 1323.00

59 11.60 11.80 0.20 6615.00 1323.00

60 11.80 12.00 0.20 6615.00 1323.00

61 12.00 12.20 0.20 6860.00 1372.00

62 12.20 12.40 0.20 7595.00 1519.00

63 12.40 12.60 0.20 7350.00 1470.00

64 12.60 12.80 0.20 6860.00 1372.00

65 12.80 13.00 0.20 6860.00 1372.00

66 13.00 13.20 0.20 6860.00 1372.00

67 13.20 13.40 0.20 7105.00 1421.00

68 13.40 13.60 0.20 7105.00 1421.00

69 13.60 13.80 0.20 6370.00 1274.00

70 13.80 14.00 0.20 6517.00 1303.40

71 14.00 14.20 0.20 6713.00 1342.60

72 14.20 14.40 0.20 7840.00 1568.00

73 14.40 14.60 0.20 8330.00 1666.00

74 14.60 14.80 0.20 9065.00 1813.00

75 14.80 15.00 0.20 9555.00 1911.00

76 15.00 15.20 0.20 12495.00 2499.00

77 15.20 15.40 0.20 11760.00 2352.00

78 15.40 15.60 0.20 13475.00 2695.00

79 15.60 15.80 0.20 14945.00 2989.00

80 15.80 16.00 0.20 14700.00 2940.00

81 16.00 16.20 0.20 15484.00 3096.80

82 16.20 16.40 0.20 15974.00 3194.80

83 16.40 16.60 0.20 16464.00 3292.80

84 16.60 16.80 0.20 16513.00 3302.60

85 16.80 17.00 0.20 16513.00 3302.60

S L1 = 16.8 Scu*L1 = 98989.80

Kohesi tanah rata-rata, ču = S [ cu * L1 ] / S L1 = 5892.25 kN/m2

f = Hn / [ 9 * ču * D ] pers.(1)

g = L - ( f + 1.5 * D ) pers.(2)

My = Hn * ( e + 1.5 * D + 0.5 * f ) pers.(3)

My = 9 / 4 * D * ču * g2

pers.(4)

Dari pers.(1) : f = 3.7714E-05 * Hn

Dari pers.(2) : g = 16.25 -3.77E-05 * Hn

g2 = 0.000000 * Hn

2-0.001226 * Hn + 264.06

9 / 4 * D * cu = 6628.781

Dari pers.(3) : My = Hn * ( 0.950 0.00002 * Hn )

My = 0.00002 * Hu2

0.95000 * Hn

Dari pers.(4) : My = 9.4286E-06 * Hu2

-8.1250 * Hn 1750412.549

Pers.kuadrat : 0 = 0.00001 * Hu2

9.0750 * Hn -1750412.549

Dari pers. kuadrat, diperoleh tahanan lateral nominal, Hn = 164699.960 kN

f = 6.212 m

Mmax = Hn * ( e + 1.5 * D + 0.5 * f ) = 667985.781 kNm

Mmax > My → Termasuk tiang panjang (OK)

Dari pers.(3) : My = Hn * ( 0.950 0.00002 * Hn )

244.46 = 0.00002 * Hn2

0.95000 * Hu

Pers.kuadrat : 0 = 0.00002 * Hn2 + 0.95000 * Hn -244.46

Dari pers. kuadrat, diperoleh tahanan lateral nominal, Hn = 256.020 kN

Faktor reduksi kekuatan, f = 0.70

Tahanan lateral tiang pancang, → f * Hn = 179.21 kN

Page 108: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

4.5.3. Perhitungan Pondasi P1

KODE FONDASI : P1

DATA BAHAN PILECAP

Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa

Kuat leleh baja tulangan deform ( > 12 mm ), fy = 400 MPa

Kuat leleh baja tulangan polos ( ≤ 12 mm ), fy = 240 MPa

Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3

DATA DIMENSI FONDASI

Lebar kolom arah x, bx = 0.60 m

Lebar kolom arah y, by = 0.60 m

Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a = 0.50 m

Tebal pilecap, h = 0.60 m

Tebal tanah di atas pilecap, z = 0.50 m

Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 17.50 kN/m3

Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40

DATA BEBAN FONDASI

Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 1204.50 kN

Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 441.48 kNm

Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 527.68 kNm

Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = 90.20 kN

Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = 85.79 kN

Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 1106.40 kN

Tahanan lateral tiang pancang, f * Hn = 37.80 kN

Page 109: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

DATA SUSUNAN TIANG PANCANG

Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :

No. Jumlah x n * x2

No. Jumlah y n * y2

n (m) (m2) n (m) (m

2)

1 2 0.60 0.72 1 2 0.60 0.72

2 2 -0.60 0.72 2 2 -0.60 0.72

n = 4 Sx2 = 1.44 n = 4 Sy

2 = 1.44

Lebar pilecap arah x, Lx = 2.20 m

Lebar pilecap arah y, Ly = 2.20 m

1. GAYA AKSIAL PADA TIANG PANCANG

Berat tanah di atas pilecap, Ws = Lx * Ly * z * ws = 42.35 kN

Berat pilecap, Wc = Lx * Ly * h * wc = 69.70 kN

Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1.2 * Ws + 1.2 * Wc = 1338.96 kN

Lengan maksimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmax = 0.60 m

Lengan maksimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymax = 0.60 m

Lengan minimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmin = -0.60 m

Lengan minimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymin = -0.60 m

Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,

pumax = Pu / n + Mux* xmax / Sx2 + Muy* ymax / Sy

2 = 738.56 kN

pumin = Pu / n + Mux* xmin / Sx2 + Muy* ymin / Sy

2 = -69.08 kN

Syarat : pumax ≤ f * Pn

738.56 < 1106.40 → AMAN (OK)

pumin ≤ f * Tn

-69.08 < 5211.00 → AMAN (OK)

2. GAYA LATERAL PADA TIANG PANCANG

Gaya lateral arah x pada tiang, hux = Hux / n = 22.55 kN

Gaya lateral arah y pada tiang, huy = Huy / n = 21.45 kN

Gaya lateral kombinasi dua arah, humax = ( hux2 + huy

2 ) = 31.12 kN

Syarat : humax ≤ f * Hn

31.12 < 37.80 → AMAN (OK)

Page 110: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

3. TINJAUAN GESER ARAH X

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m

Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.500 m

Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 = 0.550 m

Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc = 17.424 kN

Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws = 10.588 kN

Gaya geser arah x, Vux = 2 * pumax - W1 - W2 = 1449.103 kN

Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 2200 mm

Tebal efektif pilecap, d = 500 mm

Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000

Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3

= 3012.474 kN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3

= 5568.513 kN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3

= 2008.316 kN

Diambil, kuat geser pilecap, Vc = 2008.316 kN

Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75

Kuat geser pilecap, f*Vc = 1506.237 kN

Syarat yang harus dipenuhi,

f*Vc ≥ Vux

1506.237 > 1449.103 AMAN (OK)

Page 111: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

4. TINJAUAN GESER ARAH Y

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m

Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.500 m

Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cy = ( Ly - by - d ) / 2 = 0.550 m

Berat beton, W1 = cy * Lx * h * wc = 17.424 kN

Berat tanah, W2 = cy * Lx * z * ws = 10.588 kN

Gaya geser arah y, Vuy = 2 * pumax - W1 - W2 = 1449.103 kN

Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Lx = 2200 mm

Tebal efektif pilecap, d = 500 mm

Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000

Kuat geser pilecap arah y, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3

= 3012.474 kN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3

= 5568.513 kN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3

= 2008.316 kN

Diambil, kuat geser pilecap, Vc = 2008.316 kN

Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75

Kuat geser pilecap, f*Vc = 1506.237 kN

Syarat yang harus dipenuhi,

f*Vc ≥ Vux

1506.237 > 1449.103 AMAN (OK)

Page 112: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

5. TINJAUAN GESER DUA ARAH (PONS)

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m

Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.500 m

Lebar bidang geser pons arah x, Bx = bx + d = 1.100 m

Lebar bidang geser pons arah y, By = by + d = 1.100 m

Gaya geser pons akibat beban terfaktor pada kolom, Puk = 1204.504 kN

Luas bidang geser pons, Ap = 2 * ( Bx + By ) * d = 2.200 m2

Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( Bx + By ) = 4.400 m

Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000

Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :

fp = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' / 6 = 2.739 MPa

fp = [ as * d / bp + 2 ] * √ fc' / 12 = 2.988 MPa

fp = 1 / 3 * √ fc' = 1.826 MPa

Tegangan geser pons yang disyaratkan, fp = 1.826 MPa

Faktor reduksi kekuatan geser pons, f = 0.75

Kuat geser pons, f* Vnp =f * Ap * fp * 103 = 3012.47 kN

Syarat : f * Vnp ≥ Puk

3012.474 > 1204.504 AMAN (OK)

Page 113: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

6. PEMBESIAN PILECAP

6.1. TULANGAN LENTUR ARAH X

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cx = ( Lx - bx ) / 2 = 0.800 m

Jarak tiang thd. sisi kolom, ex = cx - a = 0.300 m

Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc = 25.344 kN

Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws = 15.400 kN

Momen yang terjadi pada pilecap,

Mux = 2 * pumax * ex - W1 * cx / 2 - W2 * cx / 2 = 426.837 kNm

Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 2200 mm

Tebal pilecap, h = 600 mm

Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm

Tebal efektif plat, d = h - d' = 500 mm

Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 240 MPa

Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa

Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85

rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.06450893

Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80

Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 8.968

Mn = Mux / f = 533.546 kNm

Rn = Mn * 106 / ( b * d

2 ) = 0.97008

Rn < Rmax (OK)

Rasio tulangan yang diperlukan,

r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.0041

Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025

Rasio tulangan yang digunakan, r= 0.0041

Luas tulangan yang diperlukan, As = r* b * d = 4534.17 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, D 22 mm

Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 184 mm

Page 114: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm

Jarak tulangan yang digunakan, s = 184 mm

Digunakan tulangan, D 22 - 180

Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 4646.07 mm

2

6.2. TULANGAN LENTUR ARAH Y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cy = ( Ly - by ) / 2 = 0.800 m

Jarak tiang thd. sisi kolom, ey = cy - a = 0.300 m

Berat beton, W1 = cy * Lx * h * wc = 25.344 kN

Berat tanah, W2 = cy * Lx * z * ws = 15.400 kN

Momen yang terjadi pada pilecap,

Muy = 2 * pumax * ey - W1 * cy / 2 - W2 * cy / 2 = 426.837 kNm

Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 2200 mm

Tebal pilecap, h = 600 mm

Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm

Tebal efektif plat, d = h - d' = 500 mm

Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa

Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa

Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85

rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0325125

Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80

Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 7.888

Mn = Muy / f = 533.546 kNm

Rn = Mn * 106 / ( b * d

2 ) = 0.97008

Rn < Rmax (OK)

Rasio tulangan yang diperlukan,

r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.0025

Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025

Page 115: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Rasio tulangan yang digunakan, r= 0.0025

Luas tulangan yang diperlukan, As = r* b * d = 2750.00 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, D 22 mm

Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 304 mm

Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm

Jarak tulangan yang digunakan, s = 200 mm

Digunakan tulangan, D 22 - 200

Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 4181.46 mm

2

3. TULANGAN SUSUT

Rasio tulangan susut minimum, rsmin = 0.0014

Luas tulangan susut arah x, Asx = rsmin* b * d = 1540 mm2

Luas tulangan susut arah y, Asy = rsmin* b * d = 1540 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, 12 mm

Jarak tulangan susut arah x, sx = p / 4 * 2 * b / Asx = 162 mm

Jarak tulangan susut maksimum arah x, sx,max = 200 mm

Jarak tulangan susut arah x yang digunakan, sx = 162 mm

Jarak tulangan susut arah y, sy = p / 4 * 2 * b / Asy = 162 mm

Jarak tulangan susut maksimum arah y, sy,max = 200 mm

Jarak tulangan susut arah y yang digunakan, sy = 162 mm

Digunakan tulangan susut arah x, 12 - 160

Digunakan tulangan susut arah y, 12 - 160

Page 116: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

No Kedalaman qc1 qc2 qf1 qf2 qc1 qc2 qc2 qf1 qf2 qf S qf2

z1 (m) kg/cm2

kg/cm2

kg/cm2

kg/cm2

kN/m2

kN/m2

kN/m2

kN/m2

kN/m2

kN/m2

kN/m2

1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0

2 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0

3 0.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 0 0 0 0 0

4 0.60 0.00 5.00 0.00 4.00 0 490 245 0 392 196 196

5 0.80 8.00 5.00 6.00 8.00 784 490 637 588 784 686 882

6 1.00 10.00 6.00 16.00 14.00 980 588 784 1568 1372 1470 2352

7 1.20 5.00 10.00 22.00 26.00 490 980 735 2156 2548 2352 4704

8 1.40 12.00 8.00 32.00 32.00 1176 784 980 3136 3136 3136 7840

9 1.60 16.00 5.00 46.00 38.00 1568 490 1029 4508 3724 4116 11956

10 1.80 25.00 10.00 66.00 48.00 2450 980 1715 6468 4704 5586 17542

11 2.00 34.00 10.00 88.00 62.00 3332 980 2156 8624 6076 7350 24892

12 2.20 30.00 9.00 112.00 72.00 2940 882 1911 10976 7056 9016 33908

13 2.40 25.00 12.00 132.00 84.00 2450 1176 1813 12936 8232 10584 44492

14 2.60 30.00 10.00 150.00 96.00 2940 980 1960 14700 9408 12054 56546

15 2.80 30.00 7.00 166.00 102.00 2940 686 1813 16268 9996 13132 69678

16 3.00 32.00 8.00 184.00 112.00 3136 784 1960 18032 10976 14504 84182

17 3.20 29.00 7.00 202.00 122.00 2842 686 1764 19796 11956 15876 100058

18 3.40 33.00 14.00 220.00 136.00 3234 1372 2303 21560 13328 17444 117502

19 3.60 35.00 13.00 244.00 146.00 3430 1274 2352 23912 14308 19110 136612

20 3.80 38.00 15.00 268.00 156.00 3724 1470 2597 26264 15288 20776 157388

21 4.00 31.00 18.00 288.00 168.00 3038 1764 2401 28224 16464 22344 179732

22 4.20 25.00 22.00 306.00 184.00 2450 2156 2303 29988 18032 24010 203742

23 4.40 40.00 25.00 330.00 196.00 3920 2450 3185 32340 19208 25774 229516

24 4.60 45.00 35.00 360.00 210.00 4410 3430 3920 35280 20580 27930 257446

25 4.80 50.00 30.00 384.00 230.00 4900 2940 3920 37632 22540 30086 287532

26 5.00 55.00 30.00 410.00 256.00 5390 2940 4165 40180 25088 32634 320166

27 5.20 70.00 27.00 440.00 282.00 6860 2646 4753 43120 27636 35378 355544

28 5.40 65.00 25.00 470.00 298.00 6370 2450 4410 46060 29204 37632 393176

29 5.60 75.00 26.00 500.00 312.00 7350 2548 4949 49000 30576 39788 432964

30 5.80 80.00 29.00 520.00 326.00 7840 2842 5341 50960 31948 41454 474418

31 6.00 70.00 35.00 540.00 338.00 6860 3430 5145 52920 33124 43022 517440

32 6.20 75.00 32.00 570.00 354.00 7350 3136 5243 55860 34692 45276 562716

33 6.40 70.00 40.00 590.00 378.00 6860 3920 5390 57820 37044 47432 610148

34 6.60 80.00 45.00 620.00 408.00 7840 4410 6125 60760 39984 50372 660520

35 6.80 85.00 30.00 650.00 430.00 8330 2940 5635 63700 42140 52920 713440

36 7.00 100.00 45.00 690.00 464.00 9800 4410 7105 67620 45472 56546 769986

37 7.20 85.00 40.00 720.00 504.00 8330 3920 6125 70560 49392 59976 829962

38 7.40 100.00 45.00 750.00 554.00 9800 4410 7105 73500 54292 63896 893858

39 7.60 85.00 70.00 770.00 594.00 8330 6860 7595 75460 58212 66836 960694

40 7.80 80.00 55.00 800.00 644.00 7840 5390 6615 78400 63112 70756 1031450

41 8.00 70.00 55.00 830.00 684.00 6860 5390 6125 81340 67032 74186 1105636

42 8.20 50.00 45.00 850.00 738.00 4900 4410 4655 83300 72324 77812 1183448

43 8.40 45.00 40.00 876.00 780.00 4410 3920 4165 85848 76440 81144 1264592

44 8.60 40.00 50.00 906.00 830.00 3920 4900 4410 88788 81340 85064 1349656

45 8.80 52.00 55.00 946.00 880.00 5096 5390 5243 92708 86240 89474 1439130

46 9.00 65.00 60.00 976.00 930.00 6370 5880 6125 95648 91140 93394 1532524

47 9.20 75.00 55.00 1006.00 980.00 7350 5390 6370 98588 96040 97314 1629838

48 9.40 60.00 53.00 1036.00 1024.00 5880 5194 5537 101528 100352 100940 1730778

49 9.60 70.00 60.00 1066.00 1078.00 6860 5880 6370 104468 105644 105056 1835834

50 9.80 80.00 55.00 1086.00 1138.00 7840 5390 6615 106428 111524 108976 1944810

51 10.00 60.00 50.00 1108.00 1188.00 5880 4900 5390 108584 116424 112504 2057314

52 10.20 50.00 60.00 1138.00 1234.00 4900 5880 5390 111524 120932 116228 2173542

53 10.40 45.00 65.00 1168.00 1274.00 4410 6370 5390 114464 124852 119658 2293200

54 10.60 55.00 60.00 1198.00 1324.00 5390 5880 5635 117404 129752 123578 2416778

55 10.80 65.00 55.00 1228.00 1384.00 6370 5390 5880 120344 135632 127988 2544766

56 11.00 80.00 50.00 1268.00 1434.00 7840 4900 6370 124264 140532 132398 2677164

57 11.20 90.00 60.00 1308.00 1480.00 8820 5880 7350 128184 145040 136612 2813776

58 11.40 75.00 70.00 1338.00 1530.00 7350 6860 7105 131124 149940 140532 2954308

59 11.60 70.00 65.00 1368.00 1580.00 6860 6370 6615 134064 154840 144452 3098760

60 11.80 60.00 75.00 1388.00 1620.00 5880 7350 6615 136024 158760 147392 3246152

Page 117: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

61 12.00 65.00 70.00 1408.00 1660.00 6370 6860 6615 137984 162680 150332 3396484

62 12.20 70.00 70.00 1438.00 1706.00 6860 6860 6860 140924 167188 154056 3550540

63 12.40 90.00 65.00 1468.00 1750.00 8820 6370 7595 143864 171500 157682 3708222

64 12.60 80.00 70.00 1498.00 1800.00 7840 6860 7350 146804 176400 161602 3869824

65 12.80 75.00 65.00 1528.00 1850.00 7350 6370 6860 149744 181300 165522 4035346

66 13.00 80.00 60.00 1548.00 1900.00 7840 5880 6860 151704 186200 168952 4204298

67 13.20 75.00 65.00 1568.00 1940.00 7350 6370 6860 153664 190120 171892 4376190

68 13.40 85.00 60.00 1598.00 1990.00 8330 5880 7105 156604 195020 175812 4552002

69 13.60 80.00 65.00 1618.00 2040.00 7840 6370 7105 158564 199920 179242 4731244

70 13.80 70.00 60.00 1638.00 2090.00 6860 5880 6370 160524 204820 182672 4913916

71 14.00 75.00 58.00 1668.00 2130.00 7350 5684 6517 163464 208740 186102 5100018

72 14.20 75.00 62.00 1698.00 2176.00 7350 6076 6713 166404 213248 189826 5289844

73 14.40 80.00 80.00 1728.00 2226.00 7840 7840 7840 169344 218148 193746 5483590

74 14.60 80.00 90.00 1758.00 2276.00 7840 8820 8330 172284 223048 197666 5681256

75 14.80 85.00 100.00 1788.00 2326.00 8330 9800 9065 175224 227948 201586 5882842

76 15.00 85.00 110.00 1818.00 2376.00 8330 10780 9555 178164 232848 205506 6088348

77 15.20 140.00 115.00 1848.00 2426.00 13720 11270 12495 181104 237748 209426 6297774

78 15.40 130.00 110.00 1888.00 2486.00 12740 10780 11760 185024 243628 214326 6512100

79 15.60 150.00 125.00 1938.00 2536.00 14700 12250 13475 189924 248528 219226 6731326

80 15.80 165.00 140.00 1988.00 2586.00 16170 13720 14945 194824 253428 224126 6955452

81 16.00 170.00 130.00 2048.00 2636.00 16660 12740 14700 200704 258328 229516 7184968

82 16.20 171.00 145.00 2049.00 2676.00 16758 14210 15484 200802 262248 231525 7416493

83 16.40 171.00 155.00 2049.00 2726.00 16758 15190 15974 200802 267148 233975 7650468

84 16.60 171.00 165.00 2049.00 2766.00 16758 16170 16464 200802 271068 235935 7886403

85 16.80 171.00 166.00 2049.00 2767.00 16758 16268 16513 200802 271166 235984 8122387

86 17.00 171.00 166.00 2049.00 2767.00 16758 16268 16513 200802 271166 235984 8358371

Page 118: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00

qc1

qc2

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

0.00 500.00 1000.00 1500.00 2000.00 2500.00 3000.00

qf1

qf2

Page 119: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan
Page 120: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

166

4.6. Perhitungan Tie Beam

Ukuran sloof 30 x 50 cm

Data tanah: – f = 29,326o

- c = 0,115 kg/cm2 = 1,15 t/m

2 = 11,5 kPa

- g = 1,758 t/m3

Tanah tersebut didefinisikan sebagai tanah sangat lunak karena c < 18 kPa, sehingga

untuk menghitung qu digunakan rumus sebagai berikut:

qu =

c’ = t/m2

go = = = 17,246 t/m3

Dari tabel faktor kapasitas dukung tanah (Terzaghi), diperoleh:

f = 29,326o ® – Nc’ = 18,4

- Nq’ = 7,9

- Ng’ = 5,4

qu =

= 16,185 t/m2

Berat sendiri = 0,3 x 0,5 x 2,4 = 0,36 t/m

q = (16,185 x 0,4) + 0,36 = 6,834 t/m

Page 121: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

167

Perhitungan Gaya Dalam

Perhitungan gaya dalam untuk TB1

- Perhitungan momen

Mtump = = 1/12 x 6,834 x 4,82 = 13,122 tm

Mlap = = 1/24 x 6,834 x 4,82 = 6,560 tm

- Perhitungan gaya lintang

Dtump = = 1/2 x 6,834 x 4,8 = 16,402 t

Dlap = D berjarak 1/5L dari ujung balok

=

= 9,841 t

Penulangan TB1

a) Tulangan Lentur

M tump = 13,122 kgm = 131,22 kNm

M lap = 6,560 kgm = 65,60 kNm

Tinggi tie-beam (h) = 500 mm

Lebar tie-beam (b) = 300 mm

Penutup beton (p) = 40 mm

Diameter tulangan (D) = 22 mm

Diameter sengkang (ø) = 10 mm

Tinggi efektif (d) = h – p – ø – ½ D

= 500 – 40 – 10 – ½ . 22

= 439 mm

d’ = p + ø + ½ D

= 40 + 12 + ½ . 22

= 61 mm

Page 122: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

168

f’c = 30 Mpa

fy = 400 Mpa

Tulangan Tumpuan

Mu = 131,22 kNm

= 2269,6 KN/m2

= 2200 ρ = 0,0122

= 2269,6 Interpolasi

= 2400 ρ = 0,0133

ρ = 0,0122 +

× (0,0133 – 0,0122)

= 0,0126...

Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)

karena ρmin < ρ < ρmax maka dipakai ρ

Dipakai tulangan tekan 2D22 (As terpasang = As2 = 760 mm2)

As1 = ρ.b.d.106

= 0,0126 . 0,30 . 0,439 . 106

= 1659,42 mm2

As = As1 + As2

= 1659,42 + 760

= 2419,42 mm2

Digunakan tulangan tarik 7D22 (As = 2661 mm2)

0,024

Page 123: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

169

Tulangan Lapangan

Mu = 65,60 kNm

= 498,10 KN/m2

= 400 ρ = 0,0021

= 498,10 Interpolasi

= 500 ρ = 0,0026

ρ = 0,0021 +

× (0,0026 – 0,0021)

= 0,00259...

Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin > ρ)

karena ρmin > ρ maka dipakai ρmin

Dipakai tulangan tekan 2D22 (As terpasang = As2 = 760 mm2)

As1 = ρ.b.d.106

= 0,0035 . 0,30 . 0,439 . 106

= 460,95 mm2

As = As1 + As2

= 460,95 + 760

= 1220,95 mm2

Digunakan tulangan tarik 4D22 (As = 1521 mm2)

b) Tulangan Geser

Tulangan Geser Tumpuan

Vu = 16,402 t = 164020 N

0,024

Page 124: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

170

Vn =

= 273366,67 MPa

Vc = 1/6 √f’c x b x d = 1/6 √30 x 300 x 439 = 120225,10MPa

Vs = Vn – Vc = 273366,67 – 120225,10 = 153141,57 N

Periksa vu > fvc:

vu =

= 1,245 MPa

vc =

√ =

√ = 0,913MPa

fvc = 0,6 x 0,913 = 0,55

vu < fvc Þ perlu tulangan geser

Periksa fvs > fvs mak:

fvs = vu – fvc = 1,245 – 0,55 = 0,695 Mpa

f’c = 30 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129)

fvs < fvs mak Þ OK

Perencanaan sengkang

= 1,163 mm

2

Digunakan tulangan sengkang ø = 10 mm, luas dua kaki As = 557 mm2

s =

= 194,33 mm

smax = ½ x d = ½ x 439 = 219,5 mm

Digunakan tulangan sengkang ø 10 – 150.

Sengkang minimum perlu =

= 37,5 mm

2

Luas sengkang terpasang 194,33 mm2 > 37,5 mm

2

Tulangan sengkang ø10 – 150 boleh dipakai.

Tulangan Geser Lapangan

Vu = 9,841 t = 98410 N

Page 125: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

171

Vn =

= 164016,67 MPa

Vc = 1/6 √f’c x b x d = 1/6 √30 x 300 x 439 = 120225,10MPa

Vs = Vn – Vc = 164016,67 – 120225,10 = 43791,6 N

Periksa vu > fvc:

vu = vu =

= 0,747 MPa

vc =

√ =

√ = 0,913MPa

fvc = 0,6 x 0,913 = 0,55

vu < fvc Þ perlu tulangan geser

Periksa fvs > fvs mak:

fvs = vu – fvc = 0,747 – 0,55 = 0,197 Mpa

f’c = 30 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129)

fvs < fvs mak Þ OK

Perencanaan sengkang

= 0,333 mm

2

Digunakan tulangan sengkang ø = 10 mm, luas dua kaki As = 157 mm2

s =

= 471,5 mm

smax = ½ x d = ½ x 439 = 219,5 mm

Digunakan tulangan sengkang ø 10 – 250.

Sengkang minimum perlu =

= 37,5 mm

2

Luas sengkang terpasang 471,5 mm2 > 37,5 mm

2

Tulangan sengkang ø10 – 250 boleh dipakai.

Page 126: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

PEKERJAAN

LOKASI : JL. RADEN PATAH NO.12 KOTA SEMARANG

TAHUN ANGGARAN : 2016/2017

HARGA BAHAN/UPAH JUMLAH

Rp Rp

1 1 m' Pagar Sementara dari Seng Gelombang Tinggi 2,00 m 585,860.00

Bahan 541,460.00

1.25 Btg Kayu Dolken diameter 8 - 10 / 400 cm 20,000.00 25,000.00

2.5 Kg Portalnd Semen 1,400.00 3,500.00

1.2 Lbr Seng Gelombang 3" - 5" 67,000.00 80,400.00

0.005 m3 Pasir Beton 310,000.00 1,550.00

0.009 m3 Koral Beton 140,000.00 1,260.00

0.072 m3 Kayu 5/7X4m Kayu Kruing 5,800,000.00 417,600.00

0.06 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 900.00

0.45 Kg Meni Besi 25,000.00 11,250.00

Tenaga 44,400.00

0.2 OH Tukang Kayu 85,000.00 17,000.00

0.4 OH Pekerja 60,000.00 24,000.00

0.02 OH Kepala Tukang 90,000.00 1,800.00

0.02 OH Mandor 80,000.00 1,600.00

2 1 m' Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 131,200.00

Bahan 115,400.00

0.012 m3 Kayu 5/7x 4m Kayu Kruing 5,800,000.00 69,600.00

0.02 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 300.00

0.007 m3 Kayu Papan 3/20 Kruing 6,500,000.00 45,500.00

Tenaga 15,800.00

0.1 OH Tukang Kayu 85,000.00 8,500.00

0.1 OH Pekerja 60,000.00 6,000.00

0.01 OH Kepala Tukang 90,000.00 900.00

0.005 OH Mandor 80,000.00 400.00

3 1 m2 Pembuatan Kantor Sementara dg Lantai Plesteran 1,038,550.00

Bahan 632,550.00

1.25 Btg Kayu Dolken Ø 8 - 10 / 4 m 20,000.00 25,000.00

0.18 m3 Kayu 2,100,000.00 378,000.00

0.85 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 12,750.00

1.1 Kg Besi Strip 13,500.00 14,850.00

35 Kg Portland Sement 1,400.00 49,000.00

0.15 m3 Pasir pasang 225,000.00 33,750.00

0.1 m3 Pasir Beton 310,000.00 31,000.00

0.15 m3 Koral Beton 140,000.00 21,000.00

30 buah Batu bata Merah 560.00 16,800.00

0.25 Lbr Seng Plat 25,000.00 6,250.00

2 buah Jendela Naco 12,500.00 25,000.00

0.08 m2 Kaca Polos 65,000.00 5,200.00

0.15 buah Kunci Tanam 60,000.00 9,000.00

0.3 buah Engsel 2,500.00 750.00

0.06 Lbr Plywood 4 mm 70,000.00 4,200.00

Tenaga 406,000.00

2 OH Tukang Kayu 85,000.00 170,000.00

1 OH Tukang Batu 85,000.00 85,000.00

2 OH Pekerja 60,000.00 120,000.00

0.3 OH Kepala Tukang 90,000.00 27,000.00

D A F T A R A N A L I S A P E K E R J A A N

: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI KOTA SEMARANG

No. SNI KODE KOEF SAT. URAIAN PAKERJAAN

Page 127: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

0.05 OH Mandor 80,000.00 4,000.00

4 1 m2 Pembuatan Gudang Semen dan Alat-alat 860,450.00

Bahan 608,450.00

1.7 Btg Kayu Dolken diameter 8 - 10 / 400 cm 20,000.00 34,000.00

0.21 m3 Kayu 2,100,000.00 441,000.00

0.3 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 4,500.00

10.5 Kg Portland Semen 1,400.00 14,700.00

0.03 m3 Pasir Beton 225,000.00 6,750.00

0.05 m3 Koral Beton 140,000.00 7,000.00

1.5 Lbr Seng Gelombang BJLS 32 67,000.00 100,500.00

Tenaga 252,000.00

2 OH Tukang Kayu 85,000.00 170,000.00

1 OH Pekerja 60,000.00 60,000.00

0.2 OH Kepala Tukang 90,000.00 18,000.00

0.05 OH Mandor 80,000.00 4,000.00

5 1 m2 Membersihkan Lapangan dan Perataan 10,000.00

Tenaga 10,000.00

0.1 OH Pekerja 60,000.00 6,000.00

0.05 OH Mandor 80,000.00 4,000.00

6 1 m3 Menggali Tanah Biasa Sedalam 1 m 47,000.00

Tenaga 47,000.00

0.75 OH Pekerja 60,000.00 45,000.00

0.025 OH Mandor 80,000.00 2,000.00

7 1 m3 Urugan Pasir 198,800.00

Bahan 180,000.00

1.2 m3 Pasir Urug 150,000.00 180,000.00

Tenaga 18,800.00

0.3 OH Pekerja 60,000.00 18,000.00

0.01 OH Mandor 80,000.00 800.00

8 1 m3 Membuat Lantai Kerja Beton mutu f'c=7,4 MPa (K100), slum (3-6)cm, w/c = 0,87 840,837.94

Bahan 749,657.94

230 Kg Portland Semen 1,400.00 322,000.00

893 kg Pasir Beton 221.43 197,735.71

1,027 kg Kerikil (maksimum 30 mm) 222.22 228,222.22

200 ltr Air 8.50 1,700.00

Tenaga 91,180.00

1.2 OH Pekerja 60,000.00 72,000.00

0.2 OH Tukang Batu 85,000.00 17,000.00

0.02 OH Kepala Tukang 85,000.00 1,700.00

0.006 OH Mandor 80,000.00 480.00

9 1 m3 Membuat Pondasi Beton Bertulang (150 kg Besi + Bekisting) 3,622,955.00

Bahan 3,037,050.00

0.2 m3 Kayu Klas III (Terentang) 2,200,000.00 440,000.00

1.5 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 22,500.00

0.4 Ltr Minyak Bekisting 10,000.00 4,000.00

157.5 Kg Besi Beton Polos 10,500.00 1,653,750.00

2.25 Kg Kawat Beton 16,000.00 36,000.00

336 Kg Portland Semen 1,400.00 470,400.00

0.54 m3 Pasir Beton 310,000.00 167,400.00

0.81 m3 Kerikil Beton 300,000.00 243,000.00

Page 128: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Tenaga 585,905.00

5.3 OH Pekerja 60,000.00 318,000.00

0.275 OH Tukang batu 85,000.00 23,375.00

1.30 OH Tukang Kayu 85,000.00 110,500.00

1.05 OH Tukang Besi 85,000.00 89,250.00

0.262 OH Kepala Tukang 90,000.00 23,580.00

0.265 OH Mandor 80,000.00 21,200.00

10 1 m3 Membuat Sloof Beton Bertulang (200 kg Besi + Bekisting) 4,429,485.00

Bahan 3,763,800.00

0.27 m3 Kayu Klas III (Terentang) 2,200,000.00 594,000.00

2 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 30,000.00

0.6 Ltr Minyak Bekisting 10,000.00 6,000.00

210 Kg Besi Beton Polos 10,500.00 2,205,000.00

3 Kg Kawat Beton 16,000.00 48,000.00

336 Kg Portland Semen 1,400.00 470,400.00

0.54 m3 Pasir Beton 310,000.00 167,400.00

0.81 m3 Kerikil Beton 300,000.00 243,000.00

Tenaga 665,685.00

5.65 OH Pekerja 60,000.00 339,000.00

0.275 OH Tukang batu 85,000.00 23,375.00

1.56 OH Tukang Kayu 85,000.00 132,600.00

1.4 OH Tukang Besi 85,000.00 119,000.00

0.323 OH Kepala Tukang 90,000.00 29,070.00

0.283 OH Mandor 80,000.00 22,640.00

11 1 m3 Membuat Kolom Beton Bertulang (300 kg Besi + Bekisting) 7,862,435.00

Bahan 7,032,800.00

0.4 m3 Kayu Klas III (Terentang) 2,200,000.00 880,000.00

4 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 60,000.00

2 Ltr Minyak Bekisting 10,000.00 20,000.00

315 kg Besi Beton Polos 10,500.00 3,307,500.00

4.5 kg Kawat Beton 16,000.00 72,000.00

336 Kg Portland Semen 1,400.00 470,400.00

0.54 m3 Pasir Beton 310,000.00 167,400.00

0.81 m3 Kerikil Beton 300,000.00 243,000.00

0.15 m3 Kayu Klas II Balok 6,500,000.00 975,000.00

3.5 Lbr Plywood 9 mm 125,000.00 437,500.00

20 Btg Dolken diameter 8 / 4rm 20,000.00 400,000.00

Tenaga 829,635.00

7.05 OH Pekerja 60,000.00 423,000.00

0.275 OH Tukang batu 85,000.00 23,375.00

1.65 OH Tukang Kayu 85,000.00 140,250.00

2.1 OH Tukang Besi 85,000.00 178,500.00

0.403 OH Kepala Tukang 90,000.00 36,270.00

0.353 OH Mandor 80,000.00 28,240.00

12 1 m3 Membuat Balok Beton Bertulang (200 kg Besi + Bekisting) 6,175,395.00

Bahan 5,481,800.00

0.32 m3 Kayu Klas III (Terentang) 2,200,000.00 704,000.00

3.2 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 48,000.00

1.6 Ltr Minyak Bekisting 10,000.00 16,000.00

210 Kg Besi Beton Polos 10,500.00 2,205,000.00

3 Kg Kawat Beton 16,000.00 48,000.00

336 Kg Portland Semen 1,400.00 470,400.00

0.54 m3 Pasir Beton 310,000.00 167,400.00

0.81 m3 Kerikil Beton 300,000.00 243,000.00

0.14 m3 Kayu Klas II Balok 6,500,000.00 910,000.00

2.8 Lbr Plywood 9 mm 125,000.00 350,000.00

16 Btg Dolken diameter 8 / 4rm 20,000.00 320,000.00

Tenaga 693,595.00

Page 129: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

6.35 OH Pekerja 60,000.00 381,000.00

0.275 OH Tukang batu 85,000.00 23,375.00

1.65 OH Tukang Kayu 85,000.00 140,250.00

1.4 OH Tukang Besi 85,000.00 119,000.00

0.333 OH Kepala Tukang 90,000.00 29,970.00

13 1 m3 Membuat Tangga Beton Bertulang (200 kg Besi + Bekisting) 5,681,485.00

Bahan 5,015,800.00

0.25 m3 Kayu Klas III (Terentang) 2,200,000.00 550,000.00

3 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 45,000.00

1.2 Ltr Minyak Bekisting 10,000.00 12,000.00

210 Kg Besi Beton Polos 10,500.00 2,205,000.00

3 Kg Kawat Beton 16,000.00 48,000.00

336 Kg Portland Semen 1,400.00 470,400.00

0.54 m3 Pasir Beton 310,000.00 167,400.00

0.81 m3 Kerikil Beton 300,000.00 243,000.00

0.105 m3 Kayu Klas II Balok 6,500,000.00 682,500.00

2.5 Lbr Plywood 9 mm 125,000.00 312,500.00

14 Btg Dolken diameter 8 / 4rm 20,000.00 280,000.00

Tenaga 665,685.00

5.65 OH Pekerja 60,000.00 339,000.00

0.275 OH Tukang batu 85,000.00 23,375.00

1.56 OH Tukang Kayu 85,000.00 132,600.00

1.4 OH Tukang Besi 85,000.00 119,000.00

0.323 OH Kepala Tukang 90,000.00 29,070.00

0.283 OH Mandor 80,000.00 22,640.00

14 1 m2 Pasang Atap galvalum 81,520.00

Bahan 68,200.00

0.7 Lbr galvalum 1mm 97,000.00 67,900.00

0.02 Kg Paku Biasa 1/2" - 1" 15,000.00 300.00

Tenaga 13,320.00

0.12 OH Pekerja 60,000.00 7,200.00

0.06 OH Tukang Kayu 85,000.00 5,100.00

0.006 OH Kepala Tukang 90,000.00 540.00

0.006 OH Mandor 80,000.00 480.00

15 1 Kg Memasang Besi Profil 26,620.00

Bahan 17,140.00

1.15 Kg Besi Profil 13,600.00 15,640.00

0.06 Kg Meni Besi 25,000.00 1,500.00

Tenaga 9,480.00

0.06 OH Pekerja 60,000.00 3,600.00

0.06 OH Tukang Besi 85,000.00 5,100.00

0.006 OH Kepala Tukang 90,000.00 540.00

0.003 OH Mandor 80,000.00 240.00

16 1 kg Memasang Rangka Kuda-kuda Baja 25,120.00

Bahan 15,640.00

1.15 kg Besi Baja 13,600.00 15,640.00

Tenaga 9,480.00

0.06 OH Pekerja 60,000.00 3,600.00

0.06 OH Tukang Besi 85,000.00 5,100.00

0.006 OH Kepala Tukang 90,000.00 540.00

0.003 OH Mandor 80,000.00 240.00

17 100 kg Mengerjakan Pekerjaan Perakitan (Kuda-kuda Baja) 32,650.00

Page 130: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Bahan 15,100.00

1 ltr Solar 11,300.00 11,300.00

0.1 ltr Minyak Pelumas 38,000.00 3,800.00

Tenaga 17,550.00

0.100 OH Pekerja 60,000.00 6,000.00

0.100 OH Tukang Besi 85,000.00 8,500.00

0.001 OH Kepala Tukang 90,000.00 90.00

0.005 OH Mandor 80,000.00 400.00

0.008 Jam Sewa Alat 320,000.00 2,560.00

18 1 m2 Memasang Rangka Atap Genteng Keramik, Kayu Klas II 149,900.00

Bahan 135,750.00

0.014 m3 Kayu Klas II (Kamfer), Kaso-kaso (5x7) cm 7,500,000.00 105,000.00

0.0036 m3 Reng (2x3) cm 7,500,000.00 27,000.00

0.25 Kg Paku Biasa 2" - 5" 15,000.00 3,750.00

Tenaga 14,150.00

0.1 OH Pekerja 55,000.00 5,500.00

0.1 OH Tukang Kayu 75,000.00 7,500.00

0.01 OH Kepala Tukang 80,000.00 800.00

0.005 OH Mandor 70,000.00 350.00

19 1 m2 Pasang Atap Genteng Kodok / Glasur 115,075.00

Bahan 100,000.00

25 Buah Genteng Kodok / Glasur 4,000.00 100,000.00

Tenaga 15,075.00

0.15 OH Pekerja 55,000.00 8,250.00

0.075 OH Tukang Kayu 75,000.00 5,625.00

0.008 OH Kepala Tukang 80,000.00 640.00

0.008 OH Mandor 70,000.00 560.00

Page 131: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

NAMA PEKERJAAN : PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI KOTA SEMARANG

TANGGAL :

PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

Pekerjaan galian pile cap dan tie beam

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

PILE CAP P1

1 2.4 2.4 1.2 22 152.064 m3

TIE BEAM

0.3 0.5 32 4 19.2 m3

0.3 0.5 15 6 13.5 m3

0.3 0.5 12 3 5.4 m3

0.3 0.5 4 1 0.6 m3

m3

total 710.86 m3

Pekerjaan urugan kembali 236.954667 m3

Pekerjaan tiang pancang

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 17 4 1 22 1496 m'

17 6 1 18 1836 m'

9,264.00 m'

Pekerjaan lantai kerja t = 5cm

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 2.4 2.4 0.05 22 6.336 m3

2.4 3.2 0.05 18 6.912 m3

11.98 m3

Pekerjaan pasir urug bawah pile cap

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 2.4 2.4 0.1 22 12.672 m3

2.4 3.2 0.1 18 13.824 m3

23.96 m3

Pekerjaan cor pile cap

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 2.4 2.4 1.2 22 152.064 m3

2 2.4 3.2 1.2 18 165.888 m3

287.52 m3

Pekerjaan tie beam TB1

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

0.4 0.6 128 1 30.72 m3

0.4 0.6 108 1 25.92 m3

0.4 0.6 4 1 0.96 m3

0.4 0.6 21 1 5.04 m3

total 82.28 m3

Pekerjaan kolom K1

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.6 0.6 3.5 40 246.96 m3

Pekerjaan kolom K2

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.5 0.5 3.5 40 34.13 m3

Pekerjaan kolom K3

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.3 0.3 3.5 40 0.32 m3

Pekerjaan kolom K4

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.15 0.15 3 40 2.20 m3

Pekerjaan balok B1

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.35 0.7 0.6 1 214.99 m3

Pekerjaan balok B2

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.3 0.6 0.6 1 138.24 m3

Pekerjaan balok B3

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.25 0.5 0.5 1 51.44 m3

Pekerjaan balok B4

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.2 0.4 0.5 1 21.92 m3

BACK UP VOLUME

Page 132: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Pekerjaan balok B5

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.2 0.3 0.5 1 9.45 m3

Pekerjaan balok B6

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.15 0.15 0.5 1 0.67 m3

Pekerjaan pelat lantai t=12 cm

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 35 15 0.15 1 78.75 m3

4 3 0.15 3 5.4 m3

total 449.51 m3

Pekerjaan tangga

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.8 0.8 0.2 1 0.128 m3

0.2 0.2 0.8 1 0.032 m3

0.2 0.3 1.5 20 1.8 m3

1.2 3 0.15 1 0.54 m3

1.5 1.7 0.15 2 0.765 m3

0.15 0.3 3 1 0.135 m3

16.00 m3

PEKERJAAN ATAP

Pekerjaan rangka 2L.60.50.6

No. Panjang Lebar BJ N Vol Sat.

1 8 2 56.8 9 8179.2 kg

sambungan dan acesories 5% 408.96 kg

8,022.92 kg

Pekerjaan gording Stall 5/10 t=2mm

No. Panjang Lebar BJ N Vol Sat.

1 33.2 1 5.14 18 3071.664 kg

sambungan dan acesories 5% 153.5832 kg

10,431.59 kg

Pekerjaan atap galvalum 1,0.1219.2438

No. Panjang Lebar BJ N Vol Sat.

1 33.2 2 1 8 548.00 m2

Pekerjaan erection

No. Panjang Lebar BJ N Vol Sat.

1 8022.924 kg

10431.5904 kg

18454.5144 kg

dibagi 100 184.545144 kg

PEKERJAAN LIFT

Pekerjaan galian plat lift

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 6 4 2.5 1 60 m3

Pekerjaan lantai kerja t = 5cm

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 6 4 0.05 1 1.2 m3

Pekerjaan cor plat lift

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 6 4 0.15 1 3.6 m3

6 0.15 2.5 2 4.5 m3

4 0.15 2.5 2 3 m3

11.1 m3

Pekerjaan balok LIFT

No. Panjang Lebar Tinggi N Vol Sat.

1 0.3 0.6 1 84 15.12 m3

Page 133: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

PEKERJAAN

LOKASI : JL. RADEN PATAH NO.12 KOTA SEMARANG

TAHUN ANGGARAN : 2016/2017

HARGA BAHAN

(Rp)

I B A H A N D A S A R

1 BATU KALI Bulat Utuh m3 160,000.00

Bulat Belah m3 190,000.00

Pecah 10/15 m3 200,000.00

Pecah 5/7 m3 220,000.00

Pecah 3/5 m3 230,000.00

2 KERIKIL Timbun m3 130,000.00

Sawur / Koral m3 240,000.00

Beton 0,5/1 m3 250,000.00

Beton ,1/2 m3 270,000.00

Beton ,2/3 m3 260,000.00

Biasa m3 140,000.00

Tras Giling m3 240,000.00

3 BATU BATA ex lokal bh 600.00

4 PASIR Urug m3 130,000.00

Pasang m3 210,000.00

Beton m3 240,000.00

5 TANAH Padas m3 65,000.00

Liat m3 65,000.00

6 KAPUR Pasang m3 250,000.00

Semen Merah m3 185,000.00

7 PORTLAND CEMENT

Holcim 40 kg zak 53,000.00

Holcim 50 kg zak 62,000.00

Cibinong 40 kg zak 53,500.00

Cibinong 50 kg zak 62,500.00

Semen Putih 40 kg zak 70,000.00

Semen Putih 50 kg zak 90,000.00

Semen warna kg 15,000.00

II B A H A N P E N U T U P A T A P

1 SIRAP (100 lbr) pak 185,000.00

2 GENTENG BETON Genteng Beton Warna standard bh 6,000.00

Genteng Beton Warna Special bh 9,500.00

Genteng Beton Warna Khusus bh 14,000.00

Kerpus Beton Warna Standard bh 5,500.00

Kerpus Beton Warna Special bh 7,500.00

Kerpus Beton Warna Khusus bh 10,000.00

3 GENTENG TANAH LIAT

Vlaam bh 2,050.00

Kodok bh 2,800.00

Kodok Glasur bh 4,000.00

Nok kerpus Kodok bh 6,500.00

Nok kerpus Kodok Glasur bh 8,200.00

Plentong super besar 18 bh/m2 bh 5,100.00

Nok kerpus plentong super bh 9,000.00

4 GENTENG KACA

Vlaam tebal 2 mm bh 11,000.00

Vlaam tebal 3 mm bh 12,700.00

Kodok tebal 2 mm bh 14,000.00

D A F T A R H A R G A S A T U A N B A H A N B A N G U N A N

: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI KOTA SEMARANG

NO. J E N I S B A H A N SATUAN KETERANGAN

Page 134: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Kodok tebal 3 mm bh 15,000.00

5 ASBES GELOMBANG BESAR

. 200 cm X 102 cm X 5 mm bh 90,000.00

. 225 cm X 102 cm X 5 mm bh 95,000.00

. 250 cm X 102 cm X 5 mm bh 105,000.00

. 200 cm X 102 cm X 6 mm bh 95,000.00

. 225 cm X 102 cm X 6 mm bh 97,500.00

. 250 cm X 102 cm X 6 mm bh 110,000.00

Asbes Gelombang Kecil

. 150 cm X 105 cm X 4 mm bh 52,000.00

. 180 cm X 105 cm X 4 mm bh 55,000.00

. 210 cm X 105 cm X 4 mm bh 70,000.00

. 240 cm X 105 cm X 4 mm bh 75,000.00

. 270 cm X 105 cm X 4 mm bh 90,000.00

. 300 cm X 105 cm X 4 mm bh 95,000.00

NOK . Jabes nok

. Kerpus Genteng bh 35,000.00

. Stel Besar bh 50,000.00

. Paten Besar bh 47,000.00

. Nokstel gelombang harflex

. Stel Besar bh 48,000.00

. Patent Besar bh 30,500.00

. Plat besar bh 55,000.00

6 ASBES PLAT

. 100cm X 100 cm X 3 mm bh 20,000.00

. 100cm X 100 cm X 4 mm bh 22,000.00

. 50 cm X 200 cm X 3 mm bh 16,000.00

. 40 cm X 200 cm X 3 mm bh 14,000.00

7 FIBRE GLASS (JABES)

180 X 92 cm bh 65,000.00

200 X 92 cm bh 70,000.00

250 X 92 cm bh 100,000.00

180 X 105 cm bh 85,000.00

210 X 105 cm bh 85,000.00

250 X 105 cm bh 100,000.00

8 SENG PLAT

BJLS 0,18 lebar 55 cm m' 25,000.00

BJLS 0,20 lebar 55 cm m' 28,000.00

BJLS 0,28 lebar 55 cm m' 36,000.00

BJLS 0,30 lebar 55 cm m' 42,000.00

9 SENG GELOMBANG

BJLS 0,18 panjang 180 cm lbr 57,000.00

BJLS 0,20 panjang 180 cm lbr 60,000.00

BJLS 0,30 panjang 180 cm lbr 75,000.00

BJLS 0,40 panjang 180 cm lbr 82,000.00

III . B A H A N K A Y U

1 JATI Papan m3 23,000,000.00

Balok/pesagen m3 20,500,000.00

2 KAMPER Papan m3 7,800,000.00

Balok/pesagen m3 7,500,000.00

3 KRUING Papan m3 6,200,000.00

Balok/pesagen m3 5,200,000.00

4 MERANTI Papan m3 5,100,000.00

Page 135: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Balok/pesagen m3 4,600,000.00

5 LANAN Papan m3 2,100,000.00

Balok/pesagen m3 1,900,000.00

6 BENGKIRAI Papan m3 10,500,000.00

Balok/pesagen m3 9,600,000.00

7 DOLKEN Sedang 8 x 10 x 400 cm bt 20,500.00

Kecil 6 x 7 x 400 cm bt 18,000.00

Besar 10 x 12 x 400 cm bt 29,000.00

Kayu cetakan m3 1,250,000.00

Kayu bakar m3 170,000.00

Bambu bt 15,000.00

IV . BAHAN PENUTUP DINDING / LANTAI

1 UBIN (TEGEL BIASA)

PC polos 30 X 30 cm m2 40,000.00

20 X 20 cm m2 38,000.00

PC warna 30 X 30 cm m2 46,000.00

20 X 20 cm m2 42,000.00

Teraso 30 X 30 cm m2 55,000.00

2 TEGEL PLINT

PC warna 10 X 20 cm bh 5,500.00

PC abu-abu 15 x 20 bh 6,000.00

3 POLIS UBIN Lantai/badan m'

Plint m'

Trap m'

4 UBIN PORSELIN

Lokal 11 X 11 putih dos 43,000.00

11 X 11 warna dos 46,000.00

Lokal 15 X 15 putih dos 47,500.00

15 X 15 warna dos 49,000.00

5 MOZAIK PORSELIN

10 X 20 cm m2 52,000.00

15 X 15 cm m2 52,000.00

20 X 20 cm m2 55,000.00

20 X 25 cm m2 56,000.00

6 Keramik 30 X 30 cm m2 57,000.00

20 X 20 cm m2 56,000.00

40 x 40 cm m2 60,000.00

25 x 25 cm m2 55,000.00

15 x 20 cm m2 57,000.00

2,500.00

7 Parquet Jati m2 210,000.00

8 Batu Paros m2 95,000.00

9 Batu Tempel Hitam m2 91,000.00

10 GRANITO 40 x 40 cm m2 410,000.00

40 x 40 cm m2 250,000.00

30 x 30 cm m2 480,000.00

11 Marmer m2 480,000.00

V . B A H A N C E T A K

1 BUIS BETON Ø 10 cm - 100 cm bh 31,000.00

Ø 20 cm - 100 cm bh 38,500.00

Ø 30 cm - 100 cm bh 45,000.00

Ø 50 cm - 100 cm bh 85,000.00

Ø 60 cm - 100 cm bh 110,000.00

Ø 70 cm - 100 cm bh 145,000.00

Page 136: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

U 10 cm - 100 cm bh 22,500.00

U 15 cm - 100 cm bh 30,500.00

U 20 cm - 100 cm bh 38,000.00

U 30 cm - 100 cm bh 44,000.00

U 50 cm - 100 cm bh

225,000.00

2 LUBANG ANGIN (ROSTER) PC + PASIR

10 X 20 cm bh 5,600.00

20 X 20 cm bh 6,400.00

25 X 25 cm bh 6,900.00

30 X 30 cm bh 7,500.00

15 X 25 cm bh 7,600.00

15 X 30 cm bh 7,900.00

VI . B A H A N B E S I

1 BESI BETON besi beton polos kg 11,000.00

besi beton prestress kg 17,200.00

besi beton ulir kg 13,000.00

2 BESI PLAT Besi Strip kg 14,200.00

3 BESI PROFIL Besi Profil kg 14,250.00

4 JARING - JARING BAJA

Diameter 4 - 15 kg 15,500.00

Diameter 6 - 15 kg 15,500.00

Kawat Bronjong kg 10,000.00

5 BESI SIKU L 40 X 40 X 4 btg 145,000.00

L 50 X 50 X 5 btg 225,000.00

L 60 X 60 X 6 btg 325,000.00

6 KAWAT - Ikat beton/bendrat kg 16,000.00

- Harmonika 12 X 45 mm m2 25,000.00

- Harmonika 12 X 24 mm m2 27,000.00

- Harmonika 14 X 30 mm m2 26,000.00

- Harmonika 14 X 35 mm m2 26,000.00

- Kawat Nyamuk Nylon m2 10,000.00

- Kawat Kasa m2 17,000.00

- Saringan pasir m2 17,500.00

- Kawat loket m2 17,500.00

- Kawat duri rol 135,000.00

- Kawat bronjong kg 21,000.00

7 holo btg 24,000.00

VII . B A H A N P I P A

1 Pipa PVC SII SCJ , S - 12,5 (10 bar)

Pipa PVC DN 20 ( ½" ) AW JIS btg 26,000.00 panjang 4 m

Pipa PVC DN 25 ( ¾" ) AW JIS btg 33,000.00 panjang 4 m

Pipa PVC DN 32 ( 1" ) AW JIS btg 43,000.00 panjang 4 m

Pipa PVC DN 40 ( 1½" ) btg 72,000.00 panjang 6 m

Pipa PVC DN 63 ( 2" ) btg 101,000.00 panjang 6 m

Pipa PVC DN 90 ( 3" ) btg 198,000.00 panjang 6 m

Pipa PVC DN 110 ( 4" ) btg 300,000.00 panjang 6 m

Pipa PVC DN 160 ( 6" ) btg 585,000.00 panjang 6 m

Pipa PVC DN 200 ( 8" ) btg 960,000.00 panjang 6 m

Pipa PVC DN 250 ( 10" ) btg 1,500,000.00 panjang 6 m

Pipa PVC DN 315 ( 12" ) btg 2,100,000.00 panjang 6 m

3 Pipa Medium B Galvanis - SII

Pipa Medium B Galvanis DN ½" btg 125,000.00 panjang 6 m

Pipa Medium B Galvanis DN 25 ( ¾" ) btg 160,000.00 panjang 6 m

Pipa Medium B Galvanis DN 32 ( 1" ) btg 250,000.00 panjang 6 m

Pipa Medium B Galvanis DN 50 ( 1½" ) btg 360,000.00 panjang 6 m

Page 137: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

Pipa Medium B Galvanis DN 63 ( 2" ) btg 480,000.00 panjang 6 m

Pipa Medium B Galvanis DN 2½" btg 840,000.00 panjang 6 m

Pipa Medium B Galvanis DN 90 ( 3" ) btg 1,100,000.00 panjang 6 m

Pipa Medium B Galvanis DN 110 ( 4" ) btg 1,850,000.00 panjang 6 m

Pipa Medium B Galvanis DN 160 ( 6" ) btg - panjang 6 m

Pipa Medium B Galvanis DN 200 ( 8" ) btg - panjang 6 m

Pipa Medium B Galvanis DN 250 ( 10") btg - panjang 6 m

VIII . B A H A N L A N G I T - L A N G I T

1 AKUSTIK-uk : 30 X 30 lbr 5,100.00

30 X 60 lbr 13,000.00

60 X 120 lbr 42,000.00

List Kayu Profil m' 5,000.00

2 SOFT BOARD-uk: 4'X 8'

Gypsum tebal 9 mm lbr 60,000.00

3 HARD BOARD-uk: 4'X 8' lbr 65,000.00

4 PLY WOOD

Teak wood

90 X 210 X 3 mm lbr 51,000.00

. 120 X 240 X 3 mm lbr 57,000.00

. 90 X 210 X 4 mm lbr 65,000.00

. 90 X 210 X 9 mm lbr 120,000.00

. 90 X 210 X 12 mm lbr 160,000.00

. 90 X 210 X 15 mm lbr 240,000.00

. 90 X 210 X 18 mm lbr 290,000.00

Tripleks

. 120 X 240 X 3 mm lbr 55,000.00

. 120 X 240 X 4 mm lbr 65,000.00

. 120 X 240 X 6 mm lbr 105,000.00

Multipleks

. 120 X 240 X 9 mm lbr 135,000.00

. 120 X 240 X 12 mm lbr 155,000.00

. 120 X 240 X 15 mm lbr 200,000.00

. 120 X 240 X 18 mm lbr 220,000.00

Formika ukuran pintu lbr 75,000.00

IX . B A H A N F I N I S H I N G

1 KAYU

Menie kg 21,000.00

Dempul plamur kg 25,000.00

Ambril/amplas lbr 3,500.00

Batu Apung kg 6,500.00

Cat dasar kg 36,500.00

. Emco kg 51,000.00

. Yunior 66 (nippon paint) kg 52,000.00

- Koas bh 9,500.00

. Deculux kg 55,000.00

. Siralax ons 15,000.00

. Spiritus ltr 11,000.00

. Plitur jadi ltr 35,000.00

2 TEMBOK

Kalkarium kg 4,000.00

Kapur sirih kg 4,500.00

Plamur kg 10,500.00

Cat Tembok kg 19,000.00

Coating kg 50,000.00

Clear / vernis lt 50,000.00

Sintex 5 kg 95,000.00

Danabride 5 kg 95,000.00

Catylac 5 kg 115,000.00

Mowilex 5 kg 250,000.00

Page 138: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

3 BESI -

Menie kg 25,000.00

Cat mengkilat kg 55,000.00

Cat kg 36,000.00

Thinner A ltr 12,500.00

Minyak cat ltr 12,000.00

Thinner Super ltr 25,000.00

Residu (teer/aspal) drum 60,000.00

Fibre glass (tanki air)

kapasitas 550 liter. bh 950,000.00

kapasitas 1100 liter. bh 1,450,000.00

Lem Aica Aibon kg 40,000.00

X . B A H A N K A C A

1 POLOS 3 mm m2 66,000.00

5 mm m2 78,000.00

8 mm m2 283,500.00

12 mm m2 492,750.00

2 ES KABUR 3 mm m2 80,000.00

5 mm m2 89,000.00

3 RAY BAND 3 mm m2 68,000.00

5 mm m2 78,000.00

XI . BAHAN INSTALASI LISTRIK

1 KABEL LISTRIK

N Y A : . 1 X 1 1/2 mm2 m' 3,300.00

SPLN LMK 1 X 2 1/2 mm2 m' 3,900.00

. 1 X 4 mm2 m' 6,000.00

1 X 6 mm2 m' 8,900.00

N Y Y : . 2 X 1 1/2 mm2 m' 9,450.00

PRIMA 2 X 2 1/2 mm2 m' 15,500.00

. 2 X 4 mm2 m' 28,000.00

2 X 6 mm2 m' 37,000.00

3 X 1 1/2 mm2 m' 14,000.00

3 X 2 1/2 mm2 m' 21,000.00

3 X 4 mm2 m' 36,500.00

3 X 6 mm2 m' 53,000.00

N Y M : . 2 X 1 1/2 mm2 m' 8,000.00

PRIMA 2 X 2 1/2 mm2 m' 11,500.00

. 2 X 4 mm2 m' 23,000.00

3 X 1 1/2 mm2 m' 14,000.00

3 X 2 1/2 mm2 m' 22,000.00

3 X 4 mm2 m' 35,000.00

3 X 6 mm2 m' 48,000.00

-

2 SKAKELAR -

Out bauw . Seri bh 21,000.00

. Engkel bh 15,000.00

In bauw . Seri bh 16,500.00

. Engkel bh 12,000.00

-

3 FUSE BOX (SEKERING KASA) -

1 group bh 135,000.00

2 group bh 245,000.00

3 group bh 360,000.00

-

4 STEKER - Biasa bh 12,000.00

Arde bh 16,000.00

T Biasa bh 13,000.00

T dengan Arde bh 17,500.00

Page 139: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

-

5 FITING Flaon bh 9,000.00

Gantung bh 84,000.00

Kap bh 16,000.00

Kombinasi bh 14,500.00

-

6 STOP KONTAK - Arde Outbow putih bh 15,000.00

Arde Outbow hitam bh 6,000.00

Arde IB bh 15,000.00

Arde Putar bh 42,000.00

XII . ALAT - ALAT PENGUNCI & PENGGANTUNG

1 KUNCI TANAM Union : 1 X slag bh 60,000.00

2 X slag bh 70,000.00

Yale : 1 X slag bh 95,000.00

2 X slag bh 155,000.00

Kuda : 1 X slag bh 60,000.00

2 X slag bh 75,000.00

-

2 ENGSEL DAN GERENDEL

Engsel Angin bh 16,000.00

Kupu-kupu biasa bh 4,500.00

Nylon kupu-kupu bh 9,000.00

Espagnoled - dalam negeri bh 50,000.00

Grendel Tanam luar negeri bh 11,000.00

Grendel biasa bh 20,000.00

Kait Angin bh 17,500.00

Door Stop bh 350,000.00

XIII . BAHAN SANITAIR

1 KLOSET DUDUK bh 1,500,000.00

2 KLOSET JONGKOK

bh 150,000.00

3 WASTAFEL PEDESTAL

bh 1,250,000.00

4 WASTAFEL MEJA OVAL

bh 950,000.00

5 WASTAFEL GANTUNG BULAT

bh 450,000.00

-

6 WASTAFEL GANTUNG SUDUT -

bh 310,000.00

-

7 WASTAFEL GANTUNG SUDUT KECIL -

bh 275,000.00

8 WASTAFEL BAK CUCI

bh 170,000.00

9 TEMPAT SABUN GANTUNG -

bh -

35,000.00

10 TEMPAT SABUN TANAM -

bh -

-

25,000.00

11 SEPTIC TANK (ETERNIT GRESIK)

5 Pemakai 500 liter unit

10 Pemakai 1.000 liter unit -

Page 140: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

12 LAIN - LAIN

Kran Air bh 35,000.00

Seal tape bh 3,000.00

Floor drain bh 25,000.00

XIV . ALAT PENGIKAT KAYU

1 PAKU - ukuran 1" s/d 4" kg 16,000.00

2 PAKU - payung kg 20,000.00

3 PAKU - sekrup kg 13,500.00

4 PAKU - beton kg 18,000.00

5 MUR BAUT (kuda-kuda) kg 14,000.00

6 ANGKUR BAUT bh 13,000.00

7 LEM KAYU bh 20,000.00

8 Tali Ijuk kg 20,000.00

XV . POMPA AIR.

1 POMPA AIR TANGAN

Dragon buatan Indonesia bh 310,000.00

2 POMPA AIR LISTRIK

Sanyo 100 watt bh 1,050,000.00

Fuji 250 watt bh 510,000.00

Shimizu . 100 watt bh 380,000.00

. 90 watt bh 400,000.00

D a b . 125 watt bh 450,000.00

. 175 watt bh 750,000.00

X VI . PAVING BLOCK

1 SQUARE Abu-abu m2 65,000.00

Merah/hitam m2 70,000.00

2 HOLLAND Abu-abu m2 65,000.00

Merah/hitam m2 70,000.00

3 UNIDECOR Abu-abu m2 49,000.00

Merah/hitam m2 70,000.00

4 U N I Abu-abu m2 65,000.00

Merah/hitam m2 70,000.00

5 TRIHEX Abu-abu m2 65,000.00

Merah/hitam m2 70,000.00

6 OLYMPIA HEXA Abu-abu m2 65,000.00

7 HEXAGONAL Abu-abu m2 70,000.00

Merah/hitam m2 65,000.00

8 CASTLE Abu-abu m2 70,000.00

9 TRAPEZ Abu-abu m2 65,000.00

10 TRAPEZ GRASS BLOCK 70,000.00

Abu-abu m2 65,000.00

11 STANDARD GRASS BLOCK ABU-ABU BH 9,000.00

12 BATACO BH 4,000.00

13 KANSTEEN m' 8,500.00

Page 141: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

XVII. L A I N - L A I N

1 KREI 25 MM m2 50,000.00

2 Sliding Pintu J4 bh 225,000.00

3 Naco per Daun bh 12,500.00

4 Rolling door Besi m2 275,000.00

Rolling door Almunium m2 325,000.00

5 Awning Almunium m2 225,000.00

6 Kusen Almunium 4" Putih m' 105,000.00

7 WIDE FLANGE BEAM

150 X 75 X 5 X 7 X 12 btg 1,550,000.00

8 ASPAL.

Aspal Ex Pertamina isi Net 160 kg drum 1,800,000.00

Hotmix Tebal = 4 Cm m2 70,000.00

Hotmix Tebal = 5 Cm m2 85,000.00

Hotmix Tebal = 6 Cm m2 100,000.00

Hotmix Tebal = 7 Cm m2 120,000.00

Binder Course ton 1,350,000.00

Wearing Course ton 1,450,000.00

Hot Roller Sheet ton 1,300,000.00

Sand Sheet ton 1,250,000.00

Sand Sheet Emulsi ton 1,600,000.00

Cold Mix ton 1,850,000.00

Prime / Tack Coard RC liter 8,700.00

Prime Coat MC liter 8,700.00

Prime / Tack Coat Emulsi liter 8,700.00

10 K A C A

Cermin tebal 5 mm m2 275,000.00

11 PAGAR BRC. Pagar BRC 90 A2 /lb 550,000.00

Pagar BRC 120 A2 /lb 650,000.00

12 LAIN-LAIN

Minyak Beton & bekisting ltr 10,000.00

Pintu Lipat Besi m2 425,000.00

Sunscreen Allumunim m2 350,000.00

Allumunium Foil m2 8,000.00

Soda api kg 5,000.00

Sabun kg 13,000.00

Air m3 10,000.00

Koas Alang-alang ikat 2,000.00

Solar (Industri) ltr 11,300.00

Premium (Industri) ltr 11,000.00

Pelumas ltr 38,000.00

Compound kg 2,000.00

Wall Paper m2 50,000.00

Page 142: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

PEKERJAAN

LOKASI : JL. RADEN PATAH NO.12 KOTA SEMARANG

TAHUN ANGGARAN : 2016/2017

NO. SATUAN HARGA KET.

(Rp)

1 P e k e r j a Hr 60,000.00

2 M a n d o r Hr 80,000.00

3 T u k a n g l i s t r i k Hr 85,000.00

4 T u k a n g k a y u Hr 85,000.00

5 K e p . t k . k a y u Hr 90,000.00

6 T u k a n g b a t u Hr 85,000.00

7 K e p . t k . b a t u Hr 90,000.00

8 T u k a n g b e s i Hr 85,000.00

9 K e p . t k . b e s i Hr 90,000.00

10 T u k a n g c a t Hr 85,000.00

11 K e p . t k . c a t Hr 90,000.00

12 T u k a n g p l i t u r Hr 85,000.00

13 T u k a n g j a l a n Hr 65,000.00

14 T u k a n g g a l i Hr 65,000.00

15 Tukang masak aspal Hr 65,000.00

16 T k . l e i d e n g Hr 85,000.00

17 M a s i n i s Hr 175,000.00

18 P e m b . M a s i n i s Hr 110,000.00

19 P e n j a g a a p i Hr 65,000.00

20 P e n j a g a m a l a m Hr 65,000.00

21 Sopir Hr 165,000.00

22 Pembantu Sopir Hr 110,000.00

J E N I S B A H A N

D A F T A R U P A H P E K E R J A

: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI KOTA

SEMARANG

Page 143: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

PEKERJAAN

LOKASI : JL. RADEN PATAH NO.12 KOTA SEMARANG

TAHUN ANGGARAN : 2016/2017

NO. KODE URAIAN PEKERJAAN SAT HARGA SAT PEKERJAAN

(Rp)

1 Pagar Sementara dari Seng Gelombang Tinggi 2,00 m m' 585,860.00

2 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank m' 131,200.00

3 Pembuatan Kantor Sementara dg Lantai Plesteran m2 1,038,550.00

4 Pembuatan Gudang Semen dan Alat-alat m2 860,450.00

5 Membersihkan Lapangan dan Perataan m2 10,000.00

6 Menggali Tanah Biasa Sedalam 1 m m3 47,000.00

7 Urugan Pasir m3 198,800.00

8 Membuat Lantai Kerja Beton mutu f'c=7,4 MPa (K100), slum (3-6)cm, w/c = 0,87 m3 840,837.94

9 Membuat Pondasi Beton Bertulang (150 kg Besi + Bekisting) m3 3,622,955.00

10 Membuat Sloof Beton Bertulang (200 kg Besi + Bekisting) m3 4,429,485.00

11 Membuat Kolom Beton Bertulang (300 kg Besi + Bekisting) m3 7,862,435.00

12 Membuat Balok Beton Bertulang (200 kg Besi + Bekisting) m3 6,175,395.00

13 Membuat Tangga Beton Bertulang (200 kg Besi + Bekisting) m3 5,681,485.00

14 Pasang Atap galvalum m2 81,520.00

15 Memasang Besi Profil kg 26,620.00

16 Memasang Rangka Kuda-kuda Baja kg 25,120.00

17 Mengerjakan Pekerjaan Perakitan (Kuda-kuda Baja) 100kg 32,650.00

18 Memasang Rangka Atap Genteng Keramik, Kayu Klas II m2 149,900.00

19 Pasang Atap Genteng Kodok / Glasur m2 115,075.00

D A F T A R H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N

: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI KOTA SEMARANG

Page 144: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB)PEKERJAAN

LOKASI :JL. RADEN PATAH NO 12 KOTA SEMARANG

TAHUN ANGGARAN :2016/2017

HARGA SAT PEKERJAAN JUMLAH HARGA

(Rp) (Rp)

A PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Pembersihan dan pengukuran lokasi m2 913.52 10,000.00 9,135,200.00

2 Administrasi/laporan & dokumentasi ls 1.00 2,500,000.00 2,500,000.00

3 Mobilisasi/Sewa alat kerja ls 1.00 25,000,000.00 25,000,000.00

4 Listrik & air kerja bln 7.00 1,000,000.00 7,000,000.00

5 Pembuatan Kantor Sementara dg Lantai Plesteran m2 24.00 1,038,550.00 24,925,200.00

6 Pembuatan pagar seng keliling m' 120.00 585,860.00 70,303,200.00

7 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank m' 228.38 131,200.00 29,963,456.00

Sub Total 168,827,056.00

B PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

1 Pekerjaan galian pile cap dan tie beam m3 710.86 47,000.00 33,410,608.00

2 Pekerjaan urugan kembali m3 236.95 15,666.67 3,712,289.78

3 Pekerjaan tiang pancang m' 3,264.00 450,000.00 1,468,800,000.00

4 Pekerjaan lantai kerja t = 5cm m3 11.98 840,837.94 10,073,238.48

5 Pekerjaan pasir urug bawah pile cap m3 23.96 198,800.00 4,763,248.00

6 Pekerjaan cor pile cap P1 dan P2 m3 287.52 3,622,955.00 1,041,672,021.60

7 Pekerjaan tie beam TB1 m3 82.28 4,429,485.00 364,435,878.38

Sub Total 2,926,867,284.23

C PEKERJAAN STRUKTUR BASEMENT

1 Pekerjaan kolom K1 m3 61.74 7,862,435.00 485,426,736.90 2 Pekerjaan kolom K2 m3 7,862,435.00 -

2 Pekerjaan balok B1 m3 47.78 6,175,395.00 295,029,496.13

3 Pekerjaan balok B2 m3 34.38 6,175,395.00 212,310,080.10

4 Pekerjaan balok B3 m3 20.31 6,175,395.00 125,437,710.94

5 Pekerjaan balok B5 m3 0.39 6,175,395.00 2,408,404.05

6 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm m3 106.86 5,681,485.00 607,109,851.54

7 Pekerjaan cor tangga m3 2.67 5,681,485.00 15,153,202.27

Sub Total 1,742,875,481.92

D PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1

1 Pekerjaan kolom K1 m3 61.74 7,862,435.00 485,426,736.90

2 Pekerjaan kolom K2 m3 0.88 7,862,435.00 6,879,630.63

3 Pekerjaan kolom K3 m3 0.32 7,862,435.00 2,476,667.03

4 Pekerjaan balok B1 m3 47.78 6,175,395.00 295,029,496.13

5 Pekerjaan balok B2 m3 34.38 6,175,395.00 212,310,080.10

6 Pekerjaan balok B4 m3 10.96 6,175,395.00 67,682,329.20

7 Pekerjaan balok B5 m3 0.39 6,175,395.00 2,408,404.05

8 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm m3 116.46 5,681,485.00 661,652,107.54

9 Pekerjaan cor tangga m3 2.67 5,681,485.00 15,153,202.27

Sub Total 1,749,018,653.83

E PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 2

1 Pekerjaan kolom K1 m3 61.74 7,862,435.00 485,426,736.90

2 Pekerjaan balok B1 m3 47.78 6,175,395.00 295,029,496.13

3 Pekerjaan balok B2 m3 34.38 6,175,395.00 212,310,080.10

4 Pekerjaan balok B4 m3 10.96 6,175,395.00 67,682,329.20

4 Pekerjaan balok B5 m3 0.39 6,175,395.00 2,408,404.05

5 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm m3 106.86 5,681,485.00 607,109,851.54

6 Pekerjaan cor tangga m3 2.67 5,681,485.00 15,153,202.27

Sub Total 1,685,120,100.18

F PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 3

1 Pekerjaan kolom K1 m3 61.74 7,862,435.00 485,426,736.90

2 Pekerjaan balok B1 m3 23.89 6,175,395.00 147,514,748.06

3 Pekerjaan balok B2 m3 11.70 6,175,395.00 72,252,121.50

4 Pekerjaan balok B3 m3 31.13 6,175,395.00 192,209,169.38

4 Pekerjaan balok B5 m3 2.76 6,175,395.00 17,044,090.20

5 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm m3 39.78 5,681,485.00 226,009,473.30

6 Pekerjaan cor tangga m3 2.67 5,681,485.00 15,153,202.27

Sub Total 1,155,609,541.61

G PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 4

1 Pekerjaan kolom K2 m3 16.63 7,862,435.00 130,712,981.88

2 Pekerjaan kolom K4 m3 1.42 7,862,435.00 11,145,001.61

3 Pekerjaan balok B1 m3 23.89 6,175,395.00 147,514,748.06

4 Pekerjaan balok B2 m3 11.70 6,175,395.00 72,252,121.50

5 Pekerjaan balok B5 m3 2.76 6,175,395.00 17,044,090.20

6 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm m3 39.78 5,681,485.00 226,009,473.30

7 Pekerjaan cor tangga m3 2.67 5,681,485.00 15,153,202.27

Sub Total 619,831,618.82

H PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 5

1 Pekerjaan kolom K2 m3 16.63 7,862,435.00 130,712,981.88

NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME

:PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI KOTA SEMARANG

Page 145: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

2 Pekerjaan balok B1 m3 23.89 6,175,395.00 147,514,748.06

3 Pekerjaan balok B2 m3 11.70 6,175,395.00 72,252,121.50

4 Pekerjaan balok B5 m3 2.76 6,175,395.00 17,044,090.20

5 Pekerjaan pelat lantai atap t=12 cm m3 39.78 6,175,395.00 245,657,213.10

6 Pekerjaan cor tangga m3 2.67 5,681,485.00 15,153,202.27

Sub Total 628,334,357.01

I PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP

1 Pekerjaan kolom K4 m3 0.78 7,862,435.00 6,156,286.61

2 Pekerjaan balok B6 m3 0.67 6,175,395.00 4,112,813.07

5 Pekerjaan pelat atap t=10 cm m3 1.20 6,175,395.00 7,410,474.00

Sub Total 17,679,573.68

J PEKERJAAN ATAP

1 Pekerjaan Kuda-Kuda Baja kg 8,022.92 25,120.00 201,535,850.88

2 Pekerjaan gording stall 5/10 t=2 mm kg 10,431.59 26,620.00 277,688,936.45

3 Pekerjaan erection 100 kg 184.55 32,650.00 6,025,398.95

4 Pekerjaan Rangka Atap m2 548.00 149,900.00 82,145,200.00

5 Pekerjaan Pemasangan Atap Galvalum m2 548.00 115,075.00 63,061,100.00

Sub Total 630,456,486.28

Page 146: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

PEKERJAAN :PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI KOTA SEMARANG

LOKASI :JL. RADEN PATAH NO 12 KOTA SEMARANG

TAHUN ANGGARAN :2016/2017

HARGA PEKERJAAN TOTAL HARGA

(Rp) (Rp)

A PEKERJAAN PERSIAPAN 168,827,056.00

B PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI 2,926,867,284.23

C PEKERJAAN STRUKTUR BASEMENT 1,742,875,481.92

D PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1 1,749,018,653.83

E PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 2 1,685,120,100.18

F PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 3 1,155,609,541.61

G PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 4 619,831,618.82

H PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 5 628,334,357.01

I PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP 17,679,573.68

J PEKERJAAN ATAP 630,456,486.28

JUMLAH HARGA SEBELUM PPn 11,324,620,153.57

PPn 10% 1,132,462,015.36

JUMLAH HARGA SETELAH PPn 12,457,082,168.93

JUMLAH TOTAL PAGU ANGGARAN : 12,457,082,168.93

PEMBULATAN : 12,457,082,000.00

TERBILANG : Dua Belas Milyar Empat Ratus Lima Puluh Empat Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Rupiah

NO. URAIAN PEKERJAAN

REKAPITULASI

Page 147: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

172

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN : PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI

KANTOR BANK BRI PROVINSI JATENG KOTA

SEMARANG.

LOKASI : Jalan Raden Patah No. 12 Semarang, Jawa Tengah.

TH. ANGGARAN : 2016/2017

1.1. SYARAT – SYARAT UMUM

Pasal 1

Peraturan Umum

Tata laksana dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanakan berdasarkan

peraturan-peraturan sebagai berikut :

1. UU RI No. 18 Tahun 1998 tentang Jasa Kontruksi.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2003 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.

3. Kepmen Kimpraswil No. 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002

tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

4. Kepmen Kimpraswil No. 339/KPTS/M/2003 tanggal 31 Desember 2003

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Kontruksi oleh Instansi

Pemerintah.

Pasal 2

Pemberi Tugas Pekerjaan

Yang bertindak sebagai pemberi tugas adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

selaku Pemilik Proyek.

Page 148: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

173

Pasal 3

Direksi/Pengelola Proyek

Yang bertindak sebagai Direksi adalah Tim Direksi dari Owner/Pemilik yang

diangkat oleh Pihak Owner (Pemerintah Provinsi Jawa Tengah) sendiri.

Pasal 4

Konsultan Perencana Teknis

1. Yang bertindak sebagai perencana (pembuat desain) adalah Perencana

Teknis yang berbadan hukum.

2. Perencana berkewajiban mengadakan pengawasan berkala dalam bidang

struktur dan pelaksanaan pekerjaan.

3. Tidak dibenarkan mengubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan sebelum

mendapat ijin atau pengawasan dari Pemimpin Proyek.

Pasal 5

Pengawas Lapangan

Selaku pengawas untuk pekerjaan ini adalah tim pengawas yang ditunjuk oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Pasal 6

Rekanan/Pemborong/Kontraktor

Kontraktor adalah perusahaan berstatus Badan Hukum yang usaha

pokoknya adalah melaksanakan pekerjaan pemborongan bangunan yang

memenuhi syarat-syarat bonafiditas dan kualitas menurut Panitia Pelelangan

yang ditunjuk oleh Pimpinan Proyek untuk melaksanakan pekerjaan

Pembangunan Struktur Gedung Lima Lantai Arsip Perkantoran dan

Perpustakaan Provinsi Jateng Kab. Semarangtersebutsetelah SKPP dan SPMK

diterbitkanolehPemimpinProyek.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi :

1. Perusahaan yang berstatus Badan Hukum yang usaha pokoknya adalah

melaksanakan pekerjaan pemborongan bangunan yang memenuhi syarat-

syarat bonafiditas dan kualitas menurut Panitia yang ditunjuk oleh

Page 149: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

174

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk melaksanakan pekerjaan

pembangunan gedung tersebut setelah memenangkan pelelangan ini.

2. Tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) yakni yang lulus dalam

prakualifikasi yang diadakan oleh Panitia Prakualifikasi tingkat Daerah

dengan klasifikasi A.

Pasal 7

Pemberian Penjelasan (Aanwijzing)

1. Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada :

a. Hari :

b. Tanggal :

c. Waktu/ Jam :

d. Tempat :

2. Bagi mereka yang tidak dapat mengikuti Aanwijzing tidak

diperkenankan/tidak diperbolehkan mengikuti pelelangan.

Pasal 8

Pelelangan

1. Pelelangan dilakukan secara terbatas dengan undangan tertulis, kepada

pemborong atau rekanan yang tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu

menurut bidang usaha dan klasifikasinya. Para undangan mendapat gambar-

gambar Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pada waktu yang telah

ditentukan.

Pemasukkan Surat Penawaran paling lambat pada :

a. Hari / tanggal :

b. Waktu :

c. Tempat :

2. Para pemborong/rekanan yang menerima undangan harus hadir pada waktu

dimulainya pemberian penjelasan.

3. Pada waktu pemberian penjelasan mengenai gambar, Rencana Kerja dan

Syarat-syarat (RKS) serta keterangan perubahan-perubahan lainnya yang

Page 150: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

175

menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan, dibuat berita Acara yang

ditandatangani oleh Panitia dan sekurang-kurangnya 2 orang wakil dari

peserta.

4. Berita Acara Penjelasan merupakan bagian dari dokumen pelelangan

ditetapkan satu minggu setelah hari pemberian penjelasan pada :

a. Hari / tanggal :

b. Waktu :

c. Tempat :

5. Bagi pemborong/rekanan yang berhalangan hadir sendiri dalam mengikuti

pelelangan dapat mewakilkan orang lain dengan menyerahkan Surat Kuasa

di atas maerai Rp. 6000,00 dan ditandangani kedua belah pihak.

Pasal 9

Sampul Surat Penawaran

1. Sampul surat penawaran ukuran (25 x 40) cm warna putih dan tidak tembus

baca.

2. Sampul surat penawaran yang sudah berisi surat lengkap dengan lampiran-

lampiran dilem dan dilak di lima tempat, dan tidak diberi kode cap cincin

atau kop perusahaan dan kode lainnya.

3. Pada sampul surat penawaran di sebelah kiri atas dan disebelah kanan

bawah supaya dapat ditulis langsung tidak boleh dengan tempelan.

Contoh Sampul Penawaran

Page 151: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

176

Tampak Depan

Tampak Belakang

Pasal 10

Persyaratan Penawaran

1. Penawaran yang diminta adalah penawaran yang lengkap menurut gambar,

ketentuan-ketentuan RKS serta berita Acara Aanwijzing.

2. Surat penawaran, Surat Pernyataan, Daftar RAB, Daftar Harga Satuan

Bahan dan Upah Kerja. Daftar Analisa Pekerjaan dan Daftar Harga Satuan

SURAT PENAWARAN PEKERJAAN:

PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI

PROVINSI JATENG KOTA SEMARANG Hari / Tanggal : Senin, 2 Februari 2017

Waktu : 09.00 WIB Tempat : Ruang Rapat Gedung Paviliun Garuda

KEPADA

PANITIA LELANG

PROYEK PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG

LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI PROVONSI

JATENG KOTA SEMARANG. Jalan Teuku Umar No. 24, Semarang, Jawa Tengah

40

25

40

25

Page 152: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

177

Pekerjaan halaman pertama dibuat di atas kertas kop nama perusahaan dan

harus ditandatangani oleh Direktur Pemborong yang bersangkutan dan di

bawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan.

3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong

sendiri, maka harus dilampiri :

a. Surat Kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan dan diberi

materai Rp. 6.000,00.

b. Satu exemplar dari Statuten.

4. Surat penawaran dan lampiran-lampirannya lengkap supaya dibuat rangkap

lima dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6.000,00 lalu

dibubuhi tanda tangan dan cap perusahaan di atas materai tersebut.

5. Surat penawaran dan lampiran-lampirannya lengkap supaya dimasukkan ke

dalam satu amplop.

6. Lampiran-lampiran Surat Penawaran adalah :

a. Fotocopy Surat Undangan.

b. Surat Penawaran.

c. RAB dan Rekapitulasi.

d. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Kerja.

e. Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan.

f. Time Schedule/ Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.

g. Fotocopy Akte Pendirian perusahaan + perubahannya.

h. Fotocopy SIUJK dari Kanwil Dep. PU Jateng.

i. Fotocopy Surat Keterangan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

j. Fotocopy NPWP.

k. Fotocopy TDR yang masih berlaku sub Bidang Perumahan dan

Permukiman kualifikasi A yang dapat beroperasi di Propinsi Jawa

Tengah.

l. Fotocopy Tanda Anggota Gapensi dan Kadin yang berlaku.

m. Fotocopy Referensi Bank Khusus untuk pekerjaan tersebut.

n. Fotocopy Neraca Perusahaan yang dikeluarkan Akuntan Publik yang

terakhir.

o. Daftar Susunan Pemilikan Modal Perusahaan.

Page 153: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

178

p. Daftar Pengurus Perusahaan.

q. Daftar personil yang digunakan untuk proyek ini.

r. Daftar peralatan yang digunakan untuk proyek ini.

s. Fotocopy Jaminan Tender dari Bank Pemerintah Lembaga Keuangan

lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku tiga bulan.

t. Daftar referensi Pekerjaan disertai Fotocopy SPK-nya tiga tahun

terakhir.

u. Surat Kesanggupan bermaterai Rp. 6.000,00 untuk :

- Mengadakan voorfinanclering (bagi yang tidak mengambil uang

muka)

- Mengasuransikan tenaga kerja ke Perum Astek

- Tunduk dan taat pada Peraturan Pemerintah Daerah setempat

- Jaminan Penawaran 1 – 3 %

- Jaminan Pelaksanaan 1 – 5 %

- Kerja sama dengan Koperasi

7. Surat-surat yang memakai Kop Surat Asli Perusahaan, adalah :

a. Surat Penawaran.

b. Halaman pertama RAB + Rekapitulasi.

c. Halaman pertama daftar harga satuan bahan + upah.

d. Halaman pertama daftar analisa.

e. Halaman pertama daftar harga satuan pekerjaan.

f. Daftar susunan pemilik modal perusahaan.

g. Surat kesanggupan.

8. Surat-surat asli yang ditujukan pada saat pemasukan penawaran :

a. Akte pendirian perusahaan dan perubahan.

b. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK).

c. NPWP dan PKP.

d. Tanda Daftar Rekanan (TDR) yang masih berlaku.

e. Tanda Anggota Gepensi yang masih berlaku.

f. Surat jaminan tender (yang asli diserahkan).

Page 154: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

179

9. Bilamana pada saat bersamaan rekanan mengikuti tender pada instalasi lain,

surat-surat asli dapat ditunjukkan pada ketua/sekretaris panitia untuk

dimintakan pengesahannya.

10. Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran tidak dapat

mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan

pekerjaan tersebut bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut

penawaran yang diajukan.

11. Bagi rekanan yang mengundurkan diri setelah ditunjuk dikenakan sanksi

ialah :

a. Tidak diikutsertakan dalam tender yang akan datang.

b. Dicatat dalam konduite.

c. Tender garansi dinyatakan hilang dan menjadi milikPemerintah Provinsi

Jawa Tengah

12. Bagi rekanan yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat

diambil setelah ada pengumuman pemenang lelang.

13. Sistem Evaluasi menggunakan metode sistem gugur, dengan proses

penilaian adalah evaluasi administrasi, evaluasi teknik, evaluasi penawaran

harga.

Pasal 11

Jaminan Penawaran

Jaminan penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan bank milik

pemerintah atau bank/lembaga keuangan lain yang ditetapkan oleh Menteri

Keuangan, tanggal 24 Februari 1988, No. 205/KMK.013/1988.

Bagi Pemborong yang telah ditunjuk, jaminan dapat diambil setelah SPK

diterbitkan.

Bagi Pemborong yang ditetapkan untuk melaksanakan pekerjaan, jaminan

penawaran diberikan kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh

Pemimpin Proyek sekaligus menandatangani Surat Perjanjian Pemborongan.

Page 155: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

180

Pasal 12

Surat Penawaran Yang Tidak Sah

Surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur, bilamana :

1. Surat penawaran yang tidak dimasukkan ke dalam sampul surat penawaran.

2. Surat penawaran, surat pernyataan dan RAB yang seharusnya dibuat di atas

kertas kop perusahaan, ternyata tidak dibuat di atas kertas kop nama dari

pemborong yang bersangkutan.

3. Surat penawaran tidak ditandatangani oleh penawar.

4. Surat penawaran asli tidak bermaterai Rp. 6000,00 / tidak diberi tanggal dan

tidak terkena tanda tangan penawar / tidak ada cap perusahaan.

5. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang

tertulis dengan huruf.

6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka

maupun huruf.

7. Surat penawaran dari pemborong yang tidak diundang / mendaftar.

8. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditandatangani oleh penawar dan

tidak diberi cap dari pemborong (kecuali fotocopy).

Pasal 13

Waktu Pekerjaan

1. Pekerjaan harus sudah dimulai dengan nyata paling lambat tiga puluh hari

sesudah penunjukan pemenang pelelangan.

2. Waktu adalah jumlah dari kalender yang diperlukan untuk menyelesaikan

seluruh pekerjaan dengan sempurna dan diterima baik oleh Pemberi Tugas.

3. Tanggal permulaan pekerjaan adalah tanggal yang dipastikan dalam

pemberitahuan untuk memulai pekerjaan. Bila tidak ada pemberitahuan

untuk memulai pekerjaan, maka berlaku tanggal yang ditetapkan dalam

Surat Perjanjian Pekerjaan.

4. Pemborong harus menyerahkan pekerjaan hingga memenuhi persyaratan

paling lambat empat ratus hari kalender sesudah penunjukan pemenang

pelelangan.

Page 156: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

181

Pasal 14

Penetapan Calon Pemenang Pelelangan

1. Apabila dalam harga penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas

ketentuan mengenai harga satuan (harga standar) yang telah ditetapkan serta

telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada, maka Panitia menetapkan

tiga peserta yang telah memasukkan penawaran yang paling menguntungkan

bagi Owner dalam artian :

a. Penawaran secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

b. Perhitungan harga dapat dipertanggungjawabkan.

c. Penawaran tersebut adalah terendah diantara penawar-penawar lainnya

yang memenuhi syarat-syarat tersebut dalam sub ayat 1a & sub ayat 1b.

2. Keputusan tersebut diambil oleh Panitia dalam suatu rapat yang dihadiri

oleh lebih dari 2/3 jumlah anggota. Apabila rapat pertama tidak dicapai

kuorum, maka rapat berikutnya dapat diambil keputusan apabila dihadiri

oleh lebih dari setengah jumlah anggota.

3. Berita Acara hasil pelelangan tersebut ditandatangani oleh Ketua dan semua

anggota Panitia.

4. Setelah Berita Acara hasil pelelangan selesai, Panitia membuat laporan

kepada pejabat berwenang untuk mengambil keputusan penetapan

pemenang pelelangan dengan disertai usul berikut penjelasan-penjelasan

tambahan yang didasari penetapan calon pemenang pelelangan dan

keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu sebagai bahan

pertimbangan untuk mengambil keputusan.

Pasal 15

Penetapan Pemenang Pelelangan

1. Pejabat yang berwenang mengambil keputusan mengenai penetapan

pemenang pelelangan adalah Owner dalam hal ini adalahPemerintah

Provinsi Jawa Tengah

2. Pemerintah Provinsi Jawa Tengahberwenang menetapkan pemenang

pelelangan dan cadangan pemenang atau pemenang utama dan pemenang

kedua diantara calon-calon yang diusulkan oleh Panitia.

Page 157: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

182

Pasal 16

Pengumuman Pemenang Lelang

1. Keputusan Pemerintah Provinsi Jawa Tengahtentang penetapan pelelangan

diumumkan kepada para peserta dalam suatu pertemuan yang diadakan

untuk keperluan tersebut. Penetapan pemenang pelelangan selanjutnya

diumumkan secara luas. Kepada para peserta yang keberatan atas penetapan

pemenang pelelangan diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan

secara tertulis kepada pejabat yang berwenang menetapkan pemenang

selambat-lambatnya dalam enam hari kerja, setelah diterimanya keputusan

tersebut dalam ayat 1 pasal ini.

2. Jawaban atas sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya enam

hari kerja setelah sanggahan tersebut.

3. Penunjukan pemenang belum dapat dilakukan selama jawaban atas

sanggahan tersebut belum diterima oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Pasal 17

Penunjukan Pemenang Lelang

1. Penunjukan Pemenang Lelang hanya dapat dilakukan setelah tidak ada

sanggahan atau telah ada sanggahan yang sudah diterima oleh Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah

2. Berdasarkan penetapan pemutusan pemenang pelelangan, Pemimpin Proyek

menunjuk pemenang pelelangan tersebut sebagai pelaksanaan pekerjaan.

3. Apabila ternyata peserta yang menang mengundurkan diri, dalam hal ini

hanya dapat dilakukan dengan alasan yang dapat diterima oleh Pemimpin

Proyek. Dalam hal yang demikian jaminan penawaran yang bersangkutan

menjadi milik Owner.

4. Dalam hal pemenang pertama pelelangan mengundurkan diri sebagaimana

tersebut dalam ayat 3 di atas, maka pemenang urutan kedua ditunjuk sebagai

pelaksana pemborong, apabila pemenang yang bersangkutan menerima

pelelangan ulang.

Page 158: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

183

5. Apabila pemenang urutan kedua tidak bersedia menerima persyaratan

tersebut maka harus diadakan pelelangan ulang sesuai dengan pasal 14

peraturan ini.

6. Surat Keputusan untuk penunjukan harus dibuat paling cepat delapan hari

kerja selambat-lambatnya sepuluh hari kerja setelah habisnya masa sanggah.

Surat Keputusan penunjukan tersebut harus segera disampaikan kepada

Pemborong/rekanan.

7. Penunjukan hanya berlaku untuk satu kali, ialah untuk melaksanakan

pekerjaan yang telah ditentukan atau yang menjadi pelelangan. Untuk

melaksankan pekerjaan yang tidak termaktub dalam ayat-ayat atau tujuan

pelelangan semula sekalipun untuk pekerjaan yang sejenis harus diadakan

pelelangan sendiri.

8. Surat keputusan tersebut pada ayat 6 pasal ini berikut keputusan penetapan

pemenang, Berita Acara Hasil Pelelangan, Berita Acara Pembukaan Surat

Penawaran, Berita Acara Penjelasan serta Dokumen Pelelangan lainnya

merupakan dasar dari borongan yang akan diadakan.

Pasal 18

Pelelangan Ulang

Surat pelelangan mengalami kegagalan apabila :

1. Penawaran yang masuk kurang dari 5 (lima) pemborong dan yang sah

kurang.

2. Dilaluinya harga standar.

3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar.

4. Apabila sanggahan dari rekanan ternyata tidak benar.

5. Berhubung dengan berbagai hal yang tidak memungkinkan mengadakan

pelelangan.

6. Dalam hal pelelangan gagal ataupun pemborong yang ditunjuk

mengundurkan diri atau pemenang urutan kedua tidak bersedia untuk

ditunjuk sebagai pelaksana, maka Panitia (Panitia Pelelangan yang baru)

atas permintaan Pemimpin Proyek yang bersangkutan mengadakan

Pelelangan baru/ulang.

Page 159: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

184

Pasal 19

Penyelesaian Selanjutnya dengan Bea Materai

1. Surat keputusan penunjukan disertai Berita Acara pemberian penjelasan,

Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran, Berita Acara Hasil Pelelangan,

Surat Keputusan Pemenang Lelang dan Surat Perjanjian Pemborong

disampaikan kepada :

a. Pemilik Proyek (Owner).

b. Pemborong / rekanan (Salinan autentik bermaterai)

c. Kantor Inspeksi Pajak

d. Instalasi lain yang bersangkutan dengan rekanan sebanding dengan

jumlah borongan masing-masing.

2. Bea materai tersebut dipungut oleh Bendaharawan pada saat pembayaran

uang muka atau pembayaran pertama.

Pasal 20

Pelaksanaan Pemborong

1. Bilamana akan mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pihak Pemborong

supaya memberitahukan secara tertulis kepada Pimpinan Proyek / PTP.

2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli dan

diberi kuasa penuh oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas namanya.

3. Kepala pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu berada di tempat

pekerjaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa

yang ditugaskan Direksi.

4. Penunjukan kepala pelaksana dan pembantu-pembantu agar disertai

referensi pekerjaan dan diberitahukan kepada Pimpinan Proyek.

Pasal 21

Syarat-syarat Pelaksanaan

Kontraktor sebelum memulai melaksanakan pekerjaan diharuskan mengadakan

penelitian antara lain :

Page 160: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

185

1. Lapangan atau lahan yang akan didirikan untuk bangunan yang akan

dikerjakan.

2. Gambar-gambar dan perubahannya secara menyeluruh berikut RKS dan

perubahannya.

3. Penjelasan-penjelasan yang tertuang dalam Berita Acara Aanwijzing.

Pekerjaan harus dilaksanakan menurut :

1. RKS dan gambar-gambar detail untuk keperluan ini.

2. RKS dan segala perubahan-perubahan yang tercantum dalam Berita Acara

Aanwijzing.

3. Petunjuk-petunjuk dari Pimpinan Proyek / PTP dan tim pengawas.

Pasal 22

Penetapan Ukuran-ukuran dan Perubahan-perubahan.

1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut

ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar dan perubahan-perubahan.

2. Bilamana dalam pelasanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubahan, maka

perencana harus memuat gambar perubahan (revisi) dengan tanda garis

berwarna di atas gambar aslinya, kesemuanya atas biaya perencana. Gambar

perubahan tersebut harus disetujui oleh Pimpinan Proyek / PTP secara

tertulis.

3. Di dalam melaksanakan pekerjaan pemborongan tidak boleh menyimpang

dari ketentuan-ketentuan yang termuat dalam RKS dan ukuran-ukuran

gambar kecuali seijin dan sepengetahuan Pimpinan Proyek / PTP secara

tertulis.

Pasal 23

Penetapan Ukuran-ukuran dan Perubahan-perubahan.

1. Pemborong harus mengurus penjagaan di dalam dan di luar jam kerja (siang

dan malam) dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang

dikerjakan, gudang dan lain-lain.

Page 161: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

186

2. Untuk kepentingan keaman dan penjagaan perlu diadakan penerangan

lampu-lampu pada tempat-tempat tertentu satu dan lain hal, atas kehendak

proyek.

3. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase si

tempat pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat-alat bantu yang

lain untuk keperluan yang sama harus selalu berada di tempat pekerjaan dan

masih berfungsi.

4. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian di

dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan material judge gudang dan

lain-lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

Pasal 24

Kesejahteraan dan Keselamatan Kerja

1. Bilamana terjadi kebakaran, pemborong harus segera mengambil tindakan

dan segera membuat laporan tertulis kepada Pimpinan Proyek.

2. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-

syarat Palang Merah dan setiap kali habis digunakan harus dilengkapi lagi.

3. Pemborong diwajibkan menaati undang-undang ketenagakerjaan setelah

SPK diterima, ASKES segera diurus.

Pasal 25

Penggunaan Bahan-bahan Bangunan

1. Semua bahan-bahan untuk pekerjaan ini sebelum digunakan harus mendapat

persetujuan dari Tim Pengawas / Pimpinan Proyek dan harus berkualitas

baik.

2. Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh Pimpinan Proyek

tidak dapat dipakai dan harus segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat

pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab

pemborong.

3. Bilamana Pimpinan Proyek / PTP sanksi akan mutu dan kualitas bangunan

yang akan digunakan, Pimpinan Proyek / PTP berhak meminta pemborong

Page 162: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

187

untuk memeriksakan bahan-bahan bangunan tersebut di laboratorium bahan-

bahan bangunan yang akan ditentukan atas biaya pemborong.

4. Diutamakan penggunaan bahan produksi dalam negeri.

Pasal 26

Kenaikan Harga dan Force Mejeure

1. Semua kenaikan harga yang diakibatkan dan bersifat biasa, pemborong tidak

dapat mengajukan claim.

2. Semua kenaikan harga akiabat tindakan Pemerintah Republik Indonesia di

bidang moneter yang bersifat nasional, maka pemborong dapat mengajukan

claim sesuai dengan keputusan dan pedoman resmi Pemerintah Republik

Indonesia.

3. Semua kerugian akibat force mejeur berupa bencana alam (gempa bumi,

angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain kejadian)

yang mana dapat dibenarkan oleh pemerintah bukan menjadi tanggung

jawab pemborong.

4. Apabila terjadi force mejeur, pihak pemborong harus segera

memberitahukan secara tertulis kepada Pimpinan Proyek paling lambat 24

jam sejak mulai, demikian pula bila force mejeurberakhir.

Pasal 27

Lain-lain

1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini, akan dijelaskan

dalamAanwijzing dan atau akan diberikan petunjuk oleh Pimpinan Proyek,

bilamana terdapat pekerjaan yang sifatnya menunjang penjelasan fisik dan

belum dijelaskan dalam RKS maupun gambar serta penjelasan pekerjaan,

pemborong harus tetap melaksanakan atas biaya pemborong

2. Contoh RAB (Bill of Quantity) yang diberikan, volume tidak mengikat,

pemborong harus menghitung sendiri.

Page 163: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

188

3. Pemborong dalam pekerjaan ini diwajibkan mengurus dan membayar ijin

Mendirikan Bangunan. Surat Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan dari

Pimpinan Poroyek sedangkan seluruh pengurusannya menjadi tanggung

jawab pemborong.

4. Besarnya biaya ijin mendirikan bangunan ini, pemborong harus

menanyakannya. pada Pemda setempat.

5. Apabila pengurus ijin tersebut harus dapat menyelesaikan, maka pemborong

harus dapat menunjukkan bukti pembayaran besarnya IBM dari Pemda

setempat kepada Pimpinan Proyek dan kesanggupan membayar apabila

masih ada kekurangan.

11.2. SYARAT – SYARAT ADMINISTRASI

Pasal 1

Jaminan Lelang

1. Jaminan lelang (tender garansi) berupa Surat Jaminan Bank milik

Pemerintah atau Bank Umum/Lembaga Keuangan lain yang ditetapkan oleh

Menteri Keuangan tanggal 24 Februari 1988 Nomor : 205/KMK/013/1988.

2. Bagi Pemborong yang tidak ditetapkan sebagai pemenang pelelangan,

jaminan lelang dapat diambil setelah Panitia mengumumkan pengumuman

pemenang pelelangan.

3. Bagi Pemborong yang ditetapkan menjadi pemenang pelelangan, diberikan

kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pemimpin Proyek

sekaligus menerima SPK.

Pasal 2

Jaminan Pelaksanaan

1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak

2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh Pemimpin Proyek pada saat menerima

SPK.

3. Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan apabila prestasi mencapai

penyelesaian 100% dan pekerjaan sudah diserahkan untuk yang pertama

Page 164: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

189

kalinya dan diterima dengan baik oleh Proyek (disertai berita acara

Penyerahan ke I).

Jaminan Uang Muka :

1. Besarnya sesuai dengan peraturan yang masih berlaku sebesar 20% dari

kontrak.

2. Uang muka dibayarkan setelah Pemborong menyerahkan Jaminan Uang

Muka dan setelah Pemborong menandatangani kontrak.

3. Pengembalian uang muka secara berangsur-angsur diperhitungkan dalam

tahap pembayaran, yang akan diatur dalam kontrak.

4. Jaminan Uang Muka menjadi milik negara apabila terjadi pemutusan

perjanjian dan dapat dicairkan oleh Pemimpin Proyek secara langsung.

5. Jaminan Uang Muka harus dari Bank yang berdomisili di Semarang.

Pasal 3

Rencana Kerja (Time Schedule)

1. Pemborong harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan yang

disetujui oleh Pemimpin Proyek selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah

SPK diterbitkan serta daftar nama pelaksanaan yang dikerahkan untuk

penyelesaian proyek ini.

2. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut rencana kerja

tersebut.

Pasal 4

Laporan Harian dan Mingguan

1. Konsultan pengawas tiap minggu diwajibkan mengirimkan laporan kepada

Pemimpin Proyek mengenai prestasi pekerjaan disertai laporan harian.

2. Penilaian persentase kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak

termasuk adanya bahan-bahan di tempat pekerjaan dan tidak atas dasar

besarnya pengeluaran uang oleh Pemborong.

3. Contoh blangko harian dan mingguan dapat berkonsultasi dengan Proyek.

4. Atas keterlambatan pembuatan laporan harian dan mingguan oleh Konsultan

pengawas akan diatur secara teratur oleh pihak proyek.

Page 165: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

190

Pasal 5

Pembayaran (Pasal 50 dari A.V)

1. Pembayaran uang muka dapat dibayarkan setelah Surat Perjanjian

Pemborongan selesai ditandatangani oleh pihak pertama dan pihak kedua

telah menyerahkan jaminan uang muka dari Bank lainnya atau Lembaga

Keuangan lainnya sebagaimana diatur dalam Keppres 16/1994 Tentang

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Bab I Pedoman Pokok,

Bagian Ketiga Pengeluaran Anggaran Pasal 22 ayat (4a) yang berbunyi :

“Uang muka dapat diberikan sebesar 30% dari nilai surat perjanjian/kontrak

bagi golongan ekonomi lemah dan sebesar 20% dari nilai surat

perjanjian/kontrak bagi golongan bukan ekonomi lemah”. Dikarenakan

proyek diperuntukan bagi kontraktor yang bukan golongan ekonomi lemah

dan berdasar pada peraturan tersebut, maka uang muka diberikan sebesar

20% dari Nilai Kontrak serta dilakukan setelah selesainya penandatanganan

Surat Perjanjian Pemborongan ini oleh kedua belah pihak.

2. Pembayaran angsuran selanjutnya diatur sebagai berikut :

a. Angsuran pertama dibayarkan sebesar 30% dari nilai kontrak yang telah

dikurangi dengan 6% (30% dari uang muka) atau sebesar 24% dari Nilai

Kontrak, setelah pekerjaan mencapai prestasi 40% dan dinyatakan dalam

Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Prestasi Pekerjaan Pelaksanaan

yang diuat oleh pihak pertama dan diketahui pejabat yang berwenang.

b. Angsuran kedua dibayarkan sebesar 30% dari nilai kontrak yang telah

dikurangi dengan 6% (30% dari uang muka) atau sebesar 24% dari Nilai

Kontrak, setelah pekerjaan mencapai prestasi 70% dan dinyatakan daam

Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Prestasi Pekerjaaan Pelaksanaan

yang dibuat oleh pihak pertama dan diketahui pejabat yang berwenang.

c. Angsuran ketiga dibayarkan sebesar 30% dari nilai kontrak yang telah

dikurangi dengan 6% (30% dari uang muka) atau sebesar 24% dari Nilai

Kontrak, setelah pekerjaan mencapai prestasi 100% dan diserahkan

Pertama Kalinya (Serah Terima I) dinyatakan dengan Berita Acara yang

telah disetujui pihak pertama dan diketahui pejabat yang berwenang.

Page 166: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

191

d. Angsuran keempat (terakhir) dibayarkan sebesar 10% dari nilai kontrak

yang telah dikurangi dengan 2% (10% dari uang muka) atau sebesar 8%

dari Nilai Kontrak, setelah pihak kedua menyelesaikan perbaikan-

perbaikan selama masa pemeliharaan dan pekerjaan diserahkan untuk

yang kedua kalinya (Serah Terima II) dinyatakan dengan Berita Acara

Serah Terima Kedua yangdisetujui pihak pertama dan diketahui pejabat

yang berwenang.

3. Tiap mengajukan pembayaran angsuran (termijn) harus disertai Berita Acara

Pemeriksaan, dilampiri daftar hasil kemajuan pekerjaan dan foto berwarna.

4. Pada penyerahan pekerjaan baik pada penyerahan pertama maupun

penyerahan kedua harus disertai Berita Acara Pemeriksaan, dilampiri daftar

hasil kemajuan pekerjaaan dan foto berwarna. Khusus untuk penyerahan

kedua ditambah dengan As Built Drawing.

Pasal 6

Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)

1. Surat Perjanjian Pemborongan/Kontrak seluruhnya dibubuhi materai Rp

6000,00 atas biaya pemborong.

2. Surat Perjanjian Pemborongan/Kontrak dibuat rangkap 15 (lima belas) atas

biaya pemborong.

3. Konsep Kontrak dibuat oleh Pemimpin Proyek, sedangkan lampiran-

lampiran dan seluruh Kontrak disiapkan oleh pemborong, antara lain:

a. Bestek dan Voorwaarden/ RKS yang disahkan.

b. Berita Acara Aanwijzing yang disahkan.

c. Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran.

d. Berita Acara Evaluasi.

e. Usulan Penetapan Pemenang.

f. Penetapan dan Pengumuman Pemenang.

g. SPK (Gunning) dan Surat Penawaran besarta lampiran-lampirannya.

h. Foto copy Jaminan Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan.

Pasal 7

Page 167: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

192

Permulaaan Pekerjaan

1. Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) minggu terhitung dari SPK

(Gunning) dikeluarkan oleh Pemimpin Proyek, pekerjaan harus sudah

dimulai.

2. Bilamana ketentuan seperti tersebut pasal 7 di atas tidak dipenuhi, maka

jaminan pelaksanaan dinyatakan hilang dan menjadi milik pemerintah.

3. Pemborong wajib memberitahukan kepada Pemimpin Proyek bila akan

memulai pekerjaan dan Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0%

sampai 100% dan dicetak menurut petunjuk konsultan pengawas.

Pasal 8

Penyerahan Pekerjaan

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 150 hari kalender, termasuk

hari besar dan hari raya.

2. Pekerjaan dapat diserahkan uang pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah

selesai 100% dan dapat diteriam dengan baik oleh Pemimpin Proyek dengan

disertai Berita Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan.

3. Untuk memudahkan dalam suatu penelitian sewaktu diadakan pemeriksaan

teknis dalam rangka penyerahan ke I, maka surat permohonan pemeriksaaan

teknis yang diajukan kepada Pemimpin Proyek supaya dilampiri:

a. Daftar kemajuan pekerjaan

b. Empat album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi pekerjaan

4. Surat permohonan pemeriksaan teknis yang dikirim kepada pemimpin

proyek harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum

batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir.

Pasal 9

Masa Pemeliharaan (Onderhoud Termijn)

1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 30 (tiga puluh) hari kalender setelah

penyerahan pertama.

2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud Termijn) terjadi kerusakan

akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu

Page 168: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

193

bahan-bahan yang dipergunakan, maka Pemborong harus segera

memperbaiki dan menyempurnakan.

3. Meskipun pekerjaan telah diserahkan yang kedua kalinya namun

Pemborong masih terikat pada pasal 9.

Pasal 10

Perpanjangan Waktu Penyerahan

1. Surat permohonan perpanjangan waktu penyerahan petama yang diajukan

kepada Pemimpin Proyek harus sudah diterima selambat-lambatnya 15

(lima belas) hari sebelum batas waktu penyerahan pertaam kali berakhir dan

surat tersebut supaya dilampiri :

a. Data-data yang lengkap.

b. Time schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.

2. Surat permohonan perpanjangan waktu penyerahan tanpa data yang lengkap

tidak akan dipertimbangkan.

3. Permintaan perpanjangan waktu penyerahan pekerjaan yang pertama kalinya

dapat diterima oleh Pemimpin Proyek bilamana :

a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwork)

yang tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak yang

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

b. Adanya surat perintah tertulis dari Pemimpin Proyek tentang pekerjaan

tambahan untuk sementara waktu dihentikan.

c. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan,

pemogokkan, perang) kejadian mana harus diteguhkan oleh yang

berwenang.

d. Adanya gangguan curah hujan terus menerus di tempat pekerjaan dan

secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan

Pengawas dilegalisir oleh Unsur Teknis yang bersangkutan.

e. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan

karena lahan yang dipakai untuk bangunan masih ada masalah.

Page 169: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

194

Pasal 11

Sanksi / Denda

1. Bilamana batas waktu penyerahan yang pertama kalinya dilampui (tidak

dipenuhi), maka pemborong dikenakan denda / diwajibkan membayar denda

1‰ (satu permil) tiap hari, maksimal 5% (lima persen).

2. Menyimpang dari pasal 49 A.V. terhadap segala kelalaian mengenai

peraturan atau tugas yang tercantum dalam bestek ini, maka sepanjang tidak

aad ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar 1‰

(satu permil) tiap kali terjadi kelalaian dengan tidak diperlukan

pengecualian.

3. Bilamana ada perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak

disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksaan

tersebut tidak akan diperpanjang.

4. Bilamana jangka waktu penyerahan kedua yang telah ditetapkan dilampui,

maka pemborong dikenakan sama dengan sub 1.

Pasal 12

Pekerjaan Tambahan dan Pengurangan

1. Harga untuk pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh

Pemimpin Proyek , pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan.

2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong agar mengajukan

kepada Pemimpin Proyek untuk diperhitungkan pembayarannya.

3. Didalam mengajukan daftar RAB pekerjaan tersebut ditambah 10%

keuntungan Pemborong dari Bouwsoom dan Pajak Jasa 10% dari jumlah

(Bouwsoom + keuntungan pemborong). Untuk memperhitungkan pekerjaan

tambahan dan pengurangan menggunakan harga satuan yang telah

dimasukkan dalam Penawaran (Kontrak).

4. Bilamana harga satuan pekerjaan belum tercantum dalam surat penawaran

yang diajukan, maka akan disesuaikan secara musyawarah.

Page 170: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

195

Pasal 13

Dokumentasi

1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih

0% supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut

pertimbangan Direksi dengan ukuran 9 × 14 cm sebanyak 4 (empat) stel.

2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama

harus diadakan pemotretan yang masing-masing menurut pengajuan termijn

dengan ukuran 9 × 14 cm sebanyak 4 (empat) stel.

3. Sedangkan ukuran foto berwarna untuk penyerahan pekerjaan yang pertama

kalinya 10R sebanyak 4 (empat) stel, foto tersebut harus dimasukkan pigura.

Pasal 14

Pendaftaran Gedung

Konsultan Pengawas wajib membantu Pemimpin Proyek menyelesaikan

pendaftaran gedung untu mendapatkan himpunan daftar nomor (legger kart)

dari Direktorat Tata Bangunan di Jakarta, yang terdiri dari:

1. Gambar situasi sesuai dengan pelaksanaan, skala 1 : 500, sebanyak 8

(delapan) exemplar.

2. Gambar denah sesuai dengan pelaksanaan, skala 1 : 200, sebanyak 8

(delapan) exemplar.

3. Daftar perhitungan luas bangunan bagian luar dan bagian dalam.

4. Foto copy ijin bangunan sebanyak 8 (delapan) exemplar.

5. Akte/keterangan tanah sebanyak 8 (delapan) exemplar.

6. Kartu/legger sebanyak 8 (delapan) exemplar.

7. Foto copy pemasangan instalasi listrik dan penangkal petir sebanyak 8

(delapan) exemplar.

8. Surat penawaran dari instalatur, baik listrik maupun penangkal petir

(Depnaker) yang telah disetujui masing-masing instansi yang berwenang

bahwa pemasangan sudah 100% selesai sebanyak 8 (delapan) exemplar.

Page 171: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

196

Pasal 15

Pencabutan Pekerjaan

1. Sesuai dengan Pasal 62 A.V. Sub 3b, Pemimpin Proyek berhak

membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan Pemborong apabila

ternyata pihak pemborong telah menyerahkan pekerjaan keseluruhan atau

sebagian pekerjaan kepada pemborong lain, semata-mata mencari

keuntungan dari pekerjaan tersebut.

2. Pada pencabutan pekerjaan, Pemborong dapat dibayar hanya pekerjaan yang

telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pemimpin Proyek,

sedangkan harga bangunan yang berada di tempat menjadi resiko

pemborong sendiri.

3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (order

aanemer) tanpa seijin tertulis dari Pemimpin Proyek tidak diijinkan.

4. Bilamana terjadi pihak kedua menyerahkan seluruhnya maupun sebagian

pekerjaan kepada pihak ketiga tanpa seijin pihak pertama, maka akan

diperingatkan oleh pihak pertama secara tertulis.

11.3. SYARAT – SYARAT TEKNIS

Pasal 1

Pekerjaan Persiapan

Sarana Pekerjaan

1. Sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan

rencana mobilisasi kepada Direksi pekerjaan untuk disetujui.

2. Untuk perncanaan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan

peralatan, material, tenaga kerja/tenaga ahli.

Daerah Kerja (Situasi)

1. Areal untuk daerah kerja disediakan oleh pemeri tugas.

2. Yang dimaksud daerah kerja adalah lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan

atau diselesaikan oleh kontraktor.

3. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan harus mempergunakan metode

kerja yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan sehingga tidak

mengganggu stabilitas maupun kekuatan bangunan yang telah terpasang.

Page 172: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

197

4. Apabila terjadi kerusakan ataupun ketidakstabilan kekuatan bangunan yang

telah terpasang, kontraktor wajib memulihkan seperti kondisi semula dengan

biaya kontraktor.

Ruang Direksi dan Ruang Gudang

1. Kontraktor diwajibkan membuat gudang yang cukup luas di tempat

pekerjaan lengkap dengan kunci dan perabotan yang diperlukan sesuai

dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

2. Gudang harus dibuat kontraktor dengan konstruksi memenuhi syarat-syarat

teknis bangunan.

3. Penempatan material / peralatan kerja di luar gudang tidak boleh

mengganggu operasional dan penempatannya harus disetujui oleh Direksi

Pekerjaan

4. Kantor lapangan ini akan dipakai oleh manajer pelaksanan yang diberikan

kekuasaan untuk menerima instruksi dan lain-lain dari Direksi Pekerjaan.

Peralatan dan Sarana Kerja

1. Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja yang baik dan siap pakai

yang diperlukan sesuai dengan macam dan volume pekerjaan.

2. Jika dipandang perlu selama pelaksanaan; kontraktor harus menambah

pekerja, kapasitas / kuantitas serta kualitas peralatan yang dipergunakan

bilamana ternyata terdapat kerusakan peralatan yang mengakibatkan

pelaksanaan pekerjaan terlambat dan kemajuan pekerjaan tidak seperti yang

diharapkan dalam time schedule.

3. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini pemberi tugas / Direksi Pekerjaan tidak

menyediakan / meminjamkan peralatan kerja.

4. Selama pelaksanaan pekerjaan apabila kontraktor akan memindahkan /

mengangkut peralatan ke luar dari daerah pekerjaan, harus seijin tertulis dari

Direksi Pekerjaan.

5. Sarana kerja (air dan listrik) harus disediakan oleh kontraktor. Air yang

tersedia di lokasi tidak boleh digunakan untuk pekerjaan konstruksi.

Pembersihan Lapangan

1. Sebelum kontraktor memulai dengan pekejaan penggalian, penempatan

bahan urugan atau penimbunan bahan, semua bagian lapangan yang

Page 173: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

198

dikerjakan atau ditempati, harus dibersihkan dari semua tumbuhan dan

sampah yang kemudian dibuang ke luar lokasi pekerjaan. Semua

pembiayaan dan tanggung jawab ditanggung kontraktor.

Pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank

1. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus melakukan pengukuran serta

pendistribusian titik-titik kontrol sesuai ketelitian yang diperluakan. Hal ini

berguna untuk penentuan, antara lain: letak dan kedudukan bangunan,

elevasi galian, batas daerah kerja, elevasi titk pembantu dan elevasi titik

ikat. Masing-masing pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana

dan dilaporkan pada Direksi Pekerjaan guna mendapatkan persetujuan.

2. Titik tetap (ikat). Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus membuat BM

yang baru dari titik utama/BM yang terdekat. Pada tiap lokasi bangunan

ditempatkan sebuah titik kontrol yang diikatkan dengan titik tetap. Bahan

dari kedua titik tersebut dibuat dari beton masing-masing berukuran

(30×30×80)cm dan (20×20×80)cm yang ditanamkan cukup kuat menurut

petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Bouwplank dibuat dan dipasang di tempat yang tidak terganggu dan

kedudukanny harus selalu terkontrol atau tidak berubah. Bahan Bouwplank

ditentukan dari papan, dari kayu sekualitas kayu kamper.

Dasar Ukuran Tinggi dan Pengukuran

1. Kontraktor harus membuat peil pokok / patok utama untuk setiap unit

pekerjaan yang memerlukan bouwplank.

2. Peil pokok tersebut harus diikatkan ketinggiannya dengan peil yang sudah

ada atau terhadap tinggi peil setempat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan

atas biaya kontraktor.

3. Kontraktor harus memberitahukan kepada Dewan Pekerjaan dalam waktu

tidak kurang dari 48 jam sebelum dimulai pemasangan patok-patok

bouwplank.

4. Jika pemasangan bouwplanksalah maka kotraktor harus membetulkan

sampai disetujui oleh Direksi Pekerjaan atas biaya kontraktor

Keamanan dan Ketertiban

Page 174: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

199

1. Kontraktor harus dapat menangulangi keamanan dan ketertiban dalam

lingkungan proyek.bial terjadi kehilangan barang, peralatan dan bahan-

bahan material adalah tanggung jawab kontraktor.

Gambar Spesifikasi Teknik

1. Bila dalam gambar-gambar pelaksanaan terdapat kekurangan atau kurang

jelas, maka spesifikasi teknik digunakan dengan maksud tersebut selain

maksud-maksud penjelasan lainnya.

Pasal 2

Pekerjaan tanah

Umum

1. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, bahan perlengkapan, alat

pengangkut dan piranti lain yang diperlukan untuk pekerjaan tanah.

2. Semua penggalian dan cara pengurugan harus sesuai dengan ketentuan

spesifikasi dan disetujui Direksi pekerjaan.

3. Karena sifat tanah yang berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan

perancangan pada pelaksanaan pekerjaan untuk tanah dengan persetujuan

Direksi pekerjaan.

Pekerjaan Galian

1. Bahan galian daerah pembangunan dapat dipergunakan bila memadai untuk

urugan. Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali

sehingga mencapai pile yang ditetapkan dengan bahan urugan yang

dipadatkan. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian

adalah ± 50 mm terhadap keratakan pile yang ditentukan.

2. Galian tanah dimulai setelah pemasangan patok/ bouwplank disetujui oleh

Direksi Pekerjaan.

3. Galian tanah harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar yang sesuai

dengan pile-pile yang tercantum dalam gambar.

4. Kemiring pada galian harus pada sudut kemiringan (talud) yang aman.

5. Dasar galian harus bebas dari lumpur, humus dan air.

6. Apabila galian melebihi kedalaman yang ditentukan, kontraktor harus

mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai

Page 175: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

200

dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan

spesifikasi pondasi.

7. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas

dari longsor tanah, bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan

bebas dari genangan air sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan

baik sesuai dengan sepesifikasi.

8. Kontraktor hendaknya menyiapkan tempat yang disetujui oleh Direksi

Pekerjaan untuk menampung tanah hasil galian oleh kontraktor.

Pekerjaan Urugan

1. Bahan urugan harus dipadatkan sekurang-kurangnya mencapai kepadatan

95% AASHTO.

2. Urugan pasir dilakukan dibawah semua lantai dengan tebal sesuai gambar

termasuk lantai rabat.

3. Pada bekas galian pondasi sebelah dalam bangunan diurug dengan pasir.

4. Urugan pasir harus disiram air kemudian ditumbuk hingga padat dengan

ketebalan 10 cm.

5. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebarkan dalam

lapisan-lapisan yang rata dengan ketebalan tidak melebihi 30 cm pada

keadaan gembur.

6. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus

dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya hingga diperoleh

lapisan yang kepadatannya sama.

7. Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan

diperiksa melalui pengujian lapangan sebelum dimulai dengan lapisan

berikutnya. Bila bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,

lapisan tersebut diulang kerjakan untuk mendapatkan kepadatan yang

dibutuhkan.

Penggalian tanah untuk pondasi dan basement

1. Penggalian harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi dan

penampang lereng sebelah kiri kanan galian dimiringkan keluar arah

pondasi dengan sudut kemiringan yang aman.

Page 176: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

201

2. Jika pada dasar galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-

bagian tanah yang berongga, maka bagian tersebut harus dikeluarkan

sepenuhnya dan lubang yang terjadi harus diisi dengan pasir. Khusus untuk

pondasi basement, lubang yang terjadi harus diisi dengan beton tumbuk 1Pc

: 3Ps : 5Kr.

3. Jika tanah galian longsor secara terus menerus, maka kontraktor harus

membuat turap penahan tanah atau sheet pile atas biaya kontraktor.

Penyangga penahan tanah

1. Kontraktor harus membuat untuk penyangga-penyangga penahan tanah yang

diperlukan selama pekerjaan dan galian tambahan atau bila urugan

diperlukan.

2. Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan

galian yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-longsoran

tanah selama massa kontrak dan masa pemeliharaan.

Pekerjaan Dewatering

1. Penggalian tanah harus dikerjakan dalam keadaan kering.

2. Permukaan air tanah yang diturunkan harus dalam keadaan terkontrol penuh

setiap waktu untuk menghindari fluktuasi yang dapat mempengaruhi

kestabilan penggalian (longsor).

3. Untuk mencegah kehilangan butit-butir tanah akibat pemompaan maka

harus disediakan filter-filter secukupnya dan dipasang sekeliling sumur yang

dipompa.

4. Jumlah dan kapasitas pompa harus diadakan secukupnya.

5. Sistem pemompaan tidak boleh mengakibatkan penurunan dari jalan-jalan/

bangunanyang ada.

6. Setiap pipa-pipa dewatering yang tertinggal setelah pengecoran lantai harus

ditutup dari dalam dan luar untuk mencegah kebocoran plat.

Page 177: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

202

Pasal 3

Pekerjaan Tiang Pancang

1. Pekerjaan tiang pancang meliputi penyediaan tenaga kerja dan bahan-bahan

material untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapannya, serta mesin-mesin

yang diperlukan.

2. Sebelum dilaksanakan pekerjaan tiang pancang dilakukan pengukuran-

pengukuran untuk menentukan titik-titik dimana tiang akan dipancangkan

sesuai gambar yang telah disetujui oleh Direksi pekerjaan serta petunjuk

dari brosur-brosur peralatan yang akan ditempatkan pada pondasi tiang

pancang tersebut.

3. Metode pengangkatantiang pancang menggunakan dua macam yaitu:

a. Pengangkatan lurus dengan dua tumpuan yang setiap tumpuan berjarak

masing-masing 2.071 m dari kedua ujung tiang sehingga momen yang

terjadi pada tiang seimbang, metode ini digunakan untuk memindahkan

tiang pancang.

b. Pengangkatan membentuk sudut α dengan pengangkatan satu tumpuan

yang berjarak 2,929 dari pangkal tiang dan 17,071 dari ujung tiang

dengan metode pengangkatan ini momen lebih besar. Sehingga

perhitungan tulang dihitung dengan metode ini dan digunakan pada saat

pemancangan.

Pasal 4

Pekerjaan Pondasi

1. Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja dan bahan-

bahan material untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapannya, serta mesin-

mesin yang diperlukan.

2. Sebelum dilaksanakan pekerjaaan pondasi dilakukan pengukuran-

pengukuran untuk menentukan as-as pondasi dan lubang kedudukan serta

petunjuk dari brosur-brosur peralatan yang akan ditempatkan pada pondasi

tersebut.

Page 178: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

203

3. Untuk menjaga kemungkinan adanya air dalam tanah galian baik pada saat

penggalian maupun pekerjaan pondasi dilakukan, pihak pemborong harus

menyediakan pompa yang dapat digunakan bila diperlukan.

4. Tanah asli sebagai dasar harus sudah padat dan selanjutnya diatasnya

dipadatkan lagi dengan pasir urug setalah itu dibuatkan lantai beton tumbuk

1Pc : 3Ps : 5Kr setebal sesuai gambar.

Pasal 5

Pekerjaan Lantai Kerja

1. Lantai kerja dengan bentuk dan tebal seperti gambar dibuat dengan

campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat dibawah setiap kontruksi beton

bertulang yang langsung terletak diatas tanah.

Pasal 6

Pekerjaan Pasangan Batu

1. Pekerjaan pasang dilaksanakan pada bagaian kontruksi yang ditunjukkan

dalam gambar kontrrak dan tempat lainnya yang ditunujuk Direksi

pekerjaan.

2. Batu yang dipakai untuk pasangan tidak boleh berbentuk bulat melainkan

batu belah. Kotoran yang melekat pada permukaan batuan harus dibersihkan

bebas jenis tidak humus serta cacat-cacat lain. Batu tersebut harus

mempunyai berat jenis tidak kurang dari 2,5 t/m3 dan sebelum dipasang

batu-batu itu harus dibasahi ada rongga antar batu.

3. Pemasangan batu harus tersusun rapi, seluruhnya terselimuti oleh adukan

dan tidak boleh ada rongga antar batu.

4. Semua pasangan batu yang tampak dari luar, permukaannya harus rata,

susunan batu antara yang satu dengan yang lainnya harus diatur (dengan

jarak 1 – 1,5 cm).

5. Batu harus dipasang dengan tangan sedemikian rupa sehingga setiap batu

terbungkus seluruhnya oleh adukan. Perbandingan campuran untuk semua

pekerjaan pasangan batu menggunakan campuran 1Pc : 3Pp, dan campuran

1Pc : 2 Pp kecuali ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

Page 179: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

204

6. Bila pekerjaan dihentikan karena hujan lebat, maka pasangan yang masih

baru harus dilindungi dengan baik.

Pasal 7

Pekerjaan Siar

1. Pekejaan siar dilaksanakan pada bagian-bagian konstruksi yang ditunjuk

dalam gambar atau yang ditunjuk Direksi.

2. Untuk memperkuat siar tersebut maka bidang mukanya diberi lapisan

dengan bahan 1 Pc : 2 Ps dan 1Pc : 3Pp bahan dengan tebal 1 cm.

3. Adukan pasangan pada sambungan-sambungan pasangan baru harus

dibuang dahulu sampai kedalaman 2 cm, kemudian sambungannya harus

dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih.

4. Dasar untuk siar terlebih dahulu harus dibersihkan dari semua adukan-

adukan pasangan dan dibuat kasar serta dibahasi dengan air.

5. Permukaan batu muka harus dibersihkan pada akhir penyelesaian pekerjaan-

pekerjaan.

6. Pekerjaan sia harus segera dilaksanakan setelah pasangan batu selesai

dikerjakan.

Pasal 8

Pekerjaan Dinding Batu Bata

1. Pasangan dinding harus dikerjakan secara sempurna, sehingga menghasilkan

pasangan dinding yang rata, tegak lurus, tidak bergelombang, kokoh dan

tidak menunjukkan adanya retak-retak.

2. Batu bata harus dipasang pada hamparan adukan yang penuh dan semua siar

vertikal dan siar-siar antara tembok dan struktur beton yang mengelilingi

harus berisi penuh. Tebal siar harus minimum 1 cm tali. Pelurus harus

dipasang pada pemasangan bata merah. Tembok harus terpasang vertikal

dan terletak dalam bidang struktur beton bertulang yang mengelilinginya.

3. Batu bata sebelum dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air

hingga jenuh (rapat air).

Page 180: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

205

4. Sebagai penguat pasangan dinding dipasang kolom praktis beton bertulang

dengan memperhatikan Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Tembok

Bertulang untuk Gedung 1991.

5. Pada saat pekerjaan pasangan dinding, pelaksanaan semua siar harus

dikorek dalam 1 cm agar pekerjaan plesteran adukan dapat dapat melekat

denagn baik dan kuat. Untuk pasangan batu bata dipergunakan adukan 1Pc :

3Ps. Pasir yang digunakan harus pasir pasang dan memenuhi ketentuan.

6. Pertemuan antara kolom praktis dengan dinding bata, kolom lurus dipasang

stek-stek besi beton 12 mm dengan jarak 50 cm.

7. Pasangan dinding dengan adukan kuat 1Pc : 3Pp dilaksanakan untuk semua

dinding tidak kedap air dan 1Pc : 2Pp untuk dinding kedap air.

Pasal 9

Pekerjaan Plesteran Dinding Bata

1. Permukaan dinding bata yang akan diplester, siar-siar sebelumnya (pada

saat pemasangan bata) harus dikorek sedalam 1 cm untuk memberikan

pegangan pada plesteran. Kemudian dinding disikat sampai bersih dan

disiram air, kemudian barulah plesteran dapat dilaksanakan.

2. Tebalnya plesteran dinding bata lebih dari 1,5 cm.

3. Plesteran dengan adukan kuat / trassram dilaksanakan pada dinding-dinding

atau pada bagian pekerjaan lainnya dari pasangan bata dengan adukan yang

sama.

4. Plesteran dengan adukan biasa 1Pc : 3Pp dilaksanakan pada dinding-dinding

bata atau bagian-bagian pekerjaan pasangan bata lainnya dengan adukan

yang sama.Dan 1Pc : 3Pp untuk plesteran kedap air

5. Seluruh pasangan bata harus diplester tanpa kecuali seperti pasangan bata

yang berada di dalam plafond.

6. Bidang pasangan bata yang tidak diplester halus adalah seluruh bidang yang

akan difinish dengan penutup/salut dinding.

Page 181: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

206

Pasal 10

Pekerjaan Plesteran Beton

1. Semua permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dan

dibersihkan dari segala macam kotoran, kemudian pada tahap pertama

dibuat basah, selanjutnya dikamprot dengan adukan 1Pc : 3Ps yang tajam.

Kamprotan dibiarkan sampai mengering dahulu. Pada saat pelaksanaan

pekerjaan plesteran beton, permukaan bidang beton yang telah dikamprot

dibasahi terlebih dahulu dengan air untuk selanjutnya pekerjaan plesteran

dilaksanakan.

2. Adukan plesteran beton yang dipergunakan adalah campuran dari 1Pc : 3Ps

beton. Plesteran beton tidak boleh melebihi ketebalan 3 cm dan

penyimpangan dari ini akan menjadi resiko pemborong.

3. Semua bahan plesteran harus diaduk pakai mesin aduk dan bila mengaduk

dengan tangan harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

Pasal 11

Pekerjaan Pembesian

1. Baja tulangan harus memenuhi ketentuan fy = 400 MPa (Tegangan leleh

karakteristik 400 kg/cm2).

2. Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat bebas dari

kotoran, lapisan lemak, minyak, kasar dan tidak bercacat.

3. Sebelum besi dipasang, besi beton harus dalam keadaan bersih, dan

kebersihan ini harus tetap terjaga sampai proses pengecoran.

4. Pembengkokkan besi harus dilakukan tenaga ahli dengan menggunakan alat

sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan

sebagainya.

5. Sebelum penyetelan dan pemasangan kontraktor harus membuat rencana

kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan yang sebelumnya

mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

6. Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi

sesuai gambar rencana. Besi tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau

Page 182: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

207

dibengkok dengan tidak sesuai dengan gambar tidak diperkenankan

dipasang.

7. Bila besi tulangan telah siap didudukan pada balok beton kecil yang

berfungsi sebagai selimut beton. Dalam segala selimut beton tidak boleh

kurang dari 3 cm.

8. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah

oleh batang-batang penunjang atau ditunjang lansung pada cetakan bawah

atau lantai oleh blok-blok beton yang tinggi.

Pasal 12

Pengujian Adukan Beton

1. Mutu beton yang dipakai sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar

rencana. Untuk memperoleh beton yang diinginkan kontraktor harus

membuat adukan percobaan (mix design).

2. Pemborong sekurang-kurangnya empat minggu sebelum memulai pekerjaan

beton harus membuat adukan percobaan (trial mixes) dengan menggunakan

contoh bahan-bahan beton yang akan digunakan nantinya.

3. Agar supaya kualitas beton yang diigunakan dapat dikontrol dengan baik

harus dilakukan test-test oleh laboratotium (Slump test and Compression

test) yang mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

4. Jumlah benda uji dibuat sesuai ketentuan dalam SNI dan mutu beton harus

diperiksa untuk umum 3 hari, 7 hari dan 28 hari untuk setiap macam adukan

yang diambil contohnya.

5. Cetakan bendauji berbentuk silinder dan memenuhi syarat SNI, adapun

ukuran kubus coba adalah diameter alas 15 cm2 x tinggi 30 cm

2.

Pengambilan adukan beton harus dibawah pengawasan Direksi dan

prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalm SNI.

6. Kubus coba harus diidentifikasi dengan suatu kode yang dapat menunjukkan

tanggal pengecoran pembuatan adukan dan lain-lain yang perlu dicatat.

7. Kontraktor diharuskan membuat percobaan pendahuluan (trial test) atas

kubus coba sejumlah 20 buah untuk setiap proporsi adukan yang

Page 183: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

208

dikehendaki dan untuk masing-masing percobaan pada umur 3,7 dan 28

hari.

8. Laporan hasil percobaan harus segera diserahkan kepada Direksi utnuk

diperiksa dan disetujui dimana harus dicantumkan harga karakteristik,

deviasi, slump, tanggal pengecoran dan pengetesan yang dilakukan.

9. Tidak boleh lebih dari satu diantara 20 nilai hasil percobaan kubus coba

berturut-turut terjadi kurang dari kuat tekan karaktertistik rencana.

10. Semua biaya diatas mejadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal 13

Pekerjaan Bekisting

1. Acuan dibuat dari kayu dan multipleks / tripleks dengan tebal minimum 9

mm serta harus memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan

mempunyai permukaaan yang baik untuk pekerjaan finishing.

2. Acuan harus dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam

gambar dan menjamin bahwa ukuran-ukuran tersebut tidak akan berubah

sebelum dan selama pengecoran.

3. Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi

kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran, tetap lurus dan tidak

goyang.

4. Acuan harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat, seperti

potongan-potongan kayu, paku, tahi geraji, tanah dan sebagainya yang akan

dapat merusak beton yang sudah jadi pada waktu pembongkaran acuan.

5. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk dan

ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan gambar.

6. Cetakan harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah kebocoran,

cetakan harus diberi ikatan-ikatan atau penyangga / penyongkong

secukupnya sehingga terjamin kedudukan dan bentuknya yang tetap.

7. Cetakan dan acuan harus dibuat dari bahan yang baik, tidak meresap air,

mudah dibongkar tanpa merusak konstruksi beton. Oleh karena itu cetakan

diolesi dengan pelumas.

Page 184: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

209

Pasal 14

Pekerjaan Adukan Beton

Adukan beton yang dibuat setempat harus memenuhi syarat :

1. Pelaksanaan penakaran semen dan agregat harus dengan kotak-kotak

takaran yang volumenya sama sesuai hasil trial mix dan disetujui oleh

Direksi Pekerjaan.

2. Banyaknya air untuk campuran beton harus sesuai dengan aturan yang

berlaku sehingga tercapai sifat workability sesuai dengan penggunaanya.

3. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengadaan mesin (batch

mixer), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan Direksi

Pekerjaan.

4. Kecepatan pengadukan sesuai rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.

5. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk dari 2

menit.

6. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada

dalam mesin pengaduk.

7. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan

dahulu sebelum adukan beton yang baru dimulai.

Pasal 15

Pekerjaan Pengecoran Beton

1. Pengecoran tidak boleh dikerjakan sebelum pemasangan acuan telah benar-

benar sempurna.

2. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, semua alat-alat, material dan

pekerjaan harus ada di tempat termasuk perlengkapan penerangan bilamana

pengecoran diperkirakan sampai malam.

3. Pengecoran dilakukan sebaiknya setelah pengadukan dan beton mulai

mengeras. Pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan dalam waktu

paling lama 20 menit sesudah keluar dari mixer.

4. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi 1,5 meter dan tidak

diperkenankan menimbun beton dalam jmlah yang banyak di satu tempat.

Page 185: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

210

5. Untuk dinding beton, pengecoran dilakukan lapis demi lapis horisontal

setebal kurang dari 30 cm menurun.

6. Slump test harus dilakukan selama pelaksanaan pengecorn untuk menjamin

agar nilai air semen sesuai yang disyaratkan.

7. Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pengecoran

berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan

maupun posisi tulangan.

Pasal 16

Pembongkaran Acuan/Bekisting

1. Pembongkaran acuan dilakukan sesuai dengan SNI dan dilaporkan serta

disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2. Cetakan dan acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi telah

mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban

pelaksana yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan

hasil pemeriksaan benda uji. Apabila untuk menentukan saat pembongkaran

tidak dibuat benda-benda uji seperti ditentukan di atas, maka cetakan baru

bisa dibongkar setelah berumur 2 minggu.

3. Untuk cetakan samping dari balok, kolom dan dinding dibongkar setelah 3

hari.

4. Apabila setelah pembongkaran ada bagian-bagian yang keropos, maka

kontraktor harus segera memberitahukan kepada Direksi, untuk meminta

persetujuan mengani cara pengisian atau penutupnya. Semua menjadi

tanggung jawab kontraktor.

Pasal 17

Perlindungan Atas Beton

1. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap

matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan

secara mekanis atau pengeriangan sebelum waktunya.

Page 186: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

211

2. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah, selama 14

hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada

permukaan beton.

3. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, dan perlindungan

atas beton harus diperhatikan.

4. Pada pengangkatan tiang pancang untuk satu titik (membentuk sudut) dan

dua titik (pengangkatan lurus) harap diperhatikan agar tidak patahnya tiang

pancang.

Page 187: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

TIME SCHEDULEPEKERJAAN :PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LIMA LANTAI KANTOR BANK BRI KOTA SEMARANG

LOKASI :JL. RADEN PATAH NO 12 KOTA SEMARANG

TAHUN ANGGARAN :2016/2017

JUMLAH HARGA PROSENTASE

(Rp) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

A PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Pembersihan dan pengukuran lokasi 9,135,200.00 0.081% 0.040% 0.040%

2 Administrasi/laporan & dokumentasi 2,500,000.00 0.022% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001% 0.001%

3 Mobilisasi/Sewa alat kerja 25,000,000.00 0.221% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008% 0.008%

4 Listrik & air kerja 7,000,000.00 0.062% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002% 0.002%

5 Pembuatan Kantor Sementara dg Lantai Plesteran 24,925,200.00 0.220% 0.110% 0.110%

6 Pembuatan pagar seng keliling 70,303,200.00 0.621% 0.310% 0.310%

7 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 29,963,456.00 0.265% 0.132% 0.132%

B PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

1 Pekerjaan galian pile cap dan tie beam 33,410,608.00 0.295% 0.098% 0.098% 0.098%

2 Pekerjaan urugan kembali 3,712,289.78 0.033% 0.033%

3 Pekerjaan tiang pancang 1,468,800,000.00 12.970% 3.242% 3.242% 3.242% 3.242%

4 Pekerjaan lantai kerja t = 5cm 10,073,238.48 0.089% 0.030% 0.030% 0.030%

5 Pekerjaan pasir urug bawah pile cap 4,763,248.00 0.042% 0.014% 0.014% 0.014%

6 Pekerjaan cor pile cap P1 dan P2 1,041,672,021.60 9.198% 2.300% 2.300% 2.300% 2.300%

7 Pekerjaan tie beam TB1 364,435,878.38 3.218% 0.805% 0.805% 0.805% 0.805%

C PEKERJAAN STRUKTUR BASEMENT

1 Pekerjaan kolom K1 485,426,736.90 4.286% 1.072% 1.072% 1.072% 1.072%

2 Pekerjaan balok B1 295,029,496.13 2.605% 0.651% 0.651% 0.651% 0.651%

3 Pekerjaan balok B2 212,310,080.10 1.875% 0.469% 0.469% 0.469% 0.469%

4 Pekerjaan balok B3 125,437,710.94 1.108% 0.369% 0.369% 0.369%

6 Pekerjaan balok B5 2,408,404.05 0.021% 0.007% 0.007% 0.007%

7 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm 607,109,851.54 5.361% 1.340% 1.340% 1.340% 1.340%

8 Pekerjaan cor tangga 15,153,202.27 0.134% 0.045% 0.045% 0.045%

D PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1

1 Pekerjaan kolom K1 485,426,736.90 4.286% 1.072% 1.072% 1.072% 1.072%

2 Pekerjaan kolom K2 6,879,630.63 0.061% 0.030% 0.030%

3 Pekerjaan kolom K3 2,476,667.03 0.022% 0.005% 0.005% 0.005% 0.005%

4 Pekerjaan balok B1 295,029,496.13 2.605% 0.651% 0.651% 0.651% 0.651%

5 Pekerjaan balok B2 212,310,080.10 1.875% 0.469% 0.469% 0.469% 0.469%

6 Pekerjaan balok B4 67,682,329.20 0.598% 0.199% 0.199% 0.199%

7 Pekerjaan balok B5 2,408,404.05 0.021% 0.007% 0.007% 0.007%

8 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm 661,652,107.54 5.843% 1.461% 1.461% 1.461% 1.461%

9 Pekerjaan cor tangga 15,153,202.27 0.134% 0.045% 0.045% 0.045%

E PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 2

1 Pekerjaan kolom K1 485,426,736.90 4.286% 1.072% 1.072% 1.072% 1.072%

2 Pekerjaan balok B1 295,029,496.13 2.605% 0.651% 0.651% 0.651% 0.651%

3 Pekerjaan balok B2 212,310,080.10 1.875% 0.469% 0.469% 0.469% 0.469%

4 Pekerjaan balok B4 67,682,329.20 0.598% 0.199% 0.199% 0.199%

5 Pekerjaan balok B5 2,408,404.05 0.021% 0.007% 0.007% 0.007%

6 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm 607,109,851.54 5.361% 1.340% 1.340% 1.340% 1.340%

7 Pekerjaan cor tangga 15,153,202.27 0.134% 0.045% 0.045% 0.045%

F PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 3

1 Pekerjaan kolom K1 485,426,736.90 4.286% 1.072% 1.072% 1.072% 1.072%

2 Pekerjaan balok B1 147,514,748.06 1.303% 0.326% 0.326% 0.326% 0.326%

3 Pekerjaan balok B2 72,252,121.50 0.638% 0.160% 0.160% 0.160% 0.160%

4 Pekerjaan balok B3 192,209,169.38 1.697% 0.566% 0.566% 0.566%

5 Pekerjaan balok B5 17,044,090.20 0.151% 0.050% 0.050% 0.050%

6 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm 226,009,473.30 1.996% 0.499% 0.499% 0.499% 0.499%

7 Pekerjaan cor tangga 15,153,202.27 0.134% 0.045% 0.045% 0.045%

G PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 4

1 Pekerjaan kolom K2 130,712,981.88 1.154% 0.289% 0.289% 0.289% 0.289%

2 Pekerjaan kolom K4 11,145,001.61 0.098% 0.025% 0.025% 0.025% 0.025%

3 Pekerjaan balok B1 147,514,748.06 1.303% 0.326% 0.326% 0.326% 0.326%

4 Pekerjaan balok B2 72,252,121.50 0.638% 0.160% 0.160% 0.160% 0.160%

5 Pekerjaan balok B5 17,044,090.20 0.151% 0.038% 0.038% 0.038% 0.038%

6 Pekerjaan pelat lantai t=12 cm 226,009,473.30 1.996% 0.499% 0.499% 0.499% 0.499%

7 Pekerjaan cor tangga 15,153,202.27 0.134% 0.033% 0.033% 0.033% 0.033%

G PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 5

1 Pekerjaan kolom K2 130,712,981.88 1.154% 0.289% 0.289% 0.289% 0.289%

2 Pekerjaan balok B1 147,514,748.06 1.303% 0.326% 0.326% 0.326% 0.326%

3 Pekerjaan balok B2 72,252,121.50 0.638% 0.160% 0.160% 0.160% 0.160%

4 Pekerjaan balok B5 17,044,090.20 0.151% 0.038% 0.038% 0.038% 0.038%

5 Pekerjaan pelat lantai atap t=12 cm 245,657,213.10 2.169% 0.542% 0.542% 0.542% 0.542%

6 Pekerjaan cor tangga 15,153,202.27 0.134% 0.033% 0.033% 0.033% 0.033%

G PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP

1 Pekerjaan kolom K4 6,156,286.61 0.054% 0.011% 0.011% 0.011% 0.011% 0.011%

2 Pekerjaan balok B6 4,112,813.07 0.036% 0.007% 0.007% 0.007% 0.007% 0.007%

3 Pekerjaan pelat atap t=10 cm 7,410,474.00 0.065% 0.016% 0.016% 0.016% 0.016%

H PEKERJAAN ATAP

1 Pekerjaan Kuda-Kuda Baja 201,535,850.88 1.780% 0.445% 0.445% 0.445% 0.445%

2 Pekerjaan gording stall 5/10 t=2 mm 277,688,936.45 2.452% 0.613% 0.613% 0.613% 0.613%

3 Pekerjaan erection 6,025,398.95 0.053% 0.013% 0.013% 0.013% 0.013%

4 Pekerjaan Rangka Atap 82,145,200.00 0.725% 0.145% 0.145% 0.145% 0.145% 0.145%

5 Pekerjaan Pemasangan Atap Galvalum 63,061,100.00 0.557% 0.139% 0.139% 0.139% 0.139%

TOTAL 11,324,620,153.57 100.000%

RENCANA PROGRESS MINGGUAN 0.604% 0.702% 0.109% 3.384% 3.297% 5.597% 6.401% 4.187% 5.307% 4.724% 5.071% 5.119% 5.260% 4.991% 5.034% 5.254% 4.865% 4.279% 4.067% 3.040% 4.411% 3.328% 3.404% 3.704% 1.401% 1.401% 0.908% 0.150%

RENCANA PROGRESS KUMULATIF 0.604% 1.306% 1.415% 4.800% 8.097% 13.694% 20.095% 24.281% 29.588% 34.312% 39.383% 44.502% 49.762% 54.753% 59.787% 65.041% 69.907% 74.185% 78.253% 81.293% 85.704% 89.032% 92.436% 96.140% 97.541% 98.942% 99.850% 100.000%

BULAN KE 3 BULAN KE 4 BULAN KE 5 BULAN KE 6 BULAN KE 7 BULAN KE 2 NO. URAIAN PEKERJAAN

BULAN KE 1

Page 188: BAB IV 4.1 Perencanaan Atap bangunan. Pada perencanaan

213

BAB V

PENUTUP

Dalam menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir tentang Perencanaan

Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Bank BRI Kota Semarang ini masih banyak

kekurangan. Hal ini terjadi karena keterbatasan pengalaman serta pengetahuan dalam

bidang perencanaan struktur. Sehingga perlu adanya kritik saran untuk meningkatkan

kualitas laporan tugas akhir ini pada tahun selanjutnya.

Penyusun telah berusaha untuk menyelesaikan laporan ini dengan

menyesuaikan kriteria-kriteria perencanaan struktur gedung sesuai dengan pedoman

peraturan perencanaan struktur yang berlaku. Untuk menambah referensi penyusun

mengenai dasar perencanaan struktur penyusun selalu mengadakan kegiatan

bimbingan tugas akhir pada dosen. Untuk dapat mengetahui, serta mengkoreksi dari

hasil laporan tugas akhir ini.

Dengan penyusunan laporan tugas akhir ini, penyusun dapat mengaplikasikan

ilmu teknik sipil yang diperoleh selama kuliah dari semester awal sampai akhir. Serta

sebagai modal awal penyusun untuk terjun dalam dunia kerja bidang teknik sipil.

Dalam bagian akhir, penyusun memberikan beberapa kesimpulan dan saran

mengenai tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Arsip Perkantoran

dan Perpustakaan Kabupaten Semarang.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil akhir penyusunan laporan tugas akhir ini mengambil

beberapa kesimpulan antara lain :

1. Perhitungan tulangan pada struktur kolom, balok, plat lantai menggunakan

SAP 2000 versi 14.

2. Perhitungan beban gempa mengacu pada SNI Gempa 2012 dengan

menggunakan analisis desain respon spectrum gempa.

3. Perhitungan struktur pondasi mengunakan perhitungan manual dengan data

sonder, dan penyelidikan tanah dari Laboratorium Universitas Semarang,

akan tetapi untuk nilai momen, gaya aksial berdasarkan perhitungan SAP

2000 versi 10.