28
PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

perencanaan bangunan & lingkungan

  • Upload
    ngohanh

  • View
    271

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perencanaan bangunan & lingkungan

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

(Permen PU 06/2007)

Page 2: perencanaan bangunan & lingkungan

Penataan bangunan dan lingkungan :

• adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan,melaksanakan, memperbaiki,mengembangkan ataumelestarikan bangunan dan lingkungan/ kawasantertentu

• sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang danpengendalian bangunan gedung dan lingkungansecara optimal

• yang terdiri atas proses perencanaan teknis danpelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,pelestarian dan pembongkaran bangunan gedungdan lingkungan.

pengertian

Page 3: perencanaan bangunan & lingkungan

Hirarki tata ruang wilayah

Page 4: perencanaan bangunan & lingkungan

Secara sistematis, konsep harus mencakup gagasan yangkomprehensif dan terintegrasi terhadap komponen-komponen perancangan kawasan, yang meliputi kriteria:

i. Struktur peruntukan lahan;ii. Intensitas pemanfaatan lahan;iii. Tata bangunan;iv. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung;v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau;vi. Tata kualitas lingkungan;vii. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan;viii. Pelestarian bangunan dan lingkungan.

Komponen perencanaan kawasan

Page 5: perencanaan bangunan & lingkungan

i. Struktur peruntukan lahan

merupakan komponen rancang kawasan yang berperanpenting dalam alokasi penggunaan dan penguasaanlahan/tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam suatukawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuandalam rencana tata ruang wilayah.

Kriteria penataan, memenuhi :• Keragaman tata guna yang seimbang dan terintegrasi• Penetapan jenis peruntukan lahan yang akan

dikendalikan oleh pemda, di antaranya RTH, Damija, dll• Pengaturan kepadatan pengembangan kawasan

dengan mempertimbangkan daya dukung dan karakterkawasan

• Skala ruang yang manusiawi dan berorientasi padapejalan kaki serta aktivitas yang diwadahi

Page 6: perencanaan bangunan & lingkungan

i. Struktur peruntukan lahan (2)

Peruntukan lahan untuk daerahaglomerasi Yogyakarta

Page 7: perencanaan bangunan & lingkungan

ii. Intensitas pemanfaatan lahan

adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimumbangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya untukmencapai efisiensi dan efektivitas pemanfaatan yang adil

Komponen Penataan :

(1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angkapersentase perbandingan antara luas seluruh lantaidasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luaslahan/ tanah yang dikuasai.

(2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angkapersentase perbandingan antara jumlah seluruh luaslantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luaslahan/ tanah yang dikuasai.

Page 8: perencanaan bangunan & lingkungan

(3) Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentaseperbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luarbangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah dikuasai.

(4) Koefisien Tapak Besmen (KTB) yaitu angka persentaseperbandingan antara luas tapak besmen dan luas tanahperpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

ii. Intensitas pemanfaatan lahan (2)

Page 9: perencanaan bangunan & lingkungan

(5) Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri

(a) Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkaitdengan KLB dan diberikan apabila bangunan gedungterbangun memenuhi persyaratan peruntukan lantaidasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yangditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuktidak diperhitungkan dalam KLB.

(b) Insentif Langsung, yaitu insentif yangmemungkinkan penambahan luas lantai maksimumbagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitasumum berupa sumbangan positif bagi lingkunganpermukiman terpadu; termasuk di antaranya jalurpejalan kaki, ruang terbuka umum, dan fasilitas umum.

ii. Intensitas pemanfaatan lahan (3)

Page 10: perencanaan bangunan & lingkungan

ii. Intensitas pemanfaatan lahan (4)

(6) Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan(TDR=Transfer of Development Right), yaitu hakpemilik bangunan/pengembang yang dapat dialihkankepada pihak atau lahan lain, yang dihitung berdasarkanpengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan danKLB terbangun. Maksimum KLB yang dapat dialihkan padaumumnya sebesar 10% dari nilai KLB yang ditetapkan. Pengalihan nilai KLB hanya dimungkinkan bila terletakdalam satu daerah perencanaan yang sama dan terpadu, serta yang bersangkutan telah memanfaatkan minimal 60% KLB-nya dari KLB yang sudah ditetapkan pada daerahperencanaan. Pengalihan ini terdiri atas: hak pembangunanbawah tanah dan hak pembangunan layang

Page 11: perencanaan bangunan & lingkungan

iii. Tata bangunan

adalah kegiatan penataan bangunan gedung besertalingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputiberbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisiklingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian danelevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan danmendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada,terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik.

Page 12: perencanaan bangunan & lingkungan

iii. Tata bangunan (2)

Komponen Penataan

(1) Pengaturan Blok Lingkungan dan kaveling, yaituperencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadiblok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/ kavelingdengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri :(a) Bentuk dan Ukuran Blok atau kaveling;(b) Pengelompokan dan Konfigurasi Blok atau kaveling;(c) Ruang terbuka dan tata hijau.

Page 13: perencanaan bangunan & lingkungan

(3) Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturanmassa bangunan dalam blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri :(a) Pengelompokan Bangunan;(b) Letak dan Orientasi Bangunan;(c) Sosok Massa Bangunan;(d) Ekspresi Arsitektur Bangunan.

iii. Tata bangunan (3)

(4) Pengaturan Ketinggian Lantai Bangunan, yaituperencanaan pengaturan ketinggian bangunan baik pada skalabangunan tunggal maupun kelompok bangunan padalingkungan yang lebih makro (blok/kawasan). Pengaturan terdiri(a) Ketinggian Bangunan;(b) Komposisi Garis Langit Bangunan;(c) Ketinggian Lantai Bangunan.

Page 14: perencanaan bangunan & lingkungan

iii. Tata bangunan (4)

Penataan besaranmassa bangunan untukefisiensi dan efektivitaspemanfaatan sesuaidaya dukung dankarakter lingkungan

Page 15: perencanaan bangunan & lingkungan

iv. Sistem sirkulasi dan penghubung

Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri darijaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasukmasyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistemdan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalurpelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung.

Page 16: perencanaan bangunan & lingkungan

iv. Sistem sirkulasi dan penghubung (2)

Dalam skala linkungan yang lebih luas sistem dan jalurpergerakan ditata sesuaidengan hirarki besaran danperuntukan untukefektivitas, kemudahanakses, dan distribusi yang berimbang

Page 17: perencanaan bangunan & lingkungan

v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau

Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakankomponen rancang kawasan, yang tidak sekadarterbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemensisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral darisuatu lingkungan yang lebih luas.

Penataan sistem ruang terbuka diatur melaluipendekatan desain tata hijau yang membentuk karakterlingkungan serta memiliki peran penting baik secaraekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungansekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehinggamudah diakses sebesar-besarnya oleh publik.

Page 18: perencanaan bangunan & lingkungan

v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (2)

Komponen Penataan

(1) Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikanpublikaksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknyaterbuka, bebas dan mudah diakses publik karena bukanmilik pihak tertentu.

(2) Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadi–aksesibilitas pribadi), yaitu ruang yang karakter fisiknyaterbuka tapi terbatas, yang hanya dapat diakses olehpemilik, pengguna atau pihak tertentu.

Page 19: perencanaan bangunan & lingkungan

v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (3)

3) Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diaksesoleh Umum (kepemilikan pribadi–aksesibilitas publik),yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, serta bebasdan mudah diakses oleh publik meskipun milik pihaktertentu, karena telah didedikasikan untuk kepentinganpublik sebagai hasil kesepakatan antara pemilik danpihak pengelola/pemerintah daerah setempat, di manapihak pemilik mengizinkan lahannya digunakan untukkepentingan publik, dengan mendapatkan kompensasiberupa insentif/disinsentif tertentu, tanpa mengubahstatus kepemilikannya.

Page 20: perencanaan bangunan & lingkungan

v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (4)

(4) Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu polapenanaman pohon yang disebar pada ruang terbuka publik.

(5) Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter fisiknyaterbuka dan terkait dengan area yang dipergunakansebesarbesarnya untuk kepentingan publik, danpemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi. Misal : daerah pantai, sungai, lereng bukit, puncak bukit

(6) Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijauyang berfungsi sebagai area preservasi dan tidak dapatdibangun. Pengaturan ini untuk kawasan: damija, bantaransungai, kanan kiri rel KA, bawah sutet, taman/hutan kota

Page 21: perencanaan bangunan & lingkungan

v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (5)

Ruang terbuka hijau dirancang (dengan sengaja) sebagai bagiandari estetika lingkunga sekaligus memenuhi kaidah ekologis.

Ruang terbuka tidak sekedar sebagai ruang sisa (tidak sengaja) yang terbentuk antar bangunan

Page 22: perencanaan bangunan & lingkungan

vi. Tata kualitas lingkungan

Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasaelemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa sehinggatercipta suatu kawasan atau subarea dengan sistemlingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memilikiorientasi tertentu.

Komponen Penataan

(1) Konsep Identitas Lingkungan, yaitu perancangankarakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkanmelalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dannonfisik lingkungan atau subarea tertentu.

Page 23: perencanaan bangunan & lingkungan

vi. Tata kualitas lingkungan (2)

((2) Wajah Jalan, yaitu perancangan elemen fisik dannonfisik guna membentuk lingkungan berskala manusiapemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas jalanyang akan memperkuat karakter suatu blok perancanganyang lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas:(a) Wajah penampang jalan dan bangunan;(b) Perabot jalan (street furniture);(c) Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian);(d) Tata hijau pada penampang jalan;(e) Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada

penampang jalan;( f) Elemen papan reklame komersial pada penampang

jalan.

Page 24: perencanaan bangunan & lingkungan

vii. Prasarana dan utilitas lingkungan

Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalahkelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapatberoperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya.

Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakupjaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan gas dan listrik, sertajaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi.

Page 25: perencanaan bangunan & lingkungan

vii. Prasarana dan utilitas lingkungan (2)

Komponen Penataan

(1) Sistem jaringan air bersih, yaitu sistem jaringan dandistribusi pelayanan penyediaan air yang memenuhipersyaratan bagi operasionalisasi bangunan danterintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro

(2) Sistem jaringan air limbah dan air kotor, yaitu sistemjaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahanair buangan yang berasal dari manusia, binatang atautumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuangdengan cara-cara sedemikian rupa sehingga aman bagilingkungan, termasuk di dalamnya buangan industri danbuangan kimia.

Page 26: perencanaan bangunan & lingkungan

vii. Prasarana dan utilitas lingkungan (3)

(3) Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dandistribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsisebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasidengan sistem jaringan drainase makro

(4) Sistem jaringan persampahan, yaitu sistem jaringandan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahansampah yang terintegrasi dengan sistem jaringanpembuangan sampah makro

(5) Sistem jaringan listrik dan telepon, yaitu sistemjaringan dan distribusi daya listrik/telepon dan jaringansambungan listrik/telepon memenuhi persyaratan bagioperasionalisasi bangunan

Page 27: perencanaan bangunan & lingkungan

vii. Prasarana dan utilitas lingkungan (4)

(6) Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu sistemjaringan pengamanan lingkungan/kawasan untukmemperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat,penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebarankebakaran, dan/atau pemadaman kebakaran.

(7) Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi,yaitu jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan keluar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagianbangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggalke tempat aman, yang disediakan bagi suatu lingkungan/kawasan sebagai tempat penyelamatan atau evakuasi.

Page 28: perencanaan bangunan & lingkungan

(i) Peruntukan Lahan;(ii) Luas Lahan dan Batas Lahan;(iii) Koefisien Dasar Bangunan (KDB);(iv) Koefisien Lantai Bangunan (KLB);(v) Ketinggian Maksimum Bangunan;(vi) Transfer KLB > 10% antar blok(vii) Standar Perencanaan Kota.

(i) Garis Sempadan Bangunan (GSB);(ii) Jarak Bebas;(iii) Transfer KLB < 10% dalam blok(iv) Komposisi peruntukan lahan;(v) Penggabungan/pemecahan kaveling(vi) Bentuk dan komposisi bangunan(vii) Sirkulasi kendaraan;(viii) Sirkulasi pejalan kaki;( ix) Ruang terbuka dan tata hijau;(x) Utilitas bangunan dan lingkungan.

Gubernur/bupati/walikota Dinas tata kota

Peraturan dan pemangku peraturan