26
39 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Pia Saronde merupakan sebuah perusahaan yang melakukan aktifitas produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata “Saronde” diambil karena terinspirasi dari sebuah tarian keakraban adat Gorontalo dan juga dari salah satu nama pulau indah yang berada di Provinsi Gorontalo yaitu Pulau Saronde, dengan harapan dapat membawa nama harum Gorontalo untuk Indonesia. Perusahaan Pia Saronde ini berdiri sejak tanggal 23 November 2009, yang didirikan oleh seorang pengusaha yang bernama Yunan P.A Harahap yang telah mendirikan perusahaan ini dengan memanfaatkan modal awal sebesar Rp.10.000.000,- Berkat hasil kerja keras beliau pada awalnya perusahaan hanya memproduksi produk berupa Pia Saronde, istri beliau membuat suatu inovasi baru dengan membuat produk berupa Roti Saronde. Dengan melewati berbagai kondisi, pemilik Perusahaan Pia Saronde ini terus melakukan kerja keras dalam bersaing di dunia bisnis saat ini. Hal ini dilakukan tidak hanya sekedar spekulasi usaha namun dengan pertimbangan yang kuat, yakni kenyataan bahwa produk Pia dan Roti Saronde tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat Gorontalo, namun dapat diterima pula diseluruh lidah masyarakat Indonesia. Hingga sampai saat ini peningkatan omset Perusahaan Pia Saronde telah naik mencapai 30%. Peningkatan ini terjadi karena banyaknya variasi rasa Pia dan roti

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5919/7/2013-1-62401-921309092-bab3... · Untuk menghasilkan produk yang siap dijual, tentunya ada tahapan-tahapan

Embed Size (px)

Citation preview

39

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Pia Saronde merupakan sebuah perusahaan yang melakukan aktifitas

produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata “Saronde” diambil karena

terinspirasi dari sebuah tarian keakraban adat Gorontalo dan juga dari salah satu

nama pulau indah yang berada di Provinsi Gorontalo yaitu Pulau Saronde, dengan

harapan dapat membawa nama harum Gorontalo untuk Indonesia. Perusahaan Pia

Saronde ini berdiri sejak tanggal 23 November 2009, yang didirikan oleh seorang

pengusaha yang bernama Yunan P.A Harahap yang telah mendirikan perusahaan

ini dengan memanfaatkan modal awal sebesar Rp.10.000.000,-

Berkat hasil kerja keras beliau pada awalnya perusahaan hanya memproduksi

produk berupa Pia Saronde, istri beliau membuat suatu inovasi baru dengan

membuat produk berupa Roti Saronde. Dengan melewati berbagai kondisi,

pemilik Perusahaan Pia Saronde ini terus melakukan kerja keras dalam bersaing di

dunia bisnis saat ini. Hal ini dilakukan tidak hanya sekedar spekulasi usaha

namun dengan pertimbangan yang kuat, yakni kenyataan bahwa produk Pia dan

Roti Saronde tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat Gorontalo,

namun dapat diterima pula diseluruh lidah masyarakat Indonesia.

Hingga sampai saat ini peningkatan omset Perusahaan Pia Saronde telah naik

mencapai 30%. Peningkatan ini terjadi karena banyaknya variasi rasa Pia dan roti

40

itu sendiri, dan sampai saat ini pemasaran produk dari Perusahaan Pia Saronde ini

sudah semakin meluas, diantaranya di Gorontalo, Manado, dan Makassar. Dan

sampai kini perusahaan Perusahaan Pia Saronde sudah mendirikan 4 toko yang

berada di daerah Gorontalo.

Perusahaan Pia Saronde Kota Gorontalo berpegang pada landasan hukum yakni:

1. Surat izin Usaha Perdagangan dari Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu kota

Goontalo dengan nama perusahaan “Pia Saronde” dengan nomor surat

0894/KPPT/IZ/PK/VIII/2011.

2. Sertifikat dinyatakan halal menurut hukum Islam berdasarkan pengkajian yang

telah dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Gorontalo pada

tahun 2011.

3. Surat Keterangan Fiskal Daerah dari Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Gorontalo dengan nomor: 979/KPPT/VIII/1887/2011.

4. Surat Izin Gangguan No. 503/KPPT/2535/2011

3.1.2 Struktur Organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan bersama. Organisasi dapat diartikan juga sebagai kerngka

yaitu suatu keadaan yang menggambarkan wewenang dan tanggung jawab dari

masing masing personal yang melaksanakan kegiatan atau pekerjaan pada suatu

bentuk usaha atau perusahaan.

Berikut merupakan struktur organisasi perusahaan Perusahaan Pia Saronde Kota

Gorontalo:

41

STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 3.1: Struktur Organisasi Perusahaan

Pia Saronde Kota Gorontalo

Berdasarkan struktur organsasi diatas, dapat diuraikan tugas masing - masing

bagian yaitu:

1. Pemilik

Bertugas mengelola usaha dengan memantau serta mengontrol perkembangan

perusahaan dan menentukan apa yang akan dilakukan perusahaan dimasa yang

akan datang.

2. General Manager

Bertanggung jawab dalam mengkordinir jalannya perusahaan agar tetap

dengan baik dan benar.

3. Mananger Outlet

Bertnggung jawab serta mengkoorddinir jalannya aktifitas ditoko dibawah

pimpinan manager umum.

PEMILIK

(Yunan P.A Harahap)

GENERAL MANAGER

(Sakinah Ali, S. Farm)

STORE MANAGER

(Gustin Tomu)

ADMINISTRASI

(Yulianti Mahmud)

MANAGER OUTLET

(Nur Masyitah Ismail)

MAN. ADM DAN

KEUANGAN

(Hoclizah Siregar, S.Pd)

42

4. Manager. Admin dan Keuangan

Bertanggung jawab atas kelancaran peneluaran dan pemasukan uang serta

mengurus surat menyurat pada perushaan Perusahaan Pia Saronde.

5. Outlet Manager

Bertanggung jawab mengkoordinir jalannya pemasaran serta mengecek

pemasukan dan pengeluaran produk-produk Perusahaan Pia Saronde ditoko-

toko wilayah Gorontalo.

3.2 Deskripsi Hasil Penelitian

3.2.1 Proses Produksi

Untuk menghasilkan produk yang siap dijual, tentunya ada tahapan-tahapan yang

harus dilalui mulai dari bahan baku dan selanjutnya diolah menjadi bahan jadi.

Perusahaan Pia Saronde Gorontalo memproduksi dua macam jenis roti yaitu roti

tawar dan roti isi. Perusahaan ini juga melakukan beberapa tahap pemrosesan

terhadap produksinya.

Proses produksi roti isi dimulai dari penyiapan bahan baku dan bahan penolong,

kemudian dicampur berdasarkan takaran menjadi adonan. Selanjutnya adonan

didiamkan dan dicetak untuk diberi bahan campuran isi roti. Kemudian adonan

dipanggang dan dibungkus.

Proses produksi roti isi yang terjadi dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Proses penyiapan bahan baku dan bahan penolong

Pada tahap ini, bahan baku dan bahan penolong dipersiapkan terlebih dahulu

dan selanjutnya ditakar sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan.

43

2. Proses pencampuran bahan

Pada tahap ini, bahan baku dan bahan penolong dicampur menjadi satu sesuai

takaran, dan untuk bahan campuran yang digunakan sebagai bahan isi roti

disiapkan di tempat terpisah.

3. Proses pengadonan

Bahan–bahan yang telah siap diproses kemudian diadon dengan cara

mengocok bahan–bahan yang ada menyatu satu sama lain dengan

menggunakan mixer. Kemudian agar adonan menjadi lebih lembut, adonan

diaduk kembali pada mesin roll, dan setelah itu adonan didiamkan agar lebih

mengembang.

4. Proses pencetakan dan pengukuran berat adonan

Adonan yang telah mengembang kemudian ditimbang agar berat setiap roti

sama. Selanjutnya, adonan didiamkan kembali selama 10 menit agar lebih

mengembang lagi.

5. Proses pengolahan bahan campuran isi roti

Bahan campuran isi roti yang telah disiapkan pada tempat terpisah, kemudian

dicampur dan diolah sesuai dengan takaran dan selanjutnya digunakan sebagai

bahan isi dari roti.

6. Proses pengisian roti isi

Setelah adonan diukur beratnya dan didiamkan, maka bahan campuran isi

dimasukkan ke dalam roti sesuai dengan variasi isi roti yang ada.

44

7. Proses pemanggangan

Adonan yang telah diisi tadi, kemudian dipanggang di dalam oven dengan

suhu rata – rata 200oC selama kurang lebih 25 menit. Setelah itu roti

didiamkan selama satu jam agar menjadi lebih dingin.

8. Proses pembungkusan

Setelah roti isi dingin, kemudian dipisahkan berdasarkan jenisnya dan

kemudian siap dibungkus.

9. Proses pemasaran

Proses akhir setelah pembungkusan, yaitu roti telah siap dipasarkan kepada

konsumen.

3.2.2 Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi

Berdasarkan laporan harga pokok produksi pada Perusahaan Pia Saronde, maka

dapat dilihat bahwa unsur–unsur pembentuk harga pokok produksi tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Biaya bahan baku

Biaya – biaya yang diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku yaitu biaya

pemakaian bahan baku selama pemprosesan produksi roti isi berlangsung,

meliputi tepung terrigu, mentega, gula, telur, garam dan pernifan.

2. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung meliputi gaji para pegawai yang dapat ditelusuri

secara fisik pada roti yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja langsung yaitu upah

bagian pengadon, upah bagian pengisian, upah bagian pemanggangan, dan

45

upah bagian pembungkusan. Pengklasifikasian biaya tenaga kerja langsung

dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel 3.1 berikut ini:

Daftar Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pada Perusahaan Pia Saronde

Keterangan

Tahun 2012 (Perbulan)

Jumlah Upah (Rp) Total (Rp)

Bagian Pengadonan

Bagian Pengisian

Bagian Pemanggangan

Bagian Pembungkusan

2

3

2

2

500.000

400.000

500.000

400.000

1.000.000

1.200.000

1.000.000

800.000

Total Upah 9 4.000.000

Tabel 3.1

Sumber : Perusahaan Pia Saronde Gorontalo

Perusahaan Pia Saronde telah menetapkan pembebanan biaya tenaga kerja

langsung ke masing – masing produk agar pengalokasian biaya menjadi

konsisten dan wajar ke setiap unit outputnya. Pembebanan didasarkan pada

ratio persentase aktual produk yang dihasilkan yaitu roti isi : roti tawar

sebesar 70% : 30%. Dengan demikian, berdasarkan tabel 3.1 didapatkan

pembebanan biaya tenaga kerja langsung untuk roti isi berdasarkan

perhitungan berikut ini :

Tahun 2012 (selama satu tahun)

70% x Rp 4.000.00 x 12 bulan = Rp 33.600.000/ tahun

46

3. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang tidak dapat ditelusuri secara

langsung ke produksi yang dihasilkan. Biaya overhead pabrik dapat berupa

biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung,

penyusutan, asuransi pabrik, dan lain lain. Biaya yang tergolong sebagai

biaya overhead pabrik menurut perusahaan, antara lain:

a. Biaya bahan penolong

Biaya bahan penolong meliputi bahan yang digunakan untuk membuat

campuran isi roti yaitu telur, gula halus, aroma pandan, bubuk coklat, gula,

pasta coklat, selai stroberi, rum stroberi, selai blueberi, rum blueberi, abon,

bubuk cabe, keju batangan, dan butter cream.

b. Biaya bahan bakar

Perusahaan menggunakan bahan bakar berupa gas untuk penggunaan oven

pemanggangan pada proses produksinya.

c. Biaya plastik pembungkus

Merupakan biaya untuk membungkus roti isi yang sudah selesai

diproduksi dimana pada plastik telah tertera merk dagang dari perusahaan.

d. Biaya listrik dan air

Meliputi seluruh biaya listrik dan air yag dikeluarkan untuk kegiatan

produksi. Perusahan membebankan biaya listrik dan air ke masing -

masing produk dengan didasarkan pada ratio persentase aktual produk

yang dihasilkan yaitu 70% untuk roti isi dan 30% untuk roti tawar.

47

3.2.3 Data Produksi Roti

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Perusahaan Pia Saronde memproduksi

dua jenis roti, yaitu roti tawar dan roti isi dengan dua variasi isi yaitu coklat dan

keju. Untuk lebih mengetahui lebih rinci mengenai hasil produksi perusahaan,

berikut disajikan hasil produksi perusahaan selama tahun 2012 yang dapat dilihat

pada tabel 3.2.

Berdasarkan tabel 3.2 tersebut, maka perusahaan Pia Saronde mengalokasikan

biaya produksi bersama untuk roti tawar dan roti isi masing-masing sebesar 30% :

70% yang didapat dari tingkat produksi setiap tahun, yaitu tahun 2012 roti isi :

roti tawar = 347812 : 35.182

Untuk lebih jelasnya, berikut rincian produksi roti isi tahun 2012 pada Perusahaan

Pia Saronde yang disajikan pada tabel berikut ini :

48

Rincian Produksi Roti

Perusahaan Pia Saronde

(Satuan Buah)

Bulan

Roti isi

Roti Tawar

Coklat Keju Abon

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

10251

10334

10087

9855

10990

10087

9793

10086

10044

10628

9881

9305

8897

8971

9577

9530

9266

9970

9929

9084

9387

8209

9509

9887

8949

8633

10193

10875

10959

11284

10144

9347

8132

8703

8568

8472

2118

2348

2169

2986

3365

3908

3334

2756

2973

3997

2894

2334

121341 112216 114255 35182

Tabel 3.2

Sumber: Data Olahan Pada Perusahaan Pia Saronde

49

Laporan harga pokok produksi roti pada perusahaan Pia Saronde untuk tahun

2012 dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut :

Laporan Harga Pokok Produksi Roti

Perusahaan Pia Saronde Gorontalo

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

Biaya Bahan Baku

Tepung Terigu

Mentega

Gula

Telur

Garam

Pernifan

Jumlah Bahan Baku

151380950

39.410.200

33.255.600

16.529.950

93.850

1.950.700

242.621.250

Biaya Tenaga Kerja

Bagian Pengadonan

Bagian Pengisian

Bagian Pemanggangan

Bagian Pembungkusan

Jumlah Biaya Tenaga Kerja

8.400.000

10.080.000

8.400.000

6.720.000

33.600.000

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Bahan Campuran

a. Roti Isi Coklat

Bubuk Coklat

Gula Halus

5.810.000

788.250

50

Pasta Coklat

b. Roti Isi Keju

Keju Batangan

Butter Cream

c. Roti Isi Abon

Abon

Bubuk Cabe

Jumlah Bahan Campuran

Biaya Plastik Pembungkus

Biaya Listrik & air

Jumlah Biaya Overhead

138.000

4.138.000

651.400

8.100.000

775.350

20.401.000

41.413.420

16.900.000

78.714.420

HARGA POKOK PRODUKSI 354.935.670

Tabel 3.3

Sumber: Data Olahan Pada Perusahaan Pia Saronde

3.3 Pembahasan

3.3.1. Penggolongan Biaya Produksi

Perusahaan Pia Saronde merupakan perusahan yang melakukan kegiatan produksi

berdasarkan proses atau kegiatan produksinya berlangsung secara terus menerus

(continue), sehingga dalam pengumpulan harga pokok produksinya menggunakan

metode harga pokok proses. Dalam penetapan harga pokok produksi, perusahaan

harus memperhatikan unsur-unsur yang membentuk harga pokok produksi

tersebut.

51

Perusahaan harus mampu mengendalikan unsur-unsur harga pokok produksi

untuk mendapatkan laba yang maksimal dengan harga pokok produksi yang

serendah mungkin. Dengan adanya pengendalian tersebut kita dapat mengetahui

unsur apa yang dapat dikurangi agar biaya produksi berkurang tanpa harus

mengurangi kapasitas produksi yang dihasilkan.

Laporan harga pokok produksi memuat unsur-unsur biaya produksi yang terdiri

dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik. Agar pengendalian terhadap unsur-unsur biaya tersebut dapat berlangsung

baik, maka diperlukan adanya pengelompokkan atas keseluruhan elemen biaya

secara sistematis ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas. Hal ini

bertujuan untuk memberikan informasi biaya yang akurat bagi pihak manajemen

dalam mengelola dan menjalankan aktivitas perusahaan.

Berdasarkan analisis terhadap laporan harga pokok produksi roti isi pada

Perusahaan Pia Saronde untuk tahun 2012, maka dapat diketahui

pengklasifikasian biaya-biaya yang diterapkan oleh perusahaan adalah:

1. Biaya bahan baku

2. Biaya tenaga kerja langsung

3. Biaya overhead pabrik

Dilihat dari pengklasifikasian biaya-biaya diatas, perusahaan telah

mengelompokkan biaya-biaya produksi sesuai dengan teori yang dijelaskan

Mulyadi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik. Akan tetapi dalam unsur pembentuk biaya ke dalam biaya bahan baku

langsung masih terdapat biaya yang seharusnya dimasukkan ke dalam biaya

52

overhead pabrik. Pada unsur pembentuk biaya tenaga kerja langsung masih

terdapat biaya yang seharusnya termasuk ke dalam biaya pemasaran, dan pada

pengklasifikasian unsur biaya overhead pabrik masih terdapat biaya yang

seharusnya termasuk kedalam biaya pemasaran dan belum adanya unsur biaya

penyusutan aktiva tetap sehubungan dengan proses produksi perusahaan. Untuk

itu perlu dilakukan pengklasifikasian biaya bahan baku dan harga pokok masing –

masing jenis roti isi yang diproduksi.

3.3.1.1.Biaya Bahan Baku

Menurut teori pada bab II, biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang

dapat ditelusuri pada barang yang dihasilkan. Bahan baku merupakan bahan yang

paling penting dari suatu produk, dan dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi

biaya produksi. Biaya bahan baku langsung yang terkait dalam proses produksi

roti isi menurut perusahaan adalah tepung terigu, mentega, gula, telur, garam,

pernifan.

Berdasarkan laporan harga pokok produksi dapat diketahui total biaya bahan baku

langsung dari roti isi pada perusahaan. Biaya produksi pada Perusahaan Pia

Saronde untuk tahun 2012 sebesar Rp 354.935.670 Berdasarkan teori yang

dikemukan oleh Carter dan Usry, penulis menganalisis bahwa perusahaan belum

tepat dalam mengalokasikan unsur biaya bahan baku langsung untuk roti. Hal ini

dikarenakan unsur pembentuk biaya bahan baku langsung berupa mentega, gula,

telur, garam dan pernifan seharusnya dimasukkan ke dalam biaya bahan baku

tidak langsung. Mentega, gula, telur, garam dan pernifan tidak dapat

53

dikategorikan sebagai bahan baku langsung, karena tanpa penggunaan bahan-

bahan tersebut, roti isi masih dapat berupa produk roti isi sebagaimana mestinya

dan nilai guna dan manfaat dari produk tersebut tetap sama.

Hasil analisis penulis mengalokasikan biaya mentega, telur, gula, garam dan

pernifan termasuk biaya bahan baku tidak langsung yang merupakan unsur

pembentuk biaya overhead pabrik. Klasifikasi ini penting bagi perusahaan agar

pihak manajemen dapat memperhitungkan faktor efisiensi terhadap penggunaan

bahan baku langsung. Sehingga bahan ini dapat diganti dengan jenis lain yang

biayanya relatif lebih murah atau dapat ditiadakan sama sekali. Dengan demikian

biaya bahan baku mentega, gula, telur, garam dan pernifan seharusnya

dialokasikan ke dalam biaya overhead sebesar Rp 91.240.300,00. Untuk lebih

jelasnya, hasil analisis penulis dan klasifikasi biaya bahan baku menurut

perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.4

Daftar Perbandingan Biaya Bahan Baku Langsung Roti Isi

Perusahaan Pia Saronde

Bahan Menurut Perusahaan Menurut Analisis

Tepung Terigu

Mentega

Gula

Telur

Garam

Pernifan

151380950

39.410.200

33.255.600

16.529.950

93.850

1.950.700

151.380.950

-

-

-

-

-

Jumlah 242.621.250 151.380.950

Selisih 91.240.300

Tabel 3.4

Sumber : Data yang telah diolah

54

3.3.1.2.Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah semua biaya yang dibayarkan sebagai upah

pekerja produksi yang terkait langsung dalam proses pengubahan bahan langsung

menjadi bahan jadi. Biaya ini meliputi biaya upah para karyawan yang dapat

dibebankan kedalam produk tertentu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

daftar biaya tenaga kerja yang terkait dalam proses produksi roti adalah upah

karyawan bagian pengadonan, bagian pengisian, bagian pemanggangan, dan

bagian pembungkusan.

Berdasarkan teori menurut Mulyadi, penulis menganalisis bahwa perusahaan

belum tepat dalam mengalokasikan unsur biaya tenaga kerja langsung untuk roti

isi. Hal ini dikarenakan unsur pembentuk biaya tenaga kerja langsung berupa

biaya bagian pembungkusan seharusnya dimasukkan ke dalam biaya pemasaran.

Biaya pemasaran merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakaan kegiatan

pemasaran produk yang dinilai sejak proses manufaktur selesai dan produk berada

dalam kondisi siap dijual. Dalam prinsip penyusunan laporan keuangan, biaya

pemasaran tidak dilaporkan ke laporan harga pokok produksi melainkan ke dalam

laporan laba rugi.

Dengan demikian biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dialokasikan ke

dalam biaya pemasaran sebesar Rp 6.720.000 Berikut ini disajikan tabel biaya

tenaga kerja langsung untuk pengolahan roti isi pada tahun 2012.

55

Daftar Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Langsung Roti Isi

Perusahaan Pia Saronde

Bagian Produksi Menurut Perusahaan Menurut Analisis

Bagian Pengadonan

Bagian Pengisian

Bagian Pemanggangan

Bagian Pembungkusan

8.400.000

10.080.000

8.400.000

6.720.000

8.400.000

10.080.000

8.400.000

-

Jumlah 33.600.000 26.880.000

Selisih 6.720.000

Tabel 3.5

Sumber : Data yang telah diolah

3.3.1.3 Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik atau biaya produksi tidak langsung adalah biaya bahan

tidak langsung, pekerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang

tidak dapat dibebankan langsung ke produk tertentu. Dengan kata lain biaya

overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi kecuali biaya bahan baku

langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

Metode pengumpulan biaya pokok produksi suatu perusahaan sangat dipengaruhi

oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan tersebut. Di dalam metode harga

pokok produksi, produk dibebani biaya overhead pabrik berdasarkan biaya yang

sesungguhnya terjadi. Perusahaan Pia Saronde mengklasifikasikan biaya overhead

pabrik sebagai berikut:

56

1. Biaya bahan campuran (bahan penolong)

2. Biaya bahan bakar

3. Biaya plastik pembungkus

4. Biaya listrik dan air

Berdasarkan data yang diperoleh penulis bahwa perusahaan masih belum tepat

dalam mengklasifikasikan unsur biaya overhead pabrik roti isi. Hal ini akan

berdampak pada perhitungan harga pokok produksi roti isi yang dilakukan

perusahaan. Berikut ini analisis yang dilakukan penulis terhadap permasalahan

yang ada:

1. Belum adanya pemisahan antara biaya bahan baku langsung dengan bahan

baku tidak langsung (bahan penolong) yang telah dianalisis sebelumnya.

Berdasarkan teori dari Carter dan Usry, bahan baku langsung yaitu mentega,

gula, telur, garam dan pernifan seharusnya dimasukkan ke dalam biaya bahan

baku tidak langsung. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa biaya bahan

baku tidak langsung tersebut untuk tahun 2012 yaitu Rp 91.240.300,00 harus

dikeluarkan dari biaya bahan baku langsung dan dimasukkan ke dalam

pengklasifikasian biaya overhead pabrik yaitu biaya bahan penolong.

2. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa biaya pemasaran menurut

teori Mulyadi merupakan biaya yang dinilai sejak proses manufaktur selesai

dan produk berada dalam kondisi siap dijual seperti biaya pembungkusan.

Berdasarkan pengklasifikasian biaya tenaga kerja langsung yang telah dibahas

sebelumnya, bahwa biaya tenaga kerja bagian pembungkusan merupakan

biaya pemasaran. Hasil analisis penulis yang didasarkan pada teori dari

57

Mulyadi, Biaya plastik pembungkus seharusnya diklasifikasikan sebagai biaya

pemasaran yang tidak dilaporkan ke dalam laporan harga pokok produksi

melainkan ke beban operasional. Besarnya biaya plastik pembungkusan yang

harus dikeluarkan dari laporan harga pokok produksi untuk tahun 2012

sebesar Rp 41.413.420.

3. Biaya bahan bakar telah dijelaskan sebelumnya yaitu bahan bakar gas yang

digunakan dalam proses pemanggangan. Berdasarkan teori Carter dan Usry,

tentang biaya produksi tidak langsung dan hasil analisis penulis, pembebanan

biaya overhead pabrik dalam hal biaya bahan bakar telah tepat. Biaya yang

dikeluarkan untuk bahan bakar gas adalah sebesar Rp 57.043.190 untuk tahun

2012 dengan total pemakaian untuk keseluruhan produksi tahun 2012 sebesar

Rp 81.490.271

4. Biaya listrik dan air merupakan semua biaya yang dikeluarkan dalam

penggunaan listrik dan air selama proses produksi. Berdasarkan teori tentang

biaya produksi tidak langsung, penulis menganalisis bahwa pembebanan biaya

overhead pabrik dalam hal biaya listrik dan air telah diklasifikasikan dengan

tepat. Biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik dan air dalam tahun 2012

sebesar Rp 16.900.500. dengan total pemakaian untuk keseluruhan produksi

tahun 2012 sebesar Rp 24.143.571

Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa perusahaan Pia Saronde

masih belum tepat dalam mengklasifikasikan dan mengalokasikan unsur - unsur

biaya produksi. Hal ini akan berdampak pada perhitungan harga pokok produksi

dan akan memengaruhi penetapan harga jual produk.

58

3.3.2 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi

Perusahaan Pia Saronde selama ini telah memproduksi tiga jenis roti isi dengan

variasi isi coklat, keju, dan Abon. Perusahaan Pia Saronde telah membuat

perhitungan harga pokok produksi untuk roti isi. Seperti yang telah dijelaskan

sebulumnya, perusahaan masih belum tepat dalam mengkalkulasikan biaya untuk

isi roti. Seluruh biaya untuk ketiga jenis roti isi dimasukkan ke dalam satu

perhitungan harga pokok produksi. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan

menetapkan harga pokok produksi dan harga jual yang sama per jenis roti isi

untuk setiap unitnya.

Berdasarkan ruang lingkup pembahasan pada bab I, maka penulis akan

menganalisis perhitungan harga pokok produksi untuk tiga jenis roti isi tersebut

selama tahun 2012

3.3.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung Roti Isi

Berikut ini hasil analisis perhitungan biaya bahan baku roti isi selama tahun 2012

pada perusahaan Pia Saronde :

1). Roti isi coklat

Tepung terigu 121.341 Unit : 347.812 Unit X Rp 151.380.950

= Rp 52.812.197

2). Roti isi Abon

Tepung terigu 114.255 Unit : 347.812 Unit X Rp 151.380.950

= Rp 49.728.102

59

3). Roti isi keju

Tepung terigu 112.216 Unit : 347.812 Unit X Rp 151.380.950 =

Rp 48.840.652

3.3.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Roti Isi

Berikut hasil analisis Perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk roti isi tahun

2012 pada perusahaan Pia Saronde :

1). Roti isi coklat

a. Bg. Pengadonan 121.341 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000

= Rp 2.930.503,84

b. Bg. Pengisian 121.341 Unit : 347.812 Unit X Rp 10.080.000

= Rp 3.516.604,60

c. Bg. Pemanggang 121.341 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000

= Rp 2.930.503,84

Total Biaya tenaga langsung roti isi coklat Rp 9.377.612

2). Roti isi abon

a. Bg. Pengadonan 114.255 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000

= Rp 2.759.370,00

b. Bg. Pengisian 114.255 Unit : 347.812 Unit X Rp 10.080.000

= Rp 3.311.244,01

c. Bg. Pemanggang 114.255 Unit : 347,812 Unit X Rp 8.400.000

= Rp 2.759.370,00

Total Biaya tenaga langsung roti isi Abon Rp. 8.829.984,01

60

3). Roti isi keju

a. Bg. Pengadonan 112.216 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000

= Rp 2.710.126,16

b. Bg. Pengisian 112.216 Unit : 347.812 Unit X Rp 10.080.000

= Rp 3.252,151,39

c. Bg. Pemanggang 112.216 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000

= Rp 2.710.126,16

Total Biaya tenaga langsung roti isi Keju Rp 8.672.403,71

3.3.2.3 Biaya Overhead Pabrik Roti Isi

1). Roti Isi Coklat

a. Biaya bahan campuran

Bubuk coklat Rp 5.810.000

Gula halus Rp 788.250

Pasta coklat Rp 138.000

Mentega 121.341 / 347.812 x 39.410.200 = Rp.13.749.016,94

Gula 121.341 / 347.812 x 33.255.600 = Rp.11.601.864,68

Telur 121.341 / 347.812 x 16.529.950 = Rp. 5.766.795,46

Garam 121.341 / 347.812 x 93.850 = Rp. 32.741,40

Pernifan 121.341 / 347.812 x 1.950.700 = Rp. 680.539,74

b. By. Bahan Bakar 121.341 / 347.812 x 57.043.190 = Rp.19.900.629,41

c. By. Listrik dan air 121.341 / 347.812 x 16.900.000 = Rp. 5.895.894,62

Total BOP roti isi coklat Rp 64.363.732,26

61

2). Roti Isi Abon

a. Biaya bahan campuran

Abon Rp 8.100.000,00

Bubuk Cabe Rp 775.350,00

Mentega 114.255 / 347.812 x 39.410.200 = Rp.12.946.109,97

Gula 114.255 / 347.812 x 33.255.600 = Rp.10.924.345,85

Telur 114.255 / 347.812 x 16.529.950 = Rp. 5.430.029,55

Garam 114.255 / 347.812 x 93.850 = Rp. 30.829,39

Pernifan 114.255 / 347.812 x 1.950.700 = Rp. 640.797,98

b. By. Bahan Bakar 114.255 / 347.812 x 57.043.190 = Rp.18.738.484,22

c. By. Listrik dan air 114.255 / 347.812 x 16.900.000 = Rp. 5.551.589,65

Total BOP roti isi abon Rp 63.137.536,61

3). Roti Isi Keju

a. Biaya bahan campuran

Keju batangan Rp 4.138.000

Butter cream Rp 651.400

Mentega 112.216 / 347.812 x 39.410.200 = Rp.12.715.073,09

Gula 112.216 / 347.812 x 33.255.600 = Rp.10.729.389,47

Telur 112.216 / 347.812 x 16.529.950 = Rp. 5.333.124,99

Garam 112.216 / 347.812 x 93.850 = Rp. 30.279,21

Pernifan 112.216 / 347.812 x 1.950.700 = Rp. 629.362,27

b. By. Bahan Bakar 112.216 / 347.812 x 57.043.190 = Rp.18.404.076,37

c. By. Listrik dan air 112.216 / 347.812 x 16.900.000 = Rp. 5.452.515,73

Total BOP roti isi keju Rp 58.083.221,13

62

Berikut disajikan harga pokok roti isi coklat, roti isi Abon dan roti isi keju untuk

tahun 2012 dengan format berdasarkan departemen.

PERUSAHAAN PIA SARONDE

Laporan Harga Pokok Produksi Roti Isi Cokelat

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2012

Biaya di Departemen Pengadonan

Tepung Terigu

Mentega

Gula

Telur

Garam

Pernifan

Biaya TK Bagian Pengadonan

Biaya Listrik & air

Total By. Dept. Pengadonan

52.812.197,00

13.749.016,94

11.601.864,68

5.766.795,46

32.741,40

680.539,74

2.930.503,84

„ 5.895.894,62

93.469.553,68

Biaya di Departemen Pengisian

Bubuk Coklat

Gula Halus

Pasta Coklat

Biaya TK Bagian Pengisian

Total By. Dept. Pengisian

5.810.000,00

788.250,00

138.000,00

3.516.604,60

10.252.854,60

Biaya di Departemen Pemanggangan

Biaya TK Bagian Pemanggangan

By. Bahan Bakar

Total By. Dept. Pemanggangan

2.930.503,84

19.900.629,41

22.831.133,25

HARGA POKOK PRODUKSI 126.553.541,53

HP. PRODUKSI PER UNIT (121.341 Unit) Rp. 1.042,96

Tabel 3.6

Sumber: Data yang telah diolah

63

PERUSAHAAN PIA SARONDE

Laporan Harga Pokok Produksi Roti Isi Abon

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2012

Biaya di Departemen Pengadonan

Tepung Terigu

Mentega

Gula

Telur

Garam

Pernifan

Biaya TK Bagian Pengadonan

Biaya Listrik & air

Total By. Dept. Pengadonan

49.728.102,00

12.946.109,97

10.924.345,85

5.430.029,55

30.829,39

640.797,98

2.759.370,00

„ 5.551.589,65

88.011.174,39

Biaya di Departemen Pengisian

Abon

Bubuk Cabe

Biaya TK Bagian Pengisian

Total By. Dept. Pengisian

8.100.000,00

775.350,00

3.311.244,01

12.186.594,01

Biaya di Departemen Pemanggangan

Biaya TK Bagian Pemanggangan

By. Bahan Bakar

Total By. Dept. Pemanggangan

2.759.370,00

18.738.484,22

21.497.854

HARGA POKOK PRODUKSI 121.695.622,62

HP. PRODUKSI PER UNIT (114.255 Unit) Rp. 1.065,12

Tabel 3.7

Sumber: Data yang telah diolah

64

PERUSAHAAN PIA SARONDE

Laporan Harga Pokok Produksi Roti Isi Keju

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2012

Biaya di Departemen Pengadonan

Tepung Terigu

Mentega

Gula

Telur

Garam

Pernifan

Biaya TK Bagian Pengadonan

Biaya Listrik & air

Total By. Dept. Pengadonan

48.840.651,52

12.715.073,09

10.729.389,47

5.333.124,99

30.279,21

629.362,27

2.710.126,16

„ 5.452.515,73

86.440.521,44

Biaya di Departemen Pengisian

Keju Batangan

Buterr Cream

Biaya TK Bagian Pengisian

Total By. Dept. Pengisian

4.138.000,00

651.400,00

3.252.151,39

8.041.551,39

Biaya di Departemen Pemanggangan

Biaya TK Bagian Pemanggangan

By. Bahan Bakar

Total By. Dept. Pemanggangan

2.710.126,16

18.404.076,37

21.114202,53

HARGA POKOK PRODUKSI 115.596.275,36

HP. PRODUKSI PER UNIT (112.216 Unit) 1.030,12

Tabel 3.8

Sumber: Data yang telah diolah