53
A. Latar Belakang Perkembangan di bidang teknologi dan informasi saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, gaya hidup maupun cara berpikir. Media dan teknologi tidak hanya mengubah dunia kerja dan hiburan, namun seharusnya juga dunia pendidikan. Jika di rumah anak-anak telah menikmati media dan teknologi terutama untuk hiburan, dapatkah kita menghadirkan media dan teknologi di sekolah untuk proses pendidikan dan pengajaran? Oleh karena itu, pemanfaatan media teknologi harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Komputer sebagai salah satu bagian dari rekayasa teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Inovasi dan rekayasa hardware dan software telah 1

Pembelajaran berbantuan komputer

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembelajaran berbantuan komputer

A. Latar Belakang

Perkembangan di bidang teknologi dan informasi saat ini sangat pesat

dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala

aktivitas, kehidupan, cara kerja, gaya hidup maupun cara berpikir. Media dan

teknologi tidak hanya mengubah dunia kerja dan hiburan, namun seharusnya

juga dunia pendidikan. Jika di rumah anak-anak telah menikmati media dan

teknologi terutama untuk hiburan, dapatkah kita menghadirkan media dan

teknologi di sekolah untuk proses pendidikan dan pengajaran? Oleh karena

itu, pemanfaatan media teknologi harus diperkenalkan kepada siswa agar

mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk

bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta

berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Komputer sebagai salah satu bagian dari rekayasa teknologi

mengalami kemajuan yang sangat pesat. Inovasi dan rekayasa hardware dan

software telah menciptakan perubahan yang sangat pesat, misalnya komputer

generasi sekarang yang dilengkapi dengan hardware yang canggih dan

didukung oleh software yang canggih pula sehingga dapat melakukan

pekerjaan manusia jauh lebih cepat, sederhana dan akurat.

Sangat disadari bahwa banyak tafsiran yang dikemukakan orang

mengenai kualitas pendidikan, mulai dari persentase kelulusan suatu jenjang

sekolah sampai dengan dampak peran serta subyek didik lulusan sekolah

didalam kehidupan bermasyarakat dan pembangunan. Tentu saja, semua

gagasan tersebut mempunyai kebenaran. Akan tetapi, tidak semua

1

Page 2: Pembelajaran berbantuan komputer

memberikan acuan langsung untuk mengupayakan peningkatan kualitas

pendidikan, terutama peningkatan kualitas belajar-mengajar di sekolah.

Padahal kegiatan belajar-mengajar itulah yang merupakan titik temu

keberhasilan proses belajar subyek didik dalam menuai ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Pengertian kualitas belajar-mengajar, menggambarkan peran serta guru dan

subyek didik didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.

Sejauh ini, mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran

yang kurang diminati. Hal ini dapat dipahami karena mata pelajaran sains

fisika diajarkan materi yang tidak mudah dilihat atau diraba, tapi harus dinalar.

Oleh karena itu membutuhkan alat peraga atau demo untuk penerapannya.

Kehadiran komputer dapat membantu untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Komputer tidak hanya dapat digunakan sebagai pengolah kata,

pengolah data dan sebagai mesin untuk hiburan, namun peranan komputer

juga dapat digunakan sebagai alat bantu belajar. Sebagai alat bantu, komputer

sangat cocok digunakan untuk materi sains fisika yang memerlukan simulasi,

animasi dan visualisasi.

Sejak lama para pakar psikologi dan pendidikan telah

mengemukakan suatu model pengajaran yang membantu guru mengkaitkan isi

mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat

hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja. Salah satu peran

penting yang dimainkan media adalah menyediakan referent konkret dari

2

Page 3: Pembelajaran berbantuan komputer

suatu ide. Kata-kata tidak dapat dilihat, dan suara biasanya diterima apa

adanya. Namun, media adalah pengalaman ikonik, sehingga siswa mudah

mengaitkan materi pelajaran dengan ide-ide di otaknya. Media juga

memotivasi siswa dengan mengarahkan perhatiannya, mempertahankan

perhatian, dan menciptakan respon emosional. Selain itu media juga dapat

menyederhanakan informasi yang sulit dipahami.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

menerapkan suatu model pembelajaran yang didalam penerapannya peneliti

menggunakan media komputer untuk mengajarkan materi fisika yang terkait

dengan pokok bahasan yang akan diajarkan dan pengaruhnya terhadap hasil

belajar siswa dalam suatu penelitian yang berjudul : ” Penerapan Pembelajaran

Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X

SMA Negeri 2 Kendari Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus”.

3

Page 4: Pembelajaran berbantuan komputer

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengangkat

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran pengertian pembelajaran berbantuan

komputer.

2. Bagaimana gambaran hipotesis dalam penelitian pembelajaran

berbantuan komputer.

C. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Pengertian pembelajaran berbantuan komputer.

2. Hipotesis penelitian dalam pembelajaran berbantuan komputer.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai bahan informasi tentang perlunya mengembangkan

kemampuan dasar siswa dengan pemanfaatan media komputer dalam

rangka peningkatkan hasil belajar siswa.

2. Membantu mahasiswa dalam hipotesis pembelajaran berbantuan

komputer.

4

Page 5: Pembelajaran berbantuan komputer

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul penelitian,

maka di bawah ini disajikan beberapa definisi berkaitan dengan judul

penelitian, yaitu:

1. Pembelajaran Berbantuan Komputer adalah suatu pembelajaran

dimana dalam penyajiannya, guru menggunakan media komputer untuk

menampilkan materi pelajaran yang berhubungan dengan pokok bahasan

yang diajarkan.

2. Pengajaran konvensional adalah proses pembelajara Sains-Fisika

dimana guru di SMU Negeri 2 Kendari melaksanakan proses belajar

mengajar yang didominasi dengan motode ceramah.

3. Penerapan model pengajaran langsung dikatakan berpengaruh

terhadap hasil belajar sains fisika apabila nilai post-test dan gain siswa

kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai post-test dan gain

siswa kelas kontrol.

4. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa dalam tes hasil

belajar setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar pada pokok

bahasan Kinematika Gerak Lurus.

5

Page 6: Pembelajaran berbantuan komputer

F. Kajian Teori

1. Proses Belajar Mengajar

Untuk lebih mengerti dan memahami pengertian proses belajar

mengajar, terlebih dahulu kita uraikan satu persatu istilah proses, belajar,

dan mengajar.

Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin “processus” yang

berarti “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah

atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan (Natuna,

2004 : 86). Sedangkan (Usman, 2000 : 5) mengemukakan bahwa proses

merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam

belajar yang satu sama lain saling berhubungan (interdependent) dalam

ikatan untuk mencapai tujuan.

Hudoyo (1984 : 3) memberikan pengertian belajar sebagai suatu

proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mampu

mengubah tingkah laku manusia. Dimyati (1994 : 282) mengemukakan

bahwa belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku

dan keterampilan dengan cara pengolahan bahan belajar. Dalam belajar

tersebut individu mengunakan ranah-ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Akibat belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotor makin bertambah baik.

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah

kegiatan individu untuk memperolah pengetahuan, perilaku dan

keterampilan sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil

6

Page 7: Pembelajaran berbantuan komputer

pengalaman, tetapi tidak semua tingkah laku tersebut disebabkan oleh

hasil dari suatu pengalaman, dimana pengalaman itu adalah bahan belajar.

Bahan belajar ini dapat berupa buku, guru, lingkungan, teman, dan lain

sebagainya.

Mengajar pada umumnya adalah usaha guru untuk menciptakan

kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga

terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat

pelajaran, dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai

tujuan pelajaran yang telah ditentukan (Nasution, 1994 : 43).

Sedangkan Tirtarahardja (2000 : 51) mengemukakan bahwa

mengajar diartikan sebagai aktivitas mengarahkan, memberikan

kemudahan bagaimana cara menentukan sesuatu (bukan memberi sesuatu)

berdasarkan kemampuan yang dimiliki pelajar.

Dengan demikian mengajar adalah usaha yang dilakukan dalam

bentuk mengatur lingkungan sedemikian rupa, mengarahkan dan

membimbing siswa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga

menimbulkan motivasi bagi siswa untuk melakukan proses belajar, agar

tercapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

belajar adalah upaya atau langkah-langkah yang dilakukan oleh guru

memotivasi, membimbing dan mengarahkan siswa untuk memperoleh

suatu pengetahuan agar terjadi perubahan tingkah laku dan pola pikir

sehingga dapat mendorong siswa untuk melakukan proses belajar. Dalam

7

Page 8: Pembelajaran berbantuan komputer

proses belajar mengajar diharapkan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotor siswa makin bertambah baik.

2. Media Pendidikan

a. Pengertian Media

Kata media bersal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim

ke penerima pesan. Benyak batasan yang diberikan orang tentang

media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika

misalnya, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan orang untuk menyalurkan peran/informasi. Gagne (Arif :

1993) menyatakan bahwa media adalah berbagai jkenis komponen

dalam lingkungan murid yang dapat meransangnya untuk belajar.

Agak berbeda dengan semua itu adalah batasan yang diberikan

oleh Asosiasi pendidikan Nasional, dikatakan bahwa media adalah

bentuk-bentuk komunikaksi baik tercetak maupun audio visual serta

peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulaksi, dapat dilihat,

didengar dan dibaca (Arif, 1993 : 6).

b. Macam-Macam Media

(1) dilihat dari jeisnya

(a) media grafis termasuk media visual yaitu media yang hanya

mengandalkan indra penglihatn. Seperti gambar/foto, sketsa,

diagram, bagan/chart, grafik, dan lain-lain.

8

Page 9: Pembelajaran berbantuan komputer

(b) Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan

suara seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam.

(c) Media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur suara

dan gambar.

(2) dilihat dari daya inputnya

(a) media yang mempunyai daya imput yang luas dan serentak.

Seperti radiao dan televise.

(b) Media yang mempunyai daya input terbatas oleh ruang dan

tempat, yaitu media dalam penggunaan membutuhkan ruang

dan tempat khusus. Seperti film, soud slide.

(c) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram

dan pengajaran melalui computer.

9

Page 10: Pembelajaran berbantuan komputer

(3) dilihat dari bahan dan pembuatannya

(a) Media yang sederhana yaitu media yang bahan dasarnya

mudahdiperoleh dan harganya murah. Cara pembuatannya serta

penggunaannya tidak sulit.

(b) Media yang kompleks yaitu media dan bahan dan alat-alat

pembuatannya sulit diperoleh serta harganya mahal.

Penggunanaanya memerlukan keterampilan yang memadai.

(Arief, 1993).

3. Pembelajaran Berbantuan Komputer

Pada awalnya komputer hanya digunakan untuk membuat

dokumen saja atau dengan kata lain sebagai alat administrasi saja. Namun

saat ini seiring dengan perkembangan multimedia, komputer telah

menyentuh berbagai disiplin ilmu termasuk dalam bidang pendidikan.

Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar mengajar

misalnya dengan memvisualisasikan materi ajar yang terlalu abstrak.

4. Definisi Pembelajaran Berbantuan Komputer

Menurut Riedsel dkk. (Sudarman, 2001) Pembelajaran Berbantuan

Komputer adalah “a teaching process directly involving a computer in the

presentation of instructional materials in a mode design to provide active

involvement with the student” sementara itu Joiner (Sudarman, 2001)

memberikan definisi yang lebih lengkap yaitu “a teaching process

directly involving a computer in the presentation of instructional materials

10

Page 11: Pembelajaran berbantuan komputer

in a interactive mode provide and control the individualized learning

environment for each individual student”.

Berdasarkan definisi di atas, nampak bahwa dalam pemebelajaran

ini siswa dapat berinteraksi langsung dengan komputer melalui

Pembelajaran Berbantuan Komputer. Komputer mempersentasikan materi

pembelajaran sekaligus berinteraksi secara individual dengan siswa.

5. Tipe Pembelajaran Berbantuan Komputer

Menurut Burke (Hamda, 1998; 23) terdapat tiga desain yang dapat

dijadikan dasar untuk mengembangkan paket Pembelajaran Berbantuan

Komputer. Ketiga desain itu adalah functional design, physical design dan

logical design. Desain fungsional meliputi tutorial, latihan dan praktek,

pemecahan masalah, simulasi dan permainan (Riedsel dalam Sudarman;

2001).

6. Penerapan Pembelajaran Berbantuan Komputer untuk Materi

Fisika

Sejauh ini, mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata

pelajaran yang kurang diminati. Hal ini dapat dipahami karena mata

pelajaran fisika diajarkan materi yang tidak mudah dilihat atau diraba, tapi

harus dinalar. Oleh karena itu membutuhkan alat peraga atau demo untuk

penerapannya.

Kehadiran komputer dapat membantu untuk mengatasi

permasalahan tersebut. Komputer dapat digunakan sebagai pengolah kata,

11

Page 12: Pembelajaran berbantuan komputer

pengolah data dan sebagai mesin untuk hiburan. Namun, tidak dapat

dipungkiri bahwa penggunaan komputer sebagai alat bantu belajar masih

sangat terbatas. Sebagai alat bantu, komputer sangat cocok digunakan

untuk materi fisika yang memerlukan simulasi, animasi dan visualisasi.

Taylor (1980) mengajukan suatu sistem pengkategorian berkenaan

dengan komputer dalam pendidikan dimana peran komputer adalah tutor,

alat atau tutee. Ketika menggunakan komputer sebagai tutor, komputer

diprogram oleh ahli dan peserta didik diajar atau ditutor oleh komputer.

Suatu program peng-keyboard-an adalah contoh perangkat lunak

(software) dalam mana peserta didik diminta untuk mengetik kata yang

muncul di layar. Komputer menyimpan jumlah jawaban dan meminta

peserta didik menjawab lagi sampai jumlah tertentu jawaban benar di

capai

7. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbantuan

Komputer

Pembelajaran Berbantuan Komputer memiliki kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan Pembelajaran Berbantuan Komputer antara lain

dapat meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa, serta dapat

meningkatkan motivasi siswa. Menurut Orton (Sudarman, 2001) sebagai

pembelajaran terprogram, Pembelajaran Berbantuan Komputer memiliki

kelebihan-kelebihan, misalnya: (1) anak-anak bertanggung jawab terhadap

belajarnya sendiri, (2) interaksi antara anak dan materi bersifat konstan,

(3) anak hanya menghadapi satu rangsangan pada waktu tertentu, (4)

12

Page 13: Pembelajaran berbantuan komputer

materi pembelajaran sudah diurutkan dengan benar, (5) kecepatan

pembelajaran dapat diatur, (6) anak menerima umpan balik segera dan (7)

hampir tidak ada persoalan kecemasan anak.

Sebagai pembelajaran terprogram, Pembelajaran Berbantuan

Komputer mempunyai kelemahan misalnya: (1) motivasi yang dihasilkan

dengan jalan bekerja sama dengan anak lain menjadi hilang, (2) inspirasi

yang dihasilkan oleh ide dari anak lain hilang, (3) materi mungkin tidak

terlalu menantang, (4) materi mungkin membawa kemunduran bagi

beberapa anak dan (5) program pembelajaran memerlukan waktu yang

lama untuk mempersiapkannya (Orton dalam Sudarman, 2001)

8. Model Pembelajaran konvensiaonal

Pengajaran konvensional berarti menurut apa yang sudah menjadi

kebiasaan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Iskandar

Widya Kusuma dalam Fidia (2002 : 9) bahwa : “Pembelajaran secara

konvensional diartikan melakukan tugas dengan mendasarkan ciri tradisi

atau apa yang telah dilaksanakan oleh para guru atau pendidik dahulu

tanpa ada usaha untuk memperbaiki diri dan daya kreasi yang ada

padanya”.

Titik berat dari teori konvensional adalah bakat IQ (Intellegence

Quoteont) siswa dalam hubungannya dengan tingkat keberhasilan mereka

dalam menguasai bidang tertentu. Jika siswa tersebar secara formal dengan

bakat/pembawaan IQ masing-masing terhadap bidang studi dan kepada

siswa-siswa tersebut dikenakan kondisi (pengajaran) yang benar-benar

13

Page 14: Pembelajaran berbantuan komputer

sama maka sebagai hasil akhir adalah tingkat penguasaan mereka

terhadap bidang studi tersebut.

Adapun pelaksanaan model pembelajaran konvensional didominasi

oleh metode ceramah, yakni guru menjelaskan sementara siswa

memperhatikan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran konvensional adalah

sebagai berikut:

1. Tahap persiapan: pada tahap ini guru mempersiapkan perangkat

pembelajaran, antara lain rencana pembelajaran dan topik atau materi

pelajaran.

2. Tahap pembelajaran: tahap ini merupakan tahap dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar yang terdiri dari:

- Guru membuka pelajaran, menjelaskan TPK dan memotivasi

siswa.

- Kegiatan inti yaitu guru memberikan materi, mendemonstrasikan

pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek

pemahaman dan umpan balik serta memberikan latihan dan terapan

konsep.

- Guru menutup pelajaran dan memberikan tugas kepada siswa.

3. Tahap evaluasi: Guru mengevaluasi belajar siswa dengan memberikan

tes, baik tugas maupun ulangan, serta mengumpulkan skor siswa.

14

Page 15: Pembelajaran berbantuan komputer

Selanjutnya menurut Ismail (2000:14) bahwa, pada model

pembelajaran konvensional terdapat fase dan peran guru yang sangat

penting, yang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. Fase dan Peran Guru dalam Model Pembelajaran KonvensionalFase Peran Guru

1. Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa

Menjelaskan TPK, materi

prasyarat, memotivasi siswa dan

mempersiapkan siswa

2. Mendemonstrasikan

pengetahuan dan keterampilan

Mendemonstrasikan keterampilan

atau menyajikan informasi tahap

demi tahap

3. Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan

terbimbing

4 Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik

Mengecek kemampuan siswa dan

memberi umpan balik

5. Memberikan latihan dan

penerapan konsep

Mempersiapkan latihan untuk siswa

dengan menerapkan konsep yang

dipelajari.

9. Hasil Belajar

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia oleh Kamisa (1997:423)

prestasi diartikan : “prestasi adalah hasil karya yang dicapai, tinggi

rendahnya suatu hasil oleh seseorang itulah yang disebut prestasi. ”Jadi

hasil belajar sering juga disebut prestasi belajar, karena apapun hasil

belajar yang diperoleh adalah merupakan prestasi belajar. Sejalan dengan

hal itu dikemukakan oleh Mappa (1979:2) bahwa prestasi belajar

merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi

15

Page 16: Pembelajaran berbantuan komputer

tertentu dan memperolehnya dengan menggunakan tes standar sebagai

pengukur keberhasilan seorang siswa.

Oleh karena itu setiap perubahan dari individu yang diperoleh

melalui belajar merupakan hasil belajar. Menurut Usman dan Setiwati

(1995:4), bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan

mengalami perubahan tingkah laku baik dalam aspek pengetahuannya

maupun keterampilan. Jadi jelaslah bahwa belajar menghasilkan

perubahan dalam diri seseorang sebagai hasil dari belajar atau prestasi dari

belajarnya itu.

Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang

belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi kemampuan

untuk membentuk kecakapan kebiasaan sikap, pengertian penguasaan dan

penghargaan dalam diri individu yang belajar. Hasil belajar merupakan

suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah pembelajaran dalam

selang waktu tertentu, yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi

tertentu.

10. Hipotesis Penelitian

Bertolak dari permasalahan yang diajukan dan kajian teoritis yang

disajikan, hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut :

a. Hipotesis I

”Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pre-test

siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-test siswa kelas

kontrol”.

16

Page 17: Pembelajaran berbantuan komputer

Secara matematik, hipotesis penelitian dirumuskan :

Ho : μ1 = μ2 lawan Hi : μ1 ≠ μ2

Dengan :

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pre-

test siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-test

siswa kelas kontrol.

Hi = Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pre-test

siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-test siswa

kelas kontrol.

μ1 = Nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen

μ2 = Nilai rata-rata pre-test siswa kelas kontrol

b. Hipotesis II

”Ada perbedaan antara rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen

dengan rata-rata nilai post-test siswa kelas kontrol”.

Secara matematik, hipotesis penelitian dirumuskan :

Ho : μ1 = μ2 lawan Hi : μ1 ≠ μ2

Dengan :

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai

post-test siswa kelas eksperimen dengan rata-rata nilai post-

test siswa kelas kontrol.

Hi = Rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen lebih baik

dibandingkan dengan rata-rata nilai post-test siswa kelas

kontrol.

μ1 = Nilai rata-rata pot-test siswa kelas eksperimen

17

Page 18: Pembelajaran berbantuan komputer

μ1 = Nilai rata-rata pot-test siswa kelas kontrol

c. Hipotesis III

”Ada perbedaan yang signifikan antara Gain pada siswa kelas

eksperimen dengan gain pada siswa kelas kontrol”.

Secara matematik, hipotesis penelitian dirumuskan :

Ho : μ1 = μ2 lawan Hi : μ1 ≠ μ2

Dengan :

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara gain pada siswa

kelas eksperimen dengan gain pada siswa kelas kontrol.

Hi = Gain pada siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

dengan gain pada siswa kelas kontrol.

μ1 = Nilai rata-rata gain siswa kelas eksperimen

μ1 = Nilai rata-rata gain siswa kelas kontrol

G. Metodologi Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun

pelajaran 2007/2008 di SMA Negeri 2 Kendari.

18

Page 19: Pembelajaran berbantuan komputer

2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1:

Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan Serta Fungsinya

No Nama alat yang digunakan Fungsi

1

2

3

Satu Unit Komputer/Leptop

Flash Disc/CD Program Paket Pembelajaran

LCD (Infokus)

Untuk menampilkan program paket pembelajaran

Sebagai sarana penyimpanan file untuk media pembelajaran

Untuk menampilkan materi pelajaran agar dapat dilihat oleh seluruh siswa dalam kelas

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

SMA Negeri 2 Kendari yang terdaftar pada semester ganjil tahun

pelajaran 2007/2008yang terbagi dalam 9 kelas paralel yang berjumlah

347 orang siswa. Distribusi populasi dapat dilihat pada Tabel.

Tabel. Distribusi populasi penelitianJenis

KelaminKelas

JumlahX1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

Laki-laki 21 21 21 20 21 22 20 21 22 189Perempuan 18 19 15 18 15 17 20 19 17 158Jumlah 39 40 36 38 36 39 40 40 39 347

19

Page 20: Pembelajaran berbantuan komputer

b. Sampel

Tabel. Distribusi sampel penelitian

Jenis KelaminKelas

JumlahX8 X9

Laki-laki 21 22 189Perempuan 19 17 158Jumlah 40 39 347

Sampel diatas diambil setelah dialakukan uji homogenitas

varians. Data yang digunakan adalah nilai ulangan harian sains-Fisika

siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari yang diambil dari guru mata

pelajaran sains-Fisika. Pengujian homogenitas varians dengan

menggunakan uji Bartlett, menunjukkan semua kelas mempunyai

varians homogenitas. Selanjutnya penganbilan sampel dilakukan

dengan teknik undian, agar setiap kelas memiliki peluang yang sama

untuk dijadikan sampel dan hasil undian, terpilih kelas X8 dan X9

yang nanti akan dijadikan sebagai sampel penelitian yang kemudian

akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4. Variabel dan Desain Penelitian

a. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar

siswa (Y).

20

Page 21: Pembelajaran berbantuan komputer

b. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam

bentuk Tabel 2:

Tabel 2. Desain PenelitianKelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen TE-1 (Y01) X TE-2 (Y1)Kontrol TK-1 (Y02) - TK-2 (Y2)

Dengan :

TE-1 = Tes awal pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran

TK-1 = Tes awal pada kelas kontrol sebelum pembelajaran

TE-2 = Tes akhir pada kelas eksperimen setelah pembelajaran

TK-2 = Tes akhir pada kelas kontrol setelah pembelajaran

X = Penerapan Pembelajaran Berbantuan Komputer

- = Penerapan Pembelajaran Konvensional

Y01 = Nilai pre-test kelas eksperimen sebelum diberikan tes

akhir

Y02 = Nilai pre-test kelas kontrol sebelum diberikan tes akhir

Y1 = Nilai post-test kelas eksperimen setelah diberikan tes

akhir

Y2 = Nilai post-test kelas kontrol setelah diberikan tes akhir

(Issac dan Michael, 1971 : 381)

21

Page 22: Pembelajaran berbantuan komputer

5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, tentang hasil belajar

sains-Fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari pada sampel, maka

digunakan instrumen berupa tes hasil belajar pada pokok mahasan

Kinematika Gerak Lurus.

Sebelum ters tersebut digunakan pada penelitian sesungguhnya,

maka terlebih dahulu dilakukan uji coba pada siswa kelas XI SMA Negeri

2 Kendari. Tes yang diuji cobakan berbentuk pilihan ganda yang

berjumlah 40 item dengan pemberian skor 1 jika setiap jawaban benar oleh

siswa dan diberi skor 0 jika dijawab salah oleh siswa. Agar tersebut

memenuhi kriteria instrumen yang baik, maka sebelumnya dilakukan

analisis instrumen yang didasarkan pada uji coba tes sebelumnya. Analisis

instrumen yang digunakan adalah validitas dan reabilitas.

a. Pengujian Validitas

Untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal, dilakukan uji

validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu

sebagai berikut:

(Arikunto,

1997: 225)

22

Page 23: Pembelajaran berbantuan komputer

b. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keabsahan

(kepercayaan) tes dengan menggunakan rumus K.R. 20, yaitu sebagai

berikut:

(Arikunto, 1997: 237)

Dimana : r11 = Reliabilitas test

n = jumlah item soal

p = proporsi yang menjawab benar

q = proporsi yang menjawab salah

S2 = Varians Total

6. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Melakukan survei pada tempat penelitian untuk mengetahui keadaan

sekolah dan jumlah populasi yang akan dijadikan sebagai obyek

penelitian.

b. Menyusun tes awal berbentuk obyektif tes berjumlah 40 butir soal.

c. Melakukan tes awal terhadap populasi guna mengetahui kemampuan

awal siswa.

d. Menganalisis hasil tes awal guna mencari pasangan kelas homogen

untuk dijadikan sebagai kelas penelitian (kelas eksperimen dan kelas

kontrol).

23

Page 24: Pembelajaran berbantuan komputer

e. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan

eksperimen.

f. Melakukan tes akhir guna mengetahui hasil belajar siswa.

g. Melakukan analisis hasil tes akhir guna menguji hipotesis.

7. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen/proses pembelajaran ditempuh langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Pendahuluan

1) Menyusun persiapan mengajar (RP) sesuai dengan materi kajian

yaitu pokok bahasan Kinematika gerak Lurus

2) Menyiapkan alat, bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan

untuk mendukung proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan eksperimen/proses pembelajaran, pokok

bahasan Kinematika Gerak Lurus diajarkan baik pada kelas

eksperimen maupun pada kelas kontrol. Perbedaannya, pada kelas

eksperimen diajar dengan Pembelajaran Berbantuan Komputer,

sedangkan pada kelas kontrol diajarkan secara konvensional.

1) Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan

dengan Pembelajaran Berbantuan Komputer. Langkah-langkah

pembelajaran disajikan dalam rencana pembelajaran (RP).

2) Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol berlangsung secara

konvensional.

24

Page 25: Pembelajaran berbantuan komputer

c. Evaluasi

Setelah seluruh materi pelajaran pada pokok bahasan

Kinematika Gerak Lurus diajarkan, maka peneliti melakukan tes akhir

baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol dengan

menggunakan tes yang sama guna mengetahui hasil belajar kedua

kelas penelitian.

8. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan

instrumen penelitian berupa tes hasil belajar (tes tertulis/obyektif), yaitu

memberikan post test kepada kedua kelas secara bersamaan untuk

mengukur penguasaan siswa pada pokok bahasan Kinematika Gerak

Lurus. Sebelum dilakukan pengumpulan data, dilakukan beberapa

kegiatan sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu diawali dengan survei

pandahuluan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik

populasi guna penentuan sampel penelitian.

b. Melaksanakan pembelajaran pada pokok bahasan Kinematika Gerak

Lurus dengan perlakuan penerapan pembelajaran berbantuan komputer

pada kelas eksperimen, sedang pada kelas kontrol diberikan dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional.

c. Setelah selesai pembelajaran pada pokok bahasan Kinematika Gerak

Lurus, maka selanjutnya memberikan tes hasil belajar pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

d. Menganalisis data hasil tes sebagai data penelitian.

25

Page 26: Pembelajaran berbantuan komputer

9. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara statistik

deskriptif dan statistik inferensial.

Langkah-langkah analisis secara deskriptif sebagai berikut :

a. Membuat tabulasi data dalam bentuk skor perolehan dari hasil tes.

b. Mengkonversi skor kenilai, menggunakan persamaan :

(Usman dan Setiawati,

2001)

dimana :

Yi = nilai yang diperoleh siswa ke-i

Spi = skor yang diperoleh siswa ke-i

Sm = skor maksimum yang dapat dicapai oleh setiap

siswa

c. Menentukan nilai rata-rata, dengan rumus :

(Sudjana,

1996)

dimana :

∑Yi = total nilai

N = total responden

d. Menentukan standar deviasi, dengan rumus :

26

Page 27: Pembelajaran berbantuan komputer

(Sudjana,

1996)

Langkah-langkah analisis inferensial, sebagai berikut :

a. Melakukan uji pendahuluan atau dasar-

dasar analisis, meliputi :

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji

statistik yang digunakan adalah chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :

(Sudjana,

1996)

dimana : Oi =Frekuensi pengamatan ke-i

Ei = Frekuensi harapan ke-i

Pasangan hipotesis yang diuji :

lawan (k = banyaknya kelas

interval)

Pengujian dilakukan pada α = 0,05, dengan kriteria :

a. Jika χ2hitung ≤ χ2

tabel berarti data berdistribusi normal

b. Jika χ2hitung > χ2

tabel berarti data berdistribusi tidak normal

27

Page 28: Pembelajaran berbantuan komputer

2) Uji homogenitas varians data

Pengujian homogenitas varians data ini bertujuan untuk

mengetahui apakah kedua varians data homogen atau tidak karena terkait

dengan adanya dua tipe uji t yang digunakan yaitu tipe varians data

homogen dan tipe varians data tidak homogen. Uji yang digunakan adalah

uji F, dengan rumus :

(Sudjana,

1996)

pasangan hipotesis yang diuji :

lawan

pengujian yang dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria :

a. Jika Fhitung ≤ F tabel berarti kedua varians data bersifat homogen

b. Jika Fhitung > F tabel berarti kedua varians data bersifat tidak homogen

b. Melakukan pengujian hipotesis penelitian

Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan

menggunakan statistik Uji t.

- Uji tipe varians data homogen, digunakan rumus :

dimana :

28

Page 29: Pembelajaran berbantuan komputer

dk = N1 + N2 - 2 (Sudjana,

1996)

pengujian dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria :

- Terima H0 atau menolak Hi, jika thit ≤ ttab

- Tolak H0 atau menerima Hi untuk harga yang lainnya.

- Uji tipe varians data tidak homogen, digunakan rumus :

pengujian dilakukan pada α = 0,05 dengan kriteria :

- Terima H0 jika: ; dengan ,

; t2 = t(1 – ½ α; n2 – 1) dan t1 = t(1 – ½ α; n1 – 1)

- Tolak H0 atau terima Hi pada harga yang lain (Sudjana, 1996)

29

Page 30: Pembelajaran berbantuan komputer

DATAR PUSTAKA

Arief, S.S., dkk. 1993. Media pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S., 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati, Mudjiono, 1994. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.

Fidia, 2002. Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA – Fisika Siswa pada Topik Kalor Cawu I SLTP Negeri 2 Kusambi. FKIP Unhalu. Kendari.

Hamda, 1998. Pengembangan Paket Tutorial Berbantuan Komputer Materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda untuk Murid Kelas IV SD Laboratorium, IKIP Malang, Tesis S2, Malang; PPS IKIP Malang

Hudoyo, Herman, 1984. Teori Belajar Mengajar Matematika. P3G Dipdikbud. Jakarta.

Issac, S. Dan Michal, W.B., 1971. Hand Book in Research and Evaluation: A Collection of Principles, Method and Strategies Useful in the Planning. Disegn and Evaluation of Studies in Education and the Behavioral Science. USA: McGraw Hill Book Co.

Kadir,S., dan Nur, 2000. Pengajaran Lansung. Pusat sains dan Metematika sekolah Program Pascasarjana universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Kamisa, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Kartika, Surabaya.

Mappa, Syamsu, 1979. Tes Sebagai Instrumen Penelitian Pendidikan, IKIP, Ujung Pandang.

Nasution, S, 1994, Teknologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Natuna Ayub, 2004. Proses Belajar Anak Sekolah Dasar. Depdikbud.

Sudarman, 2001. Pengembangan Paket Tutorial Berbantuan Komputer Materi Luas dan Keliling Segitiga pada Kelas V SD, Tesis S2 UM, Malang: PPS UM

Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.

Tirtaraharja, 2000. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

30

Page 31: Pembelajaran berbantuan komputer

Usman & Setiawati. 1995. Menjadi Guru Propesional. Remaja Rosdakarya. Bandung.

31

Page 32: Pembelajaran berbantuan komputer

TUGAS SEMINAR”PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER”

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD SAWALDA STAMBUK : A1C309019 PRODI : PEND. FISIKA JURUSAN : PEND. MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI2012

32

Page 33: Pembelajaran berbantuan komputer

33