34
40 BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab ini akan dibahas mengenai kerangka pemikiran, jenis dan objek penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengujian data, serta metode analisis data, dan juga dilakukan analisis atas kerangka kerja sesuai teori UTAUT. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan Partial Least Square (PLS) atau biasa disebut variance based SEM. 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah kajian tentang pengaruh penggunaan e-voting terhadap tingkat partisipasi pemilih dengan pendekatan model adopsi UTAUT yang dikombinasikan dengan model HOT. Variabel UTAUT yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi model yang digunakan Anderson (2006) namun hanya menggunakan 3 dari 4 variabel eksogen dan satu variabel moderator experien ce dan Yosuf (2006). Kerangka pemikiran penelitian menggambarkan hubungan antara variabel independen dalam implementasi e-voting dan variabel dependen (tingkat partisipasi masyarakat) sebagai berikut : 40

BAB III METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/TSA-2012-0082 3.pdf · Kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah kajian tentang pengaruh ... namun hanya

Embed Size (px)

Citation preview

40

40  

BAB III

METODE PENELITIAN  

Pada Bab ini akan dibahas mengenai kerangka pemikiran, jenis dan objek

penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik

pengujian data, serta metode analisis data, dan juga dilakukan analisis atas kerangka

kerja sesuai teori UTAUT. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan

Partial Least Square (PLS) atau biasa disebut variance based SEM.

3.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah kajian tentang pengaruh

penggunaan e-voting terhadap tingkat partisipasi pemilih dengan pendekatan model

adopsi UTAUT yang dikombinasikan dengan model HOT. Variabel UTAUT yang

digunakan dalam penelitian ini mengadopsi model yang digunakan Anderson (2006)

namun hanya menggunakan 3 dari 4 variabel eksogen dan satu variabel moderator

experience dan Yosuf (2006).

Kerangka pemikiran penelitian menggambarkan hubungan antara variabel

independen dalam implementasi e-voting dan variabel dependen (tingkat partisipasi

masyarakat) sebagai berikut :

40

41

41  

GAMBAR 5. Kerangka Pemikiran

3.2 Jenis dan Obyek Penelitian Penelitian dilakukan dalam rangka penyusunan tesis Program Magister

Manajemen Sistem Informasi sebagai salah satu persayaratan menyelesaikan studi.

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian survey, dan objek penelitian adalah

seluruh masyarakat yang memiliki hak pilih atau berumur sekurang-kurangnya 18

tahun dilingkungan Kelurahan Kutabaru, Kabupaten Tangerang.

42

42  

  Tempat penelitian adalah di Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasarkemis

Kabupaten Tangerang. Penelitian atau penentuan lokasi didasarkan kepada

pertimbangan bahwa Kabupaten Tangerang dipandang memiliki tingkat mobilitas,

dinamika dan perkembangan kehidupan masyarakat yang cukup kompleks dan

dinamis, dimana tingkat partisipasi dalam pelaksanaan pemilu dinilai masih rendah

dan mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah khususnya KPUD terkait

dengan efektifitas dan manfaat pemilu yang akurat dan akuntabel.

3.3 Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka metode penelitian yang

digunakan adalah metode deskriptif (descriptive research) dengan analisis

korelasional yang membentuk analisis untuk menjawab pertanyaan pengaruh

beberapa variabel. Variabel yang diukur dibedakan atas dua hal yaitu variabel

bebas/independen yang terdiri dari performance expectancy, effort expectancy,

facilitating condition, mobility, security & privacy, dan experience sedangkan

variabel terikat/dependen adalah intention to use REVS.

Kuesioner disusun berdasarkan model UTAUT dan model HOT, data yang

diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik permodelan statistik SEM

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan terhadap

masyarakat Kabupaten Tangerang, Kelurahan Kutabaru. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dimana data tersebut diperoleh langsung dilapangan

(Hasan, 2002), metode pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling

dengan kriteria (1) responden yang dipilih adalah berusia sekurang-kurangnya 18

43

43  

tahun dan sudah memiliki hak suara. (2) responden telah menggunakan system indo-

vote. Sebanyak 120 kuesioner disebarkan langsung di tengah masyarakat Kelurahan

Kutabaru, dimana sebelumnya telah dilakukan simulasi untuk mengurangi peluang

terjadinya ketidakvalidan dalam pengisian kuesioner, skala diukur berdasarkan model

skala Likert (1-6).

3.3.1 Variabel Penelitian  

Penelitian ini dibatasi pada satu variabel bebas (independent variable), dan

satu variabel terikat (dependent variable). Kedua variabel tersebut adalah :

Variabel bebas (X) : Performance expectancy, effort expectancy,

facilitating condition, mobility, security & privacy,

experience.

Variabel terikat (Y) : Intention to use REVS.

 

GAMBAR 6. Hubungan Antar Variabel

44

44  

Penelitian tentang minat perilaku penggunaan sistem online telah menjadi isu

spesial pada penelitian sistem informasi (SI) (seperti misalnya : Amroso dan Gardner,

2004; Poon, 2008; Wiyono, 2008).

3.3.2 Definisi Konsep

  Untuk memudahkan makna variabel yang digunakan dalam penelitian ini,

maka masing-masing variabel akan dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Electronic Voting System (e-voting) adalah metode pemilu pengganti

konvensional melalui e-voting, mekanisme pemilihan diubah dengan pendekatan

teknologi. Salah satu jenis e-voting yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Remote Electronic Voting System, model sistem dan spesifikasi REVS yang akan

diujikan akan disajikan dalam point berikutnya.

2. Peningkatan partisipasi masyarakat adalah standarisasi produk (output yang

diharapkan) yang menunjukan derajat tingkat kepuasan masyarakat atas kualitas

pemilu yang jujur, adil dan akuntabel yang diwujudkan dengan penggunaan

teknologi REVS.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini akan diambil dari masyarakat yang tercatat

memiliki hak suara yang berada di Desa Kutabaru, Kabupaten Tangerang. Pemilihan

lokasi disebabkan oleh :

1. Keunikan masyarakat dari sisi budaya dan tingkat perekonomian.

45

45  

2. Tangerang merupakan salah satu daerah yang tingkat partisipasi

masyarakatnya masih dibilang rendah, berdasarkan data Media Center KPU

(2009) dari jumlah DPT Legislatif sebesar 6.581.587 orang ditemukan jumlah

presentase angka golput sebesar 33% atau mencapai 2.402.532 orang, terlihat

pada Tabel 1.

Pemilihan anggota sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hal

ini dilakukan untuk mempermudah dan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah

ditetapkan. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, alasan

pengambilan unit sampel dibatasi pada sejumlah itu, karena berbagai keterbatasan

waktu dan jumlah sampel tersebut sudah sesuai dengan syarat penelitian dengan

teknik SEM dengan prosedur estimasi Maximum Likelihood Estimation (MLE), yaitu

100-150 (Joseph, 2006).

Jumlah sampel pada penelitian multivariate (termasuk multiple regression

analysis) mensyaratkan ukuran sampel yaitu 10 atau lebih dikali jumlah variabel pada

penelitian (sekaran, 2003). Penelitian ini menggunakan 6 variabel, maka jumlah

minimal yang harus dipenuhi adalah 60 sampel.

Adapun jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan : Rencana Judul, konsultasi dan proposal penelitian : Februari

– April 2011

2. Konsultasi usulan penelitian dan seminar penelitian : Mei – Juni 2011

46

46  

3. Pelaksanaan penelitian : Juli – September 2011

4. Pengolahan data dan penyusunan tesis : Oktober 2011

5. Ujian tesis : Nopember – Desember 2011

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey melalui kuesioner yang

dikirimkan kepada responden setelah sebelumnya responden mencoba sistem e-voting

secara online, disamping itu juga penulis pendampingi responden apabila ditemukan

kesulitan responden dalam menjawab pertanyaan yang kurang dipahami.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder,

dimana data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung kepada objek penelitian

melalui penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang digunakan

untuk mendukung data primer, biasanya bisa berupa studi pustaka, jurnal, dan artikel-

artikel yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang

diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai bagian

dari instrument penelitian yang disampaikan kepada responden, dimana format

jawaban disusun menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2006) dengan 6 alternatif jawaban, sebagai berikut :

47

47  

TABEL 4. Deskripsi Skala Likert

No Kategori Jawaban Skor 1 Sangat Setuju 6 2 Setuju 5 3 Cukup Setuju 4 4 Kurang Setuju 3 5 Tidak Setuju 2 6 Sangat Tidak Setuju 1

Kuesioner tersebut disusun berdasarkan model yang digunakan dalam

penelitian ini, yakni model UTAUT dan HOT. Pengisian kuesioner didasarkan atas

hasil pengalaman responden setelah mencoba melakukan pemilihan melalui sistem

indo-vote yang telah dibuat dan dipasang sebelumnya kedalam server.

3.7 Model Penelitian

Penggunaan model UTAUT dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi

riil dilapangan dimana masyarakat Kabupaten Tangerang masih kurang diberikan

sosialisasi akan penggunaan teknologi REVS, karena memang proses pemilihan

menggunakan teknologi e-voting yang dianggap sukses dan legal di Indonesia baru

dilakukan di Jembrana, saat itu proses pemilihan dilakukan untuk memilih kepala

dusun desa Jembrana, Bali tahun 2009.

Model UTAUT dalam penelitian ini diadopsi berdasarkan penelitian

Anderson, et al yang dilakukan pada tahun 2006 dan Gupta pada tahun 2007. Pada

penelitian Anderson, et al. ke empat variabel eksogen utama dan key modifier/

moderator digunakan sebagai variabel yang akan diukur pengaruh langsungnya

48

48  

terhadap penggunaan teknologi. Namun pada penelitian ini, hanya 3 dari 4 variabel

eksogen utama yang digunakan oleh Vankatesh et al., yaitu performance expectancy,

effort expectancy, dan facilitating condition, terdapat satu variabel moderator yang

diukur yaitu experience dijadikan sebagai variabel yang akan diukur pengaruh

langsungnya terhadap penggunaan teknologi REVS, sedangkan 1 variabel eksogen

utama yang dieliminasi yaitu social influence tidak disertakan, alasan tidak

disertakannya variabel ini sesuai dengan hasil penelitian Anderson (2006) dimana

social influence tidak berpengaruh secara langsung & signifikan, sedangkan dalam

penelitian Gupta (2007) penelitian dilakukan untuk mengukur pola penerimaan e-

government dengan mengukur variabel attitude, effort expectancy, performance

expectancy, perceived strength of control, anxiety, social influences, self efficacy, &

top management support dimana untuk variabel attitude, perceived strength of

control, anxiety, self efficacy & top management tidak diukur kedalam penelitian ini

karena variabel tersebut lebih mengarah pada penerimaan personal secara pribadi

namun tidak menyentuh masalah teknis sistem ini sendiri, karena itulah selain model

UTAUT, penggunaan model HOT yang digunakan oleh Yosuf, et al. disertakan

dalam penelitian ini yaitu mobility dan security & privacy, pemilihan kedua variabel

ini dikarenakan dari sisi teknis.

49

49  

 

GAMBAR 7. Model Penelitian

3.8 Prosedur Pengumpulan Data

  Pengumpulan data kuesioner dilakukan secara langsung melalui izin

kelurahan dan aparat pemerintahan setempat dengan harapan mereka dapat mengisi

angket secara terbuka, jujur dan sesuai dengan apa yang mereka rasakan dari

pengalaman penggunaan indo-vote. Lokasi pengumpulan data berada dibeberapa titik

strategis seperti di kantor Kelurahan Kutabaru, dilingkungan RT dan RW setempat

dan lingkungan kampus Muhammadiyah Tangerang. Disamping itu dilakukan juga

penyebaran kuesioner online yang ditujukan secara langsung melalui e-mail pribadi

responden, hal ini dilakukan mengingat keterbatasan waktu dan kesibukan dari

masing-masing responden.

3.9 Metode Analisis

Kuesioner yang sudah terkumpul dan berisi respon jawaban dari responden,

selanjutnya akan diproses untuk dapat dianalisis sehingga nantinya dapat memberikan

50

50  

informasi dan kesimpulan penelitian. Adapun pemrosesan data melalui beberapa

tahap sebagai berikut :

1. Tahap pertama, dilakukan penyeleksian data oleh peneliti untuk memastikan

kelengkapan, kebenaran dan keabsahan data.

2. Tahap kedua, data dan informasi yang telah diseleksi dikelompokkan sesuai jenis

berdasarkan pokok permasalahan kemudian dibuat data kuantitatif dalam bentuk

tabel sebagai bahan analisis.

3. Tahap terakhir, data yang diperoleh dianalisis sebagai bahan pengujian hipotesis

penelitian. Pemrosesan data dimaksudkan untuk meringkas data dalam bentuk

tabulasi dasar (basic tabulation) dan dilanjutkan dengan pengujian dengan analisis

SEM.

Teknis analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS)

atau biasa disebut variance based SEM dapat dijadikan sebagai alternatif untuk

melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian (Hair, 2006) dengan menggunakan

tools SmartPLS 2.0, hal tersebut dilakukan sesuai dengan tujuan awal dari penelitian

ini yaitu untuk menguji hubungan antara variabel yang digunakan dalam penelitian

(Sanchez, 2009).

Data primer yang didapat dari kuesioner kemudian dimasukkan kedalam file

excel dan disimpan dengan format data .csv, data selanjutnya dianalisis dengan tools

SmartPLS 2.0, Pemilihan SmartPLS karena bersifat user-friendly, tidak menggunakan

banyak asumsi, baik untuk ukuran sampel yang besar maupun kecil, dan cocok untuk

51

51  

segala jenis data nominal maupun ordinal (Anderson, 2006), sehingga banyak

digunakan oleh para peneliti untuk mengaplikasikan teknik SEM.

3.9.1 SEM dengan Tools PLS

Tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data dengan menggunakan teknik

SEM pada tools PLS, dilakukan dengan mengevaluasi measurement model dan

structural model. Berikut adalah tahapan yang dilakukan :

1. Mengevaluasi measurement model (outer model)

Pengujian measurement model dapat dilakukan dengan tiga macam pengujian

(Udeh, 2008), diantaranya :

• Uji individual item reliability

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat indikator mana yang baik

dalam mengukur variabel yang diukurnya (reliabilitas setiap indikator).

Nilai factor loading yang besar menunjukkan indikator tersebut memang

menjelaskan variabel yang diukurnya (Santoso, 2007). Jika terdapat

indikator yang memiliki nilai factor loading < 0,50 harus dihilangkan

dalam model diagram (Udeh, 2008).

• Uji Internal consistency

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji reliabilitas indikator dalam

mengukur variabel yang diukurnya. Dalam pengujian ini nilai yang

dijadikan acuan adalah nilai composite reliability dan cronbach’s alpha

52

52  

yang didapatkan dari hasil estimasi SmartPLS. Nilai yang dapat diterima

adalah > 0,70 (Udeh, 2008).

• Uji discriminant validity

Pengujian yang ditujukan untuk melihat seberapa besar perbedaan antar

variabel. Nilai yang dijadikan acuan dalam pengujian ini adalah nilai

average variance extracted (AVE) yang diperoleh dari hasil estimasi,

dimana nilainya harus > 0,50. Syarat berikutnya yang harus terpenuhi

adalah akar kuadrat dari AVE setiap variabel yang harus lebih besar

daripada nilai korelasi dengan variabel lainnya (Udeh, 2008).

Setelah dilakukan mengujian dan pengevaluasian measurement model, tahap

selanjutnya adalah mengevaluasi structural model.

2. Mengevaluasi structural model (inner model)

Penilaian evaluasi structural model dilakukan dengan memperhatikan nilai R2 dan

signifikansi path coefficient (Udeh, 2008). Semikin tinggi nilai R2, semakin

menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase variances dari variabel

endogen/dependen yang dipengaruhi oleh variabel-variabel eksogen/independen.

PLS tidak mengasumsikan normalitas dari distribusi data namun menggunakan

nonparametric test untuk menentukan tingkat signifikansi dari path coefficient,

dimana nilai t-value yang didapatkan dengan menjalankan algoritma

Bootstrapping pada SmartPLS digunakan untuk menentukan diterima atau

53

53  

tidaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian (Udeh, 2008). Pada taraf

signifikansi 0,05 maka hipotesis akan didukung apabila t-value melebihi nilai

kritisnya yaitu 1,645.

3.10 Unit Analisis dan Model Sistem

3.10.1 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah warga masyarakat yang pernah dan

belum terlibat dalam proses pemilihan umum ditahun 2009 dengan syarat memiliki

Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan berdomisili di Desa Kutabaru, atau mantan panitia

pemilihan umum dalam hal ini Ketua RW, Ketua RT dan aparat kelurahan Desa

Kutabaru, Tangerang.

3.10.2 Model Sistem dan Spesifikasi

Model e-voting yang diujicoba dilapangan adalah model yang diberi nama

Indo-Vote. Model Indo-Vote merupakan model e-voting Remote Electronic Voting

System (REVS) berbasis web untuk memenuhi pemilihan tingkat bawah mulai dari

pemilihan ketua RT dan jajarannya hingga pemilihan Kepala desa. Tujuan dari indo-

vote tidak lain sebagai media edukasi masyarakat tingkat bawah terhadap demokrasi

dengan mengembangkan alternatif pilihan dalam metode pemilihan umum

konvensional, ini penting karena melalui REVS dapat menciptakan proses pemilu

yang aman, murah dari sisi biaya, dan cepat dalam setiap alur proses merupakan

dambaan bagi jutaan rakyat Indonesia. Gambar 9 merupakan model indo-vote secara

umum.

54

54  

 GAMBAR 8. Model Umum Indo-Vote

Pengembangan software indo-vote dilakukan dengan metode pengembangan

waterfall dengan deskripsi langkah-langkah sebagai berikut :

 

GAMBAR 9. Waterfall Model

Secara detail sebagai berikut :

1. Analisa sistem

55

55  

Kebutuhan dasar dari user dalam hal ini merupakan inisiatif langsung dari

penulis dengan membaca berbagai macam literatur model e-voting didalam

dan diluar negeri, seperti model pemilu kepala dusun di jembrana bali, model

evoting diamerika dengan metode strach and vote, model evoting di india

dengan mesin EVM, & REVS di Estonia, hasilnya kolaborasi antara model

starch and vote diamerika dan REVS di Estonia menghasilkan indo-vote.

2. Design

Proses desain akan menerjemahkan berbagai masukan dari hasil analisa sistem

sebelum pada akhirnya dibuat coding. Proses desain berfokus pada : struktur

data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma)

prosedural.

3. Coding & Testing

Coding adalah penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh

komputer. Proses penerjemahan dari desain ke coding dilakukan oleh

programmer, tahapan ini lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam

mengerjakan suatu sistem. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan

testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah

menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa

diperbaiki. Testing dalam indo-vote dilakukan oleh penulis, programmer,

beberapa masyarakat dilingkungan kutabaru, ketua RT 07, dan ketua RW 06.

Hasil dari testing sistem indo-vote dinyatakan sistem telah sesuai dengan

kebutuhan pemilihan pada kasus pemilihan ketua RT, RW dan Kepala Desa.

56

56  

4. Penerapan

Tahap implementasi sistem bisa dikatakan final setelah sebelumnya dilakukan

analisa, design, dan coding maka sistem yang sudah final tersebut sudah siap

digunakan oleh user. Sistem sudah

5. Pemeliharaan

Proses pemeliharaan pasti dilakukan mengingat kebutuhan user akan berubah

sesuai dengan kebutuhan lingkungan atau user membutuhkan perkembangan

fungsional yang lebih kompleks, dalam hal ini evoting pasti akan berubah

sesuai dengan kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah.

Konfigurasi perangkat lunak dan keras yang digunakan dalam pengembangan

sistem e-voting ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konfigurasi Perangkat Lunak

- Operating System : Windows XP

- Database : MySQL, SQL Server

- Programming : PHP 5.1

- Token : MobileOTP v. 1.06

b. Konfigurasi Perangkat Keras

- Server :

o PC Server dual Core 3Ghz Processor

o Memory 8 GB RAM

o Hardisk 1 Terra

o Gigabit Ethernet Network Interface Card

57

57  

- Reader :

o Bar Code Reader (EZO – 1500USB)

o RFID Reader : HID OMNIKEY 5321v2

3.10.3 Model Teknologi Indo-Vote  

Faktor teknologi memiliki peran yang paling penting dalam sistem e-voting,

model Indo-Vote berbasis web tidak jauh berbeda dengan teknologi berbasis web

lainnya, desain utama sistem e-voting berbasis client dan server. Seluruh data

disimpan dalam storage data server dan client dapat mengakses data tersebut melalui

web browser. Keamanan merupakan pilar terpenting dari suatu teknologi e-voting

dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network) lalu lintas data akan lebih

aman. Konsep security yang dirancang berdasarkan two factor authentication (2FA)

yaitu what you have (token) dan what you know (password). Penggunaan token

melalui media handphone dimaksudkan sebagai pengganti alat token fisik, dengan

sebelumnya mensinkronkan nomor init-secret handphone dan server, hal ini

menunjukan tiap user hanya punya satu token untuk mendukung prinsip evoting yaitu

one man one vote, Account detail untuk username menggunakan nomor KTP dan

password default berupa tanggal lahir (ddmmyy). Meskipun berbasis web based

prinsip terkait output tetap diperhatikan, dalam sistem ini disediakan struk pemilihan

yang dapat disimpan dalam bentuk digital dengan kode barcode skemanya mirip

VVAT (Voter Verifiable Paper Audit Trail) (Fischer, 2004), file struk tersebut

58

58  

dikirim kepada account email panitia dan email pemilih secara otomatis setelah

pemilih logout.

Pada sistem e-voting berbasis web, aktivitas server lebih menonjol

dibandingkan client, pada bagian client hanya berupa web browser secara umum

seperti Mozilla firefox, Opera, Safari, IE, dan web browser lainnya. Sedangkan pada

bagian server akan terdapat beberapa fungsi yang harus ditangani.

3.11 Perancangan Proses

3.11.1 Model Relational Database Management System  

Perancangan model RDBMS teknologi indo-vote dibuat seperti skema berikut :

59

59  

 

GAMBAR 10. Model Rancangan RDBMS

60

60  

3.11.2 Bisnis Proses Aplikasi

 

GAMBAR 11. Bisnis Proses Aplikasi

61

61  

Gambar 11 menunjukkan proses bisnis yang terjadi secara umum, proses

pertama adalah otoritas panitia untuk mensetting jadwal pemilihan, dilanjutkan

dengan setting kandidat para calon Kepala Desa, RW ataupun RT setempat. Setelah

mensetting dengan memasukan data diri kandidat seperti nama dan foto calon, proses

input identitas bisa dilakukan manual maupun otomatis. Penggunaan tools import

menggunakan dua data yaitu data E-KTP dan data penduduk dengan format file .xls

dilakukan disisi server. Bagi pemilih yang terdaftar namanya akan langsung bisa

dibuatkan password login, namun jika belum terdaftar akan ada proses registrasi

dengan ketentuan pengecekan KTP apakah sesuai dengan domisili lingkungan

setempat, jika telah sesuai panitia dapat menambahkan kedalam sistem. Setelah

membuat password pemilih, server otomatis akan mengirimkan kode verifikasi yang

ke alamat email pemilih. Pemilih akan mengecek kode verifikasi kedalam halaman

loginnya, dengan sebelumnya telah mendapatkan kode verifikasi melalui alamat

email pribadi. Proses dilanjutkan dengan pemilihan kandidat yang terpampang foto

dan nama calon, pemilih hanya tinggal memilih salah satu dari gambar yang tersedia,

kemudian mengenerate token chal menjadi pass. Setelah pemilih melaksanakan hak

suaranya, sistem akan memberikan perintah apakah yang dipilih benar, jika dirasa

benar maka sistem akan logout dan mengirimkan struk online kepada panitia dan

email pribadi pemilih, proses ini menunjukan bahwa telah berakhirnya seluruh proses

pemilihan online.

62

62  

GAMBAR 12. Voting Proses

3.11.3 Interface Sistem Indo-Vote

A. Pemilih

1. Halaman Muka Pemilih (Home Indo-Vote)

GAMBAR 13. Home Pemilih

63

63  

Halaman home pemilih adalah halaman dimana pemilih harus memasukan

account yang diberikan panitia pada saat pendaftaran pemilih, account yang di input

berupa username dan password. Gambar 13 adalah halaman home pemilih.

2. Halaman Kode Verifikasi via Email Pemilih

GAMBAR 14. Kode Verifikasi Pemilih

Pemilih yang telah mendaftarkan alamat email, secara otomatis akan

dikirimkan 4 nomor yang bersifat randomize oleh panitia. Nomor ini digunakan

sebagai verifikasi bahwa benar memang pemilih tersebut yang memiliki otoritas dan

hak akses halaman.

64

64  

3. Halaman Verifikasi Pemilih

GAMBAR 15. Form Kode Verifikasi Pemilih

Kode verifikasi yang tercantum dalam email pribadi pemilih, selanjutnya

harus dimasukkan kedalam form kode verifikasi untuk pengecekan kode. Kode

verifikasi harus diperhatikan dan selalu diingat, ini penting untuk tetap menjaga hak

suara pemilih. Pada tahap ini dimaksudkan untuk memverifikasi username dan

password yang digunakan apakah sesuai dengan database panitia.

Sistem akan mengecek inputan yang dimasukan pemilih apakah sesuai atau

tidak, jika kode yang dimasukkan salah, menandakan bukan pemilih yang sah atau

apabila lupa pemilih harus membuka kembali halaman email pribadi.

65

65  

4. Halaman Pemilihan

GAMBAR 16. Halaman Kandidat

Pada halaman ini ditampilkan daftar berupa nama dan foto kandidat, daftar

kandidat bisa perseorangan maupun berpasangan tergantung fungsi pemilihan.

Pemilih tinggal memilih salah satu dari foto kandidat yang ada untuk memberikan

hak suaranya.

5. Halaman Konfirmasi Pemilihan

GAMBAR 17. Halaman Konfirmasi

66

66  

GAMBAR 18. Generate Pass

Halaman konfirmasi merupakan halaman dimana pemilih ditanyakan lagi

apakah pilihannya benar dan sesuai dengan apa yang dipilih dihalaman kandidat, jika

sesuai tinggal pilih submit dengan sebelumnya memasukan pass token. Fungsi

halaman konfirmasi ini adalah memungkinkan pemilih merasa yakin bahwa apa yang

dipilih sesuai dan terekam dengan baik ke dalam sistem indo-vote. Mekanisme

penyimpanan suara ditentukan oleh kesesuaian antara data server dengan token,

apabila token tidak sesuai mengidentifikasikan bahwa bukan pemilih asli. Token yang

digunakan menggunakan handphone yang mendukung java, dan software yang

digunakan adalah MobileOTP. Sebelumnya kita harus menyamakan terlebih dahulu

init-secret antara server dan token, setiap user memiliki unit secret yang unik

menandakan tiap token hanya untuk 1 user.

67

67  

GAMBAR 19. Setting Init-Secret

 

6. Halaman Struk Hasil Pemilihan

GAMBAR 20. Struk Surat Suara

68

68  

Struk ini didapat setelah pemilih menyelesaikan hak suaranya secara sah,

dimana hasil record data dijadikan struk yang digunakan sebagai bukti pemilihan.

Struk ini berguna sebagai bagian dari pemilu apabila terjadi konflik ditengah

masyarakat, struk berupa hasil pemilihan berbentuk barcode.

7. Halaman Penutup Proses (Logout)

GAMBAR 21. Halaman Logout

Halaman logout merupakan proses akhir dari pelaksanaan pemilu, halaman

logout akan otomatis setelah pemilih memilih salah satu kandidat atau salah satu

pasangan, tujuan dari otomatisasi untuk memberikan keamanan suara pemilih.

69

69  

B. Admin

1. Halaman Muka Admin (Home Indo-Vote)

GAMBAR 22. Halaman Login Admin

Tidak jauh berbeda dengan halaman login pemilih, perbedaan halaman login

dimaksudkan untuk menjaga sisi keamanan datanya. Login admin berupa user id dan

password panitia TPS, account panitia dibuat oleh superadmin.

2. Halaman Daftar Kandidat

GAMBAR 23. Halaman List Kandidat

70

70  

Pada halaman ini menggambarkan daftar calon kandidat baik perseorangan

maupun berpasangan, jenis pemilihan apakah pemilihan ketua RT, RW atau Kepala

Desa, dan jenis periode pemilihan.

3. Halaman Rekapitulasi Hasil Pemilihan

GAMBAR 24. Halaman Rekapitulasi Hasil Pemilihan

Halaman ini menunjukan hasil suara berdasarkan pilihan dan aspirasi dari

masyarakat secara langsung, dalam rekapitulasi terlihat bahwa nama calon

perseorangan dan wakil jika berpasangan beserta total suara yang didapat. Dihalaman

ini juga terlihat fungsi ekspor kedalam bentuk file excel sehingga panitia dapat

menyimpan dalam bentuk lain.

71

71  

4. Halaman Daftar Pemilih (DPT)

GAMBAR 25. Halaman Daftar Pemilih

Halaman ini memperlihatkan seluruh pemilih dan status pemilihan, terlihat

bahwa detail pemilih berupa NIK, Nama Pemilih, email pemilih, nomor telp, alamat

tempat tinggal, status verifikasi apakah sudah atau belum melakukan verifikasi,

konversi, dan status pemilih. Tombol konversi merupakan kode verifikasi yang akan

dikirim ke email pemilih, mekanismenya apabila button konversi di pilih maka

pemilih akan mendapatkan email dari panitia berisi nomor kode verifikasi, pada list

status terlihat pemilih mana yang belum dan sudah melaksanakan hak suaranya.

72

72  

5. Halaman Jenis Pemilihan

GAMBAR 26. Halaman Jenis Pemilihan

Halaman ini menjelaskan jenis pemilihan apakah pemilihan RT, RW atau

Kepala Desa, periode dan status pemilihan. Dalam halaman status pemilihan terlihat

status pemilihan yang aktif dan tidak aktif. Status ini menjelaskan jenis dan periode

yang digunakan dalam pemilihan, penambahan jenis pemilihan dan periode dapat

dilakukan dan disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.

73

73  

GAMBAR 27. Halaman Jenis Pemilihan dan Periode

Terdapat 3 jenis pemilihan yang dapat dilakukan dalam system indo-vote yaitu

pemilihan Kepala Desa, RW dan RT. Pemilihan ini disesuaikan dengan tujuan

penelitian yaitu memberikan sosialisasi dan edukasi ditingkat bawah. Setelah

menentukan jenis pemilihan, selanjutnya panitia harus mengatur periode jabatan.