21
Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015 72 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2011-2015 A. Realisasi Urusan 1). Urusan Pertanian a. Capaian sasaran urusan yang ditargetkan Tahun 2011-2015 pada RPJMD Perubahan tahun 2011-2016 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Kehutanan Urusan pertanian terdiri dari Produktivitas 11 (Sebelas) komoditas pertanian dari sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Capaian indikator kinerja utama Tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian dan Kehutanan (Urusan Pertanian) Tahun 2011-2015 No Indikator Satuan Capaian Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 1. Produktivitas Padi Ku/Ha 62,04 68,22 62,33 63,62 64,69 2. Produktivitas Jagung Ku/Ha 59,92 61,10 55,82 59,40 60,56 3. Produktivitas Kedelai Ku/Ha 12,85 16,81 14,34 14,64 14,51 4. Produktivitas Cabe Ku/Ha 89,27 80,60 74,34 81,75 82,10 5. Produktivitas Bawang Merah Ku/Ha 81,96 81,32 83,03 92,43 95,14 6. Produktivitas Melon Ku/Ha 202,28 201,76 183,72 204,07 210,74 7. Produktivitas Durian Kg/Pohon 64,50 64,52 64,53 64,59 64,61 8. Produktivitas Jahe Kg/m 2 1,94 1,97 2,01 2,10 2,11

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2011-2015 A. …. Pelaksanaan.pdfKomoditas Bawang Merah selama 5 tahun terakhir relatif meningkat produktivitasnya dan pada tahun 2015 mencapai produktivitas

  • Upload
    lycong

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

72

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2011-2015

A. Realisasi Urusan

1). Urusan Pertanian

a. Capaian sasaran urusan yang ditargetkan Tahun 2011-2015 pada RPJMD

Perubahan tahun 2011-2016

1. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Kehutanan Urusan

pertanian terdiri dari Produktivitas 11 (Sebelas) komoditas pertanian dari

sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Capaian

indikator kinerja utama Tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian dan Kehutanan

(Urusan Pertanian) Tahun 2011-2015

No Indikator Satuan Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

1. Produktivitas

Padi

Ku/Ha 62,04 68,22 62,33 63,62 64,69

2. Produktivitas

Jagung

Ku/Ha 59,92 61,10 55,82 59,40 60,56

3. Produktivitas

Kedelai

Ku/Ha 12,85 16,81 14,34 14,64 14,51

4. Produktivitas

Cabe

Ku/Ha 89,27 80,60 74,34 81,75 82,10

5. Produktivitas

Bawang Merah

Ku/Ha 81,96 81,32 83,03 92,43 95,14

6. Produktivitas

Melon

Ku/Ha 202,28 201,76 183,72 204,07 210,74

7. Produktivitas

Durian

Kg/Pohon 64,50 64,52 64,53 64,59 64,61

8. Produktivitas

Jahe

Kg/m2 1,94 1,97 2,01 2,10 2,11

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

73

9. Produktivitas

Cengkeh

Ku/Ha 2,45 5,96 2,33 3,29 3,30

10. Produktivitas

Kakao

Ku/Ha 3,42 4,38 4,45 5,21 5,22

11. Produktivitas

Tebu

Ku/Ha 625,60 616,65 601,00 606,42 612,59

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 (Angka Sementara)

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa komoditas sub sektor tanaman

pangan produktivitasnya berfluktuasi dari tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015. Komoditas padi mencapai produktivitas tertinggi pada Tahun

2012 yaitu 68,22 Ku/Ha sedangkan produktivitas terendah adalah 62,04

Ku/Ha pada Tahun 2011. Komoditas Jagung dan Kedelai juga mencapai

produktivitas tertinggi pada Tahun 2012 yaitu 61,10 Ku/Ha untuk Jagung

dan 16,81 Ku/Ha untuk Kedelai. Komoditas sub sektor hortikultura juga

mengalami fluktuasi produktivitas selama kurun waktu tahun 2011

sampai dengan tahun 2015. Komoditas Cabe pada tahun 2011

produktivitasnya relatif tinggi yaitu mencapai 89,27 Ku/Ha kemudian turun

dan mencapai titik terendah pada tahun 2013 yaitu 74,34 Ku/Ha.

Komoditas Bawang Merah selama 5 tahun terakhir relatif meningkat

produktivitasnya dan pada tahun 2015 mencapai produktivitas tertinggi

yaitu 94,15 Ku/Ha. Demikian halnya untuk Melon dan Jahe juga

mencapai produktivitas tertinggi pada tahun 2015 yaitu 210,74 Ku/Ha

untuk Melon dan 2,11 Kg/m2 untuk Jahe. Komoditas Durian

produktivitasnya cukup stabil yaitu pada kisaran 64,50 Kg/Pohon pada

tahun 2011 sampai dengan 64,61 Kg/Pohon pada tahun 2015. Komoditas

sub sektor perkebunan yang produktivitasnya meningkat setiap tahun

adalah komoditas Kakao yaitu 3,42 Ku/Ha pada tahun 2011 dan pada

tahun 2015 mencapai 5,22 Ku/Ha. Komoditas Cengkeh produktivitasnya

cukup berfluktuasi. Produktivitas tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu

5,96 Ku/Ha kemudian menurun pada tahun 2013 yang merupakan

produktivitas terendah selama 5 tahun terakhir yaitu 2,33 Ku/Ha. Hal

tersebut dikarenakan adanya pengaruh siklus panen raya yang terjadi

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

74

dengan kisaran waktu sekitar 5 (lima) tahun. Tahun 2012 merupakan

siklus panen raya sehingga produktivitas tanaman sangat bagus, akan

tetapi tahun 2013 produktivitas mengalami penurunan karena kondisi

tanaman dalam tahap pemulihan setelah panen raya pada tahun

sebelumnya. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa dari tahun 2012 ke

tahun 2013 terdapat 7 komoditas yang meningkat produktivitasnya.

Kemudian berturut-turut dari tahun 2012 ke tahun 2013 ada 4 komoditas,

tahun 2013 ke tahun 2014 ada 11 komoditas dan dari tahun 2014 ke

tahun 2015 ada 10 komoditas.

2. Indikator Kinerja Program

Indikator kinerja program urusan pertanian terdiri dari 3 (tiga)

indikator yaitu Cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan

yang merupakan indikator dari program Peningkatan Produksi

Pertanian/perkebunan, Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan

prasarana pertanian yang merupakan indikator dari Program Penyediaan

Sarana/Prasarana Pertanian/Perkebunan dan Capaian peningkatan

kualitas hasil pertanian yang merupakan indikator dari Program

Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan.

Capaian indikator kinerja program urusan pertanian Tahun 2011-

2015 selengkapnya disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Program Dinas Pertanian dan Kehutanan

(Urusan Pertanian)Tahun 2011-2015

No Indikator Satuan

Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

1 Capaian Peningkatan Produktivitas Pertanian/Perkebunan

% 57,14 71,43 47,62 95,24 95,24

2 Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian

% 62,73 71,36 79,97 94,65 105,86

3 Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian

% 29,345 36,39 61,13 79,89 113,08

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

75

Indikator cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan

diperhitungkan melalui peningkatan produktivitas 21 komoditas

pertanian yaitu Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Cabe,

Melon, Semangka, Bawang Merah, Durian, Rambutan, Mangga,

Pisang, Manggis, Kakao, Kopi, Kelapa, Tebu, Cengkeh, Jahe dan

Kunyit. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa Indikator program Peningkatan

Produksi Pertanian/perkebunan yaitu cakupan peningkatan

produktivitas pertanian/perkebunan capaiannya berfluktuasi dari tahun

2011 sampai dengan tahun 2015. Tahun 2011 capaian indikator ini

adalah 57,14 %. Hal ini berarti ada 12 komoditas yang meningkat

produktivitasnya. Berturut turut capaian tahun 2012 adalah 71,43%

berarti ada 15 komoditas yang meningkat produktivitasnya, tahun 2013

ada 10 komoditas, tahun 2014 ada 20 komoditas dan tahun 2015 ada

20 komoditas. Produktivitas 11(sebelas) komoditas seperti tersebut

pada pembahasan Indikator Kinerja Utama (Tabel 3.1) sedangkan

produktivitas 10 (sepuluh) komoditas lainnya disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Produktivitas Komoditas Pertanian/Perkebunan Tahun 2011-2015

No Indikator Satuan Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

1. Produktivitas

Kacang Tanah

Ku/Ha 7,24 9,08 11,81 9,33 9,35

2. Produktivitas Ubi

Kayu

Ku/Ha 155,74 161,87 154,29 190,99 191,21

3. Produktivitas

Semangka

Ku/Ha 186,63 187,66 183,57 190,46 192,78

4. Produktivitas

Rambutan

Kg/Pohon 70,58 68,56 60,42 68,57 69,11

5. Produktivitas

Mangga

Kg/Pohon 66,57 66,61 66,67 66,72 66,77

6. Produktivitas Pisang Kg/Pohon 55,53 55,45 55,45 55,51 55,56

7. Produktivitas

Manggis

Kg/Pohon 59,22 58,97 58,95 60,33 60,34

8. Produktivitas Kopi Ku/Ha 4,27 8,44 7,80 5,17 5,18

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

76

9. Produktivitas

Kelapa

Ku/Ha 18,92 18,46 17,95 18,63 18,81

10. Produktivitas Kunyit Kg/m2 2,24 2,77 2,76 2,85 2,86

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 (Angka Sementara)

Indikator Program Penyediaan Sarana/ Prasarana

Pertanian/Perkebunan yaitu Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan

prasarana pertanian diperhitungkan melalui perhitungan jumlah alat dan

mesin pertanian budidaya, panjang jalan pertanian dan panjang jaringan

irigasi tertier.

Indikator program ini capaiannya meningkat setiap tahun dari tahun

2011 sampai dengan tahun 2015. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa capaian

pada tahun 2011 adalah 62,73% dan meningkat setiap tahun dengan

capaian 105,85% pada tahun 2015. Peningkatan capaian indikator ini

dikarenakan tercapaianya target tahunan dan adanya peningkatan untuk

Alat dan mesin pertanian budidaya, panjang jalan pertanian dan panjang

jaringan irigasi tertier baik melalui sumber dana APBD maupun APBN.

Kondisi sarana prasarana pertanian tersebut selengkapnya disajikan pada

Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kondisi Sarana Prasarana Pertanian Tahun 2011-2015

No Jenis

Sarana Prasarana

Satuan Capaian

2011 2012 2013 2014 2015

1. Alat dan

Mesin

Pertanian

Budidaya

Unit 7.958 8.147 8.273 9.158 9.729

2. Panjang

Jalan

Pertanian

Meter 46.170 62.502 80.253,68 96.780,25 106.167,40

3. Panjang

Jaringan

Irigasi

Tertier

Meter 55.825 65.706 75.093,00 94.722,01 113.626,01

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

77

Indikator Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil

Produksi Pertanian/Perkebunan yaitu Capaian peningkatan kualitas hasil

pertanian diperhitungkan melalui perhitungan jumlah alat dan mesin

pengolahan, jumlah kemitraan dan jumlah SOP/GAP.

Indikator program ini capaiannya meningkat setiap tahun dari

tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa

capaian pada tahun 2011 adalah 29,345% dan meningkat setiap tahun

dengan capaian 113,08% pada tahun 2015. Peningkatan capaian

indikator ini dikarenakan tercapaianya target tahunan dan adanya

peningkatan untuk alat dan mesin pengolahan, jumlah kemitraan dan

jumlah SOP/GAP. Kondisi alat dan mesin pengolahan, jumlah kemitraan

dan jumlah SOP/GAP tersebut selengkapnya disajikan pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Kondisi Alsin Pengolahan, Jumlah kemitraan dan SOP/GAP

Tahun 2011-2015

No Komponen Satuan Capaian

2011 2012 2013 2014 2015

1. Alat dan

Mesin

Pengolahan

Unit 8917 9.370 9.829 10.311 10.574

2. Jumlah

Kemitraan

Paket 0 1 3 5 7

3. Jumlah

SOP/GAP

Buah 0 0 4 6 13

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015

b. Prestasi Penyelenggaraan Urusan Tahun 2011-2015

1. Tahun 2011

1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba Penangkar Buah Tingkat

Propinsi DIY diraih oleh Petrus Sugito, Kajoran, Banjaroyo,

Kalibawang

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

78

2) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Jagung Tingkat

Propinsi DIY diraih oleh Kelompok Tani Harapan Makmur,

Semen, Sukoreno, Sentolo

3) Juara II Tingkat Propinsi dalam Lomba Pelaku Agribisnis Buah

Tingkat Propinsi DIY diraih oleh Kelompok Tani Wahana

Kusuma, Bugel V, Bugel, Panjatan

4) Juara II Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Kedelai Tingkat

Propinsi DIY diraih oleh KelompokTani Sedyo Mulyo, Jimatan,

Jatirejo, Lendah

2. Tahun 2012

1) Juara 1 P3A Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat

Propinsi DIY, diraih oleh P3A Sekar Mulyo, Donomulyo,

Nanggulan.

3. Tahun 2013

1) Juara 1 Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat

Propinsi DIY, diraih oleh GP3A Pengasih Timur , Pengasih

2) Juara II Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat

Propinsi DIY diraih oleh P3A Tani Mulyo, Tuksono, Sentolo

3) Juara III Tingkat Propinsi dalam Lomba UPJA Tingkat Propinsi

DIY diraih oleh UPJA Ngudi Rejeki, Bugel III, Bugel, Panjatan

4) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Kedelai Tingkat

Propinsi DIY diraih oleh KT Rejo Mulyo, Rejoso, Wijimulyo,

Nanggulan

5) Juara I Tingkat Nasional katagori Pelaku Pembangunan

Ketahanan pangan : Pengembangan Produksi dalam Lomba

Intensifikasi PTT Kedelai Tingkat Nasional diraih oleh KT Rejo

Mulyo, Rejoso, Wijimulyo, Nanggulan

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

79

4. Tahun 2014

1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat DIY,

diraih oleh GP3A Wono Kasih Kengkeng (Wokeng), Bonosoro,

Jatirejo, Lendah

2) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat DIY,

diraih oleh P3A Tri Guna Tirta, Panjul, Srikayangan, Sentolo

3) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba UPJA Tingkat DIY, diraih

oleh UPJA Ngudi Rahayu, Bugel, Panjatan

4) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Kedelai Tingkat DIY,

diraih oleh KT Ngudi Rukun, Tegalsari, Jatirejo, Lendah

5) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba PTT Padi Tingkat DIY,

diraih oleh KT Sri Jati, Bejaten, Jatisarono, Nanggulan

6) Juara I Tingkat Nasional dalam Lomba PTT Padi, diraih oleh KT

Sri Jati, Bejaten, Jatisarono

7) Peringkat 5 Tingkat Nasional dalam Lomba PTT Kedelai, diraih

oleh KT Ngudi Rukun, Tegalsari, Jatirejo, Lendah

8) Peringkat 5 Tingkat Nasional dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat

Nasional, diraih oleh P3A Tri Guna Tirta, Panjul, Srikayangan,

Sentolo

9) Pemberian Hak Indikasi Geografis dari kementerian Hukum dan

HAM RI kepada Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis

Gula Kelapa Kulon Progo

10) Pemberian sertifikasi beras dan kedelai organik kepada KT

Ngudi Rejeki, Ngipikrejo, Banjararum, Kalibawang

5. Tahun 2015

1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba P3A/GP3A Tingkat DIY,

diraih oleh GP3A Pemasa Raharja, Pengasih

2) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba GP-PTT Kedelai Tingkat

DIY, diraih oleh KT Tani Harapan, Ds II, Pandowan, Galur

3) Juara II Tingkat Propinsi dalam Lomba GP-PTT Jagung Tingkat

DIY, diraih oleh KT Suka Tani, Kalisoko, Margosari Pengasih

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

80

4) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba Asosiasi Pasar Tani

(Aspartan) Tingkat DIY, diraih oleh Aspartan Karya Manunggal,

Garongan Panjatan

5) Juara III Tingkat Nasional dalam Lomba Asosiasi Pasar Tani

(Aspartan) Tingkat Nasional, diraih oleh Aspartan Karya

Manunggal, Garongan, Panjatan

c. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan dan Solusi dalam urusan Pertanian relatif sama selama

kurun waktu Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 yaitu :

Permasalahan

1) Terjadinya alih fungsi lahan pertanian/

Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (pemukiman,

industri, jasa) menyebabkan berkurangnya luas lahan pertanian. Hal ini

berpotensi menurunkan luas tanam dan luas panen sehingga

berpotensi juga menurunkan produksi pertanian.

2) Infrastruktur pertanian yang belum memadai

Kondisi infrastruktur (jalan pertanian/perkebunan dan jaringan irigasi)

yang belum memadai menyebabkan terjadinya peningkatan biaya

produksi. Hal tersebut menyebabkan inefisiensi usaha tani yang

dilaksanakan.

Dalam hal infrastruktur jalan tidak memadai, menyebabkan biaya angkut

sarana produksi dan produk pertanian menjadi mahal. Jaringan irigasi

yang tidak memadai menyebabkan biaya pengairan meningkat

disebabkan adanya alokasi biaya sewa pompa air dan BBM.

3) Sarana Prasarana yang belum memadai

Sarana prasarana (alat mesin pertanian, benih/bibit, pupuk) yang belum

memadai menyebabkan penerapan teknologi belum sesuai

rekomendasi

4) Sumber Daya Manusia

a. Petani

Rendahnya tingkat pendidikan petani, umur yang relatif lanjut

menyebabkan rendahnya adopsi teknologi

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

81

b. Petugas

Sebagian Petugas teknis belum memenuhi formasi dan kualifikasi

yang dibutuhkan

5) Kelembagaan Tani

Kelembagaan tani yang ada (Kelompok Tani, Gapoktan, P3A dan GP3A

belum berfungsi optimal.

6) Penurunan kualitas sumberdaya lahan dan air

Penurunan kualitas sumber daya lahan yang disebabkan oleh erosi,

penggunaan pupuk kimia berlebihan dan pencemaran lingkungan

menyebabkan penurunan produksi dan mutu produk pertanian

7) Anomali iklim, bencana, serangan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT)

Anomali iklim, bencana (banjir, kekeringan) dan seranganOrganisme

Pengganggu Tanaman (OPT) mengakibatkan gagal panen dan

penurunan produksi serta mutu produk

8) Rendahnya posisi tawar (pemasaran)

Rendahnya posisi tawar petani menyebabkan harga di tingkat petani

dikendalikan oleh pedagang/tengkulak

9) Fluktuasi harga komoditas pertanian

Fluktuasi harga komoditas pertanian yang disebabkan adanya panen

raya dan sifat komoditas pertanian terutama hortikultura yang mudah

rusak.

10) Akses permodalan

Akses permodalan yang rendah menyebabkan kurangnya ketersediaan

modal usaha tani.

Solusi

1) Terjadinya alih fungsi lahan pertanian

a. Pembatasan alih fungsi lahan pertanian dengan regulasi

(Penerbitan Perda RTRW dan Peraturan Bupati tentang Pedoman

Teknis Penataan Ruang)

b. Cetak sawah baru

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

82

2) Infrastruktur pertanian yang belum memadai

Peningkatan infrastruktur dengan pembangunan jalan pertanian,

jaringan irigasi, embung dan dam parit baik secara swadaya, melalui

dana APBD dan APBN.

3) Sarana Prasarana yang belum memadai

Pemenuhan sarana prasarana pertanian (traktor, pompa air, alat

pasca panen dan pengolahan) baik secara swadaya, melalui dana

APBD dan APBN

4) Sumber Daya Manusia

a. Petani

1. Pembinaan dan Pendampingan Kelompok Tani

2. Pelatihan Kelompok Tani

3. Kaderisasi Kelompok Tani melalui penumbuhan Kelompok

Taruna Tani

b. Petugas

1. Optimasi dan penataan petugas yabg ada

2. Usulan rekruitmen pegawai

5) Kelembagaan

Pemberdayaan kelompk, pembinaan dan pendampingan

6) Penurunan kualitas sumberdaya lahan dan air

a. Pembuatan bangunan konservasi tanah dan air, penghijauan

lingkungan

b. Reklamasi lahan sawah dengan penambahan bahan organik

7) Anomali iklim, bencana, serangan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT)

Antisipasi, mitigasi bencana alam dan pengendalian OPT

8) Rendahnya posisi tawar (pemasaran)

Pembentukan koperasi tani, Kelompok Usaha Bersama (KUB),

menjalin kemitraan, promosi produk pertanian.

9) Fluktuasi harga komoditas pertanian

a. Pembuatan gudang untuk menyimpan hasil pertanian

b. Pelaksanaan tunda jual

c. Pengolahan hasil pertanian

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

83

10) Akses permodalan

a. Upaya peluncuran kredit program (tanpa agunan)

b. Sosialisasi kredit program

c. Kemitraan

d. Bantuan dana CSR dari BUMN

2). Urusan Kehutanan

a. Capaian sasaran urusan yang ditargetkan Tahun 2011-2015 pada

RPJMD Perubahan tahun 2011-2016

1. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Kehutanan

Urusan kehutanan terdiri dari 2 indikator yaitu Produksi Kayu Bulat

dan Luas Lahan Kritis. Capaian indikator kinerja utama Tahun 2011-

2015 disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian dan

Kehutanan (Urusan Kehutanan) Tahun 2011-2015

No Indikator Satuan

Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

1. Produksi

Kayu

Bulat

m3 47.320,80 44.196,08 42.516,02 43.300,00

45.305,00

2. Luas

Lahan

Kritis

Ha 5.605,31 5.448,35 5.257,00 5.107,52

5.013,00

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa produksi kayu bulat cenderung menurun

dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 kemudian naik lagi selama 2

tahun terakhir. Penurunan produksi kayu bulat dari tahun 2011 sampai

dengan tahun 2013 disebabkan oleh Penurunan produksi kayu bulat secara

total untuk semua komoditas disebabkan karena pelaksanaan pembangunan

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

84

kehutanan semata-mata tidak hanya berorientasi ekonomi, akan tetapi juga

diarahkan sebagai upaya konservasi. Penurunan produksi kayu bulat juga

disebabkan oleh adanya peningkatan kesadaran masyarakat serta perbaikan

manajemen pengelolaan hutan rakyat dimana orientasi “tebang butuh” sudah

mulai bergeser kepada “tebang pilih”. Dalam hal ini penebangan dilakukan

secara selektif untuk tanaman kayu dengan diameter minimal 30 cm.

Kegiatan sertifikasi hutan rakyat yang mulai berkembang di Kabupaten

Kulon Progo dengan lokasi di Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Kalibawang,

Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Kokap dan Kecamatan Pengasih juga

berkontribusi dalam hal pengendalian penebangan kayu sehingga untuk

pengelolaan hutan rakyat lebih memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian.

Peningkatan produksi kayu bulat dari tahun 2013 sampai dengan tahun

2015 disebabkan oleh keberhasilan penanaman tanaman kehutanan. Dalam

hal ini produksi kayu bulat yang merupakan tujuan ekonomis dapat tercapai

tanpa mengesampingkan tujuan konservasi dengan pengendalian melalui

perhitungan etat tebang. Produksi kayu bulat Kabupaten Kulon Progo Tahun

2011 -2015 selengkapnya disajikan pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Produksi Kayu Bulat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2015

No. Jenis Kayu Produksi (m3)

2011 2012 2013 2014 2015

1. Jati 30.734,10 28.692,75 25.073,27 28.057,38 28.558,63

2. Mahoni 6.732,72 6.632,72 6.309,47 6.054,42 6.254,94

3. Sonokeling 2.571,03 3.533,57 4.028,69 3.084,78 3.279,04

4. Akasia 481,48 482,47 672,59 638,78 745,28

5. Sengon 5.359,59 3.876,90 3.861,87 4.227,94 4.937,42

6. Rimba lain 1.441,91 977,67 2.570,13 1.236,70 1.529,69

Jumlah 47.320,80 44.196,08 42.516,02 43.300,00 45.305,00

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015

Tabel 3.7 menunjukkan bahwa produksi kayu bulat tahun 2011

sampai 2015 di Kabupaten Kulon Progo mengalami fluktuasi baik secara

keseluruhan maupun untuk masing-masing komoditas. Secara

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

85

keseluruhan produksi kayu bulat menurun selama kurun waktu tahun 2011

sampai dengan 2013 kemudian naik lagi selama 2 tahun terakhir.

Komoditas kehutanan yang fluktuasi produksinya relatif kecil adalah

Mahoni. Semuan komoditas kehutanan mengalami peningkatan produksi

pada tahun 2015.

Lahan Kritis mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir yaitu

seluas 5.605,31 Ha pada tahun 2011 menjadi 5.013,00 Ha pada tahun

2015. Penurunan luas lahan kritis seluas 592,31 tersebut merupakan

keberhasilan program dan kegiatan dalam urusan kehutanan yang

dilaksanakan sebagai upaya memberdayakan kelompok tani dalam

pengelolaan hutan dan lahan.

Lahan kritis di Kabupaten Kulon Progo tersebar di 12 kecamatan.

Kondisi tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 selengkapnya disajikan pada

tabel 3.8.

Tabel 3.8 Luas Lahan Kritis Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2015

No

Kecamatan Luas Lahan Kritis (ha)

2011 2012 2013 2014 2015

1. Temon 791,5 775,75 756,56 743,38 735,09

2. Wates 319 312 296,87 292,64 289,87

3. Panjatan 680 672 663,5 655,45 650,38

4. Galur 749,56 737,15 727,45 704,50 690,06

5. Lendah 180,65 176,75 170,75 168,27 166,75

6. Sentolo 490,63 479,3 471,67 461,36 454,87

7. Pengasih 280,3 272,95 267,72 256,75 249,85

8. Kokap 220 213 197,12 185,68 178,48

9. Nanggulan 134,8 127,5 118,5 107,56 100,78

10 Girimulyo 515,3 499,3 484,96 470,35 461,16

11 Samigaluh 552,43 507,45 478 460,01 448,69

12 Kalibawang 691,14 675,2 623,9 601,57 587,52

Jumlah 5.605,31 5.448,35 5.257,00 5.107,52 5.013,00

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

86

2. Indikator Kinerja Program

Indikator kinerja program urusan Kehutanan terdiri dari 2 (dua)

indikator. Cakupan peningkatan produksi hasil hutan merupakan indikator

dari program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan sedangkan

Cakupan rehabilitasi hutan dan lahan merupakan indikator dari program

Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

Capaian indikator kinerja program urusan kehutanan Tahun 2011-

2015 selengkapnya disajikan pada Tabel 3.9

Tabel 3.9 Capaian Indikator Kinerja Program Dinas Pertanian dan Kehutanan

(Urusan Kehutanan) Tahun 2011-2015

No Indikator Satuan Capaian

2011 2012 2013 2014 2015

1. Cakupan peningkatan produksi hasil hutan

% 99,65 102,59 91,89 93,66 96,74

2. Cakupan rehabilitasi hutan dan lahan

% 89,83 92,28 95,76 97,81 99,30

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015

Indikator Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan yaitu

Cakupan peningkatan produksi hasil hutan capaiannya berfluktuasi dari

tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa

capaian pada tahun 2011 adalah 99,65% dan meningkat pada tahun 2012

menjadi 102,59%. Capaian pada tahun 2013 turun menjadi 91,89% dan

selanjutnya naik lagi selama 2 tahun terakhir dengan capaian 96,74%

pada tahun 2015.

Indikator cakupan peningkatan produksi hasil hutan ini

diperhitungkan melalui produksi kayu bulat dan produksi kayu olahan.

Adanya fluktuasi dalam hal produksi kayu bulat dan produksi kayu olahan

sangat menentukan capaian Program Pemanfaatan Potensi Sumber daya

Hutan.

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

87

Fluktuasi produksi kayu bulat dipengaruhi oleh beberapa hal

seperti diuraikan di atas, sedangkan produksi kayu olahan dipengaruhi

oleh berkembangnya pelaku usaha kehutanan kayu (industri primer

hasil hutan kayu). Selain hal tersebut, ketersediaan bahan baku kayu

bulat yang cukup berkontribusi terhadap peningkatan produksi kayu

olahan.

Produksi kayu olahan primer Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-

2015 selengkapnya disajikan pada tabel 3.10

Tabel 3.10 Produksi Kayu Olahan Primer Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2011-2015

No. Jenis Kayu Produksi (m3)

2011 2012 2013 2014 2015

1. Jati 242,62 997,61 241,79 223,00 1.068,30

2. Mahoni 49,68 774,54 52,56 46,64 267,03

3. Sonokeling 43,76 178,19 92,28 99,68 267,37

4. Sengon 2280,38 919,41 1.922,13 1.876,56 693,09

5. Akasia - - - - 158,60

6. Rimba lain 94,75 180,15 255,24 369,67 213,74

Jumlah 2.711,19 3.049,90 2.564,00 2.615,55 2.668,13

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015

Indikator program Rehabilitasi Hutan dan Lahan yaitu cakupan

rehabilitasi hutan dan lahan capaiannya meningkat dari tahun 2011 sampai

dengan tahun 2015. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa capaian pada tahun

2011 adalah 89,83% dan meningkat setiap tahun dengan capaian pada

tahun 2015 sebesar 99,30%.

Indikator cakupan rehabilitasi hutan dan lahan ini diperhitungkan

melalui luas lahan kritis dan luas hutan rakyat. Penurunan luas lahan kritis

dan peningkatan luas hutan rakyat berkontribusi pada peningkatan

capaian indikator program selama 5 tahun terakhir. Penurunan luas lahan

kritis dipengaruhi oleh keberhasilan kegiatan konservasi dan rehabilitasi

baik berupa kegiatan vegetatif (penanaman) dan kegiatan sipil teknis

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

88

(Pembuatan bangunan konservasi tanah dan air), sedangkan peningkatan

luas hutan rakyat dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang tinggi akan

pentingnya kegiatan konservasi hutan dan lahan melalui penanaman

tanaman kehutanan. Kegiatan penanaman tanaman kehutanan yang

dilaksanakan sebagian besar merupakan kegiatan pengkayaan sehingga

sifatnya lebih pada penambahan populasi di satuan luas hutan rakyat yang

sudah ada. Luas hutan rakyat dan Populasi tanaman kehutanan

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015

selengkapnya disajikan pada tabel 3.11 dan Tabel 3.12.

Tabel 3.11 Luas Hutan Rakyat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2015

No. Kecamatan

Luas Hutan Rakyat (ha)

2011 2012 2013 2014 2015

1. Temon 804,25 807,15 810,50 811,50 812,72

2. Wates 186,9 189,3 190,00 191,89 193,04

3. Panjatan 669,5 681,4 688,40 690,57 692,58

4. Galur 310 313,75 317,50 319,76 321,91

5. Lendah 590 594,4 594,40 597,75 600,99

6. Sentolo 997,55 1010 1.013,00 1.017,68 1.021,93

7. Pengasih 1589,5 1.618,5 1.688,50 1.707,67 1.727,83

8. Kokap 4447,31 4.515,31 4.742,10 4.801,29 4.860,50

9. Nanggulan 470 475 477,00 480,45 484,05

10. Girimulyo 3245 3.287 3.407,00 3.447,44 3.490,66

11. Samigaluh 3870 3.980 4.090,00 4.108,23 4.127,35

12. Kalibawang 2020,26 2.075,5 2.159,29 2.218,07 2.274,85

Jumlah 19.200,27 19.547,31 20.177,69 20.392,30 20.608,41

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

89

Tabel 3.12 Populasi Tanaman Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2015

No. Jenis kayu Populasi (batang)

2011 2012 2013 2014 2015

1. Jati 2.965.133 3.013.597 3.167.739 3.368.513 3.493.573

2. Mahoni 2.662.354 2.702.797 2.768.244 2.844.391 2.865.130

3. Sonokeling 854.046 860.521 888.674 948.739 957.747

4. Akasia 1.296.855 1.313.123 1.340.646 1.395.273 1.414.791

5. Sengon 2.213.559 2.685.476 2.819.610 3.185.542 3.292.107

6. Rimba lain 2.894.061 2.909.698 2.917.909 3.108.420 3.137.934

Jumlah 12.886.008 13.485.212 13.902.822 14.850.878 15.161.283

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2015

b. Prestasi Penyelenggaraan Urusan Kehutanan Tahun 2011-2015

1. Tahun 2011

1) Juara I Tingkat Nasional Lomba PKA Wana Lestari Katagori

Kelompok Tani Hutan/Kelompok Tani Penghijauan diraih oleh

KTH Menoreh Subur, Kayu Gede, Gerbosari, Samigaluh

2) Juara II Tingkat Nasional Lomba PKA Wana Lestari Katagori

Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) diraih oleh

Sugiyo , Anjir, Hargorejo, Kokap

3) Juara Harapan II Tingkat Nasional Lomba PKA Wana Lestari

Katagori Kontes Pohon Sengon diraih oleh Agus Wibowo,

Penggung, Hargorejo, Kokap

4) Juara Harapan II Tingkat Nasional Lomba PKA Wana Lestari

Katagori Penyuluh Kehutanan Lapangan diraih oleh Murni, BP3K

Samigaluh

2. Tahun 2012

1) Pemecahan Rekor MURI Penanaman Sengon Laut sebanyak

300.000 batang dalam 1 hari pada tanggal 28 November 2012.

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

90

2) Juara I Tingkat Propinsi Lomba OBIT Tahun 2012

3. Tahun 2013

1) Juara I Tingkat Propinsi DIY Katagori Kelompok Tani

Penghijauan dalam Lomba PKAN diraih oleh KTH Manunggal

Karyo, Waru X, Banjarsari, Samigaluh

2) Juara II Tingkat Nasional Katagori Kelompok Tani Penghijauan

dalam Lomba PKAN diraih oleh KTH Manunggal Karyo, Waru

X, Banjarsari, Samigaluh

3) Juara I Lomba OBIT Tingkat Propinsi DIY

4) Juara I Lomba KBR Tingkat Propinsi DIY, diraih oleh KT

Sejahtera, Clapar, Hargowilis, Kokap.

5) Juara I Lomba CSR Peduli Kehutanan Tingkat Propinsi DIY

4. Tahun 2014

1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba OBIT Tingkat DIY

Katagori Kelompok Tani Peduli Lingkungan, diraih oleh KT

Wanatirta, Pasir mendit, Jangkaran, Temon.

2) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba Wana Lestari Tingkat

DIY Katagori Penyuluh Kehutanan, diraih oleh Sdr. Puniman,

A.Md, Penyuluh Kehutanan Kecamatan Kokap

3) Juara I Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori

Kelompok Tani Penghijauan, diraih oleh KT Sembodo,

Hargowilis, Kokap

4) Juara I Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori

Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), diraih oleh SDN

Kalimenur, Sukoreno, Sentolo

5) Juara I Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori

Hutan Kemasyarakatan, diraih oleh Kelompok Hutan

Kemasyarakatan (HKm) Desa Hargowilis, Kokap

6) Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori

Penyuluh Kehutanan, diraih oleh Sdr. Puniman, A.Md,

Penyuluh Kehutanan Kecamatan Kokap

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

91

7) Peringkat 10 besar Nasional dalam Lomba Wana Lestari

Katagori Kader Konservasi Alam, diraih oleh Sdr Suwito KT

Wanatirta, Jangkaran, Temon

5. Tahun 2015

1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba Wana Lestari Tingkat

DIY Katagori Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM),

diraih oleh SD Negeri Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo

2) Juara I Tingkat Propinsi DIY dalam Lomba Wana Lestari

Katagori Kelompok Tani Penghijauan, diraih oleh KT Sido Dadi,

Karangasem, Sidomulyo, Pengasih

3) Juara II Tingkat Propinsi DIY dalam Lomba Kebun Bibit Rakyat

(KBR), diraih oleh KT Rukun Makaryo, Girinyono, Sendangsari,

Pengasih

4) Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori

Kelompok Tani Penghijauan , diraih oleh KT Sido Dadi,

Karangasem, Sidomulyo, Pengasih.

5) Peringkat 10 besar Nasional dalam Lomba Wana Lestari

Katagori Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), diraih

oleh SD Negeri Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo

c. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan dan Solusi dalam urusan Kehutanan relatif sama selama

kurun waktu Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 yaitu :

Permasalahan

1) Kondisi topografi dan geografi pada sebagian wilayah Kabupaten Kulon

Progo memiliki potensi sebagai lahan kritis yang relatif tinggi (faktor alam

kemiringan lahan).

2) Pengelolaan hutan rakyat sebagian besar masih dilakukan secara

konvensional, belum terorganisir dengan baik.

Laporan Tahunan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

92

Solusi

1) Gerakan penanaman pohon (satu juta pohon hidup pertahun) dan

pembangunan sipil teknis pada wilayah-wilayah yang berpotensi menjadi

lahan kritis.

2) Pembinaan secara berkelanjutan dan pengorganisasian yang lebih baik

dalam pengelolaan hutan rakyat dan pengembangan sertifikasi hutan

rakyat.