BAB III SNH

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    1/27

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 ANATOMI

    Gambar 3.1

    Otak memperoleh darah melalui dua sistem yakni sistem

    karotis (arteri karotis interna kanan dan kiri) dan sistem

    vertebral. Arteri karotis interna, setelah memisahkan diri dari

    arteri karotis komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak

    melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus kavernosum,

    mempercabangkan arteri otalmika untuk nervus optikus dan

    retina, akhirnya bercabang dua! arteri serebri anterior dan arteri

    serebri media. "ntuk otak, sistem ini memberi darah bagi lobus

    rontalis, parietalis dan beberapa bagian lobus temporalis.

    #istem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan

    kiri yang berpangkal di arteri subklavia, menuju dasar tengkorak

    melalui kanalis tranversalis di kolumna vertebralis servikal,

    masuk rongga kranium melalui oramen magnum, lalu

    mempercabangkan masing$masing sepasang arteri serebeli

    inerior. %ada batas medula oblongata dan pons, keduanya

    1&

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    2/27

    bersatu arteri basilaris, dan setelah mengeluarkan 3 kelompok

    cabang arteri, pada tingkat mesensealon, arteri basilaris

    berakhir sebagai sepasang cabang! arteri serebri posterior, yang

    melayani darah bagi lobus oksipitalis, dan bagian medial lobus

    temporalis.

    Gambar 3.'

    e tiga pasang arteri serebri ini bercabang$cabang

    menelusuri permukaan otak, dan beranastomosis satu bagianlainnya. abang$cabang yang lebih kecil menembus ke dalam

    jaringan otak dan juga saling berhubungan dengan cabang$

    cabang arteri serebri lainnya.

    "ntuk menjamin pemberian darah ke otak, ada sekurang$

    kurangnya 3 sistem kolateral antara sistem karotis dan sitem

    vertebral, yaitu!1

    Sirkulus Willisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh arteriserebri media kanan dan kiri, arteri komunikans anterior (yang

    menghubungkan kedua arteri serebri anterior), sepasang arteri serebri media

    posterior dan arteri komunikans posterior (yang menghubungkan arteri

    serebri media dan posterior) kanan dan kiri. Anyaman arteri ini terletak di

    dasar otak.

    1*

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    3/27

    Anastomosis antara arteri serebri interna dan arteri karotis eksterna di daerah

    orbita, masing-masing melalui arteri oftalmika dan arteri fasialis ke arteri

    maksilaris eksterna.

    Hubungan antara sitem vertebral dengan arteri karotis ekterna (pembuluh

    darah ekstrakranial).

    #elain itu masih terdapat lagi hubungan antara cabang$

    cabang arteri tersebut, sehingga menurut +uskrik tak ada arteri

    ujung (true end arteries) dalam jaringan otak. arah vena

    dialirkan dari otak melalui ' sistem! kelompok vena interna, yang

    mengumpulkan darah ke vena Galen dan sinus rektus, dan

    kelompok vena eksterna yang terletak dipermukaan hemiser

    otak, dan mencurahkan darah ke sinus sagitalis superior dan

    sinus$sinus basalis laterales, dan seterusnya melalui vena$vena

    jugularis dicurahkan menuju ke jantung.

    3.2 FISIOLOGI

    #istem karotis terutama melayani kedua hemiser otak,

    dan sistem vertebrabasilaris terutama memberi darah bagi

    batang otak, serebelum dan bagian posterior hemiser. Aliran

    darah di otak (AO) dipengaruhi terutama 3 aktor. ua aktor

    yang paling penting adalah tekanan untuk memompa darah dari

    sistem arteri$kapiler ke sistem vena, dan tahanan (perier)

    pembuluh darah otak.

    -aktor ketiga, adalah aktor darah sendiri yaitu viskositas darah

    dan koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku).

    ari aktor pertama, yang terpenting adalah tekanan darah

    sistemik (aktor jantung, darah, pembuluh darah, dll), dan aktor

    kemampuan khusus pembuluh darah otak (arteriol) untuk

    menguncup bila tekanan darah sistemik naik dan berdilatasi bila

    '

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    4/27

    tekanan darah sistemik menurun. aya akomodasi sistem

    arteriol otak ini disebut daya otoregulasi pembuluh darah otak

    (yang berungsi normal bila tekanan sistolik antara /$1/

    mm0g).

    -aktor darah, selain viskositas darah dan daya

    membekunya, juga di antaranya seperti kadartekanan parsial

    O'dan O'berpengaruh terhadap diameter arteriol.

    adartekanan parsial O'yang naik, %O'yang turun, serta

    suasana jaringan yang asam (p0 rendah), menyebabkan

    vasodilatasi, sebaliknya bila tekanan darah parsial O'turun,

    %O'naik, atau suasana p0 tinggi, maka terjadi vasokonstriksi.

    2iskositaskekentalan darah yang tinggi mengurangi AO.

    #edangkan koagulobilitas yang besar juga memudahkan

    terjadinya trombosis, aliran darah lambat, akibat AO menurun.

    3.3 DEFINISI

    stroke adalah suatu gangguan ungsi sara akut yang

    disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana

    terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara

    cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai

    dengan daerah okal yang terganggu.

    enisi 40O, stroke adalah meniestasi klinik dari

    gangguan ungsi serebral, baik okal maupun menyeluruh

    (global), yang berlangsung dengan cepat, selama lebih dari '5

    jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab

    lain selain gangguan vaskuler. 6stilah kuno apopleksia serebri

    sama maknanya dengan Cerebrovascular

    Accidents/Attacks(2A) dan Stroke.

    3.4 EPIDEMIOLOGI

    '1

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    5/27

    #troke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab

    kematian nomor dua di dunia. %enyakit ini telah menjadi masalah

    kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua

    pertiga stroke sekarang terjadi di negara$negara yang sedang

    berkembang.

    7enurut tasiran Organisasi esehatan unia (40O),

    sebanyak ',/ juta ji8a di dunia sudah terjangkit stroke pada

    tahun '1. ari jumlah itu /,/ juta telah meninggal dunia.

    %enyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan

    19,/ juta kasus stroke di dunia.

    i Amerika #erikat, stroke menempati posisi ketiga sebagai

    penyakit utama yang menyebabkan kematian. %osisi di atasnya

    dipegang penyakit jantung dan kanker. i negeri %aman #am ini,

    setiap tahun terdapat laporan 9. kasus stroke. #ebanyak

    /. diantaranya kasus serangan pertama, sedangkan

    '. kasus lainnya berupa stroke berulang. #ebanyak 9/

    persen penderita stroke menderita lumpuh dan kehilangan

    pekerjaan.

    i 6ndonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah

    jantung dan kanker. #ebanyak '&,/ persen penderita stroke

    meninggal dunia. #isanya menderita kelumpuhan sebagian

    maupun total. 0anya 1/ persen saja yang dapat sembuh total

    dari serangan stroke dan kecacatan.

    3.4 KLASIFIKASI STROKE

    1. #troke :on 0emoragik ( 6skemik)

    a. ;mboli

    b.

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    6/27

    b. %erdarahan 6ntracerebral

    3.5 FAKTOR RESIKO

    %emeriksaan aktor resiko dengan cermat dapat

    memudahkan seorang dokter untuk menemukan penyebab

    terjadinya stroke. i8ayat stroke- %enyakit jantung- 7- 0iperkolesterol

    3.6 KLASIFIKASI STROKE NON HEMORAGIK (ISKEMIK)

    #troke iskemik dapat dijumpai dalam 5 bentuk klinis!

    1) #erangan 6skemia #epintasTransient Ischemic Attack (6:). Gejala neurologik yang timbul

    akan menghilang dalam 8aktu lebih dari '5 jam, kurang dari

    '1 hari

    '3

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    7/27

    3) #troke progresi (Progressive Stroke/Stroke in evolution.

    Gejala neurologik makin lama makin berat.

    5) #troke komplit (Com!leted Stroke/Permanent Stroke. Gejala

    klinis sudah menetap.

    3.7PATOFISIOLOGI

    #nfark iskemik serebri, sangat erat hubungannya aterosklerosis

    (terbentuknya ateroma) dan arteriolosklerosis. Aterosklerosis dapat

    menimbulkan berma$am-ma$am manifestasi klinik dengan $ara!

    a. %enyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan

    insufisiensi aliran darah.

    b. &klusi mendadak pembuluh darah karena ter'adinya trombus atau

    peredaran darah aterom.

    $. %erupakan terbentuknya trombus yang kemudian terlepas sebagai

    emboli.

    d. %enyebabkan dinding pembuluh men'adi lemah dan ter'adi

    aneurisma yang kemudian dapat robek.

    aktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak yaitu!

    a. eadaan pembuluh darah, bila menyempit akibat stenosis atau

    ateroma atau tersumbat oleh trombusembolus.

    '5

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    8/27

    b. eadaan darah! viskositas darah yang meningkat, hematokrit yang

    meningkat (polisetemia) yang menyebabkan aliran darah ke otak lebih

    lambat! anemia yang berat menyebabkan oksigenasi otak menurun.

    $. *ekanan darah sistematik memegang peranan tekanan perfusi otak.

    +erlu diingat apa yang disebut otoregulasi otak yakni kemampuan

    intrinsik dari pembuluh darah otak agar aliran darah otak tetap konstan

    alaupun ada perubahan dari tekanan perfusi otak.

    atas normal Autoregulasi antara /-1/ mmHg. +ada penderita

    hipertensi otoregulasi otak mengalami perubahan.

    +ada iskemia otak yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat

    perbedaan tingkat iskemia, yang terdiri dari 0 lapisan (area) !

    1. apisan inti (ischemic-core)

    2aerah di tengah yang sangat iskemik karena 3 paling rendah

    sehingga terlihat sangat pu$at. *ampak degenerasi neuron, pelebaran

    pembuluh darah tanpa adanya aliran darah. adar asam laktat tinggi

    dengan +&" rendah. 2aerah ini akan nekrosis.

    ". apisan penumbra (ischemic penumbra)

    2aerah di sekitar ischemic core yang 3-nya 'uga rendah, tetapi

    masih lebih tinggi daripada 3 di ischemic core. Walaupun sel

    neuron tidak mati, tetapi fungsi sel terhenti dan ter'adi functional

    paralysis. adar asam laktat tinggi, +&" rendah dan +3&" tinggi.

    2aerah ini masih mungkin diselamatkan dengan resusitasi dan

    mana'emen yang tepat, sehingga aliran darah kembali ke daerah

    iskemia tidak terlambat, sehingga neuron penumbra tidak mengalami

    nekrosis. omponen aktu yang tepat untuk reperfusi, disebut

    therapeutic windowyaitu 'endela aktu reversibilitas sel-sel neuron

    penumbra sehingga neuron dapat diselamatkan.

    0. apisan perfusi berlebihan (luxury perfusion)

    '/

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    9/27

    aerah di sekeliling penumbra yang tampak ber8arna

    kemerahan dan edema. %embuluh darah berdilatasi

    maksimal, %O' dan %O' tinggi dan kolateral maksimal.

    #ehingga +- sangat meninggi

    3.8 DIAGNOSIS

    I . A!"#$%$

    %ada anamnesa akan dtemukan kelumpuhan anggota

    gerak sebelah badan , mulut mencong, atau bicara pelo dan

    tidak dapat berkomunisi dengan baik. eadaan ini timbul

    sangat mendadak dapat se8aktu bangun tidur, sedang

    bekerja atau 8aktu istirahat.

    #elain perlu ditanyakan aktor resiko yang menyertai

    stroke misalnya diabetes melitus, hipertensi , penyakit

    jantung, hiperkolesterol, ri8ayat stroke sebelumnya.

    #troke harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang

    mengalami desit neurologi akut (baik okal maupun global)

    atau penurunan tingkat kesadaran.

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    10/27

    0. %enderita atau penolong tidak mengetahui gejala$gejala

    stroke.

    4.

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    11/27

    kesadaran, pemeriksaan nervus kranial, ungsi motorik

    dan sensorik, kelaianan ungsi luhur dan re@eks siologis

    dan patologis. Adanya kelemahan otot 8ajah pada stroke

    harus dibedakan dengan $ell%s !als&di mana pada $ell%s

    !als&biasanya ditemukan pasien yang tidak mampu

    mengangkat alis atau mengerutkan dahinya.

    G#,!*!-+#,!*! #&*+% !+ /%"0* 0%!$!!

    0#&+!/+ !! !&/#&% !+ /#&$"0!/.

    1) Arteri karotis interna (sirkulasi anterior)

    Gejala yang ada umumnya unilateral. Adapun cabang$cabang

    dari arteri karotis interna adalah

    - arteri otalmika (maniestasinya adalah buta satu

    mata yang episodik biasa disebut amaurosis ugaks.

    serebri anterior dan media sehingga gejala pada

    oklusi arteri serebri anterior dan media pun dapat

    timbul.

    - Arteri serebri media (7A)

    Gejala$gejalanya antara lain hemiparese kotralateral,

    hemianopsia,

    agnosia, aasia, dan disagia. arena 7A

    memperdarahi motorik

    ekstremitas atas maka kelemahan tungkai atas dan

    8ajah biasanya

    lebih berat daripada tungkai ba8ah.

    - Arteri serebri anterior

    "mumnya menyerang lobus rontalis sehingga

    menyebabkan

    gangguan berbahasa, kelemahan kontralateral

    (tungkai ba8ah lebih

    '&

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    12/27

    berat dari pada tungkai atas),

    ') Arteri vertebrobasiler (sirkulasi posterior)

    "mumnya sulit dideteksi karena menyebabkan decit nervus

    kranialis, serebellar, batang otak yang luas. Gejala yang timbul

    antara lain vertigo, nistagmus, diplopia, ataksia, tanda serebellar,

    disagia, disatria,

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    13/27

    anatara peningkatan enim jantung dengan hasil yang

    buruk dari stroke.

    5. %emeriksaan >adiologi

    a. < scan kepala non kontras

    7odalitas ini baik digunakan untuk membedakan

    stroke hemoragik dan stroke non hemoragik secara

    tepat kerena pasien stroke non hemoragik memerlukan

    pemberian trombolitik sesegera mungkin. #elain itu,

    pemeriksaan ini juga berguna untuk menentukan

    distribusi anatomi dari stroke dan mengeliminasi

    kemungkinan adanya kelainan lain yang gejalanya mirip

    dengan stroke (hematoma, neoplasma, abses).

    Adanya perubahan hasil < scan pada inark

    serebri akut harus dipahami. #etelah ?$1' jam setelah

    stroke terbentuk daerah hipodense regional yang

    menandakan terjadinya edema di otak. =ika setelah 3

    jam terdapat daerah hipodense yang luas di otak maka

    diperlukan pertimbangan ulang mengenai 8aktu

    terjadinya stroke.

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    14/27

    apat memperlihatkan keadaan jantung, apakah

    terdapat pembesaran ventrikel kiri yangmerupakan salah satu tanda hipertensi kronis

    pada penderita stroke dan adakah kelainan lain

    pada jantung.

    7engidentikasi kelainan paru yang potensial

    mempengaruhi proses manajemen.

    c. 7> angiogra (7>6)7>6 juga terbukti dapat mengidentikasi lesi

    vaskuler dan oklusi lebih a8al pada stroke akut.

    #ayangnya, pemerikasaan ini dan pemeriksaan 7>6

    lainnya memerlukan biaya yang tidak sedikit serta 8aktu

    pemeriksaan yang agak panjang

    %rotokol 7>6 memiliki banyak kegunaan untuk

    pada stroke akut. 7>

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    15/27

    transkranial dopler berguna untuk mengevaluasi anatomi

    vaskuler proksimal lebih lanjut termasuk di antaranya

    7A, arteri karotis intrakranial, dan arteri

    vertebrobasiler.%emeriksaan ;G (ekhokardiogra)

    dilakukan pada semua pasien dengan stroke non

    hemoragik yang dicurigai mengalami emboli

    kardiogenik.

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    16/27

    S%&%&!, S/&'# S (SSS)

    eterangan !

    erajat kesadaran ! Ckompos mentis D 1Csomnolen D

    'Csoporkoma

    7untah ! Ctidak ada D 1Cada

    :yeri kepala ! Ctidak ada D 1Cada

    Ateroma ! (diabetes, angina) Ctidak ada D 1Csalah satu

    atau lebih !

    33

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    17/27

    (',/ E derajat kesadaran) F (' E vomitus) F (' E nyeri

    kepala) F (,1 E tekanan diastolic) (3 E petanda ateroma)

    $ 1'

    et ! #kor #iriraj H 1 ! %erdarahan

    I $1 ! 6nark

    I. PENATALAKSANAAN

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    18/27

    b# Circulation

    %asien dengan stroke non hemoragik akut membutuhkan

    terapi intravena dan penga8asan jantung.%asien dengan stroke

    akut berisiko tinggi mengalami aritmia jantung dan peningkatan

    biomarker jantung. #ebaliknya, atrial brilasi juga dapat

    menyebabkan terjadinya stroke.

    c. Pengontrolan gula darah

    +eberapa data menunjukkan bah8a hiperglikemia beratterkait dengan prognosis yang kurang baik dan menghambat

    reperusi pada trombolisis.%asien dengan normoglokemik tidak

    boleh diberikan cairan intravena yang mengandung glukosa

    dalam jumlah besar karena dapat menyebabkan hiperglikemia

    dan memicu iskemik serebral eksaserbasi.%engontrolan gula

    darah harus dilakukan secara ketat dengan pemberian

    insulin.

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    19/27

    %ada keadaan dimana aliran darah kurang seperti pada

    stroke atau peningkatan

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    20/27

    pencapaian terapi ini adalah nilai tekanan darah berkurang 1$1/

    persen.

    %ada pasien yang akan mendapatkan terapi trombolitik,

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    21/27

    Antipiretik diindikasikan pada pasien stroke yang

    mengalami demam karena hipertermia (utamanya pada 1'$

    '5 jam setelah onset) dapat menyebabkan trauma neuronal

    iskemik. #ebuah penelitian eksprimen menunjukkan bah8a

    hipotermia otak ringan dapat berungsi sebagai

    neuroprotektor.

    g# Pengontrolan edema serebri

    ;dema serebri terjadi pada 1/ persen pasien dengan stroke

    non hemoragik dan mencapai puncak keparahan 9'$*? jamsetelah onset stroke. 0iperventilasi dan pemberian manitol

    rutin digunakan untuk mengurangi tekanan intrakranial

    dengan cepat.

    h# Pengontrolan ke*ang

    ejang terjadi pada '$'3 persen pasien dalam '5 jam

    pertama setelah onset. 7eskipun prolaksis kejang tidak

    diindikasikan, pencegahan terhadap sekuel kejang dengan

    menggunakan preparat antiepileptik tetap direkomendasikan.

    2. P#!/!*!'$!!! K$$

    a#Tera!i Trombolitik

    Tissue !laminogen activator (recombinant tPAyang

    diberikan secara intravena akan mengubah plasminogen menjadi

    plasmin yaitu enim proteolitik yang mampu

    menghidrolisa fbrin, brinogen dan protein pembekuan lainnya.

    %ada penelitian :6:# (:ational 6nstitute o :eurological

    isorders and #troke) di Amerika #erikat, rt$%A diberikan dalam

    8aktu tidak lebih dari 3 jam setelah onset stroke, dalam dosis ,*

    mgkg (maksimal * mg) dan 1K dari dosis tersebut diberikan

    secara bolus 62 sedang sisanya diberikan dalam tempo 1 jam.

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    22/27

    mengalami cacat atau hanya minimal. ;ek samping dari rt$%A ini

    adalah perdarahan intraserebral, yang diperkirakan sekitar ?K.

    %enggunaan rt$%A di Amerika #erikat telah mendapat pengakuan

    -A pada tahun 1**?.

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    23/27

    tidak banyak artinya bilamana stroke telah terjadi, baik apakah

    stroke itu berupa inark lakuner atau inark massi dengan

    hemiplegia. eadaan yang memerlukan penggunaan heparin

    adalah trombosis arteri basilaris, trombosis arteri karotisdan

    inark serebral akibat kardioemboli. %ada keadaan yang terakhir

    ini perlu di8aspadai terjadinya perdarahan intraserebral karena

    pemberian heparin tersebut.

    1) 4ararin

    #egera diabsorpsi dari gastrointestinal. eaksi yang merugikan! hemoragi, alopesia,

    osteoporosis dan diare. ontraindikasi! sesuai dengan

    antikoagulan oral. Apabila pemberian obat dihentikan segala

    sesuatunya dapat kembali normal. Akan tetapi kemungkinan

    perlu diberi!rotamine sul!hutedengan intravenous lambat

    5

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    24/27

    untuk menetralisir.alam setengah jam pertama, 1 mg protamin

    diperlukan untuk tiap 1 mg heparin (1 unit).

    c. 0emoreologi

    %ada stroke iskemik terjadi perubahan hemoreologi yaitu

    peningkatan hematokrit, berkurangnya @eksibilitas eritrosit,

    aktivitas trombosit, peningkatan kadar brinogen dan aggregasi

    abnormal eritrosit, keadaan ini menimbulkan gangguan pada

    aliran darah. Pento&fllinemerupakan obat yang mempengaruhi

    hemoreologi yaitu memperbaiki mikrosirkulasi dan oksigenasi

    jaringan dengan cara! meningkatkan @eksibilitas eritrosit,

    menghambat aggregasi trombosit dan menurunkan kadar

    brinogen plasma. engan demikian eritrosit akan mengurangi

    viskositas darah. Pento&fllinediberikan dalam dosis 1?kghari,

    maksimum 1' mghari dalam jendela 8aktu 1' jam sesudah

    onset.

    .A/%*!/#*#/ (A/% !+++!$% T&"0$%/)

    1) Aspirin

    Obat ini menghambat siklooksigenase, dengan cara

    menurunkan sintesis atau mengurangi lepasnya senya8a yang

    mendorong adhesi seperti thromboEane A'. Aspirin merupakan

    obat pilihan untuk pencegahan stroke. osis yang dipakai

    bermacam$macam, mulai dari / mghari, & mghari samapi1.3 mghari. Obat ini sering dikombinasikan dengan

    dipiridamol. #uatu penelitian di ;ropa (;#%;) memakai dosis

    aspirin *9/ mghari dikombinasi dengan dipiridamol ''/ mghari

    dengan hasil yang ekasius.

    osis lain yang diakui eekti ialah! ?'/ mg ' kali sehari.

    Aspirin harus diminum terus, kecuali bila terjadi reaksi yang

    merugikan. onsentrasi puncak tercapai ' jam sesudah diminum.

    51

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    25/27

    epat diabsorpsi, konsentrasi di otak rendah. 0idrolise ke asam

    salisilat terjadi cepat, tetapi tetap akti. 6katan protein plasma!

    /$& persen. 4aktu paro (hal) timeplasma! 5 jam. 7etabolisme

    secara konjugasi (dengan glucuronic acid dan glycine). ;kskresi

    le8at urine, tergantung p0. #ekitar &/ persen dari obat yang

    diberikan dibuang le8at urin pada suasana alkalis. >eaksi yang

    merugikan! nyeri epigastrik, muntah, perdarahan,

    hipoprotrombinemia dan diduga! sindrom >eye.

    Alasan mereka yang tidak menggunakan dosis rendah

    aspirin antara lain adalah kemungkinan terjadi resistensi

    aspirin pada dosis rendah. 0al ini memungkinkan platelet untuk

    menghasilkan 01h&dro&eicosatetraenoic acid2hasil samping

    kreasi asam arakhidonat intraplatelet (lipid oksigenase).

    #intesis senya8a ini tidak dipengaruhi oleh dosis rendah aspirin,

    8alaupun penghambatan pada tromboksan A'terjadi dengan

    dosis rendah aspirin.

    Aspirin mengurangi agregasi platelet dosis aspirin 3$?

    mg (belakangan ada yang memakai 1/ mg) mampu secara

    permanen merusak pembentukan agregasi platelet. #ayang ada

    yang mendapatkan bukti bah8a aspirin tidak eekti untuk

    8anita.

    ')

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    26/27

    untuk grup aspirin. >esiko relati berkurang '1 persen dengan

    penggunaan tiklopidin.

    #. T#&!% N#&&/#'/%

  • 7/25/2019 BAB III SNH

    27/27

    didapatkan tingkat kelangsungan hidup dalam 1 tahun sekitar

    3/K. Angka yang terakhir ini tidak mengejutkan, mengingat usia

    lanjut di mana biasanya terjadi stroke. ari pasien yang selamat

    dari periode akut, sekitar satu setengah sampai dua pertiga

    kembali ungsi independen, sementara sekitar 1/K memerlukan

    pera8atan institusional.