Upload
duongcong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
26 Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen atau
eksperimen semu. “Tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat
dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan
dan/atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan” (Arifin,
2011:74). Penelitian yang dilakukan yaitu mengenai penerapan model
pembelajaran ARIAS berbantuan multimedia interaktif terhadap peningkatan
kemampuan aplikasi pada mata pelajaran TIK SMA. Penelitian ini dilakukan
untuk melihat apakah model pembelajaran ARIAS berbantuan multimedia
interaktif dapat meningkatkan kemampuan aplikasi siswa pada mata pelajaran
TIK SMA dan apakah model pembelajaran ARIAS berbantuan multimedia
interaktif lebih baik dalam meningkatkan kemampuan aplikasi siswa daripada
pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK SMA.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Non-equivalent Control
Group Design. Adapun secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut :
O1 X O2
O1 - O2
(Sugiyono, 2012:116)
Keterangan :
O1 : Pretest (tes awal)
O2 : Post-test (tes akhir)
X : Perlakuan (Treatment) terhadap kelompok eksperimen berupa
pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS
berbantuan multimedia interaktif.
- : Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran
konvensional (model pembelajaran langsung dan praktik
berbantuan multimedia interaktif).
27
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini mengambil populasi siswa kelas XI SMA.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling. Sampel dalam penelitian ini diambil dari berdasarkan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan terkait dengan pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk dalam kelas reguler.
Pemilihan sampel ini tidak lepas dari informasi dan rekomendasi dari guru
TIK di sekolah yang bersangkutan. Adapun sampel yang diambil dalam
penelitian ini yaitu 2 kelas, kelas XI IPA 2 sebagai kelompok eksperimen
yang akan diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran ARIAS
berbantuan multimedia interaktif dan kelas XI IPA 1 sebagai kelompok
kontrol yang akan diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran
konvensional.
D. Prosedur Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, perlu disusun
prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penetapan jadwal penelitian,
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
penelitian antara lain :
a. Memilih masalah.
b. Studi pendahuluan.
c. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian.
d. Menentukan dan menyusun instrumen dimulai dengan
mempersiapkan dan memahami perangkat pembelajaran mulai dari
silabus, rencana pembelajaran, bahan ajar, pengembangan
multimedia interaktif, format penilaian, menentukan populasi dan
sampel, menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
28
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Judgement instrumen.
f. Uji coba instrumen.
g. Analisis uji coba instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilaksanakan pada proses pembelajaran. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain :
a. Melakukan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Memberikan perlakuan (treatment) berupa pembelajaran pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok
eksperimen pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
model pembelajaran ARIAS berbantuan multimedia interaktif,
sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional (model pembelajaran langsung dan praktik
berbantuan multimedia interaktif).
c. Melakukan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.
3. Tahap analisis data
a. Mengolah hasil data.
b. Menganalisis hasil data
c. Membandingkan hasil tes kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
d. Menarik kesimpulan.
Prosedur penelitian dapat digambarkan dalam bagan alur kegiatan
penelitian berikut :
29
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Memilih Masalah
Studi Pendahuluan
Merumuskan Masalah dan Tujuan
Penelitian
Menentukan dan Menyusun
Instrumen
Judgement Instrumen
Uji Coba Instrumen
Analisis Uji Coba Instrumen
Tes Awal (Pretest)
Perlakuan/Treatment (Model
Pembelajaran ARIAS)Perlakuan/Treatment
(Pembelajaran Konvensional)
Tes Akhir (Posttest)
Pengolahan dan Analisis Data
Menarik Kesimpulan
Tes Awal (Pretest)
Tes Akhir (Posttest)
Gambar 3.1
Alur kegiatan penelitian
E. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan
maka dibutuhkan beberapa instrumen penelitian yaitu tes dan non-tes. Tes
memiliki sifat mengukur, sedangkan non-tes memiliki sifat menghimpun. Tes
yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian
tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Jenis tes yang akan
diberikan kepada responden adalah tes kemampuan yang tertulis yaitu tes
30
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
objektif (objective) dan tes essay. Tes kemampuan ini dipergunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam kemampuan aplikasi.
Instrumen penelitian non-tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa
angket (questioner). Menurut Arifin (2011:228), “angket adalah instrumen
penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk
menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas
sesuai dengan pendapatnya.” Angket yang akan diberikan kepada responden
tersebut mengenai penerapan model pembelajaran ARIAS berbantuan
multimedia dan untuk mengetahui respon responden terhadap model
pembelajaran tersebut.
Selain tes dan non-tes, instrumen penelitian yang dibutuhkan adalah
penguasaan bahan ajar dan penguasaan metode serta strategi pembelajaran.
Indikator penguasaan bahan ajar yaitu membuat silabus mata pelajaran,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan materi pelajaran atau bahan
ajar. Indikator penguasaan metode serta strategi pembelajaran meliputi
melakukan penilaian kemampuan awal, mengembangkan model
pembelajaran, dan mengembangkan media untuk belajar yakni multimedia
interaktif.
Suatu multimedia interaktif yang dikembangkan harus memenuhi
beberapa kriteria. Thorn dalam Munir (2009:219-220) mengajukan enam
kriteria untuk menilai miltimedia interaktif, yaitu :
1. Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah CD
interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga mahasiswa
dapat memperlajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks
tentang media.
2. Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. Dalam arti adanya kandungan
pengetahuan yang jelas.
3. Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, yang digunakan untuk
menilai isi dan program CD interaktif itu sendiri
31
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Kriteria keempat adalah integrasi media, dimana media harus
mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.
5. Kriteria kelima adalah artistik dan estetika. Untuk menarik minat belajar,
maka program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika
yang baik.
6. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan, dengan
kata lain program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran
yang diinginkan oleh peserta belajar.
Newby dalam Munir (2009:220), menggambarkan proses
pengembangan suatu instructional media berbasis multimedia dilakukan
dalam empat tahapan dasar, yaitu :
1. Planning, berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan
kurikulum dan tujuan (instructional).
2. Instructional design, perencanaan direalisasikan dalam bentuk
rancangan.
3. Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk
purwarupa.
4. test, purwarupa yang dihasilkan kemudian diujicoba, ujicoba dilakukan
untuk menguji reliabilitas, validitas dan objektifitas media.
Planning
Instructional
Design
Prototype
Test
32
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2
Tahapan pengembangan pembelajaran multimedia interaktif
Tahapan perencanaan terdiri atas:
Penentuan tujuan pembelajaran
Membuat profil pengguna
Menentukan data
Menentukan biaya dan waktu
Tahapan desain instruksional, terdiri atas:
Perencanaan pembelajaran
Desain peta pembelajaran
Pengumpulan isi (content)
Storyboard dan penulis
Tahapan prototype, terdiri atas:
Antarmuka pengguna (user interface)
Navigasi
Pertemuan 1,2,3 dan seterusnya
Langkah-langkah yang digambarkan oleh Newbi di atas, kemudian
dikembangkan oleh Tropin dalam Munir (2009:221-222) bentuk proses
perancangan multimedia, sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Proses perancangan multimedia
PROSES PERANCANGAN MULTIMEDIA
Stage (Issues and Decisions) Instructional Design Role
1. Analysis: Context vs. Content
a. Curriculum
b. Content
c. Performance objectives
d. Learning objectives
e. Environment
Diagnostic
(team resource)
2. Technology Selection Consulting (team resource)
33
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Development Strategy and
Process
Strategic
(active team role)
4. Design/Build/Test Design & Develop (major team role)
34
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Analisis
Dalam tahapan ini, pemilihan kurikulum, menjadi gerak awal dari
serangkaian proses berikutnya. Bagian mana dari kurikulum tersebut
yang berpeluang untuk dikembangkan dengan teknologi multimedia.
Teknologi multimedia ini akan memberikan dampak bagi kurikulum.
Oleh karena itu seorang instructional designer harus melakukan diagnosa
pada bagian dari isi kurikulum yang sebaiknya disentuh oleh multimedia,
tujuan pembelajaran apa yang akan dicapai dan bagaimana
perbandingannya dengan format konvensional.
2. Pemilihan Teknologi
Pada tahapan ini, ditentukan teknologi apa yang akan digunakan
untuk merelasasikan analisis kurikulum yang telah dilakukan. Pemilihan
produk ini, khususnya dilakukan untuk menentukan :
a. Antarmuka pengguna (the user interface)
b. Kapabilitas sistem (system capabilities)
b. Bagaimana pengguna (learners) menggunakan dan belajar
melakukan navigasi system
a. Bagaimana elemen-elemen program dan interaktivitas umum
diintegrasikan, dengan link-link yang baik.
b. Aturan-atruran fasilitator, latihan, dukungan teknis dan
adminitratornya
c. Penggunaan grafik
d. Penggunaan audio dan video
Disamping itu, pemilihan teknologi hardware dan software akan
menentukan strategi belajar apa yang bisa dan tidak bisa digunakan. Oleh
karena itu seorang instructional designer harus menetukan semuanya itu
berdasarkan isi dan target audien yang akan menggunakannya.
3. Strategi Pengembangan dan Proses
Berbagai tahapan pengembangan dan uji akhir terhadap audiens
merupakan kebutuhan utama dalam pengembangan multimedia. Stretegi
35
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ini tidak hanya berhubungan dengan bagian teknologi mana yang akan
diuji, tetapi juga berhubungan dengan bagianperancangan yang akan diuji
sebelum pengembangan utuh dilakukan.
4. Design/build/test
Pada bagian ini, merupakan bagian proses yang sebagain besarnya
dilakukan di laboratoriumm. Dalam proses ini project leader harus
mengetahui bagaimana hubungan kontribusi masing-masing anggota
dalam memproduksi suatu program jadi. Umumnya instructional
designer merupakan suatu tim, yang menjamin integritas isi media dan
keteraksesan program oleh pengguna (learner).
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebuah instrumen tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur
apabila tes tersebut memenuhi beberapa persyaratan dengan melalui beberapa
tahap pengujian. Adapun tahap pengujian tersebut adalah validitas dan
reliabilitas. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.
a. Validitas
Menurut Sugiyono (2012:182), “untuk validitas yang berbentuk tes,
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan”. Pengujian
validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
Product Moment dengan angka kasar, yakni:
rXY = NXY− X (Y)
{NX2− X)2 {NY2− Y)2 ( 3.1)
(Arikunto, 2012:87)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variebel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan
N = jumlah peserta tes
X = skor setiap item
Y = skor total
36
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun kriteria validitas isi ini, yaitu :
37
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Kriteria koefisien validitas butir soal
Nilai Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2012:89)
b. Reliabilitas
Reliabel atau biasa disebut reliabilitas adalah indeks yang
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap” (Arikunto, 2012:100). Untuk mengetahui reliabilitas instrumen,
digunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson (K-R.20)
untuk soal pilihan ganda atau soal objektif dan korelasi Alfa Cronbach
untuk soal essay atau uraian. Hal ini dikemukakan oleh Sugiyono
(2012:360) bahwa “jika skor yang digunakan dalam instrumen pilihan
ganda atau soal objektif menghasilkan skor dikotomi (1 dan 0) , maka
reliabilitas instrumen dapat dianalisis dengan rumus K-R.20”. Untuk
jenis data interval atau essay pengujian reliabilitas instrumen dapat
dianalisis dengan teknik Alfa Cronbach.
Rumus K-R.20 untuk pengujian reliabilitas instrumen soal pilihan
ganda atau soal objektif adalah sebagai berikut :
𝑟𝑖 =𝑘
𝑘−1 𝑠𝑡
2− 𝑝𝑖𝑞𝑖
𝑠𝑡2 (3.2)
(Sugiyono, 2012:359)
Keterangan :
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada item 1
qi = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
𝑝𝑖𝑞𝑖= jumlah hasil perkalian antara pi dan qi
38
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
k = jumlah item dalam instrumen
𝑠𝑡2 = varians total
dimana, varians total :
𝑠𝑡2 =
𝑥𝑡2
𝑛 (3.3)
𝑥𝑡2 = 𝑋𝑡
2 − 𝑋𝑡
2
𝑛 (3.4)
(Sugiyono, 2012:361)
Keterangan :
𝑋𝑡 = jumlah nilai benar tiap responden
n = jumlah responden
Rumus korelasi Alfa Cronbach untuk pengujian reliabilitas
instrumen soal essay atau uraian adalah sebagai berikut :
𝑟𝑖 =𝑘
(𝑘−1) 1 −
𝑠𝑖2
𝑠𝑡2 (3.5)
(Sugiyono, 2012:365)
Keterangan :
k = banyaknya item soal
𝑠𝑖2 = jumlah varians skor tiap-tiap item
𝑠𝑡2 = varians total
dimana, rumus untuk varians total dan varians item:
𝑠𝑡2 =
𝑥𝑡2
𝑛−
𝑥𝑡 2
𝑛2 (3.6)
𝑠𝑖2 =
𝐽𝐾 𝑖
𝑛−
𝐽𝐾𝑠
𝑛2 (3.7)
(Sugiyono, 2012:365)
Keterangan :
𝑥𝑡 = jumlah nilai benar tiap responden
n = jumlah responden
JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs = jumlah kuadrat subjek
Adapun klasifikasi reliabilitas ini, yaitu :
39
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.3
Klasifikasi reliabilitas
Nilai Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2012:89)
c. Taraf Kesukaran
Salah satu analisis soal yang dapat membuktikan bahwa sebuah
soal dapat dikatakan baik atau tidak adalah dengan menggunakan taraf
kesukaran. Menurut Arikunto (2012 : 222), “soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba
lagi karena di luar jangkauannya.
Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks
kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Menurut ketentuan yang
sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikan sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kriteria taraf kesukaran
Taraf Kesukaran (P) Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto,2012:225)
40
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun rumus untuk mencari taraf kesukaran soal pilihan ganda
yaitu :
𝑃 = 𝐵
𝐽𝑆 (3.8)
(Arikunto,2012:223)
Keterangan :
P = indeks kesukaran butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Sedangkan rumus untuk mencari taraf kesukaran soal essay atau
uraian yaitu (Arifin, 2012:135) :
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙 (3.9)
Dimana,
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 (3.10)
d. Daya pembeda
Salah satu analisis soal lain yang dapat membuktikan bahwa
sebuah soal dapat dikatakan baik atau tidak adalah dengan menggunakan
daya pembeda. “Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal
untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi
dengan siswa yang bodoh atau berkemampuan rendah”
(Arikunto,2012:226).
Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya
pembeda) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Namun, pada indeks
diskriminasi terdapat tanda negatif (-).
Dalam menghitung daya pembeda ini, siswa dikelompokan menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah
(lower group).
Adapun rumus untuk mencari indeks daya pembeda soal pilihan
ganda yaitu :
𝐷 = 𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 (3.11)
(Arikunto,2012:228)
41
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Sedangkan rumus untuk mencari indeks daya pembeda soal essay
atau uraian yaitu :
𝐷𝑃 =𝑋𝐾𝐴−𝑋𝐾𝐵
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠 (3.12)
(Arifin, 2012:133)
Keterangan :
DP = daya pembeda
𝑋𝐾𝐴 = rata-rata kelompok atas
𝑋𝐾𝐵 = rata-rata kelompok bawah
Skor Maks = skor maksimum
Nilai daya pembeda ditafsirkan berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Kriteria daya pembeda
Daya Pembeda (D) Kriteria
0,00 – 0,20 Buruk (poor)
0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,41 – 0,70 Baik (good)
0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)
(Arikunto,2012:232)
G. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian. Analisis data pada penelitian ini dimaksudkan untuk
menjawab permasalahan dalam rangka merumuskan kesimpulan. Analisis
42
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
data yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Teknik
analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif yakni
dengan menggunakan statistik. Data yang diolah merupakan data hasil pretest
dan posttest. Adapun prosedur analisis dari setiap data adalah sebagai berikut:
1. Penskoran
Pemberian skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan
metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu (1), jawaban
salah diberi skor nol (0), dan satu butir soal yang tidak dijawab diberi
skor nol (0). Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah
jawaban yang benar, berikut rumus yang digunakan untuk menghitung
pemberian skor:
S = R (3.13)
(Arikunto, 2012:188)
dimana :
S = skor siswa
R = jawaban siswa yang benar
Adapun pemberian skor untuk soal essay yaitu setiap soal diberi
skor maksimal empat (4). Proses penskoran ini dilakukan baik terhadap
pretest maupun posttest.
2. Pengolahan data skor hasil pretest dan posttest
a. Menghitung rata-rata hitung
Setelah data skor pretest dan posttest diperoleh, kemudian
dihitung rata-rata masing-masing data skor pretest dan posttest
tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑥 = 𝑥𝑖
𝑛 (3.14)
(Sudjana, 1996:67)
Ketarangan :
𝑥 = rata-rata
∑xi = jumlah total nilai data
n = jumlah sampel
b. Menentukan varians dengan menggunakan rumus berikut :
𝑠2 = (𝑥𝑖−𝑥)2
𝑛−1 (3.15)
43
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Sudjana, 1996:93)
Sedangkan untuk mencari simpangan baku (s), dari (s2) diambil
harga akarnya yang positif.
Keterangan :
s2 = varians
s = simpangan baku
n = jumlah sampel (𝑥𝑖 − 𝑥)2 = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan pada skor pretest dan posttest.
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan uji statistik yang akan
digunakan selanjutnya. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan SPSS 16.0. Cara yang digunakan untuk
mengeksplorasi uji normalitas pada penelitian ini adalah uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov. Menurut Nugroho (2005:107), “uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk membantu peneliti
dalam menentukan distribusi normal dengan jumlah data penelitian
yang sangat sedikit (kurang dati 30)”. Adapun rumus uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov adalah :
𝐷 = 𝑠𝑢𝑝 𝐹𝑛 𝑧 − 𝛷(𝑧) ,−∞ ≤ 𝑧 ≤ ∞ (3.16)
dimana, 𝐹𝑛(𝑧) adalah fungsi distribusi empiris, yakni 𝐹𝑛 𝑧 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑧(𝑘) ≤ 𝑧 /𝑛 untuk setiap z, sedangkan 𝛷(𝑧) adalah
fungsi distribusi komulatif normal baku dan 𝑧(𝑘) = 𝑥(𝑘) − 𝑥 /𝑠, s =
simpangan baku sampel.
(Uyanto, 2009:54)
d. Uji-t Dua Sampel Independen
Uji-t dua sampel independen ini dilakukan jika data
berdistribusi normal. Pada uji-t dua sampel independen ini,
digunakan pula SPSS 16.0 melakukan uji hipotesis Lavene’s Test
untuk mengetahui apakah asumsi kedua varians sama besar
terpenuhi (homogen) atau tidak terpenuhi (tidak homogen), seperti
44
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang dikemukakan oleh Uyanto (2009:161) “Uji Lavene (Lavenes’s
test) atau lengkapnya Uji Lavene Untuk Kesamaan Ragam (Lavene
Test for Equality of Variances) digunakan untuk menguji apakah
sampel sebanyak k memiliki variance yang sama”. Dalam pengujian
hipotesis, kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
Jika P-value < α = 0.05 maka H0 ditolak
Jika P-value α = 0.05 maka H0 diterima
Adapun rumus uji Lavene yaitu :
𝑊 = 𝑁−𝑘 𝑁𝑖 𝑍𝑖−𝑍
2𝑘𝑖=1
𝑘−1 𝑍𝑖𝑗−𝑍𝑖 2𝑁𝑖
𝑗=1𝑘𝑖=1
(3.17)
(Uyanto, 2009:161-162)
Keterangan :
Zij = 𝑌𝑖𝑗 − 𝑌𝑖
𝑍𝑖 = purata (mean) group ke-i
𝑍 = purata (mean) keseluruhan data
N = besar sampel
k = jumlah subgroup
H0 ditolak bila W > Fα,k-1,N-k
Terdapat dua rumus untuk uji-t dua sampel independen :
Jika asumsi kedua varians sama besar (equal variances
assumed), maka rumus uji-t dua sampel independen adalah :
𝑡 = 𝑥− 𝑦
𝑠 1
𝑛𝑥+
1
𝑛𝑦
(3.18)
dengan derajat kebebasan : 𝑛𝑥 + 𝑛𝑦 − 2
𝑠 = 𝑛𝑥−1 𝑠𝑥
2+ 𝑛𝑦−1 𝑠𝑦2
𝑛𝑥+𝑛𝑦−2 (3.19)
(Uyanto, 2009:160-161)
Keterangan :
𝑛𝑥= besar sampel pertama
𝑛𝑦= besar sampel kedua
𝑥 = rata-rata sampel pertama
𝑦 = rata-rata sampel kedua
𝑠𝑥2 = varians sampel pertama
45
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
𝑠𝑦2 = varians sampel kedua
46
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jika asumsi kedua varians tidak sama besar (equal variance
not assumed), maka rumus uji-t dua sampel independen
adalah:
𝑡 = 𝑥− 𝑦
𝑆𝑥
2
𝑛𝑥+𝑆𝑦
2
𝑛𝑦
(3.20)
dengan derajat kebebasan (degree of freedom):
𝜈 =
𝑆𝑥
2
𝑛𝑥 +
𝑆𝑦2
𝑛𝑦
2
𝑆𝑥
2𝑛𝑥
2
𝑛𝑥−1+
𝑆𝑦
2
𝑛𝑦
2
𝑛𝑦−1
(3.21)
(Uyanto, 2009:161)
Berikut kriteria pengambilan keputusan untuk menolak atau
tidak menolak H0 berdasarkan P-value :
Jika P-value > α = 0.05, maka H0 diterima.
Jika P-value < α = 0.05 maka H0 ditolak.
e. Uji Mann-Whitney
Jika data dari kedua atau salah satu kelompok tersebut tidak
berdistribusi normal, maka dilakukan uji non parametrik yakni uji
statistik Mann-Whitney atau sering disebut dengan nama U-test
(Rank Sums). Penggunaan uji statistik Mann-Whitney disebabkan
dua sampel tidak berhubungan (independent), seperti yang
dikemukakan oleh Reksoatmodjo (2007:153) bahwa “Jika analisis
perbedaan hendak dilakukan atas suatu data yang diperoleh dari dua
kelompok sampel yang berbeda, maka pengujian haruslah
menggunakan Mann-Whitney test”.
“Jika besar sampel yang diteliti lebih dari atau sama dengan
20, maka distribusi sampling U-nya mendekati distribusi normal”
(Soepeno, 2002:191). Untuk itu, rumus uji Mann-Whitney yang
digunakan adalah :
47
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
𝑧𝐻 = 𝑈−𝐸(𝑈)
(3.22)
dengan :
𝑈 = 𝑛1𝑛2 +𝑛1(𝑛1+1)
2− 𝑅1 (3.23)
𝐸 𝑈 =𝑛1 𝑛1+𝑛2 +1
2 (3.24)
= 𝑛1𝑛2(𝑛1+𝑛2−1)
12 (3.25)
(Uyanto, 2009:328-329)
Keterangan :
𝑅1= jumlah peringkat sampel pertama
𝑛1= jumlah sampel 1
𝑛2= jumlah sampel 2
Berikut kriteria pengambilan keputusan untuk menolak atau
tidak menolak H0 berdasarkan P-value :
Jika P-value > α = 0.05, maka H0 diterima.
Jika P-value < α = 0.05 maka H0 ditolak.
3. Analisis data indeks gain ternormalisasi
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan aplikasi siswa
melalui hasil belajar, maka digunakan gain ternormalisasi yaitu
menghitung selisih antara skor posttest dan skor pretest kemudian
dibagi dengan skor maksimum yang dikurangi skor pretest, atau
dengan rumus berikut (Wiyanto dalam Khanafiyah,2010) :
𝑔 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
100%−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 (3.26)
Untuk mengetahui apakah model pembelajaran ARIAS
berbantuan multimedia interaktif lebih baik dalam meningkatkan
kemampuan aplikasi siswa daripada pembelajaran konvensional
pada mata pelajaran TIK SMA, bandingkan nilai gain ternormalisasi
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
48
Nita Tursina Handayani, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Peningkatan Kemampuan Aplikasi pada Mata Pelajaran TIK SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun kriteria indeks gain ternormalisasi yaitu:
Tabel 3.6
Kriteria indeks gain ternormalisasi
Nilai g Interpretasi
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
4. Analisis data angket
Skala yang digunakan pada angket adalah skala sikap. Setiap
jawaban diberi bobot tertentu sesuai jawaban. Tiap item dibagi ke
dalam lima skala, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju. Untuk menghitung presentase jawaban
menggunakan rumus berikut :
𝑃 =𝑓
𝑛× 100% (3.26)
Keterangan :
P = persentase jawaban
f = frekuensi jawaban
n = banyaknya responden
Hasil dari perhitungan presentase jawaban, kemudian
ditafsirkan sesuai dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.7
Klasifikasi interpretasi perhitungan presentase angket
Besar Presentase Interpretasi
0 % Tidak ada
1 % - 25 % Sebagian kecil
26 % - 49 % Hampir setengahnya
50 % Setengahnya
51 % - 75 % Sebagian besar
76 % - 99 % Pada umunya
100 % Seluruhnya