53
45 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AL LATHIFIYYAH 1 A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Pondok Pesantren Pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 merupakan pondok pesantren yang pertama kali berdiri di lingkungan pondok pesantren Bahrul „Ulum Tambakberas Jombang. Keberadaanya terjadi pada awal abad ke- 20, yakni sekitar tahun 1920 an. Pondok pesantren ini didirikan oleh nyai Lathifah. Beliau merupakan ibu kandung dari kyai Wahab Hasbullah, yakni pendiri pondok pesantren Tambakberas Jombang dan seorang „Ulama pendiri organisasi Nahdlatul „Ulama. Pada waktu bu nyai Lathifah membantu Kyai Wahab dalam menangani pondok pesantren Tambakberas, masyarakat putri sekitar desa Tambakberas yang berjumlah 15 orang ikut belajar kepada bu nyai Lathifah. Maka dibimbingnya masyarakat putri tersebut di rumah beliau. Sampai pada akhirnya kyai Wahab Hasbullah mempunyai inisiatif untuk membangun surau putri yang dijadikan belajar dan tempat tinggal santri. Dari sini lah masyarakat menyebut mereka sebagai santri putri Tambakberas.

BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

45

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN SANTRIWATI

DI PONDOK PESANTREN PUTRI AL LATHIFIYYAH 1

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Pondok Pesantren

Pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 merupakan pondok

pesantren yang pertama kali berdiri di lingkungan pondok pesantren

Bahrul „Ulum Tambakberas Jombang. Keberadaanya terjadi pada awal

abad ke- 20, yakni sekitar tahun 1920 an. Pondok pesantren ini didirikan

oleh nyai Lathifah. Beliau merupakan ibu kandung dari kyai Wahab

Hasbullah, yakni pendiri pondok pesantren Tambakberas Jombang dan

seorang „Ulama pendiri organisasi Nahdlatul „Ulama.

Pada waktu bu nyai Lathifah membantu Kyai Wahab dalam

menangani pondok pesantren Tambakberas, masyarakat putri sekitar desa

Tambakberas yang berjumlah 15 orang ikut belajar kepada bu nyai

Lathifah. Maka dibimbingnya masyarakat putri tersebut di rumah beliau.

Sampai pada akhirnya kyai Wahab Hasbullah mempunyai inisiatif untuk

membangun surau putri yang dijadikan belajar dan tempat tinggal santri.

Dari sini lah masyarakat menyebut mereka sebagai santri putri

Tambakberas.

Page 2: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

46

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pada tahun 1942 ibu nyai Lathifah Wafat, setelah itu kiprahnya

digantikan oleh bu nyai Wahab yakni istri dari KH Wahab Hasbullah.

Beliau membangun beberapa kamar di rumahnya. Tidak lama kemudian

surau tersebut digantikan dengan pondok pesantren putri Al Lathifiyyah.

Nama Al Lathifiyyah sendiri diambil dari nama ibu KH Wahab Hasbullah

yakni ibu Nyai Lathifah. Lathifiyyah sendiri berasal dari bahasa arab “

lathif” yang aslinya halus, lembut. Ini identik dengan sifat perempuan.

Dalam perjalanan sejarahnya, Pondok pesantren putri Al

Lathifiyyah 1 yang bertugas menyelenggarakan pendidikan agama bagi

masyarakat terus mendapatkan perhatian dari masyarakat. Sehingga upaya

pengelolaan pun mengalami peningkatan di bawah asuhan Kyai Wahab

dan istrinya ykni pada permulaan dekade 1970. Pada tahun 1971 kyai

Wahab wafat, setelah meninggalnya kyai Wahab tugas pengasuh dan

pendidikan terus dilaksanakan oleh nyai Wahab dengan dibantu beberapa

putra putri dan menantu beliau, yaitu ibu nyai Munjidah Wahab, bu Nyai

Machfudhoh dan KH Asy‟ari ( suami bu Nyai Munjidah).

Pada masa para santriwati mulai diberikan pendidikan

kepemimpinan dan keorganisasian baik secara teoritis maupun praktis.

Seiring dengan itu, pembangunan fisik pondok juga terus dilakukan. Pada

awalnya santri bertempat tinggal santri di rumah kyai Wahab, namun pada

tahun 1970 ini, dibangun gedung sendiri untuk tempat tinggal dan belajar

santri.

Page 3: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

47

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pada tahun 1980, pendidikan di pondok pesantren terus

dikembangan. Upaya pemberian keterampilan keorganisasian dan

kemasyarakatan bagi santri mulai diterapkan. Hal ini dibuktikan dengan

adanya penekanan pada pembelajaran kitab yang kemudian diaplikasikan

dengan bentuk dakwah dalam masyarakat.

Pada tahun 1990 program kemasyarakatan melalui pendidikan

keorganisasian dan demokratisasi, mulai meningkat lagi dengan adanya

konferensi periodik ( FRENDIK) untuk memilih ketua pondok. Sejak

tahun 1993 FRENDIK resmi menjadi forum tertinggi di tingkat

kepengurusan guna merumuskan seluruh kebijakan pokok serta arahnya

melalui garis-garis besar program kegiatan ( GBHPK) yang dilanjut

dengan pemilihan ketua umum pengurus harian.

Pada tahun 1994 bu nyai Wahab wafat, maka estafet kepengurusan

diserahkan kepada bu nyai Machfudhoh Aly Ubaid dengan di damping

putra- putri nyai Wahab dan menantunya. Utamanya Nyai Hj Nisful Laila

Roqib dan KH Agus Roqib dalam upaya peningkatan pembelajaran dan

pengembangan program keorganisasian dan kepemimpinan dalam

masyarakat. Hal ini berlangsung sampai pada saat ini.1

2. Letak Geografis Pondok Pesantren

Pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 Bahrul „Ulum

Tambakberas Jombang terletak di Dusun Tambakberas, Desa Tambakrejo,

1 Profil Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah 1 tahun 2015

Page 4: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

48

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, tepatnya

± 3 Km sebelah utara kota Jombang. Pondok pesantren ini di bawah

naungan yayasan pondok pesantren Bahrul „Ulum yang luasnya sekitar 10

Ha dengan sosio kultural agraris.

3. Rekapitulasi Santri Pondok Pesantren

Pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 merupakan pondok

pesantren yang mayoritas semua santrinya adalah perempuan. Mereka

adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah

Tsanawiyah ( MTs), Madrasah Aliyah ( MA) dan perguruan tinggi ( PT).

Jumlah santrinya terlihat dari tabel berikut.

Tabel 3.1

Jumlah santri pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 berdasarkan jenjang

pendidikan2

T

a

Tabel di atas menunujukkan bahwa jumlah santriwati pondok

pesantren putri Al Lathifiyyah 1 cukup banyak yakni 436 santri. Mereka

datang dari berbagai daerah di Indonesia. Adapun jumlah terbanyak

terdapat pada santri jenjang Madrasah Aliyah ( MA) yaitu sebanyak 256

santri, kemudian dilanjutkan dengan santri jenjang Madrasah Tsanawiyyah

2 Diambil dari Profil Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah 1 2015

NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH SANTRI

1 MTs 191

2 MA 256

3 PerguruanTinggi 16

Jumlah 463

Page 5: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

49

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

(MTs) sebanyak 191 santri dan santri jenjang perguruan tinggi ( PT)

dengan 16 santri. Pada tingkat perguruan tinggi jumlah santri memang

masih sedikit, hal ini dikarenakan santri yang telah lulus dari jenjang

Madrasah Aliyah banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi di luar

pondok pesantren.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Latar Belakang Pendidikan Kepemimpinan Santriwati

Pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 merupakan pondok

pesantren yang dikenal dengan pondok organisasi dan banyak mencetak

para pemimpin.3 Hal yang melatar belakangi pendidikan kepemimpinan

adalah dari pendiri pondok pesantren tersebut. Pondok pesantren ini di

dirikan pada tahun 1980 oleh KH Abdul Wahab Hasbullah dan istrinya

Nyai Hj. Rohmah.

KH Abdul Wahab Hasbullah lahir dari pasangan Kiai Hasbullah

dan Nyai Lathifah, pada Maret 1888 di Tambakberas, Jombang, Jawa

Timur.4 Beliau merupakan pendiri organisasi Nahdlatul „Ulama pada tahun

1926 bersama KH Hasyim Asy‟ari, KH Bisri Syamsuri, KH Ridwan, KH

Asnawi, KH Nawawi dan ulama lainya sebagai wadah persatuan para

„ulama dalam tugasnya memimpin ummat serta bertujuan untuk

menegakkan syariat Islam yang berhaluan pada empat madzhab yaitu

3 Wawancara peneliti dengan Sabrina ( Ketua Pondok ) pada tanggal 25 November 2015 pukul

16: 30 4 http:/id.wikepedia.org./wiki/Abdul Wahab Hasbullah. Diakses pada tanggal 15 Mei 2016

Page 6: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

50

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Hambali, Maliki, Syafi‟i dan Hanafi.5Selain itu, beliau juga aktif di

pemerintahan sebagai anggota DPA ( Dewan Pertimbangan Agung) pasca

proklamasi kemerdekaan RI. Sedangkan ibu Nyai Wahab atau bu Nyai Hj

Rohmah adalah aktivis di organisasi Muslimat NU Kabupaten Jombang,

saat itu beliau menjabat sebagai ketua. Semasa hidupnya, mereka

mengabdikan diri untuk organisasi keagamaan dan mengabdikan dirinya

untuk ummat serta negara. Kegiatan sosial kemasyarakatan ini membuat

interaksi antara sesama menjadi pengalaman yang berharga dan bisa

diajarkan pada santrinya.

Pada masa kepengasuhan bu Nyai Hj Rohmah, perempuan di

sekitar pondok pesantren Tambakberas hanya menjadi seorang ibu rumah

tangga. Kegiatan mereka sehari- hari hanya memasak, merawat anak dan

suami saja tanpa ada kegiatan yang lain. Beliau sangat miris melihat

kondisi perempuan di lingkungan tersebut. Dalam pandanganya,

Perempuan seharusnya memiliki keahlian lain yang dapat membantu

kebutuhan rumah tangga. Bahkan perempuan juga bisa bermanfaat untuk

masyarakat sekitarnya.6

Melihat kondisi tersebut, Bu Nyai Rohmah mulai melakukan

pembaharuan dalam sistem pendidikan di pondok pesantren Al Lathifiyyah

1. Ini dilakukan guna menyiapkan santri pada masa yang akan datang.

Beliau mempunyai cita–cita pada masa yang akan datang para santrinya

dapat menjadi seorang pemimpin dan berguna untuk masyarakat. Belajar

5 Ma‟sum (ed) , KH Abdul Wahab Hasbullah, hal. 75

6 Wawancara dengan Bu Nyai Machfudhoh pada tanggal 16 Desember 2015 pada pukul 09:30

Page 7: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

51

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

kepemimpinan dan keorganisasian juga sangat berguna untuk membuat

sikap santri menjadi lebih dewasa. Santri akan cenderung mandiri dan

terlihat berbeda dari pada santri yang hanya mahir dalam pelajaran sekolah

saja. Mereka memilki keahlian yang lebih dari pada santri yang lain.

Untuk mewujudkan cita–cita Bu Nyai Rohmah tersebut pada tahun

1980 sistem pendidikan pondok pesantren mulai diperbaiki dari segi

keorganisasian dan pengabdian masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan

penerapan dakwah di masyarakat untuk mengabdikan ilmu yang diperoleh

di pesantren. Mereka mengabdikan dirinya di masyarakat sebagai guru.

Selain itu, mereka juga mempelajari kitab- kitab untuk diaplikasikan

dalam kegiatan musyawarah atau bahtsul kitab. Kegiatan yang lain adalah

kajian ke- Aswaja an sebagai forum diskusi tentang masalah – masalah

umum aktual terutama kajian tentang kewanitaan.

Untuk mengetahui latar belakang pendidikan kepemimpinan santri

di pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 ini peneliti menemui bu nyai

Machfudhoh Aly Ubaid, beliau adalah pengasuh pondok pesantren

tersebut. Di sela- sela kesibukanya yang akan menghadiri musyawarah

Muslimat di Surabaya dengan sabar beliau menyempatkan menjelaskan

kepada peneliti:

“Pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 ini pada

awalnya di asuh oleh bu nyai Wahab bersama KH Wahab

Hasbullah. Beliau berdua sama- sama aktif di dunia

organisasi. Bu nyai wahab di Muslimat Jombang. Mbah

Wahab sebagai pendiri NU dan dewan pertimbangan

agung ( DPA). Pada masa beliau mengasuh pondok Al

Lathifiyyah 1 ini muridnya hanya diajarkan kitab kuning

Page 8: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

52

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

saja. Setelah itu, melihat kondisi yang ada, beliau merasa

harus ada inovasi dan pembaharuan untuk pendidikan

pesantren ke depanya. Tidak hanya itu, perempuan di

sekitar rumah mbah Wahab dulu banyak yang menjadi ibu

rumah tangga. Jadi, melihat kondisi tersebut sangatlah

miris sekali. Perempuan kok hanya menggantungkan pada

suaminya. Akhirnya bu nyai Rohmah ( bu nyai Wahab)

memiliki inovasi untuk membuat pendidikan organisasi

dan kemasyarakatan. Beliau mulai mengirim santrinya

untuk mengaplikasikan ilmunya dengan cara berdakwah

di masyarakat. Selain itu, santrinya juga dibentuk forum

diskusi/ musyawarah Bahtsul Masa‟il dan ke Aswaja an

yang mengkaji tentang masalah kewanitaan.”7

Setelah itu tugas kepengasuhan pesantren diamanahkan kepada bu

Nyai Machfudhoh Aly Ubaid. Beliau merupakan anak tertua dari KH

Wahab Hasbullah dan Bu Nyai Hj. Rohmah. Pada saat kepengasuhan bu

Nyai Machfudhoh pendidikan kepemimpinan dan keorganisasian menjadi

lebih maju lagi. Beliau mulai membuat inovasi baru dengan menambahkan

pelatihan kepemimpinan, pelatihan bina kader da‟iyah, pelatihan

persidangan dan forum diskusi Aswaja. Program pendidikan

kepemimpinan tersebut dibuat dengan tujuan agar santri memiliki skill

yang berbeda dengan santri yang lainya.

Pelatihan kepemimpinan di pondok pesantren ini biasanya

diajarkan untuk membuat santri lebih memahami tentang bagaimana

mereka bisa menjadi pemimpin yang baik, sedangkan bina kader da‟iyah

adalah pelatihan bagi santri yang berbakat dan minat untuk menjadi

pendakwah. Selanjutnya adalah pelatihan persidangan yang diajarkan

untuk menambah skill santri dalam bidang pembuatan keputusan dan

7 Wawancara dengan Bu Nyai Machfudhoh pada tanggal 16 Desember 2015 pada pukul 09:00

Page 9: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

53

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

laporan pertanggung jawaban. Biasanya pelatihan ini diadakan oleh

pengurus harian untuk mempersiapkan laporan pertanggung jawaban

program tahunan, sedangkan Aswaja adalah forum diskusi santri tentang

masalah- masalah fiqih dan masalah- masalah kewanitaan.

Selanjutnya untuk mengetahui latar belakang pendidikan

kepemimpinan di pondok pesantren putri Al Lahifiyyah 1 ini peneliti

menemui ibu Hj. Nisful Laila Roqib. Beliau adalah menantu dari KH

Wahab Hasbullah dan bu Nyai Hj. Rohmah beliau menjelaskan:

“Pada tahun 1942 bu nyai Wahab itu sudah meninggal

mbak, akhirnya kepengasuhan pondok pesantren dilanjut-

kan oleh mbak Fudhoh ( bu Nyai Machfudhoh). Pada saat

kepengasuhan beliau itu pendidikan di pondok pesantren

tambah berkembang. Ada pelatihan kepemimpinan, bina

kader da‟iyah, pelatihan persidangan dan forum aswaja.

Para santri diajarkan pendidikan kepemimpinan ini agar

mengetahui bagaimana santri itu menjadi seorang

pemimpin yang baik, mempelajari persidangan untuk bisa

membuat laporan pertanggung jawaban, mengembangkan

forum diskusi aswaja untuk masalah- masalah fiqih dan

membuat pelatihan da‟iyah untuk membuat santri yang

ahli di bidang dakwah bakatnya bisa tersalurkan dan santri

yang memiliki minat untuk dakwah dapat mengikuti

kegiatan tersebut untuk menambah skill.”8

Pada tahun 1987 Bu Nyai Machfudhoh resmi menjadi anggota

DPR RI dari partai persatuan pembangunan (PPP).9 Pada saat itu beliau

lebih sering di Jakarta untuk mengabdikan diri pada tugas negara yakni

sebagai wakil rakyat. Walaupun demikian, beliau tetap memantau

santrinya dalam kegiatan harian di pondok. Dalam masa beliau menjadi

8 Wawancara dengan ibu Hj. Nisful Laila Roqib, pada tanggal 16 Desember 2016 pukul 10:30

9 Sururin, Perjuangan Bu Nyai dan Politisi Perempuan ( Tangerang:CV Sarana Mahkota Mandiri,

2012), 17.

Page 10: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

54

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DPR RI pondok pesantren sementara kepengasuhan pondok pesantren

diambil alih oleh ibu Hj. Nisful Laila Roqib dibantu dengan keponakan-

keponakan dan menantu bu nyai Wahab. Akan tetapi pada masa itu

pendidikan kepemimpinan tetap menjadi tradisi yang terus dilaksanakan

oleh santri.

Kesibukan yang padat selama menjadi anggota DPR bukan berarti

membuat bu Nyai Machfudhoh melupakan tugasnya sebagai seorang

pengasuh. Hampir setiap bulan beliau mengunjungi pondok pesantren

untuk melihat perkembangan pondok. Pada saat beliau menjabat sebagai

anggota DPR RI, banyak pengalaman yang di dapatkan, terutama dalam

bidang kepemimpinan dan keorganisasian. Di samping menjadi anggota

DPR, beliau juga menjadi pengurus Muslimat NU pusat. Dari pengalaman

beliau lah sampai saat ini pendidikan kepemimpinan di pondok pesantren

putri Al Lathifiyyah 1 ini semakin berkembang. Pendidikan kepemimpinan

yang awalnya untuk mengajarkan santri agar memiliki kemampuan lebih

dari pada yang lain saat ini bisa diaplikasikan.

Untuk mendukung pendidikan kepemimpinan tersebut para santri

yang berbakat dapat dilibatkan dalam kegiatan bu nyai Machfudhoh,

misalkan setiap ada peringatan Isro‟ Mi‟roj Muslimat ada santri yang

diajak untuk tampil berdakwah di acara tersebut.

Informasi tentang latar belakang pendidikan kepemimpinan santri

juga disampaikan oleh Ibu Hj. Mustafidah, beliau merupakan keponakan

dari Bu Nyai Machfudhoh. Beliau menjelaskan:

Page 11: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

55

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

“Begini mbak, pada tahun 1987, bu nyai Fudhoh menjadi

DPR RI. Akan tetapi, selama menjadi anggota DPR beliau

tidak pernah melupakan tugas beliau menjadi seorang

pengasuh pondok. Selama beliau di Jakarta, pengasuh

pondok sementara digantikan oleh mbak Nisful. Meskipun

begitu, bu nyai Fudhoh tetap memantau perkembangan

santrinya. Selama menjadi anggota DPR, beliau banyak

pengalamnya. Pengalamanya yang banyak terutama pada

bidang pendidikan kepemimpinan dan keorganisasian.

Dari situ, dapat dibagikan kepada santri- santrinya untuk

menambah wawasan dan kemajuan di pondok. Para santri

juga bisa mengaplikasikan bakatnya. Kemarin itu, ada

santri yang diajak ibu tampil di acara Muslimatanya

ibuk.”10

Semangat bu nyai Machfudhoh untuk menambah pengalaman

santrinya tidak hanya dengan membawa santrinya untuk tampil di acara

peringatan Isro‟ Mi‟roj tadi. Akan tetapi, setiap beliau pulang selalu

memeberikan semangat para santrinya untuk menjadi perempuan yang

berguna untuk masyarakat. Meskipun sebagai seorang perempuan, kita

tetap memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Beliau sangat

berharap supaya santrinya kelak dapat meneruskan perjuanganya menjadi

wakil rakyat. Tidak hanya itu, beliau juga berharap santrinya menjadi

perempuan yang berguna untuk masyarakat dan dapat mengabdikan

dirinya untuk masyarakat. Semangat kepemimpinan tersebut juga dapat

memacu santrinya untuk meniru beliau ke depanya. Sampai saat ini

pendidikan kepemimpinan terus dilaksanakan dan dikembangkan dengan

tujuan agar santri mampu menjadi pemimpin yang baik serta memiliki skill

yang lebih untuk bekal mereka menuju masa depan.

10

Wawancara dengan Ibu Hj. Mustafidah, pada tanggal 18 Desember 2015 pukul 09:00

Page 12: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

56

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Informasi tentang pendidikan kepemimpinan santri juga dibenar-

kan oleh Sabrina Muyassaroh, dia adalah ketua pondok pesantren putri Al

Lathifiyyah 1 menjelaskan:

“Ibu Nyai Machfudhoh itu mbak, orangnya sangat

semangat. Beliau setiap pulang selalu memberikan

wejangan kepada santrinya agar selalu semangat dan bisa

menjadi seperti beliau, menjadi anggota DPR dan berguna

untuk masyarakat. Meskipun kita ini perempuan, akan

tetapi semangat kita juga tidak boleh kalah dengan laki-

laki. Intinya kita sebagai santri harus memiliki skill yang

berbeda. Harapan beliau ke depanya agar kita itu dapat

bermanfaat untuk masyarakat. Sampai saat ini pendidikan

kepemimpinan ini tetap dilaksanakan dan dikembangkan

untuk menjadikan santri yang berkualitas di masa depan,

terutama dalam bidang kepemimpinan.11

2. Bentuk- Bentuk Pendidikan Kepemimpinan Santri wati

Pondok pesantren sebagai salah satu tempat untuk pendidikan

Islam sampai saat ini masih di akui eksistensinya dalam menempa generasi

bangsa yang berdedikasi tinggi dalam segi moral maupun mental.

Sehingga pesantren dituntut mampu mencetak generasi bangsa yang

handal dan berbasis Islam, Serta generasi yang ikhlas dan mampu

berkiprah secara ikhlas dan kemantapan dalam berjuang. Hal ini

memompa semangat yang mereka untuk senantiasa meningkatkan

kredibilitas dan memunculkan paradigma baru yang bermutu demi

terbentuknya sumber daya yang diridloi Allah SWT.

Mengingat hal itu pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 Bahrul

„Ulum Tambakberas Jombang sebagai lembaga pendidikan islam perlu

11

Wawancara dengan Sabrina Muyassaroh ( ketua pondok) pada tanggal 25 November 2015

pukul 14:35.

Page 13: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

57

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mengupayakan keinginan tersebut. Sehingga dapat memberikan kontribusi

dalam pembangunan dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTAQ) dan iman dan taqwa (IMTAQ) guna terciptanya masyarakat

yang adil dan makmur di era ini.12

Melihat pemaparan di atas, maka pondok pesantren putri Al

Lathifiyyah 1 mulai memberikan respon yang positif sehingga pengasuh

membuat inovasi untuk membuat program tambahan bagi santri yakni

pendidikan kepemimpinan. Di pondok pesantren ini ada empat jenis

pendidikan kepemimpinan, yaitu:

1. Pelatihan kepemimpinan

2. Pelatihan persidangan

3. Bina Kader Da‟iyah

4. Forum diskusi Aswaja

Pendidikan kepemimpinan di atas terdapat 2 jenis yaitu pelatihan

utama dan pelatihan penunjang. Adapun pelatihan utama dalam

pendidikan kepemimpinan adalah pelatihan kepemimpinan dan pelatihan

persidangan. Sedangkan pelatihan penunjang adalah bina kader da‟iyah

dan forum diskusi aswaja.

Berikut ini adalah uraian tentang contoh – contoh pelatihan untuk

masing- masing jenis.

12

Diambil dari Buku Panduan Pendidikan Kepemimpinan Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah

1 hal.2

Page 14: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

58

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Pelatihan Kepemimpinan

Pelatihan kepemimpinan merupakan salah satu alternatif

kegiatan yang dapat diperlukan bagi seorang santri dalam pembinaan,

pengembangan, pengembangan mental dan pelatihan keprofesionalan

diri sebagai calon pemimpin. Untuk itu lah peserta pelatihan di latih

dan di didik agar mengetahui prinsip- prinsip kepemimpinan serta

dapat menerapkanya di masyarakat jika suatu saat menduduki jabatan

dalam suatu badan keorganisasian.13

Adapun tujuan dari pelaksanaan pelatihan kepemimpinan

seperti yang dijelaskan dalam buku panduan kegiatan pelatihan

kepemimpinan pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 adalah14

:

1. Tambahnya wawasan, pemikiran dan pengetahuan santri tentang

kepemimpinan yang bertanggung jawab

2. Tumbuhnya kesadaran dan rasa tanggung jawab santri sebagai

generasi penerus bangsa

3. Berkembangnya kreativitas santri dalam segala bidang yang

berkaitan dengan kepemimpinan.

Sebagai agenda rutin pengurus pondok pesantren, salah satu

contoh yang bisa peneliti kemukakan adalah kegiatan pelatihan

kepemimpinan tanggal 15 Januari 2016 yang lalu. Acara ini dilakukan

13

Diambil dari Arsip Pelatihan Pelatihan Kepemimpinan Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah 1

2015 14

Diambil dari Arsip Pendidikan Kepemimpinan Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah 1 Bahrul

„Ulum Tambakberas Jombang hal. 3

Page 15: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

59

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

setiap 1 tahun sekali. Adapun peserta dalam pelatihan ini yaitu santri

baru tingkat Madrasah Aliyah (MA). Pada pelatihan ini panitia

memberikan satu pemateri, yaitu bapak Drs. H.M. Fadlulloh Malik,

M,HI. Beliau menyampaikan 3 materi yaitu kepemimpinan

(Leadership), manajemen dan organisasi.

Gambar 3.1. Drs. H.M. Fadlulloh Malik, MHI saat menyampaikan

materi pada Pelatihan Kepemimpinan di pondok pesantren putri Al

Lathifiyyah 1 201615

Drs.H.M. Fadlulloh Malik MHI adalah seorang yang memiliki

pengalaman dalam organisasi dan kepemimpinan. beliau pernah

menjabat sebagai ketua komite di MAN Tambakberas Jombang,

menjadi ketua Anshor dan salah satu dosen di Universitas Wahab

Hasbullah. Pada pelatihan tersebut, beliau menyampaikan materi

tentang leadership.

Menurut beliau, ada tiga hal pokok yang bersinergi dan wujud

dalam suatu sistem yaitu leadership ( kepemimpinan), management

dan organisasi. Kepemimpinan adalah upaya seseorang ( pemimpin)

15

Dokumentasi pondok pesantren Al Lathifiyyah 1 pada tanggal 15 Januari 2015.

Page 16: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

60

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

membawa suatu kelompok yang menjadi tanggung jawabnya kepada

suatu tujuan atau target yang diharapkan. Gaya kepemimpinan

meliputi gaya demoktaris, gaya otokrasi dan gaya situasional.

Sedangkan model-model kepemimpinan meliputi autrocratic

(perintah), participative (peran serta) dan free rain (membiarkan).

Selanjutnya beliau menjelaskan tentang kemampuan dan

kemauan yang dipimpin. Pada tahap ini meliputi tingkat dasar atau

harus diajari dan dituntun, tingkat pengelolaan yaitu pengelolaan

potensi, tingkat komitmen yaitu peneguhan komitmen atau peneguhan

komitmen dan tingkat teladan atau pemberian contoh.

Penjelasan selanjutnya yakni tentang kepemimpinan yang

efektif adalah sama halnya dengan kepemimpinan situasional yang

menempatkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi yang

dipimpin. Menurut Donald Clark, kepemimpinan meliputi tiga hal.

Pertama kompetensi kepemimpinan yaitu mencakup kemampuan

memimpin, memiliki visi, membangun dan mengelola tim,

kemampuan mengelola konflik, kemampuan memahami situasi secara

cepat, akurat, kesetiaan dan pengelolaan secara strategis. Kedua

kompetensi inti, yakni meliputi kemampuan mengelola tim, kerja,

komunikatif, pengelolaan diri, kreativitas pemecahan masalah,

kemampuan interpersonal, kemampuan menjajag dan mengelola

jaringan dan mengelola keuangan secara professional dan yang ketiga

Page 17: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

61

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

kompetensi professional meliputi kemampuan bisnis dan kemampuan

teknis.

Kemudian dilanjutkan dengan kriteria dan syarat – syarat

pemimpin yang ideal sebagai berikut:

1. Improvisasi proses

2. Mengisnpirasi tentang visi

3. Berbagi tentang visi

4. Kemampuan mengelola tim

5. Mampu menjadi teladan dan pengayom

Selanjutnya yakni tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh

seorang pemimpin sebagaimana sifat-sifat yang dimiliki Rosulullah

yaitu Siddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampai-

kan wahyu) dan fathonah (cerdas).

Materi berikutnya yakni tentang manajemen. Manajemen

adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-

orang yang terorganisir secara formal sebagai kelompok untuk

memperoleh tujuan yang diinginkan. Fungsi pokok dalam manajemen

ada lima yaitu:

1. Perencanaan (planning) adalah persiapan yang teratur dari setiap

usaha yang mewujudkan / mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (organizing) adalah wadah serta proses

kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal

Page 18: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

62

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Pelaksanaan (actuating) adalah usaha untuk menyelaraskan

seluruh kegiatan anggota organisasi demi tercapainya tujuan

bersama.

4. Pengawasan (Controlling) merupakan pengawalan sejauh mana

kegiatan tersebut telah terselesaikan sesuai dengan rencana yang

dibuat untuk mencapai yujuan yang diinginkan.

Selanjutnya yakni pembahasan tentang prinsip–prinsip

manajemen yaitu:

1. Manajemen berdasarkan sarana (MBS) merupakan teknik

manajemen yang membantu memperjelas dan menjabarkan

tahapan tujuan organisasi.

2. Manajemen berdasarkan orang (MBO) merupakan konsep

menejemen modern yang mengkaji keterkaitan dimensi perilaku,

komponen sistem dalam kaitanya dengan perubahan dan

pengembangan organisasi.

3. Manajemen berdasarkan informasi atau MIS (Management

Information System) merupakan sistem yang menyediakan

informasi untuk manager secara teratur.

Tahap selanjutnya yaitu tentang materi organisasi. Dalam

materi tersebut dijelaskan organisasi adalah kumpulan orang dengan

sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi

mengandung tiga elemen di antaranya:

Page 19: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

63

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Kemampuan untuk kerjasama

2. Tujuan yang dicapai

3. Komunikasi

Organisasi sendiri tidak pernah lepas dari manajemen. Hal ini

diperlukan untuk pencapaian tujuan, menjaga keseimbangan di antara

tujuan –tujuan yang saling bertentangan dan efektivitas dan efisiensi.16

Gambar 3.2. Suasana diskusi santri pada pelatihan kepemimpinan

setelah menerima materi.17

Setelah penyampaian materi pelatihan kepemimpinan,

kemudian santri di bagi menjadi 6 kelompok. Setelah itu, di

instruksikan untuk berdiskusi tentang materi yang telah di sampaikan

tadi. Santri diberi tugas untuk membuat sebuah organisasi dan

bagaimana cara memanajemen organisasi tersebut supaya menjadi

organisasi yang baik. Selain itu, santri juga diberi tugas untuk

16

Disampaikan Oleh Drs. Fadlulloh Malik pada pelatihan kepemimpinan 2016 17

Dokumentasi pondok pesantren Al Lathifiyyah 1 pada tanggal 15 Januari 2016.

Page 20: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

64

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mereview materi yang telah disampaikan oleh pemateri untuk di

presentasikan di depan teman- temanya.

Dari materi-materi ini terlihat bahwa pelatihan kepemimpinan

ini memang diarahkan agar para santriwati mampu menjadi pemimpin

yang baik terutama setelah mereka menyelesaikan pendidikan dari

pondok ini.

Gambar 3.3. Uji materi oleh pengurus kepada peserta pelatihan

kepemimpinan pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 118

Selain berdiskusi, pengurus pondok pesantren juga

mengadakan uji materi secara individual. mereka membuat beberapa

pos test untuk menguji materi yang tealh disampaikan. Ini dilakukan

untuk mengetahui seberapa jauh santri memahami materi yang telah

disampaikan oleh pemateri tadi.

18

Dokumentasi pondok pesantren Al Lathifiyyah 1 pada tanggal 15 Januari 2015

Page 21: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

65

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pada pelatihan kepemimpinan ini peneliti menemui Hilda

sebagai ketua penitia pelatihan kepemimpinan pondok pesantren putri

Al Lathifiyyah 1, dia menjelaskan:

“Pelatihan kepemimpinan di pondok ini itu

dilaksanakan pada tanggal 15 Januari mbak, santri

yang diwajibkan ikut itu santri baru tingakatan

Madrasah aliyah. Kemarin itu yang ngisi materi pada

pelatihan ini gus fad ( Fadlulloh Malik). Beliau cukup

banyak pengalaman. Untuk materinya ya tentang

kepemimpinan, keorganisasian dan menajemen.

Setelah selesai materi ya santri disuruh diskusi.

Setelah itu ada uji materi mbak biar kita tahu apa yang

udah dipahami santri selama mengikuti pelatihan

kepemimpinan itu.”19

Informasi ini juga dibenarkan oleh Sabrina Muyassaroh. Dia

adalah ketua pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 menjelaskan:

“Untuk pelatihan kepemimpinan kemarin itu diikuti

oleh santri baru tingkatan Madrasah Aliyah mbak.

Ketua panitia mengundang gus fad sebagai

pematerinya. Beliau itu banyak memberikan materi

pada pelatihan kepemimpinan ini. Mulai dari

kepemimpinan, organisasi dan manajemen. Setelah itu

ya santri disuruh diskusi. Lalu ya maju ke depan

untuk presentasi. Habis itu ada uji materi untuk

mengukur seberapa faham santri dengan materi yang

telah disampaikan gus Fad mbak.”20

Pelaksanaan kegiatan pelatihan pendidikan ini mendapat

respon positif dari santri. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan

ini. Menurut mereka banyak pengalaman baru yang diperoleh dari

kegiatan tersebut. Pembelajaran yang tidak pernah mereka rasakan

sebelumnya sewaktu masih sekolah di kampung halaman. Selain itu,

19

Wawancara dengan Hilda ( ketua panitia latpim) pada tanggal 15 Januari 2016 pukul 09:00 20

Wawancara dengan Sabrina ( ketua pondok ) pada tanggal 15 Januari 2016 pukul 10:00

Page 22: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

66

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

setalah mengikuti pelatihan ini, santri lebih memahami apa yang

dimaksud dengan kepemimpinan, mengetahui bagaimana menjadi

pemimpin yang baik, mengetahui bagaimana organisasi dan

manajemen dalam kepemimpinan itu.

Untuk mengetahui respon santri peneliti menemui peserta

pelatihan kepemimpinan bernama Dewi. Dia merupakan siswi kelas X

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas Jombang, dia

mengatakan:

“Pengalaman saya selama mengikuti pelatihan

kepemimpinan ini sangat banyak mbak. Dulu waktu

di rumah saya tidak pernah mengikuti pelatihan

kepemimpinan seperti di pondok ini. Di sini saya

mendapatkan banyak pengalaman dan tahu bagaimana

menjadi pemimpin yang sesungguhnya. Mulai dari

pengertian dan bagaimana menjadi pemimpin yang

baik saya jadi tahu mbak.”21

Selain respon di atas, ada juga santri yang merasa

mendapatkan tambahan ilmu. Meskipun di sekolah yang dulu pada

saat di kampung halaman pernah terjun langsung di organisasi intra

sekolah ( OSIS), namun ilmu yang diperoleh dari pengalaman

mengikuti pengurus organisasi siswa sekolah masih belum mencukupi

untuk bekal ke depannya. Pelatihan ini menambah wawasan untuk

santri masa depan. Baik dalam kepentingan organisasi masyarakat

maupun organisasi pemerintahan, ilmu yang dipelajari dalam

pelatihan ini tentu akan bermanfaat bagi kami pada masa yang akan

datang.

21

Wawancara dengan dewi ( peserta latpim) pada tanggal 15 Januari 2016 pukul 11:00

Page 23: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

67

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Informasi tentang respon santri selanjutnya disampaikan oleh

Ratna peserta pelatihan kepemimpinan. Dia adalah siswi kelas X

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tamabakberas Jombang

menjelaskan:

“Pada saat saya mengikuti kegiatan ini mbak, saya

merasa mendapatkan tambahan ilmu. Waktu di

sekolah dulu memang pernah juga mengikuti kegiatan

yang kepemimpinan gini. Waktu itu saya aktif di

OSIS. Tapi, itu menurut saya belum cukup mbak.

Saya di pelatihan ini merasa senang mbak. Banyak

pengetahuan baru yang tentunya akan bermanafaat

untuk saya ke depanya. Ya walaupun nanti belum

tahu kita akan menjadi apa, akan tetapi menurut saya

pasti akan bermanfaat untuk masa depan saya. Mau di

pemerintahan atau pun di organisasi kemasyaraka-

tan.”22

Tidak hanya sampai pada pelaksanaan pelatihan kepemimpin-

an saja santri aktif dan merespon kegiatan tersebut dengan baik. Pada

saat mereka selesai mengikuti pelatihan, hampir semua dari mereka

mengaplikasikan ilmu nya dengan mengikuti kegiatan keorganisasian

yang ada di pondok Tambakberas. Ada yang mengikuti organisasi

daerah, Organisasi Intra Sekolah (OSIS) dan ekgiatan keorganisasian

lainya. Dari pengalaman setiap tahunya, santri Al Lathifiyyah banyak

yang mewarnai di bidang keorganisasian. Sebagian besar dari mereka

menduduki ketua organisasi. Baik dari organisasi daerah maupun

organisasi intra sekolah.

22

Wawancara dengan Ratna ( peserta latpim) pada tanggal 15 Januari 2016 pukul 12:00

Page 24: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

68

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Peran santri Al Lathifiyyah pada organisasi- organisasi

tersebut juga sangat terlihat. Mereka selalu manjadi andalan dalam

memimpin rapat, membuat program kerja dan kegiatan dalam

organisasi tersebut. Pengalaman yang baik dan ilmu yang mantap

menjadikan mereka lebih mandiri dan mampu mengatasi

permaslahan- permaslahan yang ada. Pengalaman mengikuti pelatihan

kepemimpinan juga sangat bermanfaat untuk santri pada saat mereka

menjadi pengurus harian pondok. Mereka mampu merencanakan

pemrograman yang lebih matang ke depanya dan mampu membuat

manajemen pesantren yang lebih baik. Dari sini lah pesantren akan

jauh labih maju untuk ke depanya.

Untuk mengetahui aplikasi pendidikan kepemimpinan ini

peneliti mencari informasi pada Novi. Di mana Novi pada saat ini

aktif sebagai pengurus harian bidang pendidikan pondok pesantren Al

Lathifiyyah 1. Novi menjelaskan :

“Kebanyakan santri di sini itu mbak, setelah mengikiti

pendidikan kepemimpinan mereka banyak aktif di

organisasi. Baik organisasi sekolah maupun organisasi

daerah asal mereka (ORDA). Kebanyakan santri Al

Lathifiyyah menjadi ketua dalam organisasi tersebut.

Apa ya, mereka banyak menajdi andalan lah mbak.

Pinter mimpin rapat. Santri juga lebih mandiri, cepet

tanggap kalau ada masalah dan mampu menyelesai-

kan masalah organisasi. Mereka mampu juga

membuat solusi yang baik untuk kemajuan

organisasinya. Belum lagi kalau mereka menjadi

pengurus harian pondok. Seperti saya ini tidak perlu

bertanya apa yang menjadi tugasnya. Ada apa- apa ya

tinggal dihadapi. Lebih berani lah. Setiap tahunya

memang begitu mbak. Santri kebanyakan aktif dalam

Page 25: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

69

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

organisasi. Ini juga penting untuk kemajuan pondok

pesantren ke depanya.”23

Selain pengalaman Novi di atas, manfaat dari pelatihan

kepemimpinan tersebut juga dirasakan oleh Sabrina sebagai ketua

pondok. Dia tidak perlu bertanya- Tanya tentang bagaimana membuat

program pondok dan mampu mengatasi permasalahan secara mandiri.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut dia juga mulai aktif di organisasi

daerahnya yakni Ikatan Santri Pasuruan ( IKSAP). Saat ini dia

menjabat sebagai ketua orda. pengalaman selama mengikuti pelatihan

kepemimpinan sangat dirasakan oleh Sabrina. Dia mampu membuat

program –program dan membuat inovasi baru untuk organisasi

daerahnya tersebut.

Informasi tentang aplikasi dari pelatihan kepemimpinan juga

dibenarkan oleh Sabrina yang menjabat sebagai ketua pondok

pesantren putri Al Lathifiyyah 1 sebagai berikut:

“Dulu pada saat saya mengikuti pelatihan kepemim-

pinan ini mbak, saya banyak sekali pengalamanya.

Mulai dari saya menjadi ketua pondok dan

menghadapi berbagai masalah. Saya merasa mampu

untuk menghadapi maslah tersebut karna suda

mempunyai ilmu saat ikut pelatihan dulu. Belum lagi

sekarang saya aktif di kepengurusan orda pasuruan

mbak ( IKSAP). Saya jadi bisa membuat program –

program baru dan membuat inovasi baru juga mbak.

Semua itu berkat saya mengikuti pelatihan

kepemimpinan yang dilaksanakan oleh pondok putri

Al Lathifiyyah ini.24

23

Wawancara dengan Novi ( pengurus bidang pendidikan) pada tanggal 15 Januari 2016 pukul

10:30 24

Wawancara dengan Sabrina ( ketua pondok) pada tanggal 16 Januari 2016 pukul 09:00

Page 26: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

70

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Setelah santri mengikuti pelatihan kepemimpinan yang

dilakukan oleh pondok pesantren, kemudian penerapan dalam

kepengurusan santri biasanya dilibatkan langsung dalam menentukan

siapa –siapa saja yang menjadi pengurus, dalam hal ini ketua

memilih sekertaris, bendahara dan devisi- devisi yang ada dalam

tatanan kepengurusan . Misalnya ada devisi pendidikan, keamanan,

kebersihan dan keagamaan. Setelah terpilih mereka berkumpul

dengan senior yang baru saja domisioner untuk membahas tentang

rencana program dalam satu tahun ke depan.

Setelah membahas tentang program satu tahun ke depan,

pengurus yang terpilih tadi diberikan pengarahan untuk membuat

program khusus yang tidak ada dalam agenda tahunan. Misalnya

menambahkan program untuk menunjang program utama dari setiap

devisi. Selain itu, dalam pelaksanaan program masing- masing

devisi, pengurus selalu dilibatkan langsung untuk member contoh

dan mengawal para santri dalam setiap kegiatan. Jadi, di sini lah

sebagai ajang dimana pembelajaran praktek yang sebenarnya, bukan

hanya sekadar teori.

Seusai melakukan program, dalam setiap dua minggu sekali

pengurus berkumpul untuk mengevaluasi bagaimana pelaksanaan

program yang terakhir, jika ada kurangnya maka menjadi catatan

untuk lebih baik ke depanya begitu sebaliknya. Biasanya. Rapat

Page 27: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

71

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

evaluasi ini dipimpin langsung oleh ketua pondok dan sekertaris.

Begitu seterusnya. Jika dalam kepengurusan terjadi pelanggaran oleh

pengurus, maka pengurus juga dikenai hukuman sama seperti santri

yang melakukan pelanggaran. Jadi, dalam praktek tersebut sangat

penting dan bermanfaat untuk ke depanya.

2. Pelatihan Persidangan

Pelatihan persidangan merupakan kegiatan rutin yang

diagendakan oleh pengurus pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1

setiap satu periode satu kali. Pelatihan ini dilaksanakan guna

menambah keilmuan santri dalam memimpin siding sidang yang dapat

diaplikasikan pada sidang laporan pertanggung jawaban yang akan

datang oleh pengurus pondok pesantren.Ini dilakukan agar dapat

mengambil keputusan secara bijak dan menghasilkan mufakat untuk

kemajuan pesantren ke depan Pelatihan persidangan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 juni 2015. Sidang

adalah forum formal organisasi guna membahas masalah tertentu

dalam upaya menghasilkan keputusan yang akan menjadi sebuah

ketetapan. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat seluruh

elemen organisasi selama sebelum diadakan perubahan.

Kegiatan ini diikuti oleh pengurus pondok pesantren putri Al

Lathifiyyah 1. Dalam pelatihan tersebut pengurus pondok pesantren

mengundang Hasbi Rofiqi, beliau adalah alumni pondok pesantren

Page 28: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

72

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tambakberas Jombang yang sekarang ini aktif sebagai mahasiswa

Universitas Brawijaya dan aktif di bidang laboratorium politik

Brawijaya dan aktif di BEM Universitas Brawijaya. Selain Hasbi,

pengurus juga mengundang Maya Sari dan Bramantyo. Mereka adalah

teman dari Hasbi yang aktif di BEM Universitas Brawijaya juga.

Ketiga pemateri di atas secara bergantian mnyampaikan materi

tentang persidangan. Mereka mengawali pelatihan dengan membagi

peserta persidangan menjadi 5 komisi di antaranya, komisi A bidang

kesekertariatan, komisi B bidang keamanan, komisi C bidang

pendidikan, komisi D bidang penerangan dan humas, komisi E bidang

kesejahteraan santri. Setelah dibagi kelompok, peserta menyimak

materi dengan baik.

Gambar 3.4. Hasbi Rofiqi Saat menyampaikan materi dalam diklat

persidangan di pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1.25

25

Diambil dari dokumentasi pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 pada 15 Oktober 2015.

Page 29: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

73

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Materi pertama di sampaikan oleh Hasbi Rofiqi. Beliau

menjelaskan tentang pengertian persidangan. Persidangan merupakan

forum dalam organisasi yang bersifat formal dan mengikat dalam

suatu organisasi. Hal itu bisa dirubah selama belum terjadi

kesepakatan antar anggota dalam organisasi tersebut.26

Setiap

organisasi memiliki aturan sendiri dalam persidangan. Dalam istilah

persidangan dikenal dengan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Informasi, merupakan upaya seorang peserta sidang untuk

meluruskan kesalahfahaman yang terjadi antara peserta sidang

yang lain.

2. Pending adalah menghentikan sidang sejenak dikarenakan

terdapat kendala tekhnis atau prinsip. Contoh ; makan, shalat,

kebakaran dsb

3. Skorsing menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying,

dikarenakan sulitnya mencapai kesepakatan antar peserta sidang

yang berseteru.

4. Lobying, merupakan proses diskusi antar peserta sidang diluar

pengaturan pimpinan sidang.

5. Voting, merupakan prosesi pengambilan keputusan berdasarkan

suara terbanyak setelah jalan musyawarah mengalami kebuntuan.

26

Disampaikan oleh Hasbi Rofiqi ( pemateri persidangan) pada tanggal 15 Oktober 2015.

Page 30: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

74

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6. Quorum, merupakan syarat sebelum persidangan dimulai, agar

keputusan dapat dianggap sah.

7. Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.

Pembahasan selanjutnya mengenai jenis-jenis sidang. Sidang

memiliki 2 jenis pertama sidang pleno yang terdiri dari pleno 1 dan

pleno 2, yang ke dua yaitu sidang komisi yang terdiri dari sidang

komisi A, B, C dan sebagainya. Ada dua sifat dalam persidangan yaitu

sidang terbuka dan sidang tertutup.

Setelah pemateri pertama menjelaskan sekilas tentang

persidangan, dilanjutkan oleh pemateri ke dua yakni Maya Sari.

Beliau melanjutkan materi dengan membahas aturan persidangan.

Aturan dalam persidangan terdiri dari peserta dan pimpinan sidang.

Peserta sidang di bagi menjadi dua yaitu peserta penuh dan peserta

peninjau. Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam

organisasi. Sedangkan peserta peninjau adalah orang – orang yang

diundang atau pihak – pihak yang bukan anggota penuh dalam

persidangan. Presidium sidang /pimpinan sidang dipilih oleh peserta

permusyawaratan sidang komisi yang dipandu oleh panitia pengarah (

Steering Commite). Di dalam pengurus pondok pesantren Putri Al

Lathifiyyah 1 pimpinan sidang yang dimaksud adalah pengurus inti

atau pengurus harian (BPH) yang periodenya akan digantikan oleh

Page 31: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

75

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

sampai batas mereka melaporkan hasil kinerja program harian masa

kepengurusanya.

Presidium sidang memiliki 3 anggota di antaranya presidium

sidang 1 sebagai pimpinan sidang, presidium sidang 2 sebagai notulen

dan presidium sidang 3 sebagai pembanding. Selanjutnya yakni aturan

ketok palu seperti Satu kali ketukan yang menandakan persetujuan

atau kesepakatan, dua ketukan yang menandakan skorsing atau

penundaan, tiga kali ketukan untuk menutup sidang dan lebih dari 3

ketukan bila terjadi keributan dalam sidang.

Pemateri terakhir yakni Bramantyo mencontohkan tentang

kalimat dalam persidangan. Di antara contoh- contoh kalimat

persidangan adalah:

1. Membuka sidang dilakukan dengan kalimat “Dengan menyebut

nama Alloh SWT sidang kami nyatakan dibuka. Diiringi dengan

ketukan palu sebanyak 3 kali. ( tok..tok..tok..)

2. Menutup sidang dilakukan dengan kalimat “Dengan menyebut

nama Alloh SWT sidang kami nyatakan ditutup diiringi dengan

ketukan palu sebanyak 2 kali ( tok..tok..tok)

3. Mengalihkan pimpinan sidang dilakukan dengan kalimat “Dengan

ini pimpinan sidang yang lama kami alihkan pada sidang pimpinan

yang baru diiringi dengan 1 kali katukan ( tok..)

Page 32: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

76

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4. Menskorsing sidang dilakukan dengan kalimat “ Dengan ini

sidang kami skorsing selam 15 menit dengan 2 kali ketukan ( tok..

tok)

Pada persidangan juga dibuat adanya tata tertib. Tata tertib

persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat

sidang dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai- nilai

universal dalam masyarakat. Selain tata tertib ada juga sanksi dalam

persidangan. Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban

dalam persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan

saran dan usulan peserta.

Setalah materi disampaikan semua kemudian para pemateri

menutup dengan memberi pesan kepada peserta sidang bahwa dalam

mempelajari teknik dan materi dan mekanisme dalam persidangan

tidaklah cukup dengan materi di dalam ruangan ini. Oleh karena itu

dalam memahami bentuk dan mekanisme dalam persidangan yang

dibutuhkan adalah ketekunan dan kemauan kita dalam mempelajari

semua ini.

Pada pelatihan persidangan ini peneliti menemui Auliya Akbar

Velayanti selaku ketua panitia menjelaskan:

“Pelatihan persidangan ini mbak biasanya dilakukan

pada pertengahan oktober, ini dibuat latihan ini

dilakukan untuk menambah keilmuan pengurus dan

mempersiapkan pengurus dalam LPJ mbak. Selain itu,

juga untuk keterampilan santri. Dalam pelatihan

Page 33: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

77

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

tersebut diisi oleh mas Hasbi, Bramantyo dan mbak

Maya Sari. Mereka menyampaikan materi bergantian

mbak. Materi yang disampaikan banyak mbak, mulai

dari pengertian sidang,aturan dalam sidang, ketuk

palu, presidium dan lain- lainya.”27

Gambar 3.5 praktek persidangan oleh pengurus pondok pesantren Al

Lathifiyyah 1.28

Setelah penyampaian materi selesai peserta ditunjuk oleh

pemateri untuk mempraktekkan materi persidangan. Pemateri

menunjuk Auliya ( sebelah kiri) sebagai presidium tiga atau

pembanding, Amelia ( tengah) sebagai presidium satu atau pimpinan

sidang dan Diana ( sebelah kanan ) sebagai presidium 2 atau notulen.

Mereka mempraktekkan jalanya persidangan secara bergantian.

Praktek tersebut dilakukan untuk mengukur sejauh mana

pemahaman materi peserta sidang dalam menyerap materi yang

disampaikan oleh pemateri. Selain itu, harapan dari pengurus supaya

peserta sidang lebih terampil dan mahir dalam melakukan

persidangan.

27

Wawancara dengan Auliya Akbar Velayanti ( ketua panitia persidangan) pada tanggal 15

Oktober 2015 pukul 12:00 28

Diambil dari dokumentasi pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 pada tanggal 15 Oktober

2015.

Page 34: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

78

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dalam aplikasinya, pelatihan persidangan biasaya santri yang

menjabat sebagai pengurus pondok pesantren melakukan kegiatan ini

untuk mempersiapkan laporan pertanggungjawaban. Mereka membuat

laporan tahunan program yang telah dilakukan selama kepengurusan.

Setelah itu, pengurus bergantian melaporkan program yang telah

mereka lakukan selama satu periode. Dalam laporan pertanggung

jawaban ini pengurus mendatangkan pengurus yang domisioner dan

mengundang alumni yang telah aktif di luar yang dulunya pernah

menjabat sebagai ketua pondok untuk ikut dalam persidangan LPJ.

Setelah semua program dilaporkan ada sesi tanya jawab

kepada pengurus, mereka mengkritisi program- program yang telah

dilakukan baik yang terealisasi maupun yang tidak terealisasi, apa

penyebabnya yang menjadi hambatan dalam program yang telah

dilakukan selanjutnya mereka memberikan solusi bagaimana untuk

menjadi lebih baik ke depanya. setelah selesai pengurus baru mulai

membuat rancanagan sesuai dengan catatan yang menjadi kekurangan

dari program tahun lalu. Dalam praktek yang dilakukan sesuai dengan

praktek persidangan sesuai yang diajarkan dalam materi pelatihan

persidangan.

3. Bina Kader Da‟iyah (BKD)

Pelatihan bina kader da‟iyah merupakan kegiatan yang

diprogramkan pengurus pondok untuk mewadahi para santri yang

Page 35: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

79

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

berbakat dalam bidang dakwah. Kegiatan ini merupakan program

penunjang dari pendidikan kepemimpinan. Program ini perlu

dilakukan mengingat seorang santri perlu untuk mendapatkan

pembinaan, pengembangan pelatihan dan keprofesionalan dalam

bidang dakwah untuk menambah skill yang mereka miliki. Kegiatan

tersebut memiliki tujuan untuk menambahkan wawasan tentang tata

cara berda‟i yang baik, menumbuhkan kesadaran santri bahwa santri

sebagai penerus bangsa dan mengembangkan kreativitas santri dalam

berdakwah.29

Bina kader da‟iyah memiliki beberapa agenda di

antanya:

1. Khitobah silang, yaitu khitobah yang dilakukan secara bergantian

setiap komplek ( ribat) setiap satu bulan sekali.

2. Khitobah Akbar, yaitu khitobah yang dilakukan santri setiap satu

periode atu kali.

3. Pelatihan rutin BKD, pelatihan ini dilaksanakan setiap satu

minggu sekali setiap Jum‟at malam.

Agenda di atas selalu dilakukan setiap periode. Ini

dimaksudkan agar para santri lebih berani untuk tampil ke depan.

Untuk pelaksanaan agenda rutin pembinaan da‟i biasanya dilakukan

oleh ibu Hj. Imadul Ummah. Beliau merupakan alumni pondok

pesantren putri Al Lathifiyyah 1 pada tahun 1998 an. Pengalaman

29

Diambil dari Arsip Bina Kader Da‟iyah pondok pesantren Al Lathifiyyah 1 2016

Page 36: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

80

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

da‟i beliau juga sudah tidak diragukan lagi. Keseharian beliau adalah

mengisi ceramah agama ke berbagai kota. Selain itu, beliau juga aktif

di mengurus pondok pesantren sebagai pengasuh pondok pesantren

Muhajirin Tambakberas Jombang.

Materi yang diajarkan dalam bina kader da‟iyah ini adalah

mengajarkan cara- cara berda‟i yang baik. Sikap berda‟wah dan cara

komunikasi dengan audience saat berdakwah. Selain mempelajari

dakwah, dalam pelatihan ini juga diajarkan cara menjadi pembawa

acara ( MC) yang baik.

Pembinaan kader da‟iyah yang dilakukan secara rutin tentu

dapat menambah wawasan serta membuat santri lebih mahir dalam

bidang dakwah. Pembinaan di pondok pesantren ini telah banyak

membuat santri dapat tampil di berbagai acara dan telah memiliki

banyak prestasi misalnya, pondok pesantren Al Lathifiyyah 1 pernah

mengirimkan da‟i cilik bernama Maisaroh. Saat itu Maisaroh masih

sekolah tingkat Madarasah Tsanawiyah ( MTs). Dia tampil pada acara

MUSFAT (Musyawarah Muslimat Fatayat NU) di daerah Sawahan

Surabaya. Pada penampilan pertama, panitia Musfat NU merasa

sangat puas dengan penampilan Maisaroh. Dari situ lah, setiap kali

ada acara Musfat NU, Maisaroh selalu diundang.

Page 37: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

81

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Untuk mengetahui informasi tentang bina kader da‟iyah ini

peneliti menemui Chimayatul Masyrifah selaku pengurus bidang BKD

menjelaskan:

“Untuk BKD itu mbak, biasanya ibu Imadul Ummah

yang menjadi tutornya. Beliau adalah alumni pondok

pesantren al lathifiyyah 1 pada tahun1998 an. Beliau

itu sudah banyak pengalamnya mbak. Mulai dari

ceramah dari satu kota ke kota yang lain. Selain itu,

beliau juga menjabat sebagai ketua pengasuh mbak di

pondok Muhajirin sini. Santri di sini yang menikuti

BKD biasanya juga banyak menerima materinya.

Mulai dari cara berpidato yang baik. Komunikasi

dengan penonton. Di sini juga diajarkan pelatihan MC

mbak. Jadi ya lengkap di BKD itu. BKD juga sudah

banyak prestasinya. Dul mbak Maisaroh pernah

tampil mbak di sawahan. Ya diundang ibu- ibu

muslimat dalam acara musfat. Pada saat penampilan

pertamanya mbak maisaroh itu membuat kagum ibu-

ibu muslimat, akhirnya setiap ada acara ya diundang

terus. “30

Gambar 3.6 Santri Al Lathifiyyah 1 ( Rafa) yang saat mengikuti lomba

Da‟i muda di yayasan Bahrul „Ulum Tambakberas Jombang.31

30

Wawancara dengan Chimayatul Masyrifah ( pengurus BKD) pada tanggal 16 Januari 2016

pukul 08:00 31

Dokumentasi Pondok Pesantren Al Lathifiyyah 1 2015

Page 38: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

82

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Selain prestasi di atas, bina kader da‟iyah juga pernah

mengirimkan santri untuk mengikuti perlombaan yang dilaksanakan

oleh yayasan pondok pesantren Bahrul „Ulum Tambakberas Jombang.

Santri tersebut bernama Rafa. Dia merupakan andalan dari da‟i binaan

tingkat Madrasah Aliyah ( MA). Tidak hanya itu, selain mengikuti

perlombaan, untuk menunjang aplikasi dari kegiatan BKD sendiri

santri dapat ditampilkan pada acara jama‟ah yasinan ibu- ibu Fatayat

dan Muslimat NU di musholla Al Lathifiyyah 1.

Jama‟ah ini dipimpin langsung oleh ibu nyai Machfudhoh Aly

Ubaid yang dilaksanakan setiap Jum‟at legi. Alasan santri

ditempatkan dalam acara yasinan tersebut adalah belum adanya

tempat aplikasi yang sesuai untuk mengaplikasikan kegiatan dakwah

tersebut. Maka dari itu, pengasuh memutuskan untuk melaksanakan

kegiatan BKD pada acara yasinan ibu- ibu Fatayat dan Muslimat NU.

Informasi mengenai bina kader da‟iyah ini juga disampaikan

oleh Sabrina selaku ketua pondok Al Lathifiyyah 1:

“Bina kader daiyah itu mbak pernah juga

mengirimkan santrinya ke dalam acara lomba pidato

yang dilaksanakan oleh yayasan. Dulu yang dikirim

itu Rafa. Da‟i andalan tingkat Madrasah Aliyah.

Selain mengikuti lomba tadi, BKD juga

mengaplikasikan dakwah lewat acara ibu- ibu Fatayat

– Muslimat mbak. Biasanya acaranya dilaksanakan di

Musholla Al Lathifiyyah mbak. Kegiatan itu biasanya

dilakukan pada Jum‟at legi dan dipimpin langsung

oleh ibu nyai Machfudloh. Sebenarnya dulu masih

bingung mau ditaruh mana praktek BKD nya,

Page 39: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

83

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

akhirnya ya rutinan ibu- ibu tadi dibuat praktek gitu

mbak.32

4. Forum Diskusi Aswaja

Forum ini diskusi Aswaja merupakan agenda rutin pengurus

pondok pesantren yang dilakukan oleh pengurus bidang pendidikan.

Forum aswaja ini mengkaji masalah- masalah kewanitaan seperti

masalah fikih yang berkaitan dengan wanita misalnya haid, nifas,

istihadhoh dan lain- lain

Gambar 3.7. Santri Al Lathifiyyah 1 saat mendengarkan materi

Aswaja .33

Kajian Aswaja ini biasanya dilaksanakan setiap satu bulan

sekali pada Jum‟at pagi. Adapun pemateri dalam forum Aswaja setiap

bulanya berbeda- beda. Hal ini dilakukan untuk membuat inovasi

materi agar tidak terkesan monoton. Biasanya pemateri yang tetap

hanya itu saja akan cenderung membuat bosan dan kurang menarik.

32

Wawancara dengan Sabrina Muyassaroh ( ketua Pondok ) pada tanggal 17 Januari 2016 Pukul

11:00 33

Dokumentasi Pondok Pesantren Al Lathifiyyah 1 pada tanggal 20 Desember 2015

Page 40: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

84

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Oleh karena itu, pengurus mengusulkan agar setiap bulan pemateri

forum Aswaja selalu diganti.

Di samping untuk menambah wawasan santri tentang ke

Aswaja- an, tujuan utama diadakan forum Aswaja adalah untuk

melatih keberanian santri dalam menyampaikan argument di depan

umum. Ke Aswaja an juga sangat berguna untuk santri. Selain kajian

tentang wanita forum ini juga diisi dengan materi tentang tokoh-

tokoh pejuang Ahlussunnah Wal Jama‟ah (ASWAJA) seperti

mengenal sosok KH Wahab Hasbullah, KH. Hasyim Asy‟ari, KH

Bisri Syamsuri dan tokoh- tokoh Aswaja lainya.

Tujuan dari mengenal tokoh- tokoh di atas adalah untuk

meneladani keteladanan mereka yang tekun dalam memperjuangkan

agama Allah. Selain itu mereka sangat semangat dan tidak pernah

mengeluh dalam membela negara. Menjadi pahlawan untuk

memerdekakan bangsa. Harapan untuk santri dengan penjelasan

tersebut supaya mereka terinspirasi dan tetap semangat untuk belajar

serta mampu dalam melanjutkan perjuangan tokoh- tokoh tersebut.

Untuk mengetahui informasi tentang kajian Aswaja ini peneliti

menemui Novi yang menjabat sebagai ketua bidang pendidikan

menjelaskan:

“Untuk forum Aswaja itu mbak biasanya dilakukan

sebulan sekali, kalau dari tutor ya berbeda- beda. Biar

tidak bosen. Aswaja ya biasa membahas tentang fikih,

Page 41: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

85

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

haid, nifas, istihadhoh dan lainya. Ya biar santri lebih

memahami dan menambah keilmuanya. Selain itu

juga ada materi tentang tokoh- tokoh Ahlussunnah

Wal Jama‟ah ( ASWAJA) seperti Kyai Wahab, Mbah

Hasyim dan tokoh- tokoh lainya. Ya biar santri bisa

meniru perjuangan mereka mbak. Apa ya

semangatnya yang luar biasa dalam berdakwah dan

memperjuangkan kemerdekaan ini yang harus kita

tiru.”34

Dari program pendidikan kepemimpinan yang dilaksanakan

oleh pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 di atas telah banyak

menghasilkan alumni yang sampai saat ini aktif dalam dunia

kepemimpinan. Baik dalam pemerintahan maupun dalam organisasi

kemasyarakatan di antaranya, ibu Hj. Ida Fauziyah sebagai anggota

DPR RI, ibu Hj Imadul Ummah sebagai penceramah dan anggota

Fatayat kabupaten Jombang, ibu Aida Fithria yang menjadi anggota

DPRD Kabupaten Pasuruan, ibu Hj. Maria Ulfa, beliau merupakan

Qori‟ah Internasional yang menjadi pengasuh pondok pesantren

hifdhil Qur‟an di Jakarta, Ibu Nyai Hj. Lujeng yang merupakan

penceramah dan pengasuh pondok pesantren Kranji Paciran

Lamongan dan masih banyak lagi yang lainya.

Dari kesuksesan alumni dan kiprahnya di dunia kepemimpinan

dan keorganisasian, hal ini membuktikan bahwa pendidikan

kepemimpinan yang mereka ikuti pada saat mereka di pesantren telah

banyak memberikan manfaat bagi mereka. Selain bermanfaat untuk

dirinya sendiri, mereka juga bermanfaat untuk masyarakat.

34

Wawancara dengan Novi ( ketua bidang pendidikan) pada tanggal 17 Desember 2015 pada

pukul 14:00

Page 42: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

86

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Meskipun pada saat mereka mengikuti pendidikan

kepemimpinan di pondok pesantren belum merasakan manfaatnya

akan tetapi ketika menjadi alumni banyak manfaat yang mereka

rasakan. Oleh karena itu, inilah yang menjadi alasan mengapa

pendidikan kepemimpinan tersebut masih dilestarikan untuk menjadi

program tambahan di pondok pesantren putri Al Lathifiyyah 1 ini.

Walaupun merekaj telah menjadi alumni, mereka tidak lupa dengan

dengan pondoknya. Ketika pelaksanaan rojabiyah ( peringatan maulid

nabi ) secara bergantian mereka menghadiri acara tersebut dan

memberikan motivasi kepada para santri agar semangat kepada para

santri untuk menjadi seperti mereka.

3. Pandangan Santri Terhadap Pendidikan Kepemimpinan Santriwati

Pendidikan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh pondok

pesantren putri Al Lathifiyah 1 memunculkan beberapa pandangan santri.

Keberhasilan yang telah dicapai oleh para alumni pada saat ini, merupakan

salah satu bukti pendidikan kepemimpinan di pondok pesantren putri Al

Lathifiyyah 1 ini cukup berhasil.

Pandangan santri terhadap pendidikan kepemimpinan ini antara

lain: Pertama; mereka percaya bahwa adanya pendidikan kepemimpinan

membuat mereka lebih berani berargumen di depan umum. Ini dibuktikan

dengan keaktifan santri yang dalam organisainya berani tampil

mengemukakan pendapat dan berani dalam memimpin rapat. Baik santri

tersebut aktif dalam organisasi daerah maupun organisasi intra sekolah.

Page 43: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

87

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Kedua; mereka memandang pendidikan kepemimpinan adalah

sebagai tambahan ilmu dari santri tersebut yang mana sebelum

mempelajari pendidikan kepemimpinan mereka hanya belajar mata

pelajaran biasa ketika masih berada di sekolah yang berada di kampong

halaman mereka masing- masing. Setelah mengikuti pendidikan

kepemimpinan tersebut santri mendapatkan pengetahuan baru yang belum

tentu dimiliki oleh santri lainya. Oleh karena itu, mereka menganggap itu

sebagai skill tambahan,

Ketiga; Santri Al Lathifiyyah 1 lebih mandiri dan mampu

menyelesaikan masalah mereka sendiri tanpa menggantungkan pada orang

lain, baik masalah tersebut menyangkut tentang diri mereka pribadi

maupun dari organisasi mereka. Misalnya dalam menyelesaikan masalah

anak yang nakal di pondok, mereka lebih sigap dan berani mengambil

keputusan. Selain itu, dalam organisasi daerah mereka mampu

menyelesaikan permasalahan dengan baik tanpa mementingkan

kepentingan pribadi. Kesabaran dan ketekunan dalam pendidikan

kepemimpinan mampu membuat mereka lebih dewasa.

Pandangan santri terhadap pendidikan kepemimpinan di pondok

pesantren Al Lathifiyyah 1 ini disampaikan oleh Khalisah Nur Aini. Dia

adalah ketua organisasi putra delta Sidoarjo:

“Menurut pandangan saya tentang pendidikan kepemim-

pinan ini mbak saya banyak belajar. Mulai dari belajar

menjadi disiplin, belajar menjadi lebih berani dan mandiri.

Saya dulu di sekolah tidak pernah mendapatkan pelatihan

Page 44: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

88

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

seperti ini. Ya setelah masuk pondok ini saya merasa

mendapatkan tambahan ilmu mbak. Mendapatkan ilmu

yang belum tentu santri juga menjadapatkan ilmu tersebut.

Saya sebaga ketua juga mengalami banyak masalah mbak

di organisasi, belum yang di pondok. Saya lebih tegas gitu

mbak dalam mengambil keputusan yang memang menjadi

tanggung jawab saya. Selain itu saya juga pinter memanjaj

uang dalam organisasi maupun pribadi. Tahu mana

kebutuhan dan keinginan mbak. Ya banyak lah

manfaatnya.”35

Pandangan tersebut juga dibenarkan oleh Ratna Musfika Arum

selaku bendahara organisasi Himpunan Santri Lamongan (HISLA) :

“Begini mbak, dulu setelah saya mengikuti pendidikan

kepemimpinan di pondok itu lebih berani dan mampu

tampil dihadapan orang banyak. Selain itu saya juga

menjadi lebih mandiri dan mampu menghadapi masalah

yang ada terutama dalam organisasi. Pada saat itu posisi

saya menajdi bendahara. Saya harus pinter- pinter

mengatur keuangan. Sebelum saya belajar manajemen

keuangan pada pelatihan ini saya masih bingung untuk

memilah – milah. Tapi setelah itu saya lebih cekatan dan

mandiri dalam mengatur keuangan mbak. Ya berkat

pelatihan itu.”36

Selain pandangan di atas ada juga santri yang memandang

pendidikan kepemimpinan ini lebih termotivasi untuk menjadi pemimpin

ke depanya. mereka melihat alumni yang datang ke pondok pada saat acara

rojabiyah menjadi semangat baru yang membuat mereka mempunyai

keinginan lebih untuk menjadi seorang pemimpin.

Seorang pemimpin tentu mendapatkan posisi lebih di masyarakat .

Mereka melihat para pemimpin itu sangat dekat dengan masyarakat. selain

35

Wawancara dengan khalisah Nur Aini ( ketua orda putra delta) pada tanggal 25 November 2015

pada pukul 14: 15 36

Wawancara dengan Ratna Musfika Arum ( bendahara Hisla) pada tanggal 25 November 2015

pada pukul 15:00

Page 45: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

89

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

itu, mereka juga banyak memberi manfaat pada masyarakat. Misalnya

alumni yang sekarang ada di pemerintahan mereka mampu membantu

kepentingan banyak orang dan menjadi wakil dari masyarakat. Alumni

yang menjadi pendakwah mampu menyebarkan ajaran islam dengan cara

yang mereka mampu lakukan. Jadi, alumni pondok yang dulunya

mempelajari pendidikan kepemimpinan ini mampu menjadi tauladan bagi

setiap orang.

Informasi selanjutnya mengenai pandangan santri terhadap

pendidikan kepemimpinan disampaikan oleh Clarissa, dia merupakan siswi

kelas 2 Madrasah Aliyah Negeri ( MAN) Tambakberas Jombang:

Menurut saya mbak, setelah saya mendapatkan pendidikan

kepemimpinan di pondok ini saya lebih termotivasi

menjadi seorang pemimpin. Apalagi pada saat peringatan

rojabiyah ini saya melihat alumni memberikan motivasi

untuk saya dan saya sangat ingin menjasi pemimpin mbak.

Melihat mereka yang disegani orang dan mampu member

manfaat pada orang lain membuat saya bersemangat untuk

meniru mereka. Saya melihat yang menjadi pejabat

pemerintahan mampu menjadi tangan kanan dari

masyarakat. Ada juga yang menjadi pendakwah berguna

untuk menyebarkan syi‟ar Islam dan menjadi contoh bagi

setiap orang.37

Pendidikan kepemimpinan santri juga memberikan manfaat untuk

mengatur pondok dengan lebih baik lagi. Setelah melihat keberhasilan para

alumni dan keaktifan santri dalam berbagai organisasi di pondok pesantren

Tambakberas Jombang, pengurus lebih termotivasi dan semangat dalam

membuat inovasi baru dalam pelatihan kepemimpinan.

37

Wawancara dengan Clarissa ( santri pondok) pada tanggal 25 November 20515 pada pukul

10:00

Page 46: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

90

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Inovasi tersebut berupa uji materi. Materi yang dahulu hanya di

dengarkan tanpa ada praktek, kini mulai dikemas dengan model baru.

Pengurus memberikan uji materi pada peserta pelatihan pendidikan

kepemimpinan untuk membuat mereka lebih memahami materi yang telah

di sampaikan. Dari situ mereka mampu mengukur sejauh mana

pemahaman santri dalam penguasaan materi tersebut.

Setelah inovasi tersebut mulai di praktek kan, pengurus merasa

santri lebih termotivasi untuk belajar lebih dan memahami dengan

seksama.Selain itu setelah mendapatkan pelatihan tersebut mulai

bermunculan santri baru yang dapat memimpin berbagai organisasi.

Mereka terkenal mampu mewarnai dan lebih cekatan dalam organisasi

yang mereka geluti.

Selain itu, mereka juga mampu memimpin rapat dengan baik,

mengambil keputusan tanpa memetingkan kepentingan pribadi. Ini tidak

hanya santri Al Lathifiyyah 1 yang mengatakan seperti itu, banyak santri

dari luar pondok pesantren Al Lathifiyyah 1 yang mengakui kelebihan

tersebut. Selanjutnya pandangan tentang pendidikan kepemimpinan santri

disampaikan oleh Sabrina Muyassaroh selaku ketua pondok pesantren

putri Al Lathifiyyah 1:

“Menurut saya mbak, pendidikan kepemimpinan santri ini

sudah terbukti banyak membawa keberhasilan pada santri.

Mereka mampu membawa nama baik pesantren baik

dalam menjadi pemimpin tingakat pemerintahan maupun

non pemerintahan. Ini menjadi PR saya sebagai ketua

untuk lebih meningkatkan inovasi pada pelatihan tersebut.

Page 47: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

91

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pendidikan kepemimpinan yang dulunya hanya sebatas

mendengarkan materi ya mulai saya inovasi untuk

melakukan uji materi. Uji materi ini dilakukan untuk

menambah wawasan santri. Mereka lebih serius dan

mengoptimalkan kegiatan tersebut. Dari pendidikan

banyak bermunculan mampu memimpin organisasi lebih

baik dari pondok yang lain. Mereka mempunyai

keunggulan lebih dari santri yang lain.”38

C. Teori Konstruksi Sosial dan Teori Feminisme Liberal dalam Pendidikan

Kepemimpinan Santriwati di Pondok Pesantren Putri Al Lathifyyah 1

Setelah peneliti menjelaskan p.enelitian di atas, selanjutnya peneliti

akan mengaitkan penelitian dengan dua teori yang peneliti anggap

relevan.dalam memahami secara lebih mendalam tentang topik penelitian ini.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menurut Peter L Berger

manusia adalah produk dari masyarakat dan masyarakat adalah sebuah

produk dari manusia. masyarakat tidak mempunyai bentuk lain kecuali bentuk

yang telah diberikan kepadanya oleh aktivitas dari kesadaran manusia. kedua

pernyataan tersebut bahwa masyarakat adalah sebuah produk manusia dan

manusia adalah produk dari masyarakat. dengan demikian, melakukan proses

individu bisa mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya lingkungan juga bisa

mempengaruhi dirinya.

Pendidikan kepemimpinan di pondok pesantren Al lathifiyyah 1 yang

diterapkan kepada santriwati merupakan upaya pengasuh untuk membentuk

santri menjadi seorang pemimpin. Dengan demikian, pengasuh mewajibkan

38

Wawancara dengan Sabrina ( ketua pondok) pada tanggal 25 November 2015 pada pukul 13:30

Page 48: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

92

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pendidikan kepemimpinan kepada santri baru untuk dilaksanakan. Kegiatan

ini menjadi sangat berguna melihat para alumni yang telah sukses. Dari

situlah, santriwati menjadi lebih termotivasi lagi untuk dapat menjadi seorang

pemimpin di masa mendatang.

Dalam analisis teori konstruksi sosial terdapat tiga momen simultan

yaitu proses eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Pada momen

eksternalisasi realitas ditarik ke dunia individu. Di dalam momen ini realitas

berupa proses adaptasi melalui teks – teks suci, kesepakatan ulama, hukum,

norma, nilai dan sebagainya yang hal itu ada di luar diri manusia. Sehingga

dalam proses konstruksi sosial melibatkan momen adaptasi diri atau

diadaptasikan antara teks tersebut dengan dunia sosio – kultural. Adaptasi

dapat melalui bahasa, tindakan dan pentradisian yang dalam khazanah ilmu

pengetahuan disebut interpretasi atas teks atau dogma. Karena adaptasi

merupakan proses penyesuaian berdasarkan atas penafsiran,maka sangat

dimungkinkan terjadinya variasi- variasi adaptasi atau tindakan pada masing-

masing individu.

Pada awalnya santriwati baru yang belum mengetahui tentang

pendidikan kepemimpinan ini berusaha beradaptasi dengan bantuan pengurus

untuk mengikuti program tersebut. Pengurus memberitahukan bahwa santri

baru diwajibkan untuk mengikuti program tersebut. program pendidikan

kepemimpinan tersebut terdiri 4 kegiatan yaitu pelatihan kepemimpinan,

pelatihan persidangan, bina kader da‟iyah dan kajian Aswaja. Selain itu,

program ini juga menjadi tradisi dan cita- cita pengasuh agar santri mampu

Page 49: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

93

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

menjadi pemimpin di masa depan. Dengan tradisi tersebut tentu penyesuaian

santri berbeda – beda karena setiap individu pasti mempunyai prespektif

yang berbeda – beda. Pada proses penyesuaian program ini para santri

sebagian besar menerima dengan baik karena hal ini dirasa sangat

bermanfaat untuk santri ke depanya dan menambah skill santri utamanya

dalam bidang kepemimpinan.

Selanjutnya momen objektivasi adalah proses mengkristalkan ke

dalam pikiran tentang suatu objek, atau segala bentuk eksternalisasi yang

telah dilakukan dan dilihat kembali pada kenyataan di lingkungan secara

objektif. Jadi dalam hal ini bisa terjadi pemaknaan baru ataupun pemaknaan

tambahan.

Setelah santri mendapatkan pendidikan kepemimpinan di pondok

pesantren tersebut, santri mulai memiliki pandangan sendiri. Melihat kondisi

yang pada kenyataan objektif setelah santriwati mengikuti pendidikan

kepemimpinan terdahulu, mereka banyak yang aktif di berbagai organisasi

baik intra sekolah maupun ekstra seperti organisasi daerah (ORDA) dan

sebagian besar santriwati memduduki posisi penting misalnya menjadi ketua

dan bendahara. Selain itu, melihat para alumni yang telah sukses menjadikan

santri lebih bersemangat lagi untuk aktif di bidang kepemimpinan.

Melihat kenyataan ini, santri baru setelah mengikuti kegiatan

pendidikan kepemimpinan tersebut juga ikut aktif dalam organisasi intra dan

organisasi daerah seperti Ratna Musfika Arum yang menjabat sebagai

Page 50: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

94

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

bendahara umum organisasi daerah lamongan ( HISLA) dan Kholisoh Nur

Aini yang menjadi ketua organisasi putra delta Sidoarjo. Tidak hanya itu,

sebagian besar santri memandang kegiatan ini membuat mereka menjadi

lebih berani, terampil, mandiri dan mampu menyelesaikan masalah denagn

baik. Jadi, mereka memaknai kegiatan ini positif dan sangat penting untuk

menambah khazanah keilmuanya.

Momen terakhir dari tahapan teori konstruksi sosial adalah

internalisasi yaitu peresapan kembali realitas oleh manusia, dan

mentransformasikanya sekali lagi dari struktur – struktur dunia objektif ke

dalam struktur- struktur dunia subjektif. Proses ini berlangsung seumur hidup

dengan cara sosialisasi. Sosialisasi terdiri dari 2 jenis yaitu sosialisasi primer

yang merupakan sosialisasi awal yang dialami individu masa kecil, di saat ia

diperkenalkan dengan dunia sosial pada individu dan sosialisasi sekunder

dialami individu pada usia dewasa dan memasuki dunia publik, dunia

pekerjaan dalam lingkungan yang lebih luas.

Setelah santri mendapatkan pendidikan kepemimpinan di pondok

pesantren dan aktif di berbagai organisasi mereka berkeinginan untuk

menjadi pemimpin di masa mendatang. Dari pengalaman tersebut, santri

yang telah mendapatkan sosialisasi dari pengurus dan alumni mampu

mengembangkan dalam organisasi yang mereka geluti misalnya yang dialami

Sabrina yang menjabat sebagai ketua pondok. Setalah mengikuti pendidikan

kepemimpinan dia menyelesaikan permasalahan pondok dan mampu

membuat inovasi yang lebih baik pada program pendidikan kepemimpinan

Page 51: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

95

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ini. Dia mulai membuat tambahan post test untuk mengetahui kemampuan

santri dan mampu mengoptimalkan kegiatan tersebut sehingga diharapkan

dari kegiatan tersebut mereka mempunyai keunggulan yang lebih sehingga

bermanfaat untuk mereka di masa mendatang.

Menurut pandangan feminisme liberal negara tidak memihak antara

kepentingan- kepentingan kelompok. Namun kenyataanya, negara di

dominasi oleh kaum pria, oleh karena itu negara seakan- akan menjadi

kepentingan maskulin. Sedangkan perempuan cenderung di dalam hanya

sebagai warga negara dan kurang mendapatkan kesempatan untuk

mengembangkan diri. Oleh karena itu, pada abad ke 18 muncul gagasan

Marry Wolstencarf yang menegaskan bahwa perempuan dan laki- laki sama-

sama memiliki kepasitas yang sama. Oleh karena itu, jika perempuan

memiliki kesempatan yang sama dengan laki- laki pastilah bisa

mengembangkan kapasitas yang dimiliknya.

Penjelasan teori di atas jika dikaitkan dengan konteks penelitian

bahwa pengasuh memandang perempuan juga memiliki mesempatan yang

sama dengan laki- laki asalkan mereka diberikan pelatihan yang mampu

mengembangkan kapasitas yang sama dengan laki- laki dan tidak hanya

menjadi perempuan yang aktif di lingkup domestik saja. Maka dibentuklah

program pendidikan kepemimpinan untuk menambah skill para santri. Santri

menjadi lebih mandiri, berani dan terampil. Hal ini menunjukkan bahwa

ketika perempuan memiliki kesempatan yang sama

Page 52: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

96

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Feminisme liberal memprioritaskan hak di atas kebaikan. Seseorang

dengan haknya masing – masing akan bisa memilih mana yang benar- benar

di inginkan dan mana yang tidak diinginkan. Hak bisa dikatakan sebagai

pilihan yang sudah digariskan oleh Tuhan dan disepakati oleh masyarakat.

Akan tetapi, tidak jarang hak sesuai dengan apa yang dipilih oleh seseorang.

Dengan hak, seseorang akan bisa melakukan sesuatu yang di atas kebaikan

karena seseorang memilih berdasarkan pilihanya maka pilihanya tersebut

adalah yang terbaik meskipun itu bukan pilihan yang wajar di mata

masyarakat.

Setelah santri mendapatkan pendidikan kepemimpinan di pondok

pesantren putri Al Lathifiyyah 1 selanjutnya mereka memilih untuk aktif di

dunia organisasi baik intra maupun organisasi daerah. Mereka melihat santri

yang lebih dulu aktif di organisasi dan alumni yang telah sukses menjadi

motivasi mereka untuk aktif di organisasi. Mereka memandang bahwa

meskipun menjadi seorang perempuan tidak menghalangi mereka untuk

sukses utamanya di bidang kepemimpinan.

Selain itu, feminisme liberal meyakini adanya androgini ( tiadanya

perbedaan antara laki- laki dan perempuan). Meskpun dari segi biologis

berbeda, namun hal itu tidak menghalangi perempuan untuk bisa setara

dengan laki- laki. Mereka tetap bisa memiliki kesempatan dan hak yang sama.

Pandangan santriwati setelah mendapatkan pendidikan kepemimpinan

sebagian besar merespon kegiatan tersebut dengan positif. Mereka melihat

pendidikan kepemimpinan tersebut sangat bermanfaat untuk diri mereka saat

Page 53: BAB III PERAN DAN HASIL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN …digilib.uinsby.ac.id/11928/6/Bab 3.pdf · adalah para pelajar dan mahasiswa mulai dari tingkatan Madrasah Tsanawiyah ( MTs), Madrasah

97

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ini dan masa mendatang. Akhirnya mereka mampu mengembangkan dirinya

di luar misalnya di organisasi daerah. Mereka mampu mengukir prestasi

dengan menjabat posisi penting di organisasi tersebut. Mislanya Kholisoh dan

Ratna yang menhjabat pengurus inti sebagai ketua dan bendahara di

organisasi daerah mereka masing- masing. Oleh karena itu, ketika kesempatan

yang diberikan sama, tidak menutup kemungkinan perempuan untuk bisa

setara dengan laki- laki.