5
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Plant Layout Maksud dan tujuan pelaksanaan plant layout perusahaan secara umum adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal, diharapkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Adapun beberapa tujuan khusus dari pelaksanaan plant layout ini diantaranya: 1. Meminimumkan material handling cost perusahaan. Hal-hal yang mencakup material handling cost : a) Peningkatan efisiensi penggunaan peralatan produksi. Penggunaan mesin dari peralatan produksi yang ada didalam perusahaan masing-masing memiliki utilitas yang cukup tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin kelancaran proses produksi perusahaan dimana mesin dan peralatan material handling merupakan faktor utama yang mendukung terciptanya kelancaran proses produksi perusahaan. b) Pengurangan waktu tunggu. Pengurangan waktu tunggu diartikan sebagai suatu (idle time) atau waktu lamanya suatu proses tersebut menganggur. Hal ini 22

Bab III - Pembahasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab III - Pembahasan

Citation preview

Page 1: Bab III - Pembahasan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Plant Layout

Maksud dan tujuan pelaksanaan plant layout perusahaan secara umum adalah

untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas

produksi yang tersedia dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang

optimal, diharapkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut

dapat berjalan dengan lancar. Adapun beberapa tujuan khusus dari pelaksanaan

plant layout ini diantaranya:

1. Meminimumkan material handling cost perusahaan.

Hal-hal yang mencakup material handling cost :

a) Peningkatan efisiensi penggunaan peralatan produksi. Penggunaan mesin

dari peralatan produksi yang ada didalam perusahaan masing-masing

memiliki utilitas yang cukup tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin

kelancaran proses produksi perusahaan dimana mesin dan peralatan material

handling merupakan faktor utama yang mendukung terciptanya kelancaran

proses produksi perusahaan.

b) Pengurangan waktu tunggu. Pengurangan waktu tunggu diartikan

sebagai suatu (idle time) atau waktu lamanya suatu proses tersebut

menganggur. Hal ini memberikan suatu implikasi yang besar pada proses

produksi, dimana semakin lama waktu tunggu yang ada pada suatu

workstation menyebabkan semakin besarnya biaya yang dikeluarkan. Maka

dengan demikian, perusahaan mengatur suatu tata letak yang sistematis pada

penempatan mesin dan peralatan produksinya sehingga keseimbangan antar

departemen dapat dicapai dengan baik yang akan memangkas waktu tunggu

pada setiap departemen proses produksi tersebut. Keseimbangan kapasitas

secara proporsional akan memberikan kontribusi terhadap penurunan sampai

peniadaan waktu tunggu dalam proses pengolahan.

c) Pengurangan penumpukan barang dalam proses. Penumpukan barang

dalam proses produksi (working in process inventory) biasanya disebabkan

22

Page 2: Bab III - Pembahasan

23

oleh ketidakseimbangan dari masing-masing mesin dan peralatan produksi di

lini pengerjaan. Untuk suatu proses produksi yang menggunakan pendekatan

continuous flow hal ini tentunya sangat mengganggu kelancaran proses

produksi dimana setiap proses pada satu departemen saling ketergantungan

oleh departemen sebelumnya. Apabila kapasitas masing-masing bagian tidak

seimbang, maka akan terjadi tumpukan working in process inventory dalam

pelaksanaan proses produksi. Pada perusahaan, hal ini diterapkan dengan

mengatur lini perakitannya yang dijelaskan pada pengolahan data dan waktu

tiap masing-masing workstation yang berada dalam hitungan detik dalam

pengerjaannya.

2. Efektivitas penggunaan ruangan pabrik

Ruang bangunan pabrik harus termanfaatkan dengan baik untuk mencapai

efisiensi yang diinginkan oleh perusahaan mengingat bagian ini merupakan salah

satu investasi perusahaan yang terbesar. Perusahaan dalam penerapannya

memberikan suatu tata letak ruangan yang cukup efektif dalam mendukung

proses produksinya dengan membuat ruangan yang memanjang yang

menyesuaikan dengan pola layout mesin, dan memberikan jarak yang ideal antar

satu departemen dengan departemen yang lainnya. Jarak antara mesin produksi

yang satu dengan yang lainnya pun tidak begitu berjauhan sekitar 2-4 meter.

3. Mengurangi kendala kelancaran proses produksi

Dengan melakukan tata letak yang baik dan terintegrasu antara mesin,

peralatan dan manusia, kendala-kedala yang dapat mengganggu kelancaran

proses produksi tersebut akan dapat diatasi.

4. Menghasilkan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan yang telah

ditetapkan

5. Fasilitas operasi perusahaan leih tertata dan teratur.

3.2. Penerapan Plant Layout Pada Perusahaan

Pada penerapannya di dalam sebuah perusahaan, salah satunya perusahaan

tersebut menggunakan tipe layout yang berfokus pada produk (product layout),

yaitu penyusunan letak fasilitas produksi berdasarkan urutan proses mulai dari

Page 3: Bab III - Pembahasan

24

bahan baku hingga menjadi produk jadi. Penerapan tata letak tersebut bertujuan

untuk mendukung proses produksi suatu perusahaan agar dapat menunjang

pencapaian dan kelancaran kinerja terutama dalam efisiensi dan efektivitas

perusahaan.

Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai strategi yang

menunjang differensiasi, biaya rendah atau respon cepat. Hal-hal yang menjadi

pertimbangan perusahaan dalam penerapan plant layout ini dalam mendukung

terciptanya suatu tatanan tata letak (plant layout) yang efektif meliputi bahan-

bahan yang digunakan, kapasitas, kualitas, peralatan atau mesin, proses,

fleksibilitas dan lain sebagainya.

Adapun langkah-langkah perusahaan yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan plant layout ini antara lain:

1. Melakukan pencatatan dan membuat daftar semua mesin dan peralatan yang

diperlukan.

2. Mengatur mesin dan peralatan menurut aliran proses produksi.

3. Memperhatikan alat bantu dan memberikan ruangan di daerah sekitar mesin

untuk kegiatan operasi, pemeliharaan dan pemindahan hasil produksi dari

satu mesin ke mesin lainnya.